26850240 bab 2 contoh skripsi akutansi 3

30
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Audit Sistem Informasi Penjualan dan Piutang 2.1.1 Pengertian Audit Menurut Amin (2005, p.2), “auditing merupakan suatu proses yang sistematis yang merupakan pendekatan yang logis, yang mempunyai maksud dan tersrtuktur untuk pengambilan keputusan.” Sedangkan menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (1995, p.1), “auditing merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.” Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, auditing merupakan suatu proses yang biasanya berhubungan dengan bidang finansial dari suatu usaha dan dilakukan sesuai dengan kumpulan standar akuntansi yang didefinisikan, yang secara baik didokumentasikan, mudah dipahami, untuk mempermudah dalam proses pengambilan keputusan. Dalam melakukan proses audit pasti selalu berhubungan dengan risiko- risiko. Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (1995, p.222) risiko berarti bahwa auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit. Menurut Amin (2005, p.79) risiko ada tiga macam, yaitu:

Upload: windyjacobsutanto-jacob

Post on 04-Jul-2015

286 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Audit Sistem Informasi Penjualan dan Piutang

2.1.1 Pengertian Audit

Menurut Amin (2005, p.2), “auditing merupakan suatu proses yang

sistematis yang merupakan pendekatan yang logis, yang mempunyai maksud dan

tersrtuktur untuk pengambilan keputusan.” Sedangkan menurut Arens dan

Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (1995, p.1), “auditing

merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan

seorang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan

kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.”

Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, auditing

merupakan suatu proses yang biasanya berhubungan dengan bidang finansial dari

suatu usaha dan dilakukan sesuai dengan kumpulan standar akuntansi yang

didefinisikan, yang secara baik didokumentasikan, mudah dipahami, untuk

mempermudah dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam melakukan proses audit pasti selalu berhubungan dengan risiko-

risiko. Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf

(1995, p.222) risiko berarti bahwa auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian

tertentu dalam pelaksanaan audit. Menurut Amin (2005, p.79) risiko ada tiga

macam, yaitu:

Page 2: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

7

1. Control Risk (Risiko Pengendalian)

Risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi

tidak dapat dicegah atau ditemukan secara tepat waktu oleh kebijakan atau

prosedur struktur pengendalian intern satuan usaha.

2. Detection Risk (Risiko Deteksi)

Risiko bahwa auditor tidak dapat menemukan salah saji material dalam suatu

asersi.

3. Inherent Risk (Risiko Bawaan)

Kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan asumsi tidak ada

kebijakan atau prosedur struktur pengendalian intern yang berkaitan.

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Husein dan Wibowo (2000) sebagaimana dikutip oleh

Gondodiyoto (2003, p.23), “Sistem Informasi adalah seperangkat komponen yang

saling berhubungan dan berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan

pengawasan dalam organisasi”. Menurut O’Brien (2003, p.7), “Information

Systems is organized combination of people, hardware, software, communication

networks, and data resources that collects, transforms, and disseminates

information in an organization.” Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa, sistem informasi adalah kumpulan dari manusia, software,

hardware, jaringan komunikasi, dan sumber data yang berfungsi mengumpulkan,

Page 3: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

8

memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung

pembuatan keputusan organisasi.

2.1.3. Pengertian Sistem Informasi Penjualan

Pendapatan sebuah perusahaan dagang dihasilkan dari penjualan

persediaan barang dagangannya. Pendapatan dari penjualan barang dagangan itu

biasanya disebut penjualan. Dalam proses akuntansi, aktivitas penjualan termasuk

dalam siklus pendapatan atau revenue cycle. Menurut Romney dan Steinbart

(2003, p.359) “Revenue cycle is a recurring set of business activities and related

information processing operations associated with providing goods and services

to customers and collecting cash in payment for those sales.” Dapat diartikan

bahwa, siklus pendapatan atau revenue cycle yaitu kumpulan aktivitas bisnis dan

berhubungan dengan proses informasi dalam hal menyediaan barang dan jasa

kepada pelanggan dan mengumpulkan pembayaran secara untuk penjualan

tersebut.

Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf

(1995, p.10) tujuan pengendalian internal atas transaksi penjualan yaitu :

1. Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman barang yang sebenarnya

dilakukan kepada pelanggan yang bukan fiktif.

2. Transaksi penjualan telah disahkan dengan layak.

3. Seluruh transaksi penjualan yang ada telah dicatat.

4. Penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim dan secara

benar ditagih dan dicatat

Page 4: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

9

5. Transaksi penjualan telah diklasifikan secara tepat.

6. Penjualan dicatat pada waktunya.

7. Transaksi penjualan telah dibukukan secara tepat dalam buku tambahan dan

telah diikhtisarkan secara benar.

Sedangkan tujuan umum audit siklus penjualan adalah untuk

mengevaluasi apakah saldo perkiraan yang dipengaruhi oleh siklus tersebut

disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

2.1.4 Pengertian Audit Sistem Informasi

Audit Sistem Informasi, menurut Ron Weber (1999) sebagaimana dikutip

oleh Gondodiyoto (2003, p.150), merupakan :

“ … the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a

computer systems safeguards assets, maintains data integrity, achieves

organizational goals effectively, and consumes resources effiently.” Dapat

diartikan bahwa, audit sistem informasi merupakan proses dari pengumpulan dan

pengevaluasian bukti-bukti untuk mendeterminasi apakah sistem-sistem komputer

dapat mengamankan harta, memelihara integritas data, mencapai tujuan organisasi

secara efektif dan penggunaan sumber daya secara efisien.

2.1.5 Pengertian Piutang

Menurut Niswonger, Fess dan Warren yang diterjemahkan oleh

Ruswinarto, H dan Wibowo, H (1997, p.324) mendefinisikan, “piutang meliputi

semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu,

Page 5: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

10

perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang timbul dari penjualan secara kredit,

hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menjual lebih banyak barang atau jasa.”

Sedangkan menurut Smith and Skousen (1997, p.307), piutang diartikan sebagai

berikut, “ In its broadest sense, the term receivables, is applicable to all claims

against others for money, goods or sevices. For accounting purpose, however, the

term is generally employed in a narrower sense to designate claims expected to

be settle by receipt of cash.” Dari kedua definisi tersebut maka dapat diartikan

bahwa piutang adalah semua klaim (tagihan) dalam bentuk uang, barang-barang

atau jasa-jasa yang timbul dari penjualan secara kredit yang dapat diselesaikan

dengan penerimaan uang.

2.2 Metode Audit

Menurut Gondodiyoto (2003, p.155) Ada 3 metode audit yang berkaitan

dengan komputer, yaitu :

a. Audit Around the Computer

Dalam metode ini, auditor tidak perlu menguji pengendalian sistem informasi

berbasis komputer klien, melainkan cukup terhadap input serta output sistem

aplikasi saja. Oleh karena itu auditor harus dapat mengakses ke dokumen sumber

yang cukup dan daftar output yang terinci dalam bentuk yang dapat dibaca.

Keunggulan metode audit disekitar komputer adalah :

1) Pelaksanaan audit lebih sederhana.

2) Auditor yang memiliki pengetahuan minimal di bidang komputer dapat

dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit.

Page 6: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

11

Kelemahannya adalah jika lingkungan berubah, maka kemungkinan sistem

itupun akan berubah dan perlu penyesuaian sistem atau program-programnya,

bahkan mungkin struktur data/file, sehingga auditor tidak dapat

menilai/menelaah apakah sistem masih berjalan baik. Dalam hal ini auditor

harus waspada atas kemampuan sistem itu dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan.

b. Audit Through the Computer

Dalam metode ini auditor melakukan pemeriksaan langsung terhadap program-

program dan file-file komputer pada audit sistem informasi berbasis komputer.

Auditor menggunakan komputer atau dengan cek logika untuk menguji logika

program dalam rangka pengujian pengendalian yang ada dalam komputer.

Keunggulan metode audit melalui komputer adalah :

1) Auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan

pengujian terhadap sistem komputer.

2) Auditor akan merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya.

3) Auditor dapat menilai kemampuan sistem komputer tersebut untuk

menghadapi perubahan lingkungan.

