1.pdf

49
1 RS Technologies, a Division of PCB Load & Torque, Inc. 24350 Indoplex Circle, Farmington Hills, MI 48335 USA Toll-Free in the USA 888-684-2894 Fax:716-684-0987 Email:[email protected] www.pcbloadtorque.com ISO9001Certified A2LA Accredited to ISO17025 Engineering Fundamentals of Threaded Fastener Design and Analysis By Ralph S. Shoberg, P.E., Director of Technology, PCB Load & Torque, Inc.

Upload: ivan

Post on 25-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • EVALUASI SISTEM DRAINASE DI KAWASAN SEKITAR

    STADION TELADAN KOTA MEDAN M. Farqi Khair1, Ir. Terunajaya, M.Sc2

    1Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan

    Email : [email protected] 2Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU

    Medan

    Email : [email protected]

    ABSTRAK

    Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengevaluasi kondisi dari saluran drainase yang terdapat di daerah sekitar

    Stadion Teladan, apakah saluran drainase yang ada dapat berfungsi secara optimal dalam mengurangi genangan

    yang terjadi pada ruas jalan tersebut, sehingga dapat diketahui kondisi jaringan drainase di sekitar stadion.

    Analisa distribusi frekuensi hujan dilakukan dengan menggunakan metode analisa distribusi, yaitu Metode

    Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Log Pearson tipe III dan Metode Gumbel. Intensitas hujan dihitung

    dengan menggunakan persamaan Mononobe dan debit limpasan periodik dihitung menggunakan Metode Rasional. Kapasitas drainase dihitung menggunakan persamaan Manning, selanjutnya kapasitas drainase

    tersebut dievaluasi apakah mampu atau tidak menampung debit limpasan yang terjadi. Dari hasil evaluasi

    saluran dan jaringan drainase, diketahui bahwa penyebab banjir di depan stadion adalah tidak adanya saluran

    drainase yang seharusnya menampung air hujan, dan sedimentasi, serta sampah yang mengurangi kapasitas

    saluran lainnya. Seluruh saluran yang ditinjau memiliki luas wilayah sub drainase 2,43 Ha dengan panjang total saluran 898,1 meter kondisi baik.

    KATA KUNCI : Drainase eksisting, Saluran drainase, Kapasitas saluran

    ABSTRACT

    The purpose of this paper is to evaluate the condition of the drainage system of the region around the stadium

    example, if the existing drainage channels can function optimally in reducing the inundation that occurred on the

    road, so as to know the condition of the drainage network around the stadium. Analysis of rainfall frequency

    distribution is done using distribution analysis methods, namely Normally Distribution Method, Log Normal,

    Log Pearson tipe III, and Gumbel Method. Rainfall intensity is calculated using the equation Mononobe and

    periodic runoff discharge is calculated using the Rational Method. Drainage capacity is calculated using the

    Manning equation, then the drainage capacity is evaluated whether or not able to accommodate the runoff

    discharge occurs. From the results of the evaluation of drainage channels and networks, it is known that the cause of flooding in front of the stadium is the lack of drainage should rainwater harvesting, and sedimentation,

    and waste which reduces the capacity of other channels. And all channels to be reviewed has an area of sub 2,43

    Ha drainage channels with a total length of 898.1 meters good condition.

    KEYWORDS : Existing drainage, Drainage channels, Channels capacity

    1. PENDAHULUAN

    Sistem Drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau

    membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga tidak mengganggu aktifitas kawasan dan

    fungsi lahan tersebut. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah kondisi dari keadaan di kawasan seputaran Stadion Teladan kota Medan. Dipilihnya lokasi ini karena hampir setiap tahun pada musim penghujan air

    meluap dari saluran drainase, sehingga terjadi genangan air bahkan sering terjadi banjir yang mengganggu

    aktivitas masyarakat. Secara sekilas kondisi eksisting saluran drainase yang terdapat dilokasi studi memang kurang cukup memadai, sehingga akan dievaluasi apakah sistem drainase pada kawasan Stadion Teladan ini sudah memadai atau tidak. Mengingat betapa pentingnya kawasan stadion Teladan sebagai tempat fasilitator olahraga, taman, rekreasi, pedagang dan sebagainya. Oleh karena itu dalam kajian ini yang akan dibahas adalah

    kondisi dari saluran drainase yang terdapat diseputar stadion Teladan tersebut.

