laporan kegiatan pengabdian kepada...
Post on 05-May-2018
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KEGIATAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENYULUHAN MATA PENCAHARIAN
ALTERNATIF BERKELANJUTAN
MELALUI PEMANFAATAN BUAH MANGROVE
Oleh:
T.Said Raza’i, S.Pi, M.P 1002108203 (Ketua)
Ir. Hj. Khodijah, M.Si. 10230469003 (Anggota)
Dana BOPTN Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tahun Anggaran 2013
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2013
2
HALAMAN PENGESAHAN
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan hidayah dan
rahmatNya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berjudul ”Penyuluhan Mata
Pencaharian Alternatif Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Buah Mangrove di Desa
Malangrapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau, dapat dilaksanakan dan terlaksana
dengan baik. Kemudian shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga
kita mendapat safa’at dari beliau di akhirat kelak.
Pelaksanaan peyuluhan ini kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik
Universitas Riau, instansi pemerintah dan masyarakat Desa Malangrapat Kecamatan
Gunung Kijang Kabupaten Bintan Kepulauan Riau.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesarnya
kepada :
1. Bapak Ketua Lembaga Pengabdian, Penelitian dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang yang memberikan kepercayaan
dan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan penyuluhan kepada
masyarakat.
2. Bapak Kepala Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan
yang telah memberikan bantuan penggerakan peserta penyuluhan serta
memfasilitasi tempat penyelenggaraan, sehingga peyuluhan ini terlaksana dengan
baik.
3. Masyarakat dan peserta peyuluhan yang telah ikut dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
4. Semua pihak yang telah membantu di dalam penyelenggaraan penyuluhan ini.
Semoga bantuan yang diberikan tesebut akan mendapat pahala yang setimpal dari
Allah SWT, Amin.
Pekanbaru, Desember 2013
Ketua Pelaksana,
T. Said Raza’i, S.Pi., MP
NIDN. 1002108203
4
RINGKASAN
Judul : Penyuluhan Mata Pencaharian Alternatif Berkelanjutan
Melalui Pemanfaatan Buah Mangrove di Desa
Malangrapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau
Ketua Pelaksana : T. Said Raza’i, S.Pi., MP
Bidang Ilmu : Ilmu Kelautan dan Perikanan
Waktu Pelaksanaan : 3 (Tiga) Bulan
Tujuan : Untuk memberikan penyuluhan mengenai pemanfaatan
buah mangrove sebagai mata pencaharian alternatif dan
berkelanjutan bagi rumah tangga nelayan di kawasan
pesisir. Untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat mengenai fungsi hutan
mangrove dan manfaatnya bagi peningkatan
kesejahteraan.
Bentuk Kegiatan : Penyuluhan
Sasaran : Rumah Tangga Nelayan (Nelayan dan Wanita
Nelayan) di Desa Malangrapat Kabupaten Bintan
5
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN ................................................................ I
KATA PENGANTAR .............................................................................. II
RINGKASAN ........................................................................................... III
DAFTAR ISI ............................................................................................. IV
I. ANALISIS SITUASI ............................................................................. 1
II. PERMASALAHAN ............................................................................. 5
III. TUJUAN ............................................................................................. 6
IV. SASARAN .......................................................................................... 6
V. PESERTA.............................................................................................. 7
VI. TEMPAT DAN WAKTU..................................................................... 7
VII. JADWAL PELAKSANAAN ............................................................. 7
VIII. HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ..................... 8
IX. ANALISIS ........................................................................................... 9
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Kabupaten Bintan memiliki luas keseluruhan wilayahnya (daratan dan lautan)
88.038,5 km2 dengan luas daratan hanya 1.946,13 km2
yang terdiri dari 10
kecamatan dan 51 desa. Kecamatan Gunung Kijang adalah salah satu kecamatan
yang terdapat di kabupaten Bintan dan memiliki wilayah daratan yang terluas
dibanding dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Bintan yakni 503,1 km².
Kecamatan Gunung Kijang meliputi 3 desa dan 1 kelurahan, yaitu Desa Gunung
Kijang, Teluk Bakau, Malang Rapat dan Kelurahan Kawal. Desa Malang Rapat
berada di wilayah paling ujung sebelah utara Kecamatan Gunung Kijang. Luas
wilayah desa Malang Rapat yaitu 771.225 Ha. Dari ujung ke ujung desa berjarak
17 km yang terdiri dari 8 RT dan 3 RW, dimana jarak ke ibu kota kecamatan yaitu
15 km, ke ibukota kabupaten 39 km, sedangkan jarak ke ibukota provinsi yaitu 48
km dengan kondisi jalan aspal dan lancar dengan pemandangan laut yang indah di
sepanjang jalan desa (Monografi Desa Malangrapat, 2012).
