2. sistem klasifikasi tnh ppt (p warto).pptx

47
KLASIFIKASI TANAH

Upload: tuluswu

Post on 18-Nov-2015

250 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Slide 1

KLASIFIKASI TANAH

Tujuan klasifikasi tanah:

menata/mengorganisir pengetahuan tentang tanah mengetahui hubungan antar individu tanah satu dg yang lain memudahkan dalam mengingat sifat-sifat tanah mengelompokkan tanah dengan tujuan tertentu

Seiring berkembangnya Ilmu tanah, klasif. tnh juga mengalami perkembangan,Buol et al (1980) 5 periode perkembangan SKT:1. P. SKT teknis, pelopor-pelopornya:* Thaer 1853 : kategori tinggi berdasar tekstur, kategori rendah berdasar vegetasi* Fallow 1862 : berdasar bahan induk, kelas 1 : tanah residual dan kelas 2 : tanah aluvial2.P. SKT pedologis (dari Rusia), pelopor-pelopornya:* Dokuchaev 1883* Glinka 1914P. SKT Amerika awal (genensis) * Hilgard 1906 (perintis klasifikasi tnh di Amerika)* Whitney 1909 (mengembangkan SKT dan Survay tnh)

P. SKT Amerika pertengahan berdasarkan sifat-sifat tanahnya dan telah menggunakan multi kategori* Marbut 1935 (pendiri pedologi Amerika), direvisi oleh* Baldwin et al 1938SKT Kuantitatif modern, dipelopori* Thorp dan Smith 1949 dengan merevisi konsep Baldwin* Soil Survey Staff 1951 membuat SKT baru dengan serangkaian pendekatan* pendekatan ke 7 (the 7th aproximation) diterbitkan tahun 1964* Draft terakhir dengan nama Soil Taxonomy th 1975 (Soil Survey Staff 1975)

Perkembangan SKT di Indonesia:Dirintis sejak PPT berdiri 1905SKT Mohr 1910 berdasarkan genesis dan warna tnh1916 direvisi berdasarkan b.i. dan pelapukan1955 mengadopsi SKT Thorp dan Smith 19491957 Dudal dan Supraptohardjo memodifikasi SKT tsb1961 Supraptohardjo memodifikasi lagi tentang golongan dan kumpulan tanahnyaDengan adanya SKT FAO 1947 dan SKT Soil Taksonomy 1975, SKT PPT terus mengalami perbaikan/modifikasi yaitu PPT 1978 kemudian PPT 1983

Klasifikasi Tanah Nasional di Indonesia mulai diperkenalkan oleh Dudal & Soepraptohardjo (1957). Kemudian direvisi oleh Soepraptohardjo (1961, 1978) dan direvisi lagi oleh Suhardjo dan Soepraptohardjo (1981) atau PPT (1981) dan PPT (1983).Sistem ini dibangun dengan pendekatan kualitatif berdasarkan morfogenesis tanah, yaitu sifat morfologi tanah dan proses pembentukannya (genesis) terutama faktor bahan induk tanah mempunyai pengaruh yang sangat dominan.

6

SKT PPT 1961Dalam sistem ini digunakan 6 kategori, yaitu: golongan, kumpulan, jenis, macam, rupa dan seri tanahKategori VI: golongan tanah ordo tanah. Dibagi menjadi 2 golongan, yang berdasarkan atas perkembangan profilnya1.gol. tanah tanpa perkembangan profil2.gol. tanah dengan perkembangan profil

Kategori V: kumpulan tanah subordo. Pembagiannya berdasar susunan horizon utama pada penampang profil. Saat itu dikenal 5 horison utama :* horizon O: horizon organik* horizon A: horizon elluviasi* horizon B: horizon illuviasi* horizon C: horizon bahan induk tanah* horizon G: horizon yang tergleisasi/tereduksi

Supraptohardjo 1961 membagi tanah menjadi 8 kumpulan yaitu:1.Yang belum berkembang sus. hor. : 1. C organik 2. C anorganik2.Yang telah berkembang, sus. hor. : 1. A C 2. A (B) C 3. A B C 4. O A B C 5. A C G 6. A B C G

