forum kajian ilmu
Post on 07-Apr-2018
250 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
1/62
FORUM KAJIAN ILMU
Sebagai Wahana Kajian Keilmuan Bidang Ekonomi,Sosial,Politik,Organisasi,Agama,dan
Budaya
Beranda ArtikelArtikel
IKLAN LAYANAN MAHASISWA & UMUM
Intermeso 100% Ngakak
Kabar Kediri
Materi-Materi Kuliah
My Blog
Potret Petualangan,Kehidupan & Kewajiban
Tutorial Computer & Internet (buat email)
UNISKAKEDIRI
RSS
Ilmu Budaya Dasar
ILMU BUDAYA DASAR
( I B D )
Dosen Pengampu : Bayu Pramutoko,SE
Pendahuluan
Ilmu Budaya Dasar (IBD) sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU), diberikan
kepada mahasiswa di seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta, bertujuan untuk
mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran, dan apresiasi mahasiswa terhadap
lingkungan budaya. Ada dua hal yang menyebabkan pentingnya pembahasan materi itu,
yaitu.
Pertama, tema-tema IBD merupakan tema-tema inti permasalahan dasar manusia yang
dialami dan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, seperti tema-tema yang telah disusun oleh
Konsorsium Antar Bidang yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan,
pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan.
Kedua, pada saat ini, terdapat kecenderungan bahwa ilmu atau ilmuwan sering
mengabaikan sikap dan perilaku moral. Banyak di antara ilmuwan yang menganggap bahwa
aspek moral itu tidak penting. Menurutnya, aspek yang lebih penting daripada moral dalam
suatu ilmu adalah ontologis dan epistemologis. Apabila hal itu yang terjadi, maka ia akan
mengabaikan unsur manusiawinya, kurang berbudaya, dan tidak peka terhadap permasalahan
moral. Untuk mengantisipasi hal itu, setiap sarjana dirasa perlu memahami aspek budaya.
Penyusunan buku ini disiapkan dalam beberapa aspek pokok.Mengingat tema IBDsangat luas, maka pembahasannya dilakukan dengan pendekatan multidisiplin ilmu
http://bayu96ekonomos.wordpress.com/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/anda-tertarik/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/anda-tertarik/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/anda-tertarik/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/anda-tertarik/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/iklan-layanan-mahasiswa-umum/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/iklan-layanan-mahasiswa-umum/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/intermeso/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/intermeso/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/kabar-kediri/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/kabar-kediri/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/perihal/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/perihal/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/potret-petualangankehidupan-kewajiban/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/potret-petualangankehidupan-kewajiban/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/tutorial-computer-internet/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/tutorial-computer-internet/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/uniska-kediri/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/uniska-kediri/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/uniska-kediri/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/uniska-kediri/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/feed/rss/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/feed/rss/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/feed/rss/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/uniska-kediri/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/tutorial-computer-internet/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/potret-petualangankehidupan-kewajiban/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/perihal/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/kabar-kediri/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/intermeso/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/iklan-layanan-mahasiswa-umum/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/anda-tertarik/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/http://bayu96ekonomos.wordpress.com/ -
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
2/62
pengetahuan, seperti budaya, filsafat, etika, dan agama. Mengingat begitu luasnya wawasan
tema IBD. Dalam buku ini juga dilampirkan tulisan-tulisan ilmuwan yang berkiprah dalam
masalah humaniora. Tulisan-tulisan itu bertujuan untuk pendalaman materi pokok IBD
melalui pengembangan daya imajinasi dan apresiasi mahasiswa.
B. Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah salah satu komponen dari sejumlah matakuliah
Dasar Umum (MKDU), sebagai matakuliah wajib yang menjadi kesatuan dengan matakuliah
lain di Perguruan Tinggi.
Secara khusus MKDU bertujaun untuk menghasilkan warga negera sarjana yang
berkualifikasi sebagai berikut:
a. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dan memiliki intergritas kepribadian yang tinggi, yang
mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan scbagai sarjana Indonesia.
b. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran
agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
c. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalah
kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.
d. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bcrmasyarakat dan secarabcrsama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitas-nya, maupun lingkungan
alamiah dan secara bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.
C. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat membcrikan
pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities
yang berasal dari istilah bahasa Inggris The Humanities. Adapun istilah Humanities itusendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan
halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang akan bisa
mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan
bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai
homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus
mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya
yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic
Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin
ke dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).
Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakupkeahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
3/62
dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan
lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas,
adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya
(The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budayaataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The
Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-
pengertian yang berasa! dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan
wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.
Dengan perkataan lain dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat matakuliah IBD ini,
mahasiswa diharapkan memperlihatkan:
a. Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan diluar
lingkungannya, menelaah apa yang dikcrjakan sendiri dan mengapa.
b. Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini
dengan cara hidupnya sehari-hari.
c. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakannya sudah dapat
diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan scbaliknya mcnolak nilai-nilai yang tidak
dapat dibenarkan.
D. Tujuan Ilmu Budaya Dasar (IBD).
Sebagaimana dikemukakan di atas, penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain
merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikem-bftngkan untuk mengkaji msalah-masalah manusia
dan kebudayaan, Dengan demikian jelas bahwa matakuliah ini tidak dimaksudkan untuk
mendidik seorang pakar dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam
pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha
mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta
kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan
alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Dan bahwa dalam masyarakat yang berkabung semakin Cepat dan rumit ini,
mahasiswa harus mcngalami pergeseran nilai-nilai yang , mungkin sekali dapat membuatnya
masa bodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh seorang
terpelajar. Bagaimanapun juga, mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang
mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas
dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu dibimbing untuk
menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan
masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak langsung Budaya Dasar akan membantu
mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
4/62
Berpijak dari hal di atas, tujuan matakuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk
mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan
kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya
mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bidag menjangkau tujuan tersebut di atas,
diharapkan Ilmu Budaya Dasar dapat:
a. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga
mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama
untuk kepentingan profesi mereka.
b. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tcntang
masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis mercka tcrhadap
persoalan-persoalan yang mcnyangkut kedua hal tcrscbut.
c. Mcngusahakan agar mahasiswa sebagai caion pcmimpin bangsa dan ncgara, serta ahli
dalatn bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan
pengkotaan disiplin yang ketat. Usaha ini tcrjadi karcna ruang lingkup pendidikan kitaamat dan condong mem-buat manusia spcsialis yang berpandangan kurang luas.
Matakuliah ini berusaha menambah kcmampuan mahasiswa untuk menanggapi nilai-nilai
dan masalah dalam masyarakat lingkungan mereka khususnya dan masalah seria nilai-
nilai umumnya tanpa terlalu terikat oleh disiplin mereka.
d. Mcngusahakan wahana komunikasi para akademisi, agar mercka lebih mampu bcrdialog
satu sama lain. Dengan mcmiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan dapat
lebih lancar berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi ini selanjutnya akan lebih
memperlancar pclaksanaan pembangunan dalam bcrbagai bidang keahlian. Mcskipun
spcsialisasi sangat penting, spcsialisasi yang terlalu sempit akan membuat dunia scorang
mahasiswa/sarjana menjadi tcrlalu sempit. Masyarakat yang pcrcaya pada pentingnya
modcrnisasi tidak akan dapat memanfaat-kan sccara penuh sarjana-sarjana demikian,
scbab proses modcrnisasi mcmerlukan orang yang bcrpandangan luas.
Secara umum tujuan IBD adalah Pembentukan dan pengembangan keperibadian serta
perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada
dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala berkenaan dengan kebudayaan dan
kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan
budaya dapat diperluas. Jika diperinci, maka tujuan pengajaran llmu Budaya Dasar itu adalah:
1. Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebihbertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
2. Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
3. Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat
menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.
4. Mengembangkan daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan dan kebudayaan.
5. Memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia.
6. Menimbulkan minat untuk mendalaminya.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
5/62
7. Mcndukung dan mcngcmbangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
8. Tidak terjerumus kepada sifat kedaarahan dan pengkotakan disiplin ilmu.
9. Menambahkan kemampuan mahasiswa untuk mcnanggapi masalah nilai-nilai budaya
dalam masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka.
10. Mempunyai kesamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah
kemanusiaan dan kebudayaan.
11. Terjalin interaksi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan
komunikatif.
12. Menjembatani para sarjana yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi
masalah kemanusiaan dan budaya.
13. Memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani olehberbagai cendekiawan.
14. Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
15. Agar mampu memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma
pendidikan.
Dari kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut diatas, dua masalah pokok
biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian
matakuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua masalah pokok tersebut ialah :
a. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan
dan budaya yang dapal didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The
Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan
budaya, maupun sccara gabungan (anlar bidang) bcrbagai disiplin dalam pengetahuan
budaya.
b. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam
perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman.
Proses budaya sebagai kemapanan Emosional
Dari Basic Cultural , akan dapat diketahui kemapanan emosi dan sosialnya. Dan ini akan
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dengan adat kebiasaan hidupnya sehari-
hari dalam interaksinya (pergaulan) dengan manusia lain, pengaruh lain yang ditimbulkan
secara individu adalah ketrampilan yang diperoleh dari interaksi yang terjadi terus-menerus
tersebut, sehingga bisa melekat pada diri individu itu selama-lamanya. Seperti bunyi pepatah
Lain lading lain belalang-lain lubuk lain pula Ikannya artinya disuatu tempat akan beda
cara dan kebiasaanya sehari-hari dengan tempat lain.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
6/62
Bidang ilmu yang dibawanya kelak juga akan dipengaruhi oleh budaya dan adapt istiadat
yang sudah melekat dalam dirinya.
