jurusan tarbiyah program studi pendidikan agama...
Post on 23-Nov-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI
BIMBINGAN MENTAL KEAGAMAAN DENGAN
KEDISIPLINAN KERJA ANGGOTA TNI YONIF 411
KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. PdI.)
Oleh
NURUL AROFAH
NIM 11110161
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
TAHUN 2015
ii
iii
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI
BIMBINGAN MENTAL KEAGAMAAN DENGAN
KEDISIPLINAN KERJA ANGGOTA TNI YONIF 411
KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. PdI.)
Oleh
NURUL AROFAH
NIM 11110161
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
TAHUN 2015
iv
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA JL. Tentara Pelajar 02 Telp.( 0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website : www. Stainsalatiga. ac. Id E-mail : administrasi@stainsalatiga. ac. Id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari :
NIM : 11110161
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul :HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI
BIMBINGAN MENTAL KEAGAMAAN DENGAN
KEDISIPLINAN KERJA ANGGOTA TNI YONIF 411
KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 9 Desember 2014
Pembimbing
Maslikhah, S. Ag., M. Si.
NIP. 19700529 200003 2 001
v
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI BIMBINGAN
MENTAL KEAGAMAAN DENGAN KEDISIPLINAN KERJA ANGGOTA
TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014
DISUSUN OLEH
NURUL AROFAH
NIM : 11110161
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada
tanggal 21 Februari 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam.
SusunanPanitia Penguji
KetuaPenguji : Rasimin, M. Pd. ______________
Sekretaris Penguji : Maslikhah, S. Ag., M.Si. ______________
Penguji I :Dr. MuktiAli,M. Hum.. ______________
Penguji II : Siti Rukhayati, M. Ag. ______________
Salatiga, 21 Februari 2015
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd.
NIP. 19670112 199203 1 005
vi
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA JL. Tentara Pelajar 02 Telp.( 0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website : www. Stainsalatiga. ac. Id E-mail : administrasi@stainsalatiga. ac. Id.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nurul Arofah
Nim : 111 10 161
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar- benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 9 Desember 2014
Yang menyatakan,
Nurul Arofah
NIM: 111 10 161
vii
MOTTO
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,Kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Kedua orang tuaku Bapak Nurkholis dan Ibu Romdhonah tercinta yang
telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan, yang dengan rela hati mengorbankan masa lapang dan
sempitnya untuk menyayangiku.Semoga Allah memberikan kesehatan
dan sukses dunia akhirat.
Kakakku M. Rizal Mubarok, Umi Durrotun Nisa dan adik-adikku Titin
Maghfiroh, M. Adib Nur dan M. Wildan tersayang yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan penuh dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita
menjadi anak yang terbaik, selalu berbakti kepada orang tua dan sukses
selalu.
Romo KH. Mahfud Ridwan Lc dan ibu Nafisah dan keluarga yang
telah memberikan petuah dan nasihat serta bekal ilmu yang bermanfaat
di dunia dan akhirat. dan yang selalu dengan sabar dan rendah hati
membimbing santrinya menuju ketentraman hidup. Semoga Allah selalu
memberikan kesehatan selalu agar bisa memberikan nasihat lagi dan
semoga ilmu yang aku dapat di pesantren bermanfaat bagiku dan
masyarakat.
Faiq Maulana Zain yang selalu memberikan motivasi, yang telah menorehkan
cerita dalam hidupku dan selalu setia menunggu. Semoga selalu sukses.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji kehadirat Sang Maha Esa, Allah Swt atas kehidupan dan
penghidupan yang telah diberikan. Shalawat dan salam tercurah pada rasul pilihan
Nabi Muhammad Saw. Para keluarga, sahabat, serta para umat yang selalu berada
dalam tuntunan, dan selalu mengikuti beliau.
Skripsi yang judul :“Hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan
mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad
Salatiga ” ini diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
(S.PdI.) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dengan selesainya sekripsi ini penulis menyampaikan terimakasih setulusnya
kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
2. Bapak Rasimin, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).
3. Ibu Maslikhah, S.Ag., M.Si.selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sampai
terwujud skripsi ini.
4. Segenap dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga, yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti.
ix
5. Segenap keluarga besar dan sahabat-sahabat terbaik yang dikirim oleh
Allah yang selalu mendampingiku.
Tiada balasan bagi kebaikan kalian kecuali kebaikan itu sendiri. Semoga
apa yang pernah penulis dapatkan dari kalian menjadi manfaat dan barokah bagi
kita semua. Amin. Skripsi ini belum sempurna maka, kritik dan saran yang
membangun kami harapkan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Salatiga,9 Desember 2014
Peneliti
Nurul Arofah
Nim : 111 10 161
x
ABSTRAK
Arofah, Nurul, 2014. Hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental
keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411
Kostrad Salatiga tahun 2014. Skripsi, JurusanTarbiyah. Program
Studi Pendidikan Agama Islam. SekolahTinggi Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembimbing : Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Kata Kunci :Bimbingan, Mental Keagamaan, KedisiplinanKerja.
Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana variasi tingkat
Keaktifan mengikuti Bimbingan Mental Agama anggota TNI Yonif 411
Kostrad Salatiga tahun 2014. (2) Bagaimana variasi tingkat KesiplinanKerja
anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014. (3) Adakah Hubungan
Antara keaktifan mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan dengan
Kedisiplinan Kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Tingkat keaktifan
mengikuti bimbingan mental keagamaan TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga. (2)
Tingkat kedisiplinan kerja TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga. (3) Hubungan
antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan
kerja TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga. Penelitian ini mengunakan pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Yonif 411 Kostrad Salatiga.
Penelitian ini menggunakan metode sampel dengan teknik random sampling.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data instrumen angket
tertutup untuk mengumpulkan data X dan Y. Responden penelitian sebanyak
36 anggota TNI. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis statistik product moment.
Hasil penelitian menunjukkan variasi tingkat keaktifan mengikuti
bimbingan mental keagamaan TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga dengan
persentase 44,5%. Variasi tingkat kedisiplinan kerja TNI Yonif 411 Kostrad
Salatiga dengan persentase 50%. Ada hubungan antara keaktifan mengikuti
bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif
411 Kostrad Salatiga tahun 2014. Hal ini berdasarkan hasil uji product moment
diperoleh rxy sebesar 0,717, dikonsultasikan dengan r tabel product moment
pada N= 36 dengan taraf signifikan 5% diperoleh nilai 0,329 dan taraf
signifikan 1% adalah 0,424. r hitung adalah 0,717 berarti r hitung r tabel.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat keaktifan mengikuti
bimbingan mental keagamaan maka semakin tinggi pula kedisiplinan kerja
anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ii
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................iv
PENGESAHAN LULUSAN ..............................................................................v
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................vi
MOTTO dan PERSEMBAHAN .........................................................................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
ABSTRAK ..........................................................................................................x
DAFTAR ISI .......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL dan BAGAN .........................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................7
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................8
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................8
F. Definisi Operasional................................................................................9
G. Metode Penelitian....................................................................................11
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ...............................................11
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................12
3. Populasi dan Sampel ...........................................................................12
xii
4. Metode Pengumpulan Data ................................................................13
5. Instrumen Penelitian ...........................................................................15
6. Metode Analisis Data .........................................................................16
H. Sistematika Penulisan .............................................................................17
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan anggota TNI Yonif
411 Kostrad Salatiga ...............................................................................19
1. Pengertian Bimbingan ........................................................................19
2. Pengertian Mental Keagamaan ...........................................................21
3. Klasifikasi Kondisi Mental Manusia ..................................................21
4. Klasifikasi Sikap Mental ....................................................................23
5. Dasar-dasar Bimbingan Mental Keagamaan ......................................25
6. Fungsi Bimbingan Mental Keagamaan ..............................................26
7. Tujuan Bimbingan Mental Keagamaan ..............................................27
8. Materi Bimbingan Mental Keagamaan ..............................................30
9. Metode-metode Bimbingan Mental Keagamaan ................................32
B. Kedisiplinan Kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga ................34
1. Pengertian Kedisiplinan ......................................................................34
2. Aspek-aspek Kedisiplinan ..................................................................36
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kedisiplinan ................................37
4. Unsur-unsur Kedisiplinan ...................................................................37
xiii
5. Fungsi Kedisiplinan ............................................................................40
6. Tujuan Kedisiplinan ...........................................................................42
7. Pembentukan Disiplin ........................................................................43
8. Pengertian Kerja .................................................................................44
9. Kewajiban Bekerja bagi Manusia .......................................................45
10. Eksistensi Bekerja ..............................................................................45
11. Penghargaan Islam terhadap Etos Kerja .............................................47
12. Kedisiplinan Kerja dalam Militer .......................................................48
13. Pelanggaran Disiplin Kerja dalam Militer ..........................................51
BAB III: HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ....................................53
1. Sejarah Berdirinya Yonif 411 Kostrad Salatiga .................................53
2. Letak Geografis Yonif 411 Kostrad Salatiga .....................................57
3. Sarana dan Prasarana Yonif 411 Kostrad Salatiga .............................57
4. Kondisi Keagamaan Yonif 411 Kostrad Salatiga ...............................59
5. Kegiatan Keagamaan Yonif 411 Kostrad Salatiga .............................59
6. Visi dan Misi Yonif 411 Kostrad Salatiga .........................................63
7. Struktur Organisasi Pabintal Yonif 411 Kostrad Salatiga ..................64
B. Penyajian Data ........................................................................................64
1. Nama Responden ................................................................................64
xiv
2. Data Hasil Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental
Keagamaan .........................................................................................66
3. Data Hasil Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja ................................67
BAB IV: ANALISIS DATA
A. Data Jawaban Angket Variasi Tingkat Keaktifan Mengikuti Bimbingan
Mental Keagamaan.................................................................................70
B. Data Jawaban Angket Variasi Tingkat Kedisiplinan Kerja TNI .............74
C. Pengujian Hipotesis .................................................................................77
D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis .............................................................80
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................82
B. Saran-saran ..............................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
xv
DARTAR TABEL dan BAGAN
1. Tabel 3.1. Batas-batas wilayah Yonif 411 Kostrad Salatiga ...................57
2. Tabel 3.1. Bagan Struktur Organisasi Kepemimpinan Kabintal Yonif 411
Kostrad Salatiga ......................................................................................64
3. Tabel 3.2. Data Sarana dan Prasarana Yonif 411 Kostrad Salatiga ........57
4. Tabel 3.3.Data Kondisi Keagamaan Masyarakat Yonif 411 Kostrad
Salatiga ....................................................................................................59
5. Tabel 3.4. Kegiatan Keagamaan Yonif 411 Kostrad Salatiga ................61
6. Tabel 3.5. Bentuk Reward dan Pelanggaran Prajurit kaitannya dengan
Kedisiplinan Kerja ..................................................................................62
7. Tabel 3.6. Daftar Nama Responden Yonif 411 Kostrad Salatiga ...........64
8. Tabel 3.7. Alternatif Jawaban Angket Bimbingan Mental .....................66
9. Tabel 3.8. Data Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental
Keagamaan TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga ........................................66
10. Tabel 3.9. Data Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja TNI Yonif 411
Kostrad Salatiga ......................................................................................68
11. Tabel 3.10. Alternatif Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja ...................68
12. Tabel 4.1. Alternatif Jawaban Angket Bimbingan Mental Keagamaan..70
13. Tabel 4.2. Data Variasi Tingkat Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental
Keagamaan ..............................................................................................70
14. Tabel. 4.3. Data Interval Variasi Tingkat Keaktifan Mengikuti Bimbingan
Mental Keagamaan..................................................................................72
xvi
15. Tabel 4.4. Frekuensi dan Persentase Variasi Tingkat Keaktifan Mengikuti
Bimbingan Mental Keagamaan ...............................................................73
16. Tabel 4.5. Data Variasi Tingkat Kedisiplinan Kera TNI ........................74
17. Tabel 4.6. Data Interval Variasi Tingkat Kedisiplinan Kera TNI ...........76
18. Tabel 4.7. Frekuensi dan Persentase Variasi Tingkat Kedisiplinan Kerja
TNI ..........................................................................................................77
19. Tabel 4.8. Tabel Kerja Produk Momen Koofisien Korelasi Hubungan
antara Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan dengan
Kedisiplinan Kerja TNI Yoif 411 Kostrad Salatiga ................................78
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup
Daftar Nilai SKK
Surat Pembimbing Skripsi
Lembar Konsultasi Pembimbing
Surat Permohonan Ijin Penelitian
Surat Keterangan telah selesai Melakukan Penelitian
Kisi-kisi Instrumen Angket dan Angket
Data Hasil Jawaban Angket
Dokumentasi
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemerdekaan bangsa Indonesia bukan hasil dari pemberian atau
hadiah bangsa lain, melainkan merupakan hasil dari perjuangan dengan
segala pengorbanan oleh seluruh rakyat dan bangsa Indonesia dengan cara
merebutnya dari tangan penjajah. Tugas TNI yang begitu berat dan
kompleks dan untuk mewujudkan keberhasilan tugasnya, TNI dituntut
berpegang teguh pada jati diri yang telah dimilikinya. Jati diri tersebut
merupakan kode etik (pedoman hidup) atau akhlak bagi TNI. Pedoman
sikap serta perilaku bagi setiap anggota TNI harus dijunjung tinggi dan
dilaksanakan bagi setiap prajurit TNI baik dalam kegiatan pribadi maupun
organisasi. Jadi, untuk menghadapi tantangan globalisasi arus reformasi
dan tugas-tugasnya yang semakin berat, maka selain meningkatkan
profesionalitas dengan kode etik yang dimilikinya, setiap prajurit TNI
harus dibekali dengan iman dan taqwa dengan nilai-nilai moral yang baik
serta akhlak yang mulia.
TNI juga memiliki peran yang berarti dalam menentukan arah
perjuangan bangsa dalam mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia.
TNI yang dalam sejarah telah dibesarkan oleh dinamika konflik dan
sokongan rakyat Indonesia, diharapkan terus melakukan pembenahan
institusi (reorganisasi), peningkatan sumber daya manusia melalui
pendidikan dan latihan-latihan untuk meningkatkan mutu atau kualitas
xix
sarana dan prasarana. Sebagai komponen yang bertugas untuk
mempertahankan kedaulatan negara, para anggota TNI dikondisikan untuk
menjadi prajurit yang kuat secara fisik dan mental. Seperti yang
dinyatakan bapak staff 3 yaitu bapak Sofyan menganggap TNI yang
dilengkapi dengan akal dan senjata cenderung bertindak represif dan
opresif dalam memaksakan kehendaknya kepada golongan lain, adanya
sikap yang kurang baik, isu lain yang masih terkait adalah watak brutal
dan beberapa aspek kehidupan TNI. Banyak laporan yang mengungkapkan
cara-cara dimana unit-unit TNI “melatih” calon tentaranya dengan tujuan
untuk menjadikannya instrumen yang patuh. Meskipun salah satu fungsi
dari penggemblengan awal ini adalah untuk mampu melakukan agresi
yang terkontrol dalam pertempuran, terdapat banyak bukti akan terus
berlangsungnya brutalitas dari kehidupan TNI pada umumnya dan ada
yang bersikap mencerminkan seorang TNI, mampu melaksanakan tugas
dengan baik.
Ada beberapa masalah yang muncul dalam kehidupan TNI yang
berkaitan dengan kinerja dilingkungan TNI yang menjadi penyebab
rendahnya kedisiplinan TNI yang terjadi di lapangan. Masalah-masalah
tersebut diantaranya adanya TNI cenderung pasif, tidak memiliki inisiatif,
kurang peka terhadap lingkungan, tidak peduli dengan pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab, karena ada kecenderungan para prajurit lebih
memikirkan kebutuhan hidup dasar bagi keluarganya yang kadang masih
belum terpenuhi. Di dalam pekerjaan sehari-hari banyak TNI yang
xx
melaksanakan pekerjaan secara asal-asalan sehingga terkesan hanya
melaksanakan kewajiban sekedarnya selesai, mereka tidak mempunyai
motivasi untuk melakukan yang terbaik bagi institusinya.
Pendapat MB menyatakan adanya TNI ketika dinas di luar ada
yang membayar temannya untuk menggantikan tugasnya karena merasa
malas, tidak cocok, adanya sikap bertingkah laku dengan masyarakat
kurang baik.
Pendapat AR menyatakan sering terjadi TNI yang telambat hadir
ketika tugas, tidak taat terhadap peraturan karena kondisi mental yang
lemah, kehidupan rumah tangga yang kurang harmonis, keadaan ekonomi
yang kurang memadai.
Pendapat SS menyatakan Ada juga TNI yang melanggar ajaran
agama seperti berjudi, minum, dan narkoba, adanya TNI yang pangkatnya
lebih tinggi sangat keras dengan bawahannya, sering menyalahkan setiap
apa yang dilakukan, kadang merasa tidak nyaman, selalu benar sendiri,
tidak bisa melindungi bawahannya.
