178242700-tugas-steril
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulisan makalah mata kuliah steril ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan makalah ini tidaklah sedikit hambatan dan kesulitan yang
dihadapi oleh penulis. Namun berkat usaha, doa, semangat, bantuan dan bimbingan serta
dorongan dari semua pihak, terutama ridho Allah SWT, akhirnya makalah ini dapat
penulis selesaikan dengan judul “ Cara Pembuatan Obat Yang Baik Untuk Produk
Steril”.
Seperti pepatah mengatakan, “Tiada Gading yang tak Retak”, tiada
kesempurnaan atas pekerjaan manusia. Pepatah tersebut sangatlah tepat ditujukan kepada
penulis. Makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu dengan segala
kerendahan hati, penulis meminta maaf bila di dalamnya banyak sekali terdapat
kesalahan serta kekurangannya, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun
sangatlah diharapkan demi kemajuan ilmu kefarmasian di masa yang akan datang.
Bandung, Januari 2010
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
• Steril adalah adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup,
baik yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun patogen / non patogen (tidak
menimbulkan penyakit), baik dalam bentuk vegetative (tidak menimbulkan
penyakit), baik dalam bentuk vegetative (siap untuk berkembang biak) maupun
dalam bentuk spora dalam keadaan statis, tidak dapat berkembang biak, tetapi
melindungi diri dari dengan lapisan pelindung yang kuat.
• Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang atau benda menjadi steril.
• Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh
mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba, digunakan alat dan medium
yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan alat atau bahan-
bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba.
1.2 Cara Sterilisasi
• Cara Sterilisasi Menurut FI ed III
1. Cara A (pemanasan secara basah : otoklaf pada suhu 115o - 116o selama 30
menit dengan uap air panas).
2. Cara B (dengan penambahan bakterisida)
3. Cara C (dengan penyaringan bakteri steril)
4. Cara C (pemanasan secara kering, oven pada suhu 150o selama 1 jam dengan
udara panas)
5. Cara aseptic (mancegah dan menghindari lingkungan dari cemaran baketri
seminimal mungkin).
• Cara- Cara Sterilisasi
1. Dengan pemanasan secara kering
2. Dengan pemanasan secara basah
3. Dengan penambahan zat-zat tertentu
4. Dengan cara penyinaran
5. Dengan memakai penyaring bakteri steril
6. Dengan cara aseptic
Pemilihan cara sterilisasi harus mempertimbangkan beberapa hal seperti berikut 1. Stabilitas : sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat, struktur bahan obat tidak
boleh mengalami perubahan setelah proses sterilisasi.
2. Efektifitas : cara steriliasi yang dipilih akan memberikan hasil maksimal
dengan proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.
3. Waktu : lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis zat, sifat zat
dan kecepata tercapainya suhu penyeterilan yang merata.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Steril
Steril dapat merujuk pada:Keadaan atau pun sesuatu yang suci hama atau bebas
hama. Istilah ini awalnya dipakai dalam ilmu kesehatan untuk merujuk keadaan suci
hama yang diperlukan bagi pengobatan atau operasi misalnya.
Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan
alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan
steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam
bentuk vegetatip walaupun bentuk nonvegetatip (spora).
2.2 Produk steril
Produk steril hendaklah dibuat dengan pengawasan khusus dan memperhatikan
hal-hal terinci dengan tujuan untuk menghilangkan pencemaran mikroba dan partikel
lain. Hal ini banyak tergantung pada keterampilan, latihan dan sikap dari orang yang
terlibat. Dibandingkan dengan pembuatan obat jenis lain pembuatan obat steril
memerlukan perhatian yang lebih besar. Pengawasan dalam proses dalam pembuatan
produk steril merupakan hal yang sangat penting
Menurut cara produksi, produk steril dapat digolongkan dalam dua kategori utama
yaitu yang harus diproses dengan cara aseptic pada semua tahap dan yang disterilkan
dalam wadah akhire yang disebut juga sterilisasi akhir. Bila mungkin produk steril
hendaklah disterilisasi akhir.
Semua produk steril hendaklah dibuat pada kondisi yang terkendali dan dipantau
dengan teliti. Pelaksanaan proses akhir atau pengujian akhir tidak dapat dijadikan sebagai
satu-satunya andalan untuk menjamin mutu produk akhir dalam hal kandungan mikroba
dan partikel.
Untuk mendapat keyakinan terhadap sterilisasi produk steril yang dibuat secara
aseptis tanpa sterlisasi akhir diperlukan tindakan khusus.
Untuk membuat produk steril diperlukan suatu ruangan tetpisah yang khusus
dirancang. Memasuki ruangan ini hendaklah melalui suatu ruang penyangga udara atau
jalan terusan lain yang sesuai. Ruangan hendaklah selalu bebas debu dan dialiri udara
yang melewati saringan bakteri. Tekanan udara dalam ruangan hendaklah lebih tingi dari
ruangan disebelah. Saringan yang digunakan ini hendaklah diperiksa pada waktu
pemasangan dan secara berkala. Semua permukaan dalam daerah pengolahan hendaklah
dirancang dengan tepat sehingga memudahkan kebersihan dan pembasmihamaan.
Penghitungan rutin mikroba dalam ruangan hendaklah dilakukan sebelum edan selama
proses pengolahan. Hasil; perhitungan hendaklah dibandingkan dengan standar yang
telah ditetapkan. Data perhitungan mikroba hendaklah didokumentasikan.
Pembuatan produk steril memerlukan tiga kualitas ruangan yang berbeda :
1) Ruangan ganti pakaian dimana di satu daerah pakaian kerja pabrik ditanggalkan
dan di daerah sebelahnya yang bersih pakaian pelindung steril dikenakan.
2) Ruang bersih yang digunakan untuk kegiatan bersih anmun tidak harus kegiatan
steril. Ruang ini digunakan juga unutk persiapan komponen dan pembuatan
larutan. Produkl akan disterilisasi akhir dapat diproses di ruang ini. Ruang ini
dalam pedoman disebut ruang kelas III, tidak boleh mengandung lebih dari
3.500.000 partikel berukuran 0,5 mikron atau lebih, 20.000 partikel berukuran 5
mikron tau lebih, serta tidak lebih dari 500 mikroba viable setiap meter kubik
udara.
3) Ruang steril digunakan untuk kegiatan steril. Petugas masuk ke ruang ini
melalui suatu ruang penyangga udara atau cara lain yang sesuai. Ruang ini,
dalam pedoman disebut ruang kelas II, tidak boleh mengandung lebih dari
350.000 partikel berukuran 0,5 mikron atau lebih, 2000 partikel berukuran 5
mikron atau lebih, serta tidak lebih dari 100 mikroba viable setiap meter kubik
udara.Setiap meter kubik udara di bawah aliran udara laminar dalam ruang steril
tidak boleh mengandung lebih dari 3500 partikel berukuran 0,5 mikron atau
lebih dan tidak boleh mengandung partikel berukuran 5 mikron atau lebih serta
kandungan mikroba viable harus kurang dari satu. Dalam pedoman daerah
dibawah aliran udara laminar disebut raung kelas I.
Penting diperhatikan bahwa kontaminasi mikroba di ruangan bersih dan ruang
steril tidak melebihi nilai batas yang ditentukan. Daerah ini hendaklah dipantau terhadap
kontaminasi mikroba
2.3 Personalia
Karyawan yang bekerja khusus di daerah bersih dan daerah steril hendaklah
dipilih dengan seksama untuk memastikan bahwa mereka dapat diandalkan untuk bekerja
dengan penuh disiplin serta tidak menderita suatu penyakit atau memiliki kondisi
kesehatan yang dapat menimbulkan pencemaran mikrobiologi terhadap produk.
Standar yang tinggi dari hygiene dan kebersihan perorang adalah suatu hal yang
esensial. Karyawan yang hendaklah diinstruksikan untuk melaporkan setiap kondisi
kesehatan ( misalnya diare, batuk, influenza, infeksi kulit atau rambut, luka dll. Yang
dapat menyebabkan penyebaran mikroba yang tidak normal jumlah dan jenisnya. Di
samping itu perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkal.
Bila sedang ada kegiatan hanya karyawan dalam jumlah terbatas dan yang
diperlukan yang boleh berada di daerah bersih dan steril. Pemeriksaan dan pengawasanj
yang dilakukan sedapat mungkin dilaksanakan dari luar.
Semua karyawan termasuk dari bagian pemeliharaan yang akan bekerja di daerah
bersih atau daerah steril, hendaklah mendapat pelatihan dalm bidang yang berkaitan
dengan pembuatan produk steril termasuk hygiene dan dasar mikrobiologi.
