ilaporan magang
Post on 12-Jan-2016
46 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Tinggi diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang
profesional terutama dalam menghadapi persaingan global. Kenyataan di
lapangan seringkali menunjukan bahwa lulusan perguruan tinggi belum secara
optimal mengaplikasikan pengetahuan yang didapatnya ke dalam dunia kerja. Hal
itu disebabkan karena adanya kesenjangan antar teori yang diperoleh dengan
kenyataan di lapangan yang lebih kompleks terutama di instansi dengan sumber
daya yang padat ilmu, padat teknologi dan padat karya (Panduan Magang, 2015).
Sehingga, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (FKM
UNSRAT) mengadakan program magang bagi mahasiswa. Agar supaya lulusan
sarjana FKM UNSRAT melalui pelaksanaan magang dapat memiliki bekal dan
pengalaman dan keterampilan yang bersifat akademik dan professional sehingga
lebih kompetitif atau mampu bersaing dalam pasar kerja yang ada saat ini.
(Panduan Magang, 2015).
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dan prioritas utama bagi umat
manusia. Sebab, apabila seseorang atau individu tidak dalam keadaan sehat maka
tingkat produktifitasnya akan menurun. Hal ini juga tertera dalam Undang-
Undang kesehatan tahun 2009. Oleh karena itu, diperlukan adanya sarana
pelayanan kesehatan yang bisa menunjang dalam peningkatan derajat kesehatan
seseorang bahkan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Salah satu pelayanan kesehatan yang ada untuk melayani masyarakat adalah
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) yang tersebar diseluruh Indonesia
untuk memfasilitasi masyarakat untuk memperoleh jaminan kesehatan.
Puskesmas dalam pelaksanaan fungsionalnya berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama, yang melaksanakan kegiatannya secara menyeluruh
pada masyarakat. Oleh karena itu, Puskesmas sebagai ujung tombak sistem
pelayanan kesehatan (Azwar, 2010).
1
Dari sekian banyak puskesmas yang tersebar di Minahasa Selatan (MINSEL)
Puskesmas Ongkaw di wilayah Sinonsayang, menjadi pilihan untuk melakukan
kegiatan magang selama kurang lebih 3 (tiga) minggu.
1.2 Tujuan Magang
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan magang, peserta magang telah mampu
dan terampil dalam mengaplikasi ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh
selama menempuh pendidikan di FKM-Unsrat, serta memproleh gambaran mengenai
tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di instansi/unit kerja
pemerintah maupun swasta.
1.2.2 Tujuan Khusus
A. Bagi Peserta Magang
1) Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi, sistem
manajemen, prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan di tempat
magang (Puskesmas, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Perusahaan dan
instansi terkait lainnya baik milik pemerintah maupun swasta).
2) Mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberikan
alternatif pemecahan masalah (problem solving) yang ada di tempat
magang.
3) Mampu melakukan tindakan-tindakan standar yang umum dilaksanakan
dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, ditekankan pada bidang minat
yang digeluti.
4) Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam suatu tim sehingga di
peroleh manfaat bersama baik bagi peserta magang maupun instansi
tempat magang.
2
B. Bagi Fakultas dan Tempat Magang
1) Fakultas mendapat masukan yang berguna untuk penyempurnaan
kurikulum dalam upaya mendekatkan diri dengan kebutuhan pasar kerja.
2) Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tempat magang .
3) Membina dan meningkatkan kerja sama antara FKM dengan instansi/unit
kerja pemerintah maupun swasta tempat mahasiswa melaksanakan
magang.
4) Membuka peluang kerja bagi para lulusan untuk berkarir di instansi/unit
kerja pemerintah maupun swasta.
1.3 Manfaat Magang
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1) Mandapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan
Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, terutama sesuai bidang peminatan
yaitu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Gizi Kesehatan Masyarakat,
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, serta Epidemiologi.
2) Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja di lapangan.
3) Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang
tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang.
4) Memperkaya kajian dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama
sesuai bidang minat yang digeluti.
5) Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat pemecahan
masalah kesehatan.
6) Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah.
1.3.2 Bagi Tempat Magang
1) Tempat magang dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di unit kerja masing-
masing.
3
2) Tempat magang mendapatkan alternatif calon pegawai/karyawan yang
telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya.
3) Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan
tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, trampil dan memiliki
pengalaman kerja.
1.3.3 Bagi Fakultas
1) Laporan magang dapat menjadi salah satu bahan audit internal kualitas
pengajaran.
2) Memperkenalkan program kepada stakeholders terkait.
3) Mendapatkan masukan bagi pengembangan program.
4) Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempat magang dalam upaya
meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik
dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
1.3.4 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan magang dimulai dari tanggal 6 Juli 2015 dan berakhir
tanggal 25 Juli 2015, dengan tempat pelaksanaan magang di Puskesmas Ongkaw
Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan.
4
BAB II. GAMBARAN UMUM
2.1 Analisis Situasi Umum Puskesmas Ongkaw
2.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Ongkaw
2.1.1.1 Geografis
Kecamatan Sinonsayang adalah sebuah kecamatan di wilayah pemerintahan
Kabupaten Minahasa Selatan Propinsi Sulawesi Utara yang berjarak + 40 km dari
pusat pemerintahan Kabupaten yaitu Kota Amurang.
