akhlak mahmudah

14
Akhlak Mahmudah (Terpuji) Dan Akhlak Mazmumah (Tidak Terpuji) BAB I PENDAHULUAN Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk. Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yg tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Akhlak meliputi jangkauan yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk

Upload: eka-syaputra

Post on 12-Aug-2015

338 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akhlak Mahmudah

Akhlak Mahmudah (Terpuji) Dan Akhlak Mazmumah (Tidak Terpuji)

BAB I

PENDAHULUAN

Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam

penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam

mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau

tabiat.

Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk.

Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yg tertanam dalam jiwa

seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih

dahulu. Akhlak meliputi jangkauan yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan.

Akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual

keagamaan dan berbentuk pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta

sikap yang terpantul terhadap semua makhluk (alam semesta).

Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri

Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah

sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi

seluruh kaum Muslimin.

BAB II

PEMBAHASAN

AKHLAK MAHMUDAH (TERPUJI) DAN AHLAK MAZMUMAH (TERCELA)

Page 2: Akhlak Mahmudah

 A.    PENGERTIAN AKHLAK

Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa

Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak

yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk

atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).

Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana,

memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa

nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga

dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama,

senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara

benar dan sebagainya.

Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah

pembinaan tamadun dan kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti

kata pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama

berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu".  

Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang baik

itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi

segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari

sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang

munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya “Kamu adalah umat

yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar

dan beriman kepada Allah”

Page 3: Akhlak Mahmudah

Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub,

dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-

penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam

kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan

lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat

yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai

mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:

t �ygsß ßŠ$|¡xÿø9$# ’Îû ÎhŽy9ø9$# Ì �óst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. “ω÷ƒr& Ĩ$¨Z9$# Nßgs)ƒÉ‹ã‹Ï9 uÙ÷èt/ “Ï%©!$#

(#qè=ÏHxå öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ö�tƒ ÇÍÊÈ Artinya

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Ruum: 41).

B.     PENGERTIAN AKHLAK MAHMUDAH (TERPUJI)

Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan

RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat,

hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun,  tolong-

menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil,

bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal, ber-tauhiid,

ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan

ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan,

bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak

terpuji dalam pergaulan remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.

1.      Contoh-Contoh Akhlak Mahmudah

Page 4: Akhlak Mahmudah

Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak mahmudah yang meliputi

ikhlas, sabar, syukur, jujur, adil dan amanah.

a.       Ikhlas

Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada

dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim

Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi

Saw, “Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, “Aku telah

menanyakan hal itu kepada Allah,” lalu Allah berfirman, “(Ikhlas) adalah salah satu dari

rahasiaku yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan

hamba-hamba-Ku.”

Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota

masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan

dunia-akhirat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan,

perdamaian serta kesejahteraan.

b. Amanah

Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan)

sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya.

Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian

untuk mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi

diantara manusia agar menghukumi dengan adil…” (QS 4:58).

Dalam ayat lainnya, Allah juga berfirman: “Sesungguhnya Kami telah

menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka mereka semua

enggan memikulnya karena mereka khawatir akan mengkhianatinya, maka dipikullah

Page 5: Akhlak Mahmudah

amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh…” (QS.

33:72).

c.       Adil

Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain

ialah berupa perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada

beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan

sesama saudara. Nabi Saw bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut

kepada Allah ketika bersendiriaan dan di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka

dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang

membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang

dengan dirinya sendiri.” (HR. AbuSyeikh).

d.      Bersyukur

Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah mengakui adanya

kenikmatan dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat

tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah : Menggunakan nikmat AllahSWT

dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. Lawannya syukur adalah kufur.Yaitu

dengan cara tidak memanfaatkan nikmat tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal

yang dibenci oleh Allah SWT.

C. PENGERTIAN AKHLAK MAZMUMAH (TERCELA)

Page 6: Akhlak Mahmudah

Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama

(Allah dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong,

malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah,

pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus

asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan

diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri,

mengkonsumsi narkoba), israaf,  tabdzir.

Dalam konteks pembahasan Akhlak itu, maka akhlak dapat di bagi kepada 3 (tiga)

bagian yaitu :

1.      Akhlak kepada Allah SWT

Akhlak kepada Allah adalah perbuatan hambaNya terhadap Allah SWT.

2.      Akhlak kepada MakhlukNya

Akhlak kepada MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap makhluk Allah,

seperti Malaikat, Jin, Manusia, dan Hewan.

3.      Akhlak kepada Lingkungan

Akhlak kepada lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap lingkungan (semesta

alam), seperti : tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai, danau), gunung, dan sebagainya.

Contoh Sifat Mazmumah (Tercela) yaitu:1.      Penyakit hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri:

Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau

keberuntungan. Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang

lain, misalnya sikap tidak senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita

iri atau menyebarkan isu-isu yang tidak baik. Jika perasaan ini dibiarkan tumbuh didalam

Page 7: Akhlak Mahmudah

hati, maka akan muncul perselisihan, permusuhan, pertengkaran, bahkan sampai

pembunuhan, seperti yang terjadi pada kisah Qabil dan Habil.

