prospektif teknologi & produk percepatan pengomposan...

6
Percepatan Pengomposan Jerami in situ DESKRIPSI Pengomposan merupakan proses humifikasi bahan organik tidak stabil (rasio C/N >25) menjadi bahan organik stabil yang dicirikan oleh pelepasan panas dan gas dari bahan yang dikomposkan. Percepatan pengomposan jerami dapat dilakukan dengan pencacahan bahan jerami, penggunaan mikroba pengompos (dekomposer) unggul dengan dosis maksimum, penggunaan bahan pelemah lignin, dan penambahan bahan starter (pemacu perkembangan mikroba). PROSEDUR PENGOMPOSAN 1. Persiapan bahan - Jerami, dicacah sampai berukuran 1-3 cm (Mesin pencacah jerami APPO, Mektan). - Agen pengompos (dekomposer) unggul dari kelompok fungi perombak lignin dan selulosa dengan dosis ganda, misalnya dosis biasa 1 kg menjadi 2 kg per ton jerami. - Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam 5-10 L air per ton jerami sebagai bahan pemacu pekembangan mikroba dekomposer (starter) atau 2,5 kg urea per ton jerami. - Kapur sebagai sebagai bahan pelemah lignin. Diberikan dalam bentuk tepung atau diencerkan dengan air, dosis 5 kg per ton jerami. - Plastik penutup kompos warna gelap (tidak transparan). 2. Tahap Kerja - Cacahan jerami ditumpuk memanjang di pinggir galengan sawah lapis demi lapis (tebal lapisan 20 cm), tinggi dan lebar tumpukan maksimum 100 cm. - Tiap lapisan jerami ditaburi atau dibasahi dengan larutan kapur, kemudian larutan starter gula (atau urea), terkahir agen pengompos. - Tumpukan jerami yang sudah diinokulasi ditutup rapat dengan plastik penutup warna gelap. Penutupan ini untuk memerangkap panas, mengurangi penguapan atau pemanasan langsung terik matahari serta melindungi kompos dari pencucian hara dan pembasahan oleh air hujan. - Pembalikan kompos dilakukan pada hari ke-3 untuk aerasi dan pelembaban bahan dengan air (bila kering), kemudian ditutup kembali dengan plastik gelap sampai hari ke-7 atau kompos matang. Prospektif Teknologi & Produk 36 INDIKASI KOMPOS MATANG ? Terjadi pengurangan volume kompos jerami >1/3 bagian (tinggi semula 100 cm menjadi sekitar 60 cm). ? Kompos berwarna gelap (coklat atau coklat kehitaman) ? Kompos beraroma fermentasi, tidak berbau tengik atau bau menyengat (busuk). MANFAAT: ? ? pertumbuhan tanaman. Panas yang dihasilkan kompos membunuh mikroba patogen dan benih gulma. Pengomposan yang tepat mengurangi peluang terbentuknya senyawa toksik yang dalam banyak kasus menghambat Proses Dekomposisi Bahan organik tidak stabil (C/N tinggi) Bahan organik stabil (C/N rendah) Oksigen Air Panas Gas (CO 2 ) Biomassa mikroba Mikroba Dekomposer Transformasi bahan organik Informasi Lebih Lanjut: Kelompok Peneliti Biologi dan Kesehatan Tanah, Balai Penelitian Tanah Jl. Tentara Pelajar 3A Bogor 16111 Tel. 0251-8342985, 8336757; Fax. 0251-8342985, 321608 [email protected]; www.balittanah.litbang.go.id Input-Output Proses Pengomposan

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prospektif Teknologi & Produk Percepatan Pengomposan ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · - Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam

Percepatan PengomposanJerami in situ

DESKRIPSIPengomposan merupakan proses humifikasi bahan organik tidak stabil (rasio C/N >25) menjadi bahan organik stabil yang dicirikan oleh pelepasan panas dan gas dari bahan yang dikomposkan. Percepatan pengomposan jerami dapat dilakukan dengan pencacahan bahan jerami, penggunaan mikroba pengompos (dekomposer) unggul dengan dosis maksimum, penggunaan bahan pelemah lignin, dan penambahan bahan starter (pemacu perkembangan mikroba).

