73561416-laporan-kapang

Upload: anni-kholilah

Post on 31-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Matakuliah : Sistematika Mikrobia

    KLASIFIKASI KAPANG DENGAN METODE TAKSONOMI NUMERIK FENETIKACARA III

    Priyatno Suwardhana06/196899/BI/7857

    II/4Asisten : N. Anggiana Nurhayati

    Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

    Yogyakarta2008

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 1 dari 15

  • I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dalam mikrobiologi, terdapat anggota dunia mikrobia yang saat ini tata namanya

    dimasukkan dalam tata nama botanica. Anggota tersebut ialah kapang. Kapang

    mempunyai ciri-ciri morfologi yang spesifik secara makroskopis dan mikroskopis.

    Ciri-ciri tersebut dapat digunakan sebagai identifikasi dan determinasi. Pengamatan

    secara mikroskopis dapat berupa bersekat atau tidaknya hifa, bentuk percabangan

    hifa, stolon, rizoid, sel kaki badan buah, dasar badan buah, pendukung badan buah,

    dan bentuk spora (Sutariningsih dkk, 1997).

    Dalam pengklasifikasian suatu mikrobia, ada beberapa macam cara

    pengklasifikasian, diantaranya dengan metode numeric fenetik yang dibangun atas

    dasar similaritas dari dua strain yang berbeda dengan menggunakan lebih dari 50

    karakter.

    B. Permasalahan

    Permasalahan yang akan timbul ialah, jika beberapa strain diklasifikasikan

    dengan metode numeric fenetik, strain manakah yang masuk dalam satu spesies?

    Kemudian bagaimanakah tingkat kepercayaan yang didapat antara hasil

    perhitungan dengan koefisien Jaccard dengan koefisien Ssm ?

    C. Tujuan

    Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan mengklasifikasikan kapang

    dengan sebanyak banyaknya karakter dan menggunakan metode klasifikasi

    numeric fenetik dan membandingkan tingkat kepercayaan yang didapat dari kedua

    macam koefisien

    II. DASAR TEORI

    Mikrobia merupakan jasad hidup yang terlalu kecil, sulit diamati dengan mata

    telanjang atau tanpa bantuan mikroskop. Kapang termasuk dalam golongan

    mikrobia. Kapang disebut juga jamur benang atau molds. Mikrobia jenis ini

    berbentuk benang atau filament, multiseluler, bercabang-cabang, dan tidak

    berklorofil (Sutariningsih dkk, 1997). Selain itu karakteristik kapang antara lain,

    tubuh atau talusnya terdiri dari dua bagian, yaitu miselium dan spora (sel resisten,

    istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang

    dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10 mikron.. Di sepanjang setiap hifa

    terdapat sitoplasma (Pelczar, 1986).

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 2 dari 15

  • Kapang mempunyai cirri-ciri morfologi yang spesifik secara makroskopis dan

    mikroskopis. Ciri-ciri tersebut dapat digunakan sebagai identifikasi dan determinasi.

    Pengamatan secara mikroskopis dapat berupa bersekat atau tidaknya hifa, bentuk

    percabangan hifa, stolon, rizoid, sel kaki badan buah, dasar badan buah,

    pendukung badan buah, dan bentuk spora (Sutariningsih dkk, 1997).

    Jenis kapang yang terdapat di alam sangat banyak, oleh karena itu untuk

    mempermudah dalam mempelajarinya dipergunakan pendekatan secara taksonomi.

    Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyusunan organisme dalam

    satu golongan yang disebut taksa berdasarkan karakter - karakter yang digunakan

    dalam penggolongan organisme. Taksonomi kapang dilakukan melalui beberapa

    tahap yaitu, klasifikasi, nomenklatur, dan identifikasi. Klasifikasi adalah proses

    penataan organisme ke dalam suatu kelompok (taksa) berdasarkan hubungan

    kekerabatan (evolusioner) atau hubungan kemiripan (similaritas). Nomenklatur

    merupakan cara pemberian nama ilmiah terhadap organisme menurut kode

    tatanama, sedangkan identifikasi berarti proses dan hasil penentuan apakah suatu

    organisme yang belum dikenal merupakan anggota kelompok yang sudah diketahui

    sebelumnya atau bukan (Nicklin et.al,1999).

