siklus jantung dan bising jantung
Post on 28-Dec-2015
190 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi jantung 2
Siklus jantung 3
Murmur 12
BAB III KESIMPULAN 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh
organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan
kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari
kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar
kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada
kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis
pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada
pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum
Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral
sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea
medioclavicularis.
Jantung berfungsi memompa darah ke paru-paru dan ke seluruh tubuh. Cara jantung
memompa darah adalah dengan melakukan kontraksi secara bergantian antara atrium dan
ventrikel, dengan irama yang teratur dan terus menerus sepanjang hidup. Bekerjanya jantung
didukung oleh dua sistem yang ada dalam jantung yaitu sistem kontraksi dan sistem konduksi.
Dalam kerja memompa darah, jantung berdenyut secara terus-menerus sejak embrio berumur 25 hari
sampai seseorang meninggal dunia. Sekali denyut, mulai dari pemompaan darah hingga memompa
berikutnya disebut siklus jantung. Pada setiap siklus jantung, perubahan tekanan darah terjadi karena
atrium dan ventrikel secara bergantian kontraksi dan relaksasi, dan darah mengalir dari daerah bertekanan
tinggi ke bertekanan rendah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. ANATOMI JANTUNG(1)
Jantung merupakan pompa muscular dengan fungsi ganda dan pengaturan diri
secara otomatis, dan bagian – bagiannya bekerja sama untuk mengalirkan darah ke
berbagai bagian tubuh. Sisi kanan jantung menerima darah yang miskin akan oksigen
melalui vena cava superior dan vena cava inferior. kemudian jantung memompanya ke
trunkus pulmonalis untuk oksigenasi, yang kemudian diterima di atrium kiri yang kaya
akan oksigen dan ventrikel kiri memompanya kembali ke dalam aorta untuk dialirkan ke
seluruh tubuh.
Dinding masing – masing ventriculus jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu:
Endokardium, lapisan dalam yang melapisi ventriculus jantung dan katupnya
Myocardium lapisan tengah yang di bentuk oleh serabut otot jantung
Epikardium merupakan lapisan luar yang dibentuk oleh lamina viceralis pericardium
serosum
Jantung dan pangkal pembuluh darah besar menempati kantong pericardium
yang disebelah ventral berhubungan dengan sternum, cartilage costalis dan ujung medial
costa III sampai costa V disebelah kiri. Jantung terletak miring dengan dua pertiga
bagianya di sebelah kiri dan sepertiga bagian disebalh kanan tubuh, dan mempunyai
dasar (basis), ujung (apex), tiga permukaan dan empat tepi.
Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana pada saat
memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung
juga mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik. Kedua atrium
merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang
ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal
terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.
Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh
aktifitas listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang
terletak pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA
mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya
potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus
AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
II. SIKLUS JANTUNGSiklus jantung
merupakan
peristiwa dari awal
jantung berdenyut
sampai awal
denyutan
kemudian.(2)
Proses mekanisme pada jantung-kontraksi, relaksasi, dan perubahan aliran darah melalui
jantung yang ditimbulkannya disebabkan oleh perbahan ritmik aktivitas listrik jantung.
Jantung Secara bergantian berkontraksi untuk pengosongan dan melemas utuk pengisian
dirinya. Siklus jantung terdiri dari sistol ( kontraksi dan pengosongan ) dan diastol
( Relaksasi dan Pengisian ) yang bergantian.(3) Kontraksi terjadi karena penyebaran
ekistasi ke seluruh jantung, sementara relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung,
Atrium dan pentrikel melakukan siklus sistol dan diastol secara terpisah. Siklus jantung
terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut Diastole, yaitu periode pengisian jantung
dengan darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi yang disebut sistole.(4)
Proses 1 siklus jantung(3):
1. Middiastole ventrikel
Selama diastol ventrikel, atrium juga masih berada dalam diastol. Tahap ini
berkorespondensi dengan interval TP pada EKG – interval setelah repolarisasi
ventrikel dan sebelum depolarisasi atrium berikutnya. Karena darah dari sistem vena
terus mengalir kedalam atrium maka tekanan atrium sedikit melebihi tekanan
ventrikel meskipun kedua rongga ini berada dalam keadaan relaksasi. Karena
perbedaan tekanan maka katup AV terbuka dan darah langsung mengalir dari atrium
ke dalam ventrikel pada sepanjang diastol ventrikel. Sebagai hasil dari passive filling,
volume dari ventrikel perlahan-lahan meningkat bahkan sebelum kontraksi atrium
terjadi.