Maka seringkali kita saksikan, sebuah perilaku sosial yang menyimpang dari adat kebiasaan
yang lazim, Dan itu terjadi 1 orang dari 10 orang yang lain yang memiliki sikap yang
berbeda. Namun kita tidak bisa menjustifikasi atau menghakimi tindakan dia salah, karenafenomena yang terjadi pada diri seseorang berasal dari kejadian yang ditimbulkan
sebelumnya.Sikap-sikap tersebut adalah :
1. Angkuh
2. Sombong
3. Mau menang Sendiri
4. Egois
5. Sektarian
6. Acuh tak acuh
Sikap-sikap tersebut akan terbawa pada saat mereka memiliki kepandaian atau pengetahuan,
sehingga akan menjadi lain manakala ilmu tersebut digunakan pada hal-hal yang buruk.
Ada sementara orang yang mengatakan bahwa sikap yang berbeda akan membawa dampak
kemajuan dalam hidupnya, tetapi dilain pihak ada yang mengatakan sebaliknya, yaitu
membawa kehancuran dalam dirinya. Yang terbaik adalah keselarasan yaitu membentuksikap yang selaras dan sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat. Dari perpaduan
orang yang memiliki pribadi yang baik dan ilmu yang dimiliki, akan berguna bagi umat
manusia.
Berkesenian dapat membentuk sikap dan pribadi yang baik, hal ini dapat dilakukan apabila
seseorang memahami proses sebuah penciptaan karya seni, dimana dari awalnya ada proses :
CIPTA RASAKARSA
1. CIPTA : Adalah sebuah proses perenungan yang dilakukan dengan kontemplasi, yang
dalam hal ini didasarkan dari kedalaman ilmu seseorang dari olah batin, pengetahuan,
wawasan serta ketajaman intuisi seseorang hingga tercipta sebuah karya seni.
2. RASA : Setelah proses pertama selesai, maka selanjutnya dari hasil penciptaan hingga
menghasilkan karya seni tersebut sebelum di edarkan atau diinformasikan pada orang
lain, dirasakan terlebih dahulu oleh sang pembuatnya. Dari proses ini terjadi perpaduan
antara pikiran dan perasaan sehingga terjadi dialog yang kemudian bisa memutuskan
layak dan tidaknya karya ini ditampilkan.
3. KARSA : setelah selesai dalam proses pengkombinasian tersebut, maka kemudian
dilakukan proses tahapan terakhir yaitu mengkarsakan atau memvisualisasikan dalam
bentuk gerakan, lukisan, tulisan atau bentuk lain yang diinginkan.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
7/62
Proses proses tahapan tersebut terjadi begitu cepat, tergantung dari kemampuan
seseorang dalam memadukan segala potensi yang dimilikinya.
Kebudayaan
A. Pendahuluan
Diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam proses
pembangunan atau keberlanjutan suatu bangsa. Lebih-lebih jika bangsa itu sedang
membentuk watak dan kepribadiannya yang lebih serasi dengan tantangan zamannya. Dilihat
dari segi kebudayaan, pembangunan tidak lain adalah usaha sadar untuk menciptakan kondisi
hidup manusia yang lebih baik. Menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi.
Menciptakan kemudahan atau fasilitas agar kehidupan itu lebih nikmat. Pembangunan adalah
suatu intervensi manusia terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun
lingkungan sosial budaya.
Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan lingkungan
hidupnya. Serentak dengan laju perkembangan dunia, terjadi pula dinamika masyarakat.
Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada. Terjadilah pergeseran
sistem nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam hubungan interaksi manusia di
dalam masyarakatnya.
Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan
makmur yang merata, materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila. Bahwa hakekat
pembangunan Nasional adalah pembangunam manusia Indonesia seutuhnya dan
pcmbangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu
pendekatan dan strategi pembangunan hendaknya menempatkan manusia scbagai pusat
intcraksi kcgiatan pcmbangunan spiritual maupun material. Pembangunan yang melihat
manusia sebagai makhluk budaya, dan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Hal itu
berarti bahwa pembangunan seharusnya mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa. Menumbuhkan sikap hidup yang seimbang
dan berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta integritas sosial yang tinggi. Manusia yangtaqwa kepada Tuhan Yang Mahasa Esa.
Dewasa ini kita dihadapkan paling tidak kepada tiga masalah yang saling berkaitan, yaitu
1). Suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa, dengan latar
belakang sosio budaya yang beraneka ragam. Kemajemukan tersebut tercermin dalam
berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu diperlukan sikap yang mampu mengatasi
ikata-ikatan primordial, yaitu kesukuan dan kedaerahan.
2). Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu nampak
terjadinya pergeseran sistem nilai budaya, penyikapan yang berubah pada anggotamasyarakat tcrhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan mobilitas
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
8/62
sosial, yang diikuti oleh hubungan antar aksi yang bergeser dalam kelompok-kclompok
masyarakat. Sementara itu terjadi pula penyesuaian dalam hubungan antar anggota
masyarakat. Dapat dipahami apabila pergeseran nilai-nilai itu membawa akibat jauh
dalam kehidupan kita sebagai bangsa.
3). Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi, yang membawapengaruh terhadap intensitas kontak budaya antar suku maupun dengan kebudayaan dari
luar. Khusus dengan terjadinya kontak budaya dengan kebudayaan asing itu bukan hanya
itensitasnya menjadi lebih besar, tetapi juga penyebarannya bcrlangsung dengan cepat
dan luas jangkauannya. Terjadilah perubahan orientasi budaya yang kadang-kadang
menimbulkan dampak terhadap tata nilai masyarakat, yang sedang menumbuhkan
identitasnya sendiri sebagai bangsa.
Untuk itulah, kepada lulusan Perguruan Tinggi perlu di bekali pengetahuan yang dapat
mengembangkan kepribadiannya dan agar memiliki sikap hidup yang halus dan terbuka.
B. Pengertian Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta budhayah, yaitu
bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang
memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor
dalam buku yang berjudul Primitive Culture, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan
kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat
manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda,
Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari
kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan
belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang
semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
b. kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia,
misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
c. Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat
dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
2. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin
diperoleh dengan cara belajar.
3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat
kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpakebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun kelompok) dapat
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
9/62
mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
C. Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan yang ada dunia, baik yang kecil,
sedang, besar, maupun yang kompleks. Menurut konsepnya Malinowski, kebudayaan di
dunia ini mempunyai tujuh unsur universal, yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem mata
pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian .Seluruh unsur itu
saling terkait antara yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dipisahkan.
D. Sistem Budaya dan Sistem Sosial
Sistem sosial dan sistem budaya merupakan bagian dari kerangka budaya. Ketiga
sistem tersebut secara analisis dapat dibedakan. Sistem sosial lebih banyak dibahas oleh ilmu
sosiologi, sementara itu sistem budaya banyak dikaji dalam ilmu budaya.Sistem diartikan
sebagai kumpulan bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu
maksud. Sistem mempunyai sepuluh ciri, yaitu:
1. fungsi,
2. satuan,
3. batasan,
4. bentuk,
5. lingkungan,
6. hubungan,
7. proses,
8. masukan,
9. keluaran, dan
10. pertukaran.
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya a tau
kultural sistem merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu
masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan berdiri sendiri, akan tetapi berkaitan dan
menjadi suatu sistem. Dengan demikian, sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan yang
diartikan pula adat-istiadat. Adat-istiadat mencakup sistem nilai budaya, sistem norma,
norma-norma menurut pranata-pranata yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan,termasuk norma agama.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
10/62
Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta
tingkah laku manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini dilakukan melalui proses
pembudayaan atau institutionalization (pelembagaan). Dalam proses ini, individu
mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem
norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil,
dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, mula-mula meniru berbagai macam ilmu n.Setelah itu menjadi pola yang mantap, dan mengatur apa yang dimilikinya.
Sedangkan, sistem sosial pertama kali diperkenalkan oleh Talcott Parsons. Konsep
struktur sosial digunakan untuk menganalisis aktivitas sosial sehingga sistem sosial menjadi
model analisis terhadap organisasi sosial.
Konsep sistem sosial adalah alat bantu untuk menjelaskan tentang kelompok-
kelompok manusia. Model ini bertitik tolak dari pandangan bahwa kelompok manusia
merupakan suatu sistem.
Parsons menyusun strategi untuk menganalisis fungsional yang meliputi semua sistemsosial, termasuk hubungan berdua, kelompok kecil, keluarga, organisasi sosial, termasuk
masyarakat secara keseluruhan. terdapat empat unsur dalam sistem sosial, yaitu:
a. dua orang atau lebih,b. terjadi interaksi di antara mereka,c. interaksi yang dilakukan selalu bertujuan, dand. memiliki struktur, simbol, dan harapan-harapan bersama yang dipedomaninya.
Lebih lanjut, suatu sistem sosial akan dapat berfungsi apabila empat persyaratan di bawah
ini terpenuhi. Keempat persyaratan itu meliputi:
1. Adaptasi, menunjuk pada keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk menghadapi
lingkungannya.
2. Mencapai tujuan, merupakan persyaratan fungsional bahwa tindakan itu diarahkan pada
tujuan-tujuannya.
3. Integrasi, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interelasi antara para anggota
dalam sistem sosial.
4. Pemeliharaan pola-pola tersembunyi, merupakan konsep latent (tersembunyi) pada titikberhentinya suatu interaksi akibat kejenuhan sehingga tunduk pada sistem sosial lainnya
yang mungkin terlibat.