    Ada 2 macam cara untuk mengklasifikasikan kapang, yaitu pengklasifikasian

    dengan taksonomi fenetik dan pengklasifikasian dengan taksonomi numerik-fenetik.

    Taksonomi fenetik adalah sistem klasifikasi mikrobia tanpa mempertimbangkan sifat

    evolusioner. Pengukuran kekerabatan berdasarkan sifat fenotif dan genotif,

    misalnya penentuan sifat biokimia, morfologi, fisiologi, kimiawi dan pembedaan

    DNA. Sedangkan taksonomi numerik-fenetik adalah sistem klasifikasi mikrobia

    berdasarkan persamaan dan perbedaan dengan metode matematik dengan

    menggunakan komputer. Tujuan utama taksonomi numerik-fenetik adalah untuk

    menghasilkan suatu klasifikasi yang bersifat teliti, reproducible, dan padat informasi.

    Aplikasinya dalam kontruksi klasifikasi biologis memungkinkan terwujudnya

    sirkumskripsi takson berdasarkan prinsip yang mantap dan objektif, bukan

    klasifikasi yang bersifat subjektif belaka (Stanier et al, 1982)

    Langkah awal yang dilakukan dalam taksonomi numerik adalah analisis

    karakter yang diuji dengan berbagai uji, dari morfologi, fisiologi dan sifat biokimiawi

    yang menghasilkan data yang beragam. Lalu nantinya dari data yang beragam

    menghasilkan koefisien similaritas, yaitu sebuah fungsi yang mengukur kemiripan

    antara karakter yang diperoleh dari dua strain, yang mana dihitung pada tiap

    pasang bakteri pada strain bakteri yang diteliti. Koefisien ini terbagi atas Simple

    Matching Coeficient (Ssm) dan Jaccard Coeficient (SJ). Ssm merupakan koefisien

    similaritas yang umum digunakan pada ilmu bakteriologi untuk mengukur proporsi

    karakter yang sesuai, baik hubungannya bersifat ada (positif) maupun tidak ada

    (negatif). Sedangkan SJ dihitung tanpa memperhitungkan karakter yang tidak

    dimiliki oleh kedua organisme tersebut (Stackebranat et al, 1999).

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 3 dari 15

  • BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 4 dari 15

  • III. METODE

    A. Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain tabung reaksi, cawan

    petri, rak tabung reaksi, erlenmeyer, mikro pipet, pipet tetes, pipet ukur, pro pipet,

    gelas benda, gelas penutup, dan mikroskop. Sedangkan bahan-bahan yang

    digunakan dalam praktikum ini adalah medium PDA (Potato Dextrose Agarose),

    medium pati agar, dan larutan jodium (JKJ). Selain itu digunakan pula 6 strain

    khamir, yaitu : A, B, C, D, E dan F

    B. Cara Kerja

    1. Karakteristik Pertumbuhan Kapang:

    Strain kapang diinokulasikan kedalam media PDA, MEA dan Czapeck Dox Agar

    dan diamati karakteristik pertumbuan lebat, sedang, jarang, warna koloni bagian

    atas, warna koloni bagian bawah, pigmen terlarut dalam mdium.

    2. Morfologi Hifa kapang

    Kapang ditumbuhkan pada media PDA diamati hifanya secara mikroskopis, diamati

    hifa bersekat atau tidak.

    3. Karakteristik Miselium

    Kapang ditumbuhkan pada mdium PDA diamati miseliumnya secara mikroskopis,

    jernih atau gelap. Berwarna atau tidak berwarna.

    4. Tipe Spora Seksual

    Kapang ditumbuhkan pada medium PDA diamati ada tidak spora seksualnya yaitu

    oospora, zygospora, dan askospora.

    5. Tipe Spora Aseksual

    Kapang ditumbuhkan pada media PDA diamati ada atau tdaknya spora

    aseksualnya yaitu sporangiospora, konidiospora, dan artrospora.

    6.Karakteristik Sporangia

    Kapang ditumbuhkan pada media PDA diamati usuran, warna, bentuk, dan lokasi

    sporangia.