Islam sebagai agama yang bersifat universal secara etika dan moral
melarang dalam berbuat kekerasan demi mencapai tujuan. Apabila TNI
melakukan tindakan-tindakan kekerasan maka yang menjadi persoalan
bukan karena ajaran etika dan moral Islam, melainkan bersumber pada
perilaku muslim yang tidak Islami. Menurut ajaran Islam akhlak yang
mulia akan membawa kejayaan suatu bangsa. Namun sebaliknya, jika
akhlak suatu bangsa itu rusak, maka bangsa itu akan hancur. Jadi kejayaan
xxi
atau kehancuaran suatu bangsa akan sangat tergantung pada baik buruknya
akhlak bangsa tersebut (Hamzah Ya‟qub, 1993:30).
Agama mempunyai suatu peran yang sangat penting dalam
menunjang tugas TNI dan agama merupakan fungsi yang urgensi dalam
menciptakan bimbingan mental keagamaaan di kalangan militer. Akan
tetapi, agama bisa berperan dan tidaknya sangat tergantung pada masing-
masing pribadi. Agama juga berperan menjadi pangkal hidup baik dan
buruk yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan aktivitas dalam
bidang kemiliteran. Mengingat pentingnya bimbingan mental keagamaan
bagi TNI maka sebagai sesama insan di dunia saling memperingatkan atas
kesalahan dan saling membutuhkan dan bergantung. Salah satunya yaitu
dengan memanfaatkan bimbingan mental keagamaan. Bimbingan mental
agama sangat berperan penting bagi TNI dalam pembiasaan ajaran
agamanya yang pada dasarnya membutuhkan bimbingan. Allah berfirman
dalam Surat Adzariat:55
”Dan tetaplah memberi peringatan, Karena Sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”.
Ayat di atas menjelaskan dengan adanya bimbingan mental
keagamaan yang dilakukan secara intensif diharapkan anggota TNI dapat
sadar, dan dapat memperbaiki diri, sebagai pengendali dari kekhilafan,
memberi rasa nyaman, menciptakan kondisi sehat sehingga segala bentuk
gangguan yang terjadi dalam jiwa manusia terbentengi dengan kokoh,
dapat meningkatkan motivasi dan dapat meningkatkan keimanan dan
xxii
ketaqwaan terhadap Allah Swt, memberikan arti positif bagi hidup, berani
menghadapi kenyataan dan tantangan hidup, sehingga bisa menciptakan
komunikasi yang baik dengan lembaga.
Bimbingan mental keagamaan berfungsi pada pembentukan mental
prajurit yang akan mempengaruhi tindak tanduk dari TNI sendiri bila nilai-
nilai agama tertanam dalam setiap jiwa TNI maka seluruh anggota TNI
berakhlakul karimah, disiplin, bertanggung jawab penuh pada tugas dan
kewajiban sebagai pemsbela negara. Ketangguhan mental merupakan
faktor yang sangat penting dalam mendukung suksesnya tugas prajurit dan
di dalam melaksanakan tugasnya diperlukan ketabahan, kesabaran
keuletan serta konsisten supaya dapat terwujud kondisi masyarakat
menjadi aman, damai dan sentosa.
Membangun kesadaran hidup disiplin patut digalakkan semua
pihak. TNI sebagai figur teladan harus memberikan contoh yang baik
dalam penegakan disiplin dan tidak lepas dari tradisi hidup yang
mengedepankan kedisiplinan yang ketat dalam menjalani aktivitas hidup
sehari-hari. Setiap anggota dituntut agar selalu siap mentalnya, karena
anggota TNI di negara ini merupakan kekuatan inti dalam membela,
mempertahankan, dan mengamankan negara yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Setiap anggota TNI harus fisik dan mental yang benar-
benar dapat diandalakan baik mental ideologi maupun mental
keagamaannya. Karena dengan mental seseorang dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik. Oleh karena itu bimbingan mental keagamaan
xxiii
merupakan salah satu sarana yang berpengaruh dalam mempersiapkan
mental. Pelaksanaan bimbingan mental keagamaan di kalangan prajurit
TNI-AD, merupakan salah satu sarana meningkatkan kepercayaan diri dan
kedisiplinan dalam menjalankan ibadah dan tugas.
Tujuan bimbingan tersebut diharapkan seseorang dapat mengetahui
secara langsung mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang
wajib dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan. Dengan demikian
seseorang dapat memberi penilaian pada diri sendiri terhadap apa yang
dilakukannya dan berusaha untuk menumbuhkan kesadaran agar setiap
anggota TNI memliki perilaku, sikap mental dan budi pekerti yang
bersendikan pancasila sesuai dengan ajaran agama.
Bataliyon Infanteri (YONIF) 411 Kostrad Salatiga merupakan
salah satu Markas Komando yang dimiliki oleh Tentara Nasional
Indonesia-Angkatan Darat (TNI-AD), setiap anggota dituntut agar selalu
siap mentalnya, karena anggota TNI di negara ini merupakan kekuatan inti
dalam membela, mempertahankan, dan mengamankan negara yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, oleh karena itu setiap anggota TNI
harus memiliki fisik dan mental yang benar-benar dapat dihandalakan baik
mental ideologi maupun mental keagamaannya. Karena dengan mental
seseorang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu
bimbingan mental keagamaan merupakan salah satu sarana yang
berpengaruh dalam mempersiapkan mental.
xxiv
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, penulis mencoba
menuangkan dalam suatu penelitian dengan menyusun sebuah judul:
“HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI BIMBINGAN
MENTAL KEAGAMAAN DENGAN KEDISIPLINAN KERJA
ANGGOTA TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN
2014.
B. Rumusan Masalah
Sebagai pokok permasalahan yang akan di teliti dalam
pemasalahan ini adalah:
1. Bagaimana variasi tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental
keagamaan di Kostrad 411 Salatiga?
2. Bagaimana variasi tingkat kedisiplinan kerja prajurit di Kostrad 411
Salatiga?
3. Adakah hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental
keagamaan dengan kedisiplinan kerja prajurit di Kostrad 411 Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Variasi tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan di
Kostrad 411 Salatiga;
2. Variasi tingkat kedisiplinan kerja prajurit di Kostrad 411 Salatiga;
3. Hubungan variasi tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental
keagamaan dengan kedisiplinan kerja prajurit di Kostrad 411 Salatiga;
xxv
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (suryabrata,
2003:21). Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan antara keaktifan
mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja
anggota TNI di Kostrad 411 Salatiga.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat di paparkan secara teoritik dan praktik.
1. Secara Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca
untuk memperoleh temuan baru khususnya bagi mahasiswa STAIN
Salatiga dalam memperkarya khasanah dunia pustaka tentang
bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja TNI di Kostrad
411.
2. Secara Praktik
a. Bagi Prajurit: Bimbingan mental keagamaan diharapkan dapat
mengarahkan komunitas prajurit yang beragama Islam dalam
kehidupan sehari-hari di kantor maupun di luar kantor. Selanjutnya
dari pemahaman tersebut para TNI dapat senantiasa memberikan
bimbingan dalam membangkitkan sikap positif para prajurit.
b. Bagi Instansi: Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan
pemahaman kepada TNI saat mengadakan bimbingan dan
xxvi
meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja sebagai bagian dari hasil
bimbingan mental keagamaan yang di ikuti.
F. Definisi Operasional
Untuk menghidari kemungkinan terjadi penafsiran yang berbeda
dengan maksud utama penulis dalam menggunakan kata pada judul
penelitian ini perlu ada penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata
yang menjadi variabel penelitian.
1. Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaaan
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya agar individu
itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Walgito, 2004:5).
Sedangkan kata agama adalah suatu peraturan yang ditetapkan Allah
Swt (Rozak, 1971: 62). Agama yang dimaksud dalam bimbingan
mental agama, yaitu agama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad yang berisi ajaran-ajaran dan peraturan-peraturan yang
dibawa demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat bagi pengikutnya.
Aunur, (2001: 62) berpendapat bahwa bimbingan mental
keagamaan adalah tingkat kesungguhan seseorang dalam proses
pemberian bantuan terarah, kontinyu terhadap individu agar ia dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal dalam
kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan
xxvii
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akherat.
Jadi yang dimaksud keaktifan mengikuti bimbingan mental
agama adalah prajurit yang mengikuti bimbingan mental agama yang
ada di Kostrad 411 Salatiga dapat mengikuti kegiatan bimbingan mental
dengan baik dan tertib, menerima dan merespon isi bimbingan mental
dengan baik, memahami dan mengamalkan isi bimbingan mental
tersebut. Bimbingan mental keagamaan yang dimaksud yaitu proses
pemberian bantuan kepada individu agar mampu hidup selaras dngan
ketentuan dan petunjuk Allah, maksudnya yaitu hidup selaras dengan
ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodrad yang ditentukan, agar
manusia hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan
pedoman yang yang telah ditentukan dan hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah artinya menyadari eksitensi diri sebagai
makhluk Allah yang diciptakan untuk mengabdi.
Dalam melaksanakan bimbingan mental keagamaan tentu
memerlukan dasar dan landasan. Karena bimbingan merupakan
kegiatan dengan bersumber pada kehidupan manusia. Di dalam realitas
kehidupan ini, manusia sering menghadapi persoalan yang silih berganti
yang mana antara satu dengan yang lain. Dengan adanya bimbingan
mental keagamaan bagi TNI agar mampu mengembangkan potensi
yang dimiliki, mengenali diri sendiri dan mengatasi persoalan-persoalan
xxviii
sehingga mampu menentukan jalan hidupnya tanpa bergantung pada
orang lain.
2. Kedisiplinan Kerja
Kata kedisiplinan berasal dari Bahasa Latin yaitu discipulus, yang
berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2007:268), bahwa disiplin adalah tata tertib (di
sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya), ketaatan (kepatuhan)
pada peraturan tata tertib, dan bidang studi yang memiliki objek dan
sistem tertentu. Sedangkan menurut Cahyani (2009: 180) imbuhan ke-
an dalam kata kedisiplinan berarti menyatakan sesuatu hal atau
keadaan.
Sedangkan Siswanto (2006:47), mendefinisikan displin kerja
sebagai tata tertib atau suatu sikap patuh dan taat terhadap peraturan-
peraturan yang berlaku baik yang tertulis serta sanggup
menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia
melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya”.
Disiplin kerja di butuhkan untuk menjaga agar prestasi kerja TNI-
AD meningkat.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Pendekatan ini melalukan penelitian kuantitatif yang bersifat
korelasional, untuk mengetahui hubungan tiap variabel penelitian
xxix
menggunakan analisis statistik persentase dan teknik analisis product
moment untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel.
2. Lokasi dan waktu penelitian
a. Lokasi penelitian
Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kostrad 411 Salatiga.
Dipilihnya lokasi ini dengan alasan belum pernah ada yang
melakukan penelitian serupa di tempat tersebut. Alasan lainnya
adalah ketertarikan peneliti terhadap kegiatan dan aktifitas prajurit
yang berkaitan tentang bimbingan keagamaan dan kedisiplinan kerja
TNI yang ada di Kostrad.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 6 bulan mulai tanggal
1 April 2014 sampai penelitian selesai.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil
kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 81). Populasi dalam penelitian ini
adalah semua prajurit yang beragama Islam di Kostrad 411 Salatiga.
Berdasarkan data diperoleh sejumlah 360 responden.
xxx
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2010:62). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik random sampling. Random sampling
adalah setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel. Oleh karena itu menurut Arikunto
(1991:107). Berdasarkan subyeknya dapat diambil antara 10-15%
atau 20%-25%. Pada penelitian ini penulis mengambil sampel 10%
dari jumlah populasi. Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah
sejumlah 36 responden.
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Kuesioner (Angket)
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
1991:124). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:1999).
Angket/kuesioner merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan
data. Hasil kuesioner tersebut terumuskan dalam angka, tabel-tabel,
analisis statistik, dan uraian serta kesimpulan dari hasil penelitian.
xxxi
Angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang intensitas
bimbingan mental keagamaan dan kedisiplinan kerja prajurit di
Kostrad 411 Salatiga tahun 2014. Angket diberikan kepada para
prajurit TNI di Kostrad 411 Kota Salatiga. Angket diberikan kepada
prajurit TNI AD di Kostrad 411 Salatiga.
b. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data dengan jalan
mengadakan wawancara dengan nara sumber atau responden (Hari
Wijaya, 2010:61). Peneliti mengumpulkan data dengan cara
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden
terutama pada informan yang banyak mengetahui tentang masalah
yang diteliti. Peneliti mengadakan wawancara secara langsung
dengan kapten Kostrad yang bertanggung jawab terhadap bimbingan
mental keagamaan dan prajurit yang ada di Kostrad. Hal ini
dilakukan untuk menggali informasi bagaimana bimbingan mental
keagamaan yang ada di Kostrad, dengan wawancara maka akan
mendapat data yang akurat. Adapun yang akan menjadi informan
dalam penelitian ini adalah prajurit yang dinas di Kostrad dipilih
secara random.
c. Dokumentasi
Menurut Arikunto (1997:206) Dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
xxxii
sebagainya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai situasi umum lokasi penelitian, dokumentasi kegiatan
penelitian dan dokumentasi lainnya sebagai penguat seluruh
informasi yang didokumentasikan adalah semua aktifitas yang
berhubungan dengan bimbingan mental keagamaan. Dengan
dokumentasi maka data yang diperoleh akan lebih terbukti
kebenarannya. Metode ini berfungsi untuk mendapatkan data-data
yang diperoleh di lapangan, adapun yang diperlukan untuk keperluan
dokumentasi meliputi foto-foto pada saat kegiatan.
d. Metode Observasi
Observasidapatdiartikan sebagai “pengamatan dan pencatatan
dengan sistematik mengenai fenomena yang diselidiki” (Hadi,
1981:136). Penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi
langsung yang digunakan untuk mendapatkan data seperti lokasi
penelitian, untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan, untuk
mengetahui bagaimana kedisiplinan kerja prajurit dan untuk
mngetahui bimbingan mental keagamaannya di Kostrad.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah “ alat untuk fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam menggumpulkan data”(Arikunto, 1998:135). Instrumen yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang digunakan
untuk mengetahui keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan
terhadap kedisiplinan kerja. Angket dirancang dalam 15 pertanyaan
xxxiii
ditujukan kepada Prajurit di Kostrad 411 Salatiga.Merupakan angket
tertutup dimana peneliti telah menyediakan jawabannya dalam empat
jawaban yaitu selalu, sering, jarang, atau tidak pernah. Dengan
demikian, peneliti menggunakan skala Richter dengan skor untuk
masing-masing jawaban positif adalah : jawaban a = skor 4, jawaban b
= skor 3, jawaban c = skor 2, dan jawaban d skor 1.
6. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis peneliti melakukan dua langkah analisis,
yaitu:
a. Analisis Pendahuluan
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tentang bimbingan
mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja TNI. Teknik
analisisnya menggunakan teknik persentase sebagai berikut:
P = F x 1
N
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N :Jumlah responden (Hadi, 1982:399).
b. Analisis Lanjutan
Dalam analisis ini penulis bermaksud untuk menguji kebenaran
hipotesis yang diajukan. Dalam analisis ini penulis mengadakan
perhitungan lebih lanjut melalui tabel distribusi fekuensi yang ada
xxxiv
pada analisis pendahuluan dengan menggunakan teknik korelasi
Product Moment dengan rumus :
N
YY
N
XX
N
YXXY
rxy2
22
2 )()(
))((
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
xy : Perkalian antara x dan y
x : Skor varaibel 1
y : Skor variabel 2
N : Jumlah responden
H. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun sistematikanya
sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab I, pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika
penulisan skripsi.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka memuat tentang definisi mimbingan, definisi
mental keagamaan, klasifikasi kondisi mental manusia, klasifikasi sikap
mental, dasar hukum bimbingan mental agama, fungsi bimbingan mental
xxxv
agama, tujuan bimbingan mental agama, materi bimbingan mental
agama, definisi kedisiplinan, aspek kesdisiplinan, faktor-faktor
kedisiplinan, unsur-unsur kedisiplinan, fungsi kedisiplinan, tujuan
kedisiplinan, pembentukan kedisiplinan, definisi kerja, kewajiban bekeja
bagi manusia, eksistensi bekerja, kerja dan tanggung jawab, penghargaan
Islam terhadap kerja, dasar hukum kedisiplinan militer, pelanggaran
disiplin kerja dalam militer.
BAB III: LAPORAN HASIL PENELITIAN
Berisi tentang gambaran umum lokasi dan obyek penelitian dan
penyajian data hasil penelitian.
BAB IV: ANALISIS DATA
Dalam bab ini meliputi: analisis tentang keaktifan
mengikutibimbingan mental keagamaan, analisis data tingkat
kedisiplinan kerja. Analisis uji hipotesis sekaligus pembahasan.
