adat perkawinan melayu

14
ADAT PERKAWINAN MELAYU 1. Konsep Perkawinan Melayu 2. Proses Perkawinan 2.1 Merisik dan Meninjau 2.2 Merasi 2.3 Melamar, Meminang dan Bertunangan 3. Persiapan Menuju Perkawinan 3.1 Gotong-royong 3.2 Pembacaan Barzanzi dan Persediaan Jamuan 4. Upacara Perkawinan 4.1 Upacara Menggantung-gantung 4.2 Upacara Berandam 4.3 Upacara Berinai 4.4 Upacara Khatam Qur’an 4.5 Upacara Perkawinan 4.6 Upacara Langsung

Upload: salomo-shombing

Post on 07-Aug-2015

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADAT PERKAWINAN MELAYU

ADAT PERKAWINAN MELAYU

1. Konsep Perkawinan Melayu2. Proses Perkawinan

2.1 Merisik dan Meninjau2.2 Merasi2.3 Melamar, Meminang dan Bertunangan

3. Persiapan Menuju Perkawinan3.1 Gotong-royong3.2 Pembacaan Barzanzi dan Persediaan Jamuan

4. Upacara Perkawinan4.1 Upacara Menggantung-gantung4.2 Upacara Berandam4.3 Upacara Berinai4.4 Upacara Khatam Qur’an4.5 Upacara Perkawinan4.6 Upacara Langsung

Page 2: ADAT PERKAWINAN MELAYU

1. Konsep Perkawinan Melayu

Perkawinan merupakan fase kehidupan manusia yang bernilai sakral dan amat penting. Dibandingkan dengan fase kehidupan lainnya, fase perkawinan boleh dibilang sangat spesial. Perhatian pihak-pihak yang berkepentingan dengan acara tersebut tentu akan banyak tertuju kepadanya, mulai dari memikirkan proses akan menikah, persiapannya, upacara pada hari perkawinan, hingga setelah upacara usai digelar. Yang ikut memikirkan tidak saja calon pengantin saja, baik laki-laki maupun perempuan, tetapi yang paling utama juga termasuk orang tua dan juga keluarganya karena perkawinan mau tidak mau pasti melibatkan mereka sebagaiorang tua-tua yang harus dihormati. Adat perkawinan dalam budaya melayu terkesan rumit karena banyak tahapan yang harus dilalui. Kerumitan tersebut muncul karena perkawinan dalam pandangan melayu harus mendapat restu dari kedua orang tua serta harus mendapat pengakuan yang resmi dari tetangga dan masyrakat. Pada dasarnya,Islam juga mengajarkan hal-hal yang sama. Meski tidak masuk dalam rukun perkawinan Islam, upacara-upacara yang berhubungan dengan aspek sosial-kemasyarakatan menjadi penting karena di dalamnya juga terkandung makna bagaimana mewartakan berita perkawinan tersebut kepada masyarakat secara umum. Dalam adat perkawinan melayu, rangkaian upacara perkawinan dilakukan secara rinci dan tersusun rapi, yang keseluruhannya wajib dilaksanakan oleh pasangan calon pengantin beserta keluarganya. Hanya saja, memang ada sejumlah tradisi atau upacara yang dipraktekkan secara berbeda-beda di sejumlah daerah dalam wilayah geo-budaya melayu. Sebenarnya jika mengikuti ajaran agama Islam yang murni, tahapan upacara perkawinan cukup dilakukan secara ringkas dan mudah. Dalam ajaran Islam, perkawinan itu sudah dapat dikatakan sah apabila telah memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukunnya. Ajaran Islam perlu diterapkan di berbagai daerah dengan menyertakan adat-istiadat yang telah menjadi pegangan hidup masyarakat tempatan. Dalam pandangan Melayu secara umum, prinsip (syariat) Islam perlu“dikawinkan” dengan adat budaya masyarakat. Sehinggga, integrasi ini sering diistilahkan sebagai “ Adat bersendi syarak, Syarak bersendi Kitabullah”, atau“ Syarak mengata, adat memakai ” (apa yang diterapkan oleh syarak itulah yang harus digunakan dalam adat).

