akhlak (faisal riadi, khoirin najiyyah sably, siti nurlaela)

31
AGAMA AKHLAK Anggota: 1. Faisal Riadi (141411010) 2. Khoirin Najiyyah Sably (141411015) 3. Siti Nurlaela (141411028) Kelas IA D-3 TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA 1

Upload: khoirin-najiyyah-sably

Post on 27-Sep-2015

256 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

AKHLAK

TRANSCRIPT

AGAMAAKHLAK

Anggota:1. Faisal Riadi (141411010)2. Khoirin Najiyyah Sably (141411015)3. Siti Nurlaela (141411028)

Kelas IAD-3 TEKNIK KIMIAJURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, marilah kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Studi kasus penelitian ini dengan lancar dan tanpa halangan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Makalah dengan judul Akhlak kami buat tidak hanya dikarenakan demi kepentingan memenuhi tugas yang diberikan, tetapi rasa ingin tahu dan rasa penasaran juga menjadi alasan untuk membuat makalah ini.Tidak lupa kami ucapkan terimakasih pada orangtua yang telah memfasilitasi pembuatan makalah dan juga kepada guru Agama yang telah memberikan kesempatan untuk menambah wawasan mengenai ilmu akhlak ini.Kami sebagai penulis ingin memberikan yang terbaik kepada pembaca, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna karena kami hanyalah seorang pelajar semata. Untuk segala kekurangannya kami memohon maaf.Semoga studi makalah ini dapat membawa manfaat bagi yang membacanya.

Bandung, 19 Maret 2015

Tim Penulis

DAFTAR ISIKata Pengantar................................................................................................................. ... 2Daftar Isi............................................................................................................................... 3BAB I Pendahuluan...............................................................................................................4BAB II Pembahasan2.1 Pengertian Akhlak..............................................................................................52.2 Akhlak sebagai Misi Utama Ajaran Islam.........................................................62.3 Cakupan dan Ruang Lingkup Akhlak................. ....................... ......................62.4 Sumber Akhlaq.................................................................................................112.5 Akhlak dan Tasawuf.........................................................................................122.6 Konsep dalam Ilmu Tasawuf.......... .................................................................13BAB III Kesimpulan 3.1 Kesimpulan.........................................................................................................19Daftar Pustaka...................................................................................... ..............................20

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGPengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi, perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab jama dari bentuk mufradnya Khuluqun yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan khalkun yang berarti kejadian, serta erat hubungan Khaliq yang berarti Pencipta dan Makhluk yang berarti yang diciptakan. Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak .Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengeriti benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang ulang dengan kecenderungan hati (sadar) . Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna.1.2 TUJUAN1. Mengetahui pengertian Akhlak2. Mengetahui Misi Utama Akhlak sebagai tujuan utama ajaran Islam3. Mengetahui dan memahami cangkupan serta ruang lingkup Akhlak4. Mengetahui sumber Akhlak dan konsep akhlak dalam ilmu tasawuf1.3 RUMUSAN MASALAH1. Apa Pengertian Akhlak2. Apa Misi Utama Ajaran Islam dalam lingkup akhlak3. Apa Cakupan dan Ruang Lingkup Akhlak

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AKHLAKKata Akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun () yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun () yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq () yang berarti sang pencipta, demikian pula dengan mkhluqun () yng berarti yang diciptakan.Kata akhlak adalah jamak dari kata khalqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak sebagaimana telah disebutkan di atas. Baik kata akhlak atau pun khuluk kedua-duanya dijumpai pemakaiannya baik dalam Al Quran maupun Al Hadits, sebagai berikut: ( : 4 )Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al Qalam: 4) ( )Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna budi pekertinya. (HR. Tirmidzi)Ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk. Menurut Istilah, akhlak adalah:1. Ibnu Miskawaih: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran danpertimbangan.2. Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2.2 AKHLAK SEBAGAI MISI UTAMA AJARAN ISLAMTujuan ajaran akhlak, dengan ajaran akhlak, manusia, baik sebagai pribadi-pribadi atau secara bersama-sama, dibersihkan jiwanya, ditingkatkan derajat moral kemanusiaannya, dan dijatuhkan dari dorongan-dorongan dan kecenderungan-kecenderungan untuk melakukan tindakan yang mungkin dapat merugikan dirinya sendiri, atau orang lain, yang akhirnya merugikan kemanusiaan itu sendiriAkhlak sebagai misi utama agama islam, cakupan dan lingkup ajaran akhlak dalm islam yaitu, akhlak terhadap Allah, akhlak pada diri sendiri, akhlak terhadap sesama mansia, akhlak terhadap lingkungan alam.

