kemampuan menulis karangan narasi pengalaman …
Post on 16-Oct-2021
25 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI
PENGALAMAN PRIBADI MAHASISWA PROGRAM STUDI PBSI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEMESTER TIGA
PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN BERBASIS TIK KELAS A
TAHUN AJARAN 2019
BERMEDIA STORYBIRD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun Oleh
Dionisius Toni Setyobudi
NIM: 161224002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Terima kasih saya ucapkan, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan kelancaran dalam menyusun skripsi. Karya ini akan saya
persembahkan untuk:
1. kedua orang tua saya, khususnya Ibunda Maria Palupi Rini,
2. kakek, nenek, serta sanak saudara/i saya atas bantuan, motivasi, dan segala
hal-hal baik yang sudah diberikan kepada saya,
3. Yayasan Van Deventer-Maas Stichting (VDMS),
4. teman-teman “Skripsi Mamak” yang selalu mendukung satu sama lain
dalam suka maupun duka,
5. teman-teman PBSI USD angkatan 2016 kelas A atas semua bantuan,
kebersamaan, dan motivasi,
6. semua pihak yang sudah bersedia memberikan bantuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
“Jika Anda ingin bersinar seperti matahari, pertama, Anda harus membakar
seperti itu.”
(Adolf Hitler)
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang”
(Amsal 23:18)
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”
(Filipi 4:6)
“Bermimpilah, dan wujudkan mimpimu”
(Anonim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Setyobudi, Dionisius Toni. 2020. Kemampuan Menulis Karangan Narasi
Pengalaman Pribadi Mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata
Dharma Semester Tiga pada Mata Kuliah Pembelajaran Berbasis TIK
Kelas A Tahun Ajaran 2019 Bermedia Storybird. Skripsi. Yogyakarta:
Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma
Terdapat dua tujuan yang dimiliki oleh penelitian ini. Pertama,
memaparkan kemampuan menulis karangan narasi pribadi mahasiswa PBSI USD
pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun 2019 bermedia
Storybird. Kedua, mendeskripsikan tipe kesalahan yang terdapat dalam hasil
karangan narasi pribadi mahasiswa PBSI USD pada mata kuliah pembelajaran
berbasis TIK kelas A tahun 2019.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa PBSI USD TIK kelas A tahun ajaran 2019.
Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil karangan narasi pengalaman pribadi
yang dibuat oleh mahasiswa PBSI USD TIK kelas A tahun ajaran 2019 dengan
menggunakan media Storybird. Data penelitian ini ialah isi karangan narasi
mahasiswa yang memuat orientasi, komplikasi, evaluasi (jika ada), resolusi, koda.
kaidah kebahasaan karangan narasi, dan ejaan. Penelitian ini menggunakan tes
menulis narasi pengalaman pribadi untuk pengumpulan data.
Terdapat dua hasil yang didapatkan dari penelitian ini. Pertama,
berdasarkan pedoman konversi skala lima PAN (Pedoman Acuan Norma),
kemampuan menulis narasi pengalaman pribadi pada populasi dengan
menggunakan media Storybird berada di kategori sedang dengan rata-rata sebesar
19,02, simpangan baku sebesar 1,82, dan berada di interval skor 18,11-19,92.
Kedua, tipe kesalahan yang terdapat dalam hasil karangan narasi pengalaman
pribadi pada populasi, yaitu: 1) kesalahan berbahasa pada tataran fonologi, 2)
kesalahan berbahasa pada tataran morfologi, 3) kesalahan berbahasa pada tataran
sintaksis, 4) kesalahan berbahasa pada tataran semantik, dan 5) kesalahan
berbahasa penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia.
Kata kunci: kemampuan menulis, narasi, pengalaman pribadi, Storybird.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Setyobudi, Dionisius Toni. 2020. Competence to Write a Narrative Essay
Personal Experience Students of PBSI Study Program Sanata Dharma
University Third Semester in Class A ICT-Based Learning Courses 2019 in
Storybird Media. Essay. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature
Education Study Program, Department of Language and Arts Education,
Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
There are two purposes that this research had. First, describing the
competence to write a personal narrative essay PBSI USD students in class A
ICT-based learning class 2019 using Storybird. Second, describing the error type
contained in the personal narrative essay on the students of PBSI USD, class A
ICT-based learning 2019.
This research was classified as a quantitative descriptive research. The
population in this study was the students of PBSI USD ICT, A class, 2019. The
data source in this study was the results of narrative personal experiences made
by the students of PBSI USD ICT, A class, 2019 using Storybird media. The data
of this research were the contents of the students narrative essay which contained
orientation, complications, evaluation (if anny), resolution, code, language rule of
narrative essay, and spelling. This research used a narrative writing test of
personal experience for collecting the data.
There are two results which were obtained from this research. First, based
on PAN’s five scale conversion guidelines (Norm Reference Guidelines), the
writing competency of personal experience narrative ont this population using
Storybird media was in the medium category with an average score was 19,02,
standard deviation score was 1,82, and the interval score was between 18,11-
19,92. Second, type of error found in the narrative essay of the personal
experience on the population, namely: 1) language errors at the phonological
level, 2) language errors at the morphological level, 3) language errors at the
syntactic level, 4) language errors at the semantic level, and 5) language errors in
applying Indonesian spelling rules.
Keywords: writing competence, narration, personal experience, Storybird.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
MOTO ....................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ............................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvii
DAFTAR SKEMA ................................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xxi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
1.5 Batasan Istilah ............................................................................................. 10
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 13
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................................. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.2 Landasan Teori ............................................................................................ 18
2.2.1 Keterampilan Menulis ....................................................................... 18
2.2.1.1 Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .................. 18
2.2.1.2 Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi ........................ 19
2.2.1.3 Fungsi dan Tujuan Menulis ................................................... 20
2.2.1.4 Jenis-Jenis Tulisan ................................................................. 21
2.2.2 Karangan Narasi ................................................................................. 22
2.2.2.1 Pengertian Karangan Narasi .................................................. 22
2.2.2.2 Ciri-Ciri Karangan Narasi...................................................... 23
2.2.2.3 Jenis-Jenis Karangan Narasi .................................................. 23
2.2.2.4 Struktur Karangan Narasi ...................................................... 26
2.2.2.5 Kaidah Kebahasaan Karangan Narasi ................................... 28
2.2.2.6 Komponen Keterampilan Menulis Narasi ............................. 29
2.2.3 Narasi Ekspositoris............................................................................. 30
2.2.4 Storybird ............................................................................................. 31
2.2.4.1 Pengertian ............................................................................... 31
2.2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan..................................................... 31
2.2.4.3 Lima Fasilitas Storybird ......................................................... 32
2.2.4.4 Cara Membuat Akun dan Menggunakan Storybird ................ 33
2.2.5 Analisis Kesalahan Berbahasa ............................................................ 42
2.2.5.1 Jenis Kesalahan Berbahasa ..................................................... 42
2.2.5.2 Penyebab Kesalahan Berbahasa ............................................. 43
2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 46
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 46
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 47
3.3 Sumber Data dan Data Penelitian ................................................................ 48
3.4 Teknik Analisis Data ................................................................................... 49
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.5.1 Tes ...................................................................................................... 51
3.6 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 51
3.6.1 Pedoman Penilaian ............................................................................. 52
3.6.2 Pedoman Tes ...................................................................................... 53
3.7 Triangulasi ................................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 56
4.1 Deskripsi Data ............................................................................................ 56
4.2 Hasil Penelitian .......................................................................................... 65
4.2.1 Penghitungan Kemampuan Menulis Karangan Narasi
Ekspositoris Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019
Bermedia Storybird .......................................................................... 66
4.2.2 Tipe Kesalahan yang Terdapat dalam Karangan Narasi
Ekspositoris Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019
Bermedia Storybird .......................................................................... 68
4.3 Pembahasan ................................................................................................. 70
4.3.1 Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Mahasiswa
PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 Bermedia Storybird ....................... 70
4.3.1.1 Orientasi ........................................................................... 71
4.3.1.2 Komplikasi ....................................................................... 73
4.3.1.3 Evaluasi ............................................................................ 74
4.3.1.4 Resolusi ............................................................................ 75
4.3.1.5 Koda ................................................................................. 77
4.3.1.6 Organisasi Isi .................................................................... 78
4.3.1.7 Kebahasaan ...................................................................... 82
4.3.1.8 Ejaan ................................................................................. 85
4.3.2 Tipe Kesalahan yang Terdapat dalam Karangan Narasi
Ekspositoris Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 .............. 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 91
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 91
5.2 Implikasi ..................................................................................................... 92
5.3 Saran .......................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 94
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 97
LAMPIRAN .............................................................................................................. 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Konversi Skala Lima PAN .................................................... 50
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Menulis .................................................................. 52
Tabel 3.3 Pedoman Tes Penilaian Menulis ........................................................... 54
Tabel 4.1 Daftar Skor Kemampuan Menulis Mahasiswa PBSI TIK Kelas A
Tahun 2019 .......................................................................................... 57
Tabel 4.2 Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku Kemampuan Menulis
Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 ........................................ 63
Tabel 4.3 Tipe Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Narasi Ekspositoris
Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 ......................................... 63
Tabel 4.4 Pedoman Konversi Angka ke dalam Skala Lima.................................. 67
Tabel 4.5 Interval Skor ......................................................................................... 67
Tabel 4.6 Contoh Karangan Narasi Mahasiswa yang Berisi Orientasi,
Komplikasi, Resolusi, Evaluasi, dan Koda ........................................... 79
Tabel 4.7 Contoh Kesalahan Pemakaian Huruf dan Penulisan Kata pada
Karangan Narasi Mahasiswa ................................................................ 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................. 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sign Up for Free .................................................................................. 34
Gambar 2.2 Tampilan untuk Memilih Menu Sesuai Identitas ................................ 34
Gambar 2.3 Tampilan untuk Mengisi Username, Email, dan Password ................ 35
Gambar 2.4 Tampilan untuk Mengaktifkan Akun .................................................. 35
Gambar 2.5 Tampilan untuk Mengganti Avatar .................................................... 36
Gambar 2.6 Tampilan untuk Mengganti Avatar .................................................... 36
Gambar 2.7 Tampilan dari Write ............................................................................ 36
Gambar 2.8 Tampilan Muka Longform Story ......................................................... 37
Gambar 2.9 Tampilan Muka Picture Book ............................................................. 37
Gambar 2.10 Tampilan Muka Comics ...................................................................... 37
Gambar 2.11 Tampilan Muka Flash Fiction............................................................. 37
Gambar 2.12 Tampilan Muka Poetry........................................................................ 38
Gambar 2.13 Tampilan Muka dari Pilihan Gambar pada Bagian All, Popular, atau
Recently Added ................................................................................... 38
Gambar 2.14 Tampilan Picture Book........................................................................ 39
Gambar 2.15 Tampilan untuk Memulai Pembuatan Cerita Bergambar pada
Picture Book ....................................................................................... 39
Gambar 2.16 Tampilan Lembar Kerja pads Picture Book ....................................... 39
Gambar 2.17 Tampilan Judul pada Picture Book .................................................... 40
Gambar 2.18 Tampilan untuk Menyimpan Hasil Karangan .................................... 40
Gambar 2.19 Tampilan Kolom Kategori .................................................................. 40
Gambar 2.20 Tampilan Menu Pilihan Privasi .......................................................... 41
Gambar 2.21 Tampilan Menu Pilihan Privasi .......................................................... 41
Gambar 2.22 Tampilan dari Submit for Review ....................................................... 41
Gambar 4.1 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Fonologi ....... 68
Gambar 4.2 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Morfologi ..... 68
Gambar 4.3 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Sintaksis ....... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Gambar 4.4 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Semantik ...... 69
Gambar 4.5 Contoh Kesalahan Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia............................................................................................. 69
Gambar 4.6 Orientasi dengan Pelukisan Tokoh dan Latar yang Jelas ................... 72
Gambar 4.7 Orientasi dengan Pelukisan Tokoh dan Latar yang Jelas ................... 72
Gambar 4.8 Orientasi dengan Pelukisan Tokoh yang Jelas, tetapi Latar Cerita
Tidak Jelas .......................................................................................... 73
Gambar 4.9 Komplikasi yang Berisi Keterlibatan Tokoh dalam Konflik dan
Terdapat Rangkaian Alur Klimaks ..................................................... 74
Gambar 4.10 Contoh Unsur Evaluasi dalam Karangan Narasi Mahasiswa ............. 75
Gambar 4.11 Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Menarik, Jelas, dan
Tidak Terduga .................................................................................... 76
Gambar 4.12 Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Menarik, Jelas, dan
Dapat Diduga ...................................................................................... 76
Gambar 4.13 Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Tidak Menarik, Tidak
Jelas, dan Dapat Diduga ..................................................................... 76
Gambar 4.14 Contoh Koda dalam Karangan Narasi Mahasiswa ............................. 77
Gambar 4.15 Contoh Pilihan Kata dalam Karangan Narasi yang Menunjukkan
Sudut Pandang Pencerita .................................................................. 83
Gambar 4.16 Contoh Pengunaan Dialog dalam Karangan Narasi ........................... 83
Gambar 4.17 Contoh Penggunaan Kata Khusus dalam Karangan Narasi ............... 84
Gambar 4.18 Contoh Uraian Deskriptif Rinci dalam Karangan Narasi................... 84
Gambar 4.19 Contoh Penggunaan Majas dalam Karangan Narasi .......................... 84
Gambar 4.20 Contoh Penggunaan Majas dalam Karangan Narasi .......................... 85
Gambar 4.21 Contoh Penggunaan Pertanyaan Retoris dalam Karangan Narasi ..... 85
Gambar 4.22 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Fonologi ....... 87
Gambar 4.23 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Morfologi ..... 88
Gambar 4.24 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Sintaksis ....... 88
Gambar 4.25 Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Semantik ...... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Gambar 4.26 Contoh Kesalahan Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia............................................................................................. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Tes Penulisan Karangan Narasi ........................................... 99
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Pengambilan Data .......................................... 100
Lampiran 3 Surat Permohonan Triangulasi ............................................................ 101
Lampiran 4 Triangulasi ........................................................................................... 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pertama penelitian ini berisi enam penjabaran. Penjabaran yang
pertama adalah latar belakang. Penjabaran kedua mengenai rumusan masalah.
Penjabaran ketiga ialah tujuan penelitian. Penjabaran keempat, yaitu manfaat
penelitian. Penjabaran kelima mengenai batasan istilah. Penjabaran keenam
berkaitan dengan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
oleh seseorang ketika mempelajari suatu bahasa, salah satunya bahasa Indonesia.
Menulis tidak hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi saja, tetapi juga sebagai
media untuk belajar, berpikir, dan menghasilkan ide (Handoyo, 2008:101).
Menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit dikuasai,
bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan (Iskandarwassid dan
Sunendar, 2011:248).
Selain menulis, dalam bahasa Indonesia, ada tiga keterampilan berbahasa
yang lain. Ketiga keterampilan berbahasa tersebut adalah: menyimak, berbicara,
dan mendengar. Hal itu sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Tarigan
(2008:1). bahwa ada empat komponen keterampilan berbahasa, yaitu:
menyimak/listening, berbicara/speaking, membaca/reading, dan yang terakhir
adalah menulis/writing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pembelajaran menulis tidak hanya dipelajari di sekolah dasar dan
menengah saja, tetapi juga di tingkat perguruan tinggi. Berkaitan dengan hal
tersebut, ada bermacam-macam jenis tulisan yang dipelajari oleh mahasiswa.
Selain mempelajarinya, mereka juga dituntut agar mampu membuat beraneka
macam karangan/tulisan sebagai salah satu wujud output yang diharapkan dari
suatu proses perkuliahan.
Salah satu jenis tulisan yang dipelajari dan dibuat oleh mahasiswa adalah
karangan narasi. Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha
mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-oleh pembaca
melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 2007:135-136). Secara garis
besar, karangan narasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu: ekspositoris dan sugestif.
Narasi ekspositoris dapat diartikan sebagai narasi yang berusaha menceritakan
suatu peristiwa khas dan hanya terjadi satu kali. Peristiwa khas adalah peristiwa
yang tidak dapat diulang kembali karena ia merupakan pengalaman atau kejadian
pada suatu waktu tertentu saja (Keraf, 2007:137). Dapat disimpulkan, bahwa
narasi ekspositoris merupakan narasi yang berdasarkan kejadian sebenarnya.
Sebaliknya, narasi sugestif adalah narasi yang melibatkan daya khayal/imajinasi
(Keraf, 2007:138). Penelitian ini akan lebih fokus memaparkan tentang narasi
ekspositoris (pengalaman).