  • n

    i

    n

    n

    d

    n

    ddddd

    1

    1321 ....

    1.1 Curah Hujan Kawasan

    Data hujan yang diperoleh oleh suatu alat penakar hujan hanya merupakan hujan yang terjadi pada suatu tempat

    atau titik dimana alat penakar hujan ditempatkan (point rainfall). Kejadian hujan sangat bervariasi pada suatu

    area, terutama pada area pengamatan yang luas, satu titik pengamatan tidak mencukupi untuk dapat

    menggambarkan kejadian hujan pada wilayah tertentu.

    a. Cara Tinggi Rata-Rata (Arithmatic Mean) Cara mencari tinggi rata-rata curah hujan di dalam suatu daerah aliran dengan cara arithmatic mean

    merupakan salah satu cara yang sangat sederhana. Biasanya cara ini dipakai pada daerah yang datar

    dan banyak stasiun curah hujannya, dengan anggapan bahwa di daerah tersebut sifat curah hujannya

    adalah sama rata (uniform distribution). Tinggi rata-rata curah hujan didapatkan dengan mengambil

    nilai rata-rata pengukuran hujan di pos penakar hujan di dalam areal tersebut. Cara perhitungannya

    adalah sebagai berikut:

    .........(1)

    Dimana: d = tinggi curah hujan rata-rata (mm)

    d1, d2, d3,...dn = tinggi curah hujan di stasiun 1,2,3,...,n (mm)

    n = banyaknya stasiun penakar hujan

    Gambar 1. DAS dengan Tinggi rata-rata

    b. Metode Poligon Thiessen Cara ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis

    penghubung dua stasiun hujan. Dengan demikian tiap stasiun penakar Rn akan terletak pada suatu

    poligon tertentu An. Dengan menghitung perbandingan luas untuk setiap stasiun yang besarnya =A

    An ,

    dimana A adalah luas daerah penampungan atau jumlah luas seluruh areal yang dicari tinggi curah

    hujannya. Curah hujan rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan pada masing-masing penakar

    yang mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak

    lurus terhadap garis penghubung antara dua pos penakar. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

    A

    dAdAdAdAd nn

    ........332211

    =A

    dAii . ....(2)

    Keterangan:

    A = Luas areal (km2)

    d =Tinggi curah hujan rata- rata areal

    d1, d2, d3,...dn = Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3,...n

    A1, A2, A3,...An = Luas daerah pengaruh pos 1, 2, 3,...n

  • Gambar 2. DAS dengan Perhitungan Curah Hujan Poligon Thiessen.

    1.2 Distribusi Frekuensi Curah Hujan

    Beberapa metode perhitungan menggunakan persamaan berikut :

    a. Distribusi Gumbel

    Menurut Gumbel (1941) dalam buku Suripin (2004), persoalan tertua adalah berhubungan dengan nilai-nilai

    ekstrem datang dari persoalan banjir. Tujuan teori statistik nilai-nilai ekstrem adalah untuk menganalisis hasil

    pengamatan nilai-nilai ekstrem tersebut untuk memperkirakan nilai-nilai ekstrem berikutnya.

    Gumbel menggunakan teori nilai ekstrem untuk menunjukkan bahwa dalam deret nilai-nilai ekstrem X1, X2, X3,

    ......., Xn, dengan sampel-sampel yang sama besar, dan X merupakan variabel berdistribusi eksponensial, maka

    probabilitas kumulatifnya P, pada sebarang nilai di antara n buah nilai Xn akan lebih kecil dari nilai X tertentu

    (dengan waktu balik Tr), mendekati )(

    )(bxaeeXP

    ................................ (5)

    Jika diambil Y = a(X-b), maka dapat menjadi

    YeeXP)( ...................................... (6)

    Dengan ; e = bilangan alam = 2.7182818

    Y = reduced variate

    Jika diambil nilai logaritmanya dua kali berurutan dengan bilangan dasar e terhadap rumus (6) didapat

    )(lnln1 XPaba

    X ........................ (7)