Dalam pandangan budaya Melayu, kehadiran keluarga, saudara-mara,tetangga, dan masyarakat kepada majelis perkawinan tujuannya tiada lain adalahuntuk mempererat hubungan kemasyarakatan dan memberi kesaksian dan doa restu atas pekawinan yang dilangsungkan. Perkawinan yang dilakukan tidak berdasarkan pada adat Melayu setempat akan menyebabkan masyarakat tidak merestuinya. Bahkan, perkawinan yang dilakukan secara singkat akanmenimbulkan desas desus tidak sedap di masyarakat, mulai dari dugaan kumpul kebo, perzinaan, dan sebagainya. Menurut Amran Kasimin, perkawinan dalam pandangan orang Melayu merupakan sejarah dalam kehidupan seseorang. Rasa kejujuran dan kasih saying yang terbangun antara suami-istri merupakan nilai penting yang terkandung dalam makna perkawinan Melayu. Untuk itulah, perkawinan perlu dilakukanmenurut adat yang berlaku dalam masyarakat, sehingga perkawinan tersebut mendapat pengakuan dan restu dari seluruh pihak dan masyarakat.

Page 3: ADAT PERKAWINAN MELAYU

2. Proses Perkawinan

Ketika seorang laki-laki atau perempuan hendak menikah tentu diawali dengan proses yang panjang. Prosee paling awal menuju perkawinan yang dimaksud adalah penentuan siapa jodoh yang cocok untuk dirinya atau yang dalam adat Melayu biasa disebut dengan istilah merisik dan meninjau. Setelah jodoh yang dirasa sesuai sudah dipilih, maka kemudian dilakukan tahapan kegiatan merasi, yaitu mencari-cari tahu apakah jodoh yang dipilih itu cocok (serasi) atau tidak. Jika kedua tahapan tersebut dirasa sesuai dengan tahapan diri orang yang akan menikah maka kemudian dilakukan tahapan melamar, meminang, dan kemudian bertunangan. Setelah kedua calon tersebut bertunangan, maka upacara perkawinan dapat segera dilangsungkan.

2.1 Merisik dan Meninjau

Merisik adalah kegiatan memilih jodoh yang dilakukan orang tua untuk mencari calon istri bagi anak laki-lakinya. Kegiatan merisik biasanya dilakukan apabila seorang laki-laki yang hendak menikah dengan seorang gadis tetapi belum mengenali jati diri gadis tersebut atau jika sudah kenal namun baru sebatas kenal sekilas saja. Tujuan dari kegiatan merisik adalah untuk memastikan apakah gadis tersebutsudah memiliki pasangan atau belum. Tentunya, jika gadis tersebut telah memiliki tunangan maka laki-laki tersebut tidak bisa lagi berniat untuk menikahinya. Sebab, dalam hukum Islam seseorang itu dilarang untuk meminang tunangan orang lain. Para orang tua biasanya mulai berpikir jika anak laki-lakinya dipandang sudahsiap untuk berkeluarga mereka akan mencari dan memperhatikan beberapa gadis yang dikenalinya. Disamping sebagai jalan untuk mencari jodoh, kegiatan merisik juga dimaksudkan untuk mengetahui latar belakang calon menantu perempuan,kesuciannya, dan juga kepribadiannya. Kegiatan merisik juga mencakup hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan rumah tangga, adab sopan-santun, tingkah laku, bagaimana paras wajahnya, dan juga pengetahuan gadis tersebut tentang agamanya.Secara prinsipil, kegiatan ini sebenarnya positif saja dilakukan agar para orangtua tidak salah dalam upaya mencari calon istri yang terbaik untuk anak laki-lakinya. Namun, kegiatan seperti ini lambat laun jarang dilakukan mengingat zaman sekarang sudah modern, sehingga anak laki-laki pada masa kini lebih suka memilih sendiri jodoh yang diharapkannya. Pada masa lalu, orang tua sering khawatir jika anak laki-lakinya hendak menikah dengan seorang gadis yang tidak diketahui bagaimana latar belakangnya. Artinya bahwa pada masa lalu kegiatan merisik lebih dimaksudkan untuk mengantisipasi agar anaknya tidak salah memilih orang. Adat merisik biasanya dilakukan oleh pihak laki-laki, sedangkan adat meninjau dilakukan oleh kedua pihak. Setelah kegiatan merisik dapat menentukan bahwa gadis tersebut belum memiliki pasangan, selanjutnya dilakukan tahap meninjau. Kegiatan ini kadang dilakukan sekaligus dengan kegiatan merisik. Kegiatan meninjau dimaksudkan untuk mengetahui tempat asal tempat asal calon yang akan diniikahi. Kegiatan meninjau dilakukan oleh seorang wakil yang dipercaya dapat melakukannya. Kegiatan meninjau akan dirasa mudah jika wakil tersebut sudah mengenal gadis tersebut. Jika belum mengenalnya maka diperlukan waktu untuk melakukan tahapan peninjauan. Apa saja yang perlu ditinjau? Aspek-aspek yang ditinjau biasanya berkenaan dengan kepribadian perempuan, termasuk kesopanan tingkah laku dan bahasanya. Selain itu juga perlu diperhatikan bagaimana dia berbicara. Sebagai contoh, bagaimana dia menghidangkan makanan dan minuman kepada tamu. Aspek-aspek yang berkaitan dengan bagaimana cara dia membersihakan dirinya, seperti berpakaian dan berhias juga perlu diperhatikan untuk menilai apakah gadis tersebut berkepribadian baik atau tidak.