Ada berbagai macam media yang dapat digunakan untuk menulis karangan
narasi ekspositoris. Media-media tersebut berupa media elektronik dan
nonelektronik, maupun media yang berbasis web dan nonweb. Masing-masing
jenis media memilki kekhasan, keunggulan, dan kekurangannya tersendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Salah satu media yang dapat digunakan untuk membuat karangan narasi
pengalaman pribadi adalah Storybird. Storybird merupakan sebuah media yang
berguna untuk membuat cerita bergambar dengan menggunakan khayalan maupun
imajinasi sendiri. Media tersebut menyediakan berbagai gambar yang dapat
dirangkai sendiri agar nantinya menjadi sebuah cerita bergambar. Selain membuat
cerita, pengguna juga dapat membaca dan mengomentari cerita yang dibuat oleh
pengguna lain.
Ada lima alasan yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan
penelitian mengenai kemampuan penulisan karangan narasi pengalaman pribadi
mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga pada
mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019 dengan
menggunakan media Storybird. Alasan tersebut antara lain: (1) sebagai salah satu
mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma, peneliti ingin
berkontribusi untuk meningkatkan mutu dan variasi penelitian di program studi
tersebut, (2) program studi PBSI Universitas Sanata Dharma memiliki keunggulan
dan ciri khas yang belum tentu dimiliki oleh program studi serupa di kampus lain,
(3) berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS), menulis cerita narasi
adalah salah satu aktivitas belajar yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam
perkuliahan pembelajaran berbasis TIK di Program Studi PBSI Universitas Sanata
Dharma, (4) penulisan karangan narasi harus dikuasai oleh calon guru bahasa
Indonesia karena untuk pengajaran KD 3.6 dan 4.6 pada satuan pendidikan
SMP/MTs, dan (5) Storybird merupakan aplikasi berbasis web yang dapat
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas dan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
salah satu upaya untuk meningkatkan literasi digital bagi para calon guru,
khususnya calon guru bahasa Indonesia. Adapun pemaparan keempat alasan di
atas secara lebih rinci adalah sebagai berikut.
Alasan pertama, peneliti ingin mencoba berkontribusi untuk Program
Studi PBSI Universitas Sanata Dharma. Kontribusi yang dimaksud terutama
berkaitan dengan peningkatan mutu dan variasi penelitian di program studi
tersebut. Sampai saat ini, peneliti belum menemukan penelitian mengenai
penggunaan Storybird, khususnya sebagai media yang digunakan untuk mengukur
hasil penulisan narasi mahasiswa semester tiga pada mata kuliah pembelajaran
berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019 di Program Studi PBSI Universitas Sanata
Dharma. Hal itu menjadi peluang bagi peneliti untuk melakukan penelitian
mengenai penggunaan Storybird sebagai media penulisan narasi ekspositoris
(pengalaman pribadi) mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma
semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran
2019.
Alasan kedua, berdasarkan situs www.usd.ac.id yang diakses pada tanggal
29 Februari 2020, Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma memiliki
beberapa keunggulan. Keunggulan-keunggulan tersebut menjadi ciri khas yang
membedakannya dari program studi serupa di universitas lain. Adapun
keunggulan dari Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma adalah sebagai
berikut. Satu, didirikan sejak 1 September 1963, sehingga sudah berpengalaman
selama kurang lebih 56 tahun dalam menyediakan layanan pengajaran ilmu
kependidikan, sastra, dan kebahasaan Indonesia bagi para mahasiswa. Dua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik, Program
Studi PBSI bertujuan menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan
profesional di bidang kependidikan bahasa dan nonkependidikan, khususnya
jurnalistik dan pengajaran BIPA yang dilandasi oleh nilai-nilai Kristiani yang
universal dan cita-cita kemanusiaan. Tiga, selain menjadi guru, lulusan PBSI
Universitas Sanata Dharma juga memiliki prospek untuk bekerja sebagai
instruktur BIPA, pengelola kursus BIPA, perancang program pembelajaran bahasa
Indonesia untuk tujuan khusus di perusahaan dan lembaga pendidikan, penulis
buku teks bahasa Indonesia, kolumnis, editor penerbitan, wartawan atau jurnalis
media cetak dan elektronik, dan tidak sedikit yang mengembangkan diri dalam
bidang kehumasan dan studi lanjut S-2 untuk menjadi dosen di perguruan tinggi.
Empat, Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma sudah menjalin kerja
sama dengan banyak pihak, baik lembaga pendidikan sekolah, perusahaan dan
dunia industri, maupun dengan universitas lain. Bentuk kerja sama yang dilakukan
antara lain: memberikan konsultasi, penelitian persekolahan, penelitian
pengembangan, perancangan program pelatihan untuk karyawan maupun
instruktur, penyusunan modul-modul pembelajaran untuk karyawan, dan
penyediaan tenaga instruktur bahasa, praktik lapangan dan magang bagi
mahasiswa, penyegaran dan peningkatan kualitas SDM lembaga pendidikan
maupun perusahaan. Lima, Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma
tercatat sebagai program studi dengan akreditasi A (0903/SK/BAN-
PT/Akred/S/III/2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Alasan ketiga, penulisan karangan narasi menjadi salah satu aktivitas
belajar yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam perkuliahan pembelajaran
berbasis TIK di Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma. Menurut
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang digunakan, mahasiswa harus
membuat cerita narasi, baik narasi fiksi maupun nonfiksi. Hal tersebut sebagai
wujud dari output yang dihasilkan dari proses perkuliahan pada saat mempelajari
materi mengenai Storybird.
Alasan keempat, penulisan karangan narasi harus dikuasai oleh calon guru
bahasa Indonesia karena untuk pengajaran KD 3.6 dan 4.6 pada satuan pendidikan
SMP/MTs. Menurut silabus mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMP/MTs,
materi mengenai karangan narasi ekspositoris/pengalaman pribadi terdapat pada
Kompetensi Dasar (KD) 3.6 dan 4.6. Adapun pada KD 3.6, siswa diminta untuk
menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca atau didengar.
Sementara pada KD 4.6, siswa diminta untuk mengungkapkan pengalaman dan
gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan
kebahasaan. Oleh karena itu, sebelum mengajarkannya pada siswa, seorang calon
guru maupun guru harus menguasai materi terkait karangan narasi ekspositoris.
Alasan kelima, Storybird merupakan aplikasi berbasis web yang dapat
digunakan sebagai media untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas
dan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan literasi digital bagi para calon
guru, khususnya calon guru bahasa Indonesia. Sebagai sebuah aplikasi berbentuk
web, Storybird memiliki beberapa keunggulan, antara lain:(1) meningkatkan
kreativitas, hal ini dapat terjadi karena dalam Storybird disediakan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
macam pilihan ilustrasi/gambar yang dapat digunakan untuk melengkapi tulisan,
(2) mempermudah guru/instruktur untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
suatu pembelajaran karena Storybird membuat pemelajar lebih tertarik dan tidak
mudah bosan, (3) mengasah dan meningkatkan bakat siswa dalam membuat cerita
bergambar. Selain itu, Storybird juga menawarkan beberapa fasilitas, antara lain:
picturebook, longform story, comics, flash fiction, dan poetry. Kelima fasilitas
tersebut mempunyai kegunaannya masing-masing, seperti: untuk membuat cerita
bergambar, komik sederhana, puisi, dan pantun. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa aplikasi ini sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran, salah
satunya penulisan karangan narasi. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan sebuah penelitian berjudul
“Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi Mahasiswa Program
Studi PBSI Universitas Sanata Dharma Semester Tiga Pada Mata Kuliah
Pembelajaran Berbasis TIK Kelas A Tahun Ajaran 2019 Bermedia Storybird”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
1. Seberapa tinggi tingkat kemampuan menulis karangan narasi pengalaman
pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma
semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun
ajaran 2019 bermedia Storybird?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Tipe kesalahan apa yang terdapat dalam karangan narasi pengalaman
pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma
semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun
ajaran 2019?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.
1. Memaparkan tingkat kemampuan menulis karangan narasi pengalaman
pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma
semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun
ajaran 2019 bermedia Storybird.
2. Mendeskripsikan tipe kesalahan yang terdapat dalam karangan narasi
pengalaman pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata
Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas
A tahun ajaran 2019.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat teoretis dan praktis. Manfaat
teoretis dan praktis tersebut adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,
khususnya mengenai kemampuan menulis karangan narasi pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pribadi bermedia Storybird bagi mahasiswa Program Studi PBSI
Universitas Sanata Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran
berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019. Selain itu, penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan sumbangsih berupa teori baru dalam bidang
media pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi mahasiswa
Memberikan gambaran kemampuan menulis karangan narasi
ekspositoris/pengalaman pribadi.
b) Bagi Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma
Menjadi salah satu penelitian yang dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu dan variasi penelitian di Program Studi PBSI
Universitas Sanata Dharma. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran kemampuan menulis dan penggunaan aplikasi
Storybird mahasiswa PBSI angkatan 2018 yang mengikuti perkuliahan
Pembelajaran Berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019.
c) Bagi Peneliti
Bagi peneliti, khususnya sebagai calon guru, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran mengenai media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran, salah satunya materi mengenai karangan narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1.5 Batasan Istilah
Untuk menghindari pemahaman yang berbeda, berikut akan dijelaskan
mengenai beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini.
1. Karangan Narasi
Karangan narasi dapat diartikan sebagai bentuk wacana yang berusaha
mengisahkan suatu kejadian maupun peristiwa sehingga tampak seolah-
olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa tersebut (Keraf,
2007:135-136).
2. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu hal yang pernah dialami, dirasakan, dijalani,
ditanggung, dsb (KBBI, 2020).
3. Mata Kuliah Pembelajaran Berbasis TIK
Mata kuliah pembelajaran berbasis TIK merupakan mata kuliah yang berisi
tentang penggunaan komputer sebagai media pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia dalam empat keterampilan berbahasa dan bersastra. Dalam
mata kuliah ini, ada penggabungan penggunaan teks, gambar, animasi,
audio, dan video dengan alat bantu serta koneksi internet. Melalui mata
kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan navigasi, berinteraksi,
berkarya.dan berkomunikasi untuk mendukung kemampuan utamanya
dalam mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia (RPS PENG
107/Pembelajaran Berbasis TIK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
4. Storybird
Storybird is a language arts tool. We use illustrations to inspire members to
write stories, and encourage ongoing writing practice (Storybird adalah
media yang menggunakan ilustrasi untuk menginspirasi orang dalam
menulis cerita dan mendorong suatu praktik penulisan yang berkelanjutan
[www.storybird.com yang diakses pada tanggal 29 Februari 2020]). Bentuk
tulisan yang dimungkinkan, yaitu: cerita bergambar/picture book, ilustrasi
panjang, puisi, dsb. Dalam penelitian ini, akan difokuskan mengenai cerita
bergambar/picture book.
1.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini tersusun atas lima bab. Adapun pemaparannya sebagai
berikut. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari: (1) latar belakang masalah, (2)
rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah,
dan (6) sistematika penulisan. Bab II berisi kajian teori yang terdiri dari; (1)
penelitian terdahulu yang relevan, (2) landasan teori yang digunakan dalam
penelitian ini, serta (3) kerangka berpikir. Bab III berisi metodologi penelitian
yang terdiri dari: (1) jenis penelitian, (2) populasi dan sampel penelitian, (3)
sumber data dan data penelitian, (4) teknik analisis data, (5) teknik pengumpulan
data, (6) instrumen pengumpulan data, dan (7) triangulasi. Bab IV berisi deskripsi
data, hasil penelitian, dan pembahasan tentang tingkat kemampuan menulis
karangan narasi pengalaman pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas
Sanata Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tahun ajaran 2019 serta tipe kesalahan yang terdapat dalam karangan narasi
mahasiswa. Bab V berisi kesimpulan dari penelitian, implikasi, dan saran-saran
yang ditujukan untuk pihak/peneliti lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab dua pada penelitian ini berisi dua subbab. Subbab yang pertama
adalah penelitian yang relevan. Subbab kedua merupakan penjabaran mengenai
landasan teori yang digunakan dalam penelitian.
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Sampai saat ini, peneliti belum menemukan penelitian yang mengkaji
tentang penggunaan media Storybird untuk keterampilan menulis karangan narasi
pengalaman pribadi mahasiswa program studi PBSI Universitas Sanata Dharma
semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran
2019. Akan tetapi, peneliti menemukan ada empat penelitian sebelumnya yang
relevan dengan topik pada penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut antara lain:
penelitian yang dilakukan oleh Agustinah (2016), Ariyanto (2009), Roida
Nurhayati Rita (2013), dan Shinta Nurfitri Setyorini (2017).
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Agustinah (2016) berjudul
“Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas
VII SLB Budi Asih Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran
2011/2012”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terjadi peningkatan
keterampilan menulis karangan paragraf narasi setelah dilakukan pembelajaran
menggunakan media gambar. Hal itu terlihat dari nilai rata-rata 45 pada prasiklus
yang meningkat menjadi 64,25 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 82.5
pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto (2009) dengan
judul “Kemampuan Menulis Karangan Narasi dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta
Tahun Ajaran 2008/2009”. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat diketahui
beberapa hal penting sebagai berikut: (1) siswa masih sering menggunakan ejaan
tidak baku, (2) pada waktu menulis, siswa sudah mempunyai ide untuk
disampaikan pada pembaca, walaupun penyampaian gagasannya masih belum
benar. Selain itu, guru juga menjadi faktor penentu dalam meningkatkan
kemampuan menulis siswa. Adapun cara yang dapat dilakukan guru untuk
meingkatkan kemampuan menulis siswa adalah: (1) memberikan pengetahuan
tentang karangan narasi, (2) siswa harus diberi kesempatan untuk menuangkan
idea tau gagasan agar siswa dapat berpikir kritis dan kreatif, dan (3) melakukan
pendampingan kepada siswa dengan kemampuan mengarang yang rendah.
Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Roida Nurhayati Rita
(2013). Penelitian tersebut berjudul “Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Kanisius Kadirojo Kalasan Purwomartani Yogyakarta Tahun
Ajaran 2012/2013 dengan Menggunakan Media Gambar Seri”.Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Roida menunjukkan bahwa jika dilihat dari hasilnya,
motivasi dan minat siswa dalam menulis dapat dikatakan cukup baik. Selain itu,
guru dan media yang digunakan juga berpengaruh terhadap hasil penulisan narasi
siswa.
Terakhir, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Shinta Nurfitri Setyorini
(2017) dengan judul “The Effectiveness of Using Storybird in Teaching Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Process of Writing Narrative Text in SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo”.
Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa aplikasi Storybird efektif
digunakan untuk meningkatkan proses menulis teks narasi. Hal itu dapat dilihat
dari hasil pre test dan post test yang diperoleh siswa. Selain itu, berdasarkan hasil
observasi dan analisis kuesioner yang dilakukan oleh Shinta Nurfitri, para siswa
kelas 10 SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo menunjukkan respon positif terhadap
penggunaan media Storybird untuk penulisan teks narasi.
Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan dalam paragraf di atas, terdapat
persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian
terdahulu yang relevan. Persamaan dan perbedaan tersebut ialah berkaitan dengan
jenis karangan yang menjadi objek kajian, subjek penelitian, dan media yang
digunakan sebagai sarana pendukung dalam penulisan karangan narasi. Adapun
pemaparan mengenai persamaan dan perbedaan dari penelitian ini dengan
penelitian-penelitian terdahulu yang relevan akan dipaparkan pada paragraf
berikut.
Pertama, persamaan antara penelitian ini dengan penelitian berjudul
“Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Melalui Media Gambar pada Siswa Kelas
VII SLB Budi Asih Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran
2011/2012” adalah terkait dengan hal yang dikaji, yaitu kemampuan subjek
penelitian dalam membuat karangan narasi. Karangan narasi yang dibuat oleh
subjek dalam kedua penelitian tersebut termasuk jenis karangan narasi
ekspositoris/pengalaman pribadi. Sementara perbedaannya ialah terletak pada
jenis media yang digunakan. Pada penelitian ini, media yang digunakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
peneliti untuk mengukur kemampuan subjek dalam menulis karangan narasi
adalah Storybird, sedangkan Agustinah (2016) menggunakan media gambar
sebagai sarana penunjang bagi subjek penelitian untuk menulis karangan narasi.