BAB V: PENUTUP
Di akhir bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
xxxvi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan Mental Keagamaan
1. Definisi Bimbingan
a. Pengertian bimbingan menurut bahasa
Secara etimologis bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa
inggris “guidance” yang artinnya bantuan atau tuntunan. Secara
terminologi bimbingan berarti bantuan atau tuntunan atau pertolongan
kepada orang lain yang membutuhkan. Bimbingan berasal dari kata
bimbing yang artinya pimpin, asuh dan bina. Bimbingan dalam kamus
besar bahasa indonesia berarti petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan
sesuatu, tuntunan, pimpinan (Departemen Pendidikan Nasional,
2007:152). Menurut Morril (1980:23) arti bimbingan sama dengan
istilah pembinaan yang maksudnya sama. Pembinaan adalah proses di
mana individu diberikan sejumlah perlakuan yang telah dipersiapkan
secara sistematis dan bervariasi sehingga dari perlakuan ini dapat
dihasilkan suatu perubahan perilaku hidup individu yang diharapkan
dapat meningkatkan dalam pengetahuan, nilai-nilai kehidupan,
moralitas dan kehidupan sosial dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
b. Pengertian bimbingan menurut para ahli
1) Pengertian bimbingan menurut Hallen
Hallen (2005: 3) bimbingan pertama kali dikemukakan dalam
years book of education 1995, menyatakan bimbingan adalah suatu
proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk
menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar
memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
2) Pengertian bimbingan menurut Arifin
Arifin (1982:1) Bimbingan adalah menunjukkan, memberi
jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat
xxxvii
bagi hidupnya di masa kini, dan masa yang akan datang. Arifin
berpendapat dalam bukunya yang berjudul Pokok-pokok Pikiran
Bimbingan dan Penyuluhan Agama mengatakan bahwa bimbingan
adalah segala kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka
memberikan bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan
dalam hidupnya, supaya orang tersebut mampu mengatasinya
sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri kepada Allah
Swt.
3) Pengertian bimbingan menurut Walgito
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya agar individu
atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya (2004:5).
4) Tohirin (2009: 16-17) menyatakan bahwa bimbingan merupakan
prosesbantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri
danpengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian
diri secara maksimum kepada sekolah / madrasah, keluarga, dan
masyarakat.
5) Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan
daribahasa Inggris “guidance”. Kata “guidance” yang kata
dasarnya“guide” memiliki beberapa arti menunjukkan jalan
(showing the way), memimpin (leading), memberikan petunjuk
(giving instruction), mengatur (regulating), mengarahkan
(governing), dan memberi nasihat (giving advice) (Tohirin,
2009:16).
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan
bahwa, bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam
xxxviii
kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.
2. Pengertian Mental Keagamaan
a. Definisi Mental Keagamaan
Mental berarti” yang mengenai batin”. Mengenai mental,
Daradjat (1982:38-39) berpendapat “ mental sering digunakan sebagai
ganti dari kata personality (kepribadian) yang berarti semua unsur jiwa
termasuk pikiran, emosi, sikap dan perasaan, yang dalam keseluruhan
dan kebulatannya akan menentukan corak laku cara menghadapi suatu
hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menyenangkan dan
sebagainnya”.Agama yang dimaksud dalam bimbingan mental agama,
yaitu agama yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad yang
berisi ajaran-ajaran dan peraturan-peraturan yang dibawa demi
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat bagi pengikutnya. Sedangkan
menurut terminologi, agama adalah sebagai penghubung antara
makhluk dengan kholiknya. Hubungan ini terwujud dalam sikap tampak
pada ibadah yang dilakukan, dan tercermin pula dalam sikap
kesehariannya (Shihab, 1994:210). Mental keagamaan merupakan
komitmen beragama yang dapat menjadikan salah satu bentuk bukti
bahwa seseorang telah berperilaku sebagaimana orang yang beragama
pada umumnya (Hasan, 2006:43). Bimbingan mental keagamaan adalah
tingkat kesungguhan seseorang dalam proses pemberian bantuan
terarah, kontinyu terhadap individu agar ia dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya secara optimal dalam kehidupan
keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat
(Aunur, 2001:62).
b. Klasifikasi Kondisi Mental Manusia
Para ahli dalam bidang perawatan jiwa, dalam masalah mental manusia
dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
xxxix
1) Golongan sehat mental
(Daradjat, 1975: 35-37) berpendapat orang yang memiliki
mental sehat adalah yang memiliki sifat-sifat khas yaitu
mempunyai kemampuan untuk bertindak efisien, memiliki tujuan
hidup yang jelas, memiliki konsep diri yang sehat, memiliki
koordinasi antara segenap potensi dengan usahanya dan memiliki
batin yang tenang.
Jika mental sehat dicapai, maka seseorang terwujud
keharmonisan dalam fungsi jiwa serta tercapainya kemampuan
untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan
kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang memiliki
mental sehat, bila terhindar dari gejala penyakit jiwa dan
memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan
fungsi jiwa dalam dirinya.
2) Golongan kurang sehat mental
Golongan yang kurang sehat mentalnya adalah orang yang
merasa terganggu ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas
mental ini biasanya disebabkan adanya ketidakmampuan individu
dalam menghadapi kenyataan hidup, sehingga muncul konflik
mental pada dirinya.
Gejala-gejala umum yang terjadi pada orang-orang yang
kurang sehat mentalnya, dapat dilihat dalam beberapa segi yaitu
perasaan sering terganggu, tidak tenteram, merasa takut, merasa iri,
xl
merasa sedih yang tidak beralasan, merasa rendah diri, sombong,
suka bergantung pada orang lain, tidak bertanggung jawab, selalu
merasa gelisah karena tidak mampu menyelesaikan masalah-
masalah yang dihadapinya. Orang yang kurang sehat mentalnya
akan mempengaruhi pikirannya misalnya seseorang akan menjadi
pemalas, pelupa, suka membolos, mudah dipengaruhi orang lain,
tidak bisa konsentrasi dan kebanyakan seseorang kurang mampu
melanjutkan sesuatu yang telah direncanakannya. Orang yang
kurang sehat mentalnya akan tampak pada kelakuan yang tidak
baik, seperti keras kepala, suka berbohong, mencuri, menyeleweng,
menyiksa orang lain dan segala yang bersifat negatif.
c. Klasifikasi Sikap Mental
Perilaku sikap mental tidak selalu berjalan lancar (terkendali),
adakalanya hal ini dapat gangguan (tidak terkendali) yang disebabkan
oleh penyakit yang berkaitan dengan kesehatan tubuh, penyakit jiwa,
atau karena penyakit kecanduan. Mental Terkendali yaitu suatu
gambaran sikap pada orang-orang yang menyadari perilaku dirinya
sendiri, sehingga mampu memberikan kendali dengan sadar terhadap
jalan pikiran dan tingkah lakunya. Sedangkan Mental yang tidak
Terkendali yaitu sikap dari seseorang yang berupaya untuk berbuat
normal dan wajar, tetapi tidak tercapai. Misalnya, seseorang berupaya
untuk melakukan hal-hal yang baik atau berupaya untuk menghindari
xli
hal-hal yang tidak baik, tetapi tidak tercapai, seperti adanya semacam
gangguan sikap mental.
Sikap mental tidak terkendali di bagi menjadi dua bentuk, yaitu
mental tidak terkendali sebagian yaitu seseorang yang tidak dapat
mengendalikan dirinya dalam hal-hal tertentu saja. Misalnya, seorang
yang memiliki kecanduan pada suatu kebiasaan yang ingin dia
tinggalkan atau tidak percaya diri. Kita dapat melihat seseorang yang
berkeinginan untuk berbuat baik sesuai dengan keinginan hati nurani.
Contohnya, seseorang mengetahui bahwa rokok tidak baik untuk
kesehatan dan orang tersebut berkeinginan untuk menghentikannya,
tetapi tidak berhasil. Sedangkan mental yang tidak terkendali
keseluruhan yaitu apabila seseorang yang tidak dapat mengendalikan
dirinya dalam segala hal. Misalnya orang yang sudah gila tidak dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang dan mana yang buruk
karena alat kendalinya tidak berfungsi secaras normal, dan tidak dapat
berpikir secara rasional dan normal, artinya mentalnya sudah rusak
total.
Bimbingan mental diwujudkan untuk menggali potensi dan
kualitas sumber daya yang produktif. Apabila pembinaan ini berhasil
dapat diyakini bahwa prajurit itu bakal menjadi manusia-manusia yang
produktif. Semua ini akan lebih baik lagi bila memperoleh kesempatan
mengikuti pendidikan dan latihan, untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan (Salim, 2006:08).
xlii
Pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
menjalankan sikap mental, tidak selalu berjalan lancar dikarenakan
faktor kesehatan tubuh dan mental prajurit, secara fisik boleh sehat,
tetapi belum tentu dikesehatan mental prajurit ada kalanya sikap mental
tersebut dapat dikendalikan dan tidak terkendali.
3. Bimbingan Mental Keagamaan
a. Dasar-dasar Bimbingan Mental Keagamaan
Al-Qur‟an dan As-Sunnah merupakan sumber danpedoman
dalam kehidupan umat manusia khususnya umat islam, oleh karena itu
dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan dalam bentuk
apapun, agama islam selalu mendasarkan pada Al-Qur‟an dan As-
Sunnah. Seperti yang dijelaskan dalasm surat Yunus ayat 57.
“Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.(QS. Yunus:57).
Ayat tersebut merupakan titah tuhan yang diberikan pada Nabi untuk
melaksanakan bimbingan terhadap mental orang-orang musyrikin yang
sedang mengalami kegelapan dan krisis pandangan hidup guna mendapat
petunjuk yang benar.
Dalam surat An-Nahl ayat 125 dijelaskan bagi seseorang
pembimbing dalam memberikan bimbingan hendaknya menggunakan
xliii
cara-cara yang baik, bersikap bijaksana, bertutur kata yang baik dan
apabila individu melakukan kesalahan hendaknya menegur dengan cara
yang baik.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”(QS. An-Nahl:125).
b. Fungsi Bimbingan Mental Keagamaan
Pelayanan bimbingan mental keagamaan memiliki beberapa
fungsi yaitu fungsi Preventif, fungsi kuratif, fungsi preservatif dan
fungsi developmental. Fungsi preventif berfungsi membantu individu
menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. Fungsi
kuratif yaitu membantu individu memecahkn masalah yang dihadapi
atau dialami. Fungsi Preservatif yaitu membantu individu menjaga
agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik menjadi baik
(terpecah), dan kebaikan itu bertahan lama. Fungsi Developmental
atau Pengembangan berfungsi membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik
atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab
munculnya masalah baginya (Aunur, 2001:37).
xliv
Fungsi bimbingan mental keagamaan menurut Ad-Dzaky
(2006:217) adalah sebagai berikut yaitu fungsi Remedial atau
Rehabilitatif, fungsi edukatif atau pengembangan,dan fungsi preventif
atau pencegahan. Peranan remedial berfokus pada masalah
penyesuaian diri, menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi,
mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
Fungsi Edukatif/Pengembangan berfokus pada masalah membantu
meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam kehidupan,
mengidentifikasikan dan membantu memecahkan masalah-masalah
hidup, membantu meningkatkan kemampuan menghadapi transisi
dalam hidup, menjelaskan nilai-nilai menjadi lebih tegas,
mengeendalikan kecemasan, dan untuk meningkatkan ketrampilan
komunikasi antar pribadi. Fungsi Preventif (pencegahan) membantu
individu agar bisa berupaya aktif untuk melakukan pencegahan
sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya
perhatian. Upaya preventif meliputi pengembangan strategi-strategi
dan program-program yang dapat digunakan untuk mengantisipasi
resiko hidup.
c. Tujuan Bimbingan Mental Keagamaan
Tujuan bimbingan mental keagamaan secara umum bertujuan
untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Individu yang dimaksud di sini adalah orang yang dibina atau diberi
xlv
bantuan, baik orang perorangan maupun kelompok. “Mewujudkan diri
sebagai manusia seutuhnya”, berarti mewujudkan diri sesuai dengan
hakekatnya sebagai manusia untuk menjadi manusia yang selaras
dengan perkembangan unsur dirinya, dan pelaksanaan fungsi atau
kedudukannya sebagai makhluk Allah (makhluk religius), makhluk
individu, makhluk sosial, dan sebagai makhluk berbudaya (Aunur,
2001: 35). Sedangkan tujuan bimbingan mental keagamaan secara
khusus yaitu membantu individu agar tidak menghadapi masalah,
membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya dan
membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik, atau yang telah baik agar tetap baik, atau menjadi
lebih baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan
orang lain (Musnamar, 2001: 3).
Tujuan bimbingan mental keagamaan menurut Segaf (1989:
29-30) menyatakan bahwa tujuan bimbingan mental keagamaan yaitu:
1) Memperkuat ketaqwaan dan amal keagamaan di dalam masyarakat
2) Terwujudnya sikap masyarakat yang konstruktif dan responsif
terhadap gagasan pembangunan
3) Mempertahankan masyarakat dan mengamalkan Pancasila.
4) Menimbulkan sikap mental yang disadari oleh rahman dan rahim
Allah, pergaulan yang rukun dan serasi, baik antar golongan, suku
maupun antar agama.
xlvi
5) Mengembangkan generasi muda yang sehat, cakap, terampil dan
taqwa kepada Allah.
6) Terwujudnya lembaga-lembaga ketaqwaan yang memberikan
peranan terwujudnya tujuan pembangunan nasional.
7) Timbulnya kegairahan dan kebanggaan hidup beragama dan
mengenali motivasi keagamaan untuk lebih mendorong kemajuan
gerak pembangunan bangsa Indonesia.
Ad-dzaky, (2006:221) menyatakan bahwa, tujuan bimbingan
mental keagamaan adalah:
1) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, dan damai,
bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan.
2) Untuk menghasilkan suatu perubahan,, perbaikan, dan kesopanan
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial,
dan alam sekitarnya.
3) Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawaan, tolong
menolong, dn rasa kasih sayang.
4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu,
sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat
kepada tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah serta
ketabahan menerima ujiannya
xlvii
5) Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik
dan benar, dapat menanggulangi berbagai persoalan hidup, dapat
memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada
berbagai aspek kehidupan.
Tujuan bimbingan mental agama bagi TNI Yonif 411 Kostrad
Salatiga bertujuan untuk pembangunan prajurit Indonesia seutuhnya.
Bimbingan mental TNI merupakan fungsi komando, hal ini
disebabkan karena bimbingan mental sangat vital dan dapat
digolongkan sebagai fungsi organik militer khususnya yang
berkaitan dengan pembinaan manusia. Bimbingan mental
sepenuhnya menjadi tanggung jawab komandan yang dalam
pelaksanaan tugasnya dapat dibantu oleh para perwira lingkungan
bintal khususnya perwira rohani. Serta pembinaan mental khusunya
rohani dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada
Allah Swt, membentuk mental kejuangan (tidak boleh menyerah),
membentuk mental ideologi (cinta tanah air), dan membentuk mental
rohani (ketakwaan yang tinggi) (Mabes AD, 2007: 48).
d. Materi Bimbingan Mental Keagamaan
Materi bimbingan mental keagamaan di Yonif 411 meliputi:
pelajaran Al-Qur‟an, akhlak, hadits, tuhid, fiqih dan pelajaran budaya
Islam.
xlviii
1) Pelajaran Alqur‟an
Ditujukan untuk melatih penyempurnaan bacaan Alqur‟an
dilanjutkan dengan pemahaman dan mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Pelajaran Ahklak
Menjelaskan bagaimana cara menghormati antar umat
bragama, akhlak muslim di tengah keluarga, masyarakat dan
Negara.
3) Pelajaran Hadits
Ditujukan agar umat Islam meneladani Rasul Saw, dalam
beribadah dan bermuamalah.
4) Pelajaran Tauhid
Tujuan mempelajari tauhid adalah menambah keimanan
seseorang dalam ketaatan kepada Allah. Seperti pemahaman
rukun iman sehingga perilaku umat Islam dapat bersumber
dengan konsep-konsep keimanan.
5) Pelajaran Fiqih
Memperkenalkan perilaku islami, baik secara individu
maupun secara sosial yang bersumber dari Al-qur‟an dan Sunnah
meliputi: Cara Beribadah,perawatan jenazah, puasa, zakat, haji,
waris, nikah, berperilaku dan bermasyarakat agar bisa
membangun keimanan dan ketaqwaan TNI kepada Allah. Adapun
isi materi bimbingan mental keagamaan dalam materi fiqih yaitu
xlix
seperti shalat: kedudukan shalat, pengaruh shalat dalam
kehidupan individu dan sosial, keutamaan shalat berjamaah,
urgensi shalat dll. Mater dalam hal zakat seperti: macam-macam
zakat, cara menghitung zakat fitrah dan mal. Dalam materi puasa
yaitu menjelaskan puasa wajib dan puasa sunah.
6) Pelajaran Budaya Islam
Pelajaran ini dititikberatkan pada pengaruh budaya Barat
dengan budaya Islam. Hal ini ditujukan untuk menanamkan
aqidah Islam agar tidak terpengaruh dengan budaya Barat
(Pabintal, 2014).
e. Metode-metode yang digunakan untuk bimbingan mental keagamaan
bagi TNI Yonif 411.