2.4 Pakaian
Karyawan yang memasuki daerah bersih atau daerah steril hendaklah mengganti
pakaiannya dengan pakaian khusus termasuk penutup kepala dan penutup kaki. Pakaian
ini tidak boleh melepaskan serat atau partikel dan hendaklah mampu menahan partikel
yang dilepaskan oleh tubuh. Pakaian ini hendaklah enak dipakai dan agak longgar untuk
mencegah gesekan. Pakaian ini hanya boleh dipakai didaerah bersih dan steril sesuai
dengan peruntukanya.
Di daerah steril karyawan hendaklah memakai pakaian steril model terusan
ataupun model celana baju yang dapat disatukan dengan bagian leher, yang diikat di
pergelangan tangan dan kaki. Penutup kepala hendaklah menutup seluruh rambut dan
janggut dan selipkan kedalam penutup kaki. Pakaian sterilhendaklah selalu dipakai tiap
kali memasuki ruangan steril. Sarung tangan plastic atau karet yang dipakai hendaklah
bebas serbuk. Ujung lengan baju diselipkan ke dalam sarung tangan. Penutup muka yang
digunakan hendaklah yang tidak melepaskan serat, dapat mencegah pencemaran yang
berasal dari wajah dan enak dipakai. Setiap kali meninggalkan daerah steril pentup muka
ditanggalkan.
Pakaian yang dipakai dar rumah tidak boleh dibawa masuk ke dalam kamar ganti
pakaian yang berhubungan lansung dengan daerah bersih atau steril. Karyawan yang
masuk ke kamar ganti pakaian hendaklah sudah memakai pakaian kerja sandar. Cara
berpakaian dan cara pencucian anggota badan hendaklah mengikuti prosedur tertulis.
Arloji, perhiasan dan kosmetik tidak boleh dipakai dalam daerah bersih dan steril.
Pakaian untuk daerah bersih dan steril hendaklah dicuci, disetrika, disterilkan dan
ditangani dengan tepat sehingga tidak terkena cemaran. Fasilitas pencucian hendaklah
terpisah.
2.5 Bangunan
Produk steril diolah diruangan produksi yang dirancang bangunan dengan
dikonstruksi secara khusus terpisah daerah produksi lain. Daerah untuk masing-masing
jenis pekerjaan yang berbeda seperti penyiapan larutan, pengisian larutan dan sterilisasi
hendaklah terpisah.
Ruangan-ruangan pengolahan hendaklah dialiri udara bertekanan positif secara
efektif melalui saringan memilki efisiensi yang digunakan. Aliran udra ini hendaklah
sekitarnya dan juga di antara ruangan atau daerah kegiatan yang berbeda.
Produk non-steril tidak boleh diolah berama produk steril di daerah yang sama
dan pada saat yang sama. Jika ruang steril digunkan untuk pengolahan produk non-steril
maka sebelum digunakan untuk pembuatan produk steril ruangan tersebut hendaklah
didesinfektan dengan cara yang tepat dan dialiri udara tersaring serta diverifikais
terhadap persyaratan ruang steril.
Permukaan dinding, lantai dan langit-langit hendaklah licin, kedap air dan tidak
retak untuk mengurangi penyebaran atau penumpukan partikel dan untuk memungkinkan
penggunaaan bahan pembersih dan bahan desinfektan berulang kali.
Untuk mengurangi penumpukan debu serta memudahkan nebersihan, tidak boleh
ada bagian tersembunyi dan sukar dibersihkan. Sudut yang menonjol, rak, lemari,
peralatan yang dapat bergerak maupun tidak bergerak hendaklah sesedikitt mungkin.
Langit-langit hendaklah ditutup rapat dengan selanyaknya untuk mencegah pencemaran
dari ruang atas
Pipa dan saluran hendaklah dipasang dengan tepat sehingga tidak ada bagian
tersembunyi yang sukar dibersihkan. Pipa dan saluran tersebut sedapat mungkin
dibenarkan kedalam dinding yang dilaluinya.
Saluran pembuangan hendaklah dihindarkan didaerah steril kecuali bila sangat
diperlukan Bak cuci didaerah steril hendaklah ditiadakan. Semua bak cuci yang dipasang
didaerah bersih hendaklah terbuat dari bahan baja tahan karat tanpa perlengkapan dan
mencegah air untuk meluap dan medapat pasokan air yang memiliki kualitas layak
Suhu ruangan dan kelembapan hendaklah dijaga pada tidak menyebabkan karyawan
berkeringat secaa berlebihan dalam pakaian kerjanya.
Jalan masuk untuk petugas ke daerah steril dan bersih hanya dapat melalui kamar
ganti pakaian dimana pakaian kerja pabrik yang dikenakan diganti dengan pakaian
pelindung khusus.
Ruangan ganti pakaian hanya digunakan untuk petugas dan tidak boleh dipakai
untuk lalu lintas bahan, wadah, dan peralatan. Ruang antara atau ruang penyangga udara
untuk lalu lintas bahan peralatan dan barang lain ke daerah bersih dan steril diatur dengan
tepat sehingga hanya satu pintu pada satu sisi saja yang dapat dibuka pada suatu saat.
Pintu sorong hendaklah karena gighi sorong sulit dibersihkan Sistem mekanik atau
elektronik untuk komunikasi lisan dari dan ke daerah steril hendaklah dirancang dan
pasang dengan tepat sehingga mudah dibersihkan dan didesinfeksi secara efektif.
Daerah bersih dan daerah steril tidak boleh digunakan untuk melaksanakan
pengujian sterilitas atau pengujian mikrobiologi lain.
2.6 Kebersihan dan Higiene
Daerah bersih, daerah steril dan daerah lain yang berkaitan hendaklah sering
dibersihkan dengan cermat sesuai program tertulis. Bila pembersihan dilakukan dengan
menggunakan desinfektan hendaklah jenisnya ditukar secara bergilir untuk mencegah
timbulnya mikroba yang resisten.
Desinfektan dan bahan deterjen yang digunakan hendaklah dipantau terhadap
pencemaran mikroba. Hasil pengenceran hendaklah ditempatkan dalam wadah yang telah
dicuci bersih dan tidak boleh disimpan kecuali telah disterilkan. Wadah yang sudah
sebagian kosong tidak boleh diisi kembali.
Daerah hasil dan daerah steril hendaklah sering dipantau secara mikrobiologi
dengan cara pemaparan cawan Petri, cara apus pada permukaan benda, pengambilan
contoh dari udara atau cara lain yang sesuai. Pemantauan hendaklah dilaksanakan
seketika proses produksi sedang berlangsung. Catatan tentang hasil pemantauan tentang
hasil pemantauan hendaklah didokumentasikan dan tindakan perbaikan dilakukan segera
setelah terdapat penyimpangan yang berarti.
2.7 Peralatan
Peralatan hendaklah dirancang dan dipasang dengan tepat sehingga mudah
dibersihkan, didesinfeksi atau disterilkan sesuai kebutuhan.
Colokan listrik dan perlengkapan layanan hendaklah dirancang dan ditempatkan
dengan tepat sehingga petugas yang melakukan perawatan dan perbaaikan sejauh
mungkin tidak perlu masuk kedaerah bersih atau daerah steril.
Alat pencatat hendaklah dikalibrasi dengan seksama pada saat pemasangan
kemudian diperiksa setiap selang waktu tertentu.
Validasi terhadap hasil pemasangan, pemeliharaaan berkala serta pemeriksaan
terhadap kemampuan peralatan yang kritis seperti sterilisator, system saringan udara dan
alat penyulingan adalah sangat penting. Hasil validasi hendaklah didokumentasikan.
2.8 Pengolahan
Bahan awal tidak boleh mengandung mikroba atau pirogen dalm kadar yang
berarti. Perhatian khusus hendaklah diberikan pada bahan awal yang digunakan untuk
sediaan awal parenteral yang bervolume besar. Spesifikasi bahan awal hendaklah
mengandung persyaratan pemantauan kandungan mikroba. Jika perlu disertai dengan
batas tertentu.
Hendaklah dilakukan tindakan untuk mencegah pencemaran produk oleh mikroba
pada semua hal pengolahan baik sebelum maupun sesudah sterilisasi.
Untuk mencegah penyebaran partikel dan mikroba berlebihan kegiatan didaerah
bersih dan steril dibatasi sesedikit mungkin demikian pula dengan gerakan petugas.
Wadah dan bahan yang dapat melepaskan partikel atau serat tang dibawa ke
daerah bersih dan steril.
Setelah pembersihan terakhir, wadah dan komponen lainya hendaklah ditangani
dengan tepat umtuk mencegah pencemaran kembali. Pembilasan terakhir hendaklah
dilakukan air suling atau air dengan kualitas yang sesuai.
Jarak waktu antara mulainya pencucian dan sterilisasi peralatan, wadah dan
komponen lain hendaklah sesingkat mungkin.
Jarak waktu antara sterilisasi peralatan, wadah dan komponen laindengan waktu
penggunaanya dalam proses aseptic hendaklah sesingkat mungkin.