2.2.1 KEDUDUKAN DAN KEISTIMEWAAN AKHLAK DALAM ISLAM

Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok Islam. Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan sesorang nanti pada hari kiamat. Rasulullah menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas imannya. Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada allah SWT. Nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah SWT membaikan akhlak beliau. Di dalam al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlak.

2.3 CAKUPAN DAN RUANG LINGKUP AKHLAK2.3.1 Ruang lingkup kajian ilmu akhlak Ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk. Ilmu akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai atau hukum kepada perbuatan tersebut, yaitu apakah perbuatan tersebut tergolong baik atau buruk.Dengan demikian objek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan seseorang. Perbuatan tersebut selanjutnya ditentukan kriterianya apakah baik atau buruk. Dengan demikian perbuatan yang bersifat alami, dan perbuatan yang dilakukan dengan tidak senganja, atau khilaf tidak termasuk perbuatan akhlaki, karena dilakukan tidak atas dasar pilihan. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi: ( )Bahwasanya Allah memaafkanku dan ummatku yang berbuat salah, lupa dan dipaksa. ( HR. Ibnu Majah dari Abi Zar )Dengan memperhatikan keterangan tersebut di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan Ilmu Akhlak adalah ilmu yang mengkaji suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang dalam keadaan sadar, kemauan sendiri, tidak terpaksa dan sungguh-sungguh, bukan perbuatan yang pura-pura. Perbuatan-perbuatan yang demikian selanjutnya diberi nilai baik atau buruk. Untuk menilai apakah perbuatan itu baik atau buruk diperlukan pula tolak ukur, yang baik atau buruk menurut siapa, dan apa ukurannya.Imam Al-Ghazali membagi tingkatan keburukan akhlak menjadi empat macam, yaitu: Keburukan akhlak yang timbul karena ketidaksanggupan seseorang mengendalikan nafsunya, sehingga pelakunya disebut al-jahil ( ). Perbuatan yang diketahui keburukannya, tetapi ia tidak bisa meninggalkannya karena nafsunya sudah menguasai dirinya, sehingga pelakunya disebut al-jahil al-dhollu ( ). Keburukan akhlak yang dilakukan oleh seseorang, karena pengertian baik baginya sudah kabur, sehingga perbuatan buruklah yang dianggapnya baik. Maka pelakunya disebut al-jahil al-dhollu al-fasiq ( ). Perbuatan buruk yang sangat berbahaya terhadap masyarakat pada nya, sedangkan tidak terdapat tanda-tanda kesadaran bagi pelakunya, kecuali hanya kekhawatiran akan menimbulkan pengorbanan yang lebih hebat lagi. Orang yang melakukannya disebut al-jahil al-dhollu al-fasiq al-syarir ( ).Menurut Imam Al-Ghazali, tingkatan keburukan akhlak yang pertama, kedua dan ketiga masih bisa dididik dengan baik, sedangkan tingkatan keempat sama sekali tidak bisa dipulihkan kembali. Karena itu, agama Islam membolehkannya untuk memberikan hukuman mati bagi pelakunya, agar tidak meresahkan masyarakat umum. Sebab kalu dibiarkan hidup, besar kemungkinannya akan melakukan lagi hal-hal yang mengorbankan orang banyak.2.3.2 Manfaat Mempelajari Ilmu AkhlakMempelajari Ilmu Akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk perbuatan buruk, membayar hutang kepada pemiliknya termasuk perbuatan baik, sedangkan mengingkari hutang termasuk perbuatan buruk. Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk membersihkan kalbu dari kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi bersih.2.3.3 Cakupan AkhlakA. Akhlak Terhadap Allah Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati. Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan doa dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdoa merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong ; suatu perilaku yang tidak disukai Allah. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