Kelemahannnya yaitu memerlukan biaya yang besar dan tenaga ahli yang

terampil.

c. Audit with the Computer

Pada metode ini audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan software

untuk mengotomatisasi prosedur pelaksanaan audit. Metode ini dapat

Page 7: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

12

menggunakan beberapa computer assisted audit techniques, misalnya systems

control audit review file (SCARF), snapshot (pemotretan cepat), dll.

2.3 Tujuan Audit Sistem Informasi

Menurut Ron Weber (1999) sebagaimana dikutip oleh Gondodiyoto (2003,

p.152), tujuan Audit Sistem Informasi dapat disimpulkan secara garis besar

terbagi dalam 4 tahap yaitu :

1. Meningkatkan keamanan aset-aset perusahaan.

Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat

lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem

pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan.

Dengan demikian sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang sangat

penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

2. Meningkatkan integritas data.

Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memiliki

atribut-atribut tertentu seperti : kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika

integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki

hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat menderita kerugian.

3. Meningkatkan efektivitas sistem.

Efektivitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses

pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila

sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.

4. Meningkatkan efisiensi sistem.

Page 8: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

13

Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi

memiliki kapasitas yang memadai. Jika cara kerja dari sistem aplikasi komputer

menurun maka pihak manajemen harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem

masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat

dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan

sumber daya informasi yang minimal.

Selain tujuan diatas, audit sistem informasi juga bernilai ekonomis yang mencerminkan

kalkulasi untuk laba atau rugi ekonomi yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter

(uang). Efisiensi berarti sumber daya minimum untuk mencapai hasil maximal.

Sedangkan hasil ekonomis lebih bersifat pertimbangan ekonomi.

2.4 Tahapan Audit Sistem Informasi

Menurut Weber (1999, p. 48) tahapan audit sistem informasi digambarkan

dalam bentuk flowchart sebagai berikut:

Page 9: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

14

Persiapan Kerja Audit

Pemahaman Pengendalian Intern

Penafsiran Resiko Audit

Lakukan Test Pengendalian

Penafsiran Kembali ResikoPengendalian

Perluasan TestSubstansif

Batasi TestSubstansif Buat Laporan Audit

Akhir

Apakah Pengendalian dapatdiandalkan

Tingkatkan Keandalan dariPengendalian

Apakah Pengendalian masih dapatdiandalkan ?

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Mulai

Gambar 2.1 Tahapan Audit Sistem Informasi

Page 10: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

15

2.5 Pengendalian Intern

2.5.1 Pengertian Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001, p.165), “pengendalian intern meliputi struktur

organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.” Sedangkan menurut

IAI (2001) sebagaimana dikutip oleh Agoes (2004, p.79) mendefinisikan,

pengendalian intern adalah sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a)

keandalan laporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c)

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Berdasarkan kedua

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pengendalian intern adalah suatu

proses yang dikoordinasikan untuk memberikan keandalan laporan keuangan,

mendorong efektivitas dan efisiensi operasi, serta adanya kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan yang berlaku.

2.5.2 Komponen Pengendalian Intern

Menurut Agoes (2004, p.79), pengendalian intern terdiri dari lima komponen

yang saling berkaitan, yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian

Page 11: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

16

Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian

orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua

komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.

Lingkungan pengendalian mencakup hal-hal berikut:

a. Integritas dan nilai etika

b. Komitmen terhadap kompetensi

c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit

d. Struktur organisasi

e. Pemberian wewenang dan tanggung jawab

f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

2. Penaksiran Resiko

Merupakan identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk

mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana

resiko harus dikelola.

Resiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini:

a. Perubahan dalam lingkungan operasi

b. Personel baru

c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki

d. Teknologi baru

e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru

f. Restrukturisasi korporasi

g. Operasi luar negeri

h. Standar akuntansi baru

Page 12: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

17

3. Aktivitas Pengendalian

Merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan

manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa

tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi resiko dalam pencapaian

tujuan entitas sudah dilaksanakan.

4. Informasi dan Komunikasi

Merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam

suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung

jawab mereka.

