16 faktor penduga simpanan karbon pada...

10
213 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA TANAH GAMBUT 1 Ai Dariah, 3 Erni Susanti, 2 Anny Mulyani, dan 1 Fahmuddin Agus 1 Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. 12 Bogor 16114 2 Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Besar Litbang Sumbedaya Lahan Pertanian, Jl. Tentara Pelajar No. 12 Bogor 16114 3 Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Jl. Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111 Abstrak. Pengukuran simpanan karbon pada lahan gambut penting dilakukan selain untuk menginventarisasi besarnya simpanan karbon, juga untuk monitoring besarnya perubahan simpanan karbon sebagai dampak perubahan sistem pengelolaan lahan. Selama ini simpanan karbon pada lahan gambut ditetapkan berdasarkan data yang didapat dari hasil pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan (khususnya untuk parameter kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium (untuk bulk density, kadar air, dan kadar karbon). Untuk mendapatkan keseluruhan data tersebut dibutuhkan waktu dan biaya pengamatan, pengambilan sample dan analisis laboratorium yang relatif lama dan mahal. Adanya hubungan yang erat antara beberapa variable tertentu seperti ketebalandan kematangan gambut dengan besarnya simpanan karbon membuka peluang untuk dapat menduga atau memprediksi besarnya simpanan karbon di lahan gambut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor penduga ( proxy) simpanan karbon dalam tanah gambut. Penentuan faktor penduga simpanan karbon dilakukan dengan menggunakan data hasil pengamatan gambut di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan data hasil pengamatan dan analisis gambut di 248 titik pengamatan di Pulau Sumatera (Aceh, Jambi, dan Riau) dan Pulau Kalimantan (Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan) menunjukkan hubungan antara kedalaman gambut dan simpanan gambut dalam bentuk persamaan sebagai berikut: Y=5,534X, dimana Y=simpanan C (tha -1 ), X=kedalaman/ketebalan gambut (cm), dengan nilai R 2 =0,68. Selain kedalaman gambut, faktor lainnya yang dominan menentukan besarnya simpanan C dalam tanah gambut adalah kematangan gambut. Semakin matang gambut, simpanan C per volume tertentu (C-density) semakin tinggi, rata-rata kandungan karbon dalam tanah gambut dengan kematangan fibrik, hemik, dan saprik berturut-turut adalah 0,049, 0,061, dan 0,084 t m -3 . Lebih tingginya kerapatan C pada gambut yang lebih matang lebih dominan dipengaruhi BD gambut. Selain karena proses pematangan gambut, perubahan BD gambut juga bisa disebabkan oleh konsolidasi bahan gambut akibat proses drainase atau adanya perubahan beban/tekanan di permukaan gambut. Oleh karena itu, dalam monitoring emisi berdasarkan pengurangan ketebalan gambut ( subsidance), perubahan tingkat kematangan dan BD merupakan faktor yang penting untuk diamati. Katakunci : Simpanan, karbon, gambut Abstract. Measurement of carbon stock in peatlands is required in addition to inventory the amount of carbon stock, as well as for monitoring changes in carbon stocks as a result of changes in land management system. Carbon stock in peatlands are usually measured 16

Upload: truonganh

Post on 07-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 16 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/16. Ai... · kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

213

FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA TANAH GAMBUT

1Ai Dariah, 3Erni Susanti, 2Anny Mulyani, dan 1Fahmuddin Agus 1Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar No. 12 Bogor 16114 2Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Besar Litbang Sumbedaya Lahan Pertanian, Jl. Tentara

Pelajar No. 12 Bogor 16114 3Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Jl. Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111

