pengujian lapangan geoteknik.pdf

Post on 08-Jul-2018

251 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    1/20

     

    I. Sondir

    I.1 Pengertian Tes Sondir

    Tes sondir merupakan salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang

    berfungsi untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras, yang nantinya dapat

    diperkirakan seberapa kuat tanah tersebut dalam menahan beban yang

    didirikan di atasnya. Tes ini biasa dilakukan sebelum membangun pondasi tiang

    pancang, atau pondasi-pondasi dalam lainnya. Data yang didapatkan dari tes

    ini nantinya berupa besaran gaya perlawanan dari tanah terhadap konus, serta

    hambatan pelekat dari tanahmyang dimaksud. Hambatan pelekat adalah

    perlawanan geser dari tanah tersebut yang bekerja pada selubung bikonus alat

    sondir dalam gaya per satuan panjang.

    Hasil dari tes sondir ini dipakai untuk:

    1.  Menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau dipakai

    2.  Menghitung daya dukung tanah asli

    3.  Menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakkan nantinya

    I.2 Metode Sondir

    Metoda sounding/sondir terdiri dari penekanan suatu tiang pancang

    untuk meneliti penetrasi atau tahanan gesernya. Alat pancang dapat berupa

    suatu tiang bulat atau pipa bulat tertutup dengan ujung yang berbentuk

    kerucut dan atau suatu tabung pengambil contoh tanah, sehingga dapat

    diperkirakan (diestimasi) sifat-sifat fisis pada strata dan lokasi dengan variasi

    tahanan pada waktu pemancangan alat pancang itu. Metoda ini berfungsi

    untuk eksplorasi dan pengujian di lapangan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    2/20

     

    elevasi lapisan “keras” (Hard Layer) dan homogenitas tanah dalam arah lateral.

    Hasil Cone Penetration Test disajikan dalam bentuk diagram sondir yang

    mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung, kemudian digunakan untuk

    menghitung daya dukung pondasi yang diletakkan pada tanah tersebut.

    Di Indonesia alat sondir sebagai alat tes di lapangan yang sangat

    terkenal karena di negara ini banyak dijumpai tanah lembek (misalnya

    lempung) hingga kedalaman yang cukup besar sehingga mudah ditembus

    dengan alat sondir. Di dunia penggunaan Sondir ini semakin populer terutama

    dalam menggantikan SPT untuk test yang dilakukan pada jenis tanah liat yang

    lunak dan untuk tanah pasir halus sampai tanah pasir sedang/kasar.

    Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus

    (qc), hambatan lekat (fs) tanah dan friction ratio (rf) untuk memperkirakan

     jenis tanah yang diselidiki.

    Desain pondasi, bendungan tanah, atau dinding penahan tidak dapat

    dibuat dengan cara yang rasional dan memuaskan tanpa desainer paling tidak

    memiliki konsepsi akurat yang dapat diterima dari sifat-sifat fisis tanah yang

    dihadapinya. Penyelidikan lapangan dan laboratorium yang diperlukan untuk

    memperoleh informasi ini dinamakan eksplorasi tanah.

    Sampai beberapa decade yang lalu, kegiatan eksplorasi tanah masih

    tetap belum memadai karena metode-metode pengujian tanah yang rasional

    belum dikembangkan. Sementara itu, pada saat ini jumlah pengujian tanah

    dan perbaikan-perbaikan teknik pengujian tersebut sering kali diluar proposi

    yang berkaitan dengan nilain praktis yang dihasilkan. Untuk menghindari

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    3/20

     

    keadaan ekstrim tersebut, perlulah disesuaikan program eksplorasi dengan

    kondisi-kondisi tanah dan besarnya pekerjaan.

    Jika pondasi dari suatu bangunan yang penting akan didirikan di atas

    lapisan lempung yang agak homogeny, maka mungkin perlu dipertimbangkan

    pengadaan sejumlah besar pengujian tanah yang dilakukan oleh teknisi-teknisi

    laboratorium yang ahli, karena hasil-hasil pengujian tersebut memungkinkan

    kita menduga dengan cepat (secara relatif) besar dan laju waktu penurunan.