Lebih lanjut, Parson menjelaskan bahwa dalam suatu sistem sosial terdapat 10 unsur yang
membentuk kesempurnaan suatu sistem. Kesepuluh unsur itu, yaitu:
(1) keyakinan,
(2) perasaan,
(3) tujuan sasaran cita-cita,
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
11/62
(4) norma,
(5) kedudukan peranan,
(6) tingkatan,
(7) kekuasaan atau pengaruh,
(8) sanksi,
(9) sarana atau fasilitas, dan
(10) tekanan ketegangan.
E. Makna Sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang dapat bergaul dengan dirinya sendiri, dan
orang lain menafsirkan makna-makna obyek-obyek di alam kesadarannya dan
memutuskannya bagaimana ia bertindak secara berarti sesuai dengan penafsiran itu. Bahkan
seseorang melakukan sesuatu karena peran sosialnya atau karena kelas sosialnya atau karena
sejarah hidupnya. Tingkah laku manusia memiliki aspek-aspek pokok penting sebagai berikut
:
(1) Manusia selalu bertindak sesuai dengan makna barang-barang (semua yang ditemui
dan dialami, semua unsur kehidupan di dunia ini);
(2) Makna dari suatu barang itu selalu timbul dari hasil interaksi di antara orang seorang;
(3) Manusia selalu menafsirkan makna barang-barang tersebut sebelum dia bisa bertindak
sesuai dengan makna barang-barang tersebut. Atas dasar aspek-aspek pokok
tersebut di atas, interaksi manusia bukan hasil sebab-sebab dari luar. Hubungan
interaksi manusia memberikan bentuk pada tingkah laku dalam kehidupannya
sehari-hari, bergaul saling mempengaruhi. Mempertimbangkan tindakan orang lain
perlu sekali, bila mau membentuk tindakan sendiri.
Menurut Blumer dalam premisnya menyebutkan bahwa manusia bertindak terhadapsesuatu berdasarkan makna-makna yang berasal dari interaksi sosial seseorang dengan orang
lain dan disempurnakan pada saat proses interaksi sosial berlangsung.
Makna dari sesuatu berasal dari cara-cara orang atau aktor bertindak terhadap sesuatu
dengan memilih, memeriksa, berpikir, mengelompokkan dan mentransformasikan situasi di
mana dia ditempatkan dan arah tindakannya.
F. Perubahan Sosial
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan dimensi
ruang dan waktu. Perubahan itu bisa dalam arti sempit , luas, cepat atau lambat. Perubahan
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
12/62
dalam masyarakat pada prinsipnya merupakan proses terus-menerus untuk menuju
masyarakat maju atau berkembang, pada perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan.
Menurut Moore dalam karya Lauer, perubahan sosial didefinisikan sebagai
perubahan penting dalam struktur sosial . Yang dimaksud struktur sosial adalah pola-pola
perilaku dan interaksi sosial. Perubahan sosial mencakup seluruh aspek kehidupan sosial,karena seluruh aspek kehidupan sosial itu terus menerus berubah, hanya tingkat
perubahannya yang berbeda.
Himes dan More mengemukakan tiga dimensi perubahan sosial :
(1) Dimensi structural dari perubahan sosial mengacu kepada perubahan dalam bentuk struktur
masyarakat menyangkut perubahan peran, munculnya peranan baru, perubahan dalam
struktur kelas sosial dan perubahan dalam lembaga sosial;
(2) Perubahan sosial dalam dimensi cultural mengacu kepada perubahan kebudayaan dalam
masyarakat seperti adanya penemuan dalam berpikir (ilmu pengetahuan), pembaharuan hasilteknologi, kontak dengan kebudayaan lain yang menyebabkan terjadinya difusi dan
peminjaman kebudayaan;
(3) Perubahan sosial dalam dimensi interaksional mengacu kepada perubahan hubungan sosial
dalam masyarakat yang berkenaan dengan perubahan dalam frekuensi, jarak sosial, saluran,
aturan-aturan atau pola-pola dan bentuk hubungan.
G. Konsep Nilai
Batasan nilai bisa mengacu pada berbagai hal seperti minat, kesukaan, pilihan, tugas,
kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, daya tarik, dan hal-hal lain
yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya (Pepper, dalam Sulaeman,
1998). Rumusan di atas apabila diperluas meliputi seluruh perkem-bangan dan kemungkinan
unsur-unsur nilai, perilaku yang sempit diperoleh dari bidang keahlian tertentu, seperti dari
satu disiplin kajian ilmu. Di bagian lain, Pepper mengatakan bahwa nilai adalah segala
sesuatu tentang yang baik atau yang buruk. Sementara itu, Perry (dalam Sulaeman, 1998)
mengatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subjek.
Ketiga rumusan nilai di atas, dapat diringkas menjadi segala sesuatu yang
dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau yang buruk
sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilakuyang ketat.
Seseorang dalam melakukan sesuatu terlebih dahulu mempertimbangkan nilai.
Dengan kata lain, mempertimbangkan untuk melakukan pilihan tentang nilai baik dan buruk
adalah suatu keabsahan. Jika seseorang tidak melakukan pilihannya tentang nilai, maka orang
lain atau kekuatan luar akan menetapkan pilihan nilai nnluk dirinya.
Seseorang dalam melakukan pertimbangan nilai bisa bersifat subyektif dan bisa juga
bersifat objektif. Pertimbangan nilai subjektif tcnlapat dalam alam pikiran manusia dan
bergantung pada orang yang memberi pertimbangan itu. Sedangkan pertimbangan objektif
beranggapan bahwa nilai-nilai itu terdapat tingkatan-tingkatan sampai pada tingkat tertinggi,
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
13/62
yaitu pada nilai fundamental yang mencerminkan universalitas kondisi fisik, psikologi sosial,
menyangkut keperluan setiap manusia di mana saja.
Dalam kajian filsafat, terdapat prinsip-prinsip untuk pemilihan nilai, yaitu sebagai
berikut.
1. nilai instrinsik harus mendapat prioritas pertama daripada nilai ekstrinsik. Sesuatu yang
berharga instrinsik, yaitu yang baik dari dalam dirinya sendiri dan bukan karena
menghasilkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang berharga secara ekstrinsik, yaitu sesuatu
yang bernilai baik karena sesuatu hal dari luar. Jika sesuatu itu merupakan sarana untuk
mendapat sesuatu yang lain. Semua benda yang bisa digunakan untuk aktivitas mem-
punyai nilai ekstrinsik.
2. nilai ini tidak harus terpisah. Suatu benda dapat bernilai instrinsik dan ekstrinsik. Contoh
pengetahuan, mempunyai nilai instrinsik baik dari dirinya sendiri dan mempunyai nilai
ekstrinsik apabila digunakan untuk kepentingan pembangunan baik di bidang ekonomi,
politik, hukum, maupun bidang-bidang yang lainnya.
3. nilai yang produktif secara permanen didahulukan daripada nilai yang produktif kurang
permanen. Beberapa nilai, seperti nilai ekonomi akan habis dalam aktivitas kehidupan.
Sedangkan nilai persahabatan akan bertambah jika dipergunakan untuk membagi nilai
akal dan jiwa bersama orang lain. Oleh karena itu, nilai persahabatan harus didahulukan
daripada nilai ekonomi.
H. Sistem Nilai
Sistem nilai adalah nilai inti (core value) dari masyarakat. Nilai inti ini diakui dan
dijunjung tinggi oleh setiap manusia di dunia untuk berperilaku. Sistem nilai ini
menunjukkan tata-tertib hubungan timbal balik yang ada di dalam masyarakat. Sistem nilai
budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (Koentjaraningrat, 1981).
Sistem nilai budaya ini telah melekat dengan kuatnya dalam jiwa setiap anggota masyarakat
sehingga sulit diganti atau diubah dalam waktu yang singkat. Sistem budaya ini menyangkut
masalah-masalah pokok bagi kehidupan manusia.
Sistem nilai budaya ini berupa abstraksi yang tidak mungkin sama persis untuk setiap
kelompok masyarakat. Mungkin saja nilai-nilai itu dapat berbeda atau bahkan bertentangan,hanya saja orien-tasi nilai budayanya akan bersifat universal, sebagaimana Kluckhohn (1950)
sebutkan.
Menurut Kluckhohn, sistem nilai budaya dalam masyarakat di mana pun di dunia ini, secara
universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
4. Hakikat hidup manusia. Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrim.
Ada yang berusaha untuk memadamkam hidup (nirvana = meniup habis). Ada pula yang
dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai sesuatu hal yang baik
(mengisi hidup).
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
14/62
5. Hakikat karya manusia. Setiap manusia pada hakikatnya berbeda-beda, di antaranya ada
yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan
atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
6. Hakikat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda. Ada yang berpandangan mementingkan
orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau yang akandatang.
7. Hakikat alam manusia. Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi
alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang
beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah
kepada alam.
8. Hakikat hubungan manusia. Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia
dengan manusia, baik secara horisontal maupun secara vertikal kepada tokoh-tokoh. Ada
pula yang berpandangan individualists (menilai tinggi kekuatan sendiri).
Berdasarkan hasil suatu penelitian, ada tiga pandangan dasar tentang makna hidup, yaitu:
(1) hidup untuk bekerja,
(2) hidup untuk beramal, berbakti, dan
(3) hidup untuk bersenang-senang.
Sedangkan makna kerja, yaitu:
(1) untuk mencari nafkah,
(2) untuk memper-tahankan hidup,
(3) untuk kehormatan,
(4) untuk kepuasan dan kesenangan, dan
(5) untuk amal ibadah.
I. Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan di mana pun selalu dalam keadaan berubah, ada dua sebab
perubahan
1. Sebab yang berasal dari masyarakat dan lingkungannya sendiri,misalnya perubahan
jumlah dan komposisi
2. sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dankebudayaan lain, cenderung untuk berubah secara lebih cepat.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
15/62
3. adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Dalam masyarakat maju, perubahan kebudayaan biasanya terjadi melalui penemuan
(discovery) dalam bentuk ciptaan baru (inovatiori) dan melalui proses difusi. Discovery
merupakan jenis penemuan baru yang mengubah persepsi mengenai hakikat suatu gejala
mengenai hubungan dua gejala atau lebih. Invention adalah suatu penciptaan bentuk baruyang berupa benda (pengetahuan) yang dilakukan melalui penciptaan dan didasarkan atas
pengkom-binasian pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda dan gejala
yang dimaksud.
Ada empat bentuk peristiwa perubahan kebudayaan. Pertama, cultural lag, yaitu
perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat.
Dengan kata lain, cultural lag dapat diartikan sebagai bentuk ketinggalan kebudayaan, yaitu
selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima
secara umum sampai masyarakat menyesuaikan diri terhadap benda tersebut.
Kedua, cultural survival, yaitu suatu konsep untuk meng-gambarkan suatu praktik yang telahkehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang tetap hidup, dan berlaku semata-mata
hanya di atas landasan adat-istiadat semata-mata. Jadi, cultural survival adalah pengertian
adanya suatu cara tradisional yang tak mengalami perubahan sejak dahulu hingga sekarang.
Ketiga, pertentangan kebudayaan (cultural conflict), yaitu proses pertentangan antara
budaya yang satu dengan budaya yang lain.
Konflik budaya terjadi akibat terjadinya perbedaan kepercayaan atau keyakinan antara
anggota kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.
Keempat, guncangan kebudayaan (cultural shock), yaitu proses guncangan kebudayaan
sebagai akibat terjadinya perpindahan secara tiba-tiba dari satu kebudayaan ke kebudayaan
lainnya. Ada empat tahap yang membentuk siklus cultural shock, yaitu: (1) tahap inkubasi,
yaitu tahap pengenalan terhadap budaya baru, (2) tahap kritis, ditandai dengan suatu perasaan
dendam; pada saat ini terjadi korban cultural shock, (3) tahap kesembuhan, yaitu proses
melampaui tahap kedua, hidup dengan damai, dan (4) tahap penyesuaian diri; pada saat ini
orang sudah membanggakan sesuatu yang dilihat dan dirasakan dalam kondisi yang baru itu;
sementara itu rasa cemas dalam dirinya sudah berlalu.
Konsepsi Budaya Dasar Dalam Berbagai Bidang Kesusasteraan
1. Hakekat Puisi
Dipandang dari segi bangunan bentuknya pada umumnya puisi dianggap sebagai
pemakaian atau penggunaan bahasa yang intensif; oleh karena itu minimnya jumlah kosa kata
yang digunakan dan padatnya struktur yang dimanipulasikan,namun justru karena itu
berpengaruh kita dalam menggerakkan emosi pembaca karena gaya penuturan dan daya
lukisnya. Bahasa puisi dikatakan lebih padat lebih indah, lebih cemerlang dan hidup
(compressed, picturesque, vivid) daripada bahasa prosa atau percakapan sehari-hari.
Bahasa puisi mengandung penggunaan lambang-lambang metaforis dan bentuk-
bentuk intutive yang lain untuk mengekspresikan gagasan, perasaaan dan emosi oleh karena
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
16/62
puisi senantiasa menggapai secara eksklusif ke arah imajinasi dan ranah (domain) bentuk-
bentuk emotif dan artistiknya sendiri.
Kepadatan bahasa puisi itu sebenarnya sangat berkaitan. Secara sinkron dan integratif
dengan upaya sang penyair dalam memadatkan sejumlah pikiran, pcrasaan dan emosi serta
pe-ngalaman hidup yang diungkapannya. Hal yang membedakan seorang penyair daripengarang prosa adalah karena kemampuannya dalam mengekspresikan hal-hal yang sangat
besar dan luas dalam bentuk yang ringkas dan padat.
Dipandang dari segi isinya puisi yang bagus merupakan ekspresi yang paling benar
(genuine expression) atas kcseluruhan kepri-badian manusia dan kerena itu ia dapat
menyampaikan secara luar biasa keinsyafan pikiran dan hari manusia tehadap pcngalaman
dan peristiwa kehidupan. Dengan demikian fenomen- budaya puisi itu tcrcipta dalam proses
yang kira-kira bisa dibagankan sebagai bcrikut:
2. Penyajian Puisi dalam Pendidikan dan pengajaran di semua tingkatan
Berdasarkan sejumlah pandangan yang terpilih dari para ahli dan kritikus sastra
dapatlah dikatakan bahwa puisi bersifat koekstensif dengan hidup (W.J.G. race, 1965:5)
yang berarti bcrdiri berdampingan dalam kedudukan yang sama dengan hidup sebagai
pencerminan dan krilik atau interpretasi terhadap hidup.
Dalam pemikiran aslinya Dr. Smuel Johnson menyebutkan general nature sebagai
obyek percerminan. Dalam hal ini puisi itu sendiri bukanlah sebuah cermin, dalam
pengertian ia tidak semata-mata mereproduksi suatu bayangan alam (dan kehidupan), tetapi ia
membuat alam itu direfleksikan di dalam bentuknya yang banyak berisi arti (Northrop Frye,
1957: 84).
Secara aktual apa yang dinyatakan oleh penyair dalam puisinya dapat merupakan
analogi, koresponden atau mirip dengan alam lahir (external nature). Di sini cermin tidak
semata-mata mereflcksikan alam lahir itu, oleh karena alam di sini juga mencakup
inleligensi manusia, perasaanya dan cara atau aktivitas manusia itu melihat dirinya sendiri.
Tendensi pandangan dalam kritik modern mengenai dalil pencerminan tersebut
menganggap bahwa puisi sebagai suatu jenis karya scni merupakan heterokosmos yakni
sebagai alam kedua. Dalam memandang sastra pada umumnya dan puisi pada khususnya
sebagai pencerminan pengalaman, kita tidak akan berpikir bahwa sastra (puisi) sebagaipenyajian norma-norma secara statistik.
Sebegitu jauh sastra/puisi di zaman angkatan Pujangga Baru (tahun 30-an) boleh
disebut hanya mengenal atau cenderung kepada minoritas orang-orang berpendidikan
menengah dan feodal sebagaimana sastra Eropa Barat di abad pertengahan yang hanya
menyuarakan gerak hidupnya kaum bangsawan yang mencari kekuatannya pada tema-tema
tertentu saja, misalnya cinta istana.
Namun sastra/puisi Indonesia di kurun 1942 1945 mengumandangkan tuntutan
masyarakat akan kemerdekaan dan di tahun 1960-an meneriakkan pemberontakan kepada
kaum tirani dan despot. Sedangkan puisi-puisi Gunawan Muhammad atau Sapardi JokoDamono lebih banyak ber-sifat renungan pada pencarian nilai-nilai.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
17/62
2.1. Hubungun puisi dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra/puisi disebut pengalaman
perwakilan (vicarious experience, (1) D.L. Burton, 1964: 4, (2) M.E. Fowler, 1965: 219, (3)W.J. Grace, 1965: (4). lni berarti bahwa manusia senantiasa ingin mcmiliki salah satu
kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan
pengalaman langsung yang terbalas. Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat
memberikan kepada mahasiswa memiliki kesadaran (insightwawasan) yang penting untuk
dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan tentang masyarakat.
Dengan keseringan membaca dan mendiskusikan hasil karya sastra/puisi dengan
bimbingan dosen yang bijaksana dan matang mcreka dapat berkembang untuk mengerti tidak
saja terhadap diri mereka masing-masing dan hubungannya dengan masyarakat di mana
mereka hidup, tetapi juga terhadap kcahlian dan kearifan senimannya (the craft of the artist).
Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan ilu dapat dilakukan dengan suatu
kemampuan yang disebut imaginative entry (D.L. Burton, 1965: 1544), yaitu kemampuan
menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang diluangkan penyair
dalam puisinya. Sebagai pemuda tentulah mahasiswa itu pcrnah jatuh cinta, kebencian yang
mendendam, keberanian memprotes, sakit hati dan penderitaan olch kesedihan, keterharuan
dan kebanggaan olch dalang-nya suatu harapan yang membahagiakan. Dengan
mengidentifikasi pengalaman-pengalaman itu mereka dapat memasuki pcngalaman dalam
puisi dengan membaca dan mendiskusikannya, sehingga mcreka dapat mempcrluas
ketahuannya terhadap dirinya dan terhadap orang lain.
Puisi mempunyai kekuatannya sendiri dalam memperluas pengalaman hidup aktual
dengan jalan mengalur dan mensintesekannya. Pengalaman yang melayani kebutuhan
universal manusia untuk memperoleh pelarian dan obat penawar dari beban kesibukan hidup
yang rutin.
2.2 Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi kita dapat diajak untuk dapat menjenguk hati dan
pikiran/kesadaran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri. Hal ini sangat dimungkinkan
oleh puisi itu sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca
bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman sctiap orang, yang bisa mengenai;
- topang yang dipakai orang dalam kehidupan yang nyata
- bcrbagai pcranan yang diperankan orang dalam mcnampilkan diri di dunia atau
lingkungan masyarakatnya.