5. Pemantauan

Merupakan proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern

sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi

pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.

2.6 Jenis Pengendalian

Menurut Weber (1999) sebagaimana dikutip oleh Gondodiyoto (2003,

p.126), struktur pengendalian intern yang perlu dilakukan pada sistem berbasis

komputer sebagai berikut :

1. Pengendalian Umum

2. Pengendalian Aplikasi

Page 13: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

18

2.6.1 Pengendalian Umum

Pengendalian umum (general controls) ialah sistem pengendalian

intern komputer yang berlaku umum meliputi seluruh kegiatan komputerisasi

sebuah organisasi secara menyeluruh.

Pengendalian umum terdiri dari:

a. Pengendalian top manajemen (top management controls).

b. Pengendalian manajemen sistem informasi (information system

management controls).

c. Pengendalian manajemen pengembangan system (system development

management control), termasuk manajemen program (programming

management controls).

d. Pengendalian manajemen sumber data (data resources management

controls).

e. Pengendalian manajemen jaminan kualitas (quality assurance

management controls).

f. Pengendalian manajemen keamanan (security administration management

controls).

g. Pengendalian manajemen operasi (operations management controls).

Sesuai dengan ruang lingkup audit sistem informasi yang dilakukan,

maka yang akan dibahas lebih lanjut didalam skripsi ini adalah :

Page 14: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

19

1. Pengendalian Manajemen Keamanan

Menurut Weber (1999, p.257) pengendalian intern terhadap manajemen

keamanan (security management controls) dimaksudkan untuk menjamin agar

aset sistem informasi tetap aman. Aset sistem informasi mencakup fisik

(perangkat mesin dan fasilitas penunjangnya) serta aset non fisik (data atau

informasi dan program aplikasi komputer).

Adapun ancaman utama terhadap keamanan dapat bersifat karena alam, oleh

manusia yang bersifat kelalaian maupun kesengajaan, antara lain:

a. Ancaman kebakaran

Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk ancaman kebakaran adalah:

Memiliki alarm kebakaran otomatis yang diletakkan pada tempat

dimana aset-aset sistem informasi berada.

Memiliki tabung kebakaran yang diletakkan pada lokasi yang mudah

diambil.

b. Ancaman banjir

Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk ancaman banjir:

Semua material aset sistem informasi ditaruh di tempat yang

tinggi.

c. Perubahan tegangan sumber energi

Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi perubahan tegangan

sumber energi listrik, misalnya menggunakan stabilizer ataupun

uninteruptable power supply (UPS) yang memadai yang mampu

mengcover tegangan listrik jika tiba-tiba turun.

Page 15: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

20

d. Kerusakan struktural

Kerusakan struktural terhadap aset sistem informasi dapat terjadi karena

adanya gempa, angin, salju. Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk

mengantisipasi kerusakan struktural misalnya adalah memilih lokasi

perusahaan yang jarang terjadi gempa dan angin ribut.

e. Penyusup

Pengamanan dapat dilakukan dengan penempatan penjaga dan

penggunaan alarm.

f. Virus

Pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi virus meliputi tindakan:

Preventif, seperti meng-install anti virus dan mengupdate secara

rutin, melakukan scan file yang akan digunakan.

Detektif, seperti melakukan scan secara rutin.

Korektif, memastikan backup data bebas virus, pemakaian

antivirus terhadap file yang terinfeksi.

g. Hacking

Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk mengantisipasi hacking:

Penggunaan kontrol logika seperti penggunaan password yang sulit

untuk ditebak.

Page 16: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

21

Untuk mengantisipasi adanya resiko-resiko tersebut, sistem pengendalian

intern lainnya yang dapat diterapkan misalnya adalah :

• Standard Operating Procedures (SOP), diantaranya yaitu:

Penjadwalan kerja pengoperasian komputer

Prosedur pengawasan dan hal-hal tak terduga

Apabila ancaman keamanan benar-benar terjadi, pengendalian akhir yang

dapat dilaksanakan antara lain adalah:

1. Asuransi

Perlu dipertimbangkan cost benefitnya untuk memiliki asuransi untuk

peralatan, fasilitas, media penyimpanan, gangguan bisnis, dokumen

dan kertas yang berharga yang ada di instalasi. Jika perlu dalam suatu

proyek komputerisasi yang besar, perlu dibuat asuransi mengenai

kemungkinan biaya tambahan proyek bila terjadi overrun cost and

schedule.