    Waktu balik merupakan nilai rat-rat banyaknya tahun (karena Xn merupakan data debit maksimum dalam

    tahun), dengan suatu variate disamai atau dilampaui oleh suatu nilai, sebanyak satu kali. Jika interval antara 2

    buah pengamatan konstan, maka waktu baliknya dapat dinyatakan sebagai berikut :

    )(1

    1)(

    XPXTr

    ................................... (8)

    Ahli-ahli teknik sangat berkepentingan dengan persoalan-persoalan pengendalian banjir sehingga lebih

    mementingkan waktu balik Tr(X) dari pada probabilitas P(X), untuk itu rumus (7) diubah menjadi :

    )(

    1)(lnln

    1

    XT

    XT

    abX

    r

    rrr

    .................. (9)

    Atau

    )(

    1)(lnln

    XT

    XTY

    r

    rr

    .............................. (10)

    Chow menyarankan agar variate X yang menggambarkan deret hidrologi acak dapat dinyatakan dengan rumus

    berikut ini

    KX . ........................ (11)

    Dengan = Nilai tengah (mean) populasi

    = Standard deviasi populasi K = Factor frekuensi

  • Rumus (12) dapat diketahui dengan

    sKXX ................................. (12)

    Dengan X = nilai tengah sampel s = Standard deviasi sampel

    Faktor frekwensi K untuk nilai-nilai ekstrim Gumbel ditulis dengan rumus berikut ini :

    n

    sT

    S

    YYK

    .................................................. (13)

    rrT TTY /)1(lnln ..............................(14)

    Dengan YT = Reduced variate

    Y n = Reduced mean yang tergantung dari besarnya sampel n

    Sn =Reduced Standard deviation yang tergantung dari besarnya sampel n

    Tr = periode ulang (return period).

    b. Distribusi Log Pearson Type III

    Parameter-parameter statistic yang diperlukan oleh distribusi Pearson Type III adalah:

    Nilai tengah Standard deviasi Koefisien skewness

    Untuk menghitung banjir perencanaan dalam praktek, the Hydrology Committee of the Water Resources

    Council, USA, menganjurkan, pertama kali mentransformasikan data ke nilai-nilai logaritma kemudian

    menghitung parameter-parameter statistiknya. Karena transformasi tersebut, maka cara ini disebut log Pearson

    type III.

    Dalam pemakaian Log Pearson Type III, kita harus mengkonversi rangkaian datanya menjadi logaritma.

    Rumus untuk metode Log Pearson :

    Log Xr= n

    LogXn

    i

    i1 .........................................(15)

    Dengan: Xr = nilai rerata curah hujan

    Xi = curah hujan ke-I (mm)

    n = banyaknya data pengamatan

    Sx =1

    )(1

    2

    n

    LogXLogXn

    i

    ri.................... (16)

    dengan: Sx = Standard deviasi

    Nilai XT bagi setiap probabilitas dihitung dari persamaan yang telah dimodifikasikan :

    Log XT = log Xr + K. log Sx ..............................(17)

    dengan :

    XT = besarnya curah hujan rancangan untuk periode ulang pada T tahun

    K = faktor freluensi yang merupakan fungsi dari periode ulang dan tipe distribusi frekuensi.

    c. Distribusi Normal

    Untuk analisis frekuensi curah hujan menggunakan metode distribusi Normal, dengan persamaan sebagai

    berikut :

    = + . ..........................................(18)

    Dengan :

    XT = Variate yang diekstrapolasikan, yaitu besarnya curah hujan rencana untuk periode ulang T tahun.

  • = Harga rata rata dari data = 1

    Sx = Standard Deviasi

    = ( )

    2

    1.......................(19)

    K = Variabel reduksi Gauss

    1.3 Uji Kesesuaian Pemilihan Distribusi

    Untuk mengetahui apakah pemilihan distribusi yang digunakan dalam perhitungan curah hujan

    rancangan diterima atau ditolak, maka perlu dilakukan uji kesesuaian distribusi. Uji ini digunakan untuk

    menguji simpangan secara vertikal apakah distribusi pengamatan dapat diterima secara teoritis. Uji Chi-

    Square menguji penyimpangan distribusi data pengamatan dengan mengukur secara metematis kedekatan antara

    data pengamatan dan seluruh bagian garis persamaan distribusi teoritisnya. Uji Chi-Square dapat diturunkan

    menjadi persamaan sebagai berikut (Suripin, 2004):

    ...............(20)

    Dengan :

    X2 = Chi-Square.

