repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/siti...iii 6....
TRANSCRIPT
i
ABSTRAK
SITI DURRIATUL MUNAWAROH107051002719Strategi Komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia cabangCiracas dalam Mensosialisasikan Pembinaan Mubaligh
Melihat kondisi zaman sekarang ini banyaknya manusia yang tidakmemiliki moral dan akhlak. Sehingga dibutuhkannya seseorang yang dapatmemberikan siraman rohani berupa ilmu-ilmu agama dan mengenalkan agamasecara kaffah. Masjid dan Majlis merupakan tempat Ibadah juga tempatmendapatkan ilmu-ilmu agama. Sehingga masyarakat, terutama ta’mir masjidmembutuhkan mubalighin yang professional, dapat memahami agama. KorpsMubaligh DMI cabang Ciracas merupakan wadah penyaluran khotib, imam, danmubaligh. Sehingga Korps mubaligh DMI cabang Ciracas memerlukan strategidalam mensosialisasikan pembinaan mubaligh.
Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam skripsi ini adalahbagaimana strategi komunikasi yang diterapkan Korps Mubaligh kepadamasyarakat lingkungan ciracas mengenai pembinaan mubaligh yang berdasarkantugas dan fungsi-fungsinya dan faktor penghambat juga faktor pendukung dalamstrategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia cabang CiracasSehingga dalam laporannya terdapat beberapa strategi yang diterapkan KorpsMubaligh DMI cabang ciracas.
Teori yang digunakan adalah Social relationship theory yaitu mengenaimetode perencanaan melaui acara-acara sosial dan strategi pendekatan persuasifedukatif yaitu merupakan strtaegi pendekatan organisasi kepada masyarakatmemberikan informasi melalui face to face, dan fungsionalisasi media yaitudengan memanfaatkan media yang ada.
Metodologi penelitian pada skripsi ini melalui pendekatan kualitatifpendekatan yang dianggap akurat serta menuangkan keadaan penelitian dalamkonteks penulisan skripsi.
Stategi komunikasi Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas dalammensosialisasikan pembinaan mubaligh kepada masyarakat lingkungan ciracas itudengan kegiatan social dengan berbagai Event dan pendekatan yaitu seminar,PHBI, Ta’riful Binail Mubalighin. Dan Korps Mubaligh DMI cabang CiaracasMembutuhkan media dalam menyalurkan informasi yaitu melalui mediakampanye dan bulletin.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang tiada henti atas segala rahmat dan
ridha-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi
komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas Dalam
Mensosialisasikan Pembinaan Mubaligh. Shalawat serta salam selalu penulis
hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah memberi
kebaikan kepada kita dan semoga kelak kita mendapat syafaatnya di akhir zaman.
Tiada kata yang dapat mewakili luapan hati, baik suka maupun duka
dalam menyelesaikan skripsi ini. Berkat doa dan dukungan dari keluarga, teman-
teman, maupun semua pihak skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata 1 dapat diselesaikan dengan baik.
Selanjutnya penulis turut mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta Pembantu
Dekan I, Pembantu Dekan II, dan Pembantu Dekan III.
2. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi beserta Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang selalu siap membantu
urusan akademik dan segala bimbingannya.
3. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingannya
kepada penulis selama masa perkuliahan.
4. Khususnya kepada Rubiyanah MA, atas segala bimbingannya kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
yang telah memberikan pelayanan yang baik untuk menunjang penulisan
skripsi ini sampai akhir.
iii
6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar
selaku ketua, KH. A. Zarkasih dan Kh. Drs. Djuwaeny, atas kesediaanya
meluangkan waktu untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi.
7. Keluarga tercinta, terutama ayahanda H. Syamsuddin dan ibunda Hj.
zakiyah, yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis di setiap
waktu demi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga menjadi
suatu kebanggaan bagi ayahanda dan ibunda tercinta serta penulis pun
dapat mengamalkan ilmu dari bangku perkuliahan ke kalangan
masyarakat. Kakak (Muhammad Iqbal, Ahmad Zulfikar dan Nursa’adah)
yang selalu memberikan arahan mengenai terselesainya skripsi dan adik ku
(Kharidatul bahiyyah, Rufaidahtun Nadhiroh, dan Aisyah) yang selalu
menghibur dalam penyusunan skripsi hingga selesai.
8. Teman-teman seperjuangan, KPI B angkatan 2007, khususnya Amelia dan
kiki Rizkiyah terima kasih atas kebersamaan selama ini dan kenangan-
kenangan indah yang tidak akan terlupakan Juga untuk 3 Shit (Siti
Khadijah dan Siti Nurhasanah) yang selalu memberi dukungan tiada batas.
9. Sahabat terkasih, alumni An-Nida Al-Islamy angkatan 2007 Terima kasih
untuk doa dan dukungan kalian.
10. Teman KKN CINTA 2010
11. Dan kepada semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung
telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Amin ya rabbal
‘alamin.
Jakarta, 02 Februari 2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan antara
satu dengan lainnya, oleh karena itu kegiatan komunikasi sangat penting
dilakukan oleh setiap manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya karena komunikasi adalah kebutuhan sikap individu dan juga
merupakan medium penting bagi pembentukkan atau pengembangan
pribadi dan untuk sosial.
Komunikasi merupakan prasarat kehidupan manusia, dengan
demikian sejarah komunikasi sebenarnya sama dengan sejarah peradaban
manusia yakni telah dimulai sejak Allah SWT menciptakan Adam dan
Hawa dimuka bumi ini, namun dengan demikian hingga kini tidak ada
dokumentasi yang menjelaskan bagaimana bentuk dan corak komunikasi
pada saat itu.
Dengan perspektif agama, komunikasi sangatlah penting
peranannya dalam kehidupan bersosialisasi, manusia dituntut agar pandai
berkomunikasi. Agar komunikasi berjalan dengan baik, maka dibutuhkan
adanya strategi komunikasi yang baik pula. Strategi dalam segala hal
digunakan untuk mencapai satu tujuan yang telah diciptakan tujuan tidak
akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakkan
2
atau perubatan itu tidak terlepas dari strategi1. Hal tersebut dapat
dipahami, karena dari istilah komunikai itu sendiri, terkandung makna
bersama-sama (Common, Commeness: Inggris). Istilah komunikasi
(Indonesia) atau communication (Inggris) itu berasal dari bahasa latin:
communication, yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam
sesuatu), pertukaran di mana si pembicara mengaharapkan pertimbangan
atau jawaban dari pendengarnya.2
Strategi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen (management communication)
untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikais harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara
taktis dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu, tergantung kepada situasi dan kondisi. Bisa dikatakan,
dalam menentukan sebuah langkah, sangat diperlukan strategi komunikasi
sebelumnya. Agar pesan, yaitu produk dapat tersampaikan secara efektif
hingga tercapainya tujuan secara umum3.
Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley yang dikutip oleh
Roudhonah dalam buku Ilmu komunikasi yaitu ‘proses melalui mana
seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak).4 Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam poses komunikasi ada
1 Rafiudin, Maman Abdul djaliel, Prinsip strategi dan dakwah.2 Prof. Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), H. 42.3Prof. Drs. Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan praktek, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 1990) h. 324 Roudhonah,Ilmu komunikasi, (Jakarta: UIN Press, 2007), H.21.
3
pengirim (komunikator) dan penerima pesan (komunikan) yang saling
berhubung, pesan tersebut dapat mengubah persepsi bahkan tingkah laku
(behavior) komunikan.
Organisasi merupakan kekuatan umat yang disusun dalam satu
kesatuan dan bentuk persatuan mental-spiritual dan fisik-materia di bawah
satu komando pimpinan (khalifah) sehingga akan dapat melaksanakan
tugas dengan lebih terarah dan tertib, jelas motivasinya, jelas arah dan
targetnya, jelas tahap-rahap kegiatannya.
Institusi Dewan Masjid Indonesia yang merupakan organisasi
kemasjidan yang bersifat independen, pemberdayaan, pembinaan dan
kekeluargaan, serta tidak berafiliasi dengan organisasi sosial politik.
Lembaga atau isntitusi ini memerlukan manajemen dalam mengelola
kemasjidan yang berpotensial dan efektif. Ide dibentuknya Dewan Masjid
Indonesia bermula dari pertemuan tokoh-tokoh Islam yang dihadiri oleh
Bapak H. Rus'an dari Dirjen Bimas Islam dan Wakil Ketua Jakarta Pusat
Bapak H. Edi Djajang Djaatmadja membentuk panitia untuk mendirikan
Dewan Kemakmuran Masjid Seluruh Indonesia (DKMSI). Pada tanggal
16 Juni 1970 disusunlah formatur yang diketuai oleh KH. MS. Rahardjo
Dikromo yang beranggotakan H. Sudirman, KH. MS. Rahardjo Dikromo,
KH. Hasan Basri, KH. Muchtar Sanusi, KH. Hasyim Adnan, BA dan KH.
Ichsan.
4
Dewan Masjid Indonesia (DMI) ingin mengembangkan dirinya
sebagai sebuah organisasi yang terbuka bagi keterlibatan semua umat
Islam Indonesia dan membangun kerukunan serta kepedulian sesama
sebagai bagian dari bangsa Indonesia, dan juga bagian dari umat Islam
Indonesia. Kehadiran DMI yang menurut sejarahnya didirikan dengan
maksud untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, akhlaq mulia dan
kecerdasan umat serta tercapainya masyarakat adil makmur yang diridhai
Allah SWT.
Melalui program kegiatan Dewan Masjid Indonesia yaitu Rapat
Korps Mubaligh yang diadakan setiap bulannya ini, sangat membantu
memberikan kualitas kebutuhan masyarakat. Keprihatinan Dewan Masjid
Indonesia terhadap Mubaligh yang kurang menguasai kitab kuning dan
membutuhkan banyak mubaligh untuk menjadi khotib di Masjid-Masjid di
Lingkungan Ciracas membuat langkah-langkah riil dalam
mengembangkan bakat para khotib dalam berkhutbah. Karna dari Khutbah
para Khotib diharapkan meningkat tanggung jawab jama’ah terhadap
pemakmuran Masjid. Karena itu memiliki sumber daya Khotib yang
berkualitas bagi masjid merupakan sesuatu yang amat penting. Tingkat
keprihatinan Dewan Masjid Indonesia ini disalurkan dengan kegiatan rapat
5
rutin Korps Mubaligh untuk mencari para Asatidz yang handal dan
memiliki kualitas dalam berdakwah.5
Masjid dan majlis merupakan sarana dakwah karena masjid dan
majlis tempat di mana masyarakat beribadah dan mendapatkan ilmu-ilmu
agama juga merupakan tempat sebagai pusat pendidikan dakwah.
Sehingga masyarakat membutuhkan mubaligh, imam dan khotib yang
kompeten dalam ilmu agamanya.
Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas memiliki
tanggung jawab atas memilih atau menetapkan sejumlah dai atau
mubaligh yang mampu melaksanakan tugas dakwah dengan baik dan
bijaksana. Pengelola masjid harus memiliki data lengkap da’i atau
mubaligh yang sesuai dengan kondisi jama’ah masjid dan juga harus
berhati-hati dengan da’i yang menyebarkan aliran sesat.
Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia memfokuskan pada
khutbah atau dakwah para mubaligh sesuai dengan sudut pandang ajaran
Islam, serta mengacu pada realitas kehidupan manusia sehingga dapat
memberikan jawaban terhadap persoalan umat dan masyarakaat. Melihat
kondisi masih banyak mubaligh yang hanya pandai dalam berceramah
namun kurang menguasai kitab kuning sehingga Korps Mubaligh
menekankan para mubaligh untuk menguasai kitab kuning karena kitab
5Drs. H. Ahmad Yani, Menuju Masjid Ideal, (Jakarta Selatan: LP2SI haramain, 2001), H.88.
6
kuning dapat menjawab dari beberapa permasalahan agama. Untuk
mencapai tujuan dan misi di atas, Korps Mubaligh Dewan Masjid
Indonesia merancang serangkaian program yang dioperasionalkan melalui
berbagai instrumen-instrumen strategis kelembagaan, baik berbentuk
bidang-bidang operasional, biro-biro, kelompok kerja, maupun badan-
badan khusus yang terkoordinasi dalam satu struktur organisasi Korps
Mubaligh Dewan Masjid Indonesia. Instrumen-instrumen dimaksud adalah
Bidang Organisasi dan Administrasi, yang bertugas merancang, menata,
membina dan menyelenggarakan model dan sistem organisasi Korps
Mubaligh Dewan masjid Indonesia yang sesuai dengan tuntutan,
kebutuhan dan perkembangan zaman guna mewujudkan Korps Mubaligh
Dewan Masjid Indonesia sebagai organisasi da’wah yang profesional,
produktif , kreatif, dan antisipatif. Termasuk melakukan pembinaan
organisasi Korps Mubaligh Persatuan Umaat Islam di tingkat Kecamatan
Ciracas.
Disinilah strategi komunikasi diperlukan sehingga Korps Mubaligh
DMI (dewan Masjid Indonesia) berperan aktif dalam memajukan masjid
dan majlis sesuai fungsinya.
Strategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia
cabang Ciracas, sangatlah diperlukan dalam mensosialisasikan pembinaan
mubaligh, karena berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi secara
efektif banyak yang ditentukan oleh strategi komunikasi. Terutama jika
7
komunikasi dilakukan oleh mediamassa yang memiliki kebanyakan lebih
luas dan beragam, maka Korps Mubaligh dewan Masjid Indonesia cabang
Ciracas seharusnya menyiapkan perencanaan yang matang dalam
penyampaian pesan yang ingin disosialisasikan. Strategi komunikasi, baik
secara makro (planed multimedia strtaegy) yang mempunyai fungsi ganda:
1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informasi
persuasif, dan intruktif secara sistematik kepada sasaran untuk
memperluas hasil optimal.
2. Menjembatani cultural gap akibat kuatnya media massa yang
jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.6
Penulis melihat sangat urgensi untuk membahas hal-hal yang
berkenaan dengan strategi Dewan Masjid Cabang Ciracas sebagai upaya
lebih mengenal sistem kerja Dewan Masjid Indonesia dari dekat, maka
dari itu penulis ingin meneliti dan mengangkat judul skripsi yaitu :
Strategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia
cabang Ciracas dalam Mensosialisasikan Pembinaan Mubaligh.
B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Penelitian ini dibatasi pada kegiatan komunikasi yang
berkaitan dengan strategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid
6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan praktek, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1992) h. 1.
8
Cabang Ciracas Indonesia dalam mensosialisaikan Pembinaan
Mubaligh.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan
Masjid Indonesia Cabang Ciracas dalam mensosialisasikan
pembinaan mubaligh ?
b. Apa faktor pendukung dan penghambat Korps mubaligh
Dewan Masjid Indonesia Cabang Ciracas dalam melakukan
strategi komunikasi terhadap mensosialisasikan pembanaan
umat?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum adalah:
a. Untuk mengetahui strategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan
Masjid Indonesia dalam mensosialisasikan pembinaan
mubaligh.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi
komunikasi yang dilakukan Korps Mubaligh Dewan masjid
Indonesia dalam mensosialisasikan pembinaan mubaligh.
9
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Secara Akademis
Dengan penelitian ini diharapkan menjadi stimulus
penelitian lenih lanjut dan lebih sempurna guna memperkaya
teori-teori komunikasi yang berkaitan dengan strategi
komunikasi. Penelitian ini juag diharapkan pada saatnya dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan teori-teori
baru yang terdapat di Jurusan komunikasi.
b. Manfaat Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk
menambah wawasan bagi kalangan teoritis, praktisi, dan
lembaga dakwah Islam pada umumnya, terutama bagi para
pengurus Korps Mubaligh Dewan Masjid IndonesiaCabang
Ciracas, khususnya dalam mensosialisasikan Pembinaan
Mubaligh.
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan terhadap beberapa penelitian yang
pernah dilakukan mengenai strategi dakwah yang ada di Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi melalui internet, skripsi
penelitian mahasiswa fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya
jurusan komunikasi penyiaran islam.
10
Menurut pengamatan penulis, dari hasil observasi yang
dilakukan terdapat karya:
1. Dodiana Kusuma, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Tahun 2010 Pada
Skripsi yang berjudul : Strategi Komunikasi Program Penghafal
Al-Qur`an dalam mensosialisasikan Program Sedekah Produktif.
Skripsi ini membahas strategi komunikasi yang dilakukan oleh
PPPA dalam mensosialisasikan program sedekah produktif
masayarakat agar tertarik mengeluarkan sedekahnya, sehingga
program mampu membangun dan mensejahterakan masyarakat.
2. Komunikasi dan penyiaran Islam, Tahun 2007 Pada skripsi yang
berjudul: Peran dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta Dalam
Meningkatkan Masjid Sebagai Pusat kegiatan Tabligh skripsi ini
membahas mengenai peran Dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta
dalam kegiatan tabligh di masjid supaya masjid lebih optimal
dalam mewujudkan organisasi sebagai “Good public institution”
dan berfungsi bagi organisasi pengelola masjid.
3. Dafik Nurul Fitron, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Jurusan komunikasi penyiaran Islam, Tahun 2010 pada Skripsi
yang berjudul: Strategi Komunikasi Sub bagian Keagamaan
kantor Walikota Tanggerang Selatan dalam menciptakan nuansa
Islami di kantor Walikota Tanggerang selatan, skripsi ini
membahas tentang bagaiman strategi komunikasi yang digunakan
11
Sub bagian Keagamaan dalam menciptakan nuansa islami di
Kantor Walikota Taggerang selatan juga faktor pendukung dan
penghambat stratgi komunikasi dalam menciptaka nuansa islami.
Demikian tinjauan pustakan ini penulis lakukan, dimana
perbedaan pokok bahasan atau materi antara apa yang akan penulis
teliti dengan skripsi dengan skripsi terdahulu, terlebih pada pokok
penelitiannya.
E. Metodelogi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
kualiatatif melalui Pendekatan keilmuan antropologi sosial.
Pendekatan ini penting, dan dianggap akurat serta menuangkan
keadaan dlam konteks penulisan skripsi dengan cara
menjabar,menerangkangkan dan mengklasifikasikan serta
menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya
terlebih dahulu, kemudian menari kesimpulan atas menarik
permasalahan yang terkait dengan hal tersebut.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil sumber informasi langsung dari
Dewan Masjid Indonesia Cabang Ciracas. Subjek dala penelitian
ini adalah Pengurus Organisasi Dewan masjid Indonesia Cabang
ciracas, Ketua Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas. Sedangkan
12
objek penelitiannya adalah strategi dakwah Dewan masjid
Indonesia Cabang ciracas dalam pemberdayaan masjid.
F. Tahap Penelitian
Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan
diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus.
1. Teknik Pengumpulan data
Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang akan dilakukan melalui:
a. Observasi, yaitu peneliti mengamati langsung ke kantor
Dewan Masjid Indonesia Cabang Ciracas.
b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan
pertananyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul
data) kepada informance, dan jawaban-jawaban informance
dicatat atau direkam dengan alat perekam. Mengadakan tanya
jawab secara face to face antara nara sumber dengan peneliti
guna memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian. Untuk
penelitian ini peneliti menngunakan wawancara baku terbuka
yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan
pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama
untuk informance.7
7 Meleong J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya 2009, Cet ke-26, H.
13
c. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable berupa catatan, buku, internet dan lain sebagainya dengan
cara pengumpulan data-data mengenai hal-hal yang akan diteliti.
d. Waktu dan Lokasi Penelitian, penelitian ini akan dilakukan
pada Bulan Juli sampai dengan Bulan Agustus . Dan Penelitian ini
berlokasikasikan di JL. Tanah Merdeka Kampung Rambutan.
2. Teknik analisis data
Merupakan proses penyederhanaan kedalam bentuk yang
mudah dibaca dan diinterptetasikan. Dalam penelitian ini.
Penelitian mengambil keputusan atau kesimpulan-kesimpulan yang
benar melalui proses pengumpulan, penyusunan, penyajian dan
penganalisan data hasil peneliti yang berwujud kata-kata.
Berawal dari data yang terkumpul, kemudian
dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian. Dan peneliti juga
mengklarifikasikannya dengan kerangka yang ada, dan kemudian
disimpulkan.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran jelas tentang hal-hal yang
akan diuraikan dalam penulisan ini, maka penliti membagi sistematika
penyusunan kedalam lima bab, masing-masing bab dibagi kedalam
beberapa sub bab dengan perincian sebagai berikut :
14
BAB I PENDAHULUAN yang membahas Latar Belakang
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian serta
sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan teoritis yang mencakup pengertian strategi,
pengertian komunikasi, pengertian Strategi komunikasi,
pengertian Sosialisasi, pengertian Strategi dalam Organisasi
Pengertian Korps ,dan Pengertian Mubaligh.
BAB III Gambaran umum Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia
Cabang Ciracas Bab ini memaparkan tentang sejarah
berdirinya Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia Cabag
Ciracas, Struktur Organisasi Korps Mubaligh Dewan Msjid
Indonesia cabang Ciracas dan Program kegiatan Korps
Mubaligh Dewan Masjid Dewan Masjid Indonesia cabang
Ciracas.
BAB VI Analisis Strategi Komunikasi Korps Mubaligh Dewan
Masjid Indonesia Cabang Ciracas. Bab ini merupakan
pembahasan inti dari hasil penelitian, yang berisi
mengungkap secara detail tentang strategi Komunikasi, dan
faktor pendukung dan penghambat dakwah Dewan masjid
Indonesia Cabang ciracas ddalam pemberdayaan masjid.
BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
15
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Strategi pada mulanya digunakan dalam istilah dunia militer.
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos” yang berarti
‘pasukan’ dan ‘ageni’ yang berarti ‘ memimpin’, yaitu istilah untuk
memenangkan peperangan. Jadi strategi adalah memimpin pasukan,
ilmu tentang perang. Dalam konteks awalnya strategi adalah
‘generalship’ atau suatu yang dilakukan oleh para jendral dalam
membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan
perang.8
Menurut Robbins, strategi adalah arah untuk membimbing
tindakan dimasa depan.9 Sedangkan menurut Gareth R Jones,
mendefinisikan strategi sebagai sebuah keputusan dan tindakan para
manajer yang spesifik dengan menggunakan core competence
(keahlian utama) untuk mencapai keunggulan kompetitif dan
mengalahkan pesaing .10
Dalam Kamus Besar Indonesia disebutkan bahwa strategi
adalah ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa
8 Setiawan hari purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen startegi sebuah konsepPengantar, (Jakarta: Prehalindo, 2002), cet. Ke 1, h. 8.