2. Akhir diastol ventrikel
Menjelang akhir diatol ventrikel, Nodus SA mencapai batas ambang dan melepaskan
muatan. Impuls menyebar keseluruh Atrium yang tampak di EKG sebagai gelombang
P. Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi atrium dan meningkatkan kurva
tekanan atrium dan memeras lebih banyak darah kedalam ventrikel yang terjadi
secara bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium yang disebabkan oleh
tambahan volume darah yang dimasukkan ke ventrikel oleh kontraksi atrium. Selama
kontraksi atrium, tekanan atrium sedikit meningkat dibanding tekanan ventrikel
sehingga katub AV tetap terbuka.
3. Akhir diastol ventrikel
Diastol vetnrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi
atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas. Volume darah pada akhir diastol disebut
volume diastol akhir ( VDA ). Rata-rata sekitar 135ml. Tidak akan ada lagi darah
yang diisi ke dalam ventrikel ketika fase ini. Karena itu, volume diastol akhir
merupakan volume maximum darah yang dapat diisi oleh ventrikel.
4. Kontraksi ventrikel isovolumetrik
Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV tertutup, maka untuk
membuka aorta maka tekanan ventrikel harus meningkat samapai melebihi tekanan
aorta. Oleh karena itu setelah katup AV tertutup dan sebelum katup aorta terbuka
maka terdapat periode singkat karena ventrikel menjadi ruang tertutup. Karena semua
ruang tertutup maka tidak ada darah yang masuk ataupun keluar dari ventrikel selama
waktu itu. Periode ini dianamakan sebagai Kontraksi ventrikal isovolumetrik. Karena
tidak ada lagi darah yang masuk atau meninggalkan ventrikel, volume di dalam ruang
ventrikel tetap dan otot jantung tetap. Selama kontraksi ventrikel isovolumetrik,
tekanan ventrikel akan terus bertambah selama volume tetap konstan.
5. Ejeksi Ventrikel
Ketika tekanan vetrikel melebihi aorta maka katup aorta terbuka dan dimulailah
ejeksi. Jumlah darah yang dipompa keluar dari masing –masing ventrikel pada setiap
kontraksi disebut Isi Sekuncup (IS) atau stroke volume. Kurva tekanan aorta
meningkat sewaktu darah dipaksa masuk kedalam aorta dari ventrikel lebih cepat
daripada darah yang mengalir ked alam pembuluh-pembuluh darah dii bagian ujung
lain. Volume ventrikel berkurang banyak seiring cepatnya darah di pompa. Sistol
ventrikel termasuk periode kontraksi ventrikel isovolumetrik dan ejeksi ventrikel.
6. Akhitr sistol vetrikal
Ventrikal tidsk mengosongkan isinya secara sempurna selama masa injeksi. Dalam
keadaan normal hanya separuh dari darah didalam ventrikel pada akhir diastol yang
dipompa keluar selama sistol berikutnya. Jumlah darah yang masih tersisa di dalam
ventrikel disebut volume akhir sistolik. (VAS) yang kurang lebih berjumlah 65 ml. ini
merupakan jumlah darah minimum yang bisa terisi di ventrikel selama siklus ini.
Dengan rumus VDA – VAS maka didapatkan SI.