Berdasarkan data tahun 2012 Jumlah penduduk Desa Malangrapat terdapat
563 KK dengan rincian penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 972
jiwa dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 838 jiwa, Berdasarkan status
perkawinan penduduk Desa Malangrapat lebih banyak yang berstatus sudah
menikah yaitu 947 jiwa atau 52,4%, sedangkan yang belum kawin yaitu 802 jiwa
atau 44,4%. Tingginya jumlah penduduk pada usia produktif merupakan suatu
potensi sumberdaya manusia yang bisa mendukung kemajuan dan keberlanjutan
7
pembangunan desa apabila diberdayakan secara maksimal. Namun disisi lain
diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Malangrapat tergolong sangat
rendah karena termasuk tingginya jumlah penduduk yang tidak tamat SD yaitu
46%, sedangkan yang tamat SD hanya 17%, bahkan terdapat penduduk yang
masih buta huruf (1%). Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari
pemerintah setempat terutama dalam rangka menciptakan penghidupan yang
berkelanjutan bagi masyarakat di Desa Malangrapat, karena tingkat pendidikan
tersebut ikut berpengaruh terhadap pekerjaan penduduk dalam memenuhi
kebutuhan rumah tangganya. Ini terlihat dari pekerjaan utama sebagian besar
rumah tangga yang terdapat di desa malangrapat yakni sebagai nelayan.
Kehidupan sosial ekonomi rumah tangga nelayan Desa malangrapat tidak
jauh berbeda dengan karakteristik rumah tangga nelayan di kawasan pesisir pada
umumnya dimana sebagian besar mereka masih tergolong dalam struktur sosial
ekonomi berskala kecil, berorientasi subsisten serta berteknologi sederhana serta .
memiliki keterbatasan pendapatan, pendidikan dan keterampilan sehingga mereka
terjerat dengan kemiskinan. Keuntungan-keuntungan ekonomi dari pemanfaatan
sumberdaya-sumberdaya pesisir (kelautan dan perikanan) yang terdapat disekitar
mereka lebih dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu yang memiliki modal
seperti pemilik-pemilik kapal dan pengusaha-pengusahan perikanan berskala
menengah keatas. Aktifitas sosial ekonomi kelas menengah ini dikhawatirkan akan
menimbulkan degradasi sumberdaya terutama bagi keberlanjutan mata pencaharian
rumah tangga miskin berskala kecil.
8
Karena itu untuk keberlanjutan mata pencaharian rumah tangga miskin di
kawasan pesisir perlu dicari peluang-peluang mata pencaharian alternatif yang
berkelanjutan tanpa merusak sumberdaya alam di sekitarnya. Konsep mata
pencaharian berkelanjutan diawali dari keinginan pemberdayaan kapasitas orang-
orang yang membutuhkan penghasilan saat sekarang dan kebutuhan sosial ekonomi
masa yang akan datang dan memperkecil kerentanan mereka terhadap tekanan dan
goncangan (Ashley & Carney, 1999). Sesuai dengan konsep tersebut maka
sumberdaya alam yang terdapat di kawasan pesisir apabila bisa dimanfaatkan dan
dikelola menggunakan prinsip-prinsip keberlanjutan maka diharapkan akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan rumah tangga miskin di sekitarnya
selain juga memiliki mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan.
Salah satu kekayaan sumberdaya alam yang terdapat di kawasan pesisir
adalah hutan mangrove. Indonesia memiliki potensi sumber daya bakau seluas 9,36
juta ha, dimana 3,7 juta ha tersebar di dalam kawasan hutan dan 5,66 juta ha di luar
kawasan hutan. Akan tetapi sebagian besar telah rusak, kerusakan ini sebagian
besar diakibatkan oleh ulah manusia, baik berupa konversi hutan bakau menjadi
pemanfaatan lain, misalnya menjadi pemukiman, industri, rekreasi, atau
kepentingan lainnya maupun pemanfaatan ekosistem hutan bakau sebagai sumber
penghidupan bagi masyarakat sekitarnya. Hutan bakau memberikan banyak
manfaat baik secara tidak langsung maupun secara langsung kepada kehidupan
manusia. Pemanfaatan hutan bakau yang dinilai bisa berkelanjutan dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan adalah dengan pemanfaatan buah mangrove,
karena ternyata dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa buah mangrove
9
memiliki potensi untuk diolah menjadi makanan dan minuman seperti dodol,
kerupuk, sirup dan lain-lain.