Kedua, persamaan antara penelitian ini dengan penelitian berjudul
“Kemampuan Menulis Karangan Narasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran
2008/2009” ialah terletak pada jenis karangan yang menjadi objek penelitian,
yaitu karangan narasi ekspositoris/pengalaman pribadi. Perbedaan dari kedua
penelitian tersebut, yaitu pada subjek penelitian yang akan dilihat kemampuannya
dalam menulis karangan narasi. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa
Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2018 yang mengikuti
perkuliahan Pembelajaran Berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019, sedangkan
subjek pada penelitian yang dilakukan oleh Ariyanto (2009) ialah siswa kelas VIII
SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.
Ketiga, persamaan antara penelitian ini dengan penelitian berjudul
“Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kanisius Kadirojo
Kalasan Purwomartani Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 dengan
Menggunakan Media Gambar Seri” ialah sama-sama berisi uraian mengenai
kemampuan subjek penelitian dalam menulis karangan narasi. Sementara
perbedaannya, yaitu terletak pada media yang digunakan oleh subjek penelitian
untuk menulis karangan narasi. Pada penelitian ini, media yang dikaji oleh peneliti
sebagai sarana pendukung bagi subjek dalam menulis karangan narasi adalah
Storybird, sedangkan Roida Nurhayati (2013) mengkaji mengenai penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
media gambar seri untuk mengukur kemampuan subjek dalam menulis karangan
narasi.
Keempat, persamaan antara penelitian ini dengan penelitian berjudul “The
Effectiveness of Using Storybird in Teaching Learning Process of Writing
Narrative Text in SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo” ialah terkait dengan jenis
teks dan media yang dikaji dalam penelitian, yaitu karangan narasi dan media
Storybird. Akan tetapi, pada penelitian ini, subjek yang akan diukur
kemampuannya dalam menulis karangan narasi adalah mahasiswa Program Studi
PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2018 yang mengikuti perkuliahan
Pembelajaran Berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019. Sementara itu, subjek
dalam penelitian yang dilakukan oleh Shinta Nurfitri (2017) ialah siswa SMA
Negeri 1 Gedangan Sidoarjo.
Berdasarkan penjabaran mengenai persamaan dan perbedaan antara
penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang relevan, ada kebaruan yang
terdapat dalam penelitian ini. Kebaruan yang dimaksud, yaitu mengenai media
dan subjek yang dikaji dalam penelitian. Pada penelitian ini, subjek yang akan
dilihat kemampuannya dalam menulis karangan narasi adalah mahasiswa Program
Studi PBSI Universitas Sanata Dharma angkatan 2018 yang mengikuti
perkuliahan Pembelajaran Berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019. Sementara
pada penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, subjek yang diteliti adalah
siswa dan siswi di sekolah. Selain itu, pada penelitian ini, media yang digunakan
oleh peneliti untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menulis
karangan narasi adalah Storybird. Sebaliknya, media yang digunakan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
beberapa penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini untuk mengukur
kemampuan subjek penelitian dalam penulisan karangan narasi berupa media
nonelektronik, contohnya gambar seri.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Keterampilan Menulis
Berikut akan dipaparkan mengenai: (a) keterampilan menulis sebagai salah
satu dari empat keterampilan berbahasa, (b) menulis sebagai suatu cara
berkomunikasi, (c) fungsi dan tujuan menulis, serta (d) jenis-jenis tulisan.
2.2.1.1 Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa, selain
mendengarkan, berbicara, dan membaca, yang harus dikuasai oleh seorang
pemelajar bahasa Indonesia. Hal itu berlaku untuk pemelajar BIPI (Bahasa
Indonesia bagi Penutur Indonesia) ataupun BIPA (Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing). Keterampilan berbahasa tersebut saling terkait antara yang
satu dengan lainnya. Pada awalnya, seseorang akan belajar menyimak,
kemudian belajar berbicara, lalu belajar membaca, dan yang terakhir belajar
menulis (Tarigan, 2008:1). Keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis, menjadi dasar bagi para pemelajar bahasa untuk menggunakan
bahasa Indonesia.
Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain,
kemampuan menulis menjadi yang paling sulit dikuasai, bahkan oleh penutur
asli bahasa yang bersangkutan (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:248).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kesulitan itu disebabkan karena kemampuan menulis menghendaki
penguasaan berbagai macam kaidah kebahasaan, seperti: ejaan, struktur
kalimat, kosakata, dan lain-lain. Baik unsur bahasa dan isi harus terjalin
sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu.
2.2.1.2 Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Berdasarkan media penyampaiannya, proses komunikasi dibedakan
menjadi tiga, yaitu: visual/nonverbal, oral/lisan, dan written/tulis (Tarigan,
2008:19). Ketiga jenis komunikasi tersebut mempunyai ciri khasnya masing-
masing. Komunikasi secara lisan/oral adalah komunikasi yang dilakukan
melalui mulut, sedangkan komunikasi bermedia tulis merupakan komunikasi
yang mengandung pesan berwujud tulisan. Berbeda dengan komunikasi secara
oral maupun tulis yang menggunakan kata-kata, Solihin (2015) menyatakan
bahwa komunikasi nonverbal/visual disampaikan bukan dengan kata-kata,
tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan
istilah bahasa isyarat atau body language, potongan rambut, pakaian, dan
sebagainya.
Berkaitan dengan menulis sebagai suatu cara berkomunikasi, menurut
Morsey (dalam Tarigan 2008:20), sebuah tulisan dapat dipergunakan oleh
orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta
memengaruhi orang lain. Maksud/tujuan suatu penulisan hanya bisa tercapai
oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dengan jelas. Kejelasan tersebut bergantung pada pikiran, pemilihan kata, dan
stuktur kalimat yang benar.
1. Fungsi dan Tujuan Menulis
Sebelum memaparkan fungsi dan tujuan menulis, pada bagian ini,
peneliti akan memberikan gambaran mengenai definisi dari kata fungsi dan
tujuan terlebih dahulu. Kata fungsi memiliki arti, yaitu berkaitan dengan
kegunaan/peran suatu hal, sedangkan kata tujuan merupakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan arah; haluan; maksud; dan tuntutan
(KBBI, 2020). Bersumber pada penjelasan tersebut, dapat dilihat
perbedaan yang cukup mendasar dari kata fungsi dan tujuan.
Berdasarkan pemaparan pada paragraf satu, maka pada bagian ini
akan dijelaskan mengenai fungsi dan tujuan menulis, baik bagi penulis
maupun pembaca. Adapun fungsi utama menulis ialah sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung (Tarigan, 2008:22). Dapat dikatakan
bahwa menulis sangat penting bagi seseorang karena mampu membuat
seseorang berpikir kritis, memperdalam daya tanggap, memecahkan suatu
permasalahan, dan sebagai media berekspresi. Selain itu, menurut Hugo
Hartig (dalam Tarigan, 2008:25), menulis juga memiliki beberapa tujuan
sebagai berikut: tujuan penugasan, tujuan altruistic/menyenangkan
pembaca, tujuan persuasif, tujuan informasional, tujuan pernyataan diri,
tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Jenis-Jenis Tulisan
Ada berbagai macam pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
berkaitan dengan jenis-jenis tulisan. Namun, dalam penelitian ini, peneliti
akan menggunakan pendapat dari Weaver dan Morris. Adapun pendapat
dari kedua ahli tersebut adalah sebagai berikut. Berdasarkan bentuknya,
Weaver (dalam Tarigan, 2008:28) mengklasifikasikan jenis-jenis tulisan
menjadi: eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi. Sejalan dengan
Weaver, Morris beserta rekan-rekannya (dalam Tarigan, 2008:28) juga
berpendapat bahwa ada empat jenis tulisan, yaitu: eksposisi, argumen,
deskripsi, dan narasi.
Secara singkat, penjelasan dari karangan eksposisi, argumen,
deskripsi, dan narasi adalah sebagai berikut. Menurut Keraf (1981:3),
eksposisi merupakan pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan
atau pengetahuan pembaca uraian tersebut dan tidak berusaha untuk
memengaruhi orang lain, sedangkan argumentasi dapat dikatakan sebagai
suatu bentuk retorika yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan
pendapat orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai
yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 2007:3). Berdasarkan
pernyataan tersebut, dapat dilihat perbedaan antara jenis tulisan eksposisi
dan argumentasi. Sementara itu, karangan narasi dapat diartikan sebagai
bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian maupun
peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami
sendiri peristiwa tersebut (Keraf, 2007:135-136), sedangkan deskripsi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pemerian adalah sebuah bentuk tulisan yang berisi pemaparan/perincian
dari objek yang dibicarakan (Keraf, 1981:93). Dalam penelitian ini,
peneliti akan lebih fokus memberikan penjelasan mengenai karangan
narasi.
2.2.2 Karangan Narasi
Pada bagian ini, peneliti akan memberikan penjelasan secara lebih rinci
mengenai: (a) pengertian, (b) ciri-ciri, (c) jenis-jenis, (d) struktur karangan narasi,
dan (e) kaidah kebahasaan karangan narasi.
2.2.2.1 Pengertian Karangan Narasi
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan
suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat
atau mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf 2007:135-136). Selain itu, Keraf
(2007:136) juga menambahkan bahwa karangan narasi mencakup dua hal
yang harus diperhitungkan sehingga membedakannya dari jenis karangan lain,
yaitu: perbuatan/tindakan yang terjadi dalam satu rangkaian waktu. Sejalan
dengan pernyataan Keraf, Nursisto (1999:39) mengemukakan bahwa karangan
narasi dapat diartikan sebagai karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang
terjadi dalam satu kesatuan waktu.
Berdasarkan dua pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
karangan narasi adalah salah satu jenis karangan karangan yang berisi tentang
suatu peristiwa. Kemudian, sebuah karangan narasi harus mencakup dua unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
penting, yaitu: perbuatan serta waktu. Unsur perbuatan dan waktu menjadi
pembeda antara karangan narasi dengan eksposisi, deskripsi, dan argumentasi.
2.2.2.2 Ciri-Ciri Karangan Narasi
Terdapat beberapa ciri-ciri narasi yang membedakannya dari jenis
karangan lainnya. Semi (2009) menyatakan bahwa narasi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: (1) berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis,
(2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa fakta, imajinasi, atau
gabungan dari keduanya, (3) berdasarkan konflik, tanpa konflik biasanya
narasi menjadi kurang menarik, (4) mempunyai nilai estetika, (5) menekankan
susunan secara kronologis. Sedangkan menurut Keraf (2007:136) ciri-ciri
narasi ialah menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, dirangkai dalam
urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi”, dan ada
konflik. Berdasarkan pendapat dari dua ahli tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa setidaknya ada lima ciri karangan narasi, yaitu: (1) berupa rangkaian
peristiwa/kejadian, (2) terdapat latar waktu dan tempat, (3) alasan atau latar
belakang pelaku mengalami peristiwa, (4) ada tokoh/orang yang mengalami
peristiwa, dan (5) terdapat susunan kronologis dalam tulisan.
2.2.2.3 Jenis-Jenis Karangan Narasi
Secara garis besar, narasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu: ekspositoris
dan sugestif. Terdapat perbedaan antara narasi ekspositoris dan.sugestif.
Perbedaan tersebut terletak pada fungsi dari masing-masing jenis karangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
narasi. Narasi ekspositoris berfungsi untuk menyampaikan informasi
mengenai suatu kejadian, sedangkan narasi sugestif berfungsi untuk
menimbulkan daya khayal. Selain itu, narasi ekspositoris cenderung
menggunakan bahasa informatif, sedangkan narasi sugestif menggunakan
bahasa figuratif yang mengandung kata-kata konotatif (Keraf, 2007:139).
Berdasarkan pendapat yang diacu dari Keraf mengenai jenis-jenis
karangan narasi, peneliti menyimpulkan bahwa narasi dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis. Jenis yang pertama, yaitu narasi ekspositoris. Narasi
ekspositoris adalah narasi yang berisi tentang fakta karena berdasarkan
kejadian sebenarnya atau pengalaman yang pernah dialami oleh penulis. Jenis
yang kedua, yaitu narasi sugestif. Narasi sugestif merupakan kebalikan dari
narasi ekspositoris karena mengandung unsur imajinatif atau fiksi di
dalamnya. Berikut merupakan contoh dari karangan narasi ekspositoris.
Liburan ke Tawangmangu
Hari minggu kemarin, saya dan keluarga menghabiskan waktu liburan akhir pekan di
Tawangmangu, sebuah tempat wisata pegunungan di sebelah timur Kota Solo. Bagi kami,
liburan kemarin sungguh heboh. Karena kami sudah merencanakan untuk ke tempat itu naik
motor, kami berangkat pagi-pagi sekali. Bapak memboncengkan ibu, kakak tertua
memboncengkan adik saya, dan saya memboncengkan kakak perempuan saya.
Saat di tengah perjalanan, ban sepeda motor bapak saya meletus. Begitu meletus, sepeda
motor bapak saya berjalan berliuk-liuk dan hampir jatuh. Syukurlah, bapak saya berhasil
mengendalikan motor.
Kami beristirahat sejenak. Kakak tertua memeriksa ban yang kempes itu. “Wah, paku,
Pak,” seru kakak saya. “Kita harus cari tukang tambal ban,” tambahnya. “Iya lah,” jawab
bapak. Kemudian bapak memintaku untuk mencari tukang tambal ban atau bengkel yang
dapat menolong kami.
Setelah berkeliling dan menanyakan info tentang tukang tambal ban atau bengkel kepada
warga yang saya temui, akhirnya saya berhasil menemukan tukang tambal ban. Kemudian,
kami membawa motor bapak ke tukang tambal ban yang saya temukan. Kami menunggu
sekitar satu jam. Satu jam kemudian, kami pun siap melanjutkan perjalanan.
Lepas tengah hari, kami sudah menikmati teh hangat dan ubi bakar di Perkebunan Teh
Kemuning. Kami menggelar tikar, duduk santai, dan menikmati sejuknya hawa pegunungan.
Kami menghabiskan waktu di perkebunan itu dari siang hingga sore hari.
Akhirnya, tibalah waktu untuk kembali pulang ke Solo. Perjalanan pulang terasa lebih
cepat. Sebelum maghrib, kami sudah sampai di rumah dengan selamat. Liburan kami terasa
sangat menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(Dimodifikasi oleh peneliti)
(Sumber: “Liburan ke Tawangmangu”. Djatmika, 2018:159-161)
Sesudah disajikan contoh mengenai karangan narasi ekspositoris, berikut akan
diberikan contoh karangan narasi sugestif/imajinatif.
Kancil dan Si Belang
Pada suatu pagi, Kancil keluar dari gua tempat tinggalnya dengan bermalas-malasan.
“Lapaaar,” kata Kancil sambil memegangi perutnya. “Pagi-pagi begini timun pak Tani di
sawah seberang sungai pasti segar dan nieekmat,” pikir Kancil.
Seperti yang biasa dia lakukan kalau lapar, Kancil segera berlari menyusuri pematang
sawah. Meloncat-loncat menghindari gundukan-gundukan dan lubang-lubang yang ada di
sepanjang pematang itu, sampai akhirnya ia tiba di pinggir sungai. Terlihat olehnya sawah Pak
Tani ada di seberang sungai. Dengan cekatan, kancil berjalan menyeberangi sungai
menggunakan jembatan.
Kancil bingung melihat begitu banyak timun hijau segar di hamparan sawah pak Tani. Dia
mengambil satu, kemudian menggigitnya. “Hmmm, segar!” Lalu, dia mengigitnya lagi.
Saat sedang asyik menggigit timun, tiba-tiba kancil terjatuh karena dikagetkan oleh
sesosok orang-orangan yang sedang berkacak pinggang. “Siapa kamu? Hei, siapa kamu?”
Kancil tidak tahu kalau itu adalah orang-orangan sawah yang dipasang pak Tani. “Hey kamu!
Ngapain kamu berkacak pinggang gitu? Kamu nantangin aku ya?“ Orang-orangan itu tentu
tidak bisa membalasa omongan Kancil. Kancil yang kesal kemudian segera menendang orang-
orangan sawah tersebut
Sewaktu Kancil menendang orang-orangan sawah, dia merasakan ada sesuatu yang sangat
lengket, sehingga kakinya menempel pada tubuh orang-orangan sawah. Ternyata, pak Tani
sudah memasang lem yang sangat lengket sebagai jebakan. Di balik rerimbunan pohon
ternyata pak Tani mengamati dan akhirnya membawa Kancil ke rumah. Kemudian, pak Tani
memasukkan Kancil ke dalam kandang.