B. Akhlak Terhadap Manusia Husnuzan. Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang. Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk. Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain. Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Allah berfirman , Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya, dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil. (Q.S. Al Isra/17:24) Ayat di atas menjelaskan perintah tawaduk kepada kedua orang tua. Tasamu artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia. Allah berfirman, Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6). Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini. Taawun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Allah berfirman, ...dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...(Q.S. Al Maidah :2)

C. Akhlak Terhadap Kepada Diri Sendiri Berilmu artinya pandai atau tidak bodoh, cerdas atau pintar. Berilmu adalah sikap perilaku yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Orang yang berilmu adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan, dan mau menggunakan akal sehatnya untuk berpikir. Ilmu merupakan pintu gerbang yang menghantarkan seseorang meraih kesuksesan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. ( ) Barangsiapa yang berharap akan (kebahagiaan) dunia, hendaknya (diraih) dengan ilmu. Barangsiapa berharap kebahagiaan akhirat hendaknya diraih dengan ilmu, dan barangsiapa berharap kebahagiaan dari keduanya, hendaknya juga diraih dengan ilmu(H.R. Bukhari). Kerja keras artinya melakukan suatu usaha atau pekerjaan secara terus menerus tanpa mengenal lelah. Pengertian lain kerja keras adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius sampai tercapai suatu tujuan.Pepatah arab mengatakan: Barangsiapa yang sungguh-sungguh (kerja keras), niscaya akan berhasil, dan barangsiapa yang bergerak (berjalan), niscaya akan sampai. Kreatif artinya sikap terampil dan cekatan yang membuat seseorang tidak mau berpangku tangan atau bermalas-malasan. Seorang yang kreatif selalu berusaha dan bekerja untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain

perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan. Produktif dapat diartikan sebagai sikap ingin terus berkarya atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Bagi orang yang memiliki perialku produktif, tidak ada kata berhenti atau menganggur. Sebab sesungguhnya banyak hal yang dapat dikerjakan dan akan mendatangkan manfaat bagi kehidupannya, asalkan dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.

: ( )Rasulullah saw. Bersabda, sebaik-baik manusia adalah orang yang memberikan manfaat bagi orang lain (H.R.Ahmad)

D. Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda yang tidak bernyawa.Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur'an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaanya. Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut mampu menghormati proses yang sedang berjalan, dan terhadap proses yang sedang terjadi. YangB demikian mengantarkan manusia bertangung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia itu sendiri. Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa semuanya di ciptakan oleh Allah SWT, dan menjadi milik-Nya, serta kesemuanya memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk menyadari bahwa semunya adalah "umat" Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik.Dalil-dalil Akhlak Terhadap Allah, Manusia, dan Lingkungan HidupDan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.(Q.S. Al Baqarah :188).(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". (Q.S. Shaad: 7 1)2.4SUMBER AKHLAKAkhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-Quran dan as-Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk, patut atau tidak secara utuh diukur dengan al-Quran dan as-Sunnah. Sedangkan tradisi merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai sumber akhlak merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan oleh-Nya manusia diciptakan. Pasti ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan sistem norma yang datang dari Allah SWT.

2.5AKHLAK DAN TASAWUFA. Hubungan Akhlak dengan Tasawuf:Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlakB. TasawufAkar linguistik kata tasawuf ada empat: Berasal dari bahasa Arab shafa atau shafwun, yang berarti bersih. Ahlus-Shuffah (Penghuni Serambi, yaitu mereka yang tinggal di masjid Nabi Muhammad saw selama beliau hidup. As-shuf artinya bulu domba, karena mengenakan pakaian bulu, domba merupakn kebiasaan orang-orang shaleh di Kuffah. Berasal dari kata shuffatul-kaffa artinya sepon halus, yang menunjukkan kepada kaum Sufi yang hatinya begitu halus karena kebersihannya.C. Tujuan dan Sumber TasawwufTujuan utama orang menempuh jalan tasawwuf adalah keinginan kuat untuk merasa dekat dengan Allah swt (taqarrub) sehingga Allah dirasakan hadir di dalam dirinya.D. Sumber-Sumber Ajaran TasawwufAjaran-ajaran tasawwuf mengambil sumber dari ayat-ayat suci Al-Quran; perikehidupan, perilaku, dan perikehidupan para sahabat yang shaleh dan para nabi sebelum Nabi Muhammad saw.E. Perkembang Ilmu TasawwufIlmu tasawwuf berkembang kira-kira mulai sekitar ahir abad ke satu hijriyah dan terhenti ketika masuk ke abad 8 hijriyah.

