askep laporan sanglah asma icu fiks
Post on 02-Jan-2016
84 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBERFORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(INSTALASI RAWAT INTENSIF)
Nama Mahasiswa : Muhamad Royhan, S.Kep.
NIM : 072311101031
Tempat Pengkajian : Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUP Sanglah, Denpasar
Tanggal : 14 Januari 2013
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Sdr. Pt.P.J. No. RM : 01.47.03.80
Umur : 20 tahun Tanggal masuk IRI : 13 Januari 2013
Jenis Kelamin : Laki-laki Tipe masuk IRI : Rujukan
Agama : Hindu Cara masuk IRI : Triage Umum
Pendidikan : Mahasiswa Asal : IRD
Pekerjaan
Alamat
Status
Perkawinan
: Mahasiswa
: Denpasar
: Belum menikah
Tanggal pengkajian
Sumber informasi
: 14 Januari 2013
: Pasien, Keluarga dan RM
II. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa medik:
Serangan Asma Akut Berat
2. Keluhan utama dan alasan masuk instalasi rawat intensif:
Pasien mengeluh sesak nafas, nyeri dada, batuk, pilek dan hiperventilasi
3. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengatakan sesak nafas sebelum masuk rumah sakit, dada terasa sakit, batuk-
batuk, pilek dan keluar dahak berwarna kuning kental.
Pasien mengatakan mempunyai riwayat asma sejak kecil, saat ini pasien sudah hari
kedua dirawat di ICU RSUP Sanglah Denpasar.
Sdr. Pt.PJ (20 th)
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Pasien mengatakan mempunyai riwayat asma sejak kecil mulai umur 3 tahun,
penyebab kambuh biasanya hawa dingin dan stress pikiran, pasien sering begadang
malam.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll) :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan, obat dan plester.
c. Imunisasi:
Keluarga mengatakan pasien sudah diimunisasi lengkap pada saat bayi.
d. Kebiasaan:
Pasien mengatakan sering begadang pada malam hari bersama teman-temannya
sampai pagi hari.
e. Obat-obat yang digunakan
Pasien mengatakan biasanya menggunakan Berotex Inhaler pada saat paisen merasa
sesak nafas, digunakan pada saat diperlukan saja.
5. Riwayat penyakit keluarga:
Pasien mengatakan nenek dari ibu mempunyai riwayat asma
Genogram:Keterangan:
Laki-laki
Perempuan
Pasien laki-laki
Nenek riwayat asma
Garis hubungan
Tinggal serumah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Tanda vital
Tekanan Darah: 125/72 mmHg
Nadi : 144 kali/menit
Suhu : 36,8 °C
Respiration Rate: 40 kali/menit
2. Pernafasan
Pasien bernafas spontan dan menggunakan alat bantu pernafasan nasal canul dengan
volume 4 liter per menit
3. Cardiovascular
Selama pemantauan klien yang terlihat pada bed side monitor diketahui irama EKG
klien terbaca SR, S1 S2 tunggal reguler
4. Neurologi dan sensori
Keadaan klien composmentis. Klien mampu mengingat masa lalunya, mengenal nama
keluarganya, dan mengenal sebagian perawat di ruang ICU. Klien juga mampu
membedakan antara bau wangi dan tidak, mampu mendengar dengan jelas pertanyaan
dari perawat dan menjawabnya.
5. Gastrointestinal
Tidak ada keluhan pada gastrointestinal, bising usus terdengar 8 kali per menit.
6. Integumen
Turgor kulit baik, lembab, dan tidak ada luka dekubitus.
7. Genito urinaria
Klien tidak mengalami masalah dalam genitourinari, klien tidak terpasang kateter
urine.
Urine output : 1100 ml/24 jam
Warna urine: kuning
8. Cairan
Cairan yang masuk dalam tubuh klien adalah cairan NaCl 0,9 % 20 tpm, Total cairan
masuk pada hari ini 2015 ml, cairan keluar 1100 ml, IWL 600 ml, Balance Cairan
selama 24 jam +315 ml.
