tabloi profesi edisi 167

16
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167 April Tahun XXXVI 2013 Tabloid Mahasiswa UNM Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi UANG KULIAH TUNGGAL MAHAL UKT U K T Untuk Kelas T eras Ambisi dan Resistensi Kala P3G UNM Kalap Kelas Konversi yang Kontroversi Hal. 5 Hal. 9 Hal. 15 Reportase Utama Reportase Khusus Profesiana

Upload: lpm-profesi-unm

Post on 31-Mar-2016

275 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Tabloid kampus UNM

TRANSCRIPT

Page 1: Tabloi Profesi Edisi 167

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

1 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167 April Tahun XXXVI 2013

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tri Darma Perguruan Tinggi

UANG KULIAH TUNGGAL

MAHAL

UKT

UKTUntuk Kelas Teras

Ambisi dan Resistensi Kala P3G UNM Kalap Kelas Konversi yang KontroversiHal. 5 Hal. 9 Hal. 15

Reportase Utama Reportase Khusus Profesiana

Page 2: Tabloi Profesi Edisi 167

2 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Penyiaran Mahasiswa (LPPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Penanggung Jawab: Sahrul Alim, Pemimpin Redaksi : Sutrisno Zulkifli, Sekertaris

: Fajrianto Jalil, Bendahara : Nurjanna Jamaluddin, Kepala Penyiaran: Andini Ristyaningrum, Kepala Online: Imam Rahmanto, Kepala Litbang: Fahrizal Syam, Redaktur: Asri Ismail, Muhammad Ilham, Reporter: Azhar Fadhil, Muhammad Yasir, Ary Utary Nur, Susi Amriani, Nur Lela, Yeni Febrianti, Syamsul Alam, Fadillah Dwi Octaviani, Fotografer: Rizki Army Pratama, Layouter/ Desainer Grafis: Khaerul Mustaan, Manager Sirkulasi dan Iklan: Muh. Yasir

Redaksi LPPM Profesi UNM : Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lt I Rektorat Lama, Gunung Sari Universitas Negeri Makassar (UNM) atau Jl. Dg. Tata Raya, Kompleks Hartaco Indah Blok IV AB No.1, Telp. (0411) 887964, e-mail: [email protected], website: www.profesi-unm.org

Pelindung: Arismunandar Penasihat: Sofyan Salam, Nurdin Noni, Heri Tahir, Eko Hadi Sujiono, Kamaruddin Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Akbar Faisal, Mukhramal Azis, Uslimin, Ammas, Facharuddin Palapa,

Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah, Fitriani Rachman. Pemimpin Umum: Sahrul Alim Sekretaris: Fajrianto Jalil Bendahara: Nurjanna Jamaluddin Divisi Penerbitan: Sutrisno Zulkifli (Pemimpin Redaksi) Divisi Online: Imam Rahmanto (Kepala Divisi) Divisi Penyiaran: Andini Ristyaningrum (Station Manager) Divisi Penelitian dan Pengembangan: Fahrizal Syam (Kepala Litbang)

Profesi FM 107.9 MHz

Persepsi

Des

ain

Sam

pul:

Khae

rul M

usta

an

Tabloid Profesi dapat juga dibaca di:

www.profesi-unm.com

SMS : 0852 9938 5780 | 0852 5592 7221Email : [email protected] : @Profesi_OnlineFacebook : LPPM Profesi UNM

Redaksi menerima saran, dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim saran dan kritikan Anda ke:

UNIveRSItaS Negeri Makassar saat ini sedang bersiap menyambut mahasiswa baru 2013. Sudah menjadi kepastian untuk mempersiapkan di semua lini untuk kem-bali bersiap “sibuk” mengurusi rutinitas tahunan ini. Kalau di tahun sebelumnya, UNM mendapatkan kucuran anggaran Ban-tuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) 5 Miliar rupiah dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk tahun ini bertambah 2 kali lipat, sebesar 12 Miliar rupiah, dan itu hanya segelintir yang me-ngetahuinya.

Untuk tahun ajaran baru nantinya, en-tah itu adalah masalah ataukah kabar baik, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi me-nyerukan kepada seluruh perguruan tinggi negeri untuk memberlakukan Uang Kuliah Tunggal. Nah, ini yang menjadi menjadi po-lemik akhir-akhir ini. Di sebagian penjuru nusantara, berbagai macam protes hadir ke-tika wacana ini didengungkan.

Terlepas dari pro dan kontra, secara otomatis, UNM jika tak ingin mendapatkan ganjaran dari Dikti, maka harus menerapkan UKT ini. Kebijakan ini yang tidak tersebar luas informasinya di kalangan sivitas aka-demika.

Jangankan bagi mahasiswa, sebagian pejabat kampus pun hingga sekarang ini belum banyak yang mengetahui aturan baru yang akan berlaku ini. Padahal, ketika ini diberlakukan maka akan terjadi perubahan administrasi dan pola keuangan yang mem-buat kampus eks IKIP ini harus siap secara menyeluruh.

Mengingat regulasi ini akan mulai di terapkan pada tahun akademik 2013/2014, tak kurang dari 4 bulan lagi aturan ini telah dipersiapkan dari sekarang. Hanya saja, setelah wartawan Profesi melakukan pe-nelusuran, tidak seperti yang dibayangkan. Masih banyak pejabat kampus, utamanya kalangan program studi yang belum saja mengetahui tentang apa yang mereka harus lakukan untuk mempersiapkan UKT ini.

Ada pula sesama pejabat kampus yang

tidak saling bertukar informasi terkait per-solan surat edaran Dikti itu. Padahal, yang harus mapan sebelum ini ditetapkan adalah program studi, karena pihak prodi-lah yang nantinya akan membuat rancangan ang-garan sebelum mengajukan dan disetujui oleh pihak universitas.

Dengan tekad mengurangi beban ma-hasiswa dan menghindari banyaknya pem-bayaran (baca: pungli) yang tidak jelas, maka UKT dianggap sebagai solusi oleh pemerintah untuk meminimalisir segala bentuk “kekerasan” akademik yang ada di tingkat perguruan tinggi.

Justru, yang menjadi persolan baru ke-tika ini ditetapkan adalah, benarkah penga-juan dana yang dilakukan oleh setiap prodi itu mampu untuk dipertanggungjawabkan? Dan sejauh mana keterlibatan sivitas aka-demika dalam menetukan unit cost yang disepakati? Ini yang menjadi pertanyaan besar.

Selama ini, masih banyak jenis pem-bayaran yang diperuntukkan bagi kalangan mahasiswa yang tidak jelas alokasinya. Con-tohnya saja, Dana Penunjang Pendidikan (DPP). Kalangan lembaga kemahasiswaan hingga sekarang ini masih saja meneriakkan dan mencurigai dana tersebut tidak “sah” penggunaannya. Apalagi, dana-dana lain yang tidak “nampak” dipermukaan, seperti bea-siswa dan bantuan dari pemerintah ataupun instansi tertentu.

Sebelum menentukan unit cost di se-tiap prodi, perlu adanya sosialisasi yang me nyeluruh di kalangan sivitas akademika demi menghindari kecurigaan yang ber-lebihan. Juga yang terpenting, transparansi anggaran sebelumnya juga akan menetukan rincian anggaran yang akan diselipkan pada SPP Tunggal itu.

Maka dari itu, institusi yang memi-liki icon Phinisi-nya ini mestinya segera memperjelas terkait sistem yang akan di-terapakan. Jangan lagi menyidak, dan tentu-nya mengundang kontroversi serta perlawa-nan dari kalangan mahasiswa. (*)

Jangan Ragu Transparan

Page 3: Tabloi Profesi Edisi 167

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

3 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013 Mozaik

PeRtaNDINgaN Futsal Competi-tion (Fusion) 2013 yang digelar pada 19-21 April di Cendrawasih Square Futsal oleh Badan Kegiatan Maha-siswa (BKM) Psysport Psikologi, ber-langsung dengan meriah. Pertandingan ini diikuti oleh 24 tim dari berbagai perguruan tinggi se-Makassar. Dari 8 tim dari UNM, tak satu pun yang mampu membawa pulang gelar.

Juara pertama disabet oleh tim STIEM A, dan runner up diperoleh oleh tim Atmajaya A. Hanya tim Nankatsu MIPA UNM yang berhasil menjadi juara ketiga. Serta, pencetak gol terbanyak diberikan kepada Eko, yang berasal dari tim STIEM B dengan 10 gol.

Rencananya, pertandingan ini tidak hanya ditujukan bagi maha-siswa, akan tetapi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Makassar. “Sebenarnya dalam kegiatan ini kami membanginya dalam dua kategori

yakni mahasiswa dan anak SMA tapi terkendala pada kegiatan (UN) yang mereka juga lagi adakan,” kata Fitriani selaku Ketua Panitia.

“Meskipun belum bisa berbi-cara banyak dipertandingan ini, tapi setidaknya saya dari Psysport A bisa mendapat pengalaman untuk tourna-ment kedepannya,” ujar Herman Malik yang juga merupakan salah satu anggota tim Psysport dan juga tercatat sebagai panitia pelaksana kegiatan Fusion 2013.

Lanjutnya, ia juga mengungkapkan kepuasannya terhadap kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan. “Kami para panitia memulai kegiatan ini den-gan keadaan pas-pasan dari segi dana, namun saya pribadi sangat salut dengan rekan-rekan panitia atas semangatnya bersama dalam penggalangan dana sebelum kegiatan ini berlangsung, sehingga kegiatan ini berhasil dilak-sanakan dengan baik,” tutupnya. (pr07)

DaLaM rangka meningkatkan serta menggiatkan kembali kegiatan yang berbau seni dan budaya, Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (Himag-ara) bakal melaksanakan Festi-val Seni Budaya. Kegiatan ini rencananya akan digelar pada 16-17 Mei, di gedung auditori-um Amanagappa, dengan tema “Melestarikan Keanekaraga-man Kebudayaan Sulawesi Selatan di Era Globalisasi”.

Dalam kegitan tersebut memiliki rangkaian kegiatan, seperti Himagara Award, Idola

Festival Budaya, Lomba Akus-tik, Parade Kostum, dan Foto Kontes. Ter kecuali Himagara Award, rentetan kegiatan yang lainnya bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa UNM.

Ketua Panitia, Dila mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan agar para mahasiswa kembali melakukan aktivitas-ak-tivitas yang benilai kebudayaan lokal. “Acara ini diperuntukkan untuk mahasiswa agara sadar akan budaya sendiri,” terangnya.

Sedangkan, Ahmad Map-pendre selaku Ketua Program

Studi Administrasi Negara meng-apresiasi kegiatan himpunan yang baru terbentuk 2011 silam. Ia mengatakan, penye lenggaraan Festival Seni Budaya merupakan wadah bagi mahasiswa untuk berkreasi. Dirinya mengaha-rapakan festival ini dapat menin-gkatkan kemampuan mahasiswa untuk mau mengenali budaya sendiri. Terlebih, administrasi negara ini mempelajari kependi-dikan publik yang bisa memberi-kan pelayanan sebagai contoh pelayan masyarakat sebenar nya. (pr14)

aKHIR Bulan April hingga Mei terdapat beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Univer-sitas Negeri Makassar (UNM) yang akan berulang tahun dan hampir bersamaan. Dimulai dari UKM Korps Suka Rela KSR yang akan berlangsung pada 29 April, UKM Pramuka pada 1 Mei, LPPM Profesi pada 5 Mei, dan UKM Search and Rescue (SAR) pada 8 Mei. Walau semua UKM ini tersandung di per-solaan dana untuk menyukseskan kegiatan masing-masing yang telah dirancang, akan tetapi tidak menyurutkan semangat mereka untuk tetap eksis dengan kreati-vitas yang mereka mumpuni.

Berbagai macam rangakain ke-giatan telah dirancang dengan apik lembaga yang bergelut pada bakat minat ini. Seperti yang dilakukan oleh UKM KSR. Lembaga yang su-dah berumur 24 tahun ini menggelar

lomba desain logo Harlah, lomba makan krupuk dan lomba presentase kepalang-merahan yang diikuti ang-gota dan alumni UKM KSR.

Ketua Umum KSR, Ahmad Syaifullah tetap optimis kegiatan yang mereka gelar tetap terlaksana dengan lancar. “Kita dikasih lampu hijau untuk mengutang dulu kalau sudah lancar dananya, nanti digan-tikan dinotakan,” keluh mahasiswa jurusan sosiologi ini.

Begitu pula dengan UKM Pramuka, yang telah menmper-siapkan lima rangkaian kegiatan demi menyambut hari lahir lemba-ga mereka. Hamriani selaku ketua pelaksana mengatakan, momen ini juga di gunakan untuk meri-lis nomor gugus depan (Gudep) racana Ranggong Dg Romo Opu Dg Risadju UKM Pramuka UNM yang baru yang semula 08.095-08.096 menjadi 10.071-10.072.

Sebelum acara puncak yang

ke-35, lanjut Hariana, kami akan melakukan ziarah ke makam salah satu Purna Pembina Diracana UKM Pramuka sekaligus Purna Ketua Dewan, kemudian donor darah di gazebo kampus Gunung Sari UNM, Lomba Futsal Kreasi, Lomba Menghidangkan Makanan Tradisional, Lomba Karaoke, serta Lomba Rangking Satu, setelah itu UKM Pramuka akan melaksanakan rangkaian kegiatan keempat nya yaitu malam renungan.

Sedangkan UKM SAR akan menggelar lomba yang cukup menantang yaitu lomba meny-elam yang rencananya digelar di Pantai Tanjung Bayang. ”Birokrasi sendiri mendukung kegiatan yang kami buat, sekarang kami sedang mengurus persuratan-nya kesana,” kata Abdul Rahman, Ketua

Umum SAR.Dengan tema “12 Tahun Me-

ngibarkan Bendera Kemanusiaan Melalui Semangat Persaudaraan“ UKM SAR juga akan mengge-lar kegiatan donor darah dengan

bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) serta UKM KSR.

Sementara itu, LPPM Profesi akan melangsungkan lomba debat dan lomba fotografi untuk menyam-but hari lahirnya yang ke-37. (pr16)

Kemeriahan Anniversarytersandung Dana

Snapshot

Festival Seni Budaya Himagara

Tumbuhkan Kearifan Lokal

Fusion 2013

Tamu Dominasi Gelar

Tepat pukul 15.00 sore itu, di lantai tiga Gedung Rektorat UNM, penulis menemui seorang pegawai yang bekerja di tempat itu. Wanita

itu bernama Jamilah Halik. Dia adalah salah satu cleaning service yang bekerja di tempat itu. Dari beberapa cleaning service yang bekerja di tempat itu, Mila sapaan akrab teman-temannya adalah cleaning service yang paling lama bekerja di rektorat. Sekitar 10 tahun silam anak dari pasangan Halik dan Bunga ini telah merasakan suka duka bekerja sebagai tukang bersih-bersih di gedung tersebut. Ia bisa dibilang sebagai wanita perkasa, lantaran pengalaman dan dedikasi kerja yang memuaskan.

Wanita kelahiran 27 Juni 1968 itu, sudah mencicipi banyak pen-galaman kerja. Semenjak lulus dari bangku SMA, Mila bekerja sebagai buruh di perusahan meubel selama 13 tahun. Setahun setelahnya Mila pun mencoba pekerjaan lain yakni

menjadi cleaning service di salah satu rumah sakit terbesar di Makas-sar. Pekerjaan itu dijalaninya se-lama 4 tahun. Selama bekerja di rumah sakit, Mila bahkan sering kali diminta untuk membantu dok-ter dalam proses persalinan.

Selain itu, Mila pun pernah bekerja di tempat pembuatan roti, lombok dan kecap. Mila juga per-nah merasakan bekerja di salah satu percetakan. Semua dijalaninya dan dijadikannya sebagai pengalaman berharga baginya. Hingga akh-irnya Mila mendapat tawaran untuk bekerja di UNM. “Saya senang bisa menjalani pekerjaan ini, dan saya menikmatinya,” katanya dengan senyum khasnya.

Pukul 07.00 dengan menaiki an-gkutan kota “pete-pete”, Mila mulai menuju tempat kerjanya. Jarak dari

rumahnya tidak terlalu jauh. Mila sering kali menjadi orang yang pal-ing pertama tiba di rektorat. Bahkan satpam yang bekerja di tempat itu sering kali dia telpon saat pintu rek-torat belum terbuka. Mila juga sering kali menjadi orang terakhir yang pu-lang kerja. Apalagi jika ada kegiatan di rektorat hingga membuatnya ha-rus pulang terlambat.

Mila memang sosok wanita yang tangguh. Dia begitu kuat. Dengan usianya yang hampir menginjak 45 tahun ini, dia masih mampu mengerjakan segudang pekerjaan. Tidak salah jika teman-temannya sering mengatakan bahwa Mila patut mendapatkan penghargaan.