2.6 KONSEP DALAM ILMU TASAWWUF2.6.1 MaqamatA. Pengertian MaqamatMaqamat bentuk jama dari kata maqam yang artinya station ( tahapan atau tingkatan), yakni tingkatan spiritual yang telah dicapai oleh seorang sufi.Imam Al-Ghozali berkata Maqam adalah beragam muamalat (interaksi) dan mujahaddah (perjuangan batin) yang dilakukan seorang hamba di sepanjang waktunya. Jika seorang hamba tersebut menjalankan salah satu dari maqam itu dengan sempurna maka itulah maqamnya hingga ia berpindah dari maqam itu menuju maqam yang lebih tinggi.Maqam didapatkan melalui upaya mujahaddah dan riyadhah.Maqam itu tidak bisa didapatkan kecuali dengan beramal secara terus menerus dan rutin serta dengan mengendalikan nafsu.B. Maqam Maqam dalam TasawufMaqam yang dijalani kaum sufi umumnya terdiri dari taubat, zuhud, faqr, sabar, syukur, rela, dan tawakal.a. TaubatMenurut Qamar Kailani dalam bukunya Fi At-Tasawufi Al-Islam, taubat adalah rasa penyesalan yang sungguh sungguh dalam hati disertai permohonan ampun serta meninggalkan segala perbuatan yang menimbulkan dosa. Sementara Al-Ghazali mengklasifikasikan taubat pada tiga tingkatan : Meninggalkan kejahatan dalam segala bentuknya dan beralih pada kebaikan karena takut kepada siksa Allah. Beralih dari satu situasi yang sudah baik menuju situasi yang lebih baik lagi.Dalam tasawuf, keadaan ini sering disebut inabah Rasa penyesalan yang dilakukan semata mata karena ketaatan dan kecintaan kepada Allah, hal ini disebut aubah.Menurut sufi yang menyebabkan seseorang jauh dari Allah adalah karena dosa, dan dosa adalah sesuatu yang kotor.b. ZuhudSecara harfiyah zuhud berarti tidak ingin kepada sesuatu yang bersifat duniawi, atau meninggalkan dunia dan hidup kematerian. Secara umum, zuhud dapat diartikan sebagai suatu sikap melepaskan diri dari ketergantungan terhadap kehidupan duniawi dengan mengutamakan kehidupan akhirat.Dilihat dari maksudnya, zuhud dibagi menjadi tiga tingkatan, pertama (terendah), menjauhkan dunia ini agar terhindar dari hukuman akhirat. Kedua, menjauhi dunia dengan menimbang imbalan di akhirat. Ketiga (tertinggi), mengucilkan dunia bukan karena takut atau berharap, tetapi karena cinta kepada Allah.Zuhud yang hakiki adalah meninggalkan dunia dari lubuk hati, meskipun bisa saja kemewahan dunia itu berada dalam genggaman kita. Karena, selama kita masih hidup di dunia, kita tetap membutuhkan harta meski sedikit untuk melangsungkan hidup kita, agar kita tidak mengemis pada orang lain.c. Faqr (Fakir)Al-Faqr adalah tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah dipunyai dan merasa puas dengan apa yang sudah dimiliki, sehingga tidak meminta sesuatu yang lain. Sikap mental faqr merupakan benteng pertahanan yang kuat dalam menghadapi pengaruh kehidupan materi. Sebab, sikap mental ini akan menghindarkan seseorang dari keserakahan.d. SabarSabar,berarti sikap konsekuen dan konsisten dalam melaksanakan semua perintah Allah. Berani menghadapi kesulitan, tabah menghadapi cobaan selama perjuangan demi mencapai tujuan.Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, sabar ada tiga macam, yaitu : Bersabar kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bersabar bersama Allah, yaitu bersabar terhadap ketetapan Allah dan perbuatan-Nya terhadapmu, dari berbagai macam kesulitan dan musibah. Bersabar atas Allah, yaitu bersabar terhadap rezeki, jalan keluar, kecukupan, pertolongan, dan pertolongan dan pahala yang dijanjikan Allah di kampung akhirat. e. SyukurSyukur adalah ungkapan rasa terimakasih atas nikmat yang diterima. Syukur sangat diperlukan karena semua yang kita lakukan dan miliki di dunia adalah berkat karunia Allah. Allah-lah yang telah memberikan nikmat kepada kita, baik berupa pendengaran, penglihatan, kesehatan, keamanan maupun nikmat-nikmat lainnya yang tidak terhitung jumlahnya. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani membagi syukur menjadi tiga macam, pertama dengan lisan, yaitu dengan mengakui adanya nikmat dan merasa tenang. Kedua, syukur dengan badan dan anggota badan, yaitu dengan cara melaksanakan ibadah sesuai perintah-Nya. Ketiga, syukur dengan hati.f. Rela ( Rida)Rida berarti menerima dengan rasa puas terhadap apa yang dianugerahkan Allah SWT. Orang yang rela mampu melihat hikmah kebaikan di balik cobaan yang diberikan Allah dan tidak berburuk sangka terhadap ketentuan-Nya. Bahkan, ia mampu melihat keagungan, kebesaran, dan kemahasempurnaan Dzat yang memberikan cobaan kepadanya sehingga tidak mengeluh dan tidak merasakan sakit atas cobaan tersebut.Menurut Abdul Halim Mahmud, rida mendorong manusia untuk berusaha sekuat tenaga mencapai apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Namun, sebelum mencapainya, ia harus menerima dan merelakan akibatnya dengan cara apapun yang disukai Allah.g. TawakalTawakal adalah salah satu sifat manusia beriman dan ikhlas. Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah Azza wa Jalla, membersihkannya dari ikhtiar yang keliru, dan tetap menapaki kawasan kawasan hukum dan ketentuan.Tawakal terbagi pada tiga derajat: tawakal, taslim, dan tafwidh. Tawakal adalah sifat orang orang yang beriman, taslim adalah sifat para wali, sedangkan tafwidh adalah sifat orang benar benar mengesakan. Orang yang bertawakal merasa tentram dengan janji Rabb-Nya. Orang yang taslim merasa cukup dengan ilmu-Nya. Adapun pemilik tafwidh rida dengan hukum-Nya.2.6.2 AhwalA. Pengertian AhwalAhwal adalah bentuk jama dari kata hal, yang berarti kondisi mental atau situasi kejiwaan yang diperoleh seorang sufi sebagai karunia Allah, bukan hasil dari usahanya.Hal bersifat sementara, datang dan pergi ;datang dan pergi bagi seorang sufi dalam perjalananya mendekati Tuhan.Imam Al Ghazali mengatakan Hal adalah satu waktu di mana seorang hamba berubah karena ada sesuatu dalam hatinya.Seorang hamba pada saat tertentu hatinya dan pada saat yang lain hatinya berubah. Inilah yang disebut dengan hal.B. Ahwal yang dijumpai dalam perjalanan sufiAhwal yang sering dijumpai dalam perjalanan kaum sufi antara lain :a. Waspada dan Mawas Diri (Muhasabah dan muraqabah)Waspada dan mawas diri merupakan dua hal yang saling berkaitan erat. Oleh karena itu , ada sufi yang mengupasnya secara bersamaan. Waspada (Muhasabah) dapat diartikan meyakini bahwa Allah mengetahui segala pikiran, perbuatan, dan rahasia dalam hati, yang membuat seseorang menjadi hormat, takut, dan tunduk kepada Allah. Adapun mawas diri (Muraqabah) adalah meneliti dengan cermat apakah segala perbuatan sehari hari telah sesuai atau malah menyimpang dari kehendak-Nya.b. Cinta (Mahabbah)Cinta atau mahabbah merupakan salah satu pilar utama islam dan inti dari ajarannya. Mahabbah adalah kecenderungan hati untuk memerhatikan keindahan atau kecantikan.Dalam pandangan Al-Junaidi, cinta didefinisikan sebagai kecenderungan hati pada Allah Taala, kecenderungan hati pada sesuatu karena mengharap ridha Allah tanpa merasa diri terbebani, atau menaati Allah dalam segala hal yang diperintahkan atau dilarang, dan rela menerima apa yang telah ditetapkan dan ditakdirkan Allah.c. Berharap (Raja)Raja berarti suatu sikap mental yang optimisme dalam memperoleh karunia dan nikmat ilahi yang disediakan bagi hamba-Nya yang shaleh, karena ia yakin bahwa Allah itu Maha Pengasih, Penyayang dan Maha Pengampun.Imam al-Qusyairi mengatakan Raja ialah terikat hati pada sesuatu yang diharapkan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.Raja menuntut tiga perkara,yaitu : Cinta kepada apa yang diharapkanya. Takut harapanya itu hilang. Berusaha untuk mencpainya. Raja yang tidak disertai dengan tiga perkara itu,hanyalah ilusi atau hayalan.d. KhaufKhauf menurut ahli sufi bararti suatu sikap mental takut kepada allah karena khawatir kurang sempurna pengabdian. Khauf dapat mencegah hamba berbuat maksiat dan mendorongnya untuk senantiasa berada dalam ketaatan.Imam Al-Ghozali membagi khauf menjadi dua macam: Khauf karena khawatir kehilangan nikmat.Inilah yang mendorong orang untuk selalu memelihara dan menempatkan nikmat itu pada tempaynya. Khauf pada siksaan sebagai akibat perbuatan kemeksiatan.Khauf yang seperti inilah yang mendorong orang untuk menjauh dari apa yang dilarang dan melaksanakan apa yang diperintah.