9. Nutrisi
Sebelum masuk RS : pasien makan sebanyak 3 x sehari dengan porsi sedang dan
minum 5 gelas sehari @ 250 cc
Setelah masuk RS : pasien makan sebanyak 3 x sehari dengan porsi sedang yang
diberikan oleh rumah sakit dan 2 x makanan ringan, makanan dimakan ½ porsi,
minum pasien 3 gelas air mineral dan 2 gelas teh dan terapi cairan IV NaCl 0,9%.
10. Mobilisasi & latihan
Aktivitas pasien dibantu oleh perawat dan keluarga pasien.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4Makan / minum √Toileting √Berpakaian √Berpindah √Mandi √Mobilitas di tempat tidur √Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: bantuan petugas dan alat, 2: bantuan petugas, 3: bantuan
alat, 4: mandiri
11. Istirahat dan tidur
Sebelum masuk RS: Pasien mengatakan bahwa pasien biasanya tidur ± 5 jam per hari,
pasien sering begadang pada malam hari, keluar sama teman-temannya, tidur mulai
01.00-06.00 WITA.
Setelah masuk RS: Pasien mengatakan tidur mulai 21.00-04.00 WITA, tidur siang
dilakukan ± 2 jam.
12. Psikososial
Pasien mengatakan tidak malu dengan kondisi sekarang ini dan merasa bersyukur
masih bisa sadar meskipun dirawat di ICU.
13. Spiritual
Pasien adalah pemeluk agama Hindu, pasien beribadah setiap pagi dan sore, pasien
memiliki keyakinan ketika sedang sakit dilarang memotong kuku atau rambut, karena
dapat memperparah kondisi kesehatannya.
14. Keadaan lokal
Keadaan umum sedang, kesadaran composmentris, pasien mengeluh sesak nafas, nyeri
dada, ada suara wheezing dan batuk keluar dahak berwarna kuning.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Keadaan umum sedang, kesadaran composmentris, GCS E4V5M6
Tanda vital
Tekanan darah : 125/72 mmHg
Nadi : 144 kali/menit
Suhu : 36,8 °C
Respiration Rate : 40 kali/menit
1. Kepala
Inspeksi: tidak ada luka, tidak ada pembengkakan di daerah kepala, penyebaran
rambut merata berwarna hitam.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan di kepala
2. Mata
Inspeksi: mata simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada luka dan
pembengkakan didaerah mata
Palpasi: tidak ada nyeri tekan di daerah sekitar mata.
3. Telinga
Inspeksi: letak kedua telinga simetris, tidak ada luka maupun pembengkakan di daerah
telinga
Palpasi: tidak ada nyeri tekan di daerah telinga.
4. Hidung
Inspeksi: hidung simetris, mukosa hidung merah muda, ada septum nasi, tidak ada
luka maupun pembengkakan disekitar hidung
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus.
5. Mulut
Inspeksi: mulut simetris, bibir berwarna kehitaman merah, tidak ada candidiasis,
mukosa mulut merah muda, tidak ada pembengkakan dan luka di daerah mulut.
6. Leher
Inspeksi: tidak ada luka dan pembengkakan di area leher, tidak ada distensi vena
jugularis
Palpasi: tidak ada nyeri tekan di daerah leher.
7. Dada
Inspeksi: tidak ada luka dan pembengkakan pada dada, dada berbentuk barel chest,
pasien menggunakan otot nafas tambahan bahu, dan cuping hidung.
Jantung: Palpasi teraba ictus cordis di ICS V, perkusi: suara pekak pada SIC III-SIC
IV, Auskultasi: S1, S2 tunggal, tidak terdengar murmur dan suara tambahan.
Paru: Perkusi: suara sonor, Palpasi: pengembangan dada simetris, Auskultasi: terdapat
suara wheezing dan berat.
8. Abdomen
Inspeksi: tidak ada ascites, tidak ada luka
Auskultasi: terdengar bising usus 8 kali per menit
Palpasi: tidak teraba pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan
Perkusi: suara timpani pada abdomen dan pekak di bawah kuadran kanan bawah.
