143545886-buku-ajar-ekonomi-pembangunan.pdf

289
1 BUKU AJAR EKONOMI PEMBANGUNAN Alzefin Y.R.M. Sinolungan, SE.,M.Si. NIP. 19730429 200212 2 001 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN AKTIVITAS INSTRUKSIONAL (LP2AI) 2013

Upload: pither

Post on 07-Jul-2016

346 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

1

BUKU AJAR

EKONOMI PEMBANGUNAN

Alzefin Y.R.M. Sinolungan, SE.,M.Si.

NIP. 19730429 200212 2 001

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

LEMBAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

AKTIVITAS INSTRUKSIONAL (LP2AI)

2013

2

IDENTITAS DAN PENGESAHAN

1.Judul Kegiatan Pelatihan Penulisan Bahan Ajar Mata Kuliah

EKONOMI PEMBANGUNAN

2.Identitas

Pengusul/Penulis

a.Nama Alzefin Y.R.M. Sinolungan, SE.,M.Si.

b.NIP 19730429 200212 2 001

c.Jabatan Lektor

d.Pangkat/Jabatan Penata Muda Tingkat I / IIIb

e.Program Studi Ekonomi/ Manajemen

f. Fakultas Ekonomi

g.Universitas Universitas Negeri Manado

3.Alamat

a.Alamat Kantor Kampus Fakultas Ekonomi UNIMA

di Tondano

b.Alamat Rumah Perum UNIMA Blok D/9 RS Tipe 36

Kelurahan Maesa Kecamatan

Tondano Selatan Kabupaten Minahasa

Sulawesi Utara

4.Jangka Waktu Program 4 (Empat) Bulan

5.Tenaga Administrasi

6.Biaya Yang Diusulkan Rp. 15.000.000,-

(Lima Belas Juta Rupiah)

Tondano, Januari 2013

Ketua Pelaksana,

Alzefin Y.R.M.Sinolungan, SE,M.Si.

NIP. 19730429 200212 2 001

Mengetahui: Menyetujui:

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua LP2AI UNIMA

Prof Dr. Arie F.Kawulur,MS.,DEA. Dr.Jefry H.Tamboto, M.Pd.

NIP. 19610818 198602 1 001 NIP.19600928 198602 1 001

3

TIM PENYUNTING PENULISAN BUKU AJAR

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

TAHUN 2013

Penaggung Jawab : Prof.Dr.Ph.E.A.Tuerah,M.Si.,DEA.

Ketua Penyunting : Dr.Jefry H.Tamboto, M.Pd

Sekretaris : Dra.Ficke H.Rawung, MS

Dewan Penyunting : 1. Prof.Dr.Ph.E.A.Tuerah,M.Si

2. Prof.Dr.Sj.Pasandaran,M.Pd.

3. Prof.Dr.Arie Kawulur,M.Si,DEA.

4. Prof.Dr.Teo Mautang,M.Si.

5. Prof.Dr.Herry Sumual,M.Si.

6. Dr.Harol R. Lumapow,M.Pd

7. Dr.Jefry H. Tamboto,M.Pd

Penyunting Teknik : 1. Prof.Dr.MariaV.Wantah,M.Pd,

2. Dr.Cosmas Poulakan,M.Si

3. Dr.Ficke H.Rawung, MS

Sekretariat Pelaksana : 1. Dra.Paullina Pongoh., S.Pd

2. Dra.Agustin Tulong

3. Nova Singal,SE

4. Dra. H.J. Kaunang

5. Licky Lapod

6. M.L. Kawengian, S.Pd

7. Richard Seke, SE

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat

bimbingan-Nya sehingga laporan penulisan buku ajar ini dapat

terselesaikan. Kegiatan penulisan buku ajar ini dimaksudkan untuk

mempersiapkan pedoman materi dalam kegiatan pembelajaran bidang

studi Ekonomi Pembangunan. Disadari atau tidak, bahwa buku-buku

Ekonomi Pembangunan dianggap masih sangat kurang disbanding

dengan buku-buku mata kuliah lain. Oleh karenanya penulisan buku ajar

ini merupakan setitik sinar ilmu pengetahuan untuk pencerahan

pembelajaran mata kuliah Ekonomi Pembanguna. Sangat disadari bahwa

hasil karya ini dapat diselesaikan karena bantuan baik moril atau materil

demi pelaksanaan kegiatan ini.

Atas dasar itu melalui kegiatan ini saya menyatakan terima kasih

yang tak terhingga kepada: Rektor Universitas Negeri Manado

Prof.Dr.Ph.E.A.Tuerah,M.Si.,DEA, Ketua dan Sekretaris LP2AI

Universitas Negeri Manado masing-masing Dr.J.Tamboto,M.Pd., dan

Dra.F.H.Rawung,M.S., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Manado Prof.Dr.Arie F.Kawulur,MS,DEA serta unsur lainnya yang

telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga

kegiatan pengabdian ini memberi manfaat dalam pengembangan ilmu.

Tondano, Januari 2013

Penulis

5

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Identitas dan Pengesahan .............................................. i

Penyunting ……………………………………………………... ii

Kata Pengantar ……………………………………………….. iii

Daftar Isi ……………………………………………………… iv

Peta Kompetensi Mata Kuliah ………………………………….. v

Tinjauan Mata Kuliah ………………………………………. vi

BAB I KONSEP, PRINSIP, MASALAH DASAR EKONOMI

PEMBANGUNAN …………………………………. 1

A. Pendahuluan ………………………………………. 1

B. Penyajian Materi .................................................... 1-17

C. Penutup...................................................................... 17-20

BAB II KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN

EKONOMI NEGARA SEDANG BERKEMBANG

A. Pendahuluan …………………………………….. 21

B. Penyajian Materi ……………………………… 21-28

C. Penutup ……………………………………… 29-31

BAB III PERSOALAN DASAR DALAM PROSES PEMBANGUNAN

DAN FAKTOR MEMPENGARUHI DAN PENGHAMBAT

A. Pendahuluan ………………………………….. 32

B. Penyajian Materi …………………………….. 32-46

C. Penutup …………………………………….. 46-49

BAB IV TEORI UMUM PEMBANGUNAN EKONOMI DAN MODEL

PERTUMBUHAN EKONOMI

A. Pendahuluan …………………………………… 50

B. Penyajian Materi. ……………………………. 50-76

C. Penutup …………………………………………. 76-79

BAB V TEKNOLOGI SUMBERDAYA ALAM DAN SUMBER

DAYA MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN

A. Pendahuluan ………………………………………. 80

B. Penyajian Materi …………………………………. 80-90

C. Penutup ……………………………………… 91-94

BAB VI PERANAN PERDAGANGAN DALAM PEMBANGUNAN

DAN MASALAH HUBUNGAN INTERNASIONAL BAGI

NEGARA SEDANG BERKEMBANG

A. Pendahuluan …………………………………….. 95

B. Penyajian Materi …………………………….. 95-100

C. Penutup ……………………………………………100-104

6

BAB VII TINDAKAN DOMESTIK DAN UPAYA

INTERNASIONALISME DAN KEBIJAKSANAAN

PEMBANGUNAN EKONOMI

A. Pendahuluan ……………………………………105

B. Penyajian Materi ………………………………105-202

C. Penutup ……………………………………………202-205

BAB VIII MASALAH PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

EKONOMI PEMBANUNAN

A. Pendahuluan …………………………………….206

B. Penyajian Materi …………………………..206-255

C. Penutup ……………………………………….255-257

DAFTAR PUSTAKA …………………………………..258-266

SENARAI ………………………………………………….267-275

7

PETA KOMPETENSI MATA KULIAH EKONOMI

PEMBANGUNAN

(PETA KONSEP PERKULIAHAN)

KONSEP, PRINSIP, MASALAH

DASAR EKONOMI PEMBANGUNAN

KARAKTERISTIK UMUM DAN

STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI

NEGARA SEDANG BERKEMBANG

PERSOALAN DASAR DALAM PROSES

PEMBANGUNAN DAN FAKTOR

MEMPENGARUHI DAN PENGHAMBAT EKONOMI

PEMBANGUNAN

TEORI UMUM PEMBANGUNAN

EKONOMI

MODEL PERTUMBUHAN

EKONOMI

TEKNOLOGI SDA DAN SDM

DALAM PEMBANGUNAN

PERANAN PERDAGANGAN DALAM

PEMBANGUNAN DAN MASALAH

HUBUNGAN INTERNASIONAL BAGI

NEGARA SEDANG BERKEMBANG

TINDAKAN DOMESTIK & UPAYA

INTERNASIONALISME &

KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN

EKONOMI

MASALAH PERENCANAAN DAN

PELAKSANAAN EKONOMI

PEMBANGUNAN

8

TINJAUAN MATA KULIAH

A.IDENTITAS MATA KULIAH :

Nama Mata Kuliah :EKONOMI PEMBANGUNAN

Kode Mata Kuliah :MKK -2542

Bobot Kredit : 2 (Dua) SKS

Prasyarat : Lulus Mata Kuliah:

Pengantar Ilmu Ekonomi

Teori Ekonomi Makro I dan II

Teori Ekonomi Mikro I dan II

Perekonomian Indonesia

Sejarah Pemikiran Ekonomi

B. DESKRIPSI

Mata kuliah ini membahas: Konsep,Prinsip, Masalah Dasar

Ekonomi Pembangunan, Karakteristik Umum Dan Struktur Kegiatan

Ekonomi Negara Sedang Berkembang, Persoalan Dasar Dalam Proses

Pembangunan Dan Faktor Mempengaruhi Dan Penghambat Ekonomi

Pembangunan, Teori Umum Pembangunan Ekonomi, Model

Pertumbuhan Ekonomi, Teknologi SumberDaya Alam Dan Sumber Daya

Manusia Dalam Pembangunan, Peranan Perdagangan Dalam

Pembangunan Dan Masalah Hubungan Internasional Bagi Negara

Sedang Berkembang, Tindakan Domestik Dan Upaya Internasionalisme

Dan Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi, Masalah Perencanaan Dan

Pelaksanaan Ekonomi Pembangunan.

C.TUJUAN

1. Meningkatkan pengetahuan dasar, sikap dan keterampilan kritis-

analitis mahasiswa tentang cara berpikir ilmiah bidang Ekonomi

Pembangunan.

2. Meningkatkan kemampuan telaah terhadap kajian teori dan

empirik Ekonomi Pembangunan atas dasar studi pustaka maupun

lapangan di bidang Ekonomi.

3. Meningkatkan kemampuan dalam mengkaji permasalahan-

permasalahan ekonomi yang dihadapi dan mampu

merumuskannya dalam bentuk model-model teori pertumbuhan

ekonomi berdasarkan prinsip Ekonomi Pembangunan.

9

D. SILABI

Mata Kuliah : EKONOMI PEMBANGUNAN

Bobot Kredit : 2 (Dua) SKS

NO POKOK BAHASAN /

SUB POKOK BAHASAN

JML

TATAP

MUKA

1 1.Konsep,Prinsip, dan Masalah Dasar Ekonomi

Pembangunan

1X

1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi

Pembangunan

1.2. Arti dan Maksud Pembangunan Ekonomi

1.3. Arah dan Strategi Pembangunan Ekonomi

1.4. Ukuran Pembangunan:Pendapatan Per

Kapita dan Tingkat Kesejahteraan

1.5. Indek Harga Konsumen dan Indeks Harga

Produsen

2 2. Karakteristik Umum dan Struktur Kegiatan

Ekonomi Negara Sedang Berkembang

1X

2.1. Pengelompokkan Negara Berdasarkan

Tingkat Kemajuan Ekonomi

2.2.Karakteristik Umum Negara Sedang

Berkembang

2.3. Struktur Kegiatan Ekonomi Negara Sedang

Berkembang

3 3.Persoalan Dasar Dalam Proses Pembangunan

Dan Faktor Yang Mempengaruhi Dan

Penghambat

1X

3.1.Permasalahan Pokok Pembangunan

Ekonomi

3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan

3.3.Persyaratan Pokok dan Umum

Pembangunan Ekonomi Di Negara Sedang

Berkembang

3.4.Faktor Penghambat Pada Proses

Pembangunan

3.5. Struktur Ekspor Berupa Bahan Mentah

10

3.6. Proses Sebab Akibat Kumulatif

4 4.Teori Umum Pembangunan Ekonomi dan

Model Pertumbuhan Ekonomi

3X

4.1. Teori Umum Pembangunan Ekonomi

4.1.1.Teori Pertumbuhan Klasik

4.1.2. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

4.1.3.Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern

4.2. Model Pembangunan Dan Penerapan

4.2.1. Model Pembangunan Yang Berorientasi

Pada Pertumbuhan

4.2.2. Model Pembangunan Yang Berorientasi

Pada Penciptaan Lapangan Kerja

4.2.3. Model Pembangunan Yang Berorientasi

Pada Penghapusan Kemiskinan

4.2.4. Model Pembangunan Yang Berorientasi

Pada Pemenuhan Kebutuhan Dasar

4.3. Pertumbuhan Modal Di Negara Sedang

Berkembang

4.3.1. Tabungan Sukarela

4.3.2. Anggaran Belanja Defisit

4.3.3. Bantuan Dan Pinjaman Luar Negeri

5 5.Teknologi Sumberdaya Alam Dan Sumberdaya

Manusia Dalam Pembangunan

1X

5.1. Sumber Daya Alam dan Teknologi Dalam

Pembangunan

5.1.1. Kemajuan Teknologi

5.1.2. Alih Teknologi Dan Teknologi Tepat

Guna

5.2. Sumber Daya Manusia Dan Pengembangan

Dalam Pembangunan

5.3. Persoalan Sumber Daya Manusia Dan

Pendekatan

5.4. Pembangunan Nasional Dengan Persediaan

Tenaga Kerja Tak Habis-Habis

6 6.Peranan Perdagangan Dalam Pembangunan

DanMasalah Hubungan Internasional Bagi

Negara Sedang Berkembang

1X

6.1.Peranan Perdagangan Dalam Pembangunan

11

6.2. Neraca Pembayaran Dan Kebijaksanaan

Perdagangan Luar Negeri

6.3.Interdepedensi Global Dan Tata Ekonomi

Dunia Baru

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) 1X

7 7.Tindakan Domestik Dan Upaya

Internasionalisme Dan Kebijaksanaan

Pembangunan Ekonomi

3X

7.1.Tindakan Domestik Pembangunan Ekonomi

7.1.1.Pembentukan Modal Dan

Pembangunan Ekonomi

7 7.1.2.Pengangguran Tersembunyi Sebagai

Potensi Tabungan

7.1.3.Peranan Pertanian Di Dalam

Pembangunan Ekonomi

7.1.4.Kebijaksanaan Moneter Dalam

Pembangunan Ekonomi

7.1.5.Kebijaksanaan Fiskal Dalam

Pembangunan Ekonomi

7.1.6.Keuangan Defisit Sebagai Piranti

Pembangunan Ekonomi

7.1.7.Kebijaksanaan Harga Dalam

Pembangunan Ekonomi

7.1.8.Pertumbuhan Penduduk Dan

Pembangunan Ekonomi

7.1.9.Pembentukan Modal Manusia

7.1.10.Kewiraswastaaan Dalam

Pembangunan Ekonomi

7.1.11.Peranan Pemerintah Dalam

Pembangunan Ekonomi

7 7.2.Upaya Internasionalisme Pembangunan

Ekonomi

7.2.1.Peranan Perdagangan Luar Negeri

Dalam Pembangunan Ekonomi

7.2.2.Kebijaksanaan Perdagangan Dan

Pembangunan Ekonomi

7.2.3.Peranan Modal Asing Dalam

12

Pembangunan Ekonomi “Dua

Jurang” Model Bantuan Luar Negeri

7.2.4.Penanaman Modal Asing Swasta

7.2.5.Penanaman Modal Asing Negara

7 7.3.Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi

7.3.1.Peranan Analisis Ekonomi Dalam

Perumusan Kebijaksanaan

Pembangunan

7.3.2.Proses Multiplier Di Negara Sedang

Berkembang

7.3.3.Tindakan Domestik Di Bidang

Moneter Dan Fiskal

7.3.3.1.Kebijaksanaan Fiskal

7.3.3.2. Kebijaksanaan Moneter

7.3.4. Inflasi Dalam Pembangunan

8 8.Masalah Perencanaan Dan Pelaksanaan

Ekonomi Pembangunan

3X

8.1.1.Prinsip Dasar Dan Pertimbangan Dalam

Memilih Perencanaan

8.1.2.Tipe Perencanaan Pembangunan Dan

Penerapan Dalam Berbagai Sistem

Ekonomi

8.1.3.Macam Model Perencanaan

81.4. Model Pertumbuhan Agregatif

8.1.5. Model Pertumbuhan Multisektoral

8.2.1.Masalah Perencanaan Pembangunan

8.2.2.Perencanaan Ekonomi

8.2.3.Harga Bayangan

8.2.4.Evaluasi Proyek Dan Analisa Biaya Hasil

8.2.5.Pengawasan Di Dalam Perencanaan

8.2.6.Analisa Input – Output

8.2.7.Linear Programming

8.2.8.Konsep Rasio Modal- Output

8.2.9.Pemilihan Teknik

8.2.10.Kriteria Investasi Di Dalam

Pembangunan Ekonomi

8.2.11. Perencanaan Ekonomi Dan Mekanisme

Harga

8.3.1.Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi

13

8.3.2.Orientasi Pelaksanaan Perencanaan

Pembangunan

8.3.3.Perencanaan Operasional Tahunan

8.3.4.Kaitan Antara Perencanaan Dan

Anggaran Belanja Negara

8.3.5.Stabilitas Dalam Pelaksanaan Rencana

8.3.6. Administrasi Pembangunan

8.3.7.Perencanaan Dan Pelaksanaan Proyek

Pembangunan

8.3.8.Pengawasan, Monitor,Pelaporan Dan

Evaluasi

8.3.9. Organisasi Perencanaan Pembangunan

8.3.10.Partisipasi Masyarakat

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) 1X

E. POKOK KEGIATAN

Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam bentuk:

1. Informasi tentang Silabus, Orientasi Materi, Dan Acara Kuliah.

2. Kuliah Tatap Muka.

3. Diskusi Dan Konsultasi tentang Materi Tugas Individu.

4. Penugasan Terstruktur.

5. Tes dalam Bentuk Subsumatif (Tes Mid Semester), Sumatif (Tes

Akhir Semester).

F. JADWAL PENYAJIAN

Minggu

Ke:

Topik

Ke:

Materi

1 1 Konsep, Prinsip, Masalah Dasar Ekonomi

Pembangunan

2 2 Karakteristik Umum dan Struktur

Kegiatan Ekonomi Negara Sedang

Berkembang

3 3 Persoalan Dasar Dalam Proses

Pembangunan Dan

Faktor Yang Mempengaruhi Dan

Penghambat

4,5,6 4 Teori Umum Pembangunan Ekonomi dan

Model

14

Pertumbuhan Ekonomi

7 5 Teknologi Sumberdaya Alam Dan

Sumberdaya

Manusia Dalam Pembangunan

8 6 Peranan Perdagangan Dalam

Pembangunan Dan

Masalah Hubungan Internasional Bagi

Negara Sedang Berkembang

9 1-6 UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

10-12 7 Tindakan Domestik Dan Upaya

Internasionalisme

Dan Kebijaksanaan Pembangunan

Ekonomi

13-15 8 Masalah Perencanaan Dan Pelaksanaan

Ekonomi Pembangunan

16 1-8 UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

G. RANCANGAN EVALUASI

No Unsur Penilaian Bobot

1 Aktivitas Tugas Mandiri 10 %

2 Aktivitas Tugas Terstruktur 20 %

3 Partisipasi Dalam Diskusi Dan Persentase

Dalam Seminar

20 %

4 Ujian Tengah Semester (UTS) 20 %

5 Ujian Akhir Semester (UAS) 30 %

Total Bobot 100 %

15

BAB I

KONSEP, PRINSIP, DAN MASALAH DASAR

EKONOMI PEMBANGUNAN

A. PENDAHULUAN

Secara umum materi pembelajaran ini bertujuan memberikan

pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa tentang gambaran

umum Ekonomi Pembangunan, sehingga setelah mempelajari materi

dalam Bab I ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan

memahami konsep, prinsip, dan masalah dasar ekonomi

pembangunan.

Secara khusus, diharapkan mahasiswa dapat:

1).mendefinisikan dan ruang lingkup ekonomi pembangunan;

2).menjelaskan arti dan maksud pembangunan ekonomi;

3).menjelaskan arah dan strategi pembangunan ekonomi;

4).menjelaskan ukuran pembangunan: pendapatan per kapita dan

tingkat kesejahteraan; 5).menjelaskan indeks harga konsumen dan

indeks harga produsen.

B. PENYAJIAN

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI

PEMBANGUNAN

Ekonomi Pembangunan (Development Economics) sebagai:

”Suatu cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk menganalisis

masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara sedang

berkembang dan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah itu

supaya negara-negara tersebut dapat membangun ekonominya lebih

cepat”. Tujuan analisis ekonomi pembangunan adalah: untuk

menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan

atau pembangunan yang lambat dinegara-negara sedang berkembang

dan beberapa pendekatan dan cara-cara serta berbagai pilihan

kebijaksanaan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah yang

dihadapi oleh negara yang sedang berkembang sehingga dapat

mempercepat jalannya pembangunan (Sukirno, 1985:4). Usaha

pembangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh negara sedang

berkembang (developing countries) didunia pada umumnya

berorientasi bagaimana memperbaiki atau mengangkat tingkat hidup

(level of living), harga diri dan kebebasan masyarakat dinegara

berkembang agar mereka bisa hidup seperti masyarakat di negara

maju (developed countries).

16

Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi Pembangunan digolongkan 2

yaitu:Pertama, pembangunan ekonomi baik bersifat deskriptif

maupun analitis bertujuan untuk memberikan gambaran tentang

berbagai sifat perekonomian masyarakat di negara sedang

berkembang tentang berbagai sifat perekonomian masyarakat di

negara sedang berkembang dan implikasinya terhadap kemungkinan

untuk membangun ekonomi kawasan/negara; Kedua, berbagai pilihan

kebijaksanaan pembangunan yang dapat dilakukan dalam usaha

untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi di negara.

Berbagai pendekatan dalam upaya pemecahan problema dihadapi

oleh negara sedang berkembang terdapat 2 (dua) pendekatan

adalah:Pertama, menguraikan mengenai sifat masalah dan

mempertimbangkan arti kuantitatifnya: (apa sebenarnya yang

menjadi sumber hambatan (bottle-neck) negara sedang berkembang

dalam situasi pembangunan yang lambat ? dan dengan cara

bagaimana analisis ekononmi bisa memecahkan persoalan

pembangunan ekonomi?).Kedua,menyelidiki dan memilih alternatif

kebijaksanaan relevan seharusnya dilaksanakan di negara sedang

berkembang.

Dimensi pembangunan berorientasi pada perhatian untuk

mengatasi keterbelakangan dalam bentuk kemiskinan, pengangguran

dan ketimpangan.

Ilmu ekonomi berkaitan dengan alokasi sumberdaya untuk

menghasilkan barang dan jasa. Ekonomi Pembangunan berdasarkan

pada alokasi sumberdaya bersangkutpaut formulasi kebijaksanaan

pemerintah.

ARTI DAN MAKSUD PEMBANGUNAN EKONOMI

Ekonomi Pembangunan adalah cabang ilmu ekonomi yang

bertujuan untuk menganalisis masalah yang dihadapi negara-negara

sedang berkembang.

Pembahasan Ekonomi Pembangunan bersifat deskriptif, analisis

dan pilihan kebijaksanaan.

Meier dan Baldwin dalam bukunya: “Economics Development,

Theory, History and Policy”. Menurut Baldwin, 1957:2-3:

“Economics development is a process whereby an economy is real

national income increase on a long period of time.And if the rate of

development is greather than rate of population growth, then per

capita real income will increase”.

17

Menurut definisi lama Ekonomi Pembangunan: Pembangunan

Ekonomi adalah suatu proses menyebabkan pendapatan per kapita

suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Pembangunan

Ekonomi diartikan sebagai: suatu proses menyebabkan pendapatan

per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

panjang, dimana mengandung 3 (tiga) unsur yaitu:(1).pembangunan

ekonomi sebagai suatu proses berarti:perubahan terus menerus

didalamnya telah mengandung unsur kekuatan sendiri untuk investasi

baru; (2).usaha meningkatkan pendapatan per kapita;(3).kenaikan

pendapatan per kapita harus berlangsung dalam jangka panjang.

Menurut konggres ISEI(Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia)

berkesimpulan Teori Pembangunan berkembang sekarang dilihat dari

3 bagian besar yaitu:(1).Kelompok menekan faktor variabel ekonomi

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi oleh

Kindleberger;(2).Kelompok menekankan pada struktur

mempengaruhi pembangunan ekonomi oleh Todaro, Chenery,

Syrquin dan Mirdal banyak faktor lingkungan dan mengarah teori

ekonomi Neo-Marxis; (3).Kelompok Paul Streeton (Penulis)

buku:“The Frontiers Of Development Studies”, menekan faktor

pelaksana pembangunan mempengaruhi corak pembangunan.

Perkembangan ekonomi selalu dipandang sebagai kenaikan

dalam pendapatan per kapita karena kenaikan pendapatan per kapita

merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam

kesejahteraan ekonomi masyarakat. Suatu alternatif umum, indek

ekonomi pembangunan sudah dipakai tingkat pertambahan Gross

National Product Per Capita sebagai bahan pertimbangan suatu

negara untuk mengukur output yang lebih besar.

Apakah pendapatan per kapita yang meningkat mencerminkan

tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan? Pengalaman

pembangunan di masa lalu orientasi strategi pembangunan terfokus

pada peningkatan pendapatan per kapita menimbulkan ketimpangan,

kemiskinan, pengangguran dan ketidakmerataan dalam distribusi,

pendapatan yang umum dialami negara yang mengalami kenaikan

pendapatan per kapita.

Ukuran pembanguann dengan pendapatan per kapita memiliki

banyak kelemahan diantaranya: (1).Tingkat kesejahteraan seseorang

sulit diukur dan subyektif sifatnya; (2). Dalam perhitungannya kurang

memperhatikan aspek distribusi pendapatan; (3).Pendapatan per

kapita tidak dapat memberikan gambaran mengenai masalah

pengangguran.

18

Masalah pembangunan merupkan suatu jalinan eksistensi dari

masalah sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, kebijaksanaan

pembangunan ekonomi yang dilaksanakan perlu mempertimbangkan

faktor bersifat non-ekonomi yaitu: untuk melengkapi analisis yang

ditinjau dari sudut ekonomi.

Pendapatan per kapita sebagai ukuran pembanguna memiliki

banyak kelemahan karena kurang mencerminkan tingkat

kesejahteraan yang sebenarnya, tidak menjamin kesempatan kerja

dan pemerataan.

Michael P. Todaro,(1977:87) dalam buku: ”Economics For

Development World: An Introduction To Principles Problem And

Polecies For Development”, sebagai berikut: “Economics

development should there part be received as a multidimensional

process involving the reorganization and reorientation of entire

economic and social system, it typically involves radical changes

institutional social and administrative structure as well as in popular

attitudes and sometimes even customs and beliefe. Finally,

development is usually in national contex, its widespread reaisation

may necessitate fundamental modification of the international

economic and social system”.

Definisi baru Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses

multidimensional yang melibatkan perubahan besar secara sosial

dalam ekonomi. Pembangunan diartikan sebagai: suatu proses

multideimensional yang melibatkan perubahan besar dalam struktur

sosial, sikap mental yang sudah terbiasa, dan lembaga nasional

termasuk percepatan/akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan

dan pemberantasan kemiskinan yang absolut. Jadi, pengertian

pembangunan ekonomi sudah mengalami perubahan yang mencakup

berbagai aspek kehidupan, oleh sebab itu pengertian pembangunan

harus dilihat secara dinamis dan bukan sebagai konsep statis.

United Nation: Developments Administration: Current

approach and trade in public administration for national

development, 1975): mengenai Teori dan Strategi Pembangunan

Nasional: Prof.H.Bintaro Tjokroamidjojo dan Drs. Mustapadidjaya

AR, Jakarta, 1982).

MAKSUD PEMBANGUNAN EKONOMI

Pembangunan Ekonomi merupakan usaha peningkatan

pendapatan per kapita dengan memperhitungkan penduduk,

19

sedangkan Pertumbuhan Ekonomi tidak memperhatikan pertumbuhan

penduduk.

Perbedaan pembangunan ekonomi (economic development)

dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth) adalah dalam

pembanguna ekonomi terkandung arti: adanya usaha untuk

meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat atau Gross

Domestic Product dimana kenaikan diikuti oleh perombakan dan

modernisasi serta memperhatikan aspek pemerataan pendapatan

(income equity), sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai:

kenaikan Gross Domestic Product (GDP) tanpa memandang

kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk

dan tanpa memandang apakah ada perubahan dalam struktur ekonomi

atau tidak. Jadi, pada umum pembangunan selalu diikuti dengan

pertumbuhan, tapi pertumbuhan belum tentu disertai dengan

pembangunan. Pada tingkat permulaan pembangunan ekonomi selalu

diikuti dengan pertumbuhan atau sebaliknya:makanan,pakaian dan

tempat tinggal (contoh: penghasilan US $ 50 per tahun) disebut:garis

kemiskinan internasional dipakai untuk memperkirakan luasnya

kemiskinan dunia (Todaro, 1978:72).

Kemiskinan Absolut adalah jumlah masyarakat yang hidup

dibawah tingkat penghasilan minimum yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan pokok seperti: makanan, pakaian dan tempat

tinggal.

ARAH DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Pergeseran persepsi ahli ekonomi untuk merumuskan arah

dan strategi pembangunan ekonomi menitikberatkan pada konsep: big

push (dorongan besar), take off (lepas landas), leaf-forward

(lompatan kedepan), unbalanced growth (pembangunan tak

seimbang), linkage (kaitan), growth inducing mechanism (mekanisme

yang mendorong pertumbuhan), commercial points (orientasi

komersial), disguised unemployment (pengangguran tak kentara)

sehingga menimbulkan ketimpangan ekonomi, kelebihan kapasitas

produksi, kepadatan perkotaan, pengangguran, kemiskinan, dan

stagnasi pedesaan.

Dewasa ini bergeser kepada strategi pembangunan yang

baru menitiberatkan: integrated rural development (pembangunan

pedesaan yang terpadu), agricultural intensification (intensifikasi

pertanian), intermediate technology (teknologi madya), appropriate

education (pendidikan yang layak), labor force expansion (ekspansi

20

tenaga kerja), small industries and export promotion (promosi

industry kecil dan ekspor), employment generation (penciptaan

lapangan kerja), nutricion and health development (perbaikan gizi

dan kesehatan), social and human resources development

(pengembangan sumberdaya manusia dan sosial), income distribution

(distribusi pendapatan), dan institutional change (perubahan

institusional) (Kwik Kian Gie, 1983:128).

Modernisasi suatu masyarakat adalah: suatu transformasi, suatu

perubahan masyarakat dalam segala aspeknya. Bidang ekonomi

modernisasi berarti: tumbuhnya komplek industry yang besar dimana

produksi barang-barang konsumsi dan barang sarana produksi

diadakan secara masal. Aspek yang spektakulaer dalam modernisasi

suatu masyarakat adalah pergantian teknik produksi dari cara

tradisional ke cara modern (Prof.Dr. J.W. Schoorl, Modernisasi

Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara Sedang Berkembang,

Gramedia, Jakarta, 1974,Hal:1).

Sedangkan menurut Gunnar Myrdal mengemukakan ide-ide

modernisasi mencakup:(1).Rasionalitas substitusi metode-metode

modern, cara berfikir,bertindak, berproduksi, distribusi dan konsumsi

bagi praktek kuno dan tradisional; (2).Perencanaan yaitu: mencari

sistem pelaksanaan kebijaksanaan yang terkoordinasi dan rasional

yang bisa membawa dan mempercepat pembangunan ekonomi;

(3).Persamaan sosial dan ekonomi, yaitu: persamaan dalam status,

kesempatan dalam memperoleh penghasilan, kekayaan, dan tingkat

kehidupan; (4).Perbaikan sikap-sikap dan lembaga-lembaga yang

ada. Oleh karena itu, ciri-ciri manusia modern meliputi: (1).Memiliki

kesiapan diri dan bersifat terbuka terhadap inovasi; (2). Mempunyai

jangkauan dan pandangan yang luas terhadap berbagai masalah; (3).

Lebih berorientasi terhadap masa sekarang dan masa depan; (5).

Percaya bahwa menguasai alam untuk mengatur hidup; (6). Percaya

bahwa kehidupan tidak dikuasai oleh nasib dan orang tertentu; (7).

Sadar dan menghormati masyarakat/ kehormatan orang lain; (8).

Mempunyai keyakinan tentang kegunaan ilmu dan teknologi;

(9).Memiliki keyakinan dan menggunakan prinsip keadilan sesuai

dengan peranan masing-masing (Siagian, Administrasi

Pembangunan, 1972).

Pembangunan ekonomi dipandang sebagai suatu proses

multidimensional mencakup segala aspek dan kebijaksanaan yang

komprehensif baik ekonomi maupun non-ekonomi. Hal terpenting

menentukan sasaran pembangunan, karena kebijaksanaan non-

21

ekonomi baik fisik realita maupun keadaan fikiran yang dimiliki oleh

masyarakat mencakup usaha untuk memperoleh kehidupan yang

lebih baik. Goulet ada 3 (tiga) nilai hakiki pembangunan yaitu:

perbaikan tingkat hidup, peningkatan harga diri, dan peningkatan

kebebasan.

Todaro, 1983:1280 mengenai sasaran pembangunan yang

minimal dan pasti harus ada adalah (1).Meningkatkan persediaan dan

memperluas pembagian/pemerataan bahan pokok yang dibutuhkan

untuk bisa hidup, seperti: perumahan, kesehatan dan lingkungan;

(2).Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi

pendapatan dan penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih

baik, dan perhatian yang lebih besar terhadap nilai budaya

manusiawi, bukan untuk memenuhi kebutuhan materi saja,tapi untuk

meningkatkan kesadaran harga diri baik individu maupun nasional;

(3).Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua

individu dan nasional dengan cara: membebasakan dari sikap budak

dan ketergantungan, tidak hanya hubungan dengan orang lain dan

negara lain, tapi dari sumber kebodohan dan penderitaan.

Arah strategi pembangunan untuk mencapai sasaran

pembangunan ekonomi: (1).Meningkatkan output nyata/produktivitas

yang tinggi terus menerus meningkat (output tinggi dapat

meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian bahan

kebutuhan pokok untuk hidup, termasuk penyediaan perumahan,

pendidikan dan kesehatan); (2).Tingkat penggunaan tenaga kerja

yang tinggi dan pengangguran yang rendah ditandai tersedia lapangan

kerja yang cukup; (3).Pengurangan dan pemberantasan ketimpangan;

(4).Perubahan sosial, sikap mental, dan tingkah laku masyarakat dan

lembaga pemerintah.

Sebab akibat kumulatif sirkulasi adalah proses sebab akibat

dari proses mutldimensional keterbelakangan. Menurut Gunar

Myrdal, Asian Drama, Pantheon, New York, 1968.Apendik 4: Sebab

AkibatKumulatif Sirkuler/Circular Cummulative Causation: 3

komponen pokok keterbelakangan yaitu: tingkat penghasilan rendah

(kurang kebutuhan pokok untuk bisa hidup, rendah kesadaran akan

harga diri dan terbatasnya kebebasan). Rendahnya tingkat hidup

dalam bentuk tidak cukup kebutuhan pokok, kesehatan dan jaminan

sosial rendah, kurangnya pendidikan semua adalah saling

berhubungan satu sama lain dalam bentuk akibat pendapatan yang

rendah disebabkan karena produktivitas tenaga kerja rata-rata rendah.

Rendahnya produktivitas sebagai akibat berbagai faktor termasuk

22

bidang pengadaan dan pemeliharaan kesehatan buruk, makanan tidak

bergizi, sikap kerja kurang baik, tingginya pertumbuhan penduduk

dan tingginya pengangguran. Bidang ketenagakerjaan, kurang adanya

keahlian, managerial dan keseluruhan rendahnya pendidikan tenaga

kerja. Teknik penghematan dalam produksi yang kurang sebagai

akibat subsistensi modal untuk tenaga kerja. Rendahnya permintaan

tenaga kerja dan tinggi penawaran tenaga kerja mengakibatkan

banyak pengangguran rendah produktivitas dan rendah pendapatan

mengakibatkan rendah tabungan dan investasi dan membatasi tenaga

kerja. Pendapatan yang rendah menyebabkan tingkat hidup

(pendapatan, kesehatan dan pendidikan) rendah menyebabkan rendah

produktivitas dan seterusnya.

23

Gambar 1.1.Skematis Multidimensional Keterbelakangan

PERSEDIAAN TK TINGGI

KEBUTUHAN TK

RENDAH

SIKAP KERJA KURANG BAIK KEMAMPUAN

MANAJERIAL

KURANG

MEMADAI

ANGKA

KEMATIA

N

KARENA

TINGKAT

PERTUMB

UHAN

PENDUD

PENGANGGUR

AN TINGGI

DAN

PENYEBARAN

INVESTAS

I PER

KAPITA

KETERSEDI

AAN TK

MENGHAS

ILKAN

PRODUKTIVIT

AS TENAGA

TINGKAT

GIZI DAN

KESEHATA

KESEMPA

TAN

PENDIDIK

PENDAPA

TAN

TABUNG

AN

TIDAK DAPAT MENGONTROLNASIB SENDIRI

KEMAUAN UNTUK BERGANTUNG

DAN DI DOMINASI

I. TINGKAT HIDUP YANG

RENDAH

1.Kemiskinan Mutlak: hidup tidak

berkecukupan dalam memenuhi

2.PENGHAR

GAAN DIRI

RENDAH

(Identitas,

Martabat,R

asa Hormat,

3. KEBEBASAN YANG TERBATAS:

(A). DARI DOMINASI:

1. PERDAGANGAN

2 BANTUAN MASYARAKAT

/ PRIBADI

3. TEKNOLOGI

4. PENDIDIKAN

5. NILAI / TINGKAT GAYA

HIDUP

24

UKURAN PEMBANGUNAN: PENDAPATAN PER KAPITA DAN

TINGKAT KESEJAHTERAAN

Pendapatan per kapita menggambarkan tingkat kesejahteraan

karena berhubungan dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Menurut

Hasibuan, 1987:40-41: pembangunan ekonomi ada kemajuan bila

pendapatan nasional atau pendapatan per kapita naik diikuti perubahan

struktur ekonomi, teknik produksi, ada modernisasi dan masyarakata

tradisional berkembang menjadi masyarakat dinamis berfikir rasional

ekonomi dalam tindakannya. Tingkat produktivitas sebenarnya memberi

gambaran nyata tentang keadaan ekonomi suatu negara. Menurut

Soemitro, produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara input-

output, sedangkan produktivitas per kapita adalah: besarnya produksi

yang dihasilkan per jiwa, per satu jam kerja (productivity per man hour):

rumus:

hN

YPerKapitaodutivitas Pr

dimana: Y = besarnya pendapatan nasional; N = jumlah tenaga kerja;

h = jumlah jam kerja rata-rata.

Tingkat produktivitas dilihat dari: ICOR = Incremental Capital Output

Ratio, yaitu: perbandingan antara capital yang diinvestasikan dengan

satuan output. Jadi, bila ICOR tinggi, maka produktivitas rendah dan

sebaliknya bila ICOR rendah, maka produktivitas tinggi.

Pembangunan ekonomi harus diikuti dengan kenaikan pendapatan

per kapita nasional dan perubahan struktur ekonomi dan struktur

masyarakat.

Pendapatan per kapita akan naik bila produktivitas per kapita

naik. Produktivitas per kapita dipengaruhi oleh: jumlah dan mutu faktor

produksi, alokasi, distribusi pendapatan dan aspek-aspek

kemasyarakatan.

Negara sedang berkembang tingkat produktivitas masih rendah

karena dipengaruhi oleh faktor ekonomis dan non-ekonomi dalam

pembangunan (Hasibuan, 1987:42-43) adalah:

(1).Jumlah dan mutu faktor produksi yang terbatas, dimana “semakin

banyak jumlah dan semakin baik mutu modal, tenaga kerja, alam, dan

skill yang dimiliki oleh suatu negara, produktivitas akan semakin

besar.

(2).Alokasi dari sumber-sumber, artinya: perimbangaan cara pemakaian

faktor produksi diantara berbagai faktor ekonomi dalam masyarakat

25

bersangkutan dan kombinasi faktor dalam sektor ekonomi

bersangkutan.

(3).Distribusi pendapatan yang adil, artinya: adanya distribusi pendapatan

yang adil akan mendorong semangat kerja meningkat otomatis

produktivitas akan naik.

(4).Aspek masyarakat dimana kegiatan ekonomi berlangsung dalam suku

masyarakat, karena dalam pembangunan tidak lepas dan

memperhitungkan corak hidup, kebudayaan tradisi, politik dan nilai

sosial masyarakat. Kebiasaan masyarakat dalam melaksanakan

tindakan kurang produktif dan tindakan didorong oleh rasa prestise

dikurangi serta masyarakat didorong untuk bertindak ekonomi.

Pertumbuhan cara berpikir masyarakat merupakan pra kondisi untuk

menciptakan pembangunan ekonomi sehat dan dinamis di negara

sedang berkembang dewasa ini.

CARA MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL

Menurut Samuelson, 1985:133: Pendapatan Nasional /National

Income adalah produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat

dalam suatu perekonomian dinyatakan dalam 1(satu) tahun tertentu.

Pendapatan nasional sebagai tolak ukur prestasi ekonomi suatu negara

sampai saat ini digunakan untuk laju pembangunan.

Pendapatan nasional dihitung 3 (tiga) pendekatan,yaitu:

(1).Pendekatan Produksi

Dihitung melakukan perhitungan terhadap nilai produksi diciptakan

oleh faktor produksi yang ada di suatu negara, tanpa membedakan

apakah faktor produksi milik orang asing/warga negara dan hasilnya

disebut GDP/Gross Domestic Product, dihitung cara: menjumlahkan dari

tiap–tiap sektor sebagai berikut: (a).Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan; (b).Sektor Pertambangan; (c).Sektor Industri dan Pengelolaan;

(d).Sektor Perusahaan Air, Listrik dan Gas;(e).Sektor Industri

Bangunan;(f).Sektor Pengangkutan, Perdagangan dan Jasa Lain.

Pendekatan Produksi untuk menghitung pendapatan nasional dihitung

hanya nilai tambah (value added) yaitu: selisih antara nilai penjualan

perusahaan dengan nilai pembelian bahan mentah serta jasa lain,

dilakukan untuk menghindari perhitungan ganda/dua kali (Double

Counting).

Apabila pendapatan nasional (GNP) dari setiap sektor dikurang

pendapatan diperoleh oleh orang asing dibawa ke luarnegeri, hasilnya

disebut: GNP/Gross National Product atau Pendapatan Nasional

Kotor(GNB/ Gross National Bruto).

26

(2). Pendekatan Pengeluaran

Dilakukan cara: menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai

golongan pembeli dalam masyarakat, hitung: nilai setiap transaksi jasa

dan arus barang akhir dan untuk menghindari ada double counting,

artinya:nilai barang antara/ intermediate goods yaitu: barang yang

digunakan untuk menghasilkan baranglain atau barang harus melalui

proses produksi lanjut sebelum dimanfaatkan langsung oleh konsumen,

sehingga nilai ll adalah value added = nilai barang akhir (final goods).

Analisis Ekonomi Makro menurut perhitungan Pendapatan

Nasional didasarkan sifat pengeluaran dilakukan oleh: setiap rumah

tangga konsumen, rumah tangga perusahaan, pemerintah, dan sektor luar

negeri berupa ekspor dan impor. Pendapatan nasional (Y) merupakan

penjumlahan dari nial pengeluaran rumah tangga (C), pengeluaran

perusahaan (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor dan impor (X-

M): Y = C + I+ G+ (X – M). Hasil perhitungan cara pengeluaran disebut:

GNP /Gross National Product.

(3). Pendekatan Penerimaan

Dilakukan cara: menjumlahkan pendapatan dari faktor produksi

digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa. Pendapatan dihitung

adalah: pendapatan diperoleh oleh faktor produksi, seperti: para pemilik

modal, para pekerja dan para pengusaha. Para pemilik faktor produksi

masing-masing akan memperoleh : gaji (wage = w); sewa (rente = r);

profit (laba = keuntungan = p). Nilai yang diperoleh dinamaka: NI

(National Income).

pirwNI

Pendapatan Nasional Riil harus dihitung menurut harga konstan atau

menggunakan GNP Deflator.

.100min

arg XGNPRill

alGNPNoasHratauIndekGNPDeflato

Pendapatan nasional menunjukkan: tingkat kegiatan ekonomi yang

dicapai pada suatu tahun, sedangkan pertumbuhane ekonomi merupakan

perubahan tingkat pendapatan berlaku dari tahun ke tahun.

Perekonomian mengalami pertumbuhan atau perkembangan apabila

tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada dicapai masa sebelum,

karena dari tahun ke tahun terjadi perubahan harga mempengaruhi nilai

nominal pendapatan nasional, maka pendapatan nasional dihitung

menurut harga konstan/tetap, yaitu: menggunakan Indeks Harga (Price

Index) : harga rata-rata hitung harga rata-rata tertimbang dari berbagai

jenis barang dan jasa yang masuk dalam pendapatan nasional dan

27

digunakan untuk mengabaikan laju inflasi atau untuk mendorong angka

GNP disebut: faktor penyesuaian GNP / GNP Deflator.

Peranan Indeks Harga (Price Index) adalah menyesuaiakan GNP

Nominal (GNP atas dasar harga yang berlaku menjadi GNP Rill (GNP

atas dasar harga konstan tahun dasar).

GNP Riil adalah GNP diukur atas harga tertimbang pada tahun

dasar.

XPNBIH

PNR100

Dimana: PNRt = Pendapatan Nasional Rill pada tahun berjalan.

PNBt = Pendapatan Nasional Nominal.

IH t = Indeks Harga tahun t.

Laju Pertumbuhan Ekonomi pada suatu tahun tertentu sebagai berikut:

1001

XPNRti

PNRtPNRtGT

dimana:

GT = Growth (Pertumbuhan Ekonomi)

PNRt = Pendapatan Nasional Riil pada Tahun Berjalan

PNRt-1 = Pendapatan Nasional Riil pada Tahun Sebelumnya.

INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INDEKS HARGA

PRODUSEN

CONSUMER PRICE INDEX/ Indeks Harga Konsumen (CPI)

mengukur biaya pembelian pembelian dari sejumlah barang tertentu

mewakili pembelian daripara konsumen di kota besar.

Perbedaan GNP Deflator dengan CPI terletak pada:

a.Deflator mengukur harga dari kelompok barang yang jauh luas

dari CPI,sedangkan CPI mengukur biaya dari barang tertentu yang

sama dari tahun ke tahun.

b.CPI mencakup secara langsung harga impor, sedangkan GNP

Deflator mencakup hanya harga yang diproduksi di dalam negeri.

c.Dalam CPI, komponen biaya bunga mewakili biaya perumahan.

2).PRODUCER PRICE INDEX/PPI atau INDEK HARGA PRODUSEN

PPI sangat berbeda dengan CPI dalam cakupan.

PPI dihitung adalah: barang setengah jadi dan bahan baku. PPI

khusus:indeks dari bahan sensitif dipakai sebagai salah satu indikator

lingkaran bisnis. PPI dan CPI adalah: indeks harga membandingkan

biaya sekarang dan biaya tahun dasar dari sekumpulan barang dengan

susunan tetap.

28

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) atau INDEKS HARGA

PRODUSEN (IHP) .100.

.X

PoiQoi

PtiQoi

(Dornbusch, 1984:62)

dimana:

Qoi jumlah berbagai barang pada tahun dasar

Poi = harga tahun dasar

Pti harga pada tahun dasar

Dinamakan: INDEKS HARGA LASPEYERS/ INDEKS BASE

WEIGHT (tertimbang pada tahun dasar).

GNP DEFLATOR: tertimbang dari periode sekarang untuk menghitung

IHK DAN IHP.

100XDASARHARGATAHUNerdasarkanGNPdiukurb

ANGHARGASEKARerdasarkanGNPdiukurbRGNPDEFLATO

.100.

.X

PtiQti

PtiQtiRGNPDEFLATO

GNP DEFLATOR = INDEKS HARGA PAASCHE = INDEKS

NOMINAL.

GNIP Rill mengukur perubahan output fisik didalam

perekonomian antara periode waktu berbeda, cara: menilai semua barang

yang diproduksi didalam 2 periode pada harga yang sama atau constant

dollars.

GNP Nominal mengukur: nilai output dalam suatu periode

tertentu diukur: harga pasar pada periodenya atau nilai barang diproduksi

dengan harga berlaku tahun tersebut.

GNP Nominal berubah dari tahun ke tahun karena 2 (dua) sebab:

(1).Berubahnya output fisik dari barang-barang.

(2).Berubahnya harga pasar.

Tabel 1.1. Gambaran GNP Riil dan Nominal

GNP Nominal 1992 GNP Nominal

2002

GNP Riil

2002

Q p Qxp Q p QXp Q2002 P1982 QXp

15 10 150 20 30 600 20 10 200

50 15 750 60 25 1500 60 15 900

900 2100 110

Rumus GNP DEFLATOR:

29

100min

XGNPRiil

alGNPNoRGNPDEFLATO

100.

.X

PoiQti

PtiQtiRGNPDEFLATO

GNP DEFLAOTOR = 2100/ 1100 X 100 = 199.

GNP DEFLATOR : Nilai = CDI atau IH

INDEKS HARGA LAPSPEYER

Q1992 P1992 Total Q199

2

P1992 Total

15 Rp.1.00

0

Rp.15.00

0

15 Rp.3.00

0

Rp.45.000

50 Rp.1.50

0

Rp.75.00

0

50 Rp.2.50

0

Rp.125.00

0

Rp.900 Rp.170.00

0

Indeks

(Rp.900=10

0)

100

189

Formula CPI Laspeyers:

100.

.X

PoiQoi

PtiQoiCPI

.189.100000.90.

000.170.RpX

Rp

RpCPI

Perbedaan Qoi = jumlah barang tahun dasar muncul baik dalam

pembilang maupun penyebut dari rumus: CPI dan PPI, sedangkan Qti

muncul dalam rumus Deflator.

Untuk mengoreksi GNP menjadi ekonomi kesejahteraan (Net

Economic Welfare) harus dilakukan koreksi negatif dan koreksi positif

dalam menghitung GNP.

KOREKSI POSITIF DAN NEGATIF TERHADAP GNP DALAM

MENILAI KESEJAHTERAAN

Edward F.Denison (1982) dan Edward Feige serta Peter Gutman

(1970) dalam Samuelson, 1985:152): sektor informal benar-benar

membengkak, dimana masa sekarang ini terdapat kecenderungan lahiriah

30

yang mengorbankan kualitas hidup dan lingkungan, sehingga GNP

sebagai tolak ukur ekonomi dianggap telah memiliki cacat dalam menilai

tingkat kesejahteraan ekonomi suatu bangsa yang sesungguhnya dan

telah memberikan ketidakpuasan, disebabkan:

(1).GNP mencakup banyak elemen yang memberikan sumbangan

tidak jelas pada kesejahteraan perseorangan;

(2).Elemen pokok dari kesejahteraan justru diabaikan.

Diadakan suatu koreksi dari GNP ke”kesejahteraan ekonomi netto atau

Net Economic Welfare (NEW)”.

KOREKSI POSITIF

Koreksi positif dalam perhitungan GNP dilakukan menambahkan

waktu luang, pekerjaan informal terhadap GNP (underground economy)

terhadap GNP. Kepuasan waktu luang dhirapkan kepuasan diperoleh dari

barang dan jasa. Kegiatan Informal diperhitungkan GNP: ada 2 macam

kegiatan informal yaitu: kegiatan ekonomi illegal atau melawan hukum

(seperti: kegiatan perdagangan narkotika dan pembunuhan dengan

imbalan uang) dan kegiatan ekonomi legal tapi tidak tercatat sehingga

terhindar dari pajak (seperti: tukang batu di proyek, pekerja memperbaiki

pagar rumah, menerima uang saku atau bentuk barang dari pihak lain).

Umumnya ahli ekonomi tidak menambah nilai produk terhadap GNP,

karena sudah disepakati merupakan hal buruk dari segi sosial (bads and

not goods):Sameuelson, 1985: 152).

Koreksi positif dalam perhitungan GNP dilakukan menambahkan

waktu luang, pekerjaan informal terhadap GNP.

KOREKSI NEGATIF

Dilakukan cara: mengurangkan kerusakan/pencemaran lingkungan

dari GNP. Masa sekarang ini industri besar banyak didirikan yang

memberikan dampak terhadap pencemaran lingkungan, dan bangsa di

dunia semakin khawatir dengan berkurang lapisan ozon sebagai akibat

pencemaran industry negara besar berpengaruh perekonomian,

berdampak besar terhadap kegiatan ekonomi, berakibat dari pencemaran

akan menyebabkan angka GNP terlalu tinggi daripada sebenarnya.

Contoh: Hasil produk berguna, seperti: rumah nyaman di perkotaan

dalam GNP terkandung hasil merugikan (berupa: kerusakan tanah karena

galian batu, polusi air dan udara yang ditimbulkan oleh pabrik semen),

untuk pembangunan perumahan dan biaya untuk ganti kerusakan harus

dikurangkan dari GPP.

Eksternalitas disebut: kerusakan lingkungan seperti: pencemaran

udara, air, bukit, dan sebagainya merupakan biaya bagi masyarakat tidak

31

dibayar oleh perusahaan maupun oleh konsumen pembeli, dimana

penduduk yang kehilangan pekerjaan akibat penggusuran lahan pertanian

untuk industri. NEW = Net Economic Welfare = angka setelah dikurang

angka kesejahteraan ekonomi netto, dimana masyarakat dan pemerintah

menentukan prioritas pembangunan dan pertumbuhan suatu bangsa dan

perekonomian mengarah tujuan bersama luas memperhatikan

keseimbangan antara pembangunan dibidang fisik dan lingkungan atau

istilah pembangunan berwawasan lingkungan.

Angka kesejahteraan netto = NEW= Net Economic Welfare : angka

GNP dikurangi biaya kerusakan lingkungan dan ditambah nilai waktu

luang dan pekerjaan informal.

.ker aljaanInformPe

LuangNilaiWaktunganakanLingkuBiayaKerusAngkaGNPNEW

Dilihat dari definisi pembangunan ekonomi yang lama dan baru sangat

berbeda. Definisi pembangunan yang baru lebih menitikberatkan pada

proses multidimensional mencakup segala aspek kehidupan di negara

sedang berkembang. Oleh karena itu, dalam menghitung tolok ukur

pembangunan harus diperhatikan beberapa koreksi positif dan negatif

untuk menuju kesejahteraan yang dicita-citakan.

C.PENUTUP

Rangkuman

Dilihat dari definisinya pembangunan ekonomi yang lama dan

baru sangat berbeda. Definisi pembangunan yang baru lebih

menitikberatkan pada proses multidimensional mencakup segala aspek

kehidupan di negara sedang berkembang. Oleh karena itu, dalam

menghitung tolok ukur pembangunan harus diperhatikan beberapa

koreksi positif dan koreksi negatif untuk menuju kesejahteraan yang

dicita-citakan.

Ilmu ekonomi pembangunan adalah suatu perluasan penting dari

ilmu ekonomi tradisional dan politik ekonomi dan mementingkan alokasi

sumber secara efisien dan pertumbuhan output yang mantap,

memusatkan perhatian terutama kepada mekanisme perekonomian, sosial

dan kelembagaan yang diperlukan untuk menghasilkan perbaikan taraf

hidup yang cepat dan dalam skala besar bagi sejumlah besar orang

dinegara dunia ketiga, karena ilmu pembangunan ekonomi

memperhatikan perumusan kebijaksanaan pemerintah setepatnya dan

32

dirancang untuk mempengaruhi transformasi perekonomian,

kelembagaan dan sosial dari keseluruhan masyarakat dalam waktu

sesingkatnya dan sektor pemerintah mendapat peranan luas dan

menentukan dalam ilmu ekonomi pembangunan dibandingkan dengan

peranan yang ada dalam analisis ekonomi tradisional (barat).

Ilmu ekonomi membahas manusia dan cara terbaik untuk

memenuhi kebutuhannnya terhadap sarana material, untuk menolong

merealisasikan potensi kemanusiaannya dan ilmu ekonomi perlu

melibatkan norma dan pertimbangan tata nilai dan peningkatan

pembangunan adalah suatu pertimbangan tata nilai secara implisiti

mengandung hal baik (pembangunan) dan buruk (terbelakang).

Masalah utama perekonomian termasuk apa, dimana, bagaiman

dan untuk siapa seharusnya barang dan jasa diproduksi, siapa/kelompok

mana mempengaruhi pembuatan keputusan ekonomi dan untuk

keuntungan siapa keuntungan, tingkat internasional penting untuk

mempertimbangkan negara dan kelompok kuat dimana diantara negara

banyak mempengaruhi penggunaan dan penyebaran pangan dunia

langkan dan persediaan sumberdaya mineral.

Setiap analisis masalah pembangunan realistik perlu suplemen

variabel ekonomi seperti: pendapatan, penanaman modal dan tabungan

dengan faktor ekonomi sama relevan termasuk sifat pengaturan

penyewaan tanah, pengaruh stratifikasi sosial dan kelas, struktur kredit,

sistem pendidikan dan kesehatan, motivasi dan organisasi pemerintah,

perlengkapan pelayanan masyarakat, sikap masyarakat terahap pekerjaan,

terhadap waktu luang dan perbaikan diri, serta tata nilai, peranan dan

sikap elit politik dan ekonomi. Masa lalu strategi pembangunan ekonomi

berupaya untuk meningkatkan hasil pertanian, menciptakan lapangan

kerja, menghilangkan kemiskinan sering gagal karena para ekonom dan

penasehat kebijaksanaan lain tidak melihat perekonomian sebagai suatu

sistem sosial yang saling tergantung satu sama lain yang kekuatan

berinteraksi secara terus menerus,bersama dan waktu yang lain

berkontradiksi, karena penting untuk mempertingkan sistem sosial negara

berkembang dalam kerangka sistem sosial internasional luas, dari

keseluruhan bangsa miskin dan kaya.

Fenomena dominasi pengaruh kekuatan kelompok kecil banyak

terdiri dari negara kaya terhadap strategi global dan kepekaan negara

dunia ketiga terperangkap dalam dominasi serta ikatan ketergantungan

pada negara industri di Timur dan di Barat. Hal terjadi di negara

berkembang adalah: kelangkaan sumberdaya, bahan bahku, masalah

hutang luar negeri, menurun pasar ekspor, meningkat saling

33

ketergantungan diantara semua negara dan orang di dalam sistem sosial

internasional. Negara dunia ketiga merupakan bagian terbesar dari

organisasa global karena sifat dan ciri pembangunan di masa depan

seharusnya menjadi perhatian seluruh negara tanpa memandang orientasi

politik, ideologi, ekonomi masing-masing.

1.Kegitan Perkuliahan

a.Kegiatan Dosen:

1).Dengan metode ceramah bervariasi menjelaskan materi topik

I.

2).Mengarahkan presentase dan diskusi.

3).Memberi dan menagih penugasan individu untuk tugas.

b.Kegiatan Mahasiswa:

1).Memperhatikan dan mengkaji penjelasan materi topik I.

2).Melaksanakan diskusi dan presentase.

3).Menyelesaikan dan menyerahkan tugas kelompok dan

individu 1.

2.Evaluasi

a.Jenis Evaluasi : Pre tes dan post test, serta partisipasi

kegiatan pembelajaran.

b. Alat Evaluasi :Tes tertulis,bahan hasil penemuan materi

pokok bahasan 1.

c.Materi Evaluasi :

1). Jelaskan bagaimana perbedaan antara bahasan Ilmu Ekonomi

Pembangunan (Development Economics) dengan Ilmu

Ekonomi (Economics), mana yang lebih luas cakupannya,

dan mana merupakan cabangnya?

2).Sebutkan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam

pembangunan ekonomi suatu negara menurut Goulet?

3).Jelaskan koreksi negatif dan koreksi positif terhadap ukuran

pembangunan ekonomi yang menekankan pada GNP per

kapita sebagai ukuran kesejahteraan ekonomi neto (net

economic welfare) suatu masyarakat?

4).Mengapa ukuran pembanguna ekonomi yang menekankan

pada pendapatan per kapita semata tidak memuaskan negara

sedang berkembang?

5).Bagi perusahaan yang merusak lingkungan hidup harus

dilakukan dengan cara bagaimanakah perhitungan produk

34

perusahaan dalam GNP?

6).Hitunglah GNP Deflator Indonesia, selama dua tahun

terakhir ini baik secara Laspeyers maupun Paasche ?

7).Jelaskan perbedaan istilah-istilah sebagai berikut:

a.Pertumbuhan Ekonomi- Pembangunan Ekonomi–

Modernisasi Ekonomi ?

b.Net Economic Welfare – GNP Deflator?

c.Underground Economic – Externality?

8).Mengapa ilmu ekonomi penting untuk memahami masalah

pembangunan ekonomi dunia ketiga?

9).Apakah konsep dunia ketiga suatu konsep yang berguna?

10).Mengapa orang harus skeptik terhadap setiap pendapat

bahwa teori ekonomi tradisional Barat dapat diterapkan

secara universal?

11).Apakah arti dari pernyataan bahwa asumsi dan proposisi

teori ekonomi mungkin berbeda dari masyarakat ke

masyarkat lain tetapi proses pemikirannya sebenarnya

tetap sama?

12).Apakah kesenjangan yang besar dalam hal kondisi

kehidupan dari “mengelilingi dunia” dapat ditemukan

dikebanyakan dunia ketiga?

13).Apakah yang Saudara harapkan dari pelajaran Ekonomi

Pembangunan?

14).Mengapa tata nilai dan premis tata nilai penting dalam

ilmu ekonomi ? Dapatkah ilmu ekonomi “bebas nilai”?

Mengapa ya dan tidak?

15).Mengapa pandangan perekonomian penting sebagai sistem

sosial dan beranjak melampaui faktor ekonomi dalam

menganalisa masalah pembangunan?

16).Apakah yang dimaksud “saling ketergantungan sistem

sosial internasional”? Dengan jalan apakah perekonomian

nasional semakin saling tergantung menjelang akhir abad

ke XXI?

35

BAB II

KARAKTERISTIK UMUM DAN STRUKTUR KEGIATAN

EKONOMI NEGARA SEDANG BERKEMBANG

A.PENDAHULUAN

Materi pembelajaran pada Bab II ini secara umum bertujuan

memberikan pemahaman tentang karakteristik umum dan struktur

kegiatan ekonomi negara sedang berkembang. Secara khusus, setelah

mempelajari materi bab II ini, diharapkan mahasiswa dapat:

1).mengelompokkan negara berdasarkan tingkat kemajuan ekonominya,

2).menggolongkan karakteristik umum negara sedang berkembang, 3).

Menjelaskan struktur kegiatan ekonomi negara sedang berkembang.

B.PENYAJIAN MATERI

Berdasarkan bahasan pada bab I, dapat dinyatakan bahwa pada

umumnya fenomena keterbelakangan dilihat dari konteks ekonomi dan

non ekonomi sesuai dengan karakteristik umum dan struktur kegiatan

ekonomi yang ada di negara sedang berkembang. Di negara sedang

berkembang struktur ekonomi sebagian besar adalah agraris yang

berpandangan sosial cultural, dengan produktivitas rendah. Negara

sedang berkembang untuk mengejar strategi pembangunan baik sektor

pertanian maupun industry, dilakukna untuk menaikkan produktivitas

yang rendah dan memenuhi kebutuhan dalam negeri, supaya tidak

tergantung pada the rest of the world.

Dilihat dari sudut perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat

negara di dunia dibedakan dalam 2 (dua) golongan adalah:

(1).Developed Countries/ negara sudah maju: ditopang kemajuan

ekonomi yang pertama, seperti: Eropa Barat, Amerika Utara, negara

Australia dan New Zealand: negara dunia kesatu/First World: negara

kapitalis /negara pertama didukung pengalaman jangka panjang dalam

pertumbuhan ekonomi.

(2).Second World/negara dunia kedua: negara maju yang ada di Eropa

Timur, seperti: Rusia, Polandia, Chekoslovakia atau negara sosialis sudah

maju ekonomi, seperti: Korea, Jepang.

(3).Third World/negara dunia ketiga: negara mempunyai tingkat

pembangunan yang rendah dan tingkat pendapatan per kapita tidak lebih

dari US $ 200 atau negara sedang berkembang (Developing Countries):

pendapatan per kapita kurang dari ( < US $ 200).

36

(4). Semi Developed Countries yaitu: negara sedang berkembang

mempunyai pendapatan per kapita lebih dari US $ 200.

Low Developed Countries/LDC: negara dunia keempat atau negara yang

terbelakang (UDC/Under Developed Countries) dan (LDC/Less

Developed Countries) :negara terbelakang dalam perekonomiannya

seperti: di Afrika Tengah dan Amerika Latin. Developed Countries/

negara sedang berkembang seperti: Libia, Kuwait, Brunai Darussalam.

Tahun 1985 negara dunia ketiga sebanyak 118 negara

berkembang di kawasan Asia, Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin,

umumnya ditandai : “low level of living, high populations pressures, low

income per capita”, dan di bidang teknologi serta ekonomi pada

umumnya tergantung (dependen) pada ekonomi negara dunia pertama,

dan kedua”.

Menurut kelompok Roma dalam buku: “Batas Pertumbuhan”

dibagi 3 kelompok, yaitu:

(1).Negara yang mempunyai potensi sumberdaya alam (SDA) dan

energi disertai kemampuan dan penguasaan teknologi.

(2).Negara memiliki sumberdaya alam (SDA) dan energy, tapi tidak

memiliki kemampuan dan penguasaan teknologi.

(3). Negara tidak memiliki sumberdaya alam (SDA) dan energy, serta

tidak mempunyai kemampuan dan penguasaan teknologi.

PBB/Perserikatan Bangsa-Bangsa membedakan 3 golongan yaitu:

(1).Golongan ekonomi pasar yang sudah maju;

(2).Golongan ekonomi yang direncanakan secara terpusat;

(3).Golongan ekonomi pasar yang sedang berkembang.

Bank Dunia membedakan 5 (lima) kelompok, yaitu:

(1). LIE/ Low Income Economies:dibawah

(2).MIE / Midle Income Economies:sedang

(3).HIOE / High Income Oil Exporter:diatas

(4).ENME / European Non Market Economies:non eropa

(5).HIME / High Income Market Economies: pendapatan tinggi

7 sifat digunakan untuk menggolongkan negara-negara yaitu:

(a).Tingkat pertumbuhan penduduk tiap tahun;%

(b).GNP/Gross National Product;

(c).Tingkat GNP Per Kapita;lihat di APBN

(d).Angka buta huruf;pendidikan

(e).Harapan hidup waktu lahir;kesehatan

(f).Jumlah penduduk;

(g).Tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian.

37

KARAKTERISTIK UMUM NEGARA SEDANG BERKEMBANG

Ciri-ciri umum negara sedang berkembang adalah memproduksi

bahan primer, tekanan penduduk dan beban tanggung jawab yang tinggi,

kekurangan modal, berorientasi pada perdagangan luar negeri, dominasi

, depedensi dan valuerabilitas.(ketergantungan antara Negara satu

dengan lainnya).

G.M.Meiyer dan RE.Baldwin dalam buku: “Economic

Development Theory, History, and Policy” mengemukakan: sifat

ekonomis yang terdapat di negara miskin atau negara sedang

berkembang,yaitu:

(1).It is primary–producing; (2).It faces population pressures; (3).It has

underdeveloped natural resources; (4).It has economically backward

population; (5).It is capital-deficien; (6).It is foreign trade oriented

(Baldwin, 1957:173). Umumnya penduduk bekerja di sektor primer

meliputi jumlah lebih dari 60 % dan di sektor tersier kurang dari 20 %.

Vicious Cycle adalah adalah lingkaran tak berujung pangkal yang

disebabkan oleh negara miskin sendiri memiliki kemiskinan baik dari sisi

permintaan dan sisi penawaran(saling membutuhkan). MP.Todaro, 1983:

66: ciri-ciri atau karakteristik umum negara sedang berkembang adalah:

(1).Taraf hidup yang rendah; (2).Produktivitas yang rendah; (3).Tingkat

pertumbuhan populasi dan beban tanggungan yang tinggi; (4).Angka

pengangguran yang tinggi; (5).Ketergantungan pada ekspor hasil

pertanian; (6).Dominasi, depedensi, dan vulnerabilitas dalam hubungan

internasional.

Rendahnya produktivitas disebabkan oleh kurangnya faktor input

komplementer berupa modal fisik dan manajemen. Negara sedang

berkembang kekurangan modal dilihat dari sudut, yaitu: (1).Kecilnya

jumlah mutlak kapital material; (2).Terbatasnya kapasitas dan keahlian

penduduk; (3).Rendahnya investasi netto.

Tekanan penduduk di negara sedang berkembang mempunyai 3

(tiga) bentuk pokok yaitu: (1).Rural Development (perkembangan

pembangunan); (2).Tingkat kelahiran yang tinggi; (3).Tingkat kematian

yang mulai menurun. Akibatnya penggunaan tenaga kerja kurang efektif

dan efisien dan melahirkan 2 (dua) bentuk pengangguran yaitu:

(1).Pengangguran Semu, yaitu: orang dipedesaan dan perkotaan bekerja

kurang dari semestinya (harian, mingguan, musiman), bekerja full time,

tapi produktivitas rendah; (2).Pengangguran Terbuka, yaitu: orang yang

sebenarnya ingin dan suka bekerja, tapi tidak tersedia pekerjaan. Ciri lain

38

negara berkembang adalah tergantung pada produk pertanian dan produk

ekspor.

Pengangguran Semu (tak kentara) adalah orang yang melakukan

pekerjaannya kurang dari semestinya dan pengangguran terbuka adalah

orang yang bersedia dan mau bekerja tapi tidak tersedia pekerjaan.

Depedensi adalah ketergantungan antara negara sedang

berkembang terhadap negara maju atau negara maju tergantung terhadap

negara sedang berkembang.

Dominasi adalah penguasaan atas sektor ekonomi dan sosial oleh

negara maju.

Vulnerabilitas adalah perasaan mudah tersinggung atau

terpengaruh akibat adanya ketergantungan (depedensi) kepada negara

maju.

STRUKTUR KEGIATAN EKONOMI DI NEGARA SEDANG

BERKEMBANG

Perubahan struktur ekonomi diawali dengan perubahan strategi

pertanian ke industry, perdagangan dan jasa.

A.SEKTOR PERTANIAN

Dilihat dari struktur perekonomian negara sedang berkembang

pada umumnya adalah ekonomi agrarian berpandangan sosial cultural

komersial maupun subsisten membentuk prinsip kegiatan ekonomi

berdasarkan pembagian okupasional tenaga kerja.

Negara berkembang sektor pertanian menampung tenaga kerja:

50 – 80% dari seluruh tenaga kerja, di negara maju sektor pertanian

hanya memberi pekerjaan tidak lebih dari 16 % dari seluruh penduduk

aktif bekerja. Sektor pendapatan nasional, negara sedang berkembang: 50

% dan 2/3 dari seluruh produk nasional berasal dari sektor pertanian, di

negara maju, sektor industry meningkat dan sektor pertanian menurun.

Asumsi MPL = marginal productivity labour : MPL = 0,

disebakan berlaku Law Of Deminishing Return/ hukum kenaikan hasil

semakin berkurang, disebabkan karena adanya luas tanah yang terbatas.

Asumsi Fei-Rennis adalah: (1).kelebihan tenaga kerja dari sektor

pertanian dapat ditarik tanpa mengurangi output; (2).Realokasi tenaga

kerja akan menciptakan surplus dibidang pertanian dan akan

menciptakan dana investasi, dikenal Teori Surplus Labor Theory: asumsi

bahwa dalam sektor pertanian MPL = 0, dan tenaga kerja dapat ditarik

dari sektor pertanian ke industry dengan tanpa mengurangi output dan

pemindahan tenaga kerja dari sektor pertanian dapat mengurangi ongkos

39

sektor pertanian, digunakan untuk membiayai pembangunan di sektor

lain.

MPL = marginal productivity of labor pada sektor pertama adalah

nol (0), sebab berlaku hukum tambahan hasil yang semakin berkurang

(law of diminishing return).

Ada 3 (tiga) jenjang analisis dalam usaha memahami ekonomi

pertanian dan pembangunan pedesaan, diman terjadi: proses transisi dari

pertanian subsistensi tradisional menjadi pertanian komersial dan modern

adalah: (1).Pertanian Subsistensi: primitif dan murni dimana produtivitas

rendah;(2).Tingkat diversifikasi (penganekaragaman)/pertanian

campuran yang sebagian hasil untuk dimakan sendiri dan sebagian dijual

ke sektor komersial; (3).Tingkat pertanian modern: produksi sangat

tinggi disebut: pertanian spesialisasi, seluruhnya untuk melayani

keperluan pasar.

Perubahan sektor pertanian diawali dari sektor pertanian subsisten

ke pertanian campuran (diversifikasi) dan pertanian spesialisasi.

Faktor penyebab untuk mengusahakan tercapai pembangunan

pertanian dan pedesaan, meningkatkan produksi dan produktivitas maka

diusahakan ada penelitian pada sumber penyebabnya adalah: (1).Adanya

perubahan teknik produksi; (2).Adanya kebijaksanaan ekonomi

pemerintah yang sesuai; (3).Adanya lembaga sosial yang menunjang;

(4).Modernisasi struktur pertanian memenuhi kebutuhan pangan;

(5).Menciptakan adanya sistem penunjang yang efektif;

(6).Memungkinkan keadaan lingkungan pedesaan untuk memperbaiki

taraf hidup.

Ada 2 (dua) syarat dipenuhi untuk membangun dan

mentransformasikan pertanian subsisten(pertanian tradisional) menjadi

modern yaitu:

(a).Pemasaran hasil usaha tani; (b).Teknologi yang selalu berubah;

(c).Tersedia sarana produksi lokal; (d). Perangsang produksi bagi petani;

(e).Pengangkutan.

40

Gambar 2.1. Hubungan Antara Total Product (TP) dengan Marginal

Product (MP) dan Average Product (AP)

Dimana: TPL = Total Product; MPL = Marginal Product Of Labour;

APL = Average Product Of Labour.

Keterangan: Total Product (TP) mencapai tingkat maksimum pada

titik A, yaitu: pada MPL = 0. Setiap titik sebelah kiri A, MPL adalah

positif, tambahan unit pekerja dapat memberikan sumbangan positif

terhadap output sejak TP naik sampai titik A. Setiap titik sebelah kanan

A, seperti titik B, MPL adalah negatif dan tambahan setiap unit kerja

akan mengurangi TP (total product) oleh turunnya TP. Banyak faktor

mempengaruhi produktivitas pertanian rendah di negara sedang

berkembang, maka esensi pertama ada pengetahuan dan keadaan atau

sifat sistem dan aspek transisi ekonomi dari pertanian subsistensi kepada

pertanian komersial. Dimana, 3 jenis analisis dalam usaha ekonomi

pertanian dan pembangunan pedesaan terjadi proses transisi dari

pertanian subsistensi tradisional menjadi pertanian komersial dan modern

ialah:

(1).Primitif dan murni adalah pertanian subsistensi produktivitas rendah,

biasa menghasilkan luaran sama dengan konsumsi, produktivitas rendah,

modal sedikit, teknologi terbatas, institusional kaku dan pasar terpisah

jauh, jaringan komuniskasi antar daerah pedesaan dengan perkotaan

PRODUCT

TPL

APL

0

41

cenderung akan menghambat tingkat hasil/produksi, dan hanya untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya.

(2).Tingkat diversifikasi (penganekaragaman)/pertanian campuran

sebagian hasil untuk dimakan sendiri dan sebagian dijual ke sektor

komersial, atau transisi menuju pertanian campuran dan diversifikasi dan

penganekaragaman pertanian/ pertanian campuran merupakan transisi

dari subsistensi ke spesialisasi produksi dan tanaman pokok tidak

mendominasi hasil pertanian, karena sudah ada tanaman

sampingan/selingan baru bersama usaha ternak dan

keberhasilan/kegagalan usaha untuk mentransformasikan pertanian

tradisional tergantung tidak hanya keterampilan dan kemampuan para

petani dalam meningkatkan produktivitas dan kondisi sosial dan

institiusional dimana berfungsi, spesifik memperoleh kepercayaan untuk

menikmati kredit, pupuk, air, penerangan mengenai pertanian, fasilitas

pertanian/pemasaran dan jika yakin mendapat keuntungan, maka petani

respons terhadap insentif ekonomi,

(3).Tingkat pertanian modern produksi sangat tinggi disebut: pertanian

spesialisasi, seluruh untuk melayani keperluan pasar dan negara industri

maju, keuntungan komersial kriteria keberhasilan dan hasil maksimum

per hektar dari hasil upaya manusia (seperti:irigasi, pupuk, pestisida,

bibit unggul) dan SDA dan menjadi obyek aktivitas pertanian, seluruh

produk diarahkan untuk keperluan pasar dan intensifikasi modal dan

produksi teknik penghematan tenaga serta percaya hukum ekonomi yaitu:

mengurangi biaya satuan minimal dan mendapat hasil maksimal untuk

mengusahakan tercapai pembangunan pertanian dan pedesaan,

meningkatkan produksi dan produktivitas, maka diusahakan ada

penelitian pada sumber faktor penyebab adalah:

(1).Ada perubahan teknik produksi, (2).Ada kebijaksanaan ekonomi

pemerintah sesuai, (3).Ada lembaga sosial menunjang, (4).Modernisasi

struktur pertanian memenuhi kebutuhan pangan, (5).Menciptakan ada

sistem penunjang efektif, (6).Keadaan lingkungan pedesaan untuk

memperbaiki taraf hidup.

Ada 2 (dua)syarat untuk membangun dan mentransformasikan

pertanian subsisten menjadi modern yaitu: a.pemasaran hasil usaha tani,

b.teknologi selalu berubah, c.tersedia sarana produksi total, d.perangsang

produksi bagi petani, e.pengangkutan.

B.SEKTOR INDUSTRI DAN JASA

Dalam menghadapi masalah dan umum strategi pembangunan

bervariasi tergantung (1).pada keadaan alam, struktur dan tingkat

42

interdepedensi antar sektor perindustrian pertama (pertanian, kehutanan,

perikanan),(2).Perindustrian secara umum, (3).Perdagangan, keuangan

dan jasa.

Negara sedang berkembang, sektor industri memberikan

sumbangan terhadap GNP berkisar antara 20 – 30 %, tapi saat ini naik

antara 40%-50% dari seluruh produksi nasional, artinya: dalam proses

pembangunan ekonomi peranan sektor industry dan jasa hanya menyerap

tenaga kerja < 20% dari seluruh tenaga kerja dan sisa sektor pertanian

subsisten: industri skala kecil dan kecil jumlah capital, maka negara

sedang berkembang dalam melakukan industrialisasi banyak menghadapi

masalah terutama masalah pilihan teknologi yaitu: memaksimalkan

output atau maksimal tenaga kerja, berhubungan harga faktor relatif:

masalah teknik, disebabkan banyak barang harus diproduksi dengan

berbagai alternatif kombinasi modal dan tenaga kerja serta untuk memilih

teknik terbaik/produksi ekonomis tergantung pada harga faktor (tenaga

kerja dan modal).

Labor Saving adalah tenaga kerja yang lebih sedikit dibandingkan

penggunaan modal.

Capital Saving adalah modal lebih banyak dibandingkan tenaga

kerja.

22

Capital Intensive Technology: jika harga capital/modal turun

secara relatif terhadap biaya tenaga kerja dan berarti terjadi “labor

saving”. Sebaliknya, bila harga tenaga kerja lebih murah, maka adanya

perencanaan pengeluaran untuk menghasilkan output dan harga, maka

pemerintah harus membelanjakan Total Outlay terhadap PK.

PK

TO

PLTO

PKTO

X

Y

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI SUBSTITUSI

IMPORT

Strategi pengembangan industry substitusi impor yaitu:

memproduksi sendiri barang kebutuhan dalam negeri di impor disebut:

Kebijakan In-Ward-Looking.

Strategi subsititusi impor memiliki peranan ganda yaitu:

menggarap pasar dalam negeri dan menghemat devisa.

Permasalahan negara sedang berkembang dalam menjalankan

industrialisasi substitusi impor yaitu: (a).Kualitas barang yang dihasilkan

43

lebih rendah barang produksi luar negeri; (b).Biaya produksi terlalu

tinggi karena alat-alat dan tenaga ahli masih harus diimpor;

(c).Penggunaan faktor industri kurang efisien.

C.PENUTUP

Rangkuman

Fenomena keterbelakangan dilihat dari konteks ekonomi dan non

ekonomi sesuai dengan karakteristik umum dan struktur kegiatan

ekonomi yang ada di negara sedang berkembang. Dinegara sedang

berkembang struktur ekonomi sebagian besar adalah agraris yang

berpandangan sosial cultural, dengan produktivitas rendah. Negara

sedang berkembang untuk mengejar strategi pembangunan baik sektor

pertanian maupun industri dilakukan untuk menaikkan produktivitas

yang rendah dan memenuhi kebutuhan dalam negeri, supaya tidak

tergantung pada the rest of the world.

Tinjauan tentang perbedaan struktur ekonomi dunia ketiga

terdapat7 (tujuh):1.ukuran negara (geografis, penduduk, pendapatan),

2.evolusi sejarah, 3.sumberdaya manusia (SDM) dan fisik, 4.kepentingan

relatif sektor pemerintah dan swasta, 5.sifat struktur industri, 6.tingkat

ketergantungan terhadap ekonomi luar negeri dan kekuatan politik,

7.pembagian kekuasaan, kelembagaan dan politik dalam negeri. 6 (enam)

sifat umum negara berkembang sebagai berikut: 1).pertumbuhan

pendapatan nasional yang rendah dan lambat di kebanyakan negara,

2).pertumbuhan pendapatan per kapita yang rendah dan hamper tidak ada

kemauan, 3).pola distribusi pendapatan yang menceng/ tidak mengarah

dimana 20 % dari penduduk golongan atas menerima 5%-10% kali

pendapatan yang diterima oleh 40% golongan bawah, 4).Akibat butir 1-3

banyak penduduk dunia ketiga menderita kemiskinan jumlah berkisar

diantara U$ 850 juta – U$ 1.200 juta orang dengan pendapatan kurang

dari U$ 100 per tahun, 5).Banyak penduduk yang menderita karena

kesehatan yang buruk, kekurangan gizi dan penyakit yang melemahkan

tenaga serta tingkat kematian yang jumlahnya 10 kali lebih tinggi

dibandingkan keadaan di negara maju, 6). Dalam bidang pendidikan

mengenai fasilitas dan kurikulum pendidikan yang tidak

relevan dan kurang memadai, tingkat kegagalan (drop out) sekolah yang

tinggi serta tingkat melek huruf yang rendah.

Masalah keterbelakangan dilihat dalam konteks nasional dan

internasional dan kekuatan ekonomi dan sosial baik intern maupun

ekstern merupakan biang keladi terjadi kemiskinan, ketidakmerataan dan

produktivitas yang rendah di dunia negara dunia ketida pada umumnya.

44

Berhasilnya pembangunan ekonomi dan sosial yang memerlukan

formulasi strategi yang memadai di dunia ketida, tapi memerlukan

modifikasi sistem ekonomi internasional untuk membuat responsif

terhadap keperluan pembangunan negara miskin dan berguna untuk

mengadakan perubahan strategi dalam negeri serta internasional, masalah

pembangunan dan keterbelakangan.

1. Kegiatan Perkuliahan

a. Kegiatan Dosen:

1).Dengan metode ceramah bervariasi menjelaskan materi

topik/pokok bahasan 2.

2).Mengarahkan presentase dan diskusi.

3).Memberi dan menagih penugasan individu (untuk tugas 2).

b.Kegiatan Mahasiswa

1).Memperhatikan dan mengkaji penjelasan materi topik 2.

2).Melaksanakan diskusi dan presentase.

3).Menyelesaikan dan menyerahkan tugas kelompok 2 dan

individu.

2.Evaluasi

a.Jenis Evaluasi :Pre test dan post test, serta partisipasi

kegiatan pembelajaran.

b.Alat Evaluasi :Tes tertulis, bahan hasil penemuan materi

pokok bahasan 2.

c.Materi Evaluasi :

1).Karakteristik apa yang dapat menjelaskan perbedaan jurang

antara negara sedang berkembang dengan negara maju?

2).Jelasakan ciri–ciri pembentukan modal di negara sedang

berkembang pada umumnya sangat rendah?

3).Mengapa negara sedang berkembang dalam memilih

Trategi pembangunan lebih banyak menekankan pada

sektor industri dan jasa dibandingkan sektor pertanian,

padahal umumnya negara agraris?

4).Betulkah bahwa negara sedang berkembang memiliki

tekanan penduduk yang tinggi ?Mengapa? Jelaskan?

5).Mengapa dalam awal pembangunannya, negara sedang

berkembang biasanya menempuh strategi pembangunan

yang berorientasi pada industri substitusi impor?

6).Dalam era globalisasi, mengapa negara sedang berkembang

menjadi sangat depedensi, dominasi dan vulnerability

terhadap

45

negara maju?

7). Jelaskan dan sebutkan tahapan dari pertanian tradisional

menuju pertanian modern ada beberapa tahapannya?

8). Jelaskan perbedaan istilah:

(a).Underdeveloped Countries–Underdeveloped

Countries–

Developing Countries – Developed Countries ?

(b).Negara dunia kesatu- negara dunia kedua, negara dunia

ketiga, negara dunia keempat ?

(c). Dominasi – depedensi – vulnerability?

9).Jelaskan dengan menggunakan beberapa cara, perbedaan

struktur ekonomi, sosial dan politik di negara dunia ketiga.

Dihadapkan pada masalah yang sama. Jelaskan apa yang

dimaksud dengan masalah yang sama dan menganut Saudara

masalah yang manakah yang paling penting. Mengapa?

10).Jelaskan perbedaan antara tingkat hidup yang rendah dengan

pendapatan per kapita yang rendah. Dapatkah tingkat hidup

yang rendah terjadi bersama-sama dengan pendapatan per

kapita yang tinggi. Jelaskan dan berikan contohnya?

11).Sebutkan beberapa ciri umum negara berkembang? Berikan

analisa pendapat Saudara?

12).Apakah keuntungan dan keru gian mempergunakan konsep

pada garis batas kemiskinan internasional?

13).Apakah pendapat Saudara mengenai hubungan yang erat

dengan kesehatan, produktivitas tenaga kerja dan tingkat

pendapatan?

14).Apakah yang dimaksud bahwa banyak negara di dunia ketiga

yang “rapuh, didominasi dan ketergantungan” dalam hubungan

dengan negara kaya? Berikan contohnya?

46

BAB III

PERSOALAN DASAR DALAM PROSES PEMBANGUNAN DAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SERTA PENGHAMBAT

A. PENDAHULUAN

Materi pembelajaran pada Bab III ini secara umum bertujuan

memberikan pemahaman tentang persoalan dasar dalam proses

pembangunan dan faktor yang mempengaruhi serta penghambat. Secara

khusus, setelah mempelajari materi bab III ini, diharapkan mahasiswa

dapat: 1).menjelaskan permasalahan pokok pembangunan ekonomi,

2).menyebutkan faktor yang mempengaruhi pembangunan,

3).menyebutkan persyaratan pokok dan umum pembangunan ekonomi

dinegara sedang berkembang, 4).menyebutkan faktor penghambat pada

proses pembangunan, 5).menjelaskan struktur ekspor berupa bahan

mentah, 6).menjelaskan proses sebab akibat kumulatif.

B.PENYAJIAN MATERI

PERMASALAHAN POKOK PEMBANGUNAN EKONOMI

Permasalahan pokok yang dihadapi oleh negara sedang

berkembang meliputi: kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran.

Kebutuhan dasar merupakan syarat minimum yang mutlak harus

dipenuhi oleh setiap orang.

Ahli ekonomi mengemukakan bahwa untuk perbaikan jurang

pendapatan nasional bila strategi pembangunan mengutamakan

keperluan mutlak (absolute necessity) dan syarat minimum untuk

memenuhi kebutuhan pokok (minimum requirement to cover basec

need), basic necessity (kebutuhan dasar) dan memuat 5 (lima) sasaran

utama yaitu:

(1).Dipenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan perumahan serta

peralatan sederhana dari berbagai kebutuhan secara luas

dipandang perlu oleh masyarakat bersangkutan.

(2).Dibutuhkan kesempatan yang luas untuk memperoleh berbagai

jenis publik, pendidikan, kesehatan, pemukiman yang dilengkapi

infrastruktur layak serta komunikasi, dan lain-lain.

(3).Dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan kerja produktif

(termasuk menciptakan kerja sendiri), mungkin ada balas jasa

setimpal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

(4).Terbina prasarana produksi barang dan jasa atau pedagang

internasional untuk memperoleh keuntungan dengan kemampuan

47

untuk menyisihkan tabungan untuk pembiayaan usaha

selanjutnya.

(5).Menjamin partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan

dan pelaksanaan proyek. Strategi sumber ekonomi dari dalam

maupun luar (bentuk bantuan luar negeri) terutama untuk

pembangunan pedesaan dan pertania, diarahkan usaha teratur

bentuk kemiskinan,material dan non-material, supaya dapat

memenuhi kebutuhan pokok golongan miskin.

Pokok sasaran pembangunan adalah pemberantasan kemiskinan,

penciptaan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan dan pemberantasan

ketimpangan. Salah satu sasaran pokok “Tata Ekonomi Internasional

Baru” ialah: untuk memperkecil jarak pemisah antara taraf hidup negara

kaya dan negara miskin (Adenan, 1985).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBANGUNAN

Keberhasilan suatu usaha pembangunan dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu:

(1).Faktor Ekonomi (SDA, SDM, Pembentukan Modal dan

Kewirausahaan dan Teknologi); dan (2).Faktor Non-Ekonomi (Politik,

Sosial, Budaya, Kebiasaan, Sikap Mental, Adat Istiadat, Motivasi, dan

lain-lain nilai yang ada dalam masyarakat).

Faktor Ekonomi meliputi 4 (empat) :

(1).SDM/sumberdaya manusia (labor supply, education, discipline,

motivation, dan lain-lain): dilengkapi keterampilan dan sikap mental

terhadap pekerjaan, serta kemampuan untuk berusaha sendiri merupakan

modal utama bagi tercipta pembangunan. Menurut Jhingan, 1988:96:

“Peningkatan GNP sangat berkaitan dengan pengembangan SDM seperti

dalam efisien dan produktivitas. Oleh karena itu, pembentukan modal

insane, yaitu: suatu proses peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan

dan kemampuan seluruh penduduk mutlak diperlukan”.

(2).SDA (natural resources): meliputi: rumah, mineral, iklim, bahan

bakar dikenal: sumber fisik. Menurut Jhingan, 1988:86: “Tersedianya

sumber alam secara melimpah belum cukup bagi pertumbuhan ekonomi.

Apa yang diperlukan ialah pemanfaatannya. Sumber alam sebenarnya

dikembangkan semaksimal melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan

kemajuan ilmu teknologi dapat memperbaiki SDM sebagai subyek dan

obyek pembangunan andal. Lewis: “The Economic Of Growth” bahwa:

“nilai suatu SDA tergantung kegunaannya dan berubah sepanjang waktu

karena perubahan dalam selera, perubahan dalam teknik atau penemuan

baru”.

48

(3).Pembentukan Modal/Capital Formation: merupakan investasi dalam

bentuk mesin, perusahaan, pabrik, jalan raya dan infrastruktur lain.

Menurut Jhingan, 1988:88: pembentukan modal bersifat kumulatif dan

membiayai diri sendiri, sekali diciptakan pembentukan modal, maka

proses berkesinambungan menciptakan modal baru dan mencakup 3

(tiga) tahap saling berkaitan meliputi : (a).Keberadaan tabungan nyata

dan kenaikannya, (b).Keberadaan lembaga keuangan dan kredit untu

menggalakan tabungan dan menyalurkan kearah yang dikehendaki,

(c).Mempergunakan tabungan untuk investasi barang modal.

(4).Teknologi dan Kewirausahaan (Technology and

Enterpreneurship):Science,Engineering,Management,Entrepreneurship

merupakan faktor pertumbuhan ekonomi. Perubahan teknologi langsung

atau tidak berkaitan perubahan metode produksi sebagai hasil dari teknik

penelitian baru. Perubahan teknologi sudah menaikkan produktivitas

buruh modal dan faktor produksi lain.

Kuznet ada 5 (lima) pola penting pertumbuhan teknologi

ekonomi modern adalah: (i).Penemuan ilmiah / penyempurnaan

pengetahuan teknik, (ii).Invensi, (iii).Inovasi, (iv).Penyempurnaan,

(v).Penyebarluasan penemuan diikuti penyempurnaan.

Kuznet, Inovasi memiliki 2 (dua) dampak yaitu:1). penurunan

biaya tidak menghasilkan perubahan atau kualitas produk,

2).pembaharuan menciptakan produk baru dan menciptakan permintaan

baru akan produk atau perubahan menciptakan permintaan. Bauer bahwa

penentuan utama yang mempengaruhi pembangunan ekonomi adalah:

“bakat, kemampuan, kualitas, politik dan lembaga”.

Keterbelakangan teknologi tercermin hal-hal sebagai berikut:

(1).Ongkos produksi rata-rata yang tinggi meskipun upah buruh

rendah,(2).Tingginya ratio buruh output dan modal rendah,

(3).Besarnya angkatan kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, (4).Besarnya

jumlah barang modal yang diperlukan untuk menghasilkan output

nasional. Untuk meningkatkan kemampuan dibidang teknologi negara

sedang berkembang perlu pengembangan pendidikan bersifat

professional dan pendidikan kejuruan merupakan sarana terbaik untuk

meningkatkan keterampilan manajerial, organisasi dan keterampilan

teknologis meningkatkan efisiensi dan produktivitas dan proses

pembangunan cepat.

Ada perubahan non ekonomi diserta kebijaksanaa moneter dan

fiskal tepat serta tindakan domestik non-moneter lain (paket ekspor,

deregulasi, debirokratisasi) merupakan instrument tepat untuk tercipta

pembangunan nasional di bidang ekonomi secara efisien.

49

PERSYARATAN POKOK DAN UMUM PEMBANGUNAN

EKONOMI DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG

(1).PERSYARATAN POKOK

Baldwin Meiyers: persyaratan pokok pembangunan ekonomi

meliputi :

(1). Kekuatan dari dalam/ Indegenous Force: kekuatan dari dalam yang

ada untuk berkembang memperbaiki nasib dan prakarsa untuk

mengadakan kemajuan material: faktor non ekonomi dalam

pembangunan terpusat muncul jenis kepribadian kreatif dari inovatif

dan pencetus pembaharuan serta kemajuan ekonomi (Everett Hagen,

1962). Inclore Industries: industri yang berakibat pada investaor, biasa

menggunakan manajemen, tenaga kerja, mesin yang berasal dari

negara investor dan mau jika industri menghasilkan bahan baku untuk

kepentingan negara.

(2).Mobilitas faktor produksi adalah: pemberdayaan sumberdaya alam

(SDA), sumber daya manusia (SDM), modal dan skill secara

maksimum; Cara untuk meniadakan market inperfection adalah:

(a).Mengganti bentuk teknologi sosial dan ekonomi, memberikan

kesempatan untuk menaikkan produktivitas pada tingkat teknik

sama,(b).Tingkat teknologi harus ditingkatkan serta kemungkinan

penjualan, keadaan monopoli harus dikurangi dan pasar kapital

diperluas; (c).Fasilitas kredit agar dipermudah bagi petani dan

pedagang kecil; (d).Harus ada pengarahan penggunaan sumber secara

efisien dan dihilangkan ketidaksempurnaan pasar, maka ekonomi

makin efisien serta alokasi sumber ekonomi efisien serta

mendorong ekspor impor makin cepat dan luas. Jadi, lingkaran

kemiskinan tidak berujung pangkal dapat mudah ditembus.

(3). Akumulasi modal merupakan faktor penting dalam proses terjadi

pembangunan ekonomi. Menurut Todaro, akumulasi capital

dilakukan melalui:

(1).Kenaikan dalam volume tabungan riil, sehingga sumber uang

semula untuk tujuan konsumtif diarahkan untuk tujuan

produktif.

(2).Ada mekanisme kredit, agar sumber uang digunakan oleh

para investor terutama untuk membuat barang kapital

terutama agar produktivitas ditingkatkan.

(3).Ada struktur pasar kuat agar mempengaruhi mobilitas,

alokasi kapital dan dapat menyalurkan tabungan kearah

investasi produktif.Jadi, pembangunan ekonomi untuk

menaikkan permintaan uang dan menaikkan output riil.

50

Hal untuk mengukur banyak kapital dibutuhkan bagi pembangunan

ekonomi sebagai berikut:(1).Perkiraan tingkat pertambahan

produksi,(2).Target kenaikan pendapatan per kapita riil,(3).Angka rasio

pertambahan investasi dan output (ICOR).

Ada 5 (lima) cara pendapatan per kapita dinaikkan antara

lain:(1).Tingkat tabungan dinaikkan dengan membatasi konsumsi,

contoh: menaikkan pajak, (2).Membatasi ekspor barang konsumsi dan

jika impor barang kapital, (3). Mengadakan pinjaman luar negeri,

(4).Memindahkan pengangguran tersembunyi dari sektor pertanian ke

sektor industri dan jasa, (5).Memperluas sektor perdagangan luar negeri

dengan term of trade, dimana bila harga barang ekspor diinvestasikan di

dalam negeri.

(4). Kriteria dan Arah Investasi:

Kriteria dan arah investasi akan menjamin efisiensi kegiatan

ekonomi. Tujuan alokasi investasi untuk memaksimalkan output,

menentukan distribusi tenaga kerja dan distribusi pendapatan, keadaan

sosial dan kebudayaan, pertumbuhan dan kualitas penduduk, selera

dalam kemajuan teknologi dan bersifat dinamis sesuai dinamika

masyarakat.

Prinsip kriteria investasi adalah:

(1).Investasi harus diarahkan kepada penggunaan paling produktif,

sehingga COR/ Ratio Curren Output Ratio diturunkan,

(2).Investasi harus dijalankan dalam proyek padat karya yaitu:

proyek memperbesar the labor investment ratio,

(3).Proyek investasi harus diseleksi agar menghasilkan barang

memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan memperluas

eksternal economic,

(4). Investasi harus dijalankan pada industri menyerap valuta asing,

mengurangi tekanan neraca pembayaran dan memperbesar the

ratio of export goods to investment.

COR adalah sejumlah unit modal tertentu yang dibutuhkan untuk

menghasilkan satu (1) unit output.

ICOR = INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO: KI

KCOR

O

KICOR

ICOR adalah: tambahan unit modal tertentu yang

diperlukan untuk menghasilkan satu (1) unit tambahan output.

Kriteria produktivitas marginal menimbulkan hal-hal sebagai

berikut:

51

(1). Pendapatan Per Kapita,

(2).Pendapatan Nasional,

(3).Unsur Pasar,

(4).Pertumbuhan Seimbang (Balance Growth),

(5).Teknik Produksi.

Prinsip investasi akan menaikkan produk nasional dalam jumlah

sama yaitu: a).Dari sudut distribusi pendpaatan, proyek padat karya lebih

baik karena menaikkan pendapatan sebagian besar orang berpenghasilan

rendah daripada kenaikan pendapatan nasional banyak, tapi untuk

beberapa orang. b).Pendapatan per kapita, proyek padat karya di sektor

pertanian lebih jelek dibandingkan proyek pabrikan padat modal, sebab

proyek di sektor pertanian mendorong kenaikan penduduk, akibat

pendapatan per kapita tetap sama seperti semula atau menurun.

(5). Penyerapan kapital dan stabilitas: dimana setiap masyarakat suatu

negara mempunyai kemampuan terbatas dalam penyerapan kapital,

ditentukan 2 hal:(1).ada atau tersedia faktor produksi komplementer

bekerja sama dengan kapital dan (2).pihak syarat untuk menghindari

inflasi dan untuk mempertahankan keseimbangan cara pembayaran.

Umumnya keterbatasan kapasitas untuk menyerap kapital di negara

sedang berkembang disebabkan:(1).Kurangnya teknologi, (2).Kurangnya

tenaga ahli, (3).Tingkat mobilitas demografis rendah.

(6). Stabilitas dan Nilai Lembaga yang ada: Pola investasi merupakan

hasil pertimbangan politis, kebudayaa, agama, nilai-nilai dan lain-lain.

Pembangunan ekonomi dapat melaju cepat bila diciptakan kebutuhan

baru, motif baru, cara-cara, metode produksi baru dan lembaga yang ada

dalam masyarakat sendiri.

(2). PERSYARATAN UMUM PEMBANGUNAN EKONOMI

Persyaratan umum bagi negara untuk pembangunan ekonomi

sebagai berikut: (Todaro, 1981: 140): (1).Akumulasi modal, termasuk

akumulasi baru dalam bentuk: tanah, peralatan fisik dan SDA,

(2).Perkembangan penduduk yang diikuti pertumbuhan tenaga kerja dan

keahliannya,(3).Kemajuan teknologi.

Capital Intensive Technology adalah teknologi padat modal. Labor

Intensive Technology ialah tekonologi padat karya.

Ada 3 (tiga) pokok dalam kemajuan teknologi yaitu: (1).bersifat

netral, (2).capital saving (menghemat modal), (3).capital intensive

technology (menghemat modal intensif teknologi).

Kemajuan teknologi diklasifikasikan pada slope isoquant baru

yaitu: ratio baru produk fisik marginal adalah:(1).Tidak berubah

52

MPK/MPK (Y1)=MPK/MPL(Y0) menunjukkan kemajuan netral,(2).

Lebih rendah MPL/MPK (Y2) < MPL/MPK (Y0) menunjukkan

kemajuan penghematan tenaga,(3). Lebih tinggi MPL/MPK (Y3) > MPL/

MPK (Yo) menunjukkan kemajuan penghematan modal.

Menghemat modal atau menghemat tenaga kerja tergantung pada ratio

harga faktor relatif.

Gambar 3.1. Kemajuan Teknologi Tenaga Kerja Padat

Modal Dan Netral

FAKTOR PENGHAMBAT PADA PROSES PEMBANGUNAN

Faktor-faktor penghambat proses pembangunan ekonomi

meliputi: perkembangan penduduk, dualism ekonomi, pembentukan

modal rendah, ekspor bahan mentah, dan proses sebab akibat kumulatif.

Theories Of Underdevelopment /Teori Penghambat Pembangunan

atau Bottle Neck Pembangunan ialah:

(a).Perkembangan penduduk tinggi dilengkapi ilmu pengetahuan

yang rendah, dimana perkembangan penduduk diperlukan jika

penduduk memiliki kapasitas untuk menghasilkan dan menyerap

produksi dihasilkan.