PROSEDUR PENGOMPOSAN1. Persiapan bahan

- Jerami, dicacah sampai berukuran 1-3 cm (Mesin pencacah jerami APPO, Mektan).- Agen pengompos (dekomposer) unggul dari kelompok fungi perombak lignin dan selulosa dengan dosis ganda,

misalnya dosis biasa 1 kg menjadi 2 kg per ton jerami. - Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam 5-10 L air per ton jerami sebagai bahan pemacu

pekembangan mikroba dekomposer (starter) atau 2,5 kg urea per ton jerami.- Kapur sebagai sebagai bahan pelemah lignin. Diberikan dalam bentuk tepung atau diencerkan dengan air, dosis 5

kg per ton jerami.- Plastik penutup kompos warna gelap (tidak transparan).

2. Tahap Kerja - Cacahan jerami ditumpuk memanjang di pinggir galengan sawah lapis demi lapis (tebal lapisan 20 cm), tinggi dan

lebar tumpukan maksimum 100 cm. - Tiap lapisan jerami ditaburi atau dibasahi dengan larutan kapur, kemudian larutan starter gula (atau urea), terkahir

agen pengompos.- Tumpukan jerami yang sudah diinokulasi ditutup rapat dengan plastik penutup warna gelap. Penutupan ini untuk

memerangkap panas, mengurangi penguapan atau pemanasan langsung terik matahari serta melindungi kompos dari pencucian hara dan pembasahan oleh air hujan.

- Pembalikan kompos dilakukan pada hari ke-3 untuk aerasi dan pelembaban bahan dengan air (bila kering), kemudian ditutup kembali dengan plastik gelap sampai hari ke-7 atau kompos matang.

Prospektif Teknologi & Produk

36

INDIKASI KOMPOS MATANG?Terjadi pengurangan volume kompos jerami >1/3 bagian

(tinggi semula 100 cm menjadi sekitar 60 cm).?Kompos berwarna gelap (coklat atau coklat kehitaman)?Kompos beraroma fermentasi, tidak berbau tengik atau

bau menyengat (busuk).

MANFAAT:?

?

pertumbuhan tanaman.

Panas yang dihasilkan kompos membunuh mikroba patogen dan benih gulma. Pengomposan yang tepat mengurangi peluang terbentuknya senyawa toksik yang dalam banyak kasus menghambat

Proses Dekomposisi

Bahan organiktidak stabil(C/N tinggi)

Bahan organik stabil (C/N rendah)

Oksigen

Air

Panas

Gas (CO2)

Biomassa mikroba

Mikroba Dekomposer

Transformasi bahan organik

Informasi Lebih Lanjut: Kelompok Peneliti Biologi dan Kesehatan Tanah, Balai Penelitian TanahJl. Tentara Pelajar 3A Bogor 16111Tel. 0251-8342985, 8336757; Fax. 0251-8342985, [email protected]; www.balittanah.litbang.go.id

Input-Output Proses Pengomposan

Page 2: Prospektif Teknologi & Produk Percepatan Pengomposan ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · - Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam

Rekomendasi Pemupukan untuk Sawah Bukaan Baru yang Berasal dari Lahan Kering

REKOMENDASI PEMUPUKAN: 250 kg urea, 200 kg SP-18 dan 100 kg KCl ha-1 + 2 ton kompos jerami ha-1 + 2 ton dolomit ha-1dimana pupuk N dan K yang diberikan tiga kali (50% saat tanam, 25 % umur 21 HST dan 25 % sisanya umur 35 HST) dengan tingkat hasil 3,5 t ha-1, meningkat 127 % dibandingkan cara petani.

