konflik masyarakat pesisir

18
KONFLIK MASYARAKAT PESISIR SOSIOLOGI PERIKANAN KELOMPOK II MSP B

Upload: heri-suri

Post on 16-Apr-2017

719 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: konflik masyarakat pesisir

KONFLIK MASYARAKAT PESISIR

SOSIOLOGI PERIKANAN KELOMPOK II

MSP B

Page 2: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

KONFLIK MASYARAKAT PESISIR

KELAS : MSP BSEMESTER : GANJILKELOMPOK : II

Page 3: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

NAMA NAMA KELOMPOK II

1. ANDI NURHASSANAH H. 2. FAJAR HYGMATIAR 3. HERI SURIYONO 4. HESTIANA 5. INDAH PRATIWI 6. ISNAWATI7. LA DIDU 8. LA ASRIN9. MUZAKIRAH MUHLIS10. SAIDMAN

I1 A1 14 062I1 A1 14 036I1 A1 14 004I1 A1 14 056I1 A1 14 084I1 A1 14 006I1 A1 14 008I1 A1 14 050I1 A1 14 076I1 A1 14 022

Page 4: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

KONFLIK

Konflik adalah suatu tindakan, tuntutan atau sikap yang timbul akibat tidak kuasaan seseorang atau kelompok dalam masyarakat terhadap sesuatu hal. Kehidupan Masyarakat nelayan pun tidak luput dari yang namanya konflik. Yang mana ada empat macam konflik dalam kehidupan nelayan yaitu, konflik kelas, konflik orientasi, konflik agraria dan konflik primordial.

Page 5: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

JENIS JENIS KONFLIK

1. Konflik Kelas.Konflik kelas atau disebut juga konflik vertikal, yakni konflik antar nelayan perikanan industri dengan nelayan rakyat. Hal ini biasanya dipicu oleh perbedaan upaya tangkap (effort), yang dicerminkan oleh ukuran kapal dan penerapan teknologi.

2. Konflik Orientasi. Konflik orientasi yaitu konflik antara nelayan yang berorintasi pasar dengan nelayan yang masih terikat nilai-nilai tradisional. Nelayan berorientasi pasar biasanya mengabaikan aspek kelestarian untuk mendapatkan hasil tangkapan sebanyak-banyaknya

Page 6: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

Lanjutan. . . .

3. Konflik Agraria.Konflik Agraria yaitu konflik perebutan penangkapan (fishing ground), biasanya terjadi antar nelayan yang berbeda domisilinya. Konflik seperti ini yang sekarang sedang marak, sebagai dampak euforia ekonomi daerah.

4. Konflik PrimordialKonflik Primordial terjadi sebagai akibat perbedaan identitas atau sosial budaya, misalnya etnik dan daerah asal. Konflik ini agak kabur sebagai konflik tersendiri, karena seringkali sebagai selubung dari konflik lainnya yakni konflik kelas, orientasi dan agraria.

Page 7: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

CONTOH KONFLIK NELAYAN Konflik Antara Nelayan Indramayu dan Nelayan Rembang (Jepara).

1. Faktor Penyebab Konflik Agraria.Adanya penyerobotan wilayah tangkap yang dilakukan nelayan rumpon. Dimana mereka memasang rumpon ditempat jaring-jaring nelayan Indramayu disebar. Yaitu disepanjang titik pencarian ikan wilayah selatan dan utara laut Jawa. Akibatnya pendapatan nelayan jaring Indramayu berkurang.

Jenis konflik yang terjadi antara nelayan jaring Indramayu dengan nelayan Rumpon are-are Rembang (Jepara) ada tiga yakni konflik agraria, konflik kelas dan konflik orientasi. Mengapa demikian? Karena konflik tersebut disebabkan oleh beberapa faktor:

Page 8: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

Lanjutan. . . .

2. Faktor Penyebab Konflik Kelas.Alat yang digunakan nelayan Rembang adalah Rumpon are-are yang mana hasil tangkapannya lebih banyak.

3. Faktor Penyebab Konflik Orientasi.Selain faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi konflik tersebut adalah rumpon yang disebar oleh nelayan Jepara merusak jaring-jaring nelayan Indramayu sehingga hasil tangkapan berkurang. Akibatnya nelayan Indramayu merugi hingga 20 juta.

Page 9: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

SOLUSI UNTUK MENGATASI KONFLIK

•Solusi Untuk Mengatasi Konflik.

1. Pengakuan Identitas.Pengakuan identitas yang kami maksud disini adalah menghormati atau menghargai. Apabila di suatu wilayah tangkap sudah ada kelompok lain yang terlebih dahulu, maka kelompok lain harus mencari wilayah tangkap lain. Dengan begitu akan ada saling menghargai antar nelayan sehingga mengurangi konflik yang terjadi.