Kapita (Capacity)

Menghemat Tenaga

Kerja

P Menghemat Modal

(Kapital)

Netral

53

Nelson dan Leibenstein dalam buku: “Theory Of Low Level

Equilibrium Trap In Underdeveloped Economics”: menganalisa

pengaruh langsung dari perkembangan penduduk terhadap

perkembangan tingkat kesejahteraan atau hubungan antara pendapatan

per kapita dan pertambahan penduduk.

Sadono Sukirno, (1985) The Low Level Equilibrium Trap

menjelaskan bahwa pada tingkat pendapatan per kapita yang rendah,

tingkat penanaman modal rendah, dan menyebabkan pertumbuhan dalam

pendapatan nasional rendah daripada pertumbuhan penduduk atau dalam

keadaan tingkat kesejahteraan masyarakat kembali ke subsistence.

Perkembangan penduduk akan menghambat peningkatan tingkat

kesejahteraan, sebab peningkatan pendapatan dapata merangsang

pertumbuhan penduduk dan faktor pengaruh langsung daripada

pertambahan penduduk yaitu faktor tertentu penting artinya dalam

pembangunan adalah:(a).Kemampuan masyarakat untuk menciptakan

tabungan, (b).Corak penanaman modal yang akan dilakukan, (c).

Masalah pemerataan pendapatan, (d). Strategi pemilihan strategi akan

digunakan, (e). Keperluan untuk mempercepat kenaikan produksi

pangan,

(f). Perkembangan perdagangan luar negeri.

(2). PEREKONOMIAN BERSIFAT DUALISTIK

Perkembangan dualistik dapat menyebabkan produktivitas rendah

dan terbatas usaha untuk mengadakan perubahan. Hambatan

perekonomian bersifat dualistik karena:(a).Menyebabkan produktivitas

berbagai kegiatan produktif sangat rendah, (b).Usaha untuk mengadakan

perubahan terbatas. Hal rawan hambatan berupa dualism sosial dan

teknologi sangat berpengaruh terhadap mekanisme pasar sehingga

sumberdaya tersedia tidak menggunakan secara efektif dan efisien.

Penggunaan teknologi tinggi di sektor modern akan mempersulit

kesempatan kerja dan menambah kerumitan masalah pengangguran, dan

tercipta jurang melebar diantara sektor modern dan tradisional. Usaha

untuk mengadakan perubahan sangat terbatas karena masih terdapat

masyarakat tradisional, cara hidup dipengaruhi oleh nilai dan adat istiadat

dipraktikkan turun temurun, sesuai kebiasaan alam dan sikap sosial dan

politik mempengaruhi pembangunan ekonomi.

Ciri masyarakat tradisional menimbulkan ketidaksempurnaan

didalam pasar karena ketidaktahuan masyarakat mengenai keadaan pasar,

sikap masyarakat sendiri terhadap pasar sempurna dimana kenaikan

harga atau permintaan mendorong kenaikan produksi, sedangkan sektor

54

tradisional belum merupakan perangsang untuk kenaikan produksi,

menimbulkan inflasi, disebabkan karena kemampuan masyarakat untuk

menaikkan produksi terbatas. Ketidaksempurnaan pasar menyebabkan

sumberdaya di negara sedang berkembang tidak digunakan secara efisien

sehingga menyebabkan pengangguran dan arah perkembangan kecil dan

pengaruh ketidaksempurnaan pasar terhadap produksi dalam suatu

masyarakat menggunakan kurva batas kemungkinan produksi/

Production Possibilities Curve.

Dualisme ekonomi dapat memperberat persoalan pengangguran

struktural, pengangguran teknologis dan tersembunyi. Hal dualisme

teknologi mempengaruhi laju pembangunan ekonomi adalah:(1).Akibat

penggunaan modal asing di sektor modern, maka sebagian besar

keuntungan akan dibawa keluar negeri berarti: mengurangi potensial

tabungan untuk investasi dalam negeri; (2).Akibat keadaaan dualism

ekonomi adalah memperbesar persoalan

pengangguran struktural tersembunyi di pedesaan dan kegiatan di sektor

modern umum mengalami perkembangan pesat daripada sektor

tradisional.Jadi, jurang kesejahteraan sektor pertanian dan industri makin

lama maka makin bertambah lebar.

(3).TINGKAT PEMBENTUKAN MODAL YANG RENDAH

Produktivitas yang rendah dapat menyebabkan rendahnya

pendapatan riil. Pendapatan riil yang rendah menyebabkan tabungan

dana investasi rendah berarti tingkat pembentukan: modal rendah.

Tingkat pembentukan modal rendah merupakan hambatan utama

bagi pembangunan ekonomi. Pembentukan modal di negara sedang

berkembang merupakan “vicious cycle” (lingkaran tak berujung

pangkal). Produktivitas rendah mengakibatkan rendah pendapatan riil

mengakibatkan low saving dan low investment dan rendahnya

pembentukan modal berarti negara sedang berkembang tetap (lock in)

terjerat dalam lingkaran kemiskinan yaitu: “ suatu rangkaian kekuatan

saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga menimbulkan suatu

keadaan dimana negara tetap miskin dan mengalami kesukaran untuk

mencapai tingkat pembangunan baik” (Nurkse, 1953:4).

Buku “Problem Of Capital Formation In Underdeveloped

Countries”, Nurkse mengemukakan “kemiskian bukan disebabkan oleh

ketiadaan pembangunan di masa lalu, tapi menimbulkan hambatan

pembangunan di masa akan datang, dan suatu negara miskin karena

adalah negara miskin (“A Country Is Poor Because It Is Poor”). Menurut

Nurkse terdapat 2 (dua) rintangan menghalangi negara berkembang

55

untuk mencapai tingkat pembangunan pesat yaitu: keadaan menyebabkan

timbul hambatan (bottle-neck) kepada tercipta pembentukan modal

tinggi. Tingkat pembentukan modal ditentukan oleh perangsang untuk

modal, dan pihak menentukan oleh penawaran modal berupa tingkat

tabungan, artinya: dari segi penawaran modal dikuasai oleh kesanggupan

dan kesediaan masyarakat untuk menabung, sedangkan dari segi

permintaan dikuasai oleh daya tarik penanaman modal.

Nurkse ada 2 (dua) lingkaran perangkap kemiskinan yaitu:

Lingkaran Perangkap Kemiskian (1).Segi Penawaran Supply (S): tingkat

pendapatan masyarakat rendah diakibatkan oleh tingkat produktivitas

rendah menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung rendah

menyebabkan tingkat pembentukan modal rendah (investasi)

menyebabkan kekurangan modal, dan tingkat produktivitas rendah dan

seterusnya. (2).Segi Permintaan Demand (D): di negara miskin

perangsang untuk menanamkan modal adalah rendah, karena luas pasar

untuk berbagai jenis barang terbatas, disebabkan karena pendapatan

masyarakat rendah karena tingkat produktivitas rendah, sebagai wujud

dari tingkat pembentukan modal terbatas rendah, sebagai wujud dari

tingkat pembentukan modal terbatas di masa lalu disebabkan kekurangan

perangsang untuk menanam modal dan seterusnya.

Pembentukan modal dibatasi oleh lingkaran perangkap

kemiskinan dan internasional demonstration effect yaitu: kecenderungan

untuk mencontoh pola konsumsi masyarakat maju, sehingga negara

sedang berkembang mengimpor barang lebih baik dari negara maju.

Pengeluaran impor bertambah akan mengurangi tingkat tabungan,

mengurangi pembentukan modal dan mengurangi kemampuan untuk

meningkatkan produksi nasional. Jadi, internasional demonstration effect

akan memperburuk keadaan lingkaran perangkap kemiskinan di negara

sedang berkembang. Internasional demonstration effect adalah

kecenderungan untuk meniru pola konsumsi/ gaya hidup masyarakat di

negara maju.

56

Gambar 3.2. Lingkaran Kemiskinan Tidak Berujung Pangkal

Jhingan (1988:39): “Demonstration Effect”: mengurangi

kemampuan untuk menabung, mempersulit pemerintah dalam

menggunakan keuangan negara sebagai sarana pembentukan modal” dan

tidak usah dibesarkan karena peniruan standar kehidupan tinggi

mempunyai perangsang untuk meningkatkan usaha dan produktivitas

orang di negara terbelakang dan memberi pengaruh sehat, merangsang

prakarsa dan usaha setempat.

Meier dan Baldwin mengemukakan bahwa lingkaran perangkap

kemiskinan timbul dari hubungan saling mempengaruhi diantara keadaan

masyarakat masih terbelakang dan tradisional dan kekayaan alam masih

potensial harus ada tenaga kerja mempunyai keahlian untuk memimpin

dan melaksanakan berbagai macam kegiatan ekonomi. Dinegara sedang

berkembang kekayaan alam belum penuh dikembangkan/potensial,

karena tingkat pendidikan rendah, kurang tenaga ahli dan terbatas

sumberdaya, sebaliknya kekayaan alam belum sepenuhnya

dikembangkan, maka tingkat pembangunan masyarakat rendah dan

membatasi kemampuan untuk mempertinggi rendah dan membatasi

kemampuan untuk mempertinggi tingkat pengetahuan dan keahlian

penduduk.

Lingkaran keterbelakangan karena kekurangan modal dan

masyarakat terbelakang, maka kekayaan alam belum dimanfaatkan riil,

akibat produktivitas rendah otomatis pendapatan riil rendah

mengakibatkan tabungan rendah akan melemahkan pembentukan modal,

Produktivitas

Rendah

Pembentukan Modal

Pendapatan Rendah

Produktivitas Rendah

Pembentukan Modal

P

e

n

d

a

57

kekurangan modal, masyarakat terbelakang, kekayaan alam belum

diolah, merupakan lingkaran tidak berujung pangkal.

Ada 3 (tiga) faktor yang menghambat tercipta pembentukan

modal, yaitu: ketidakmampuan mengerahkan tabungan, kurangnya modal

dan taraf pendidikan serta kemahiran masyarakat rendah.

Hakikat teori perangkap kemiskinan bahwa: (1).Ketidakmampuan

untuk mengarahkan tabungan cukup, (2).Kurangnya perangsang untuk

melakukan penanaman modal, (3).Taraf pendidikan,pengetahuan dan

kemahirang masyarakat rendah merupakan 3 faktor utama menghambat

tercipta pembentukan modal dan perkembangan ekonomi pesat di negara

sedang berkembang.

Teori perangkap kemiskinan mendapat kritik dari Bauer (Dissent

On Development) mengemukakan bahwa negara sedang berkembang

terjerat dalam 1 (satu) lingkaran perangkap kemiskinan dan stagnasi

adalah tidak benar, mengandung kesalahan yaitu: (1).Variabel dipandang

sebagai penghambat pembangunan kurang penting peranannya dalam

menentukan laju pembangunan, (2). Andaikata teori itu benar, maka

berbagai individu di pelosok dunia tidak pernah mencapai tingkat

kekayaan dan kesejahteraan sekarang, (3).Kenyataan terdapat negara

dulu miskin sekarang sangat maju perekonomian tanpa bantuan luar

negeri.

Antara Bauer dan para penyokong teori internasional

demonstration effect terdapat perbedaan pandangan mengenai pengaruh

hubungan dengan dunia luar terhadap usaha negara sedang berkembang

untuk mempercepat pembangunan ekonomi.

Teori “demonstration effect” bahwa: perdagangan dengan negara

maju akan menaikkan tingkat konsumsi akan mengurangi laju

pertumbuhan ekonomi dicapai, karena tingkat konsumsi tinggi terhadap

pembelanjaaan luar negeri akan mengurangi tabungan dalam negeri dan

pembentukan modal berkurang.

Bauer tetap yakin para ahli ekonomi Klasik bahwa hubungan

ekonomi internasional sangat menguntungkan negara miskin. Hubungan

dengan dunia luar diperoleh berbagai jenis barang barang dan barang

bermutu tinggi merangsang penduduk negara berkembang untuk bekerja

giat dan tingkat pendapatan tinggi dan untuk mempertinggi konsumsi,

pendapatan tinggi akan mempertinggi tingkat tabungan, sehignga tingkat

pembentukan modal menjadi bertambah besar dan akan mempercepat

pertumbuhan ekonomi.

Teori internasional demonstration effect bahwa perdagangan

negara lebih maju akan menaikkan tingkat konsumsi, mengurangi laju

58

tingkat pertumbuhan ekonomi. Bauer mengemukakan bahwa

perdagangan internasional akan menjadi perangsang untuk mempertinggi

daya usaha masyarakat dan menaikkan tingkat kegiatan ekonomi.

Gambar 3.3. Lingkaran Keterbelakangan (L.Perangkap

Kemiskinan)

STRUKTUR EKSPOR BERUPA BAHAN MENTAH

Sektor ekspor negara sedang berkembang belum merupakan

“engine of growth” karena bersifat industry yang mendorong ekonomi

dualism yang kurang mendorong perkembangan ekonomi lebih lanjut.

Prof.Hia Mynt (1964) melaksanakan bahwa sektor ekspor bagi

negara sedang berkembang tidak dapat diandalkan sebagai “engine of

growth”, bertolak dari pemikiran antara lain:

a.Sektor ekspor merupakan “income industry” berarti orientasi

produksinya pada kepentingan negara induk yaitu negara maju sebagai

investor, b.Sektor ekspor merupakan kegiatan sektor usaha modern

mendorong struktur ekonomi dualism bagi negara berkembang,

c.Kebijaksanaan tenaga kerja sekktro ekspor kurang mendorong pada

perkembangan ekonomi lanjut pada: (1) tingkat upah yang

rendah,(2).tenaga kerja terserap dalam skala rendah,(3).sifat pekerjaan

tidak dapat meningkatkan karier.

Kekayaan Alam Potensial

Masyarakat Terbelakang

Kekurangan

Modal

Pembentukan Modal Rendah

Produktivitas Rendah

59

Ciri-ciri struktur ekspor negara sedang berkembang merupakan

struktur ekspor colonial adalah:1).Sebagian besar kondisi ekspor

merupakan bahan mentah hasil industry primer (pertanian,

pertambangan, kehutanan), 2).Kondisi ekspor sangat terbatas pada

beberapa jenis, 3).Sektor ekspor pada mula dikembangkan terutama

setelah pengusaha berasal dari negara jajahannya.

Pubish dan Singer (1950) berpendapat bahwa dalam jangka

panjang daya tukar barang-barang (term of trade) diperdagangkan oleh

negara sedang berkembang dengan negara maju menjadi bertambah

buruk dan merugikan negara sedang berkembang. Dampak lanjut syarat

perdagangan makin buruk bila harga indeks harga ekspor berkembang

lambat daripada indeks harga barang impor dan memperburuk neraca

pembayaran. Dimana, permintaan atas barang mentah adalah inelastic

daripada permintaan barang impor (berupa barang industry), akibat

volume ekspor mengalami perkembangan lambat daripada volume impor

dan dalam jangka panjang membawa dampak negatif terhadap neraca

pembayaran negara sedang berkembang. Hia Mintz kelemahan pada segi

ada kuasa monopoli dalam perdagangan impor dan monopoli pada

perdagangan ekspor di negara sedang berkembang. Menurut teori

ketidakseimbangan dalam hubungan ekonomi antar dua (2) negara oleh

Myrdal adalah adanya proses “back wash effect”bagi negara sedang

berkembang seperti: terjadi perpindahan penduduk dan perpindahan

modal dari negara terbelakang ke negara maju.

PROSES SEBAB AKIBAT KUMULATIF (CIRCULAR

COMMULATIVE CAUSATION)

Myrdal dalam buku: “Economic Theory And Underdeveloped

Regions”mengemukakan bahwa pembangunan di daerah lebih maju akan

menciptakan beberapa keadaan menimbulkan hambatan lebih besar

kepada daerah terbelakang untuk berkembang dan back wash

effect:keadaan yang menghambat pembangunan ekonomi. Sebab akibat

kumulatif sirkuler adalah hambatan pembangunan di daerah miskin

sebagai akibat pembangunan di daerah yang lebih maju sehingga timbul

gap antara daerah maju dengan daerah miskin.

Backwash effect adalah efekt kemunduran di daerah miskin akibat

kemajuan di daerah lain yang lebih maju.

(1).BWE bersumber dari perpindahan penduduk dari daerah miskin ke

daerah maju dan umumnya penduduk pindah adalah penduduk muda dan

berpendidikan baik dan semangat kerja tinggi daripada tetap tinggal di

daerah miskin.

60

(2).BWE bersumber dari corak pengaliran modal beraksi, disebabkan:

(1).Kurangnya permintaan modal di negara miskin, (2).Modal terjamin

dan menghasilkan pendapatan tinggi di daerah maju, (3).Pola

perdagangan dan kegiatan perdagangan terutama didominasi oleh

industry di daerah maju, menyebabkan daerah miskin mengalami

kesukaran untuk mengembangkan pasar hasil industry dan

memperlambat perkembangan di daerah miskin, (4). BWE keadaan

jaringan pengangkutan baik di daerah lebih maju, sehingga menyebabkan

kegiatan produksi dan perdagangan dilaksanakan efisien.

Myrdal mengemukakan bahwa pembangunan di daerah maju

dapat menimbulkan dorongan akan mempercepat pembangunan ekonomi

Spread effect adalah perkembangan di daerah miskin akibat

pembangunan di daerah maju dan berbentuk permintaan bertambah dari

daerah kaya terhadap barang produksi dari daerah miskin berupa hasil

pertanian, hasil industry rumah tangga, dan barang konsumsi, sehingga

“spread effect” lemah daripada “back wash effect” karena dibandingkan

tingkat pembangunan diberbagai daerah, pembangunan tercapai di daerah

maju selalu cepat daripada daerah terbelakang dan jangka panjang

menyebabkan jurang tingkat kesejahteraan diantara kaya dan miskin

menjadi bertambah lebar.

Sasaran minimal pembangunan kebutuhan pokok, mengangkat

taraf hidup, dan memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial.

C.PENUTUP

Rangkuman

3(tiga) sasaran pembangunan yaitu: 1).meningkatkan

ketersediaan dan memperluas distribusi barang kebutuhan pokok seperti:

pangan, papan, kesehatan dan perlindungan; 2).meningkatkan taraf hidup

yaitu: selain meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja,

pendidikan yang lebih baik, dan perhatian lebih besar kepada nilai

budaya dan kemanusiaan, keseluruhan akan memperbaiki bukan hanya

kesejahteraan material tapi menghasilkna rasa percaya diri sebagai

individu maupun bangsa, 3).memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang

tersedia bagi setiap orang dan setiap bangsa dengan membebaskan

mereka dari perbudakan dan ketergantungan bukan hanya dalam

hubungan dengan orang dan negara lain tapi terhadap kebodohan dan

kesengsaraan manusia.

Seers tentang arti pembangunan merumuskan dan memperluas

pertanyaan sebagai berikut: 1).Sudahkan taraf hidup secara umum dalam

suatu negara sampai ke titik semakin berkurangnya kemiskinan absolut

61

(yaitu:ketiadaan barang kebutuhan pokok) dan ketidakmerataan distribusi

pendapatan, perbaikan dalam kesempatan kerja dan sifat serta kualitas

jasa pendidikan, kesehatan sosial dan budaya lainnya), 2).Sudahkan

kemajuan ekonomi meningkatkan sikap percaya diri secara perorangan

atau kelompok, baik suatu negara atau antar negara/wilayah, 3).Sudahkah

kemajuan ekonomi memperluas pilihan manusia dan membebaskan

manusia dari ketergantungan kepada pihak luar, serta perbudakan kepada

manusia atau lembaga lain atau hanya menggantikan satu (1) bentuk

ketergantungan (ekonomi) dengan yang lainnya (budaya).

Strategi pembangunan ekonomi menitikberatkan pada sasaran

pembangunan dalam arti pertumbuhan ekonomi muncul tidak

memuaskan, karena banyak negara sudah banyak mengalami

pertumbuhan ekonomi, tapi kurang mampu mengatasi kemiskinan,

ketimpangan dan pengangguran erat kaitan dengan tingkat kesehatan,

pendidikan adalah problema dasar pada umumnya dihadapi oleh negara

sedang berkembang. Oleh karena itu, tepat apabila inti pokok sasaran

pembangunan berkisar pada perkembangan kemiskinan, penciptaan

lapangan kerjad, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mengisi

kemerdekaan dalam bidang politik dengan pembangunan ekonomi

dimana dalam proses ini diwujudkan pembagian pendapatan yang adil

dan merata.

Perwujudan kehendak pembangunan yang adil dan merata banyak

faktor mempengaruhinya dan pengalaman pembangunan negara sudah

maju, keberhasilan pembangunan pada dasarnya dipengaruhi oleh 2 (dua)

unsur pokok yaitu: unsure ekonomi dan non ekonomi. Unsur ekonomi

meliputi: mutu dan jumlah sumberdaya manusia, sumberdaya alam,

jumlah modal dan teknologi, sedangkan unsur non-ekonomi meliputi:

lembaga sosial, keadaan politis dan institusional yang akan

mempengaruhi sikap dan kemauan masyarakat sebagai pelaksanaan

pembangunan.

Pembangunan ekonomi yang sukses dan tidak perlu strategi yang

tepat dalam menciptakan output nasional, tapi perlu diciptakan kestabilan

nasional dalam arti seluasnya. Ketidakstabilan politik akan menghambat

kemajuan ekonomi, dan sebaliknya ketergantungan di bidang ekonomi

telah menimbulkan kerawanan dan ekses politik di dalam negeri.

Negara sedang berkembang pada umumnya terjera (lock in)

dalam lingkaran yang tak berujung pangkal (vicious cycle) yaitu

pendapatan yang rendah mengakibatkan tabungan rendah, tabungan yang

rendah mengakibatkan pembentukan modal rendah, pembentukan modal

yang rendah mengakibatkan investasi rendah. Investasi rendah

62

mengakibatkan tingkat produktivitas yang rendah, dan akibatnya

pendapatan rendah dan seterusnya.

Hambatan lain yang sangat controversial adalah dalam bentuk

tingkat perkembangan penduduk sangat cepat dan dilengkapi tingkat

pengetahuan yang rendah, perekonomian bersifat dualistik, struktur

ekspor berupa bahan mentah, dan proses akibat kumulatif sendiri yang

diciptakan oleh negara yang sudah maju.

Akibat buruk dari semua sumber hambatan (bottle neck),negara

sedang berkembang mengalami pembangunan yang lamban dan terbatas.

1. Kegiatan Perkuliahan

a. Kegiatan Dosen:

1).Dengan metode ceramah bervariasi menjelaskan materi

topik/ pokok bahasan 3.

2).Mengarahkan presentase dan diskusi.

3).Memberi dan menagih penugasan individu (untuk tugas 3).

b.Kegiatan Mahasiswa:

1).Memperhatikan dan mengkaji penjelasan materi topik 3.

2).Melaksanakan diskusi dan presentase.

3).Menyelesaikan dan menyerahkan tugas kelompok dan

individu 3.

2. Evaluasi

a.Jenis Evaluasi : Pre test dan post test, serta partisipasi kegiatan

pembelajaran.

b.Alat Evaluasi :Tes tertulis, bahan hasil penemuan materi

pokok bahasan 3.

c.Materi Evaluasi :

1).Jelaskan masalah pokok yang dihadapi oleh negara

berkembang dalam menghadapi pembangunannya dan

bagaimana cara mengatasi baik secara ekonomi maupun non-

ekonomi ?

2).Sebutkan keuntungan dan kerugian dari pemilihan strategi

pembangunan negara sedang berkembang selalu menghadapi

trade-off antara mementingkan pertumbuhan atau

pemerataan?

3).Faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi apa saja yang

mempengaruhi pembangunan?

4).Jelaskan bagaimana proses multidimensional keterbelakangan

terjadi?

5).Sebutkan 2 (dua) faktor yang sangat menentukan penyerapan

63

kapital dan stabilitas ekonomi suatu negara?

6).Jelaskan perbedaan antara pandangan M.P.Todaro Baldwin

Meiers dan Ragnar Nurkse dalam mengemukakan penyebab

keterbelakangan ekonomi di negara sedang berkembang?

7).Jelaskan perbedaan dari istilah sebagai berikut:

a.Low Level Equilibrium Trap-Vicious Cycle Of Proverty?

b.Back Wash Effect, Spread Effect ?

c.Internasional Demonstration Effect-Economic Dualistic?

d.Inclove Industries-Industries Substitution?

64

BAB IV

TEORI UMUM PEMBANGUNAN EKONOMI DAN

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI

A. PENDAHULUAN

Materi pembelajaran pada bab IV ini secara umum bertujuan

memberikan pemahaman tentang teori umum pembangunan ekonomi dan

model pertumbuhan ekonomi. Secara khusus, setelah mempelajari materi

bab IV ini, diharapkan mahasiswa dapat: 1).menjelaskan teori umum

pembangunan ekonomi: (a).Klasik, (b).Neo-Klasik, (c).Modern,

2).menyebutkan model pembangunan dan penerapan: (a).pertumbuhan,

(b).penciptaan lapangan kerja, (c).penghapusan kemiskinan,

(d).pemenuhan kebutuhan dasar, 3).menjelaskan pertumbuhan modal di

negara sedang berkembang: (a).tabungan sukarela, (b).anggaran belanja

defisit, (c).bantuan dan pinajaman luar negeri.

B. PENYAJIAN MATERI

TEORI UMUM PEMBANGUNAN EKONOMI

(1).TEORI PERTUMBUHAN KLASIK

Ahli ekonomi Klasik dan neo-klasik seperti: Adam Smith, David

Ricardo, Thomas Robert Malthus, John Stuart Mill, Alfred Marshall,

Leon Walras dan Kurt Wicksel mengemukakan teori pembangunan (teori

pertumbuhan).

(a) Adam Smith

Ahli ekonomi Klasik pertama mengemukakan kebijaksanaan

laissesfaire atas mekanisme untuk memaksimalkan tingkat

perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Buku “An Inquiry Into The

Nature And Causes Of The Wealth Of The Nation” (1776): pembangunan

merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan

kemajuan teknologi. Dimana,titik permulaan Adam Smith dari teori

pertumbuhan ekonomi mengenai pembagian kerja yang meningkatkan

daya produktivitas tenaga kerja menghubungkan kenaikan

dengan:(1).meningkat keterampilan pekerja, (2).penghematan waktu

dalam memproduksi barang, (3).penemuan mesin hemat tenaga. Teori

Adam Smith memberi sumbangan besar dalam bagaimana pertumbuhan

ekonomi terjadi dan faktor apa saja serta kebijaksanaan apa yang

menghambatnya, khusus dalam hubungan petani, pedagang dan produsen

menunjukkan penting menabung dan memupuk modal serta penting

proses pertumbuhan berimbang.