Secara Geografis Kecamatan Sinonsayang terletak di sebelah selatan
Kabupaten Minahasa Selatan dengan batas-batas wilayah yaitu sebagai berikut :
a. Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Tenga
b. Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow
c. Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Motoling
d. Barat : Berbatasan dengan Laut Sulawesi
UPTD Puskesmas Ongkaw Kecamatan Sinonsayang memiliki wilayah kerja yang
terdiri dari 13 (tiga belas desa) dan 74 (tujuh puluh empat) jaga yang tersebar di
wilayah Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan. Wilayah kerja UPTD Puskesmas
Ongkaw Kecamatan Sinonsayang memiliki luas wilayah ± 17,295 Km².
2.1.1.2 Kependudukan
Jumlah penduduk yang tersebar di 13 (tiga belas) Desa, di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Ongkaw Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan akhir
tahun 2014 berjumlah 18.864 orang, yang terdiri dari:
a. Pria : 9.714 orang
b. Wanita : 9.150 orang
Dengan tabel tiap Desa sebagai berikut:
5
Tabel 1. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Ongkaw
No DesaLuas Wilayah
(KM²)Jumlah Jaga Jumlah Penduduk
1 Durian 2,016 5 1.2042 Poigar Satu 2,592 8 1.3013 Poigar Dua 2,250 6 1.2434 Tanamon 808 10 3.1895 Tanamon Utara 762 4 1.2536 Aergale 675 3 8377 Ongkaw Satu 975 4 9758 Ongkaw Dua 2,000 10 2.0009 Ongkaw Tiga 1,190 4 80710 Boyong Pante 1,302 5 2.17211 Boyong Pante Dua 1,025 6 1.02312 Blongko 1,000 7 1.62913 Tiniawangko 700 6 1.231
Jumlah 17,295 78 18,864Sumber: Profil Puskesmas Ongkaw,2014
2.1.1.3 Pendidikan
Gambaran tingkat pendidikan masyarakat yang tersebar di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Ongkaw Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan akhir
tahun 2014 terdiri dari : (Profil Puskesmas Ongkaw, 2014)
a. Tidak memiliki ijasah SD : 35,02%
b. SD/MI : 24,54%
c. SMP/MTs : 26,70%
d. SMA/MA : 6,71%
e. SMK : 4,83%
f. Diploma III (D3) : 1,38%
g. UNIVERSITAS(S1) : 0,83%
6
2.1.1.4 Sumber Daya (Tenaga Kerja)
Gambaran sumber daya (tenaga kerja) yang ada di UPTD Puskesmas Ongkaw
Kecamatan Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Data Ketenagaan Pegawai Negeri Sipil di Puskesmas Ongkaw
No Jumlah Tenaga Kesehatan Jumlah
1 Dokter Umum 2
2 Perawat 12
3 Perawat Gigi 1
4 Bidan 6
5 Kesmas 3
6 Sanitarian 2
7 Gizi 1
Jumlah 27
2.1.1.5 Perekonomian
Penduduk Kecamatan Sinonsayang rata-rata mempunyai pekerjaan sebagai Petani
4058 (empat ribu lima puluh delapan) orang, Nelayan 488 (empat ratus delapan
puluh delapan) orang, Buruh 632 (enam ratus tiga puluh dua) orang, Tukang 232 (dua
ratus tiga puluh dua) orang, Tukang Ojek 208 (dua ratus delapan) orang, Wiraswasta
349 (tiga ratus empat puluh Sembilan) orang, Pegawai Negeri Sipil (PNS) 212 (dua
ratus dua belas) orang, sebagian kecil adalah TNI 9 (sembilan) orang, POLRI 9
(sembilan) orang, serta pedagang 180 (seratus delapan puluh) orang.
Jenis usaha perekonomian yang ada yaitu usaha mikro kecil dan menengah
berupa Industri Rumah Tangga 17 (tujuh belas) buah, Warung 114 (seratus empat
belas) buah, Kios 79 buah, serta Pasar Tradisional berjumlah 3 (tiga) buah. (Profil
Puskesmas Ongkaw, 2014).
2.1.1.6 Sarana dan Prasarana
Gambaran kondisi bangunan serta sarana penunjang lainnya yang berada di
Puskesmas Ongkaw Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan, yaitu
sebagai berikut:
7
Tabel 3. Kondisi Bangunan dan Sarana di Puskesmas Ongkaw
NO UNITKONDISI
B RR RB Jumlah Ket
1 UPTD Puskesmas Ongkaw - 1 - 1 Non Perawatan
2 PUSTU - 7 - 7
3 POSKESDES - 1 - 1
4 Ambulance/Pusling - - 1 1
5 Sepeda Motor 1 3 - 4
6 Pusling Laut - - - -
2.1.2 Manajemen Puskesmas
Manajemen kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam sistem Kesehatan
Nasional. Subsistem Manajemen Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan
informasi pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin
tercapainnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Subsistem manajemen
kesehatan terdiri dari 4 (empat) unsur utama yakni administrasi kesehatan, informasi
kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta hukum kesehatan. Dengan
demikian administrasi kesehatan merupakan salah satu bagian dari managemen
kesehatan (Sistem Kesehatan Nasional, 2004).