9 Agus Joko, Srie Wahyu Kridasakti, dan Wilfridus B. Elu, Modul Teori Organisasi,(jakarta: PT Universitas Terbuka :2007) , cet ke. 7, h. 6.7.
10 Ibid, h. 6.4.
16
untuk melaksanakan kebijakan tertentu diperang dan damai , atau
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus.11
Dibawah ini beberapa pendapat tentang pengertian strategi
sebagai berikut:
a. Menurut Sondang Siagian, Strategi adalah cara yang terbaik
menggunakan dana, daya dan tenaga yang trsedia sesuai dengan
perubahan lingkungan.12
b. Definisi lain juga dikatakan Stiner dan Miner, Strategi adalah
penempatan misi perusahaan, penempatan sasaran organisasi dalam
mengikat kekuatan ekstrenal dan internal, perumusan kebijakan
dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama
organisasi akan tercapai.13
c. Sedangkan menurut pakar Ilmu Komunikasi Onong Uchjana
Effendy.M.A.mengatakan bahwa: Strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk
mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
11 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi ketiga, (Jakarta: balai Pustaka,2005) h. 192.
12Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi,(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986) cet ke-2, h.17.
13George Stainer, Manajemen Strategik dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta: BPFE,1985), h. 80.
17
yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukan bagaimana operasionalnya.14
Dalam suatu organisasi, strategi diartikan sebagai kiat,
cara, dan taktik utama yang dirancang sebagai sistematik dalam
melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi
organisasi.15
Ada beberapa gambaran yang lebih jelas tentang beberapa
perspektif strategi Mintzberg, dan kawan-kawan. Dalam buku
Strategy Safari; A Guided Tour the Wild of Strategic management,
membedakan ada lima perspektif tentang strategi.
a) Strategi sebagai rencana sesuatu yang diharapkan (Startegy as
plaintended).
Strategi dipandang sebagai arah yang harus dilalui oleh
organisasi agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
b) Strategi sebuah pola (Strategy as Pattern)
Strategi dipandang sebagai sebuah perilaku yang konsisten
sepanjang waktu.
c) Strategi sebagai posisi (strategy as position)
Strategi ini dilaksanakan dengan menempatkan produk tertentu
di dalam pasar tertentu.
d) Strategi sebagai perspektif (Strategy as perspective)
14Onong Uchjana, Ilmu Komuikasi Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosdakarya,1999) h. 32.
15 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non profit Bidang Pemerintahan,(Yogyakarta, Gajah Mada Press,2000). H. 147.
18
Strategi ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan
kemampuan organisasi untuk mencapai visi organisasi.16
2. Pengertian Komunikasi
a. Definisi komunikasi
Komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa latin
“communication” isitilah ini bersumber dari perkataan “communis”
yang berarti sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti.
Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai
suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator yag diterima oleh
komunikan. Hakikat komunikasi adalah pikiran, atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurnya.
Dalam “Bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan
(massage) orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator
(comunicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi
nama komunikan (communicate).
Ada banyak pendapat tentang pengertian komunikasi dari para
ahli komunikasi dari para ahli komunikasi diantarnya:
1) Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa sebab mengapa
manusia melakukan komunikasi ,yakni untuk:17
1. Mengubah sikap (to change attitude)
16 Agus Joko, Srie Wahyu Kridasakti, dan Wilfridus B. Elu, Modul Teori Organisasi,(jakarta: PT Universitas Terbuka :2007) , cet ke. 7, h. 6.8.
17 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek, (Bandung : PT RemajaRosdakarya,1992).
19
2. Megubah opini/pendapat /pandangan (to change the opinion)
3. Mengubah perilaku (to change the behavior)
4. Mengubah masyarakat (to change the society)
Komunikasi juga dilakukan dengan berbagai metode,
isitilah metode atau dalam bahasa inggris “method”, berasal dari
bahasa yunani “methodos” yang berarti rangkaian sistematis yang
merujuk pada tata cara telah dibina berdasarkan rencana yang pasti,
mapan dan logis,. Agar komunikasi berjalan efektif, maka kita juga
memerlukan strategi dalam menyampaikan pesan agar dapat
diterima oleh orang lain.
2) Menurut James, komunikasi adalah perbuatan penyampaian sutau
gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.18
3) Menurut Arni Muhammad, Komunikasi adalah suatu proses
dimana individu dalam hubungannya dengan individu lainnya,
dalam kelompok,dalam organisasi,dan dalam masyarakat guna
memberikan suatu informasi.19
4) Wilbur Schram mengatakan bahwa komunikasi didasarkan atas
hubungan (intune) antara satu dengan yang lain yang fokus pada
informasi yang sama, sangkut paut tersebut berada dalam
komunikasi tatap muka (face to face communication).20
18 James G. Robbins, Komunikasi Yang efektif, (Jakarta : Pedoman Ilmu jaya, 1995), cetKe-4, h.1.
19 Arni Muhammad, Komunikasi organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara,2001), cet. Ke-4, h 3.20 Onong uchjana effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung : Cv. Mandar Maju,
1998), h.59.
20
5) Menurut Astrid. S. susanto, kata komunikasidalam bahasa Inggris
yaitu Communication, secara etimologi komunikasi berasal dari
bahasa latin yaitu communicare yang berarti “partisipasi atau
memberitahukan.” Kata communis berrati “milik bersama” atau
“berlaku dimana-mana”.21
6) Menurut Deddy Mulyana, komunikasi adalah proses berbagi
makna melalui perilaku verbal dan nonverbal.22
b. Komponen Komunikasi.
Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai
berikut:
1. Sumber (Source)
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian
pesan yang digunakan dalam rangka mmeperkuat pesan itu sendiri.
Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.23
2. Penyampaian Pesan (Communicator)
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara,
menulis, kelompok orang,organisasi komunikasi seperti: surat
kabar, radio, televise, film dan sebagainya. Komuikator dalam
penyampaian pesannya bias juga sebagai komunikan,begitu juga
sebaliknya. Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang
komunikator diantaranya adalah:
21 Astrid. S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan praktek, (Bandung :bina Cipta, 1947),h.67.
22 Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, suatu Pendekatan Lintas Budaya, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2004), h.3.
23 Widjaya,Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002). H. 11.
21
a. Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.
b. Keterampilan berkomunikasi
c. Keterampilan berkomunikai
d. Mempunyai pengetahuan yang luas
e. Sikap
f. Memiliki daya tarik
3. Pesan (Massage)
Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan si penyampai.
Pesan dapat berupa informatif, member keterangan-keterangan
yang kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri.
Persuasif bujukan, yakni membangkitkan kesadaran seseorang
bahwa apa yang kita samapaikan akan berupa pendapat atau sikap,
sehingga ada Komunikator dapat berupa individu yang sedang
berbicara, menulis, kelompok orang,organisasi komunikasi seperti:
surat kabar, radio, televise,film dan sebagainya. Komuikator dalam
penyampaian pesannya bias juga sebagai komunikan,begitu juga
sebaliknya.
4. Saluran (Channel)
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat
diterima melalui panca panca indera atau menngunakan media.
Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapatberlangsung
menurut dua saluran, yaitu:
a. Saluran formal atau bersifat resmi
22
b. Saluran informal, atau bersifat tidak resmi
5. Penerima Pesan (Communication)
Komunikasi atau penerima pesan dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu: personal, kelompok, dan massa.
6. Hasil (Effect)
Efek adalah hasil akhir dari proses komunikasi, yakni sikap
dan tingkah laku orang, baik sesuai atau tidak sesuai dengan yang
kita inginkan.24
3. Strategi komunikasi
a. Pengertian strategi komunikasi
Dalam strategi komunikasi, peran komunikator sangatlah
penting. Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga
komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan
perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu
pengaruh yang menghambat komunikasi dapat datang sewaktu-
waktu, terlebih jika komunikasi langsung melalui media massa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bisa terdapat pada komponen
media atau komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan
tak kunjung tercapai.
Strategi komunikasi merupakan perpaduan dari
perencanaan komunikasi (comunnicaton Planning) dan manajemen
(management communication) untuk mencapai satu tujuan. Untuk
24 Widjaya, Komunikasi dan Hubungan masyarakat,(jakarta: bumi aksara, 2008) H.12.
23
mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara teknis harus
dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu, bergantung kepada situasi dan kondisi.25
Menurut Onong Uchjana, bahwa strategi komunikasi terdiri
dari dua aspek, yaitu: secara makro (planned multi media strategy)
secara mikro (single communication medium strategy).
Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu:
1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yag bersifat informatif,
persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk
memperoleh hasil optimal.
2. Menjembatani “Cultural Gap” kemudahan diperoleh dan
dioperasionalkan media massa yang begitu ampuh, yang jika
dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.26.
b. Teori Strategi Komunikasi
Dalam bukunya Onong Uchjana Effendy, strategi
komunikasi harus didukung oleh teori, sebab teori merupakan
pengetahuan berdasarkan kemampuan yang sudah diuji
kebenarannya.
Teori strategi yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell
cara yang terbaik menerangkan kegiatan komunikasi ialah
25 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya2004), cet ke 4 h. 29.
26 Ibid, h. 28.
24
menjawab pertanyaan ” Who says What In Wich Channel to Whom
With what Effect?”. Strarus tegi komunikasi, maka segala
sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang
merunpakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumusasn
Laswell:
- Who? (siapakah komunikatornya?)
- Says What? (Pesan apa yang dinyatakannya?)
- In Which Channel? (Media apa yang digunakan?)
- To Whom? (Siapa Komunikatotrnya?)
- With What effect? (efek apa yang diharapkannya?).27
Teori yang dikemukakan oleh Melvin L. Defleur yaitu
Social Realatinship Theory yakni teori mengenai sebuah pesan
komunikasi yang mula-mula disiarkan melalui media massa
kepada sejumlah perorangan yang terang-lengkap (Well-Informed),
dan dinamakan “pemuka pendapat” (Opion Leaders).oleh pemuka
pendapat ini pesan komunikasi tersebut diteruskan melalui saluran
antarpersona (dari mulut ke mulut), kepada orang-orang yang
kurang keterpaannya oleh media massa atau dengan perkataan
orang lain, orang-orang yang tidak berlangganan surat kabar.28
Dalam menyusun staregi komunikasi perlu suatu pemikiran
dan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat,
27 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya2007), cet ke 7, h. 29.
28 Ibid h. 31.
25
maka untuk menganalisisnya perlu diperhatikan komponen-
komponen komunikasi berikut:
1. Mengenali sasaran komunikasi yang mempelajari siapa saja
yang akan menjadi sasaran komunikasi sesuai dengan tujuan
komunikasi. Untuk itu terdapat faktor-faktor yang perlu
diperhatikan pada diri komunikan:
a. Faktor kerangka referensi mengenal kerangka referensi
(Frem of reference) komunikan yang terbentuk sebagi hasil
dari pacuan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma
hidup, status social, ideology, cita-cita dan sebagainya.
b. Faktor situasi dan kondisi utuk mencapai komunikasi yang
efektif harus mengetahui situasi dan kondisi komunikan,
yang dimaksudkan dengan situasi ialah situasi komunikan
pada saat menerima pesan yang akan disampaikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi ialah state of
personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis
komunikan pada saat ia menerima pesan komuikasi.
2. Pemilihan Media Komunikasi
Pemilihan media komuikasi, untuk mencapai sasaran
komunikasi harus dapat memilih secara tepat media
komunikasi yang digunakan, tergantung pada tujuan yang akan
dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan tehnik yang akan
digunakan.