Begitu juga dengan nelayan Rumpon are-are Jepara, mereka sudah harus mencari wilayah tangkap baru untuk menyebar rumponnya. Sehingga nelayan jaring Indramayu bisa kembali melaut dan sama-sama menghasilkan tangkapan yang memuaskan dari kedua belah pihak.

Page 10: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

Lanjutan . . . .

2. Asimilasi Inovatif.Sebagaimana yang kita ketahui pengertian asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.Tiap daerah tentunya memiliki kebudayaan berbeda yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Begitupun dalam hal penangkapan ikan, tiap daerah pasti memiliki caranya tersendiri.

Melihat hal tersebut, kelompok nelayan dari daerah yang berbeda dapat bekerja sama untuk menghasilkan tangkapan yang lebih memuaskan. Dengan cara mereka harus menerapkan cara penangkapan masing-masing dalam satu wilayah tangkap tanpa merugikan kelompok manapun. Kombinasi seperti ini bukan tidak mungkin dapat menciptakan cara penangkapan baru yang menguntungkan semua pihak.

Page 11: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

3. Memberi Ruang Bagi Nelayan Lokal.

Disetiap wilayah atau daerah perairan pasti memiliki nelayannya masing-masing atau disebut dengan nelayan lokal. Kelompok nelayan pendatang yang ingin menangkap ikan disuatu wilayah tentu harus memberi ruang bagi nelayan lokal. Maksudnya mereka boleh saja menangkap ikan di daerah lain tetapi tidak boleh menyisir semua perairan di wilayah tersebut. Sebab nelayan lokal juga butuh ruang untuk wilayah penangkapan mereka.

Lanjutan. . . .

Page 12: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

Lanjutan. . . .

4. Pembagian Waktu Penangkapan.Kasus antara nelayan jaring Indramayu dengan

nelayan Rumpon are-are Jepara terjadi karena wilayah penangkapan ikan mereka berada di tempat yang sama tetapi dengan alat tangkap yang berbeda. Hal tersebut bisa diatasi dengan pembagian waktu penangkapan di wilayah itu untuk kedua kelompok. Misalnya nelayan jaring menangkap ikan mulai dari senin hingga kamis sedangkan nelayan rumpon hari Jum’at hingga sabtu. Dan ketika waktu penangkapan mereka sudah selesai, mereka harus mengangkat atau membersihkan alat tangkap masing-masing sehingga tidak mengganggu ketika kelompok lainnya menangkap ikan.

Page 13: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

Lanjutan . . . .

5. Perlu Adanya Perhatian Dari Pemerintah Untuk menyelesaikan konflik yang terjadi antar nelayan , Pemerintah harus turut ikut menyelesaikan konflik yang terjadi dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan Rembang (Jepara), dimana harus memberikan solusi pemecahan konflik yang terjadi. Disamping itu Dinas Perikanan dan Kelautan Rembang(Jepara) harus mempertegas peraturan yang berlaku pada Nelayan pendatang, Agar dapat menghindari terjadinya konflik antar Nelayan.

Page 14: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

KESIMPULANkonflik yang terjadi antara nelayan jaring Indramayu dengan nelayan Rumpon are-are Rembang (Jepara) ada tiga yakni Konflik Agraria, Konflik Kelas dan konflik orientasi. Adapun jenis-jenis konflik yaitu;1. Konflik Kelas.2. Konflik Orientasi3. Konflik Agraria4. konflik Primordial

Berdasarkan kasus antara nelayan Indramayu dengan nelayan Rembang, kami memiliki beberapa solusi:5. Pengakuan Identitas.6. Asimilasi Inovatif.7. Memberi Ruang Bagi Nelayan Lokal.8. Pembagian Waktu Penangkapan.9. Perlu Adanya Perhatian Dari Pemerintah

Page 15: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

LAMPIRAN

Gambar I. Alat Rumpon Gambar II. Hasil Tangkap Nelayan

Gambar III. Alat Tangkap Ikan (Jaring) Gambar IV. Alat Tangkap Ikan

Page 16: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Di internet pada tanggal 4 -11 -2014 pada Web: cuplik.com, Koran Fajar Cirebon

MATERI ASLI

Page 17: konflik masyarakat pesisir

SOSPER KELOMPOK II, MSP B

MATERI

REFERENSI

PENYUSUN

PENUTUP

NK

X

BERANDA

KESIMPULAN

PENYUSUN

Oleh : . . . . . .

KELOMPOK II MSP B

FPIK UHO

KENDARI 2014

Page 18: konflik masyarakat pesisir

PENUTUP WE THINK

CLEAR….!!!! By,

by…….

OK…..... GAYS,,,,,