    Berdasarkan dengan ini, kita dapat menghilangkan bencana akibat perbedaan

    penurunan. Berdasarkan dengan ini, kita dapat menghilangkan bencana akibat

    perbedaan penurunan (differential settlement) dengan cara yang cukup murah,

    yakni dengan mendistribusikan beban secukupnya, atau dengan

    memperkirakna kedalaman yang cocok bagi pondasi yang terletak diberbagai

    tempat disebelah bawah bangunan. Di lain hal, jika bangunan yang sama akandibuat di atas endapan yang tersusun atas kantong-kantong dan lensa-lensa

    pasir, lempung, dan lanau, jumlah pengujian yang serupa akan menambah

    informasi yang sangat sedikit yang dapat diperoleh hanya dengan menentukan

    sifat-sifat indeks dari beberapa lusin contoh representative yang diambil dari

    lubang-lubang bor. Data-data tambahan yang jauh lebih penting dari data-data

    yang didapat melalui pengujian ekstensif tersebut bias diperoleh dalam waktu

    yang lebih singkat dan dengan biaya yang lebih murah dengan melalukan

    sounding semacam itu dapat mengungkapkan tempat-tempat rawan yang

    (sekalipun) daerah-daerah semacam itu lebih penting dari pada pengetahuan

    yang akurat mengenai sifat-sifat contoh-contoh tanah yang acak.

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    4/20

     

     Alinea di atas menerangkan bahwa, jika profil tanah kompleks, maka

    program pengujian tanah yang terperinci nampaknya tidaklah tepat. Dengan

    demikian, metoda eksplorasi tanah harus dipilih sesuai dengan tipe profil tanah

    yang dilapangan tempat bangunan akan didirikan. Alinea-alinea berikut akan

    menguraikan karakteristik-karakteristik penting dari tipe-tipe utama profil

    tanah yang bias dijumpai di lapangan.

    Profil tanah (soill profile) adalah penampang vertical melalui lapisan-

    lapisan tanah di bawah permukaan yang menunjukan ketebalan dan deretan

    lapisan-lapisan tanah yang berbeda. Istilah lapisan tanah (stratum) diartikan

    sebagai lapisan tanah yang relative tertentu yang berbatasan dengan lapisan-

    lapisan tanah lainnya sejajar, maka profil tanah dikatakan sederhana (simple)

    dan teratur (regular). Jika batas-batas tersebut tertentu, nampaknya

    menunjukan pola yang kurang lebih tidak teratur, maka profil tanah tersebutdisebut tak menentu / eratik (erratik).

    Sampai kedalaman kira-kira 6 kaki dari permukaan tanah,dan kadang-

    kadang lebih dalam lagi, sifat-sifat fisis tanah dipengaruhi oleh perubahan-

    perubahan musiman dari kelembaban dan temperatur serta oleh unsur-unsur

    biologis seperti akar, cacing, dan bakteri. Bagian sebelah atas dari daerah ini

    disebut horison-A. Daerah ini terutama dipengaruhi oleh efek-efek mekanik

    akibat pelapukan dan hilangnya beberapa unsur penyusun tanah akibat proses

    pelapukan (leaching), bagian sebelah bawah dinamakan horison-B, tempat

    diendapkan dan diakumulasikan bahan-bahan yang dihanyutkan dari horison

     A.

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    5/20

     

    Sifat-sifat tanah dalam horison-A dan B terutama merupakan perhatian

    para agronomis dan pembuat jalan. Engineer pondasi dan bangunan tanah

    terutama tertarik pada lapisan tanah di bawahnya. Di bawah horison-B karakter

    tanah hanya ditentukan oleh bahan-bahan kasar pembentuknya, metoda

    pengendapannya, dan oleh peristiwa-peristiwa geologi selanjutnya. Lapisan

    tanah yang membentuk profil tanah di bawah horison-B mungkin agak

    homogen atau mungkin terdiri atas elemen-elemen yang lebih kecil yang sifat-

    sifatnya agak merata.

    I.3 Keuntungan dan kerugian alat sondir

    I.3.1 Keuntungan

    1.  Cukup ekonomis

    2.   Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak /

    pasir)

    3.  Dapat digunakan manentukan daya dukung tanah dengan baik

    4.   Adanya korelasi empirik semakin handal

    5.  Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pembora

    6.  Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji

    lainnya baik uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil ujisondir bisa diverifikasi atau dibandingkan dengan uji lainnya

    7.  Dapat dengan cepat menentukan lekat lapisan tanah keras

    8.  Dapat diperkirakan perbedaan lapisan

    9.  Dapat digunakan pada lapisan berbutir halus

    10. Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah.

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    6/20

     

    I.3.2 Kerugian

    1. 