26
3. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi mepunya tujuan tertentu, sehigga hal ini
menentukan tujuan tehnik yang harus diambil. Apakaj itu
tehnik inforamasi, tehnik persuasi, atau tehnik intruksi,. Dan
yang paling penting adalah mengerti pesan komunikasi.
4. Peranan komunikator dalam komunikasi
Ada faktor penting yang harus terdapat pada diri komunikator
ketika melancarkan komunikasi adalah:
a) Daya tarik sumber komunikasi akan berhasil, akan dapat
mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan jika
komunikan mempunyai daya tarik dan merasa ada
kesamaan dengan komunikator.
b) Kredibilitas sumber faktor lain yang dapat menyebabkan
komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada
komunikator dan komunikator pun mampu bersiifat
empatik kepada komunikan.29
Jadi dapat dikatakan, strategi komunikasi adalah keseluruhan
perencanaan, taktik, cara yang kan dipergunakan guna melancarkan
komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada
proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kemungkinan atas kegagalan proses komunikasi bisa disebabkan oleh
kurang memadainya atau kurang matangnya perencanaan, ataupun
29 Anwar Arifin, Ilmu Komunikais; Sebagai pengantar Ringkas, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995) cet Ke-3, h.35-39.
27
tingkap kredebilitas komunikator yang belum memadai pada saat
penyusunan strategi, sehingga tidak tersamapaikannya pesan yang
berujung pada gagalnya tercapainya tujuan strategi komunikasi secara
afektif.
c. Teori Manajemen startegi
Untuk melaksanakan strategi maka dibutuhkan tahapan-
tahapan di dalamnya. Secara garis besar strategi melalui tiga
tahapan, yaitu:30
1) Perumusan strategi
Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan strategi yang
akan dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah
pengembangan tujuan, mengenai peluag dan ancaman eksternal,
menetapkan kekuatan kelemahan secara internal, menetapkan
obektivitas, menghasilkan strategi juga ditentukan suatu sikap
untuk memustuskan, memperluas, menghindari atau melakukan
suatu keputusan dalam proses kegiatan.
2) Implementasi.
Setelah kita memilih dan merumuskan strtaegi yang telah
ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi
yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang
telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari
sleuruh unit, tingkat dan anggota organisasi. Tanpa adanya
30 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h.30.
28
komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi, maka proses
formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang
sangat jauh dari kenyataan. Implementasi strtaegi bertumpu pada
alokasi dan pengorganisasian sumber daya yag ditampakkan
melalui struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang
dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.
3) Evaluasi strategi
Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi.
Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai
dapat diukur kembali menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi
menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali
oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk
memastikan sasaran yang telah dicapai. Ada tiga macam mendasar
untuk mengevaluasi strategi:
a) Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi
dasar strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi suatu
hambatan dala pencapaian tujuan, begitu pula dengan factor
internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil
implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil
yang akan dicapai.
b) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang akan
diharapkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan
dengan menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi
29
prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah
pencapaian sasaran yang dinyatakan. Criteria yang meramalkan
hasil lebih penting dari criteria yang mengungkapkan apa yang
terjadi.
c) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan prestasi sesuai
dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa
strategi yang ada ditinggalkan atau harus merumuskan kembali
strategi yang baru. Tindakan korektif diperuntukan bial
tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangka
semula atau pencapaian yang diharapkan.
d. Teori strategi public relations
Humas berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif
dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara
pejabat Humas/PRO dan masyarakat (khalayak sebagai
sasaran) untuk mewujudkan bersama. Fungsi tersebut dapat
diwujudkan melalui beberapa aspek-aspek pendekatan atau
strategi humas:
d.1. strategi operasional
Melalui pelaksanaan program Humas yang
dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan (Sociologi
approach), melakukan mekanisme sosial cultural dan nila-
nilai yang berlaku dimasyarakan dari opini public atau
kehendak masyarakat terekam paa setiap berita atau surat
30
pembaca dan lain sebagainya yang dimuat di berbagai
media massa.
d.2. Pendekatan persuasif dan edukatif
Fungsi Humas adalah menciptakan komunikasi dua
arah (timbale balik) dengan menyebarkan informasi dari organisasi
kepada pihak publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan
penerangan, maupun dengan melakukan pendekatan persuasive,
agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi
dan lain sebagainya.
d.3. pendekatan tanggung jawab sosial humas
Menumbuhkan sikap tanggung jawab social bahwa
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut bukan ditujukan
untuk mengambil keuntungan sepihak dari public sasarannya
(masyarakat), namun untuk memperoleh keuntungan bersama.
d.4. Pendekatan Kerjasama
Berupaya membina hubungan yang harmonis anatar
orgaisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan ke dalam
(internal relationship) maupun hubungan ke luar (eksternal
relationship) untuk meningkatkan kerjasama.
d.5. pendekatan koordinatif dan integrative
untuk memperluas peranan humas di masyarakat,
maka funsi humas dalam arti sempat hanya mewakili
lembaga/institusinya. Tetapi perananya yang lebih luas adalah
31
berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan nasional,
dan mewujudkan ketahanan Nasional di bidang politik, ekonomi,
social budaya (Poleksobud) dan (Hankamnas).31
e. Tujuan Sentral Srategi Komunikasi
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dalles
Burnett dalam bukunya, Tecniques For Effective
Communication yang dikutip dari buku Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktek karangan Onong Uchjana Effendy,
menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri
atas tiga tujuan du uaan itu harutama, yaitu :
1) To Secure Anderstanding
Memastikan bahwa komunikasi paham mengerti pesan
yang diterima. Andai kata ia sudah dapat mengerti dan
menerima, maka penerimaan itu harus dibina.
2) To Established Acceptance
Setelah komunikasi mengerti dan menerima pesan
maka dilakukan pembinaan. Setelah pembinaan itu dibina.
Kegiatan harus dimotivasikan.
4) To Motive Action
Setelah penerimaan itu dibina maka kegiatan tersebut
harus dimotivasikan.32
31 Rosady Ruslan, Manajemen Public relationship dan Media Komunikasi, (Jakarta: PTRajaGrafindo persada 1998) h.144.
32 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2006), cet ke-21.h.32.
32
B. Strategi dalam Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang pasti atau saling berubah-
ubah.33
a. The Rational Approach (Pendekatan Rasional)
Pendekatana rasional didasarkan pada asumsi bahwa apa yang kita
yakini menentukan bagaimana kita jalani. Beliefs (percaya) adalah
pernyataan yang kita buat untuk kita sendiri seperti yang kita percayai
akan situasi atau mnerimanya sebagai suatu kebenaran tentang suatu
kebenaran tentang suatu strategi yang menentukan situasi yang kita pilih
dan gunakan dalam performan tugas dan transaksi dengan yang lainnya.
Hal itu jika percaya bahwa anda dapat mengawasi orang lain dan memiliki
kepercayaan tentang siapa anda sebagai orang yang mengawasi. Anda
akan menjalankannya sebagai supervisor yang efektif.
b. The behavioural Approach (Pendekatan Perilaku)
Pendekatan perilaku beraal dari asumsi bahwa perubahan dalam
human bening (kemanusiaan) dapat dihasilkan secara lebih efisien oleh
penajaman pada pengamatan perilaku dari pada cara-cara berpikir. Dalam
kenyataannya, sikap dan proses berfikir (internal) adalah dimengerti oleh
pengamatan dan pengukuran perilaku yang negative. Hal ini tidak
menyebutkan bahwa perilaku tidak dipengaruhi oleh proses dan pemikiran
33 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo, 2002). H.3.
33
internal. Secara sederhana dimaksudkan bahwa observable behavior
(pengamatan perilaku) adalah focus terhadap perhhatian. Filoosofis
perilaku juga mengasumsika bahwa perubahan dalam perilaku khas
menghasilkan perubahan yang sesuai pada pemikiran dan sikap.
Tiga strategi umum yang menggambarkan aplikasi perilaku dalam
pelatinkan. ihan dan pengembangan:
1). Structuring Contingencies adalah konsekuensi yang secara positif
memperkuat perilaku yang diinginkan atau perilaku hukuman yang
tidak diinginkan.
2). Simulation adalah terimonologi simulasi mengacu kepada berbagai
bentuk pengalaman. Perilaku yang mana sesorang berpartisipasi
memiliki karakteristik atau mirip dengan apa yang terjadi dalam
pekerjaannya sehari-hari.
3). Behaviour Modelling adalah untuk pengembangan sumber daya
manusia. Strategi ini mengasumsikan bahwa keahlian khusus dapat
dipelajari dengan berlatih, setiap aktifitas sebagai pengelolaa,
kepemimpinan dan pemecahan masalah yang melibatan perilaku nyata
yang dapat dibuat model, diamatai, dilatih, diperkuat dan dipadukan
kedalam keseluruhan perilaku yang dilakukan manager.
c. The Experiential approach (Pendekatan Pengalaman)
manfaat utana penggunaan pendekatan belajar berdasarkan
pengalaman ini adalah:
1). Belajar lebih efektif suatu bertindak aktif dari pada pasif.
34
2). Belajar yang memusat kepada masalah akan lebih tahan lama
disbanding belajar hanya berdasarkan teori saja.
3). Komunikasi 2 arah membuat belajar lebih baik disbanding komunikasi
1 arah.
4). Peserta lebih banyak belajar ketika mereka saling control dn proses
belajar yang bertanggung jawab.
5). Belajar efektif suatu pemikiran dan tindakan dipadukan.
C. Pengertian Sosialisasi dan Media Komunikasi
1. Pengertian sosialisasi
Sosialisasi didefinisikan sebagi proses seseorang berinteraksi
social sepanjang hidupnya yang di dalam proses itu ia mempunyai
pengetahuan, sikap, nilai-nilai dan perilaku yang penting supaya bisa
terlibat secara efektif dalam hidup bermasyarakat.
Sosialisasi menjadi proses persiapan untuk para pendatang
baru sebagai anggota sebuah kelompok dan persiapan untuk berpikir,
merasa, dan bertindak sesuai dengan cara yang dilakukan oleh
kelompok tersebut.34
Lingkungan sosial yang merupakan lingkungan masyarakat
yang ada di dalamnya terdapat interaksi individu dengan individu
yang lain. Sebelum kita membahas pengertian sosialisasi, harus
diketahui terlebih dahulu siapa saja yang terlibat dari proses sosialisasi
tersebut. Yaitu manusia sebagai makhluk sosial, maka dalam
34 M. Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti sosiologi, (Jakarta : UIN JakartaPress,2006), cet. Ke-1 h.73.
35
tindakan-tindakannya manusia juga sering menjurus pada
kepentingan-kepentingan masyarakat. Sebaliknya, apabila manusia
lebih cendrung individual, maka ia lebih mementingkan kehidupan
pribadinya.35
Seperti yang telah diutarakan atas tentang lingkup dan
tindakan sosial. Sosialisasi secara garis besar mengandung pengertian
proses belajar seseorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghayati kebudayaan masyarakat di lingkunganny. Juga diartikan
usaha untuk mengubah milik perseorangan menjadi milik umum.36
Apabila dilihat dari pengertian pertama, sosialisasi
mengandung pengetian adaptasi seseorang terhadap orang lain, serta
adaptasi seseorang dengan lingkungan dan kebudayan yang ada.
Sedang pengertian kedua adalah bagaimana pengenalan sebuah
perusahaan sebuah perusuhan yang membawa “brand image”
produksinya agar dikenal dan mendapat tempat di kalangan
masyarakat. Dapat dikatakan pula sebagai promosi suatu barang hasil
produksi agar menarik dan nantinya kan diminati oleh msyarakat luas.