Manajemen Puskesmas didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja
secara sistematis untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dibentuk puskesmas membentuk manajemen.
Ada 3 (tiga) fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Semua
fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan
(Departemen Kesehatan, 2004).
8
2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Ongkaw
a. Kepala Puskesmas
Mempunyai tugas memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi kegiatan
puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan fungsional maupun struktural
b. Kepala Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi, kegiatan
ketatausahaan puskesmas meliputi bidang kepegawaian, keuangan, dan
perlengkapan Puskesmas.
c. Divisi Pelayanan Kesehatan
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan penyakit secara rawat
jalan, tuberculosis/kusta, rabies, imunisasi, infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA), laboratorium, KIA, keluarga berencana (KB), tugas kefarmasian,
upaya perbaikan gizi, kesehatan gigi dan mulut, melaksanakan pemulihan
kesehatan serta pelaporan penyakit.
d. Divisi Penyuluhan dan Informasi
1. Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit dan penyuluhan kesehatan.
2. Peningkatan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan
masyarakat, UKS, kesehatan remaja dan usia lanjut.
3. Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya Kesehatan
Masyarakat, serta pencatatan dan pelaporan.
e. Bidan
1. Melaksanakan asuhan kebidanan
2. Melakukan asuhan persalinan
3. Kujungan neonatal
4. Memberikan edukasi
5. Melaksanakan pelayanan KB pada Wanita Usia Subur (WUS)
6. Melakukan pelacakan layanan rujukan, dll.
9
f. PUSTU/POSKESDES
Pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang
lingkup wilayah lebih kecil.
2.1.4 Prosedur Kerja Puskesmas
2.1.4.1 Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasarkan KepMenkes No 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas,
terdapat dua upaya kegiatan pokok puskesmas dalam rangka menuju kemandirian
puskesmas tersebut, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib
harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a) Upaya Promosi Kesehatan
b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya KIA serta KB
d) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e) Upaya Pemberantasan Penyakit Menular
f) Upaya Pengobatan
2. Usaha Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat sesuai
dengan kemampuan puskesmas. Usaha kesehatan pengembangan dan upaya
program pokok kesehatan yang dilaksanakan puskesmas ongkaw, yaitu:
a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
b) Keluarga Berencana (KB)
c) Perbaikan Gizi
10
d) Pemberantasan Penyakit Menular
e) Penyuluhan Kesehatan
f) Perawatan Kesehatan Masyarakat
g) Kesehatan Lingkungan
h) Kesehatan Sekolah
i) Kesehatan Gigi
j) Kesehatan Usila
k) Laboratorium
l) Pengobatan/PKD
m) Pencatatan dan Pelaporan.
2.1.5 Ruang Lingkup Puskesmas Ongkaw
Dalam pelaksanaanya, Puskesmas mempunyai ruang lingkup pelayanan kesehatannya
yang dijalankan yaitu:
a. Pelayanan Kesehatan/Rujukan
b. Melakukan Program Imunisasi
c. Usaha Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
d. Usaha Kesehatan Gizi
e. Usaha Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
f. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular yaitu P2 TB dan Kusta
g. Usaha Kesehatan Sekolah yaitu melakukan Penyuluhan, serta mengalakan
PHBS.
h. PERKESMAS
i. Usaha Kesehatan Lanjut Usia (USILA)
j. Pelayanan Kesehatan (YANKES)
k. FARMAMIN, mengawasi obat-obat yang akan diberikan pada masyarakat.
l. Kesehatan Gigi dengan melakukan pemeriksaan tindakan, pelayanan
kesehatan gigi.
m. Tata usaha yang terbagi atas: Keuangan, Kepegawaian, SP2TP, Pengolahan
dan Analisis Data.
11
2.2 Analisis Situasi Khusus
Selama pelaksanaan magang Posyandu menjadi salah satu tempat yang di tugaskan
oleh pimpinan Puskesmas. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) merupakan salah
satu bentuk upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola
dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
kematian ibu dan bayi.
Posyandu dimulai terutama untuk melayani balita (Imunisasi, timbang berat
badan) dan orang lanjut usia (Posyandu Lansia). Posyandu merupakan program
tambahan yang dilahirkan pada tahun 1984 yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.
Puskesmas terlibat dalam hal membina teknis medis yang ada di Posyandu, sehingga
dapat dikatakan Puskesmas turut ambil bagian dalam pelaksanaan Posyandu.
Kegiatan Posyandu meliputi:
a. KIA (kesehatan ibu dan anak)
b. Keluarga Berencana (KB)
c. Gizi
d. Penanggulangan Penyakit Diare
e. Imunisasi
2.2.1 Jenis-Jenis Posyandu
Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama, sehingga pembinaan untuk
Posyandu berbeda-beda. Posyandu terbagi atas empat jenis, yaitu:
a. Posyandu Pratama
Posyandu pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin, serta jumlah kader
yang terbatas.yakni kurang dari 5 (lima) orang, selain itu belum siapnya
masyarakat, sehingga jalannya Posyandu masih mengalami kendala.