Kategori IV: jenis tanah great group:* merupakan satuan utama tanah sehingga diberi nama : tersendiri* dasar pembagiannya ialah1. sifat horizon utama penciri2. gejala-gejala yang mengikutinyaUntuk tanah-tanah yang belum mengalami perkembangan profil pembagiannya berdasar:* tebal profil : tebal horison C* kekukuhan/kekompakkan horison C* tekstur horison C

Untuk tanah yang telah berkembang berdasar 1. Sifat horizon A: *ketegasannya *adanya fragmen/konkresi * kejenuhan basa (kb)2. Sifat horizon B, bila berupa horizon:B2 w/t: kb, tekstur, kapur, konkresiB2 podsol: warna kuat/lemahB2 tiang: kadar Na tinggi/rendahB2 latosol: kegemburannya3. Sifat horizon G (horison yg tereduksi/tergleisasi)Kadar bo, garam, alih tekstur nyata/baur, Bw, Bt, B podsol, B latosol

Klasifikasi tanah PPT 1961KAT VIGOLKAT VKUMPULANKAT IVJENISSIFAT HOR. UTAMA DAN GEJALA PENGIKUTI . Tanpa perkem-1. C. ORGORGANOSOLLapukan bobangan profil 2. C. ANORG.LITOSOL< 50 cm, teguh, anekaREGOSOL> 50 cm, lepas2, pasirALUVIAL> 50 cm, lepas2, lempung/kleiII. Dengan per-ACRENDZINAA prominen, f kapurkembangan pro-2. GRUMOSOLA prominen, k kapurfil.3. CHERNOSEMA Chernosem, k kapur2. A (B) CANDOSOLA prominen, kb tinggi2. NONCALSIC BROWNB warna, kb tinggi3. BROWN FORESTB warna, f kapur

3. A B C1. Praire SoilB w/t hor. kapur2. Mediteran mk.B w/t, kb tinggi3. Podsolik kcB w/t, kb sedang4. Podsolik mkB w/t, penuh konkresi5. LateritikB w/t, latosol6. LatosolB latosol7. SolonetB tiang, Na tinggi8. SolodB tiang, Na rendah4. O A B C1. Podsolik coklatB podsol, warna lmh2. PodsolB podsol, warna kuat5. A C G1. Glei humicGlei, b.o sedang-tinggi2. Glei humic rendahGlei, b.o rendah3. PlanosolGlei., tekstur nyata4. SolonchakGlei, garam tinggi6 A B C G1. Podsolik air tnhGlei, B podsol2. Hidromorf kelabu B w/t3. Laterik ait tnhB latososl

Kategori III Macam Tanah Sub groupJenis-jenis tanah dibagi menjadi macam-macam tanah, berdasar:Warna horizon utama penciri/lapisan sedalam kurang lebih 50 cmAdanya horizon tambahan yang berupa horison : b.o./illuviasi humus, R2O3, konkresi, gley, fragipan, dllAdanya horizon peralihan antar horison utama

Katergori II Rupa Tanah Soil FamilyMacam-macam tanah dibagi menjadi beberapa rupa tanah berdasar: tekstur tanah dan drainase horizon utama atau lapisan sedalam kurang lebih 50 cm Klas tekstur (5 kelas) : kasar, agak kasar, sedang, agak halus dan halusklas drainase (3 klas): baik, sedang, jelekKategori I Seri tanah Soil SeriesSebagian satuan tanah kategori rendah, dibedakan atas dasar klas tekstur (12 kelas) dan klas drainase (7 kelas)

Penilaian klas teksturKategori II (Rupa Tanah)Kategori I (Seri Tanah)1. Kasar Pasir (S)2. Pasir bergeluh (LS)2. Agak kasar3. Geluh berpasir (SL)3. Sedang 4. Geluh (L)5. Geluh berdebu (SiL)6. Debu (Si)4. Agak halus7. Geluh klei berpasir (SClL)8. Geluh klei berdebu (SiClL)9. Geluh berklei (ClL)5. Halus 10. Klei berpasir (SCl)11. Klei berdebu (SiCl)12. Klei (Cl)

USDA Textural Triangle

Penilaian klas DrainaseKat. IIKat. IGejala pada profilBaikCepatTanpa dijumpai bercak/ karatan pada tiap profil2. BaikSangat sedikit bercak/karatanII. Sedang3. Cukup baikBercak cukup banyak tersebar pada profil, kadang-kadang pada 80 cm ke bawah tereduksi4. Agak terhambatBercak banyak, 80 cm ke bawah tereduksi5. TerhambatBrcak di bagian atas profl, mulai (50-80) cm ke bawah tereduksi III. Jelek6. JelekBrcak di bagian atas profil, mulai (20-50) cm ke bawah tereduksi7. Sangat jelekHampir seluruh profil tereduksi

Perbedaan profil tanah

Contoh: Determinasi 2 golongan tanah SKT-PPT 1961 GOLKUMP.JENISMACAMRUPASERI1. Profil belum berkembangSus. Horizon: C anorganik Lap. Sedalam kurang lebih 50 cm pasir (regosol)Warna lap kurang lebih 50 cm kelabu (Regosol kelabu- Rn)Tekstur dan drainase lap. kurang lebih 50 cm sedang dan baik Rn 3/ILap kurang lebih 50 cm tekstur geluh, drainase baik Rn 4/22. Profil telah berkembangSus. Horizon: A B CHorizon B2 latosol (latosol)Warna hor utama : coklat kemerahan (latosol coklat kemerahan) L-c Tekstur dan drainase hor utama: halus dan sedang Lc 5/IITekstur dan drainase hor utama: klei berdebu dan cukup baik Lc 11/3

Modifikasi SKT - PPTModifikasi th 1978/1982dengan dikenalkan SKT Soil Taxonomy (1975) dan SKT FAO (1974) maka SKT-PPT mengalami modifikasiDasar pertimbangan: pada kat. jenis tanah masih mencakup satuan-satuan tanah yang cukup luas.Eg: * Latosol dapat masuk ke beberapa ordo: Inceptisol, ultisol, alfisol, oxisol* Podsolik dapat masuk ke ordo Inceptisol dan ultisol

Perubahan-perubahan yang penting diantaranya jenis-jenis:* Tanah latosol dibagi menjadi jenis tanah:-latosol-kambisol* Tanah rendzina dibagi menjadi jenis tanah:-Rendzina: punya hor A mollic-Ranker: pumya hor A umbric* Tanah glei humus rendah: diganti gleisol* Tanah brown forest diganti kambisol-Podsolik coklat* Tanah Podsolik mk diganti podsolik-podsolik kc

Modifikasi 1983PPT memodifikasi SKT dengan membuat definisi-definisi baru mengenai beberapa jenis tanah dan macam tanah sehingga diperkenalkan nama-nama baru. Definisi-definisi jenis tanah disusun dalam bentuk kunci determinasi PPT (1983)

Tanah yang mempunyai lapisan/horizon H, setebal 50 cm atau lebih (jika bahan organik terdiri dari sphagnhum atau lumut 60 cm atau lebih) mempunyai bulk density kurang dari 0,1 dari permukaan tanah, atau kumulatif 50 cm di dalam 80 cm dari lapisan atas, ketebalan horizon H mungkin berkurang bila terdapat lapisan batu atau bahan fragmen batuan yang terisi bahan organik diantaranya. ORGANOSOL (H)Tanah lain yang berada di atas batuan kukuh/padu sampai kedalaman 20 cm dari permukaan tanah. LITOSOL (I)Tanah lain yang mempunyai horizon A umbrik dan tidak lebih dalam dari 25 cm, tidak mempunyai horison diagnostik lainnya (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru)RANKER (U)

Tanah lain yang mempunyai horison A molik dan di bawahnya langsung berupa batu kapur kadar CaCO3 lebih dari 40 persen (bila horison A mengandung pecahan CaCO3 halus banyak, warna horison A molik dapat menyimpang)RENDZINA (U)Tanah lain setebal 20 cm dari lapisn atas dicampur, kadar klei 30 persen atau lebih sampai sekurang-kurangnya 50 cm dari permukaan mempunyai peluang cukup untuk terjadinya rekahan tanah (cracks) sekurang-kurangnya lebar 1 cm pada kedalaman 50 cm jika tidak mendapat pengaruh pengairan dan mempunyai satu atau lebih ciri berikut: bentukan gilgai, atau struktur membaji yang jelas pada kedalaman antara 25-100 cm dari permukaanGRUMUSOL (V)

6. Tanah lain yang memperlihatkan sifat hidromorfik di dalam penampang pada kedalaman 0-50 cm dari permukaan ke bawah, bukan berupa bahan kasar dari bahan albik, tidak mempunyai horison diagnostik/hor ison utama penciri (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru) selain horison A, horison histik, umbrik, molik, kalsik atau gipsik.GLEISOL (G)7. Tanah lain yang berkembang dari bahan aluvium muda (recent), mempunyai susunan berlapis atau kadar C-organik tak teratur dan yang tidak mempunyai horison diagnostik (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru) selain horison A okrik, horison H histik atau sulfurik dengan kadar fraksi pasir kurang dari 60 persen pada kedalaman antara 25-100 dari permukaan tanah mineralALUVIAL (A)

8. Tanah lain yang bertekstur kasar dari bahan albik tidak mempunyai horison diagnostik, atau horison apapun (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru) selain horison A okrik, horison H histik atau sulfurik serta berkadar fraksi pasir 60 persen atau lebih pada kedalaman antara 25-100 cm dari permukaan tanah mineral.REGOSOL (R)9. Tanah lain yang tidak bertekstur kasar dari bahan albik, tidak mempunyai horison diagnostik, atau horison apapun (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru) selain horison A umbrik, horison H histik atau sulfurik.KOLUVIAL (K)

10. Tanah lain bertekstur kasar dari bahan albik yang terdapat pada kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm dari permukaan atau memperlihatkan ciri mirip horison B argilik, kambik atau oksik, tetapi tak memenuhi syarat karena faktor tekstur, tidak mempunyai horison diagnostik (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru) selain horison A okrikARENOSOL (Q)11. Tanah lain yang mempunyai horison A molik atau umbrik dan dapat dijumpai di atas horison B kambik, atau horison A okrik dan horison B kambik, tidak mempunyai horison diagnostik lain (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru), pada kedalaman sampai 35 cm atau lebih mempunyai satu atau kedua-duanya dari: (a) kerapatan lindak (pada kapasitas lapang) dari fraksi tanah halus (kurang dari 2 mm) kurang dari 0,85 g/cm3 dan kompleks pertukaran didominasi oleh bahan amorf, (b) 60 persen atau lebih adalah abu vulkanik vitric, cinders, atau bahan pyroclastik yang lain dalam fraksi debu, pasir dan kerikilANDOSOL (T)

12. Tanah lain yang mempunyai distribusi kadar klei tinggi (lebih atau sama dengan 60%), remah sampai gumpal, gembur dan warna secara homogen pada penampang tanah dalam (lebih dari 150 cm) dengan batas horison terselubung, kejenuhan basa (NH4OAc) kurang dari 50 persen sekurang-kurangnya pada beberapa bagian dari horison B di dalam penampang 125 cm dari permukaan, tidak mempunyai horison diagnostik (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru), selain horison A umbrik atau horison B kambik, tidak memperlihatkan gejala plintik di dalam penampang 125 cm dari permukaan, tidak mempunyai sifat-sifat vertik.LATOSOL (L)

13. Tanah lain yang mempunyai distribusi kadar klei tinggi (lebih atau sama dengan 60%), remah sampai gumpal, gembur dan warna secara homogen pada penampang tanah dalam (lebih dari 15 cm) dengan batas horison terselubung kejenuhan basa (NH4OAc) 50 persen atau lebih, tidak mempunyai horison diagnostik (kecuali jika tertimbun oleh 50 cm atau lebih bahan baru) selain horison A molik atau horison B kambik, tidak memperlihatkan gejala plintik di dalam penampang 125 cm dari permukaan, tidak mempunyai sifat-sifat vertikBUNIZEM (D)

14. Tanah lain yang mempunyai horison B kambik, atau horison A umbrik, atau horison A molik, tanpa memperlihatkan gejala hidromorfik di dalam penampang 50 cm dari permukaanKAMBISOL (B)15. Tanah lain yang mempunyai horison B argilik dengan penurunan kadar liat kurang dari 20 persen terhadap liat maksimum di dalam penampang 150 cm dari permukaan, tidak mempunyai plintit sampai 125 cm dari permukaan, tidak mempunyai sifat vertik dan mempunyai sifat ortoksik (KTK NH4OAc kurang dari 24 me/gram liat)NITOSOL (N)

16. Tanah lain yang mempunyai horison B argilik, mempunyai kejenuhan basa kurang dari 50 persen (NH4OAc) sekurang-kurangnya pada beberapa bagian horison B di dalam penampung 125 cm dari permukaan dan tidak mempunyai horison albik yang berbatasan langsung dengan horison argilik atau fragipanPODSOLIK (P)17. Tanah lain yang mempunyai horison argilik mempunyai kejenuhan basa (NH4OAc) lebih dari 50 persen sekurang-kurangnya pada beberapa bagian horison B dalam penampang dari permukaan dan tidak mempunyai horison albik yang berbatasan langsung dengan horison argilik atau fragipanMEDITERAN (M)

18. Tanah lain yang mempunyai horison E albik terletak di atas horison dengan permeabilitas lambat (sebagai contoh horison B argilk atau natrik yang memperlihatkan perubahn tekstur nyata, adanya liat berat atau fragipan) di dalam kedalaman 125 cm dari permukaan, serta memperlihatkan ciri hidromorfik sekurang-kurangnya pada sebagian dari horison EPLANOSOL (W)19. Tanah-tanah lain yang mempunyai horison B spodikPODSOL (Z)20.Tanah lain yang mempunyai horison B oksikOKSISOL (O)

Jenis-jenis tanah menurut SKT PPT 1983NOJENIS TANAHSIMBOLHORI-SONKETERANGAN1ORGANOSOLHHHorison O 40 cm2LITOSOLIACTebal solum 10 cm3CHERNOSEMCHorison A molik, Bca 1 cm4RANKERUA umbrik5RENDZINAEA molik6GRUMOSOLUGilgai, Slickenside7GLEISOLGABgCGleisasi jeluk < 50 cm8AluvialA(A) CB 0 0,2 %, A okrik, halus9REGOSOLRA okrik. Kasar1OKOLUVIALKA umbrik, halus

11ARENOSOLQABCA okrik, kasar12ANDOSOLTGejala Thixotropi13LATOSOLLLempung >>, merah, kb >, kb>>15KAMBISOLBB kambik16LATERIK-Konkresi besi17NITOSOLNBargilik, KPK , merah kuning

20HIDRO MORF KELABU-ABCgBt/Bw, gleisasi21PLANOSOLWA albik, gleisasi22PODSOLZABsdCB spodik23OXISOLOABoxCB oksicTANAH GARAMAN24SOLON CHAK-ABGGaram >>, gleisasi25SOLONETZSABCNa >>, B natrik26SOLOD-ABCNa tinggi dan suhu > dingin

Tanah andosol dibagi menjadi 7 macam:Andosol gleik (Tg): hidromorf pada (50-100) cmAndosol melanik (Tn): punya lap. gelap/hitam, tebal 30 cm pada (25-100) cm, karena b o > 15%Andosol molik (Tm): punya horison A molikAndosol umbrik (Tu): punya A umbrikAndosol okrik (To): lempung debuan atau > halus dan/atau konsistensi smeary pada semua horison dalam (0-100) cmAndosol litik (Tl): kontak litik pada (20-50) cmAndosol vitrik (Tv): andosol yang lain

3. TANAH GRUMOSOLCiri-ciri:Warna atas: kelabu - hitam, retak-retak dalam bila kering, b o