Jarak antara mulainya pembuatan larutan dan sterilisasi hendaklah sesingkat
mungkin dengan batas waktu tertentu yang ditentukan.
Sumber air, peralatan pengolahan air dan air olahan hendaklah dipantau secara
teratur terhadap pencemaran kimiawi dan mikroba dan jika perlu terhadap endotoksin
atau pirogen.
Instalasi pengolahan air hendaklah dirancang, dikostruksi, dan dirawat dengan
tepat untuk menjamin agar air yang dihasilkan memenuhi kualitas yang ditentukan. Alat
pengolah air tidak boleh dioprasikan melebihi kapasitas yang dirancang. Pengolahan,
penyimpanan, dan distribusi air hendaklah tepat sehingga pertumbuhan mikroba dapat
dicegah.
Untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang mengakibatkan timbulnya zat
pirogen, air suling yang akan digunakan untuk pengolahan tidak boleh dibiarkan lebih
dari 24 jam kecuali dikatakan lain misalnya disimpan pada suhu sekurang-kurangnya 700
C. Bilamana air dan larutan disimpan didalam wadah yang tertutup rapat semua katup
pengamanan hendaklah dilindungi dengan saringan bakteri yang hidropobik Barang yang
digunakan didaerah steril dan memerlukan sterilisasi hendaklah disterilkan dan
dimasukkan melalui unit sterilisator dua pintu atau cara lain yang dapat memberikan hasil
yang sama.
Efektivitas prosedur aseptic hendaklah dipalidasi bila suatu proses aseptic baru
diperkenalkan dan dilanjutkan serala berkala. Validasi juga dilakuikan bila ada perubahan
yang berarti dalam proses atau peralatan atau bilamana para petugas sedang dilatih.
2.9 STERILISASI
Sterilisasi dapat dilakukan dengan sterilisasi sara panas ( dengan pemanasan
basah dan pemanasan kering ) dengan gas etilen oksida, dengan penyaringan yang
dilanjutkan dengan pengisian secara aseptik ke dalam wadah akhir yang steril, atau
dengan cara radiasi pengionan. Tiap cara sterilisasi mempunyai keterbatasan dan
digunakan untuk penerapan tertentu. Sterilisasi cara panas merupakan pilihan utama.
Bilamana indicator biologi digunakan, perlu dilakukan pengamanan yang ketat
untuk mencegah pencemaran mikroba dan indicator tersebut.
Diperlukan cara yang jelas untuk membedakan produk yang telah dan belum
disterilkan. Semua keranjang, baki dan wadah untuk produk atau komponen lain
hendaklah diberi label yang jelas yang mencantumkan nama, nomor, bets dan tanda
apakah sudah disterilkan atau belum
1) Sterilisasi Cara Panas Basah
Semua siklus sterilisasi cara panas hendaklah dicatat pada suatu grafik suhu-
waktu dengan otomatis lain yang sesuai. Catat suhu-waktu hendaklah merupakan bagian
dari catatan bets. Indicator kimia dan biologi dapat digunakan sebagai tambahan tetapi
tidak menggantikan peran pengawasan fisik.
Pada peride pendinginan setelah mencapai fase suhu tertinggi hendaklah dicegah
kemungkinan kontaminasi terhadap muatan yang sudah steril oleh udara tidak steril yang
masuk ke otoklaf pada saat pendinginan tersebut berlangsung.
Cara ini baik untuk larutan pada bahan yang dapat dibasahi oleh air, bahan jenis
lain hendaklah dilakukan dengan cara lain.
Sterilisasi panas basah dicapai dengan menggunakan uap air jenuh yang
bertekanan dalam rongga sterilisasi yang sesuai. Dalam kondisi demikian, terdapat
hubunyan yang pasti antara suhu dan tekanan uap air, tetapi tekanan digunakan hanya
untuk mencapai suhu yang dikehendaki dan tidak berperan dalam sterilisasi. Waktu, suhu
dan tekanan digunakan untuk mengawasi dan memantau proses.
Barang yang akan disterilkan, selain dari produk berair dalam wadah tertutup
rapat, hendaklah dibungkus dalam suatu bahan yang memungkinkan penghilangan udara
dan penetrasi uap air, dan yang dalam keadaan normal tidak akan megakibatkan
pencemaran balik oleh mikroba setelah sterilisasi.
Hendaklah diperhatikan agar uap air yang digunakan pada sterilisasi mempunyai
mutu yang tepat dan tidak mengandunh bahan tambahan dalam kadar yang dapat
mencemari produk atau peralatan.
Ada dua jenis siklus sterilisasi yang dapat dipakai, yaitu:
1. Siklus berpulsa
udara dievakuasi dengan membiarkan uap mengalir ke dalam rongga sterilisasi
diikuti penghampaan udara setelah beberapa kali evakuasi udara, uap dialirkan
kembali ke dalam rongga sterilisasi untuk memanaskan proses sterilisasi dimulai.
Uap dikeluarkan dan pengeringan di capai dengan cara “memvakum”dilanjutkan
dengan mengalirkan udara ke dalam rongga sterilisasi
2. Siklus non pulsa
udara di evakuasi sekaligus sampai tekanan lebih kurang 50 mm Hg, uap
dialirkan untuk pemanasan, diikuti sterilisasi untuk suatu waktu yang telah
ditentukan. Pendinginan dilakukan dengan mengurangi tekanan secara perlahan
dan mengalirkan udara steril sampai muatan menjadi dingin
2) Sterilisasi Cara Panas Kering
Pemanasan kering cocok untuk sterilisasi peralatan, larutan bukan air dan bahan
yang tahan terhadap suhu sterilisasi yang dikehendaki. Pemanasan hendaklah dilakukan
di dalam suatu lemari sterilisasi atau peralatan lain yang dapat mencapai kondisi
sterilisasi pada seluruh muatan. System penyaluran udara dan penghisap udara pada
lemari sterilisasi hendaklah dilengkapi saringan yang tepat.
Proses sterilisasi panas kering kurang efisien karena membutuhkan suhu yang
tinggi dan waktu sterilisasi yang lebih lama dibandingkan dengan sterilisasi proses basah,
namun demikian sterilisasi panas kering cocok untuk sterilisasi peralatan, larutan bukan
air, dasar salep seperti paraffin dan barang – barang lain yang tahan terhadap suhu proses
sterilisasi panas kering
Ketentuan umum dan proses
1. kombinasi suhu dan waktu harus divalidasi yang ditentukan untuk menjamin
efektifitas dari proses sterilisasi
2. oven sterilisasi harus mampu mencapai suhu yang merata pada seluruh muatan
3. deteksi suhu harus dilakukan pada titik-titik yang paling dingin dari muatan. Titik
– titik ini harus telah ditentukan sebelum menentukan metode sterilisasi
berdasarkan catatan sterilisasi muatan yang dilaksanakan dalam beberapa siklus
4. waktu tunggu harus ditetapkan untuk tiap jenis muatan yang akan disterilkan
5. usaha – usaha harus dilakukan untuk mencegah pencemaran kembali ketika
mendinginkan oven dan muatan
6. barang yang akan disterilkan tidak boleh membawa beban mikroba yang tinggi.
Makin rendah beban mikroba awal, makin tinggi keamanan yang akan diperoleh
7. barang – barang yang dapat di cuci harus dibersihkan secara efektif sebelum
disterilkan untuk menghilangkan pirogen dan kontaminant oleh partikulat
3) Sterilisasi Cara Saring
Cara sterilisasi dengan penyaringan sebaiknya tidak dipakai bila sterilisasi cara
panas masih memungkinkan.
Larutan atau cairan dapat disterilkan dengan penyaringan dengan ukuran nominal
pori 0,22 mikron atau yang sama kemampuannya menahan mikroba. Hasil saringan
ditampung didalam wadah yang sudah disterilkan.
Keutuhan perangkat saringan hendaklah diperiksa dengan metode yang tepat
misalnya uji tekanan titik-gelembung atau uji tekanan aliran-maju yang dilakukan segera
sebelum dan sesudah pemakaian saringan. Hasil pemeriksaan dicatat pada catatan bets.
Saringan tidak boleh menimbulkan akibat yang merugikan pada larutan, misalnya
menyerap bahan berkhasiat dari larutan atau melepas zat ke dalam larutan.
Karena sterilisasi cara saring mengandung risiko yang lebih besar dibandingkan
cara sterilisasi lain dianjurkan melakukan penyaringan ulang melalui saringan bakteri
steril segera sebelum pengisian. Masa pakai saringan steril hendaklah dibatasi untuk
memastikan tidak terjadinya pertumbuhan mikroba di dalam saringan tersebut.