65

Kelemahan kritis Teori Adam Smith: (1).pembagian masyarakat

secara lugas antara kapitalis (termasuk tuan tanah) dan para buruh,

(2).alasan tidak adil bagi kegiatan menabung, (3).asumsi tidak realistis

tentang persaingan sempurna, (4).pengabaian wiraswasta (pengusaha),

(5).asumsi tidak realistis tentang keadaan stasioner.

Penerapan teori Adam Smith pada negara terbelakang adalah:

ukuran pasar kecil, akibat kemampuan untuk menabung dan dorongan

untuk investasi rendah dan luas pasar ditentukan oleh volume produksi

tergantung tingkat pendapatan dan kemampuan untuk membeli artinya

kemampuan untuk memproduksi dan produktivitas dalam batas tertentu

tergantung seberapa besar modal ditanam dalam produksi dan ukuran

pasar kecil maka produktivitas kecil dan rendah produktivitas berarti

rendah tingkat pendapatan dan menyebabkan rendah kemampuan untuk

menabung dan dorongan untuk investasi menyebabkan ukuran pasar tapi

kecil dan pembangunan melalui kebijaksanaan pasar bebas dan

bermanfaat para petani, pedagang dan produsen mengembangkan

perekonomian dengan meningkatkan produktivitas dalam bidang masing-

masing dan saling ketergantungan pertumbuhan berimbang dan khusus

peranan tabungan faktor penting bagi pembentukan modal dinegara

terbelakang dimana setiap pemborosan akan menjadi musuh bagi pihak

masyarakat, dan setiap orang yang hemat akan menjadi dermawan dan

penekanan teknologi unggul, pembagian kerja dan perluasan pasar dalam

proses pembangunan menjadi landasan perluasan pasar dalam proses

pembangunan dan landasan bagi kebijaksanaan dalam negara, seperti

menurut Rostow, buku “The Wealth Of Nations“ dimana analisa dinamis

penting bagi program kebijaksanaan negara terbelakang.

(b). David Ricardo

David Ricardo mengenai pembangunan ekonomi dalam buku

“The Principles Of Political Economy And Taxation” (1917) dan asumsi

Teori David Ricardo (Ricardian) didasarkan pada: (1).Seluruh tanah

digunakan untuk produksi gandung dan angkatan kerja dalam pertanian

membantu menentukan distribusi industry, (2).”Law of diminishing

return” berlaku bagi tanah, (3). Persediaan tanah adalah tetap,

(4).Permintaan akan gandum inelastic, (5). Buruh dan modal adalah

masukan bersifat variabel, (6).Keadaan pengetahuan teknis adalah

tertentu (given), (7).Seluruh buruh dibayar dengan upah yang cukup

untuk hidup secara minimal, (8). Harga penawaran buruh adalah tertentu

dan tetap, (9).Permintaan akan buruh tergantung pada pemupukan modal

dan baik harga permintaan maupun penawaran buruh tidak tergantung

pada produktivitas marginal tenaga kerja,(10).Terdapat persaingan

66

sempurna, (11).Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan. Ada 3

(tiga) kelompok dalam perekonomian yaitu:tuan tanah,kapitalis, buruh.

Pemupukan modal tergantung 2 (dua) faktor yaitu: Pertama, kemampuan

untuk menabung; Kedua, kemauan untuk menabung.

Proses pemupukan modal teori David Ricardo adalah: (1).tingkat

keuntungan, (2).kenaikan upah, (3).berkurang keuntungan pada industri

lain. Sumber lain pemupukan modal adalah: (1).pajak, (2).tabungan,

(3).perdagangan bebas.

Penilaian kritis David Ricardo sebagai pelopor ahli ekonomi

modern dan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut: (1).Pembangunan

pertanian, (2).Tingkat tabungan, (3).Pentingnya tabungan, (4).

Perdagangan luar negeri, (5).Teori dinamis menganalisa pengaruh

perubahan dari berbagai variabel pada pembangunan ekonomi seperti:

penduduk, upah, sewa, keuntungan dan sebagainya.

Kelemahan teori David Ricardo adalah: (1). Mengabaikan

pengaruh teknologi, (2).Pengertian yang salah tentang keadaan

stasioner,(3).Pengertian yang salah tentang penduduk, (4).Kebijaksanaan

pasar bebas yang tidak dapat diterapkan, (5).Mengabaikan faktor

kelembagaan, (6). Teori Ricardo adalah teori distribusi, bukan teori

pertumbuhan, (7).Tanah menghasilkan selain gandum,(8).Modal dan

buruh bukan koefisien yang tetap,(9).Mengabaikan tingkat suku

bunga,(10).Teori Ricardo dan negara terbelakang.

David Ricardo mengenai pertumbuhan ekonomi merupakan

proses tarik menarik antara law of diminishing return dengan kemajuan

teknologi.

(c).Thomas Robert Malthus

Thomas Robert Malthus dalam buku: “Principles Of Political

Economy” (1820): proses pembangunan adalah suatu proses naik turun

aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar tidak aktivitas ekonomi

dan menitikberatkan pada “perkembangan kesejahteraan suatu negara

yaitu pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan

kesejahteraan suatu negara bergantung pada kuantitas produk yang

dihasilkan oleh tenaga kerja dan nilai atau produk dan kesejahteraan

suatu negara tidak selalu meningkat dalam proporsi sama dengan

peningkatan pada nilai, peningkatan nilai terjadi dasar penyusutan aktual

pada komoditi.

Dalam pembangunan ekonomi diperlukan pembangunan

berimbang antara sektor pertanian dan industi dan perlunya menaikkan

permintaaan yang efektif.

67

Langkah-langkah untuk meningkatkan pembangunan ekonomi

(Malthus): (1).Pertumbuhan berimbang, (2).Menaikkan permintaan

efektif. Rendahnya konsumsi atau kurang permintaan efektif

menimbulkan persediaan melimpah menyebabkan utama

keterbelakangan dan untuk pembangunan negara harus memaksimalkan

produksi di sektor pertanian dan industry memerlukan kemajuan

teknologi, pendistribusian kesejahteraan dan tanah secara adil, perluasan

perdagangan internal dan eksternal, peningkataan konsumsi tidak

produktif, peningkatan kesempatan kerja melalui rencana pekerjaan

umum dan terdapat faktor non-ekonomi seperti: pendidikan, standar

moral, kebiasaan bekerja keras, administrasi yang baik dah hukum yang

efisien dapat membantu meningkatkan produksi 2 sektor pertanian dan

industri dan faktor ekonomi dan non-ekonomi membawa kearah

pembangunan ekonomi.

Penilaian Robert Malthus menyangkal “hukum pasar” dari Say

dan menekan arti penting permintaan efektif dan merintangi maupun

meningkatkan pembangunan ekonomi, khusus kemajuan teknologi,

pendistribusian kesejahteraan secara adil, perdagangan internal dan

eksternal, program pekerjaan umum dan administrasi yang baik, kerja

keras dan pertumbuhan berimbang hal ini termasuk pertumbuhan

ekonomi modern.

Kelemahan teori Thomas Robert Malthus adalah: (1).Stagnasi

sekuler tidak melekat pada akumulasi modal, (2).Pandangan negatif

terhadap akumulasi modal, (3).Komoditi tidak dipertukarkan dengan

komoditi secara langsung, (4).Konsumen tidak produktif memperlambat

kemajuan, (5).Dasar tabungan bersisi satu dimana tuan tanah bersedia

menabung.

Penerapan negara terbelakang Thomas Robert Malthus adalah:

“Principles Of Political Economy” mengenai kemiskinan dan

keterbelakangan negara terbelakang, seperti: Spanyol, Hongaria, Turki,

Irlandia, negara Asia, Afrika, Amerika Latin, dimana pembagian dan

analisa perekonomian Malthus kedalam sektor pertanian dan industry

berkaitan negara terbelakang dan analisa mengenai sebab musabab

kemiskinan negara terbelakang realistis dalam hubungan negara

terbelakang masa kini serta hubungan antara pertumbuhan penduduk dan

pembangunan ekonomi negara terbelakang dan negara hanya mengalami

pertambahan penduduk dan usaha peningkatan kesejahteraan akan

berjalan sangat lambat dan khusus negara Asia dan Afrika.

Langkah kebijaksanaan Malthus diterapkan rencana

pembangunan negara terbelakang adalah: (a).perubahan struktural untuk

68

mengurangi relatif penting pertanian, (b).land reforms, (c). pertumbuhan

berimbang sektor pertanian dan industri, (d).perluasan perdagangan

internal dan eksternal untuk memperlebar pasar, (e).pendistribusian

kesejahteraan dan tanah secara adil, (f).program pekerjaan umum.

Hal teori Malthus tidak dapat diterapkan negara terbelakang

adalah: Pertama, teori Malthus mengenai konsumsi rendah tidak

mempunyai relevansi negara terbelakang dan analisa konsumsi rendah

karena berkurangnya permintaan efektif dan rendah tingkat produksi,

Kedua, berkurangnya permintaan efektif karena sikap hemat pada

pemilik modal dan cara mengatasi konsumsi tidak produktif di pemilik

modal dan pekerja tidak produktif maka tidak dapat diterapkan kondisi

negara terbelakang dimana:tingkat pendapatan rendah, kecenderungan

untuk mengkonsumsi tinggi dan tabungan tidak cukup dan menimbulkan

inflasi dan permasalahannya bagaiman menaikkan tingkat pekerjaan,

pendapatan dan tabungan dan untuk mendorong pembangunan.

(d). John Stuart Mill

Buku “Principles Of Political Economy With Some Of Their

Applications To Social Philosophy” (1848): menganggap pembangunan

ekonomi sebagai fungsi dari tanah, tenaga kerja, dan modal dan

peningkatan kesejahteraan hanya bila tanah dan modal mampu

meningkatkan produksi cepat dibandingkan angkatan kerja dan

kesejahteraan terdiri dari peralatan, mesin dan keterampilan angkatan

kerja serta tenaga kerja produktif merupakan penciptaan kesejahteraan

dan akumulasi modal merupkan fungsi dari bagian angkatan kerja

dipekerjakan secara produktif serta laba diterima dengan

memperkerjakan tenaga kerja tidak produktif hanya pengalihan

pendapatan, tenaga kerja tidak produktif tidak menghasilkan

kesejahteraan atau pendapatan hanya tenaga kerja produktif dapat

melakukan konsumsi produktif untuk memelihara dan meningkatkan

kemampuan produktif masyarakat merupakan input untuk memelihara

tenaga kerja produktif.

Akumulasi modal tergantung pada: (1).jumlah dana yang dapat

menghasilkan tabungan atau besar sisa hasil usaha, (2).kuatnya

kecenderungan untuk menabung. Kuatnya kecenderungan menabung

tergantung pada: (1).tingkat laba, (2).keinginan untuk menabung sebagai

keinginan efektif untuk mengakumulasi modal dan laba tergantung pada

biaya tenaga kerja dan tingkat laba adalah rasio laba terhadap upah dan

bial laba naik atau upah turun dan tingkat laba akan naik maka akan

menaikkan tingkat akumulasi modal. Faktor kecenderungan laba dapat

dicegah adalah: (1).kerugian modal pada masa krisis, (2).perbaikan

69

teknik, (3).perkembangan perdagangan luar negeri, (4).pinjamgan

pemerintah untuk pengeluaran tidak produktif, (5).mengekspor modal ke

negara jajahan untuk memproduksi barang konsumsi guna keperluan

negara asal.

J.S.Mill tidak mencoba membuat suatu sistem baru, tapi hanya

menambahkan perbaikan pada sistem D.Ricardo. Kritikan John Stuart

Mill adalah: (1).Keadaan stationer bukan suatu realitas, (2).Pikiran yang

salah mengenai cadangan upah, (3).Teori Malthus salah, (4).Hukum

mengenai hasil semakin berkurang tidak berlaku, (5).Laissez-Faire bukan

suatu kebijaksanaan praktis.

Penerapan teori Mill pada negara terbelakang adalah: akumulasi

modal, hasil semakin berkurang, pertumbuhan penduduk dan peranan

terbatas pemerintah dan dapat diterapkan di negara terbelakang. Dimana,

laju akumulasi modal ditingkatkan menimbulkan sisa hasil usaha dan

memperkuat kecenderungan menabung tergantung tingkat laba dan hasrat

menabung:cara pemecahana diterapkan untuk meningkatkan laju

akumulasi modal dinegara terbelakang, lahan dinegara terbelakang

terbatas luasnya dan tidak ada perbaikan teknologi dilakukan karena

hukum mengenai hasil semakin berkurang berjalan secara penuh

sehingga produktivitas lahan rendah dan dilakukan perbaikan teknologi

pada lahan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas merupakan

prinsip pokok pembangunan ekonomi di negara terbelakang serta Mill

percaya pada teori kependudukan oleh Malthus menekan pada

pengendalian penduduk melalui pembatasan kelahiran daripada

pengekangan moral dan pengalaman negara terbelakang membuktikan

teori Malhus diterapkan dan penduduk dikendalikan hanya pelaksanaan

pembatasan kelahiran dianjurkan Mill.

Mill penganut paham perdagangan bebas dan percaya pada

kebijaksanaan laissez-faire dimana peranan pemerintah dikurangi sampai

batas minimum dan perbaikan redistribusi pemilikan sarana produksi

melalui langkah-langkah seperti: batas minimum luas tanah, hak milik

petani, pembagian laba, kerjasama relevan keadaan negara terbelakang

terkandung ketimpangan pendapatan dan kesejahteraan dan saran Mill

ada perbaikan kerangka kelembagaan pasar merupakan langkah penting

dan wajib belajar dan pengurangan jam kerja buruh benar dan kenyataan

tidak mungkin ada pembangunan negara terbelakang tanpa memberikan

peranan kepada pemerintah kecil.

J.S.Mill pembangunan ekonomi sangat tergantung pada 2 (dua)

jenis perbaikan yaitu: (1).perbaikan dalam tingkat pengetahuan

70

masyarakat, (2).perbaikan berupa usaha untuk menghapus penghambat

pembangunan seperti: adat istiadat, kepercayaan dan berpikir tradisional.

J.Schumpeter pembangunan ekoonomi merupakan perubahan

spontan dan terputus-putus dan faktor terpenting dalam pembangunan

adalah entrepreneur. Pembaruan terjadi dalam bentuk barang baru, cara

produksi baru, daerah pasaran baru, bahan baku baru, dan organisasi

baru. Outonomous Investment adalah investasi yang didorong oleh

adanya penemuan dan kemajuan teknologi. Induced Investment adalah

investasi yang didorong oleh adanya kenaikan dalam produksi,

pendapantan, dan keuntungan perusahaan.

Pendidikan berfungsi dalam mempertinggi pengetahuan teknik

dan mempertinggi pengetahuan umum. Faktor pendidikan melaksanakan

2 (dua) fungsi yaitu: (1).mempertinggi pengetahuan teknik masyarakat,

(2).mempertinggi ilmu pengetahuan umum. Pendidikan dapat

menciptakan pandangan dan kebiasaan modern dan besar peranan untuk

menentukan kemajuan ekonomi masyarakat.

Kesimpulan Teori Klasik adalah:

(1).Tingkat perkembangan suatu masyarakta tergantung pada 4

(empat) faktor yaitu: (a).jumlah penduduk, (b).jumlah stok

modal, (c).luas tanah, (d).tingkat teknologi dicapai.

(2).Kenaikan upah akan menyebabkan kenaikan penduduk;

(3).Tingkat keuntungan merupakan faktor menentukan

pembentukan modal dan bila tidak terdapat keuntungan, maka

akan mencapai “stationary state”;

(4).The Law Of Deminishing Return berlaku untuk segala kegiatan

ekonomi sehingga mengakibatkan pertambahan produk akan

menurunkan tingkat upah, menurunkan tingkat keuntungan, tapi

menaikkan tingkat sewa tanah.

Penilaian Teori Klasik adalah: (1).Mengabaikan kelas menengah,

(2).Melalaikan sektor publik, (3).Meremehkan teknologi, (4).Hukum

yang tidak realistik, (5).Pemikiran keliru mengenai upah dan keuntungan,

(6).Proses pertumbuhan yang tidak realistik.

Teori pertumbuhan Neo-Klasik adalah teori yang melandaskan

pada pandangan dari Klasik.

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI NEO-KLASIK

(e). Joseph Alois Schumpeter

Mengemukakan Teori Pertumbuhan Ekonomi, buku: “Theory Of

Economic Development”(1911) dan “Business Cycles”(1939) dan

“Capitalism, Socialism,And Democracy”(1942)dan makna pembangunan

71

ekonomi asumsi: bahwa ada perekonomian persaingan sempurna berada

dalam keseimbangan mantap terkandung: tidak ada laba, suku bunga, dan

tabungan, investasi, pengangguran terpaksa dan arus sirkuler adalah

suatu aliran hidup dari sumber tenaga buruh dan lahan pertanian mengalir

terus menerus dan setiap periode ekonomi ke pendapatan, pemuasan

keinginan.

Perintis teori Neo-Klasik yaitu: Solow, Edmund Philips, Harry

Johnson, J.E.Meade.

Pembangunan adalah perubahan yang spontan dan terputus-putus

pada saluran arus sirkuler, gangguan terhadap keseimbangan selalu

mengubah dan mengganti keadaan keseimbangan yang ada sebelumnya.

Inovasi terdiri dari: (1)pengenalan barang baru, (2).pengenalan

metode produksi baru, (3).pembukaan pasar baru, (4).penguasaan sumber

panawaran barau bahan mentah, (5).pembentukan organisasi baru pada

setiap industri seperti: penciptaan monopoli. Jadi, pengenalan produk

baru dan perbaikan terus menerus pada produk membawa kepada

pembangunan. Peranan innovator tidak kepada kapitalis, tapi kepada

pengusaha didorong oleh: (a)keinginan untuk mendirikan kerajaan bisnis

swasta, (b).keinginan untuk menguasai dan membuktikan

superioritasnya, (c). kesenangan membuat dan mendapatkan sesuatu dan

menyalurkan kepintaran dan tenaga seseorang sehingga sifat dan

tindakan tergantung lingkaran sosio-budaya. Ada 2 (dua) hal pengusaha

untuk menjalankan fungsi ekonomi yaitu: (1).ada pengetahuan teknologi

dalam rangka memproduksi barang baru, (2).kemampuan mengatur

faktor produksi dalam bentuk modal pinjaman. Jadi, pengusaha

merupakan tokoh kunci di dalam menghasilkan pembangunan ekonomi

dalam cara yang spontan dan terputus-putus dan gerakan siklis

merupakan biaya pembangunan ekonomi dibawah kapitalisme suatu ciri

tetap perjalanan yang dinamis dan jangka panjang: kemajuan teknologi

berkesinambungan akan menghasilkan output keseluruhan dan ouput per

kapita karena secara historis dalil hasil semakin menurun tidak berlaku

pada kemajuan teknologi berlangsung dan tingkat laba akan positif

karena sumber daya diinvestasikan tidak pernah habis dan kesempatan

untuk berinvestasi dan kapitalis mempertahankan para pengusaha

bertindak kesatria dan pioner dan berakibat 3 tekanan merupakan awal

dari kematian kapitalisme secara perlahan, yaitu: (1).kemerosotan fungsi

kewirastawaan, (2).kehancuran keluarga bourjouis, (3).kerusakan

kerangka kelembagaan masyarakat kapitalis.

Kritik Schumpeter mengenai pertumbuhan ekonomi adalah:

1).Keseluruhan teori Schumpeter didasarkan pada innovator sebagai

72

pribadi ideal, 2).Pembangunan ekonomi adalah akiat dari proses siklis,

3).Perubahan siklis merupakan akibat inovasi tidak benar, 4).Inovasi

sebagai sebab utama pembangunan ekonomi, 5).Teorinya terlalu banyak

menekankan pentingnya kredit bank, 6).Analisanya proses peralihan dari

kapitalisme ke sosialisme tidak benar,

Analisa J.Schumpeter negara terbelakang adalah: 1).Perbedaan

tatanan sosio-ekonomi, 2).Kurangnya kewiraswastaaan, 3).Tidak terdapat

diterapkan pada negara sosialis, 4).Tidak dapat diterapkan pada ekonomi

campuran, 5).Yang dibutuhkan adalah perubahan kelembagaan dan

bukan inovasi, 6).Asimilasi inovasi (Henry Wallich), 7).Mengabaikan

konsumsi, 8).Mengabaikan tabungan, 9).Mengabaikan pengaruh

eksternal, 10).Mengabaikan pertumbuhan penduduk,11).Tidak

memuaskan mengenai tekanan inflasi.

Kesimpulan J.Schumpeter adalah: pembiayaan inflasioner dan

inovasi sebagai faktor utama dalam pembangunan ekonomi dan

merupakan satu metode tepat kini dicoba untuk diterapkan di negara

terbelakang, dan analisa relevan negara terbelakang dilihat dari segi

kenaikan jangka panjang produktivitas dan penyerapan surplus tenaga

kerja pada lapangan pekerjaan menguntungkan sebagai akibat dari

inovasi dan teorinya untuk menganalisa masalah kapitalisme barat, tapi

dapat memberi petunjuk masalah timbul dinegara terbelakang dan suatu

proses industrialisasi mulai, memberi pelajaran untuk menghindari

kesulitan tambahan dan tidak menyertai suatu pembangunan tak

terkoordinasi dan tak terencana.

Ikhtisar pendapatan Neo-Klasik tentang perkembangan ekonomi

sebagai berikut: a).Ada akumulasi kapital merupakan faktor penting

dalam pembangunan ekonomi, b).Perkembangan merupakan proses yang

gradual, c).Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan

kumulatif, d).Adanya pikiran yang optimis terhadap perkembangan,

e).Aspek internasional merupakan faktor bagi perkembangan.

Neo-Klasik J.E.Meade, “A Neo-Classical Theory Of Economisof

Growth” (1961): model pertumbuhan ekonomi neo-klasik dirancang

untuk menjelaskan bagaimana bentuk paling sederhana dari sistem

ekonomi klasik akan berperilaku selama proses pertumbuhan

ekuilibrium.

Asumsi model Meade: Neo-Klasik adalah:

(1).Ada suatu perekonomian tertutup dengan sistem pasar bebas didalam

terdapat persaingan sempurna, (2).Returns To Scale konstan,

(3).Perekonomian dalam diproduksi 2 jenis barang yaitu barang

konsumsi dan modal, (4).Mesin merupakan satu bentuk modal,

73

(5).Semua mesin diasumsikan serupa, (6).Harga barang konsumsi dalam

uang diasumsikan konstan, (7).Tanah dan buruh dipergunakan secara

penuh, (8).Rasio buruh terhadap mesin dapat diubaha, baik dalam jangka

pendek dan panjang, (9).Barang modal dan konsumsi sama sekali dapat

dipertukarkan didalam produksi, (10).Ada penyusutan karena aus/habis

yaitu: setiap tahun sekian persen dari mesin dihapuskan dan memerlukan

penggantian.

4 (empat) faktor perekonomian output bersih diproduksi

tergantung:1).Stok modal netto yang tersedia dalam bentuk mesin,

2).Jumlah tenaga buruh yang tersedia, 3).Tanah dan SDA tersedia,

4).Keadaan pengetahuan teknik yang terus membaik sepanjang waktu.

Hubungan bentuk fungsi produksi sebagai berikut: Y= F

(K,L,N,t). Dimana: Y = output netto/ pendapatan nasional netto, K = stok

modal/mesin yang ada, L = labour/tenaga kerja, N = land = tanah dan

sumberdaya alam (SDA), t = time = waktu = kemajuan teknik.

3 syarat keadaan pertumbuhan ekonomi mantap untuk menjamin

suatu laju pertumbuhan konstan dalam pendapatan total adalah:

(a).Semua elastisitas substitusi antara berbagai faktor = 1, (b).Kemajuan

teknik sifat netral terhadap semua faktor dimana proporsi pertumbuhan

pendapatan nasional terhadap keuntungan (U)upah, (Q) sewa, (Z) tetap

konstan, (c).Proporsi dari keuntungan yang ditabung, upah yang ditabung

dan sewa yang ditabung semua konstan (S = SvU +SwQ+SgZ. Jadi, rasio

keseluruhan tabungan terhadap keseluruhan pendapatan nasional konstan.

Laju pertumbuhan pendapatan: persamaan dasar: y = Uk + Q1

+r, dimana: U, Q, 1 dan r diasumsikan konstan.

k = SY / K.

Penilaian kritik J.E.Meade Neo-Klasik adalah: 1).Persaingan

sempurna, 2). Returns To Scale yang konstan, 3).Hubungan kausal semu,

4).Mesin sepenuhnya dapat diubah-ubah, 5).Tiada tempat bagi

ketidakpastian, 6).Ekonomi tertutup, 7).Mengabaikan faktor

kelembagaan, 8).Model matematika: saling hubungan kompleks antara

berbagai macam variabel.

Kesimpulan J.E.Meade adalah: kelebihan dalam pengaruh

pertumbuhan penduduk, akumulasi modal dan kemajuan teknik pada laju

pertumbuhan pendapatan nasional dan pendapatan nasional per

orang/jiwa disepanjang waktu dan keadaan pertumbuhan mantap dengan

cara realistik dengan mengkaji perilaku variabel asumsi konstan.

Afred Marshall (teori Neo-Klasik) bahwa tidak mengurangi

penting penemuan baik investasi maupun penggunaan teknik baru

merupakan proses gradual dan terus menerus serta suatu mata rantai dari

74

penemuan lain dan proses perkembangan ekonomi sebagai hasil dari

hubungan harmonis antara faktor internal/ internal economics timbul

karena adanya kenaikan skala produksi akibat adanya efisiensi dan faktor

eksternal/external economics timbul sebagai akibat adanya

perkembangan industry yang saling ketergantungan dan komplementer

dari berbagai sektor produksi dalam perekonomian dan meningkat

keuntungan industry dan mendorong sektor lain untuk berkembang.

