repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/siti...iii 6....

75

Upload: doanmien

Post on 10-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

i

ABSTRAK

SITI DURRIATUL MUNAWAROH107051002719Strategi Komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia cabangCiracas dalam Mensosialisasikan Pembinaan Mubaligh

Melihat kondisi zaman sekarang ini banyaknya manusia yang tidakmemiliki moral dan akhlak. Sehingga dibutuhkannya seseorang yang dapatmemberikan siraman rohani berupa ilmu-ilmu agama dan mengenalkan agamasecara kaffah. Masjid dan Majlis merupakan tempat Ibadah juga tempatmendapatkan ilmu-ilmu agama. Sehingga masyarakat, terutama ta’mir masjidmembutuhkan mubalighin yang professional, dapat memahami agama. KorpsMubaligh DMI cabang Ciracas merupakan wadah penyaluran khotib, imam, danmubaligh. Sehingga Korps mubaligh DMI cabang Ciracas memerlukan strategidalam mensosialisasikan pembinaan mubaligh.

Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam skripsi ini adalahbagaimana strategi komunikasi yang diterapkan Korps Mubaligh kepadamasyarakat lingkungan ciracas mengenai pembinaan mubaligh yang berdasarkantugas dan fungsi-fungsinya dan faktor penghambat juga faktor pendukung dalamstrategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia cabang CiracasSehingga dalam laporannya terdapat beberapa strategi yang diterapkan KorpsMubaligh DMI cabang ciracas.

Teori yang digunakan adalah Social relationship theory yaitu mengenaimetode perencanaan melaui acara-acara sosial dan strategi pendekatan persuasifedukatif yaitu merupakan strtaegi pendekatan organisasi kepada masyarakatmemberikan informasi melalui face to face, dan fungsionalisasi media yaitudengan memanfaatkan media yang ada.

Metodologi penelitian pada skripsi ini melalui pendekatan kualitatifpendekatan yang dianggap akurat serta menuangkan keadaan penelitian dalamkonteks penulisan skripsi.

Stategi komunikasi Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas dalammensosialisasikan pembinaan mubaligh kepada masyarakat lingkungan ciracas itudengan kegiatan social dengan berbagai Event dan pendekatan yaitu seminar,PHBI, Ta’riful Binail Mubalighin. Dan Korps Mubaligh DMI cabang CiaracasMembutuhkan media dalam menyalurkan informasi yaitu melalui mediakampanye dan bulletin.

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang tiada henti atas segala rahmat dan

ridha-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi

komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas Dalam

Mensosialisasikan Pembinaan Mubaligh. Shalawat serta salam selalu penulis

hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah memberi

kebaikan kepada kita dan semoga kelak kita mendapat syafaatnya di akhir zaman.

Tiada kata yang dapat mewakili luapan hati, baik suka maupun duka

dalam menyelesaikan skripsi ini. Berkat doa dan dukungan dari keluarga, teman-

teman, maupun semua pihak skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata 1 dapat diselesaikan dengan baik.

Selanjutnya penulis turut mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta Pembantu

Dekan I, Pembantu Dekan II, dan Pembantu Dekan III.

2. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi beserta Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang selalu siap membantu

urusan akademik dan segala bimbingannya.

3. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingannya

kepada penulis selama masa perkuliahan.

4. Khususnya kepada Rubiyanah MA, atas segala bimbingannya kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

yang telah memberikan pelayanan yang baik untuk menunjang penulisan

skripsi ini sampai akhir.

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

iii

6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar

selaku ketua, KH. A. Zarkasih dan Kh. Drs. Djuwaeny, atas kesediaanya

meluangkan waktu untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi.

7. Keluarga tercinta, terutama ayahanda H. Syamsuddin dan ibunda Hj.

zakiyah, yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis di setiap

waktu demi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga menjadi

suatu kebanggaan bagi ayahanda dan ibunda tercinta serta penulis pun

dapat mengamalkan ilmu dari bangku perkuliahan ke kalangan

masyarakat. Kakak (Muhammad Iqbal, Ahmad Zulfikar dan Nursa’adah)

yang selalu memberikan arahan mengenai terselesainya skripsi dan adik ku

(Kharidatul bahiyyah, Rufaidahtun Nadhiroh, dan Aisyah) yang selalu

menghibur dalam penyusunan skripsi hingga selesai.

8. Teman-teman seperjuangan, KPI B angkatan 2007, khususnya Amelia dan

kiki Rizkiyah terima kasih atas kebersamaan selama ini dan kenangan-

kenangan indah yang tidak akan terlupakan Juga untuk 3 Shit (Siti

Khadijah dan Siti Nurhasanah) yang selalu memberi dukungan tiada batas.

9. Sahabat terkasih, alumni An-Nida Al-Islamy angkatan 2007 Terima kasih

untuk doa dan dukungan kalian.

10. Teman KKN CINTA 2010

11. Dan kepada semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung

telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Amin ya rabbal

‘alamin.

Jakarta, 02 Februari 2012

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan antara

satu dengan lainnya, oleh karena itu kegiatan komunikasi sangat penting

dilakukan oleh setiap manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya karena komunikasi adalah kebutuhan sikap individu dan juga

merupakan medium penting bagi pembentukkan atau pengembangan

pribadi dan untuk sosial.

Komunikasi merupakan prasarat kehidupan manusia, dengan

demikian sejarah komunikasi sebenarnya sama dengan sejarah peradaban

manusia yakni telah dimulai sejak Allah SWT menciptakan Adam dan

Hawa dimuka bumi ini, namun dengan demikian hingga kini tidak ada

dokumentasi yang menjelaskan bagaimana bentuk dan corak komunikasi

pada saat itu.

Dengan perspektif agama, komunikasi sangatlah penting

peranannya dalam kehidupan bersosialisasi, manusia dituntut agar pandai

berkomunikasi. Agar komunikasi berjalan dengan baik, maka dibutuhkan

adanya strategi komunikasi yang baik pula. Strategi dalam segala hal

digunakan untuk mencapai satu tujuan yang telah diciptakan tujuan tidak

akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakkan

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

2

atau perubatan itu tidak terlepas dari strategi1. Hal tersebut dapat

dipahami, karena dari istilah komunikai itu sendiri, terkandung makna

bersama-sama (Common, Commeness: Inggris). Istilah komunikasi

(Indonesia) atau communication (Inggris) itu berasal dari bahasa latin:

communication, yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam

sesuatu), pertukaran di mana si pembicara mengaharapkan pertimbangan

atau jawaban dari pendengarnya.2

Strategi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen (management communication)

untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi

komunikais harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara

taktis dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda

sewaktu-waktu, tergantung kepada situasi dan kondisi. Bisa dikatakan,

dalam menentukan sebuah langkah, sangat diperlukan strategi komunikasi

sebelumnya. Agar pesan, yaitu produk dapat tersampaikan secara efektif

hingga tercapainya tujuan secara umum3.

Komunikasi menurut Hovland, Janis dan Kelley yang dikutip oleh

Roudhonah dalam buku Ilmu komunikasi yaitu ‘proses melalui mana

seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus dengan tujuan

mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak).4 Dari

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam poses komunikasi ada

1 Rafiudin, Maman Abdul djaliel, Prinsip strategi dan dakwah.2 Prof. Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), H. 42.3Prof. Drs. Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan praktek, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 1990) h. 324 Roudhonah,Ilmu komunikasi, (Jakarta: UIN Press, 2007), H.21.

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

3

pengirim (komunikator) dan penerima pesan (komunikan) yang saling

berhubung, pesan tersebut dapat mengubah persepsi bahkan tingkah laku

(behavior) komunikan.

Organisasi merupakan kekuatan umat yang disusun dalam satu

kesatuan dan bentuk persatuan mental-spiritual dan fisik-materia di bawah

satu komando pimpinan (khalifah) sehingga akan dapat melaksanakan

tugas dengan lebih terarah dan tertib, jelas motivasinya, jelas arah dan

targetnya, jelas tahap-rahap kegiatannya.

Institusi Dewan Masjid Indonesia yang merupakan organisasi

kemasjidan yang bersifat independen, pemberdayaan, pembinaan dan

kekeluargaan, serta tidak berafiliasi dengan organisasi sosial politik.

Lembaga atau isntitusi ini memerlukan manajemen dalam mengelola

kemasjidan yang berpotensial dan efektif. Ide dibentuknya Dewan Masjid

Indonesia bermula dari pertemuan tokoh-tokoh Islam yang dihadiri oleh

Bapak H. Rus'an dari Dirjen Bimas Islam dan Wakil Ketua Jakarta Pusat

Bapak H. Edi Djajang Djaatmadja membentuk panitia untuk mendirikan

Dewan Kemakmuran Masjid Seluruh Indonesia (DKMSI). Pada tanggal

16 Juni 1970 disusunlah formatur yang diketuai oleh KH. MS. Rahardjo

Dikromo yang beranggotakan H. Sudirman, KH. MS. Rahardjo Dikromo,

KH. Hasan Basri, KH. Muchtar Sanusi, KH. Hasyim Adnan, BA dan KH.

Ichsan.

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

4

Dewan Masjid Indonesia (DMI) ingin mengembangkan dirinya

sebagai sebuah organisasi yang terbuka bagi keterlibatan semua umat

Islam Indonesia dan membangun kerukunan serta kepedulian sesama

sebagai bagian dari bangsa Indonesia, dan juga bagian dari umat Islam

Indonesia. Kehadiran DMI yang menurut sejarahnya didirikan dengan

maksud untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, akhlaq mulia dan

kecerdasan umat serta tercapainya masyarakat adil makmur yang diridhai

Allah SWT.

Melalui program kegiatan Dewan Masjid Indonesia yaitu Rapat

Korps Mubaligh yang diadakan setiap bulannya ini, sangat membantu

memberikan kualitas kebutuhan masyarakat. Keprihatinan Dewan Masjid

Indonesia terhadap Mubaligh yang kurang menguasai kitab kuning dan

membutuhkan banyak mubaligh untuk menjadi khotib di Masjid-Masjid di

Lingkungan Ciracas membuat langkah-langkah riil dalam

mengembangkan bakat para khotib dalam berkhutbah. Karna dari Khutbah

para Khotib diharapkan meningkat tanggung jawab jama’ah terhadap

pemakmuran Masjid. Karena itu memiliki sumber daya Khotib yang

berkualitas bagi masjid merupakan sesuatu yang amat penting. Tingkat

keprihatinan Dewan Masjid Indonesia ini disalurkan dengan kegiatan rapat

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

5

rutin Korps Mubaligh untuk mencari para Asatidz yang handal dan

memiliki kualitas dalam berdakwah.5

Masjid dan majlis merupakan sarana dakwah karena masjid dan

majlis tempat di mana masyarakat beribadah dan mendapatkan ilmu-ilmu

agama juga merupakan tempat sebagai pusat pendidikan dakwah.

Sehingga masyarakat membutuhkan mubaligh, imam dan khotib yang

kompeten dalam ilmu agamanya.

Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas memiliki

tanggung jawab atas memilih atau menetapkan sejumlah dai atau

mubaligh yang mampu melaksanakan tugas dakwah dengan baik dan

bijaksana. Pengelola masjid harus memiliki data lengkap da’i atau

mubaligh yang sesuai dengan kondisi jama’ah masjid dan juga harus

berhati-hati dengan da’i yang menyebarkan aliran sesat.

Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia memfokuskan pada

khutbah atau dakwah para mubaligh sesuai dengan sudut pandang ajaran

Islam, serta mengacu pada realitas kehidupan manusia sehingga dapat

memberikan jawaban terhadap persoalan umat dan masyarakaat. Melihat

kondisi masih banyak mubaligh yang hanya pandai dalam berceramah

namun kurang menguasai kitab kuning sehingga Korps Mubaligh

menekankan para mubaligh untuk menguasai kitab kuning karena kitab

5Drs. H. Ahmad Yani, Menuju Masjid Ideal, (Jakarta Selatan: LP2SI haramain, 2001), H.88.

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

6

kuning dapat menjawab dari beberapa permasalahan agama. Untuk

mencapai tujuan dan misi di atas, Korps Mubaligh Dewan Masjid

Indonesia merancang serangkaian program yang dioperasionalkan melalui

berbagai instrumen-instrumen strategis kelembagaan, baik berbentuk

bidang-bidang operasional, biro-biro, kelompok kerja, maupun badan-

badan khusus yang terkoordinasi dalam satu struktur organisasi Korps

Mubaligh Dewan Masjid Indonesia. Instrumen-instrumen dimaksud adalah

Bidang Organisasi dan Administrasi, yang bertugas merancang, menata,

membina dan menyelenggarakan model dan sistem organisasi Korps

Mubaligh Dewan masjid Indonesia yang sesuai dengan tuntutan,

kebutuhan dan perkembangan zaman guna mewujudkan Korps Mubaligh

Dewan Masjid Indonesia sebagai organisasi da’wah yang profesional,

produktif , kreatif, dan antisipatif. Termasuk melakukan pembinaan

organisasi Korps Mubaligh Persatuan Umaat Islam di tingkat Kecamatan

Ciracas.

Disinilah strategi komunikasi diperlukan sehingga Korps Mubaligh

DMI (dewan Masjid Indonesia) berperan aktif dalam memajukan masjid

dan majlis sesuai fungsinya.

Strategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia

cabang Ciracas, sangatlah diperlukan dalam mensosialisasikan pembinaan

mubaligh, karena berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi secara

efektif banyak yang ditentukan oleh strategi komunikasi. Terutama jika

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

7

komunikasi dilakukan oleh mediamassa yang memiliki kebanyakan lebih

luas dan beragam, maka Korps Mubaligh dewan Masjid Indonesia cabang

Ciracas seharusnya menyiapkan perencanaan yang matang dalam

penyampaian pesan yang ingin disosialisasikan. Strategi komunikasi, baik

secara makro (planed multimedia strtaegy) yang mempunyai fungsi ganda:

1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informasi

persuasif, dan intruktif secara sistematik kepada sasaran untuk

memperluas hasil optimal.

2. Menjembatani cultural gap akibat kuatnya media massa yang

jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.6

Penulis melihat sangat urgensi untuk membahas hal-hal yang

berkenaan dengan strategi Dewan Masjid Cabang Ciracas sebagai upaya

lebih mengenal sistem kerja Dewan Masjid Indonesia dari dekat, maka

dari itu penulis ingin meneliti dan mengangkat judul skripsi yaitu :

Strategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia

cabang Ciracas dalam Mensosialisasikan Pembinaan Mubaligh.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Penelitian ini dibatasi pada kegiatan komunikasi yang

berkaitan dengan strategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan Masjid

6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan praktek, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1992) h. 1.

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

8

Cabang Ciracas Indonesia dalam mensosialisaikan Pembinaan

Mubaligh.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana strategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan

Masjid Indonesia Cabang Ciracas dalam mensosialisasikan

pembinaan mubaligh ?

b. Apa faktor pendukung dan penghambat Korps mubaligh

Dewan Masjid Indonesia Cabang Ciracas dalam melakukan

strategi komunikasi terhadap mensosialisasikan pembanaan

umat?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah:

a. Untuk mengetahui strategi komunikasi Korps Mubaligh Dewan

Masjid Indonesia dalam mensosialisasikan pembinaan

mubaligh.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi

komunikasi yang dilakukan Korps Mubaligh Dewan masjid

Indonesia dalam mensosialisasikan pembinaan mubaligh.

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

9

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Secara Akademis

Dengan penelitian ini diharapkan menjadi stimulus

penelitian lenih lanjut dan lebih sempurna guna memperkaya

teori-teori komunikasi yang berkaitan dengan strategi

komunikasi. Penelitian ini juag diharapkan pada saatnya dapat

digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan teori-teori

baru yang terdapat di Jurusan komunikasi.

b. Manfaat Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk

menambah wawasan bagi kalangan teoritis, praktisi, dan

lembaga dakwah Islam pada umumnya, terutama bagi para

pengurus Korps Mubaligh Dewan Masjid IndonesiaCabang

Ciracas, khususnya dalam mensosialisasikan Pembinaan

Mubaligh.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan terhadap beberapa penelitian yang

pernah dilakukan mengenai strategi dakwah yang ada di Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi melalui internet, skripsi

penelitian mahasiswa fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya

jurusan komunikasi penyiaran islam.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

10

Menurut pengamatan penulis, dari hasil observasi yang

dilakukan terdapat karya:

1. Dodiana Kusuma, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Tahun 2010 Pada

Skripsi yang berjudul : Strategi Komunikasi Program Penghafal

Al-Qur`an dalam mensosialisasikan Program Sedekah Produktif.

Skripsi ini membahas strategi komunikasi yang dilakukan oleh

PPPA dalam mensosialisasikan program sedekah produktif

masayarakat agar tertarik mengeluarkan sedekahnya, sehingga

program mampu membangun dan mensejahterakan masyarakat.

2. Komunikasi dan penyiaran Islam, Tahun 2007 Pada skripsi yang

berjudul: Peran dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta Dalam

Meningkatkan Masjid Sebagai Pusat kegiatan Tabligh skripsi ini

membahas mengenai peran Dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta

dalam kegiatan tabligh di masjid supaya masjid lebih optimal

dalam mewujudkan organisasi sebagai “Good public institution”

dan berfungsi bagi organisasi pengelola masjid.

3. Dafik Nurul Fitron, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Jurusan komunikasi penyiaran Islam, Tahun 2010 pada Skripsi

yang berjudul: Strategi Komunikasi Sub bagian Keagamaan

kantor Walikota Tanggerang Selatan dalam menciptakan nuansa

Islami di kantor Walikota Tanggerang selatan, skripsi ini

membahas tentang bagaiman strategi komunikasi yang digunakan

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

11

Sub bagian Keagamaan dalam menciptakan nuansa islami di

Kantor Walikota Taggerang selatan juga faktor pendukung dan

penghambat stratgi komunikasi dalam menciptaka nuansa islami.

Demikian tinjauan pustakan ini penulis lakukan, dimana

perbedaan pokok bahasan atau materi antara apa yang akan penulis

teliti dengan skripsi dengan skripsi terdahulu, terlebih pada pokok

penelitiannya.

E. Metodelogi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

kualiatatif melalui Pendekatan keilmuan antropologi sosial.

Pendekatan ini penting, dan dianggap akurat serta menuangkan

keadaan dlam konteks penulisan skripsi dengan cara

menjabar,menerangkangkan dan mengklasifikasikan serta

menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya

terlebih dahulu, kemudian menari kesimpulan atas menarik

permasalahan yang terkait dengan hal tersebut.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil sumber informasi langsung dari

Dewan Masjid Indonesia Cabang Ciracas. Subjek dala penelitian

ini adalah Pengurus Organisasi Dewan masjid Indonesia Cabang

ciracas, Ketua Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas. Sedangkan

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

12

objek penelitiannya adalah strategi dakwah Dewan masjid

Indonesia Cabang ciracas dalam pemberdayaan masjid.

F. Tahap Penelitian

Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan

diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus.

1. Teknik Pengumpulan data

Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik

pengumpulan data yang akan dilakukan melalui:

a. Observasi, yaitu peneliti mengamati langsung ke kantor

Dewan Masjid Indonesia Cabang Ciracas.

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan

pertananyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul

data) kepada informance, dan jawaban-jawaban informance

dicatat atau direkam dengan alat perekam. Mengadakan tanya

jawab secara face to face antara nara sumber dengan peneliti

guna memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian. Untuk

penelitian ini peneliti menngunakan wawancara baku terbuka

yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan

pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama

untuk informance.7

7 Meleong J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya 2009, Cet ke-26, H.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

13

c. Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variable berupa catatan, buku, internet dan lain sebagainya dengan

cara pengumpulan data-data mengenai hal-hal yang akan diteliti.

d. Waktu dan Lokasi Penelitian, penelitian ini akan dilakukan

pada Bulan Juli sampai dengan Bulan Agustus . Dan Penelitian ini

berlokasikasikan di JL. Tanah Merdeka Kampung Rambutan.

2. Teknik analisis data

Merupakan proses penyederhanaan kedalam bentuk yang

mudah dibaca dan diinterptetasikan. Dalam penelitian ini.

Penelitian mengambil keputusan atau kesimpulan-kesimpulan yang

benar melalui proses pengumpulan, penyusunan, penyajian dan

penganalisan data hasil peneliti yang berwujud kata-kata.

Berawal dari data yang terkumpul, kemudian

dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian. Dan peneliti juga

mengklarifikasikannya dengan kerangka yang ada, dan kemudian

disimpulkan.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran jelas tentang hal-hal yang

akan diuraikan dalam penulisan ini, maka penliti membagi sistematika

penyusunan kedalam lima bab, masing-masing bab dibagi kedalam

beberapa sub bab dengan perincian sebagai berikut :

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

14

BAB I PENDAHULUAN yang membahas Latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian serta

sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan teoritis yang mencakup pengertian strategi,

pengertian komunikasi, pengertian Strategi komunikasi,

pengertian Sosialisasi, pengertian Strategi dalam Organisasi

Pengertian Korps ,dan Pengertian Mubaligh.

BAB III Gambaran umum Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia

Cabang Ciracas Bab ini memaparkan tentang sejarah

berdirinya Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia Cabag

Ciracas, Struktur Organisasi Korps Mubaligh Dewan Msjid

Indonesia cabang Ciracas dan Program kegiatan Korps

Mubaligh Dewan Masjid Dewan Masjid Indonesia cabang

Ciracas.

BAB VI Analisis Strategi Komunikasi Korps Mubaligh Dewan

Masjid Indonesia Cabang Ciracas. Bab ini merupakan

pembahasan inti dari hasil penelitian, yang berisi

mengungkap secara detail tentang strategi Komunikasi, dan

faktor pendukung dan penghambat dakwah Dewan masjid

Indonesia Cabang ciracas ddalam pemberdayaan masjid.

BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

15

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Strategi Komunikasi

1. Pengertian Strategi

Strategi pada mulanya digunakan dalam istilah dunia militer.

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos” yang berarti

‘pasukan’ dan ‘ageni’ yang berarti ‘ memimpin’, yaitu istilah untuk

memenangkan peperangan. Jadi strategi adalah memimpin pasukan,

ilmu tentang perang. Dalam konteks awalnya strategi adalah

‘generalship’ atau suatu yang dilakukan oleh para jendral dalam

membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan

perang.8

Menurut Robbins, strategi adalah arah untuk membimbing

tindakan dimasa depan.9 Sedangkan menurut Gareth R Jones,

mendefinisikan strategi sebagai sebuah keputusan dan tindakan para

manajer yang spesifik dengan menggunakan core competence

(keahlian utama) untuk mencapai keunggulan kompetitif dan

mengalahkan pesaing .10

Dalam Kamus Besar Indonesia disebutkan bahwa strategi

adalah ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa

8 Setiawan hari purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen startegi sebuah konsepPengantar, (Jakarta: Prehalindo, 2002), cet. Ke 1, h. 8.

9 Agus Joko, Srie Wahyu Kridasakti, dan Wilfridus B. Elu, Modul Teori Organisasi,(jakarta: PT Universitas Terbuka :2007) , cet ke. 7, h. 6.7.

