css dermato-terapi dr dian khbfix

Post on 21-Oct-2015

79 Views

Category:

Documents

10 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

hbob

TRANSCRIPT

Tinjauan PustakaDermato-Terapi

Perceptor : Dian Mardianti, dr. Sp.KK

Kelompok XXXVII-E

1)Alienda Dwi Arani (4151111105)2)Fanny Yulia R. (4151111108)3)Adila Nurhadiya (4151111109) 4)Lucky Surya Jaya (4151111116)5)Arif Ridha (4151111119)6)Fauziah Husnu S. (4151111120)

Definisi

• Ilmu pengetahuan yang mempelajari pengobatan penyakit kulit.

Jenis Terapi

Intra lesi

PRINSIP DERMATOTERAPIPrinsip umum :

1. Perhatikan penderita secara keseluruhan, somatik dan psikis.2. Segi fisologi, patologi, biokimia, dan anatomi perlu

diperhatikan.3. Kuasai materi medika4. Perhatikan farmasi dan farmakologi obat-obatan :

sinergisme, efek samping dan toksisitas obat.5. Terapi yang baik adalah terapi kausal.6. Berikan obat sesederhana mungkin, untuk mencegah hal

yang tidak diinginkan. Campuran obat yang sulit akan mempersulit apotik dalam pembuatannya.

7. Individualisasi.8. Perhatikan segi ekonomi pasien.

Prinsip khusus:

1. Pemilihan vehikulum tergantung pada : a) Stadium gambaran klinis penyakit (kering dengan kering ,

basah dengan basah)b) Distribusi dan lokalisasi penyakitc) Efek yang diinginkan

• Makin akut/produktif penyakit kulitnya, makin rendah konsentrasi bahan aktif yang digunakan.

• Beri penjelasan kepada penderita mengenai cara pemakaian obat dan cara membersihkannya.

• Hindarkan pemberian obat topikal yang bersifat sensitizer dan iritan ( mencegah DKI dan DKA)

• Batasi obat yang tidak stabil atau tidak dapat disimpan lama, misalnya larutan permanganas kalikus (KMnO4).

• Pemberian obat topikal bisa berubah berdasarkan stadium perjalanan penyakitnya

PEMILIHAN OBAT BERDASARKAN : GAMBARAN KLINIS / LESI / STADIUM

AKUT BASAH SUBAKUT

KRONIS

KERING

Kompres Krim O/W Krim W/O Salep

Cairan Salep

Bedak

Bedak Kocok Pasta

Krim W/O

Pasta pendingin

DERMATOTERAPI TOPIKAL

SolusioTinktura

Emulsi O/W

CAIRAN

A. SolusioB. Tinktura

CAIRAN

• Solusio :

• dermatoterapi topikal monofasik yang bahan vehikulum dasarnya aqua yang digunakan dengan cara kompres terbuka.

• Indikasi:

• Lesi basah/akut, lesi oedema

Prinsip Pengobatan Cairan

• Fungsi kompres, yaitu:• Membersihkan

• Mendinginkan• Hasil pengobatan: basah kering

• Menenangkan stadium yang akut

• Sebagai anti pruritus, menghilangkan rasa terbakar

• Perlunkan dan pecahnya vesikel, bula, dan pustula

Contoh :• Solusio Asam Salisilat 1‰• Solusio Rivanol 1‰• Solusio Acidum Boricum

CAIRAN

• Tingtura: – Dermatoterapi topikal yang bahan vehikulumnya

selain aqua yaitu alkohol, spiritus dilutus.

• Sifat:– Antimikotik, kausik/membakar

• Indikasi:– Lesi kronik/kering pada daerah berambut.

Contoh :• Tink Podofilin (15 – 25%) untuk kondiloma

akuminata• Tink LCD (5 – 10%), untuk psoriasis pada kulit

berambut• Tink Yodium 10%

Salep

– Merupakan dermatoterapi topikal dengan vehikulum dasarnya lemak/minyak yaitu vaselin (albumin dan flavum) dan adaeps lanae digunakan secara dioles.