e. Rindu (Syauq)Selama masih ada cinta, syauq tetap diperlukan. Dalam lubuk jiwa, rasa rindu hidup dengan subur, yakni rindu ingin segera bertemu dengan Tuhan. Ada yang mengatakan bahwa maut merupakan bukti cinta yang benar.Lupa kepada Allah lebih berbahaya dari pada maut.Bagi sufi yang rindu kepada Tuhan,kematian dapat berarti bertemu dengan Tuhan.Abu Ali Daqaq mengatakan Syauq adalah dorongan hati untuk bertemu dengan yang dicintai dan kuatnya dorongan sesuai dengan kuatnya cinta dan cinta baru berakhir setelah melihat dan bertemu.f. Intim (Uns)Uns adalah keadaan jiwa dan seluruh ekspresi rohani terpusat penuh kepada satu titik sentrum, yaitu Allah. Dalam pandangan sufi, sifat uns adalah sifat merasa selalu berteman, tak pernah merasa sepi. Ungkapan berikut:Ada orang yang merasa sepi dalam keramaian. Ia adalah orang yang selalu memikirkan kekasihnya sebab sedang dimabuk cinta, seperti halnya sepasang muda mudi.Ada pula orang yang merasa bising dalam kesepian. Ia adalah orang yang selalu memikirkan atau merencanakan tugas pekerjaannya semata mata. Adapun engkau, selalu merasa berteman di mana pun berada. Akangkah mulianya engkau berteman dengan Allah, artinya engkau selalu berada dalam pemeliharan Allah.Sikap keintiman ini banyak dialami oleh kaum sufi.2.6.3 Perbedaan Ahwal dan MaqamatKeterangan di atas menegaskan kepada kita bahwa maqam berbeda dengan hal. Menurut para sufi, maqam ditandai oleh kemapanan, sementara hal justru mudah hilang. Maqam dapat dicapai seseorang dengan kehendak dan upayanya, sementara hal dapat diperoleh tanpa daya dan upaya, baik dengan menari, bersedih hati, bersenang senang, rasa tercekam, rasa rindu, rasa gelisah, atau rasa harap.Sesuai penjelasan di tersebut, hal adalah pemberian Allah. Ia bisa berubah dan hilang. Sedangkan maqam hanya bisa didapatkan dengan cara beramal, usaha, dan usaha keras yang dilakukan secara kontinyu tidak terputus, maqam bisa didapatkan oleh seorang hamba setelah ia membersihkan juwanya dari segala sesuatu yang bisa membuatnya melalaikan Tuhan.