10 Ibid, h. 6.4.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

16

untuk melaksanakan kebijakan tertentu diperang dan damai , atau

rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus.11

Dibawah ini beberapa pendapat tentang pengertian strategi

sebagai berikut:

a. Menurut Sondang Siagian, Strategi adalah cara yang terbaik

menggunakan dana, daya dan tenaga yang trsedia sesuai dengan

perubahan lingkungan.12

b. Definisi lain juga dikatakan Stiner dan Miner, Strategi adalah

penempatan misi perusahaan, penempatan sasaran organisasi dalam

mengikat kekuatan ekstrenal dan internal, perumusan kebijakan

dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan

implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama

organisasi akan tercapai.13

c. Sedangkan menurut pakar Ilmu Komunikasi Onong Uchjana

Effendy.M.A.mengatakan bahwa: Strategi pada hakikatnya adalah

perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk

mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan

11 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi ketiga, (Jakarta: balai Pustaka,2005) h. 192.

12Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi,(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986) cet ke-2, h.17.

13George Stainer, Manajemen Strategik dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta: BPFE,1985), h. 80.

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

17

yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu

menunjukan bagaimana operasionalnya.14

Dalam suatu organisasi, strategi diartikan sebagai kiat,

cara, dan taktik utama yang dirancang sebagai sistematik dalam

melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi

organisasi.15

Ada beberapa gambaran yang lebih jelas tentang beberapa

perspektif strategi Mintzberg, dan kawan-kawan. Dalam buku

Strategy Safari; A Guided Tour the Wild of Strategic management,

membedakan ada lima perspektif tentang strategi.

a) Strategi sebagai rencana sesuatu yang diharapkan (Startegy as

plaintended).

Strategi dipandang sebagai arah yang harus dilalui oleh

organisasi agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

b) Strategi sebuah pola (Strategy as Pattern)

Strategi dipandang sebagai sebuah perilaku yang konsisten

sepanjang waktu.

c) Strategi sebagai posisi (strategy as position)

Strategi ini dilaksanakan dengan menempatkan produk tertentu

di dalam pasar tertentu.

d) Strategi sebagai perspektif (Strategy as perspective)

14Onong Uchjana, Ilmu Komuikasi Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosdakarya,1999) h. 32.

15 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non profit Bidang Pemerintahan,(Yogyakarta, Gajah Mada Press,2000). H. 147.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

18

Strategi ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan

kemampuan organisasi untuk mencapai visi organisasi.16

2. Pengertian Komunikasi

a. Definisi komunikasi

Komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa latin

“communication” isitilah ini bersumber dari perkataan “communis”

yang berarti sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti.

Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai

suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator yag diterima oleh

komunikan. Hakikat komunikasi adalah pikiran, atau perasaan

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

penyalurnya.

Dalam “Bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan

(massage) orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator

(comunicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi

nama komunikan (communicate).

Ada banyak pendapat tentang pengertian komunikasi dari para

ahli komunikasi dari para ahli komunikasi diantarnya:

1) Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa sebab mengapa

manusia melakukan komunikasi ,yakni untuk:17

1. Mengubah sikap (to change attitude)

16 Agus Joko, Srie Wahyu Kridasakti, dan Wilfridus B. Elu, Modul Teori Organisasi,(jakarta: PT Universitas Terbuka :2007) , cet ke. 7, h. 6.8.

17 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek, (Bandung : PT RemajaRosdakarya,1992).

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

19

2. Megubah opini/pendapat /pandangan (to change the opinion)

3. Mengubah perilaku (to change the behavior)

4. Mengubah masyarakat (to change the society)

Komunikasi juga dilakukan dengan berbagai metode,

isitilah metode atau dalam bahasa inggris “method”, berasal dari

bahasa yunani “methodos” yang berarti rangkaian sistematis yang

merujuk pada tata cara telah dibina berdasarkan rencana yang pasti,

mapan dan logis,. Agar komunikasi berjalan efektif, maka kita juga

memerlukan strategi dalam menyampaikan pesan agar dapat

diterima oleh orang lain.

2) Menurut James, komunikasi adalah perbuatan penyampaian sutau

gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.18

3) Menurut Arni Muhammad, Komunikasi adalah suatu proses

dimana individu dalam hubungannya dengan individu lainnya,

dalam kelompok,dalam organisasi,dan dalam masyarakat guna

memberikan suatu informasi.19

4) Wilbur Schram mengatakan bahwa komunikasi didasarkan atas

hubungan (intune) antara satu dengan yang lain yang fokus pada

informasi yang sama, sangkut paut tersebut berada dalam

komunikasi tatap muka (face to face communication).20

18 James G. Robbins, Komunikasi Yang efektif, (Jakarta : Pedoman Ilmu jaya, 1995), cetKe-4, h.1.

19 Arni Muhammad, Komunikasi organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara,2001), cet. Ke-4, h 3.20 Onong uchjana effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung : Cv. Mandar Maju,

1998), h.59.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

20

5) Menurut Astrid. S. susanto, kata komunikasidalam bahasa Inggris

yaitu Communication, secara etimologi komunikasi berasal dari

bahasa latin yaitu communicare yang berarti “partisipasi atau

memberitahukan.” Kata communis berrati “milik bersama” atau

“berlaku dimana-mana”.21

6) Menurut Deddy Mulyana, komunikasi adalah proses berbagi

makna melalui perilaku verbal dan nonverbal.22

b. Komponen Komunikasi.

Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai

berikut:

1. Sumber (Source)

Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian

pesan yang digunakan dalam rangka mmeperkuat pesan itu sendiri.

Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.23

2. Penyampaian Pesan (Communicator)

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara,

menulis, kelompok orang,organisasi komunikasi seperti: surat

kabar, radio, televise, film dan sebagainya. Komuikator dalam

penyampaian pesannya bias juga sebagai komunikan,begitu juga

sebaliknya. Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang

komunikator diantaranya adalah:

21 Astrid. S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan praktek, (Bandung :bina Cipta, 1947),h.67.

22 Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, suatu Pendekatan Lintas Budaya, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2004), h.3.

23 Widjaya,Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002). H. 11.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

21

a. Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.

b. Keterampilan berkomunikasi

c. Keterampilan berkomunikai

d. Mempunyai pengetahuan yang luas

e. Sikap

f. Memiliki daya tarik

3. Pesan (Massage)

Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan si penyampai.

Pesan dapat berupa informatif, member keterangan-keterangan

yang kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri.

Persuasif bujukan, yakni membangkitkan kesadaran seseorang

bahwa apa yang kita samapaikan akan berupa pendapat atau sikap,

sehingga ada Komunikator dapat berupa individu yang sedang

berbicara, menulis, kelompok orang,organisasi komunikasi seperti:

surat kabar, radio, televise,film dan sebagainya. Komuikator dalam

penyampaian pesannya bias juga sebagai komunikan,begitu juga

sebaliknya.

4. Saluran (Channel)

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat

diterima melalui panca panca indera atau menngunakan media.

Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapatberlangsung

menurut dua saluran, yaitu:

a. Saluran formal atau bersifat resmi

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

22

b. Saluran informal, atau bersifat tidak resmi

5. Penerima Pesan (Communication)

Komunikasi atau penerima pesan dapat digolongkan

menjadi tiga jenis, yaitu: personal, kelompok, dan massa.

6. Hasil (Effect)

Efek adalah hasil akhir dari proses komunikasi, yakni sikap

dan tingkah laku orang, baik sesuai atau tidak sesuai dengan yang

kita inginkan.24

3. Strategi komunikasi

a. Pengertian strategi komunikasi

Dalam strategi komunikasi, peran komunikator sangatlah

penting. Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga

komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan

perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu

pengaruh yang menghambat komunikasi dapat datang sewaktu-

waktu, terlebih jika komunikasi langsung melalui media massa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bisa terdapat pada komponen

media atau komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan

tak kunjung tercapai.

Strategi komunikasi merupakan perpaduan dari

perencanaan komunikasi (comunnicaton Planning) dan manajemen

(management communication) untuk mencapai satu tujuan. Untuk

24 Widjaya, Komunikasi dan Hubungan masyarakat,(jakarta: bumi aksara, 2008) H.12.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

23

mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat

menunjukkan bagaimana operasionalnya secara teknis harus

dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda

sewaktu-waktu, bergantung kepada situasi dan kondisi.25

Menurut Onong Uchjana, bahwa strategi komunikasi terdiri

dari dua aspek, yaitu: secara makro (planned multi media strategy)

secara mikro (single communication medium strategy).

Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu:

1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yag bersifat informatif,

persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk

memperoleh hasil optimal.

2. Menjembatani “Cultural Gap” kemudahan diperoleh dan

dioperasionalkan media massa yang begitu ampuh, yang jika

dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.26.

b. Teori Strategi Komunikasi

Dalam bukunya Onong Uchjana Effendy, strategi

komunikasi harus didukung oleh teori, sebab teori merupakan

pengetahuan berdasarkan kemampuan yang sudah diuji

kebenarannya.

Teori strategi yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell

cara yang terbaik menerangkan kegiatan komunikasi ialah

25 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya2004), cet ke 4 h. 29.

26 Ibid, h. 28.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

24

menjawab pertanyaan ” Who says What In Wich Channel to Whom

With what Effect?”. Strarus tegi komunikasi, maka segala

sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang

merunpakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumusasn

Laswell:

- Who? (siapakah komunikatornya?)

- Says What? (Pesan apa yang dinyatakannya?)

- In Which Channel? (Media apa yang digunakan?)

- To Whom? (Siapa Komunikatotrnya?)

- With What effect? (efek apa yang diharapkannya?).27

Teori yang dikemukakan oleh Melvin L. Defleur yaitu

Social Realatinship Theory yakni teori mengenai sebuah pesan

komunikasi yang mula-mula disiarkan melalui media massa

kepada sejumlah perorangan yang terang-lengkap (Well-Informed),

dan dinamakan “pemuka pendapat” (Opion Leaders).oleh pemuka

pendapat ini pesan komunikasi tersebut diteruskan melalui saluran

antarpersona (dari mulut ke mulut), kepada orang-orang yang

kurang keterpaannya oleh media massa atau dengan perkataan

orang lain, orang-orang yang tidak berlangganan surat kabar.28

Dalam menyusun staregi komunikasi perlu suatu pemikiran

dan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat,

27 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya2007), cet ke 7, h. 29.

28 Ibid h. 31.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

25

maka untuk menganalisisnya perlu diperhatikan komponen-

komponen komunikasi berikut:

1. Mengenali sasaran komunikasi yang mempelajari siapa saja

yang akan menjadi sasaran komunikasi sesuai dengan tujuan

komunikasi. Untuk itu terdapat faktor-faktor yang perlu

diperhatikan pada diri komunikan:

a. Faktor kerangka referensi mengenal kerangka referensi

(Frem of reference) komunikan yang terbentuk sebagi hasil

dari pacuan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma

hidup, status social, ideology, cita-cita dan sebagainya.

b. Faktor situasi dan kondisi utuk mencapai komunikasi yang

efektif harus mengetahui situasi dan kondisi komunikan,

yang dimaksudkan dengan situasi ialah situasi komunikan

pada saat menerima pesan yang akan disampaikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan kondisi ialah state of

personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis

komunikan pada saat ia menerima pesan komuikasi.

2. Pemilihan Media Komunikasi

Pemilihan media komuikasi, untuk mencapai sasaran

komunikasi harus dapat memilih secara tepat media

komunikasi yang digunakan, tergantung pada tujuan yang akan

dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan tehnik yang akan

digunakan.