Page 4: ADAT PERKAWINAN MELAYU

Sebenarnya masih banyak aspek lain yang perlu ditinjau, diantaranya adalah soal pendidikan, seluk beluk tentang siapa saja orang-orang dalam keluarga intinya, dan juga latar belakang ekonomi keluarganya. Pada masa lalu, ketika memilih calon istri aspek yang lebih diutamakan adalah latar belakang pengetahuan agama, tata susila, dan kesantunan dalam berbahasa. Kegiatan meninjau juga dapat dilakukan oleh pihak perempuan. Bapak dan ibu pihak perempuan misalnya bisa meninjau keadaan sesungguhnya seputar diri dan keluarga calon suami dari anak gadisnya. Kegiatan peninjauan ini biasanya dimaksudkan untuk memastikan status bujang laki-laki tersebut dan bagaimana latar belakang ekonominya. Orang tua pihak perempuan biasanya perlu memastikan bahwa calon suami dari anaknya mampu membiayai hidup rumahtangga yang kelak dibangun.

2. 2. Merasi

Kegiatan merasi sudah sangat jarang dilakukan dalam masyarakat Melayu. Tujuan merasi adalah untuk memastikan apakah pasangan yang hendak dijodohkan itu sebenarnya cocok atau tidak. Artinya, merasi adalah kegiatan meramal atau menilik keserasian antara pasangan yang hendak dijodohkan.Kegiatan ini biasanya dilakukan melalui perantaraan seorang ahli yang sudahterbiasa bertugas mencari jodoh kepada oang yang hendak menikah. Pencarian jodoh tersebut akan membeikan pendapatnya bahwa pasangan tersebut dinilai cocok(serasi) atau tidak. Pada masa lalu, masyarakat adat mempercayai bahwa kegiatan ini dirasapenting karena kerukunan rumah tangga ditentukan oleh adanya keserasian antara pasangan suami-istri. Jika hasi keputusan merasi adalah bahwa pasangan tersebut tidak cocok, maka biasanya orang tua dari masing-masing pasangan akan membatalkan rencana pekawinan anak-anak mereka. Alasanya, jikamereka tetap dijodohkan maka konsekuensinya akan berdampak pada ketidakharmonisan, ketidakrukunan, dan keutuhan rumah tangga mereka akan hancur. Masyarakat pada masa lalu percaya bahwa pasangan yang tidak serasi akan didera dengan kemiskinan, perceraian dan bencana lainnya.

2.3. Melamar, Meminang, dan Bertunangan

Setelah dirasa bahwa pasangan yang akan menikah sudah cocok, langkah kemudian adalah tahapan melamar dan meminang. Sebelum meminang,keluarga pihak laki-laki melamar terlebih dahulu gadis yang akan dinikahi. Maksud dari kegiatan melamar adalah menanyakan persetujuan dari pihak calon pengantin perempuan sebelum dilangsungkan acara meminang. Jika masih dalam acara melamar, maka rencana perkawinn belum dapat dipastikan. Artinya, meskipun pihak calon pengantin laki-laki telah merisik dan meninjau latar belakang perempuan yang akan dinikahi, namun dalam tahap melamar jawaban yang akan diterima darinya masih belum bisa dipastikan. Lain lagi jika telah perempuan tersebut telah dipinang, maka jawaban darinya bisa dikatakan telah pasti. Lamaran dilakukan oleh pihak calon pengantin laki-laki, yaitu dengan cara mengantarkan beberapa wakil yang terdiri dari beberapa orang yang dipercaya dapat memikul tanggung jawab tersebut. Dalam pertemuan tersebut terjadi pembicaraan untuk mendapatkan jawaban yang pasti dari pasangan yang dijodohkan. Biasanya pihak perempuan akan memberikan jawaban dalam tempo beberapa hari. Adanya tenggang waktu adalah agar perempuan tersebut tidakdianggap “menjual murah” yang begitu mudah langsung menerima lamaran. Masa tenggang tersebut juga difungsikan untuk berunding dengan keluarga dan saudara pihak perempuan, disamping juga untuk menyelidik latar belakang laki-laki secara teliti dan hati-hati. Setelah calon laki-laki disetujui oleh keluarga pihak perempuan, mereka kemudian menemui wakil pihak laki-laki

Page 5: ADAT PERKAWINAN MELAYU

untuk memberitahukan keputusan tersebut. Dalam adat Melayu, biasanya pihak laki-laki sendiri yang akan datang kerumah pihak perempuan untuk menanyakan keputusan tersebut. Setelah keduapihak berbincang dan bersepakat, utusan dari pihak laki-lakiakan datang lagi untuk menetapkan kapan hari pertunangan. Dalam pertemuan ini jugadiperbincangkan seputar jumlah barang antaran dan jumlah rombongan pihak laki-laki yang akan datang secara bersama. Hal itu dimaksudkan agar pihakperempuan mudah membuat persiapan dalam menerima kedatangan mereka.Istilah “meminang” digunakan karena buah pinang merupakan bahan utamayang dibawa saat acara meminang beserta daun sirih dan bahan lainnya. Buah pinang adalah lambang untuk laki-laki karenanya bentuknya yang keras. Sirih adalah lambang untuk perempuan. Buah pinang dan sirih adalah lambang laki-laki dan perempuan yang bersatu dan tidak dapat dipisahkan. Artinya bahwa seseorang itu tidak mungkin makan sirih tanpa pinang. Dalam perkembangan adat Melayu saat ini, buah pinang tidak lagi sebagai satu-satunya bahan yang dibawa untuk meminang, namun dibelah-belah secara halus dan diantar beserta dengan daun sirih sebagai pelengkapnya. Tidak ada masa atau waktu tertentu yang ditetapkan dalam tradisi perkawinan Melayu. Biasanya adat ini dilakukan pada Bulan Maulud (Rabiulawal), yaitu pada saat petang atau malam hari. Jika dilakukan pada malam hari karena banyak ornag yang bekerja pada siang hari, sehingga pada malam hari dipilih sebagai waktu yang tepat. Pada saat acara meminang, rombongan pihak laki-laki beserta antarannya akan disambut oleh keluarga pihak perempuan. Antarandiletakkan ditengah majelis yang disaksikan di depan para hadirin. Sebelummemulai adat meminang, biasanya wakil pihak perempuan duduk berhadapan dengan ketua wakil pihak laki-laki. Sirih junjung diletakkan dihadapan mereka berdua.