Adapun metode-metode yang digunakan dalam membina
perilaku TNI Yonif 411 yaitu
1) Metode Teladan
Sebagaimana yang diketahui bahwa didalam diri
Rasulullah itu sebenarnya terdapat suri teladan yang baik, kaum
musyrikin mau menerima Islam bukan karena kerasnya Nabi, tapi
karena akhlakul karimah yang dimilikinya, sehingga mereka mau
mengikuti ajarannya, dengan cara mengaplikasikan dalam upaya
pembentukan perilaku keagamaan TNI Yonif 411.
l
2) Metode Ceramah
Metode ini diharapkan setelah TNI mendengarkan dari pemateri
dapat mendapatkan ketenanganjiwa dalam hatinya dan akan
memberikan motivasi dalam melaksanakan tugas keprajuritan.
3) Metode Pembiasaan atau Pengulangan
Metode ini diharapkan para TNI dapat membiasakan diri
ddalam beperilaku keagamaan kearah yang positif.
4) Metode Ibrah dan Mauidzah
Ibrah adalah suatu kondisi psikis yang menyampaikan
manusia kepada intisari suatu yang isaksikan, yang dihadapi
dengan menggunakan nalar, dan yang menyebabkan hati
mengakuinya. Sedangkan mauidzah adalah peringatan yang artinya
mengingatkan berungkali agar nasihat yang disampaikan
meninggalkan kesan, sehingga para TNI yang dinasihati tergerak
hatinya untuk mengikuti nassihat tersebut.
5) Metode Targhib dan Tarhib
Targhib ialah janji terhadap kesenangan dan kenikmatann
akhirat yang disertai bujukan. Sedangkan tarhib merupakan tujuan
yang sama yaitu agar orang mematuhi aturan Allah SWT.
Dalam kegiatan bimbingan mental keagamaan metode dan
teknik yang diterapkan yaitu seperti dialog TNI dan keluarganya
yang dilakukan pada waktu tertentu dan pesertanya sesuai materi
li
yang akan didiskusikan. Sosiodrama, yaitu memperagakan
penguasaan ketrampilan dibidang bintal seperti belajar ibadah.
6) Metode kisah Qurani dan Nabawi
Metode ini, diterapkan dengan cara menceritakan kisah-kisah
dalam Al-Qur‟an yang salah satunya tentang para nabi, karena
dengan beggitu para TNI akan termotivasi dengan apa yang
disampaikan.
B. Kedisiplinan Kerja
1. Definisi Kedisiplinan
a. Pengertian kedisiplinan menurut bahasa
Kata disiplin berasal dari dasar disiplin yang mendapat prefiks ke-an
yang mempunyai arti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan
sebagainya) (Partanto, 1997: 115). Disiplin berasal dari kata yang sama
dengan “disciple” yakni seorang yang belajar dari atau secara suka
relamengikuti seorang pemimpin (Hurlock, 1978:82).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:268), menyatakan
bahwa disiplin adalah tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan
sebagainya), ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib, dan bidang
studi yang memiliki objek dan sistem tertentu. Sedangkan Cahyani (2009:
180) berpendapat imbuhan ke-an dalam kata kedisiplinan berarti
menyatakan sesuatu hal atau keadaan. Darmodiharjo (1982) menyatakan
sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan,
lii
peraturan dan norma yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab.
b. Pengertian Kedisiplinan menurut para ahli
1) Prijodarminto (1994:23) kedisiplinan adalah kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilakunyang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban.
2) Kedisiplinan pada hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu
maupun masyarakat yang mencerminkan rasa taat, kepatuhan, yang
didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam
rangka pencapaian tujuan (Ekosiswoyo dan Rachman, 2007: 97).
3) Kedisiplinan sebagai tata tertib atau suatu sikap patuh dan taat terhadap
peraturan-peraturan yang berlaku baik yangg tertulis serta sanggup
menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia
melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Siswanto,
2006: 47).
4) Kedisiplinan dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi
pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah adalah disiplin dan
ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban.
Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti
peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar
misalnya, karena ingin mendapat pujian dari atasan. Pengertian disiplin
atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata
liii
tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya (Arikunto,
1990: 114).
c. Aspek-aspek Kedisiplinan
Menurut Bahri (2009: 27) disiplin memiliki tiga aspek. Ketiga
aspek tersebut adalah : Sikap mental, pemahaman yang baik mengenai
sistem aturan perilaku, norma, kriteria dan standar, sikap kelakuan yang
secara wajar yang menunjukkan kesungguhan hati untuk menaati segala hal
secara cermat dan tertib.
1) Sikap mental (mental attitude) yang merupakan seseorang memiliki
sikap taat dan tertib dalam mematuhi peraturan yang berlaku. Mereka
akan bertindak dengan tertib terhadap aturan-aturan yang mengaturnya,
sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran,
dan pengendalian watak.
2) Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma,
kriteria, dan standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman
tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran
bahwa ketaatan atau aturan, norma, kriteria, dan standar tadi merupakan
syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses).
3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukan kesungguhan hati untuk
menaati segala hal secara cermat dan tertib. Kedisiplinan tidak dapat
terpisahkan dari ketiga aspek tersebut. Sikap mental mempengaruhi
setiap orang yang terikat dalam perilaku dan norma hingga akhirnya
liv
akan menumbuhkan kesadaran dalam hati untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan teratur sesuai dengan tuntutan yang diberikan.
d. Faktor-faktor Kedisiplinan
Menurut Hasan Basri (2004:74) faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri individu,
sedangkan faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar individu,
meliputi lingkungan keluarga, sekolah, kampus dan lingkungan lainnya
yang dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat kedisiplinan.
e. Unsur- unsur Kedisiplinan
Menurut Hurlock (1978: 84-92) menyebutkan 4 (empat) unsur
disiplin yang memberikan pengaruh yang cukup besar untuk
meningkatkan kedisiplinan individu, yaitu sebagai berikut.
1) Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk mengatur perilaku.
Pola tersebut bertujuan untuk membekali individu dengan pedoman
perilaku yang disetujui bersama dalam kelompok, rumah, sekolah
dalam situasi tertentu. Peraturan mempunyai 2 fungsi yaitu:
a) Peraturan mempunyai nilai pendidikan
Adanya peraturan dapat membantu mendidik, artinya
adanya peraturan yang dibuat secara tidak langsung mengajarkan
kepada seseorang mengenai nilai moral dan juga mengajarkan
seseorang akan perilaku manayang benar dan mana yang salah.
lv
b) Membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan, artinya
adanya peraturan atau larangan dapat membatasi perilaku seseorang
yang tidak diharapkan dan tidak disetujui oleh lingkungan.
2) Hukuman
Hukuman berasal dari kata kerja Latin, punire dan berarti
menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan,
perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.
Hukuman mempunyai 3 fungsi yaitu:
a) Fungsi pertama adalah mengahalangi, hukuman menghalangi
pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
b) Fungsi kedua adalah fungsi mendidik, yakni menyadarkan
seseorang bahwa setiap perbuatan itu mempunyai konsekuensi.
c) Fungsi ketiga adalah hukuman, yakni memberi motivasi untuk
menghindari kesalahan.
3) Penghargaan
Penghargaan berarti setiap bentuk penghargaan untuk suatu
hasil yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi
dapat berupa kata-kata pujian atau senyuman. Penghargaan
mempunyai 3 fungsi yaitu:
a) Fungsi pertama penghargaan mempunyai nilai mendidik, agar
dengan diberikannya penghargaan seseorang memahami bahwa
perilaku yang diperbuat benar.
b) Fungsi keduapenghargaan ialah sebagai motivasi untuk
lvi
mengulangi dan meningkatkan perilaku yang baik dan disetujui
oleh lingkungan sosial.
c) Fungsi ketiga penghargaan ialah memperkuat perilaku, artinya
dengan adanya penghargaan seseorang merasa perilaku yang
dilakukan tidak hanyataat aturan tetapi juga memberikan
keuntungan bagi dirinya.
4) Konsistensi
Konsisten berarti keseragaman atau tingkat kestabilan,
konsistensi harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada
konsisten dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku,
konsistensi dalam cara peraturan ini diajarkan dan dipaksakan dalam
hukuman yang diberikan pada mereka yang tidak menyesuaikan dan
dalam penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan. Konsisten
mempunyai 3 fungsi yaitu :
a) Fungsi pertama ialah mempunyai nilai mendidik yang besar.
Artinya seseorang harus mampu menjalankan perilaku disiplin
dalam kesehariannya.
b) Fungsi kedua ialah mempunyai nilai motivasi, seseorang yang
selalu menerima konsistensi hukuman atas perilaku yang salah
dan penghargaan atas perilaku yang benar maka akan termotivasi
untuk selalu menjalankan perilaku yang benar.
c) Fungsi ketiga ialah mempertinggi penghargaan terhadap peraturan
dan orang yang berkuasa.
lvii
f. Fungsi kedisiplinan
Tu‟u (2004: 38) berpendapat fungsi kedisiplinan adalah menata
kehidupan bersama, membangun kepribadian, melatih kepribadian,
pemaksaan, hukuman, dan menciptakan lingkungan yang kondusif.
1) Menata kehidupan bersama
Kedisiplinan berguna untuk menyadarkan seseorang agar
dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi
peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan
hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. Internal kehidupan
yang baik akan memunculkan ketentraman dan keutuhan dalam
berbangsa dan bernegara.
2) Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing
lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian
yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa
mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama
kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun
kepribadian yang baik. Kepribadian yang baik juga merupakan sebuah
tuntunan dari setiap agama yang ada, sehingga dapat
meminimalisasikan setiap segi negatif dalam diri.
lviii
3) Melatih kepribadian
Sikapdan pola kehidupan yang baik dan berdisiplinan terbentuk
melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur
dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih. Cerminan kedisiplinan adalah
kepribadian yang tertata dengan baik dan menimbulkan sesuatu yang
baik.
4) Pemaksaan
Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya faktor dari dalam
(pengalaman, kesadaran, dan kemauan) dan dorongan dari luar
(perintah, larangan, pengawasan, ancaman, dan pujian). Disiplin dapat
berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti
peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan.
5) Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau
hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Hukuman di satu sisi
sangatlah perlu untuk membentuk karakter diri dan memberikan efek
jera bagi yang melanggar sehingga secara tidak langsung akan
membuatnya sadar.
6) Menciptakan lingkungan yang kondusif
Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan
kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan
merancang peraturan yang sudah ditetapkan. Kemudian di
implementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian
lix
kondisi lingkungan menjadi aman, tenang, tenteram, tertib. Lingkungan
yang seperti ini adalah lingkungan yang kondusif.
g. Tujuan Kedisiplinan
Tujuan kedisiplinan menurut beberapa ahli, sebagai berikut:
1) Bernhard (1964:31) menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah
mengupayakan pengembangan minat siswa dan mengembangkan
siswa menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat,
tetangga, dan warga negara yang baik.
2) Rimm (2003:47) menyatakan bahwa tujuan disiplin adalah
mengarahkan individu agar mereka belajar mengenai hal-hal baik
yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat
bergantung kepada disiplin diri.
3) Subari (1994: 163) berpendapat bahwa kedisiplinan mempunyai
tujuan untuk penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran
sendiri untuk terciptanya peraturan itu.
4) Durkeim (1995 :09) berpendapat kedisiplinan mempunyai tujuan
ganda yaitu mengembangkan suatu peraturan tertentu dalam tindak
tanduk manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu dan sekaligus
membatasi cakrawalanya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
kedisiplinan adalah memberi kenyamanan kepada diri sendiri serta
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar serta
lx
perkembangan dari pengembangan diri sendiri dan pengarahan diri
sendiri tanpa pengaruh atau kendali dari luar.
h. Pembentukan Disiplin
Disiplin itu lahir, tumbuh dan berkembang dari sikap
seseorang pada sistem nilai budaya yang telah ada pada masyarakat, ada
unsur yang membentuk disiplin yaitu sikap yang telah ada pada diri
manusia dan sistem nilai budaya yang ada di dalam masyarakat. Disiplin
dapat dibina melalui latihan-latihan pendidikan, penanaman kebiasaan
dengan keteladanan-keteladanan tertentu.
Menurut Hurlock (1978: 94) disiplin dapat terbentuk dengan cara:
1) Mendisiplinkan secara otoriter yaitu dengan cara menetapkan peraturan
dan pengaturan yang keras dan memaksa dengan disertai adanya
hukuman terutama hukuman badan apabila tidak dapat memenuhi
standar disiplin yang telah ditentukan. Dalam disiplin otoriter sedikit
atau sama sekali tidak adanya persetujuan atau tanda-tanda penghargaan
lainnya apabila seseorang berhasil memenuhi standar.
2) Mendisiplinkan secara permisif bisa diartikan sedikit disiplin atau tidak
berdisiplin. Dalam cara ini anak sering tidak diberi batas-batas atau
kendala yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan, mereka bebas
mengambil keputusan dan berlaku sesuai dengan kehendaknya sendiri.
3) Mendisiplinkan secara demokratis yaitu dengan menggunakan
penjelasan,diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti
mengapa perilaku tertentu diharapkan. Cara ini lebih menekankan pada
lxi
aspek edukatif daripada aspek hukumannya. Hukuman dalam cara ini
tidak diberikan dalam bentuk hukuman badan tetapi lebih pada
menghilangkanrewardjika tidak bisa memenuhi standar.
2. Kerja
a. Pengertian Kerja
Kerja dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya kegiatan
melakukan sesuatu. Secara bahasa kerja merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan dengan sengaja, sedangkan dalam konteks ekonomi kerja
merupakan suatu usaha untuk menyelenggarakan proses produksi jadi
merupakan upaya untuk memperoleh hasil. Pengertian hasil bisa juga
bersifat material, kerja bersifat fisik dan non fisik atau kerja batin (Asifudin,
2004: 58).
Maksudpenjelasan di atas kerja disini berarti aktivitas bertujuan
memperoleh hasil dan mencakup kerja lahir dan batin.
1) Kerja lahir merupakan aktifitas fisik, anggota badan, termasukpanca
indera seperti melayani, menjalankan dan mengawasi anak buah
bekerja, dll.
2) Kerja batin, ada dua macam yaitu :
a) Kerja otak, seperti belajar, berpikir, memecahkan masalah,
menganalisis dan mengambil kesimpulan.
b) Kerja batin, seperti berusaha menguatkan kehendak atau cita-
cita,berusaha mencintai pekerjaaan, sabar dan tawakal dalam
menjalankan sesuatu (Asifudin, 2004:59)
lxii
Kesimpulan dari definisi kerja adalah sesuatu yangdilakukan dengan
sengaja untuk mmperoleh hasil dengan menggunakan kekuatan fisik dan
mental dalam melakukan pekerjaan tersebut.
b. Kewajiban Bekerja bagi Manusia
Manusia merupakan makhluk jasmaniah dan rohaniah. Sebagai
makhluk jasmaniah manusia memiliki sejumlah kebutuhan jasmaniah
seperti sandang, pangan, papan, udara, dan sebagainya. manusia memenuhi
kebutuhan jasmaniahnya itu dengan bekerja, berusaha, dan tidak semata-
mata hanya untuk keperluan jasmaniah semata. Dalam pekerjaan manusia
dapat memperoleh kepuasan rohaniah. Setiap manusia pada dasarnya wajib
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik jasmaniah maupun
rohaniah.
c. Eksistensi Bekerja
Setiap manusia tak lepas dari setiap pekerjaan, dalam suatu pekerjaan
terdapat beberapa aturan yang sebaiknya dijalankan oleh pemilik pekerjaan,
yaitu:
1) Kerja dan eksitensi manusia
Kerja merupakan suatu yang digariskan manusia sekaligus suatu
cara guna memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Agama juga
menjadikan kerja sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Selain itu kerja merupakan sumber rizki bagi orang tersebut. Maka Islam
menganjurkan agar orang tersebut rajin dalam bekerja dan dapat
lxiii
menikmati kehidupan duniawi serta menginfakan sebagai harta yang
dihasilkan.
Kerja mempunyai makna eksistensial dalam hidup dan kehidupan
umat Islam, karena berhasil atau gagal dan tinggi atau rendahnya kualitas
hidup mereka masing-masing di temukan oleh amal dan kerjanya.
Eksistensi muslim dan muslimah terdapat pada amal dan kerja mereka
masing-masing (Asifudin, 2004:77).
2) Iman dan Kerja
Iman atau kepercayaan harus disertai dengan amal saleh atau
pekerjaan yang baik, karena iman tidak menyertakan amal saleh maka
iman tersebut mandul. Iman mandul bisa disebut juga dengan iman yang
tidak berguna, dan dalam mengembangkan iman menjadi amal soleh ada
dua syarat yaitu ilmu dari kesehatan.
Ajaran dalam agama Islam bertujuan untuk memelihara lima pokok
yakni, agama, akal, jiwa, kehormatan, kesehatan. Maka orang yang
bersangkutan perlu membekali diri dengan tiga cara yaitu:
a) Kerja yang dilandasi dengan taqwa.
b) Iklim dan suasana kerja yang tenang dan kondusif.
c) Didukung oleh ilmu pengetahuan terkait dengan bidang pekerjaan.