Adalah hak dan misi seorang penyair lewat puisinya untuk membuka tabir yang
mcnutupi hati manusia dan membawa kita untuk melihat sedekat- dekatnya rahasia pikiran,
perasaan dan impian manusia. Pada akhirnya puisi mempcrluas dacrah pcrscpsi kita
memperlcbar dan memperdalam serta menyempurnakan sensibilitas emosional kita,
kemampuan kita untuk merasakan, sehingga kila dibuatnya menjadi lebih sensitif, lebihresponsif dan mejadi manusia yang lebih simpatik.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
18/62
2.3. Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga membcrikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial, yang tcrlibat dalam issue dan problema sosial. Sccara imajinatif puisi dapat
menafsirkan sittuasi dasar manusia sosial, yang bisa bcrupa:
- penderitaan atas ketidak adilan
- perjuangan untuk kekuasaan.
- konfliknya dengan secsamanya
- pemberontakannya lerhadap hukum Tuhan atau hukum manusia sendiri.
2.4. Puisi dan nilai-niiai.
Dengan membcrikan pengarahan dna bimbingan yang tepat dalam proses membacadan mendiskusikan puisi, mahasiswa akan men-jumpai nilai-nilai (value) yang bermanfaat
bagi lingkungan hidupnnya. Ia akan membaca tentang manusia laki-laki atau perempuan yang
mungkin telah mengambil sikap tertentu tentang moral dan etika yang menjadi pilihannya.
Kata drama berasal dari kata Greek draien yang berarti to do, to act. Sementara itu
kata teater berasal dari kata Greek the-atron yang berarti to see, to view. Perbedaan antara
kedua istilah itu dapat dilihat pada pasangan ciri-ciri sebagai berikut ;Drama teater
play : performance
script : production
text : staging
author : actor
creation : interpretation
theory : practice
Dari perbandingan di atas kiranya nampak bahwa drama lebih me-rupakan lakon yangbelum dipentaskan; atau skrip yang belum diproduksikan; atau teks yang belum
dipanggungkan; atau hasil kreasi pengarang yang dalam batas-batas tertentu masih bersifat
teoritis. Sementara itu teater lebih merupakan performansi dari lakon; atau produksi dari
skrip; atau pemanggungan dari teks; atau hasil interpretasi aktor dari kreasi pengarang yang
dalam batas-batas tertentu bersifat mempraktekkan.
Mengapresiasi drama sebagai sastra (terutama jika menggunakan pendekatan
obyektif) tidak dapat dilepaskan dari memahami elemen-elemen atau unsur-unsur drama
yakni : alur (plot) bahasa lakon (terutama dialog), dan tokoh (character). Namun hendaklah
diingat bahwa ketiganya (plot, dialog dan character) bukanlah monopoli drama, oleh karena
prosa fiksi pun memiliki elemen-elemen tadi.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
19/62
Dari sini jelas bahwa perbedaan antara novelis dengan penulis lakon dalam
menyajikan tokoh, terletak pada alat yang digunakan. Penulis lakon menggunakan alat dialog
dan aksi. Sementara itu novelis akan menggunakan alat dialog dan wacana narator (narrators
discourse).Dari apa yang telah disajikan di atas semakin jelaslah bahwa elemen-elemen
drama dalam batas-batas tertentu terdapat juga di dalam prosa fiksi.
4. PROSA FIKSI
Istilah prosa fiksi banyak padanannya. Kadang-kadang di sebut : narrative fiction,
fictional narrative, prose fiction atau hanya fiction saja. Kata Latin fictionem dari kata fingere
artinya menggambarkan atau menunjukkan. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi seringditerjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai Bentuk cerita atau prosa
kisahan yang mempunyai peme-ran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh dayakhayal atau imajinasi (Saad & Moeliono). Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk
roman, atau novel, atau cerita pendek.
4.1 Nilai-nilai di dalam prosa fiksi
Yang dimaksud dengan nilai di sini adalah persepsi dan pengertian yang diperoleh
pembaca lewat sastra (prosa fiksi). Hendaknya disadari bahwa tidak semua pembaca dapat
mem-peroleh persepsi dan pengertian tersebut. Ini hanya dapat diperoleh pembaca, apabila
sastra menyentuh diririya. Nilai tersebut tidak akan diperoleh secara otomatis dari membaca.
Dan hanya pembaca yang berhasil mendapat pengalaman sastra saja yang dapat merebut
nilai-nilai dalam sastra.
(a). Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca
mendapatkan pengalaman sebagaimana jika mengalaminya sendiri peristiwa atau keja-
dian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imaginasinya untuk mengenal
daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya, atau yang tak mungkin
dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau
asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai suatu
sukses. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa tempat atau tokoh dalam
fiksi itu mirip dengan manusia manusia atau tempat-tempat dalam kehidupan sehari-hari.
Kecuali kenikmatan literer, fiksi juga memberikan kesenangan yang berupa
stimulasi intelektual. Ini datang dari adanya ide-ide, wawasan-wawasan, atau pemikiran-pemikitan yang baru, yang aneh, yang luar biasa, bahkan juga yang mungkin sangat
membahayakan jika diungkap-kan bukan lewat sastra.
(b). Prosa fiksi memberikan informasi.
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Jika
kita memerlukan suatu fakta, maka kita dapat membuka buku. Tetapi jika kita
menginginkan wawasan yang berbeda dari apa yang ada di dalam fakta, maka kita harus
memilih sastra. Dari sastra mungkin kita akan mendapatkan nilai-nilai dari sesuatu yang
mungkin di luar perhatian kita. Dari novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih
daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidup-an masalalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang, atau kehidupan yang sama sekali asing.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
20/62
(Kita ingat misalnya Robinson Crusoe (Defoe) atau Perjalanan ke Akhirat (Djamil
Suherman).
Fiksi juga memberikan ide atau wawasan yang lebih dalam daripada sekedar fakta
yang hanya bersifat meng-gambarkan. Dari fiksi dapat dipahami tentang kelemahan,
ketakutan, keterasingan, atau hakekat manusia lebih daripada apa yang disajikan olehbuku-buku psikologi, sosiologi, atau anthropologi.
Fiksi bersifat mendramatisasikan, bukan hanya sekedar menerangkan seperti
misalnya buku teks psikologi. Mendramatisasikan, berarti mengubah prinsip-prinsip
abstrak menjadi suatu kehidupan atau lakuan/tindakan (action). Kita jadi ingat misalnya
pada Ziarah (Iwan Simatupang) yang merupakan dramatisasi atau fisikalisasi dari ide
keterasingan kehidupan manusia, sebagaimana diperankan oleh profesor filsafat itu.
(c). Prosa fiksi memberikan warisan kultural.
Pelajaran sejarah dapat memberikan sebagian warisan kultural kepada mahasiswa;demikian pula dengan pelajaran matematika, seni, dan musik. Para mahasiswa yang
mempelajari bahasa dan sastra akan memperoleh kontak dengan : impian-impian,
harapan-harapan, dan aspirasi-aspirasi, sebagai akar-akar dari kebudayaan. Prosa fiksi
dapat menstimulai imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-
hentinya dari warisan budaya bangsa.
Novel-novel yang terkenal seperti : Sitti Nurbaya, Salah Asuhan, Layar
Terkembang mengungkapkan impi-an-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari
generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Bagi bangsa
Indonesia novel-novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti Jalan Tak Ada
Ujung, Perburuhan, jelas merupakan buku novel yang berarti, sementara kita menyadari
bahwa revolusi itu sendiri adalah suatu tindakan heroisme yang mengagumkan dan
memberikan kebanggaan.
(d). Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan.
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-
pengalamannya dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesem-
patan untuk memilih respon-respon emosional atau rang-kaian aksi (action) yang
mungkin sangat berbeda daripa-da apa yang disajikan oleh kehidupan sendiri. Rangkaian
aksi itu sendiri mungkin tidak pernah ada dan tidak pernah terjadi di dalam kehidupanfaktual.
Adanya semacam kaidah kemungkinan yang tidak mungkin dalam fiksi inilah
yang memungkinkan pembaca untuk dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan
wawasannya tentang tokoh, hidup, dan kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh
pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam
menghadapi kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin sangat berlainan dari
pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki status sosial tinggi, tetapi ternyata
mendatangi perempuan simpanannya walaupun dengan alasan-alasan psikologis, seperti
dikisahkan novel Belenggu, adalah contoh dari the probable impossibility. Tetapi justru
dari sinilah pembaca memperluas per-spektifnya tentang kehidupan manusia.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
21/62
Kesanggupan sastra (fiksi) untuk menembus pikiran dan emosi seperti itu dapat
memberikan impaknya yang luar biasa. Beberapa novel kadang-kadang menyajikan suatu
wawasan atau pemikiran yang subtil, bahkan sampai kepada yang gila (Ingat beberapa
novelet Putu Wijaya).
4.2 Aspek ekstrinsik prosa fiksi.
Faktor sejarah dan lingkungan seringkali dapat dibuktikan ada kaitannya dengan
sebuah cipta sastra (fiksi). Dengan kata lain kekuatan-kekuatan di dalam masyarakat atau
lingkungan itulah justru memiliki pengaruh yang kuat pada diciptakanya sebuah karya prosa
fiksi. Sehingga kejadian-kejadian yang bersamaan dalam proses pembuatan sebuah karya
prosa fiksi seringkali menjadi ide dan inspirasi dari pengarangnya.
Konsepsi Budaya Dasar Dalam Seni Rupa
1. HAKEKAT SENI RUPA.
Keutuhan manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman,
penghayatan dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai
salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan pranata budaya
untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif
dalam kegiatan apresiatif.
Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap seni rupa seolah-
olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai karya seni yang
nampak rupa seolah-olah hanya dapat dihayati dengan indra mata. Maka itu kadang-kadang
seni rupa itu disamakan dengan seni visual, yakni seni yang aktifitasnya erat sangkut pautnya
dengan visi indrawi (mata) Tetapi sebenarnya seni rupa itu lebih dari yang hanya bersifat
lahiriah semata, yakni lebih dalam lagi dan meliputi pula visi bathiniah.
Seni rupa sebagai karya yang kasat mata, perwujudannya itu adalah merupakan wadah
pembabaran idea yang bersifat bathiniah Dalam mengadakan pendekatan terhadap seni rupa
seluruh pancaindra kita, khususnya penglihatan, perabaan dan perimbangan kita terlibat
dengan asyiknya terhadap bentuk seni rupa itu yang terdiri dari aneka warna, garis, bidang,
tekstur dan sebagainya yang bersifat lahiriah itu untuk seterusnya menguak alam kesadaranjiwa kita untuk lebih jauh menghayati isi yang terbabar dalam karya seni rupa itu serta idea
yang melatar belakangi kehadirannya.
Maka itu dalam mengadakan pendekatan terhadap karya seni rupa kita tidak cukup
hanya bersimpati terhadap karya seni rupa itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati
(empathy). Empati berasal dari kata Yunani yang berarti Terasa di dalam, sedangkan simpati
yang juga berasal dari kata Yunani berarti merasa dengan. Jadi dalam menghayati suatu karya
seni secara empati berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu.
Seorang pribadi yang berempati orang ini mencoba melihat dunia dari makhluk
manusia lain, melalui mata dari orang lain. Empati memerlukan keterlibatan, imajinasi,
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
22/62
pengertian, identifikasi dan interaksi. Dengan faktor-faktor tersebut maka kualitas empati
lebih meningkat
Dengan kesediaan kita mempelajari suatu karya seni secara empati, yaitu mencoba
memahami apa yang sebenarnya terbabar dalam karya seni itu, baik terhadap karya seni yang
berasal dari jaman lampau maupun dari masa kini dari daerah yang sama atauberjauhan,berarti kita telah terbuka untuk memahaminya.
Memang, pada dasarnya manusia bersifat sukar memahami manusia lainnya,
termasuk bersifat sukar menerima karya seni bentuk-bentuk asing. Pemahaman terhadap
karya seni bentuk-bentuk asing seperti karya seni rupa prmitif atau karya seni rupa kuno,
bahkan juga terhadap karya seni rupa modern tidaklah mudah, Satu syarat yang masih
dituntut oleh seni modern yang bahkan merupakan ciri khasnya, ialah kreativitas. Dari sebuah
perkataan ini tercantumlah beberapa sifat yang merupakan gejala-gejalanya. Oleh karena itu
untuk menghindarkan istilah modern yang bermuka banyak itu tadi, ada yang menamai seni
modern itu dengan seni kreatif. Contoh, karya-karya seni rupa modern adalah karya-karya
seniman :
a. Paul Cezane,
b. Paul Gauguin,
c. Vincent van Gogh,
d. Pablo Picasso,
e. Naum Gabo,
f. Antoine Pevsner,
g. Ozcenfant,
h. Marinelti,
i. Mari Utrillo,
j. Max Chagal,
k. Henry Moor,
l. Kandinsky dan sebagainya.
Di Indonesia kita mengenal seniman pelukis dan pemahat modern antara lain:
a. Affandi,b. Popo Iskandar,c. Zaini,d. G. Sidharta,
e. Klul,f. Cokot,
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
23/62
g. Ida Bagus Nyana dan sedcretan scniman muda lainnya
Karya-karya mereka (sebagian) dipajang di becrapa lempat scperti :Balai Scni Rupa Pusat
di Jakarta, Museum Affcndi di Yogyakarta, Museum bali di Dcnpasar, Museum Ralna Warta
di Ubud (Bali), Pusat Kcsenian Bali di Dcnpasar, Museum Sctcja Neka di Ubud (Bali) dan di
bebcrapa tempat kolcktor lainnya.
2. BEBERAPA GAYA, CORAK, ATAU ISME SENI RUPA.
Di muka telah di singgung, bahwa kclahiran karya-karya seni rupa yang berbeda-beda
pada liap-liap jaman dikarcnakan masing-masing jaman itu mcmiliki aliran-aliran pikiran
yang berbeda-beda. Masing-masing jaman mclahirkan karya-karya scni rupa dengan ciri-
cirinya masing-masing. Ada kalanya pada satu jaman lahir aliran-aliran pikiran yang berbeda-
beda, schingga melahirkan pula corak karya seni rupa yang berbeda.
Jadi yang dimaksud dengan gaya dalam seni rupa adalah corak atau isme yang
dikarenakan aliran-aliran pikiran yang mendorong alau mclatar belakangi kelahiran karyascni rupa itu.
Karena adanya perbedaan-perbedaan konsepsi pikiran dari masing-masing jaman,
maka masing-masing jaman mclahirkan kcsenian yang mem-punyai ciri-ciri yang khusus.
Adanya bermacam gaya, corak atau isme.itu mempunyai pesona-pesona sendiri yang khusus
dan khas. Di samping itu, tiap-tiap aliran corak, gaya atau ismc itu mempunyai tujuan tcrtcntu
atau fungsi sendiri-sendiri. Atau tiap-tiap aliran itu mempunyai cita-cita seni sendiri, sesuai
dengan pikiran jamannya.
Karena cila-cita seni itu berbeda-beda, yang satu ke arah kemanusiaan, yang satunya
kc arah ke Tuhanan dan sebagainya, maka karya-karya seni itu memperlihatkan wujud yang
berbeda-beda. Namun demikian kesenian mempunyai aspek-aspek persamaan.
Kesenian Primitif
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa mutu suatu ciptaan terutama pada sifatnya
yang khas, yang tak ada pada ciptaan lain untuk mencari karya yang khas, unik dan tidak ada
duanya itu, maka orang menoleh ke masa seni primitif.
Kesenian primitif kesederhanaannya menimbulkan kesan yang mengagumkan.
Kesenian primitif tidak di buat atas dasar sadar artistik tctapi dibuat atas dasar sadar magis.
Benda yang dibuat tidak ditujukan sama sekali untuk benda seni yang menarik (artistik), tapi
sebagai benda sakti. Contoh : patung-patung suku Asmat dari Irian sungguh menarik pesona
seni orang-orang modern, meskipun karya-karya itu tidak memiliki keindahan menurut
pesona seni klasik.
Kita sering keliru menilai suatu karya seni dan menilai tidak dari karya scni itu sendiri
pada jamannya, melainkan dengan kriteria dari luar jaman karya scni itu. Biasanya kita
menggunakan ukuran masa kini atau masa klasik untuk menilai karya seni primitif. Gaya
klasik semula dimaksudkan ialah kesenian Yunani kuno.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
24/62
Di Indonesia kesenian dan kesusastraan Hindhu dianggap klasik. Kadang-kadang
kesusastraan melayu juga di scbut klasik. Ciri-ciri seni klasik adalah tenang, harmonis,
symetris atau seimbang. Contoh: wayang kulit, patung dari jaman Hindhu dan sebagainya.
Lawan dari klasik ialah seni romantik, yang dengan sadar mengingkari keseimbangan
klasik, bentuk teratur dan tradisional. Sedangkan romantik menyampingkan realitas danmengikuti emosi, terutama cmosi yang dramatis dan tragis yang amat menarik. Para scniman
romantik mengubah ralitas dengan berdasarkan fantasinya dan selanjutnya seolah-olah hidup
di dalam impian.
Dengan demikian wajarlah para seniman romantik mencari obyek yang biasa
merangsang fantasi-fantasinya dan bisa memberi jalan untuk melahirkan rasa romantisnya.
Pelukis romantis Indonesia yang terkenal adalah Basuki Abdullah dengan buah karyanya
yang menawan penggemarnya.
Di Barat romantik berkembang pada bagian akhir abad ke 18 atau pada permulaan
abad ke 19, bersamaan dengan aliran neo-klasik.
Neo-klasik adalah aliran yang berorientasi pada kcbcnaran dan kcindahan Recoco
yang berkembang di Perancis pada pertcngahan abad ke 18 (*).
Apabila gaya rococo mcncerminkan kehalusan dan pcrmainan cinta serta keingingan
menghias tanpa tujuan tertentu, maka gaya neo-klasik ialah suatu jawaban terhadap kerinduan
pada masa silam dari kcscnian negara tua. Ciri-cirinya:
1). mengagung-agungkan bentuk,
2). komposisi seimbang,
3). gerak tidak berlebih-lebihan,
4). warnanya dingin dan
5). obyek tentang sejarah dan mitologi
Contoh karya neo-klasik adalah karya-karya Jacques Louis David yang menunjukkan adanya
kemahiran dalam anatomi dan kctclitian dalam membuat lipatan-lipatan kain serta
penyusunan figur-figur secara scimbang.
Perbedaannya dengan corak Barok nampak jelas. Gaya Barok litik berat di scgala
jurusan, tidak ada kescimbangan synctris. Warna dan sinar kontras dan scrba bcrgcrak.
Ukuran tafril scrba besar. Sedangkan seni klasik, titik bcrat pada tengah-tengah lukisan,
scimbang dan symetris. Karya korcvoor dan Hcsscling adalah salah satu contoh gaya Barok
yang mempcrlihatkan bcrmacam-macam efck yang bcrgerak dengan kontras yang kuat sckali.