9. Urogenital
Pasien berjenis kelamin laki-laki, BAK dengan bantuan pispot urine, tidak terpasang
Dower Cateter.
10. Ekstremitas
Inspeksi: tidak ada luka di daerah ektremitas tangan dan kaki, tidak ada
pembengkakan, warna kehitaman cokelat, tidak ada hambatan mobilisasi.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan di daerah ekstremitas, akral hangat.
11. Kulit dan kuku
Inspeksi: warna kulit merata kecoklatan kehitaman atau sawo matang
Kuku: CRT 1 detik, kuku berwarna putih kemerahan.
12. Keadaan lokal
Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, pasien mengeluh sesak nafas, nyeri
dada, ada suara wheezing dan batuk keluar dahak berwarna kuning.
V. Terapi
Enteral:
1. Nebulezer Combivent @ 4 jam
2. Bromhexin 3x1 sendok makan
3. Aritromycin 1x500 mg
4. Antasida Syrup 3x1 sendok makan
Parenteral:
1. Aminophilyn 240 mg/24 jam
2. Metil prednisolon 3x125 mg
3. Ceftriaxone 2x1 gr
4. Omeprazole 2x40 mg
5. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
Jenis Pemeriksaan
Nilai normal Satuan
Hasil pemeriksaanHari/tanggal
Minggu, 13-1-2013
SGOT 11-33 17,88SGPT 11-55 21,00BUN 8-23 11,52
Creatinin 0,7-1,2 0,74PH 7,35-7,45 7,18
pCO2 35-45 57,00pO2 80-100 118
HCO3 22-26 21,30TCO2 24-30 23
Natrium 136-145 136Kalium 3,5-5,1 3,9
Denpasar, 14 Januari 2013 Pengambil Data
Muhamad Royhan, S.Kep. NIM. 072311101031
ANALISA DATA
NO
HARI/TGL
DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
1
2
3
Senin14 Januari
2013
Senin14 Januari
2013
Senin14 Januari
2013
DS: Pasien mengeluh sesak nafas Pasien mengeluh dadanya
sakit ketika bernafas
DO: Kelainan suara nafas
(wheezing) Batuk Produksi sputum warna
kuning kental
DS: Pasien mengeluh sulit nafas Pasien mengeluh sesak nafas
DO: Perubahan frekuensi nafas
RR=40x/menit Perubahan irama dan nadi
N=144x/menit Penggunaan otot nafas
tambahan bahu dan cuping hidung
DS:Pasien mengeluh sesak nafas
DO:Takikardi: 144x/menitAGD AbnormalpH: 7,18 pCO2: 57HCO3: 21,3
Alergen non alergen, genetic
Reaksi antigen antibodi
Mediator inflamasi mukus saluran nafas
Edema mukus
Bronkospasme
Alergen non alergen, genetic
Reaksi, antigen antibodi
Mediator inflamasi mukus saluran nafas
Edema mukus
Penggunaan otot nafas tambahan
Hiperventilasi
Edema mukus
Bronkospasme
Gangguan suplai oksigen
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Pola nafas tidak efektif
Gangguan pertukaran gas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Daftar Diagnosa Keperawatan
NO HARI/TANGGAL DIAGNOSA KETERANGAN1
2
3
Senin, 14 Januari 2013
Senin,14 Januari 2013
Senin,14 Januari 2013
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan serangan asma akut berat yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak nafas, dada terasa sakit, kelainan suara wheezing, batuk, produksi sputum warna kuning kental.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak nafas dan sulit bernafas, perubahan irama dan frekuensi nafas RR: 40x/menit, perubahan dan frekuensi nadi: 144x/menit, penggunaan otot pernafasan tambahan bahu dan cuping hidung.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-bronkospasme yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak dan sulit bernafas, frekuensi dan kedalaman nafas abnormal RR: 40x/menit, takikardi: 144x/menit dan nilai AGD abnormal.