2.6.2 Pengendalian Aplikasi

Pengendalian khusus atau pengendalian aplikasi (application controls)

adalah sistem pengendalian intern komputer yang berkaitan dengan

pekerjaan atau kegiatan tertentu yang telah ditentukan (setiap aplikasi

berbeda karakteristik dan kebutuhan pengendaliannya).

Menurut Weber (1999, p.364), pengendalian aplikasi terdiri dari :

1. Pengendalian Boundary

2. Pengendalian Input

Page 17: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

22

3. Pengendalian Komunikasi

4. Pengendalian Proses

5. Pengendalian Database

6. Pengendalian Output

Sesuai dengan ruang lingkup audit sistem informasi yang dilakukan, maka

yang akan dibahas lebih lanjut didalam skripsi ini adalah :

1. Pengendalian Boundary

Subsistem boundary menentukan hubungan antara pemakai komputer dengan

sistem komputer itu sendiri, ketika pemakai menggunakan komputer maka

fungsi boundary berjalan. Kontrol terhadap subsistem boundary memiliki tiga

tujuan, yaitu :

a) Untuk memastikan bahwa pemakai komputer adalah orang yang memiliki

wewenang.

b) Untuk memastikan bahwa identitas yang diberikan oleh pemakai adalah

benar.

c) Untuk membatasi tindakan yang dapat dilakukan oleh pemakai untuk

menggunakan komputer ketika melakukan tindakan otorisasi.

Beberapa jenis kontrol pada boundary subsistem adalah :

Cryptographic Control

Kontrol cryptographic dirancang untuk mengamankan data pribadi dan

untuk menjaga modifikasi data oleh orang yang tidak berwenang,

dilakukan dengan mengacak data sehingga tidak memiliki arti bagi orang

yang tidak dapat menguraikan data tersebut.

Page 18: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

23

Access Controls

Kontrol akses melarang pemakaian komputer oleh orang yang tidak

berwenang, membatasi tindakan yang dapat dilakukan oleh pemakai dan

memastikan bahwa pemakai hanya memperoleh sistem komputer yang

asli.

• Mekanisme fungsi kontrol akses

Sebuah mekanisme kontrol akses berhubungan dengan pemakai

yang berwenang atas pemakaian sumber daya tersebut dan

memiliki izin untuk mengakses dan melakukan tindakan yang

berhubungan dengan pemakaian sumber daya tersebut. Proses

mekanisme kontrol akses yang dilakukan oleh pemakai

memerlukan tiga tahapan, yaitu :

(i) Identification and Authentication

Pemakai mengidentifikasi dirinya sendiri pada mekanisme

kontrol akses yaitu dengan menginformasikan nama atau

nomor account, informasi identifikasi ini membuat mekanisme

dapat mencari dari file mereka tentang keaslian dari pemakai

tersebut. Pemakai dapat menggunakan tiga kelas dari informasi

keaslian, yaitu :

- Informasi yang dapat diingat, misal: nama, tanggal

lahir, nomor account, dll.

- Objek berwujud, misal: kunci, kartu plastik.

Page 19: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

24

- Karakter personal, misal: sidik jari, suara, tanda

tangan, size tangan, pola retina mata.

(ii) Object Resources

Sumber daya yang digunakan oleh pemakai berdasarkan

sistem informasi berbasis komputer dapat dibagi menjadi

empat jenis, yaitu :

- Hardware, misal: terminal, printer, processor, disk.

- Software, misal: program sistem aplikasi, software

umum.

- Komoditi, misal: processor time, storage space.

- Data, misal: files, groups, data items.

(iii) Action Privileges

Hak istimewa memberikan pemakai suatu hak yang tergantung

kepada level otoritas dan jenis sumber daya yang diperlukan

oleh pemakai.

