agamis
TRANSCRIPT
AhlanWa Sahlan…
1. Elga Harista .A. 2. Lailatul Fitriyah3. Muhammad Alfian .S.4. Renda Aranggraini
Present XII-8
SMA Negeri 20 Surabaya
Surah Al-Kafirun : 1-6
Qul yaaaaa ayyuhal kaafiruun
Laaa a'budu maa ta'buduun
Walaaa antum 'aabiduuna maaaaa a'bud
Surah Al-Kafirun : 1-6
Walaaa ana- 'aabidun(m) maa 'abattum
Wa laaa antum 'abiduuna maaa a'bud
Lakum diinukum waliya diin
Tajwid
Ayat Tajwid Keterangan
Mad jaiz munfashil Mad pada huruf "ya" bertemu dengan huruf "hamzah" pada kalimat yang berbeda
Musyaddah Huruf "ya" bertasydid
Mad thabi'i Huruf "ha" fathah bertemu dengan huruf "alif" mati
Alif lam qamariah Huruf "alif lam" bertemu dengan huruf "kaf"
Mad thabi'i Huruf "kaf" fathah bertemu dengan "alif" mati
Tajwid
Ayat Tajwid Keterangan
Tafkhim Huruf "ra" berharakat dhommah
Mad thabi'i Huruf "ra" dhommah bertemu dengan huruf "wau" mati
Mad 'aridh lissukun Mad pada huruf "ra" bertemu dengan huruf "nun" kemudian huruf "nun" diwaqafkan
Mad jaiz munfashil Mad pada huruf "lam" bertemu dengan huruf "hamzah" pada kalimat yang berbeda
Mad thabi'i Huruf "mim" fathah bertemu dengan huruf "alif" mati
Tajwid
Ayat Tajwid Keterangan
Mad thabi'i Huruf "da" dhommah bertemu dengan huruf "wau" mati
Mad 'aridh lissukun Mad pada huruf "da" bertemu dengan huruf "nun" kemudian huruf "nun" diwaqafkan
Mad jaiz munfashil Mad pada huruf "lam" bertemu dengan huruf "hamzah" pada kalimat yang berbeda
Ikhfa aqrab Huruf "nun" mati bertemu dengan huruf "ta"
Izhar syafawi Huruf "mim" mati bertemu dengan huruf "'a"
Tajwid
Ayat Tajwid Keterangan
Mad thabi'i Huruf "'ain" fathah bertemu dengan huruf "alif" mati
Mad thabi'i Huruf "da" dhommah bertemu dengan huruf "wau" mati
Mad jaiz munfashil Mad pada huruf "mim" bertemu dengan huruf "hamzah" pada kalimat yang berbeda
Qalqalah Kubra Huruf "da" mati di akhir kalimat
Mad jaiz munfashil Mad pada huruf "lam" bertemu dengan huruf "hamzah" pada kalimat yang berbeda
Kandungan Surah Al-Kafirun
1. Surat Al-Kafirun disebut sebagai "Al-Muqasyqisyah" atau penyembuh karena kandungannya menyembuhkan dan menghilangkan kemusyrikan. 2. Umat Islam menolak usul kaum kafir untuk penyatuan ajaran agama dalam rangka mencapai
kompromi. 3. Mengajak masing-masing untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan tanpa bersikap
saling mengganggu. 4. Ajakan kaum kafir tidak logis karena setiap ajaran pokok suatu agama beserta perinciannya pasti
berbeda. 5. Rasulullah saw. tidak akan menyembah Tuhan orang-orang kafir (berhala) karena agama mereka
bersifat menolak, ingkar, tidak percaya, dan mendustakan ayat-ayat dan syariat Allah swt. 6. Rasulullah saw. dan kaum mukmin tidak akan beribadah seperti ibadahnya orang kafir yang
bercampur dengan syirik, yaitu memuja patung atau berhala dan menganggap mereka dapat memberikan perlindungan atau kekuatan kepada orang kafir tersebut. 7. Orang kafir tidak pernah pula akan menyembah Allah swt. 8. Tidak boleh saling memaksa untuk mengikuti suatu agama. Rasulullah saw. menjelaskan bahwa
agamamu dan balasannya untuk kamu (kaum kafir) dan agamaku dan balasannya adalah untukku (kaum
mukmin).
Kesimpulan
1. Penegasan bahwa Tuhan yang disembah (makbud) oleh Rasulullah saw. dan umat Islam berbeda dengan
makbud orang-orang kafir (kaum musyrikin yang mengingkari keesaan Allah swt. dan kerasulan Rasulullah
saw.) Demikian juga cara peribadahan Rasulullah saw. dan umat Islam yang hanya berdasarkan keikhlasan
dan ketulusan hati dan bersih dari sikap perilaku syirik terhadap Allah swt. berbeda dengan cara
peribadahan orang-orang kafir (musyrikin). 2. Penolakan dari Rasulullah saw. dan umat Islam terhadap kaum kafir
untuk mencampuradukkan keimanan dan peribadahan yang diajarkan Islam dengan keimanan dan
peribadahan yang diajarkan agama kaum kafir yang mengandung kemusyrikan.
Jazakumullah Khairan Katsira’