RENCANA KEPERAWATAN
NODIAGNOSA
KEPERAWATANTUJUAN DAN
KRITERIA HASILINTERVENSI RASIONAL
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan asma akut yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak nafas dan dada terasa sakit, kelainan suara (wheezing), batuk, produksi sputum warna kuning kental.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam. Pasien menunjukan keefektifan jalan nafas dibuktikan dengan kriteria hasil:1.Mendemonstrasikan batuk
efektif, suara nafas yang bersih, mampu mengeluarkan sputum dan bernafas dengan mudah.
2. Irama nafas dan frekuensi nafas dalam rentang normal (16-24x/menit), tidak ada suara nafas tambahan (wheezing).
1. Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam
2. Posisikan pasien semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
3. Lakukan fisioterapi dada4. Ajarkan batuk efektif5. Kolaborasi terapi nebulezer @ 4
jam6. Kolaborasi pemberian obat
bronkhodilator bromhexin7. Monitor respirasi dan saturasi
oksigen
1. Memberikan kenyamanan pasien dan membantu mengoptimalkan keadaan pasien
2. Posisi semi fowler dapat mengoptimalkan proses ventilasi
3. Fisioterapi dada membantu mengeluarkan sekret
4. Batuk efektif membantu proses pengeluaran sputum
5. Terapi nebulezer untuk mengencerkan sekret yang menghambat jalan nafas
6. Obat bronkhodilator mampu membebaskan jalan nafas
7. Memantau keadaan respirasi dan kebutuhan oksigen
RENCANA KEPERAWATAN
NODIAGNOSA
KEPERAWATANTUJUAN DAN
KRITERIA HASILINTERVENSI RASIONAL
2 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak dan sulit nafas, perubahan irama dan frekuensi nafas RR=40x/menit, pengggunaan otot nafas tambahan bahu dan cuping hidung.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, pasien menunjukkan keefektifan pola nafas dibuktikan dengan kriteria hasil:1. Irama nafas dan frekuensi
nafas dalam batas normal (16-24x/menit)
2.Tanda-tanda vital normal(Nadi: 60-100x/menit)(RR: 16-24x/menit)
3.Tidak ada penggunaan otot-otot nafas tambahan (bahu dan cuping hidung)
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Monitor respirasi dan saturasi oksigen
3. Monitor tanda-tanda vital4. Observasi adanya tanda-tanda
hipoventilasi5. Monitor pola nafas pasien6. Berikan KIE tentang teknik
relaksasi untuk memperbaiki pola nafas
7. Catat adanya penggunaan otot nafas tambahan
1. Posisi semi fowler dapat memberikan dan memaksimalkan ventilasi
2. Memantau pola nafas pasien3. Mengetahui perkembangan pasien4. Mencegah terjadinya drop ventilasi
pada pasien5. Memantau pola nafas pasien6. Memberikan pendidikan kesehatan
pada pasien untuk memperbaiki pola nafas
7. Mengetahui adanya penggunaan otot nafas tambahan.
RENCANA KEPERAWATAN
NODIAGNOSA
KEPERAWATANTUJUAN DAN
KRITERIA HASILINTERVENSI RASIONAL
3 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-bronkospasme yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak dan sulit bernafas, takikardi (Nadi: 144x/menit), AGD Abnormal (pH: 7,18 )(pCO2: 57 )(HCO3:21,3 )
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, gangguan pertukaran gas pasien teratasi dengan kriteria hasil:1.AGD dalam batas normal
(Keseimbangan Asam Basa)pH : 7,35-7,45pCO2 : 35-45HCO3 : 22-26
2.Tanda-tanda vital dalam batas normalRR: 16-24x/menitNadi: 60-100x/menit
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Monitor respirasi dan status oksigen
3. Monitor tanda-tanda vital4. Kolaborasi dengan laboratorium
untuk pemeriksaan AGD5. Observasi adanya sianosis
1. Posisi semi fowler dapat mengoptimalkan ventilasi
2. Memonitor respirasi dan saturasi oksigen
3. Memantau keadaan pasien4. Mengetahui AGD5. Mengetahui keadaan adekuat perfusi
jaringan
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan asma akut yang ditandai
dengan pasien mengeluh sesak nafas dan dada terasa sakit, kelainan suara
(wheezing), batuk, produksi sputum warna kuning kental.