12
b. Posyandu Madya
Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
posyandu lebih dari 8 (delapan) kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak lima orang atau lebih , tetapi cangkupan kelima kegiatan utamanya
masih rendah kurang dari 50%.
c. Posyandu Purnama
Posyandu purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 (delapan) kali per tahun. Dengan jumlah kader sebanyak lima
orang atau lebih, cangkupan kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
melaksanakan program tambahan, serta memperoleh sumber pembiayaan dari
dana sehat yang dikelolah masyarakat yang jumlahnya masih terbatas, yakni
kurang dari 50% KK di wilayah kerja Puskesmas.
d. Posyandu Mandiri
Posyandu mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 (delapan) kali per tahun dengan rata-rata kader lebih dari lima
orang atau lebih. Cangkupan kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
melakukan program tambahan, telah memperoleh sumber pembiayaan dari
dana sehat yang dikelolah oleh masyarakat lebih dari 50% KK di wilayah
kerja Posyandu.
2.2.2 Keadaan Posyandu di Puskesmas Ongkaw
Puskesmas Ongkaw memiliki 13 (tiga belas) Desa, yakni Durian, Poigar Satu, Poigar
Dua, Tanamon, Tanamon Utara, Aergale, Ongkaw Satu, Ongkaw Dua, Ongkaw Tiga,
Boyong Pante, Boyong Pante Dua, Blongko, Tiniawangko. Dimana setiap Desa
memiliki satu Posyandu, sehingga jumlah Posyandu berjumlah 13 (tiga belas)
posyandu di 13 (tiga belas) Desa, di Kecamatan Sinonsayang.
13
Tabel 4. Jenis Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ongkaw
DesaJenis Posyandu
Pratama Madya Purnama MandiriDurian - - 1 -Poigar Satu - - 1 -Poigar Dua - - 1 -Tanamon - - 1 -Tanamon Utara - - 1 -Aergale - - 1 -Ongkaw Satu - - 1 -Ongkaw Dua - - 1 -Ongkaw Tiga - - 1 -Boyong Pante - - 1 -Boyong Pante Dua - - 1 -Blongko - - 1 -Tiniawangko - - 1 -Jumlah - - 13 -
Sumber: Profil Puskesmas Ongkaw, 2014
14
BAB III. HASIL KERJA MAGANG
3.1 Uraian Kegiatan
Kegiatan yang telah dilalui dari awal pelaksanaan magang hingga selesai kegiatan
magang di lokasi magang yang telah dilaksanakan selama ≥ 3 minggu yakni pada
tanggal 6 Juli - 25 Juli 2015 di Puskesmas Ongkaw. Kegiatan yang dilakukan terdiri
dari:
1. Penentuan Serta Pembuatan Surat Permohonan Magang di Fakultas
Mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan lokasi pelaksanaan
magang, yang kemudian dari pihak fakultas membuat surat permohonan untuk
diberikan di tempat lokasi magang yang telah disepakati dari mahasiswa dan
pihak fakultas dalam hal ini tempat magang yaitu di Puskesmas Ongkaw,
Kecamatan Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan.
2. Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Ongkaw
Dari tanggal pelaksanaan magang, yang seharusnya dimulai pada tanggal 1
Juli 2015, belum bisa dicapai pada tanggal tersebut dikarenakan masih ada
tugas PBL III untuk melakukan revisi, dan pengumpulan laporan. sehingga
pertemuan sekaligus pengarahan untuk memulai magang, baru dapat
dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2015.
3. Membantu Dokter, di bagian Tensi Pasien
Tugas pertama yang di berikan adalah, membantu kerja dokter Puskesmas
dengan melakukan tensi pasien yang akan memeriksakan dirinya pada dokter
Puskesmas.
4. Membantu di Bagian Registrasi Pasien
Membantu mencatat pendaftaran pasien yang akan diperiksa, ataupun dirujuk
baik pasien baru maupun lama, pasien yang terdaftar dalam BPJS, maupun
JAMKESMAS.
5. Membantu Keadaan Gawat Darurat
Membantu petugas puskesmas, melaksanakan kegiatan kegawat daruratan
untuk pasien yang kritis/meninggal, mencatat identitas pasien yang
15
mengalami kecelakaan (meninggal) untuk kebutuhan visum di bantu petugas
kesehatan dan polisi.
6. Melakukan Kegiatan Posyandu
Berhubung waktu pelaksanaan magang bersamaan dengan bulan Posyandu,
maka selama ≥ 1 minggu bersama para petugas Posyandu melakukan
kegiatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw. Kegiatan selama di
Posyandu diantaranya, melakukan penimbangan bayi/balita, membagikan
makanan tambahan untuk ibu hamil, membantu bidan dalam pemeriksaan ibu
hamil, melakukan penyuluhan rabies pada masyarakat, membantu petugas
dalam melakukan imunisasi pada bayi, dll.
7. Membantu di Bagian Apoteker
Menyiapkan obat yang di butuhkan oleh pasien yang berobat di Puskesmas
Ongkaw dibantu petugas kesehatan.
8. Mendapat tugas turun lapangan untuk melakukan survey keberadaan jamban
dan sumur di tiap-tiap Desa di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw.
3.2 Identifikasi dan Prioritas Masalah
3.2.1 Identifikasi Masalah
Setelah melaksanakan magang selama ≥ 3 minggu di temukan beberapa masalah
yang ada di Puskesmas Ongkaw, masalah ini muncul dari pengamatan langsung
maupun wawancara dengan petugas yang ada di Puskesmas Ongkaw, masalah-
masalah tersebut antara lain:
1. Kurang berpartisipasinya masyarakat (kader) dalam menunjang kegiatan
Posyandu.
2. Banyaknya sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan, baik ringan,
sedang, maupun berat sehingga menghambat kerja petugas puskesmas.
3. Sumber daya tenaga kesehatan yang belum memadai
16
3.2.2 Prioritas Masalah
Berdasarkan beberapa masalah yang ada selama melakukan pengamatan di
Puskesmas Ongkaw, harus ditetapkannya prioritas masalah dari berbagai
masalah kesehatan yang ada. Adapun metode yang digunakan dalam
penentuan prioritas masalah metode USG (Urgensi, Seriousness, Growth).
1. Urgensi
Dilihat dari tersediannya waktu mendesak atau tidaknya masalah tersebut
diselesaikan
2. Keseriusan
Melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja,
pengaruhnya terhadap keberhasilan, membahayakan sistem yang ada atau
tidak.
3. Berkembangnya Masalah
Apakah masalahnya berkembang sedemikian rupa hingga sulit untuk
dapat dicegah.
Berdasarkan teknik USG masalah di atas di bandingkan untuk
mendapat masalah yang diprioritaskan.
A: Untuk Masalah 1 (pertama)
B: Untuk Masalah 2 (Kedua)
C: Untuk Masalah 3 (Ketiga)
Aspek Urgency Aspek Seriousness Aspek Growth
A : B A A : B A A : B A
A : C A A : C A A : C A
B : C B B : C B B : C B
A = 2 A = 2 A = 2
B = 1 B = 1 B = 1
C = 0 C = 0 C = 0
17
Adapun tabel penentuan prioritas masalah berdasarkan metode USG adalah
sebagai berikut:
Masalah Urgency Seriousness Growth Total Prioritas A 2 2 2 6 IB 1 1 1 3 II
Dengan menggunakan metode USG diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi
prioritas masalah adalah masalah pertama yakni kurang berpartisipasinya masyarakat
(kader) dalam menunjang kegiatan Posyandu.
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Metode yang digunakan adalah diagram tulang ikan (fishbone diagram). Diagram
tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode dalam meningkatkan
kualitas. Diagram ini akan menunjukan sebuah dampak atau akibat dari sebuah
permasalahan dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai
moncong kepala, sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan
pendekatan permasalahannya (Anonim, 2010)
Gambar 1 Metode Fish Bone Diagram
Keterangan:
18
METODEMAN
PROBLEM
MONEYMATERIAL
ORGANIZING
PLANNING 1A
2A
3A
1A
1A
1A
1A
2A
1A
3A
Problem : Kurang berpartisipasinya masyarakat dalam menunjang
pelaksanaan Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Ongkaw.
Man : Kurangnya SDM dan pembinaan kader-kader posyandu. Kurangnya
ketenagaan untuk bekerja serta melaksanakan tugas secara
maksimal dalam rangka menunjang kegiatan posyanduKurangnya
pembinaan kader-kader yang ada dimasing- masing Posyandu, hal
ini dapat dilihat dimana belum adanya posyandu mandiri di wilayah
kerja Puskesmas Ongkaw Kurang keaktifan dari para kader.
Methode : Pengawasan kegiatan Posyandu di masing-masing Desa rutin
dilaksanakan.
1. Rutin melakukkan pengawasan namun tidak mensosialisasikan
kegiatan posyandu.
Material : Tersedianya bangunan permanen untuk posyandu,namun tidak
menjadi prioritas kesehatan dasar masyarakat.
Money : Dana untuk pelaksanan posyandu tersedia
1. Tersediannya dana operasional Posyandu baik melalui APBN
maupun APBD serta sumber daya lainnya.
2. Pengelolaan Dana sehat seperti halnya tingkatan jenis posyandu
yang ada.
Planning : Sudah memiliki perencanaaan dalam pelaksanaan program namun
belum di rencanakan secara matang sehingga pelaksanaan belum
maksimal.
Organizing : Belum maksimal dalam pengaturan pelaksanaan dan penetapan
petugas kesehatan untuk posyandu .
19
1. Belum maksimalnya pembinaan kader-kader posyandu
2. Kurangnya penempatan petugas untuk bertanggung jawab
dalam pelaksanaan posyandu
3. Tidak ada upaya memotivasi kader-kader
Dengan menggunakan metode fishbone diagram dapat diambil beberapa poin
sebagain alternatif pemecahan masalah yang ada, yaitu:
1. Memberikan ruang kepada masyarakat ikut berpatisipasi dalam memberikan
masukan terhadap program-program yang akan dilaksanakan di Posyandu,
dengan diarahkan oleh petugas kesehatan.