• Kebijakan kontrol akses

Mekanisme kontrol akses yang digunakan untuk menjalankan

kebijakan kontrol akses ada dua jenis, yaitu :

(i) Discretionary access control policies

Jika organisasi menggunakan metode ini sebagai kebijakan

kontrol aksesnya maka pemakai diperbolehkan untuk

menentukan sendiri mekanisme kontrol akses yang akan

mereka gunakan, jadi pemakai diperbolehkan untuk

Page 20: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

25

menentukan apakah data tersebut mau di share atau digunakan

sendiri.

(ii) Mandatory access control policies

Kebijakan ini memberikan kontrol akses berdasarkan mandat

yang digariskan oleh manajemen.

Personal Identification Number (PIN)

PIN adalah teknik yang digunakan secara luas untuk

mengidentisikasi orang, sebuah PIN merupakan jenis password

sederhana, itu bisa merupakan nomor rahasia seseorang yang

berhubungan dengan orang tersebut, melayani pekerjaan

memverifikasi keotentikan orang.

2. Pengendalian Input

Komponen pada subsistem input bertanggung jawab untuk memasukkan

data dan instruksi pada sistem aplikasi, kedua jenis input tersebut harus

divalidasi, setiap kesalahan data harus dapat diketahui dan dikontrol

sehingga input yang dimasukkan akurat, lengkap, unik dan tepat waktu.

Berikut adalah kontrol terhadap subsistem input diantaranya yaitu:

a. Metode Input Data

Cara input data dapat dilakukan dengan menggunakan metode :

• Keyboarding, contoh : personal computer.

• Direct Reading, contoh : mark sensing, image reader, point of sale

device, Automatic teller machine (ATM).

Page 21: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

26

• Direct entry, contoh : personal computer, touch screen, joystick /

voice/ video.

b. Desain dokumen sumber

Tujuan dari pengendalian terhadap desain dokumen sumber antara lain

mengurangi kemungkinan kesalahan data, meningkatkan kecepatan

mencatat data, bagian dari alur kerja, menjembatani kegiatan entri data

ke komputer, meningkatkan kecepatan dan keakuratan pembacaan

data, dan berperan sebagai referensi pengecekan. Dasar-dasar yang

perlu diperhatikan untuk penilaian dari desain dokumen sumber yang

baik adalah :

• Pemilihan jenis kertas dan ukuran yang akan digunakan.

• Layout dan style yang akan digunakan pada formulir tersebut.

c. Rancangan tampilan data entri

Jika data dimasukkan melalui monitor, maka diperlukan desain yang

berkualitas terhadap layar tampilan data entri agar mengurangi

kemungkinan terjadinya kesalahan dan agar tercapai efisiensi dan

efektivitas entri data pada subsistem input.

• Screen Organization (Mengelola Tampilan)

Layar harus dirancang agar rapi dan seimbang, elemen data harus

dikelompokkan sesuai dengan fungsinya, bentuk kotak dapat

digunakan untuk highlight grup data tertentu.

• Color

Page 22: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

27

Pada saat melakukan desain entry data di layar, warna dapat

digunakan agar perhatian dapat dilakukan pada suatu field yang

harus dientri. Pemilihan warna yang baik akan membuat proses

entri data dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan tidak membuat

operator cepat lelah.

• Prompting and Help Facilities

Fasilitas bantuan memberikan bantuan secara cepat atau

memberikan informasi kepada pemakai apa yang harus dilakukan

ketika mereka melakukan entri data ke komputer.

d. Kontrol kode data

Kode data memiliki dua tujuan, yaitu sebagai identitas yang unik dan

untuk keperluan identifikasi. Ada empat jenis sistem pengkodean yang

harus dimengerti oleh auditor agar dapat mencapai tujuannya dalam

menganalisis kode, yaitu:

1) Serial Codes

Menggunakan angka atau huruf yang berurutan untuk sebuah entiti.

2) Block Sequence Codes

Menggunakan blok angka untuk menentukan kategori partikular dari

entiti. Atribut utama dari masing-masing kategori entiti harus dipillih

dan nomor blok harus diberikan untuk setiap nilai dari atribut.