7. Relaksasi ventrikel isovolumetrik
Ketika katub aorta tertutup, katup AV belum terbuka, karena tekanan ventrikel masih
lebih besar dari tekanan atrium, tidak akan ada darah yang bisa masuk dari ventrikel
ke atrium. Karena itu, ketika semua katub tertutup maka sekali lagi terjadi periode
tertutup yang dinamakan relaksasi ventrikel isovolumetrik. Otot dan volume berada
dalam keadaan konstan. Tidak ada darah yang keluar masuk ketika ventrikel terus
relaks dan tekanan terus menerus turun.
8. Fase pengisian ventrikel
Ketika tekanan ventrikel berada dibawah tekanan atrium katub AV terbuka, dan
pengisian ventrikel terjadi lagi. Diastole ventrikel termasuk relaksasi ventrikel
isovolumetrik dan fase pengisian ventrikel. Repolarisasi atrium dan depolarisasi
ventrikel terjadi bersamaan sehingga atrium dalam keadaan diastole ketika ventrikel
sistol. Darah terus mengalir dari vena pulmonalis menuju atrium kiri. Bersamaan
dengan masuknya darah di atrium, tekanan di atrium meningkat teerus menerus.
Ketika katub AV terbuka pada saat sistol ventrikel, darah yang tadi menumpuk di
atrium akan masuk ke ventrikel. Pengisian ventrikel pertama kali terjadi karena
penumpukan darah di atrium. Kemudian pengisian ventrikel melambat karena darah
sudah masuk ke ventrikel dan tekanan atrium sudah mulai turun. Selama periode
dimana pengisian sudah mulai menurun, darah terus mengalir dari vena pulmonalis
menuju atrium kiri dan melalu katub Av yang terbuka masuk menuju ventrikel kiri.
Selama diastole ventrikel akhir, ketika ventrikel terisi perlahan, serabut SA muncul
lagi dan siklus jantung akan dimulai lagi.
Selama Siklus Jantung secara normal dapat di dengar dua bunyi jantung utama yang dapat
ditangkap oleh stetoskop. Bunyi disebabkan getaran yang terbentuk dalam dinding vetrikel dan
arteri besar swaktu katup menutup dan bukan oleh katup itu sendiri.
Bunyi jantung:
1. Bunyi jantung utama bernada rendah, lembut dan relatif lama sering disebut bunyi “ lub”
Bunyi tersebut dihasilkan oleh tekanan tiba-tiba katub mitral dan trikuspid pada saat awal
sistole ventrikel. Lamanya kira-kira 0,15detik dan frekuensinya 25-45 Hz.
Bunyi S1 yang kencang dapat terjadi pada stenosi katub AV serta adanya pemendekan
interval PR. Jika lembut dapat dicurigai adanya regurgitasi mitral, PR yang panjang serta
gagal jantung.
2. Bunyi jantung kedua memiliki nada lebih tinggi serta lebih singkat dan tajam seperti
dikatakan sering berbunyi “Dup”. Bunyi tersebut dihasilkan oleh getaran akibat
Bunyi S2 kencang dapat terjadi pada hipertensi sistemik atau pulmonal
Terpisahnya kedua bunyi jantung pertama dan kedua adalah karena penutupan kedua
katub yang tidak bersamaan sebagai akibat dari kontraksi ventrikel yang satu terjadi
setelah kontraksi dengan ventrikel yang lain. Waktu antara S1 dan S2 berhubungan
dengan sistolik dan normalnya lebih pendek dari waktu dan antara S2 dan S1(diastolic).
Bila frekuensi bunyi jantung meningkat diastole akan memendek.
3. Bunyi jantung Ekstra sistolik
Bunyi jantung ekstra sistolik bisa muncul di awal, tengah atau akhir sistol. Bunyi sistolik
awal yang tidak normal atau klik ejeksi bisa muncul secara singkat dan berbarengan
terbukanya katub aorta atau katup pulmonal. Suara ini bersifat tajam, tinggi sehingga
bunyi ini terdengar paling jelas ketika di taruh di titik aorta dan pulmonal. Klik ejeksi
mengindikasikan adanya stenosis katub aorta atau pulmonal atau dilatasi dari arteri
pulmonalis atau aorta. Pada stenosis katub aorta atau pulmonal, suaranya muncul ketika
katub mecapai level maximal dari arteri besar, ketika terjadi pemompaan darah. Ketika
itu katub sudah mencapai limit dari elastisitasnya dan tiba-tiba berkurang kecepatannya,
kejadian ini diperkirakan sebagai penghasil suara. Pada dilatasi dari ujung aorta atau
arteri pulmonalis, suara berhubungan dengan regangan tiba-tiba dari aorta atau pulmonal
ketika darah mengalir ke pembuluh darah. Bunyi klik ejeksi aorta terdengar di basal dan
apex jantung. Dan tidak terpengaruh dengan pernafasan. Sebaliknya, klik ejeksi pulmonal
terdengar hanya di basal dan bunyinya mengecil ketika inspirasi.
Mid atau akhir bunyi jantung ekstra sistol
Bunyi klik terjadi di tengah atau akhir sistol adalah hasil dari prolaps sistolik dari katub
mitral dan tricuspid, dimana daun katub menonjol secara tidak normal dari ventrikel sisi
atrioventrikel junction ke atrium ketika kontraksi ventrikel yang disertai regurgitasi
ventrikel. Bunyi terdengar paling keras di titik tricuspid atau mitral.
4. Bunyi jantung ektra diastole
Bunyi jantung ekstra diastole termasuk opening snap, bunyi jantung III dan bunyi jantung
IV dan pericardial knock
Opening snap terjadi pada katub mitral atau tricuspid yang stenosis. Normalnya
bunyi katub mitral dan tricuspid tidak terdengar. Bunyinya terdengar tajam,
tinggi, dan bunyinya tidak dipengaruhi pernafasan. Pada mitral stenosis bunyi
terdengar di antara apex dan batas sisi kiri sternum setelah bunyi katub aorta
menutup dan ketika tekanan ventrikel lebih rendah dari atrium kiri.
Bunyi jantung III adalah bunyi jantung yang lembut tapi lambat, terdengar
setelah bunyi jantung kedua, dan pada kebanyakan terjadi pada anak-anak dan
beberapa pada orang dewasa muda. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh
peregangan tiba-tiba oleh katub mitral. Suara ini terdengar pada pasien yang
mengalami penyakit miokard atau yang menderita gagal jantung kongestif dan
yang ventrikelnya gagal menyemburkan semua darah selama sistolik.
Bunyi jantung ke IV bunyi lembut yang lambat dan terdengar sebelum bunyi
jantung ke I, terdengar ketika salah satu atrium berkontraksi lebih kuat dari yang
lain seperti pada hipertrofi ventrikel. Suara terdengar jelas di apex dengan posisi
pasien lateral kiri dekubitus. Bunyi jantung IV biasa disebut gallop atrium.
Quadruple rhythm atau kumpulan gallop
Pada pasien dengan bunyi jantung III dan IV, suara-suara tersebut ditambah
dengan bunyi jantung I dan II membuat suara Quadruple. Jika pasien dengan
ritme quadruple muncul takikardi, diastole menjadi lebih pendek durasinya dan
bunyi jantung III dan IV jadi bergabung dan menjadi kumpulan gallop. Kumpulan
gallop dari bunyi jantung III dan IV terdengar sepanjang middiastolik, suara
rendah bahkan sering lebih keras dari bunyi jantung I dan II.
Pericardial knock
Jarang ditemukan, biasanya bersifat tinggi dan muncul pada pasien dengan
perikarditis konstriktif parah. Bunyi ini muncul hanya di awal diastole segera
setelah bunyi jantung II dan bisa terkelabui dengan buyni jantung III. Namun
bagaimanapun bunyi ketokan inii muncul lebih lambat dari opening snap dan
lebih keras serta muncul lebih awal dari gallop ventrikel.