    7.Karakteristik Spore Head Baring Conidia,

    Kapang ditumbuhkan pada media PDAdiamati jumlah konidianya, rantai, tunas atau

    massa, bentuk dan susunan sterigma atau phialide.

    8.Karakteristik Sporangiofor/Konidiofor

    Kapang yang ditumbuhkan pada media PDA diamati sporangiofor/ konidioforya

    bercabang atau tidak, ukuran dan bentuk kolumela pada ujung sporangiofor,

    konidiofornya tunggal atau dalam berkas.

    9.Karakteristik Spora Aseksual, terutama konidia

    Kapang yang ditumbuhkan dalam media PDA diamati bentuk, ukuran, warna, dan

    tekstur permukaan dan jumlah sel penyusun konidia.

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 5 dari 15

  • 10. Struktur Tambahan

    Kapang ditumbuhkan pada media PDA diamati adanya struktur tambahan yaitu

    stolon, rhizoid, sel kakai, apophysis, klamidospora, dan sklerotina.

    11. Karakteristik Fisiologis

    Hidrolisis amilum : Strain khamir ditumuhkan dalam medium pati agar. Setelah

    diinkubasikan selama 1-2 minggu ditetesi dengan larutan jodium

    ANALISIS DATA

    1. Koleksi data : Dari masing-masing strain yang ada, berdasarkan taksonomi

    Adansonjan, namun karakter yang digunakanadalah kurang dari 50 karakter.

    Semua data berupa unit karatkter yang ada dimasukkan ke dalam matriks n x t

    untuk dianalisa selanjutnya.

    2. Penghitungan nilai Similaritas : Setiap strain khamir (Operational Taxonomical

    Unit) akan dibandingkan dengan masing-masing strain yang lain. Tingkat kemiripan

    akan ditentukan dengan menggunakan dua cara yaitu : Simple Matching Coeficient

    ( Ssm ) dan Jaccard Coeficient ( SJ ). Rumus yang digunakan yaitu :

    Perhitungan Ssm : %100x

    dcbada

    +++

    +

    Perhitungan SJ : %100xcbaa

    ++

    Keterangan :

    a = Jumlah karakter yang (+) untuk kedua strain

    b = Jumlah karakter yang (+) untuk strain pertama dan (-) untuk strain kedua

    c = Jumlah karakter yang (-) untuk strain pertama dan (+) untuk strain kedua

    d = Jumlah karakter yang (-) untuk kedua strain

    Selanjutnya nilai similaritas antara masing-masing strain yang dipasangkan (Ssm dan SJ ) dimasukkan ke dalam suatu matriks similaritas.

    3. Konstruksi dendrogram berdasarkan nilai dalam matriks similaritas: Untuk

    mengklasifikasikan strain atau Operational Taxonomical Unit (OTU) berdasarkan

    nilai indeks similaritas maka dilakukan pengklasteran dalam tabel analisis klaster

    dengan menggunakan alogaritme pengklasteran Average Lingkage ( UPGMA :

    Unweighted Pair Group Method With Aritmatic Average ). Berdasarkan hasil analisis

    klaster yang diperoleh selanjutnya dikrontruksi menjadi dendrogram untuk

    mengkasifikasikan strain khamir dengan gambar yang mudah diamati.

    4. Penentuan struktur taksonomis (deteksiphene) : Penentuan struktur

    taksonomis didefinisikan dengan tingkat similaritas yang lebih dari 70%. Hasil

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 6 dari 15

  • klasifikasi selanjutnya dapat digunakan untuk mengontruksi kunci identifikasi yang

    belum diketahui.

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 7 dari 15

  • IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    Berikut adalah hasil pengamatan yang berupa table n x t, matriks similaritas,

    konstruksi dendrogram dan analisis korelasi kofenetik.

