penatalaksanaan tetanus ode
Post on 08-Aug-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
1/37
Oleh:
I Gde Haryo Ganesha
Pembimbing:
dr. I B sujana, Sp.An, MSi
Penatalaksanaan TetanusGeneralisata
Laporan Kasus
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
2/37
Pendahuluan
Tetanus penyakit akut yang menyerang susunansaraf pusat
Negara berkembang insiden tinggi
Tetanus masalah kesehatan
Penyebarluasan imunisasi angka kesakitan danangka kematian
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
3/37
Definisi
Tetanus adalah gangguan neurologis yangditandai dengan meningkatnya tonus ototdan spasme, yang disebabkan olehtetanospasmin, suatu toksin protein yang
kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
4/37
Sejarah
Kitasato2000
Abad II
1884
1889
Areanusthe Cappadocian
Carle dan Rattone
1890
Kitasato + von Behring
1926
Toksoid imunitas
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
5/37
Epidemiologi
Negara maju tetanus jarangdijumpai
Negara berkembang seringditemukan
Resiko meningkat pada usia tua
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
6/37
Etiologi
Kuman tetanus: Clostridium tetanigram +, anaerob.
Kuman tetanus tidak invasif
Tetanospasmin/ Tetanolisin
Neurotoxin
Rigiditas, lisis sel-sel darah
spasme otot,
kejang
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
7/37
Patogenesis
Phase 1 Phase 2 Phase 3
ChlostridiumTetani
dalam
bentuk
spora
masuk ke
tubuhmelalui luka
sporaberubah
menjadi
vegetatif
yang
kemudian
berkembang
dinding selkuman lisis
maka
dilepaskan
eksotoksin,
yaitu
tetanospasmindan tetanolisin
Phase 4 Phase 5
Tetanospasminsangat mudah
mudah diikat
oleh saraf dan
akan
mencapai
saraf melaluidua cara
Secara lokal: diabsorbsi
melalui mioneural junctionpada ujungujung saraf perifer
atau motorik melalui axis
silindris ke cornu anterior
susunan saraf pusat dan
susunan saraf perifer.
Toksin diabsorbsi melalui
pembuluh limfe lalu ke
sirkulasi darah untukseterusnya susunan saraf
pusat.
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
8/37
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
9/37
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi tetanus 321 hari, namundapat singkat hanya 12 hari dan kadangkadang lebih dari 1 bulan
Secara klinis, ada 3 macam tetanus:
Tetanus Umum1
Tetanus Lokal2
Tetanus Cephalic3
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
10/37
Tetanus Umum1
paling sering dijumpai
timbul secara mendadak berupa kekakuan otot baikbersifat menyeluruh ataupun hanya sekelompok otot
Kekakuan otot rahang terutama masseter, kekakuan ototmuka, kekakuan otototot leher bagian belakang.
Kejang umum tonik secara spontan maupun hanya denganrangsangan minimal.
Spasme otototot laring dan otot pernapasan gangguanmenelan, asfiksia dan sianosis.
spasme sphincter kandung kemih Retensi urine Pada kasus yang berat overaktivitas simpatis berupa
takikardi, hipertensi yang labil, berkeringat banyak, panasyang tinggi dan aritmia jantung.
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
11/37
Tetanus umum terbagi atas 3, yaitu :
Masa inkubasi lebih dari 14
hari
Period of onset> 6 hari
Trismus positif tetapi tidak
berat
Sukar makan dan minum
tetapi disfagia tidak ada.
Lokalisasi kekakuan dekat
dengan luka berupa
spasme disekitar luka dankekakuan umum terjadi
beberapa jam atau hari.
Grade 2: sedang
Masa inkubasi 1014
hari
Period of onset 3 hariatau kurang
Trismus ada dan
disfagia ada.
Kekakuan umum
terjadi dalam
beberapa hari tetapi
dispnoe dan sianosistidak ada.
Grade 3: berat
Masa inkubasi < 10
hari
Period of onset 3 hariatau kurang
Trismus berat
Disfagia berat.
Kekakuan umum dan
gangguan pernapasan
asfiksia, ketakutan,
keringat banyak dantakikardia.