Bukan uang dibilang, bukan emas-berlian dipandang, namun ketulusan hati membalut barang antaran sebagai wujud kasih sayang

Mereka kemudian memulai acara meminang dengan saling berkenalan terlebih dahulu. Setelah bekenalan wakil pihak perempuan memulai adat ini dengan bertanya kepada wakil pihak laki-laki tentang siapa yang memiliki sirih tersebut. Wakil pihak laki-laki akan menjawab dengan menyebutkan nama laki-laki yang diwakilinya dan juga nama

perempuanyang hendak dipinang. Mereka juga menyatakan maksud kedatangan mereka.Setelah itu tepak sirih yang diterima oleh wakil pihak perempuan kemudian dikembalikan kepada wakil pihak laki-laki sambil mengatakan bahwa pinanganmereka diterima atau ditolak. Wakil pihak laki-laki kemudian mendatangi calonpengantin perempuan untuk mengenakan cincin dijari manisnya. Perempuan tersebut biasanya berada dibalik bilik yang telah berpakaian indah. Dengan demikian, calon pengantin perempuan tersebut telah resmi bertunangan dengan calon pengantin laki-laki. Setelah itu calon pengantin perempuan bersalaman dengan para hadirin, terutama dengan beberapa orang perempuan yang mewakili rombongan pihak laki-laki.

Page 6: ADAT PERKAWINAN MELAYU

3. Persiapan Menuju Hari Perkawinan

Hari perkawinan merupakan hri yang ditunggu-tunggu oleh semua anggota masyarakat yang berkenaan dengan pehelatan acara ini. Pada hari itu semua keluarga, saudara, termasuk tetangga berkumpul dalam satu majelis. Untuk menyambut hari perkawinan diperlukan persiapan yang sungguh matang. Persiapan yang dimaksud biasanya mencakup kegiatan bergotong-royong, pembacaan barzanzi, dan persediaan jamuan. Tugas utama yang pelu dilakukan untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan tersebut adalah dengan c ara membangun bangsal penanggah terlebih dahulu. Bangsal ini nantinya digunakan untuk kegiatan masak-memasak. Didaerah pedalaman, bangsal penanggah biasanya terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari daun nipah atau rumbia. Di samping bangsal, yang juga perlu disediakan adalah tungku-tungku dapur yang diperlukan untuk alat memasak.

3.1 Gotong-Royong

Sebelum datangnya hari perkawinan dilakukan acara gotong-royong atau rewang . Pihak tuan rumah perlu menyediakan berbagai macam kue Melayu untuk mereka yang bergotong-royong. Kegiatan gotong-royong biasanya dilakukan hingga larut malam sambil menikmati kue-kue yang dihidangkan. Kue yang tahan lama biasanya disediakan oleh tuan rumah melalui pertolongan tetengga terdekat, yaitu beberapa hari sebelum berlangsungnya majelis perkawinan. Sedangkan kue yang tidak tahan lama disediakan sehari menjelang pehelatan majelis. Kue-kue ini juga diantarkan kepada mereka yang memberikan sumbangan tetapi tidak bisa datang.Kegiatan gotong-royong ini dimulai dengan membagi aktifitas yang perlu dilakukan antara laki-laki dan perempuan. Pada pagi harinya, pihak perempuan biasanya sibuk menyediakan berbagai keperluan dalam rumah, sedangkan pihak laki-lakinya mengeluarkan semua alat yang diperlukan seperti piring, tempat penyajian makanan, gelas dan sebagainya yang tersusun secara rapi. Pada petang harinya, dilakukan penyembelihan ayam, kambing, atau lembu. Setelah disembelih, sebagian pihak dari pihak laki-laki membuang kulit, membersihkan dan memotong daging sesuai ukuran yang dikehendaki. Sebagian yang lainmencabut bulu ayam dan kemudian menyerahkannya kepada petugas yangsudah terbiasa memotong dagingnya. Tukang memasak akan menggoreng daging yang telah dipotong agar keesokan harinya dapat dimakan.