    Jika terdapat batuan lepas biasa memberikan indikasi lapisan keras

    yang salah

    2.  Jika alat tidak lurus dan tidak bekerja dengan baik maka hasil yang

    diperolehdiperoleh bisa merugikan

    3.  Tidak dapat diketahui tanah secara langsung./

    Gambar 1.1. Gambar Konus Sondir Mantel Belanda

    Gambar 1.2. Bentuk Ujung Konus Sondir dengan Friction Sleeve

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    7/20

     

    Gambar 1.3. Cara Operasi Sondir Mekanis

    II. Sondir listrik dan elektrolik

    Perkembangan Iebih lanjut dari alat sondir Adalah dengan adanya

    sondir listrik dan sondir elektronik dimana gaya gaya perlawanan tanah akibat

    penetrasi sondir dapat langsung direkam sekaligus (bersama sama) sehingga

    penetrasi dilakukan secara kontinu, tidak bertahap seperti halnya uji sondir

    mekanis. Hal ¡ni dapat dilakukan karena dengan sondir listrlk/elektronik,

    pembacaan perlawanan ujung maupun tahanan selimut dapat dilakukan

    sekaligus. Bentuk sondir hstrik dibenkan pada gambar 1.4.

    Gambar 1.4 Dua buah jenis sondir listrik

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    8/20

     

    II. Cone Penetration Test dengan Pressure Measurement (CPTu)

    Pengambilan contoh tanah lempung lunak pada umumnya amat sulit

    karena derajatketergangguan yang amat tinggi. Oleh karenanya penggunaan

    In-situ test untuk jenistanah ini mengalami peningkatan yang amat tinggi.

    Penggunaan uji sondir atau ConePenetration Test (CPT) di Indonesia

    mendapatkan popularitas karena kemudahan pemakaiannya dan karena hasil

    uji yang padaumumnya konsisten. Namun demikiran ujisondir mekanis tidak

    dapat mengukur tahananujung sondir pada tanah yang amat lunak.

    Perkembangan uji sondir elektronik jugamendapatkan perhatian yang

    besar dandengan penambahan sensor tekanan air pori,uji ini dapat

    memperkirakan parameter tanahdengan Iebih baik dan sebagai alat

    ujilapangan dapat memberikan profil tanahsecara kontinu. Uji sondir elektronik

    yangdisertai pengukuran tekanan air pon inikemudian dikenal dengan nama

    CPTU atauPiezocone Penetrometer Test. Meskipunpengujian dengan plezocone

    mulai dikenalcansejak tahun 1970, di Indonesia L41 ini barudikenal lebih umum

    pada tahun 1990.

    Beberapa keuntungan CPTU dibandingkan dengan CPT antara lain:

      Memperoleh tekanan air pori vs kedalaman yang merupakan faktor

    yang sensitive terhadap pelapisan tanah dibandingkan dengan qc dan

    fs.

      Mampu membedakan antara penetrasi drained, penetrasi partially

    drained dan penetrasi undrained.

      Dapat mengkoreksi besaran tahanan ujungakibat tekanan air yang

    muncul pada daerah atas konus.

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    9/20

     

      Mampu memprediksi karakteristik

      konsolidasi dan riwayat tegangan (OCR),

      Lebih baik dalam memprediksi jenis perilaku tanah dan parameter

    kuat geser tanah

      Dapat digunakan untuk memprediksl derajat konsolidasi.

    II.1 Prosedur Pengujian CPTu

    Kecepatan penetrasi standar adalah 2 cm/detik dan perlu diperiksa

    sistem control kecepatan sebelum dioperasikan. Kadangkala predrilling

    dilakukan tergantung dan pelapisan tanah. Predrilling hingga permukaan air

    tanah tidak selalu dilakukan bila filter dan cairan yang digunakan memiliki high

    air entry resistance.

    Persiapan alat meliputi:

      Penjenuhan filter I elemen poli

      Penjenuhan konus

      Penggabungan filter dan konus

      Sistern proteksi (jika dipenlukan)

    Kejenuhan harus diperìksa setiap kali sebelum melakukan penetrasi.

    Gambar 2.1 Contoh system CPTu (CPT)

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    10/20

     

    II.2 Perbandingan Hasil Uji Sondir Mekanis dengan CPTu

    Sebagaimana diketahui, kelebihan CPTu dibandingkan uji sondir mekanis

    adalah karena adanya sensor tekanan air pori, sehingga untuk setiap pembacaan

    tahanan ujung qT dapat dipisahkan besarya tekanan air pori tersebut, dan tekanan air

    pori sendiri dapat dipisahkan menjadi tekanan air pori hidrostatik u0 dan tekanan air

    pon ekses ∆ (Gambar 2.2).