Kancil takut, sedih, dan bingung. “Kalau saja aku tidak nakal pastilah tidak seperti ini
nasibku,” renung si Kancil. Tiba-tiba, Belang, anjing pak Tani mendekati kandang tempat
Kancil dikurung. “Wah, kesempatan lolos nih,” pikir Kancil. “Kamu ngapain, Cil?” tanya
Belang. “Yah, namanya binatang cakep itu ya gini. Pak Tani mau menjadikan aku sebagai
binatang kesayangan puterinya,” balas Kancil. “Apa jadi binatang kesayangan itu boleh tidur
di kamar, lalu digendong-gendong dia gitu?” tanya Belang lagi. “Lha iya lahh, namanya
binatnag kesayangan. Pokoknya ya dimanja-manja.” Si Belang yang tidak berpikir panjang,
akhirnya membuka pintu kandang agar Kancil bisa keluar dan bertukar posisi dengannya.
Begitu pintu dibuka, Kancil segera keluar dan melesat cepat-cepat ke hutan.
Tak lama kemudian, Pak Tani datang dengan parang di tangan. Namun, dia kaget karena
mendapati si Kancil telah pergi dan yang berada di kandang adalah anjingya. Akhirnya, dia
justru marah pada si Belang karena dia menduga Belang sudah menolong Kancil.
(Dimodifikasi oleh peneliti)
(Sumber: “Kancil dan Belang”. Djatmika, 2018:141-145)
Adapun dalam penelitian ini, jenis narasi yang akan diujikan adalah narasi
ekspositoris/pengalaman pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2.2.2.4 Struktur Karangan Narasi
Sebuah karangan narasi tersusun dari beberapa unsur, yaitu: orientasi/
orientation, komplikasi, resolusi, evaluasi (tidak harus hadir dalam karangan
narasi), resolusi, dan koda (Djatmika, 2018: 139-140). Penjabaran dari kelima
unsur karangan narasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bagian orientasi
Orientasi adalah bagian dalam karangan narasi yang berisi penjabaran
setting tempat dan waktu dari peristiwa yang akan diceritakan, serta
para pelaku dalam cerita. Bagian ini biasanya ditandai dengan
penggunaan frasa seperti berikut ini: pada suatu hari, zaman dahulu
kala, sewaktu saya, pada suatu sore, dsb.
2. Bagian komplikasi
Komplikasi merupakan unsur karangan narasi yang berisi konflik. Di
bagian ini konflik yang menimpa tokoh dalam cerita disampaikan.
3. Bagian evaluasi
Evaluasi adalah unsur cerita narasi yang menceritakan upaya pelaku
cerita dalam mengulas balik peristiwa yang menimpanya dan
kemudian mencoba satu cara untuk menemukan jalan keluar. Pada
beberapa teks narasi, evaluasi mendahului bagian resolusi. Bagian ini
bersifat pilihan dan tidak harus hadir.
4. Bagian resolusi
Bagian resolusi dapat diartikan sebagai bagian atau kejadian akhir
dalam karangan narasi yang berisi pemecahan masalah/konflik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
cerita. Kejadian akhir tersebut dapat berupa peristiwa sukacita maupun
dukacita.
5. Koda
Koda merupakan bagian akhir dalam karangan narasi. Bagian ini
dijadikan oleh penulis untuk menyampaikan pesan moral kepada
pembaca.
Sejalan dengan hal itu, Kosasih, dkk (2018:62) juga mengutarakan bahwa
suatu karangan narasi tersusun dari empat bagian, yaitu: orientasi (penentuan
peristiwa, penciptaan gambaran visual latar, waktu kisah, pengenalan karakter,
dan arah menuju komplikasi), rangkaian peristiwa (keberlanjutan kisah
melalui serangkaian peristiwa tak terduga), komplikasi (konflik atau masalah),
dan resolusi (cara pengarang mengakhiri cerita).
Berdasarkan dua acuan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sebuah
karangan narasi tersusun dari lima bagian. Kelima unsur penyusun karangan
narasi yang dimaksud antara lain: orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan
koda. Unsur-unsur tersebut menjadikan karangan narasi berbeda dari jenis
karangan lainnya.
Adapun karangan narasi yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah
narasi ekspositoris/pengalaman pribadi. Untuk menilai karangan narasi
ekspositoris, peneliti menggunakan kelima unsur karangan narasi sebagai
acuan. Unsur-unsur karangan narasi yang dijadikan acuan bagi peneliti untuk
menilai, yaitu: orientasi, komplikasi, resolusi, evaluasi, dan koda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.2.2.5 Kaidah Kebahasaan Karangan Narasi
Setiap jenis karangan memiliki kaidah atau ciri kebahasaan tersendiri
yang membedakan antara jenis karangan yang satu dengan jenis karangan
lainnya. Berkaitan dengan karangan narasi, ada enam kaidah kebahasaan yang
harus dipenuhi (Kosasih, dkk, 2018:76-77). Keenam kaidah kebahasaan
karangan narasi yang dimaksud ialah sebagai berikut:
1. terdapat pilihan kata yang menunjukkan sudut pandang pencerita,
misalnya: dia, saya, kamu, mereka, atau nama seseorang,
2. penggunaan dialog,
3. menggunakan kata khusus, misalnya: memilih kata beringin atau
trembesi dibandingkan pohon, memilih kata apel sebagai salah satu
nama buah, dsb,
4. uraian deskriptif yang rinci dan digunakan untuk menggambarkan
pengalaman, latar, serta karakter, misalnya: baunya seperti apa, apa
yang bisa didengar, terlihat seperti apa, dsb,
5. penggunaan majas atau gaya bahasa, misalnya: repetisi, klimaks,
metafora, personifikasi, aliterasi, asonansi, dll,
6. penggunaan pertanyaan retoris sebagai teknik untuk melibatkan
pembaca.
Kaidah kebahasaan tersebut dijadikan acuan oleh peneliti untuk menilai
karangan narasi yang dibuat oleh subjek dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.2.2.6 Komponen Keterampilan Menulis Narasi
Ada beberapa komponen yang harus dipenuhi untuk menghasilkan
karangan narasi. Menurut Kundharu Sadhono dan Y. Slamet (2012: 112),
karangan narasi terdiri dari isi, organisasi isi, gramatika, diksi, ejaan. Adapun
penjabaran dari komponen-komponen yang harus dipenuhi untuk membuat
karangan narasi ialah sebagai berikut:
1. isi, meliputi relevansi, tesis yang dikembangkan, keeskplisitan
analisis dan ketepatan simpulan,
2. organisasi isi, meliputi keutuhan, perpautan, pengembangan gagasan
atau pikiran pokok paragraf dan organisasi keseluruhan karangan,
3. gramatika atau tata bahasa, meliputi ketepatan bentukan kata dan
keefektifan kalimat,
4. diksi, meliputi ketepatan penggunaan kata berkenaan dengan gagasan
yang dikemukakan, kesesuaian penggunaan kata dengan konteks dan
kebakuan kata.
5. ejaan, meliputi penulisaan huruf, kata, dan tanda baca.
Kelima komponen penulisan karangan narasi di atas, juga dijadikan acuan
oleh peneliti untuk menilai hasil karangan narasi ekspositoris yang dibuat
mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga
pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019
dengan menggunakan media Storybird.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.2.3 Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah narasi yang mempersoalkan tahap-tahap
kejadian atau rangkaian-rangkaian perbuatan kepada pembaca maupun pendengar
(Keraf, 2007:137). Berkaitan dengan pernyataan tersebut, narasi ekspositoris
dapat bersifat khusus dan dapat juga bersifat general/umum. Narasi ekspositoris
general/umum adalah narasi mengenai suatu peristiwa yang dapat dilakukan siapa
saja dan dapat dilakukan berkali-kali. Contoh dari narasi ekspositoris bersifat
general/umum, misalnya: narasi bagaimana seseorang membangun rumah,
membuat mi rebus, membuat nasi uduk, dan sebagainya. Sedangkan narasi
ekspositoris khas/khusus adalah narasi mengenai suatu peristiwa yang hanya
terjadi satu kali atau tidak dapat diulang kembali. Contoh narasi ekspositoris
khusus, misalnya: pengalaman seseorang saat pertama kali bekerja, saat pertama
kali memiliki seorang anak, pertama kali bersekolah, dan lain-lain. Di bawah ini
merupakan contoh dari karangan narasi ekspositoris yang bersifat umum.
Aku duduk di meja belajar dan melihat rak yang dijejali dengan buku-buku tebal. Aku
mengambilnya dan memasukkannya satu persatu ke dalam koper yang khusus aku gunakan untuk
mengemas buku dan beberapa persuratan. Cukup memakan waktu lama untuk memaksa semua
buku itu masuk ke dalam koper yang tidak seberapa besar ini.
(Sumber: “100 Tahun Setelah Aku Mati”. Naufal, 2017:503)
Sesudah disajikan contoh paragraf dalam karangan narasi ekspositoris umum,
berikut akan diberikan contoh mengenai narasi ekspositoris khusus.
Bagi saya, Gunung Beser menyimpan kenangan tersendiri. Sejak umur 5 tahun, saya sering tidur di
rumah kakek. Setiap subuh, kakek membangunkan saya dan mengajak pergi ke masjid di pinggir
sawah. Saya yang kadang masih merasa ngantuk, begitu turun dari rumah selalu takjub melihat
Gunung Beser berdiri kukuh. Saya merasa kesegaran pagi, harum dedaunan, dan bau tanah adalah
bau khas Gunung Beser. Saya selalu berharap begitu turun dari rumah bisa melihat gunung itu
bercahaya.
(Sumber: “Kupu-Kupu di Bantimurung”, Antologi Cerpen Remaja III, 2003:29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.2.4 Storybird
Pada bagian ini, peneliti akan memberikan pemaparan mengenai
pengertian, kelebihan, kelemahan, lima fasilitas, dan cara penggunaan Storybird.
2.2.4.1 Pengertian
Menurut situs www.storybird.com yang diakses pada tanggal 29
Februari 2020, Storybird dapat diartikan sebagai berikut. Storybird is a
language arts tool. We use illustrations to inspire members to write stories,
and encourage ongoing writing practice (Storybird adalah media yang
menggunakan ilustrasi untuk menginspirasi orang dalam menulis cerita dan
mendorong suatu praktik penulisan yang berkelanjutan). Bentuk-bentuk
tulisan yang dapat dibuat menggunakan Storybird, antara lain: cerita
bergambar/picture book, ilustrasi panjang, puisi, dan sebagainya. Dalam
penelitian ini, akan difokuskan mengenai cerita bergambar/picture book.
Storybird merupakan salah satu aplikasi Web 2.0 yang memungkinkan
pengguna menjadi lebih kreatif dan imajinatif dalam menulis. Setelah selesai
membuat cerita, penulis dapat mempublikasikan hasil karya mereka secara
online, seperti melalui Facebook, Instagram, dsb. Selain itu, orang lain dapat
memberikan tanggapan/komentar terhadap hasil karya yang sudah
dipublikasikan.
2.2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan
Sebagai sebuah aplikasi berbentuk Web, Storybird memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan. Menurut Witantri (2015), keunggulan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
aplikasi tersebut adalah: (1) mempermudah guru dalam menyampaikan materi
pelajaran karena siswa akan tertarik dengan penggunaan gambar, (2)
mengasah bakat kita dalam hal pembuatan cerita, (3) sebagai media untuk
membuat cerita, 4) mengasah kemampuan bahasa Inggris karena aplikasi ini
menggunakan bahasa Inggris untuk menggunakannya mengasah dan
meningkatkan bakat siswa dalam membuat cerita bergambar. Sementara
kekurangan dari Storybird menurut Witantri (2015) adalah: (1) memerlukan
koneksi internet untuk menggunakannya, (2) perlu adanya kesesuaian antara
cerita dengan gambar yang tersedia, (3) ketika ingin mencetaknya dalam
bentuk print out, pengguna perlu memindahkannya terlebih dahulu ke dalam
Microsoft Word, 4) memerlukan waktu yang relatif lama untuk membuat suatu
cerita di Storybird, (5) bagi yang tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris,
kemungkinan akan kesulitan untuk menggunakannya.
2.2.4.3 Lima Fasilitas Storybird
Sama seperti aplikasi lainnya, Storybird menawarkan fasilitas-fasilitas
yang dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. Berdasarkan situs
www.storybird.com yang diakses pada tanggal 29 Februari 2020, ada lima
fasilitas yang dapat digunakan oleh pengguna Storybird untuk membuat cerita
bergambar. Fasilitas yang pertama disebut dengan picturebook. Picturebook
adalah salah satu fasilitas Storybird yang menawarkan banyak pilihan gambar
kepada pengguna. Tampilan cerita bergambar dari picture book cenderung
berbentuk horizontal/menyamping. Pengguna Storybird dapat memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
gambar/ilustrasi yang akan digunakan dengan memilihnya pada bagian all,
popular, atau recently added. Fasilitas yang kedua dinamakan longform story.
Terdapat kemiripan antara longform story dengan picture book, yaitu sama-
sama menyediakan berbagai macam pilihan ilustrasi/gambar yang dapat
digunakan oleh pengguna Storybird. Akan tetapi, tampilan dari longform story
berbentuk vertikal. Fasilitas ketiga yang disediakan dalam Storybird
dinamakan comics. Dengan comics, pengguna dapat membuat satu cerita
berbentuk komik sederhana. Fasilitas keempat dari Storybird disebut dengan
flash fiction. Tampilan dari flash fiction sama dengan tampilan longform
story, yaitu berbentuk vertikal. Akan tetapi, pengguna hanya dapat memilih
satu gambar sebagai ilustrasi cerita. Fasilitas yang terakhir, yaitu poetry.
Poetry berguna untuk membuat semacam ilustrasi dengan tulisan-tulisan
singkat, seperti: puisi atau pantun. Penelitian ini lebih berfokus pada
penggunaan fasilitas picture book untuk membuat karangan narasi
ekspositoris.
2.2.4.4 Cara Membuat Akun dan Menggunakan Storybird
Sebagai salah satu aplikasi/media penunjang proses pembelajaran, ada
beberapa tahapan yang harus diikuti oleh pengguna agar dapat menggunakan
aplikasi Storybird. Tahapan tersebut dimulai dari proses registrasi akun,
langkah-langkah pembuatan cerita bergambar, hingga cara memublikasikan
karya yang sudah dibuat agar dapat diberikan tanggapan oleh orang lain.
Penjelasan secara lebih rinci adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1) membuka aplikasi Storybird dengan mengetik www.storybird.com
dan memilih sign up for free;
Gambar 2.1
Tampilan Sign Up for Free
2) memilih menu yang sesuai dengan identitas;
Gambar 2.2
Tampilan untuk Memilih Menu Sesuai Identitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3) mengisi username, email, dan password;
Gambar 2.3
Tampilan untuk Mengisi Username, Email, dan Password
4) setelah selesai mengisi username, email, dan password, selanjutnya
klik create account/activate account;
Gambar 2.4
Tampilan untuk Activate Account
5) akun Storybird dapat diberi avatar dengan cara klik account, klik
update avatar, lalu pilih avatar yang diinginkan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 2.5
Tampilan untuk Mengganti Avatar
Gambar 2.6
Tampilan untuk Mengganti Avatar
6) klik write untuk membuat cerita baru;
Gambar 2.7
Tampilan dari Write untuk Membuat Cerita Baru
7) pengguna dapat memilih salah satu dari lima fasilitas Storybird
untuk membuat cerita, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
a) longform story
Gambar 2.8
Tampilan Muka Longform Story
b) picture book
Gambar 2.9
Tampilan Muka Picture Book
c) comics
Gambar 2.10
Tampilan Muka Comics
d) flash fiction
Gambar 2.11
Tampilan Muka Flash Fiction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
e) poetry;
Gambar 2.12
Tampilan Muka Poetry
8) pengguna dapat memilih gambar yang akan digunakan sebagai
ilustrasi dalam menulis cerita pada bagian all, popular, atau
recently added;
Gambar 2.13
Tampilan Muka dari Pilihan Gambar pada Bagian All, Popular, atau
Recently Added
9) pengguna disarankan untuk memilih picture book karena picture
book memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah rangkaian
cerita bergambar yang tidak hanya berisi satu gambar;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 2.14
Tampilan Picture Book
10) kemudian akan muncul halaman pada web yang dapat digunakan
oleh pengguna untuk memulai pembuatan cerita bergambar;
Gambar 2.15
Tampilan untuk Memulai Pembuatan Cerita Bergambar pada
Picture Book
11) drag gambar yang sudah dipilih ke dalam lembar kerja penulisan;
Gambar 2.16
Tampilan Lembar Kerja Penulisan Picture Book
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
12) jika sudah selesai, klik cover dan beri judul pada cerita bergambar
yang sudah dibuat;
Gambar 2.17
Tampilan Judul pada Picture Book
13) setelah selesai, klik save untuk menyimpan;
Gambar 2.18
Tampilan untuk Menyimpan Hasil Karangan
14) pada kolom kategori silakan pilih dua kategori sesuai dengan
cerita bergambar yang telah dibuat;
Gambar 2.19
Tampilan Kolom Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
15) ada dua pilihan privasi: yaitu private dan public;
Gambar 2.20
Tampilan Menu Pilihan Privasi
16) apabila cerita bergambar yang sudah dibuat ditujukan bagi
pembaca lain, silakan klik publicly;
Gambar 2.21
Tampilan Menu Pilihan Privasi
17) terakhir, yaitu klik submit for review.