3. 2. Pembacaan Barzanzi dan Persediaan Jamuaan

Kegiatan (majelis) membaca barzanzi dilakukan selepas shalat isya. Majelis ini biasanya diikuti oleh mereka yang telah melakukan kegiatan gotong-royong selama sehari-semalam, juga diikuti oleh keluarga dan saudara dari tuan rumah, termasuk para jemputan yang diundang secara khusus pada majelis ini. Pada masa kini, kegiatan ini tidak populer lagi. Untuk mengadakan kegiatan ini masih diperlukan usaha gotong-royong sebagaimana dilakukan sebelumnya. Dalam kegiatan pembacaan barzanzi juga dihidangkan jamuan, yang biasanya terdiri dari nasi beserta lauk-pauknya. Setiap hidangan disediakan untuk empat atau lima orang. Persediaan jamuan biasanya ditentukan secara berbeda-beda, tergantung pada bagaimana keinginan keluarga dari tuan rumah. Seorang ayah yang hanya mempunyai anak tunggal atau tinggal satu anaknya yang belum menikah, maka dia biasanya akan mengadakan majelis perkawinan secara besar-besaran, meski di luar kesanggupan keuangan sendiri. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang kemudian rela berhutang hanya untuk memenuhi keinginan besarnya itu.

Page 7: ADAT PERKAWINAN MELAYU

Dalam acara gotong-royong selalu tersedia juadah khas Melayu, seperti khasidah, pelita daun, bolu kembojo, wajit dan nasi kunyit, serta rendang atau panggang ayam.

Untuk melakukan kegiatan persediaan jamuaan, biasanya dipilih terlebih dahulu ketua panitia yang banyak berhubungan secara intens dengan tuan rumah berkenaan dengan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan jamuan.Ia juga bertanggung jawab membeli bahan-bahan keperluan di pasar. Ia perlu berkoordinasi dengan anggota panitianya yang dibagi berdasarkan tugasnya masing-masing, ada yang bertugas menyambut tamu, mengatur tempat duduk tamu, meyediakan air minum, dan mencuci piring atau gelas yang telah digunakan. Di samping ada yang bertugas memasak ada juga yang bertugas menyediakan makanan yang dibawa pulang oleh hadirin yang datang. Pekerjaan –pekerjaan tersebut dilakukan secara sukarela karena merupakan adat dalam budaya Melayu untuk hidup saling bergotong-royong.

4. Upacara Perkawinan

Setelah melalui proses dan tahapan yang begitu panjang, maka kini saatnya melangsungkan upacara perkawinan. Istilah upacara perkawinan ddapat juga disebut dengan istilah lain, seperti “upacara nikah kawin”, “upacara helat jamu pernikahan”, dan “upacara perhelatan nikah kawin”. Upacara ini merupakan hari “H” yang ditunggu-tunggu oleh siapa saja yang berhubungan dengan perkawinan ini, baik bagi calon pengantin sendiri maupun seluruh keluarga dan saudara-saudaranya. Dalam adat Melayu, upacara perkawinan biasanya dilakukan secara amat terinci, lengkap, dan bahkan tidak boleh ada yang tertinggal satupun.

4.1 Upacara Menggantung-gantung

Yang dimaksud dengan menggantung-gantung ialah menghiasi rumah atau bangunan tempat upacara akan dilangsungkan (luar dan dalam), memasang alat kelengkapan upacara, seperti pelaminan, peterakna, tempat tidur, tabir,tenda dan sebagainya sesuai dengan ketentuan adat yang dipakai.

Lazimnya, acara ini dilakukan dalam tenggang waktu yang cukup panjangsebelum hari pernikahan, paling lambat tiga hari sebelumnya.

Page 8: ADAT PERKAWINAN MELAYU

4.2 Upacara Berandam

Upacara ini lazimnya terdiri dari rangkaian acara sebagai berikut: Berandam hakikatnya adalah membersihkan lahiriah untuk menuju kebersihan batiniah.

Pelaksanaan berandam dipimpin Mak Andam atau Tukang Andamdidampingi orang tua-tua terutama keluarga dekat pengantin perempuan.Sebelum diandam, lazimnya dilakukan penepung tawaran terhadappengantin perempuan oleh orang tua-tua terdekat, agar mendapatkan doarestu serta mengekalkan kesucian yang diperolehnya ketika berandam.