Kabupaten Bintan memiliki potensi besar untuk pengembangan pemanfaatan
buah mangrove tersebut, hal ini seiring dengan dukungan pemerintah setempat
untuk menjaga dan mengembangkan penanaman mangrove melalui perda
kabupaten Bintan no 2 tahun 2012 mengenai rencana tata ruang wilayah kabupaten
Bintan Tahun 2011-2031 – bahkan Jepang tertarik menjadikan Bintan sebagai
model pelestarian hutan mangrove yakni dengan menanam bakau di salah satu
tambak udang milik kelompok tani di daerah ini1. Potensi mangrove di Kabupaten
Bintan cenderung meningkat, hal ini dikarenakan adanya program Kebun Bibit
Rakyat yang dialokasikan oleh Kementerian Kehutanan melalui Balai Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Kepri, sejak tahun 2010 hingga sekarang, berupa
pembibitan dan penanaman mangrove. Hutan mangrove di Kabupaten Bintan lebih
kurang seluas 7.956 Ha yang berada di 10 kecamatan. Potensi mangrove yang
cukup besar ini apabila diolah dengan baik, tidak mustahil akan dapat menjadi
sumber pangan alternatif yang menjanjikan2.
Dengan demikian maka pemanfaatan buah mangrove merupakan salah satu
mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan bagi rumah tangga nelayan yang
hidup di kawasan pesisir. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan terutama kepada
wanita nelayan untuk menambah pengetahuan mengenai manfaat mangrove dan
buahnya serta meningkatkan keterampilan dan membantu keluarga dalam upaya
peningkatan kesejahteraan rumah tangga.
1 http://www.tribunnews.com/2013/02/03/jepang-jadikan-bintan-model-pelestarian-hutan-mangrove 2 http://kesemat.blogspot.com/2012/05. Dodownload tgl 10 Juli 2013
10
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan permasalahannya sebagai
berikut:
1. Kabupaten Bintan memiliki potensi hutan mangrove yang cukup baik dan
bisa mendukung mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan bagi rumah
tangga nelayan yang hidup di kawasan pesisir.
2. Aktifitas sosial ekonomi yang selama ini dilakukan masyarakat di sekitar
ekosistem mangrove selama ini sering terkesan merusak dibandingkan
melestarikan.
3. Karena itu pemanfaaatan sumberdaya mangrove hendaknya memperhatikan
prinsip keberlanjutan untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya tanpa
merusak lingkungan alam.
4. Untuk itu masyarakat pesisir perlu mengetahui lebih mendalam mengenai
fungsi dan manfaat hutan mangrove selain untuk kelestarian alam juga bisa
dijadikan mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan melalui
pemanfaatan buah mangrove.
C. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:
1. Untuk memberikan penyuluhan mengenai pemanfaatan buah mangrove
sebagai mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan bagi rumah tangga
nelayan di kawasan pesisir
11
2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai
fungsi hutan mangrove dan manfaatnya bagi peningkatan kesejahteraan.
D. SASARAN
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah rumah tangga nelayan yang
terdiri dari nelayan dan wanita nelayan di Desa Malangrapat Kecamatan Gunung
Kijang Kabupaten Bintan yang berjumlah 60 (enam puluh) orang .
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1. Nelayan dan Wanita nelayan bisa mengetahui fungsi dan manfaat hutan
mangrove bagi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
2. Nelayan dan Wanita nelayan dapat memahami manfaat buah mangrove dan
cara pemanfaatannya sebagai mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan.
F. TEMPAT DAN TAHAPAN PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilaksanakan di wilayah
Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan. Pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat ini akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan yang
terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan bahan atau materi yang diperlukan pada penyuluhan
pemanfaatan buah mangrove sebagai mata pencaharian alternatif dan
berkelanjutan bagi rumah tangga nelayan Desa Malangrapat Kecamatan
Gunung Kijang Kabupaten Bintan.
12
2. Mengadakan pertemuan sesama tim penyuluhan untuk mendiskusikan
materi kegiatan yang akan dilaksanakan dan pembagian tugas antar tim
pelaksana.
3. Mengadakan pertemuan dengan Kepala Desa Malangrapat guna
mendapatkan izin pelaksanaan dan penetapan jadwal kegiatan.
