2 lap. vitamin c kelompok e
DESCRIPTION
PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN FARMASITRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS SEDIAAN FARMASI
SEDIAAN MONOKOMPONEN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV
(TABLET VITAMINC)
Asisten :
Bu Lanny Hartanti
Hari :
Rabu, 13 Agustus 2014
Gol. / Kelompok :
Golongan S / Kelompok E
Anggota Kelompok :
Ketut Afrilliana Pratiwi 2443012075
Desy Kumala Sari 2443012114
Mei Triana 2443012164
Putu Mirah R. 2443012251
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
I. TUJUAN :
- Menetapkan kadar zat tungal dalam sediaan dengan metode spektrofotometri uv.
- Menetapkan kadar Vitamin C dalam sediaan tablet Vitamin C.
II. DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube (Underwood,2001). Spektrofotometri dapat
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih
mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada
berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan
spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Khopkar, 2003).
Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif adalah
(Khopkar, 2003) :
• Dapat digunakan secara luas
• Memiliki kepekaan yang tinggi
• Keseletifannya cukup baik
• Tingkat ketelitian tinggi
Senyawa-senyawa yang diukur dengan metoda spektrofotometri harus memenuhi
hukum Lambert-Beer, yaitu (Underwood,2001) :
- Bila suatu sinar monokromatis dilewatkan pada medium pengabsorbsi, maka
berkurangnya intensitas cahaya per unit tebal medium sebanding dengan intensitas
cahaya tersebut.
- Berkurangnya intensitas cahaya per unit konsentrasi akan berbanding lurus dengan
intensitas cahaya.
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan
larutan pembanding, misalnya blanko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan
dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 -650 nm (650 –
1100 nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam
keadaan tertutup “nol” galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih
h yang diinginkan, buk fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blanko dan “nol”
galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan
tombol transmitasi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya
pada larutan sampel yang akan dianalisi. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi
larutan sampel (Underwood, 2011).
Monografi Bahan FI III Hal. 47 :
Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau
agak kuning tidak berbau; rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi
gelap. Dalam keadaan kering, mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis
tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam benzene P.
AOAC (p.244)
Obat A A1%1cm Solven
Vitamin C 226 28 0,5 NaOH
248 434 95% EtOH
243 350 0,5 N H2SO4
III. Alat dan Bahan :
1. Alat :
Beker glass
Labu takar 10 mL
Mikropipet-pipet tetes
Batang pengaduk
Kertas lensa
Corong
Kertas saring
Spektrofotometri
2. Bahan
Tablet Vitamin C (500mg)
Baku pembanding Vitamin C
IV. CARA KERJA
1. PEMBUATAN LARUTAN BAKU
Timbang seksama 50 mg Vitamin C murni
Masukkan kedalam labu takar adkan hingga 10 mL dengan
aquades
Larutkan dengan sedikit aquadesdalam beker glass
Buat 5 Konsentrasi larutan Baku Vit. C
2. PENETAPAN KADAR VITAMIN C (REPLIKASI 3 KALI)
Ad kan dengan aquadest hingga 10 mL pada labu takar
Kocok ad homogen, amati pada spektrofotometri
Diambil 2 tablet Vitamin C
Kemudian di saring dan dipipet 40mikroliter
Pindahkan kedalam labu takar adkan 10 mL dengan aquades dan
homogenkan
Masukkan kedalam beker glass tambahkan sedikit air hingga larut
Kemudian gerus Vit. C dan timbang sebanyak 202,5 mg.
Ditimbang dan rata-ratakan beratnya.
Masukkan dalam labu takar dan adkan 10mL dengan aquades.
Homogenkan.
Dan Kocok. Selanjutnya amati pada spektrofotometri
V. HASIL PENGAMATAN
1. Berat penimbangan sampel 2 tablet Vit. C =2,0338+2,0159
2=2,02485
2. Baku murni Vit. C = 50,4
0,01 L=5040 ppm
3. Kurva Baku Larutan Vit. C :
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
C1 10,08 1,417
C2 15,12 1,372
C3 20,16 1,109
C4 25,2 1,424
C5 30,24 1,397
a = 1,7613
b = - 0,0305
r = - 0,9256
4. Sampel
Sampel Abs W (mg) C pengamatan
S1 1,146 205,6 mg 20,13
S2 1,184 205,4 mg 18,89
S2 1,264 206,6 mg 16,27
S1 = 205,60.01 L
= 20.560 ppm
S1 = 0,04 mL10 mL
x 20.560=82,24 ppm
S2 = 205,40,01 L
¿20.540 ppm
S2 = 0,04 mL10 mL
x 20.540=82,16 ppm
S3 = 206,60,01 L
= 20.660 ppm
S3 = 0,04 mL10 mL
x20.660=82,64 ppm
Maka didapat :
% kadar S1 = 20,1382,24
x 100% = 24,47 %
% kadar S2 = 18,8982,16
x 100% = 22,99 %
% kadar S3 = 16,2782,64
x 100% = 19,68 %
Perhitungan 4d
24,47
22,99
19,68
Data yang dicurigai = 19,68
Data yang diambil = 47,46
2=23,73
Selisih dengan x = 24,47 – 23,73 = 0,74
= 22,99 – 23,73 = - 0,74
0,74 4d = 2,96
Selisih dengan x = 19,68- 23,73 = 4,05 > 4d (2,96)
Data yang diambil 24,47+22,99
2=23,73 %
Maka, berat kandungan Vit. C dalam tablet :
1,48
3,31
2024,8 mg100 %
x23,73=480 mg
Profil Spektrum yang diamati
Larutan Baku Vitamin C Murni Sampel Vitamin C
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum penetapan kadar Vitamin C secara spektrofotometri UV
sangat diperhatikan dalam pemilihan pelarut untuk sampel yang digunakan.
Pemilihan pelarut sangat penting artinya pelarut yang baik adalah pelarut yang
mampu melarutkan dengan mudah obat yang ditetapkan, demikian juga tidak
menyerap radiasi ultraviolet, di samping itu perlu dipikirkan kemampuan pelarut
untuk mempengaruhi panjang gelombang.
Penetapan kadar Vitamin C juga dibuat Larutan standar dengan maksud
untuk membuat kurva standar atau kurva kalibrasi sehingga nanti akan diperoleh
panjang gelombang maksimum dari larutan standar tersebut. Panjang gelombang
maksimum yang dipilih (263 nm), hal ini karena di sekitar panjang gelombang
maksimum tersebut, bentuk kurva serapan adalah datar sehingga hukum Lambert-
Beer akan terpenuhi dengan baik sehingga kesalahan yang ditimbulkan panjang
gelombang maksimum dapat diperkecil.
Pengamatan absorbansi pada panjang gelombang 263 nm dengan 3
konsentrasi dan ppm yang berbeda didapatkan nilai a = 1,7613, b = -0,0305, r = -
0,9256. Hal ini dikarenakan absorbansi 5 larutan baku yang didapat tidak bagus
sehingga yang digunakan hanya 3 larutan baku dan pada saat pengerjaan yang tidak
teliti.
Menurut FI IV, tablet asam askorbat mengandung asam askorbat C6H8O6,
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket. Pada pengamatan sampel didapatkan berat kandungan Vitamin C 480 mg
dimana berat sesungguhnya pada tablet Vitamin C adalah 500 mg jadi, hasil yang di
dapat masih memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia.
VII. KESIMPULAN
Dalam 1 tablet seharusnya mengandung 500 mg Vitamin C tetapi yang didapat
hanya 480 mg.
Hasil praktikum sebanyak 480 mg masih memenuhi syarat FI.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC, Official Methods of Analysis of The Association of Analytical
Chemists,Infra Red and ultraviolet Spectra Of Some Compounds Of Pharmaceutical
Interest,1975.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1979.
Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Jakarta.
Underwood,A.L dan R.A day, J.R. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.
Jakarta.