    Tabel.1 Tabel n x t

    No. KarakterStrain

    A B C D E FPermukaan koloni

    1 Velvety - + + - - -2 Berserbuk - - - - + +3 Wooly + - - + - -4 Exudate drops - - + - - -5 Radial furrow - - - + - -6 Zonasi - - + - - -

    Warna permukaan 7 Hitam - - - - + -8 Hijau - + + - - +9 Kuning - - - + - -

    10 Ungu - - - - - -11 Merah - - - - - -12 Putih + - - - - -

    Elevasi 13 Flat - + + + + -14 Raised + - - - - +

    Warna koloni bagian bawah 15 HItam - - - - - -16 Hijau - + - - - -17 Kuning - - + + - -18 Ungu + - - - - -19 Merah - - - - - -20 Putih - - - - + +

    Lain-lain 21 Pigmen terlarut - - - - - -

    Karakter hifa 22 Bersekat + + + + + +23 Jernih - - + - + +24 Berduri - - - - - -25 Berwarna + + - + - -Karakter sporangiofor/konidiofor

    26 Bercabang - + + - - -27 Tunggal - - - + + +28 Bersekat - - + + - +29 Jernih - - - - - +30 Berduri - - - - - -31 Berwarna - - - + + -

    Spore bearing body 32 Kolumela - - - - - -33 Penisel (seperti kuas) - - + - - -34 Vesikel - - - - - -35 Hifa + + + + + +

    Struktur tambahan 36 Stolon - - - - - -37 Rhizoid - - - - - -38 Sel kaki - - - - - -39 Apofisis - - - - - -

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 8 dari 15

  • 40 Klamidospora - + - - - -41

    Sklerotia - - - - - -Spora aseksual

    42 Sel tunggal + + + - + +43 Sel banyak - - - + - -44 Bentuk bulat - - + - + +45 Bentuk batang/memanjang + + - - - -46 Bentuk kurva/bulan sabit - - - + - -47 Bentuk spiral - - - - - -48 Dinding halus + + + + + +49 Dinding berduri - - - - - -

    50Tidak berkumpul/sendiri-sendiri + + - + - -

    51 Membentuk untaian/rangkaian - - + - + +Spora seksual

    52 Spora seksual terlihat - - - + - - 53 Hidrolisis amilum - - + + + +

    Berikut ialah hasil perhitungan nilai Ssm dalam bentuk matriks similaritas.

    Tabel.2 Matriks simlaritas SsmSsm A B C D E F

    A 100B 81,13 100C 62,26 73,59 100D 69,81 66,04 62,26 100E 67,93 67,93 75,47 67,93 100F 69,81 66,04 77,36 62,26 86,79 100

    Selanjutnya, dari matriks similaritas dibentu clustering yang tercantum seperti di

    bawah ini.

    Tabel.3 Clustering Ssm Sim (%) A B C E F D

    100 A B C E F D90 A B C E F D

    86,79 A B C (E,F) D81,13 (A,B) C (E,F) D

    80 (A,B) C (E,F) D76,42 (A,B) {(C) (E,F)} D67,93 {(A,B) ((C) (E,F))} D

    60 {(A,B) ((C) (E,F))} D54,72 {((A,B) ((C) (E,F))) (D)}

    Dari data tabel diatas dapat dibuat dendrogram seperti di bawah ini.

    Gambar. 1 Konstruksi dendrogram Ssm a

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 9 dari 15

  • b

    c e f d 54,72 60,00 67,93 76,42 80,00 81,13 86,79 90,00 100,00

    Selanjutnya untuk menganalisis nilai korelasi kofenetik yang ada dimulai dengan membentuk matriks turunan dari dendrogram seperti di bawah ini.

    Tabel. 4 Matriks turunan dendrogram ssmA B C D E F

    A 100B 81,13 100C 67,93 67,93 100D 54,72 57,72 54,72 100E 67,93 67,93 76,42 54,72 100F 67,93 67,93 76,42 54,72 86,79 100

    Dari matriks turunan diatas, nilai korelasi kofenetik bisa dicari melalui tabel di

    bawah ini.