Sesudah gaya romantik, berturut-turut limbul realisme, impresionisme dan
ekspresionesme. Realisme dibedakan dengan naturalisme. Realisme tidak seperti halnya
romantik yang hanyut pada emosi individual, melainkan tingkah laku di dunia pada
umumnya. Jadi terletak pada arah kebenaran umum dalam hal ini kehidupan sosial. Di Baratkarya Daumier adalah contoh yang baik unluk gaya realisme. Dan di Indonesia kita dapat
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
25/62
menunjuk karya-karya Henk Ngantung yang menggambarkan kchidupan para petani buruh
dan nelayan dari tingkat kelompok sosial bawah.
Gaya Racoco >
Hanya dipakai dalam interior rumah (pintu, mebel, barang-barang kerajinan dansebagainya) yang ditaati oleh pemakai ornamen yang berlebih-lebihan seperti motif sulur-
sluran daun,
Apa yang telah di paparkan di atas sebagai gaya realis yang berbeda dengan gaya
naturalis. Gaya naturalis selalu mewujudkan seperti terlihat dalam alam. Dalam lukisan
naturalis seniman menghubungkan hal-hal kecil scbanyak mungkin, membangun lukisan
secara teliti dan tcrperinci dengan selalu mengulang supaya mirip dengan benda
scsungguhnya secara foto grafis dengan mempcrhatikan bentuk maupun tekstur, refleksi
warna dari satu benda terhadap yang lain dan sebagainya. Contoh karya naturalis yang
banyak adalah karya-karya Abdullah Suryo Subroto yang senang melukis obyek-obyek
pemandangan di sekitar gunung Merapi dan alam pegunungan yang indah.
Apabila aliran naluralis sangal leliti dalam melukis obyeknya, tidak demikian halnya
dengan aliran imprcsionismc. Naturalisme mcnimbulkan kesan efck yang pcrmanen dan
abadi, scdang imprcsionisme mcrupakan hasil dari pcrtumbuhan keadaan scpintas lalu serta
pcrcobaan scketika. Imprcsionismc menunjukkan kesan-kesan scketika atau scsaat dan tidak
pcrmanen. Pclukis imprcsionismc tidak Iagi mcncliti dengan ccrmat bentuk-bentuk
obyeknya.
3.ALIRAN SENI LUKIS
a. Surrealisme
Aliran untuk melukiskan suatu aktivitas jiwa manusia yakni aktivitas jiwa yang masih
dalani kcadaan bebas, yang belum terkekang oleh kaidah-kaidah logika, etika, estetika dan
scbagainya. Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering
ditemui di dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan
kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu
yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Jadi surrealisme ini hendak melukiskan pcngalaman manusia secara scdalam-
dalamnya. Aliran ini lahir sejak terbitnya manifes yang di tulis oleh A. Breton (manifesto dusurrcalisme) pada tahun 1942 dan memuneak an-tara tahun 1934 1938. Karya-karya yang
tergolong surrealis adalah buah karya : Savador Dali, M. Chagall dan Paul Klce.
b. Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam
bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari
aliran ini adalah Pablo Picasso . adalah nama bagi suatu aliran dalam scni lukis dan seni pahat
modern yang lahir pada tahun 1908. Aliran ini mula bcrtujuan untuk mempcrsahajakan
benda-benda menjadi bentuk-bentuk geomctris, kemudian lcbih bcrcorak dekoratif dan non
obyektif.
http://sirril-wf.blogspot.com/2009/10/aliran-seni-lukis.htmlhttp://sirril-wf.blogspot.com/2009/10/aliran-seni-lukis.htmlhttp://sirril-wf.blogspot.com/2009/10/aliran-seni-lukis.htmlhttp://sirril-wf.blogspot.com/2009/10/aliran-seni-lukis.html -
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
26/62
Penganjuran pcrtama adalah Pablo Picasso dan Brauquc. Karya Pablo Picasso yang
bcrgaya kubisme yang tcrkcnal adalah lukisannya yang bcrjudul Guernice (1937).
Sebenarnya lukisan ini kombinasi gaya ekspresionisme, surrealisme dan kubisme. Lukisan ini
adalah buah dari reaksi kemarahan Picasso atas pengeboman scmcna:mcna olch angkatan
udara Jerman atas Guernice yang sama sckali tidak dipertahankan secara milker.
c. Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran
ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya.
Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan
kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh
terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh
d. Ekspresionisme
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan
dengan efek-efek emosional . Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan , sastra ,
film , arsitetur , dan musik . Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi
kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
Pelukis Matthias Grnewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis. seniman berusaha
mengungkapkan kesadaran jiwanya yang dalam terhadap obycknya. Jadi corak
cksprcsionismc ilu scsungguhnya mcnggambarkan bagaimana scsungguhnya pcrasaan
jiwanya tcrhadap obycknya, bukan lagi mcngambarkan kesan rasan luar dari sualu obyck.
Corak cksprcsionismc lcbih mcmcntingkan cksprcsi, yaitu pcrnyataan balhin yang sclalu
tumbuh karcna dorongan akan mcnjclmakan pcrasaan atau buah pikiran . Pada corak
ekspresionismc itu yang diutamakan adalah inti-sari atau hakekat, jadi soal di dalam atau
ada juga yang mcngatakan soal kejawaan.
Oleh karena yang diungkapkan soal kejiwaan, scdangkan jiwa itu scsuatu yang
abstrak, maka wujudnya ada kalanya abstrak. Corak eksporcsionismc inilah mcnjadi dasar
scni modern dengan bebcrapa cabangnya sepcrti: kubisme, fauvismc, purismc, futurismc,
dadaisme, sur-realisme, naif-primitifismc dan scbagainya.
e. Impresionisme
Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris padatahun 1860an . Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet , Impression, Sunrise
(Impression, soleil levant) . Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran
dalam artikelnya di Le Charivari .
Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah
(bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena
dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas
pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang
tidak biasa. Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain
seperti Post-Impresionisme , Fauvisme , and Kubisme . Ia memiliki ciri khas:
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
27/62
Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan
pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan.
Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina .
Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan
sebagai bayangan).
Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudianditerapkan di dalam lukisan.
Dikerjakan di luar ruangan
Apabila warna yang diletakkan terpisah (berjajar) satu persatu yang mempertinggi
kecemerlangan warna terhadap yang lain. Hasilnya melahirkan efek-efek yang menggetar
pada mala pengamal. Contoh karya-karya impresionisme adalah karya-karya seniman :
Monet, Manet, Vincent van Gogh dan sebagainya. Di Indonesia karya Gusti Ngurah Gede
Pemecutan yang bergaya pointilismc adalah salah salu contoh gaya impresionismc.
Apabila gaya imprcsionismc hanya menangkap kesan luar dari suatu Obyek yang
dilukiskannya dengan warna cahaya yang mclclch, lain halnya dengan ekspresionisme. Aliran
ini mengulamakan (untuk dilukis) kesan llahi yang bcrsifat bathiniah. Melaluiekspresionisme, seniman sedang berusaha mengungkapkan pcrasaan yang biasanya ada, ialah
sesualu yang nenyedihkan. Tidak ada suatu kemungkinan unluk melihat lukisan-lukisan
macam ini, tanpa merasakan sesuatu dari konflik bathin yang menggcrakkan Jiwa. Lukisan
ekspresionisme memaksa pengamat berfikir tentang bentuk fieri a dislori warna yang
dipcrgunakan sebagai bahasa oleh pelukisnya. Contoh karya Vincent van Gogh dan El Greco.
Di Indonesia karya-karya Affandi adalah contoh yang baik bagi gaya cksprcsionismc.
f. Post-Impresionisme
Post-Impresionisme adalah suatu masa yang masih dipengaruhi sisa-sisa
impresionisme. Pada awal 1880 pelukis mulai mengeksplorasi sisi lain dari penggunaanwarna, pola, bentuk, dan garis yang sedikit berlawanan dari pencapaian impresionisme.
Pelukis pada era ini contohnya adalah Vincent Van Gogh , Paul Gauguin , Georges Seurat
dan Henri de Toulouse-Lautrec . Camille Pissarro , yang sebelumnya adalah seniman
impresionis kemudian mengembangkan gaya pointilisme . Monet meninggalkan kewajiban
melukis di luar ruangan. Paul Czanne , meskipun telah tiga kali terlibat dalam pameran
impresionis, kemudian mengembangkan gayanya tersendiri. Karya seluruh seniman ini
meskipun tidak lagi menganut aliran impresionisme namun masih mengandung unsur-unsur
dasarnya.
g. Fauvisme
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
28/62
Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang
dimulainya era seni rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran fauve
(binatang liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon dAutomne dalam
artikelnya untuk suplemen Gil Blas edisi 17 Oktober 1905, halaman 2. Kepopuleran aliran ini
dimulai dari Le Havre , Paris , hingga Bordeaux . Kematangan konsepnya dicapai pada tahun
1906.
Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang
hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme , pelukis fauvis berpendapat bahwa
harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih
memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut. Konsep dasar fauvisme
bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul Gauguin kepada Paul Srusier :
Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan
kuning . Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine . Daun yang
kemerahan? Tambahkan saja vermillion .
Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti
yang terjadi dalam lukisan naturalis , digantikan oleh pemahaman secara emosional dan
imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-
warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti
keinginan pribadi pelukis.
Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa
mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali
tanpa harus mempertimbangkan banyak detail .
adalah aliran dalam scni lukis yang bcrckspcrimcn dengan bcntuk. Karena kebebasannya
mcnggambarkan bentuk, maka oleh pelukis tradisional disebut pelukis liar bahasa
Pecrancis (fauvc = binatang liar), nama yang dikarang olch L. Fauxclles (1903). CIri-cirinya:
warnanya kuat, sapuan-sapuannya lebar bcrjejer berdampingan dan pinggiran warna-war-
nanya dilunakkan. Lahir dan berkembang pada tahun 1904 1909. Tokoh-tokohnya :
Matisse, Drain dan Vlaminch.
h. Realisme
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya
sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atauinterpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk
memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.
Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang
bermula di Perancis pada pertengahan abad 19 . Namun karya dengan ide realisme
sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal , yang sekarang lebih
dikenal dengan nama India .
Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha
mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh, pelukis foto di
zaman renaisans , Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
29/62
karyanya telah dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda lebih baik
daripada yang telah diusahakan sejak zaman Gothic .
Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Rembrandt
yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik. Kemudian pada abad 19, sebuah
kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama Barbizon School memusatkan pengamatanlebih dekat kepada alam, yag kemudian membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme .
Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang
kemudian membawa kepada pendekatan yang lebih intens terhadap realisme.
i. Naturalisme
Naturalisme di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan
penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme
pada abad19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme . Salah satu perupa naturalisme di
Amerika adalah William Bliss Baker , yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis
terbaik dari gerakan ini. Salahs atu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandanganDarwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.
j. Purisme,
Adalah aliran dalam seni lukis yang amat menyederhanakan elcmen-clemcn kontruksi
dan sangat membatasi pemakaian warna. Bahkan dikatakan, purisme adalah pcngolahan lcbih
lanjut tcrhdap kubisme. Tokoh-nya adalah Ozenfant.
k. Futurismc,
Suatu gcrakan sastra yang bcrcorak politik. Lahir olch scorang Italia F.T. Marinelti
dengan suatu manifes yang menganjurkan sifat sportif dan pro tcrhadap scgala apa yang
dapat memajukan tchnik dan keccpatan. Sebaliknya ia mencntang kepada apa yang masih
berhubungan dengan waktu lalu. Anti terhadap sctiap sikap yang bcrdasarkan filsafat atau
sikap hidup yang didapatkan secara intclcktualistis. Kchidupan seni rupa waktu itu sangat
dipengaruhi, scbagai rcaksi tcrhadap akademismc yang mundur waktu itu di Italia.
Lukisan-lukisan futurisme mcngulamakan gerak sehingga lahir macam-macam gcrak
dari suatu benda. Semuanya dilihat dari pangkal tolak motoris (gerak). Pelukis futuristik
melukiskan benda-benda tidak lagi dari suatu tempat tcrtcntu, tetapi mcngumpulkan
pecnangkapan kesan menjadi satu gambaran atau kombinasi, fragmen dari pengamatan yangmenggugah. Selanjutnya mereka melahirkan gerak dan kekuatan dan juga buah dan suara dari
pada warna dan garis. Mereka mclemparkan jauh-jauh prinsip pcrspektif.
l. Dadaisme,
Adalah suatu gerakan yang radikal sekali dikalangan pelukis dan pujangga-pujangga,
yang menentang segala macam kesenian yang telah diakui dan anli terhadap nilai-nilai
tradisional.
Pcrkataan dada berasal dari bahasa Perancis, yaitu pcrkataan yang di ucapkan anak kecil
baru belajar bcrkata-kata. Perkataan dada juga bcrarti hobby suatu pekerjaan yangdigemari. Gaya dadaisme muncul sewaktu Perang Dunia I di Swiss dan mengalami kemajuan
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
30/62
dengan pesat sesudah tahun 1908, tcrutama di Pcrancis dan Jerman. Tokohnya di bidang seni
lukis adalah Hans Arp.
m. Naif- Primitifismc
> aliran dalam seni lukis yang sederhana kekanak- kanakan. (Naif artinya = kekanak-kanakan; primitif artinya = sederhana). Aliran ini diikuti oleh pelukis Henri Rousseau (1844
1910), Moris Utrillo dan Marval.
Corak dan gaya seni modern ekspresionis tidak terbatas oleh obyek-obyek tertentu. la
dilanjutkan oleh sikap bathin si penciptanya. la melampaui batas ruang dan waktu.Akibat
daripada luasnya daerah seni modern itu, maka variasi yang terdapat di dalamnyapun tidak
terhingga pula jumlahnya sehingga tidak mungkin untuk memasukkannya ke dalam sesuatu
devinisi yang normal. Seni modern berkisar dari yang paling realislis sampai kepada yang
paling abstrak.
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Cinta kasih, kasih sayang, kemesraan, pemujaan, dan belas kasihan merupakan bagian
hidup diri manusia. Bentuk-bentuk kehidupan yang dipenuhi rasa cinta kasih dan kasih
sayang dapat membangkitkan kreativitas manusia. Untuk mengungkapkan rasa kasih sayang
dan cinta kasih dapat melalui beberapa media. Melalui media bahasa, lahirlah seni sastra;
dengan media garis, warna, dan bentiik, lahirlah seni rupa; dengan media nada, irama, dan
suara, lahirlah seni musik, dan lain-lain.
Pengkajian makna seni budaya sebagai manifestasi cinta kasih, kasih sayang, dan
belas kasihan terutama yang berkaitan dengan norma, moral dan nilai dimaksudkan untuk
mengembangkan kepnibadian dan wawasan pemikiran. Hal mi. berarti akan memperluas
daya tanggap, persepsi, dan penalaran mengenai fakta seni budaya yang dihadapi keseharian.
Menurut Purwodarminto, cinta kasih adalah perasaan sayang, perasaan cinta, dan
perasaan suka pada seseorang. Secara sederhana cinta dapat dikatakan sebagai paduan rasa
simpati antara dua makhluk. Rasa simpati ini tidak hanya berkembang di antara pria dan
wanita, akan tetapi dapat pula di antara pria dengan pria atau wanita dengan wanita.Dalam
kehidupan keluarga, kasih sayang atau cinta kasih merupakan kunci kebahagiaan. Dalam
kasih sayang, sadar atau tidak sadar dan masing-masing pihak dituntut rasa tanggung jawab,pcngorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya
merupakan kesatuan yang utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang itu hilang, sebagai misal
tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai
kejujuran juga dapat mengancam kebahagiaan rumah tangga yang telah terbina.
Cinta kasih memang sangat terkait dengan kehidupan manusia. Hampir semua
manusia mengatakan bahwa cinta adalah sesuatu yang penting dalam hidup. Namun dalam
kehidupan sehari-hari kebanyakan orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana
cinta itu. Padahal menurut Erich Fromm, cinta dapat diibaratkan sebagai suatu seni
sebagaimana bentuk seni lainnya, sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk dapat
menggapainya.
-
8/4/2019 Forum Kajian Ilmu
31/62
Agar dapat memahami cinta kasih secara mendalam, berikut akan diuraikan tentang
cinta dalam kehidupan sehari-hari yang selalu menjadi masalah hangat untuk
diperbincangkan. Dalam membina gerakan cinta, yang pertama perlu cepat disadari bahwa
yang disebut cinta sama sekali bukan nafsu. Sulit dihindari bahwa atas dasar cinta murni yang
dirasakan seseorang terhadap orang lain yang berlawanan jenisnya, akhirnya akan bermuara
pada perkawinan, yang akan berlanjut pula pada hubungan seksual. Oleh karena itu, rasanyasulit diterima bahwa seseorang menyatakan cinta sejati. Perbedaan cinta dengan nafsu dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. cinta bersifat manusiawi. Pada manusia cinta dapat tumbuh dan berkembang, sedangkan
pada binatang hanya terbatas pada nalurinya untuk melindungi.
b. cinta bensifat rohaniah, sedangkan nafsu sifatnya jasmaniah. Luapan cinta seseora
memberikan semangat dalam hidupnya dan bagi yang menerimanya dirasakan sebagai
kebahagiaan. Sementara nafsu yang jasmamah cenderung untuk memuaskan dorongan
seksual.
c. cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut. Pemberian
cinta dilakukan secara halus karena rohaniab sifatnya, sedangkan dorongan nafsu mudah
dilakukan sebagai paksaan.
Menurut Erich Fromm (1983), cinta itu terutama memberi bukan menerima dan
memberi merupakan ungkapan paling tinggi dan kemampuan. Hal yang paling penting dalani
memberi adalah yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur
unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan. Dalam
pengasuhan, contoh yang paling sederhana adalah cinta kasih seorang ibu dalarn mengasuh
anaknya dengan sepenuh hati. Tanggung jawab adalah suatu tindakan yang benar benar
berdasarkan atas suka rela, seperti hubungan antara ayah dengan keluarganya. Tanggung
jawab biasanya wujud penyelenggaraan atas kebutuhan fisik. Perhatian merupakan suatu
perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkait prihadi orang lain, terutama agar mau
membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana seharusnya.
Dalam cinta yang sejati selalu ada kesungguhan untuk mem bangun hubungan cinta
yang ideal dalam mewujudkan kehidupan yang terbaik. Cinta itu bersifat timbal balik. Cinta
itu sebenarnya praktis, cinta memperbolelikan satu sama lain memperoleh kemajuan dan
kesalahan-kesalahannya. Sebagai ekspresi cinta antara seorang pria dan wanita, tindakan
seksual memperbarui dan menguatkan, membangkitkan kembali kesadaran insting mereka
berdua, misalnya untuk bercinta
top related