3) Hierarchical Codes

Page 23: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

28

Memerlukan satu set atribut pilihan dari entiti yang akan diberi kode

dan pemilihan tersbut berdasarkan kepentingan. Nilai kode itu adalah

kombinasi dari nilai kode setiap atribut entiti.

4) Association Codes

Atribut dari entiti yang akan diberi kode dipilih dan kode yang unik

diberikan kepada setiap atribut. Kode tersebut dapat berupa angka,

huruf atau kombinasi angka dan huruf.

e. Validasi dari data input

Data yang dimasukkan pada aplikasi harus segera divalidasi setelah

diinput.

• Reporting Data Input Errors

Kesalahan harus dilaporkan oleh program validasi input sehingga

dapat dilakukan perbaikan secara cepat dan tepat atas kesalahan

yang terjadi.

f. Instruksi input

Memastikan bahwa kualitas dari instruksi input pada aplikasi sistem

merupakan tujuan yang sulit dicapai daripada hanya memastikan

kualitas dari data input.

3. Pengendalian Output

Subsistem output menyediakan fungsi yang menentukan isi dari data

yang akan disampaikan kepada pemakai. Beberapa kontrol yang

dilakukan diantaranya yaitu :

a Batch output production and distribution controls

Page 24: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

29

Batch output adalah output yang dihasilkan pada beberapa fasilitas

operasional dan sesudah itu dikirim atau disimpan pemakai output

tersebut. Kontrol terhadap batch output dilakukan dengan tujuan untuk

memastikan bahwa laporan tersebut akurat, lengkap, tepat waktu yang

hanya dikirim/diserahkan kepada pemakai yang berhak.

• User/client services review controls

Sebelum output dikirim kepada pemakai, sebuah user/client

service harus melakukan pemeriksaan untuk mengetahui ada

tidaknya kesalahan. Dibawah ini adalah jenis pemeriksaan yang

harus dilakukan yaitu:

- Apakah nomor laporan tidak tercetak karena kehabisan tinta

- Apakah kualitas tulisan cukup memadai

- Apakah media penyimpan telah diberi label yang memadai

sehingga memudahkan untuk pencarian data bila diperlukan

- Apakah ada halaman laporan yang hilang

- Apakah ada halaman laporan yang tercetak miring

• Storage controls

Ada tiga hal utama yang harus dilakukan sehubungan dengan

media penyimpanan output, yaitu:

(i) Output harus disimpan ditempat yang mudah dijangkau

sehingga bila output tersebut diperlukan mudah untuk

ditemukan.

(ii) Output harus disimpan dengan aman

Page 25: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

30

(iii) Kontrol terhadap keluar masuk output harus dilakukan

dengan menggunakan mekanisme kontrol persediaan.

• Retention controls

Keputusan tentang berapa lama output disimpan harus dilakukan,

karena keputusan itu berhubungan dengan media dan cara

penyimpan yang akan dilakukan.

• Destruction controls

Ketika output sudah tidak diperlukan lagi maka output tersebut

harus dihancurkan. Kontrol tersebut harus dilakukan agar tidak

terjadi output yang seharusnya masih diperlukan dan tidak

diperintah untuk dihancurkan tetapi ternyata dihancurkan.

b Batch report design controls

Elemen penting untuk melihat efektifitas pelaksanaan kontrol terhadap

produksi dan distribusi terhadap batch output report adalah dengan

melihat kualitas dari desainnya. Desain laporan yang baik harus berisi

data berikut ini:

∗ Nama laporan

∗ Waktu dan tanggal laporan tersebut dibuat

∗ Jumlah lembar laporan

∗ Periode proses pembuatan laporan

∗ Program yang digunakan untuk membuat laporan (versi berapa)

∗ Contact person

∗ Klasifikasi sekuritas (confidential / biasa)

Page 26: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

31

∗ Tanggal retensi

∗ Metode penghancuran laporan

∗ Halaman

c Online output production and distribution controls

Kontrol terhadap produksi dan distribusi atas output yang dilakukan

melalui online dilakukan secara garis lurus, tujuan utamanya adalah

untuk memastikan bahwa hanya bagian yang memiliki wewenang saja

dapat melihat output melalui online tersebut.