III. MURMUR
Murmur terjadi karena turbulensi. Perubahan dari hemodinamik dan atau perubahan
struktur, aliran darah bisa terganggu dan menciptakan suara berisik. Murmur bisa tercipta
dari mekanisme dari:
1. Melewati daerah obstruksi sebagian missal stenosis aorta
2. Aliran meningkat di struktur normal misal murmur sistolik aorta yang berhubungan
dengan tingginya output misal anemia
3. Ejeksi pada ruang yang dilatasi misal pada murmur sistolik aorta yang berhubungan
dengan dilatasi aneurisma aorta
4. Aliran regurgitasi yang melewati katub yang tidak adekuat misal mitral regurgitasi
5. Adanya shunt yang tidak normal dari satu ruang ke ruang lain dengan tekanan yang
lebih rendah misal pada defek septal ventrikel
Grading dari sistolik murmur:
1. Grade 1/6 : Intensitas terendah, sering tidak terdengar oleh pemeriksa
yang belum berpengalaman
2. Grade 2/6 : lemah, tapi biasanya dapat didengar oleh pemeriksa yang belum
berpengalaman.
3. Grade 3/6 : gampang terdengar
4. Grade 4/6 : gampang terdengar biasanya berhubungan dengan thrill palpasi
5. Grade 5/6 : Bising kuat yang dapat didengar bila stetoskop diletakkan dengan
ringan di dada.
6. Grade 6/6 : kedengaran tanpa stetoskop harus menempel di dada
Grading dari diastolik murmur:
1. Grade 1/4 : sulit didengar
2. Grade 2/4 : lemah tapi bisa di dengar
3. Grade 3/4 : dengan mudah di dengar
4. Grade 4/4 : sangat keras
Sistolik murmur
Sistolik murmur dibagi menjadi murmur ejeksi sistolik, pansistolik murmur, murmur sistolik
akhir.
Murmur ejeksi sistolik biasa terjadi pada stenosis katub aorta atau pulmonal. Bunyi ini dimulai
setelah bunyi jantung pertama dan berakhir sebelum bunyi jantung kedua, tergantung dari berat
nya dan obstruksinya di katub aorta atau pulmonal. Tipe murmurnya adalah crescendo-
decrescendo. Bunyi ejeksi murmur dari stenosis katub aorta mulai di systole dimana aka nada
gap pemisah pendek. Gap ini terjadi karena fase kontraksi isovolumetrik dari ventrikel kiri.
Stenosis aorta menyebabkan bunyi murmur dengan frekuensi tinggi. Terdengar paling jelas
dititik aorta tapi sering bisa di dengar juga di daerah luas termasuk apex jantung. Murmur dari
stenosis katub pulmonal juga dimulai sehabis bunyi jantung I. biasanya terdengar keras di sela
iga ketiga atau kedua dekat sternum. Dewasa muda biasanya punya murmur ejeksi sistolik ringan
untuk meningkatkan arus sistolik melewati katub aorta dan pulmonal. Jenis murmur ini biasanya
akan ilang ketika pasien duduk tegak.
Pansistolik murmur terjadi karena inkompetennya katub mitral dan tricuspid atau melalui defek
septal ventrikel yang menyebabkan regurgitasi darah. Murmur karena regurgitasi mitral
terdengar paling keras di apex, tinggi, intensitas tidak berubah pada saat respirasi. Murmur yang
terjadi karena regurgitasi katub tricuspid terdengar paling keras sepanjang sisi sternum kiri
bawah, intensitas murmur ini ditingkatkan oleh inspirasi karena tekanan negative intratorakal
ketika bernafas yang dipicu inspirasi. Murmur karena adanya defek septal ventrikel terdengar
jelas di sela intercostals keempat sampai keenam di kiri, bernada tinggi dan mungkin
berhubungan dengan thrill palpasi. Murmur ini tidak diperkuat oleh inspirasi tidak juga menjalar
ke axial. Semakin kecil defek maka turbulence akan semakin besar dan membuat bunyi yang
nyaring.