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

26

3. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi mepunya tujuan tertentu, sehigga hal ini

menentukan tujuan tehnik yang harus diambil. Apakaj itu

tehnik inforamasi, tehnik persuasi, atau tehnik intruksi,. Dan

yang paling penting adalah mengerti pesan komunikasi.

4. Peranan komunikator dalam komunikasi

Ada faktor penting yang harus terdapat pada diri komunikator

ketika melancarkan komunikasi adalah:

a) Daya tarik sumber komunikasi akan berhasil, akan dapat

mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan jika

komunikan mempunyai daya tarik dan merasa ada

kesamaan dengan komunikator.

b) Kredibilitas sumber faktor lain yang dapat menyebabkan

komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada

komunikator dan komunikator pun mampu bersiifat

empatik kepada komunikan.29

Jadi dapat dikatakan, strategi komunikasi adalah keseluruhan

perencanaan, taktik, cara yang kan dipergunakan guna melancarkan

komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada

proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Kemungkinan atas kegagalan proses komunikasi bisa disebabkan oleh

kurang memadainya atau kurang matangnya perencanaan, ataupun

29 Anwar Arifin, Ilmu Komunikais; Sebagai pengantar Ringkas, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995) cet Ke-3, h.35-39.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

27

tingkap kredebilitas komunikator yang belum memadai pada saat

penyusunan strategi, sehingga tidak tersamapaikannya pesan yang

berujung pada gagalnya tercapainya tujuan strategi komunikasi secara

afektif.

c. Teori Manajemen startegi

Untuk melaksanakan strategi maka dibutuhkan tahapan-

tahapan di dalamnya. Secara garis besar strategi melalui tiga

tahapan, yaitu:30

1) Perumusan strategi

Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan strategi yang

akan dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah

pengembangan tujuan, mengenai peluag dan ancaman eksternal,

menetapkan kekuatan kelemahan secara internal, menetapkan

obektivitas, menghasilkan strategi juga ditentukan suatu sikap

untuk memustuskan, memperluas, menghindari atau melakukan

suatu keputusan dalam proses kegiatan.

2) Implementasi.

Setelah kita memilih dan merumuskan strtaegi yang telah

ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi

yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang

telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari

sleuruh unit, tingkat dan anggota organisasi. Tanpa adanya

30 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h.30.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

28

komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi, maka proses

formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang

sangat jauh dari kenyataan. Implementasi strtaegi bertumpu pada

alokasi dan pengorganisasian sumber daya yag ditampakkan

melalui struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang

dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.

3) Evaluasi strategi

Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi.

Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai

dapat diukur kembali menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi

menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali

oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk

memastikan sasaran yang telah dicapai. Ada tiga macam mendasar

untuk mengevaluasi strategi:

a) Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi

dasar strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi suatu

hambatan dala pencapaian tujuan, begitu pula dengan factor

internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil

implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil

yang akan dicapai.

b) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang akan

diharapkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan

dengan menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

29

prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah

pencapaian sasaran yang dinyatakan. Criteria yang meramalkan

hasil lebih penting dari criteria yang mengungkapkan apa yang

terjadi.

c) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan prestasi sesuai

dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa

strategi yang ada ditinggalkan atau harus merumuskan kembali

strategi yang baru. Tindakan korektif diperuntukan bial

tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangka

semula atau pencapaian yang diharapkan.

d. Teori strategi public relations

Humas berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif

dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara

pejabat Humas/PRO dan masyarakat (khalayak sebagai

sasaran) untuk mewujudkan bersama. Fungsi tersebut dapat

diwujudkan melalui beberapa aspek-aspek pendekatan atau

strategi humas:

d.1. strategi operasional

Melalui pelaksanaan program Humas yang

dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan (Sociologi

approach), melakukan mekanisme sosial cultural dan nila-

nilai yang berlaku dimasyarakan dari opini public atau

kehendak masyarakat terekam paa setiap berita atau surat

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

30

pembaca dan lain sebagainya yang dimuat di berbagai

media massa.

d.2. Pendekatan persuasif dan edukatif

Fungsi Humas adalah menciptakan komunikasi dua

arah (timbale balik) dengan menyebarkan informasi dari organisasi

kepada pihak publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan

penerangan, maupun dengan melakukan pendekatan persuasive,

agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi

dan lain sebagainya.

d.3. pendekatan tanggung jawab sosial humas

Menumbuhkan sikap tanggung jawab social bahwa

tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut bukan ditujukan

untuk mengambil keuntungan sepihak dari public sasarannya

(masyarakat), namun untuk memperoleh keuntungan bersama.

d.4. Pendekatan Kerjasama

Berupaya membina hubungan yang harmonis anatar

orgaisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan ke dalam

(internal relationship) maupun hubungan ke luar (eksternal

relationship) untuk meningkatkan kerjasama.

d.5. pendekatan koordinatif dan integrative

untuk memperluas peranan humas di masyarakat,

maka funsi humas dalam arti sempat hanya mewakili

lembaga/institusinya. Tetapi perananya yang lebih luas adalah

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

31

berpartisipasi dalam menunjang program pembangunan nasional,

dan mewujudkan ketahanan Nasional di bidang politik, ekonomi,

social budaya (Poleksobud) dan (Hankamnas).31

e. Tujuan Sentral Srategi Komunikasi

R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dalles

Burnett dalam bukunya, Tecniques For Effective

Communication yang dikutip dari buku Ilmu Komunikasi

Teori dan Praktek karangan Onong Uchjana Effendy,

menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri

atas tiga tujuan du uaan itu harutama, yaitu :

1) To Secure Anderstanding

Memastikan bahwa komunikasi paham mengerti pesan

yang diterima. Andai kata ia sudah dapat mengerti dan

menerima, maka penerimaan itu harus dibina.

2) To Established Acceptance

Setelah komunikasi mengerti dan menerima pesan

maka dilakukan pembinaan. Setelah pembinaan itu dibina.

Kegiatan harus dimotivasikan.

4) To Motive Action

Setelah penerimaan itu dibina maka kegiatan tersebut

harus dimotivasikan.32

31 Rosady Ruslan, Manajemen Public relationship dan Media Komunikasi, (Jakarta: PTRajaGrafindo persada 1998) h.144.

32 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2006), cet ke-21.h.32.

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

32

B. Strategi dalam Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling

menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu

sama lain untuk mengatasi lingkungan yang pasti atau saling berubah-

ubah.33

a. The Rational Approach (Pendekatan Rasional)

Pendekatana rasional didasarkan pada asumsi bahwa apa yang kita

yakini menentukan bagaimana kita jalani. Beliefs (percaya) adalah

pernyataan yang kita buat untuk kita sendiri seperti yang kita percayai

akan situasi atau mnerimanya sebagai suatu kebenaran tentang suatu

kebenaran tentang suatu strategi yang menentukan situasi yang kita pilih

dan gunakan dalam performan tugas dan transaksi dengan yang lainnya.

Hal itu jika percaya bahwa anda dapat mengawasi orang lain dan memiliki

kepercayaan tentang siapa anda sebagai orang yang mengawasi. Anda

akan menjalankannya sebagai supervisor yang efektif.

b. The behavioural Approach (Pendekatan Perilaku)

Pendekatan perilaku beraal dari asumsi bahwa perubahan dalam

human bening (kemanusiaan) dapat dihasilkan secara lebih efisien oleh

penajaman pada pengamatan perilaku dari pada cara-cara berpikir. Dalam

kenyataannya, sikap dan proses berfikir (internal) adalah dimengerti oleh

pengamatan dan pengukuran perilaku yang negative. Hal ini tidak

menyebutkan bahwa perilaku tidak dipengaruhi oleh proses dan pemikiran

33 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo, 2002). H.3.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

33

internal. Secara sederhana dimaksudkan bahwa observable behavior

(pengamatan perilaku) adalah focus terhadap perhhatian. Filoosofis

perilaku juga mengasumsika bahwa perubahan dalam perilaku khas

menghasilkan perubahan yang sesuai pada pemikiran dan sikap.

Tiga strategi umum yang menggambarkan aplikasi perilaku dalam

pelatinkan. ihan dan pengembangan:

1). Structuring Contingencies adalah konsekuensi yang secara positif

memperkuat perilaku yang diinginkan atau perilaku hukuman yang

tidak diinginkan.

2). Simulation adalah terimonologi simulasi mengacu kepada berbagai

bentuk pengalaman. Perilaku yang mana sesorang berpartisipasi

memiliki karakteristik atau mirip dengan apa yang terjadi dalam

pekerjaannya sehari-hari.

3). Behaviour Modelling adalah untuk pengembangan sumber daya

manusia. Strategi ini mengasumsikan bahwa keahlian khusus dapat

dipelajari dengan berlatih, setiap aktifitas sebagai pengelolaa,

kepemimpinan dan pemecahan masalah yang melibatan perilaku nyata

yang dapat dibuat model, diamatai, dilatih, diperkuat dan dipadukan

kedalam keseluruhan perilaku yang dilakukan manager.

c. The Experiential approach (Pendekatan Pengalaman)

manfaat utana penggunaan pendekatan belajar berdasarkan

pengalaman ini adalah:

1). Belajar lebih efektif suatu bertindak aktif dari pada pasif.

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

34

2). Belajar yang memusat kepada masalah akan lebih tahan lama

disbanding belajar hanya berdasarkan teori saja.

3). Komunikasi 2 arah membuat belajar lebih baik disbanding komunikasi

1 arah.

4). Peserta lebih banyak belajar ketika mereka saling control dn proses

belajar yang bertanggung jawab.

5). Belajar efektif suatu pemikiran dan tindakan dipadukan.

C. Pengertian Sosialisasi dan Media Komunikasi

1. Pengertian sosialisasi

Sosialisasi didefinisikan sebagi proses seseorang berinteraksi

social sepanjang hidupnya yang di dalam proses itu ia mempunyai

pengetahuan, sikap, nilai-nilai dan perilaku yang penting supaya bisa

terlibat secara efektif dalam hidup bermasyarakat.

Sosialisasi menjadi proses persiapan untuk para pendatang

baru sebagai anggota sebuah kelompok dan persiapan untuk berpikir,

merasa, dan bertindak sesuai dengan cara yang dilakukan oleh

kelompok tersebut.34

Lingkungan sosial yang merupakan lingkungan masyarakat

yang ada di dalamnya terdapat interaksi individu dengan individu

yang lain. Sebelum kita membahas pengertian sosialisasi, harus

diketahui terlebih dahulu siapa saja yang terlibat dari proses sosialisasi

tersebut. Yaitu manusia sebagai makhluk sosial, maka dalam

34 M. Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti sosiologi, (Jakarta : UIN JakartaPress,2006), cet. Ke-1 h.73.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

35

tindakan-tindakannya manusia juga sering menjurus pada

kepentingan-kepentingan masyarakat. Sebaliknya, apabila manusia

lebih cendrung individual, maka ia lebih mementingkan kehidupan

pribadinya.35

Seperti yang telah diutarakan atas tentang lingkup dan

tindakan sosial. Sosialisasi secara garis besar mengandung pengertian

proses belajar seseorang anggota masyarakat untuk mengenal dan

menghayati kebudayaan masyarakat di lingkunganny. Juga diartikan

usaha untuk mengubah milik perseorangan menjadi milik umum.36

Apabila dilihat dari pengertian pertama, sosialisasi

mengandung pengetian adaptasi seseorang terhadap orang lain, serta

adaptasi seseorang dengan lingkungan dan kebudayan yang ada.