Grade 1: ringan
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
12/37
Bentuk tetanus ini berupa nyeri, kekakuanotototot pada bagian proksimal daritempat luka
Tetanus lokal adalah bentuk ringan dengan
angka kematian 1%, kadang
kadangbentuk ini dapat berkembang menjaditetanus umum.
Tetanus Lokal2
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
13/37
salah satu varian tetanus lokal.
Luka mengenai daerah mata, kulit kepala,muka, telinga, leher, otitis media kronis danjarang akibat tonsilectomi
Disfungsi saraf loanial antara lain: n. III,IV, VII,IX, X, XI, dapat berupa gangguan sendirisendiri maupun kombinasi dan menetap dalambeberapa hari bahkan berbulanbulan
Tetanus cephalic tetanus umum. prognosa jelek.
Tetanus Cephalic3
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
14/37
Diagnosis
Diagnosis tetanus ditegakkan berdasarkan :
-Riwayat adanya luka yang sesuai dengan masa inkubasi-Gejala klinis; dan-Penderita biasanya belum mendapatkan imunisasi.
Pemeriksaan laboratorium : leukosit dapat normal atau dapatmeningkat
Pemeriksaan mikrobiologi hanya pada 30% kasus ditemukanClostridium Tetani.
Pemeriksaan cairan serebrospinalis dalam batas normal, walaupunkadangkadang didapatkan tekanan meningkat akibat kontraksiotot.
Pemeriksaan elektromyogram mungkin menunjukkan impuls unit-unit motorik dan pemendekan atau tidak adanya interval tenang
yang secara normal dijumpai setelah potensial aksi
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
15/37
Penatalaksanaan
Pengobatan
Khusus
Pengobatan
Umum
Tetanus
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
16/37
Pengobatan
Khusus
Anti Tetanus Toxin
Antikonvulsan
& Sedatif
Pelumpuh Otot
Antibiotik
Trakeostomi
Hiperbarik
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
17/37
Antikonvulsan dan Sedatif
Fenobarbital Magnesium SulfatDiazepam
spasme tetanik dan kejang
tetanik.
meningkatkan aktivitas GABA
Dosis dewasa untuk spasme
ringan 5-10 mg oral tiap 4-6
jam apabila perlu, spasme
sedang 5-10 mg i.v apabilaperlu, spasme berat 50-100
mg dalam 500 ml D5,
diinfuskan 40 mg per jam.
Toksisitas sistem saraf
pusat meningkat bersamaan
dengan alkohol, fenothiazin,
barbiturat, dan MAOI.
Dosis rendah
tidak menyebabkan
depresi pernafasan.
Ventilatordosis
yang lebih tinggi
untuk efek sedasi
yang diinginkan.
Dosis dewasa 1
mg/kg i.m tiap 4-6
jam, tidak melebihi
400 mg per hari.
mengontrol spasme.
pemblokade
neuromuskular pre-
sinaptik, yang
memblokade pelepasan
katekolamin dari saraf
dan medulla adrenal mengurangi
responsibitas reseptor
terhadap katekolamin
yang terlepas
antikonvulsan sekaligus
vasodilator.
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
18/37
Antibiotik
Penicillin G Metronidazole
diabsorpsi ke dalam sel
dan senyawa
termetabolisme sebagian
yang terbentuk mengikat
DNA dan menghambatsintesis protein
kematian sel.
Direkomendasikan terapi
selama 10-14 hari.
Dosis dewasa 500 mg per
oral tiap 6 jam atau 1 g i.vtiap 12 jam, tidak lebih
dari 4 g per hari
mengganggu
pembentukan polipeptida
dinding otot selama
multiplikasi aktif
menghasilkan aktivitasbakterisidal terhadap
mikroorganisme yang
rentan.
Diperlukan terapi selama
10-14 hari.