• Distribution controls

Jika online output digunakan sebagai media untuk mengirim output

ke orang atau organisasi, kontrol harus ada untuk memastikan

bahwa hanya orang atau organisasi yang benar-benar berhak

mendapatkan output tersebut. Kontrol juga harus dilakukan untuk

memastikan bahwa online output dikirim tepat waktu.

• Review controls

Walaupun output telah dikirim ke alamat yang benar dan telah

diterima dengan baik tetapi mungkin saja output tersebut tidak

segera dibaca atau tidak ada tindakan yang dilakukan yang

disebabkan oleh berbagai macam alasan, agar tidak terjadi hal

seperti itu harus dilakukan kontrol untuk memastikan bahwa

tindakan diambil oleh si penerima output dalam kurun waktu yang

sesuai dengan harapan pengirim output.

• Retention controls

Page 27: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

32

Dengan bertambahnya jumlah online output yang diterima oleh

banyak pemakai dan organisasi maka timbul kecenderungan untuk

segera membuang online output tersebut karena diperkirakan tidak

memiliki manfaat bagi organisasi

2.7 Pengertian Sistem Flowchart

Menurut Romney dan Steinbart (2000, p.68), “System Flowcharts depict the

relationship among the input, processing, and output of an Accounting

Information System. A system flowchart begins by identifying both the inputs that

enter the systems and their origins.” Dapat diartikan bahwa, sistem flowchart

menggambarkan hubungan antara input, proses, dan output dari sistem informasi

akuntansi. Suatu sistem flowchart dimulai dari identifikasi input yang dimasukkan

ke sistem dengan sumber aslinya.

2.8 Pengertian Overview Activity Diagram

Menurut Jones dan Rama (2003, p.69), “The overview activity diagram

presents a high level view of the business process by documenting the key events,

the sequence of these events, and the information flows among these events.”

Dapat diartikan bahwa, overview activity diagram menyajikan gambaran tingkat

tinggi proses bisnis dari dokumentasi kejadian-kejadian utama, rangkaian

kejadian, dan arus informasi diantara kejadian tersebut.

2.9 Pengertian Rentang Kriteria

Page 28: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

33

Pengukuran dalam suatu penelitian biasanya menggunakan pemberian

angka berupa rentang kriteria sesuai dengan aturan-aturan tertentu. Dalam hal ini,

penggunaan rentang kriteria yang dimaksud yaitu skala pengukuran. Jadi,

pengertian skala pengukuran menurut Sugiyono (1999, p. 84) merupakan

“kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila

digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.” Sedangkan

menurut Kuncoro (2003, p. 151) skala pengukuran sangat bervariasi yaitu: skala

yang sederhana (simple scales) adalah skala yang digunakan untuk mengukur

beberapa karakteristik, skala yang kompleks adalah skala yang beragam yang

digunakan untuk mengukur beberapa karakteristik. Berdasarkan kedua definisi

diatas dapat disimpulkan bahwa, skala pengukuran adalah kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada

dalam alat ukur yang digunakan untuk mengukur beberapa karakteristik, sehingga

alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data

kuantitatif.

2.10 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Variabel Indikator

1 Pengendalian Umum

1.1 Pengendalian

Keamanan

• Bahaya kebakaran

• Virus

Page 29: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

34

• Standard Operating

Procedures (SOP)

• Perubahan tagangan

sumber energi

• Asuransi

• Penyusup

• Kerusakan struktural

• Banjir

• Hacking

2 Pengendalian Aplikasi

2.1 Pengendalian Boundary • Kontrol akses

• PIN

• Kontrol Cryptographic

• Object Resources

2.2 Pengendalian Input • Metode input data

• Desain dokumen sumber

• Help Facility

• Tampilan layar Input

• Reporting Data Input

Errors

• Kontrol kode data

• Instruksi input

Page 30: 26850240 Bab 2 Contoh Skripsi Akutansi 3

35

• Warna

2.3 Pengendalian Output • Media penyimpanan

output

• Proses penghancuran

output

• Desain laporan

• Review data output

• Distribusi laporan

Tabel 2.1 Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian