1.penapisan fitokimia. eka putra doc
Post on 25-Oct-2015
203 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN I
PENAPISAN FITOKIMIA
OLEH
NAMA : EKA SAFUTRA
NIM : F1C1 10 069
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : MUH. YAMIN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memakai tumbuhan
sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan yang
dihadapinya. Namun hal ini dilakukan berdasarkan pengalaman yang turun
temurun dan bukan melalui kajian yang sistematis dan terencana, sehingga
komponen kimia yang aktif dari tumbuhan tersebut belum banyak ditemukan.
Senyawa kimia dalam tumbuhan merupakan hasil metabolisme sekunder
dari tumbuhan itu sendiri. Senyawa metabolit sekunder sangat bervariasi jumlah
dan jenisnya dari setiap tumbuh-tumbuhan. Beberapa dari senyawa tersebut telah
diisolasi, sebagian diantaranya memberikan efek fisiologi dan farmakologis yang
lebih dikenal sebagai senyawa kimia aktif.
Alkaloid sebagai golongan dibedakan dari sebagian besar komponen
tumbuhan lain berdasarkan sifat basanya (kation). Oleh karena itu, senyawa ini
biasanya terdapat dalam tumbuhan sebagai garam berbagai asam organik dan
sering ditangani di laboratorium sebagai garam dengan asam hidroklorida dan
asam sulfat. Alkaloid sering kali aktif obtik dan biasanya hanya satu dari isomer
optik, yang dijumpai di alam, meskipun dalam beberapa kasus dikenal campuran
rasemat ; pada kasus lain satu tumbuhan mengandung satu isomer sementara
tumbuhan mengandung enantiomernya.
Salah satu metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah sterol.
Sterol juga termasuk lipida yang banyak dijumpai di alam. Termasuk dalam
golongan steroid adalah sterol, sapogenin, dan hormone. Struktur senyawa ini
biasanya pada dasarnya mempunyai cincin siklopentaperhidrofenantren.
Dari senyawa-senyawa steroid, sterol merupakan senyawa yang paling
banyak ditemukan di alam. Pada umumnya, senyawa ini ditemukan dalam bentuk
sterol bebas, sterol berikatan, dengan glikosida, atau sterol yang berbentuk ester.
Sterol banyak dijumpai dalam beberapa minyak seperti minyak kedele, minyak
teh, minyak kopi dan juga minyak erot. Senyawa sterol merupakan senyawa
alcohol yang mempunyai berap molekul tinggi yang terjadi dalam fraksi lemak
yang tak tersabunkan.
Untuk lebih jelasnya akan dibahas bagaimana cara penapisan fitokimia,
dan apa saja uji-uji yang dilakukan agar kita dapat mengetahui senyawa apa saja
yang terkandung dalam bahan-bahan alam, nah disini kita menggunakan sampel
daun jeruk purut.
.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa metabolit sekunder ?
2. Senyawa apakah yang terkandung dalam daun jeruk purut ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Menentukan penapisan fitokimia terhadap tumbuhan tinggi dengan teknik
ekstraksi, uji positif menggunakan reagen.
2. Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis metabolit sekunder yang
terdapat dalam tumbuhan tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam uji fitokimia, senyawa yang akan diuji yaitu alkaloid, steroid dan
flavonoid. Golongan senyawa alkaloid dideteksi dengan menyemprotkan
pereaksi Dragendrof. Golongan senyawa steroid dideteksi dengan asam sulfat
dan asam asetat anhidrat. Sedangkan golongan senyawa flavonoid dideteksi
dengan cara melarutkan 10 mL filtrat dengan 0,5 g Mg di tambah 2 mL alkohol
klorhidrat dan 20 mL amil alkohol, dikocok dengan kuat, terbentuk warna merah,
kuning, dan jingga yang menunjukkan adanya senyawa flavonoid (Maharani et
al, 2006).
Metabolit sekunder dihasilkan melalui tahap-tahap reaksi dalam jaringan
tumbuhan yang disebut biosintesis. Alkaloid, terpenoid, steroid, dan flafonoid
merupakan beberapa contoh senyawa yang dihasilkan dari biosintesis tersebut.
Penelitian kandungan kimia untuk satu tanaman (daun, batang, kulit batang, akar,
dll) atau melakukan penapisan kandungan kimia terhadap berbagai sepsis
tanaman dalam satu famili pada bagian tertentu akan memberikan informasi
tentang tingkat evolusi (Sabarwati, 2006).
Salah satu metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan adalah sterol.
Sterol juga termasuk lipida yang banyak dijumpai di alam. Termasuk dalam
golongan steroid adalah sterol, sapogenin, dan hormone. Struktur senyawa ini
biasanya pada dasarnya mempunyai cincin siklopentaperhidrofenantren.
Dari senyawa-senyawa steroid, sterol merupakan senyawa yang paling
banyak ditemukan di alam. Pada umumnya, senyawa ini ditemukan dalam bentuk
sterol bebas, sterol berikatan, dengan glikosida, atau sterol yang berbentuk ester.
Sterol banyak dijumpai dalam beberapa minyak seperti minyak kedele, minyak
teh, minyak kopi dan juga minyak erot. Senyawa sterol merupakan senyawa
alcohol yang mempunyai berap molekul tinggi yang terjadi dalam fraksi lemak
yang tak tersabunkan (Anwar, 1994).
Dalam ilmu pangan, terbentuknya warna coklat pada bahan pangan
secara alami atau karena proses tertentu. Pada kelompok buah-buahan, proses
pencokelatan itu setelah buah dikupas disebabkan oleh pengaruh aktifitas enzim
Polypenol Oxidate (PPO), yang dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus
monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-
kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat
(http://panganplus.com).
Dari senyawa-senyawa steroid, sterol merupakan senyawa yang paling
banyak ditemukan di alam. Pada umumnya, senyawa ini ditemukan dalam bentuk
sterol bebas, sterol berikatan, dengan glikosida, atau sterol yang berbentuk ester.
Sterol banyak dijumpai dalam beberapa minyak seperti minyak kedele, minyak
teh, minyak kopi dan juga minyak erot. Senyawa sterol merupakan senyawa
alcohol yang mempunyai berap molekul tinggi yang terjadi dalam fraksi lemak
yang tak tersabunkan (Anwar, 1994).
Beberapa wewangian juga memakai minyak jeruk purut (diperoleh dari
daun atau kulit buahnya) sebagai komponennya. Karakteristik minyak daunnya
terutama didominasi oleh minyak atsiri (-)-(S)-citronelal (80%), sisanya adalah
citronelol (10%), nerol dan limonena. Jeruk purut adalah istimewa karena pada
jeruk-jeruk lainnya yang mendominasi adalah enantiomernya, (+)-(R)-citronelal
(juga dapat ditemukan pada serai). Kulit buahnya memiliki komponen yang
serupa dengan kulit buah jeruk nipis, dengan komponen utama adalah limonena
dan β-pinena. Nama ilmiah yang dipakai (Citrus hystrix) berarti "jeruk landak",
mengacu pada duri-duri yang dimiliki batangnya. Gambar daun jeruk purut :
Jeruk purut dari Blanco
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Penapisan penapisan fitokimia dilaksanakan pada hari Rabu,
Tanggal 12 April 2012 Pukul 16.30-18.00 WITA dan bertempat di
laboratorium Kimia Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat gelas beaker,
erlenmeyer, pipet ukur, filler, corong, statif , batang pengaduk, tabung reaksi,
rak tabung, penangas air, blender, oven dan evaporator.
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah amil alkohol, aquades, NaOH,
metanol, magnesium, FeCl3, gelatin, dan H2SO4.
C. Prosedur Kerja
1. Persiapan sample
Sampel
- dibersihkan dari kotoran dan lumut- dijemur
Sampel kering- dipotong-potong kecil- dihaluskan menggunakan blenderSerbuk sampel
2. Ekstraksi
3. Tes identifikasi
a. Flavonoid
Sampel 250 g
- dimaserasi selama 24 jam
Ekstrak sampel
- disaring-
Filtrat Residu
- dipekatkan menggunakan evaporator
Filtrat pekat
- dilakukan uji kandungan kimia dengan berbagai reagen atau pereaksi kimia yang sesuai untuk jenis
Hasil Pengamatan
5 ml sampel
b. Kuinon
c. Saponin
d. Polifenol
- dimasukkan dalam tabung reaksi- dididihkan selama 5 menit- di saring dengan kertas saring- ditambahkan serbuk magnesium- ditambahkan 1 ml HCl pekat- ditambahkan amil alcohol 1 ml
Terbentuk warna merah pada alkohol
5 ml ekstrak
- dimasukkan dalam tabung reaksi- dididihkan selama 5 menit- di saring dengan kertas saring- ditambahkan larutan NaOH 5%
Terbentuk larutan berwarna merah
5 ml ekstrak
- dimasukkan dalam tabung reaksi- ditambahkan aquadest- dikocok
Tidak terdapat busa yang menunjukkan adanya saponin
2 ml sampel
- dimasukkan dalam tabung reaksi- dipanaskan selama 5 menit- diambil dua bagian- dimasukkan dalam tabung reaksi
Tabung reaksi
- ditambahkan FeCl3 1 %
Tidak terbentuk larutan berwarna hijau
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
Identifikasi Perlakuan Keterangan
Flavonoid
Kuinon
Saponin
Tanin /
polifenol
5 ml sample (dipanaskan) + serbuk
Mg + 1 ml HCl pekat + amil
alcohol
5 ml sampel (dipanaskan) + larutan
NaOH 5 %
5 ml ekstrak + air (dikocok)
2 ml sampel (dipanaskan) + FeCl3
Terbentuk warna merah
pada alkohol
Tidak terbentuk larutan
berwarna merah
Tidak terdapat busa yang
menunjukkan adanya
saponin
(uji negatif)
B. Pembahasan
Fitokimia merupakan senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan.
Dengan demikian, penapisan fitokmia berarti menyeleksian senyawa kimia yang
terkandung dalam suatu sample tumbuhan. Tumbuhan sebagi mahluk hidup juga
melakukan sistem metabolisme demi kelangsungan hidupnya. Setiap
prosesmetabolisme akan menghasilkan produk berupa metabolit yang dapat atau
tidak dapat digunakan kembali bagi suatu mahluk hdup. Metabolit primer
merupakan hasil metabolisme dalam bentuk senyawa kimia yang sangat
dibutuhkan oleh tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Misalnya protein,
lemak, dan polisakarida. Jika tumbuhan kekurangan satu dari metabolit primer
maka tumbuhan tersebut akan tumbuh secara tidak normal dan akhirnya
mengalami degenerasi dan mati. Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia
yang dihasilkan sebagai bentuk adaptasi tumbuhan itu dengan lingkungan dimana
ia tumbuh. Dapat dikatakan bahwa metabolit sekunder adalah produk sampingan
dari metabolit primer. Oleh karena itu, jika salah satu metabolit sekunder tidak
ada dalam tumbuhan, maka kelangsungan hidupnya masih dapat berlangsung.
Senyawa-senyawa mwtabolit misalnya alkaniod, flavanoid, kuinon, tannin,
saponin, steroid, polifenon, dsan triterpenoid.
Untuk dapat mengidentifikasi ada tidaknya senyawa-senyawa metabolit
sekunder harus dilakukan melalui beberapa tahap. Untuk mendapatkan sampel
siap uji, bahan mentah yang hendak diidentifikasi, terlebih dahulu diperlakukan
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan metode pemisahan yang hendak
digunakan. Pemilihan metode isolasi harus disesuikan dengan sifat senyawa yang
hendak diidentifikasi. Pada percobaan kali ini digunakan metode ekstraksi
maserasi yaitu isolasi bahan mentah yang hendak diidentifikasi, terlebih dahulu
diperlakukan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan metode pemisahan yang
hendak digunakan. Pemilihan metode isolasi harus disesuikan dengan sifat
senyawa yang hendak diidentifikasi. Pada percobaan kali ini digunakan metode
ekstraksi maserasi yaitu isolasi dengan merendam sampel dengan pelarutnya
dengan suasan tanpa pemanasan. Kondisi ini disebabkan oleh sifat senyawa
ataupun sampel yang mudah rusak oleh pemanasan sebab teksturnya lunak.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, uji yang berhasil adalah
hanya uji flavonoid dan kuinon, sedangkan uji yang tidak berhasil adalah uji
saponin, dan polifenol. Percobaan ini hanya dilakukan beberapa uji diatas karena
faktor ekstrak sampel yang diperoleh sedikit.