Dosis dewasa 10-24 jutaunit per hari i.v terbagi
dalam 4 dosis
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
19/37
Pelumpuh Otot
sedasi saja tidak adekuat, paralisis terapeutik dengan agenpemblokade neuromuskular dan ventilasi mekanik tekananpositif intermitten mungkin dibutuhkan untuk jangkapanjang.
agen kerja panjang dapat menghambat pengambilankembali katekolamin, memperberat instabilitas otonomik
pada tetanus berat, bertambah parahnya hipertensi dantakikardia.
Vekuronium bebas dari efek samping kardiovaskular danpelepasan histamin tetapi secara relatif bersifat kerja singkat.
infus atrakurium pada tetanus dengan fungsi ginjal dan liveryang normal tidak terdapat akulmulasi laudanosin,metabolik epileptigonik
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
20/37
Komplikasi
Kardiovaskular Tulang dan OtotRespirasi
spasme otototot
pernapasan ,
spasme otot laring ,
sering kejang
asfiksia
akumulasi sekresi
saliva, sukarnya
menelan air liur dan
makanan atau
minumanaspirasi
pneumoni,
atelektasis akibat
obstruksi olehsekret.
aktivitas simpatis
yang meningkat
antara lain :
takikardia,
hipertensi,
vasokonstriksi
perifer dan
rangsangan
miokardium
Komplikasi Lain
spasme yang
berkepanjangan
perdarahan
dalam otot.
kejang yangterusmenerus
fraktura
columna
vertebralis
-Laserasi lidah
-Dekubitus
-Panas yang tinggi
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
21/37
Prognosis Monitoring dan oksigenasi suportifmemperbaiki prognosis
tetanus
Perawatan intensif modernmencegah kematian akibatgagal nafas akut, tetapi pada kasus yang berat, gangguanototnomik menjadi lebih nampak
40% kematian setelah adanya perawatan intensif akibathenti jantung mendadak & 15% akibat komplikasi respirasi
Komplikasi penting akibat perawatan ICU infeksinosokomial, terutama pneumonia berkaitan denganventilator, sepsis generalisata, tromboembolisme, dan
pendarahan gastrointestinal
Prognosis buruk pada usia tua, neonatus dan pasien denganperiode inkubasi yang pendek, interval yang pendek antaraonset gejala sampai tiba di RS
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
22/37
Laporan Kasus
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
23/37
I. IDENTITAS
Nama : NY
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Hindu
Bangsa : Indonesia
Alamat : dusun kawan bon biu saba blahbatuhStatus : Sudah menikah
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : Tamat SD
No CM : 01.49.25.72MRS : 5 Juli 2011
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
24/37
II. ANAMNESIS
Keluhan utama :
Kaku pada seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan kaku pada seluruh tubuh sejak 3 hari SMRS di RSUDGianyar. Sebelumnya pasien tertusuk duri kayu saat pergi ke ladang padatanggal 23 Juni 2011. Pada saat tertusuk duri pasien tidak menghiraukannyadan tidak segara membawa ke dokter atau rumah sakit untuk berobat.Pasien juga mengeluh sesak saat dirawat dan kakunya memberat pada
seluruh tubuh, pasien juga mengeluh kejang yang dirasakan sebanyakkurang lebih 5 kali sebelum akhirnya di rujuk ke RSUP Sanglah. Pasiendikeluhkan kejang sejak tadi pagi saat masih dirawat di RSUD Ginyar.Setelah timbul gejala awal barulah pasien pergi ke rumah sakit diantar olehkeluarga.
Riwayat Keluarga :Riwayat kencing manis, tekanan darah tinggi, dan jantung disangkal.
Riwayat Sosial :
Merokok dan mengkonsumsi alkohol disangkal.
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
25/37
III. PEMERIKSAAN FISIK (5 Juli 2011)
Status present:
KU : Tampak sakit beratKesadaran : E1V1M1 (DPO)
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 30x/menit
Pemeriksaan fisik umum :SSP : Refleks pupil +/+ isokor, trismus (-), opistotonus tidak dapat dievaluasi.