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah
rusak jika terkena panas atau mudah menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi
dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang
berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Sterilisasi dengan
penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara :
· Non-disposable filtration apparatus
Disedot dengan pompa vakum
Volume 20-1000 ml
· Disposable filter cup unit
Disedot dengan pompa vakum
Volume 15-1000 ml
· Disposable filtration unit dengan botol penyimpan
Disedot dengan pompa vakum
Volume 15-1000 ml
· Syringe filters
Ditekan seperti jarum suntik
Volume 1-20 ml
· Spin filters
Ditekan dengan gaya setrifugasi
Volume kurang dari 1 ml
Cara kerja menggunakan Non-disposable filtration apparatus
1. Sterilkan saringan (dapat menggunakan saringan Bekerfeld, Chamberland Zeitz),
membran penyaring (kertas saring) dan erlenmeyer penampung.
2. Pasang atau rakit alat-alat tersebut secara aseptis (sesuai gambar), lalu isi corong
dengan larutan yang akan disterilkan.
3. Hubungkan katup erlenmeyer dengan pompa vakum kemudian hidupkan pompa.
4. Setelah semua larutan melewati membran filter dan tertampung dierlenmeyer,
maka larutan dapat dipindahkan kedalam gelas penampung lain yang sudah steril
dan tutup dengan kapas atau alumunium foil yang steril.
Cairan dapat disterilisasi juga dengan disaring menggunakan membrane filter berpori
0.22 atau 0.45 micro meter. Metode ini cocok untuk volume cairan yang kecil (1-2 liter)
dan bahan kimia yang bisa rusak karena panas misalnya gula dan protein.
Sterivex, membran buatan Millipore yang umum digunakan untuk sterilisasi cairan dalam
jumlah kecil yang tidak tahan panas.
Macam – macam penyaring bakteri yang lain yaitu :
Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi.
Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan.
Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air.
Filter ini mampu dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml.
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri
dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter
swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada
spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan
pada sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol
bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan
ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan
berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan
didalam gelas pirex seperti corong Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun
juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif.
Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang
silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter bersama selama proses manufaktur,
ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jatuh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan
pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
Filter dapat menjadi sangat efisien dan sangat cepat. Faktor lain dari filter bakteri yaitu
keseimbangan permukaan antara bahan dari filter dengan bakteri dari larutan, tekanan
yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listrik dan filter, pH dari bahan yang disaring dan
absorpsi dari protein dan bahan lain.
4) Stelirisasi dengan Gas Etilen Oksida
Efektivitas gas etilen oksida sebagai bahan sterilisasi tergantung pada konsentrasi,
suhu, kelembaban, lamanya persentuhan dengan bahan dan tingkat kontaminasi mikroba.
Bilamana memungkinkan hendaklah digunakan cara sterilisasi lain sebagai pilihan
daripada sterilisasi dengan gas etilen oksida
Seluruh siklus sterilisasi hendaklah dipantau dengan indicator biologi yang tepat
yang ditempatkan pada seluruh muatan. Catatan hasil pemantauan merupakan bagian dari
catatan bets.
Setelah sterilisasi selesai bahan hendaklah diletakan dalam ruangan yang
berventilasi baik untuk menghilangkan sisa etilen oksida serta produk hasil reaksinya.
Hendaklah diambil langkah untuk mencegah pencemaran baik bahn yang sudah steril.
Hendaklah dibuat catatan pemeriksaan bahwa semua indicator biologi telah disingkirkan
dari produk.
Selama siklus sterilisasi hendaklah dicatat waktu untuk menyelesaikan satu siklus,
tekanan, suhu, konsentrasi gas dan kelembaban dalam rongga sterilisasi.
5) Sterilisasi dengan cara Radiasi
Sterilisasi dengan cara radiasi dipakai terutama untuk mensterilkan bahan dan
produk yang peka terhadap panas. Cara ini hanya dipakai bila telah terbukti bahwa tidak
ada efek yang merugikan produk. Radiasi yang digunakan dapat berupa sinar gamma dari
radio isotop atau electron berenergi tinggi yang berasal dari suatu akselerator elektron.
Radiasi dapat dilakukan oleh pabrik pembuat produk atau oleh seorang petugas di
perusahaan penerima kontrak yang memilki fasilitas radiasi. Dalam hal ini kedua belah
pihak harus memiliki otoritas yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Pabrik
pembuatan produk bertanggungjawab atas kualitas produk termasuk pencapaian tujuan
dari produk yang diradiasikan.
Selama terisolasi dosis radiasi hendaklah dipantau. Untuk tujuan ini hendaklah
ada prosedur pengukuran dosis yang menentukan jumlah atau ukuran dosis yang diterima
oleh produk. Indikator biologi hendaklah dipakai hanya sebagai tambahan. Catatan hasil
pemantauan merupakan bagian dari catatan bets.
Hendaklah diberikan penandaan yang jelas untuk membedakan bahan yang sudah
dan yang belum diradiasi. Rancangan bangunan sarana radiasi dan penggunaan pelat peka
radiasi dapat membantu memberikan kepastian hal ini.
Jumlah wadah yang diterima, diradiasi dan dikirim keluar hendaklah
direkonsiliasi satu dengan yang lain dan didokumentasikan. Setiap penyimpangan
hendaklah dilaporkan dan dituntaskan.
Rentang dosis sterilisasi yang diperoleh setiap wadah dalam satu bets atau satu
pengiriman hendaklah dinyatakan secara tertulis oleh petugas radiasi. Dosis minimum
sterilisasi yang biasa adalah 2,5 megarad.
Catatan proses dan pengawasan masing-masing bets yang diradiasi hendaklah
diteliti dan ditanda tangani oleh petugas yang ditunjukan kemudian disimpan. Metode
dan tempat penyimpanan catatan hendaklah disetujui bersama oleh pihak perusahaan
radiasi dan pabrik pembuatan produk yang diradiasi.
Pabrik pembuatan produk betanggung jawab atas pemantauan mikrobiologi.
Kegiatan ini mencangkup pemantauan lingkungan dimana produk dibuat dan pemantauan
produk segera sebelum radiasi sesuai yang ditetapkan dalam registrasi produk.
2.10 Air
Air yang digunakan untuk membuat produk steril termasuk system penyimpanan
dan penyalurannya hendaklah diawasi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan untuk
setiap kegiatan. Air injeksi dibuat dengan cara distilasi atau cara lain yang sesuai.
Air untuk injeksi disimpan dan disirkulasi terus menerus pada suhu sekurang-
kurangnya 700 C. air yang tidak disirkulasi hanya boleh digunakan dalam waktu tidak
lebih dari 24 jam. Air untuk injeksi yang dipakai dalam formulasi dianggap dan
diperlukan sebagai bahan awal. Alat pencatat hendaklah digunakan untuk memantau suhu
penyimpanan. Air untuk injeksi disimpan dalam wadah yang bersih, steril, tidak reaktif,
non-absortif, non-aditif dan dilindungi dari kontaminasi.
2.11 Penyelesaian produk steril
• Bila menggunakn deterjen atau bahan sejenis dalam pembilasan awal dari
wadah, hendaklah ada prosedur yang memastikan tidak ada yang tersisa
dalam wadah. Pembilasan terakhir hendaklah menggunakan air suling atau
air dengankualitas yang sesuai.
• Petugas tidak dibenarkan memegang wadah dengan tangan telanjang.
Wadah akhir yang telah dicuci, dikeringkan dan disterilkan hendaklah
dipakai dalam waktu yang ditentukan.
• Wadah akhir produk steril hendaklah ditutup dengan kedap dengan cara
yang tepat. Ampul hendaklah ditutup dengan menggunakan teknik
‘menarik ujung’nya daripada ‘menutup ujung’nya.
• Kesempurnaan penutup wadah akhir hendaklah diperiksa dengan prosedur
yang sesuai.
• Wadah yang telah diisi dengan larutan injeksi hendaklah diperiksa satu
persatu terhadap partikel yang terlihat. Bila pemeriksaan ini dilakukan
dengan mata, hendaklah dilaksanakan dengan penerangan dan latar
belakang yang tepat.petugas pemeriksa hendaklah diberi selang waktu
istirahat yang cukup selama kegiatan pemeriksaan dan mendapatkan
pemeriksaan mata yang teratur.
• Bila pemeriksaan dilakukan secara elektronik atau fotoelektrik, maka
efektifitas alat tersebut hendaklah divalidasi dan kepekaannya dipantau.
2.12 Indikator Biologi dan Kimia
• Indikator biologi dan kimia yang dipakai tersendiri tidak dapat dijadikan
sebagai bukti bahwa sterilisasi telah berlangsung efektif dan hanya dapat
menunjukkan bahwa sterisai telah gagal.
• Pemantauan menggunakan indikator biologi kurang dapat diandalkan
dibandingkan dengan pemantauan cara fisik kecuali pada sterilisasi
dengan gas etilen oksida.