Diantara semua pekerjaan yang pernah dia rasakan, bekerja di UNM lah yang paling dia senan-

gi. Meski gaji yang di bawah rata-rata dan tidak sebanyak gaji yang didapatkan sebelumnya, tapi anak pertama dari empat bersaudara ini tetap bersyukur bisa bekerja di UNM. Tentunya dia sangat men-cintai pekerjaannnya yang seka-rang ini. “Saya udah betah kerja di sini, saya sudah menyatu dengan suasana UNM, dan saya mencin-tai pekerjaaan saya yang sekarang ini,” ungkapnya.

Meski sudah sepuluh tahun bekerja di UNM, wanita berdarah Sinjai ini mengakui pernah mera-sakan rindu terhadap pekerjaannya saat bekerja di perusahaan meubel.

“Semoga saya bisa secepat-nya jadi pegawai negeri, supaya saya bisa membiayai semua keperluan keluarga saya,” sem-bari tersenyum penuh harap. (*)

Jamilah Halik, Cleaning Service Rektorat Lantai III

Semangat Usaha Wanita PerkasaPerjalanan hidupnya dia lalui dengan segudang profesi. Sejak lulus dari bangku SMA dia mulai bekerja di salah satu perusahaan meubel selama 13 tahun. Kemudian, mencoba

bekerja sebagai cleaning service selama 4 tahun di salah satu rumah sakit terbesar di Makassar, bekerja di tempat pembuatan roti dan kecap, percetakan hingga akhirnya mendapat tawaran menjadi cleaning service di UNM sepuluh tahun lalu.

Oleh: Nurjanna Jamaluddin

RUTIN. Jamilah sedang melakukan akti-vitas rutinnya sebagai cleaning service di gedung rektorat UNM

FOTO:RIZKI-PROFESI

BeRKeMAh. Puluhan mahasiswa perwakilan lembaga kemahasiswaan se-UNM melakukan kemah mendadak di depan gedung rekrotat (29/4). Sebelumnya, mereka melakukan unjuk rasa untuk mendesak pimpinan men-transparansikan dana kemahasiswaan dan kembali mengaktifkan LK yang ada di FBS dan FIS.

FOTO: RIZKI - PROFESI

Page 4: Tabloi Profesi Edisi 167

4 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167

April Tahun XXXVI 2013Inovasi 4

SeLaMa ini, tidak sedikit ma-syarakat yang mengkonsumsi kayu secang atau yang lebih sering dise-but kayu merah ini sebagai obat tradisional yang berkhasiat men-gatasi beberapa penyakit tertentu. Yaitu dengan cara merendam po-tongan kayu secang ini ke dalam larutan air putih yang siap untuk dikonsumsi. Jika pernah men-gonsumsi air yang berwarna agak kemerahan namun tidak memiliki rasa dan bau, maka itu adalah air putih yang diperoleh dari hasil ren-daman kayu secang ini. Namun, tidak banyak yang tahu kandungan seperti apa yang terdapat pada je-nis kayu secang ini.

Berawal dari ketidaktahuan masyarakat inilah yang melatarbe-lakangi Rismayanti Kamase untuk mencari tahu dan bereksperimen perihal khasiat yang terkandung dalam kayu secang ini.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Risma, ternyata kandungan yang terdapat pada kayu secang ini memang banyak jenisnya, salah satunya ada yang disebut Brenzillin. Dalam kajian literature yang diperoleh Risma, Brenzillin ini berguna untuk menurunkan kadar gula yang ber-lebih pada tubuh manusia.

Risma juga mengatakan sek-arang ini jenis obat dokter yang mampu mengatasi penyakit dia-betes dibuat dari hasil pengklon-ingan bakteri pankreas kuda yang juga memiliki kandungan Bren-zillin. Sayangnya, obat dokter ini harganya cukup mahal. Olehnya, Risma berinisiatif untuk meramu Kayu secang ini menjadi tablet atau permen yang mampu men-gatasi penyakit diabetes.

Mula-mula, kayu secang ini diserut hingga sehalus mungkin,

setelah itu hasil serutan diangin-anginkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari sampai se-rutan ini benar-benar kering. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan yang terjadi pada kan-dungan senyawa kayu secang ini.

Lanjut mahasiswa jurusan Kimia ini, setelah itu rendam se-rutan kayu secang ke dalam laru-tan etanol selama 3 hari 3 malam untuk memperoleh ekstraknya. Ekstraknya inilah yang nantinya akan diolah lebih lanjut ke dalam bentuk tablet ataupun permen.

Selain khasiatnya yang ber-guna untuk penderita diabetes, ternyata kayu secang ini juga mampu mengatasi masalah jer-awat. Yaitu dengan cara meng-haluskan kayu secang ini. “Cara penggunaannya seperti masker pada umumnya,” singkat Risma.

“Mudah-mudahan hasil

penelitian saya ini dapat respon positif dari Dikti, sehingga bisa diberikan tunjangan pendanaan

untuk memproduksi obat diabe-tes ini,” harap mahasiswa eks 011 ini. (Sus)

Tempurung KelapaBahan Bakar Minyak

Kayu Secang ObatDiabetes dan Jerawat

Pengganti

DewaSa ini, seringnya terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Tentunya, ini memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap masyarakat kalangan ekonomi ke bawah. Be-lum lagi lonjakan harga minyak tanah yang melambung tinggi, ditambah lagi kecenderungan harga BBM yang semakin hari kian merangkak naik, mendorong sebagian besar masyarakat untuk mulai berpaling dari bahan bakar minyak ke pemanfaatan bahan bakar alternatif. Contohnya saja pemanfaatan briket arang tempu-rung kelapa (biobriket) yang cu-

kup potensial bila dikembangkan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah dan gas elpiji.

Di beberapa daerah di Su-lawesi Selatan, dapat dilihat be-tapa melimpahnya sampah tem-purung kelapa yang sudah tidak terpakai. Bukankah sangat dis-ayangkan jika tempurung kelapa tersebut dibuang begitu saja tanpa mengetahui besarnya kandungan energi yang dapat dihasilkan. Se-lain itu, pemanfaatan briket arang tempurung kelapa bahkan men-jadi salah satu langkah tepat bagi masyarakat untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap

bahan bakar fosil seperti minyak tanah dan gas elpiji, maupun pe-manfaatan bahan bakar kayu yang tingkat konsumsinya semakin hari semakin meningkat tajam sehing-ga membahayakan ekologi hutan.

Hal ini membuat Hamzah Upu selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeta-huan Alam (FMIPA) tertarik un-tuk mengembangkan bahan bakar alternatif berupa biobriket (briket arang) dari limbah tempurung kelapa menjadi energi alternatif yang dapat diperbaharui.

Menurut Hamzah, kegiatan ini merupakan salah satu program

yang dicanangkan oleh FMIPA pada bidang pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat. Olehnya, FMIPA berencana akan memproduksi briket arang tem-purung kelapa dalam skala besar agar segera mungkin masyarakat dapat mengkonsumsinya. “Briket kan banyak macamnya, tapi yang rencananya akan diproduksi ini adalah briket yang terbuat dari tempurung kelapa,” tutur Hamzah.

Hamzah juga mengatakan bahwa lokasi untuk memproduksi briket ini sudah ada, hanya saja produksi ini belum bisa dilaku-kan karena masih terkendala pada kondisi finansial fakultas. “Ya, jadi kita sudah siapkan lo-kasi pabriknya, jumlahnya ada 2 gedung di sana dan itu terletak di samping gedung IKA Sao Panrita. Namun untuk saat ini kita belum bisa memproduksi karena dana dari universitas belum ada” Jelas dosen jurusan Matematika ini.

Sementara itu, Sudding se-laku penanggungjawab program ini mengatakan jika peralatan yang ada saat ini belum bisa memproduksi briket dalam skala besar. Proses pembuatannya juga terbilang mudah, dirinya yang dibantu oleh 5 mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya mencoba membuat briket arang tempurung kelapa ini dengan peralatan seadanya. Dimulai dari bahan baku yaitu tempurung ke-lapa, tepung kanji, dan air. Ke-mudian alatnya adalah mesin pe-nepung arang, mesin pencampur adonan, mesin pencetak briket, dan oven briket.

Pertama adalah proses penga-rangan. Tempurung kelapa dibuat arang dengan pengarangan man-ual (dibakar). Setelah itu dilaku-kan proses penghancuran arang, penghancuran bisa menggunakan alat penggiling ataupun dihancur-kan secara manual. Selanjutnya pengayakan, proses ini bertujuan untuk menghasilkan arang tem-purung kelapa yang ukurannya lebih lembut dan halus. Arang tempurung kelapa diayak dengan saringan ukuran yang lubangnya sangat kecil. Kemudian dilaku-kan teknik pencampuran media, arang tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya dicam-pur dengan tepung kanji atau sagu menggunakan media air dengan perbandingan 10 : 1 : 4.

Metode selanjutnya ialah pencetakan briket arang. Setelah bahan-bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya ba-han yang telah halus dimasukkan ke dalam mesin cetakan briket dan dikempa. Setelah dicetak maka dilakukan proses penger-ingan. Keringkan dengan oven pada suhu 650C selama 2 jam (sampai kadar air 7,01%-7,64%), atau menggunakan bantuan sinar matahari. Briket pun siap untuk dikemas dan digunakan.

Hamzah juga menambahkan jika bahan baku seperti tempu-rung kelapa yang diperlukan ti-dak susah untuk dicari. “Untuk bahan baku kita sudah punya persiapan yang sangat banyak, apalagi kalau tempurung kelapa kita bisa dapatkan di mana saja,” tutur Hamzah. (Sus)

ReNDAM. Kayu Secang yang direndam dalam larutan air putih akan menghasilkan air yang berwarna agak kemerahan nanum tidak memiliki rasa dan bau.

INT.

TUMPUK. Limbah tempurung kelapa yang menumpuk dan disiapkan untuk menjadi bahan bakar altrnatif biobriket (briket arang).FOTO: IRWAN - PROFESI

Page 5: Tabloi Profesi Edisi 167

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

5 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013 Reportase UtamaTabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013 5

Kementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan melalui Dikti kembali mengelu-arkan sebuah keputusan kontroversial. Kali ini dikti mengeluarkan surat eda-ran yang berisi tentang imbauan kepada seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia untuk menerapkan sistem pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Meski berdalih pemberlakuan UKT ini untuk mengurangi beban pembayaran mahasiswa, namun banyak kalangan menilai hal ini justru menjadi cara bagi oknum tertentu untuk meraup keuntungan dari mahasiswa. Lantas bagaimana dengan UNM?

Tercatat Dikti telah beberapa kali mengeluarkan surat edaran yang isinya terkait tentang UKT. Surat edaran pertama yaitu No. 21/E/T/2012 tertanggal 4 Janu-ari 2012 tentang Uang Kuliah Tunggal. Terakhir Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Ditjen Dikti) mengeluarkan Surat Edaran No. 97/E/KU/2013 tentang Uang Kuliah Tunggal yang berisi Permintaan Ditjen Dikti kepada Pimpinan PTN untuk menghapus uang pangkal dan melak-sanakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa baru program S-1 reguler mulai tahun akademik 2013/2014.

Surat edaran dari Dikti tersebut mewajibkan seluruh PTN di Indo-nesia memberlakukan sistem pem-bayaran tunggal pada tahun akademik 2013/2014. Artinya, pada penerimaan mahasiswa baru yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi, seluruh PTN ter-khusus UNM sudah harus memberlaku-kannya. UKT sendiri memang bukanlah sebuah hal baru, beberapa universitas jauh hari telah bersiap untuk menerap-kan sistem ini, misalnya saja Universi-tas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) ataupun institusi sekelas Universitas Gadjah Mada (UGM).

Konsep UKT itu sendiri hingga saat ini masih dalam tahap pembicaraan di kalangan pimpinan universitas dan Kemendikbud sebagai pengusul program.

UKT atau biasa disebut pembayaran SPP Tunggal jika diterapkan di UNM nanti, maka mahasiswa hanya akan membayar satu kali tiap semesternya secara akumu-latif. Tak akan ada lagi pembayaran lain semisal uang laboratorium, uang praktek, uang KKN, wisuda, dan lain sebagainya. Semuanya diakumulasikan dan dibayar satu kali per semester. Dana DPP yang setiap tahunnya menjadi masalah terkait transparansinya kemungkinan akan tetap berlaku dan dilebur ke pembayaran UKT bagi mahasiswa baru.

Meskipun terdengar akan merin-gankan beban mahasiswa karena tak lagi mengeluarkan macam-macam pem-bayaran, namun sebenarnya beban yang ditanggung mahasiswa selama kuliah teta-plah sama bahkan bisa jadi akan menin-gkat. Jadi dengan kata lain UKT tak me-ringankan pembayaran mahasiswa tetapi membuatnya terlihat lebih ringan karena semua pembayaran hanya diakumulasi-kan tanpa menghilangkan satu pun jenis pembayaran. Malah muncul kecurigaan akan adanya manipulasi dalam pengajuan anggaran untuk pembayaran mahasiswa nantinya, karena prodilah yang akan menghitung semua daftar kebutuhan atau biasa disebut Unit Coast kepada universi-tas yang akan meneruskan ke pemerintah, dikhawatirkan oknum akan bermain dan mencari keuntungan dari sini.

Seolah tak ingin dituduh sebagai mafia pendidikan, pemerintah beralasan bahwa UKT dapat membantu masyarakat yang kurang mampu untuk kuliah. Muh Nuh berdalih selama ini banyak oknum yang kerap memeras mahasiswa sehing-ga dirasa perlu untuk menertibkannya dengan sistem UKT.

Arismunandar selaku rektor UNM berpandangan, program pemerintah ini dapat membantu masyarakat kurang mampu untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri. ”Ada semangat untuk memberi ruang pada keluarga yang kurang mampu untuk kuliah di universi-

tas,” ucapnya.Sebenarnya, sejak dikeluarkan-

nya suran edaran Ditjen Dikti sejak beberapa bulan yang lalu, telah terjadi beberapa kali protes di seluruh penjuru nusantara. Mulai dari kalangan maha-siswa, hingga praktisi pendidikan yang menilai kebijakan ini belum bisa untuk diterapkan secara nasional pada tahun akademik 2013/2014.

Beragam spekulatif hadir dikare-nakan, sosialisasi dan keputusan yang diambil oleh Kemendikbud terkesan tergesa-gesa. Tanpa harus memikirkan dan mempertimbangkan aspek-aspek yang lain untuk menetapkan hal ini secara paripurna.

Belum SiapDi lain kesempatan, ini disesalkan

oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Ferdian-syah. Anggota Komisi X ini berasumsi, langkah yang diambil oleh Ditjen Dikti belum layak untuk langsung diterap-kan secara nasional pada tahun ajaran 2013/2014.

“Bentuknya kan harus trasnparansi dan akuntabilitasnya. Sejauh itu tidak merugikan dan membebani maka kon-sekuensi logisnya yaitu harus tahu dulu penggunaan rincian itu untuk apa saja,” ungkapnya ketika melakukan kunjungan kerja di UNM.

Ia juga menilai, ketika keputusan ini langsung diterapkan secara nasi-onal, maka universitas harus melakukan transparansi terlebih dahulu sebelum mengambil langkah ini. Harapannya yakni, agar sivitas akademika menge-tahui seperti apa kebutuhan di setiap prodi sebelum menentukan anggaran akademik yang ditawarkan.

Hal yang sama disuarakan oleh Hamzah Upu. Dekan FMIPA mengaku pesimis dengan UKT. Ia sangsi UKT dapat berjalan sebagaimana mestinya. “Pembayaran ini sekaligus diawal,

kira-kira mampukah didistribusi sesuai dengan kebutuhan, karena anda tahu sendiri sistem manajemen kita saat ini belum mampu. Artinya distribusi sesuai dengan pos-pos yang dibiayai itu saya kira belum bisa dijamin akan berjalan dengan baik,” tegasnya.

Alasan pemerataan pendidikan untuk kaum miskin dibantah oleh beberapa pihak, Budiman salah satunya. Presiden Federasi Mahasiswa (FEMA) FIS. UKT ini hanya merujuk kepada masyarakat dari golongan atas saja. “Yakin saja jika UKT ini diberlakukan maka akan sedikit orang miskin yang kuliah di UNM, biarkanlah juga orang miskin kuliah di UNM ataukah memang orang miskin sudah dilarang kuliah,” sesalnya.

Senada dengan Budiman, Sebastian selaku Presiden BEM Fakultas Ekonomi (FE) mengungkapkan kebijakan UKT ini tidak akan meringankan beban maha-siswa, tetapi malah menambah beban. “Bisa dibilang apabila UKT ini diter-apkan kuliah hanya diperuntutkan oleh orang-orang golongan atas saja, lantas bagaimana dengan orang miskin?,” tutur mahasiswa pendidikan ekonomi ini.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Ronny, Presiden BEM Psikologi, Ia menuturkan apabila sistem UKT ini diberlakukan maka akan timbul ker-ancuan, dimana akan ada penyetaraan pembayaran di semua fakultas.

“Ditakutkan pembayaran di setiap jalur masuk UNM akan sama, sementara jika UKT diberlakukan dimana letak keti-dakadilan mahasiswa yang lulus melalui jalur yang ketat, dikarenakan pembayaran di setiap jalur masuk ataupun fakultas itu berbeda-beda dan itu akan sangat”, jelas-nya. Alasan para presiden mahasiswa dari berbagai fakultas tersebut tentunya bisa dimaklumi. Jika UKT diterapkan, maka besar kemungkinan uang pembayaran tiap semesternya akan melonjak yang akan me-nyebabkan kesulitan bagi para mahasiswa baru yang kurang mampu. (tim)

Uang Kuliah Tunggal (UKT)

Ambisi dan

ResistensiEkspektasi UNM untuk mematuhi surat edaran Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi, terkait Uang Kuliah Tunggal sebentar lagi terealisasi. Namun, tak banyak dari sivitas akademika

yang tahu akan kebijakan ini. Keputusan yang belum memiliki kejelasan aturan ini juga dibarengi oleh berbagai bentuk protes

yang terus mengalir dari berbagai kalangan.

Page 6: Tabloi Profesi Edisi 167

6 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Reportase Utama

BeRDaSaRKaN informasi, UKT jika diterapkan nantinya akan membedakan pembayaran dari tiap mahasiswa. Perbe-daan tersebut digolongkan berdasarkan golongan mahasiswanya. Menurut Pem-bantu Rektot II UNM, Nurdin Noni, paling tidak terdapat lima jenis golongan maha-siswa. “Akan ada 5 kelompok pengkat-egorian dan paling tinggi 500 ribu untuk mahasiswa yang masuk kategori tidak mampu,” ungkap dosen bahasa Inggris ini.

Tak hanya itu, besaran total pem-bayaran mahasiswa juga akan ditentukan oleh jumlah dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang diterima oleh UNM dari pemerintah. Semakin tinggi jumlah dana BOPTN yang diterima maka akan semakin rendah pembayaran UKT. Sekadar diketahui, UNM tahun ini akan menerima dana BOPTN yang mencapai 12 Miliar rupiah.

Menanggapi wacana UKT yang me-nimbulkan pro dan kontra ini, Pembantu Dekan II Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Abdul Rah-man mengaku sepakat dengan kebijakan UKT tersebut. Ia menjelaskan UKT akan meringankan beban pembayaran mahasiswa karena tidak lagi membayar berbagai macam pembayaran. “Maha-siswa nantinya tidak perlu lagi membayar berbagai macam pembayaran, semua pembayaran tiap semesternya sudah dirin-cikan. Mahasiswa cukup membayar sekali di setiap semesternya, jadi tidak ada lagi sumbangan macam-macam kepada mahasiswa dengan kata lain menghindari pungutan-pungutan liar,” ungkapnya.

Tak ketinggalan, Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Amiruddin juga turut berkomentar. Menurut mantan dekan yang baru saja digantikan ini, kebijakan UKT dinilainya efektif. "UKT itu efektif, karena satu kali bayar, selain itu untuk memini-malisir tindakan pungutan liar terhadap mahasiswa,” katanya. Lanjut Amirud-din, ia berharap UKT ini nantinya bisa dijabarkan secara jelas. “Somoga aturan main dari UKT ini bisa dipaparkan dengan jelas, karena kita saja ini belum tahu pasti sistemnya. Seharusnya kedepan ini ada pemaparan dari sistem UKT ini, harus jelas cara penerapannya,” harapnya.

Andi Mushawwir Tayyeb, ketua jurusan Biologi juga sangat menyetujui penerapan UKT. “Saya setuju saja dengan Uang Kuliah Tunggal ini, karena dengan sistem ini mahasiswa hanya satu kali bayar. Sehingga tidak ada ruang lagi untuk adanya pungutan liar kepada mahasiswa, karena pembayaran perkuliahannya sudah dibayarkan sekaligus di awal. Tapi yang pasti penyusunan perincian anggarannya harus jelas dan tepat, karena kalau tidak pasti akan kewalahan itu nantinya.”

Pembantu Dekan I FIP menambah daftar birokrasi yang menyetujui UKT. Ia beranggapan bahwa keputusan pemerintah ini sudah merupakan yang terbaik meskipun akan menimbulkan pro dan kontra. "Saya pikir ini hasil kajian Dikti, melihat konsen-trasi mahasiswa terbagi akibat memikirkan pembayaran sehingga tidak fokus memikir-kan perkuliahan. Jadi mungkin ini solusi yang ditawarkan pemerintah, meskipun pasti akan menimbulkan pro dan kontra," tuturnya

Meskipun banyak pihak yang sepakat dengan diberlakukannya UKT, tak sedikit pihak yang mengaku tidak setuju apabila sistem ini diterapkan. Presiden Badan Ekse-kutif Mahasiswa (BEM) UNM menolak keras kebijakan tersebut. Sudirman men-ganggap UKT hanya membuka ruang yang besar untuk penyelewengan dana. Peren-canaan pembiayaan yang telah diatur dari prodi dengan menetapkan standar maksimal membuat lubang penyelewengan itu semakin besar. “Ini akan membuat peluang peny-elewengan dana semakin besar.”

Di samping itu, lanjutnya, penetapan standar maksimal yang kemungkinan akan diterapkan ini ditujukan agar tidak ada lagi pungutan liar selama berlangsungnya perkuliahan.“Jadi perencanaan dari setiap program studi tidak memakai standar mini-mal tapi mereka akan kalkulasi semuanya pembiayaan dengan memakai standar maksimal dengan tujuan kedepannya tidak ada lagi pungutan,” jelasnya

Lanjut Sudirman, ia juga menyoroti akan semakin sulitnya mereka (BEM,red) mengawal keuangan di UNM karena ranah pengawalan yang selama ini di per-juangkan LK berada dalam tataran SPP, DPP dan lain-lain, sehingga jika semua itu diakumulasikan dalam UKT akan sangat susah mengawalnya.

“Jalan UKT sebenarnya ini penga-walannya lebih susah lagi, karena harus dari bawah sekali, karena regulasi peren-canaannya langsung pada prodi jadi setiap himpunan nanti yang harus aktif men-gawal ini,” tuturnya mahasiswa jurusan Fisika ini. (tim)

MeSKIPUN sebentar lagi sistem ini dipasti-kan akan diberlakukan, namun ternyata hingga saat ini konsep dari UKT masih tidak jelas. Banyak pandangan berbeda yang muncul terkait UKT, bahkan banyak sivitas UNM yang tak tahu menahu tentang apa UKT itu sebena-rnya, tak hanya mahasiswa bahkan birokrasi pun seperti kebingungan dengan konsep UKT.

Ketua prodi Managemen, Anwar Ramli misalnya, ia mengaku belum tahu bagaimana sistem penerapan UKT nantinya. “Saya belum bisa berkomentar apa-apa karena saya juga belum tau persisnya UKT ini bagaimana dan belum ada rapat internal dengan PD II mengenai hal ini,” jelasnya. Senada dengan Anwar Ramli, Sumiati selaku Ketua Jurusan Kimia juga mengaku belum mengerti dengan sistem UKT yang nantinya akan diterapkan ini. “Saya belum mengerti itu, bagaimana sistem uang kuliah tunggal ini. Belum ada sosialisasi secara jelas tentang itu,” ucapnya.

Sumiati melanjutkan, ia sudah men-gantongi format daftar kebutuhan yang diberikan oleh jurusan untuk kemudian diisi. Dekan baru Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Hasnawi turut berkomentar, ia men-gaku tak tahu banyak perihal UKT, dik-arenakan belum ada keputusan yang pasti dari Pembantu Rektor II. “Saya belum bisa mengatakan setuju atau tidak karena belum ada kepastian dari PR II”. Tuturnya

Sementara itu, Andi Mushawwir juga membenarkan tak adanya kejelasan terkait UKT. “Perihal Uang Kuliah Tunggal ini secara jelasnya belum ada sosialisasi. Olehnya itu, tentang bagaimana sistemnya kami belum tahu pasti,” tutur ketua jurusan Biologi ini. Tak hanya birokrat, para mahasiswa juga banyak yang belum tahu masalah UKT. Salah satunya Irwan, ia mengaku baru mendengar UKT ketika diwawancarai oleh Profesi. “Saya baru dengar itu, saya juga tidak tahu apa itu UKT,” ujar mahasiswa jurusan Geografi ini.

Sanksi MenantiDi tengah pro dan kontra terkait kebi-

jakan penerapan UKT, Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia tampaknya tak bisa berbuat banyak untuk sekadar memikirkan UKT tersebut. Pasalnya, ada sanksi yang telah siap menunggu bagi PTN yang tak menerapkan sistem ini.

Perlu diketahui, Kemendikbud telah bersikeras untuk segera menerapkan aturan pemberlakuan UKT dengan dalih tak ingin membuat mahasiswa semakin dirugikan dengan banyaknya pungutan-pungutan liar yang sering terjadi di universitas.

“Apa yang membuat kampus ngotot untuk menolak UKT,” tegas Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan seperti dikutip di Tempo.co. Hal ini membuat kemendik-bud mengeluarkan ancaman bagi PTN yang melanggar instruksi tersebut, sanksinya pun tidak main-main.

PTN yang tak menerapkan sistem pembayaran UKT tahun ini terancam tak akan mendapat dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Hal ini tentu mengkhawatirkan karena PTN di Indo-nesia bisa “hidup” melalui dana bantuan dari Kemendikbud ini. Menanggapi hal tersebut, pembantu rektor II UNM tak terlalu mengkha-watirkan ancaman dari kemendikbud tersebut. Menurut, Nurdin Noni, intinya instruksi ini harus dilaksanakan terlepas dari sanksi yang mengancam. “Yah, ini kan instruksi, kita laksanakan saja sebagaimana mestinya,” kata mantan Pembantu Rektor IV ini. (tim)

HINgga sekarang ini, belum ada format yang jelas dikeluarkan oleh pihak Direk-torat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk menjadi acuan universitas memberlaku-kan sistem UKT yang sebentar lagi akan diterapkan. Tak jelasnya sistem pelaksa-naan memunculkan berbagai pertanyaan.

Jika UKT diterapkan, maka tiap prodi harus membuat perincian anggaran yang akan digunakan atau dikenal dengan istilah unit cost. Rincian tersebut lalu diajukan ke universitas yang kemudian meneruskannya ke Dikti untuk mendapat dana sesuai dengan kebutuhan.

Langkah-langkah tersebut dikhawat-irkan akan memunculkan manipulasi un-tuk meraup keuntungan. Dekan FMIPA, Hamza Upu menjelaskan, dalam peren-canaan anggaran akan muncul perbedaan kebutuhan anggaran dari tiap prodi, maka ditakutkan prodi akan beramai-ramai membuat program yang tidak perlu.

“Kebutuhan akan diusul dari bawah. Nah, pada saat mereka menyusun peren-canaan beban anggaran karena perbedaan selisih tiap prodi tertentu, maka akan ada kemungkinan nantinya akan beramai-ramai membuat program yang tidak semestinya ada,” tuturnya.

Hamza Upu mencontohkan, jika ada satu prodi yang memiliki laboratorium, otomatis butuh dana yang lebih tinggi daripada prodi yang lainnya untuk opera-sionalnya itu.

Selanjutnya, prodi yang lain karena melihat ini memiliki pembayaran yang lebih besar, tidak menutup kemungkinan dia juga akan menyusun perincian ang-garan untuk mendapatkan anggaran yang juga besar walaupun hal tersebut sebena-rnya tidaklah penting,” tutur Guru Besar Matematika ini.

Berbeda dengan Dekan FMIPA, Ismail Tolla, Dekan Fakultas Ilmu Pen-

didikan telah siap untuk menyambut kebi-jakan ini jika benar akan diberlakukan pada tahun akademik selanjutnya. “FIP sudah siap. Kami telah merencanakan, ada sekitar 14 juta yang akan dibayar oleh mahasiswa baru,” bebernya.

Hanya saja, ia belum bisa merinci-kan terkait pembayaran apa saja yang tergabung dalam 14 juta tersebut. “Itu ada, tapi masih kami pertimbangkan,” ungkapnya. Dekan yang sekarang menjabat di periode keduanya ini juga menyatakan, pembayaran yang berlaku di fakultasnya diratakan. Lanjutnya, dari 6 prodi yang terdaftar, semuanya diratakan pembayarannya, karena dianggap tak terlalu membutuhkan pembayaran yang bervariasi.

“Kalau IPS itu gampang, beda den-gan IPA yang banyak praktiknya maka akan beda juga pembayarannya di setiap prodi,” tuturnya. (tim)

?Peluang atau ancaman Kebijakan Tanpa Pijakan

Unit Cost Dinilai Rawan Manipulasi

Tim Reportase Utama

Koordinator: Fahrizal Syam

Reporter: Muh. Yasir, Ary Utary Nur, Asran, A. Sri Mardiyanti Syam, A. Sadriani

ANTRI. Sejumlah maha-siswa sedang mengantri pendaftaran mahasiswa baru. Diprediksi, tahun akademik 2013 - 2014, ma-hasiswa akan dikenai Uang Kuliah Tunggal (UKT).

FOTO: RIZKI - PROFESI

Page 7: Tabloi Profesi Edisi 167

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

7 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013 Reportase Utama

Sudah dipastikan tahun 2013 ini UNM akan menerapkan sistem pembayaran perkuliahan dengan sebutan Uang Kuliah Tunggal (UKT). UKT yang akan diberlakukan pada tahun ajaran 2013/2014 ini tentunya akan merombak seluruh prosedur administrasi pem-bayaran yang sebelumnya telah dijalankan. Isu yang santer terdengar bahwa setiap mahasiswa akan membayar sekaligus biaya sebelum kuliah. Olehnya, kami dari Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPPM Profesi UNM ingin mengadakan jajak pendapat.

1. Tahukah anda tentang UKT? 5. Kemungkinan mahasiswa lama juga akan mengalami perombakan prosedur administrasi pembayaran yang telah diberlakukan sebelumnya, setujukah anda?

2. Siapkah anda jika UNM memberlakukan sistem UKT?

6. Jika UKT diberlakukan maka setiap prodi akan mengaju-kan program administrasi anggaran kepada universitas. Hal ini memungkinkan akan adanya manipulasi data dari pihak prodi dalam pengajuan program. Sehingga, bisa jadi program perkuliahan yang telah dianggarkan oleh prodi tidak terealisasikan, setujukah anda estimasi ang-garan diajukan oleh prodi?

7. Apakah hal ini (UKT, red ) membebani pembayaran Anda?

3. Bagaimana pelayanan dengan sistem pembayaran konvensional yang telah berlangsung sebelumnya?

4. Jika UKT diberlakukan maka mahasiswa diprediksi-kan tidak akan bisa cuti akademik, setujukah anda?

41

713

11

87

29

12

59

9387

89

13

20

88

51

TahuTahu Tidak tahu

Tidak setuju

Tidak

Tidak

TidakTidak

%

%

%

%

%

%

%

%

Ya

Ya

Ya

Puas

Ya

Kurang Puas Tidak Puas

Tidak Setuju

Ya

KeBIJaKaN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mewajibkan seluruh perguruan tinggi negeri untuk memberlaku-kan uang kuliah tunggal untuk mahasiswa baru disambut baik oleh setiap instusi yang berada di bawah naungannya. Tak terkecuali Universitas Negeri Makassar yang sekarang ini lagi bersiap menyambut mahasiswa baru dengan aturan baru terse-but. Yang menjadi persoalan saat ini yakni, apakah institusi yang sekarang sudah beru-mur lebih dari setengah abad ini sudah siap untuk menerapkan UKT ini? Dan sampai dimana sosialisasinya ke mahasiswa?

Hal tersebut yang membuat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPPM Profesi UNM untuk melakukan jajak pandapat kepada sivitas akademika terhadap inovasi yang dilakukan oleh pemerintah. Perlu diketahui, kebijakan ini masih dalam tahap negosiasi di tingkat birokrat perguruan tinggi di seluruh Indonesia, namun dengan kekuatan surat edaran yang ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, seolah fatwa ini wajib untuk dilangsungkan oleh 96 perguruan tinggi negeri di tahun akademik 2013-2014 nantinya.

Sebenarnya, wacana ini telah lama bergulir sejak 2011 silam, dan sekarang ini telah ada beberapa perguruan tinggi yang sementara menerapkannya. Beberapa kalangan juga menilai pembayaran yang hanya dilakukan sekali selama perkuliahan ini akan mencekik para calon mahasiswa yang akan mengenyam bangku perku-liahan, jika cost yang disodorkan terlalu

‘mahal’.Melalui jajak

pendapat yang ada, tak banyak sivitas aka-demika kampus orange ini yang mengetahui akan adanya regulasi baru yang ditelurkan oleh Dikti tersebut. Hal ini mengindikasikan, kurangnya sosialisasi di semua lini untuk menyebarluaskan informasi tersebut. Apalagi, sistem yang nantinya digunakan sudah tentu jauh berbeda dengan yang ada sekarang ini. Belum lagi, kesiapan setiap program studi untuk mengimplementasi-kan kebijakan ini terbilang ribet.

Persoalan seperti ini yang semestinya menjadi perhatian khusus kepada pihak kampus sebelum menimang dengan lapang aturan ini, mengingat tak kurang dari satu semester ini kampus eks IKIP akan diban-jiri mahasiswa baru.

Delapan puluh tujuh persen maha-siswa dari angket yang kami sebarkan, menyangsikan kesiapan UNM dalam hal penerapannya di tahun ajaran baru nanti-nya. Berarti, keraguan ini didasari atas sistem pembayaran konvesional yang se-mentara masih terpakai, belum memuas-kan pelayanannya. Entah karena alasan masih seringnya kesalahan administrasi yang dirasakan oleh mahasiswa, ataupun alur pembayaran yang ditawarkan oleh pihak institusi yang begitu bertele-tele, sehingga butuh kematangan yang lebih sebelum diterapkan di UNM.

Ada beberapa “tradisi” yang sulit

untuk dilakukan jika benar UKT atau yang lebih sering disebut SPP Tunggal ini segera diberlakukan. Praktis, seperti cuti akademik, pemindahan prodi/juru-san/fakultas/universitas/, dan sebagainya untuk mengurusi administrasi sangatlah rumit. Seperti yang terlihat di grafik, bagi mahasiswa yang berencana akan cuti aka-demik, akan mengalami kerumitan dalam hal administrasi dan persoalan keuangan. Pasalnya, tak ada lagi kompensasi dari pi-hak kampus untuk memberikan keluwesan bagi mahasiswa.

hindari Kemungkinan TerburukKetika ini dilakukan, maka akan

terjadi perombakan prosedural dan me-kanisme secara besar-besaran di tubuh perguruan tinggi. Maka, jikalau maha-siswa lama juga harus mengikuti aturan ini, pendataan ulang secara administrasi akan dilakukan oleh UNM kepada lebih dari 20 ribu mahasiswa yag terdaftar seka-rang ini. Kalaupun tidak, terjadi dualisme administrasi yang akan diberlakukan oleh pihak kampus mulai dari program studi hingga universitas untuk membedakan data mahasiswa yang sementara berjalan dan yang akan datang. Dengan waktu yang cukup singkat ini, akankah semua ini terpenuhi dengan lancar?

Persoalan yang paling rawan adalah, ketika semua program studi yang men-ganggarkan kebutuhannya untuk setiap mahasiswa selama 8 semester, bisa jadi berujung menapulasi data anggaran. Bisa saja, hal ini terjadi lantaran setiap prodi diberikan kewenangan untuk mengajukan “proyek” anggaran ke pihak universitas untuk dibebankan kepada mahasiswa baru, yang di dalam perjalanannya tidak sesuai dengan pelaksanaan akademik yang berlangsung.

Dan sudah bisa dipastikan, ban-yaknya para calon mahasiswa akan mengurungkan niatnya melanjutkan karir pendidikannya ketika diperhadapkan dengan tuntutan pembayaran yang begitu besar. Ini sama halnya, mengikis harapan para penggiat akademik yang berstatus ekomomi lemah untuk mencicipi dunia kemahasiswaan.

Maka dari itu, kematangan serta ke-siapan perlu untuk lebih menjadi bahan pertimbangan UNM demi menerpakan kebijakan ini. Juga, sosialisasi semes-tinya telah dilakukan sejak lama agar hal ini tidak terkesan dipaksakan. Dan yang terpenting, jangan jadikan kebi-jakan ini sebagai lahan untuk mengeruk keuntungan finansial dari para (calon) mahasiswa. (*)

Bersosialisasi Itu Penting!Jajak Pendapat “PROFESI”

Oleh : Sutrisno Zulkifli

Sumber: Litbang LPPM Profesi UNM

Page 8: Tabloi Profesi Edisi 167

8 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167

April Tahun XXXVI 2013Seni Budaya8

22 April, beragam cara memperin-gati hari bumi

setiap tahunnya. Peray-aan hari yang dideklara-sikan Gaylord Nelson ini pun beragam di setiap negara. Turun ke jalan meneriakkan orasi ilmiah tentang bumi, menyebar sele-baran kepada pungguna jalan, memajang spanduk ajakan peduli kepada bumi, memadamkan listrik dan me-nyalakan lilin kemudian menyu-sunnya dengan bentuk yang unik dan menarik, hingga perayaan dengan kembang api saat malam hari dilaku-kan sebagai bentuk kepedulian terhadap bumi. Namun, apakah dengan semua itu cukup untuk menjaga bumi dari kemung-kinan terburuknya?

Hari Bumi diperingati untuk menin-gkatkan kesadaran dan penghargaan ter-hadap lingkungan hidup. Meminimalisir perusakan bumi, air, udara dan hutan yang terus terjadi secara sistematis, massif dan cepat. Maraknya bencana alam yang ter-jadi menjadi salah satu tolak ukurnya.

Sebagai bukti dari kepedulian terha-dap lingkungan hidup, Forum Unit Keg-iatan Mahasiswa (UKM) UNM meng-gelar aksi simpatik memperingati hari bumi (22/4). Beragam rangkaian kegiatan menarik dilakukan, seperti long march dengan aksi bersih memungut sampah di Jl. AP. Pettarani Makassar, membagikan selebaran kepada pengguna jalan sebagai ajakan untuk peduli terhadap lingkungan, membentangkan spanduk Save The Earth, pergelaran seni dengan penampilan teatri-kal serta aksi mencabut paku yang tertan-cap di pohon.

Ke tua Umum Unit Kegiatan Maha-siswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Ling-kungan Hidup Selaras (SINTALARAS), Faisal M mengatakan peringatan hari bumi tidak akan cukup jika hanya dengan kepedulian, tetapi harus diiringi kesadaran. Kesadaran untuk mencintai alam. “Setiap tahunnya, dalam peringatan hari bumi, ma-hasiswa atau orang-orang pada umumnya kebanyakan hanyak meneriakkan selamat hari bumi, selamat hari bumi, selamat hari

bumi. Sebenarnya yang harus diteriakkan itu, selamatkan bumi,” paparnya.

Faisal mengharapkan, mahasiswa UNM bisa sadar dan peduli terhadap bumi setiap harinya, bukan hanya pada 22 April saja. “Sebenarnya kita bisa membuktikan kepedulian dan kesadaran kita pada bumi setiap harinya, meskipun dengan tindakan yang kecil saja, seperti menjaga kebersi-han lingkungan dan tidak membuang sam-pah sembarangan,” harapnya.

Sementara itu, Pembantu Rektor III bidang kemahasiswaan, Heri Tahir yang turut hadir mengatakan peringatan hari bumi yang digelar Forum UKM UNM ini sekiranya dapat menghapus stigma nega-tif masyarakat ketika mahasiswa turun ke jalan. “Ini merupakan aksi simpatik, merupakan momen penting bagi kita un-tuk menghapus citra negatif yang beredar di masyarakat tentang mahasiswa UNM yang identik dengan kerusuhan jika turun ke jalan,” paparnya.

Aksi Cabut Paku di Pohon

Sebagai bentuk kepedulian terhadap bumi, Forum UKM UNM menggelar per-ingatan hari bumi dengan kemasan yang beragam dan menarik. Aksi mencabut paku di pohon menjadi salah satu agenda unik sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Bermodalkan palu dan tang, sekitar ratusan paku berhasil dicabut dari batang pohon di sepanjang Jl. AP. Petta-rani Makassar.

Selaku koordinator lapangan, Faisal M mengungkapkan aksi mencabut paku di pohon ini sebagai bentuk kepedu-lian kepada lingkungan, karena pohon merupakan salah satu usur penting bagi kelangsungan hidup manusia. “Pohon itu kan mahkluk hidup juga, jika paku berkarat itu kita biarkan saja tertancap di batangnya, pohon itu bisa mati nanti-nya,” tuturnya.

Menurut Faisal, peran dan manfaat pohon bagi kehidupan manusia sangat penting dan sangat dibutuhkan, karena itu kehidupan pohon sebagai salah satu makhluk hidup harus diperhatikan. “Peran dan manfaat pohon itu sangat banyak. Pohon itu berperan sebagai produsen makanan bagi manusia, seb-agai penyumbang oksigen terbesar di bumi, serta mencegah erosi dan ban-jir,” paparnya.

Selain itu, Faisal juga berharap pemerintah bisa berdiri di depan (men-jadi teladan) dalam penjagaan kelestar-ian hutan serta pengadaan ruang terbuka

hijau. Jangan hanya sampai pada konsep dan slogan saja. “Kita tidak akan pernah dapat menghargai pohon selama kita tak pernah mendengarkan bahasa pohon. Sep-erti pepatah bijak dari China 500 SM, jika engkau berpikir untuk satu tahun ke depan, semailah sebiji benih, jika engkau berpikir untuk sepuluh tahun ke depan, tanamlah sebatang pohon,” tuturnya.

Pegelaran Seni Warnai Hari Bumi

Salah satu agenda me-narik dalam peringatan hari bumi ini, UKM Seni UNM mempersembah-kan teatrikal di depan gedung Phinisi. Teatrikal yang dilakoni oleh ang-gota Teater Titik Dua ini

menceritakan tentang roda kehidupan yang telah ter-

jadi di bumi.Ketua UKM Seni UNM,

Ilman Indra Ansyari men-gatakan persembahan teatrikal

yang dilakukan Teater Titik Dua ini merupakan gambaran perjalanan kehidu-

pan manusia dari masa ke masa. Menceri-takan tentang perubahan zaman yang terus berubah, menggambarkan kondisi bumi yang semakin hari semakin memburuk.

“Temanya menceritakan tentang roda kehidupan manusia dan bumi, di-mana perkembangan zaman yang terjadi tanpa memikirkan keadaan dan kondisi bumi yang kian memburuk. Semoga den-gan teatrikal yang kami sajikan ini dapat menggugah kesadaran masyarakat khusus-nya mahasiswa untuk mencintai dan men-jaga bumi,” harapnya. (*)

Hari Bumi

Kepedulian Saja Tidak Cukup

HaRI Bumi atau Earth Day selalu di-peringati tanggal 22 April sejak 1970 si-lam, di Amerika Serikat. Hari Bumi atau Earth Day dirancang untuk meningkat-kan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitu bumi. Penggagas Earth Day bernama Gaylord Nelson, senator Amerika Seri-kat dari Wisconsin yang juga seorang pengajar lingkungan hidup.

Sementara, gagasan tentang per-ingatan Hari Bumi mulai disampaikan oleh Gaylord Nelson sejak tahun 1969. Saat itu Gaylord Nelson memandang perlunya isu-isu lingkungan hidup un-tuk masuk dalam kurikulum resmi per-guruan tinggi. Gagasan ini kemudian mendapat dukungan luas.

Dukungan ini mencapai puncaknya pada tanggal 22 April 1970. Saat itu seja-rah mencatat jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi dan memadati Fifth Av-enue di New York untuk mengecam para perusak bumi. Majalah TIME memperki-rakan bahwa sekitar 20 juta manusia tu-run ke jalan pada 43 tahun yang lalu.

Moment ini kemudian menjadi tonggak sejarah diperingatinya sebagai Hari Bumi yang pertama kali. Tanggal 22 April juga bertepatan dengan musim semi di Northern Hemisphere (belahan bumi utara) sekaligus musim gugur di belahan bumi selatan. Sejak itu, pada tanggal 22 April setiap tahunnya Hari Bumi (Earth Day) diperingati.

Tema global untuk Hari Bumi 2013 adalah “The Face of Climate Change”. Tema itu dipilih karena kebutuhan untuk menyoroti dampak perubahan iklim ter-hadap individu di seluruh dunia.

Organisasi yang mengkoordinasi-kan Hari Bumi adalah Earth Day Net-work (Jaringan Hari Bumi). Kelompok ini mengelola sebuah jaringan global yang luas tentang penyelenggaraan aca-ra Hari Bumi.

Kini peringatan Hari Bumi telah

menjadi sebuah peristiwa global. Para pelaksana peringatan Hari Bumi me-nyatukan diri dalam jaringan global masyarakat sipil untuk Hari Bumi yakni EARTH DAY NETWORK yang ber-pusat di Seattle. Bila Hari Bumi ‘70 pertama paling tidak melibatkan 20 juta manusia di AS, Hari Bumi 1990-an melibatkan 200 juta manusia di seluruh dunia, maka pada Hari Bumi 2000-an diperkirakan terlibat 500 juta manusia di seluruh dunia dengan jargon “making history – making change”.

Inilah saatnya kita bergerak. Bergerak untuk menyelamatkan bumi yang sudah terabaikan oleh ambisi, ego dan kerakusan manusia yang tak per-nah berpikir generasi masa depan. Ini saatnya bergerak menyentuh kesadaran diri sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat kita untuk tidak lagi mengabai-kan bumi. Ini saatnya bergerak, karena Bumi takkan menunggu. Bila kita sendi-ri yang menunggu-nunggu waktu, maka bumi takkan lagi memberikan tempat yang nyaman buat penghuninya.

Peringatan yang sudah dilakukan sejak 1970 ini diharapkan bisa mening-katkan kesadaran khusus kalangan aka-demisi supaya kondisi bumi yang terlan-jur kurang stabil ini tidak menjadi lebih parah ataupun sampai rusak. Kita tidak mungkin dapat mengembalikan bumi seperti dulu lagi, namun kita bisa mem-perlambat kerusakan agar tidak kian bu-ruk. “ Contoh membuang sampah pada tempatnya,” tegas Suprapta, salah satu penggiat pemerhati lingkungan.

Ia menjelaskan pula bahwa selama manusia masih ada, bahkan terus bert-ambah, kerusakan pun tidak dapat di-hindari. Namun, bisa kita cegah dengan partisipasi aktif manusia. Contohnya hemat energi, menanami pohon pada la-han yang gundul. Dari hal ini kita bisa menjadikan bumi yang bebas bencana dan bebas polutan. (*)

The Face of Climate Change

Oleh: Muhammad Yasir dan Irwan Sukardi

CABUT. Mahasiswa mencabut paku-paku sisa poster yang menempel pada pohon-pohon di pinggir jalan.

FOTO: RIZKI-PROFESI

FOTO: RIZKI-PROFESI

Page 9: Tabloi Profesi Edisi 167

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

9 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013 Reportase Khusus 9

Dimulai dari program sertifikasi guru, pro-gam yang bertujuan untuk memberikan legiti-masi kepada guru dalam hal ini terkait kualitas guru untuk menjadi profesional juga ternyata menemukan sejumlah jalan berliku.

Sejak 2007 program ini dimunculkan, ri-buan guru dari berbagai daerah meliriknya. P3G UNM yang berada pada PSG rayon 124 adalah penanggungawab alias penyelenggara untuk area Sulsel, terlihat kurang profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Sebut saja Dina (samaran), perempuan yang berprofesi sebagai Guru SD ini mengaku, melihat banyak ketimpangan selama dirinya mengikuti program tersebut. Misalnya, dalam penetapan kelulusan. “Sepertinya, panitia yang menyelenggarakan tersebut, pilih-pilih kasih, banyak yang sebenarnya data mereka kurang lengkap tapi malah diluluskan,” terang Ibu dua anak ini.

Lanjut, perempuan yang saat ini mengajar di Makassar, juga mengatakan dirinya beserta beberapa temannya sebelum mengikuti program tersebut. Dia dipaksa untuk membayar beberapa biaya administrasi. Misalnya, beberapa tahap sebelum mereka disertifikasi, pada tahap Uji Kompetensi Awal (UKA) ia juga menyedorkan sejumlah uang untuk itu. “Saya lupa berapa, cuma tahun lalu saya ikut, kami betul-betul di-bebankan dengan pembayaran seperti itu, pada-hal saya pikir program ini gratis,” cetusnya.

Main titip Nomor tesTak hanya itu, nada kecewa juga dilon-

tarkan Amri (33), lelaki yang baru-baru saja terangkat jadi PNS, membeberkan beberapa kelakuan para pejabat UNM yang ternyata dis-inyalir melakukan intervensi terkait kelulusan peserta sertifikasi.

“Kalau dengar-dengar cerita teman-teman sih, kata mereka kerap menitipkan nomor tes-nya di beberapa pejabat, jadi pejabat itu nanti yang langsung membantunya agar lulus,” kata guru di salah satu SMAN di Makassar ini.