37

Prospektif Teknologi & Produk

HASIL PENELITIAN: Pemupukan NPK (250 kg urea, 200 kg SP-18 dan 100 kg KCl ha-1) + 2 ton kompos padi ha-1 + 2 ton dolomit ha-1

dimana pupuk N dan K diberikan dua atau tiga kali secara nyata meningkatkan produksi jerami dan padi varitas IR-42 sawah bukaan baru. Namun demikian, hasil gabah kering pada pupuk N dan K yang diberikan tiga kali (50% saat tanam, 25 % umur 21 HST dan 25 % sisanya umur 35 HST) lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberikan dua kali (50% saat tanam dan sisanya 50 % umur 21 HST. Kombinasi pupuk NPK (250 kg urea, 200 kg SP-18 dan 100 kg KCl ha-1) dengan 2 t kompos ha-1 dan 2 t dolomit ha-1, dimana pupuk N dan K diberikan 3 kali menunjukkan hasil gabah kering yang tertinggi, yaitu 3,4 t ha-1, dengan peningkatan hasil sekitar 1,9 t ha-1 atau sekitar 127 % jika dibandingkan dengan dosis petani.

Informasi Lebih Lanjut:Kelompok Peneliti Kimia dan Kesuburan Tanah, Balai Penelitian TanahJl. Ir. H. Juanda 98 Bogor 16123, Tel. 0251-8321608, 8336757; Fax. [email protected], [email protected]; www.Balittanah.org

Page 3: Prospektif Teknologi & Produk Percepatan Pengomposan ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · - Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam

Rekomendasi Pemupukan untuk Sistem Sawah Berteras

REKOMENDASI PEMUPUKAN: 100 kg urea, 100 kg TSP dan 100 kg KCl ha-1 + 67 % produksi jerami yang setara dengan 2 ton kompos jerami ha-1 dengan

-1tingkat hasil 5 – 6 ton ha-1, meningkat 2-2,5 t ha dibandingkan cara`petani.

38

Prospektif Teknologi & Produk

JANGKA WAKTU PENELITIAN: Penelitian diawali pada MH 1999/2000 sampai dengan MH 2004/2005. Pengembalian jerami yang dikomposkan secara tradisonil dimulai MK 2003. Hasil Penelitian MH 2004/2005 (belum dipublikasikan) bahwa pengembalian 67 % produksi jerami yang dikomposkan secara tradisonil dapat mengurangi penggunaan KCl hingga 50-60 kg , sementara pemberian pupuk N dan K yang dibagi menjadi 3x (50 % saat tanam, 25% umur 21 HST dan 25% umur 35 HST) lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberikan 2x.

Informasi Lebih Lanjut:Kelompok Peneliti Kimia dan Kesuburan Tanah, Balai Penelitian TanahJl. Ir. H. Juanda 98 Bogor 16123, Tel. 0251-8321608, 8336757; Fax. [email protected], [email protected]; www.Balittanah.org

CARA PEMBERIAN: Pupuk urea dan KCl diberikan 3x, pemberian pertama saat tanam (50 %) bersama dengan seluruh TSP dan pemberian ke 2 saat tanaman berumur 21 HST (25 %) dan pemberian ke III saat tanam berumur 35 HST (25 %). Untuk jerami setelah didekomposisikan secara tradisional, seminggu sebelum tanam atau saat pengolahan tanah ke II disebar merata dan dimasukkan kedalam tanah (incorporated).

Page 4: Prospektif Teknologi & Produk Percepatan Pengomposan ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · - Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam

39

Prospektif Teknologi & Produk

PUPO ( )Perangkat Uji Pupuk Organik

DESKRIPSI:

Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) adalah alat penetapan kadar hara pupuk organik secara cepat di lapangan. Alat ini bermanfaat untuk membantu pedagang, petani dan pembuat pupuk organik untuk menguji kualitas pupuk organik. Parameter uji mutu untuk PUPO versi pertama ini adalah : pH, bahan organik (C), nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) di lapangan. PUPO juga dapat digunakan oleh pengawas pupuk untuk mengawasi dan memonitor kualitas pupuk organik yang beredar di pasaran sehingga dapat segera menghentikan peredaran pupuk yang tidak memenuhi persyaratan di pasaran. Prinsip kerja PUPO adalah mengukur kadar C, N, P, dan pH berdasarkan pewarnaan, sedangkan kadar K berdasarkan pembentukan endapan.