BAB IIIKESIMPULAN3.1 KESIMPULAN

Jadi akhlak merupakan tingkah laku manusia yang tampak dan dapat dilihat pada dirinya yang didorong oleh hati nurani dan pemikiran. Dengan akhlak Islam, manusia diharapkan dapat menempuh jalan yang baik. Jalan yang sesuai ajaran-ajaran Islam, pandangan akal tentang kebaikan dan keburukan. Memiliki akhlak islam, manusia akan dapat kebersihan batin yang membawanya melakukan perilaku terpuji. Dengan perilaku terpuji akan melahirkan keadaan antar umat menjadi harmonis, damai serta sejahtera lahir dan batin. Sehingga setiap aktivitas akan dilakukan karena untuk mendapatkan kerahmatan Allah yang akan membawa insan mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.Dapat dikatakan bahwa Akhlak Islam bertujuan memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia untuk mengetetahui perbuatan yang baik dan buruk. Akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan yang baik atau akhlakul karimah. Sebaliknya, apabila yang disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah. Proses pembentukan Akhlak, yaitu bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar, dan teguh pendirianya, mengayomi, dan mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Almustaghrak, ilham. 2012. Akhlak Terhadap Allah, Manusia & Lingkungan. http://referensi.talekang.com/2012/11/akhlak-terhadap-allah-manusia-lingkungan.html[ 4 Maret 2015 ]Atono. No date. AKHLAK TERPUJI KEPADA DIRI SENDIRI. https://www.academia.edu/8556677/AKHLAK_TERPUJI_KEPADA_DIRI_SENDIRI [ 18 Maret 2015 ]Djaelani. 2014. Akhlak terhadap sesama manusia. http://makalahal-islam.blogspot.com/2014/01/akhlak-terhadap-sesama-manusia.html [ 4 Maret 2015 ]Fikrotul, chika. 2013. Tasawuf ahwal dan maqamat. http://chikafikrotul.blogspot.com/2013/06/tasawuf-ahwal-dan-maqamat.html [ 4 Maret 2015 ]Hasan, fuad. 2011. Sumber Akhlak. http://perpuskita.blogspot.com/2011/03/sumber-akhlak.html [ 4 Maret 2015 ]Jambi,Ferdy. 2013. Akhlak dan Tasawuf. https://ferdyjambi.wordpress.com/akhlak-dan-tasawuf/ [ 4 Maret 2015 ]Khazalii. Nodate. AKHLAK DALAM ISLAM. https://sites.google.com/site/khazalii/4udi2052akhlakdalamislam [ 4 Maret 2015 ]Mariyatin. 2013. Materi Akhlak Tasawuf. http://atin.staff.iainsalatiga.ac.id/2013/09/10/materi-akhlak-tasawuf/ [ 4 Maret 2015 ]Mualimin. 2010. AKHLAQ KEPADA ALLAH. http://ppmalimangendeng.blogspot.com/p/akhlaq-kepada-allah.html [ 4 Maret 2015 ]No name. 2012. AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN DITINJAUN DARI SEGI AGAMA. http://abarokah51.blogspot.com/2012/11/akhlak-terhadap-lingkungan-ditinjau.html [ 4 Maret 2015 ]Prames, yogi. 2013. Akhlaq quran. http://yogiprames.blogspot.com/2013/02/akhlak-seorang-muslim-kepada-dirinya.html [ 4 Maret 2015 ]Rizky, Muhammad. 2013. KEDUDUKAN DAN KEISTIMEWAAN AKHLAK DALAM ISLAM. http://lima59mbilan.blogspot.com/2013/11/kedudukan-dan-keistimewaan-akhlak-dalam.html#pages/2 [ 4 Maret 2015 ]Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2014. Akhlak. http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak [ 4 Maret 2015 ]Yuda, Radit. No date. Sumber akidah dan akhlak. https://www.academia.edu/5569257/Sumber_akidah_dan_akhlak [ 4 Maret 2015 ]Abdullah, Habib. 2013. SUMBER-SUMBER AKHLAK. http://santrisuwung.blogspot.com/2013/10/sumber-sumber-akhlak.html [ 18 Maret 2015 ]No name. 2015. Makalah Pendidikan Agama Islam. http://www.gudangnews.info/2015/02/makalah-pendidikan-agama-islam-tenatang.html [ 18 Maret 2015 ]Hozi, Irwan Nur. 2013. Meneladani akhlak Nabi dan Sahabat dalam kehidupan sehari-hari bersama sahabat. http://ozyi.blogspot.com/2013/09/makalah-tentang-akhlak.html [ 18 Maret 2015 ]

18