Lanjut Amri, selain itu, kebanyakan peserta sertifikasi yang menitip nomor tesnya sebelum ikut tes, ternyata memang sudah dibekali jawa-ban yang valid. “Banyak sekali saya lihat begitu, jadi sebelum ujian mereka memang sudah punya jawaban dari apa yang akan diteskan. Terutama jika tes itu tes tertulis,” ungkapnya.

Ditemui, salah satu guru yang disinyalir lo-los sertifikasi karena bantuan tersebut, Lina (sa-maran) membantah hal itu. Ia hanya mengaku bahwa dirinya memang sebelum mengikuti tes itu sempat menitipkan nomor ujiannya di salah satu pejabat teras di UNM.

“Ya, kan kebetulan ada kenalan di sana, siapa tahu bisa membantu saya, itu pikiran saya,” ucapnya. Namun, ia juga masih ragu terkait kelulusannya itu, apa dia dibantu atau memang hasil kerjaannya sendiri.

Namun, setelah dikonfirmasi terkait dugaan adanya “permainan” dalam penyelek-sian peserta sertifikasi, Direktur P3G, Abdul-lah Pandang berkilah terhadap asumsi tersebut. “Semua peserta sertifikasi itu diusulkan dari daerah masing-masing. Kemudian, diverifikasi oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Selatan, lalu hasilnya diba-wa ke UNM,” bantahnya.

Ia juga meyakinkan, lembaga yang dipim-pinnya saat ini tidak terlibat dalam hal-hal yang mampu merugikan pihak tertentu. Bahkan, mantan Ketua Jurusan Pendidikan Psikologi dan Bimbingan ini menuding, yang berpotensi melakukan kecurangan demi meloloskan para guru untuk mengikuti sertifikasi yakni daerah yang ia tempati. “Mungkin hal itu ada tapi ter-jadi di daerah, bukan orang UNM yang men-jadi pelakunya,” jelas Direktur P3G ini. (tim)

Kala P3G UNM Kalap

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program Pengembangan Profesi Guru (P3G) UNM, seper-tinya bingung dengan pekerjaan yang dijalani saat ini. Satu persatu program yang dilak-sanakannya menuai banyak kecaman.

1Pengiriman Modul/Bahan Ajar PLPG ke Peserta Sertifikasi GuruSalah satu perubahan yang mendasar dari pelaksanaan

sertifikasi guru adalah pemberian modul/bahan ajar PLPG lebih awal. Tujuannya agar guru mempunyai waktu yang cukup untuk mempelajari dan mempersiapkan diri secara

substansi dalam mengikuti PLPG. Modul/bahan ajar disampaikan kepada guru yang telah ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru tahun 2013.

2  Penerimaan Modul/Bahan Ajar PLPGGuru menerima modul/bahan ajar dari LPTK Penyeleng-

gara Sertifikasi Guru segera setelah ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru tahun 2013. Modul/bahan ajar yang diterima guru sesuai dengan bidang studi/mata pelajaran

yang disertifikasi. Di samping itu, guru diberi informasi tentang proses PLPG dan tugas-tugas yang harus diselesaikan.

3Pelaksanaan Sertifikasi Guru di LPTKRayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru menerima

dokumen, protofolio, dan berkas PLPG dari LPMP untuk se-jumlah sasaran peserta sertifikasi guru sebagaimana telah ditetapkan. Pelaksanaan sertifikasi guru di Rayon LPTK berpe-

doman pada Buku 2 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam jabatan, Buku 3 Pedoman Penilaian Portofolio, dan Buku 4 Rambu-Rambu Pelaksanaan PLPG. Pelaksanaan di Rayon LPTK harus selesai pada tanggal 30 Agustus 2013.

Sumber: Kemdikbud Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. 2012. Sertifi-kasi Guru dalam Jabatan Tahun 2013; Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta.

Jakarta: Kemdikbud

Tahap pelaksanaan sertifikasi Guru Tahun 2013

Sudut+ Ambisi dan Resistensi

+ Kala P3G UNM Kalap

+ Saya Turun Jabatan, Al-hamdulillah

- Semoga mahasiswa tidak kalap

- Turun jabatan

- Bukan ambisinya ya?

FOTO: RIZKI - PROFESI

Page 10: Tabloi Profesi Edisi 167

10 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Reportase Khusus

SARjANA Mengajar di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) yang merupakan program terbaru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dua tahun pelaksanaan kegiatan ini disinyalir banyak kejanggalan. Bermula dari kasus upah gaji peserta SM-3T yang terbukti kerap mandek.

Hal ini di-ungkap sejumlah peserta SM3T Jilid II. Sejak pemberangkatan mereka di lokasi tempat mereka mengabdi tahun lalu, pemberian gaji mereka ti-dak pernah tepat waktu, selalu saja terlambat

dari jadwal yang semula ditentukan. Padahal, pihak Kementrian

Pendidikan sudah menyerahkan sepenuhnya kepada UNM sebagai penanggungjawab kegiatan ini, dalam hal ini P3G. Namun, hasilnya tetap saja nihil, peserta SM-3T tetap saja dibuatnya cemas.

Saat dihubungi UD (inisial), men-gakui hal itu. Peserta yang tugaskan mengabdi di Sumba Timur ini, men-gaku kecewa dengan pelayanan yang diberikan pihak P3G. Bayangkan saja, gaji yang sebesar Rp2,5 juta diteri-manya secara rutin tiap bulan, tapi selalu melawati batas.

“Kami juga bingung, bagaimana administrasi keuangan pengelola. Sebab, tidak pernah tepat waktu, makanya kami terkadang harus mengutang ke teman-teman yang kebetulan punya uang, sambil menunggu dana cair,” terangnya.

Terlebih, menurutnya peserta SM3T yang berasal dari kampus lain, tidak per-nah terlambat terkait pencairan keuangan-nya. “Seperti UNNES, UNEMA mereka terima gaji mereka tepat waktu,” ucapnya.

Sementara Maman (samaran) peserta yang satu lokasi UD mengatakan tak hanya gaji yang bermasalah, di lain hal, asuransi jiwa mereka yang sebanyak Rp600 ribu ternyata juga berbeda dengan jumlah yang diterima kampus lain.

“Menurut pengakuan teman-teman sih katanya untuk asuransi kesehatan mereka Rp1,2 juta, semantara kami setengah dari itu saja,” cetusnya.

Maman menambahkan, belum lagi tunjangan kesehatan itu rasa-rasanya sangat sulit didapat. Padahal, teman-teman mereka di sana (Sumba Timur, red) sudah banyak yang masuk rumah sakit. “Di sini sudah banyak teman kami masuk rumah sakit,” singkatnya.

Menanggapi hal itu, Direktur P3G, Abdullah Pandang menepis tudingan perihal susahnya cair dana asuransi itu. Padahal, dalam mekanisme pem-berian dana kesehatan bagi peserta SM3T, Dikti telah menganjurkan untuk memberi dana tersebut dengan sistem asuransi. Namun, realitas yang terlihat

di lapangan, pihak P3G baru memberi dana kesehatan jika ada peserta yang membutuhkan (sakit).

Abdullah Pandang berkilah, dirinya bukannya tidak mau memberikan dana asuransi langsung kepada tiap peserta SM3T, hanya saja nantinya ada peserta yang membutuhkan biaya lebih dalam pengobatannya, sehingga jika ada yang membutuhkan biaya lebih, maka biay-anya diambil dari dana kesehatan yang dikelola pihak P3G.

“Kami mau kelola, jadi kalau ada yang sakit, dananya diambil,” ungkap-nya. Ia menambahkan, kelebihan dana kesehatan nantinya akan dibagi rata pada tiap individu.

Persoalan perbedaan jumlah dana ansuransi, pihak P3G mengaku tidak tahu, “Yang jelas kami hanya mem-bagikan sesuai yang ada dari pusat, bisa kalau persoalan itu ada kebijakan dari kampus mereka,” tutupnya.

Dialihkan ke UniversitasDana SM3T yang seyogyanya diperun-

tukkan untuk peserta SM3T, ternyata dialih fungsikan untuk menutupi biaya adminis-trasi universitas. Pasalnya, saat itu UNM lagi mengalami kondisi krisis moneter.

Seperti yang diberitakan Tabloid Profesi, bahwa segala aktivitas di UNM kebanyakan ditunda bahkan dibatalkan. Penyebabnya, DIPA 2013 yang belum cair. Alhasil, dana SM3T pun jadi “pahla-wan kesiangan” sekadar untuk menutupi utang-utang UNM yang lain.

Diakui, Abdullah Pandang selama ini dana SM3T itu pernah dialirkan keman-mana. “Kami pernah membicarakan ini kepada Pak Rektor tentang mekanisme keuangan yang satu pintu ini, sehingga mekanisme keuangan yang seperti ini bisa tersesat keman-mana, ” ungkap man-tan Ketua Jurusan BK ini.

Pandang melanjutkan, jika peserta marah sama sama pihak UNM menurut-nya itu wajar. Hanya saja, bagaimana me-kanisme keuangan itu mereka tidak tahu, ada beberapa tahap yang harus dilalui baru sampai uang mereka.

“Kami berencana untuk membuat satu sistem agar uang itu tidak kema-na-mana sebelum digunakan, membuat kotak-kotak bagus, sehingga kotak-kotak ini tidak tercampur, dana SM3T ini kan hibah, tapi karena satu tempat makanya bercampur dengan DIPA dan dana-dana yang lain, sehingga ketika mau dipakai malah tidak ada,” ungkap-nya. (tIM)

Dana SM-3t Mandek

MANDeK. Peserta SM-3T tahun 2012 sedang mengikuti pengarahan yang diberikan oleh panitia, sebelum diberang-katkan menuju daerah tujuan masing-masing. Disinyalir, dana-dana untuk SM-3T tersebut lebih banyak dialihkan untuk kepentingan universitas.

FOTO: RIZKI-PROFESI

PPg Ikut terabaikan

Uang Saku

Gaji

PPG - SM3T

SM3T

Biaya buku

Kesehatan

Biaya kesehatan

Uang konsumsi

Rp 1,8juta/ orang/ semester

Rp 1,8juta/ orang/ semester

Rp 1,5juta/ orang/ semester

Rp 1,5juta/ orang/ semester

Rp 540ribu/ orang/ semesterRp 30ribu/ orang/ hari (dikelola Dharmawanita)

BIAYA PESERTA SM-3T & PPG

tIDaK hanya peserta SM3T yang mengalami problema, di program P3G yang lainnnya juga kena imbasnya. Misalnya Program Profesi Guru (PPG) pra jabatan, program yang diisi oleh output SM3T jilid I ini, ternyata juga men-emukan masalah, terkhusus keuangan.

Lihat saja, dana yang seharusnya dibayar untuk enam bulan, malah baru saja dilunasi satu bulan. Menurut pengakuan Akhiruddin, Camat Rusunawa saat ini hanya masih dalam batas dijanji. “Kalau sekarang kan baru satu bulan, cuma janjinya minggu ini ditambah lagi lima bulan, artinya Rp 1,8 juta untuk satu semester,” terangnya.

Sejauh ini, alasan pihak P3G hanya persoa-lan administrasi, apalagi menurutnya, Direktur P3G, sudah melakukan komunikasi dengan Pembantu Rektor II. “Namun, di sisi lain kita juga diperhadapkan dengan kebutuhan-kebu-tuhan seperti baju, seragam. Begitu pula, untuk kuliah, print tugas, ATK, itu memang tidak bisa dinafikan bahwa sangat kita butuhkan,” tandas alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ini.

Begitu pula dengan uang kesehatan, Akhiruddin berencana akan mengelola send-iri bersama dengan rekan-rekannya. “Teman-teman itu bagaimana kalau kelola sendiri, jadi itu uang kesehatan, tidak langsung ke pribadi masing-masing. Tapi langsung dikelola secara keseluruhan, karena ditakut-kan, jangan sampai ada yang sakit, uangnya habis, tidak ada lagi yang bisa digunakan,

jadi diamankan dalam satu pengelola,” pintanya.

Di lain pihak, Abdul-lah Pandang, mengatakan sekarang ini di PPG terpaksa ia kasih uang, hal ini dikarenakan karena sakit. Dirinya mengambil kebijakan berdiskusi dengan teman-teman peserta, untuk membuat

asuransi sendiri artinya uang itu dikelola secara

kelompok.Lebih jauh, pembagiannya

itu jumlahnya disamaratakan untuk tiap peserta PPG. Ia menambahkan pada semester dua ini ada uang kesehatan, Mantan Ketua Jurusan BK ini berencana diskusi menganai hal itu hanya saja, ternyata perguruan tinggi lain langsung diberikan perihal uang kesehatannya. Menurutnya, alasan diasuransikan, supaya jika ada peserta yang sakit yang memakan sampai jutaan, maka bisa segara ditutupi.

“Kita mau kita kelola kalau ada sakit ambil dari sana, jadi kalo pulang ada kelebihan ya silahkan dipake. Kita khawatirnya kalo dikasi begitu saja per individu, maka ada yang untung dan tidak untung dan itu menjadi problem, kita akan ditegur Jakarta kalo ada yang bermasalah tidak bayar kesehatannya, padahal sudah dikasi uang. Prosedur pengeluaran itu sudah ada ketentuan dari Jakarta kecuali untuk seperti kesehatan tadi,” ujarnya.

“Tidak ada potongan uang, semua utuh kami berikan kepada individunya, karena ada juga biaya penyelenggaraan. Kement-erian memberikan biaya pendidikan, biaya asrama, biaya konsumsi tersendiri. Kemarin terlambat uangnya karena memang terlam-bat datang, nanti berjalan sebulan baru da-nanya cair. Kami minta pak rektor uangnya dijaga jangan dipakai kemana-mana jadi kalau ada kebutuhan bisa langsung dibayar. Mereka harus kursus pramuka, karena mereka harus memiliki sertifikat pembina pramuka,” tutupnya. (tIM)

Tim Reportase KhususKoordinator: Asri Ismail

Reporter : Aan Ariska, Fadillah Dwi Octaviani, Muh. Ilham, A. Baso Sofyan

Abdullah Pandang

Page 11: Tabloi Profesi Edisi 167

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

11 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013 Info Akademik

PROgRaM beasiswa luar negeri yang diperuntukkan bagi mahasiswa Pascasarjana, tak mendapat respon yang baik dari kalangan mahasiswa. Dari 1000 tempat yang disediakan, tak lebih dari 500 yang mendaftar untuk mengi-kuti program yang terlaksana sejak 2012 lalu. Kabarnya, untuk tahun 2013 ini, kuota untuk program ini akan diturunkan lantaran kurangn-nya peminat.

“Dari 1000 kouta nasional yang disediakan, tidak sampai setengannya yang terpenuhi,” tutur Suradi Tahmir. Asisten Direktur Bidang Akademik PPs menambahkan, jika di tahun ini jumlah penerima masih belum bisa mencapai target maka mau tidak mau kouta akan ditu-runkan.

Suradi juga mengungkapkan, para calon penerima beasiswa tersandung syarat yang ter-bilang sukar. “Mereka juga banyak tidak lulus di tes TOEFL, yang menjadi salah satu syarat untuk menerima beasiswa ini,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Suradi juga menyayang-kan, masih banyaknya mahasiswa yang kurang aktif mencari informasi mengenai beasiswa yang disediakan. “Banyak juga mahasiswa yang kurang aktif mencari info tentang pendaftaran beasiswa,” tuturnya.

Sampai saat ini, selaku salah satu pimpi-nan, Suradi masih berharap peminat beasiswa luar negeri di PPs akan meningkat di tahun ini. “Saya berharap tahun ini akan ada peningkatan peminat beasiswa tersebut,” harapnya. (rap)

KULIaH Kerja Nyata (KKN) yang menjadi agenda akademik tahunan bagi ma-hasiswa Universitas Negeri Makassar, pada bulan Mei ini akan kembali dibuka pendaf-tarannya. Mengacu pada pelaksanaan KKN tahun-tahun sebelumnya, baik KKN Reg-uler maupun KKN Terpadu, pemberangkatan akan dilaku-kan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. “Sebelum puasa, kita sudah harus di sana,” tegas Muh. Ardi selaku Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNM. Ia menambahkan, pem-berangkatannya direncanakan mengambil minggu ketiga pada bulan Juni.

Selain itu, Ardi mem-beberkan, biaya pendaftaran KKN yang akan dibuka pada pertengahan bulan Mei nanti dipastikan bakal mengalami peningkatan. Ia mengung-kapkan, kenaikan sebesar

Rp50 ribu tersebut akan diterapkan bagi KKN reguler maupun KKN terpadu. “Kita memperhitungkan dari biaya transportasinya, yang setiap tahun mengalami kenaikan sedikit demi demi sedikit,” tutur Ardi. Ditambah lagi, menurutnya, pihaknya mem-pertimbangkan pula dari segi peningkatan kualitas dosen pembimbing KKN.

Meskipun demikian, peningkatan biaya itu pun masih menjadi pertimbangan. Bukan hanya pada semester ini ia pernah merencanakan kenaikan biaya, melainkan pada pelaksanaan-pelak-sanaan KKN sebelumnya sudah pernah disampaikan hal serupa kepada mahasiswa, namun mendapat penolakan dari lembaga kemahasiswaan.

“Sebenarnya ini pernah diminta semester lalu, akan tetapi pada prinsipnya, maha-siswa belum sepakat dengan

peningkatan biaya itu,” jelas dosen dari Fakultas Teknik ini.

Lokasi Bertambah

Baik KKN Reguler maupun KKN Terpadu, tidak menutup kemungki-nan akan menempati lo-kasi kecamatan yang sama, meskipun desanya berbeda. Ardi pun memastikan, untuk pelaksanaan KKN tahun ini, wilayah pelaksanaannya juga akan bertambah. Jika tahun sebelumnya UNM hanya memayungi 12 kabupaten di Sulawesi Selatan, maka tahun ini diprediksi akan bert-ambah dua atau tiga kabu-paten. “Kita harus menambah daerah. Apalagi sudah ada permintaan dari Polman dan Palopo kota,” ungkapnya. Lanjutnya, penambahan daerah juga dipertimbang-kan dari jumlah mahasiswa pendaftaran KKN yang akan jauh lebih banyak dari tahun

sebelumnya.Hanya saja, ia mewanti-

wanti, permasalahan yang ada kemudian terletak pada kondisi trasnportasinya. Ia menjelaskan, daerah yang bersangkutan juga belum bisa memutuskan, ada atau tidaknya biaya transportasi untuk mahasiswa-mahasiswa yang akan menjalani KKN di daerahnya. “Dengan otonomi daerah seperti ini, dana tak-tisnya bupati habis, sehingga tidak ada yang bisa digunak-an untuk transport-transport mahasiswa. Seandainya ada kabupaten yang mau menye-diakan transport, kenapa kita tidak jauh-jauh ke sana?” tukas guru besar UNM ini.

Oleh karena itu, pemili-han daerah KKN juga akan tetap memperhatikan medan yang akan ditempuh, dengan mempertimbangkan akses, kualitas, dan biaya-biaya yang dibutuhkan. (imr)

JIKa selama ini UNM belum pernah mengutus mahasiswanya untuk melakukan KKN-PPL di luar negeri, maka Juru-san Biologi rencananya melakukan terobosan baru pada tahun akademik 2013-2014 mendatang. Rencananya, mahasiswa Biologi terkhusus ICP ti-dak lagi menunaikan tugas akademik mereka di dae-rah Indonesia, melainkan di negara tetangga Ma-laysia dan Singapura. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Jurusan Biologi, Mushawwir Tayyeb ketika ditemui di ruangnnya.

Ia menyatakan, kerjasama yang mem-berikan ruang kepada mahasiswa untuk lebih mengembangkan dirinya

tersebut, merupakan hasil dari kerjasama yang telah dijalin selama beberapa tahun terakhir dengan universitas yang ada di Malaysia dan Singapura, diantaranya Univeristas Teknologi Malaysia, Unvi-versitas Putra Malaysia, dan National University of Singapore.

Pada 21 hingga 26 April, Biologi melakukan Study Tour ke Negara tersebut. Kegiatan itu diikuti sebanyak 18 maha-siswa Biologi ICP angka-tan 2010. Selain kembali mempertegas kerjasama yang telah terajut, juga bertujuan agar mahasiswa tersebut lebih mampu untuk mengaktualisasikan kemampuan Bahasa Ing-gris mereka.

“Kunjungan sep-erti ini sudah berlangsung selama dua kali, jadi ke-berangkatan kami ke sana nanti tidak hanya sekadar mengaplikasikan kemam-puan Bahasa Inggrisnya mereka tapi juga akan membicarakan lebih lanjut kerjasama yang akan kita jalin dengan perguruan tinggi seperti UPM, UTM, dan NUS,” ungkap Mush-awwir.

Salah satu mahasiswa prodi Biologi ICP, Nurhik-mah Tenry, mengatakan dirinya sangat mendukung jika kerjasama ini terjalin. “KKN-PPL di Malaysia itu justru lebih bagus lagi karena ICP memang me-miliki target untuk ke luar negeri,” pungkas maha-siswa eks 010 ini. (Sus)

Biaya Pendaftaran KKNDipastikan Naik

Kerjasama KKN-PPL TeSCA Telkom Indonesia

Jurusan Biologi Bersiap ke Luar Negeri

UNM Peringkat Ketiga Smartest Campus

Beasiswa Luar Negeri Kurang Peminat

SatU lagi terobosan menarik yang dirintis pihak rektorat Universitas Negeri Makas-sar (UNM). Eks Kampus IKIP Ujung pandang ini berencana membangun Pusat Pendidikan Bahasa Arab. Hal ini merupakan hasil kerjasama antara UNM dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Rektor UNM, Arismunandar mengungkapkan, pihak UNM

sudah merintis pembicaraan dengan Duta Besar Arab Saudi yang akan membantu pemban-gunan pusat Bahasa Arab di UNM utamanya pembangunan gedung. “Insya Allah, pihak sponsor sudah bersedia tinggal kita tentukan kapan waktu yang cocok,” ungkap Arismunandar saat ditemui.

Saat ini UNM sudah menye-lenggarakan kursus Bahasa Arab

bahkan telah memasuki tahun ketiga. Baru-baru ini petinggi-petinggi UNM bertandang ke Madinah bersama beberapa rektor di Indonesia. Kunjungan ini perihal perkembangan kursus bahasa Arab yang menunjukkan hasil yang signifikan. Bahkan, alumni kursus Bahasa Arab UNM ada yang telah melanjut-kan studinya di Madinah.

“Kita sudah lihat hasilnya,

saya dijemput oleh alumni kita yang telah melanjutkan kuliah di sana. Tentunya hal ini menunjuk-kan indikator spirit keagamaan kita di UNM yang meningkat,” tambah guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan ini.

Dengan adanya kerjasama tersebut, UNM juga berencana untuk membuka program studi baru yakni prodi Bahasa Arab. Saat ini, UNM sedang melakukan

pengembangan kurikulum untuk pembukaan prodi Bahasa Arab.

Selain itu juga UNM akan menyiapkan kursus Bahasa Arab untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab bagi masyara-kat. Misalnya saja bagi pencari kerja dan juga masyarakat yang mau melaksanakan ibadah haji dan umrah bisa terlebih dahulu mengenal Bahasa Arab di tempat yang telah disediakan ini. (pr 30)

UNM Bangun Pusat Pendidikan Bahasa Arab

UNIveRSItaS Negeri Makassar (UNM) nampaknya bisa berbangga diri. Diantara seluruh universitas yang ada di Sulawesi, UNM didaulat menduduki peringkat ketiga sebagai Smartest Campus oleh program TeSCA, Selasa (23/4). Penilaian “kampus terpintar” tersebut didasarkan pada pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kampus pada praktek belajar mengajar dan admin-istrasi pendidikan di pergu-ruan tinggi.

Program TeSCA yang merupakan bagian dari program Corporate So-cial Responsibility (CSR) Telkom Indonesia itu sudah digulirkan sejak tahun 2008. Bahkan sejak tahun 2011,

program ini diarahkan untuk membuat pemer-

ingka- tan bagi perguruan tinggi yang me-manfaatkan TIK dalam ke-hidupan kampusnya. Tahun 2012 ini, program TeSCA lebih dipertajam arahnya pada upaya untuk melaku-kan perhitungan indeks dan pemeringkatan sekaligus pemetaan perguruan tinggi berdasarkan tingkat imple-mentasi TIK dalam kegiatan pendidikannya.

Ketua ICT Center, Rusli memaparkan, UNM berada di bawah peringkat Unhas dan Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Meskipun demikian, ia menganggap, secara faktual UNM sebenarnya bisa lebih baik dibandingkan keduanya itu. “Seandainya

saja memang benar-benar dilakukan visitasi ke kampus kita, maka pada kenyataannya kampus kita sebenarnya lebih unggul,” ungkap Rusli.

Lebih lanjut, ia menyam-paikan, UNM akan mem-peroleh penghargaan secara simbolis dari pihak Telkom Indonesia. Oleh karena itu, pihak Telkom juga telah meminta kesiapan UNM untuk diundang dalam acara penyerahan penghargaan tersebut 1 Mei.

Rusli optimis dengan peningkatan-peningkatan yang akan dilakukan oleh UNM ke depannya. Ia pun menargetkan, tahun depan, UNM sudah bisa menjadi smartest campus mengge-ser kampus-kampus yang lainnya di Sulawesi. “Saya yakin, tahun depan kita bisa sampai pada juara 1,” opti-misnya. (imr)

Page 12: Tabloi Profesi Edisi 167

12 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167

April Tahun XXXVI 201312 Wawancara Khusus

Sejak kapan, anda mulai merintis jalan di dunia kepenulisan?

Kapan pertama kali saya menulis? Semasa kanak, saya rakus membaca. Bukan rakus, barangkali kata ‘gila’ lebih mewakili. Biasanya setelah merampungkan satu buku, saya menulis ala kadar ihwal isi buku itu di catatan harian. Kebiasaan itu bermula sejak kelas 2 SD. Paman saya, Syarifuddin P, seorang kepala SD di Kec.Tama-latea, Kab. Jeneponto, mendukung kegilaan saya itu. Ke-biasaan itu berlanjut hingga sekolah menengah. Semasa SMA, saya suka menulis naskah teater. Sebagai siswa Jurusan Teater di SMK I Negeri Ujung Pandang, tentu saja wajib menulis naskah teater. Puisi pertama saya berhasil menembus Pedoman Rakyat, Koran lokal di Makassar. Bahagianya luar biasa. Berhari-hari guntingan puisi itu melekat di majalah dinding Sinrilik- majalah dinding di sekolah saya. Dampaknya juga dahsyat, saya kerap menerima pesanan surat cinta. Ada saja upahnya. Lumayan bagi pelajar yang jauh dari orang tuanya.

Bagaimana pendapat anda mengenai perkembangan sastra di Indonesia, khususnya di Sulsel?

Cerah. Menggairahkan. Meski minat baca dan gairah bersastra masih memperihatinkan, sebagaimana kerap dilantangkan banyak orang, saya tetap bergembira. Setidaknya, anak muda sekarang mulai dan makin getol membaca. Baik buku konvensional maupun buku elek-tronik. Keberadaan media sosial, seperti Facebook dan Twitter, turut memengaruhi minat membaca dan menulis. Puisi-puisi bermunculan, penulis-penulis berlahiran. Terlepas dari kualitas yang dihasilkan, tentu ini fenom-ena menarik. Sastra mulai tak berjarak, tak ditengarai sebagai milik sekelompok orang lagi. Nyaris setiap hari terpampang karya-karya dari seantero Nusantara, terma-suk Sulawesi Selatan.

Sebagai seorang penulis yang karyanya saat ini banyak dikenal masyarakat, masukan apa yang bisa anda berikan untuk para penulis-penulis yang baru mulai menapakkan kakinya di dunia kepenulisan, khususnya untuk sivitas UNM?

Kegigihan. Tak ayal lagi, kegigihan amat menen-tukan seberapa tahan kita saat menceburkan diri ke dalam lautan buku (baca: tulis-baca). Banyak orang yang merasa berbakat, tersebab tidak gigih lantas ‘mati muda’. Ada juga yang sudah bertekad sepenuh-penuh hati, lantaran kurang gigih kemudian ‘layu sebelum berkembang’. Setelah itu, kesungguhan. Di dalam kata ini tercakup ‘bersungguh-sungguh’, yang meniscayakan pengerahan seluruh daya diri. Dengan kesungguhan, semangat akan tetap terjaga. Kedua modal itulah azimat saya selama ini. Dua kata yang terus saya endapkan di dasar kalbu. Hal sama bisa menjadi modal bagi siapa saja. Tak peduli penulis yang sudah melahirkan bertum-puk-tumpuk buku. Apatah lagi bagi yang baru berniat akan menulis buku. Kata ‘baru’ dan ‘akan’ sengaja saya padankan agar lebih berasa kadar pentingnya kedua modal tadi, kegigihan dan kesungguhan.

Berbicara mengenai dunia tulis-menulis, apa yang anda rasakan saat ini mengenai budaya tulis tradis-ional Bugis/Makassar, yang sangat kurang peminat-nya pada generasi muda?

Memang benar, budaya tulis tradisional Bugis/Makassar mulai kehilangan peminat. Bahkan, mungkin tak banyak lagi yang bisa dengan fasih membaca aksara lontarak. Begitu pula nasib sastra lisan Bugis/Makassar, semisal sinrilik, sureq, royong, parupama, kelong, dan lain-lain. Secara pribadi, saya merasa miris.

Menurut anda, apa yang bisa dilakukan untuk membuat budaya tulis tradisional Bugis/Makassar mendapat tempat kembali di hati generasi muda?

Dekatkan bahasa dan tradisi itu kepada generasi muda. Memperbanyak buku berbahasa daerah Bugis/Makassar misalnya, lalu kegiatan apresiasi agar lebih mudah diserap dan disesap. Saya sering membayang-kan ada kegiatan ekstrakurikuler seperti belajar sastra daerah di sekolah-sekolah. Pasti indah. Pernah juga membayangkan kegiatan besar semacam tudang sipu-lung penulis karya sastra berbahasa Bugis, Makassar, Toraja, dan lain-lain. Mungkin teramat muluk, tak apa. Namanya juga ‘membayangkan’.

Menurut anda bagaimana antusiasme generasi muda Sul-Sel terhadap dunia sastra?

Sekarang kita punya penulis selain M. Aan Man-syur, Lily Yulianti Farid, Ahyar Anwar, Aslan Abidin, Asdar Muis, Ram Asia Prapanca, Shinta Febriyanti, dan lain-lain. Anak-anak muda mulai menggeliat. Sekadar menyebut nama, ada Fitrawan Umar, Dalasari Pera, Faisal Oddang, dan banyak lagi. Semoga berlahiran penulis-penulis mumpuni dari Sulawesi Selatan. Hari ini, dan hari-hari setelahnya.

Sekiranya dicermati dengan baik, regenerasi sastra di Sul-Sel, seperti ada beberapa generasi yang terputus, baru sekarang ini, mulai bangkit lagi geliatnya. Bagaimana saran anda agar nantinya regenerasi sas-tra di Sul-Sel dapat terus berlanjut?

Bagi siapa saja yang berada di tanah rantau, kabar miring tentang Su-lawesi Selatan lebih santer ketimbang prestasi anak mudanya. Lewat dunia sas-tra, mungkin saja kabar mir-ing itu bisa dikurangi. Para pegiat sastra harus lebih gigih lagi, barangkali. Sewaktu ke Makassar beberapa bulan lalu, M. Aan Mansyur mel-ontarkan gagasan mewah perkara beasiswa bagi penulis. Dana digalang dari sumbangsih penulis. Saya rasa, ini ide menarik.Bahkan, lebih dari sekadar menarik. Ada yang punya gagasan mewah lain? Ayo, kita tumbuhkan kembali tradisi tulis baca di tanah leluhur ini. Mari merawat harapan, sekecil apa pun peluang untuk mencapa-inya.

apa yang anda sarankan untuk generasi-generasi muda Sul-Sel agar nantinya dapat lebih men-cintai dunia literasi?

Untuk memasuki dunia literasi, kita harus memiliki kunci pembuka gerbangnya. Membaca. Ya, sekali lagi, membaca. Banyak kutipan-kutipan menarik terkait baca-membaca. Tak sedikit nasihat yang kita dengar setiap hari terkait perkara baca-membaca ini. Hanya saja, berpulang pada diri kita. Meski seluruh isi dunia meminta,

mengimbau, atau menganjurkan agar kita lebih gigih membaca, takakan terjadi selama bukan tumbuh dari dalam hati. Bagaimana menumbuhkan rasa cinta baca itu? Entahlah. Seperti lazimnya cinta, kata tak cukup untuk mengurainya. Tetap rindu, barangkali, salah satu jalan agar tetap cinta.

apa yang anda harapkan dari generasi penerus, khususnya mahasiswa UNM terkait dengan dunia kepenulisan?

Terus menulis! Menulis lagi, dan lagi. Itulah harapan saya. Musababnya sederhana. Jika ada yang abadi pada diri kita, pasti hanya tulisan.Selebihnya, fana. Maka, menulis- lah! (*)

DI era saat ini kita sudah tidak lagi begitu sulit untuk menemukan literatur-literatur yang menarik. Perkem-bangan teknologi sangat membantu dalam menambah referensi setiap orang untuk terus membuat karya-karya terbaik mereka. Ini yang melandasi kemajuan sastra tak lagi terbendung hingga sastra tak lagi “asing” bagi kalangan non-akademisi. Berikut merupakan wawancara khusus wartawan Profesi Yeni Febrianti dengan salah satu sastrawan nasional, Khrisna Pabichara.

Ciptakan Duniamu Lewat Karyamu

FOTO: NURJANNA - PROFESI

Data DiriNama : Khrisna PabhicaraNama Panggilan : Khrisna, Daeng RewaTTL : Makassar, 10 November 1975Pekerjaan : PenulisNama Istri : Mamas Aurora MasyitohNama Anak : Shahrena Adenia Pabhicara, Sharayya Adelia PabhicaraKarya Buku : - Kamus Nama Indah Islami (Nonfiksi, 2010)

- Rahasia Melatih Daya Ingat (Nonfiksi, 2010)- Mengawini Ibu (Kumpulan Cerpen, 2010)- Menerawang Indonesia (Nonfiksi, 2011) - Sepatu Dahlan (Novel, 2012)- Gadis Pakarena (Kumpulan Cerpen, 2012)- Surat Dahlan (Novel, 2013)- 10 Rahasia Pembelajar Kreatif (Nonfiksi, 2013)- Dongeng Cinta (Nonfiksi, dalam Proses)

FOTO: NURJANNA-PROFESI

Page 13: Tabloi Profesi Edisi 167

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

13 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013 Lensa Orange 13

Keterlibatan wanita dalam pembangunan bangsa Indonesia tidak terlepas dari kiprah seorang Kartini yang menjadi sosok perjuangan kaum hawa dalam membentuk sebuah kesetaraan gender. Tidak

dapat dipungkiri, berkat perjuangan Kartini, kini wanita juga memiliki peran untuk terlibat dalam menentukan arah bangsa ini. Sebagai refleksi dari apa yang Kartini telah lakukan, Profesi mencoba merangkum keberadaan wanita-wanita tangguh penerus Kartini, yang berada di lingkup akademika UNM. Ini-lah wanita-wanita pilihan yang terekam oleh lensa kamera fotografer Profesi.

Kartini-kartiniUNM

Besse Fatimah Almira Duta Museum Sul-Sel 2012-2014Mulyani

Kepala Pengawas Keamanan Program Pascasarjana

Dg. Ngai Penjaga Kantin di FSD jamila halik

Cleaning Service Gedung Rektorat

UlfiJuara II Karate Tingkat Nasional

FOTO-FOTO: RIZKI-PROFeSI

Page 14: Tabloi Profesi Edisi 167

14 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Opini

Konsistensi dan Inkonsistensi Raden Ajeng Kartini

Almamater

Oleh : Asniati Ridwan

LPPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika UNM. Tulisan dibatasi maksimal 3000 karakter. Redaksi ber-hak mengedit atau memotong tulisan anda tanpa mengubah maknanya.

Perempuan, di tengah iringan tarian global-isasi menjadi pusat eksploitasi. Berb-

agai gaya hidup ditampilkan dan semakin mudahnya pula mereka tertarik dengan macam produk tersebut dengan segala modelnya . Di satu sisi suatu kondisi sosial yang semakin menunjukkan kesenjangan tidak juga melahirkan sebuah kesadaran untuk membawa perubahan bagi negeri atau bahkan lingkungan kampus pada khususnya.

Lebih terfokus pada perempuan, masa ke-marin kaum ini dibatasi dengan tradisi ataupun adat setempat yang tidak meluaskan dan membe-baskan kita untuk meng-enyam pendidikan atau berfikir maju. Sedang ketika kondisi sekarang mengizinkan kita untuk berpikir maju namun terpaan penjajah (baca : gaya hidup) memastikan kita tidak memliki ke-sadaran akan kondisi negara sekarang ini. Berpikir maju namun tak mem-bawa perubahan sosial itulah yang terjadi. Kompetisi hanya berada pada garis siapa yang akan memperoleh materi yang paling banyak dan terkenal bukan pada siapa yang akan membawa perubahan bagi neg-eri yang penuh dengan polemik terkhusus ketertindasan yang terjadi.

Ketertarikan untuk mem-baca dan ataupun menulis sangat jarang ditemukan bisa dikatakan hanya satu diband-ing seratus orang. Dunia bersenang-senang benar-benar dengan romantisnya sedang memeluk erat kaum hawa. Zaman memliki tantangannya masing-masing, dan tantangan inilah yang sedang dihadapi masa sekarang ini.

Bercermin pada sosok Kartini (Raden Ajeng Kar-tini), seorang perempuan yang berfikir maju untuk membawa perubahan bagi negeri. Dengan modal pengetahuan bahasa yang baik, dia mengawali hidupnya dengan membaca dan menulis. Sebelum berumur 20 tahun telah menghabiskan beberapa buku seperti terdapat judul Max Have-laar dan Surat-Surat Cinta karya

Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekua-tan Gaib) karya Louis Coperus.

Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang se-dang-sedang saja, roman-fem-inis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nie- der

(Le-takkan Senjata). Dia mengurai waktunya dengan menulis beberapa surat tentang ni-atnya membawa perubahan lalu mengirimnya ke Eropa hingga dimuat dalam salah satu majalah ternama dan akhirnya dia pun dipandang oleh kaum Eropa pada saat itu.

Pada masa itu Kar-tini terus berpikir bagaimana membuat perempuan pribumi yang ada pada strata terendah berpikir maju dan keluar dari segala aturan yang mengung-kungnya. Ia mengawalinya dengan menentang adat yang sangat kental dianut oleh keluarganya (kaum bang-sawan Jawa). Adat dimana dia harus selesai di ruang dapur dan tidak perlu mengenyam pendidikan. Dia menuntut agar kaum perempuan mem-peroleh kebebasan, memiliki kesamaan hak dalam hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

Diantara semua pembe-

rontakan yang dia lakukan, ada satu hal yang tidak dapat dibantahkannya yaitu keingi-nan orang tuanya: ayahnya memintanya menikah dengan bupati rembang. Kartini pun menikah dan dijadikan seb-agai istri ketiga pada waktu itu, padahal dia sangat tidak sepakat dengan adanya penga-tasnamaan agama sebagai pem-benaran akan kesalahan yakni poligami. Namun ketidakber-dayaannya melawan keinginan ayahanda tercinta membuat idealismenya runtuh.

Namun idealismenya tidak runtuh begitu saja. Perjuangan Kartini tidak terhenti pada saat dia menikah. Dia sangat

beruntung memliki sosok suami yang mengerti keinginan

hatinya. Kartini diberi izin untuk membangun sebuah sekolah khu-sus untuk kaum perempuan, agar dia dapat mengaktualisasikan diri dan mengeksplor konsep-sinya mengenai perjuangan

perempuan. Suatu kepatutan

bercermin pada sosok Raden Ajeng Kartini yang memiliki niat dan semangat per-juangan yang besar yang berawal dari mengkonstruk diri dan pada akhirnya men-transformasikan dan

mengkonstruk perem-puan pribumi lainnya.

Sayang sangat disayangkan, Kartini wafat pada usia muda, 25 tahun.

Beberapa kelompok pergerakan perempuan terbentuk setelah masa itu hingga sekarang bermunculan kelompok yang mengatasnamakan perjuan-gan perempuan. Namun pada suatu kelompok, ada hal-hal keliru mengenai emansipasi yang mereka pahami. Orientasi ke hal yang positif tidak begitu dipikirkan, mereka menuntut ke-setaraan dalam hal negatif pula. Bahkan menuntut kebebasan dalam perilaku bermasyarakat yang kemudian dikawinkan dengan gaya hidup asing yang tidak sepatutnya mereka terbuai di dalamnya.

Ada hal yang perlu diberon-tak pada tradisi namun ada hal yang mesti tetap dipegang teguh.

Tetap berjuang kaum perem-puan....

*Penulis adalah Ketua Majelis Per-musyawaratan Mahasiswa Fakultas

Ekonomi (Maperwa FE).

INT

Dunia pendidikan tahun ini terpukul. Pelaksanaan ujian nasional yang kacau balau membuka mata kita yang perlahan redup akan suramnya pengelolaan pendidikan

di negeri ini. Keterlambatan, ketiadaan, kebocoran soal, menjadi bahan yang harus dievaluasi mengiringi peringatan hari pen-didikan yang selalu jatuh pada 2 Mei. Setidaknya, peringatan hari pendidikan bukan hanya menjadi ceremonial belaka, tanpa makna, arti, dan cinta.

Ujian nasional tahun ini menjadi "bahan eksperimen" penge-lola pendidikan di negeri ini. Percetakan yang kembali ditangani oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diduga menjadi musabab rendahnya kualitas ujian nasional tahun ini. Alasannya, percetakan di daerah membuka peluang kebocoran soal sehingga mengurangi kualitas ujian nasional.

Hasilnya, kacau balau seperti kata-kata yang dilansir di me-dia cetak dan elektronik selama beberapa hari terakhir. Indikasi korupsi alias rampok di balik kegagalan hajatan tahunan itu pun menyeruak ke permukaan. Tak tanggung, KPK pun dipaksa bergerak melakukan penyelidikan atas dugaan perampokan uang negara itu.

Muncul kekhawatiran, eksprimen pendidikan yang dilaku-kan memang atas motif "keuntungan besar". Jika percetakan dikelola langsung oleh daerah, maka kantong petinggi negeri ini kurang terisi. Anggaran ujian nasional, terutama untuk per-cetakan soal (ruang bermain -red) yang anggaranya besar akan disebar ke daerah.

Jika ini terjadi dan mungkin saja benar, maka wajar, antrian koruptor di dalam dan luar lingkup pemerintahan menjadi pemandangan yang dianggap biasa. Di masa yang akan datang, anak negeri akan semakin licah dan lihai melakukan praktik korupsi. Pasalnya, mereka adalah produk-produk ujian nasional yang diwarnai dugaan praktik-praktik korupsi.

Dengan demikian, sudah saatnya pengelola pendidikan tidak terlalu berani bereksperimen. Gencar berita bahwa kurikulum 2013 akan dipaksakan diberlakukan pada tahun ajaran men-datang. Meski banyak menuai kritikan dan memang belum teruji, toh pemerintah seolah tak mendengar. Tapi wajar jika dipaksakan karena tidak diberlakukan tahun ini maka namanya bukan lagi kurikulum 2013...

Nuansa legacy pemerintahan yang akan dikenang jika pensiun nanti diduga juga menjadi motif adanya "pemaksaan". Buktinya, setiap menteri yang mengurus pendidikan pascarefor-masi hanya disibukkan dengan gonta-ganti kurikulum. Belum jua kurikulum diterapkan secara maksimal, toh kurikulum baru sudah dipersiapkan dengan beragam alasan. Seolah kita bosan dengan kata peningkatan kualitas sebagai alasan pembenar di balik motif lain yang samar-samar.

Semakin beralasan untuk menyimpulkan bahwa kurikulum demi kurikulum hanyalah mega proyek yang menjanjikan "keun-tungan besar". Ironisnya, praktisi pendidikan di kampus (akede-misi -red) malah diam. Hanya segelintir yang berani bersuara. Semoga saja diamnya mereka, bukan lantaran akan keciprat "keuntungan" jika kurikulum berganti.

Namun, jika kurikulum 2013 dipaksakan, tidak menutup kemungkinan kacau balau ujian nasional akan tertular. Hasilnya juga akan sama, selanjutnya pemerintah akan meminta maaf, yah hanya ucapan maaf sembari tersenyum kecut di layar kaca, sep-erti yang dipertontonkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh baru-baru ini.

Cukuplah, kegagalan ujian nasional menjadi pelajaran dan cukuplah penilaian kualitas dan profesionalisme guru dengan hanya menggunakan tumpukan kertas (fortopolio -red) beberapa tahun lalu sebagai eksprimen pendidikan yang gagal. Untuk mendapatkan gaji tinggi guru dipaksa berburu sertifikat, dan pel-uang itu pun dimanfaatkan oleh guru besar untuk meninggalkan kampus menjadi pembicara dengan bayaran yang "wah". Jika hasil eksrimennya belum teruji, saya kira cukuplah dimatangkan dulu di laboratorium. (*)

Selamat Hari Pendidikan dan selamat Ulang Tahun LPPM Profesi yang ke 37... Tanpa Anda Kami Belum Lengkap...

Hanya Ucapan Maaf dan Senyum Kecut

Abdul Salam Malik

Penulis adalah Pemimpin Redaksi LPPM Profesi UNM Periode 2005-2006

Page 15: Tabloi Profesi Edisi 167

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

15 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013 Profesiana

KeLaS konversi yang dirintis di bawah naungan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) kini telah memasuki tahap kedua. Mahasiswa kelas konversi ini berasal dari berbagai Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang telah melewati berbagai tes dan diklat selama satu semester.

Salah satu mahasiswa konversi, sebut saja Lili mengatakan terjadi kejanggalan pada kelas konversi tahap kedua, persoalan-nya pada tahap pertama setiap mahasiswa mendapatkan uang transportasi, snack, dan makan siang, bahkan setiap mahasiswa juga mendapatkan uang 2 juta rupiah seb-agai bantuan pendidikan. Sekadar diketahui kelas konversi adalah kelas penyetaraan di bawah naungan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. “Setahu saya ada dana untuk kami tapi yang kami dapat hanya biaya Sumban-

gan Penunjang Pendidikan (SPP) gratis” ungkapnya.

Salah satu mahasiswa kelas konversi ta-hap pertama sebut saja Riri, membenarkan hal ini banyak dana yang dikucurkan untuk angkatan mereka bahkan untuk transportasi, snack, dan makan siang serta tambahan un-tuk bantuan pendidikan sejumlah 2 juta juga diterima. “Pada kelas konversi tahap pertama kami dibebaskan dari tanggungan biaya apa-pun bahkan kami yang serasa digaji oleh pi-hak kampus,” terangnya.

Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I), M. Ali Latif membenarkan hal ini bahwa mahasiswa yang terhimpung di dalam kelas konversi tidak akan dibebankan biaya apa-pun termasuk SPP bahkan setiap mahasiswa akan diberikan bantuan pendidikan. “Maha-siswa konversi itu sangat beruntung karena mereka sudah dibebaskan dari biaya SPP dan

mendapat 2 juta sebagai bantuan pendidikan dari Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Formal, dan Non Formal (Dirjen Paudni),” ungkapnya.

Salah satu perintis kelas konversi ini juga menegaskan bahwa bukannya pada tahap kedua ini tidak ada perlakuan seperti tahap pertama namun semua fasilitas terse-but akan diberikan setelah melewati setidaknya dua semester yang terhitung sejak mereka selesai diklat dan satu semester pertama mereka terhitung sejak Februari 2013. “Mereka harus melewati

semester berjalan terlebih dahulu agar kami bisa mengirimkan nama dan nomor reken-ing mahasiswa ke pusat (red- Dirjen Paudni) karena begitulah yang disebutkan di dalam prosedural,” jelasnya.

Ketua Jurusan PLS, Syamsul Bahri Gaf-far menjelaskan kelas konversi yang dirintis oleh jurusan yang dipimpinnya kali ini tidak mengalami masalah bahkan UNM sebagai satu-satunya universitas di luar Pulau Jawa yang dipercaya untuk merintis kelas kon-versi. Tahap kedua ini adalah pembuktian kesuksesan tahap pertama, dan hal ini diminta langsung oleh K e m e n -trian Pendidikan. “Saya rasa hal ini adalah prestasi tersendiri dan juga merupakan jalan untuk me- ningkatkan kualitas para pendidik b a i k itu formal maupun n o n formal,” jelasnya. (pr04)

Kelas Konversi yang Kontroversi

Tetap Eksis Walau Tanpa RestuDIaKUI namun tidak jelas ke-beradaannya, itulah yang sedang menggerayangi Program Studi Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan. Walau masih terdaftar di dalam administrasi universitas dan Badan Akredi-tasi Nasional Perguruan Tinggi, akan tetapi lulusan dari prodi ini tak bisa untuk mendaftarkan diri untuk mengikuti program SM3T, yang merupakan salah satu syarat untuk menjadi guru pegawai negeri sipil (PNS).

Hal ini terlihat pada pendaft-aran SM-3T 2012. Para alumnus dilarang untuk mengituti pro-gram Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) ini, lantaran tak memiliki kuota di sekolah untuk menjadi guru olahraga, yang terdaftar hanya pendidikan jasmani.

Dengan adanya pelarangan tersebut, tak membuat program studi yang telah lama berdiri itu untuk tidak membuka pendaf-taran pada tahun akademik 2013-2014 mendatang. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan,

Nadwi Syam menegaskan, untuk penerimaan mahasiswa baru men-datang tetap akan diberlakukan oleh UNM.

“Kami tetap akan terus mencetak tenaga pendidik me-lalui jurusan ini, karena sesuai realitanya masih banyak daerah yang membutuhkan dan jurusan ini prospeknya adalah tenaga pendidik karena mencetak sarjana pendidikan,” ungkapnya (17/4).

Dirinya mengakui, memang saat ini ada beberapa daerah di Sulawesi Selatan yang tidak lagi menerima cebolan prodi ini untuk menjadi tenaga pendidik. “Saya tidak tahu jelas apa motif diedarkannya surat tersebut jika benar ada dan apa alasan dalam surat tersebut untuk daerah-daerah agar tidak menerima lagi alumni jurusan Kependidikan Pelatihan,” tuturnya.

Senada dengan Nadwi Syam, Pembantu Dekan Bidang Akademik, Baharuddin Laka-madi menyatakan untuk tidak

menutup prodi tersebut walau ta-hun lalu sempat bermasalah pada pendaftaran SM3T. Persoalan tidak diterimanya alumni prodi tersebut untuk menjadi guru, dianggap oleh Lakamadi sebagai isu yang tidak jelas kebenaran-nya.

“Kami tidak memiliki hak jika harus untuk menutup jurusan tersebut, dan hal itu ditentukan oleh Departemen Jenderal Pendi-dikan,” ungkapnya dengan nada tinggi.

Ibnu, salah seorang maha-siswa yang nantinya berijazahkan pendidikan kepelatihan, berharap agar ia dan teman-temannya dapat diterima di dunia kerja dengan normal, terkhusus menjadi guru olahraga yang ia cita-citakan. “Sampai saat ini kami hanya bisa berharap kedepan yang terbaik untuk jurusan ini, terlebih banyak diantara kami yang berkeinginan menjadi guru. Kami pun tetap menjalankan perkuliahan ini dengan normal,” harap mahasiswa eksponen 2011 ini. (pr24)

Venna Melinda Terima “Pinangan” Arismunandar

DaLaM lawatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Komisi X ke Universitas Negeri Makassar pada Selasa (23/4), di Aula Lantai V Gedung PPs UNM, selain ber-langsung alot, juga disuguhi oleh hiburan-hiburan di akhir acara.

Salah satu yang menjadi pusat perhatian dalam kunjungan tersebut, yakni kehadiran Venna Melinda, selaku anggota komisi X yang juga merupakan artis tanah air. Wanita yang mengaku telah meninggalkan dunia kearti-sannya sejak menjabat sebagai anggota legislatif tersebut, sem-pat menyumbangkan sebuah lagu di akhir acara.

Arismunandar, yang bertin-dak sebagai pembicara dalam dialog tersebut yang meminta Vena untuk bernyanyi. “Ini sudah menjadi tradisi kami, ketika

ada tamu yang datang ke UNM harus membawakan sebuah lagu. Bahkan Wakli Menteri Pendidi-kan juga telah bernyanyi bersama kami,” ucap Rektor UNM sebe-lum menutup acara tersebut.

“Kami juga merasa kurang ajar ketika kami yang harus menyanyi. Padahal kami adalah tuan rumah, makanya kami ber-harap ibu Venna Melinda untuk naik menyumbangkan sebuah lagu,” seru Arismunandar yang diikuti sorak peserta yang hadir ruangan tersebut.

Tanpa berpikir lama, Venna Melinda yang mendapat dukun-gan oleh para peserta langsung beranjak ke podium untuk ber-nyanyi. “Ini memang lagu sedih, tapi tidak menggambarkan isi hati saya. Lagu ini saya persembah-kan untuk para dekan, rektor dan para hadirin yang ada di sini,”

ujar Venna sebelum menyanyikan lagu Aku Makin Cinta, milik Vina Panduwinanata.

Pasca kepergiaan para ang-gota legislatif, Arismunandar sempat bercerita, bahwa mo-mentum tersebut yang ia tunggu-tunggu. “Dari awal saya pusing, bagaimana Venna bisa menyanyi, padahal dia bukan penyanyi. Tapi ada kesempatan yang diberikan moderator, maka ada jalan untuk melempar “bola” itu,” ujarnya sambil tertawa.

Kedatangan puluhan anggota DPR yang membidangi pendi-dikan dan kebudayaan tersebut, untuk melakukan reses ke setiap perguruan tinggi demi menin-gkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh para pimpinan universitas dari perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Makasssar.(tri)

Saya Turun Jabatan, Alhamdulillah...

KIPRaH Heri Tahir menjabat sebagai Pembantu Rektor Bi-dang Kemahasiswaan ternyata tak begitu mulus. Belum cu-kup setahun dirinya menjadi pejabat teras di UNM, sudah banyak terpaan yang mengusik kedudukannya di kampus eks IKIP ini. Pengurus lembaga kemahasiswaan menilai Pem-bantu Rektor Bidang Kemaha-siswaan ini gagal menjalankan amanahnya.

“Mendesak rektor untuk menurunkan pembantu rektor III dari jabatannya,” teriak Tau-fik, koordinator lapangan.

Namun, nampaknya PR III, Heri Tahir, menanggapinya den-gan kepala ‘dingin’ saat ditemui oleh awak Profesi sesaat setelah unjuk rasa berlangsung. “Ini adalah amanah, bukan ambisi saya untuk jabatan ini. Kalau memang saya diminta untuk turun dari jabatan, alhamdulillah. Saya senang sekali kalau begitu,” ujarnya saat ditemui di ruangannya.

Lanjut Heri, kalaupun tidak diinginkan lagi, mungkin saya akan lebih fokus untuk produk-tif menghasilkan karya-karya sebagai seorang profesor.

Senin (29/4), beberapa gerombolan mahasiswa yang tergabung atas nama aliansi lembaga kemahasiswaan se-UNM mendesak Heri Tahir tu-run dari jabatannya.

Mahasiswa yang tergabung dari 7 fakultas yang ada di

UNM ini menyampaikan mosi ketidakpercayaanya kepada alumnus Unviversitas Hasa-nuddin ini lantaran dinilai ti-dak becus mengurusi lembaga kemahasiswaan yang menjadi tanggung jawabnya.

“Kami mengangap dia tidak mampu untuk menyelesaikan problematika-problematika pada lembaga kemahasiswaan, karena tidak dicairkannya LK di FBS yang mengkebiri kreati-vitas dari mahasiswa, dan ti-dak dilantiknya Federasi Ma-hasiswa di FIS,” tegas Jayadi, perwakilan dari Fakultas Ilmu Keolahragaan ini.

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial ini justru menyatakan, jika memang benar dirinya akan dilengserkan dari jabatan PR III maka dirinya mungkin lebih bisa produktif menunaikannya kewajibannya sebagai profes-sor. “Saya merasa ini amanah dari pak rektor. Benar-benar pengabdian terhadap UNM,” ungkap mantan Asisten Direk-tur II PPs ini.

“Mungkin dengan tidak menjabat lagi, saya bisa lebih fokus untuk mengerjakan buku lebih banyak lagi, karena itu tu-gas sebagai seorang professor. Karena, selama saya menjabat, sudah tidak ada lagi waktu untuk membaca buku, tapi lebih banyak mengurusi mahasiswa karena itu yang menjadi prioritas sebagai PR III,” jelas Heri. (rul/har)

PLS

konversi

Page 16: Tabloi Profesi Edisi 167

16 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com

Profesi FM - 107.9 MHz

Dr. A. Mushawwir Taiyeb, M.Kes.

16 Tabloid Mahasiswa UNM

Profesi Edisi 167April Tahun XXXVI 2013Persona

DOKteR merupakan salah satu cita-cita yang terpopuler di ka-langan masyarakat, profesi sejuta umat yang menolong sejuta umat. Tak terkecuali untuk orang nomor satu Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini, A. Mushawwir Taiyeb dari kecil bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Tapi nasib dan reski tak berpihak pada impian awal. Namun hal ini tetap melintangkan semangat mantan sekretaris Pusat KKN LPM UNM ini berkarya menggapai cita. Ia mengaku meskipun saat ini impian kecil-nya tak terkabulkan, tapi sangat bangga karena dapat berkecim-pung menjadi pengajar dokter yang melanjutkan studi.

Awalnya ayah dua anak ini nyaris bingung bergelut di dunia pendidikan. Untungnya, tantenya menjadi inspirator hingga mer-ekomendasikan Jurusan Pendi-dikan Biologi. “Dulunya, saya tidak mau jadi guru, saya maunya jadi dokter, tapi tante saya yang mengajak dan mengambilkan for-mulir di IKIP (Institut Keguruan Ilmu Pendidikan) (UNM red) di Jurusan Pendidikan Biologi. Pa-dahal kalau dilihat nilai Biologi SMA saya dulunya tidak pernah terkategori tinggi, paling tinggi dapat nilai 8,” kenang pria kelahi-ran Makassar, 16 April 1964 ini.

Karena semangatnya men-jalani hidup ini akhirnya jurusan Biologi yang awalnya bukan priori-tas pilihan utama dapat ditaklukkan dengan menakar berbagai prestasi di dalamnya. “Masih semester pertama perkuliahan saya sudah mendapat- kan

beasiswa, dan memasuki semes-ter dua perkuliahan dosen saya sudah mengajak untuk mengajar di berbagai sekolah SMA swasta, jadi kuliah saya itu enak karena dapat menghasilkan uang sehingga dapat membantu biaya hidup dari orang tua,” kenang pria ini yang meng-habiskan waktu studi semasa SD hingga SMA nya di Takalar.

Semasa kuliah alumnus Magister Kesehatan, Universitas Airlangga Surabaya, ia mengaku tidak hanya menghabiskan waktu kuliahnya yang hanya duduk di bangku kuliah, menunggu dosen, pulang ke rumah setelah selesai kuliah. Ayah dari Nurhafidzah Ta-nawali A. Mushawwir dan Shaleh Afief A. Mushawwir ini juga tercatat aktif di berbagai lembaga kemahasiswaan baik internal kam-pus maupun eksternal kampus. Ia pernah tercatat sebagai Sek-retaris Umum Senat Mahasiswa FMIPA UNM, 1984 (BEM red) dan Pengurus Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) UNM, 1986 (Maperwa red). Dari kecil Mushawwir memang telah memi-liki jiwa-jiwa organisatoris yang suka bergaul bersama masyarakat sosial akhirnya mengantarkannya di dunia kampus menjadi orang yang tidak kaku. “Yang memben-tuk karakter saya seperti ini saya dapatkan dari organisasi,” kenang-nya. Dari SD sampai SMA Ketua Jurusan Biologi ini sudah aktif di berbagai organisasi hingga dia pernah menjabat sebagai Ketua Osis di SMA nya.

“Organisasi yang paling membentuk kepribadian saya adalah IPM (Ikatan Pelajar

Muhammadiyah), Pramuka yang tidak mengekang untuk berimaji-nasi dan yang paling terkesan itu saya disebut-sebut sebagai dokter kecil,” kenang alumnus Doktor Ilmu Kedokteran UNHAS ini.

Mushawwir panggilan akrabnya, dikenal sebagai dosen yang sangat mengerti tentang kondisi mahasiswanya. Mahasiswa Biologi jika ditanya tentang sosok Ketua Jurusan Biologi ini selalu menanggapi positif kinerja-kinerjanya sampai saat ini. Tak jarang banyak mahasiswa yang tidak canggung curhat ke-padanya baik masalah kelu-arga maupun akademik.

Anak dari pasangan Almarhum H.M. Taiyeb Manarang-ga Daeng Nai dan Almarhum Hj. Mang-gisi Umar Daeng Te’ne ini mengaku semenjak menjabat sebagai Ketua Jurusan kesibukannya begitu padat hingga waktu berkumpul bersama kelurga saja sangat terbatas. “Ada- ada saja rapat yang menyibukkan,” ungkapnya dengan nada canda. Se-

bagai orang nomor satu Biologi, Ia berjanji akan membawa nama Jurusan menjadi lebih baik. Dengan planning menjual Biologi sep-erti menghasilkan produk-produk bidang kesehatan maupun per-tanian. Hasilnya akan membuat

jurusan ini bermanfaat di kalangan masyarakat. Dosen Ilmu Gizi ini juga selalu memberikan perhatian kepada mahasiswa untuk menjalani hidup bermanfaat. “Pola hidup sehat itu cara menggapai kesuksesan,” kuncinya. (pr10)

Mimpi Jadi DokterJadinya Pengajar Dokter

taK banyak orang yang kini peduli dengan satra-sastra yang

lahir di zaman dulu. Perkem-bangan teknologi dan zaman mungkin saja menjadi salah

satu pengaruhnya, karya-karya sastra tersebut mulai terting-gal dan terasing di tempat dimana ia tercipta. Sinrili’ misalnya, tradisi sastra lisan dengan meng-gunakan bahasa Makassar yang

diiringi dengan alat musik tradisional keso-keso. Sinrili’ biasanya berisi cerita do-ngeng-dongeng kepahlawanan, kisah percin-taan, dan pesan-pesan leluhur di masa lalu kini keberadaannya

mulai terlupakan, bahkan sulit menemukan orang-orang atau pasinrili’ yang masih eksis di za-man yang digandrungi teknologi ini.

Arif Rahman, seorang mahasiswa yang kini berusaha mempertahankan keberadaan sastra lisan tersebut. Kecintaan-nya terhadap sastra utamanya sastra lokal membuat mahasiswa Sastra Inggris ini selalu ingin be-lajar banyak hal tentang seni dan sastra, menjadi seorang pasinrili’ misalnya. Sinrili’ yang biasanya dibawakan oleh orang-orang yang tidak muda lagi, membuat Arif terlihat sedikit berbeda.

Di tengah perkembangan zaman modern saat ini, dimana remaja semakin terbius dengan hadirnya musik-musik modern, jarang bisa menemukan remaja yang peduli dan bahkan ingin

terlibat langsung dalam sastra tradisional seperti sinrili’ ini.

Ketertarikannya untuk men-jadi seorang passinrili’, membuat Arif merasa harus bertemu lang-sung dengan seorang passinrili’ maestro Sarifuddin Daeng Tutu yang ia saksikan tampil di sebuah acara pertunjukan seni di salah satu kampus negeri di Makas-sar beberapa tahun silam. Tak tanggung-tanggung, Arif terus berusaha mencari alamat tempat tinggal sang maestro. Dari sang maestro lah ia berguru dan lebih banyak belajar tentang sinrili’.

Sampai saat ini Arif sendiri sering mendapat kesempatan untuk menampilkan sinrili’ di beberapa acara kesenian dan acara-acara sosial. “Kalau pertunjukan tunggal sebenarnya belum pernah, tapi sejauh ini saya sering dipanggil di beberapa

acara kesenian dan acara-acara sosial,” ungkapnya.

Mahasiswa eksponen 2009 ini mengungkapkan bahwa dulunya sinrili’ itu memiliki peran yang sentral, tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai penyampai aspirasi rakyat kepada raja. “Jadi sebenarnya dulu itu passinrili’ adalah orang yang dipercayai dan punya kapabilitas untuk menyampaikan pesan raky-at kepada pemimpin, passinrili harus punya kecakapan intelektual dan retorika,” paparnya.

Kelihaiannya memainkan keso-keso dan membawakan sin-rili’ yang notabene menggunakan bahasa Makassar ini pula yang membawa pria asal Kajang ini menjadi pemusik terbaik dalam perhelatan seni tingkat Nasional, Festamasio di Surabaya beberapa waktu lalu. (art)

Data DiriNama dan Gelar : Dr. Drs. A. Mushawwir Taiyeb, M.Kes., Tempat/Tgl Lahir : Makassar, 16 April 1964Agama : IslamPekerjaan : Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

Riwayat Pendidikan dan Penghargaan- Sarjana Pendidikan Biologi-FMIPA, UNM Tahun 1987.- Magister Kesehatan, Universitas Airlangga Surabaya, tahun 1996.- Program Doktor Ilmu Kedokteran PPs UNHAS, tahun 2009.- Perhimpunan Dokter Anti Aging Cabang Sulawesi Selatan 2009-2014. - Tim Percepatan Perbaikan Ekonomi dan Gizi Badan Ketahanan Pangan Propinsi Sulawesi Selatan, tahun 2010.- Tim Pelaksana Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (Sentra P3T) Provinsi Sulawesi

Selatan th 2012.- Dosen Teladan tingkat Fakultas (FMIPA-UNM), tahun 2003.- Satya Lencana Karya Satia 20 tahun, tahun 2010.

Pertahankan Sinrili’di Tengah Keterasingan

Data Diri

Arif Rahman (Mahasiswa Sastra Inggris)

Nama : Arif RahmanTTL : 1 September 1990

Riwayat pendidikan- SDN 100 Kajang 1997-2003-SMPN 1 Kajang 2003-2006-SMAN 1 Kajang 2006-2009- Business englis FBS UNM

2009-2012- Sastra Inggris FBS UNM

2012-sekarang

Pengalaman Organisasi- English Circle Community (EEC)- Lentera Bahasa Inggris FBS- Forum Lingkar Pena UNM- UKM Seni UNM

Prestasi- Best Speaker debat Bahasa

Inggris 2010- Juara 1 cipta baca puisi HMJ

Manajemen UNM 2012- Pemusik terbaik Festamasio VI

Surabaya 2013

FOTO: Dok.Pribadi

FOTO: PROFESI