Gambar 2.22
Tampilan dari Submit for Review
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2.2.5 Analisis Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa merupakan penyimpangan kaidah dalam pemakaian
bahasa (Pranowo, 2015:118). Sejalan dengan hal itu, menurut Setyawati
(2010:15), kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa lisan maupun tulis
yang menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia. Berdasarkan dua pernyataan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa adalah penyimpangan
kaidah-kaidah yang berlaku dalam suatu bahasa, baik secara lisan maupun tulis.
Di bawah ini akan dipaparkan mengenai jenis dan penyebab kesalahan berbahasa.
2.2.5.1 Jenis Kesalahan Berbahasa
Setyawati (2010) mengemukakan, bahwa ada enam jenis kesalahan
berbahasa Indonesia. Adapun jenis-jenis kesalahan yang dimaksud, yaitu: 1)
kesalahan berbahasa pada tataran fonologi, 2) kesalahan berbahasa pada
tataran morfologi, 3) kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis, 4) kesalahan
berbahasa pada tataran semantik, 5) kesalahan berbahasa pada tataran wacana,
dan 6) kesalahan berbahasa penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia. Teori
mengenai keenam jenis kesalahan berbahasa Indonesia tersebut dijadikan
pedoman bagi peneliti untuk mendeskripsikan tipe-tipe kesalahan yang
terdapat dalam karangan narasi pengalaman pribadi mahasiswa PBSI USD
TIK kelas A tahun ajaran 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2.2.5.2 Penyebab Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa disebabkan oleh individu yang menggunakan
bahasa tersebut (Setyawati, 2010:15). Berikut merupakan beberapa
kemungkinan yang menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa.
1. Terpengaruh bahasa yang terlebih dahulu dikuasai. Hal tersebut
dipicu oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa pertama.
2. Kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang digunakan.
Dengan kata lain, salah atau keliru dalam menerapkan kaidah bahasa.
3. Pengajaran bahasa yang kurang tepat ataupun kurang sempurna. Hal
tersebut berhubungan dengan pengajaran yang diperoleh pada saat
mempelajari suatu bahasa.
Selain itu, Chomsky (dalam Tarigan, 2011:143) menjelaskan apabila
kesalahan berbahasa disebabkan oleh dua faktor: 1) performansi atau
kesalahan penampilan yang disebabkan oleh kelelahan, keletihan, kurang
perhatian, dan 2) kompetensi yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
mengenai kaidah-kaidah bahasa.
2.3 Kerangka Berpikir
Penelitian ini mengacu pada beberapa fenomena sebagai berikut. Pertama,
calon pengajar di era 4.0 dituntut agar mampu menguasai literasi digital. Kedua,
Storybird merupakan salah satu aplikasi yang mampu menjawab tuntutan calon
pengajar di era 4.0, Ketiga, berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS),
menulis cerita narasi adalah salah satu aktivitas belajar yang harus dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mahasiswa dalam perkuliahan pembelajaran berbasis TIK di Program Studi PBSI
Universitas Sanata Dharma. Selain itu, penulisan karangan narasi harus dikuasai
oleh calon guru bahasa Indonesia karena untuk pengajaran KD 3.6 dan 4.6 pada
satuan pendidikan SMP/MTs. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian
berjudul “Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi Mahasiswa
Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma Semester Tiga pada Mata Kuliah
Pembelajaran Berbasis TIK Kelas A Tahun Ajaran 2019 Bermedia Storybird”.
Harapannya, peneliti dapat menemukan hasil terkait dengan tingkat kemampuan
menulis karangan narasi pengalaman pribadi dan tingkat kemampuan penggunaan
Storybird dalam penulisan karangan narasi pengalaman pribadi mahasiswa
Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga pada mata kuliah
pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019, serta tipe kesalahan yang
terdapat dalam karangan narasi pengalaman pribadi mahasiswa Program Studi
PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran
berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Skema 2.1
Skema Kerangka Berpikir
Tuntutan
pengajar di
era 4.0
Penguasaan
literasi digital
Aplikasi
Storybird
Salah satu output
perkuliahan Pembelajaran
Berbasis TIK Prodi PBSI
USD
Tuntutan calon
guru bahasa
Indonesia untuk
pengajaran KD
3.6 dan 4.6 pada
satuan
pendidikan
SMP/MTs
Karangan narasi ekspositoris
Kemampuan penulisan karangan narasi ekspositoris dan
tipe kesalahan yang terdapat dalam karangan narasi
ekspositoris mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab tiga pada penelitian ini terdiri dari tujuh subbab. Subbab yang pertama
berisi uraian mengenai jenis penelitian. Subbab kedua berisi penjelasan tentang
populasi dan sampel penelitian. Subbab ketiga berisi penjabaran sumber data dan
data penelitian. Subbab keempat berisi uraian terkait teknik analisis data. Subbab
kelima berisi penjelasan terkait teknik pengumpulan data. Subbab keenam berisi
pemaparan mengenai instrumen pengumpulan data. Subbab ketujuh berisi
penjelasan tentang triangulasi. Uraian mengenai hal-hal tersebut ialah sebagai
berikut ini.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif karena
lebih banyak menggunakan angka-angka untuk menjelaskan hasil analisis data.
Menurut Sudjana (1989:64), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
berusaha untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada waktu
penelitian. Sementara itu, Daniel (dalam Suharsaputra, 2014:49) berpendapat
bahwa penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan
untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik, kemudian
oleh peneliti akan dianalisis dan umumnya menggunakan statistik. Adapun
penelitian ini bermaksud untuk memaparkan kemampuan penulisan karangan
narasi pengalaman pribadi mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun
ajaran 2019 dengan menggunakan media Storybird.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, dikenal adanya istilah populasi. Populasi
adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Jika seorang peneliti ingin meneliti
semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitiannya, elemen itulah yang
dinamakan dengan populasi (Arikunto, 2010). Menurut kompleksitasnya, populasi
penelitian dibedakan menjadi dua: homogen dan heterogen (Burhan, 2011:110).
Populasi homogen merupakan keseluruhan individu anggota populasi yang
memiliki sifat relatif sama, sedangkan populasi heterogen dapat diartikan sebagai
keseluruhan individu anggota populasi yang memiliki sifat berbeda (Burhan,
2011:110).
Selain populasi, dalam penelitian kuantitatif, dikenal juga adanya istilah
sampel penelitian. Sampel penelitian merupakan sebagian atau wakil populasi
yang akan diteliti (Arikunto, 2010). Oleh karena itu, peneliti dapat melakukan
penelitian terhadap suatu populasi dengan mengambil sampelnya saja. Namun,
Arikunto (2006:134) menyatakan bahwa untuk jumlah populasi yang kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian populasi.
Berkaitan dengan sampel penelitian, Sugiyono (2018:133) berpendapat
bahwa pada dasarnya ada dua kelompok teknik sampling: probability sampling
dan nonprobability sampling. Probability sampling meliputi: simple random,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area
random. Nonprobability sampling meliputi: sampling sistematis, sampling kuota,
sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, snowball sampling, dan
sensus.
Berdasarkan acuan di atas, penelitian ini termasuk dalam penelitian
populasi karena jumlah populasi yang diteliti dalam penelitian ini kurang dari 100
orang. Adapun jenis populasinya tergolong populasi homogen dengan asumsi
bahwa subjek penelitian ini mempunyai kemampuan dan sifat yang relatif sama
dalam hal penulisan karangan narasi. Sementara itu, teknik sampling yang peneliti
gunakan adalah simple random sampling karena dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
3.3 Sumber Data dan Data Penelitian
Menurut Arikunto (2010:172), sumber data adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh. Sementara itu, data dapat diartikan sebagai bahan keterangan
tentang sesuatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian (Burhan,
2011:129). Sehubungan dengan hal tersebut, data penelitian ini ialah judul, isi
karangan, organisasi karangan, tata bahasa, diksi, dan ejaan dalam karangan narasi
pengalaman pribadi yang dibuat oleh mahasiswa Program Studi PBSI Universitas
Sanata Dharma semester tiga pada mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A
tahun ajaran 2019. Sementara sumber datanya, yaitu karangan narasi pengalaman
pribadi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3.4 Teknik Analisis Data
Menurut Sanjaya (2009:106), analisis data harus dilakukan untuk
mengelola dan menginterpretsi data dengan tujuan mendudukan berbagai
informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas
sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif karena analisisnya
berhubungan dengan angka-angka. Berikut merupakan langkah-langkah yang
dilakukan peneliti untuk menganalisis data. Pertama, menentukan karangan yang
akan dijadikan objek penelitian, yaitu karangan narasi pengalaman pribadi.
Kedua, membuat instrumen tes dan instrumen penilaian. Ketiga, menyebarkan tes
kepada subjek penelitian. Keempat, melakukan pengolahan data, yaitu menilai
hasil karangan narasi subjek penelitian dengan cara mengubah skor mentah
menjadi skor jadi. Kelima, menentukan tingkat kemampuan subjek penelitian
dalam penulisan karangan narasi bermedia Storybird dan memaparkan tipe
kesalahan yang terdapat dalam karangan narasi mahasiswa.
Adapun langkah-langkah dalam mengubah skor mentah menjadi skor jadi
ialah sebagai berikut.
1. Data skor hasil karangan narasi ditabulasikan dan digunakan untuk
menghitung kemampuan subjek penelitian dalam menulis karangan narasi,
2. Menentukan rata-rata/mean
Skor rata-rata atau mean dapat diketahui dengan menggunakan rumus
=
Keterangan:
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
= mean (rata-rata)
f = frekuensi
= skor kemampuan menulis karangan narasi
n = jumlah data/mahasiswa
3. Menghitung simpangan baku
Simpangan baku dapat diketahui dengan menggunakan rumus
S = √
(
)
Keterangan:
S = simpangan baku
n = jumlah data/mahasiswa
= jumlah skor yang dikuadratkan
= jumlah skor
4. Mengonversi ke dalam skala lima
Sesudah diketahui rata-rata (mean) dan simpangan bakunya, kemudian
skor dikonversikan ke dalam konversi skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.1
Pedoman Konversi Skala Lima PAN (Penilaian Acuan Norma)
Skala
Sigma
Skala
Angka
Skala
Lima
Keterangan
E-A 0-4
A 4 Sangat Tinggi
+ 1,5 + 1,5s
B 3 Tinggi
+ 0,5 + 0,5s
C 2 Sedang
0,5 0,5s
D 1 Rendah
1,5 1,5s
E 0 Sangat Rendah
Sumber : Modifikasi Peneliti dari Nurgiyantoro (2016:281)
X
X
X
X
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Metode atau teknik pengumpulan data merupakan bagian dari instrumen
pengumpualn data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian
(Burhan, 2011:133). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan tes. Adapun pemaparannya sebagai berikut.
3.5.1 Tes
Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dan pencapaian atau
prestasi (Arikunto, 2010:266). Sementara itu, Sudjana dan Ibrahim (dalam
Margono, 2010:170) menyatakan bahwa tes ialah seperangkat
rangsangan/stimulus yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk
mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.
Dapat disimpulkan, bahwa tes merupakan sebuah cara untuk melakukan penilaian
yang berbentuk tugas dan harus dikerjakan oleh seseorang untuk mendapatkan
nilai. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes untuk mengukur tingkat
kemampuan penulisan teks narasi pengalaman pribadi yang dimiliki oleh subjek
dalam penelitian ini menggunakan media Storybird.
3.6 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data
(Arikunto, 2010:192). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua,
yaitu: pedoman penilaian tes dan pedoman pengerjaan tes. Pemaparan dari kedua
instrumen tersebut adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3.6.1 Pedoman Penilaian
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang berupa tes, maka dibutuhkan
lembar penilaian tes tersebut. Pedoman penilaian ini akan menjadi instrumen dan
pedoman dalam menilai produk keterampilan menulis narasi yang dilakukan
melalui media Storybird. Pedoman penilaian yang digunakan dalam penelitian ini
sudah disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai dalam RPS (Rencana
Pembelajaran Semester) mata kuliah pembelajaran berbasis TIK dan mengacu
pada landasan teori di bab dua serta buku Sekolah Elektronik tahun 2018
mengenai penilaian karangan narasi. Adapun pedoman penilaian yang digunakan
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Indikator Penilaian Menulis
Aspek yang Dinilai
Indikator
Orientasi 1. Terdapat perkenalan tokoh dan latar dengan pelukisan yang jelas.
(Skor 3)
2. Terdapat perkenalan tokoh atau latar dengan pelukisan yang jelas.
(Skor 2)
3. Tidak terdapat perkenalan tokoh dan latar dengan pelukisan yang
jelas. (Skor 1)
Komplikasi 1. Tokoh terlibat dalam konflik dan terdapat rangkaian alur klimaks
yang jelas. (Skor 3)
2. Tokoh terlibat dalam konflik dan tidak terdapat rangkaian alur
klimaks yang jelas. (Skor 2)
3. Tokoh tidak terlibat dalam konflik dan tidak terdapat rangkaian
alur klimaks yang jelas. (Skor 1)
Evaluasi 1. Tokoh dalam cerita berupaya untuk mengulas balik peristiwa yang
dialami dan menemukan jalan keluar permasalahan yang sedang
menimpanya. (Skor 3)
2. Tokoh dalam cerita berupaya untuk mengulas balik peristiwa yang
dialami, tetapi tidak menemukan jalan keluar permasalahan yang
sedang menimpanya. (Skor 2)
3. Tidak terdapat evaluasi dalam karangan narasi mahasiswa. (Skor 1)
Resolusi 1. Konflik terpecahkan secara menarik, jelas, dan tidak dapat diduga.
(Skor 3)
2. Konflik terpecahkan secara menarik, jelas, dan sudah dapat diduga.
(Skor 2)
3. Konflik terpecahkan secara tidak menarik, tidak jelas, dan sudah
dapat diduga. (Skor 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Koda 1. Terdapat amanat dan nilai-nilai positif yang disampaikan. (Skor 3)
2. Terdapat amanat, tetapi tidak ada nilai-nilai positif yang
disampaikan. (Skor 2)
3. Tidak terdapat amanat dan nilai-nilai positif yang disampaikan.
(Skor 1)
Organisasi Isi 1. Terdapat 4-5 unsur penyusun karangan narasi (orientasi,
komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda) dalam karangan narasi
ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 3)
2. Terdapat 3 unsur penyusun karangan narasi (orientasi, komplikasi,
evaluasi, resolusi, dan koda) dalam karangan narasi ekspositoris
yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 2)
3. Terdapat 1-2 unsur penyusun karangan narasi (orientasi,
komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda) dalam karangan narasi
ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 1)
Kebahasaan 1. Terdapat 5-6 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat
pilihan kata yang menunjukkan sudut pandang pencerita, b)
penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian
deskriptif yang rinci dan digunakan untuk menggambarkan
pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas atau gaya
bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi
ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 3)
2. Terdapat 3-4 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat
pilihan kata yang menunjukkan sudut pandang pencerita, b)
penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian
deskriptif yang rinci dan digunakan untuk menggambarkan
pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas atau gaya
bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi
ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 2)
3. Terdapat 1-2 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat
pilihan kata yang menunjukkan sudut pandang pencerita, b)
penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian
deskriptif yang rinci dan digunakan untuk menggambarkan
pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas atau gaya
bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi
ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 1)
Ejaan 1. Tidak ditemukan adanya kesalahan ejaan (pemakaian huruf,
penulisan kata, pemakaian tanda baca) pada karangan narasi
mahasiswa. (Skor 3)
2. Terdapat 1-5 kesalahan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata,
pemakaian tanda baca) pada karangan narasi mahasiswa. (Skor 2)
3. Terdapat lebih dari 5 kesalahan ejaan (pemakaian huruf, penulisan
kata, pemakaian tanda baca) pada karangan narasi mahasiswa.