2.      Penyakit hati disebabkan karena perasaan dengki.

Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan

berusaha agar kenikmatan tersebut cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta

merasa senang kalau orang lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan

sifat iri. Hanya saja sifat dengki sudah dalam bentuk perbuatan yang berupa kemarahan,

permusuhan, menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik orang lain.

3.      Hasud

Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama.

Menghasud adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama

baik dan merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek

yang sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri,

dengki dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu perasaan tidak suka

terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian, jika dibiarkan tumbuh, iri hati

akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian jika dibiarkan terus akan

berubah menjadi penyakit yang lebih buruk lagi, yaitu hasud.

D.AKHLAK MAHMUDAH MELAHIRKAN INSAN YANG BERTAKWA

Sifat Mahmudah atau juga dikenali dengan akhlak terpuji ialah sifat yang lahir

didalam diri seseorang yang menjalani pembersihan jiwa dari sifat-sifat yang keji dan

hina (sifat mazmumah). Sifat Mazmumah boleh dianggap seperti racun-racun yang boleh

membunuh manusia secara tidak disedari dan sifat ini berlawanan dengan sifat

mahmudah yang sentiasa mengajak dan menyuruh manusia melakukan kebaikan.

Page 8: Akhlak Mahmudah

Oleh itu, dalam Islam, yang menjadi pengukur bagi menyatakan sifat seseorang itu sama

ada baik atau buruk adalah berdasarkan kepada akhlak dan perilaku yang dimilik oleh

seseorang.

Dalam mengamalkan sifat-sifat mahmudah atau etika hidup yang murni, ia

merangkumi banyak aspek antaranya :

1.      Akhlak Terhadap Diri Sendiri, seperti menjaga kesihatan diri, membersih jiwa daripada

akhlak yang buruk dan keji serta tidak melakukan perkara-perkara maksiat.

2.      Akhlak Terhadap Keluarga, seperti pergaulan dan komunikasi yang baik antara suami

isteri, berbuat baik kepada kedua ibu bapa, menghormati yang lebih tua dan mengasihi

orang-orang muda daripada kita.

3.      Akhlak Terhadap Masyarakat, seperti sentiasa menjaga amanah, menepati janji, berlaku

adil, menjadi saksi yang benar dan sebagainya.

Akhlak dapat dibentuk dengan baik sekiranya kita benar-benar mengikuti lunas-lunas

yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Antara jalan terbaik untuk membentuk

akhlak yang mulia ialah :

1.      Mempunyai Ilmu Pengetahuan. setiap mukmin perlu mempelajari apakah yang

dimaksudkan dengan akhlak terpuji (akhlak mahmudah) dan tahu membezakan dengan

akhlak yang keji ( akhlak mazmumah ).

2.      Menyedari Kepentingan Akhlak Yang Diamalkan. Ini kerana akhlak merupakan cermin

diri bagi seseorang muslim dan membawa imej Islam, malahan daya tarikan Islam juga

bergantung kepada akhlak yang mulia.

Page 9: Akhlak Mahmudah

3.      Mempunyai Keazaman Yang Tinggi, melalui keazaman yang tinggi dan kuat sahajalah

jiwa seseorang dapat dibentuk untuk benar-benar menghayati sifat yang mulia.

BAB III

KESIMPULAN

Bermula dari zaman Nabi Adam a.s, manusia sudah ditakdirkan untuk menjalani

peringkat hidup duniawi di atas muka bumi ini. Sedari detik itu sehingga kini, manusia

terus menjalani hidup dengan berbagai cara dan peristiwa yang membentuk sejarah dan

tamaddun manusia. Sifat dan keperibadian manusia penuh pertentangan dan beraneka

ragam. Manusia bukan makhluk sosial semata-mata malah bukan jua diciptakan untuk

mementingkan diri sendiri semata-mata.

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam diutuskan kepada manusia untuk

menyempurnakan akhlak sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis Rasulullah SAW.

Dengan akhlak Rasulullah memenuhi kewajiban dan menunaikan amanah, menyeru

manusia kepada tauhid dan dengan akhlak jualah baginda menghadapi musuh di medan

perang.

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), (Terj), Farid M’aruf, dari judul asli al-Akhlak, Jakarta:Bulang Bintang, 1983.

Artikel Terkait : Makalah PAI Studi Hukum Dalam Perspektif Ilmu Sosial Atau Pemanfaatan Ilmu Sosial Dalam

Studi Hukum Hak Asasi Manusia Makalah Etos Kerja Muslim

Read more: http://grupsyariah.blogspot.com/2012/05/akhlak-mahmudah-terpuji-dan-akhlak.html#ixzz2PlG8rYGD

Page 10: Akhlak Mahmudah