Abstrak. Pengukuran simpanan karbon pada lahan gambut penting dilakukan selain untuk

menginventarisasi besarnya simpanan karbon, juga untuk monitoring besarnya perubahan

simpanan karbon sebagai dampak perubahan sistem pengelolaan lahan. Selama ini

simpanan karbon pada lahan gambut ditetapkan berdasarkan data yang didapat dari hasil

pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan (khususnya untuk parameter

kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium (untuk bulk

density, kadar air, dan kadar karbon). Untuk mendapatkan keseluruhan data tersebut

dibutuhkan waktu dan biaya pengamatan, pengambilan sample dan analisis laboratorium

yang relatif lama dan mahal. Adanya hubungan yang erat antara beberapa variable tertentu

seperti ketebalandan kematangan gambut dengan besarnya simpanan karbon membuka

peluang untuk dapat menduga atau memprediksi besarnya simpanan karbon di lahan

gambut. Penelit ian ini bertujuan untuk menentukan faktor penduga (proxy) simpanan

karbon dalam tanah gambut. Penentuan faktor penduga simpanan karbon dilakukan

dengan menggunakan data hasil pengamatan gambut di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Berdasarkan data hasil pengamatan dan analisis gambut di 248 tit ik pengamatan di Pulau

Sumatera (Aceh, Jambi, dan Riau) dan Pu lau Kalimantan (Kalimantan Tengah,

Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan) menunjukkan hubungan antara kedalaman

gambut dan simpanan gambut dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Y=5,534X,

dimana Y=simpanan C (tha-1

), X=kedalaman/ketebalan gambut (cm), dengan nilai

R2=0,68. Selain kedalaman gambut, faktor lainnya yang dominan menentukan besarnya

simpanan C dalam tanah gambut adalah kematangan gambut. Semakin matang gambut,

simpanan C per volume tertentu (C-density) semakin tinggi, rata-rata kandungan karbon

dalam tanah gambut dengan kematangan fibrik, hemik, dan saprik berturut -turut adalah

0,049, 0,061, dan 0,084 t m-3

. Leb ih tingginya kerapatan C pada gambut yang lebih

matang lebih dominan dipengaruhi BD gambut. Selain karena proses pematangan gambut,

perubahan BD gambut juga bisa disebabkan oleh konsolidasi bahan gambut akibat proses

drainase atau adanya perubahan beban/tekanan di permukaan gambut. Oleh karena itu,

dalam monitoring emisi berdasarkan pengurangan ketebalan gambut (subsidance),

perubahan tingkat kematangan dan BD merupakan faktor yang penting untuk diamat i.

Katakunci: Simpanan, karbon, gambut

Abstract. Measurement of carbon stock in peatlands is required in addition to inventory

the amount of carbon stock, as well as for monitoring changes in carbon stocks as a result

of changes in land management system. Carbon stock in peatlands are usually measured

16

Page 2: 16 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/16. Ai... · kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

A. Dariah et. al.

214

based on data obtained from direct observations and measurements in the field (especially

for depth or thickness of peat layer) and the results of laboratory analysis (for bulk

density, moisture and carbon content). To obtain these data takes a relatively long time

and costs (observations, sampling, and laboratory analysis) are relatively expensive. The

relationship between some specific variables such as thickness and maturity of the peat

with the magnitude of carbon stock opportunities in order predict amount of carbon stock

in peatlands. This study aims to determine the factors probe (proxy) of carbon stock in

peatland. Determination of carbon storage estimators performed using the data of

observations of peat in Sumatra and Kalimantan. Based on the observations and analysis

of peat at 248 observation points Sumatra Island (Aceh, Jambi and Riau) and Kalimanta

Island (Central Kalimantan, West Kalimantan and South Kalimantan) shows the

relationship between the depth of peat and peat deposits in the form of the equation as

follows: Y = 5.534 X, where Y = savings C (t ha-1

), X = depth / thickness of the peat (cm),

with a value of R2 = 0.68. Another factor which determines the C deposit in peat deposits

is the maturity of the peat. The average content carbon content in peat soils with a

maturity fibrik, hemik, and Saprik respectively 0.049, 0.061, and 0.084 t m-3. C density is

higher in more mature peat. C density of peat predominantly influenced by BD. In

addition to itsmaturationprocess ofpeat, change ofBDcan also be causedby

theconsolidation ofthe peatmaterialas aresult ofthedrainage process orchange inthe

load/pressureatthe surface of thepeat. Therefore,themonitoringof emissionsbyreducingthe

thickness of thepeat(subsidance), thenchangethe level of maturityandBDis an important

factortobe observed.