Alkaloid tergolong dalam senyawa basah dikarenakan oleh adanya atom
nitrogen pada rantai sikliknya. Alkaloid dibiosintesis oleh tumbuhan dengan
tujuan menolak serangga dan sebagai anti fungi (anti jamur). Uji alkaloid
terhadap akar jarak multifida menghasilkan hasil yang positif. Hal ini dapat
ditunjukan oleh adanya lapisan asam putih kekunning-kuningan. Uji ini dilakukan
oleh pereaksi Dragendorf yang bereaksi secara selektif dengan alkaloid. Indikasi
endapan kuning menunjukan adanya alkaloid.
Flavanoid merupakan senyawa yang memberikan warna atau pigmen pada
tumbuhan. Beberapa fungsi dari flavanoid ialah pengatur tumbuh, fotosintesis,
antimikroba, antivirus dan sebagai penghambat jamur ketika terjadi luka pada
bagian tumbuhan. Uji terhadap flavanoid pada ekstrak daun jeruk purut
menunjukkan larutan berwarna merah.
Kuinon merupakan senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar
seperti kromofor pada benzokuinon yang terdiri dari dua gugus karbonil yang
berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Pigmen kuinon banyak
terdapat pada kulit, akar dan jaringan seperti daun, tetapi kadang-kadang ditutupi
oleh pigmen lain sehingga sulit terdeteksi. Pemisahan kuinon biasanya dilakukan
setelah pigmen lain dalam suatu sampel telah diidentifikasi. Kuinon dibagi dalam
4 golongan yaitu benzokuinon, naftakuinon, antrakuinon dan kuinon isoprenoid.
Pada uji terhadap kuinon dengan menambahkan NaOH diperoleh larutan
berwarna merah.
Saponin merupakan senyawa yang sifatnya menyerupai sabun. Saponin
adalah senyawa aktif yang permukaannya kuat serta dapat menimbulkan busa jika
dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah menyebabkan homolisis sel
darah merah. Saponin memberikan rasa pahit pada bahan pangan nabati. Saponin
dapat menghambat pertumbuhan kanker dan membantu mengontrol kadar
kolestrol dalam darah menjadi normal. Tes identifikasi untuk menguji adanya
saponin dalam akar jarak multifida dilakukan dengan mencampurkan sampel
dengan air dan dikocok, sehingga menghasilkan busa yang menunjukkan adanya
senyawa saponin yang terdapat didalam sampel. Pada percobaan yang telah
dilakukan menunjukkan tidak adanya busa yang diperoleh selama pengocokan
dilakukan, namun tidak terbentuk busa.
Steroid sebenarnya sebagian besar terdapat pada hewan. Namun, steroid
tumbuhan juga ada hanya saja terdapat satu atau dua tambahan atom karbon pada
rantai samping delapan karbon pada lanosterol. Lanosterol merupakan senyawa
yang memiliki inti yang sama dengan inti steroid. Hanya saja pada steroid
memiliki inti yang terdapat pada dua gugus metal yang terikat pada system cincin.
Percobaan terhadap identifikasi adanya steroid melalui reaksi dengan pereaksi
Lieberman-Buchardt menghasilkan larutan berwarna merah. Jika uji positif maka
akan terbentuk larutan warna ungu sampai biru.