• Tindakan pengamanan yang ketat hendaklah dilakukan dalam mengenai
indikator biologi, untuk mencegah pencemaran oleh indicator tersebut ke
dalam daerah yang tadinya telah bersih secara mikrobiolgi. Indicator
biologi harus disimpan menurut spesifikasi prosedurnya.
• Indicator kimia untuk sterilisasi panas, gas etilen oksida dan sterilisasi
cara radiasi biasanya tersedia dalam bentuk pita, lembar perekat, kartu titik
warna, tabung kecil, sachet atau dosimeter plastic. Indicator ini akan
berubah warna sebagai akibat dari reaksi kimia karena proses sterilisasi.
Perubuhan warna ini mungkin terjadi sebelum waktu sterilisasi
diselesaikan. Oleh karena it indicator tersebut tidak cukup memadai
sebagai bukti sterilisasi, kecuali domimeter plastic yang digunakan pada
proses sterilisasi cara radiasi
2.13 Pengemasan
• Kegiatan pengemasan berfungsi membagi-bagi dan mengemas produk
ruahan menjadi obat jadi. Proses pengemasan hendaklah dilaksanakan di
bawah pengawasan ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan kualitas
barang yang sudah dikemas.
• Untuk kegiatan pengemasan hendaklah ada prosedur tertulis yang
menguraikan penerimaan serta identtas produk ruahan dan bahan
pengemas, pengawasan untuk menjamin bahwa produk ruahan dan bahan
pengemas (tecetak ataupun tidak tercetak) yang akan dipakai adalah benar,
pengawasan dalam prose pengemasan, rekonsiliasi terhadap produk
ruahan dan bahan pengemas tercetak, dan pemeriksaan akhir terhadap
hasil pengemasan. Semua kegiatan pengemasan hendaklah dilaksanakan
sesuai dengan instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan pengemas
yang tercantum dalam prosedur pengemasan induk. Rincian pelaksanaan,
pengemasan hendaklah dicatat dalam hasil pengemasan.
• Sebelum kegiatan pengemasan dimulai hendaklah dilakukan pemeriksaan
untuk memastikan peralatan dan ruang kerja dalam keadaan bersih dan
bebas dari produk dan sisa produk lain atau dokumen yang tidak
diperlukan untuk kegiatan yang dilakukan.
Setiap penyerahan produk ruahan dan bahan pengemas hendaklah diperiksa dan diteliti
terhadap kesesuaian dengan prosedur pengemasan induk atau perintah pengemasan
khusus.
Prosedur tetap pelaksanaan pengemasan
1. Para karyawan yang memasuki ruang pengmasan harus memakai baju bersih
khusus untuk kerja, sepatu kerja serta memakai penutup rambut dan bila perlu
memakai penutup mulut, hidung dan tangan.
2. Para karyawan sebelum melakukan pengemasan harus mencuci tanganya
dengan sabun dan bila perlu dilanjutkan dengan desinfeksi tangan memakai
cairan pencuci hama
3. Sebelum proses pengmasan dimulai, Supervisor Bagian Pengemasan harus
memeriksa kebersihan ruangan data alat-alat yang akan dipakai untuk proses
pengemasan serta tidak terdapat bahan atau produk lain selain yang akan
dikemas.
4. setaip penerimaan bahan pengemas dari gudang harus diperiksa dengan teliti
mengenai kebenaran dan jumlahnya
5. catat jumlah kemasan yang diterima, dipakai, dimusnahkan dan yang
dikembalikan ke gudang
6. bahan kemasan yang telah diberi penandaan harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat dan disegel serta diberi label yang jelas
7. kebersihan semua wadah yang akan dipakai untuk menyimpan bahan
pengemas atau obat jadi harus diperiksa serta tidak terdapat dalam produk,
label lain dsb.
8. proses pengemasan baru boleh dilaksakan apabila telah diberi ijin mengemas
oleh petugas pengawas dalam proses
9. pada setiap jalur pengemasan harus diberi tanda yang jelas yang menunjukan
produk apa yang sedang dikemas dan nomor betsnya
10. semua wadah obat jadi yang telah dikemas harus diberi label yang jelas
11. untuk membersihkan ruangan dan alat-alat gunakan alat penghisap debu
kemudian dilanjutkan dengan pembersihan dengan cara yang telah ditetapkan.
12. di ruang pengemasan dilarang makan, minum, mengunyah dan merokok.
13. selama proses pengemasan dalam selang waktu tertentu harus diperiksa
kesesuaian obat jadi yang dikemas dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
14. Supervisor pengemasan harus mengawasi perhitungan dan pemusnahan bahan
pengmas dan produk ruahan yang tidak dapat dikembalikan lagi ke gudang
15. Supervisor pengemasan harus menghitung jumlah obat jadi yang diserahkan
ke gudang, catat jumlah obat jadi yang dikirim ke gudang dalam catatan
pengiriman obat jadi setiap terjadi penyimpangan hasil yang melebihi
penyimpangan yang telah ditetapkan. Supervisor pengemasan harus meneliti
ulang serta memberi penjelasan tertulis mengapa hal itu dapat terjadi.
16. Supervisor pengemasan harus merujuk sesuaikan pengemas dan produk
ruahan pada akhir pengemasan.
17. Jalur pengemasan serta alat-alat yang dipakai untuk pengemasan harus
dibersihkan segera setelah proses pengemasan berakhir, kemudian diberi label
yang mencantumkan nama yang membersihkan, tangal dibersihkan dan
produk terakhir yang dikemas.
18. Obat jadi hasil pengemasan ini harus diberi label yang jelas dan dinyatakan
sebagai status karantina sampai diluluskan oleh Bagian Pengawasan Mutu.
Prosedur tetap pemeriksaan visual larutan steril
Ruang pemeriksaan harus gelap dan hanya sinar dari alat pemeriksaan saja yang
dipakai sebagai penerangan. Ruangan pemeriksaan haruslah seminimal mungkin
terganggu oleh suara bising dan terpisah dari ruang pengolahan. Masing-masing petugas
pemeriksa harus bekerja pada alat pemeriksaan yang terpisah. Alat pengontrol kecepatan
pemeriksaan harus tersedia pada tiap alat untuk mengontrol. Mengontrol kecepatan
pemeriksaan setiap jenis dan ukuran wadah. Bila wadah bergerak secara otomatis diatas
ban berjalan dengan selang waktu pemeriksaan yang tetap, maka alat pengontrol
kecepatan tidak diperlukan.
Petugas Pemeriksa
Petugas harus dipilih dengan cermat.mereka diutamakan berumur dibawah 40
tahun, sehat, dengan okuitas visual (visual acuity)-nya kurang dari 6/6 dan titik
konvergensing (convergense)-nya terdekat 10 cm. petugas yang di kaca mata dapat juga
dipertimbangkan. Yang terpenting, operator harus teliti, dapat dipercaya dan memperoleh
perlatihan. Mata petugas diperiksa oleh dokter mata paling sedikit 1 tahun sekali.
Pemeriksaan mata dapat lebih sering bila petugas mengeluh sakit kepala, mata lelah atau
keluhan lain karena akibat langsung dari kegiatan pemeriksaan. Petugas tidak diijinkan
memeriksa lebih dari 1 jam tanpa istirahat. Mereka harus mendapat” istirahat mata”
diluar ruangan pemeriksaan selama 5 menit dalam setiap jam.
Prosedur
Ambil sejumlah wadah/ampul yang belum diberi tabel dan permukaanya telah
dibersihkan, kemudian pegang lehernya dan balikan perlahan-lahan untuk mencegah
gelembung udara terjadi, setelah itu putar sedikit untuk memutar isi larutan didalamnya.
Kemudian wadah dipegang secara horizontal kira-kira 10 cm dibawah bagian
depan sumber cahaya. Periksa larutan dalam wadah terhadap latar belakang hitam putih
selang-seling.
Bila dipakai kaca pembesar (3 kali), wadah dipegang dibelakang kaca pembesar
pada jarak focus kira-kira 9 cm, didepan latar belakang hitam putih.
Larutan dalam wadah hendaklah terhadap kehadiran partikel, serat, orang dsb.
Badannya juga diperiksa terhadap kerusakan fisik (misal : pecah, retak )
Wadah yang ditolak harus dikumpulkan dalam suatu wadah terpisah sedangkan
yang lulus disimpan dalam wadah yang telah diberi label untuk nantinya diambil contoh
secara statistic.
Wadah yang telah diperiksa diambil secara acak mengikuti tabel dibawah ini
jumlah wadah jumlah contohjumlah maksimum wadah
tercemat yang diperkenankan151-280 32 1281-500 50 2501-1200 80 3
1201-3200 125 53201-10000 200 7
10001-35000 315 1035001-150.000 500 14
Pemeriksaan harus diulang kembali bila ditemukan jumlah wadah yang tercemar
melebihi jumlah maksimum wadah tercemar yang diperkenankan pada tabel diatas.