    Tabel. 5 analisis korelasi kofenetik ssmSSM X Y X Y XYA - B 81,13 81,13 6582,077 6582,077 6582,077A - C 62,26 67,93 3876,308 4614,485 4229,322A - D 69,81 54,72 4873,436 2994,278 3820,003A - E 67,93 67,93 4614,485 4614,485 4614,485A - F 69,81 67,93 4873,436 4614,485 4742,193B - C 73,59 67,93 5415,488 4614,485 4998,969B - D 66,04 57,72 4361,282 3331,598 3811,829B - E 67,93 67,93 4614,485 4614,485 4614,485B - F 66,04 67,93 4361,282 4614,485 4486,097C - D 62,26 54,72 3876,308 2994,278 3406,867C - E 75,47 76,42 5695,721 5840,016 5767,417C - F 77,36 76,42 5984,57 5840,016 5911,851D - E 67,93 54,72 4614,485 2994,278 3717,13D - F 62,26 54,72 3876,308 2994,278 3406,867E - F 86,79 86,79 7532,504 7532,504 7532,504

    1056,61 1004,94 75152,17 68790,24 71642,1

    Kemudian nilai r dicari melalui rumus :

    82,92574

    100])96.100(24.6879015][)61.1056(17.7515215[

    94.100461.10561.7164215

    100])(][)([

    22

    2222

    =

    =

    =

    r

    xxxxxr

    xyynxxn

    yxxynr

    Nilai r didapatkan sebesar 82.92%, ini melebihi batas kepercayaan sebesar 60%

    sehingga bisa dikatakan bahwa nilai perhitungan Ssm dapat dipercaya.

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 10 dari 15

  • Kemudian dari perhitungan dengan koefisien Sj, didapatkan matriks similaritas

    seperti berikut,

    Tabel. 6 Matriks similaritas SjA B C D E F

    A 100B 41,18 100C 16,67 36,36 100D 27,27 25 25,93 100E 19,05 22,73 40,91 29,17 100F 23,81 21,74 45,46 23,08 61,11 100

    Kemudian dibentuk clustering sperti dalam Tabel. 7 di bawah ini

    Tabel. 7 Clustering analysis SJSIM (%) A B C E F D

    100 A B C E F D90 A B C E F D80 A B C E F D70 A B C E F D

    61,11 A B C (E,F) D60 A B C (E,F) D50 A B C (E,F) D

    43.19 A B ((C) (E,F)) D41,18 (A,B) ((C) (E,F)) D

    40 (A,B) ((C) (E,F)) D30 (A,B) ((C) (E,F)) D

    26,14 (A,B) (D) ((C) (E,F))21,72 (A,B) (D) ((C) (E,F))

    Selanjutnya dibentuk dendrogram dengan data dari tabel. 7

    Gambar.2 Konstruksi dendrogram Sj

    a b

    c e f d 26,14 30 40 41,18 43,19 50 60 61,11 70 80 90 100

    Lalu dibuat matriks turunan dari dendrogram diatas.

    Tabel. 8 Matriks turunan dendrogram SjA B C D E F

    A 100B 41,18 100C 41,18 41,18 100D 26,14 26,14 26,14 100E 41,18 41,18 43,19 26,14 100F 41,18 41,18 43,19 26,14 61,11 100

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 11 dari 15

  • Dan terakhir dibuat tabel analisis korelasi kofenetik beserta nilai r, seperti

    tercantum dalam tabel dan rumus di bawah ini

    Tabel. 9 Analisis Korelasi Kofenetik SjSj X Y X Y XY

    A - B 41,18 41,18 1695,792 1695,792 1695,792A - C 16,67 41,18 277,8889 1695,792 686,4706A - D 27,27 26,14 743,6529 683,2996 712,8378A - E 19,05 41,18 362,9025 1695,792 784,479A - F 23,81 41,18 566,9161 1695,792 980,4958B - C 36,36 41,18 1322,05 1695,792 1497,305B - D 25 26,14 625 683,2996 653,5B - E 22,73 41,18 516,6529 1695,792 936,0214B - F 21,74 41,18 472,6276 1695,792 895,2532C - D 25,93 26,14 672,3649 683,2996 677,8102C - E 40,91 43,19 1673,628 1865,376 1766,903C - F 45,46 43,19 2066,612 1865,376 1963,417D - E 29,17 26,14 850,8889 683,2996 762,5038D - F 23,08 26,14 532,6864 683,2996 603,3112E - F 61,11 61,11 3734,432 3734,432 3734,432