Respirasi : Simetris, RR: 30 x/menit, vesikular Rh +/+, Wh -/-, SaO2 98-99%
Sirkulasi : Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84x/menit
Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Abdomen : Distensi (-), bising usus (+) normal, perut papan (-) hepar/lien tidak teraba
Urogenital : Terpasang dower kateter, produksi urin (+)
Musculoskeletal : Keempat akral hangat, edema (-) pada keempat akral
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
26/37
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap
30/6 5/7
WBC (103/uL) 4,9 11,10
RBC (106
/uL) 4,15 3,79
HGB (mg/dL) 12,1 12,10
HCT (%) 36,5 34,8
PLT (103/uL) 241 246
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
27/37
5/7 7/7 9/7 11/7 12/7
pH 7,39 7,236 7,22 7,31 7,44
pCO2 (mmHg) 52,00 48,1 61,0 52,0 53,00
pO2 (mmHg) 314,00 146,8 60 273 181
HCO3- (mmol/L) 31,50 24,6 25,0 26,2 36,00
BE(B) (mmol/L) 5,50 -1,90 -3,90 -0,90 10,10
SO2c (%) 100 100 85 100 100
Natrium (mmol/L) 140,00 - 140,0 140,0 135
Kalium (mmol/L) 3,00 - 3,90 4,10 4,3
Analisa Gas Darah
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
28/37
5/7
SGOT (U/L) 66,23
SGPT (U/L) 38,95
Albumin (g/dL) 2,822
BUN (mg/dL) 20,57
Creatinin (mg/dL) 0,907
GDS (mg/dL) 275,00
Kimia Klinik
Ro Thorax (5 Juli 2011)
Cor: CTR 54%
Po: Infiltrat
EKG
Irama sinus 100x/menit, Axis IV, PAC ocasional 5x/menit.
Mikrobiologi
Organism = no growth
Tidak ada pertumbuhan kuman/Anti microbial activity test=positif
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
29/37
V. DIAGNOSIS
Tetanus Generalisata
VI. PENATALAKSANAAN
Terapi intensif
O2 6-8 lpm
Diazepam drip 4 A in D5 500cc 20 tetes/menit (mikro)Metronidazole 3 x 500 mg IV
NGT feeding (diet sonde 6 x 200 cc)
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
30/37
Tanggal Perjalanan Penyakit Pengobatan/Instruksi
6 Juli 2011 S : DPO, kejang (+) 5 kali
O : A : terpasang OTT
B : RR : 12x/, FiO2 60% PEEP 5
C : 99/61 mmHg N: 94x/
D : GCS DPO RP +/+ iso
E : trismus (-), perut papan (-),
opistotonus (-), ekstremitas hangat (+)
A : tetanus generalisata (PS 22)
-chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm
section k/p
-cefotaxime 3 x 1inj
-metronidazole 3 x 500 inj
-NGT feeding 6 x 200cc
- midazolam 300mg/24jam
-drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/
FOLLOW UP PASIEN
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
31/37
7 juli 2011 S : DPO, kejang (+) 1 kali
O : A : terpasang OTT
B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5
C : 125/80 mmHg N: 88x/
D : GCS DPO RP +/+ iso
E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitashangat (+)
A : tetanus generalisata (PS 22)
-chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm section k/p
-cefotaxime 3 x 1inj
-metronidazole 3 x 500 inj
-NGT feeding 6 x 200cc
-drip diazepam 4A dlm D5 500cc
20tts/
8 Juli 2011 S : DPO, kejang (+) 2 kali
O : A : terpasang trakeostomi
B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5
C : 157/90 mmHg N: 88x/
D : GCS DPO RP +/+ iso
E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitas hangat
(+)
A : tetanus generalisata (PS 22)
-chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm
section k/p
-cefotaxime 3 x 1inj
-metronidazole 3 x 500 inj
-NGT feeding 6 x 200cc
-drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/
9 juli 2011 S : DPO kejang (+) 2 kali -chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
32/37
9 juli 2011 S : DPO, kejang (+) 2 kali
O : A : terpasang trakeostomi
B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5
C : 76/47 mmHg N: 85x/
D : GCS DPO RP +/+ iso
E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitas
hangat (+)
A : tetanus generalisata (PS 22)
-chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm section k/p
-cefotaxime 3 x 1inj
-metronidazole 3 x 500 inj
-NGT feeding 6 x 200cc
-drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/