    Ef = frekuensi (banyaknya pengamatan) yang diharapkan

    Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama.

    Nilai X2 yang terhitung ini harus lebih kecil dari harga X2cr (yang didapat dari tabel Chi-Square).

    Derajat kebebasan ini secara umum dapat dihitung dengan :

    DK = K (P+1).......................................... (21)

    Dengan :

    DK = derajat kebebasan.

    K = banyaknya kelas.

    P = banyaknya keterikatan atau sama dengan banyaknya parameter, yang untuk sebaran Chi-

    Square adalah sama dengan 2 (dua).

    Berdasarkan literatur di atas, pada uji Chi-Square menguji penyimpangan distribusi data pengamatan

    dengan mengukur secara metematis kedekatan antara data pengamatan dan seluruh bagian garis persamaan

    distribusi teoritisnya dengan niliai X2cr. Nilai X2

    cr untuk uji Chi Square dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

    1.4 Intensitas Curah Hujan Rencana Intensitas hujan didefinisikan sebagai tinggi curah hujan persatuan waktu.

    Jika data hujan jam-jaman tidak ter-sedia, maka pola distribusi hujan jam-jaman dapat dilakukan dengan

    menggu-nakan pendekatan sebaran dan nisbah hujan jam-jaman dengan menggunakan Rumus Mononobe

    sebagai berikut :

    I = (t

    R24 ) x (

    cT

    T )2/3 ..................................(22)

    Dengan : I = intensitas hujan rata-rata dalam t jam (mm/jam)

    R24 = curah hujan efektif dalam satu hari (mm);

    t = lama waktu hujan (jam);

    T = waktu mulai hujan (jam);

    Tc = waktu konsentrasi hujan (jam).

    77,0

    0195,0

    s

    LT sc menit ..............(23)

    dengan L = panjang saluran (m); S = kemiringan rerata saluran.

  • 1.5 Debit Air Hujan

    Metode yang digunakan untuk menghitung debit air hujan pada saluran-saluran drainase dalam studi ini

    adalah metode rasional USSCS (1973). Rumus ini banyak digunakan untuk sungai-sungai biasa dengan daerah

    pengaliran yang luas dan juga untuk perencanaan drainase daerah pengaliran yang sempit.Pada 1889, Kuichling

    (USA) memperkenalkan bentuk umum persamaan metrik sebagai berikut (Subarkah, 1980) :

    Qah = I(jam

    mm ).A(km2)

    = (

    s

    m

    3600

    10 3 )(1000000m2)

    = 0,2778 m3/det

    Qah = 0,2778 C I A.................................................................. (24)

    Dimana: Q = debit banjir rencana (m3/det),

    C = koefisien run off,

    I =intensitas hujan untuk waktu konstan (mm/jam) A = luas catchment area (km2).

    1.6 Kapasitas Saluran

    Kapasitas rencana dari setiap komponen sistem drainase dihitung berdasarkan rumus Manning:

    Q sal= Vsal x Asal ........................................(25)

    Vsal = n

    1 R2/3 S1/2 .........................................(26)

    Qsal = n

    1 .R2/3 S1/2.Asal ..................................................(27)

    Dimana:Vsal = kecepatan aliran rata- rata dalam saluran (m/det),

    Qsal= debit aliran dalam saluran (m3/det),

    n = koefisien kekasaran Manning,

    R = jari jari hidraulik (m), R = P

    A , dimana:

    Asal =luas penampang saluran (m2)

    P = keliling basah (m).

    2. METODOLOGI

    Kecamatan Medan Area mempunyai jumlah penduduk 82.982 jiwa. Untuk mencapai lokasi Kecamatan Medan

    Kota sangat mudah, karena Kecamatan Medan Kota terletak dipinggiran jalan Lintas. Biasanya untuk mencapai

    lokasi Kecamatan Medan Kota dapat menggunakan kendaraan roda empat, sebagian juga menggunakan roda

    dua.

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di kawasan Stadion Teladan Kota Medan.