(Skor 1)
Skor Total
Sumber: Modifikasi peneliti dari Buku Sekolah Elektronik 2018 dan berdasarkan landasan
teori di bab 2
3.6.2 Pedoman Tes
Pedoman tes digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. Selain itu, pedoman tes juga berfungsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
memberikan gambaran mengenai prosedur-prosedur pengerjaan tes yang harus
dilakukan oleh responden. Peneliti menggunakan pedoman tes dalam bentuk
perintah pengerjaan teks narasi pengalaman pribadi dengan menggunakan media
Storybird.
Tabel 3.3
Pedoman Tes Penilaian Menulis
3.7 Triangulasi
Triangulasi dapat diartikan sebagai upaya menggunakan berbagai sumber
data untuk meningkatkan kualitas penelitian atau suatu proses memastikan sesuatu
dari berbagai sudut pandang (Lather dalam Conolle, 1994). Triangulasi data
diperlukan agar analisis data dalam penelitian ini lebih dapat
dipertanggungjawabkan dari segi keabsahan data dan keilmiahannya. Dalam
penelitian ini, peneliti akan meminta kesediaan Ibu Diani Febriasari, M.Pd.,
TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN BERBASIS TIK
Universitas : Sanata Dharma
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun Ajaran : 2019
Semester/Kelas : III (Tiga)/A
1. Buatlah sebuah karangan narasi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. karangan narasi yang dibuat harus berisikan unsur- unsur teks narasi
b. tema karangan narasi yang dibuat adalah berkaitan dengan pengalaman paling
berkesan dalam hidup Anda,.
c. karangan narasi dibuat menggunakan fasilitas picture book yang terdapat
dalam media Storybird,
d. tidak boleh ada unsur plagiarisme.
2. Tuliskan nama, kelas, dan NIM Anda di bagian cover.
3. Karangan narasi yang sudah selesai dibuat dikumpulkan pada hari Selasa, tanggal
17 Desember 2019, dalam bentuk hard file/print out.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
selaku dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk
menjadi triangulator.
Adapun langkah yang akan dilakukan dalam proses triangulasi hasil
analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti
menyerahkan hasil analisis data penelitian kepada Ibu Diani Febriasari, M.Pd.,
selaku triangulator. Kedua, triangulator melakukan pemeriksaan hasil analisis data
yang dilakukan oleh peneliti. Ketiga, peneliti melakukan pembenahan jika
ditemukan adanya kesalahan pada hasil analisis data sesuai dengan arahan dari
triangulator. Keempat, peneliti menyerahkan hasil analisis data yang telah
diperbaiki kepada triangulator. Kelima, sesudah analisis data dinyatakan absah
oleh triangulator, peneliti akan menggunakannya sebagai acuan untuk menyusun
pembahasan di bab IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab empat pada penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian
pertama adalah deskripsi data. Bagian kedua, yaitu analisis data. Bagian terakhir
merupakan pembahasan. Adapun penjabaran dari ketiga bagian tersebut ialah
sebagai berikut.
4.1 Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa skor hasil
tes menulis karangan narasi ekspositoris. Populasi dalam penelitian ini ialah
mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga yang
mengikuti mata kuliah pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019.
Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 37 mahasiswa.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara
melaksanakan tes menulis karangan narasi ekspositoris menggunakan media
Storybird. Selanjutnya, hasil karangan narasi yang dibuat oleh subjek penelitian
dikumpulkan pada hari Selasa, tanggal 17 Desember 2019 dalam bentuk hard
file/print out. Skor pada masing-masing karangan narasi dideskripsikan dalam
tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.1
Daftar Skor Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris
Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019
Nama Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
Tadia Elian a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
19
Marcelia Andarsih a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
19
Sologracia Talitha a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
17
Yosafat Novianto a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 2
20
Alfira Yulistian-tari a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
19
Galuh Citra a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 1
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Nama Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
Odilia Anggraini a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
17
Hadranus Rangga a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 2
20
Vero Shintya a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 1
22
Franziska Cata a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 2
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
20
Afifa Ristianingsih a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
21
Chatarina Dyah Ayu a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
18
Fransiska Whely Indri a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Nama Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 2
Christina Subiyanto a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 2
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
16
Regina Dhea Caesarine a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 2
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
18
Chatarina Ananda a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
19
Clarita Rose W a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 1
22
Lucia Desy P a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
21
Silvia Olga Noventa a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
18
Anastasia Dedek a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Nama Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
Ignatius Julian Alfa a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 1
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
15
Gabriella Ogisa a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 2
19
Dionsia Eva a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
21
Yakobus Tri Adi a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 1
22
Joshep Christya a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
19
Yuliana Dewi Aryanti a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Nama Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
h. Ejaan: 2
Paulinus Ivan a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 1
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
16
Fransisca Christina a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
19
Andreas Aditya Yoga a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 2
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 1
21
Manoel Pedro a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
17
Maria Oliviana a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
17
Fransisca Oktavianti
Krisandae
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
18
Bibiana Alvatarina a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Nama Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
Putri Cintantya a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 2
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
18
Debora a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
19
Ni Komang Fera a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
18
Bernadeta Pertiwi a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
20
Berdasarkan tabel di atas, skor terendah adalah lima belas, sedangkan skor
tertinggi ialah dua puluh dua. Skor terendah didapatkan oleh satu orang
mahasiswa, sedangkan skor tertinggi diperoleh empat orang mahasiswa. Skor
mentah di atas, kemudian ditabulasikan dalam tabel 4.2 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4.2
Penghitungan Skor Rata-Rata dan Simpangan Baku Kemampuan Menulis
Karangan Narasi Ekspositoris Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019
No Skor (x) Frekuensi (f) fx f(x2)
1 15 1 15 225
2 16 2 32 512
3 17 4 68 1156
4 18 6 108 1944
5 19 11 209 3971
6 20 5 100 2000
7 21 4 84 1764
8 22 4 88 1936
Jumlah n = 37 704 13508
Keterangan:
= skor siswa
= frekuensi
= skor kemampuan menulis karangan narasi dikalikan frekuensi
n = jumlah data/mahasiswa
Adapun tipe-tipe kesalahan yang ditemukan dalam karangan narasi mahasiswa
PBSI USD TIK kelas A dideskripsikan dalam tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Tipe Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Narasi Ekspositoris Mahasiswa
PBSI TIK Kelas A Tahun 2019
Nama Tipe Kesalahan
Tadia Elian a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Marcelia
Andarsih
a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Sologracia
Talitha
a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Yosafat
Novianto
a. Kesalahan berbahasa di bidang semantik
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Alfira Yulistian-
tari
a. Kesalahan berbahasa di bidang sintaksis
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Galuh Citra a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Odilia
Anggraini
a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Hadranus
Rangga
a. Kesalahan berbahasa di bidang sintaksis
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Vero Shintya a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Franziska Cata a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Afifa
Ristianingsih
a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Chatarina Dyah
Ayu
a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Fransiska
Whely Indri
a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Christina
Subiyanto
a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Regina Dhea
Caesarine
a. Kesalahan berbahasa di bidang morfologi dan sintaksis
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Chatarina
Ananda
a. Kesalahan berbahasa di bidang morfologi dan sintaksis
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Clarita Rose W a. Kesalahan berbahasa di bidang sintaksis
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Lucia Desy P a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Silvia Olga
Noventa
a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Anastasia
Dedek
a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi dan sintaksis
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Ignatius Julian
Alfa
a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Gabriella Ogisa a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Dionsia Eva a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Yakobus Tri
Adi
a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Joshep Christya a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Yuliana Dewi
Aryanti
a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Paulinus Ivan a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Fransisca
Christina
a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi dan morfologi
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Andreas Aditya a. Kesalahan berbahasa di bidang sintaksis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Yoga b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Manoel Pedro a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi dan sintaksis
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Maria Oliviana a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Fransisca
Oktavianti
Krisandae
a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi dan morfologi
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Bibiana
Alvatarina
a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Putri Cintantya a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi dan sintaksis
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Debora a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Ni Komang
Fera
a. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
Bernadeta
Pertiwi
a. Kesalahan berbahasa di bidang fonologi
b. Kesalahan penulisan kata, huruf, dan tanda baca (kesalahan berbahasa
penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia)
4.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan data-data skor yang diperoleh, pada subbab ini akan
dilakukan penghitungan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris
mahasiswa PBSI TIK kelas A tahun 2019. Adapun langkah-langkah untuk
menghitung kemampuan mahasiswa dalam menulis karangan narasi ialah: 1)
menghitung skor rata-rata (mean), 2) menghitung simpangan baku, dan 3)
mengonversikan skor ke dalam pedoman konversi skala lima PAN. Selain itu,
pada subbab ini juga akan dipaparkan mengenai tipe-tipe kesalahan dalam
karangan narasi mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.2.1 Penghitungan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris
Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 Bermedia Storybird
Berpedoman pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa fx=704 dan n=37. Skor
rata-rata (mean) kemampuan menulis karangan narasi mahasiswa PBSI TIK kelas
A dapat dihitung dengan cara berikut.
=
=
= 19,02
Keterangan:
= rata-rata (mean)
= frekuensi
= skor kemampuan menulis karangan narasi
n = jumlah mahasiswa
Jadi, skor rata-rata kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris subjek
dalam penelitian ini adalah 19,02. Setelah skor rata-rata/mean diketahui, langkah
berikutnya yaitu menentukan simpangan bakunya. Simpangan baku dapat
dihitung dengan cara berikut.
S = √
(
)
S = √
(
)
S = √
S = √
S = 1,82
Keterangan:
S = simpangan baku
n = jumlah data/mahasiswa
= jumlah skor yang dikuadratkan
= jumlah skor
X
X
X
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Jadi, simpangan bakunya adalah 1,82. Sesudah nilat rata-rata (mean) dan
simpangan baku diketahui, langkah selanjutnya ialah mengonversi skor ke dalam
pedoman konversi skala lima PAN berikut.
Tabel 4.4
Pedoman Konversi Skala Lima PAN (Penilaian Acuan Norma)
Skala
Sigma
Skala
Angka
Skala
Lima
Keterangan
E-A 0-4
A
4
Sangat
Tinggi
+1,5 + 1,5s =
B 3 Tinggi
+0,5 + 0,5s =
C 2 Sedang
-0,5 0,5s =
D 1 Rendah
-1,5 1,5s =
E 0 Sangat
Rendah
Tabel 4.5
Tabel Interval Skor
Skala
Angka
Interval Skor
Keterangan
+ 1,5s = 21,75-24,00 Sangat Tinggi
+ 0,5s = 19,93-21,74 Tinggi
0,5s = 18,11-19,92 Sedang
1,5s = 16,29-18,10 Rendah
0 0-16,28 Sangat Rendah
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, dapat diketahui skor rata-rata (mean)
kemampuan penulisan karangan narasi ekspositoris mahasiswa program studi
PBSI Universitas Sanata Dharma semester tiga yang mengikuti mata kuliah
pembelajaran berbasis TIK kelas A tahun ajaran 2019 dengan menggunakan
media Storybird sebesar 19,02. Sementara itu, simpangan bakunya sebesar 1,82.
X
X
X
X
X
X
X
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Selanjutnya, berpedoman pada tabel 4.4 dan 4.5 di atas, kemampuan menulis
subjek dalam penelitian ini berada pada kategori sedang.
4.2.2 Tipe Kesalahan yang Terdapat dalam Karangan Narasi Ekspositoris
Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 Bermedia Storybird
Berpedoman pada tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa ada perbedaan
terkait dengan tipe kesalahan berbahasa Indonesia yang peneliti temukan dalam
karangan narasi pengalaman pribadi mahasiswa PBSI USD TIK kelas A tahun
2019. Tipe kesalahan yang dimaksud, yaitu: 1) kesalahan berbahasa pada tataran
fonologi, 2) kesalahan berbahasa pada tataran morfologi, 3) kesalahan berbahasa
pada tataran sintaksis, 4) kesalahan berbahasa pada tataran semantik, dan 5)
kesalahan berbahasa penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia. Berikut
merupakan contoh dari kesalahan-kesalahan tersebut:
1. kesalahan berbahasa pada tataran fonologi
Gambar 4.1
Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Fonologi
2. kesalahan berbahasa pada tataran morfologi
Gambar 4.2
Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Morfologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3. kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Gambar 4.3
Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Sintaksis
4. kesalahan berbahasa pada tataran semantik
Gambar 4.4
Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Semantik
5. kesalahan berbahasa penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia
Gambar 4.5
Contoh Kesalahan Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
4.3. Pembahasan
Penelitian “Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi
Mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma Semester Tiga Pada
Mata Kuliah Pembelajaran Berbasis TIK Kelas A Tahun Ajaran 2019 Bermedia
Storybird” ini memiliki dua tujuan. Tujuan yang pertama, yaitu untuk
memaparkan tingkat kemampuan menulis karangan narasi subjek dalam
penelitian. Tujuan yang kedua, untuk mendeskripsikan tipe kesalahan yang
terdapat dalam karangan narasi mahasiswa PBSI TIK kelas tahun 2019.
Peneliti menggunakan empat penelitian terdahulu yang relevan sebagai
gambaran, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Agustinah (2016), Ariyanto
(2009), Roida Nurhayati Rita (2013), dan Shinta Nurfitri Setyorini (2017).
Adapun jenis media yang digunakaan dalam penelitian-penelitian sebelumnya
masih menggunakan media-media nonweb. Selain itu, subjek yang dikaji
merupakan siswa sekolah. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, peneliti
berupaya untuk memberikan nilai kebaruan terkait dengan subjek dan jenis media
yang digunakan. Berikut merupakan pembahasan dari hasil yang ditemukan dalam
penelitian ini.
4.3.1 Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Mahasiswa PBSI
TIK Kelas A Tahun 2019 Bermedia Storybird
Hasil analisis kemampuan menulis karangan narasi mahasiswa PBSI TIK
kelas A tahun 2019 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan menulis
karangan narasi adalah 19,02 dengan simpangan baku 1,82. Setelah itu, dilakukan
konversi ke dalam pedoman skala lima PAN. Berdasarkan pedoman skala lima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PAN, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis karangan narasi mahasiswa
PBSI TIK kelas A tahun 2019 berada pada kategori sedang.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, peneliti menemukan beberapa hal
berikut: 1) ada satu orang mahasiswa yang memperoleh skor terendah, yaitu lima
belas, 2) dua orang mahasiswa yang mendapatkan skor enam belas, 3) empat
orang mahasiswa memperoleh skor tujuh belas, 4) enam orang mahasiswa
memperoleh skor delapan belas, 5) sebelas orang mahasiswa mendapatkan skor
sebanyak sembilan belas, 6) lima orang mahasiswa memperoleh skor sebanyak
dua puluh, 7) empat orang mahasiswa mendapatkan skor dua puluh satu, dan 8)
empat orang mahasiswa memperoleh skor dua puluh dua. Tinggi dan rendahnya
jumlah skor yang diperoleh mahasiswa tergantung dari skor untuk setiap aspek
keterampilan menulis karangan narasi. Berikut akan dibahas mengenai kriteria
pemerolehan skor mahasiswa.
4.3.1.1 Orientasi
Pada bagian orientasi, mahasiswa dituntut dapat memaparkan tokoh
dan latar dengan jelas agar memperoleh skor maksimal. Nama tokoh atau
pihak yang mengalami peristiwa dalam karangan narasi harus disebutkan
dengan jelas. Begitu pula dengan latar peristiwa, misalnya: waktu kejadian,
lokasi kejadian, dsb. Untuk karangan narasi dengan bagian orientasi yang
hanya berisi penjabaran mengenai tokoh cerita atau katar cerita saja, peneliti
memberikan skor dua. Sementara karangan narasi yang tidak memiliki
orientasi dengan penjabaran tokoh dan latar secara jelas, peneliti memberikan
skor satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan, ada dua puluh empat
karangan narasi yang berisi penjabaran tokoh dan latar dengan jelas pada
bagian orientasinya. Oleh karena itu, peneliti memberikan skor tiga pada
kedua puluh empat karangan narasi tersebut. Sementara itu, sejumlah tiga
belas karangan narasi lainnya hanya berisi penjabaran mengenai tokoh dalam
cerita, sedangkan latar cerita tidak dilukiskan dengan jelas sehingga peneliti
memberikan skor dua. Peneliti tidak menemukan karangan narasi yang bagian
orientasinya tidak berisi penjabaran mengenai tokoh dan latar. Berikut akan
disajikan contoh mengenai karangan narasi yang berisi orientasi dengan
penjabaran tokoh dan latar secara jelas, serta karangan narasi yang
orientasinya memuat penjabaran tokoh secara jelas, tetapi latar cerita tidak
dilukiskan dengan jelas.