Keywords: stock, carbon, peat, proxy

PENDAHULUAN

Simpanan karbon pada lahan gambut bisa mencapai lebih 3.000t ha-1

. Variasi simpanan

karbon dalam lahan gambut sangat ditentukan oleh faktor kedalaman/ketebalan gambut,

kematangan gambut, bulk density (BD gambut), kadar abu, dan vegetasi yang tumbuh di

atasnya.Proporsi simpanan karbon (stock carbon) dalam tanah gambut (below ground C-

stock) jauh lebih dominan dibanding dengan simpanan karbon dalam b iomas tanaman

(above ground C-stock). Hasil penelitian Dariah et al. (2009) di Kalimantan Barat

menunjukkan proporsi simpanan karbon dalam biomas tanaman hanya berkisar antara 0,5-

3% dari total simpanan karbon.

Dalam kondisi alaminya (vegetasi hutan alami dan tergenang), lahan gambut dapat

berperan sebagai penambat karbon. Proses penambatan berkisar antara 0-3 mm gambut

per tahun atau setara dengan penambatan 0,0- 5,4 ton CO2 /ha/tahun (Agus,

2009).Sehingga dalam kondisi yang dinilai paling ideal, satu meter gambut terbentuk

dalam jangka waktu 1000-2000 tahun.Diperkirakan lahan gambut yang ada sekarang

mempunyai umur 3.000-28.000 tahun (Rieley et al. 2008).

Simpanan karbon lahan gambut bersifat sangat labil, perubahan kondisi alami

lahan gambut menyebabkan karbon menjadi mudah teremisi dalam bentuk gas rumah

Page 3: 16 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/16. Ai... · kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

Faktor penduga simpanan karbon pada tanah gambut

215

kaca, menyebabkan simpanan karbon berkurang, sementara konsentrasi gas rumah kaca di

atmosfer semakin bertambah. Dalam keadaan hutan alam, lahan gambut mengeluarkan

emisi antara 20-40 t CO2 ha-1

tahun-1

(Rieley et al. 2008). Sebagai perbandingan hasil

penelitian yang dilakukan di Kalimantan Barat dan Tengah menunjukkan emisi dari lahan

gambut yang telah digunakan untuk lahan pertanian berkisar antara 45-131 t

CO2/ha/tahun, terdapat indikasi bahwa kedalaman drainase menjad i faktor dominan yang

menentukan besarnya emisi (Agus et al. 2009, 2010). Dalam periode 18 tahun terakhir,

secara global emisi CO2 dari lahan gambut yang didrainase telah meningkat lebih dari

20%, yaitu dari 1.058 Mton pada tahun 1990 menjadi 1.298 Mton pada tahun 2008.

Notohadiprawiro (2006) menyatakan bahwa penggunaan lahan gambut untuk pertanian

dapat menyebabkan terjadinya perubahan fungsi gambut dari penambat menjadi pelepas

karbon. Oleh karena itu, pengukuran simpanan karbon di lahan gambut penting untuk

dilakukan selain untuk inventarisasi besarnya simpanan karbon juga untuk monitoring

perubahan simpanan karbon sebagai dampak dari suatu sistem pengelolaan lahan.

Selama in i simpanan karbon pada lahan gambut ditetapkan berdasarkan data yang

didapat dari hasil pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan (khususnya untuk

parameter kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

(untuk bulk density/BD, kadar air, dan kadar karbon) (Agus, 2009). Untuk mendapatkan

keseluruhan data tersebut dibutuhkan waktu dan biaya pengamatan, pengambilan sample,

dan analisis laboratorium yang relatif lama dan mahal. Adanya hubungan yang erat antara

beberapa variable tertentu seperti ketebalan dan kematangan gambut dengan besarnya

simpanan karbon membuka peluang untuk dapat menduga atau memprediksi besarnya

simpanan karbon di lahan gambut. Penelit ian ini bertujuan untuk menentukan faktor

penduga (proxy) simpanan karbon dalam tanah gambut.