    459,47 566,45 16114,09 22752,23 18350,53

    59,97634

    100])45.566(09.1611415][)47.459(09.1611415[

    45.56647.45953.1835015

    100])(][)([

    22

    2222

    =

    =

    =

    r

    xxx

    xxr

    xyynxxn

    yxxynr

    Didapatkan nilai r sejmlah 59.97634 yang jika dibulat akan mencapai batas

    kepercayaan yang bernilai 60%, sehingga bisa dikatakan bahwa perhitungan ini

    tidak bisa dipercaya

    B. Pembahasan

    Pada praktikum ini dilakukan klasifikasi terhadap 6 strain khamir berdasarkan unit

    karakter dari strain yang digunakan dengan analisis taksonomi numerik-fenetik.

    Strain diberi kode dengan abjad A, B, C, D, E dan F dengan menggunakan 53

    karakter total

    Berdasarkan unit karakter yang telah diteliti, diperoleh konstruksi dendogram dari

    perhitungan Ssm dan dendogram dari perhitungan SJ. Hasil dari perhitungan Ssm

    menunjukkan angka similaritas yang lebih besar dibandingkan dengan SJ. Pada

    Ssm, kekerabatan paling dekat terjadi antara strain E dan F dengan nilai similaritas

    86.79 %. Selanjutnya terjadi clustering antara A dan B dengan nilai similaritas

    81.13 %. Setelah itu strain C bergabung pada kelompok strain (E,F) dengan nilai

    similaritas 76.42 %, sedangkan pada nilai similaritas tersebut strain (A,B) tetap

    menjadi satu kelompok. Namun pada nilai similaritas 67.93% tersebut strain D

    belum membentuk kelompok dengan kelompok strain yang lain yang telah terbentuk

    sebelumnya dan strain (A,B) telah bergabung dengan starin (C,E,F). Kemudian

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 12 dari 15

  • Pada nilai similaritas 54.72 % strain D baru membentuk kelompok satu kelompok

    menjadi (A, B, C, D, E. F)

    Dari hasil dendogram SJ, memperlihatkan pembentukan kelompok yang

    cenderung berbeda dengan perhitungan Ssm. Strain E bergabung dengan strain F

    pada nilai 61.11 %. Selanjutnya strain C dan (E,F) bergabung dengan menjadi satu

    kelompok pada nilai similaritas sebesar 43.19 %. Strain B dan strain A bergabung

    dengan kelompok strain (C,E,F) pada nilai similaritas 41.18 %. Kemudian strain D

    bergadung dengan kelompok sebelumnya pada nilai similaritas paling kecil yaitu

    26.14 % membentuk kelompok (A, B, C, D, E, F). Berdasarkan hasil uji taksonomi

    numerik fenetik diperoleh dua taksospesies, yang merupakan kelompok strain yang

    menpunyai indeks similaritas > 70 % yaitu kelompok strain (A,B) dan (E,F) pada

    perhitungan Ssm. Hal ini berarti strain A dan strain B tergolong dalam satu spesies,

    dan strain E dengan strain F juga tergolong dalam satu spesies, sedangkan pada

    perhitungan dengan menggnakan koefisien Sj, strain E dan F bisa dikatakan satu

    taxospecies, walaupun nilai similaritasnya kurang dari 70 %

    Persamaan hubungan kekerabatan yang terbentuk berdasarkan Ssm dan SJ

    dapat disebabkan karena hubungan kekerabatan antar strain-strain khamir tersebut

    sama. Nilai similaritas SJ lebih kecil daripada Ssm karena karakter yang digunakan

    pada analisis SJ lebih sedikit. Karakter yang digunakan pada analisis SJ sedikit

    karena tidak memperhitungkan karakter strain yang sama-sama negatif, sedangkan

    pada analisis Ssm karakter yang sama-sama negatif juga diperhitungkan. Pada

    analisis SJ yang tidak memperhitungkan karakter yang sama-sama negatif dapat

    mengurangi tingkat kesalahan ( error ). Semakin banyak unit karakter yang diuji

    maka hasilnya semakin valid. Semakin banyak sifat yang sama, semakin dekat

    hubungan kekerabatannya, begitu juga sebaliknya. Hasil yang dapat terbentuk

    merupakan suatu gambaran dari sifat-sifat yang telah diketahui. Hasil dari klasifikasi

    dapat memberikan gambaran kemungkinan hubungan kekerabatan antara strain

    yang satu dengan strain yang lain dari nilai similaritas karakternya.