    Gambar 2.2 Notasi dan Simbol yang digunakan dalam CPTu

    III. Standard Penetration Test (SPT)

    Standard Penetration Test (SPT) telah memperoleh popularitas dimana-

    mana sejak tahun 1927 dan telah diterima sebagai uji tanah rutin di lapangan.

    Pengujian SPT dapat dilakukan dengan cara yang relatif mudah sehingga tidak

    membutuhkan keterampilan khusus dan pemakainnya. Metode pengujian

    tanah dengan SPT termasuk cara yang cukup ekonomis untuk memperoleh

    ¡nformasi mengenai kondisi tanah dan diperkirakan 85% dan desain pondasi

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    11/20

     

    untuk gedung bertingkat,jembatan, dermaga, dan konstruksi sipil yang lain

     juga menggunakan metode SPT.

    III. Penggunann SPT dan Fungsinya

    Metoda pengujian SPT telah distandarkan sebagal ASTM D-1586 sejak

    tahun 1958 dengan revisí secara periodik hingga sekarang. Alat uji ini terdiri

    dari beberapa komponen yang sederhana, mudah di transportasikan, dipasang

    dan mudah mengoperasikannya. Pandangan para ahIi masih sama yaitu bahwa

    alat ini akan terus dipakai untuk penyelidikan tanah rutinkarena relatif masih

    ekonomis dan dapat diandalkan. Persyaratan umum yang harus dimiliki oleh

    suatu alat adalah “reproducibility” dan akurasi dari hasil pengujian. Variasi hasil

    uji SPT dapat diakibatkan diantaranya akibat pengeboran yang ceroboh,

    kehilangan energy saat hammer impact dan lain-lain.

    Pada tahun 1977, sub-committee Eropa untuk Penetration Test telah

    menerbitkan rekomendasi bagi standar alat dan prosedur pengujian standar

    untuk SPT pada International Conference of Soil Mechanies and Foundation

    Engineering (ICSMFE) di Tokyo dengan tujuan untuk mendapatkan

    penyederhanaan cara uji tanpa mengorbankan keandalan hasilnya serta

    kesesuaian dengan kondisi tanah Pada tahun 1982 keputusan diambil pada

    Second European Symposium on Penetration Testing untuk membentuk

    ISSMFE Technical Committee on Penetration Testing mengingat perlunya

    kerjasama international oleh L. Decourt (Brazil), T. Muromachi (Jepang), l.K.

    Nixon (lnggris), JH Schmertmann (USA), E. Zolkov (lsrae) yang dipirripin oleh

    S. Thornburn (lnggris).

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    12/20

     

    III.1. Tabung SPT

    Geometri dan tabung uji umumnya mengikuti Gambar 1 dimana tabung

    mempunyai diameter luar 51 mm dan diameter dalarri 38.1 mm. Ukuran lubang

    ventilasi tidak memiliki ketentuan khusus. Alat uji berupa sebuah tabung yang

    dapat dibelah (split tube, split spoon) yang mempunyai driving shoe agar tidak

    mudah rusak pada saat penetrasi. Pada bagian atas dilengkapi dengan coupling

    supaya dapat disambung dengan batang bon (drill rod) ke permukaan tanah.

    Sebuah sisipan pengambilan contoh (sampler insert) dapat dipasang pada

    bagian bawah bila tanah yang harus diambil contohnya berupa pasir lepas atau

    lumpur. Gambar I menunjukkan split spoon sampler dan sampler Insert

    menunjukkan split spoon sampler dan sampler insert.

    III.2. Jenis-jenis Hammer dan Energi

    Jenis-jenis hammer yang dapat digunakan bias bermacam-macam

    diantaranya donut hammer safety hammer dan automatic trip hammer

    mempunyai berat yang sama yaìtu 63.5 kg (140 Ib). Tinggi jatuh hammer

    adalah 76.2 cm (30”). Berbagai jenis hammer tersebut ternyata membenkan

    energi yang berbeda-beda dan menimbulkan perbedaan kesamaan hasil uji.