BAHAN DAN METODE

Data yang digunakan bersumber dari berbagai hasil penelitian khususnya yang

berhubungan dengan pengukuran stock atau simpanan karbon pada lahan gambut, yaitu:

a. Assessment o f Carbon Stock and Emission from peatland di Krueng Tripa, Pesisir

Selatan, Sumatera Barat dan Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur.

b. Penggunaan lahan gambut: Trade off antara Emisi CO2 dan Keuntungan Ekonomi di

Provinsi Kalteng (Agus et al. 2010)

c. Pemanfaatan Lahan Gambut di Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya, Kalimantan

Barat.

d. Simpanan karbon di di empat lokasi keg iatan ICCTF.

e. Stok karbon pada demplot penelitian kelapa sawit di Siak Kecil, Kabupaten

Bengkalis (Dariah et al. 2010)

Page 4: 16 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/16. Ai... · kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

A. Dariah et. al.

216

f. Hasil penelitian ReGrIn di Aceh (Maswar et al. 2011)

g. Hasil penelitian REDD A LERT d i Riau (Agus et al. 2010)

Kegiatan ini dilaksanakan melalu i beberapa tahapan yaitu (a) kompilasi data dan

studi literatur, (b) pengolahan dan analisis data, dan (c) validasi model. Data stock karbon

lahan gambut dikompilasi dari data karateristik lahan gambut yang saat ini tersebar di

berbagai sumber data. Data yang terkumpul dalam dua format yaitu data spasial dan

tabular. Data tabular dari berbagai sumber d isusun dalam format excel sesuai dengan

format, atribut dan struktur data yang telah ditetapkan. Data/informasi yang dihimpun

menjadi basisdata di antaranya adalah koordinat, lokasi, ketebalan gambut, jenis/tingkat

kematangan, sifat fisik-kimia, penggunaan lahan, stock karbon dan emisi CO2.

Berdasarkan data yang tersedia dilaku kan analisis hubungan kematangan dan ketebalan

gambut dengan stock karbon, sehingga didapat faktor penduga atau proxi simpanan

karbon dalam tanah gambut, selanjutnya didapat model atau persamaan yang dapat

digunakan untuk menduga simpanan karbon dalam tanah gambut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kedalaman sebagai faktor penentu simpanan C dalam tanah gambut

Berdasarkan hasil pengamatan di 281 titik pengamatan, variasi simpanan karbon

dalam tanah gambut berkisar antara 162 t ha-1

(di Kabupaten Banjarbaru, Kalimantan

Selatan) sampai dengan 6.390 t ha-1

(di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah).

Simpanan karbon tertinggi yaitu 6.390 t ha-1

didapat dari gambut dengan kedalaman

tertinggi yaitu >10 m, sedangkan simpanan C terendah, yaitu 162 t ha-1

didapat dari tanah

gambut paling dangkal atau ketebalan <1m (62 cm). Hal ini mengindikasikan bahwa

simpanan karbon dalam tanah gambut sangat ditentukan oleh kedalaman/ketebalan

gambut. Keeratan hubungan antara kedalaman gambut dan besarnya simpanan karbo n

dalam tanah gambut ditujukan Gambar 1.

Berdasarkan sistem klasifikasi tanah (Soil Survey Staff, 2010) tanah dapat

dikategorikan sebagai tanah gambut (Histosol) jika mempunyai ketebalan gambut >60 cm.

Berdasarkan persamaan pada Gambar 1, gambut dengan ketebalan 60 cm memiliki

simpanan karbon sekitar332 t.ha-1

. Namun demikian, meskipun tanah dengan kedalaman

gambut <60 cm belum dapat digolongkan sebagai Histosol, namun dari segi simpanan

karbon masih jauh lebih tinggi dibanding simpanan karbon dalam tanah mineral di daerah

tropika, yang berkisar antara 20-80 t.ha-1

. Proporsi simpanan C tanah gambut dengan

kedalaman sekitar 60 cm juga masih leb ih tinggi dibanding yang mampu d itambat

biomassa tanaman yang dapat menambat C dalam jumlah t inggi, sebagai perbanding an

Page 5: 16 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/16. Ai... · kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

Faktor penduga simpanan karbon pada tanah gambut

217

jumlah karbon yang tersimpan dalam hutan primer rata-rata <300 t ha-1

atau berkisar

antara 233,7-299,0 t ha-1

(Lasco, 2002; Hairiah et al. 2001; Mackinnon et al., 1996).

Selain faktor kedalaman gambut terdapat faktor lainnya yang dapat dipertimbangkan

dalam menduga simpanan karbon dalam tanah gambut diantaranya kematangan.

Gambar 1. Hubungan antara simpanan karbon dan kedalaman tanah gambut

Pengaruh kematangan terhadap simpanan karbon dalam tanah gambut

Tingkat kematangan gambut dapat ditetapkan langs ung di lapangan dengan relatif

mudah, sehingga jika ada keeratan hubungan antara tingkat kematangan dan simpanan

karbon dalam tanah gambut, maka variable ini bisa digunakan sebagai salah satu faktor

penduga simpanan karbon dalam tanah gambut.

Setelah mengalami proses pematangan, umumnya gambut mengalami pemadatan

(terjad i peningkatan BD), salah satunya disebabkan oleh ukuran partikel bahan organik

yang menjadi leb ih halus. Gambar 2 menunjukkan rata-rata BD gambut pada tingkat

kematangan saprik, hemik dan fib rik berturut-turut adalah 0,178; 0,123; 0,097 t m-3

.

Perubahan BD gambut berdampak terhadap perbedaan kerapatan karbon/C-density

(kandungan karbon per volume tertentu). Gambar 3 menunjukkan rata -rata kerapatan

karbon atau karbon density pada tingkat kematangan fibrik, hemik, dan saprik berturut-

turut adalah 0,049; 0,061;dan 0,084 t m-3

. Page et al. (2002) menyatakan rata-rata

besarnya simpanan karbon sebesar 600 t C ha-1

atau setara dengan 0,06 t m-3

. Berdasarkan

hasil penelitian ini, nilai tersebut berlaku jika tingkat kematangan gambut didominasi

hemik.

y = 5,534xR² = 0,681

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

0 200 400 600 800 1000 1200

Sim

pan

an K

arb

on

(to

n/h

a)

Ketebalan Gambut (cm)

Page 6: 16 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/16. Ai... · kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

A. Dariah et. al.

218

Gambar 2. Rata-rata BD (bulk density) gambut pada tiga tingkat kematangan

Selain karena pengaruh peningkatan BD, kemungkinan lain yang dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan C-density adalah peningkatan kadar C-organik.

Namun berdasarkan hasil tabulasi leb ih dari 1.400 data pengamatan, rata -rata kandungan

karbon justru mengalami penurunan dengan bertambahnya tingkat kematangan gambut,

artinya proporsi bahan organik berkurang akibat terjad inya proses dekomposisi, sementara

proporsi bahan non organik (ditunjukkan kadar abu) bertambah (Tabel 1). Pengurangan

kadar C selama proses dekomposisi terjadi karena sebagian C teremisi baik dalam bentuk

CO2 maupun CH4, dan pengurangan kadar C sebanyak 1% merupakan jumlah yang

signifikan.

Gambar 3. Karbon density pada berbagai tingkat kematangan gambut

0.000

0.050

0.100

0.150

0.200

0.250

0.300

Bu

lk D

en

sity

(t/

m3

)

Fibrik Hemik(n=1019)

Saprik (n=404)

0.000

0.020

0.040

0.060

0.080

0.100

0.120

0.140

C-D

en

sity

(t/

m3

)

Fibrik (n=789) Hemik (n=1019) Saprik (n=404)

Page 7: 16 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/16. Ai... · kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

Faktor penduga simpanan karbon pada tanah gambut

219

Tabel 2. Rata-rata dan standard deviasi sifat gambut di Sumatera dan Kalimantan

Sifat Gambut

Saprik Hemik Fibrik

Rata2 StDev n Rata2 StDev n Rata2 StDev n

C Organik (%) 50 8 404 52 8 1019 53 7 789

Kandungan

Abu (%) 11 14 385 9 13 995 7 11 757

Jika mempertimbangkan perbedaan C-density pada berbagai tingkat kematangan

gambut, maka model penduga simpanan karbon dalam tanah gambut seperti yang

ditunjukan Gambar 4. Namun demikian jika model ini yang digunakan maka diperlukan

pemisahan lapisan gambut berdasar kematangan saat dilakukan pengamatan lapangan.