Setelah diperiksa ulang, contoh dari wadah yang telah diperiksa ulang harus diambil
kembali untuk periksa kembali.
Catatan pemeriksaan haruslah berbentuk tabel yang menerangkan hal sbb :
2) Nama produk
3) Nomor bets
4) Jumlah wadah
5) Nama pemeriksaan
6) Klasifikasi penolakan
7) Jumlah wadah yang ditolak dean prosentasenya
8) Jumlah wadah yang sterima
9) Pemeriksaan contoh dan jumlah yang ditolak
10) Rekosilisasi bets
11) Tanda tangan supervisor
CONTOH PRODUK STERIL
SALEP MATA
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata, pada pembuatan salep mata
harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan
dengan perlakuan aseptic yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilisitas.
Formula umum Zat aktif
Basis salap mata
Bahan Tambahan : pengawet
Syarat basis salep
1. tidak mengiritasi mata
2. memungkinkan difusi obat dalam cairan mata
3. dapat mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentu pada kondisi
penyimpanan yang tepat. Contoh : vaselin
Syarat bahan tambahan pada salep mata :
Yang dapat meningkatkan kestabilan atau kegunaan, kecuali dilarang oleh monografi
Syaratnya tidak berbahaya dalam jumlah yang diberikan dan tidak mempengaruhi efek
terapi atau respon pada penetapan kadar dan pengujian yang spesifik
Hal yang perlu diperhatikan pada salep mata :
Sediaan salep mata dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik
yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tidak dapat disterilkan dengan
bahan biasa, maka digunakan bahan yang memenuhi syarat uji sterilitas dengan
pembuatan secara aseptik.
Sediaan mengandung Pengawet: untuk mencegah pertumbuhan dan memusnahkan
mikroba yang tidak sengaja masuk pada saat wadah dibuka kecuali mgd zat aktif yang
sudah berfungsi anti mikrobaBahan yang dimasukkan dalam salep mata harus berbentuk
larutan dan serbuk halus
Syarat salep mata :
1. steril
2. bebas dari partikel kasar
3. memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam
Wadah salep mata :
1 . Steril pada saat pengisian dan penutupan.
2. Tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama
Uji kebocoran :
1. Pilih 10 tube salep mata, bersihkan bagian luar tube dengan kain penyerap
2. Letakan tube pada posisi horizontal di atas kertas penyerap dalam oven suhu 60
±3° C selama 8 jam
3. Tidak boleh terjadi kebocoran selama atau setelah pengujian selesai. Jika ada
kebocoran pada 1 tube, percobaan diulangi dengan tambahan 20 tube. Uji
memenuhi syarat bila dalam 10 tube tidak ada yang bocor, atau tidak lebih dari 1
tube dari 30 tube yang diuji.
Uji partikel logam :
Salep Mata harus bebas dari partikel kasar dan harus memenuhi syarat. uji kebocoran dan
partikel logam
Lampiran 6.8.1(Contoh)
NAMA PERUSAHAAN
PROGRAM PEMANTAUAN, KALIBRASI DAN VALIDASI DALAM PEMBUATAN OBAT STRIL
Halaman 1 dari 8Jenis/Objek Pengawasan (menurut PROTAP no ….)
Metode FrekwensiJenis/Cara Pencatatan
Bagian yang Bertanggung Jawab
1. PENGUJIAN MIKROBIOLOGI/BIOLOGI
Ruangan/Daerah Udara (………) Cawan petri di
paparkan selama 3 jam, penghitungan koloni
Selama pengolahan
- Sertifikat oleh Bagian Pengawasan Mutu
- Tabel oleh produkai
Pengawasan Mutu
28,3 liter/menit udah dihisap melalui celah ke agar selama 30 menit, penghitungan koloni
Setiap bulan dalam ruang steril dan setiap 2 bulan di ruang pengolahan non-steril selama proses dan setahun 2 kali di daerah proses lain
- Sertifikat oleh pengawasan Mutu
- Tabel oleh produksi
Pengawasn Mutu
Lantai (……….) Cara apus (swab test) Pada luar 25 cm2
Selama proses dalam ruang steril dan setahun dua
- Sertifikat oleh Pengawasan
Pengawasn Mutu
kali dalam ruang proses lain
Mutu- Tabel oleh
produksi1.2. Air dan Gas Nitrogen, karbon dioksida (………..)
250 liter gas dihisap melalui filter membran, penghitungan koloni
Di sarana penyimpanan gas setiap bulan
- Sertifikat oleh pengawasan Mutu
- Tabel oleh produksi
Pengawasan Mutu dan Bagian teknik
NAMA PERUSAHAAN
PROGRAM PEMANTAUAN, KALIBRASI DAN VALIDASI DALAM PEMBUATAN OBAT STRIL
Halaman 2 dari 8Jenis/Obyek Pengawasan
(menurut PROTAP no ….)
Metode FrekwensiJenis/Cara Pencatatan
Bagian yang Bertanggung
Jawab
Air demineral, dari kran (….)
Dilewatkan melalui filter
membran, penghitungan
koloni
Setiap minggu 1 x 500 ml
- Sertifikat oleh
pengawasan Mutu
- Tabel oleh produksi
Pengawasan mutu dan
Bagian Teknik
Air demineral dari unit
pengolahan air atau tangki
penyiapan (......)
Dilewatkan melalui filter
membran, penghitungan
koloni
Setiap minggu 1 x 500 ml
- Sertifikat oleh p-
engawasan Mutu
- Tabel oleh produksi
Pengawasan Mutu dan
Bagian Teknik
Air untuk injeksi 1. Disaring melalui filter
membran, perhitungan
koloni
Setiap minggu 2 x 250 ml (senin)
- Sertifikat oleh
pengawasan Mutu
- Tabel oleh produksi
Pengawasn Mutu dan Produksi
Setiap minggu 1 x 500 ml
- Sertifikat oleh
Pengawasan Mutu
- Tabel oleh Produksi
Pengawasn Mutu dan Produksi
2. Uji Limulus (LAL)
Setiap hari atau setiap bets. 1 x 100
ml
- Sertifikat oleh
Pengawasan Mutu
- Tabel oleh Produksi
Pengawasn Mutu dan Produksi
NAMA PERUSAHAAN
PROGRAM PEMANTAUAN, KALIBRASI DAN VALIDASI DALAM PEMBUATAN OBAT STRIL
Halaman 3 dari 8Jenis/Obyek Pengawasan
(menurut PROTAP no ….)
Metode FrekwensiJenis/Cara Pencatatan
Bagian yang Bertanggung
Jawab
Larutan biru untuk test kebocoran
Disaring melalui membra,
penghitungan koloni
Setiap minggu (hari senin) 2 x
500 ml
- Sertifikat oleh
pengawasan Mutu
- Tabel oleh produksi
Pengawasan mutu dan
Bagian Teknik
1.3. Bahan Kerja - Tabel oleh produksi
Sarung tangan untuk petugas dalam ruang sterii (........)
Cara apus (Swab test)
Setiap minggu - Sertifikat oleh
pengawasan Mutu
Pengawasn Mutu dan Produksi
1.4. Alat Sterilisasi
Otoklaf (...........) Indikator biologi (nama
dagang......)
Setiap bulan - Sertifikat oleh
Pengawasan Mutu
Pengawasn Mutu dan Produksi
Oven Sterilisator (...........)
Botol yang diinokulasi
dengan bakteri
Setiap enam bulan - Sertifikat oleh
Pengawasan
Pengawasan Mutu dan Produksi
Stearo thermophylus
Mutu
NAMA PERUSAHAAN
PROGRAM PEMANTAUAN, KALIBRASI DAN VALIDASI DALAM PEMBUATAN OBAT STRIL
Halaman 4 dari 8Jenis/Obyek Pengawasan
(menurut PROTAP no ….)
Metode FrekwensiJenis/Cara Pencatatan
Bagian yang Bertanggung
Jawab
1.5. ProdukBeban biologi produk dalam larutan injeksi
sebelum sterilisasi (.......)
Penghitungan koloni
Setiap bets sesudah
penyaringan
- Sertifikat oleh p-
engawasan Mutu
- Tabel oleh produksi
Pengawasan Mutu dan Produktif
1.6 Seluruh Sarana
Penentuan Prosentase dari objek tercemar
Setahun 2 kali, operasi aseptik
- Sertifikat oleh
pengawasan Mutu
- Tabel oleh produksi
Pengawasn Mutu dan Produksi
2. PENGUJIAN FISIKA
2.1. Ruang Steril (Unit arus udara
laminer, sterilisator)Menghitung
jumlah partikel (..........)