Perbedaan pandangan Klasik dan Neo-Klasik adalah: Klasik

bahwa pertumbuhan ekonomi akan macet karena terbatas sumber alam

dan Neo-Klasik yakin kemajuan teknik dan perbaikan kualitas buruh

cenderung meningkatkan pendapatan tinggi sehingga permintaan

masyarakat akan meningkat dan seterusnya.

5 (lima) tingkat perkembangan ekonomi aspek internasional bagi

perkembangan ekonomi suatu negara umumnya yaitu:

(1).Mula-mula negara bersangkutan pinjam atau impor kapital (negara

peminjam masih muda), (2).Setelah kapital dapat menghasilkan, maka

membayar bunga atas pinjaman (pinjaman pokok belum dibayar),

(3).Setelah penghasilan negara meningkat terus, maka sebagian

digunakan untuk melunasi utangnya dan sebagian dipinjamkan ke negara

membutuhkkan (negara berada

dalam tingkat debitur sudah mapan), (4).Negara sudah dapat menerima

deviden dan bunga menjadi surplus, maka utang semakin sedikit dan

piutang makin besar dan negara tingkat debitur belum mapan, (5).Negara

selalu menerima deviden dan bunga dari negara lain.

Teori Neo-Klasik: pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh

perbaikan sumberdaya manusia (SDM) dan teknologi dan bukan oleh

kapital.

75

Gambar 4.1. Model Neo-Klasik tentang Kombinasi Modal dan Tenaga

Kerja

Dimana: model neo-klasik tentang kombinasi modal dan tenaga kerja

bahwa tingkat produksi yang sama dapat dihasilkan dalam kombinasi

faktor produksi (teknologi) yang berbeda. Tingkat produksi I1,

kombinasi modal dan tenaga kerja antara OL3 +OK2 (Capital Intensive)

maupun antara OL1 + OK1 (Padat Kerja). Jadi, untuk memperoleh hasil

yang lebih besar (I2) dapat dihasilkan dari stock capital /stok modal yang

sama dikombinasikan dengan jumlah tenaga kerja (labor) lebih besar

(OK2 + OL2).

TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI MODERN

A.TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI PROFESOR

W.W.ROSTOW

Bukunya “The Stages Of Economie Growth”(1960, “The Process

Of Economic Growth” (1953), “The Trends In The Allocation Of

Resources In Secular Growth” dalam L.H.Fupriex dan D.C.Hague,

“Economic Progress”, Bab 15 (1955), “The Take Off Into Self Sustained

Growth” dalam Aggrawal dan Singh, “The Stages Of Economic

Growth”, “Economic History Review”, (Agustus, 1959).

Pembangunan ekonomi adalah suatu transformasi suatu

masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern dan merupakan

Modal (Capital)

K2

I2

K1 I1

76

proses berdimensi banyak. Pembangunan ekonomi menyangkut

perubahan dalam struktur ekonomi dan proses yang menyebabkan:

(1)Perubahan reorientasi organisasi ekonomi, (2).Perubahan masyarakat,

(3).Perubahan cara penanaman modal dari tidak produktik menjadi

produktif, (4).Perubahan cara masyarakat dalam menentukan kedudukan

seorang dari family system ditentukan oleh kesanggupan melaksanakan

pekerjaan, (5).Perubahan pandangan masyarakat mula yakin bahwa

kehidupan manusia harus memanipulasi keadaan alam sekitar untuk

menciptakan kemajuan.

Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses menyebabkan

perubahan dalam masyarakat yaitu: perubahan politik, struktur sosial,

nilai sosial dan struktur kegiatan ekonomi.

Buku “The Stages Of Economics“ (1960) mengemukakan tahap

dalam proses pembangunan ekonomi dialami setiap negara umumnya.

Pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi

dan membedakan 5 (lima) tahap pertumbuhan ekonomi yaitu:

(a). The Traditional Society

(b).The Pre-condition For Take Off

(c). The Take Off

(d).The Drive To Maturitity

(e).The Age Of High Mass Consumption.

(1).The Traditional Society/Masyarakat tradisional:

Adalah masyarakat yang memiliki cara berpikir, berproduksi, dan

teknologi primitif dan tradisional atau suatu masyarakat struktur ekonomi

berkembang dalam fungsi produksi terbatas didasarkan pada teknologi

dan ilmu pengetahuan dan bersikap masih primitif dan berfikir irasional

dan menyebabkan pertumbuhan berlaku yaitu pertumbuhan ekonomi

terjadi dan berada pada taraf prasyarat untuk lepas landas (Pre-Condition

For Take-Off) dan fakta menunjukkan keinginan untuk menggunakan

ilmu pengetahuan dan teknologi modern secara teratur dan sistematis

pada suatu batas (pagu) yaitu tingkat output per kapita yang dapat dicapai

dan struktur sosial masyarakat bersifat berjenjang hubungan darah dan

keluarga peranan penting dan lebih dari 75% penduduk bekerja dibidang

pertanian sumber pendapatan negara dan para bangsawan, pembangunan

candi, monumen lain, pesta penguburan dan perkawinan dan perang.

(2).The Pre-condition For Take Off (Persyaratan Tinggal Landas)

Adalah persyaratan yang diperlukan untuk tumbuh dan

mempersiapkan atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan

ekonomi mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self-sustained

growth)dan berlaku secara otomatis dan pertumbuhan swadaya

77

dibangun/diciptakan seperti: di Eropa Barat:akhir abad 15 dan awal abad

16 didorong 4 kekuatan yaitu: Renaisance (Era pencerahan), Kerajaan

baru, Dunia Baru, Agama Baru/Reformasi dan kekuatan menempatkan

“penalaran/reasoning”, dan “ketidakpercayaan/skepticism” sebagai

pengganti kepercayaan/faith” dan “kewenangan/authority” dan

“feodalisme/ negara kebangsaan menanamkan semangat menghasilkan

penemuan baru dan pembaharuan serta timbul kaum bourjouis-golongan

elit- dikota dagang baru, bersifat instrumental perubahan sikap, harapan,

struktur dan nilai sosial baik dari dalam dan luar.

Gagasan kebanggan nasional, keuntungan pribadi, kesejahteraan

umum, kehidupan lebih baik bagi anak cucu dan pendidikan meluas dan

berkembang untuk kebutuhan kehidupan modern. Manusia bekerja keras

muncul sektor ekonomi swasta, pemerintah, manusia baru bersedia

menggalakkan tabungan, mengambil resiko dalam mengejar modal,

investasi meningkat dibidang pengangkutan, perhubungan, bahan mentah

mempunyai daya tarik ekonomis bagi bangsa lain dan jangkauan

perdagangan kedalam dan keluar luas, muncul perusahaan manufacturing

menggunakan metode baru.

Prasyarat diperlukan untuk mempertahankan industrialisasi

menurut W.W.Rostow perlu perubahan radikal 3 (tiga) sektor non-

industri:

Pertama, perluasan modal overhead soaial, khusus dibidang transport,

untuk memperluas pasar, untuk menggarap sumber daya alam (SDA)

produktif dan untuk negara memerintah efektif,

Kedua, revolusi teknologi dibidang pertanian, sehingga produktivitas

pertanian meningkat untuk memenuhi permintaan penduduk kota makin

membesar dan penduduk lain umum,

Ketiga,perluasan impor termasuk impor modal dibiayai oleh produksi

efisien dan pemasaran sumberdaya alam untuk ekspor.

Pembangunan berkesinambungan dan perluasan industry modern

terjadi: terutama menanamkan kembali keuntungan ke saluran investasi

yang menguntungkan. Rostow: hakikat masa peralihan sebagai kenaikan

investasi ke suatu tingkat teratur, mendasar, dan nyata melampaui tingkat

pertumbuhan penduduk dan peranan faktor sosial dan politik dalam

penciptaan pra-kondisi hubungan negara terbelakang dan jajahan.

Nasionalisme reaktif yaitu: reaksi melawan ketakutan akan

dominasi asing, berfungsi sebagai potensial didalam melahirkan masa

transisi dan meluasnya pendidikan modern secara perlahan menghasilkan

transformasi dibidang pemikiran, pengetahuan dan sikap anggota

masyarakat, semangat nasionalisme makin tinggi mulai memusuhi

78

penguasa kolonial dan pengaruh kuat “international demonstration

effect”:membutuhkan produk industri modern dan teknologi modern

sendiri.

(3).Take Off (Tinggal Landas)

Adalah suatu masa dimana berlaku perubahan sangat drastis

dalam masyarakat seperti: revolusi politik, tercipta kemajuan pesat dalam

inovasi/berupa terbentuk pasar baru dan sebagai “revolusi industry yang

bertalian secara langsung dengan perubahan radikal di dalam metode

produksi yang jangka waktu singkat menimbulkan konsekuensi yang

menentukan”. Tahap tinggal landas merupakan: menentukan didalam

kehidupan suatu masyakat “saat pertumbuhan mencapai kondisi normal,

kekuatan modernisasi berhadapan dengan adat istiadat dan lembaga” dan

nilai dan kepentingan masyarakat tradisional membuat terobosan

menentukan dan kepentingan bersama membentuk struktur

masyarakat dan kepentingan bersama menunjukkan pertumbuhan

ekonomi berjalan menurut deret ukur seperti: rekening tabungan yang

bunga dibiarkan bergabung dengan simpanan pokok dan langsung

perubahan radikal didalam metod produksi jangka waktu singkat

menimbulkan konsekuensi menentukan, berlangsung dua dasawarsa

dimana mengudara masing-masing.

3(tiga ) syarat tinggal landas W.W.Rostow adalah:

(1).Kenaikan laju investasi produktif, contoh: dari 5% atau < 10%

dari pendapatan nasional atau produk nasional netto;

(2).Perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur

penting dengan laju pertumbuhan ekonomi tinggi: ada 3 sektor

suatu perekonomian yaitu (a).sektor pertumbuhan primer, (b)

sektor-sektor pertumbuhan suplementer, (c).sektor pertumbuhan

turunan:bidang pendapatan nasional, penduduk, produksi

industri/ variabel lain keseluruhan meningkat cepat.

(3).Cepat kerangka politik, sosial dan organisasi menampung hasrat

ekspansi di sektor modern dan memberi daya dorong pada

pertumbuhan ekonomi: hadir atau muncul kerangka budaya

mendorong ekspansi di sektor modern dan syarat penting ialah:

kemampuan perekonomian untuk menggalakkan besar tabungan

daripada pendapatan bertambah guna meningkatkan permintaan

efektif terhadap barang pabrik, dan kemampuan untuk menciptakan

ekonomi eksternal melalui ekspansi sektor penting dimana: “tinggal

landas memerlukan seperangkat prasyarat besar, sampai ke jantung

organisasi ekonomi masyarakat, pollitik dan tatanan efektif nilai dan

orang modern perekonomian biasa meraih secara definitif bidang

79

sosial, ekonomi, budaya atas orang bersikeras ingin mempertahankan

masyarakat tradisional atau mencari tujuan lain dan secara

keseluruhan mendorong masyarakat untuk memusatkan dan terus

melakukan segala upaya menyebarluaskan rahasia teknologi modern

ke luar sektor dimodern selama masa tinggal landas”. Jadi, pola

pertumbuhan ekonomi tinggal landasan menjadi swadaya (self-

sustained).

Negara tinggal landas adalah: (1783-1802) negara Inggris, (1830-

1860) negara Perancis, (1833-1860) negara Belgia, (1843-1860) negara

Amerika Serikat, (1850-1873) negara Jerman, (1868-1890) negara

Swedia, (1878-1900) negara Jepang, (1890-1914) negara Rusia, (1896-

1914) negara Kanada, (1935) negara Argentia, (1973) negara Turki,

(1952) negara India, (1960) negara Cina.

W.W.Rostow pertumbuhan cepat sektor utama tergantung ada 4

(empat) faktor dasar yaitu: Pertama, harus ada kenaikan permintaan

efektif terhadap produk sektor dicapai melalui pengurangan konsumsi,

impor modal, melalui peningkatan tajam pendapatan nyata, Kedua, harus

ada pengenalan fungsi produksi baru dan perluasan kapasitas didalam

sektornya, Ketiga, harus ada keuntungan investasi dan modal dulu yang

memadai untuk tinggal landasa pada sektornya, Keempat, sektor penting

harus mendorong perluasan output di sektor lain melalui transformasi

teknik.

Jadi, tinggal landas didahului oleh suatu rangsangan atau

dorongan kurat, seperti: perkembangan suatu sektor penting atau revolusi

politik membawa perubahan mendasar dalam proses produksi atau

kenaikan proporsi investasi netto menjadi >10% dari pendapatan nasional

melampaui pertumbuhan jumlah penduduk dunia.

(4). The Drive To Maturity (Dorongan Menuju Kedewasaan)

Adalah suatu masa suatu masyarakat secara efektif menggunakan

teknologi modern pada sebagian besar faktor produksi dan kekayaan

alam. Ciri-ciri the drive to maturity/dorongan menuju kedewasaan

adalah: (1).Teknologi menyebar pada sektor perekonomian, (2). Adanya

perluasan produksi. Tahap the drive to maturity bersifat non-ekonomi

yaitu: (a).Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan,

sektor industry tambah penting peranan, sedangkan sektor pertanian

bertambah menurun, (b). Sifat kepemimpinan dalam perusahaan

mengalami perubahan dan peranan manajer professional menjadi

penting, (c).Masyarakat bertambah bosan dengan kewajiban diciptakan

oleh industri.

80

Negara dorongan menuju kedewasaan adalah: (1850) Inggris,

(1900) Amerika Serikat, (1910) Jerman, (1910) Perancis, (1930) Swedia,

(1940) Jepang, (1950) Rusia, (1950) Kanada.

(5).The Age Of High Mess Counsumption (Era konsumsi masa besar-

besaran)

Adalah suatu masyarakat dimana masyarakat menekan masalah

konsumsi dan kesejahteraan masyarakat dan bukan masalah produksi

atau keseimbangan perhatian masyarakat beralih dari penawaran ke

permintaan, dari persoalan produksi ke konsumsi dan kesejahteraan

dalam arti luas.

Cara masyarakat bersaing untuk mendapatkan sumberdaya yang

tersedia dan sokongan politik yaitu: (a).Memperbesar kekuasaan dan

pengaruh negara ke luar negeri dan penaklukan negara lain,

(b).Menciptakan suatu “welfare state”yaitu: kemakmuran merata kepada

penduduk dengan cara mengusahakan distribusi pendapatan melalui

sistem perpajakan progresif, (c). Kebutuhan pokok sudah tidak masalah,

tapi konsumbsi tinggi terhadap barang tahan lama dan barang mewah.

Contoh negara Amerika Serikat: (1920) dan Inggris (1930), Jepang,

Eropa Barat (1950), Rusia.

Kritik W.W.Rostow terhadap tahap pertumbuhan ekonomi

adalah: (1).Masyarakat tradisional tidak perlu bagi perkembangan,

(2).Pra-kondisi mungkin tidak mendahului tinggal landas, (3).Tumpang

tindih tahapan, (4).Kritik terhadap tinggal landas.

Kondisi era konsumsi masa besaran adalah:(a).tingkat

pertumbuhan investasi adalah arbitrer, (b).beberapa industri tertentu

bukan industri utama, (c).Beda antara syarat pertama: hadir kerangka

budaya menobatkan pertumbuhan ekonomi sebagai cirri utama dan syarat

kedua: kemampuan untuk mengerahkan modal dari sumber domestik.

(6). Stage Consumption Massal: No Cronologys / tahap konsumsi

massal:

tidak kronologis. Dimana periode konsumsi massal tidak mempunyai

arti apa-apa, selain mengurangi daya ideologisnya. Keterbatasan dan

penting tinggal landas bagi negara terbelakang adalah:(1).Rasio modal-

output tidak konstan, (2).Penghapusan pengangguran tidak

dipertimbangkan, (3).Unsur dua (2)makna, (4).Pembangunan ekonomi

tidak spontan, (5).Konsep penerbangan tidak tepat.

B.TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI MODERN MENURUT

KUZNET

81

Kuznet pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan jangka panjang

untuk menyediakan berbagai jenis barang yang tumbuh atas dasar

kemajuan teknologi, kelembagaan, dan ideologis dan (tahun 1871)

menerima hadiah nobel dalam “Ilmu Ekonomi” mendefinisikan

pertumbuhan ekonomi sebagai “kemampuan jangka panjang untuk

menyediakan berbagai jenis barang ekonomi yang terus meningkat

kepada masyarakat” dan tumbuh atas dasar kemajuan teknologi,

institusional dan ideologis diperlukan”(Kuznets, 1871) dan 3 (tiga)

komponen penting, yaitu:

(1) Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara

terus menerus persediaan barang dan peningkatan output terus

menerus dan terpelihara merupakan manifestasi pertumbuhan

ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan berbagai macam

barang adalah tanda kematangan ekonomi.

(2) Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi

menentukan derajat kemampuan pertumbuhan dalam menyediakan

aneka macam barang kepada penduduk dan kemajuan ekonomi

memberi dasar pra-kondisi untuk pertumbuhan ekonomi diperlukan,

tapi belum cukup untuk merealisir pertumbuhan potensial dalam

teknologi baru,

(3) Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya

penyesuaian dibidang kelembagaan dan ideology sehingga inovasi

yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara

tepat dan pembaharuan teknologi diikuti pembaharuan sosial.

Analisa Kuznet ada 6 (enam) ciri pertumbuhan ekonomi modern yang

diinvestasikan dalam proses pertumbuhan ekonomi oleh semua negara

sekarang sudah maju adalah:

2 (dua) variabel ekonomi bersamaan (aggregate) meliputi:

1.Tinggi tingkat produk per kapita dan laju pertumbuhan penduduk

2.Tinggi peningkatan produktivitas terutama produktivitas tenaga

kerja.

2 (dua) struktur variabel transformasi adalah:

3.Tinggi tingkat transformasi struktur ekonomi.

4.Tinggi tingkat struktur sosial dan ideology.

2 (dua) variabel penyebaran internasional meliputi:

5.Kecenderungan negara ekonomi sudah maju untuk pergi

keseluruhan pelosok dunia untuk mendapatkan pasaran dan bahan

baku.

6.Arus barang modal dan orang antar bangsa yang meningkat.

82

Adalah sangat berinterelasi dan saling memperkuat.

Dimana, tinggi tingkat produktivitas per kapita adalah hasil dari

meningkat tingkat produktivitas tenaga kerja cepat dan tinggi

menyebabkan tinggi tingkat konsumsi per kapita dan memberi insentif

untuk mengubah struktur produksi (karena jika penghasilan

meningkat, maka permintaan barang industry dan jasa banyak

daripada permintaan akan produk pertanian) dan teknologi maju

diperlukan guna mencapai tingkat output dan mencapai perubahan

struktural menyebabkan skala produksi karakteristik unit usaha

ekonomi mengubah organisasi dan lokasi dan struktur tenaga kerja

dan hubungan status okupasional (penghasilan tuan tanah dan petani

menurun, sedangkan hasil para pengusaha pabrik dan industriawan

meningkat), termasuk aspek masyarakat dan akhir dimensi

pertumbuhan ekonomi modern berpasangan revolusi dalam teknologi

transportasi dan komunikasi memaksa jangkauan internasional ke

negara maju dan dunia sebagai “Global Village” (Desa Jagat).

Aplikasi masa pembaharuan teknologi akan mengakibatkan

pertumbuhan yang cepa, maka surplus ekonomi lanjut dan digunakan

untuk membiayai program pembangunan dalam penelitian ilmiah dan

membawa penemuan dan pembaharuan teknologi mendorong

pertumbuhan ekonomi selanjutnya dan negara sekarang maju dapat

mengadakan penelitian ilmiah, sedangkan negara miskin sukar

melakukan, terjadi jurang (gap) ekonomi diantara negara kaya dan

miskin makin melebar. Aplikasi masa pembaharuan teknologi

mengakibatkan pertumbuhan yang cepat, maka surplus ekonomi

digunakan untuk membiayai program pembangunan lanjut dalam

penelitian ilmiah dan menimbulkan kecenderungan untuk mengadakan

perubahan sendiri. Jadi, pertumbuhan ekonomi cepat penelitian dasar

ilmiah dan membawa penemuan dan pembaharuan teknologi

mendorong pertumbuhan ekonomi selanjutnya.

C.TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI MANTAP HARROD-

DOMAR

Harrod-Domar adalah ahli ekonomi yang mengembangkan

analisis Keynes menekan mengenai penting penanaman modal dalam

menciptakan pertumbuhan ekonomi. Setiap usaha ekonomi harus

menyelamatkan proporsi tertentu dari pendapatan nasional, yaitu:

menambah stok modal digunakan dalam investasi baru. “Ada

hubungan ekonomi yang langsung antar besarnya stok modal (K) dan

jumlah produksi nasional (Y).

83

Formula teori pertumbuhan ekonomi mantap adalah:

(a).Tabungan (S) saving adalah proporsi (s) dari pendapatan nasional

(Y), sehingga : S = s.Y. ; (b).Investasi (I) investment sebagai

perubahan stok modal (K), maka:I = K; (c).Stok modal membawa

hubungan langsung dengan pendapatan nasional (Y), maka: delta K =

K. Y ; (d).S = I, menjadi: S = s.Y = k. delta y = K = T,

disederhanakan menjadi: s.Y = k .delta y dibagi Y dan k, sehingga: s/

k = delta Y/Y, dimana: s / k adalah tingkat pertumbuhan ekonomi (G).

Growth = S / COR

Dimana: Growth = G = pertumbuhan ekonomi; S = saving =

tabungan; COR = Capital Output Ratio.

Kegunaan teori pertumbuhan ekonomi mantap adalah untuk

meramalkan dan merencanakan perekonomian di negara sedang

berkembang.

MODEL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PERTUMBUHAN

EKONOMI DAN PENERAPAN

Williard A.Beling dan O.Totten, buku: “Modernisasi Masalah

Model Pembangunan”mengemukakan 3 (tiga) macam arti

fundamental dari istilah model pembangunan ekonomi: tahap dan

strategi- teori: ada 4 (empat) model pembangunan ekonomi yaitu:

(1).Berorientasi pada pertumbuhan: Pembangunan seimbang adalah

pembangunan yang dilaksanakan secara besar-besaran disegala bidang

secara serentak. Ada 2 (dua) model pembangunan orientasi pada

pertumbuhan yaitu: (a).Balance Growth/pertumbuhan ekonomi yang

seimbang:diperlukan modal investasi secara besaran disegala bidang

secara serentak untuk mencapai tahap dimana dapat dicapai suatu

kenaikan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan asumsi

terdapat pelengkap/complementary teknis dan komersial diantara

industry baru pada tahap produksi dan sektor ekonomi hal external

economic dan produksi skala besar. Teori pembangunan seimbang

sebagai teori usaha besar (big push), thesis usaha minimum kritis (the

critical minimum effort thesis) (Myint, 1967: Bab 7) implikasi

kebijaksanaan yaitu: menekan penanaman modal besar danteori

pembangunan seimbagn menjelaskan program pembangunan disegala

bidang sebagai usaha untuk menciptakan pasar barang industry dan

menciptakan ekonomi ekstern (external economies), sedangkan thesis

usaha minimum kritis perlu mempertinggi tingkat penanaman modal

untuk mengusahakan agar negara berkembang melepaskan diri dari

84

perangkap tingkat keseimbangan rendah (the low level equilibrium

trap atau teori perangkap keseimbangan rendah).

The big push menekan perlu program pembangunan di segala

bidang secara serempak.

Hambatan perlu pembangunan seimbang adalah: untuk menjaga

agar dalam pembangunan: (a).Memperoleh bahan mentah, tenaga ahli,

sumber tenaga, dan fasilitas lainnya, (b).Memperoleh pasaran untuk

barang hasil produksi.

The Critical Minimum Effort Thesis perlu penanaman modal

untuk melepaskan dari low level equilibrium trap.

Hubungan pertumbuhan ekonomi dengan modernisasi: ada

kenaikan GNP karena adanya peranan teknologi tinggi dan alat padat

model modern menyebabkan hasil produksi sektor modern dapat

bersaing dan diekspor.

Kebaikan model pembangunan berorientasi pada pertumbuhan

ekonomi:

(1).Meningkatkan prestasi kerja dan produktivitas,

(2).Produksi nasional akan terus meningkat baik mutu, jenis

maupun jumlah barang yang diproduksi.

(3).Teknologi akan terus berkembang karena adanya inovasi.

(4).Adanya gerakan ekonomi menyebabkan:

a).Pendapatan per kapita meningkat, b).Perubahan struktur

ekonomi, c). Perubahan pada perdagangan internasional (Lewis,

1986:188).

Tujuan pembangunan seimbang adalah untuk menciptakan

berbagai industrI agar tercipta ekonomi eksternal.

Ada 3 (tiga) macam ekonomi eksternal yaitu:

1).Ekonomi eksternal akibat perluasan pasar, 2).Ekonomi eksternal

akibat industry yang berdekatan, 3).Ekonomi eksterna secara akibat

adanya industry secara komplementer. Untuk melepaskan diri dari

lingkaran perangkap kemiskinan, negara sedang berkembang perlu

mengadakan program pembangunan seimbang.

Analisa masalah alokasi sumberdaya diantara sektor (SOC)

Social Overhead Capital dengan DPA (Direct Productivity Activity)

yaitu diantara sektor prasarana dengan sektor langsung menghasilkan

barang.

3 (tiga) cara pendekatan dilakukan dalam pengembangan sektor

prasarana dan produktif yaitu: (1).pembangunan seimbang diantara 2

sektor pertanian dan industry, (2).pembangunan tidak seimbang

85

dimana pembangunan sektor prasarana dan (3).pembangunan tidak

seimbang dimana sektor produktif.