Tanin merupakan senyawa yang terdapat dalam tumbuhan berpembuluh
pada jaringan kayu tanaman angiospermae. Angiospermae merupakan tumbuhan
berbiji terbuka yang dibagi atas monokotil dan dikotil. Di dalam tumbuhan tanin
letaknya terpisah dari protein dan enzim sitoplasma. Tanin memiliki rasa sepat
(seperti bergetah). Karena itu, tanin bagi tumbuhan berguna sebagai penolak
hewan yang memakannya, dalam hal ini ialah hewan herbivora. Tanin
digolongkan menjadi tanin-terkondensasi seperti proantosianidin, tanin
terhidrolisiskan seperti glotanin dan elagetanin, dan prototanin seperti prazat tanin
misalnya katekin. Sama seperti flavanoid, tanin memiliki fungsi yang sama
dengan senyawa-senyawa sejenis flavanoid seperti flavon, antosianin dan
flavolan.
Polifenol adalah golongan bahan polimer dalam tumbuhan seperti lignin,
melalin dan tanin. Geosintesis polifenol oleh tumbuhan bertujuan untuk bahan
pembangun dinding sel dan sebagai pigmen bunga, serta penolak serangga atau
hewan herbivora. Pada uji ini larutan sampel tidak berwarna. Kandungan
senyawa yang terkandung dalam daun jeruk purut adalah minyak atsiri
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. penapisan fitokimia terhadap tumbuhan tinggi dilakukan dengan teknik
ekstraksi secara maserasi yaitu perendaman sampel dengan pelatur tertentu
tanpa adanya pemanasan. Uji positif terhadap kandungan kimia yang
terkandung pada tumbuhan tinggi menggunakan pereaksi yang secara spesifik
bekerja terhadap senyawa tertentu.
2. senyawa-senyawa metabilit sekunder ialah alkaloid, flavanoid, kuinon,
saponin, steroid, triterpenoid, tanin dan polifenol.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., dkk, 1994, Pengantar Praktikum Kimia Organik, FMIPA UGM, Yogyakarta
http://panganplus.com diakses pada tanggal 13 April 2012.
Sabarwati, St. Hadijah, 2006, Petunjuk Praktikuim Kimia Organik II, Jurusan Kimia FMIPA Unhalu, Kendari.
Maharani, D.M., Siti N.H., dan Haiyinah, 2006, Studi Potensi Kalakai (Stenochlaena palustris (Burm.F) Bedd) Sebagai Pangan Fungsional, Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
SOAL :
1. Mengapa dalam ekstraksi senyawa dari suatu sampel ada yang prosesnya melalui
pemanasan dan ada yang tidak, jelaskan.
2. Sebutkan manfaat (aktifitas) dari masing-masing contoh senyawa Alkaloid,
Flavonoid, Kuinon, Saponin, Sterol (steroid), triterpenoid dan tanin.
JAWAB :
1. Karena setiap senyawa memiliki karakteristik tersendiri, sehingga perlakuan yang
diberikan berbeda-beda. Untuk komponen yang bersifat tahan panas, ekstraksi
dapat dilakukan dengan pemanasan, atau untuk sampel yang sukar larut dapat
digunakan cara pemanasan. Untuk sampel yang bersifat tahan panas, maka
ekstraksi dilakukan tanpa pemanasan untuk menghindari kerusakan senyawa yang
dikandung oleh sampel.
2. manfaat (aktifitas) dari masing-masing contoh senyawa Alkaloid, Flavonoid,
Kuinon, Saponin, Sterol (steroid), triterpenoid dan tanin :
Alkaloid, contohnya kuinon dan berberina, berfungsi sebagai tandon
penyimpan nitrogen, sebagai buangan nitrogen, melindungi tumbuhan dari
serat parasit dan merangsang perkecambahan.
Favonoid, contohnya antosianin, berfungsi sebagai pengatur tumbuhan
dan sebagai anti mikroba.
Kuinon, contohnya antrakuinon, berfungsi dalam respirasi sel dan
fotosintesis.
Saponin, contohnya saponin steroid, berfungsi sebagai bahan baku
pembuatan hormon steroid.
Tanin, contohnya gelotanin, berfungsi sebagai penolak hewan
pemakan tumbuhan.
Triterpenoid berfungsi sebagai komponen aktif dalam tumbuhan obat,
mestimulasi serangga bertelur dan sebagai anti virus serta bakteri.
top related