Gambar 4.6
Orientasi dengan Pelukisan Tokoh dan Latar yang Jelas
Gambar 4.7
Orientasi dengan Pelukisan Tokoh dan Latar yang Jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.8
Orientasi dengan Pelukisan Tokoh yang Jelas, tetapi Latar Tidak
Jelas
4.3.1.2 Komplikasi
Pada bagian ini, mahasiswa harus melibatkan tokoh cerita dalam
konflik. Selain itu, untuk memperoleh skor maksimal, harus ada rangkaian
alur klimaks yang jelas sebagai penanda adanya konflik dalam cerita.
Karangan narasi yang melibatkan tokoh cerita dalam konflik, tetapi tidak
berisi rangkaian alur klimaks yang jelas akan mendapatkan skor dua.
Sementara untuk karangan narasi yang tidak memuat kedua hal tersebut,
peneliti akan memberikan skor satu.
Berpedoman pada analisis yang dilakukan pada bagian komplikasi,
terdapat tiga puluh karangan narasi berisikan alur klimaks yang jelas dan
tokoh di dalamnya juga terlibat konflik. Jadi, peneliti memberikan skor
maksimal untuk ketiga puluh karangan narasi tersebut. Sementara itu, ada
tujuh karangan narasi dengan jumlah skor tidak maksimal pada bagian ini.
Hal itu disebabkan karena tidak adanya rangkaian alur klimaks yang jelas
pada ketujuh karangan narasi tersebut. Berikut ini akan disajikan contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mengenai karangan narasi yang berisi keterlibatan tokoh cerita dalam konflik
dan memuat rangkaian alur klimaks yang jelas.
Gambar 4.9
Komplikasi yang Berisi Keterlibatan Tokoh dalam Konflik dan
Terdapat Rangkaian Alur Klimaks
4.3.1.3 Evaluasi
Ada hal yang harus dipenuhi oleh mahasiswa agar memperoleh skor
maksimal di bagian evaluasi. Skor tiga akan diberikan pada karangan narasi
yang berisi upaya tokoh cerita untuk mengulas balik peristiwa yang dialami
dan menemukan solusi dari permasalahan/konflik cerita. Skor dua akan
diberikan pada karangan narasi yang berisi upaya tokoh cerita untuk
mengulas balik peristiwa yang dialami, tetapi tidak menemukan solusi dari
permasalahan/konflik cerita. Sementara itu, skor satu akan diberikan pada
karangan narasi yang tidak berisi evaluasi di dalamnya.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menemukan ada
sembilan karangan narasi yang memuat upaya tokoh cerita untuk mengulas
balik peristiwa yang dialami dan menemukan solusi dari
permasalahan/konflik cerita. Oleh karena itu, peneliti memberikan skor
maksimal (tiga) pada kesembilan karangan narasi tersebut. Peneliti juga
menemukan empat karangan narasi yang berisi upaya tokoh cerita untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
mengulas balik peristiwa yang dialami, tetapi tidak menemukan solusi dari
permasalahan/konflik cerita. Selain itu, ada dua puluh empat karangan narasi
yang tidak memuat aspek evaluasi di dalamnya, sehingga peneliti
memberikan skor satu pada kedua puluh empat karangan narasi tersebut.
Gambar 4.10
Contoh Unsur Evaluasi dalam Karangan Narasi Mahasiswa
4.3.1.4 Resolusi
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk
mendapatkan skor maksimal di bagian resolusi. Skor maksimal (tiga) akan
diberikan pada karangan narasi yang berisikan resolusi dengan penyelesaian
konflik secara menarik, jelas, dan tidak terduga oleh pembaca. Skor dua
untuk karangan narasi yang berisikan resolusi dengan penyelesaian konflik
secara menarik, jelas, tetapi sudah dapat diduga oleh pembaca. Skor satu
untuk konflik yang terpecahkan secara tidak menarik, tidak, jelas, dan dapat
diduga oleh pembaca.
Peneliti melakukan analisis dan menemukan ada dua puluh tujuh
karangan narasi yang konfliknya terpecahkan secara menarik, jelas, dan tidak
terduga sehingga peneliti memberikan skor tiga. Lalu, ada delapan karangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
narasi dengan konflik yang terpecahkan secara menarik, jelas, tetapi sudah
dapat diduga sehingga peneliti memberikan skor dua. Sementara itu, ada dua
karangan narasi dengan skor satu karena konfliknya terpecahkan dengan tidak
menarik, tidak jelas, dan dapat diduga. Berikut ini akan disajikan contoh
mengenai karangan narasi yang memuat aspek resolusi dengan ketiga kriteria
tersebut.
Gambar 4.11
Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Menarik, Jelas, dan Tidak
Terduga
Gambar 4.12
Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Menarik, Jelas, dan Dapat
Diduga
Gambar 4.13
Resolusi dengan Pemecahan Konflik yang Tidak Menarik, Tidak
Jelas, dan Dapat Diduga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4.3.1.5 Koda
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk
mendapatkan skor maksimal di bagian koda. Skor maksimal (tiga) akan
diberikan pada karangan narasi yang berisikan amanat dan nilai-nilai positif
yang disampaikan. Skor dua untuk karangan narasi yang berisikan amanat,
tetapi tidak terdapat nilai positif yang disampaikan. Skor satu untuk karangan
narasi yang tidak berisi amanat dan nilai positif.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti memberikan skor
maksimal pada aspek koda untuk semua karangan narasi dalam penelitian ini.
Hal itu dilakukan karena peneliti menemukan adanya amanat dan nilai positif
yang disampaikan dalam karangan narasi. Subjek dalam penelitian ini
memperoleh skor maksimal paling banyak pada aspek ini dan organisasi isi.
Berikut akan disajikan gambar yang berisi contoh dari koda dalam karangan
narasi mahasiswa.
Gambar 4.14
Contoh Koda yang Ditemukan dalam Karangan Narasi Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.3.1.6 Organisasi Isi
Pada bagian ini, harus ada empat sampai lima unsur karangan narasi
dalam karangan narasi ekspositoris yang dibuat agar mahasiswa memperoleh
skor maksimal. Unsur-unsur tersebut yaitu: orientasi, komplikasi, evaluasi,
resolusi, dan koda. Karangan narasi yang hanya berisi tiga unsur saja akan
diberi skor dua. Sementara untuk karangan narasi yang hanya berisi satu
sampai dua unsur saja akan diberi skor satu.
Berpedoman pada analisis yang dilakukan, peneliti memberikan skor
maksimal pada aspek organisasi isi untuk semua karangan narasi dalam
penelitian ini. Hal itu dilakukan karena semua karangan narasi yang dibuat
oleh mahasiswa memenuhi kriteria penskoran maksimal, yaitu terdiri dari
empat sampai lima unsur karangan narasi. Akan tetapi, dari ketiga puluh tujuh
karangan narasi, hanya ada tiga belas karangan yang berisikan unsur evaluasi.
Selain pada aspek koda, subjek dalam penelitian ini memperoleh skor
maksimal paling banyak pada aspek ini. Pada tabel di bawah, akan disajikan
contoh mengenai contoh karangan narasi yang berisi orientasi, komplikasi,
evaluasi, resolusi, dan koda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4.6
Contoh Karangan Narasi yang Berisi Orientasi, Komplikasi,
Resolusi, Evaluasi, dan Koda
Contoh Karangan Narasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
4.3.1.7 Kebahasaan
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk
mendapatkan skor maksimal di bagian kebahasaan. Skor maksimal (tiga)
akan diberikan pada karangan narasi yang berisikan lima sampai enam kaidah
kebahasaan karangan narasi. Kaidah kebahasaan yang dimaksud antara lain:
1) terdapat pilihan kata yang menunjukkan sudut pandang pencerita, 2)
penggunaan dialog, 3) menggunakan kata khusus, 4) uraian deskriptif yang
rinci dan digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, serta karakter,
5) penggunaan majas atau gaya bahasa, dan 6) penggunaan pertanyaan
retoris. Skor dua untuk karangan narasi yang berisikan tiga sampai empat
kaidah kebahasaan karangan narasi. Skor satu untuk karangan narasi yang
berisi satu sampai dua kaidah kebahasaan narasi.
Peneliti melakukan analisis dan memberikan skor maksimal pada
enam karangan. Sementara itu, peneliti memberikan skor dua untuk tiga
puluh satu karangan narasi lainnya. Hal itu peneliti lakukan karena dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
keenam kaidah kebahasaan karangan narasi yang sudah disebutkan, ada dua
kaidah kebahasaan karangan narasi yang jarang terdapat pada karangan narasi
mahasiswa. Dua kaidah kebahasaan karangan narasi tersebut adalah
penggunaan dialog dan pertanyaan retoris. Berikut akan diberikan contoh
karangan narasi yang mendapatkan skor maksimal dan skor dua pada aspek
kebahasaan.
Gambar 4.15
Contoh Pilihan Kata yang Menunjukkan Sudut Pandang Pencerita
dalam Karangan Narasi
Gambar 4.16
Contoh Pengunaan Dialog dalam Karangan Narasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Gambar 4.17
Contoh Pengunaan Kata Khusus dalam Karangan Narasi
Gambar 4.18
Contoh Uraian Deskriptif yang Rinci dan Digunakan untuk
Menggambarkan Pengalaman, Latar, serta Karakter
Gambar 4.19
Contoh Penggunaan Majas dalam Karangan Narasi Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 4.20
Contoh Penggunaan Majas dalam Karangan Narasi Mahasiswa
Gambar 4.21
Gambar 4.21
Contoh Penggunaan Pertanyaan Retoris dalam Karangan Narasi
Mahasiswa
4.3.1.8 Ejaan
Pada bagian ini, harus tidak ada kesalahan ejaan (pemakaian huruf,
penulisan kata, pemakaian tanda baca) pada karangan narasi ekspositoris
yang dibuat oleh mahasiswa untuk memperoleh skor maksimal. Karangan
narasi yang berisi satu sampai lima kesalahan ejaan (pemakaian huruf,
penulisan kata, pemakaian tanda baca) akan diberi skor dua. Sementara untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
karangan narasi yang berisi lebih dari lima kesalahan ejaan (pemakaian huruf,
penulisan kata, pemakaian tanda baca) akan diberi skor satu.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa
tidak ada karangan narasi mahasiswa yang memperoleh skor maksimal pada
aspek ejaan. Sementara itu, peneliti memberikan skor dua untuk lima
karangan narasi. Untuk tiga puluh dua karangan narasi lainnya, peneliti
memberikan skor satu.
Peneliti menemukan banyak kesalahan ejaan pada karangan narasi
yang dibuat oleh mahasiswa. Kesalahan ejaan tersebut ada yang berupa
kesalahan pemakaian huruf dan penulisan kata, misalnya: 1) kata yang
seharusnya diawali dengan huruf kapital karena terletak di awal kalimat atau
termasuk judul, tetapi ditulis dengan huruf nonkapital, 2) kata yang berasal
dari bahasa asing atau daerah tidak ditulis menggunakan huruf miring, tetapi
huruf tegak, 3) preposisi yang seharusnya ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, tetapi ditulis secara bersambung, dan 4) kata yang harus ditulis
serangkai, tetapi ditulis terpisah. Selain itu, ditemukan juga kesalahan
pemakaian tanda baca pada karangan narasi mahasiswa. Berikut adalah
contoh beberapa kesalahan ejaan yang ditemukan dalam karangan narasi
mahasiswa.
Tabel 4.7
Contoh Kesalahan Pemakaian Huruf, Penulisan Kata, dan Pemakaian
Tanda Baca pada Karangan Narasi Mahasiswa
Bentuk Kesalahan
Pembetulan
natal Natal
aku hanya bekerja selama 6 bulan Aku hanya bekerja selama enam bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Aku mengenalnya melalui dunia maya Aku mengenalnya melalui dunia maya.
pulau Jawa Pulau Jawa
gio (nama orang) Gio (nama orang)
“sampai kapan rasa ini bertahan” “Sampai kapan rasa ini bertahan?”
No one is perfect. No one is perfect.
Semenjak saat itu kita menjadi teman
dekat.
Semenjak saat itu, kita menjadi teman
dekat.
Hari demi hari aku selalu
berkomunikasi dengannya
Hari demi hari, aku selalu
berkomunikasi dengannya.
diotakku di otakku
kesana ke sana
di sambut disambut
4.3.2 Tipe Kesalahan yang Terdapat dalam Karangan Narasi Ekspositoris
Mahasiswa PBSI TIK Kelas A Tahun 2019 Bermedia Storybird
Berdasarkan penjelasan pada bagian sebelumnya, tipe kesalahan yang
terdapat dalam karangan narasi mahasiswa PBSI USD TIK kelas A tahun 2019
adalah kesalahan berbahasa pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,
dan penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat diketahui dari
perubahan fonem dengan pelafalan baku menjadi fonem dengan pelafalan tidak
baku, kesalahan proses afiksasi, kesalahan penggunaan preposisi, kesalahan
penggunaan kata, kesalahan pemakaian huruf dan penulisan kata, serta kesalahan
pemakaian tanda baca. Pembahasannya adalah sebagai berikut.
1. Kesalahan Berbahasa pada Tataran Fonologi
Gambar 4.22
Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Fonologi
Tipe kesalahan berbahasa tataran fonologi pada contoh di atas dapat
dilihat dari adanya perubahan fonem dengan pelafalan baku menjadi fonem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dengan pelafalan tidak baku. Kesalahan tersebut terdapat dalam penulisan kata
bernafas. Kesalahan itu terjadi karena fonem /p/ dilafalkan menjadi fonem /f/.
Oleh karena itu, penulisan yang benar dari kata bernafas adalah bernapas.
2. Kesalahan Berbahasa pada Tataran Morfologi
Gambar 4.23
Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Morfologi
Tipe kesalahan berbahasa tataran morfologi pada contoh di atas terjadi
karena ada penghilangan prefix ber-. Berdasarkan konteks dalam contoh
tersebut, kata main akan menjadi bentuk yang lebih berterima apabila diberi
prefix ber-. Oleh karena itu, pembetulan yang tepat untuk kesalahan di atas
adalah bermain.
3. Kesalahan Berbahasa pada Tataran Sintaksis
Gambar 4.24
Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Sintaksis
Tipe kesalahan berbahasa tataran sintaksis pada contoh di atas dapat
dilihat dari adanya kekeliruan dalam penggunaan preposisi. Kata di merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
preposisi yang berfungsi untuk menyatakan tempat, bukan waktu. Adapun
preposisi yang berfungsi untk menyatakan waktu dan cocok digunakan dalam
contoh di atas adalah pada
4. Kesalahan Berbahasa pada Tataran Semantik
Gambar 4.25
Contoh Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Tataran Semantik
Tipe kesalahan berbahasa tataran semantik pada contoh di atas terjadi
karena adanya penggunaan kata jam. Kata jam berfungsi sebagai penunjuk
jangka waktu, sehingga tidak tepat apabila digunakan dalam contoh tersebut.
Preposisi yang lebih tepat untuk digunakan adalah pukul, karena preposisi
pukul berfungsi untuk menyatakan waktu.
5. Kesalahan Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia
Gambar 4.26
Contoh Kesalahan Berbahasa Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa
Indonesia
Contoh di atas merupakan contoh kesalahan penerapan kaidah ejaan
bahasa Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari penulisan kata style yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
menggunakan huruf miring. Kata style harus ditulis dengan huruf miring
karena merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris. Berdasarkan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing harus ditulis menggunakan huruf miring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB V
PENUTUP
Bab lima pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama
merupakan kesimpulan dari penelitian. Bagian kedua adalah saran. Berikut ialah
pemaparan dari kedua bagian tersebut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis karangan
narasi ekspositoris mahasiswa PBSI TIK kelas A tahun 2019 bermedia Storybird
berada pada kategori sedang. Hal itu dapat dibuktikan dari nilai rata-rata (mean)
sebesar 19,02 dengan simpangan baku 1,82. Sesudah dikonversikan ke dalam
pedoman konversi skala lima PAN, dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan
menulis karangan narasi ekspositoris mahasiswa PBSI TIK kelas A bermedia
Storybird berada pada kategori sedang. Kedua, tipe kesalahan yang terdapat dalam
karangan narasi mahasiswa, yaitu: kesalahan berbahasa pada tataran fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, dan penerapan kaidah ejaan bahasa Indonesia. Hal
tersebut dapat diketahui dari perubahan fonem dengan pelafalan baku menjadi
fonem dengan pelafalan tidak baku, kesalahan proses afiksasi, kesalahan
penggunaan preposisi, kesalahan penggunaan kata, kesalahan pemakaian huruf
dan penulisan kata, serta kesalahan pemakaian tanda baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
5.2 Implikasi
Setelah mengetahui tingkat kemampuan menulis karangan narasi
pengalaman pribadi mahasiswa PBSI USD TIK kelas A tahun ajaran 2019
menggunakan media Storybird dan tipe-tipe kesalahan berbahasa yang terdapat di
dalamnya, peneliti dapat menarik implikasi sebagai berikut.