Sedang pengertian kedua adalah bagaimana pengenalan sebuah

perusahaan sebuah perusuhan yang membawa “brand image”

produksinya agar dikenal dan mendapat tempat di kalangan

masyarakat. Dapat dikatakan pula sebagai promosi suatu barang hasil

produksi agar menarik dan nantinya kan diminati oleh msyarakat luas.

Dalam sebuah perusahaan, terdapat tekanan dalam

memperkenalkan produk baru atau produk yang diperbaiki, tekananan

tersebut merupakan sesuatu yang normal seiring dengan permintaan

pasar terhadap produk yang dikeluarkan, dan itu berlangsung terus

35 Bimo Walgito, Psikologi Sosial suatu Pengantar, (Yogyakarta : Ardi,2002), ed.III, cetKe-1, h.22.

36 Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,2002), ed.III, Cet ke-2, h.1085.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

36

semakin cepat. Kecendrungan pembiakan lini produksi ini berakar

dalam keharusan menunjang pertumbuhan dan profitabilitas sejalan

dengan produk lama mencapai puncak dan menurun. Produk baru

biasanya harus lekas diperkenalkan agar dapat menunjang

pertumbuhan seluruh laba komulatif perusahaan.37

Sebuah perusahaan yang mensosialisasikan hasil produksinya

atau mensosialisasikan jasa, seperti kepolisian yang ingin

mensosialisasikan sebuah peraturan penggunaan sabuk pengaman tetap

membutuhkan sisem produksi. Sistem produksi yang dimaksud adalah

wahana yang dipakai dalam mengubah masukan-masukan (input)

sumber daya untuk menciptakan barang dan jasa yang bermanfaat,

proses produksi ialah proses transformasi.

2. Jenis sosialisasi

Berdasarkan jenisnya, sosialiasi dibagi menjadi dua:

a. Sosialisasi primer ini terjadi pada masa pertumbuhan, yaki dengan

cara mengucapkan kalimat, cara mengucapkan kata,cara bersikap

dan lain sebagainya. Pada masa ini agen sosialisasi utamanya

adalah keluarga. Diharapkan Menurut Peter L. Berger dan

Luckman mendefinisikan sosialisi primer sebagai sosialisasi

pertama yang dijalani individu menjadi anggota masyarakat

(keluarga). Secara bertahap diamulai mampu membedakan anggota

masyarakat (keluarga). Secara bertahap dia mulai mampu

37 Arnild Corbin-Claire Corbin, Penerapan Konsep Pemasaran, ( Erlangga, 1973), h. 100.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

37

membedakan dirinya dengan orang lainini bisa menjadi instrument

penting untuk control social. Sebagai agensi sosialisasi, kelompok

primer berusaha menjaga agar norma dan sosial yang dianut

bersama bisa membentuk sikap dan prilaku anggota kelompoknya

seperti masyarakat.

b. Sosilaisasi sekunder adalah sutu proses sosialisasi lanjutan setelah

sosialisasi primer yang diperkenlakan individu ke dalam kelompok

tertentu dalam masyarakat.menurut Gpffman kedua proses tersebut

berlangsung dalam insitusi social, yaitu tempat tinggal dan tempat

bekerja. Dalam kedua insitusi tersebut, terdapat sejumlah individu

dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam

jagka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalanai hidup

terkukung, dan diatur secara formal.

3. Agensi sosialisasi

Kejadian sejaran dan sosial di setiap ruang dan waktu

ditentukan oleh agen-agen sosialisi. Kornblum membedakan anatara

agensi (agency) danagen (agent).

Agensi sosialisasi adalah individu-individu, seperti orang tua,

dan guru, yang melakukan sosialisasi kepada orang lain. Agensi

sosialisasi adalah sekelompok orang, yang didalmnya setiap

anggotanya terus menerus berinteraksi, yang bisa mempengaruhi

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

38

perkembangan kepribadian seseorang sepanjang hidupnya. Agensi

sosialisasi yang palig kita kenla ada empat yaitu, keluarga, kelompo

bermain, media massa, lembaga pendidikan (sekolah), masyarakat dan

Negara serta agen-agen sama lain.38

Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisi berlainan dan

tidak selamanya sejalan satu sama lain. Proses sosialisasi akan berjalan

lancer apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen

sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung

satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisi dijalani oleh

individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen

sosialisasi yang berlainan.

Agen sosialisasi di anataranya adalah:

a. Kelurga (kinship)

b. Teman Pergaulan (Peers Group)

c. Lembaga pendidikan Formal (sekolah)I

d. Media Massa

e. Masyarakat dan Negara

Agen Lainnya seperti institusi agama, tetangga, lingkungan

pekerjaan. Dalam melakukan sosialisasi, maka dibutuhkan media

sebagai alat berlangsungnya sosialisasi, antara lain yang terdiri atas

media massa. Media massa memiliki berbagai bentuk yang terdiri dari

atas media cetak (surat kabar, majala, Bulletin) maupun elektronik

38 M. amin Nurdin dan Ahmad Abrosi , Mengerti Sosiologi, (Jakarta : UIN Jakarta Press,2006), cet Ke.1 h.80.

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

39

(Radio. Televise, film, internet), itu semua merupakan bentuk

komunikasi yang menjangkau sejumlah banyak orang. Media massa

diidentifikasikan sebagai suatu agen sosialisasi yang berpengaruh pula

terhadap perilaku khalayak. Peningkatan frekuensi penerapan

masyarakat pun member peluang bagi media massa untuk berperan

sebagai suatu agen sosialisasi yang semakin penting.39

D. Pengertian Korps dan Mubaligh

Dalam kamus besar Korps adalah Himpunan orang (Badan,

Organisasi yang merupakan satu kesatuan). Atau sebuah cabang dari

angkatan bersenjata yang memilki fungsidan sebuah unit tekti anggota

antara divis dan pemimpin yang terdiri dari 2 atau lebih divisi dan anggota

tambahan.

Secara etimologi, mubaligh berasal dari bahasa arab yaitu

“ballagha-muballighun”, yang artiya menyampaikan-yang

menyampaikan”.40 Dalam Kamus Idris Al-Marbawi Arab-

Melayu,”muballighan adalah yang menyampaikan khabar, yang

menganyum-nganyum.41 Idrus al-kaf dalam Kamus Tigar Bahasa Al-

Manar, “muballighan” yang artinya “informan”sinonimnya “mukhbirun”

yang artinya “pelopor”. Menurut Toto Tasmara seorang “muballigh”

adalah yang harus menyampaikan atau disebut sebagai komuniktor.42

39 Dwi Narwoko-Bagong suyanto, Sosiologi Teks Pengantar, (Jakarta: Prenada Media2005), h 56.

40 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta:PT. Hidaya Agung,1990), h.72.41 Al-Marbawi, Kamus Idris Al-Marbawi Arab-Melayu, h.64.

42 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta :Gaya Media Pratama,1986),h.39.

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

40

Yang dimaksud da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik

lisan tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau

berbentuk organisasi atau lembaga . Kata da’i ini sering disebut dengan

sebutan mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran islam)

namun,sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit karena

masyarakat umum cenderumg mengartikan sebagai orang yang

menyampaikan ajaran islam melalui lisan seperti penceramah agama,

khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya.

Pengertian Korps Mubaligh adalah Sebuah Organisasi atau

Himpuan mubaligghin masyarakat yang memiliki visi serta misi

menyebarkan dakwah dan memiliki program-program yang mengarah

masyarakat menuju kepda kehidupan yang islami.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

41

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Latar Belakang Berdiri Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesian

Cabang Ciracas

Koprs Mubaligh DMI cabang Ciracas adalah lembaga mental

spiritual yang menjadi mitra kerja strategis pemerintahan mempunyai

peran dan fungsi serta tujuan pokok yaitu mengkordinir pelayanan,

pemenuhan kebutuhan umat di bidang manajemen masjid, penghayatan

dan pengalaman ajarab Islam, pengembangan dakwah dan pendidikan

ekonomi, kesehatan serta sosial budaya umat yang bertujuan mewujudkan

fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pengembangan masyarakat serta

persatuan umat di dalam rangka meningkatkan keimanan , ketaqwaan,

akhlak mulia, kecerdasan umat dan tercapai masyarakat adil yang diridhai

Allah.

Awal sejarah Korps Mubaligh ini berawal dari kegiatan subuh

gabungan, kegiatan ini sudah berjalan 10 tahun yang lalu, subuh gabungan

ini merupkan awal program Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas, pada

period eke 5 pengurus dan para asatidz lainnya, memiliki usulan untk

pembuatan program tambahan yakni Korps Mubaligh. Korps Mubaligh ini

memiliki latar belakang meliatnya banyaknya kader-kader mubaligh di

lingkungan Ciracas.pada bulan Juli terbentuknya Korps Mubaligh yang

anggotanya sekian besar asatidz yang aktif dari program subuh gabungan

DMI.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

42

Kurang lebih pada waktu 20 orang. Seiring berjalannya waktu

seakin bertambah dan berjumlah kurang 50 orang. Dari sinilah akhirnya

Korps Mubalighin mempunyai kegiatan sendiri diluar Dewan Masjid

Indonesia Pusat. Berupa ta’limsetiap sabtu pagi mulai jam 9.00 s/d 12.00

dengan materi Ushul Fiqh, Fiqh, Hadits, Tafsir, Nahwu, Shorof, dan lain-

lain. Yang dibutuhkan menunjang pengetahuan dibidang dakwah.

Korps Mubaligh merupakan salah satu Program Organisasi Dewan

Masjid Cabang Ciracas yang didirikan sudah 5 periode didirikan pada

tahun 2007 yang bersifat sebagai organisasi idependen yang mandiri dan

tidak terkait secara struktural dengan organisasi social kemasyarakatan dan

organisasi politik manapun.

Keadaan yang mendorong berdirinya Koprs Mubaligh Dewan

Masjid Indonesia cabang k menCiracas saat itu antara lain adalah kondisi

umat yang sedang membutuhkan Mubaligh yang handal dalam

menghadapi berbagai tantangan, rintangan dan hambatan bidang

kehidupan serta tekanan dan intimidasi terhadap kekuatan Organisasi

Kemasyarakatan Islam yang rapatkan pada kegiatan subuh gabungan

awalnya. Ditandai dengan semakin bebasnya teknologi informasi yang

telah merambah kesendi-sendi kehidupan beragama dan bermasyarakat.

Kondisi ini telah membuk kesempatan Pengurus Dewan Masjid

Indonesia Cabang Ciracas untuk membentuk satu wadah tempat

berhimpun para Mubaligh, Ustadz dan Mujahid Da’wah serta para

cendikiawan dari berbagai profesi untuk meningkatka harkat dan martabat

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

43

ummat serta meningkatkan mutu da,wah dalam berbagai bidang

kehidupan. Mereka sepakat untuk melanjutkan ide perjuangan penegakan

syari’at Islam.43

Untuk itu, tugas pertama yang dilakukan adalah menyadarkan

segenap ummat akan kewajiban da’wah baik secara individu maupun

berjama’ah, sesuai dengan perintah Allah:

“ Serulah (manusia) kepada jalann Tuhan-Mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan banttahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya da dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk. (An-Nahl 125).

Dan tuntunan Rasulullah SAW:” Sampaikan dari aku meskipun

satu ayat.” (HR Bukhari).

B. Visi dan Misi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia Cabang

Ciaracas:

a. Misi Korps Mubaligh

1. Korps Mubaligh mampu mengimplementasikan Itisab dan

menjalankan Al-Islahuts Tsmaniyah yang kaffah dan berkualitas

dalam semangat amal jama’I uuntuk kemaslahatan ummat.