WAKTU TINDAKAN RESPON/HASIL PARAF Senin, 14 Januari 2013(07.00-14.00)
Selasa, 15 Januari 2013(07.00-14.00)
1. Menganjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam
2. Memberikan posisi pasien semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
3. Melakukan fisioterapi dada4. Mengajarkan batuk efektif5. Melakukan kolaborasi terapi
nebulezer @ 4 jam6. Melakukan kolaborasi pemberian
obat bronkhodilator bromhexin7. Memonitor respirasi dan saturasi
oksigen
1. Melakukan fisioterapi dada2. Mengajarkan batuk efektif3. Melakukan kolaborasi terapi
nebulezer @ 4 jam4. Melakukan kolaborasi pemberian
obat bronkhodilator bromhexin5. Memonitor respirasi dan saturasi
oksigen
1. Pasien bisa mendemonstrasikan nafas dalam
2. Pasien dalam posisi semi fowler
3. Pasien kooperativ dalam proses fisioterapi dada
4. Pasien bisa mendemonstrasikan batuk efektif
5. Pasien menghirup uap nebulezer dengan nafas dalam dan mampu mengeluarkan dahak
6. Pasien diberikan obat bronkhodilator bromhexin syrup 1 sendok makan
7. RR: 30x/menitSaturasi O2: 95%
1. Pasien kooperativ dalam proses fisioterapi dada
2. Pasien bisa mendemonstrasikan batuk efektif
3. Pasien menghirup uap nebulezer dengan nafas dalam dan mampu mengeluarkan dahak
4. Pasien diberikan obat bronkhodilator bromhexin syrup 1 sendok makan
Rabu,16 Januari 2013(14.00-21.00)
1. Melakukan fisioterapi dada2. Mengajarkan batuk efektif3. Melakukan kolaborasi terapi
nebulezer @ 4 jam4. Melakukan kolaborasi pemberian
obat bronkhodilator bromhexin5. Memonitor respirasi dan saturasi
oksigen
5. RR:28x/menit, SO2:98%1. Pasien kooperativ
dalam proses fisioterapi dada
2. Pasien bisa mendemonstrasikan batuk efektif
3. Pasien menghirup uap nebulezer dengan nafas dalam dan mampu mengeluarkan dahak
4. Pasien diberikan obat bronkhodilator bromhexin syrup 1 sendok makan
5. RR:26x/menit, SO2:99%
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan
pasien mengeluh sesak dan sulit nafas, perubahan irama dan frekuensi nafas
RR=40x/menit, pengggunaan otot nafas tambahan bahu dan cuping hidung.