4.3 Upacara Berinai

Berinai lazimnya dilakukan pada malam hari, karenanya selalu disebut Malam Berinai. Acara ini mengandung makna untuk menjauhkan bala bencana,memagar diri dari segala yang berniat tidak baik, membersihkan diri dari segala yang kotor, dan menaikkan seri (cahaya) tuah dan marwahnya. Dengan tujuan itulah maka lazimnya dilakukan acara Tepuk Tepung Tawar(disebut Tepuk Tepung Tawar Kecil) terhadap pengantin sebelum ia diinai olehkeluarga terdekat dan orang yang dipatutkan oleh keluarganya. Pelaksanaannya dilakukan dirumah pengantin lelaki (untuk menginai pengantin laki-laki) dan dirumah pengantin perempuan (untuk menginai pengantin perempuan). Namun, bila ada Tukang Inai yang dipercaya oleh Mak Andam danoleh keluarga kedua belah pihak untuk menginai pengantin lelaki, maka acara itu dapat dilakukan hampir bersamaan. Lazimnya, seluruh alat dan kelengkapan untuk menginai pengantin lelaki didatangkan dari pihak pengantin perempuan, termasuk Tukang Inainya.

4.4 Upacara Khatam Qur’an

Upacara Berkhatam Qur’an hakikatnya menunjukkan bahwa pengantinperempuan sudah ditunjuk ajar oleh orang tuanya dalam kehidupan beragamaIslam, sudah patut pula menjadi seorang istri, dan menjadi ibu dari anak-anaknya.

Pelaksanaan Khatam Mengaji atau Berkhatam Qur’an lazimnya seusai Berandam dan Mandi Tolak Bala sebagai cerminan kesucian lahir dan batin.Acara ini dilakukan dengan khikmat, dipimpin oleh guru mengajinya atau ulama yang ditunjuk oleh keluarganya, serta dihadiri oleh para tetua yangpatut-patut.

4.5 Upacara Perkawinan

Acara lazim pula dirangkaikan dengan acara :

a. Upacara Akad Nikah

inti dari seluruh rangkaian upacara perkawinan adalah Ijab dan Kabul (AkadNikah) menurut ajaran Agama Islam. Pada waktu inilah kadi, kepala kantor urusan agama, atau pejabat yang berwenang memimpin acaranya. Waktu ini pulalah wali pengantin perempuan (wali hakim, bila walinya berhalangan) melafalkan ijabnya, dengan disaksikan oleh saksi-saksi yang dipercaya kedua belah pihak. Apabila Ijab dan Kabul sudah dianggap sah oleh para saksi, selanjutnya dibacakan doa walimatul urusy oleh kadi atau oleh orang yang dipercaya.Setelah itu, pengantin lelaki membacakan Sighat Taklik (janji

Page 9: ADAT PERKAWINAN MELAYU

nikah) yang dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Janji Nikah yang sudahdipersiapkan. Setelah itu, lazimnya diserahkan Mahar (Mas Kawin) oleh pengantin lelaki atau yang mewakilinya kepada pengantin perempuan

b. Upacara Menyembah

Upacara menyembah lazim pula dilakukan. Seusai acara Ijab Kabul, kedua pengantin melakukan acara Menyembah kepada ibu, bapak, sanak keluarga, dan yang patut-patut. Acara ini disebut Menyembah Kecil, karena menjadi rangkaian Akad Nikah yang kebanyakan hanya dihadiri oleh keluarga terdekat pihak pengantin perempuan. Acara ini dipimpin oleh orang yang dituakan bersama Mak Andam.

c. Upacara Tepuk Tepung Tawar

Usai acara menyembah, dilanjutkan dengan acara Tepuk Tepung Tawar. Pelaksanaannya dapat dilakukan satu per satu (didahulukan pengantin lelaki) dan boleh pula dilakukan bersamaan.Tepuk Tepung Tawar hakikatnya mengandung makna menolak segala bala dan pemberian restu serta doa bagi kesejahteraan kedua pengantin danseluruh keluarga.

d. Upacara Nasehat Perkawinan

Nasehat perkawinan intinya berisi petuah amanah kepada kedua pengantin(termasuk seluruh yang hadir) agar mampu membangun rumah tangga yang sejahtera lahir dan batin, rukun dan damai sampai ke akhir hayat. Karenanya, pemberi nasehat lazim dipilih orang yang kehidupan rumahtangganya menjadi teladan, berhasil dalam membina rumah tangga, serta berhasil mendidik anak-anak dan keluarganya.

e. Upacara Jamuan Santap Bersama

Sudah menjadi kebiasaan, bahwa seluruh jemputan yang hadir didalamupacara perkawinan diberi jamuan oleh yang empunya perhelatan.