    2.1 Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan dari stasiun pencatat curah hujan di

    wilayah DAS Deli (tahun 2002 sampai dengan tahun 2011), peta topografi sekitar Stadion Teladan, peta jaringan drainase Stadion Teladan, komputer dan alat tulis lainnya, serta rol meter.

    2.2 Pengumpulan Data

    Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari buku, laporan proyek atau literatur lain yang

    berhubungan dengan judul yang dibahas dan mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai referensi.

    a. Data Primer

  • Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data drainase eksisting di beberapa tempat. Data

    geometri saluran merupakan hasil pengukuran secara langsung di lapangan dengan menggunakan roll meter

    yaitu lebar, tinggi, dan beda tinggi dasar saluran (slope).

    b. Data Sekunder

    Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pengambilan data sekunder adalah pengumpulan semua data yang

    akan digunakan dalam analisis data dari berbagai instansi di Kota Medan (data curah hujan, data sistem jaringan drainase alami, data tentang elevasi tanah/topografi Stadion Teladan).

    2.3 Metode Analisis dan Pengolahan Data

    Dari data-data yang didapatkan akan dilakukan beberapa analisis data untuk perencanaan drainase wilayah yaitu

    dari segi hidrologi dan hidraulika.

    2.4 Analisis Hidrologi

    Maksud dan tujuan dari analisis hidrologi ini adalah untuk menyajikan data-data dalam analisis hidrologi, serta

    parameter-parameter dasar perencanaan yang dipakai dalam mendesain penampang sungai Besar. Hal ini

    nantinya akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan fisik konstruksi.

    Adapun sasaran analisis ini antara lain:

    Mengetahui besarnya curah hujan rancangan di lokasi tinjauan studi. Melakukan perkiraan debit rencana pada kala ulang 5 tahun, yang mempunyai makna kemungkinan banjir

    maksimum tersebut disamai atau dilampaui 1 kali dalam 5 tahun atau 2 kali dalam 10 tahun atau 20 kali

    dalam 100 tahun. Penetapan debit banjir maksimum periode ulang 5 tahun ini berdasarkan pertimbangan :

    1. Resiko akibat genangan yang ditimbulkan oleh hujan relatif kecil dibandingkan dengan banjir yang ditimbulkan meluapnya sebuah sungai

    2. Luas lahan di perkotaan relatif terbatas apabila ingin direncanakan saluran yang melayani debit banjir maksimum periode ulang lebih besar dari 5 tahun

    3. Daerah perkotaan mengalami perubahan dalam periode tertentu sehingga mengakibatkan perubahan pada saluran drainase.

    2.5 Analisis Sistem Drainase Metode analisis yang digunakan adalah metode Analisa Frekuensi. Metode ini menganalisa empat jenis

    distribusi yaitu distribusi Normal, distribusi Log Normal, distribusi Log Person III dan distribusi Gumbel. Untuk

    menentukan Intensitas curah hujan ada beberapa rumus yaitu, rumus Sherman, rumus Ishiguro, dan rumus

    Mononobe. Debit rencana dihitung berdasarkan metode Rasional kemudian dilakukan evaluasi penampang

    saluran.

    Analisis sistem drainase dimaksudkan untuk mengetahui kapasitas saluran terhadap debit banjir dengan suatu

    kala ulang tertentu. Dalam kaitannya dengan pekerjaan ini, analisis drainase digunakan untuk mengetahui profil

    muka air pada jaringan drainase yang direncanakan.

    Secara keseluruhan pengerjaan dapat dilihat pada diagram alir berikut:

  • Gambar 3. Bagan Alir Pengerjaan

  • 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dari proses evaluasi yang telah dilakukan, didapat bahwa:

    1. Diperlukan adanya penambahan saluran 2. Tingkat sedimentasi dan sampah yang tinggi 3. Daerah genangan air hujan, di kawasan sekitar Stadion Teladan memiliki daerah genangan pada lokasi

    disebabkan saluran penghubung ke saluran drainase terhambat sampah.