Dalam sebuah perusahaan, terdapat tekanan dalam
memperkenalkan produk baru atau produk yang diperbaiki, tekananan
tersebut merupakan sesuatu yang normal seiring dengan permintaan
pasar terhadap produk yang dikeluarkan, dan itu berlangsung terus
35 Bimo Walgito, Psikologi Sosial suatu Pengantar, (Yogyakarta : Ardi,2002), ed.III, cetKe-1, h.22.
36 Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,2002), ed.III, Cet ke-2, h.1085.
36
semakin cepat. Kecendrungan pembiakan lini produksi ini berakar
dalam keharusan menunjang pertumbuhan dan profitabilitas sejalan
dengan produk lama mencapai puncak dan menurun. Produk baru
biasanya harus lekas diperkenalkan agar dapat menunjang
pertumbuhan seluruh laba komulatif perusahaan.37
Sebuah perusahaan yang mensosialisasikan hasil produksinya
atau mensosialisasikan jasa, seperti kepolisian yang ingin
mensosialisasikan sebuah peraturan penggunaan sabuk pengaman tetap
membutuhkan sisem produksi. Sistem produksi yang dimaksud adalah
wahana yang dipakai dalam mengubah masukan-masukan (input)
sumber daya untuk menciptakan barang dan jasa yang bermanfaat,
proses produksi ialah proses transformasi.
2. Jenis sosialisasi
Berdasarkan jenisnya, sosialiasi dibagi menjadi dua:
a. Sosialisasi primer ini terjadi pada masa pertumbuhan, yaki dengan
cara mengucapkan kalimat, cara mengucapkan kata,cara bersikap
dan lain sebagainya. Pada masa ini agen sosialisasi utamanya
adalah keluarga. Diharapkan Menurut Peter L. Berger dan
Luckman mendefinisikan sosialisi primer sebagai sosialisasi
pertama yang dijalani individu menjadi anggota masyarakat
(keluarga). Secara bertahap diamulai mampu membedakan anggota
masyarakat (keluarga). Secara bertahap dia mulai mampu
37 Arnild Corbin-Claire Corbin, Penerapan Konsep Pemasaran, ( Erlangga, 1973), h. 100.
37
membedakan dirinya dengan orang lainini bisa menjadi instrument
penting untuk control social. Sebagai agensi sosialisasi, kelompok
primer berusaha menjaga agar norma dan sosial yang dianut
bersama bisa membentuk sikap dan prilaku anggota kelompoknya
seperti masyarakat.
b. Sosilaisasi sekunder adalah sutu proses sosialisasi lanjutan setelah
sosialisasi primer yang diperkenlakan individu ke dalam kelompok
tertentu dalam masyarakat.menurut Gpffman kedua proses tersebut
berlangsung dalam insitusi social, yaitu tempat tinggal dan tempat
bekerja. Dalam kedua insitusi tersebut, terdapat sejumlah individu
dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam
jagka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalanai hidup
terkukung, dan diatur secara formal.
3. Agensi sosialisasi
Kejadian sejaran dan sosial di setiap ruang dan waktu
ditentukan oleh agen-agen sosialisi. Kornblum membedakan anatara
agensi (agency) danagen (agent).
Agensi sosialisasi adalah individu-individu, seperti orang tua,
dan guru, yang melakukan sosialisasi kepada orang lain. Agensi
sosialisasi adalah sekelompok orang, yang didalmnya setiap
anggotanya terus menerus berinteraksi, yang bisa mempengaruhi
38
perkembangan kepribadian seseorang sepanjang hidupnya. Agensi
sosialisasi yang palig kita kenla ada empat yaitu, keluarga, kelompo
bermain, media massa, lembaga pendidikan (sekolah), masyarakat dan
Negara serta agen-agen sama lain.38
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisi berlainan dan
tidak selamanya sejalan satu sama lain. Proses sosialisasi akan berjalan
lancer apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen
sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung
satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisi dijalani oleh
individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen
sosialisasi yang berlainan.
Agen sosialisasi di anataranya adalah:
a. Kelurga (kinship)
b. Teman Pergaulan (Peers Group)
c. Lembaga pendidikan Formal (sekolah)I
d. Media Massa
e. Masyarakat dan Negara
Agen Lainnya seperti institusi agama, tetangga, lingkungan
pekerjaan. Dalam melakukan sosialisasi, maka dibutuhkan media
sebagai alat berlangsungnya sosialisasi, antara lain yang terdiri atas
media massa. Media massa memiliki berbagai bentuk yang terdiri dari
atas media cetak (surat kabar, majala, Bulletin) maupun elektronik
38 M. amin Nurdin dan Ahmad Abrosi , Mengerti Sosiologi, (Jakarta : UIN Jakarta Press,2006), cet Ke.1 h.80.
39
(Radio. Televise, film, internet), itu semua merupakan bentuk
komunikasi yang menjangkau sejumlah banyak orang. Media massa
diidentifikasikan sebagai suatu agen sosialisasi yang berpengaruh pula
terhadap perilaku khalayak. Peningkatan frekuensi penerapan
masyarakat pun member peluang bagi media massa untuk berperan
sebagai suatu agen sosialisasi yang semakin penting.39
D. Pengertian Korps dan Mubaligh
Dalam kamus besar Korps adalah Himpunan orang (Badan,
Organisasi yang merupakan satu kesatuan). Atau sebuah cabang dari
angkatan bersenjata yang memilki fungsidan sebuah unit tekti anggota
antara divis dan pemimpin yang terdiri dari 2 atau lebih divisi dan anggota
tambahan.
Secara etimologi, mubaligh berasal dari bahasa arab yaitu
“ballagha-muballighun”, yang artiya menyampaikan-yang
menyampaikan”.40 Dalam Kamus Idris Al-Marbawi Arab-
Melayu,”muballighan adalah yang menyampaikan khabar, yang
menganyum-nganyum.41 Idrus al-kaf dalam Kamus Tigar Bahasa Al-
Manar, “muballighan” yang artinya “informan”sinonimnya “mukhbirun”
yang artinya “pelopor”. Menurut Toto Tasmara seorang “muballigh”
adalah yang harus menyampaikan atau disebut sebagai komuniktor.42
39 Dwi Narwoko-Bagong suyanto, Sosiologi Teks Pengantar, (Jakarta: Prenada Media2005), h 56.
40 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta:PT. Hidaya Agung,1990), h.72.41 Al-Marbawi, Kamus Idris Al-Marbawi Arab-Melayu, h.64.
42 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta :Gaya Media Pratama,1986),h.39.
40
Yang dimaksud da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik
lisan tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau
berbentuk organisasi atau lembaga . Kata da’i ini sering disebut dengan
sebutan mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran islam)
namun,sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit karena
masyarakat umum cenderumg mengartikan sebagai orang yang
menyampaikan ajaran islam melalui lisan seperti penceramah agama,
khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya.
Pengertian Korps Mubaligh adalah Sebuah Organisasi atau
Himpuan mubaligghin masyarakat yang memiliki visi serta misi
menyebarkan dakwah dan memiliki program-program yang mengarah
masyarakat menuju kepda kehidupan yang islami.
41
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Latar Belakang Berdiri Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesian
Cabang Ciracas
Koprs Mubaligh DMI cabang Ciracas adalah lembaga mental
spiritual yang menjadi mitra kerja strategis pemerintahan mempunyai
peran dan fungsi serta tujuan pokok yaitu mengkordinir pelayanan,
pemenuhan kebutuhan umat di bidang manajemen masjid, penghayatan
dan pengalaman ajarab Islam, pengembangan dakwah dan pendidikan
ekonomi, kesehatan serta sosial budaya umat yang bertujuan mewujudkan
fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pengembangan masyarakat serta
persatuan umat di dalam rangka meningkatkan keimanan , ketaqwaan,
akhlak mulia, kecerdasan umat dan tercapai masyarakat adil yang diridhai
Allah.
Awal sejarah Korps Mubaligh ini berawal dari kegiatan subuh
gabungan, kegiatan ini sudah berjalan 10 tahun yang lalu, subuh gabungan
ini merupkan awal program Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas, pada
period eke 5 pengurus dan para asatidz lainnya, memiliki usulan untk
pembuatan program tambahan yakni Korps Mubaligh. Korps Mubaligh ini
memiliki latar belakang meliatnya banyaknya kader-kader mubaligh di
lingkungan Ciracas.pada bulan Juli terbentuknya Korps Mubaligh yang
anggotanya sekian besar asatidz yang aktif dari program subuh gabungan
DMI.
42
Kurang lebih pada waktu 20 orang. Seiring berjalannya waktu
seakin bertambah dan berjumlah kurang 50 orang. Dari sinilah akhirnya
Korps Mubalighin mempunyai kegiatan sendiri diluar Dewan Masjid
Indonesia Pusat. Berupa ta’limsetiap sabtu pagi mulai jam 9.00 s/d 12.00
dengan materi Ushul Fiqh, Fiqh, Hadits, Tafsir, Nahwu, Shorof, dan lain-
lain. Yang dibutuhkan menunjang pengetahuan dibidang dakwah.
Korps Mubaligh merupakan salah satu Program Organisasi Dewan
Masjid Cabang Ciracas yang didirikan sudah 5 periode didirikan pada
tahun 2007 yang bersifat sebagai organisasi idependen yang mandiri dan
tidak terkait secara struktural dengan organisasi social kemasyarakatan dan
organisasi politik manapun.
Keadaan yang mendorong berdirinya Koprs Mubaligh Dewan
Masjid Indonesia cabang k menCiracas saat itu antara lain adalah kondisi
umat yang sedang membutuhkan Mubaligh yang handal dalam
menghadapi berbagai tantangan, rintangan dan hambatan bidang
kehidupan serta tekanan dan intimidasi terhadap kekuatan Organisasi
Kemasyarakatan Islam yang rapatkan pada kegiatan subuh gabungan
awalnya. Ditandai dengan semakin bebasnya teknologi informasi yang
telah merambah kesendi-sendi kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Kondisi ini telah membuk kesempatan Pengurus Dewan Masjid
Indonesia Cabang Ciracas untuk membentuk satu wadah tempat
berhimpun para Mubaligh, Ustadz dan Mujahid Da’wah serta para
cendikiawan dari berbagai profesi untuk meningkatka harkat dan martabat
43
ummat serta meningkatkan mutu da,wah dalam berbagai bidang
kehidupan. Mereka sepakat untuk melanjutkan ide perjuangan penegakan
syari’at Islam.43
Untuk itu, tugas pertama yang dilakukan adalah menyadarkan
segenap ummat akan kewajiban da’wah baik secara individu maupun
berjama’ah, sesuai dengan perintah Allah:
“ Serulah (manusia) kepada jalann Tuhan-Mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan banttahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya da dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (An-Nahl 125).
Dan tuntunan Rasulullah SAW:” Sampaikan dari aku meskipun
satu ayat.” (HR Bukhari).
B. Visi dan Misi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia Cabang
Ciaracas:
a. Misi Korps Mubaligh
1. Korps Mubaligh mampu mengimplementasikan Itisab dan
menjalankan Al-Islahuts Tsmaniyah yang kaffah dan berkualitas
dalam semangat amal jama’I uuntuk kemaslahatan ummat.