    Gambar 3.1 Split spoon

    sampler menurut ASTM-

    D-1586

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    13/20

     

    III.3. Prosedur Uji

    Untuk melakukan dengan alat penetrasi, batang penghubung yang

    masih ada berada di atas permukaan tanah diberi tanda pada setiap jarak 15

    cm. Split spoon sampler kemudian dimasukkan ke dalam lubang bor dan

    didudukan sebagimana mestinya. Pada saat penumbukan harus dibaca 3x

    penetrasi masing-masing 15 cm. Meskipun jumlah pukulan pada 15 cm

    pertama dicatat tetapi yang digunakan untuk fluai NSPT adalah jumlah

    tumbukan untuk dua kali yang terakhir. HasH pencatatan kemudian diberi

    sebutan Nspt/3O cm. Prosedur uji diatas mengikuti urutan sebagaiberikut:

    1.  Mempersiapkan lubang bor hinggakedalaman uji.

    2.  Memasukkan alat split barrel samplersecara tegak.

    3.  Menumbuk dengan hammer dan mencatatjumlah tumbukan setiap 15

    cm (6”). Hammer dljatuhkan bebas pada ketinggian 760 mm (18”). Nilai

    tumbukan dicatat 3x (N0, N1, N2) dimana harga N = N1 + Na

    4.  Split spoon sampler diangkat ke atas dankemudian dibuka. Sampel

    yang dlperoleh dengan cara ini umumnya sangatterganggu.

    5.  Sampel yang diperoleh dimasukkan Ice dalam plastik untuk

    diklasifikasikan atau diuji di laboratorium. Pada plastik tersebut harus

    diberikan catatan nama proyek, kedalaman, dan junilah penetrasinya.

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    14/20

     

    Gambar 3.2. Diagram stematis jenis-jenis hammer.

    Gambar 3.3. Cara Konvensional Uji SPT

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    15/20

     

    III.4. Cara Pelaporan Hasil Uji

    Bila boring log menunjukkan ‘refusal’ maka pengujian dihentikan dengan

    kondisi:

    1.  Penetrasi 15 cm terakhir melebihi N = 50

    2.  Jumlah pukulan rnencapai 100

    3.  10 pukulan terakhir tidak ada tanda-tanda penetrasi

    Kemudian pada boring log dapat dilaporkan misalnya dalam bentuk N =

    50/100. Perlu dimengerti bahwa uji SPT tidak mengukur parameter tanah

    secara langsung. Sebagaimana halnya uji lapangan yang lain, interpretasi hasil

    uji SPT bersifat empirik, artinya bahwa parameter tanah diturunkan

    berdasarkanpengalaman dan data-data yang ada.

    IV. DMT (Flat Dilatometer Test)

    Perkembangan uji dilatorneter (DMT atau flat dilatometer test)

    dikembangkan oleh Silvano Marchetti (1975) Italia. Alat ¡ni pertama kali

    diperkenalkan di Amerika Serikat dan digunakan di luar Italia pada tahun 1979

    oleh John Schmertmann. Pada saat ini uji dilatometer tenqah digunakan lebih

    dari 40 negara. Sedangkan di Indonesia uji flat dilatometer masih kurang

    dlkenal.

    Berbagai standar internasional atau buku petunjuk (manual) telah

    tersedia untuk pengujian DMT. ASTM Suggested Method dipublikasikan pada

    tahun 1986 dan Standard Test Method for Performing the Flat Dilatometer saat

    ini telah resmi dijadikan standar pelaksanaan dengan nomor ASTM D 6635-01

    sejak tahun 2001.

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    16/20

     

    Laporan State of the Art tentang dilatometer (DMT), yang

    menggambarkan tentang kemajuan dan perkembangan in-situ testing;

    dilaporkan pula oleh Luteneger, A.J., pada tahun 1988 dalam kegiatan kuliah

    khusus dengan topik Current Status of the Marchetti Dilatometer di Orlando;

    demikian pula Marchetti sendiri menyampaikan tentang perkembangan

    penggunaan Flat Plate Dilatometer (DMT) dalam konferensi internasional

    tentang geoteknik sebagai pembicara kunci di Universitas Kairo pada tahun

    1997.

    IV.1 Alat dan Prosedur Kerja

    Dilatometer terdiri dari blade dilatometer, unit penngontrol, kabel

    pneumatic-elektrik, sumber tekanan gas, dan electrical gound cable.