3) Kerja dan Tanggung Jawab
Kerja dan tanggung jawab menuntut seseorang untuk bekerja
sungguh-sungguh. Jika manusia hidup tanpa bekerja tentunya dapat
lxiv
diartikan orang yang bersangkutan telah mengabaikan terhadap tugas dan
tanggung jawabnya.
Dalam QS. Hud ayat 61 Allah Swt berfirma:
“ Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu sebagai
orang yang ( bertugas ) memakmurkannya”.
d. Penghargaan Islam terhadap Etos Kerja
Firman Allah dalam QS.Al-Ahqaf :19
“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan
mereka sedang mereka tiada dirugikan”
Kandungan ayat di atas, selain menegaskan derajat manusia diukur
dengan kerjanya, juga menunjukkan betapa islam sangat menghargai kerja.
Islam menempatkan kerja dalam amal saleh pada posisi yang tinggi, bahwa
pengembangan iman menjadi amal saleh membutuhkan dukungan kesehatan
dan ilmu sebagai pra syarat. Dalam salah satu firman-Nya Allah Swt
menjadikan orang-orang yang bekerja guna memperoleh rizki berdampingan
(disejajarkan) orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Pada suatu ketika
Rasulullah mencium tangan seseorang yang bengkak karena banyak bekerja,
lalu menegaskan bahwa tangan yang seperti itu adalah tangan yang disukai
oleh Allah dan Rasul-Nya serta “Tidak ada sesuatu yang mendatangkan
kematian bagiku setelah jihad di jalan Allah, yang lebih aku dambakan
lxv
kecuali mati dalam keadaan bekerja guna memperoleh rizki” (Asifudin,
2004:85)
3. Kedisiplinan Kerja dalam Militer
a. Dasar Hukum Kedisiplinan Militer
Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan kepatuhan. Disiplin
bagi seorang anggota militer atau seorang Prajurit TNI merupakan suatu
keharusan dan pola hidup yang harus dijalani.
Pembentukan disiplin bagi Prajurit diawali dari masa pendidikan
dasar keprajuritan. pembinaan dan pengasuhan merupakan salah satu cara
pembentukan disiplin bagi Prajurit.Pola pembinaan diberikan melalui
Intensitas kegiatan disertai doktrin bagi anggota TNI. Karena sifatnya yang
„harus‟ tadi, maka perlu diberlakukan suatu peraturan dan ketentuan demi
lancarnya penegakan disiplin dalam tubuh organisasi militer. Penegakkan
hukum disiplin militer bersumber kepada peraturan-peraturan hukum
disiplin prajurit.Terdapat beberapa peraturan yang berlaku ataupun sudah
berlaku dalam rangka penegakkan hukum disiplin militer.
Beberapa peraturan hukum militer antara lain :
1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum Disiplin
Prajurit ABRI.
2) Peraturan Disiplin Prajurit TNI yang disahkan dengan Keputusan
Panglima TNI Nomor Kep/22/VIII/2005 Tanggal 10 Agustus 2005.
3) Peraturan pelaksanaan lainnya yaitu Peraturan Urusan Dalam (PUD).
lxvi
4) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia.
5) Dokumen-dokumen penting yang materinya menyangkutdisiplin
Militer:
a. Sumpah Prajurit
1) Bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945
2) Bahwa saya akan tunduk kepada hukum dan memegang teguh
disiplin keprajuritan
3) Bahwa saya akan taat kepada atasan dengan tidak membantah
perintah atau putusan
4) Bahwa saya akan menjalankan segala kewajiban dengan penuh
rasa tanggung jawab kepada Tentara dan Negara Republik
Indonesia
5) Bahwa saya akan memegang segala rahasia Tentara sekeras-
kerasnya
b. Sapta Marga.
1) Kami Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
bersendikan Pancasila
2) Kami Patriot Indonesia, pendukung serta pembela Ideologi
Negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah
lxvii
3) Kami Kesatria Indonesia, yang bertaqwa kepada Tuhan YME,
serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan
4) Kami prajurit Tentara Nasional Indonesia, adalah Bhayangkara
Negara dan Bangsa Indonesia
5) Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, mengutamakan
keperwiraan di dalam melaksanakan tugas, serta senantiasa siap
sedia berbakti kepada Negara dan Bangsa
6) Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, memegang teguh
disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjunjung tinggi
sikap dan kehormatan Prajurit
7) Kami Prajurit Tentara Nasional Indonesia, setia dan menepati
janji serta Sumpah Prajurit.
c. Delapan (8) Wajib TNI.
1) Bersikap ramah tamah terhadap rakyat
2) Bersikap sopan santun terhadap rakyat
3) Menjunjung tinggi kehormatan wanita
4) Menjaga kehormatan diri di muka umum
5) Senantiasa menjadi contoh dalam sikap kesederhanaan
6) Tidak merugikan rakyat
7) Menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi
kesulitan rakyat
8) Tidak menakuti dan menyakiti rakyat
lxviii
b. Pelanggaran Disiplin Kerja dalam Militer
Undang-undang nomor 26 tahun 1997 tentang hukum disiplin prajurit
ABRI menyebutkan pelanggaran disiplin militer terbagi menjadi dua (2), yakni
pelanggaran disiplin militer murni dan pelanggaran disiplin militer tidak murni.
pelanggaran disiplin militer murni setiap perbuatan yang bukan tindak pidana,
tetapi bertentangan dengan perintah kedinasan atau peraturan kedinasan atau
perbuatan yang tidak sesuai dengan tata kehidupan prajurit, sedangkan
pelanggaran disiplin militer tidak murni merupakan Pelanggaran hukum
disiplin tidak murni merupakan setiap perbuatan yang merupakan tindak
pidana yang sedemikian ringan sifatnya sehingga dapat diselesaikan secara
hukum disiplin prajurit
prajurit yang melakukan pelanggaran hukum disiplin militer akan
dikenakan sanksi berupa tindakan disiplin dan hukuman disiplin. Pemberian
sanksi sdilakukan oleh Ankum (Atasan yang Berhak Menghukum). Sanksi
tindakan disiplin yang dijatuhkan Ankum berupa tindakan fisik dan/atau
teguran lisan untuk menumbuhkan kesadaran dan mencegah terulangnya
pelanggaran hukum disiplin prajurit (Mabesad,2007: 55)
Hukum disiplin militer memiliki persamaan dan perbedaan dengan
hukum pidana militer. Persamaan hukum disiplin militer dan hukum Pidana
militer berupa :
1) Hukum disiplin militer dan hukum pidana militer memuat ketentuan hal-
hal yang dilarang, apabila ketentuan itu dilanggar maka akan dikenakan
sanksi.
lxix
2) Hukum disiplin militer dan hukum pidana militer merupakan
hukummateriil.
Sikap disiplin dari suatu prajurit atau pasukan tidak selalu dalam
keadaan konstan atau stabil, akan tetapi berubah disebabkan beberapa
faktor yang mempengaruhi. Kedisiplinan bagi seorang prajurit harus
seringkali ditinjau untuk dianalisis serta dievaluasi agar senantiasa sikap
disiplin bagi prajurit terus melekat. Dalam menyikapi hasil yang telah
dievaluasi ketika ditemukan adanya kekurangan atau penurunan kualitas
kedisiplinan akan disikapi melalui pembinaan disiplin melalui penegakan
hukum untuk menjaga kualitas sikap disiplin yang setiap saat harus dijaga
(Mabes AD, 2007: 59).
lxx
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum Yonif 411 Kostrad Salatiga
1. Sejarah Berdirinya Yonif 411 Kostrad Salatiga
a. Latar belakang Pembentukan Yonif 411/ Pandawa
Batalyon Infanteri 411 Yonif 411 Kostrad Salatiga adalah salah
satu kesatuan dalam TNI AD. Yonif 411 didirikan pada tanggal 1 Juni
1967 dengan markas di Salatiga. Satuan ini merupakan organik Brigade
Infanteri 6 Trisakti Baladaya. Pada tahun 1974 berdasarkan ST Danbrigif
6, markas besar Yonif 411 dipindahkan dari Klaten ke Salatiga. Pada tahun
1978 bedasarkan surat keputusan Pangdam VII/Diponegoro, status organik
Yonif 411 Brigif 6 beralih dari Kodam VII Diponegoro ke Kostrad dan
pada tahun 1986 secara keseluruhan 1 Batalyon penuh berada di Salatiga.
Sampai sekarang penamaan menjadi Yonif 411 Kostrad Salatiga (Yonif
411 Kostrad Salatiga: 2014)
Tahun 1945-1950 merupakan masa pergolakan Revolusi Indonesia
merdeka, negara yang baru dilahirkan ini mencari bentuk pemerintahan
yang sesuai dengan alam masyarakat Indonesia. Tahun-tahun ini
merupakan masa penuh tantangan bagi rakyat Indonesia dan kekacauan
sistem pemerintahan merupakan hal yang wajar bagi sebuah bangsa yang
baru merdeka. Hal ini dapat kita lihat dari kurangnya perhatian pemerintah
terhadap pertumbuhan Militer/TNI. Pemerintah masih mengendalikan
lxxi
kekuatan diplomasi, karena hal ini merupakan satu-satunya pilihan untuk
menghadapi pemerintah Belanda yang masih ingin menguasai Indonesia.
Dalam situasi yang tidak tertentu, tahun 1950 di Jawa Tengah
tepatnya di daerah Solo berdiri 3 Batalyon yang masing-masing Batalyon
351 berkedudukan di Klaten dengan komandannya Mayor Soenitiyoso,
Batalyon 352 serta Batalyon 353 dengan komandan Mayor Sudigdo. Pada
tahun 1951 ketiga Batalyon telah diubah namanya menjadi Batalyon 444,
Batalyon 445 dan Batalyon 446.
Batalyon 444 berkedudukan di Kleco (Solo) dan selama itu
Batalyon 444 menjalankan tugas antara lain penumpasan DI/TII Jawa
Tengah, pemadaman pemberontakan PRRI/Permesta tahun 1959 dan tugas
operasi pembersihan sisa-sisa DI/TII tahun 1959 sebanyak 3 kali. Pada
tahun 1952 dicanangkan Surya Sangkala pada kepala tunggal satuan yang
berbunyi “ KANTI PANDAWA TRUS MANUNGGAL”. Surya Sangkala
ini mengandung angka 2591 yang diartikan sebagai tahun terbentuknya
Batalyon yakni pada tahun 1952.
Pada tanggal 1 Agustus 1965 Batalyon-batalyon dalam jajaran
Brigade Infanteri direorganisasi menjadi Batalyon L, Batalyon M dan
Batalyon K inilah yang nantinya menjadi Batalyon 411.
Tahun 1965 merupakan lembaran hitam bagi bangsa Indonesia
pada tanggal 30 September 1965 terjadi pemberontakan PKI (Partai
Komunis Indonesia) berusaha untuk menggulingkan pemerintah yang sah
dan menggantikan idiologi Pancasila dengan idiologi komunis. Dalam
lxxii
peristiwa ini telah gugur 6 orang Jenderal sebagai akibat dari kekejaman
PKI.
Bulan Mei 1965, yakni pada hari ulang tahun PKI yang ke 45,
seluruh kekuatan PKI mengadakan Long Mars dari Banyuwangi ke Anyer.
Long Mars ini mempunyai tujuan untuk menunjukkan kepada rakyat
khususnya di Pulau Jawa akan kekuatan PKI..
Dalam politik pemerintahan terjadi persaingan antara golongan
yang pro dan kontra. DN Aidit sebagai ketua PKI pernah mengusulkan
kepada presiden Soekarno agar kaum buruh dan tani dipersenjatai
sehingga merupakan angkatan ke 5 dalam Angkatan Bersenjata. Tetapi hal
ini mendapat tantangan dari Jenderal AH Nasution. Apakah ini merupakan
tindakan untuk menghimpun kekuatan bersenjata? Dari kejadian tersebut
PKI cenderung mempengaruhi massa untuk mengadakan gerakan subversi
menentang pemerintah Indonesia.
Selama masa BP di Kalimantan Selatan, Batalyon K bertugas
mengamankan wilayah Kalimantan Selatan dikenal dengan Operasi
Dwikora yang mencakup tugas pembinaan teritorial. Berdasarkan Surat
Keputusan Pangdam VII/Diponegoro Nomor: Skep 8/2/1966 tanggal 7
Pebruari 1966 dan Pemerintah Komandan Brigade Infanteri 6 Nomor:
Spin-411/9/5/1966 tanggal 3 Mei 1966, maka Batalyon K berubah menjadi
Batalyon Infanteri 411/Pandawa.
Bulan April 1967 setelah tugas Operasi Dwikora selesai, pasukan
Yonif 411 kembali ke Pulau Jawa, langsung dipindahakan dari Kleco ke
lxxiii
Klaten. Jabatan Komandan Batalyon diserah-terimakan dari Letkol
Bambang Soesilo kepada Letkol Soegiri. Pada tanggal 1 Juni 1967
dijadikan sebagai hari lahir Batalyon Infanteri 411 Batalyon Infanteri
menjadi Yonif 411.
Pada tanggal 14 Agustus 2013 personel Yonif 411 yang dinyatakan
lulus seleksi Raider melaksanakan pendidikan Raider di daerah Batu Jajar
Jawa Barat selama 3 bulan. Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor
Kep/741/IX/2013 tanggal 23 September 2013 tentang persetujuan dan
perubahan status jajaran TNI Angkatan Darat termasuk diantaranya satuan
Yonif 411/6/2 Kostrad, sehingga “Batalyon Infanteri 411/Pandawa” resmi
menjadi “Batalyon Infanteri 411 Kostrad Salatiga”.
b. Perkembangan Yonif 411 Kostrad Salatiga sebagai alat Kekuatan
HANKAM dan Kekuatan Sosial.
1) Yonif 411 Kostrad sebagai alat Kekuatan HANKAM
Sebagai sebuah satuan tempur yang merupakan satuan tanggap cepat,
Yonif 411 selalu siap untuk menghadapi tugas yang dibebabankan
pemerintah. Pada tahun 1993 Yonif 411 melaksanakan penugasan ke
negara Kamboja selama 7 bulan tergabung dalam pasukan Perdamaian
Konga XII berhasil menjadi indobat sebagai pelopor kemanunggalan,
dapat mendamaikan pihak yang bertikai. Hal ini membuktikan
Pengabdian Yonif 411 kepada negara sebagai satuan yang merupakan
alat Kekuatan HANKAM.
lxxiv
2) Yonif 411 Kostrad Salatiga sebagai Kekuatan Sosial.
TNI lahir dari masyarakat dan sudah kewajibannya pula TNI mengabdi
kepada masyarakat. Peran Yonif 411 dalam masyarakat berupa tugas
sosial kemasyarakatan seperti karya bhakti, donor darah, pengamatan
pemilu, perbaikan jalan, perbaikan jembatan, perbaikan tanggul,
rehabilitasi gedung madrasah, perbaikan masjid, gereja, pembuatan pos
kampling, pembuatan jalan tembus, pembuatan bak air, penghijauan,
membantu panti asuhan, dan pengobatan terhadap masyarakat.
2. Letak Geografis
Yonif 411/Pandawa terletak di dua kelurahan (kelurahan Tegalrejo dan
kelurahan Kalicacing) dan dua kecamatan (Argomulyo dan kecamatan
Sidomukti) di Salatiga dan bermukim dalam satu kompleks, tidak mengisolasi
diri sebagai komplek yang tertutup.
Tabel 3.1. Batas-batas wilayah Yonif 411 Kostrad Salatiga.
No Arah Mata Angin Lokasi
1 Utara Jl. Ahmad Yani
2 Selatan Jl. Veteran
3 Timur Jl. Jenderal Sudirman
4 Barat Jl. Gang Ngeblok
Sumber: Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014.
3. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.2. Data Sarana dan Prasarana Yonif 411 Kostrad Salatiga.
No Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi
1 Masjid 2 Baik
2 Tempat ibadah Kristen 1 Baik
lxxv
3 Aula serba guna Batalyon 1 Baik
4 Aula serba guna Kompi 5 Baik
5 Gedung Batalyon 1 Baik
6 Gedung TPA 1 Baik
7 Perpustakaan 1 Baik
8 Almari 6 Baik
9 Alat Transportasi 6 Baik
10 Komputer 17 Baik
11 Sound System 2 set Baik
12 White board 3 set Baik
13 Lapangan 10 Baik
14 Mukena 10 Baik
15 MCK 12 Baik
16 Kotak amal 5 Baik
17 Mimbar 4 Baik
18 Jam dinding 15 Baik
19 Sajadah 54 Baik
20 Lemari penitipan sepatu 3 Baik
21 Baju kokoh 2 Baik
22 Sarung 2 Baik
23 Tempat Parkir 4 Baik
Sumber: Yonif 411 Kostad Salatiga tahun 2014.
lxxvi
4. Kondisi Keagamaan Masyarakat Yonif Kostrad Salatiga
Tabel. 3.3. Data kondisi keagamaan masyarakat Yonif 411
Kostrad Salatiga.
No Agama Perwira Bintara Tamtara Jumlah
1 Islam 18 90 252 360
2 Katholik 4 58 112 174
3 Protestan 15 16 43 74
4 Hindu - 3 19 22
5 Budha 6 2 11 19
Jumlah 43 123 413 657
Sumber: Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014.