WAKTU TINDAKAN RESPON/HASIL PARAF Senin,14 Januari 2013
Selasa,15 Januari 2013(07.00-14.00)
1. Memberikan posisi pasien semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
2. Memonitor respirasi dan saturasi oksigen
3. Memonitor tanda-tanda vital4. Mengobservasi adanya tanda-
tanda hipoventilasi5. Memonitor pola nafas pasien6. Memberikan KIE tentang teknik
relaksasi untuk memperbaiki pola nafas
7. Menyatat adanya penggunaan otot nafas tambahan
1. Memonitor respirasi dan saturasi oksigen
2. Memonitor tanda-tanda vital3. Mengobservasi adanya tanda-
tanda hipoventilasi4. Memonitor pola nafas pasien5. Menyatat adanya penggunaan
otot nafas tambahan
1. Pasien dalam posisi semi fowler
2. RR: 40x/menitSaturasi O2: 98%
3. TD: 125/72 mmHgN: 120x/menitRR: 40x/menitS: 36,8oC
4. Tidak ada tanda-tanda hipoventilasi, pasien hiperventilasi
5. RR: 40x/menit6. Relaksasi membantu
memperbaiki pola nafas
7. Pasien menggunakan otot nafas tambahan bahu dan cuping hidung
1. RR: 30x/menitSaturasi O2: 99%
2. TD: 130/70 mmHgN: 110x/menitRR: 30x/menitS: 36,8oC
3. Tidak ada tanda-tanda hipoventilasi, pasien hiperventilasi
4. RR: 30x/menit5. Pasien menggunakan
otot nafas tambahan bahu dan cuping hidung
Rabu,16 Januari 2013(14.00-21.00)
1. Memonitor respirasi dan saturasi oksigen
2. Memonitor tanda-tanda vital3. Mengobservasi adanya tanda-
tanda hipoventilasi4. Memonitor pola nafas pasien5. Menyatat adanya penggunaan
otot nafas tambahan
1. RR: 30x/menitSaturasi O2: 99%
2. TD: 130/70 mmHgN: 110x/menitRR: 30x/menitS: 36,8oC
3. Tidak ada tanda-tanda hipoventilasi, pasien hiperventilasi
4. RR: 30x/menit5. Pasien menggunakan
otot nafas tambahan bahu dan cuping hidung
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-
bronkospasme yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak dan sulit bernafas,
takikardi (Nadi: 144x/menit), AGD Abnormal (pH: 7,18 ), (pCO2: 57
(HCO3:21,3 )
WAKTU TINDAKAN RESPON/HASIL PARAF Senin,14 Januari 2013(07.00-14.00)
Selasa,15 Januari 2013(07.00-14.00)
Rabu,16 Januari 2013(14.00-21.00)
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Monitor respirasi dan status oksigen
3. Monitor tanda-tanda vital4. Kolaborasi dengan laboratorium
untuk pemeriksaan AGD5. Observasi adanya sianosis
1. Monitor respirasi dan status oksigen
2. Monitor tanda-tanda vital3. Observasi adanya sianosis
1. Monitor respirasi dan status oksigen
2. Monitor tanda-tanda vital3. Observasi adanya sianosis
1. Pasien dalam posisi semi fowler
2. RR: 40x/menitSaturasi O2: 98%
3. TD: 125/72 mmHgN: 120x/menitRR: 40x/menitS: 36,8oC
4. pH: 7,18pCO2: 57HCO3:21,3
5. Pasien tidak tampak adanya sianosis
1. RR: 30x/menitSaturasi O2: 99%
2. TD: 130/70 mmHgN: 110x/menitRR: 30x/menitS: 36,8oC
3. Pasien tidak tampak adanya sianosis
1. RR: 24x/menitSaturasi O2: 99%
2. TD: 125/78 mmHgN: 90x/menitRR: 24x/menitS: 36oC
3. Pasien tidak tampak adanya sianosis
EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan asma akut yang ditandai
dengan pasien mengeluh sesak nafas dan dada terasa sakit, kelainan suara
(wheezing), batuk, produksi sputum warna kuning kental.
HARI/TGL,WAKTU
EVALUASI PARAF
Senin,14 Januari 2013
Selasa,15 Januari 2013
S: Pasien mengatakan masih sesak nafas
O: - keadaan umum sedang - terpasang oksigen nasal canul 4 lpm - TD: 125/72 mmHg RR: 40x/menit - N: 120x/menit S: 36,8oC - Wheezing (+) - Dahak berwarna kuning kental - Terapi obat: Bromhexin Metyl prednisolon Combivent (Nebulezer) Omeprazole Ceftriaxone IVFD NaCl 0,9%
A: Masalah belum teratasi
P: Pertahankan terapi pasien Monitor TTV dan Respirasi
S: Pasien mengatakan sesaknya sudah berkurang
O: - keadaan umum cukup - terpasang oksigen nasal canul 4 lpm - TD: 130/70 mmHg RR: 30x/menit - N: 110x/menit S: 36,8oC - Wheezing (+) - Dahak berwarna kuning kental - Terapi obat: Bromhexin Metyl prednisolon Combivent (Nebulezer) Omeprazole Ceftriaxone IVFD NaCl 0,9%
A: Masalah teratasi sebagian
P: Monitor TTV dan Respirasi Saturasi O2
Lanjutkan intervensi
Rabu,16 Januari 2013
S: Pasien mengatakan sudah agak enak
O: - keadaan umum cukup - terpasang oksigen nasal canul 4 lpm - TD: 125/78 mmHg RR: 24x/menit - N: 90x/menit S: 36oC - Wheezing (+) - Dahak berwarna kuning kental A: Masalah teratasi sebagian
P: Acc dokter pindah ke ruangan rawat inap Wijaya Kusuma Monitor respirasi dan saturasi O2
Monitor TTV Catat adanya hiperventilasi/hipoventilasi
EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan
pasien mengeluh sesak dan sulit nafas, perubahan irama dan frekuensi nafas
RR=40x/menit, pengggunaan otot nafas tambahan bahu dan cuping hidung.