4. Mengadakan penyuluhan mengenai pemanfaatan buah mangrove sebagai
mata pencaharian alternatif dan berkelanjutan bagi rumah tangga nelayan
Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan.
G. JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan direncanakan akan dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari
bulan Agustus hingga Oktober 2012. Adapun tahapan kegiatan pengabdian secara
lengkap dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan
No Jadwal Pelaksanaan Bulan
Oktober Nopember Desember
1 Persiapan Rancangan
Pengabdian
X
2 Pertemuan tim dengan
Kepala Desa
X
3 Pelaksanaan Penyuluhan
dan Evaluasi X
4 Penulisan Pelaporan dan
pengetikan laporan
X
5 Penggandaan Laporan
Pengabdian
X
13
H. HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan terhadap para
nelayan dan wanita nelayan di Desa Malangrapat Kecamatan Gunung Kijang
kabupaten Bintan Propinsi Kepulauan Riau diketahui bahwa banyak dari mereka yang
belum menyadari tentang manfaat buah mangrove sebagai produk makanan dan
minuman.
Kegiatan penyuluhan tentang “Penyuluhan Mata Pencaharian Alternatif
Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Buah Mangrove di Desa Malangrapat Kabupaten
Bintan Kepulauan Riau” mendapat sambutan yang sangat baik dari peserta
penyuluhan. Para nelayan dan wanita nelayan pada umumnya belum memiliki
pengetahuan dan pemahaman mengenai buah mangrove dan pemanfaatannya serta
dapat menjadi mata pencaharian alternatif berkelanjutan bagi kesejahteraan rumah
tangga mereka.
Materi yang diberikan dalam penyuluhan ini memberikan wawasan dan
pengetahuan yang baru bagi para nelayan dan wanita tentang buah mangrove termasuk
pengenalan jenis-jenis buah mangrove, fungsi mangrove, pemanfaatan buah mangrove
menjadi usaha alternatif untuk menambah penghasilan dan meningkatkan
kesejahteraan. Berdasarkan pengakuan peserta penyuluhan mereka merasa penyuluhan
ini sangat penting dan bermanfaat untuk menambah pengetahuan mereka.
Hasil dari serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat terhadap
nelayan dan wanita nelayan di Desa Malangrapat Kabupaten Bintan Kepulauan Riau
ternyata cukup memuaskan baik bagi peserta penyuluhan maupun bagi tim penyuluhan
dengan penyajian materi penyuluhan yang cukup menarik dan mudah dipahami.
Pemahaman peserta penyuluhan terlihat pada saat diskusi dan tanya jawab peserta
14
dengan tim penyuluh. Ternyata para peserta mampu menyerap dan memahami materi
yamg disampaikan, terutama diskusi tentang pengolahan buah mangrove menjadi
produk makanan dan minuman. Tim penyuluhan mengevaluasi pemahaman peserta
penyuluhan melalui pengajuan beberapa pertanyaan terkait materi yang sudah
disampaikan. Dari hasil pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta mulai
mengetahui dan memahami pentingnya peranan mangrove selain untuk kelestarian dan
keindahan lingkungan, ternyata juga memiliki peranan penting yang selama ini belum
diketahui sama sekali yakni pemanfaatan buah mangrove menjadi produk makanan dan
minuman yang lezat dan unik.
I. ANALISIS
a. Faktor Penghambat
1) Keterbatasan waktu dan dana mengakibatkan tim pelaksana tidak dapat
melaksanakan kegiatan ini secara lebih intensif sehingga masih ada pemintaan
masyarakat agar mereka bisa mempraktekkan langsung kegiatan pengolahan
buah mangrove menjadi produk makanan dan minuman.
2) Relatif rendahnya tingkat pendidikan masyarakat bahkan ada yang tidak bisa
tulis baca sehingga penyampaian penyuluhan harus diberikan dengan metode
yang sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga kegiatan penyuluhan ini
lebih memberi manfaat nyata apabila dilakukan secara berkelanjutan sebagai
penguatan pendidikan informal mereka.
3) Masih adanya masyarakat yang belum mengenal dengan baik buah mangrove
serta fungsi bagi peningkatan kesejahteraan rumah tangga.
15
b. Faktor Pendorong
1) Penyuluhan yang diberikan ini merupakan salah satu upaya untuk membantu
pemahaman dan meningkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian
hutan mangrove, memanfaatkan buahnya sehingga dapat menjadi usaha alternatif
berkelanjutan.