5. Kegiatan Keagamaan Yonif 411 Kostrad Salatiga
Kegiatan-kegiatan Keagamaan Yonif 411 yaitu ; Shalat berjamaah,
yasinan, tahlil dan istighosah, pengajian, kultum, mmembaca Alqur‟an, lintas
Agama, ceramah keagamaan, konseling, wisata Rohani, kegiatan dalam bentuk
bimbingan, penyuluhan, perawatan, pelayanan. Adapun kegiatan-kegiatan
keagamaan Yonif 411 yaitu:
a. Kegiatan dalam bentuk bimbingan, kegiatan ini dilaksanakan untuk
membimbing para TNI dalam kesadaran beragama, serta kehidupan
keagamaan bagi TNI yang beragama Islam di lingkungan Yonif 411. Bentuk
kegiatan ini misalnya memberikan bimbingan penikahan dan rumah tangga
sakinah, penyelesaian permasalahan yang ada dalam rumah tangga pesonil,
bimbingan haji, umroh, zakat, infak dan sodaqoh maupun sosial keagamaan
serta amal ibadah lainnya. Kegiatan ini dibantu oleh Bapak Ahmad Sofyan.
b. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan, kegiatan ini dalam rangka pelayanan
terhadap para TNI yang ingin melaksanakan pernikahan, talak, cerai, rujuk.
Kegiatan ini dibantu oleh rohis yaitu Bapak Misbakhul Munir.
lxxvii
c. Kegiatan dalam bentuk perawatan, kegiatan ini dalam rangka membina,
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, mempertinggi budi pekerti, akhlak
luhur bagi TNI dan keluarganya. Adapun bentuk kegiatannya yaitu
penyumpahan dan doa, melaksanakan latihan praktik penyelenggaraan
jenazah, melayani pejabat, melaksanakan pembinaan terhadap muallaf.
Yang bertanggung jawab dalam kegiatan ini yaitu bagian staf 3 yaiyu bapak
Abdillah.
d. Kegiatan dalam bentuk perawatan, kegiatan ini dilaksanakan untuk
meningkatkan ketrampilan keagamaan melalui penataran, seperti penataran
imam.
e. Diskusi Lintas Agama
Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun yang merupakan salah satu dari
program pabintal Yonif. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka berdiskusi
dengan agama lain agar TNI tidak membeda-bedakan dengan agama yang
lain. Dalam diskusi ini dihadiri dari berbagai agama dan mendatangkan
beberapa pembicara dari tokoh-tokoh agama diantaranya tokoh agama
Islam, Hindu, Budha, dan Kristen. Kegiatan ini dilaksanakan pada malam
hari. Pembahasan yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu mengkaji suatu
permasalahan yang ada dilihat dari sisi pandang suatu agama, sebagai
tambahan informasi dan wawasan. Diskusi ini diadakan dengan harapan
adanya keterbukaan antar peserta diskusi terhadap agama lain. sehingga
kedepannya tidak menjadi hal tabu lagi jika kelak hidup berdampingan antar
agama.
lxxviii
Tabel 3.4. Kegiatan Keagamaan Yonif 411 Kostrad Salatiga.
No Nama Kegiatan Tempat Keterangan Pemateri
1 Shalat
Berjamaah
Masjid
Yonif
Dilaksanakan pada
waktu malam yaitu
waktu shalat maghrib
dan isya‟
Bapak Ahmad
Sofyan
2 Yasinan dan
Tahlil
Masjid dan
Gang
Perumahan
Keluarga
Dilaksanakan pada
waktu malam setelah
shalat isya‟ di masjid
dan di gang
perumahan secara
bergantian.
Bapak
Abdillah
3 Istighosah Masjid
Yonif
Dilaksanakan sebulan
sekali pada waktu
malam setelah shalat
isya‟
Bapak
Misbakhul
Munir
4 Pengajian
memperingati
hari-hari besar
seperti tahun
baru masehi,
maulid nabi,
isra‟ mi‟raj,
shalat tarawih,
idul fitri, idul
adha
Masjid
Yonif
Pelaksanaanya pada
malam hari
Mendatangkan
pemateri dari
luar seperti
Bapak
Badwan, Ulil
Albab, Wildan
dll.
5 Kultum Masjid
Yonif
Dilaksanakan setelah
shalat subuh, materi
tidak ditentukan.
Seluruh TNI
Yonif
dilakukan
secara
bergantian
6 Membaca
Alqur‟an
Masjid
Yonif
Bintal Yonif 411
melayani prajurit
yang mau belajar
membaca Alqur‟an.
Bapak
Abdillah
7 Lintas Agama Masjid
Yonif
Pelaksanaannya
sebulan sekali pada
malam hari.
Kegiatannya yaitu
berdiskusi dengan
agama-agama lain.
Pemateri dari
luar yang
berbeda-beda
lxxix
8 Ceramah
Keagamaan
Masjid Yonif Dilaksanakan pada
malam hari dalam
satu bulan. Adapun
materinya yaitu Fiqih,
Akhlak, Tauhid,
Hadits, Alqur‟an,
seperti tata cara
shalat, perawatan
jenazah, puasa, zakat,
haji, waris, nikah,
hadits-hadits dan
kerukunan antar
agama
Bapak Sofyan
dan Abdillah
dengan
dibantu takmir
masjid
9 Konseling Ruang
Pabintal
Bertujuan untuk
memecahkan masalah
yang dihadapi
prajurit, agar iman
dan ketaqwaan
prajurit bertambah
kuat, mendapat
ketenangan jiwa
dalam hatinya dan
dapat memberikan
mottivasi dalam
melaksanakan tugas.
Bapak Sofyan
10 Wisata Rohani Menyesuaikan
Jadwal
Bentuk kegiatan-
kegiatan dengan
mengunjungi obyek
yang memiliki nilai
spritual dan nilai
juang.
Yang
bertanggung
jawab Rohis
Pabintal Yonif
Sumber: Yonif 411 Kostrad Salatiga
Bentuk Rewarddan Pelanggaran Prajurit Kaitannya dengan
Kedisiplinan Kerja.
Tabel 3.5. Bentuk Reward dan Pelanggaran TNI
Reward Bentuk Pelanggaran
Sertifikat Penghargaan
diberikan kepada prajurit
sebagai apresiasi yang
telah melatih dan
menerapkan sikap
disiplin bagi polri.
Melanggar tata tertib yang berlaku seperti
terlamsbat hadir, tidak mengikuti apel.
lxxx
Study tour diberikan
kepada prajurit yang
melatih paskibra sekolah
dengan baik dan bisa
mencerminkan
kedisiplinan.
Malas, tidak menyukai dan menghindari kerja
Kenaikan Pangkat Membayar teman ketika diberi tugas atasan
yang tidak sesuai.
TNI mendapat seertifikat
penghargaan yang
melaksanakan tugas
dengan baik dan menjaga
perdamaian ketika
perang di Lebanon,Aceh
Tidak memakai seragam dengan atribut
lengkap.
Menggunakan waktu kerja untuk kebutuhan
pribadi seperti libura.
Tidak bertanggung jawab dengan pekerjaan
Pelanggaran kriminal seperti perjudian,
minum,narkoba, kekerasan rumah tangga
Tidak mentaati peraturan yang berlaku seperti
tidak melaksanakan tugas dan kewajiban
kedinasan.
Sumber: Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014.
6. Visi dan Misi Yonif 411 Kostrad Salatiga
Visi
a. Bersikap ramah tamah pada semua rakyat
b. Bersikap sopan santun terhadapa rakyat
c. Menjaga kehormatan diri di muka umum
d. Tidak sekali-kali merugikan rakyat
e. Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaan
Misi
a. Memajukan negara Indonesia
b. Mengayomi seluruh rakyat
a. Mengamankan negara dari negara lain yang ingin merampas wilayah
b. Mengharumkan nama negara ke kancah internasional
lxxxi
7. Struktur Organisasi Kepemimpinan Kabintal Yonif 411 Kostrad Salatiga
Struktur Organisasi kepemimpinan Kabintal Yonif 411 Kostrad Salatiga dapat
dilampirkan dalam bagan 3.1.
B. Penyajian Data
1. Daftar Nama Responden
Data responden dari hasil penelitian di Yonif 411 Kostrad Salatiga
dapat ditampilkan dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6. Daftar nama responden di Yonif 411 Kostrad Salatiga
No Nama Jenis
Kelamin
Umur Pangkat
1 Mudatsir L 38 Letkol
2 Munir L 32 Letkol
3 Abdul Majid L 33 Praka
4 Ali Fikri L 34 Pelda
KABINTAL
BINTAL
ISLAM
PAUROHPROT PAUROHINBUD PAUROHKAT
TUR AGENDA
BAMIN BINTAL
PAURDOKLIS
KATARA
OPERATOR
lxxxii
5 Mulyadi L 36 Pratu
6 Rohmad L 34 Serka
7 Sutarto L 33 Praka
8 Abdul Rochim L 35 Praka
9 Trimo L 37 Serka
10 Samin L 46 Serka
11 Ahmad Raharjo L 34 Serda
12 Ahmad Rohman L 32 Pratu
13 Suratman L 30 Serka
14 Supriyono L 37 Serma
15 Syaiful L 35 Praka
16 Ihsanudin L 35 Pratu
17 Kasani L 40 Sertu
18 Naiman L 37 Pratu
19 Ahmad Soim L 30 Serka
20 Muhammad Kasdan L 32 Serda
21 Basuki L 36 Pratu
22 Ishak L 33 Pratu
23 Sunari L 34 Kopda
24 Nasir L 40 Praka
25 Suyuti L 36 Serka
26 Irwani L 45 Pelda
27 Amir L 43 Kopda
28 Ali Mustofa L 39 Pratu
29 Ahmad Lukman L 30 Pratu
30 Agus Setiawan L 33 Kopda
31 Teguh Totok L 40 Praka
32 Budiyanto L 40 Serka
33 Yudi Prasetyo L 37 Pelda
34 Sofari L 45 Praka
lxxxiii
35 Supadmo L 35 Praka
36 Imron L 42 Pelda
Sumber: Yonif 411 Kostad Salatiga tahun 2014.
2. Data Hasil Angket
a. Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan Anggota TNI
Yonif 411 Kostrad Salatiga Tahun 2014.
Untuk mengetahui jawaban-jawaban pertanyaan angket yang terdiri
dari 15 pertanyaan masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban
yaitu jawaban A diberi skor 4, jawaban B skor 3, jawaban C skor 2 dan
jawaban D skor 1. Hasil penyebaran angket keaktifan mengikuti bimbingan
mental keagamaan dapat dilihat dari tabel 3.7.sebagai berikut:
Tabel. 3.7. Alternatif Jawaban Angket Bimbingan
Mental Keagamaan
No Alternatif Jawaban Skor
1 A 4
2 B 3
3 C 2
4 D 1
Tabel 3.8. Daftar Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan
Mental Keagamaan.
No
Resp
Alternatif Jawaban
Item
Jumlah Nilai
Jawaban tiap Item
Jumlah Nominasi
A B C D 4 3 2 1
1 - 2 13 - - 6 26 - 32 D
2 2 5 7 - 8 15 14 - 37 C
3 - 4 11 - - 12 22 - 34 C
4 6 5 3 - 24 15 6 - 45 A
5 4 8 2 - 16 24 4 - 44 A
6 5 3 7 - 20 9 14 - 43 B
7 1 4 10 - 4 12 20 - 36 C
8 2 5 8 - 8 15 16 - 39 B
9 5 8 2 - 20 24 4 - 48 A
lxxxiv
10 1 6 8 - 4 18 16 - 38 C
11 2 9 4 - 8 27 8 - 43 B
12 5 5 5 - 20 15 10 - 45 A
13 - 1 13 - - 3 26 - 29 D
14 - 3 12 - - 9 24 - 33 D
15 - - 15 - - - 30 - 30 D
16 - 4 9 - - 12 18 - 30 D
17 - 6 9 - - 18 18 - 36 C
18 - 6 9 - - 18 18 - 36 C
19 - 7 8 - - 21 16 - 37 C
20 1 10 4 - 4 30 8 - 42 B
21 2 8 5 - 8 24 10 - 42 B
22 - 10 5 - - 30 10 - 40 B
23 - 10 5 - - 30 10 - 40 B
24 - 10 5 - - 30 10 - 40 B
25 2 10 3 - 8 30 6 - 44 A
26 4 7 4 - 16 21 8 - 45 A
27 4 8 3 - 16 24 6 - 46 A
28 5 8 2 - 20 24 4 - 48 A
29 2 10 3 - 8 30 6 - 44 A
30 4 6 5 - 16 18 10 - 44 A
31 4 9 2 - 16 27 4 - 47 A
32 - 14 1 - - 42 2 - 44 A
33 2 12 1 - 8 36 2 - 46 A
34 3 8 4 - 12 24 8 - 44 A
35 3 8 4 - 12 24 8 - 44 A
36 4 7 4 - 16 21 8 - 45 A
Sumber: Peneliti tahun 2014.
b. Kedisiplinan Kerja Anggota TNI Anggota TNI Yonif 411 Kostrad
Salatiga Tahun 2014.
Untuk mengetahui jawaban-jawaban pertanyaan angket yang terdiri
dari 15 pertanyaan yang mana masing-masing pertanyaan disediakan
alternatif jawaban yaitu jawaban A diberi skor 4, jawaban B skor 3, jawaban
C skor 2 dan jawaban D skor 1.
Adapun hasil penyebaran angket kedisiplinan kerja anggota TNI dapat
dilihat dari tabel 3.9. sebagai berikut:
lxxxv
Tabel. 3.9. Alternantif Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja
No Alternatif Jawaban Skor
1 A 4
2 B 3
3 C 2
4 D 1
Tabel 3.10. Daftar Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja anggota TNI
No
Resp
Alternatif Jawaban
Item
Jumlah Nilai
Jawaban tiap Item
Jumlah
Nominasi
A B C D 4 3 2 1
1 5 8 2 - 20 24 4 - 48 A
2 7 4 3 1 28 12 6 1 47 A
3 7 3 4 1 28 9 8 1 46 A
4 3 7 3 2 12 21 6 2 41 B
5 3 7 4 1 12 21 8 1 42 B
6 7 2 4 2 28 6 8 2 44 B
7 7 3 3 2 28 9 6 2 45 B
8 7 6 - 2 28 18 - 2 48 A
9 5 8 2 - 20 24 4 - 48 A
10 10 1 3 1 40 3 6 1 50 A
11 3 8 4 - 12 24 8 - 44 B
12 2 9 3 1 8 27 6 1 42 B
13 3 8 3 1 12 24 6 1 43 B
14 6 5 2 2 24 15 4 2 45 B
15 5 4 6 - 20 12 12 - 44 B
16 4 3 7 1 16 9 14 1 40 C
17 4 6 5 - 16 18 10 - 44 B
18 2 7 6 - 8 21 12 - 41 B
19 3 8 3 1 12 24 6 1 43 B
20 6 5 2 2 24 15 4 2 45 B
21 3 5 6 1 12 15 12 1 40 C
22 4 6 4 1 16 18 8 1 43 B
23 4 5 6 - 16 15 12 - 43 B
24 2 5 7 1 8 15 14 1 38 C
25 1 1 11 2 4 3 22 2 31 D
26 3 5 7 - 12 15 14 - 41 B
27 3 6 6 - 12 18 12 - 42 B
28 3 6 6 - 12 18 12 - 42 B
29 2 6 6 - 8 18 12 - 38 C
30 5 7 3 - 20 21 6 - 47 A
31 4 8 3 - 16 24 6 - 46 A
32 6 8 1 - 24 24 2 - 50 A
lxxxvi
33 2 1 11 1 8 3 22 1 34 D
34 2 6 4 3 8 18 8 3 37 C
35 1 8 5 1 4 24 10 1 39 C
36 - 7 7 1 - 21 14 1 36 C
Sumber: Peneliti tahun 2014.
lxxxvii
BAB IV
ANALIS DATA
A. Analisis Pendahuluan
1. Tingkat Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan Anggota
TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga Tahun 2014.
Pada analisis ini penulis akan menganalisis data tentang keaktifan
mengikuti bimbingan mental keagamaan. Data ini diperoleh dari
penyebaran angket yang terdiri 15 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan
disediakan 4 alternatif jawabandengan bobot jawaban A dengan nilai 4, B
dengan nilai 3, C dengan nilai 2 dan D dengan nilai 1. Adapun hasil
penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1. Alternatif Jawaban Angket
No Alternatif Jawaban Skor
1 A 4
2 B 3
3 C 2
4 D 1
Tabel 4.2. Daftar Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan
Mental Keagamaan.