KOMPONEN PUPO:Satu paket PUPO terdiri dari : (a) satu set larutan pengekstrak/pereaksi untuk pegujian pH, C, N, P dan K, (b) peralatan

pendukung, (c) bagan warna pH, C, N, P dan tabel K, (d) buku petunjuk penggunaan, serta (e) kemasan tas.

CARA PENGGUNAAN:A. Pengambilan contoh pupuk organik

Pengambilan contoh merupakan upaya untuk mendapatkan contoh yang mewakili, menghindari kontaminasi dari peralatan dan bahan lain serta mencegah perubahan sifat-sifat contoh. Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi sifat-sifat contoh dicatat sebagai keterangan contoh.

Dalam pengambilan contoh pupuk, identitas pupuk seperti jenis pupuk, merek dagang, jumlah, tempat pengambilan dan keterangan lainnya dicatat dengan baik. Contoh dapat diambil di tempat penyalur, gudang, pengecer, pelabuhan, truk, pabrik dll.

B. Cara pengambilan contoh pupukPengambilan contoh pupuk butiran terbungkus

Karung berisi pupuk diletakkan mendatar. Tusukkan alat pengambil contoh secara diagonal dari sudut ke sudut dihadapannya, posisi celah pada alat menghadap ke bawah. Putarkan alat setengah putaran dan tarik perlahan. Masukkan contoh ke dalam kantung plastik bersih.

Pengambilan contoh dilakukan beberapa kali secara acak untuk mendapatkan sebuah contoh komposit dengan ketentuan sebagai berikut:- Jumlah pupuk lebih dari 10 karung. Dipilih secara acak 10

karung pupuk. Dari tiap karung diambil sebuah anak contoh.

- Jumlah pupuk kurang dari 10 karung. Diambil 10 anak contoh atau sekurang-kurangnya 1 anak contoh setiap karung.

Anak-anak contoh diaduk secara merata dan diambil secukupnya (+ 0,5 kg) sebagai contoh pewakil. Pupuk dimasukkan ke dalam kantong plastik. Diambil kurang lebih 10 gram contoh pewakil, dihaluskan dengan lumpang. Contoh halus digunakan untuk uji. Sisa contoh dimasukkan ke dalam kantong plastik, diberi label dan ditutup rapat agar dapat digunakan untuk pengujian lagi bila diperlukan.

Contoh pupuk butiran curahan dapat diambil di gudang dan di dalam truk. Timbunan pupuk dapat diambil secara vertikal dangan alat "Misouri D" berbentuk tabung dan mempunyai 2 handel (Gambar A).

Perlengkapan lain sama dengan pengambilan pupuk butiran terbungkus. Contoh pupuk curahan dapat diambil dari titik-titik atau tempat-tempat pengambilan contoh di tempat penyimpanan (Gambar B dan C) atau di atas truk (Gambar D).

Gambar A

Gambar B dan C

7 4 8

10 6 9

523 1

Gambar D

Page 5: Prospektif Teknologi & Produk Percepatan Pengomposan ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · - Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam

C. Pengukuran kadar hara

Pengukuran kadar hara C, N, P, K dan pH dalam pupuk organik dengan PUPO secara rinci disajikan dalam Buku Petunjuk Penggunaan PUPO. Secara garis besar urutan penetapannya sebagai berikut :

a. Sejumlah contoh pupuk organik (0,5 g – 1 g) dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi. Pengekstrak ditambahkan sesuai hara yang akan di uji dan dikocok. larutan yang jernih digunakan untuk pengujian.

b. Pereaksi-pereaksi ditambahkan sesuai dengan urutannya dan dibiarkan selama waktu tertentu hingga timbul warna atau endapan.

Pada uji pH, C, N dan P warna yang muncul pada larutan dibandingkan dengan bagan warna yang disediakan. Sedangkan pada uji K, larutan yang memberikan endapan dibandingkan dengan menggunakan tabel.