2) Kegiatan penyuluhan yang diberikan merupakan pengetahuan yang sangat
penting bagi rumah tangga nelayan di kawasan pesisir terutama bagi mereka
dengan pendidikan yang sangat rendah.
3) Materi yang diberikan sangat menarik untuk diikuti serta mudah dipahami (selain
berbentuk ceramah, pemutaran film serta kegiatan praktek yang sederhana)
sehingga peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut cukup antusias yang
ditunjukkan dari sikap dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi dari peserta
penyuluhan.
4) Dukungan dan partisipasi dari kepala desa serta perangkatnya menjadi
pendorong bahwa kegiatan penyuluhan ini baik dan lancar dalam
pelaksanaannya, bahkan di lain kesempatan mereka akan mengundang kembali
pemateri untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat lainnya.
16
c. Evaluasi
Hasil evaluasi menunjukkan dari kegiatan tanya jawab yang dilakukan
terhadap para peserta penyuluhan, ternyata materi yang disampaikan memberikan
manfaat yang sangat besar dan dibutuhkan oleh peserta penyuluhan tersebut, sehingga
materi yang disampaikan memberikan manfaat yang sangat besar serta dibutuhkan oleh
peserta penyuluhan tersebut. Bahkan mereka mengharapkan kegiatan ini dapat
berkelanjutan melalui kegiatan pendampingan dan bentuk bimbingan lainnya sehingga
usaha tersebut dapat mereka wujudkan sehingga diharapkan dapat membantu
peningkatan kesejahteraan rumah tangga mereka. Penyuluhan adalah bentuk
pendidikan informal yang memiliki peranan penting terutama bagi masyarakat dengan
pendidikan formal yang relatif masih rendah serta keberadaannya sulit menjangkau
berbagai informasi seperti desa pesisir Malangrapat Kabupaten Bintan. Semakin
baiknya akses masyarakat untuk memperoleh penyuluhan diharapkan dapat
mengurangi keterbatasan pengetahuan rumah tangga nelayan dari pendidikan formal
yang dimiliki.
Penyuluhan mengenai pemanfaatan buah mangrove ini adalah salah satu
bentuk pendidikan informal yang sangat penting dan bermanfaat bagi rumah tangga
nelayan yang berbasis sumberdaya lokal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan
seperti ini perlu dilakukan secara berkelanjutan.
17
J. SUSUNAN PELAKSANA KEGIATAN
1. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : T. Said Raza’i, S.Pi., M.P
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIDN : 1002108203
d. Disiplin Ilmu : Bioteknologi Perairan
e. Fakultas/Jurusan : FIKP/Manajemen Sumberdaya Perairan
f. Perguruan Tinggi : Universitas Maritim Raja Ali Haji
2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Ir. Hj. Khodijah, M.Si
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIDN : 1023046903
d. Disiplin Ilmu : Sosial Ekonomi Perikanan
e. Fakultas/Jurusan : FIKP/Manajemen Sumberdaya Perairan
f. Perguruan Tinggi : Universitas Maritim Raja Ali Haji
18
K. ANGGARAN
Rencana Penerimaaan Dana Rp. 5.350.000,-
Rencana Pengeluaran Dana
1. Pembuatan Modul Pelatihan @ 10.000,- X 60 bh
2. Pembuatan Proposal dan Laporan
3. Konsumsi @ 32.000 X 60 orang
4. Spanduk
5. Dokumentasi
6. Transportasi @ 400000 X 2 hari
Rp. 600.000,-
Rp. 1000.000,-
Rp. 1920.000,-
Rp. 500.000,-
Rp. 480.000,-
Rp. 800.000,-
Tanjungpinang, 6 Desember 2013
Ketua Pelaksana Kegiatan,
T. Said Raza’i, S.Pi., M.P
19
DAFTAR PUSTAKA
Ashley, C. & Carney, D. (1999) Sustainable Livelihoods:Lessons from early
experience[Internet].Availablefrom:http://www.eldis.org/vfile/upload/1/docu
ment/0902/DOC7388.pdf [Accessed 28 Dec 2012].
http://www.tribunnews.com/2013/02/03/jepang-jadikan-bintan-model-pelestarian-
hutan-mangrove
http://kesemat.blogspot.com/2012/05. Dodownload tgl 10 Juli 2013
Kantor Desa Malangrapat, 2012. Monografi Desa Malangrapat.
top related