Murmur sistolik akhir mulai dari mid sampai diastole akhir dan berlanjut sampai akhir sistol.
Penyebab paling sering adalah regurgitasi mitral karena prolaps katub mitral.
Diastolic murmur
Dibagi menjadi awal
decrescendo murmur dan
tengah sampai akhir diastole
murmur.
Awal diastolic murmur terjadi
dari arus regurgitasi baik yang
berasal dari katub aorta atau
pulmonal dimana sering terjadi
pada orang dewasa. Bila bunyi
berasal dari regurgitasi aorta,
murmur dimulai saat bunyi
jantung aorta kedua dengan tipe
decrescendo, dan berakhir sebelum bunyi jantung I. bunyi tinggi dan akan terdengar jelas dengan
meletakan stetoskop sepanjang batas sisi kiri sternum dengan pasien duduk agak maju dan
menghela nafas. Regurgitasi pulmonal pada dewasa biasanya disebabkan karena adanya
hipertensi arteri pulmonal. Bunyi mirip dengan regurgitasi aorta namun terdengar paling jelas di
titik pulmonal dan intensitas dapat bertambah ketika inspirasi.
Tengah sampai akhir diastolic murmur terjadi karena adanya arus turbulen yang melalui katub
mitral stenosis atau tricuspid atau yang jarang berasal dari adanya peningkatan arus yang tidak
normal pada melalui katub mitral atau tricuspid.bunyinya unik, mengikuti opening snap, dimana
bunyi terdengar paling keras karena perbedaan gradient tekanan maximum antara atrium dan
ventrikel. Jika stenosis berat maka bunyi akan lebih panjang.
Murmur berkelanjutan (continous murmur)
Terdengar sepanjang siklus jantung tanpa ada sela diantara sistol dan diastol. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan gradient antara kedua struktur ketika sistol dan diastol yang persisten.
Misal pada Patent Ductus Arteriosus dimana terjadi hubungan tidak normal pada aorta dan arteri
pulmonal. Ketika sistol, darah mengalir dari tekanan aorta yang besar menuju yang arteri
pulmonal melalui ductus. ketika diastole, tekanan aorta tetap besar dari arteri pulmonal dan darah
mengalir melewati ductus.
BAB III
KESIMPULAN
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung berfungsi
memompa darah ke paru-paru dan ke seluruh tubuh. Cara jantung memompa darah adalah
dengan melakukan kontraksi secara bergantian antara atrium dan ventrikel, dengan irama yang
teratur dan terus menerus sepanjang hidup. Bekerjanya jantung didukung oleh dua sistem yang
ada dalam jantung yaitu sistem kontraksi dan sistem konduksi.
Siklus jantung merupakan peristiwa dari awal jantung berdenyut sampai awal denyutan
kemudian. Siklus jantung terdiri dari proses kontraksi atrium, kontraksi isovolumetrik, ejeksi
cepat, isovolumetrik relaksasi, pengisian cepat dan pengisian lambat.
Bunyi jantung terdiri dari bunyi jantung pertama, bunyi jantung kedua, bunyi jantung
ekstra sistolik, bunyi jantung ekstra diastolic. Dapat terjadi turbulensi ketika darah mengalir
sehingga menyebabkan bising jantung. Bising jantung sendiri terdiri dari bising jantung sistolik,
bising jantung diastolic dan bising jantung terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Moore LK. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta:EGC;2002. p 58-66.
2. Bickley LS. Bates’s Guide to Physical Examination and History Taking. 8th Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2003
3. Sherwood L. Mechanical Events of the Cardiac Cycle. Human Physiology From Cells to
Systems. 7th ed. Canada : Brooks/Cole, Cengange Learning ;2010.p.321-4
4. Guyton, A.C. & Hall, J.E. (2006) Textbook of Medical Physiology (11th ed.)
Philadelphia: Elsevier Saunder
top related