KAPASITAS PUPO:Satu kemasan PUPO dapat digunakan untuk analisis contoh pupuk sebanyak ± 50 sampel. Jika dirawat dan ditutup

dengan rapat segera setelah dipergunakan maka masa kadaluarsa bahan kimia yang ada dalam PUPO ini adalah sekitar 1 tahun.

Balittanah menyediakan isi ulang pereaksi paket PUPO yang habis. Harga dari isi ulang tergantung dari jenis penetapannya.

Informasi Lebih Lanjut:Kelompok Peneliti Kimia dan Kesuburan Tanah, Balai Penelitian TanahJl. Ir. H. Juanda 98 Bogor 16123, Tel. 0251-8321608, 8336757; Fax. [email protected], [email protected]; www.Balittanah.org

40

Page 6: Prospektif Teknologi & Produk Percepatan Pengomposan ...balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi... · - Larutan gula (gula pasir atau gula aren) 1/4 kg dilarutkan dalam

Penggunaan Mikroba Pengendali Stres Tanaman pada Tanah-Tanah Bermasalah

41

Prospektif Teknologi & Produk

HASIL PENELITIAN: Penelitian di rumah kaca (tahun 2008) menggunakan

tanah pot yang sengaja dicemari fungi patogen akar kedelai ( membuktikan kemampuan bakteri ACC deaminase mengendalikan stres biotik (penyakit) dan memelihara kebugaran tanaman. Semakin tinggi tingkat daya rusak fungi patogen, semakin nyata kemampuan bakteri ini mengendalikan stres tanaman.

Fusarium oxysporum, Sclerotium rolfsii, Rhizoctonia solani)

Informasi Lebih Lanjut:Kelompok Peneliti Biologi dan Kesehatan Tanah, Balai Penelitian TanahJl. Tentara Pelajar 3A Bogor 16111Tel. 0251-8342985, 8336757; Fax. 0251-8342985, 321608E-mail : [email protected]

DESKRIPSI:

Mikroba tanah penghasil enzim 1-aminocyclopropane-1-carboxylate (ACC) deaminase (E.C.4.1.99.4) terbukti mampu membantu tanaman menghadapi stres (cekaman) biotik dan abiotik pada tanah-tanah pertanian bermasalah. ACC deaminase merupakan enzim sitoplasma yang diproduksi beberapa bakteri tanah untuk mendegradasi ACC (prekursor hormon etilen pada tanaman) menjadi amonia dan ketobutirat yang merupakan sumber N dan karbon bagi bakteri. Degradasi ACC oleh ACC deaminase mengurangi biosintesis hormon etilen. Biosintesis hormon etilen yang tinggi pada masa vegetatif yang umumnya dipicu oleh stres biotik maupun abiotik (lingkungan) menghambat perkembangan akar dan melemahkan ketahanan tanaman terhadap berbagai stresor.

KEBERHASILAN MIKROBA PENGENDALI STRES:

Keberhasilan penggunaan bakteri ACC deaminase pada berbagai kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman banyak dilaporkan. Bakteri ACC deaminase mampu memelihara kebugaran tanaman pada tanah tercemar logam berat (Belimov et al. 2001) maupun senyawa hidrokarbon (Reed and Glick 2005), tanah tergenang (Grichko and Glick 2001), kahat hara tertentu (Belimov et al. 2002), kekeringan (Mayak et al. 2004), dan tanah dengan kadar garam tinggi (Saravanakumar and Samiyappan 2007). Penggunaan bakteri ACC deaminase pada tanah-tanah bermasalah tersebut merupakan salah satu solusi yang atraktif untuk meningkatkan produksi tanaman dan dalam jangka panjang memulihkan produktivitas tanah.

Fo Kontrol Crb17+Fo Crb24k+Fo Crb24+Fo

Sr Kontrol Crb5+Sr Crb12+Sr RsKontrol Crb5+Rs Crb12+RsCrb5k+Sr

Tanah dicemari Fusarium oxysporum

Tanah dicemari Rhizoctonia solaniTanah dicemari Sclerotium rolfsii