Penghitung partikel udara
Setiap enam bulan - Catatan pengujian
oleh
Pengawasn Mutu dan
Bagian teknik
Pengawasan Mutu
NAMA PERUSAHAAN
PROGRAM PEMANTAUAN, KALIBRASI DAN VALIDASI DALAM PEMBUATAN OBAT STRIL
Halaman 5 dari 8Jenis/Objek Pengawasan
(menurut PROTAP no ….)
Metode FrekwensiJenis/Cara Pencatatan
Bagian yang Bertanggung
Jawab
Kecepatan arus udara (………)
Indikator yang di pasang/termometer
kawat panas
Setiap enam bulan - Catatan oleh Bagian Teknik
Bagian Teknik
Perbedaan tekanan pada filter (..........)
Visual Setiap enam bulan - Catat oleh bagian Teknik
Bagian Teknik
Kondisi umum setiap unit (.......)
Visual Setiap enam bulan - Catat oleh bagian Teknik
Bagian Teknik
Pengukuran suhu (hanya pada
sterilisator panas kering) (..........)
Termometer resisten
Selama siklus sterilisasi
- Pencatatan grafik terisi
Bagian Teknik
NAMA PERUSAHAAN
PROGRAM PEMANTAUAN, KALIBRASI DAN VALIDASI DALAM PEMBUATAN OBAT STRIL
Halaman 6 dari 8Jenis/Objek
Pengawasan (menurut PROTAP no ….)
Metode FrekwensiJenis/Cara Pencatatan
Bagian yang Bertanggung
Jawabperalatan
lain
Otoklaf (..........) 1. Pencatatan grafik pada
setiap barang yang
diproses
Selama siklus sterilisasi
- Pencatatan grafik
dilampirkan pada catatan pengolahan
Bets
Produksi dan bagian tehnik
2. Pita pencatatan
grafik tekanan dan
suhu
Selama siklus sterilisasi
- Arsip penyimpana
n catatan
Produksi
Sterilisator panas kering (.......)
Catatn suhu Selama sil Jus Sterilisasi
- Arip penyimpangan catatan
Produksi
Keterampilan/pemastian kehandalan petugas
pemeriksa kejernihan Larutan (.........)
Pemeriksaan silang terhadap mutu larutan tertentu oleh paling sedikit
dua orang petugas
Setiap tiga bulan
- Laporan Produksi
NAMA PERUSAHAAN
PROGRAM PEMANTAUAN, KALIBRASI DAN VALIDASI DALAM PEMBUATAN OBAT STRIL
Halaman 7 dari 8Jenis/Objek Pengawasan
(menurut PROTAP no ….)
Metode FrekwensiJenis/Cara Pencatatan
Bagian yang Bertanggung
Jawab
Temometer (.........)
1. Melepaskan dari tempatnya dan
memeriksa dengan :
a. air mendidihb. membandingkan
dengan termoresis
Setiap tahun Pencatatan ke dalam
buku catatan
Bagian Teknik
2. Membandingkan suhu dan tekanan
terhadap tabel tekanan uap (hanya untuk
otoklaf)
Setiap tiga bulan - Pencatatan ke dalm
buku catatan khusus
Bagian teknik
Manometer (........)
Melepaskan dan membandingkan
terhadap manometer presisi
yang telah dikalibrasi
Setiap tahun - Pencatatan ke dalam
buku catatan khusus
Bagian Teknik
Alat pencatatan dan suhu
1. Membandingkan suhu maupun
tekanan
Setiap tiga bulan - Pencatatan ke dalam
buku catatan
Bagian Teknik
terhadap tabel tekanan uap
khusus
2. Membandingkan pencatatan suhu
dengan termometer maksismum
Setiap tiga bulan - Pencatatan ke dalam
buku catatan khusus
Bagian Teknik
3. Memeriksa waktu sterilisasi
dan pencatat grafik dengan
stop watch
Setiap tiga bulan - Pencatatan ke dalam
buku catatan khusus
Bagian teknik
NAMA PERUSAHAAN
PROGRAM PEMANTAUAN, KALIBRASI DAN VALIDASI DALAM PEMBUATAN OBAT STRIL
Halaman 8 dari 8Jenis/Objek Pengawasan
(menurut PROTAP no ….)
Metode FrekwensiJenis/Cara Pencatatan
Bagian yang Bertanggung
Jawab
Elektroda pH (…….)
Memeriksa dan/atau menyetel pH materi tehadap
larutan dapar
Setiap hari - Pencatatan ke dalam catatan
Produksi
Alat Timbang Pemeriksaan ketepatan dan
ketelitian dengan menggunakan
anak timbangan yang dikalibrasi
Setiap tiga bulan - Pencatatan ke dalam buku
catatan
Produksi dan Bagian Teknik
3. PENGUJIAN KIMIA Air Demineral
(..........)
Analisis lengkap menurut F.1.
Setiap bulan - Sertifikat oleh
pengawasan Mutu
Pengawasan Mutu dan
Bagian Teknik
Air Suling/Air untuk injeksi
(……..)
Analisis lengkap menurut f.I.
Setiap bulan - Sertifikat oleh
pengawasan Mutu
Pengawasan Mutu dan
Bagian Teknik
KLASIFIKASI RUANGAN, PAKAIAN DAN UNIT PENGENDALIAN UDARA UNTUK PEMBUATAN OBAT STERIL
KELAS KEBERSIHAN
RUANG/KEGIATAN PAKAIANTEKNIK
PENGENDALIAN UDARA
CATATAN
Kelas 1/II
- Pencampuran steril
- Pengolahan steril, misalnya suspensi
steril- Pengisian larutan dan
suspensi steril- Penyaringan steril
- Pengisian serbuk steril- Ruang persiapan untuk
pengolahan steril- Ruang penyangga,
ruang ganti pakaian dari kelas III ke kelas
II dan sebaliknya- Ruang pembilasan
akhir dan ruang sterilisasi, bila ada
- Pembuatan dan pengisian salep mata
- Pakaian model terusan (overall) atau model celana
baju- Sepatu tenis atau
sarung sepatu yang dapat dicuci
- Penutup kepala- Pelindung mata
- Penutup mulut dan janggut
- Sarung tangan operasi sekali pakai
Untuk Kawasan Ktritis (kelas 1)
- Aliran udara laminer (LAF)
0,3 m/detik untuk vertikal
atau 0,45 m/detik untuk
horisontal.- Saringan dengan
efisiensi 99,997 %
- Pertukaran udara 400-800 kali/jam
Untuk kawasan Terkendali (kelas
II)- Pertukaran udara
positip terhadap ruang tetangga
Kawasan Kritis
Kawasan inti aseptis di
mana produk steril. Daerah
steril atau bahan yang
berhubungan langsung
dengan-nya masih
terbuka ke lingkungan sekeliling
Kawasan Terkendali
Kawasan steril di luar
kawasan aliran udara
laminer (LAF)
Untuk Kawasan Bersih
Kawasan bersih
Kelas III - Pembuatan sediaan steril yang steril akhir
dalam wadah akhir
- Ruang Penyangga/ruang ganti pakaian dari
kelas IV ke kelas III dan sebaliknya
- Pakaian model celana baju dan
baju terusan- Sepatu, sepatu
pelindung- Sarung tangan- Penutup mulut- Penutup kepala
berupa baret
- Pertukaran udara 5 – 20 kali/jam
- Tekanan udara positip
- Aliran udara laminer bila diperlukan
Pakaian untuk
kawasan kelas III
hendaknya berbeda warna dengan pakaian
daerah kelas I/II maupun
kelas IV
Lampiran 6.8.8.1(Contoh)
NAMA PERUSAHAAN
PROSEDUR TETAPHIGIENE PERORANGAN DALAM
PEMBUATAN OBAT STERIL
Halaman 1 dari 3Nomor..............
Tanggal berlaku........................
DEPARTEMEN SEKSI
Disusun Oleh.....................
Tanggal.....................
Diperiksa Oleh.........................
Tanggal..........................
Disetujui Oleh..........................
Tanggal............................
MenggantiNo...........................
Tanggal...............................
1. PENDAHULUAN
Untuk mencegah pencemaran pada pembuatan obat steril tindakan dan prosedur khusus harus dilaksanakan sepenuhnya.Petugas yang bekerja di daerah pengolahan obat steril berikut pakaiannya dapat menjadi sumber pencemaran bila mereka tidak memperhatikan hal-hal mengenai higiene, kebersihan dan tingkah-laku bekerja. Di samping persyaratan umum mengenai higiene perorangan perorangan, peraturan tambahan dan tindakan berikut ini harus dilaksanakan.
2. KESEHATAN
Karyawan yang mengidap luka terbuka, ruam, bisul atau penyakit kulit lain tidak boleh bertugas di daerah bersih dan daerah steril.Karyawan yang menderita infeksi saluran pernafasan bagian atas, influensa, batuk, diare dan penyakit menular lain juga tidak boleh bertugas di daerah bersih dan daerah steril.Pemeriksaan kesehatan terhadap kondisi-kondisi tersebut di atas harus dilakukan secara. berkala.