2. Melakukan bimbingan, pengawasan, serta melatih secara berkala untuk kader-
kader yang siap berpatisipasi dalam kegiatan posyandu.
3. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kesehatan bagi individu,
keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
4. Melakukan kerjasama serta komunikasi inter dan antasektor antara petugas
kesehatan, kader-kader, dan masyarakat agar pelayanan yang ada di Posyandu
dapat berjalan dengan baik.
5. Melakukan evalusi untuk setiap kegiatan posyandu yang telah dilakukan,
antunsias masyarakat terhadap program tersebut, serta melakukan evaluasi
terhadap kader-kader.
3.4 Kontribusi
3.4.1 Bagi Puskesmas Ongkaw
Hasil magang ini dapat menjadi bahan acuan atau gambaran untuk
mempertimbangkan kebijakan serta pelaksanaan program kesehatan
Puskesmas Ongkaw untuk kedepannya sehingga derajat kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Ongkaw bisa meningkat.
3.4.2 Bagi Peserta Magang
20
Dengan Kegiatan magang ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
kenyataan dilapangan yang dihadapi yang disesuaikan dengan teori yang
didapat dalam perkuliahan dikampus, mahasiswa juga dapat mengidentifikasi
masalah yang terdapat diinstansi yang ditempatkan serta mahasiswa juga
mampu untuk menganalisis permasalahan serta memberikan solusi untuk
pemecahan masalah yang ada.
BAB IV. PEMBAHASAN
21
4.1 Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)
4.1.1 Sejarah Posyandu
Departemen kesehatan pada tahun 1975 menetapkan kebijakan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang dimaksudkan sebagai strategi
pembangunan kesehatan yang menetapkan prinsip gotong royong dan swadaya
masyarakat, agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, melalui pengenalan dan
penyelesaian masalah kesehatan yang dilakukan bersama petugas kesehatan secara
lintas program dan lintas sektor terkait.
Tahun 1984 dilakukan instruksi bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala
BKKBN dan Menteri Dalam Negeri yang mengintegrasikan berbagai kegiatan yang
ada dimasyarakat kedalam suatu wadah yang disebu dengan nama Pos Pelayanan
Terpadu (POSYANDU). Kegiatan yang dilakukan diarahkan untuk lebih
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang sesuai dengan konsep
GOBI-3F (Growth Monitoring, Oral Rehidration, Breast Feading, Imunization,
Female Education, Family Planing, dan Food Suplementation), untuk Indonesia di
terjemahkan kedalam 5 kegiatan Posyandu yaitu KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
Penanggulangan Diare.
Pencanangan Posyandu yang merupakan bentuk baru ini, dilakukan secara
massal untuk pertama kalinya oleh Kepala Negara Republik Indonesia pada tahun
1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. Sejak saat itu
Posyandu tumbuh pesat. Tahun 1990 terjadi perkembangan sangat luar biasa, yakni
dengan keluarnya Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) nomor 9 tahun 1990
tentang peningkatan pembinaan mutu Posyandu. Melalui instruksi ini, seluruh kepala
daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu dilakukan oleh
satu Kelompok Kerja Operasional. Posyandu yang merupakan tanggung jawab
bersama masyarakat dengan Pemerintah Daerah (Pemda).
4.1.2 Landasan Hukum
22
Penyelenggaraan Posyandu memiliki beberapa landasan hukum guna
keberlangsungan dan proses penyelenggaran Posyandu antara lain:
1. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Proponsi sebagai daerah otonom.
3. PP No. 20 THN 2001 tentang Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah.
4. Surat Edaran Mendagri Nomor 411.3/1116/SJ tahun 2001 tentang Revitalisasi
Posyandu.
5. Undang-Undang 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457 tahun 2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
7. UU NO. 32 Thn 2004 “Pemerintah Daerah”.
8. UU NO. 33 Thn 2004 “ Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintah
Daerah”.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128 tahun 2004 “Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat”.
10. KepMenkes RI No. 131 Thn 2004 “Sistem Kesehatan Nasional”.
11. PP No. 7 Tahun 2005 tentang RPJMN, dll.
4.2 Tujuan Posyandu
4.2.1 Tujuan Umum
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan ,masyarakat.
4.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
23
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama
yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
4.3 Kegiatan Utama Posyandu
4.3.1 Kesehatan Ibu dan Anak
a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil terdiri dari berbagai bagian
antara lain:
1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh
kader kesehatan. Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan
pengukuran tekanan darah dan pemberian imunisasi tetanus toksoid. Bila
tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi
fundus/usia kehamilan.
2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan
kelompok Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain
sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan kelompok tersebut antara lain
penyuluhan, perawatan payudara, dan pemberian ASI, peragaan pola
makan, peragaan perawatan bayi baru lahir serta senam ibu hamil.
b. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan Gizi, Ibu nifas, perawatan
kebersihan jalan lahir (vagina)
2. Pemberian vitamin A dan tablet besi
3. Perawatan payudara
4. Senam ibu nifas
5. Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan
pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi
24
fundus dan pemeriksaan lochia. Apabila ditemukan kelainan segera
dirujuk di Puskesmas.
c. Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan
dan mengacu kreatifitas tumbuh kembang anak. Jenis pelayanan yang
diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
1. Penimbangan berat badan
2. Penentuan status pertumbuhan
3. Penyuluhan
4. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.