2. Mempersatukan khotib-khotib yang ada di Lingkungan Kecamatan

Ciracas khususnya khotib-khotib muda serta meningkatkan kualitas

43 Wawancara pribadi sengan Bpk KH. Ibnu Hajar, Kepala Korp Mubaligh DMI, JakartaTimur, jum’at 9 Desember 2011.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

44

mereka dengan memberikan pelatihan-pelatihan periodic dan

pengajian kitab-kitab slaaf.

b. Visi Korps Mubaligh

1. Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan mengedepankan

Akhlakul karimah.

2. Membentengi masyarakat dari akidah-akidah yang bertentangan

dengan faham Ahlus Sunnah Wal jama’ah.

3. Menyebarakan pemikiran Islam bersumber dari Al-Qur’an dan As-

Sunnah dalam rangka mewujudkan tatanan masyarakat yang

islamy.

4. Membendung pemurtadan, Ghazwul fikri dan harakah haddamah

dengan berbagi cara dan pendekatan.

5. Menyaipkan du’aat untuk berbagai tindakan sosial

kemasyarakatan, termasuk di daerah tertinggal dan daerah

perbatasan.

6. Menghidupkan dan menggairahkan kelesuan da’wah di berbagi

kegiatan da’wah serta mendorong lahirnya lembaga-lembaga

d’wah dlam rangka membangun kekuatan da’wah.

7. Menyediakan dan meningkatkan sarana untuk peningkatan kualitas

da’wah.

8. Mengkaji dan mendorong lahirnya ide-ide kreatif melalui

penelitian dan pengkajian ilmiah, yang didukung dengan berbagai

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

45

penerbitan yang berkualitas untuk mendorong peningkatan kualitas

da’wah.

9. Mendorong, dan memberikan pemahamankepada umat untuk

melaksanakan da’wah dan Al-Amru bil Ma’ruf wan nahyu ‘anil

mungkar, baik secara sendiri-sendiri maupun berjama’ah.

10. Mengembangkan jaringan kerjasama (networking) ea’wah dan

pengembangan ekonomi syari’ah serta kondisi kea rah relisasi amal

jama’I dan menykseskan program da’wah diberbagai bidang

kehidupan.

11. Menolah segala sumber dana da’wah dengan pemahan investasi

dan usaha ekonomi penunjang da’wah, serta menggerakkan

partisipasi para aghniya secara halal, sah d.an tidak mengikat

C. Program Kerja Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia Cabang

Ciaracs:

a. Pelatihan Khatib dan Mubalighin

1) Di Masjid Al-Muhtadun pada tanggal 15-30 Juli 2009

2) Di kampus IPRIJA pada 17 Juli s/d 2 Agustus 2010

3) Di Masjid Centex Ciracas pada 14-24 Juli 2011

4) Ta’lim Kitab Salaf

5) Tabligh Akbar

Merupakan sarana dakwah yang berbentuk ceramah dengan

jumlah yang hadir biasanya

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

46

Ratusan bahkan ribuan orang. Dan biasanya diadakan pada

saat peringatan hari-hari besar Islam. Sarana dakwah ini berfungsi

untuk menyampaikan daan menyebarkan nilai-nilai Islam agar

terwujud opini Islam di kalangan kaum Muslimin sehingga terjadi

pencerahan dalam memberikan motivasi umat untuk kembali

kepada Islam dan berusah unru k mengamalkannya nilai-nilainya.

6) Khutbah Juma’at

Merupakan rukun shalat Jum’at yang berfungsi sebagai

sarana dakwah melalui mimbar masjid jami’ berbentu ceramah

singkat yang disampaikan sebelum shalat Jum’at. Sarana dakwah

ini berfungsi untukmeningkatkan kaum Muslimin akan pentingnya

menjaga dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

SWT sera dikaitkan dengan masalah-masalah yang dihadapi dalam

kehidupan.

7) Konsultasi Agama

Merupakan sarana dakwah yang berbentuk layanan untuk

menjawab berbagai pertanyaan masyarakat tentang permasalahan

agama melalui media cetak (Bulletin) maupun media elektronik

(Radio, Handphone, Telephone). Sarana dakwah ini berfungsi

untuk memberikan layanan berupa jawaban bagi para penanya

tentang permasalahan agama sehingga mereka mendapatkkan

solusi yang tepat sesuia dengan konsep Islami dan bertambah

pemahamannya terhadap permaslahan yang ditanyakan.

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

47

b. Kajian-kajian salaf diantaranya:

1) Riyadh As-sHolihin

2) Tafsir Jallalain

3) Kaasyifatus As-saja

4) Ummul Barohin

D. Nilai Korps Mubaligh

Dalam upaya penacapaian Visi dan Misi Korps Mubaligh Dewan

Masjid Indonesia cabang Ciaracas senantiasa menjunnjung tinggi nilai-

nilai da’wahnya yang terkandung Al-Qur`an yang kemudian mewarnai

setiap ucapan, langkah dan gerakan da’wah Korps Mubaligh Dewan

Masjid Indonesia cabang Ciaracas. Nilai-nilai dimaksud adalah

1) Tegas dalam menyatakan pendapat

2) Istiqomah dalam bersikap

3) Kritis dalam menyikapi keadaan

4) Responsif terhadap setiap perkembangan

5) Ikhlas dalam berbuat/beramal

6) Mengutamakan kepentingan umat daripada kepentingan individu atau

golongan.

Dengan mengacu pada nilai-nilai tersebut, Korps Mubaligh Dewan

Masjid Indonesia cabang Ciracas. Menjaid organisasi dakwah dan sosial

yang independen, tidak berpihak kepada salah satu golongan atau kekuatan

social-politik manapun, tetapi bepihak kepada kebenaran yang

berlandaskan Al-qur`an dan As-Sunnah.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

48

E. Struktur Organisasi dan Anggota Korps Mubaligh Dewan Masjid

Indonesia Cabang Ciracas

STRUKTUR KEPENGURUSAN KORPS MUBALIGH DMI

KECAMATAN CIRACAS

Penasehat : Ketua DMI Cabang Ciracas

Kepala Kecamatan Ciracas

Ketua Umum : Drs. KH. Ibnu Hjar

Sekretaris Umum : Drs. Sutjiptono

Bendahara Umum : H. Wahidin

Anggota-anggota :

Nama Wilayah

1. KH. A. Zarkasyi Kp. Rambutan

2. KH. A. Djuwaeny Kp. Rambutan

3. KH. Abd. Rosyid Ciracas

4. KH. M. Zen Abdullah Ciracas

5. KH. Drs. Tarjani Ciracas

6. Ustd. Bambang Abu Rasyid Ciracas

7. Ustd. Ansori Ciracas

8. H. M. Tamrin Ciracas

9. H. Almanar Cibubur

10. Ustd. Nurhadi Anwar Cibubur

11. Ustd. Nurhadi Ali Cibubur

12. H. Mahfudin Cibubur

13. Ustd. Abdul Hamid Cibubur

14. Drs. KH. Rahmad habsy Cibubur

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

49

15. Drs. KH. Zakaria Ansori Kelapa Dua Wetan

16. Ustd. Zainul Afwan Kelapa Dua Wetan

17. Ustd. Zainul Arifin Kelapa Dua Wetan

18. Ustzd. M. Rosul Ciracas

19. Ustd. Fadhli Munzir Cibubur

20. Ustd. H. Abd. Rahman, S. Ag Cibubur

21. KH. Armada Hadi,m. Ag Kelapa Dua Wetan

22. Ustd. Syukron Kelapa Dua Wetan

23. KH. Hasyim Musa Kelapa Dua Wetan

24. Drs. Hilman Muharrom Cibubur

25. Drs. H. Najmuddin Cibubur

26. Ustd. H. Misbah Musthafa Kelapa Dua Wetan

27. M. Rumi Akromi Ciracas

28. H. M. Soprin Susukan

29. Drs. H. Maksun Ciracas

30. Ustd. Abdul Aziz Ciracas

31. Ustd. Ahmad Abdurrahman Ciracas

32. H. Misbah Hasan Kp. Rambutan

33. Ustd. M. Syahd Djuani Cibubur

34. Ustd. M. Yunus Ciracas

35. Ustd. Maman Abdurahman Kelapa Dua Wetan

36. Ustd. A. Feriansyah, S. Pdi Kelapa Dua Wetan

Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala Korps Mubaligh Dewan

Masjid Indonesia mempunyai rincian tugas sebagai berikut:

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

50

1. Memimpin, membina , dan mengendalikan pelaksanaan program dibidang

pembinaan mubaligh di wilayah kecamatan ciracas.

2. Melakukan pendekatan terhadap para asatidz di dalam kegiatan seminar

atau pelatihan.

3. Melakukan pembinaan kepada asatidz agar mereka memiliki satu faham

ahlus sunnah wal jama’ah.

4. Melakukan pertemuan dengan cara seminggu sekali yang disebut ta’lim

dan kegiatan berkala.

5. Melakukan penilaian dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas Korps

Mubaligh.

F. Kegiatan-kegiatan yang Sudah Tercapai dan Langkah-langkah Strategis.

1. Kegiatan-kegiatan yang sudah tercapai

a. Untuk pendistribusian khatib Jum’at telah menjadirutinitas

semenjak berdirinya Korps Mubaligh Dewan masjid Indonesia

yaitu mengadakan pertemuan yang juga dimanfaatkan untuk

diskusi singkat tentang materi dakwah dan keorganisasian.

b. Berkat kesungguhan anggota Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas

telah diterjunkan secara teratur ke masjid dan Musholla di

kecamatan Ciracas dalam kegiatan ceramah Ramadhan atau Safari

Ramadhan, dan Khatib hari raya.

c. Dalam rangka meningkatkan keilmuan diadakan pengkajian materi

atau ta’lim padasetiap hari sabtu.

d. Dengan tekad dan kegigihan Korps Mubaligh dewan Masjid

Indonesia cabang Ciaracas dalam menyampaikan materi sudah

menggunakan alat bantu Laptop dan Infocus.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

51

e. Mendukung dan ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan pimpinan

Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas seperti (halal bi halal,

subuh gabungan dan musyawaroh Cabang).

2. Langkah-langkah strategis.

Untuk mencapai misi diperlukan langkah-langkah strategis yang

meliputi:

a. Meningkatkan kemampuan jama’ah lebih terampil, berilmu,

dan berakhlaq.

b. Melatih dan membina mubaligh dalam mengelola masjid lebih

mampu dan professional.

c. Membuat program harian, mingguan, bulanan, dan tahunan,

jangka panjang dan pendek.

d. Mengadakan imam, khotib, guru mengaji, penceramah sesuai

dengan keperluan.

e. Berkerjasam dengan lembaga terkait, untuk lebih meningkatkan

aktivitas pengelolaan.

f. Menyelenggarakan berbagai macam ibadah, peringatan hari-

hari besar Islam dan momentum lain.44

44 Dr. H. Ahmad Sutarmadi, Visi Misi dan Langkah strategis pengurus Dewan MasjidIndonesia dan pengelolaan Masjid, (PT. Wacana Ilmu, Jakarta: januari 2002), h. 20 cet

ke-2.

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

52

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA

Korps Mubaligh merupakan wadah para da’i yang memiliki kesamaan visi

dan misi dalam mewujudkan keshalihan masyarakat yakni dengan mencetak

kader-kader mubaligh yang mampu membimbing umat atau mubaligh binaan.