10 juli 2011 S : DPO, kejang (+) 2 kali
O : A : terpasang trakeostomi
B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5
C : 128/82 mmHg N: 101x/
D : GCS DPO RP +/+ iso
E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitas hangat
(+)
A : tetanus generalisata (PS 22)
-chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm
section k/p
-cefotaxime 3 x 1inj
-metronidazole 3 x 500 inj
-NGT feeding 6 x 200cc
-drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
33/37
11 Juli 2011 S : DPO, kejang (+) 3 kali
O : A : terpasang trakeostomi
B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5
C : 73/48 mmHg N: 90x/
D : GCS DPO RP +/+ iso
E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitas
hangat (+)
A : tetanus generalisata (PS 22)
-chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm section k/p
-cefotaxime 3 x 1inj
-metronidazole 3 x 500 inj
-NGT feeding 6 x 200cc
-drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/
12 Juli 2011 S : DPO, kejang (+) 2 kaliO : A : terpasang trakeostomi
B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5
C : 160/90 mmHg N: 113x/
D : GCS DPO RP +/+ iso
E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitas hangat
(+)
A : tetanus generalisata (PS 22)
-chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm
section k/p
-cefotaxime 3 x 1inj
-metronidazole 3 x 500 inj
-NGT feeding 6 x 200cc
-drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
34/37
Pembahasan
Teori Kasus
Gejala Tetanus :Kekakuan otot terutama pada rahang(trismus) sehingga mulut sulit dibuka danleher (kuduk kaku) sehingga nyeri padasaat fleksi leher, kejang tonik, dan
adanya riwayat luka.
Pada pasien ini gejala yang timbul kakupada seluruh tubuh, kejang, sertaadanya riwayat tertusuk duri pada kakiyang tidak diobati.
Pada kasus yang berat mudah terjadioveraktivitas simpatis berupa takikardidan hipertensi yang labil.
Peningkatan tekanan darah > 120 untuksistolik.
Leukosit dapat meningkat ataupunnormal pada tetanus.
Peningkatan sel darah putih > 11,1(103/uL)
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
35/37
Pembahasan cont..
Penatalaksanaan umum pada
tetanus: dirawat pada ruang intensif perawatan luka pemberian oksigen pemasangan sonde lambung
Penatalaksanaan pada pasien:
Dirawat di ruang intensif penggunaan ventilator pemberian oksigen pemasangan sonde lambung terapi cairan.
penatalaksanaan khusus padatetanus : antitetanus sedatif dan antikonvulsan antibiotik pelumpuh otot
Obat-obatan yang diberikan sedatif dan antikonvulsan
(Anesfar/Midazolam,Neurolin/Pregabalin, MgSO4)
Analgetik (Farmadol) antibiotik (PP, Meropenem)
pelumpuh otot(Farelac/Atracurium) Antiemetic (Onetic)
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
36/37
Kesimpulan Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya
tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksinprotein yang kuat yang menghasilkan oleh Clostridium tetani.
Gejala klinis pada tetanus biasanya timbul secara mendadak berupakekakuan otot terutama pada rahang (trismus), leher (kuduk kaku), padakekakuan otot muka, kejang umum tonik, spasme otototot laring dan otot,retensi urine, serta overaktivitas simpatis.
Diagnosis ditegakkan dgn riwayat adanya luka yang sesuai dengan masainkubasi, gejala klinis dan penderita biasanya belum mendapatkanimunisasi, pemeriksaan laboratorium kurang menunjang dalam diagnosis.
Penatalaksanaan tetanus meliputi penatalaksaan umum dan khusus yangbertujuan organisme yang terdapat dalam tubuh hendaknya dihancurkan
untuk mencegah pelepasan toksin lebih lanjut; toksin yang terdapat dalamtubuh, di luar sistem saraf pusat hendaknya dinetralisasi; dan efek daritoksin yang telah terikat pada sistem saraf pusat diminimisasi.
Prognosis lebih buruk apabila penderita merupakan pasien geriatri dengankomplikasi yang lain.
-
8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode
37/37
top related