    Blade Dilatometer memiliki lebar 95 mm dan tebal 15 mm dengan

    bagian ujung blade  tajam yang berfungsi sebaga penusuk untuk penetrasi ke

    dalam tanah. Ujung blade  yang tajam membentuk sudut 24° hingga 32 dengan

    panjang segmen 50 mm. Kapasitas tekanan saat penetrasi blade  250 kN (s 25

    ton). Pada bagian tengah salah satu sisi blade   terdapat membran baja

    berbentuk lingkaran yang memiliki diameter 60 mm dan tebal lempeng 020

    mm. Untuk jenis tanah dengan bentuk buiran tajam yang dapat menyobek

    membran sebaiknya digunakan membrane dengan teba 0.25 mm. Membran

    ditahan oleh sebuab retaining ring  dan terpasang tepat pada blade .

    Blade   berfungsi sebagai pemicu elektrik (on  /off ). Piringan sensor

    (sensing disc ) yang terpasang pada blade  baja dipesahkan oleh sebuah lapisan

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    17/20

     

    (insulating seat ) yang berfungsi untuk mencegah teradinya kontak antara

    piringan tersebut dengan blade   baja dilatometer dibawahnya. Sensing disc  

    tersebut dipasang pada Insulating seat   dengan kuat untuk mencegah

    terjadinya pergerakan. Kontak yang terjadi ditandai dengan adanya sinyal

    audio pada unit pengontrol.

    Gambar 4.1 Prinsip Alat Kerja Dilatometer

    Unit pengontrol berfungsi untuk rnengukur Tekanan-A, B dan C pada

    setiap kedalaman pengujian. Gambar 4.2 menunjukkan unit pengontrol yang

    rnemiliki dua buah manometer, sebuah penghubung (connector ) ke sumber

    tekanan, sebuah penghubung ke kabel pneumaik-elektñk, sebuah

    galvanometer untuk rnengukur tegangan listrik, sebuah buzzer   yang

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    18/20

     

    menghasilkan sinyal audio saat terjadi kontak, dan katup-katup untuk

    mengatur tekanan gas.

    Gambar 4.2 Unit Pengontrol

     Ada dua jenis kabel, ditunjukkan pada Gambar 4.3, yang seiing

    digunakan yaitu:

    1.  Non-extendable cable. Kabel ini menghubungkan blade DMT dengan unit

    pengontrol. Jenis kabel ¡ni tdak dapat diperpanjang sehingga membatasi

    kedalaman pengujian. Jenis kabel ini Iebih sederhana dan lebih murah

    daripada jenis extendable cable.

    2.  Extendable cable. Keuntungan penggunaan jenis kabel ¡ni adalah kabel

    dapat diperpanjang dengan menggunakan sebuah cable leader sesual

    kebutuhan selama pengujian. Meskipun prosedur penyambungan kabel

    cukup rumit, pernakaian jenis kabet ini Iebih fleksibel.

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    19/20

     

    Gambar 4.3 Jenis-jenis kabel pneumatic-elektrk

    Sumber tekanan terdiri dan tangki gas yang dilengkapi dengari

    regulator atau pengatur tekanan, katup-katup dan pipa pneumatik untuk

    menghubungkan sumber tekanan dengan unit pengontrol. Regulator tekanan

    yang digunakan harus mampu memberikan tekanan output terukur minimal 7

    - 8 MPa (70-80 bars). Pada umumnya tekanan output yang diberikan 3 - 4 MPa

    (30-40 bars) dan pada tanah yang sangat keras tekanan output dítingkatkan.

    Ground cable  berfungsi menghantarkan kembali arus listrik dan blade

    melalui push  batang penekans ke unit pengontrol, hanya jika terjadi kontak

    antara sensing disc  dan membran atau antara blade  dan silinder baja.

  • 8/19/2019 Pengujian Lapangan Geoteknik.pdf

    20/20

     

    DAFTAR PUSTAKA

    B.G. Clarke, Pressuremeters in Geotechnical Design, 1995. Briaud J.L., ThePressureme fer, 1987.

    OYO Corporation, The Instrument of New Type Dilafometer uEIasmeterP forStudying The Rock Mechanics.

    OYO Corporation, Operation Manual: Elastmeter HQ Sonde Model-4180, 1995.Geologger 3030, El Measure Module, 1995.

    OYO Corporation, Operation Maual: Model-4 185, Ñigh Pressure Hand Pump.1993.

    Mair R.J., and Wood D.M., Pressuremeter Testing Methods and Interpretation,1987.

    T. Lunne, P.1

top related