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian strategi komunikasi Korps

Mubaligh Dewan Masjid Indonesia Cabang Ciracas dalam mensosialisasikan

pembinaan mubaligh. Strategi komunikasi yang digunakan Korps Mubaligh DMI

Cabang Ciracas, melalui program-program yang sudah terencana dan berjalan

seperti, Strategi Social Relationship dan Fungsionalisasi Media :

1. Strategi Social Relathionship

Strategi adalah cara di mana suatu perusahaan atau kegiatan akan berjalan

ke arah tujuan yang sudah direncanakan. Dalam strategi komunikasi peranan

komunikator sangat penting, yakni sebagai pelaksana dalam strategi komunikasi.45

Teory Social Relationship yang dikemukakan oleh Melvin L. Defleur ini

menyebutkan bahwa hubungan secara informal berperan penting dalam

mengubah perilaku seseorang, ketika diterpa pesan komunikasi massa. Pesan

media disampaikan melalui perantara atau tidak melalui perantara (opinion

leader). Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat mempengaruhi

tindakan atau sikap dari orang-orang lain, baik mereka orang sedang mencari-cari

informasi (opinion seeker) atau yang sekedar menerima informasi secara pasif

45Wawancara Pribadi dengan Ketua Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas KH. IbnuHajar, pada tanggal sabtu 25 februari 2012.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

53

(opinion recipient). Pada dasarnya pesan-pesan komunikasi massa lebih banyak

diterima individu melalui hubungan personal dibanding langsung dari media

massa.46

Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas mengkomunikasikan pembinaan

mubaligh itu melalui tokoh –tokoh berpengaruh yang ada di lingkungan Ciracas

yaitu Camat, Ahlistaf Kapolri, Dewan Dakwah, Ketua DMI dan Ketua MUI.

Melalui strategi social relationship pembinaan mubaligh Korps Mubaligh DMI

cabang Ciracas memanfaatkan hubungan yang bersifat personal juga melalui

media massa. Adapun program-program yang dilakukan dalam strategi

komunikasi melalui hubungan personal adalah:

a. Program Kerja sama (Relationship)

Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas membangun relasi antar

lembaga organisasi masyarakat Islam untuk tingkat cabang dan ranting. Agar

menciptakan dukungan, silaturahim, kerjasama dan toleransi antara kedua belah

pihak dalam program mensosialisasikan pembinaan mubaligh.

Program kerjasama yang dilakukan oleh Korps Mubaligh DMI cabang

Ciracas ini merupakan langkah awal dalam strategi komunikasi terhadap

masyarakat Lingkungan Kecematan Ciracas, yang melahirkan silaturahim.

Silaturahim ini juga mengokohkan kebersamaan mengemban amanah dari Allah

seperti yang diterangkan dalam surat Al-Imron (104):

)١٠٤(م المفلحون لتكن منكم أمة یدعون إلى الخیر ویأمرون بالمعروف وینھون عن المنكر وأولئك ھو

46 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya2007), cet ke 7, h. 29.

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

54

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar

merekalah orang-orang yang beruntung.

Program kerjasama sebagai sosialisasi pembinaan mubaligh Korps

Mubaligh DMI cabang Ciaracas ini, membutuhkan dukungan dari berbagai

elemen masyarakat yang ada di lingkungan Kecamatan Ciracas. Korps Mubaligh

DMI cabang Ciracas memiliki relasi yaitu Internal dan Eksternal Relationship

a.1. Internal Relationship

Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas memperkuat hubungan

kepengurusannya, dengan menerapkan kerjasama yang dinamis. Adapun kegiatan

yang dilakukan Korps Mubaligh DMI adalah:

1. Mengadakan rapat sebelum dan sesudah kegiatan berjalan event (rapat

pada tanggal 10 januari 2011 perencanaan seminar).

2. Memasang pengumuman tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

berupa spanduk, dan undangan.

3. Mengadakan presentasi hasil acara yang sudah diselenggarakan untuk

pendataan di Dewan Masjid Indonesia Cabang Ciracas.

a.2. Eksternal Relatinship

Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas menjalin hubungan eksternal

relationship kepada Organisasi Islam seperti; Nahdhatul Ulama, Hidzbuh Tahrir,

Muhammadiyah, dan PERSIS dalam program mensosialisasikan pembinaan

mubaligh. Kerjasama ini dilakukan setiap kali social event itu dilaksanakan.

Adapun kekurangan dalam kegiatan kerjasama ini tidak semua relasi dapat

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

55

menyetujui setiap program atas perbedaan pendapat mengenai pemahaman

agama.

Korps Mubaligh DMI juga mengajak masyarakat lingkungan Ciracas

untuk langsung melibatkan diri mereka diberbagai program-program yang

dijalankan Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas.

b. Pendekatan Persuasif dan Edukatif

Pendekatan persuasif merupakan salah satu pendekatan dalam

komunikasi kepada khalayak, baik kepada khalayak internal maupun khalayak

eksternal. Pendekatan ini digunakan humas terutama dalam hal menyebarkan

informasi dari instansi kepada publik guna mendapatkan pengertian bersama.

Dalam meyebarkan informasi humas berperan penting untuk menanamkan serta

meyakinkan khalayak dan publiknya agar berbuat dan berperilaku seperti yang

diharapkan oleh komunikator dalam hal ini organisasi dalam humas dengan

membujuk tanpa memaksa dan tanpa kekerasan. Dengan komunikasi persuasif

inilah orang akan melakukan apa yang dikehendaki oleh komunikatornya, dengan

seolah–olah komunikasi itu melakukan komunikasi atas pesan kehendaknya

sendiri.47

Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas menggunakan pendekatan persuasif

dalam mencapai tujuan utama guna mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tingkah

laku seseorang, maupun kelompok untuk kemudian melakukan tindakan atau

perbuatan yang sebagaimana dikehendaki. Pendekatan persuasi bukanlah sekedar

untuk merayu atau membujuk saja, tetapi persuasif merupakan suatu pendekatan

47 Rosady Ruslan, Manajemen Publik Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta : PTRajaGrafindo Persada, 2008), h. 143.

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

56

mempengaruhi dengan menggunakan serta memanfaatkan data dan fakta

psikologis, sosiologis, dari objek – objek yang ingin dipengaruhi. Oleh sebab itu

orang yang ingin melakukan persuasi (persuader) harus memiliki kemampuan

untuk dapat memperkirakan khalayak yang dihadapi. Persuasi bertujuan

mengubah tingkah laku, perilaku, sikap serta kepercayaan seseorang, maupun

kelompok.

Dengan melakukan pendekatan persuasif maka informasi atau pesan yang

disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan publik sebagai

sasarannya. Seperti halnya yang dilakukan pihak Korps Mubaligh dalam

melakukan pendekatan persuasif maka banyak hal yang menjadi pertimbangan

akan target pengunjung yang ingin dicapai yaitu melalui Events Special dan

Ta’riful Binail Mublighin:

b.1. Events Special

Event ini dilakukan di tempat-tempat keramaian seperti Sekolah, GOR,

dan Kelurahan, bertujuan agar masyarakat lingkungan Ciracas tertarik dengan

pensosialisasian pembinaan mubaligh, yaitu dengan caraPHBI (peringatan hari

besar Islam), Seminar, dan Subuh Gabungan:

1) PHBI (Peringatan Hari Besar Islam )

- Maulid

Maulid dijadikan sarana Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas dalam

menyampaikan kegiatan pembinaan mubaligh . Korps Mubaligh DMI cabang

Ciracas biasa melakukan kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW ditempat-

tempat strategis seperti GOR, Sekolah, dan Majlis-majlis. Pada waktu

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

57

kesempatan ketua Korps Mubaligh Drs. Ibnu Hajar mengisi sambutan, maka

kesempatan itu digunakan untuk menyampaikan program Korps Mubaligh

mengenai pembinaan mubaligh.

“Maulid Nabi Muhammad SAW selain kami jadikan sebagai saranaukhuwah tetapi juga untuk saling mengingatkan kepada khalayak agarberpartisipasi pada kegiatan terencana kami demi mengembangkan kecerdasanpengetahuan Islam secara kaffah dan menjadikan mubaligh sebagai mayoritas diLingkungan Ciracas karena kebutuhan.”48

- Idhul Adha dan Idhul Fitri

Idhul Adha dan Idhul fitri juga dijadikan sarana Korps Mubaligh DMI

cabang Ciracas dalam mensosialisasikan pembinaan mubaligh. Khotib-khotib

yang ditugaskan Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas untuk mengisi khutbah ke

Masjid-masjid di lingkungan Ciracas pada kesempatan ini mubaligh yang sudah

terlatih dan dibina oleh Korps Mubaligh mengundang para jama’ah untuk

berpartisipasi dengan program pembinaan mubaligh. Adapun kelebihan dari

strategi ini adalah Korps Mubaligh dapat mengundang para jama’ah lebih banyak

lagi.

2) Seminar

Guna menunjang penggunaan berbagai macam media misalnya audio-

visual atau uraian lisan, ada baiknya jika mengadakan pertemuan khusus dimana

khalayak diundang sebagai tamu. Menyampaikan presentasi keorang-orang

tertentu. Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas mengadakan seminar untuk

mensosialisasikan program pembinaan mubaligh secara berkala, yang diadakan

setahun sekali.

48Wawancara pribadi dengan Penasehat Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas Bpk Kh.zarkasi, senin 5 maret 2012.

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

58

Dalam strategi social relationship ini Korps Mubaligh DMI cabang

Ciracas menyampaikan program pembinaan mubaligh ke masyarakat banyak, di

lingkungan Ciracas melalui seminar. Kelebihan dari seminar ini adalah

masyarakat yang mengikuti akan mendapatkan keterangan teoritis yang mendalam

tentang masalah yang diseminarkan, dan masyarakat akan dikenalkan mengenai

program pembinaan mubaligh juga dapat memupuk kerja sama. Seminar ini

dihadiri tokoh-tokoh seperti Anton Bahrul (Staf Ahli kapolri) dan Dr. Adian

Husaini, LC (Dewan dakwah).

“pada tanggal 3 januari 2010 Korps Mubaligh mengadakan seminardengan tema (Implementasi Hijrah Rasulullah SAW dalam membangunmasyarakat). seminar ini selain implementasi strategi kami, juga untukmeningkatkan kualitas dan khotib yang ada di lingkungan Ciracas karena dalamseminar para mubaligh yang sudah bergabung diberikan pembinaan danpembekalan ilmu. Seperti dalam sambutan Anton Bahrul (Staf Ahli Kapolri)mengatakan, dakwah harus mampu memberikan pencerahan, jawaban,keteladanan dan perubahan dalam berbagai kehidupan umat manuisa, melaluisisitem-sistem dan nilai-nilai Islamiyah,sehingga dapat meraih kebahagiaan dankeselamatan di dunia dan akhirat sesuai apa yang Rasulullah Ajarkan.”49

3) Subuh Gabungan

Subuh gabungan yang dilakukan oleh Korps Mubaligh DMI cabang

Ciracas sebagai strategi mensosialisasikan kepada jama’ah-jama’ah di Masjid ini,

diadakan setiap sebulan sekali. Kegiatan ini mengundang banyak jama’ah dari

masjid-masjid yang ada dilingkungan Ciracas. Sehingga sangat efektif jika

mempromosikan kegiatan pembinaan mubaligh yang di informasikan dalam

kegiatan tersebut. Pengajian subuh gabungan ini dihadiri oleh ketua Dewan

Masjid Indonesia KH. Djuwaeny juga di hadiri banyak ketua-ketua Organisasi

49 Wawancara pribadi dengan Bpk KH. Ibnu Hajar, Kepala Korp Mubaligh DMI, JakartaTimur, jum’at 9 Desember 2011.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

59

Masyaraksat Islam di lingkungan Ciracas seperti MUI dan NU dalam tingkat

cabang dan ranting.