4.3.2 Keluaga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu uang dapat diselenggarakan oleh kader adalah pemberian
kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan dilakukan suntikan
KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan dilakukan
pemasangan IUD.
4.3.3 Gizi
Pelayanan Gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasaran adalah bayi, balita, ibu
hamil dan WUS. Jenis pelayanan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan Gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan
pemberian sirup FE. Khusus untuk ibu hamil dan nifas ditambah dengan pemberian
tablet besi serta kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok
endemik.
4.3.4 Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan dan penanggulangan Diare di posyandu dilakukan antara lain dengan
penyuluhan perilaku bersih dan sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu
25
dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam, yang dapat dibuat
sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.
4.3.5 Imunisasi
Pelayanan Imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas
Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan sesuai dengan program, baik terhadap
bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
4.4 Kegiatan Pengembangan/Tambahan Posyandu
Dalam kegiatan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan
kegiatan baru, misalnya perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit
menular, dan berbagai program pembangunan desa lainnya.penambahan kegiatan
posyandu dilakukan apabila 5 kegiata utama telah dilaksanakan dengan baik dalam
arti cakupan diatas 50% serta tersedia sumber daya yang mendukung.
Kegiatan tambahan telah dikenal beberapa kegiatan tambahan posyandu yang
diselenggarakan antara lain:
1. Bina Keluaga Balita (BKB)
2. Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA)
3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa
(KLB), misalnya:ISPA, DBD, gizi buruk, polio, campak, difteri, pertusis,
tetanus neonatorum.
4. Pengembangan anak usia dini (PAUD)
5. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP)
7. Program diverifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui
tanaman obat keluarga (TOGA)
8. Desa Siaga
9. Pos Malaria Desa (Posmaldes)
10. Kegiatan ekonomi produktif, seperti : Usaha Peningkatan pendapatan keluarga
(UP2K), usaha simpan pinjam.
11. Tabungan Ibu bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)
26
4.5 Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu
Posyandu merupakan wadah kegiatan kesehatan yang berprinsip dari, oleh dan untuk
masyarakat, sehingga peran dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam hal
pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan posyandu ini. Pengelola atau yang sering
disebut kader merupakan masyarakat yang ada, jumlah ketenagaan kader Posyandu
seperti yang di gambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 4. Data Jumlah Kader Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Ongkaw
Posyandu Jumlah Kader Kader Yang Aktif
Durian 10 4
Poigar Satu 10 3
Poigar Dua 10 4
Tanamon 20 7
Tanamon Utara 20 7
Aergale 5 1
Ongkaw Satu 10 4
Ongkaw Dua 20 3
Ongkaw Tiga 6 2
Boyong Pante 5 4
Boyong Pante Dua 10 3
Blongko 10 4
Tiniawangko 10 7
Jumlah 146 53
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa, dari jumlah keseluruhan kader
kesehatan yang ada sebanyak 146 (seratus empat puluh enan) kader, tidak semua
kader berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan posyandu, hanya sebanyak 53 (lima
puluh tiga) kader di 13 (tiga belas) Desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Ongkaw yang aktif dalam kegiatan Posyandu.
Adapun keberlangsungan program Posyandu ini, tidak lepas dari partisipasi
masyarakat untuk terus ikut dalam program Posyandu ini. Agar supaya tujuan dari
program posyandu dapat tercapai.
27
Gambaran partisipasi masyarakat yang ikut serta dalam pelaksanaan Posyandu di
gambaran dalam tabel berikut ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 5. Gambaran Jumlah Balita yang Datang dan Laporan Penimbangan selama bulan Januari sampai Juni 2015 di Puskesmas Ongkaw
BulanSKDN
S K D N
Januari 1322 1322 1140 929
Februari 1424 1424 1401 1145
Maret 1382 1382 1265 999
April 1367 1367 1230 1031
Mei 1435 1435 1242 1032
Juni 1441 1441 1260 1029
Keterangan:S : Jumlah Seluruh BalitaK : Balita yang Mempunyai KMSD : Jumlah Balita yang DatangN : Jumlah Persentase Kenaikan (Kunjungan)
Dari data pada tabel tersebut dapat dilihat pada bulan Januari 2015 tercatat
sebanyak 1140 balita yang berkunjung ke Posyandu dari 1322 orang balita yang
tercatat di Puskesmas Ongkaw, kemudian mengalami peningkatan pada bulan
februari 2015 menjadi 1401 balita dari 1424 balita yang tercatat pada posyandu bulan
Februari, kemudian menurun lagi pada bulan selanjutnya. Penurunan jumlah balita
yang datang berkunjung di Posyandu terjadi pada bulan Mei 2015 dengan jumlah
1242 balita dari 1435 balita, dan pada bulan Juni yang hanya sebanyak 1260 balita
dari 1441 balita yang tercatat pada posyandu.