1. Guru/pengajar bahasa Indonesia dapat menggunakan Storybird sebagai
media pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada saat pengajaran
mengenai materi karangan narasi. Hal itu dilakukan berdasarkan
pertimbangan fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam Storybird.
2. Guru/pengajar bahasa Indonesia harus lebih memperdalam pengajaran
mengenai kemampuan berbahasa Indonesia, baik dalam tataran fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, wacana, maupun kaidah ejaan bahasa
Indonesia. Hal tersebut dilakukan berdasarkan temuan-temuan peneliti
terkait tipe-tipe kesalahan berbahasa dalam karangan narasi mahasiswa.
5.3 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam bidang
pengajaran bahasa Indonesia. Sumbangsih tersebut, khususnya mengenai
pengajaran karangan narasi ekspositoris. Oleh karena itu, peneliti ingin
memberikan saran sebagai berikut.
1. Bagi Mahasiswa PBSI
Sebagai calon guru bahasa Indonesia, mahasiswa PBSI sebaiknya
meningkatkan literasi tentang materi-materi yang akan diajarkan kepada siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
salah satunya mengenai karangan narasi ekspositoris. Peningkatan literasi yang
dimaksud ialah berkaitan dengan struktur dan kebahasaan karangan narasi. Selain
itu, pemahaman yang mendalam mengenai kaidah-kaidah berbahasa Indonesia
juga harus dimiliki oleh mahasiswa. Di samping penguasaan materi dan
pemahaman mengenai kaidah-kaidah berbahasa Indonesia, mahasiswa sebaiknya
juga meningkatkan literasi mereka berkenaan dengan media pembelajaran,
terutama yang berbasis TIK. Harapannya, mahasiswa mempunyai gambaran
mengenai media-media berbasis TIK yang dapat digunakan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
2. Bagi Peneliti Lain
Peneliti berharap ada peneliti lain yang melakukan penelitian serupa
dengan penelitian ini. Akan tetapi, ada hal-hal yang harus membedakan antara
penelitian ini dengan penelitian-penelitian berikutnya. Perbedaan-perbedaan yang
dimaksud misalnya berkenaan dengan subjek dan jenis karangan yang dikaji
dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Agustinah. (2016). Kemampuan Menulis Paragraf Narasi Melalui Media Gambar
pada Siswa Kelas VII SLB Budi Asih Kecamatan Gombong Kabupaten
Kebumen Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Sarjana Strata Satu.
Purworejo: PBSI, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Ariyanto. (2009). Kemampuan Menulis Karangan Narasi dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Siswa Kelas VIII SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta
Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI,
FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud Republik Indonesia.
(2020). KBBI Daring. Diakses pada tanggal 29 Februari 2020, dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/.
Bungin, Burhan. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada.
Connole, H., Smith B., R. (1994). Research Methodology:Issues and Methods in
Research Study Guide. Australia: Deakin University Melbourne.
Dewi, Rishe Purnama dan Kusumo, Galih. (2015). Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) Pembelajaran Berbasis TIK, Universitas Sanata Dharma.
Djatmika. (2018). Mengenal Teks dan Cara Pembelajarannya (Edisi Satu).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
________. Storybird. Tersedia di https://storybird.com/. Diakses pada tanggal 29
Februari 2020.
Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Rosdakarya.
Keraf, Gorys. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Nusa Indah.
Keraf, Gorys. (2007). Argumentasi dan Narasi (Edisi Keenam Belas). Jakarta:
Gramedia.
Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Nursisto. (1999). Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adi Cita.
Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Pranowo. (2015). Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rita, Roida Nurhayati. (2013). Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Kanisius Kadirojo Kalasan Purwomartani Yogyakarta Tahun
Ajaran 2012/2013 dengan Menggunakan Media Gambar Seri. Skripsi
Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Sadhono, Kundharu dan Slamet, St. Y. (2012). Meningkatkan Keterampilan
Berbahasa Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwan.
Semi, M.A. (2009). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Setyawati, Nanik. (2010). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan
Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.
Setyorini, Shinta Nurfitri. (2017). The Effectiveness of Using Storybird in
Teaching Learning Process of Writing Narrative Text in SMA Negeri 1
Gedangan Sidoarjo. Surabaya: English Education Department, Faculty of
Tarbiyah and Teachers Training, Sunan Ampel State Islamic University.
Solihin, Olih. (2015). Makna Komunikasi Non-Verbal dalam Tradisi Sarungan di
Pondok Pesantren Tradisional di Kota Bandung. JIPSI-Jurnal Ilmu Politik
dan Komunikasi UNIKOM, 4, halaman 4.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. (1989). Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Bandung: Sinar Baru.
Suharsaputra, Uhar. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan. Bandung: Refika Aditama.
Tarigan, Henry Guntur. (2011). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa “Edisi
Revisi”. Bandung: Angkasa.
Tarigan. Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianto, Agus., Harsiati, Titik., dan Kosasih, E. (2018). Buku Guru Bahasa
Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta: Kemendikbud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Trianto, Agus., Harsiati, Titik., dan Kosasih, E. (2018). Buku Siswa Bahasa
Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta: Kemendikbud.
Widodo, Handoyo Puji. (2008). Process-Based Academic Essay Writing
Instruction in An Efl Context. Politeknik Negeri Jember: Jurnal Bahasa dan
Seni, 1, halaman 101.
Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Witantri, M. (2015, Oktober 16). Storybird. Retrieved from Prezi:
https://prezi.com/5cyus164wt5y?story-bird/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BIOGRAFI PENULIS
Dionisius Yosef Toni Setyobudi lahir di Kota
Yogyakarta pada tanggal 06 Oktober 1995. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2008
di SD Kanisius Wirobrajan, setelah itu menempuh
pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Sekolah Menengah Pertama Stella Duce 2
Yogyakarta dan lulus pada tahun 2011. Sesudah
lulus dari SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Yogyakarta dan lulus pada tahun
2014. Setelah itu, penulis melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dan tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Masa studi
di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan penulisan skripsi yang berjudul
“Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi Mahasiswa
Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma Semester Tiga pada Mata
Kuliah Pembelajaran Berbasis TIK Kelas A Tahun Ajaran 2019 Bermedia
Storybird”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 1
Pedoman Tes Penulisan Karangan Narasi
Yogyakarta, 30 Mei 2020
TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN BERBASIS TIK
Universitas : Sanata Dharma
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tahun Ajaran : 2019
Semester/Kelas : III (Tiga) /A
4. Buatlah sebuah karangan narasi dengan ketentuan sebagai berikut:
e. karangan narasi yang dibuat harus berisikan unsur- unsur teks narasi
f. tema karangan narasi yang dibuat adalah berkaitan dengan pengalaman paling
berkesan dalam hidup Anda,.
g. karangan narasi dibuat menggunakan fasilitas picture book yang terdapat
dalam media Storybird,
h. tidak boleh ada unsur plagiarisme.
5. Tuliskan nama, kelas, dan NIM Anda di bagian cover.
6. Karangan narasi yang sudah selesai dibuat dikumpulkan pada hari Selasa, tanggal
17 Desember 2019, dalam bentuk hard file/print out.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 2
Dokumentasi Kegiatan Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 4
Triangulasi
Triangulasi Data
Triangulasi Data dan Hasil Penelitian Skripsi dengan Judul “Kemampuan Menulis Karangan Narasi Pengalaman Pribadi
Mahasiswa Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma Semester Tiga pada Mata Kuliah Pembelajaran Berbasis TIK Kelas A
TahunAjaran 2019 Bermedia Storybird”
Oleh: Dionisius Toni Setyobudi
Pembimbing: Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.
Petunjuk Triangulasi:
A. berilah tanda centang (√) pada kolom setuju atau tidak setuju yang menunjukkan penilaian Anda terhadap hasil analisis
kemampuan penulisan karangan narasi ekspositoris subjek penelitian bermedia Storybird,
B. berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis kemampuan penulisan karangan narasi
ekspositoris subjek penelitian bermedia Storybird,
C. sesudah mengisi tabulasi data, triangulator membubuhkan tanda tangan pada akhir penlilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Indikator Penilaian
Aspek yang Dinilai
Indikator
Orientasi 1. Terdapat perkenalan tokoh dan latar dengan pelukisan yang jelas. (Skor 3)
2. Terdapat perkenalan tokoh atau latar dengan pelukisan yang jelas. (Skor 2)
3. Tidak terdapat perkenalan tokoh dan latar dengan pelukisan yang jelas. (Skor 1)
Komplikasi 1. Tokoh terlibat dalam konflik dan terdapat rangkaian alur klimaks yang jelas. (Skor 3)
2. Tokoh terlibat dalam konflik dan tidak terdapat rangkaian alur klimaks yang jelas. (Skor 2)
3. Tokoh tidak terlibat dalam konflik dan tidak terdapat rangkaian alur klimaks yang jelas. (Skor 1)
Evaluasi 1. Tokoh dalam cerita berupaya untuk mengulas balik peristiwa yang dialami dan menemukan jalan
keluar permasalahan yang sedang menimpanya. (Skor 3)
2. Tokoh dalam cerita berupaya untuk mengulas balik peristiwa yang dialami, tetapi tidak
menemukan jalan keluar permasalahan yang sedang menimpanya. (Skor 2)
3. Tidak terdapat evaluasi dalam karangan narasi mahasiswa. (Skor 1)
Resolusi 1. Konflik terpecahkan secara menarik, jelas, dan tidak dapat diduga. (Skor 3)
2. Konflik terpecahkan secara menarik, jelas, dan sudah dapat diduga. (Skor 2)
3. Konflik terpecahkan secara tidak menarik, tidak jelas, dan sudah dapat diduga. (Skor 1)
Koda 1. Terdapat amanat dan nilai-nilai positif yang disampaikan. (Skor 3)
2. Terdapat amanat, tetapi tidak ada nilai-nilai positif yang disampaikan. (Skor 2)
3. Tidak terdapat amanat dan nilai-nilai positif yang disampaikan. (Skor 1)
Organisasi Isi 1. Terdapat 4-5 unsur penyusun karangan narasi (orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda)
dalam karangan narasi ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 3)
2. Terdapat 3 unsur penyusun karangan narasi (orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda)
dalam karangan narasi ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 2)
3. Terdapat 1-2 unsur penyusun karangan narasi (orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan koda)
dalam karangan narasi ekspositoris yang dibuat oleh mahasiswa. (Skor 1)
Kebahasaan
1. Terdapat 5-6 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat pilihan kata yang menunjukkan sudut
pandang pencerita, b) penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian deskriptif yang
rinci dan digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas
atau gaya bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi ekspositoris yang
dibuat oleh mahasiswa. (Skor 3)
2. Terdapat 3-4 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat pilihan kata yang menunjukkan sudut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
pandang pencerita, b) penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian deskriptif yang
rinci dan digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas
atau gaya bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi ekspositoris yang
dibuat oleh mahasiswa. (Skor 2)
3. Terdapat 1-2 kaidah kebahasaan karangan narasi ( a) terdapat pilihan kata yang menunjukkan sudut
pandang pencerita, b) penggunaan dialog, c) menggunakan kata khusus, d) uraian deskriptif yang
rinci dan digunakan untuk menggambarkan pengalaman, latar, serta karakter, e) penggunaan majas
atau gaya bahasa, f) penggunaan pertanyaan retoris) dalam karangan narasi ekspositoris yang
dibuat oleh mahasiswa. (Skor 1)
Ejaan 1. Tidak ditemukan adanya kesalahan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca)
pada karangan narasi mahasiswa. (Skor 3)
2. Terdapat 1-5 kesalahan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca) pada
karangan narasi mahasiswa. (Skor 2)
3. Terdapat lebih dari 5 kesalahan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca)
pada karangan narasi mahasiswa. (Skor 1)
Skor Total
Sumber: Modifikasi peneliti dari Buku Sekolah Elektronik 2018 dan berdasarkan landasan teori di bab 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel Daftar Skor Karangan Narasi
Nama
Mahasiswa
Data Skor Masing-
Masing Aspek
Triangulasi Keterangan
Setuju Tidak
Setuju
Tadia Elian
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Marcelia
Andarsih
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Sologracia
Talitha
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 17
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Yosafat
Novianto
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 2
i. Jumlah Skor: 20
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Alfira
Yulistiantari
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Galuh Citra
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 20
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Odilia
Anggraini
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 17
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Hadranus
Rangga
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 2
i. Jumlah Skor: 20
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Vero Shintya
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 22
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Franziska Cata
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 2
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 20
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Afifa Risti a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 21
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Chatarina Dyah
Ayu
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 18
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Fransiska
Whely Indri
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 2
i. Jumlah Skor: 22
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Christina
Subiyanto
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 2
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 16
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Regina Dhea
Caesarine
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 2
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 18
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Chatarina
Ananda
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Clarita Rose W
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 22
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lucia Desy P
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 21
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Silvia Olga
Noventa
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
i. Jumlah Skor: 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Anastasia
Dedek
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Ignatius Julian
Alfa
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 1
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 15
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Gabriella Ogisa
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 2
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Dionsia Eva
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 21
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Yakobus Tri
Adi
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 22
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Joshep Christya
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Yuliana Dewi
Aryanti
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 2
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Paulinus Ivan
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 1
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 16
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Fransisca
Christina a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Andreas Aditya
Yoga
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 2
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 3
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 21
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Manoel Pedro
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 17
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Maria Oliviana
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 17
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Fransisca
Oktavianti
Krisandae
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 18
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Bibiana
Alvatarina
a. Orientasi: 3
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Putri Cintantya a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 2
d. Resolusi: 2
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 18
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Debora
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 2
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 19
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Ni Komang
Fera
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 1
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 18
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Bernadeta
Pertiwi
a. Orientasi: 2
b. Komplikasi: 3
c. Evaluasi: 3
d. Resolusi: 3
e. Koda: 3
f. Organisasi Isi: 3
g. Kebahasaan: 2
h. Ejaan: 1
i. Jumlah Skor: 20
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Tabel Jumlah Skor dan Frekuensi
No
Skor (X)
Frekuensi (f)
fx
f(x2)
Triangulasi Keterangan Setuju Tidak
Setuju
1 15 1 15 225 √
2 16 2 32 512 √
3 17 4 68 1156 √
4 18 6 108 1944 √
5 19 11 209 3971 √
6 20 5 100 2000 √
7 21 4 84 1764 √
8 22 4 88 1936 √
Jumlah n = 37 704 13508 √
Keterangan:
X = skor siswa
F = frekuensi
fX = skor kemampuan menulis karangan narasi dikalikan frekuensi
n = jumlah data/mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Tabel Penghitungan Rata-Rata
Menghitung rata-rata (mean)
Triangulasi
Keterangan Setuju Tidak Setuju
=
=
= 19,02
√
Keterangan:
= rata-rata (mean)
f = frekuensi
x = skor kemampuan menulis karangan narasi dikalikan frekuensi
n = jumlah data/mahasiswa
Tabel Penghitungan Simpangan Baku
Menghitung simpangan baku
Triangulasi
Keterangan Setuju Tidak Setuju
S = √
(
)
S = √
(
)
S = √
S = √
S = 1,82
√
X
X
X
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Keterangan:
S = simpangan baku
n = jumlah data/mahasiswa
= jumlah skor yang dikuadratkan
= jumlah skor
Tabel Pedoman Konversi Skala Lima PAN (PenilaianAcuan Norma)
Skala
Sigma
Skala
Angka
Skala
Lima
Keterangan Triangulasi Keterangan
E-A 0-4 Setuju Tidak
Setuju
A
4
Sangat
Tinggi √
+1,5 + 1,5s =
B 3 Tinggi √
+0,5 + 0,5s =
C 2 Sedang √
-0,5 0,5s =
D 1 Rendah √
-1,5 1,5s =
E 0 Sangat
Rendah
√
X
X
X
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Tabel Interval Skor
SkalaAngka Interval Skor Keterangan Triangulasi Keterangan
Setuju Tidak Setuju
+ 1,5s = 21,75-24,00 Sangat Tinggi √
+ 0,5s = 19,93-21,74 Tinggi √
0,5s = 18,11-19,92 Sedang √
1,5s = 16,29-18,10 Rendah √
0 0-16,28 Sangat Rendah √
Yogyakarta, 9 Juni 2020
Triangulator
Diani Febriasari, M.Pd.
X
X
X
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related