Sedangkan jika menggunakan model seperti yang ditunjukkan Gambar 1, parameter yang

diperlukan hanyalah kedalaman gambut.

Kelemahan dari pendugaan simpanan karbon dalam tanah gambut berdasarkan

tingkat kematangan gambut adalah dalam beberapa kasus perubahan BD bukan hanya

disebabkan oleh proses pematangan gambut namun juga bisa disebabkan oleh konsolidasi

bahan gambut akibat proses drainase atau karena adanya gangguan fisik seperti tekanan

atau beban di permukaan gambut.

Gambar 4. Model penduga simpanan karbon dalam tanah gambut

y = 4.548xR² = 0.133

y = 5,909xR² = 0,489

y = 7,893xR² = 0,549

0

500

1000

1500

2000

0 50 100 150 200

Kar

bo

n T

ers

imp

an (

ton

/ha)

Ketebalan gambut (cm)

Fibrik Hemik Saprik

Linear (Fibrik) Linear (Hemik) Linear (Saprik)

Page 8: 16 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/16. Ai... · kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

A. Dariah et. al.

220

KESIMPULAN

1. Simpanan karbon dalam tanah gambut sangat ditentukan oleh kedalaman/ketebalan

gambut,oleh karena itu ketebalan gambut dapat dijadikan sebagai faktor penduga atau

proxy simpanan karbon dalam tanah gambut.

2. Variable lainnya yang dapat dijadikan faktor penduga simpanan C dalam tanah

gambut adalah tingkat kematangan gambut. Semakin matang gambut, simpanan C per

volume tertentu (C-density) semakin tinggi, rata-rata kandungan karbon dalam tanah

gambut dengan kematangan saprik, hemik, dan fibrik berturut -turut adalah 0,049,

0,061, dan 0,084 t m-3

.Tingginya kerapatan C pada gambut yang lebih matang lebih

banyak dipengaruhi oleh perubahan BD gambut.

3. Kelemahan dari penggunaan variable kematangan sebagai proxy (faktor penduga)

simpanan karbon dalam tanah gambut adalah: belum diperh itungkannya perubahan

BD akibat proses konsolidasi gambut sebagai pengaruh proses drainase atau

gangguan fisik lainnya misalnyaakibat perubahan beban/tekanan di permukaan

gambut.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, F., Wahyunto, Herman, Susanti E, Wahyu W, Runtunuwu, E. 2009. Neraca Karbon

pada Lahan Perkebunan. Laporan akhir. Penelitian. Balai Besar Penelit ian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan pertanian. Bogor.

Agus, F. 2009. Metode Pengukuran Karbon Tersimpan di Lahan Gambut. Bahan pelatihan

penaksiran karbon cepat sebagai bagian dari akt ivitas Proyek Accountability and

Local Level In itiativebto Reduce Emission from Deforestation and Degradation in

Indonesia (AllREDDI). World Agroforestry Centre. Balai Besar Litbang

Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Agus, F., Setyanto, P., Wahyunto, Herman.,A. Dariah, E. Susanti, E., Surmaini. 2009.

Mitigasi perubahan iklim pada berbagai sistem pertanian di lahan gambut. Potens i

penurunan gas rumah kaca dari perubahan penggunaan lahan gambut. Laporan

Akhir. Kerjasama antara Asisten Deputi Analisis Kebutuhan Iptek. Deputi

Penggunaan dan Pemasyarakatan Iptek. Kementrian Ristek dan Teknologi dengan

Balai Besar Linbang Sumberdaya Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Departemen

Pertanian.