3. HIGIENE PERORANGAN
3.1 Kuku karyawan yang bertugas di daerah bersih dan daerah steril harus dipotong secara teratur.
3.2 karyawan harus didorong untuk berambut pendek demi mengurangi pencemaran udara oleh rambut.
3.3 Kosmetik tidak boleh dikenakan atau dipakai dalam ruangan bersih. Kosmetik tersebut meliputi : perona wajah, perona bibir (lipstik), bedak muka, pewarna kelopak mata dan pinsil alis mata, maskara, penggaris mata (eye liner ),bulu mata palsu, cat kuku, semprot rambut dan pemakaian deodoran aerosol berlebihan.
3.4 Perhiasan seperti cincin ukuran besar, kalung anting-anting, liontin (lockets), gelang tidak boleh digunakan di ruang bersih.
NAMA PERUSAHAAN
PROSEDUR TETAPHIGIENE PERORANGAN DALAM
PEMBUATAN OBAT STERIL
Halaman 1 dari 3Nomor..............
Tanggal berlaku........................
DEPARTEMEN SEKSI
Disusun Oleh.....................
Tanggal.....................
Diperiksa Oleh.........................
Tanggal..........................
Disetujui Oleh..........................
Tanggal............................
MenggantiNo...........................
Tanggal...............................
3.5 Milik pribadi seperti kunci, dompet, uang logam, rokok, korek api, ninsil, sapu tangan, arloji, lap kertas dan sisir tidak boleh dibawa ke ruangan bersih.
3.6 Tangan dan kuku tangan harus disikat secara menyeluruh sebelum memasuki ruangan bersih dengan sabun desinfektan yang telah disediakan.
3.1 Tangan harus dikeringkan dengan pengering udara panas. Dilarang menggunakan lap kertas atau handuk kain di ruang bersih .
3.8 Tidak boleh makan, mengunyah permen karet atau tembakau, atau merokok di daerah bersih.
3.9 Kesadaran mengenai higiene dan kebersihan harus ditanamkan dengan memberikan peiatihan dan pengajaran kepada karyawan mengenai unsur dasar mikrobiologi.
4. TINGKAH-LAKU HIGIENE
4.1 Jumlah karyawan yang bertugas di daerah steril harus dibatasi. Pengamatan dan pengawasan harus dilakukan dari luar.
4.2 Kebiasaan seperti menggaruk kepala atau menggosok tangan, muka atau bagian tubuh lain harus secara sadar dihindari.
4.3 Berteriak dan berbicara yang tidak perlu melalui masker harus dihindari. Tertawa, bersiul menyanyi dan berteriak menambah jumlah bakteri yang keluar dari mulut.
4.4 Pakaian kerja kotor tidak boleh dipakai di dalam ruang bersih.
4.5 Karyawan tidak boleh bersandar atau menjangkau di atas vial terbuka pada jalur pengisian.
4.6 Karyawan harus menjauhi tangannya dari bagian terbuka vial. Vial harus dipegang pada bagian bawahnya.
4.7 Tutup kepala harus disisipkan sepenuhnya di dalam baju dan baju diresleting secara sempurna sampai ke leher.
NAMA PERUSAHAAN
PROSEDUR TETAPHIGIENE PERORANGAN DALAM
PEMBUATAN OBAT STERIL
Halaman 1 dari 3Nomor..............
Tanggal berlaku........................
DEPARTEMEN SEKSI
Disusun Oleh.....................
Tanggal.....................
Diperiksa Oleh.........................
Tanggal..........................
Disetujui Oleh..........................
Tanggal............................
MenggantiNo...........................
Tanggal...............................
4.8 Bila bagian manapun dari baju ruang bersih rusak, robek atau kotor selama melaku-kan kegiatan operasional, karyawan bersangkutan harus mengembalikan baju tersebut ke tempat ruang ganti pakaian dan menggantikan bagian yang rusak tersebut.
4.9 Semua rambut harus tertutup secara menyeluruh setiap saat.4.10 Risleting pakaian terusan tidak boleh dibuka di ruangan bersih.4.11 Tidak boleh ada bagian kulit di antara sarung tangan dan pakaian terusan yang
terpapar. Bila tercemar sarung tangan harus dicuci dan dibilas dengan larutan desinfektan yang disediakan.
4.12 Tidak seorangpun yang sakit terutama yang menderita gangguan perut atau pernafasan diperkenankan memasuki ruangan atau daerah steril .
4.13 Tidak boleh ada pakaian untuk ruang steril yang digunakan kedua kalinya tanpa dicuci ulang dan disterilkan ulang.
4.14 Sekali sudah berada di dalam ruang steril, karyawan yang bersangkutan harus mencegah dirinya kembali ke ruang penyangga udara. Bila seorang karyawan harus pergi ke toilet, prosedur pergantian pakaian harus dilakukan sebelum memasuki kembali, ke dalam ruang bersih.
4.15 Gerakan tubuh yang tidak perlu harus dihindari di dalam ruang steril karena hal tersebut akan meningkatkan penyebaran partikel dan mikroba secara signifikan.
5.16 Karyawan dari Bagian Perawatan Mesin atau mereka yang melakukan tugas lain
di ruang steril harus mematuhi peraturan tentang higiene perorangan yang berlaku bagi Karyawan bagian produk steril.
5. Sejarah
Vers Alasan untuk revisi1.0 Terbitan pertama
Lampiran 6.8.9.1
STANDAR PAKAIAN UNTUK RUANG BERSIHKELAS
PAKAIANPENCEMARAN TIAP KAKI PERSEGI (SQ FT)
MAKSIMUM JUMLAH PARTIKEL
MAKSIMUM JUMLAH SERAT
A 1.00010
B 5.00025
C 10.00050
D 15.00075
E 25.000175
- Serat adalah partikel yang panjangnya lebih besar daripada 100 mikron di mana perbandingan antara panjang dan tebalnya lebih besar daripada 10: 1.
- artikel adalah suatu objek padat yang panjangnya berukuran 5 mikron atau lebih.
Bahan-bahan untuk pakaian ruangan bersih, antara lain adalah :1. Taffeta poliester yang berbenang majemuk, 100% ditenun tanpa sambungan
denganfaktor daya bernafas yang baik sehingga memperbaiki kenyamanan
operator. Bahan tersebut merupakan tenunan kain yang berdaya saring tinggi. I Bahan ini - yang mengandung 20 % tenunan poliester - tidak dapat ditembus bakteri; mempunyai daya tangkap partikel (ukuran 0,1 km) dengan efisiensi 99,0 - 99,998 %.
2. Kain antistatik poliester;3. Kain spun-bonded (poliolefin); dan4. Berlaminasi 3 : Lapisan bagian luar dan dalam adalah suatu kain nilon dan \ di
antaranya diberi lapisan film plastik PTFE.
BAB III
PENUTUP
Produk steril hendaklah dibuat dengan pengawasan khusus dan memperhatikan
hal-hal terinci dengan tujuan untuk menghilangkan pencemaran mikroba dan partikel
lain. Hal ini banyak tergantung pada keterampilan, latihan dan sikap dari orang yang
terlibat. Dibandingkan dengan pembuatan obat jenis lain pembuatan obat steril
memerlukan perhatian yang lebih besar. Pengawasan dalam proses dalam pembuatan
produk steril merupakan hal yang sangat penting
DAFTAR PUSTAKA
1. http://images.google.co.id/imgres?
imgurl=http://yalun.files.wordpress.com/2009/01/sapphire.jpg&imgrefurl=http://y
alun.wordpress.com/2009/01/09/teknik-teknik-sterilisasi-bagian-1-cairan-dan-
padata/&usg=__AZV-
5oiYRMWxBZZKOYwK27jtB6Y=&h=504&w=299&sz=14&hl=id&start=5&tb
nid=OMd0A4_tYWGjSM:&tbnh=130&tbnw=77&prev=/images%3Fq%3Dcara
%2Bsterilisasi%26gbv%3D2%26hl%3Did%26sa%3DG
2. http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=86&fname=kb1_7.htm
3. http://lh6.ggpht.com/_kFz4vOoppxQ/SSPm4CI2HfI/AAAAAAAAAfw/5ahAAp
GXRH0/clip_image0184.jpg
4. http://www.blogpribadi.com/2009/07/sterilisasi-secara-mekanik.html
5. Hadioetomo, R.S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek.
PT.Gramedia.Jakarta.
6. Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga.
Jakarta
7. Anonim. 2001, Denz’weblog htm,.org diakses pada tanggal 10 oktober 2009.
8. Anonim. 2003, http://www. mikro-ba sterilisasi.org.uk diakses pada tanggal 10
oktober 2009.