• Bahan dasar :– Lemak mineral : vaselin– Lemak asli : adaeps lanae

• Sifat:• melicinkan, menutupi, proteksi, penetrasi,

memanaskan.• Indikasi :– Dermatosis kering dan kronik– Dermatosis bersisik dan berkrusta

Salep

Krim• Krim memiliki vehikulum dasar lemak dengan

cairan. Terdapat dua jenis :

– Krim W/O (water in oil) : Krim• air merupakan fase dalam dan minyak fase luar. Pada

krim jenis ini, kandungan lemak/minyak lebih banyak daripada air, sehingga bersifat lebih kering.

– Krim O/W (oil in water) : Emulsi• minyak merupakan fase dalam dan air fase luar. Pada

krim jenis ini, kandungan air lebih banyak daripada lemak/minyak, sehingga bersifat lebih basah.

Krim

• Krim bersifat :

–Mengeringkan

– Proteksi

– memiliki penetrasi yang lebih kuat daripada salep

– efek melemaskan kulit (untuk kulit kering) yaitu pada krim jenis W/O.

Krim

• Vehikulum dasar : Lemak dengan cairan

• Indikasi penggunaan krim :1. indikasi kosmetik

2. lesi yang subakut (W/O)

3. lesi kering yang generalisata (W/O)

3. lesi di daerah yang berambut. (O/W)

• Krim dapat digunakan di semua lokalisasi, yaitu generalisata, kulit kepala, wajah, badan dan ektremitas, genitalia, dan daerah lipatan.

BedakMerupakan dermatoterapi topikal yang bahan vehikulum dasarnya talk venerum digunakan dengan cara ditabur.

• Efek bedak :–Mendinginkan–Antiinflamasi–Anti pruritus–Proteksi–Intertrigo

• Indikasi–dermatosis kering dan superfisial.–mempertahankan vesikel/bula tidak pecah.

Bedak Kocok (lotion)

• Bedak kocok (lotion) :– campuran air dan bedak, yang biasanya ditambah

dengan gliserin sebagai bahan perekat. Supaya bedak tidak terlalu kental dan tidak cepat menjadi kering, maka jumlah zat padat maksimal 40% dan jumlah gliserin 10-15%.

• Kelebihan bedak kocok dibandingkan dengan bedak adalah bedak kocok lebih merekat daripada bedak.

Bedak Kocok (lotion)

• Cara pemakaian :– dengan cara mengocok dahulu kemudian dibalurkan.

• Sifat :– mengeringkan, sebagai anti pruritus dan

mendinginkan.

• Indikasi– bila terdapat lesi kering yang generalisata.

– Bisa juga pada lokasi wajah, badan, ekstremitas, genitalia, dan daerah lipatan.

Pasta & Pasta Pendingin

• Vehikulum dasar pasta:

– lemak + bedak

• Vehikulum dasar pasta pendingin:

– lemak + bedak + cairan

• Cara pakai:

– dioles

• Sifat:

– mengeringkan, proteksi

• Indikasi:

– Lesi subakut yang generalisata

PEMILIHAN VEHIKULUM BERDASARKAN DISTRIBUSI / LOKALISASI

Lokalisasi Bedak Air Tink Salep B.kocok Pasta Krim

Generalisata + - - - + - +

Kulit kepala - + + - - - +

Wajah + + + + + + +

Badan,ekstremitas

+ + + + + + +

Genitalia + + - - + - +

Daerah lipatan + + +* +* + - +

Obat sistemik

• ANTIHISTAMIN - Competitive inhibitor - Efek lain : - Antiemetik, Sedatif

- Antikonvulsan - Anestesi lokal

- Contoh : - Klorfeniramin maleat - Difenhidramin, Prometazin - Klortrimeton, loratadin

- fexofenadin, setirizin

• KORTIKOSTEROID– Peroral– Parenteral– Interdermal

• Contoh : – kortison, hidrokortison, prednison, triamsinolon,

betametason, deksametason.

Obat sistemik

• Efek samping :– ulkus peptikum, atrofi, osteoporosis, retensi

natrium, imunosupresan

• Kontra indikasi :– Absolut : ulkus peptikum– Relatif : TBC, DM, hipertensi dan kehamilan

Daftar Pustaka

• Juanda Adhi., Prof., Dr., dr. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI.

• Wolf, Klaus., A. Goldsmith, Lowell., I. Katz, Stephen., et all., 2008. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 7th ed. USA : Mc Graw Hill.

top related