    Semua indikator di atas perlu di evaluasi kinerjanya, dan melakukan monitoring guna terpenuhinya biaya OP

    dari masyarakat di sekitar Stadion Teladan yang membayar iuran dan anggaran pemerintah. Sehingga

    organisasi yang menangani EM ini dengan personil yang memiliki kemampuan teknis dan partisipasi

    masyarakat Kelurahan Teladan Barat untuk menciptakan lingkungan yang berkualitas dan sehat. Berikut

    perbandingan kapasitas saluran dengan debit yang direncanakan.

    Tabel 2.1 Debit Saluran Eksisting di Kawasan Sekitar Stadion Teladan

    Tabel 2.2 Debit Rencana Total 5 Tahun (Q 5thn) di Kawasan Sekitar Stadion Teladan

  • Perhitungan desain untuk saluran baru :

    Qr = Qah +Qak Qah = 0,2778 C I A

    C = 0,4

    I5 = 86,08 mm/jam

    A = 0,06015 km2 Qah = 0,2778.0,4.86,08.0,06015

    = 0,575 m3/s

    Qak = 0,0001 m3/s

    Maka, Qr = 0,575 + 0,0001 = 0,5751 m3/s

    Saluran direncanakan berbentuk trapesium.

    Qr = 1

    (R)2/3 S1/2 A

    0,5751 = 1

    0.022 (0,5h)2/3 (0.0016)1/2 (h23)

    0,5751 = 1,984 h8/3

    h = 0,6 m

    b = 2/3h3 = 0,7 m

    4. KESIMPULAN

    Akhir dari penulisan tugas akhir yang berjudul Evaluasi Sistem Drainase di kawasan sekitar Stadion Teladan

    Kelurahan Teladan Barat Kota Medan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    1. Tidak adanya saluran di depan stadion, menyebabkan banjir pada kawasan sekitar stadion Teladan.

    2. Kapasitas saluran yang kurang optimal akibat sedimentasi, sampah, rumput dan lain sebagainya dapat

    dibersihkan dengan mengadakan pembersihan oleh pemerintah setempat dan masyarakat .

    3. Penambahan 1 (satu) saluran baru, dimana debit rencana = 0,5751 m3/det., saluran berbentuk trapesium,

    dengan dimensi saluran : b = 0,7 m dan h = 0,6 m, mengarah ke bagian kiri stadion, dengan total panjang saluran adalah 198 meter.

    4. Ada sebanyak 7(tujuh) saluran yang terpenuhi sampah, dan 1 (satu) saluran yang dipenuhi sedimentasi

    sehingga dapat menyebabkan terjadinya genangan akibat drainase kelebihan kapasitas dari debit total

    saluran.

    5. Seluruh saluran yang ditinjau memiliki luas wilayah sub drainase 2.43 Ha dengan panjang total saluran 898.1

    meter kondisi baik.

    5. SARAN

    1. Hasil penelitian tugas akhir ini dapat diharapkan menjadi masukan yang berguna dalam proses pengambilan

    keputusan untuk kepentingan perencanaan sistem saluran drainase yang berkelanjutan khususnya pada

    kawasan sekitar Stadion Teladan Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota Kota Medan.

    2. Jika permasalahan drainase tidak biasa terjadi, seperti meluapnya sungai akibat intensitas hujan terlalu tinggi

    atau faktor alam yang tidak terduga, maka dapat dipertimbangkan untuk menggunakan sistem Polder.

    3.Sangat diperlukannya operation and maintenance (OP) dan Evaluation and Monitoring (EM) dengan

    komitmen bersama seluruh stakeholder untuk mewujudkan good goverment.

    DAFTAR PUSTAKA

    CD Soemarto, 1997, Hidrologi Teknik, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.

    Hasmar, Halim, 2011, Drainasi Terapan, Penerbit UII Press, Yogyakarta.

    Dirjend. Pengairan Dept. Pekerjaan Umum, 1986, Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian

    Saluran (KP-03), CV. Galang Persada. Bandung.

    Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data, Penerbit Nova.

    Subarkah, Iman, 1980, Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Penerbit Idea Dharma, Bandung.

    Sunggono, 1995, Buku Teknik Sipil, Penarbit Nova, Bandung. Suripin, 2004, Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

    Triatmodjo, Bambang, 2006, Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta.

    Ven Te Chow, 1997, Hidrolika Saluran Terbuka, Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Wesli, 2008, Drainase Perkotaan, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

    http://www.pemkomedan.go.id/mdnkot.php