2. Mempersatukan khotib-khotib yang ada di Lingkungan Kecamatan
Ciracas khususnya khotib-khotib muda serta meningkatkan kualitas
43 Wawancara pribadi sengan Bpk KH. Ibnu Hajar, Kepala Korp Mubaligh DMI, JakartaTimur, jum’at 9 Desember 2011.
44
mereka dengan memberikan pelatihan-pelatihan periodic dan
pengajian kitab-kitab slaaf.
b. Visi Korps Mubaligh
1. Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan mengedepankan
Akhlakul karimah.
2. Membentengi masyarakat dari akidah-akidah yang bertentangan
dengan faham Ahlus Sunnah Wal jama’ah.
3. Menyebarakan pemikiran Islam bersumber dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah dalam rangka mewujudkan tatanan masyarakat yang
islamy.
4. Membendung pemurtadan, Ghazwul fikri dan harakah haddamah
dengan berbagi cara dan pendekatan.
5. Menyaipkan du’aat untuk berbagai tindakan sosial
kemasyarakatan, termasuk di daerah tertinggal dan daerah
perbatasan.
6. Menghidupkan dan menggairahkan kelesuan da’wah di berbagi
kegiatan da’wah serta mendorong lahirnya lembaga-lembaga
d’wah dlam rangka membangun kekuatan da’wah.
7. Menyediakan dan meningkatkan sarana untuk peningkatan kualitas
da’wah.
8. Mengkaji dan mendorong lahirnya ide-ide kreatif melalui
penelitian dan pengkajian ilmiah, yang didukung dengan berbagai
45
penerbitan yang berkualitas untuk mendorong peningkatan kualitas
da’wah.
9. Mendorong, dan memberikan pemahamankepada umat untuk
melaksanakan da’wah dan Al-Amru bil Ma’ruf wan nahyu ‘anil
mungkar, baik secara sendiri-sendiri maupun berjama’ah.
10. Mengembangkan jaringan kerjasama (networking) ea’wah dan
pengembangan ekonomi syari’ah serta kondisi kea rah relisasi amal
jama’I dan menykseskan program da’wah diberbagai bidang
kehidupan.
11. Menolah segala sumber dana da’wah dengan pemahan investasi
dan usaha ekonomi penunjang da’wah, serta menggerakkan
partisipasi para aghniya secara halal, sah d.an tidak mengikat
C. Program Kerja Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia Cabang
Ciaracs:
a. Pelatihan Khatib dan Mubalighin
1) Di Masjid Al-Muhtadun pada tanggal 15-30 Juli 2009
2) Di kampus IPRIJA pada 17 Juli s/d 2 Agustus 2010
3) Di Masjid Centex Ciracas pada 14-24 Juli 2011
4) Ta’lim Kitab Salaf
5) Tabligh Akbar
Merupakan sarana dakwah yang berbentuk ceramah dengan
jumlah yang hadir biasanya
46
Ratusan bahkan ribuan orang. Dan biasanya diadakan pada
saat peringatan hari-hari besar Islam. Sarana dakwah ini berfungsi
untuk menyampaikan daan menyebarkan nilai-nilai Islam agar
terwujud opini Islam di kalangan kaum Muslimin sehingga terjadi
pencerahan dalam memberikan motivasi umat untuk kembali
kepada Islam dan berusah unru k mengamalkannya nilai-nilainya.
6) Khutbah Juma’at
Merupakan rukun shalat Jum’at yang berfungsi sebagai
sarana dakwah melalui mimbar masjid jami’ berbentu ceramah
singkat yang disampaikan sebelum shalat Jum’at. Sarana dakwah
ini berfungsi untukmeningkatkan kaum Muslimin akan pentingnya
menjaga dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT sera dikaitkan dengan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
7) Konsultasi Agama
Merupakan sarana dakwah yang berbentuk layanan untuk
menjawab berbagai pertanyaan masyarakat tentang permasalahan
agama melalui media cetak (Bulletin) maupun media elektronik
(Radio, Handphone, Telephone). Sarana dakwah ini berfungsi
untuk memberikan layanan berupa jawaban bagi para penanya
tentang permasalahan agama sehingga mereka mendapatkkan
solusi yang tepat sesuia dengan konsep Islami dan bertambah
pemahamannya terhadap permaslahan yang ditanyakan.
47
b. Kajian-kajian salaf diantaranya:
1) Riyadh As-sHolihin
2) Tafsir Jallalain
3) Kaasyifatus As-saja
4) Ummul Barohin
D. Nilai Korps Mubaligh
Dalam upaya penacapaian Visi dan Misi Korps Mubaligh Dewan
Masjid Indonesia cabang Ciaracas senantiasa menjunnjung tinggi nilai-
nilai da’wahnya yang terkandung Al-Qur`an yang kemudian mewarnai
setiap ucapan, langkah dan gerakan da’wah Korps Mubaligh Dewan
Masjid Indonesia cabang Ciaracas. Nilai-nilai dimaksud adalah
1) Tegas dalam menyatakan pendapat
2) Istiqomah dalam bersikap
3) Kritis dalam menyikapi keadaan
4) Responsif terhadap setiap perkembangan
5) Ikhlas dalam berbuat/beramal
6) Mengutamakan kepentingan umat daripada kepentingan individu atau
golongan.
Dengan mengacu pada nilai-nilai tersebut, Korps Mubaligh Dewan
Masjid Indonesia cabang Ciracas. Menjaid organisasi dakwah dan sosial
yang independen, tidak berpihak kepada salah satu golongan atau kekuatan
social-politik manapun, tetapi bepihak kepada kebenaran yang
berlandaskan Al-qur`an dan As-Sunnah.
48
E. Struktur Organisasi dan Anggota Korps Mubaligh Dewan Masjid
Indonesia Cabang Ciracas
STRUKTUR KEPENGURUSAN KORPS MUBALIGH DMI
KECAMATAN CIRACAS
Penasehat : Ketua DMI Cabang Ciracas
Kepala Kecamatan Ciracas
Ketua Umum : Drs. KH. Ibnu Hjar
Sekretaris Umum : Drs. Sutjiptono
Bendahara Umum : H. Wahidin
Anggota-anggota :
Nama Wilayah
1. KH. A. Zarkasyi Kp. Rambutan
2. KH. A. Djuwaeny Kp. Rambutan
3. KH. Abd. Rosyid Ciracas
4. KH. M. Zen Abdullah Ciracas
5. KH. Drs. Tarjani Ciracas
6. Ustd. Bambang Abu Rasyid Ciracas
7. Ustd. Ansori Ciracas
8. H. M. Tamrin Ciracas
9. H. Almanar Cibubur
10. Ustd. Nurhadi Anwar Cibubur
11. Ustd. Nurhadi Ali Cibubur
12. H. Mahfudin Cibubur
13. Ustd. Abdul Hamid Cibubur
14. Drs. KH. Rahmad habsy Cibubur
49
15. Drs. KH. Zakaria Ansori Kelapa Dua Wetan
16. Ustd. Zainul Afwan Kelapa Dua Wetan
17. Ustd. Zainul Arifin Kelapa Dua Wetan
18. Ustzd. M. Rosul Ciracas
19. Ustd. Fadhli Munzir Cibubur
20. Ustd. H. Abd. Rahman, S. Ag Cibubur
21. KH. Armada Hadi,m. Ag Kelapa Dua Wetan
22. Ustd. Syukron Kelapa Dua Wetan
23. KH. Hasyim Musa Kelapa Dua Wetan
24. Drs. Hilman Muharrom Cibubur
25. Drs. H. Najmuddin Cibubur
26. Ustd. H. Misbah Musthafa Kelapa Dua Wetan
27. M. Rumi Akromi Ciracas
28. H. M. Soprin Susukan
29. Drs. H. Maksun Ciracas
30. Ustd. Abdul Aziz Ciracas
31. Ustd. Ahmad Abdurrahman Ciracas
32. H. Misbah Hasan Kp. Rambutan
33. Ustd. M. Syahd Djuani Cibubur
34. Ustd. M. Yunus Ciracas
35. Ustd. Maman Abdurahman Kelapa Dua Wetan
36. Ustd. A. Feriansyah, S. Pdi Kelapa Dua Wetan
Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala Korps Mubaligh Dewan
Masjid Indonesia mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
50
1. Memimpin, membina , dan mengendalikan pelaksanaan program dibidang
pembinaan mubaligh di wilayah kecamatan ciracas.
2. Melakukan pendekatan terhadap para asatidz di dalam kegiatan seminar
atau pelatihan.
3. Melakukan pembinaan kepada asatidz agar mereka memiliki satu faham
ahlus sunnah wal jama’ah.
4. Melakukan pertemuan dengan cara seminggu sekali yang disebut ta’lim
dan kegiatan berkala.
5. Melakukan penilaian dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas Korps
Mubaligh.
F. Kegiatan-kegiatan yang Sudah Tercapai dan Langkah-langkah Strategis.
1. Kegiatan-kegiatan yang sudah tercapai
a. Untuk pendistribusian khatib Jum’at telah menjadirutinitas
semenjak berdirinya Korps Mubaligh Dewan masjid Indonesia
yaitu mengadakan pertemuan yang juga dimanfaatkan untuk
diskusi singkat tentang materi dakwah dan keorganisasian.
b. Berkat kesungguhan anggota Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas
telah diterjunkan secara teratur ke masjid dan Musholla di
kecamatan Ciracas dalam kegiatan ceramah Ramadhan atau Safari
Ramadhan, dan Khatib hari raya.
c. Dalam rangka meningkatkan keilmuan diadakan pengkajian materi
atau ta’lim padasetiap hari sabtu.
d. Dengan tekad dan kegigihan Korps Mubaligh dewan Masjid
Indonesia cabang Ciaracas dalam menyampaikan materi sudah
menggunakan alat bantu Laptop dan Infocus.
51
e. Mendukung dan ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan pimpinan
Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas seperti (halal bi halal,
subuh gabungan dan musyawaroh Cabang).
2. Langkah-langkah strategis.
Untuk mencapai misi diperlukan langkah-langkah strategis yang
meliputi:
a. Meningkatkan kemampuan jama’ah lebih terampil, berilmu,
dan berakhlaq.
b. Melatih dan membina mubaligh dalam mengelola masjid lebih
mampu dan professional.
c. Membuat program harian, mingguan, bulanan, dan tahunan,
jangka panjang dan pendek.
d. Mengadakan imam, khotib, guru mengaji, penceramah sesuai
dengan keperluan.
e. Berkerjasam dengan lembaga terkait, untuk lebih meningkatkan
aktivitas pengelolaan.
f. Menyelenggarakan berbagai macam ibadah, peringatan hari-
hari besar Islam dan momentum lain.44
44 Dr. H. Ahmad Sutarmadi, Visi Misi dan Langkah strategis pengurus Dewan MasjidIndonesia dan pengelolaan Masjid, (PT. Wacana Ilmu, Jakarta: januari 2002), h. 20 cet
ke-2.
52
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
Korps Mubaligh merupakan wadah para da’i yang memiliki kesamaan visi
dan misi dalam mewujudkan keshalihan masyarakat yakni dengan mencetak
kader-kader mubaligh yang mampu membimbing umat atau mubaligh binaan.
Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian strategi komunikasi Korps
Mubaligh Dewan Masjid Indonesia Cabang Ciracas dalam mensosialisasikan
pembinaan mubaligh. Strategi komunikasi yang digunakan Korps Mubaligh DMI
Cabang Ciracas, melalui program-program yang sudah terencana dan berjalan
seperti, Strategi Social Relationship dan Fungsionalisasi Media :
1. Strategi Social Relathionship
Strategi adalah cara di mana suatu perusahaan atau kegiatan akan berjalan
ke arah tujuan yang sudah direncanakan. Dalam strategi komunikasi peranan
komunikator sangat penting, yakni sebagai pelaksana dalam strategi komunikasi.45
Teory Social Relationship yang dikemukakan oleh Melvin L. Defleur ini
menyebutkan bahwa hubungan secara informal berperan penting dalam
mengubah perilaku seseorang, ketika diterpa pesan komunikasi massa. Pesan
media disampaikan melalui perantara atau tidak melalui perantara (opinion
leader). Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat mempengaruhi
tindakan atau sikap dari orang-orang lain, baik mereka orang sedang mencari-cari
informasi (opinion seeker) atau yang sekedar menerima informasi secara pasif
45Wawancara Pribadi dengan Ketua Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas KH. IbnuHajar, pada tanggal sabtu 25 februari 2012.
53
(opinion recipient). Pada dasarnya pesan-pesan komunikasi massa lebih banyak
diterima individu melalui hubungan personal dibanding langsung dari media
massa.46
Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas mengkomunikasikan pembinaan
mubaligh itu melalui tokoh –tokoh berpengaruh yang ada di lingkungan Ciracas
yaitu Camat, Ahlistaf Kapolri, Dewan Dakwah, Ketua DMI dan Ketua MUI.
Melalui strategi social relationship pembinaan mubaligh Korps Mubaligh DMI
cabang Ciracas memanfaatkan hubungan yang bersifat personal juga melalui
media massa. Adapun program-program yang dilakukan dalam strategi
komunikasi melalui hubungan personal adalah:
a. Program Kerja sama (Relationship)
Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas membangun relasi antar
lembaga organisasi masyarakat Islam untuk tingkat cabang dan ranting. Agar
menciptakan dukungan, silaturahim, kerjasama dan toleransi antara kedua belah
pihak dalam program mensosialisasikan pembinaan mubaligh.
Program kerjasama yang dilakukan oleh Korps Mubaligh DMI cabang
Ciracas ini merupakan langkah awal dalam strategi komunikasi terhadap
masyarakat Lingkungan Kecematan Ciracas, yang melahirkan silaturahim.
Silaturahim ini juga mengokohkan kebersamaan mengemban amanah dari Allah
seperti yang diterangkan dalam surat Al-Imron (104):
)١٠٤(م المفلحون لتكن منكم أمة یدعون إلى الخیر ویأمرون بالمعروف وینھون عن المنكر وأولئك ھو
46 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya2007), cet ke 7, h. 29.
54
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung.
Program kerjasama sebagai sosialisasi pembinaan mubaligh Korps
Mubaligh DMI cabang Ciaracas ini, membutuhkan dukungan dari berbagai
elemen masyarakat yang ada di lingkungan Kecamatan Ciracas. Korps Mubaligh
DMI cabang Ciracas memiliki relasi yaitu Internal dan Eksternal Relationship
a.1. Internal Relationship
Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas memperkuat hubungan
kepengurusannya, dengan menerapkan kerjasama yang dinamis. Adapun kegiatan
yang dilakukan Korps Mubaligh DMI adalah:
1. Mengadakan rapat sebelum dan sesudah kegiatan berjalan event (rapat
pada tanggal 10 januari 2011 perencanaan seminar).
2. Memasang pengumuman tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
berupa spanduk, dan undangan.
3. Mengadakan presentasi hasil acara yang sudah diselenggarakan untuk
pendataan di Dewan Masjid Indonesia Cabang Ciracas.
a.2. Eksternal Relatinship
Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas menjalin hubungan eksternal
relationship kepada Organisasi Islam seperti; Nahdhatul Ulama, Hidzbuh Tahrir,
Muhammadiyah, dan PERSIS dalam program mensosialisasikan pembinaan
mubaligh. Kerjasama ini dilakukan setiap kali social event itu dilaksanakan.
Adapun kekurangan dalam kegiatan kerjasama ini tidak semua relasi dapat
55
menyetujui setiap program atas perbedaan pendapat mengenai pemahaman
agama.
Korps Mubaligh DMI juga mengajak masyarakat lingkungan Ciracas
untuk langsung melibatkan diri mereka diberbagai program-program yang
dijalankan Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas.
b. Pendekatan Persuasif dan Edukatif
Pendekatan persuasif merupakan salah satu pendekatan dalam
komunikasi kepada khalayak, baik kepada khalayak internal maupun khalayak
eksternal. Pendekatan ini digunakan humas terutama dalam hal menyebarkan
informasi dari instansi kepada publik guna mendapatkan pengertian bersama.
Dalam meyebarkan informasi humas berperan penting untuk menanamkan serta
meyakinkan khalayak dan publiknya agar berbuat dan berperilaku seperti yang
diharapkan oleh komunikator dalam hal ini organisasi dalam humas dengan
membujuk tanpa memaksa dan tanpa kekerasan. Dengan komunikasi persuasif
inilah orang akan melakukan apa yang dikehendaki oleh komunikatornya, dengan
seolah–olah komunikasi itu melakukan komunikasi atas pesan kehendaknya
sendiri.47
Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas menggunakan pendekatan persuasif
dalam mencapai tujuan utama guna mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tingkah
laku seseorang, maupun kelompok untuk kemudian melakukan tindakan atau
perbuatan yang sebagaimana dikehendaki. Pendekatan persuasi bukanlah sekedar
untuk merayu atau membujuk saja, tetapi persuasif merupakan suatu pendekatan
47 Rosady Ruslan, Manajemen Publik Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta : PTRajaGrafindo Persada, 2008), h. 143.
56
mempengaruhi dengan menggunakan serta memanfaatkan data dan fakta
psikologis, sosiologis, dari objek – objek yang ingin dipengaruhi. Oleh sebab itu
orang yang ingin melakukan persuasi (persuader) harus memiliki kemampuan
untuk dapat memperkirakan khalayak yang dihadapi. Persuasi bertujuan
mengubah tingkah laku, perilaku, sikap serta kepercayaan seseorang, maupun
kelompok.
Dengan melakukan pendekatan persuasif maka informasi atau pesan yang
disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan publik sebagai
sasarannya. Seperti halnya yang dilakukan pihak Korps Mubaligh dalam
melakukan pendekatan persuasif maka banyak hal yang menjadi pertimbangan
akan target pengunjung yang ingin dicapai yaitu melalui Events Special dan
Ta’riful Binail Mublighin:
b.1. Events Special
Event ini dilakukan di tempat-tempat keramaian seperti Sekolah, GOR,
dan Kelurahan, bertujuan agar masyarakat lingkungan Ciracas tertarik dengan
pensosialisasian pembinaan mubaligh, yaitu dengan caraPHBI (peringatan hari
besar Islam), Seminar, dan Subuh Gabungan:
1) PHBI (Peringatan Hari Besar Islam )
- Maulid
Maulid dijadikan sarana Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas dalam
menyampaikan kegiatan pembinaan mubaligh . Korps Mubaligh DMI cabang
Ciracas biasa melakukan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW ditempat-
tempat strategis seperti GOR, Sekolah, dan Majlis-majlis. Pada waktu
57
kesempatan ketua Korps Mubaligh Drs. Ibnu Hajar mengisi sambutan, maka
kesempatan itu digunakan untuk menyampaikan program Korps Mubaligh
mengenai pembinaan mubaligh.
“Maulid Nabi Muhammad SAW selain kami jadikan sebagai saranaukhuwah tetapi juga untuk saling mengingatkan kepada khalayak agarberpartisipasi pada kegiatan terencana kami demi mengembangkan kecerdasanpengetahuan Islam secara kaffah dan menjadikan mubaligh sebagai mayoritas diLingkungan Ciracas karena kebutuhan.”48
- Idhul Adha dan Idhul Fitri
Idhul Adha dan Idhul fitri juga dijadikan sarana Korps Mubaligh DMI
cabang Ciracas dalam mensosialisasikan pembinaan mubaligh. Khotib-khotib
yang ditugaskan Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas untuk mengisi khutbah ke
Masjid-masjid di lingkungan Ciracas pada kesempatan ini mubaligh yang sudah
terlatih dan dibina oleh Korps Mubaligh mengundang para jama’ah untuk
berpartisipasi dengan program pembinaan mubaligh. Adapun kelebihan dari
strategi ini adalah Korps Mubaligh dapat mengundang para jama’ah lebih banyak
lagi.
2) Seminar
Guna menunjang penggunaan berbagai macam media misalnya audio-
visual atau uraian lisan, ada baiknya jika mengadakan pertemuan khusus dimana
khalayak diundang sebagai tamu. Menyampaikan presentasi keorang-orang
tertentu. Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas mengadakan seminar untuk
mensosialisasikan program pembinaan mubaligh secara berkala, yang diadakan
setahun sekali.
48Wawancara pribadi dengan Penasehat Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas Bpk Kh.zarkasi, senin 5 maret 2012.
58
Dalam strategi social relationship ini Korps Mubaligh DMI cabang
Ciracas menyampaikan program pembinaan mubaligh ke masyarakat banyak, di
lingkungan Ciracas melalui seminar. Kelebihan dari seminar ini adalah
masyarakat yang mengikuti akan mendapatkan keterangan teoritis yang mendalam
tentang masalah yang diseminarkan, dan masyarakat akan dikenalkan mengenai
program pembinaan mubaligh juga dapat memupuk kerja sama. Seminar ini
dihadiri tokoh-tokoh seperti Anton Bahrul (Staf Ahli kapolri) dan Dr. Adian
Husaini, LC (Dewan dakwah).
“pada tanggal 3 januari 2010 Korps Mubaligh mengadakan seminardengan tema (Implementasi Hijrah Rasulullah SAW dalam membangunmasyarakat). seminar ini selain implementasi strategi kami, juga untukmeningkatkan kualitas dan khotib yang ada di lingkungan Ciracas karena dalamseminar para mubaligh yang sudah bergabung diberikan pembinaan danpembekalan ilmu. Seperti dalam sambutan Anton Bahrul (Staf Ahli Kapolri)mengatakan, dakwah harus mampu memberikan pencerahan, jawaban,keteladanan dan perubahan dalam berbagai kehidupan umat manuisa, melaluisisitem-sistem dan nilai-nilai Islamiyah,sehingga dapat meraih kebahagiaan dankeselamatan di dunia dan akhirat sesuai apa yang Rasulullah Ajarkan.”49
3) Subuh Gabungan
Subuh gabungan yang dilakukan oleh Korps Mubaligh DMI cabang
Ciracas sebagai strategi mensosialisasikan kepada jama’ah-jama’ah di Masjid ini,
diadakan setiap sebulan sekali. Kegiatan ini mengundang banyak jama’ah dari
masjid-masjid yang ada dilingkungan Ciracas. Sehingga sangat efektif jika
mempromosikan kegiatan pembinaan mubaligh yang di informasikan dalam
kegiatan tersebut. Pengajian subuh gabungan ini dihadiri oleh ketua Dewan
Masjid Indonesia KH. Djuwaeny juga di hadiri banyak ketua-ketua Organisasi
49 Wawancara pribadi dengan Bpk KH. Ibnu Hajar, Kepala Korp Mubaligh DMI, JakartaTimur, jum’at 9 Desember 2011.
59
Masyaraksat Islam di lingkungan Ciracas seperti MUI dan NU dalam tingkat
cabang dan ranting.