Agus, F., Wahyunto, A. Mulyani, A. Dariah, Maswar, E. Susanti, N.L. Nurida, P. W igena.

2010. Penggunaan Lahan Gambut: Tradeoffs antara Emis i CO2 dan Keuntungan

Ekonomi. Program Kegiatan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim. Kerjasama

antara : Kementerian Riset dan Teknologi dengan Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Dariah, A., E. Susanti, E. Surmain i, dan F. Agus. 2009. Variabilitas Simpanan Karbon

Pada Berbagai Penggunaan Lahan Gambut Di Kabupaten Kuburaya Dan

Page 9: 16 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/16. Ai... · kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

Faktor penduga simpanan karbon pada tanah gambut

221

Pontianak, Kalimantan Barat. Prosiding Semnas Sumberdaya Lahan. Balai Besar

Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

Dariah, A., Wahyunto, J. Pitono. 2010. Stock Karbon Pada Demplot Sawit Rakyat di

Kabupaten Bengkalis, Riau. Laporan Konsorsium Sawit. Pusat Penelit ian

Perkebunan. Bogor.

Hairiah, K., Sitompul, S. M., van Noordwijk, M. and Palm, C. 2001. Carbon stocks of

Tropical landuse systems as part of the global C balance. Effects of Forest

conversion and options for ‘clean development’ activit ies.Alternative to Slash and

Burn (ASB) Lecture Note 4A. ICRAF, SEA Regional Research Program, Bogor

Indonesia.

Lasco, R. D. 2002. Forests carbon budgets in Southeast Asia following harvesting and

land cover change. Science in China (series C), Vol. 45 : 55-64.

Mackinnon, K., Hatta, G., Halim, H., danMangalik, A. 1996. The Eco logy of Indonesia

series Volume III: The Ecology of Kalimantan. Dalhousie University, Peri plus

Editions Ltd. Singapore.

Maswar. 2011. Kajian cadangan karbon pada lahan gambut tropika yang didrainase untuk

tanaman tahunan. Disertasi. Program Studi Ilmu Tanah, Sekolah Pascasarjana,

Institut Pertanian Bogor.

Maswar, Etik Handayani dan Meine van Noordwijk. 2011. REPEAT: Reducing emission

from peatlands. Effectivenes of Agroforestry Transition. Trees in Multi-Use

Landscape in Southeast Asia (TUL-SEA) A negotiation support toolbox for

Integrated Natural Resource Management. WORLD A GROFORESTRY

CENTRE ICRAF Southeast Asia Regional Office Jl CIFOR, Situ Gede, Sindang

Barang, Bogor 16115, PO Box 161 Bogor 16001, Indonesia.

Notohadiprawiro, T. 2006. Etika Pengembangan Lahan Gambut untuk Pertanian Tanaman

Pangan. Lokakarya Pengelo laan Lingkungan dan Pengembangan Lahan Gambut.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDA L). Palangkaraya, 18

Februari 1997. Repro: Ilmu Tanah Universitas Gajah Mada.

Page, S.E., S. Siegert, J.O. Rieley, H-D.V. Boehm, A. Jaya, S.H. Limin. 2002. The

amount of carbon released from peat and forest fires in Indonesia during 1997,

Nature, 420, 61-65.

Rieley, J.O., R.A.J. Wüst, J. Jauhiainen, S.E. Page, H. Wösten, A. Hooijer, F. Siegert,

S.H. Limin, H. Vasander and M. Stahlhut. 2008. Tropical peat lands: carbon stores,

carbon gas Emissions and contribution to climate change Processes. pp. 148-182 In

M. Strack (Ed .) Peat lands and Climate Change. International Peat Society,

Vapaudenkatu 12, 40100 Jyväskylä, Fin land.

Page 10: 16 FAKTOR PENDUGA SIMPANAN KARBON PADA …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/16. Ai... · kedalaman atau ketebalan lapisan gambut) dan hasil analisis di laboratorium

A. Dariah et. al.

222