No
Resp
Alternatif Jawaban
Item
Jumlah Nilai
Jawaban tiap Item
Jumlah Nominasi
A B C D 4 3 2 1
1 - 2 13 - - 6 26 - 32 D
2 2 5 7 - 8 15 14 - 37 C
3 - 4 11 - - 12 22 - 34 C
4 6 5 3 - 24 15 6 - 45 A
5 4 8 2 - 16 24 4 - 44 A
6 5 3 7 - 20 9 14 - 43 B
7 1 4 10 - 4 12 20 - 36 C
8 2 5 8 - 8 15 16 - 39 B
9 5 8 2 - 20 24 4 - 48 A
lxxxviii
10 1 6 8 - 4 18 16 - 38 C
11 2 9 4 - 8 27 8 - 43 B
12 5 5 5 - 20 15 10 - 45 A
13 - 1 13 - - 3 26 - 29 D
14 - 3 12 - - 9 24 - 33 D
15 - - 15 - - - 30 - 30 D
16 - 4 9 - - 12 18 - 30 D
17 - 6 9 - - 18 18 - 36 C
18 - 6 9 - - 18 18 - 36 C
19 - 7 8 - - 21 16 - 37 C
20 1 10 4 - 4 30 8 - 42 B
21 2 8 5 - 8 24 10 - 42 B
22 - 10 5 - - 30 10 - 40 B
23 - 10 5 - - 30 10 - 40 B
24 - 10 5 - - 30 10 - 40 B
25 2 10 3 - 8 30 6 - 44 A
26 4 7 4 - 16 21 8 - 45 A
27 4 8 3 - 16 24 6 - 46 A
28 5 8 2 - 20 24 4 - 48 A
29 2 10 3 - 8 30 6 - 44 A
30 4 6 5 - 16 18 10 - 44 A
31 4 9 2 - 16 27 4 - 47 A
32 - 14 1 - - 42 2 - 44 A
33 2 12 1 - 8 36 2 - 46 A
34 3 8 4 - 12 24 8 - 44 A
35 3 8 4 - 12 24 8 - 44 A
36 4 7 4 - 16 21 8 - 45 A
Sumber: Peneliti tahun 2014.
Pada analisis ini penulis akan menganalisis data dengan menggunakan
tekhnik analisis prosentase frekuensi untuk melakukan analisis data tiap
variabel. Analisis yang digunakan dengan rumus persentase. Rumus
persentase dapat dituliskan berikut ini:
P = F
x 100% N
Keterangan :
P : Persentase
lxxxix
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
Kemudian langkah yang ditempuh adalah mentabulasinya data dari
angket tiap variabel dan sekaligus menentukan prosentasenya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui nilai kategori keaktifan mengikuti bimbingan mental
keagamaan dengan jalan mencari interval nilai dengan rumus :
( )
Keterangan:
i = interval ideal
xt = nilai tertinggi ideal
xr = nilai terendah ideal
ki = kelas interval
( )
= 11
Berdasarkan perhitungan di atas interval diperoleh angka 5 dengan
kategori sebagaimana pada tabel 4. 3.
Tabel 4. 3. Interval keaktifan mengikuti Bimbingan
Mental Keagamaan
Nilai Interval Jumlah Nilai Nominasi
48-60 16 A
37-47 8 B
xc
26-36 7 C
15-25 5 D
Dengan demikian maka:
a. Nominasi antara 48-60 berarti tingkat keaktifan mengikuti bimbingan
mental keagamaan TNI dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 16 TNI
b. Nominasi antara 37-47 berarti tingkat keaktifan mengikuti bimbingan
mental keagamaan TNI dikatakan tinggi (B) sebanyak 8 TNI
c. Nominasi antara 26-36 berarti tingkat keaktifan mengikuti bimbingan
mental keagamaan TNI dikatakan sedang (C) sebanyak 7 TNI
d. Nominasi antara 15-5 berarti tingkat keaktifan mengikuti bimbingan
mental keagamaan TNI dikatakan rendah (D) sebanyak 5 TNI
2. Mencari persentase masing-masing kategori:
Kategori A = 16 x 100 % = 44,5 %
36
Kategori B = 8 x 100 % = 22 %
36
Kategori C = 7 x 100 % = 19,5 %
36
Kategori D = 5 x 100 % = 14 %
36
Tabel 4.4. Frekuensi dan Persentase Keaktifan mengikuti Bimbingan
Mental Keagamaan
No Keaktifan Mengikuti Bimbingan
Mental Keagamaan
Frekuensi Persentase
1 Sangat Tinggi 16 44,5%
2 Tinggi 8 22 %
3 Sedang 7 19,5%
4 Rendah 5 14%
xci
Tabel diatas menunjukkan keaktifan mengikuti bimbingan mental
keagamaan di Yonif 411 Kostrad Salatiga termasuk dalam kategori “A”
(Sangat Tinggi) dengan persentase 44,5 %.
2. Variasi Tingkat Kedisiplinan Kerja Anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga
Tahun 2014.
Data ini diperoleh dari penyebaran angket yang berjumlah 15
pertanyaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.5. Daftar Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja anggota TNI
No
Resp
Alternatif Jawaban
Item
Jumlah Nilai
Jawaban tiap Item
Jumlah
Nominasi
A B C D 4 3 2 1
1 5 8 2 - 20 24 4 - 48 A
2 7 4 3 1 28 12 6 1 47 A
3 7 3 4 1 28 9 8 1 46 A
4 3 7 3 2 12 21 6 2 41 B
5 3 7 4 1 12 21 8 1 42 B
6 7 2 4 2 28 6 8 2 44 B
7 7 3 3 2 28 9 6 2 45 B
8 7 6 - 2 28 18 - 2 48 A
9 5 8 2 - 20 24 4 - 48 A
10 10 1 3 1 40 3 6 1 50 A
11 3 8 4 - 12 24 8 - 44 B
12 2 9 3 1 8 27 6 1 42 B
13 3 8 3 1 12 24 6 1 43 B
14 6 5 2 2 24 15 4 2 45 B
15 5 4 6 - 20 12 12 - 44 B
16 4 3 7 1 16 9 14 1 40 C
17 4 6 5 - 16 18 10 - 44 B
18 2 7 6 - 8 21 12 - 41 B
19 3 8 3 1 12 24 6 1 43 B
20 6 5 2 2 24 15 4 2 45 B
21 3 5 6 1 12 15 12 1 40 C
22 4 6 4 1 16 18 8 1 43 B
23 4 5 6 - 16 15 12 - 43 B
24 2 5 7 1 8 15 14 1 38 C
25 1 1 11 2 4 3 22 2 31 D
26 3 5 7 - 12 15 14 - 41 B
xcii
27 3 6 6 - 12 18 12 - 42 B
28 3 6 6 - 12 18 12 - 42 B
29 2 6 6 - 8 18 12 - 38 C
30 5 7 3 - 20 21 6 - 47 A
31 4 8 3 - 16 24 6 - 46 A
32 6 8 1 - 24 24 2 - 50 A
33 2 1 11 1 8 3 22 1 34 D
34 2 6 4 3 8 18 8 3 37 C
35 1 8 5 1 4 24 10 1 39 C
36 - 7 7 1 - 21 14 1 36 C
Sumber: Peneliti tahun 2014.
Pada analisis ini penulis akan menganalisis data dengan menggunakan
tekhnik analisis persentase frekuensi untuk melakukan analisis data tiap
variabel. Adapun analisisnya dengan rumus sebagai berikut :
P = F
x 100% N
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
Kemudian langkah yang ditempuh adalah mentabulasinya data dari
angket tiap variabel dan sekaligus menentukan prosentasenya sebagai berikut:
3. Untuk mengetahui nilai kategori kedisiplinan kerja TNI dengan jalan
mencari interval nilai dengan rumus :
( )
Keterangan:
i = interval ideal
xciii
xt = nilai tertinggi ideal
xr = nilai terendah ideal
ki = kelas interval
( )
= 11
Dari hasil di atas diperoleh intervalnya 5, dengan kategori
sebagaimana pada tabel 4.6.
Tabel 4. 6. Interval kedisiplinan Kerja TNI
Nilai Interval Jumlah Nilai Nominasi
48-60 9 A
37-47 18 B
26-36 7 C
15-25 2 D
Dengan demikian maka:
a. Nominasi antara 48-60 berarti nilai tingkat kedisiplinan kerja anggota
TNI dikatan sangat tinggi (A) sebanyak 9 anggota TNI
b. Nominasi antara 37-47 berarti nilai tingkat kedisiplinan kerja anggota
TNI dikatakan tinggi (B) sebanyak 18 anggota TNI
c. Nominasi antara 26-36 berarti nilai tingkat kedisiplinan kerja anggota
TNI dikatakan sedang (C) sebanyak 7 anggota TNI
xciv
d. Nominasi antara 15-25 berarti nilai tingkat kedisiplinan kerja anggota
TNI dikatakan rendah (D) sebanyak 2 anggota TNI
4. Mencari persentase masing-masing kategori:
Kategori A = 9 x 100 % = 25 %
36
Kategori B = 18 x 100 % = 50 %
36
Kategori C = 7 x 100 % = 19,4= 19 %
36
Kategori D = 2 x 100 % = 5,6 = 6 %
36
Tabel 4.7. Frekuensi dan Persentase Kedisiplinan Kerja TNI
No Kedisiplinan Kerja TNI Frekuensi Persentase
1 Sangat Tinggi 9 25 %
2 Tinggi 18 50 %
3 Sedang 7 19 %
4 Rendah 2 6 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kedisiplinan kerja TNI Yonif
411 Kostrad Salatiga termasuk dalam kategori “B” (Tinggi) dengan
persentase 50 %.
B. Pengujian Hipotesis
Analisis hipotesis digunakan untuk menganalisis duterima tidaknya
hipotesis yang diaukan dalam skripsi ini yaitu hubungan antara keaktifan
mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota
TNI. Dalam penyajian data pada bab ini akan dikorelasikan dalam tabel
koofisien korelasi, dimana keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan
xcv
sebagai variabel y dan kedisiplinan kerja anggota TNI sebagai variabel y.
Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.8. Tabel Kerja Product Momen Koofisien Korelasi Hubungan
antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan terhadap
kedisiplinan kerja anggota TNI.
No X Y X.Y
1 32 48 1.024 2.304 1536
2 37 47 1.369 2.209 1739
3 34 46 1.156 2.116 1564
4 45 41 2.025 1.681 1845
5 29 42 841 1.764 1218
6 30 44 900 1.936 1320
7 44 45 1.936 2.025 1980
8 43 48 1.849 2.304 2064
9 36 48 1.296 2.304 1728
10 39 50 1.521 2.500 1950
11 48 44 2.304 1.936 2112
12 38 42 1.444 1.764 1596
13 43 43 1.849 1.849 1849
14 45 45 2.025 2.025 2025
15 30 44 900 1.936 1320
16 36 40 1296 1.600 1440
17 36 44 1296 1.936 1584
18 37 41 1369 1.681 1517
19 42 43 1764 1.849 1806
20 42 45 1764 2.025 1890
21 40 40 1600 1.600 1600
22 40 43 1600 1.849 1720
xcvi
23 40 43 1600 1.849 1720
24 33 38 1089 1.444 1254
25 44 31 1936 961 1364
26 45 41 2025 1.681 1845
27 46 42 2116 1.764 1932
28 48 42 2304 1.764 2016
29 44 38 1936 1.444 1672
30 44 47 1936 2.209 2068
31 47 46 2209 2.116 2162
32 44 50 1936 2.500 2200
33 46 34 2116 1.156 1564
34 44 37 1936 1.369 1628
35 44 39 1936 1.521 1716
36 45 36 2025 1.296 1620
Jumlah 1460 1.537 60228 63963 63264
Dari tabel di atas diketahui:
∑ X = 1460 ∑ =60228 ∑ XY = 63264
∑ Y = 1537 ∑ = 63963
Untuk mengetahui variabel X (Bimbingan Mental Keagamaan)
dengan variabel Y (Kedisiplinan KerjaTNI), maka variabel X dan Y
dimasukkan dalam rumus Korelasiproduct moment yaitu sebagai berikut:
N
YY
N
XX
N
YXXY
rxy2
22
2 )()(
))((
( )( )
√({ ( )
} { ( )
})
xcvii
√(* +* +)
√( )( )
√
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Setelah data berhasil diuji dengan menggunakan product moment
diperoleh rxy sebesar 0,717 kemudian dikonsulasikan kepada r tabel Product
Moment dengan N = 36 pada taraf signifikan 5 % diperoleh nilai 0,329 dan
pada taraf signifikan 1% adalah 0,424. r hitungnya adalah 0,717 berarti r hitung
r tabel. “Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima,
dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel
(rh ) maka Ha diterima”. Dengan demikian hasilnya adalah signifikan
Artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan
mengikuti bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota
TNI Yonif 411Kostrad Salatiga tahun 2014.
Dengan demikian, penelitian ini telah membuktikan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan hubungan antara keaktifan mengikuti
bimbingan mental keagamaan dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif
411 Kostrad Salatiga tahun 2014. dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
xcviii
tingkat keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan maka semakin tinggi
pula kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga.
xcix
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Variasi tingkat keaktifan dalam mengikuti bimbingan mental keagamaan
anggota TNI di kategorikan menjadi 4. Keempat kategori itu adalah:
Kategori A sebesar 44,5%, kategori B sebesar 22%, kategori C sebesar
19,5%, dam kategori D sebesar 14%.
2. Variasi tingkat kedisiplinan kerja anggota TNI dikategorikan menjadi 4.
Keempat kategori itu adalah: Kategori A sebesar 25%, kategori B sebesar
50%, kategori C sebesar 19% dan kategori D sebesar 6%.
3. Ada hubungan antara keaktifan mengikuti bimbingan mental keagamaan
dengan kedisiplinan kerja anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun
2014/2015. Hal ini berdasarkan hasil uji product moment diperoleh rxy
sebesar 0,717, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment
pada N= 36 dengan taraf signifikan 5% diperoleh nilai 0,329 dan taraf
signifikan 1% adalah 0,424. r hitung adalah 0,717 berarti r hitung r tabel.
Hal ini menunjukkanbahwa semakin tinggi tingkat keaktifan mengikuti
bimbingan mental keagamaan maka semakin tinggi pula kedisiplinan kerja
anggota TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga tahun 2014/2015.
B. Saran-saran
1. Komandan Yonif 411 Kostrad Salatiga mempertahankan regulasi tentang
kewajiban mengikuti bimbingan mental keagamaan bagi prajurit agar
terwujudnya prajurit yang berperilaku sesuai dengan syariat yang telah
c
dianjurkan oleh Allah SWT dan tetap menjaga nama baik prajurit serta
menjaga keharmonisan hubungan sesama prajurit.
2. Anggota TNI membangun kesadaran diri untuk mengikuti kegiatan
bimbingan mental keagamaan agar dapat menunjukkan kedisiplinan kerja
yag semakin baik.
ci
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini1986. Statistik II. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM.
.................................1993.Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
.................................1990.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
Adz Dzaky, Hamdani Bakran. 2004. Konseling dan Psikoterapi Islam.
Yogyakarta: Fajar Pustaka.
Asifudin, Ahmad Janan. 2004. Etos Kerja Islami. Surakarta: Muhammadiyah
University Press.
Arifin, M. 1982. Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan
Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Arifin, M. 2000. Psikologi Dakwah.Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsini.1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aunur, Rahim Faqih. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta:
UII Press.
Bernand. 1964. Bimbingan Orang Tua terhadap Anak. Bekasi: Pustaka Inti.
Bintal Fungsi Komando. 2007. Mabesad.
Daradjat, Zakiyah. 1975. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Edisi ke
3. Jakarta: Bulan Bintang.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Durkeim. 1945. Disiplin dalam Pendidikan. Salatiga: Satya Widya.
Ekosiswoyo dan Rahman. 2000. Manajemen Kelas. Semarang: Ikip Semarang
Press.
Hadi, Sutrisno.1989. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.
Hurlock, Elizabeth. 1989. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya.Jakarta: CV.
Rajawali.
cii
Musnamar. 2001. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami.
Yogyakarta: UII Press.
Nasution, Debby. 2002. Kedudukan Militer dalam Islam dan Peranannya.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Nizar, Imam Ahmad Ibnu. 2009. Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak
Sejak Dini. Edisi ke 1. PT: Diva Press.
Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradya
Paramita.
Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Salim, Emil. 2006. Aspek Sikap Mental Edisi ke 3. Jakarta: Galian Indonesia.
Shihab, M. Quraiys. 1994. Membumikan Alqur’an. Bandung: Mizan.
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental Konsep Cakupan dan Perkembangan.
Yogyakarta: Andi.
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfa
Beta.
Sundari. 2009. Kesehatan Mental dalam Kehidupan Edisi I. PT: Rineka Cipta.
Tasmara, Toto. 1995. Etos Kerja Kepribadian Muslim. Yogyakarta: Dana Bhakti
Thohari, Musnamar. 2001. Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling
Islami. Yogyakarta: UII Press.
Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT
Raja Grafindo.
Tu‟u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi. Jakarta: Grasindo.
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi.
Ya‟qub, Hamzah. 1993. Etika Islam Pembinaan Akhlakhul Karimah. Bandung:
CV. Diponegoro.
ciii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
civ
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nurul Arofah
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Demak, 17 Oktober 1991
Agama : Islam
cv
Alamat : Ds. Gebang, Rt 05 Rw 02 Kec. Bonang Kab. Demak
Pendidikan :
SD Negeri Gebang II Lulus Tahun 2004
MTS Negeri Bonang Lulus Tahun 2007
MAN Demak Lulus Tahun 2010
IAIN Salatiga Lulus Tahun 2015
Demikian riwayat hidup ini kami buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 9 Desember 2014
Peneliti
Nurul Arofah.