“Dalam sambutannya KH. Djuawaeny (ketua Dewan Masjid Indonesiacabang Ciracas) : Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas diarahkan untuk menjadipusat pembinaan dan pengembangan kader Mubaligh yang handal dalampengembangan Korps Mubaligh DMI sebagai gerakan Dakwah dan Tajdid yangkokoh dan Islami. Yang dimaksud pusat pembinaan dan pengembangan kaderMubaligh, Koprs Mubaligh DMI adalah memiliki keberadaan dan program yangdihasilkan oleh Korps Mubaligh DMI, baik berupa pematangan konsep kader,program pembinaan dan pengembangan kader, maupun output sumberdaya insanikader Mubaligh senantiasa diakui dan menjadi kebutuhan masyarakat Ciracas.”

Subuh gabungan ini menjadi bagian dari proses pembinaan mubaligh

yang dilakukan Korps Mubaligh. kelebihan dari strategi subuh gabungan ini

masyarakat yang mengikuti dapat melihat langsung pembinaan mubaligh, dengan

adanya ta’lim kitab kuning.

b.2. Ta’ariful Binail Mubalighin

Ta’ariful binail mubalighin atau perkenalan pembinaan mubaligh ini

dilakukan Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas dengan berkunjung dari majlis ke

majlis yang ada di lingkungan Ciracas, untuk mengenalkan program pembinaan

mubaligh . Sehingga Majlis dan Masjid di lingkungan Ciracas kajian intensif

untuk kajian ilmu-ilmu agama menjadi berminat dalam program pembinaan

mubaligh.

Keunggulam dalam strategi ini adalah masyarakat lebih familiar dengan

kegiatan pembinaan mubaligh dan dapat meningkatkan moral juga motivasi atau

peluangnya lebih tinggi karena penilaian kemampuan dan keahlian lebih cepat.

Adapun evaluasi dari strategi ini adalah mengukur keberhasilan atau

sebaliknya, dengan mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

60

prestasi sesuai dengan rencana. Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas mencatat

evaluasi yangs ekaligus dijadikan sebagai rekomendasi yaitu adanya respon positif

dari jama’ah Majlis dan masjid.

Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas berharap dari kegiatan perkenalan

melalui berkunjung seperti ini dapat mendekatkan organisasi mereka kepada

masyarakat. Sehingga masyarakat terutama Ta’mir-tamir masjid dapat

mempercayai mubaligh binaan yang dikirim ke masjid-masjid untuk menjadi

imam, khutbah dan ceramah. Sebelum kegiatan kunjungan ini dilaksanakan Korps

Mubaligh DMI cabang Ciracas mengadakan musyawarah yang dilakukan di

kediaman ketua Korps Mubaligh (Drs. KH. Ibnu Hajar).

2. Fungsionalisasi Media

Media Campaign (media kampanye)

Cara lain yang dilakukan Korps Mubaligh DMI untuk mensosilisasikan

pembinaan mubaligh ini adalah lewat media massa (media Compaign). Korps

mubaligh menggunakan spanduk, undangan, dan atribut karena kelebihan dari

media ini adalah dapat menyebarkan informasi secara luas. Korps Mubaligh juga

memasang umbul-umbul pada setiap kegiatannya dalam pembinaan mubaligh.

spanduk dan umbul-umbul ini dipasang ketika Korps Mubaligh sedang

mengadakan event mereka.

Contoh media yang digunakan Korps Mubaligh melalui undangan:

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

61

Jhon Vivian menyebutkan adanya tujuh media komunikasi massa. Yakni

buku, majalah, koran, radio, televise, advertising, surat kabar dan internet. Dalam

proses komunikasi, media massa memiliki posisi dan peran “mediasi” yaitu

penyampai (transmittera) berbagai pesan dakwah (Al khayr, Amr Ma’ruf dan Nahi

munkar). Bahkan media massa dapat digunakan mubaligh untuk menyampaikan

ajaran-ajarannya. 50

Media massa yang digunakan Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas

sebagai alat komunikas untuk menyalurkan informasi yang bersifat umum atau

terbuka dan aktual serta teratur waktu penebitannya dalam bentuk tercetak. Surat

kabar yang relative lebih mampu membawakan materi yang panjang dan masalah

yang kompleks. Sebagai media Campaign Bulletin media dakwah Korps

Mubaligh DMI difungsikan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar

lebih mengetahui kegiatan-kegiatan Korps Mubaligh terutama dalam program

pembinaan mubaligh.

50 Jhon Vivian, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Prenada Media Group,2008 ),h.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

62

Dengan demikian dapat diartikan bahwa media juga menjadi alat strategi

mereka dalam mensosialisasikan pembinaan mubaligh dengan Bulletin yang

diterbitkan pada hari Jum’at. Melalui media Buletin diharapkan mubaligh binaan

dapat menulis karya atau dakwah mubaligh mereka di Bulletin untuk disebarkan

ke Masjid-masjid lingkungan Ciracas.

Contoh media yang digunakan Korps Mubaligh DMI melalui bulletin:

Bulletin ini juga dijadikan sebagai media oleh Korps Mubaligh DMI

cabang Ciracas untuk pemberitahuan rencana starategi mereka atau event seperti

seminar dan subuh gabungan. Contoh Korps Mubaligh dalam mensosilaisaikan

pembinaan mubaligh menggunakanan Bulletin itu seperti undangan kegiatan

subuh gabungan sebagaimana yang telah dilakukan pada tanggal 12 Februari 2012

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

63

bertempat di Masjid Jami Yasin Al-Ma’ruf JL. Raya Lapangan Tembak dengan

Penceramah Habib Umar bin ahmad Al-Hamid.

Adapun kelemahan strategi fungsionalisasi media ini adalah sumber daya

manusia yang kurang. Sehingga media Bulletin kurang efektif dijalankan. Setahun

belakangan ini, Korps Mubaligh mengalami kekurangan redaksi dalam penerbitan

media Bulletin, yang kompeten. Semua itu dikarnakan kesibukan dari masing-

masing redaksi.

Demikian pula dengan pemanfaatan tekhnologi media informasi terkini

seperti, Internet dan Radio Daerah kurang terealisasikan dengan baik karena

kurangnya sumber daya manusia dan dana sehingga dalam mensosialisasikan

program-programnya Korps Mubaligh DMI cabang Ciracas tidak maksimal.51

51 Wawancara pribadi dengan penasehat Korps Mubaligh DMI KH. Djuawaeny, padatanggal 10 Januari 2012

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia cabang Ciracas merancang

serangkaian program yang dioperasionalkan melalui berbagai instrumen-

instrumen strategis kelembagaan, baik berbentuk bidang-bidang operasional,

biro-biro, kelompok kerja, maupun badan-badan khusus yang terkordinasi

dalam satu struktur organisasi Korps Mubaligh Dewan Masjid Indonesia

cabang Ciracas. Instrumen-instrumen strategi tersebut adalah:

1. Strategi Social Relationship

Strategi komunikasi dalam Teori Melvin L. Devleur yakni social

relationship merupakan sebuah pesan komunikasi yang dilakukan melalui

media massa dan diteruskan melalui saluran antar pesona (dari mulut ke

mulut).52 Pesan media disampaikan melalui perantara/tidak langsung

(opinion leader). Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat

mempengaruhi tindakan atau sikap dari orang-orang lain, baik mereka

orang sedang mencari-cari informasi (opinion seeker) atau yang sekedar

menerima informasi secara pasif (opinion recipient).

52 Onong Uchjana Effendy, Dinamika komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya2007), cet ke-7, hal-31.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

65

Melalui strategi Social Relationship Korps Mubaligh DMI cabang

Ciracas mengkomunikasikan pembinaaan mubaligh itu dengan beberapa

proram yaitu Relationship dan Pendekatan Persuasif Edukatif:

a. Kerjasama (Relationship)

Melalui program relationship Korps Mubaligh DMI cabang

Ciracas melakukan kerjasama internal dan eksternal agar program

mensoasialisasikan pembinaan mubaligh medapatkan dukungan dari

Elemen masyarakt sehingga berjalannya aktifitas Korps Mubaligh

DMI.

b. Pendekatan Persuasif dan edukatif

Korps Mubaligh DMI memfaatkan program pendekatan

persuasif ini agar lebih mendekatkan organisasi mereka dengan

masyarakat melalui social events yang diadakan seperti seminar, Idhul

Adha, Idhul Fitri, dan subuh gabungan juga perkenalan program

mereka dengan mengadakan kunjungan ke Masjid dan Majlis.

2. Fungsionalisasi Media

Korps Mubaligh DMI melakukan sosialisasi melalui Bulletin dan

menyebarkan informasi mereka juga melalui media compaign yaitu

dengan spanduk, umbul-umbul, dan undangan agar lebih meluas informasi

kegiatan yang disampaikan.

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

66

B. Saran

Adapun saran dari penulis mengenai pensosialisasian pembinaan

mubaligh, yang diusung oleh Korps Mubaligh DMI sebaiknya melakukan

Kordinasi dengan lembaga atau organisasi pemerintahan maupun

masyarakat. Korps Mubaligh kurang memanfaatkan strategi melalui media

seperti media internet untuk menginformasikan kegiatan atau program-

program mereka mengenai pembinaan mubaligh.

Mengenai implementasinya lebih menfokuskan kegiatan pengajian

saja. Silaturahim antar Organisasi Islam yang sudah berjalan belum

maksimal. Untuk mencapai terwujudnya harapan pembinaan mubaligh secara

maksimal dibutuhkan strategi dalam melaksanakan pensosialisasian

pembinaan tersebut, merumuskan masalah, dan pengevaluasian terhadap

pembahasan yang diangkat, sehingga dapat diketahui kekurangan dan

kelemahan strategi awal, dan untuk lebih mengoptimalkan sosialisasi pada

pembinaan mubaligh berikutnya.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

67

DAFTAR PUSTAKA

Agus Joko, Srie Wahyu Kridasakti, dan Wifridus B. Elu, Modul TeoriOrganisasasi, (Jakarta: PT Universitas terbuka, 2007)

Al-Marbawi , Kamus Indris Al-Marbawi Arab melayu

Arifi, Anwar,Dakwah Kontemporer, (Jakarta Bumi Aksara, 2001)

Arni, Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)

Arnild Corbin-Claire Corbin, Penerapn Konsep Pemasaran, (Erlangga, 1973)

Bimo, Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ardi, 2002)

Dwi Narwoko dan Bagong suyanto, Sosiologi Teks Pengantar, (Jakarta: PrenadaMedia 2005)

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung; PTRemaja Rosdakarya. 1990)

------------, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)

Fred, R. David, Manejemen Strategi konsep, (Jakarta: Prehalindo, 2002)

Hadari, Nawawi, Manejemen Strategi Organisasi Non Profit BidangPemerintahan, (Yogyakarta, Gjah Mada Press , 2002)

Jame, G. Robbins, Komunikasi Yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995)

Meleong, J. Meleoong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Rosdakarya,2009)

Mulyana, Deddy, Komunikasi Efektif, Suatu pendekatan Lintas Budaya,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004)

Nurdin, M.Amin dan Abrosi, ahmad, Mengerti Sosiologi, (Jakarta, UIN JakartaPress, 2006)

Rosady, Ruslan, Manejemen Public Realitions dan Media Komunikasi, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1998)

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (jakarta: UIN Jakarta Press, 2007)

Sondang, Siagian, Analisis Serta Perumusan kebijakan dan strategi Komunikasi,(Jakarta: PT Gunung Agung, 2005)

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44178/1/SITI...iii 6. Segenap staff Korps Mubaligh, khususnya kepada KH. Drs. Ibnu Hajar selaku ketua, KH

68

Sutarmadi, Ahmad, Visi dan Misi Langkah Strategis Pengurus Dewan masjidIndonesia dan Pengelolaan Masjid (Jakarta: PT. Wacana Ilmu, 2002 )

Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gajah Media Pratama, 1986)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2002)

Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)