“Dalam sambutannya KH. Djuawaeny (ketua Dewan Masjid Indonesiacabang Ciracas) : Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas diarahkan untuk menjadipusat pembinaan dan pengembangan kader Mubaligh yang handal dalampengembangan Korps Mubaligh DMI sebagai gerakan Dakwah dan Tajdid yangkokoh dan Islami. Yang dimaksud pusat pembinaan dan pengembangan kaderMubaligh, Koprs Mubaligh DMI adalah memiliki keberadaan dan program yangdihasilkan oleh Korps Mubaligh DMI, baik berupa pematangan konsep kader,program pembinaan dan pengembangan kader, maupun output sumberdaya insanikader Mubaligh senantiasa diakui dan menjadi kebutuhan masyarakat Ciracas.”
Subuh gabungan ini menjadi bagian dari proses pembinaan mubaligh
yang dilakukan Korps Mubaligh. kelebihan dari strategi subuh gabungan ini
masyarakat yang mengikuti dapat melihat langsung pembinaan mubaligh, dengan
adanya ta’lim kitab kuning.
b.2. Ta’ariful Binail Mubalighin
Ta’ariful binail mubalighin atau perkenalan pembinaan mubaligh ini
dilakukan Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas dengan berkunjung dari majlis ke
majlis yang ada di lingkungan Ciracas, untuk mengenalkan program pembinaan
mubaligh . Sehingga Majlis dan Masjid di lingkungan Ciracas kajian intensif
untuk kajian ilmu-ilmu agama menjadi berminat dalam program pembinaan
mubaligh.
Keunggulam dalam strategi ini adalah masyarakat lebih familiar dengan
kegiatan pembinaan mubaligh dan dapat meningkatkan moral juga motivasi atau
peluangnya lebih tinggi karena penilaian kemampuan dan keahlian lebih cepat.
Adapun evaluasi dari strategi ini adalah mengukur keberhasilan atau
sebaliknya, dengan mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa
60
prestasi sesuai dengan rencana. Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas mencatat
evaluasi yangs ekaligus dijadikan sebagai rekomendasi yaitu adanya respon positif
dari jama’ah Majlis dan masjid.
Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas berharap dari kegiatan perkenalan
melalui berkunjung seperti ini dapat mendekatkan organisasi mereka kepada
masyarakat. Sehingga masyarakat terutama Ta’mir-tamir masjid dapat
mempercayai mubaligh binaan yang dikirim ke masjid-masjid untuk menjadi
imam, khutbah dan ceramah. Sebelum kegiatan kunjungan ini dilaksanakan Korps
Mubaligh DMI cabang Ciracas mengadakan musyawarah yang dilakukan di
kediaman ketua Korps Mubaligh (Drs. KH. Ibnu Hajar).
2. Fungsionalisasi Media
Media Campaign (media kampanye)
Cara lain yang dilakukan Korps Mubaligh DMI untuk mensosilisasikan
pembinaan mubaligh ini adalah lewat media massa (media Compaign). Korps
mubaligh menggunakan spanduk, undangan, dan atribut karena kelebihan dari
media ini adalah dapat menyebarkan informasi secara luas. Korps Mubaligh juga
memasang umbul-umbul pada setiap kegiatannya dalam pembinaan mubaligh.
spanduk dan umbul-umbul ini dipasang ketika Korps Mubaligh sedang
mengadakan event mereka.
Contoh media yang digunakan Korps Mubaligh melalui undangan:
61
Jhon Vivian menyebutkan adanya tujuh media komunikasi massa. Yakni
buku, majalah, koran, radio, televise, advertising, surat kabar dan internet. Dalam
proses komunikasi, media massa memiliki posisi dan peran “mediasi” yaitu
penyampai (transmittera) berbagai pesan dakwah (Al khayr, Amr Ma’ruf dan Nahi
munkar). Bahkan media massa dapat digunakan mubaligh untuk menyampaikan
ajaran-ajarannya. 50
Media massa yang digunakan Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas
sebagai alat komunikas untuk menyalurkan informasi yang bersifat umum atau
terbuka dan aktual serta teratur waktu penebitannya dalam bentuk tercetak. Surat
kabar yang relative lebih mampu membawakan materi yang panjang dan masalah
yang kompleks. Sebagai media Campaign Bulletin media dakwah Korps
Mubaligh DMI difungsikan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar
lebih mengetahui kegiatan-kegiatan Korps Mubaligh terutama dalam program
pembinaan mubaligh.
50 Jhon Vivian, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Prenada Media Group,2008 ),h.
62
Dengan demikian dapat diartikan bahwa media juga menjadi alat strategi
mereka dalam mensosialisasikan pembinaan mubaligh dengan Bulletin yang
diterbitkan pada hari Jum’at. Melalui media Buletin diharapkan mubaligh binaan
dapat menulis karya atau dakwah mubaligh mereka di Bulletin untuk disebarkan
ke Masjid-masjid lingkungan Ciracas.
Contoh media yang digunakan Korps Mubaligh DMI melalui bulletin:
Bulletin ini juga dijadikan sebagai media oleh Korps Mubaligh DMI
cabang Ciracas untuk pemberitahuan rencana starategi mereka atau event seperti
seminar dan subuh gabungan. Contoh Korps Mubaligh dalam mensosilaisaikan
pembinaan mubaligh menggunakanan Bulletin itu seperti undangan kegiatan
subuh gabungan sebagaimana yang telah dilakukan pada tanggal 12 Februari 2012
63
bertempat di Masjid Jami Yasin Al-Ma’ruf JL. Raya Lapangan Tembak dengan
Penceramah Habib Umar bin ahmad Al-Hamid.
Adapun kelemahan strategi fungsionalisasi media ini adalah sumber daya
manusia yang kurang. Sehingga media Bulletin kurang efektif dijalankan. Setahun
belakangan ini, Korps Mubaligh mengalami kekurangan redaksi dalam penerbitan
media Bulletin, yang kompeten. Semua itu dikarnakan kesibukan dari masing-
masing redaksi.
Demikian pula dengan pemanfaatan tekhnologi media informasi terkini
seperti, Internet dan Radio Daerah kurang terealisasikan dengan baik karena
kurangnya sumber daya manusia dan dana sehingga dalam mensosialisasikan
program-programnya Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas tidak maksimal.51
51 Wawancara pribadi dengan penasehat Korps Mubaligh DMI KH. Djuawaeny, padatanggal 10 Januari 2012
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas merancang
serangkaian program yang dioperasionalkan melalui berbagai instrumen-
instrumen strategis kelembagaan, baik berbentuk bidang-bidang operasional,
biro-biro, kelompok kerja, maupun badan-badan khusus yang terkordinasi
dalam satu struktur organisasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia
cabang Ciracas. Instrumen-instrumen strategi tersebut adalah:
1. Strategi Social Relationship
Strategi komunikasi dalam Teori Melvin L. Devleur yakni social
relationship merupakan sebuah pesan komunikasi yang dilakukan melalui
media massa dan diteruskan melalui saluran antar pesona (dari mulut ke
mulut).52 Pesan media disampaikan melalui perantara/tidak langsung
(opinion leader). Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat
mempengaruhi tindakan atau sikap dari orang-orang lain, baik mereka
orang sedang mencari-cari informasi (opinion seeker) atau yang sekedar
menerima informasi secara pasif (opinion recipient).
52 Onong Uchjana Effendy, Dinamika komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya2007), cet ke-7, hal-31.
65
Melalui strategi Social Relationship Korps Mubaligh DMI cabang
Ciracas mengkomunikasikan pembinaaan mubaligh itu dengan beberapa
proram yaitu Relationship dan Pendekatan Persuasif Edukatif:
a. Kerjasama (Relationship)
Melalui program relationship Korps Mubaligh DMI cabang
Ciracas melakukan kerjasama internal dan eksternal agar program
mensoasialisasikan pembinaan mubaligh medapatkan dukungan dari
Elemen masyarakt sehingga berjalannya aktifitas Korps Mubaligh
DMI.
b. Pendekatan Persuasif dan edukatif
Korps Mubaligh DMI memfaatkan program pendekatan
persuasif ini agar lebih mendekatkan organisasi mereka dengan
masyarakat melalui social events yang diadakan seperti seminar, Idhul
Adha, Idhul Fitri, dan subuh gabungan juga perkenalan program
mereka dengan mengadakan kunjungan ke Masjid dan Majlis.
2. Fungsionalisasi Media
Korps Mubaligh DMI melakukan sosialisasi melalui Bulletin dan
menyebarkan informasi mereka juga melalui media compaign yaitu
dengan spanduk, umbul-umbul, dan undangan agar lebih meluas informasi
kegiatan yang disampaikan.
66
B. Saran
Adapun saran dari penulis mengenai pensosialisasian pembinaan
mubaligh, yang diusung oleh Korps Mubaligh DMI sebaiknya melakukan
Kordinasi dengan lembaga atau organisasi pemerintahan maupun
masyarakat. Korps Mubaligh kurang memanfaatkan strategi melalui media
seperti media internet untuk menginformasikan kegiatan atau program-
program mereka mengenai pembinaan mubaligh.
Mengenai implementasinya lebih menfokuskan kegiatan pengajian
saja. Silaturahim antar Organisasi Islam yang sudah berjalan belum
maksimal. Untuk mencapai terwujudnya harapan pembinaan mubaligh secara
maksimal dibutuhkan strategi dalam melaksanakan pensosialisasian
pembinaan tersebut, merumuskan masalah, dan pengevaluasian terhadap
pembahasan yang diangkat, sehingga dapat diketahui kekurangan dan
kelemahan strategi awal, dan untuk lebih mengoptimalkan sosialisasi pada
pembinaan mubaligh berikutnya.
67
DAFTAR PUSTAKA
Agus Joko, Srie Wahyu Kridasakti, dan Wifridus B. Elu, Modul TeoriOrganisasasi, (Jakarta: PT Universitas terbuka, 2007)
Al-Marbawi , Kamus Indris Al-Marbawi Arab melayu
Arifi, Anwar,Dakwah Kontemporer, (Jakarta Bumi Aksara, 2001)
Arni, Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)
Arnild Corbin-Claire Corbin, Penerapn Konsep Pemasaran, (Erlangga, 1973)
Bimo, Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ardi, 2002)
Dwi Narwoko dan Bagong suyanto, Sosiologi Teks Pengantar, (Jakarta: PrenadaMedia 2005)
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung; PTRemaja Rosdakarya. 1990)
------------, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)
Fred, R. David, Manejemen Strategi konsep, (Jakarta: Prehalindo, 2002)
Hadari, Nawawi, Manejemen Strategi Organisasi Non Profit BidangPemerintahan, (Yogyakarta, Gjah Mada Press , 2002)
Jame, G. Robbins, Komunikasi Yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995)
Meleong, J. Meleoong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Rosdakarya,2009)
Mulyana, Deddy, Komunikasi Efektif, Suatu pendekatan Lintas Budaya,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004)
Nurdin, M.Amin dan Abrosi, ahmad, Mengerti Sosiologi, (Jakarta, UIN JakartaPress, 2006)
Rosady, Ruslan, Manejemen Public Realitions dan Media Komunikasi, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1998)
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (jakarta: UIN Jakarta Press, 2007)
Sondang, Siagian, Analisis Serta Perumusan kebijakan dan strategi Komunikasi,(Jakarta: PT Gunung Agung, 2005)
68
Sutarmadi, Ahmad, Visi dan Misi Langkah Strategis Pengurus Dewan masjidIndonesia dan Pengelolaan Masjid (Jakarta: PT. Wacana Ilmu, 2002 )
Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gajah Media Pratama, 1986)
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2002)
Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)