pendidikan akhlak

8
Pendidikan Akhlak Kelompok 1 Ahmad Ahadi Yusuf Anggita Ayuningtyas Ani Rochana Diky Setiawan Roy Wardana

Upload: ahmad-ahadi-yusuf

Post on 09-Aug-2015

170 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Pendidikan AkhlakPendidikan Akhlak

Kelompok 1Kelompok 1

Ahmad Ahadi YusufAnggita AyuningtyasAni RochanaDiky SetiawanRoy Wardana

Pengertian Pendidikan Akhlak Akhlak adalah jamak dari khuluq yang berarti adat kebiasaan ( al-

adat ), perangai, tabiat ( al-sajiyyat ), watak ( al-thab ), adab/sopan santun ( al-muru’at ), dan agama ( aldin ).

Akhlak dimaknai juga sebagai semua perbuatan yang lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik atau buruk.

Pendidikan akhlak merupakan suatu pembinaan yang terkait dengan dua unsur substansial dalam diri manusia yaitu jiwa dan jasmani dengan budi pekerti yang baik serta membentuk perilaku dan tindakan mulia yang dapat dimanifestasikan oleh jasmani.

Sejarah Pendidikan Akhlak Sejarah Perkembangan Akhlak Pada Zaman Yunani

Socrates dipandang sebagai perintis Ilmu Akhlak. Karena ia yang pertama berusaha dengan sungguh-sungguh membentuk perhubungan manusia dengan ilmu pengetahuan. Dia berpendapat akhlak dan bentuk perhubungan itu, tidak menjadi benar kecuali bila didasarkan ilmu pengetahuan.

Lalu datang Plato (427-347 SM). Ia seorang ahli Filsafat Athena, yang merupakan murid dari Socrates. Buah pemikirannya dalam Etika berdasarkan ‘teori contoh’. Dia berpendapat alam lain adalah alam rohani. Di dalam jiwa itu ada kekuatan bermacam-macam, dan keutamaan itu timbul dari perimbangan dan tunduknya kepada hukum.

Kemudian disusul Aristoteles (394-322 SM), dia adalah muridnya plato. Pengukutnya disebut Peripatetis karena ia memberi pelajaran sambil berjalan atau di tempat berjalan yang teduh

Sejarah Akhlak pada Bangsa Romawi (Abad pertengahan)

Pada abad pertengahan, Etika bisa dikatakan ‘dianiaya’ oleh Gereja. Pada saat itu, Gereja memerangi Filsafat Yunani dan Romawi, dan menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno.

Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan hakikat telah diterima dari wahyu. Dan apa yang terkandung dan diajarkan oleh wahyu adalah benar. Jadi manusia tidak perlu lagi bersusah-susah menyelidiki tentang kebenaran hakikat, karena semuanya telah diatur oleh Tuhan. Sejarah Akhlak Pada Bangsa Arab Sebelum Islam

Bangsa Arab pada zaman jahiliah tidak mempunyai ahli-ahli Filsafat yang mengajak kepada aliran atau faham tertentu sebagaimana Yunani, seperti Epicurus, Zeno, Plato, dan Aristoteles.

Hal itu terjadi karena penyelidikan ilmu tidak terjadi kecuali di Negara yang sudah maju. Waktu itu bangsa Arab hanya memiliki ahli-ahli hikmat dan sebagian ahli syair. Yang memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, mendorong menuju keutamaan, dan menjauhkan diri dari kerendahan yang terkenal pada zaman mereka.

Fungsi dan Tujuan AkhlakA. Fungsi Akhlak

sebagai panduan dalam memilih apa yang boleh diubah, dan apa pula yang harus dipertahankan.

sebagai obat penawar dalam menghadapi berbagai ideologi kontemporer (seperti materialisme, nihilisme, hedonisme, radikalisme, marxisme, skulerisme dan laian-lain).

sebagai benteng dalam menghadapi prilaku menyimpang akibat pengaruh negatif globalisasi.

B. Tujuan Pendidikan Akhlak

Tujuan pendidikan akhlak adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan yang sejati dan sempurna.

Implementasi Pendidikan Akhlak

● Zainal Abidin Bagir, dkk (2005:108) mengungkapkan bahwa terdapat empat tataran yaitu tataran konseptual, institusional, operasional dan arsitektural.● Secara konseptual, internalisasi pendidikan akhlak dapat diwujudkan melalui

perumusan visi, misi, tujuan dan program sekolah (rencana strategis sekolah)● Secara institusional, internalisasi dapat diwujudkan melalui pembentukan

institution culture yang mencerminkan adanya misi pendidikan akhlak.● Secara operasional, rancangan kurikulum (KTSP) harus dirancang sedemikian

rupa sehingga nilai-nilai fundamental agama perihal akhlak dan kajian ilmiah prihal akhlak terpadu secara koheren.

● Secara arsitektural, internalisasi dapat diwujudkan melalui pembentukan lingkungan diwujudkan melalui pembentukan lingkungan fisik yang berbasis pendidikan akhlak, seperti sarana ibadah yang lengkap, sarana laboratorium yang memadai, serta perpustakaan yang menyediakan buku-buku perihal akhlak mulia.

ReferensiZahruddin AR,dkk,Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada,2004) hal: 25-27.

Asmawati Suhid. Pemantapan Komponen akhlak dalam pendidikan Islam bagi menangani era globalisasi. Jurnal Kemanusiaan, Fakulti Pengurusan dan Pembangunan Sumber Manusia, Universiti Teknologi Malaysia, Bil.6, Disember 2005, hal. 95-103.

Ibnu Miskawaih, Tahdzib al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq, Beirut : Mansyurah Dar al-Maktabah al-Hayat, 1398 H.