HARI/TGL,WAKTU
EVALUASI PARAF
Senin,14 Januari 2013
Selasa15 Januari 2013
Rabu, 16 Januari 2013
S: Pasien mengatakan masih sesak nafas
O: - keadaan umum sedang - TD: 125/72 mmHg RR: 40x/menit - N: 120x/menit S: 36,8oC - Saturasi O2: 98% - Pasien menggunakan otot nafas tambahan bahu dan cuping hidung
A: Masalah belum teratasi
P: Pertahankan terapi pasien Monitor Respirasi dan Saturasi O2 tiap jam
S: Pasien mengatakan sesaknya berkurang
O: - keadaan umum cukup - TD: 130/70 mmHg RR: 30x/menit - N: 110x/menit S: 36,8oC - Saturasi O2: 99% - Pasien menggunakan otot nafas tambahan bahu dan cuping hidung
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi Monitor Respirasi dan Saturasi O2 tiap jam
S: Pasien sudah agak enak
O: - keadaan umum cukup - TD: 125/78 mmHg RR: 24x/menit - N: 90x/menit S: 36oC - Saturasi O2: 99% - Pasien menggunakan otot nafas tambahan bahu dan cuping hidung
A: Masalah teratasi sebagian
P: Acc dokter pindah ke ruangan rawat inap Wijaya Kusuma Monitor Respirasi dan Saturasi O2 tiap jam
EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA: Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-
bronkospasme yang ditandai dengan pasien mengeluh sesak dan sulit bernafas,
takikardi (Nadi: 144x/menit), AGD Abnormal (pH: 7,18 ), (pCO2: 57
(HCO3:21,3 )
HARI/TGL,WAKTU
EVALUASI PARAF
Senin,14 Januari
2013
Selasa,15 Januari
2013
Rabu,16 Januari
2013
S: Pasien mengatakan masih sesak nafas
O: - keadaan umum sedang - TD: 125/72 mmHg RR: 40x/menit - N: 120x/menit S: 36,8oC - Saturasi O2: 98% - Sianosis (-) - Hasil AGD pH: 7,18 pCO2: 57 HCO3:21,3
A: Masalah belum teratasi Jenis Asidosis Respiratorik + Metabolik
P: Pertahankan terapi pasien Monitor Respirasi dan Saturasi O2 tiap jam
S: Pasien mengatakan sesaknya berkurang
O: - keadaan umum cukup - TD: 130/70 mmHg RR: 30x/menit - N: 110x/menit S: 36,8oC - Saturasi O2: 99% - Sianosis (-) A: Masalah teratasi sebagian
P: Pertahankan terapi pasien Monitor Respirasi dan Saturasi O2 tiap jam
S: Pasien mengatakan sesaknya berkurang
O: - keadaan umum cukup - TD: 125/78 mmHg RR: 24x/menit - N: 90x/menit S: 36oC - Saturasi O2: 99% - Sianosis (-)
A: Masalah teratasi sebagian
P: Acc dokter pindah ruangan rawat inap Wijaya Kusuma Kolaborasi cek ulang AGD
top related