5.Upacara Langsung

Upacara ini terdiri dari rangkaian acara sebagai berikut :

1. Upacara Mengarak Pengantin Lelaki

Upacara ini beragam macamnya, sesuai dengan ketentuan adat tempatan dan bertujuan antara lain memberitahukan kepada seluruh lapisanmasyarakat tempatan, bahwa mulai saat itu salah seorang warganya sudahmemasuki kehidupan baru, sehingga “tidak ada lagi salah janggalnya bilaberjalan sehilir semudik dengan pasangannya”.

2. Upacara Menyambut Arak-arakan Pengantin Lelaki

Sudah menjadi Adat Melayu, bahwa rombongan arak-arakan pengantin lelaki haruslah disambut dengan semeriah dan sebaik mungkin, sebagai gambaran ketulusan hati dalam menerimanya, sekaligus cerminankegembiraan seluruh keluarga dan jemputan.

Page 10: ADAT PERKAWINAN MELAYU

a. Pemain Pencak Silat

Pemain Pencak Silat adalah perlambang dari “Pertarungan” pihak lelakiyang tidak mudah untuk memetik atau menyunting pengantin perempuan. Sebelum mendapatkannya, pengantin lelaki terlebih dahuluharus mampu menghadapi beragam tantangan, sebagai lambang,kejantanan dan kepiawaiannya sebagai calon kepala rumah tangga danpenaung keluarga.

b. Bertukar Tepak Induk

Tepak adalah lambang ketulusan hati dalam menyambut tamu dan lambang kesucian jiwa dalam menjalin persaudaraan. Isi tepak yang lazimnya terdiri dari daun sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau mencerminkan sifat tulus, terbuka, sangka baik, dan kekerabatan.

c. Berbalas Pantun Pembuka Pintu

Berbalas Pantun Pembuka Pintu ialah bersahutan pantun di ambang pintu rumah pengantin perempuan yang dilakukan oleh pemantun pihaklelaki dengan pemantun pihak perempuan dan Mak Andamnya. Acara ini mencerminkan perlunya memberi salam dan meminta izinsebelum memasuki rumah orang, juga sarat bermuatan nilai-nilai adatdan perilaku kelakar yang kadangkala mengandung unsur sindir-menyindir.

3. Bersanding

Acara bersanding adalah saat pengantin lelaki disamping pengantin perempuan, disaksikan oleh seluruh keluarga, sahabat handai dan parajemputan. Umumnya, acara ini dilakukan untuk lebih mengukuhkan pemberitahuan kepada seluruh khalayak bahwa kedua pengantin sudah sah menjadi pasangan suami istri.

5.Upacara Alu-aluan dan Tahniah

Intinya adalah penyampaian rasa syukur kepada Allah dan rasa penghargaan yang tulus serta terima kasih yang ikhlas dari wakil keluarga pengantinperempuan kepada seluruh sanak saudara, kaum kerabat, sahabat handai dan seluruh lapisan masyarakat yang telah memberikan doa dan restu,serta bantuan lainnya kepada kedua pengantin dan seluruh kaumkerabatnya.

6.Upacara Santap Nasi Berhadap-hadapan

Santap Berjambar seluruh jemputan turut menikmati hidangan yang disajikan didepannya. Sebelum memulai santap, orang yang dituakan lazimnya mempersilakan seluruh hadirin bersantap dengan kata-kata yangs arat bermuatan pepatah petitih sebagai cerminan nilai-nilai budaya yangdianut masyarakat tempatan.