111 10 161
Kisi- Kisi Instrumen Angket Penelitian
cvi
Kisi-kisi Instrumen
Bimbingan Mental Keagamaan
No Konsep Dasar Komponen Indikator Deskriptor No Item
1 Bimbingan
Mental Agama
adalah proses
pemberian
bantuan terarah,
kontinyu terhadap
individu agar ia
mampu
mengembangkan
potensi yang
dimilikinya secara
optimal dalam
kehidupan
keagamaannya
selaras dengan
ketentuan dan
petunjuk
Allah,sehingga
tercapai
kebahagiaan
hidup di dunia
mmdan akhirat
(Aunur, 2001:
62).
1. Bantuan
terarah
2. Terus
menerus
TNI
memperoleh
bimbingan
mental agama
yang ter-arah
sesuai de-ngan
materi yang di
tentukan dalam
buku panduan
dalam hal
hukum
akidah,syariah
dan akhlak.
TNI
memperoleh
bimbingan
mental agama
pada setiap 3
kali dalam
sebulan secara
terus menerus.
TNI memperoleh
bimbingan mental
agama yang
terarah yang
sesuai dengan
materi yaitu
akidah ;dasar dan
memberi arah
bagi hidup dan
kehidupan
manusia Syariah;
mengatur
hubungan
manusia dengan
Allah dan sesama
manusia dalam
lingkungan
masyarakat.akhla
k;
sebagai perbaikan
kondisi kehidupan
manusia agar
tenang, damai,
bahagia,
sejahtera.
TNI memperoleh
bimbingan mental
agama secara
terus menerus
setiap 3x dalam
sebulan. Yang
dilaksanakan pada
hari jumat pada
jam 8.
11,2,3,4,5
6,7,8,9
cvii
3. Mengemban
gkan
potensi
4. Kebahagiaan
hidup
TNI
memperoleh
bimbingan
mental agama
untuk
mengembangka
n potensi yang
dimiliki
TNI
memperoleh
bimbingan
mental agama
tentang
kebahagiaan hi-
dup yang selaras
dengan
ketentuan Allah.
TNI setelah
memp-eroleh
bimbingan
mental agama
mampu mengem-
bangkan potensi
dirinya tentang
perawatan
jenazah, khutbah,
tahlil, imam
jamaah dll.
TNI memperoleh
bimbingan mental
agama tentang
kebahagiaan
hidup memahami
dan mengamalkan
isi materi
bimbingan mental
agama dalam
kehidupan sehari-
hari.
10,11
12,13,14,15
cviii
Kisi-kisi Instrumen
Kedisiplinan Kerja
No Konsep Dasar Komponen Indikator Deskriptor No Item
1 Kedisiplinan Kerja
yaituTata tertib
atau sikap patuh
terhadap peraturan
yang berlaku baik
yang tertulis serta
sanggup
menjalankannya
dan tidak mengelak
menerima sanksi-sa
nksi apabila melang
gar tugas dan wewe
nang yang diberikan
kepadanya.
(Siswanto, 2006: 47).
1. Ketaatan
terhadap
Peraturan
2. Tanggung
jawab
menjalankan
tugas yang
diberikan
TNI taat terhadap
peraturan yang
ada di kantor
TNI menjalankan
Tugasyang diberikan
TNI taat terhadap
peraturan yang ada
di Kantor seperti
ketertiban,kehadiran
kehadiran,apel, pen-
yelesaian tugas dan
waktu luang.
TNI menjalankan
tugas yang diberikan
atasan seperti penu-
gasan di luar mau-
pun penugasan di
dalam negeri seperti
kegiatan sosial yaitu
membantu korban
bencana, karya bakti,
donor darah, bhakti
sosial kesehatan,
penghijauan, mem-
bantu panti asuhan,
penyuluhan tentang
1,2,3,4,
5,6,7,8,
9,10
11,12,1
3,14,15
cix
hidup sehat,
pengamatan pemilu,
pengaman perang .
ANGKET BIMBINGAN MENTAL KEAGAMAAN
cx
I. Identifikasi Diri
Nama :.................................................................................
Jabatan :.................................................................................
II. Petunjuk Pengisian Angket
1. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang bimbingan
mental agama dan kedisiplinan kerja TNI Yonif 411 Kostrad Salatiga
sebagai syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Agama Islam (S. PdI.)
2. Tulislah identitas diri Bapak pada kolom yang disediakan
3. Jawaban yang diberikan Bapak akan di jamin kerahasiannya
4. Berilah tanda silang pada pilihan jika a, b,c dan d sesuai dengan
kondisi Bapak sekarang ini
5. Atas bantuan dan kerja sama yang baik disampaikan terimakasih.
III. Agket
1. Apakah bimbingan mental keagamaan yang Bapak ikuti dapat
memberikan arah keyakinan dalam beribadah kepada Allah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
2. Apakah bimbingan mental keagamaan yang Bapak ikuti dapat
memberikan kejelasan hubungan antara manusia dengan Allah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
3. Apakah bimbingan mental keagamaan yang Bapak ikuti dapat
memberikan kejelasan hubungan antar sesama manusia?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
4. Apakah bimbingan mental keagamaan yang Bapak ikuti dapat
menunjukkan dengan jelas bagaimana berakhlak mulia?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
5. Apakah bimbingan mental keagamaan yang Bapak ikuti dapat
memberikan ketenangan dalam mengimplementasikan akhlak mulia?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cxi
d. Hampir tidak pernah
6. Berapa kali Bapak mengikuti bimbingan mental keagamaan setiap bulan?
a. Sebulan 3 kali
b. Sebulan 2 kali
c. Sebulan sekali
d. Hampir tidak pernah
7. Rata-rata berapa kali Bapak mengikuti bimbingan mental keagamaan
selama setahun?
a. 36 kali
b. 24 kali
c. 12 kali
d. 6 kali
8. Apakah Bapak dalam mengikuti bimbingan mental keagamaan hadir
tepat waktu?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
9. Apakah Bapak selalu mengikuti bimbingan mental keagamaan, meskipun
situasi dan kondisi tidak memungkinkan ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
10. Apakah Bapak menunjukkan potensi berupa khutbah, imam
jamaah,melatih perawatan jenzah,ceramah keagamaan yang diberikan
Yonif 411 Kostrad Salatiga?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
11. Ketika ada kegiatan bimbingan mental keagamaan berupa kegiatan
yasinan, apakah Bapak bersedia untuk mengambil alih tugas yang
diberikan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
12. Apakah bimbingan mental agama yang Bapak ikuti memberikan rasa
senang, bahagia untuk melaksanakan isi materi yang diberikan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
13. Apakah bimbingan mental agama yang Bapak ikuti memberikan manfaat
praktis untuk mengamalkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari?
cxii
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
14. Apakah bimbingan mental agama yang Bapak ikuti dapat memberikan
semangat dalam bekerja dengan penuh disiplin?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
15. Apakah bimbingan mental agama yang Bapak ikuti dapat diterapakan
dalam kehidupan sehari-hari dalam bekerja?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
ANGKET KEDISIPLINAN KERJA
1. Apakah Bapak selalu mentaati peraturan kehadiran kerja yang berlaku
di Yonif 411 Kostrad Salatiga?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
2. Apakah Bapak selalu mengikuti apel pagi yang dilaksanakan di Yonif
411 Kostrad Salatiga
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampit tidak pernah
3. Apakah Bapak selalu menjaga ketertiban selama di kantor Yonif 411
Kostrad Salatiga?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
4. Apakah Bapak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai
dengan waktu dan ketentuan yang diberikan atasan di Yonif 411
Kostrad Salatiga?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
cxiii
d. Hampir tidak pernah
5. Apakah Bapak selalu memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan Yonif 411 Kostrad
Salatiga?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
6. Apakah Bapak memanfaatkan waktu luang ditengah-tengah kerja
untuk sekadar refreshing ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
7. Apakah Bapak selalu memiliki prinsip kerja dalam melaksanakan
tugas dilakukan sendiri, saat ini dan berhasil?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
8. Apakah Bapak selalu memakai seragam dengan menggunakan atribut
lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku di Yonif 411 Kostrad
Salatiga?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
9. Apakah tata tertib yang diberlakukan di Yonif 411 Kostrad i Salatiga
memberikan rasa aman pada Bapak dalam bekerja?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
10. Apakah tata tertib yang diberlakukan di Yonif 411 Kostrad Salatga
dapat meningkatkan kinerja Bapak?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
11. Apakah saudara mengerjakan tugas tugas dengan profesional/sungguh-
sungguh?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
cxiv
12. Apakah tugas-tugas yang diberikan atasan kepada Bapak selalu dapat
diterima dengan baik?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
13. Apakah tugas-tugas sosial yang diberikan atasan kepada Bapak berupa
membantu korban bencana selalu dapat mencapai target yang
ditetapkan?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
14. Apakah Bapak memiliki inisiatif melaksanakan bhakti sosial berupa
donor darah, membantu panti asuhan, kerja bhakti?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
15. Apakah Bapak memilih-milih bertugas di luar atau sebaliknya atas
perintah atasan di Yonif 411 Kostrad Salatiga?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Hampir tidak pernah
cxv
Tabel 3.4. Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan.
No
Res
No Item Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C D
1 C C B C C C C B C C C C C C C - 2 13 -
2 C B B C C C B B C B C A A - C 2 5 7 -
3 B B C C C C B C C B C C C C C - 4 11 -
4 B A A B A A B C A B C B C - A 6 5 3 -
5 A B B A A A B C B B B C 1 B B 4 8 2 1
6 A C C A C A C B A B A C C B C 5 3 7 -
7 B B C C C A B C B C C C C C C 1 4 10 -
8 B C C C A B B C B C A B C C C 2 5 8 -
9 B B B C B A A B A B B B C A A 5 8 2 -
10 B C B C B C C C C C B B A C B 1 6 8 -
11 B B B C B B C B C B C B A A B 2 9 4 -
12 B C C B B C A A A C C A B B A 5 5 5 -
13 C C C C C C C C C - B C C C C - 1 13 -
14 B B C B B C C C C C C C C C C - 3 12 -
15 C C C C C C C C C C C C C C C - - 15 -
16 C C B - C C B - B C C B C C C - 4 9 -
17 C B B C C B C B C C B C B C C - 6 9 -
18 B B C C B C B C C C B B C C C - 6 9 -
19 B B C C B C B C B B C B C C C - 7 8 -
20 B B B B A B B B B B B C C C C 1 10 4 -
21 B B C B B B A A C B B B C C C 2 8 5 -
22 B B B B B B B C B C C B B C C - 10 5 -
23 B B B C C B C B B C B C B B B - 10 5 -
24 B B B B B B C C B B B C B C C - 10 5 -
25 B B B C C B A B A B B C B B B 2 10 3 -
26 A A A B B B C B A C C C B B B 4 7 4 -
27 B B B A A B C C C B A A B B B 4 8 3 -
28 B B A A A B B B C C A A B B B 5 8 2 -
cxvi
29 B B B B B B B B C B A B A B B 4 10 1 -
30 A A A A C C B B B C C C B B B 4 6 5 -
31 A A A B B B B B B A C C B B B 4 9 2 -
32 B B B B B B B B B B B B B B C - 14 1 -
33 A A B B B B B B B C B B B B B 2 12 1 -
34 A A A B B B B C B B B B C C C 3 8 4 -
35 A A A B B B B B B B B C C C C 3 8 4 -
36 A A A B B A B B B C C B B C C 5 7 3 -
Tabel 3.5. Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja anggota TNI.
No
Resp
No Item Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C D
1 B A A B A A B C A B C B B B B 5 8 2 -
2 A A A B A A B B A C A B C D C 7 4 3 1
3 A B A A C A C C B A A C B A D 7 3 4 1
4 B B A B B A B D C B D B C C A 3 7 3 2
5 A B A B A B B C C B B C D C B 3 7 4 1
6 C B C A A A A C C A A D D B A 7 2 4 2
7 A A A A B A D C B C B C A A D 7 3 3 2
8 B A A B B A A B A B D A D B A 7 6 - 2
9 B A A B B B A A B C B B A B C 5 8 2 -
10 A C A A A A C B A A A C A A D 10 1 3 1
11 A C B B B A B B C B B C C B A 3 8 4 -
12 B B C B A B B C B B D B B C A 2 9 3 1
13 A B C B B A B B A C B B C D B 3 8 3 1
14 A A B A A A B D B B A D C C B 6 5 2 2
15 A A C B B A B C C C A C C A B 5 4 6 -
16 B C C A A A C B C C A B C D C 4 3 7 1
17 A B C B B A B B A C B A C C C 4 6 5 -
18 B A C C B B B C B A C C B B C 2 7 6 -
19 A B C B B A B B A C B B C D B 3 8 3 1
20 A A B A A A B D B B A D C C B 6 5 2 2
21 B B C A B A C B C C A B C D C 3 5 6 1
22 B A B B A B B C D A A C C C B 4 6 4 1
23 A B B A A B C C C B C C A B C 4 5 6 -
24 C A C C B B A B C B B C C D C 2 5 7 1
25 A C C C C B D C C C C C C C D 1 1 11 2
26 A C C B A B C C B B C C B A C 3 5 7 -
cxvii
27 B B B B C A B C A C B C C C A 3 6 6 -
28 A C C A C A C C B C B B B B B 3 6 6 -
29 B C B A B A - C C C C C B B B 2 6 6 -
30 B B B B B A A B A A A C C C B 5 7 3 -
31 B B B A A A C C C B B A B B B 4 8 3 -
32 A A B B A A B A A B B B B C B 6 8 1 -
33 A C C C C C A C C C C D C C B 2 1 11 1
34 C A B A B D B D C D B B C C B 2 6 4 3
35 B C B B B C B C B A D C C B B 1 8 5 1
36 B C B C C B C C C B B D B B C - 7 7 1
Tabel 3.4. Jawaban Angket Keaktifan Mengikuti Bimbingan Mental Keagamaan
No
Resp
No Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 32
2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 4 4 - 2 37
3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 34
4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 2 3 2 - 4 45
5 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 2 1 3 3 44
6 4 2 2 4 2 4 2 3 4 3 4 2 2 3 2 43
7 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 36
8 3 2 2 2 4 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 39
9 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 48
10 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 38
11 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 43
12 3 2 2 3 3 2 4 4 4 2 2 4 3 3 4 45
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 - 3 2 2 2 2 29
14 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 33
15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30
cxviii
16 2 2 3 - 2 2 3 - 3 2 2 3 2 2 2 30
17 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 36
18 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 36
19 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 37
20 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 42
21 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 42
22 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 40
23 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 40
24 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 40
25 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 44
26 4 4 4 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 3 3 45
27 3 3 3 4 4 3 2 2 2 3 4 4 3 3 3 46
28 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 48
29 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 44
30 4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 44
31 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 47
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 44
33 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 46
34 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 44
35 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 44
36 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 45
Tabel 3.5. Jawaban Angket Kedisiplinan Kerja TNI.
No
Resp
No Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 48
2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 2 1 2 47
3 4 3 4 4 2 4 2 2 3 4 4 2 3 4 1 46
4 3 3 4 3 3 4 3 1 2 3 1 3 2 2 4 41
cxix
5 4 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 42
6 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 4 1 1 3 4 44
7 4 4 4 4 3 4 1 2 3 2 3 2 4 4 1 45
8 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 1 4 1 3 4 48
9 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 2 48
10 4 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 1 50
11 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 4 44
12 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 1 3 3 2 4 42
13 4 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 1 3 43
14 4 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4 1 2 2 3 45
15 4 4 2 3 3 4 3 2 2 2 4 2 2 4 3 44
16 3 2 2 4 4 4 2 3 2 2 4 3 2 1 2 40
17 4 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 4 2 2 2 44
18 3 4 2 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 2 41
19 4 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 1 3 43
20 4 4 3 4 4 4 3 1 3 3 4 1 2 2 3 45
21 3 3 2 4 3 4 2 3 2 2 4 3 2 1 2 40
22 3 4 3 3 4 3 3 2 1 4 4 2 2 2 3 43
23 4 3 3 4 4 3 2 2 2 3 2 2 4 3 2 43
24 2 4 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 2 1 2 38
25 4 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 31
26 4 2 2 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 4 2 41
27 3 3 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 2 2 4 42
28 4 2 2 4 2 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 42
29 3 2 3 4 3 4 - 2 2 2 2 2 3 3 2 38
30 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 47
31 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 4 3 3 3 46
32 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 50
33 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 3 34
34 2 4 3 4 3 1 3 1 2 1 3 3 2 2 3 37
cxx
35 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 1 2 2 3 3 39
36 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 1 3 3 2 36
DOKUMENTASI
cxxi
Kegiatan Lintas Agama di Masjid Yonif 411 Prajurit Mengikuti Bimbingan Mental
Keagamaan di Masjid Yonif 411
Prajurit Mengikuti Pembinaan Kejuangan Kegiatan Apel Pagi
Para Prajurit yang sedang bekerja Istri dan anak prajurit yang
mengikuti pengajian
cxxii
top related