    Pada praktikum ini digunakan algoritma average linkage, yang diambil adalah

    nilai rerata dari indeks similaritas. Selanjutnya akan diperoleh clustering untuk

    konstruksi dendogram. Dengan cara ini dapat terjadi perubahan indeks similaritas

    yang menyebabkan data tidak valid. Untuk mengetahui tingkat kebenaran atau

    kevalidan hasil konstruksi dendogram, dilakukan suatu uji yaitu analisis korelasi

    kofenetik. Dari hasil analisis ini akan diproleh nilai r. Hasil dikatakan valid apabila

    nilai r ini lebih besar daripada 60 %. Dari hasil analisis korelasi kofenetik Ssm

    diperoleh nilai r sebesar 82.93 %. Sedangkan untuk SJ diperoleh nilai r hanya

    sebesar 59.97 %. Karena hanya koefisien Ssm yang memiliki nilai diatas 60 %

    tetapi tidak dengan perhitungan Sj, maka hanya koefisien Ssm yang memiliki hasil

    yang valid dan dapat dipercaya.

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 13 dari 15

  • V. SIMPULAN

    Setelah dilakukan uji taksonomi numerik dari 6 strain khamir yang digunakan

    dalam percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa dari perhitungan Ssm diperoleh 2

    taksospesies. Taksospesies yang pertama dibentuk oleh kelompok strain A dan

    strain B dengan nilai similaritas 81.13 %. Sedangkan taksospesies yang kedua

    dibentuk oleh kelompok strain E dan strain F dengan indeks similaritas sebesar

    86.79 %. Pada perhitungan SJ terbentuk satu taksospesies yaitu kelompok strain

    E dan strain F dengan nilai similaritas 61.11 %. Hasil analisis korelasi kofenetik

    pada Ssm diperoleh nilai r = 0,82927 atau 82,93 %, sedangkan pada SJ diperoleh

    nilai r = 0,5997 atau 59.97 %. Hanya koefisien Ssm yang valid dan dapat dipercaya.

    Konstruksi dendogram antara Ssm dan SJ memiliki bentuk yang berbeda. Pada

    Ssm memperhitungkan unit karekter yang sama-sama negatif sedangkan pada SJ

    tidak memperhitungkan sifat yang sama-sama negatif

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 14 dari 15

  • VI. LAMPIRAN

    Berikut adalah hasil perhitungan nilai Ssm dan Sj untuk tiap dua strain yang

    berbeda dan data sementara dari karakteristik tiap strain.

    %100xdcba

    daSsm+++

    +=

    dan

    %100xcba

    aSj++

    =

    A (++) B (+-) C (-+) D (--) SSM SJA-B 7 4 6 36 81,13208 41,17647A-C 4 7 13 29 62,26415 16,66667A-D 6 5 11 31 69,81132 27,27273A-E 4 7 10 32 67,92453 19,04762A-F 5 6 10 32 69,81132 23,80952B-C 8 5 9 31 73,58491 36,36364B-D 6 7 11 29 66,03774 25B-E 5 8 9 31 67,92453 22,72727B-F 5 8 10 30 66,03774 21,73913C-D 7 10 10 26 62,26415 25,92593C-E 9 8 5 31 75,4717 40,90909C-F 10 7 5 31 77,35849 45,45455D-E 7 10 7 29 67,92453 29,16667D-F 6 11 9 27 62,26415 23,07692E-F 11 3 4 35 86,79245 61,11111

    BORANG No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13Berlaku sejak 03 Maret 2008LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Halaman 15 dari 15

    Strain kapang diinokulasikan kedalam media PDA, MEA dan Czapeck Dox Agar dan diamati karakteristik pertumbuan lebat, sedang, jarang, warna koloni bagian atas, warna koloni bagian bawah, pigmen terlarut dalam mdium.2. Morfologi Hifa kapang