28
Tabel 6. Data Laporan Jumlah Balita dan Laporan Penimbangan di Tiap-Tiap Desa di Puskesmas Ongkaw Bulan Juni 2015
DESA
SKDN
S K D N
Durian 106 106 92 71
Poigar Satu 108 104 94 81
Poigar Dua 115 112 103 81
Tanamon 165 165 143 140
Tanamon Utara 122 122 114 140
Aergale 78 78 60 99
Ongkaw Satu 98 98 88 73
Ongkaw Dua 139 137 121 79
Ongkaw Tiga 72 72 64 108
Boyong Pante 85 85 68 68
Boyong Pante Dua 96 96 84 75
Blongko 118 118 104 69
Tiniawangko 139 139 125 79
Keterangan:S : Jumlah Seluruh BalitaK : Balita yang Mempunyai KMSD : Jumlah Balita yang DatangN : Jumlah Persentase Kenaikan (Kunjungan)
Dari data yang ada pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah bayi dan
balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw pada bulan Juni 2015 sebanyak
1441 balita , yang datang berkunjung di Posyandu sebanyak 1260 orang atau
sebanyak 87,43%.
29
4.6 Hasil Persentase Cakupan D/S Balita Bulan Januari Sampai Juni Tahun
2015 di Puskesmas Ongkaw
Dalam penentuan persentase cakupan D/S balita di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw
pada periode bulan Januari sampai Juni tahun 2015 dihitung dengan menggunakan
rumus:
Balita yang ditimbang (D)
D/S = Balita yang ada di wilayah Posyandu (S) X 100
Data yang didapat melalui rumus diatas untuk tiap bulannya dihitung juga
jumlah rata-rata tiap-tiap desa di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw selama bulan
Juni. Dari hasil yang telah didapat digambarkan dalam grafik yang disajikan sebagai
berikut:
Januari Februari Maret April Mei Juni80
82
84
86
88
90
92
94
96
98
100
Gambar 2 Grafik Persentase cakupan D/S balita rata-rata bulan Januari sampai Juni Tahun
2015 di Posyandu wilayah kerja puskesmas Ongkaw
30
Berdasarkan grafik menunjukan bahwa cakupan bayi yang ada di wilayah
Posyandu Puskesmas Ongkaw selama bulan Januari hingga Juni 2015 dengan
persentase bulan Januari 86,23% meningkat pada bulan Februari sebanyak 98,38%,
mengalami penurunan pada bulan maret menjadi 89,97% dan pada bulan April
hingga bulan Mei masing-masing 89,97% dan 86,55%, mengalami peningkatan
sebesar ±1% pada bulan Juni.
Dari hasil persentase ini tidak lepas dari faktor yang mempengaruhi terhadap
kunjungan yang ada, meskipun persentase kunjungan berada di rata-rata 50% ke atas
namun, angka-angka tersebut masih tidak stabil, perlu lagi sosialisasi, dan kerjasama
antar kader yang ada di tiap-tiap desa agar semakin meningkatkan minat masyarakat
terhadap pelayanan posyandu. Faktor pendidikan dan pekerjaan juga mempengaruhi
kunjungan masyarakat di posyandu.
Beberapa hambatan yang ada dalam pelaksanaan posyandu antara lain:
1. Kader kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw masih banyak
yang tidak berperan aktif dalam kegiatan Posyandu
2. Pola pikir masyarakat yang masih menganggap tidak terlalu penting tentang
pelayanan posyandu
3. Banyaknya ibu yang hamil pada usia remaja, sehingga belum paham betul
tentang pentingnya Posyandu
4. Letak posyandu yang tidak strategis di beberapa desa, sehingga menghambat
masyarakat untuk mengunjungi posyandu
31
BAB V. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang ada dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1. Kader kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ongkaw masih banyak
yang tidak berperan aktif dalam kegiatan Posyandu
2. Kunjungan masyarakat di Posyandu perlu diawasi karena masih tidak stabil.
Sosialisasi, dan kerjasama antar kader yang ada di tiap-tiap desa diperlukan agar
semakin meningkatkan minat masyarakat terhadap pelayanan posyandu.
3. Faktor pendidikan dan pekerjaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kunjungan masyarakat di posyandu.
4.2 Saran
Dari pembahasan yang ada dapat diambil saran, yaitu:
1. Memberikan ruang kepada masyarakat ikut berpatisipasi dalam memberikan
masukan terhadap program-program yang akan dilaksanakan di Posyandu,
dengan diarahkan oleh petugas kesehatan.
2. Melakukan bimbingan, pengawasan, serta melatih secara berkala untuk kader-
kader yang siap berpatisipasi dalam kegiatan posyandu.
3. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kesehatan bagi individu, keluarga,
kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat
setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
4. Melakukan kerjasama serta komunikasi inter dan antasektor antara petugas
kesehatan, kader-kader, dan masyarakat agar pelayanan yang ada di Posyandu
dapat berjalan dengan baik.
5. Melakukan evalusi untuk setiap kegiatan posyandu yang telah dilakukan,
antunsias masyarakat terhadap program tersebut, serta melakukan evaluasi
terhadap kader-kader.
32
top related