(2).Berorientasi pada penciptaan lapangan kerja: sasaran dicapai

peningkatan dalam kesempatan kerja produktif dan meningkatkan

produksi dan tekanan adalah sektor informal diperkotaan dan sektor

tradisional di pedesaan melalui pembangunan pedesaan, padat karya di

perkotaan dan pemanfaatan fasilitas berupa pendidikan, jasa kredit,

dan lain-lain.

(3).Berorientasi pada penghapusan kemiskinan: bertujuan untuk

peningkatan kesempatan kerja produktif dan peningkatan GNP

kelompok miskin dan dilakukan redistribusi kekayaan harta produktif

melalui kebijaksanaan fiskal dan kredit, pemanfaatan fasilitas,

reorientasi produksi melalui proyek padat karya dan realokasi

sumberdaya produktif menguntungkan golongan miskin melalui

pengalihan investasi dan konsumsi serta penekanan sektor tradisional

dan informal diperkotaan.

(4).Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar: (The Basic

Necessity Oriented):usahanya adalah: (1).Perubahan pada

pertumbuhan dan sumberdaya produktif dipergunakan dengan

baik, maka diusahakan:a).Tercapainya investasi yang tinggi,

b).Pemanfaatan teknologi tepat guna, c).Penggunaan SDA dalam

produksi;(2).Perubahan dalam pola redistribusi melalui:

a).Mobilitas pengangguran, b). Realokasi pelayanan jasa umum,

c).Landreform;

(3).Perubahan kelembagaan (pranata kemasyarakatan) meliputi:

a).Partisipasi Massa, b). Dukungan Pemerintah;

(4).Perubahan dalam tata ekonomi dunia baru melalui:

a).Pembaharuan struktur perdagangan,b).Pembaharuan

kebijaksanaan moneter internasional, c).Pengalihan arus SDA lebih

banyak dari negara berkembang, d).Peringanan utang luar negeri.

Tujuan pada perbaikan kualitas hidup, peningkatan produksi

barang dan jasa, penciptaan lapangan kerja baru dengan upah layak,

dengan harapan tercapai tingkat hidup minimal untuk semua rumah

tangga sampai batas maksimal.

PEMBENTUKAN MODAL DI NEGARA SEDANG

BERKEMBANG

Pembentukan modal akan mengakibatkan pendapatan dalam

produktivitas serta memperluas kesempatan kerja. Akumulasi modal

merupakan keharusan bagi pembangunan ekonomi bagi negara sedang

86

berkembang, karena pembangunan perlu modal, dimana semakin besar

modal yang tersedia, maka akan semakin cepat pembangunan ekonomi

yang dapat dilaksanakan.

Harrod-Domar bahwa akumulasi modal mempunyai peranan

ganda yaitu: menimbulkan pendapatan dan kenaikan kapasitas produksi

dimana pembentukan modal akan menaikkan pendapatan serta

memperluas kesempatan kerja dan menaikkan investasi selanjutnya.

*Berapa besar investasi yang harus dilakukan untuk dapat menahan

tingkat pendapatan tertentu? Dimana, tergantung pada tingkat

ICOR dan tingkat pertumbuhan penduduk negara bersangkutan.

*Darimanakah sumberdaya atau modal untuk pembangunan

diperoleh?

Menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu: 1).Supply Of Capital: di negara

sedang berkembang pada “vicious cycle” dan pendapatan rendah

dinegara sedang berkembang menyebabkan: (a).Tabungan yang

diciptakan masyarakat rendah, (b).Pendapatan pemerintah dari sektor

perpajakan rendah, untuk mempercepat pembangunan ekonomi

memerlukan modal besar dan kemampuan negara untuk menyediakan

modal untuk mempercepat pembangunan terbatas. Modal dan skill,

entrepreneur, sistem pemerintahan yang efisien, kesanggupan untuk

menciptakan dan menggunakan teknologi dan corak sikap masyarakat.

Jadi modal mempunyai kedudukan istimewa dalam pembangunan

didasarkan pada kesanggupan modal untuk menciptakan faktor lain

dalam pembangunan.

Ada 2 (dua) golongan usaha pengerahan modal yaitu:

(1).pengerahan modal dalam negeri berasal dari tabungan masyarakat,

tabungan pemerintah, bantuan luar negeri dan penanaman modal asing;

(2). Pengerahan modal luar negeri: suatu negara mencapai tingkat

pembangunan tanpa terjadi inflasi, caranya: memperlambat

pembangunan dan melaksanakan anggaran belanja defisit secara hati-

hati.

Ada 3 (tiga) macam sumber pembentukan modal yaitu:

(1).Tabungan Sukarela adalah bagian pendapatan yang diterima

masyarakat secara sukarela bersedia untuk tidak dikonsumsi dan faktor

mempengaruhi tabungan sukarela yaitu: (a).tingkat pendapatan per kapita

masyarakat, (b). distribusi pendapatan masyarakat, (c).besar keuntungan

sektor perusahaan. Kesanggupan menabung ditentukan oleh pendapatan

per kapita, distribusi pendapatan dan kemampuan perusahaan untuk

menabung.

87

Tabungan sukarela dibedakan 2 (dua) bagian yaitu:

(a)kemampuan menabung (ability to save), (b).kesanggupan untuk

menabung (willingness to save). Usaha kebijaksanaan penerima

pemerintah dari sektor perpajakan memberikan sumbangan maksimum

agar:(a).Penanaman modal bersifat spekulasi dikurang, (b).Tingkat

konsumsi masyarakat dikendalikan agar tidak berlebihan,

(c).Meningkatkan gairah masyarakat untuk menabung, (d). Memberikan

suasana pada masyarakat bergairah menanam modal, (e).Memberikan

sumbangan positif kepada usaha untuk meratakan distribusi pendapatan.

(2).Anggaran Belanja Negara Defisit: atau Keuangan Defisit sebagai:

setiap pengeluaran negara yang melebihi penerimaan, dilakukan 3

cara adalah (a).Penarikan neraca kas yang lalu oleh pemerintah,

(b).Pinjaman dari bank sentral, (c).Pencetakan mata uang (created

money) oleh pemerintah.

Dampak expansioner untuk negara sedang berkembang, dimana

keuangan defisit menimbulkan inflasi sebagai berikut:

(a).Investasi naik secara terus menerus, maka keseluruhan dari

produk fisik menjadi bertambah besar jumlah fisik sehingga

persediaan uang untuk tujuan transaksi dalam jumlah sama.

(b).Perekonomian berkembang sektor non-uang secara perlahan

berubah sektor uang sehingga permintaan uang meningkat.

(c).Proses pembangunan ekonomi berkesinambungan menghasilkan

peningkatan pendapatan sehingga timbul peningkatan

permintaan keseimbangan saldo kas masyarakat.

(d).Surplus impor sebagai akibat naik bantuan luar negeri, maka

permintaan akan uang tetap lebih besar.

Lewis dalam buku: “The Theory Of Economic Growth” bahwa

inflasi untuk kepentingan pembentukan modal akan diri sendiri (self

destructive) melalui 3 tahapan: Tahap Pertama, harga naik secara tajam,

sementara modal sedang tercipta, Tahap Kedua, inflasi akan mereda

dengan sendiri karena kenaikan dalam harga berarti mendistribusikan

sehingga tabungan sukarela cepat mengejar investasi, Tahap Ketiga,

harga jatuh output tambahan barang konsumsi (pembentukan modal)

membesar mengandung bahaya dan mencelakakan.

Rao 4 alasan bahaya kenaikan harga bersifat inflasi besar dalam

hal keuangan defisit:

(1).Pertambahan uang mengandung kemungkinan perluasan jumlah

uang beredar lebih besar melalui perluasan kredit,

(2).Ketiadaan hasil langsung dalam hal ketiadaan penawaran barang

dan jasa timbul dari pengeluaran pemerintah kepada masyarakat,

88

memperkecil kemungkinan menyedot pendapatan tercipta melalui

pengeluaran tambahan,

(3). Ketiadaan surat berharga dapat dijual, memperkecil kesempatan

menyedot pendapatan tambahan tercipta melalui pengeluaran

tambahan.

(4).Kegagalan dalam meningkatkan produktivitas bersama investasi

pemerintah mengakibatkan output tidak berhasil meningkat

dalam mengimbangi daya beli tambahan tercipta.

4(empat) Syarat anggaran belanja defisit tidak menimbulkan

inflasi bagi negara sedang berkembang sebagai berikut:

(1). ringan. Ciri-ciri aliran dari luar negeri bantuan luar negeri:

(1).Merupakan aliran modal bukan didorong oleh tujuan untuk mencari

keuntungan, (2).Diberikan syarat ringan daripada berlaku dalam pasar

internasional. Aliran luar negeri tergolong bantuan luar negeri adalah:

pemberian (grant) dan pinjaman luar negeri (loan) diberikan oleh negara

maju atau badan internasional lain, seperti: Bank Dunia (World Bank),

Bank Pembangunan Defisit terjadi dibiayai dari pinjaman dari

masyarakat dan badan

keuangan diluar bank sentral dan bank komersial,

(2).Tersedia tenaga ahli, tenaga terdidik, usahawan, dan alat modal

lebih banyak sehingga pertambahan permintaan ditimbulkan oleh

pertambahan daya beli diciptakan dalam defisit anggaran,

(3).Tersedia cadangan valuta asing cukup besar, dilakukan impor

tanpamengganggu kestabilian mata uang asing, sehingga kenaikan

barang impor tidak berlaku.

(4).Pengendalian upah dan harga, dimana defisit dalam anggaran

banyak menimbulkan tekanan inflasi, dielakan bila pemerintah

sanggup menjalankan kebijaksnaan pengendalian harga dan

tingkat upah secara efektif, dan menjaga agar tidak ada kenaikan

harga dan tidak ada tuntutan kenaikan gaji dan upah.

(3).Bantuan Luar Negeri

Bantuan luar negeri apabila berupa aliran modal dan

syarat Asia (Asean Development Bank).

Besar unsur bantuan terkandung dalam pinjaman luar negeri

tergantung pada: tenggang waktu (grace period) yaitu: jangka waktu

dimana cicilan pembayaran kembali tidak dilakukan dan jangka masa

pembayaran kembali (maturity atau amortization period) dan tingkat

bunga dari bantuan diberikan.

Pinjaman bersyarat ringan (soft loan): unsur bantuan terkandung

dalam suatu pinjaman luar negeri bertambah tinggi: apabila tenggang

89

waktu bertambah lama, jangka waktu pembayaran kembali bertambah

lama dan tingkat bunga bertambah kecil.

Pinjaman bersyarat berat (hard loan): pinjaman luar negeri

tergolong bertambah rendah: apabila tenggang waktu bertambah singkat,

jangka waktu pembayaran kembali bertambah pendek dan tingkat bunga

bertambah besar.

Syarat bantuan diberikan kepada negara sedang berkembang

tergantung pada faktor ekonomi dan politik, seperti:

1).Tingkat pendapatan per kapita, 2).Tingkat pertumbuhan ekonomi yang

diharapkan, 3).Tingkat perkembangan luar negeri dari negara yang

memberi bantuan, 4).Hubungan politik, 5).Jenis bantuan yang diberikan,

6).Motif negara donor.

Ditinjau sudut manfaat, bantuan pembangunan ekonomi di negara

sedang berkembang ada 2 (dua) peranan utama bantuan luar negeri yaitu:

1).Mengatasi masalah kekurangan tabungan (saving gap), 2).Mengatasi

masalah kekurangan mata uang asing (import gap).

Jurang ganda (the two gap problem) yaitu: jurang tabungan

(saving gap) bila tabungan yang diciptakan didalam negeri tidak cukup

untuk membiayai penanaman modal dapat dilaksanakan.

Jurang mata uang asing (foreign exchange gap) yaitu: bila mata

uang asing yang tersedia tidak cukup membiayai impor.

Kemampuan menyerap modal (absorptive capacity): besar jurang

tabungan tergantung kemampuan negara untuk melaksanakan penanaman

modal yang menguntungkan dan kemampuan untuk menciptakan modal.

Asumsi model pertumbuhan ekonomi mantap Harrod-Domar

sebagai berikut: (1).Ada ekuilibrium/keseimbangan awal pendapatan

dalam keadaan pekerjaan penuh, (2). Tidak ada campur tangan

pemerintah, (3).Model bekerja perekonomian tertutup tanpa perdagangan

luar negeri, (4).Tidak ada kesulitan di dalam penyesuaian antara investasi

dan penciptaan kapasitas produktif, (5).Kecenderungan menabung rata-

rata = kecenderungan menabung marjinal, (6). Kecenderungan menabung

marjinal tetap konstan, (7).Koefisien modal yaitu: rasio stok modal

terhadap pendapatan diasumsikan tetap, (8).Tidak ada penyusutan barang

modal diasumsikan memiliki daya pakai seumur hidup, (9).Tabungan dan

investasi berhubungan pendapatan tahun yang sama, (10).Tingkat harga

umum konstan yaitu: upah uang = pendapatan nyata,

(11).Tidak ada perubahan tingkat suku bunga, (12). Ada proporsi tetap

antara modal dan buruh dalam proses produksi, (13).Modal tetap dan

modal lancar disatukan menjadi modal.

Kesimpulan asumsi pokok Harrod-Domar adalah:

90

(1).Kecenderungan menabung dan rasio modal-output adalah tidak

konstan.

(2).Buruh dan modal tak dapat dipergunakan dalam proporsi tetap.

(3).Harga tidak akan tetap konstan.

(4).Tingkat sukubunga berubah.

(5).Program pemerintah tak dapat diabaikan.

(6).Perilaku wiraswasta tak dapat diabaikan.

(7).Kegagalan membedakan barang modal dengan barang

konsumen.

(8).Profesor Rose, sumber utama ketidakstabilan dalam sistem Harrod

terletak pada akibat ekses permintaan atau penawaran dalam keputusan

produksi dan tidak akibat langka modal atau berlebih keputusan

investasi.

Teori pertumbuhan di negara maju dihubungkan 3 konsep pokok

adalah:1).Fungsi tabungan,2).Investasi autonomous versus induced,

3).Produktivitas modal.

Alasan keterbatasan model pertumbuhan ekonomi mantap tidak

diterapkan di negara terbelakang sebagai berikut: (1).Perbedaan kondisi,

(2).Rasio tabungan,(3).Rasio modal-output,(4).Pengangguran struktural,

(5).Pengangguran tersembunyi, (6).Campur tangan pemerintah,

(7).Bantuan dan perdagangan luar negeri, (8). Perubahan harga,

(9).Perubahan institusional.

C.PENUTUP

Rangkuman

Dalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi

pembangunan dan penting faktor dalam menentukan pembangunan

ekonomi, para ahli ekonomi terdapat 2 (dua) pandangan yang berbeda.

Ahli ekonomi Neo-Klasik yang pada dasar analisisnya di dasarkan pada

teori Klasik menyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi tergantung

pada pertambahan dan penawaran faktor-faktor produksi dan tingkat

kemajuan ekonomi. Sedangkan, teori Harrod-Domar (post-Keynesian)

menyatakan bahwa penanaman modal mempunyai fungsi ganda, yaitu:

sebagai perubahan kapasitas alat-alat modal dan mempertinggi

keseluruhan pengeluaran masyarakat dan yang terpenting.

Model pendekatan pembangunan nasional yang semata-mata

mengutamakan pada pertumbuhan ekonomi seperti oleh ahli ekonomi

Klasik, Neo-Klasik dan Harrod-Domar ternyata tidak memuaskan. Oleh

karena itu, ada 3 (tiga) model pendekatan pembangunan yang dianggap

tepat disebut model pendekatan pembangunan alternatif yaitu: a).Model

91

pendekatan yang berorientasi pada Pertumbuhan, b).Model pendekatan

yang berorientasi pada Lapangan Kerja, c).Model pendekatan yang

berorientasi pada Penghapusan Kemiskinan, d).Model pendekatan yang

berorientasi pada Pemenuhan Kebutuhan Dasar.

1.Kegiatan Perkuliahan

a.Kegiatan Dosen:

1).Dengan metode ceramah bervariasi menjelaskan materi topik /

pokok bahasan 4.

2).Mengarahkan presentase dan diskusi.

3).Memberi dan menagih penugasan individu untuk tugas 4.

b.Kegiatan Mahasiswa:

1).Memperhatikan dan mengkaji penjelasan materi topik 4.

2).Melaksanakan diskusi dan presentase.

3).Menyelesaikan dan menyerahkan tugas kelompok dan individu

2. Evaluasi

a. Jenis Evaluasi :Pre test dan post test, serta partisipasi

kegiatan pembelajaran.

b.Alat Evaluasi :Tes tertulis, bahan hasil penemuan materi

pokok bahasan 4.

c. Materi Evaluasi :

1). Jelaskan teori umum pembangunan ekonomi: a).Klasik, b).Neo-

-Klasik, c).Modern:Kuznet dan Harrod- Domar?

2). Jelaskan konsep teori dari: Adam Smith, Thomas Robert

Malthus, David Ricardo, Yoseph Schumpeter, J.E.Meade,

W.W.Rostow,Kuznet, Harrod-Domar,W.Beling dan O.Totten?

3). Bagaimana kesimpulan dari teori klasik ?

4). Sebutkan 5 bentuk pembaharuan (inovasi) yang diciptakan

oleh para pengusaha?

5). Bagaimana perkembangan ekonomi dari pendapat neo-klasik?

6).Sebutkan 5 tingkat perkembangan ekonomi dalam aspek

internasional bagi perkembangan ekonomi suatu negara pada

umumnya?

7).Jelaskan konsep istilah mengenai: a).laissez faire, b).stationary

state, c). the law of diminishing return, d). marginal product,

e).effectivedemand,f).entrepreneur,g).invention,h).inovation,

i).outonomous investment, j).induced investment, k).internal

economics, l).external economics, m).self-sustained growth, n).capital

output ration (COR),o).global village, p).saving gap, q).unbalanced

growth, r).the critical minimum effort thesis, s).big push, t).the low

92

level equilibrium trap, u).forward-backward-linkages effect,v).social

overhead capital (SOC) dan direct productivity activity (DPA), w).the

basic necessity oriented, x).supply and demand of capital, y).ability to

save dan willingness to save,z).created money, inflation, deficit

financing, grant, loan,soft dan hard loan, grace period, manurity/

amortization period, saving gap,import gap, foreign exchange gap,

absorptive capacity?

8).Jelaskan “the stages of economic” Rostow?

9).Sebutkan 4 ciri-ciri suatu negara tahap lepas landas atau belum

Rostow?

10).Sebutkan 3 sektor tahap take off Rostow ?

11).Sebutkan 3 ciri suatu negara tahap the drive to maturity?

12).Bagaimana cara tahap the age of high mess consumption

masyarakat bersaing untuk mendapatkan sumberdaya tersedia dan

sokongan politik ?

13).Sebutkan 3 komponen teori pertumbuhan modern menurut Kuznet?

14).Jelaskan analisa Profesor Kuznet: 6 ciri-ciri pertumbuhan ekonomi

modern?

15).Jelaskan model sederhana dari teori pertumbuhan mantap dari

Harrod- Domar?

16).Sebutkan 4 model pembangunan ekonomi?

17).Apa kebaikan teori pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan

modernisasi?

18).Bagaimana tujuan pembangunan seimbang?

19).Sebutkan 3 macam ekonomi eksternal dari pertumbuhan ekonomi

seimbang: Rossenstein Rodan?

20).Bagaimana usaha modal pembangunana berorientasi pada

pemenuhan kebutuhan dasar?

21).Faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan modal di negara

berkembang mengenai tabungan sukarela?

22).Bagaimana kebijaksanaan penerima pemerintah dari sektor

perpajakan memberikan sumbangan maksimum?

23).Sebutkan cara anggaran belanja defisit?

24).Bagaimana dampak ekspansioner untuk negara sedang

berkembang mengenai keuangan defisit, menimbulkan inflasi?

25).Sebutkan 4 alasan bahaya kenaikan harga bersifat inflasi lebih

besar daripada keuangan defisit menurut Dr. Rao?

26).Sebutkan 2 ciri aliran dana dari luar negeri?

27).Apa saja syarat bantuan diberikan kepada negara sedang

berkembang tergantung pada faktor ekonomi dan politik?

93

28).Bagaimana peranan utama bantuan luar negeri ditinjau sudut

manfaat bantuan pembangunan ekonomi di negara sedang

berkembang?

29).Sebutkan 4 model pendekatan pembangunan alternatif di suatu

negara?

30).Bagaimana konsep two gap problem: saving gap dan foreign

exchange gap?

31).Jelaskan perbedaan yang esensial antara teori tahap pertumbuhan

dan keterbelakangan, model pembaharu struktural dari Lewis dan

Chenery dan teori ketergantungan internasional dari konsep Neo-

Marxist dan paradigm palsu. Model mana yang memberikan

penjelasan paling baik terhadap keadaan di kebanyakan negara

dunia ketiga? Jelaskan?

32).Jelaskan arti dualism dan masyarakat yang dualistik? Apakah

konsep dualisme menggambarkan secara tepat keadaan

pembangunan di kebanyakan negara dunia ketiga? Jelaskan?

33).Beberapa orang menyatakan bahwa dualisme internasional dan

dualisme dalam negeri hanya manifestasi yang berbeda dari suatu

fenomena yang sama. Apakah yang Saudara maksudkan dan

apakah itu merupakan suatu konseptualisasi yang sahih? Jelaskan?

34).Jelaskan secara singkat berbagai “definisi pembangunan” yang

dikemukakan dalam mata kuliah Ekonomi Pembangunan?

Bila ada, jelaskan? Apabila tidak ada, jelaskan mengapa

penjelasan dalam mata kuliah Ekonomi Pembangunan tentang arti

pembangunan dianggap cukup?

35).Mengapa definisi pembangunan dari sisi ekonomi tidak tepat?

Apakah pemahaman Saudara mengenai “pembangunan

ekonomi”? Dapatkah Saudara memberikan contoh hipotesis atau

contoh nyata tentang keadaan suatu negara secara ekonomi

mungkin maju tapi masih tetap terbelakang?

36).Mengapa pemahaman tentang arti pembangunan sangat penting

dalam merumuskan kebijaksanaan di negara dunia ketiga?

94

BAB V

TEKNOLOGI, SUMBERDAYA MANUSIA DAN SUMBERDAYA

ALAM DALAM PEMBANGUNAN

A. PENDAHULUAN

Materi pembelajaran pada bab V ini secara umum bertujuan

memberikan pemahaman tentang teknologi sumberdaya alam dan

sumberdaya manusia dalam pembangunan. Secara khusus, setelah

mempelajari materi bab V ini, diharapkan mahasiswa dapat:

1).menjelaskan sumberdaya alam dan teknologi dalam pembangunan

mengenai:a). kemajuan teknologi, b).alih teknologi dan teknologi tepat

guna;2).menguraikan sumberdaya manusia dan pengembangannya dalam

pembangunan, 3).menyebutkan persoalan sumberdaya manusia dan cara

pendekatannya, 4).menjelaskan pembangunan nasional dengan

persediaan tenaga kerja tak habis-habis.

B. PENYAJIAN MATERI

SUMBERDAYA ALAM DAN TEKNOLOGI DALAM

PEMBANGUNAN

Proses pembangunan ekonomi bisa dipercepat dengan adanya

penelitian dasar ilmiah di bidang teknologi dan aplikasi teknologi.

Sumber kekayaan alam yang berlimpah (tanah, bahan mineral dan lain-

lain) dipacu kemajuan teknologi menjadi negara di dunia dewasa

mengalami pertumbuhan ekonomi cepat. Negara sedang berkembang

kaya akan sumber alam untuk menerobos keterbelakangan melalui impor

modal dan teknologi dari negara sudah maju, dilakukan untuk

mempercepat proses pembangunan ekonomi akan mudah suatu negara

untuk menghimpun modal berguna untuk penelitian dasar ilmiah

dibidang teknologi mendorong pertumbuhan ekonomi dan akhirnya

sumber kekayaan alam potensial dapat direkayasa menjadi sumber

kekayaan riil.

Peranan penelitian dasar ilmiah dan pengembangan teknologi

dalam menopang pertumbuhan ekonomi dialami negara sekarang sudah

maju dan tingkat pertumbuhan tinggi dipertahankan dan dipelihara dasar

permainan antara aplikasi teknologi didasarkan atas kemajuan tepat dan

pengadaan pengetahuan ilmiah di bidang teknologi, dimana proses

kemajuan ilmu dari semua tingkatannya dari penelitian dasar sampai

pengembangan produk semua berpusat di negara kaya yaitu: negara

tertarik pada produk luar biasa, pasar besar dan metode teknologi maju

dengan dasar masukan modal dan keterampilan tinggi, sedangkan

95

dibidang ekonomi negara kurang tenaga kerja dan bahan baku (SDA).

Negara maju kemajuan teknologi dibidang penghematan modal/capital

saving merupakan fenomena jarang terjadi karena semua ilmu

pengetahuan dunia dan penelitian teknologi dilakukan tujuan untuk

mengadakan penghematan tenaga kerja bukan menghemat modal.

Sebaliknya, negara sedang berkembang dimana tenaga kerja

sangat berlimpah SDA belum diolah serta terbatas jumlah modal, maka

kemajuan teknologi memperbesar tenaga kerja yang diperlukan,

sedangkan kemajuan teknologi memperbesar tenaga kerja terjadi apabila

mutu atau keahlian tenaga kerja (SDM) ditingkatkan, contoh: pendidikan

keterampilan dan latihan.

Kemajuan teknologi untuk menghemat modal di negara maju

jarang terjadi, karena semua ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

menghemat modal, sebaliknya kemajuan teknologi menghemat modal

dan memperbesar tenaga kerja bagi negara sedang berkembang mutlak

diperlukan.

(1).KEMAJUAN TEKNOLOGI

Teknologi adalah cara mengkombinasikan faktor produksi untuk

mencapai tujuan produksi atau untuk menghasikan barang dan jasa.

Menurut Hadi Prayitno (1986) buku:“Pengantar Ekonomi

Pembangunan” teknologi adalah cara bagaimana berbagai sumber

alam,modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk

merealisasikan tujuan produksi.

Pengertian teknologi mengandung dimensi luas dan mencakup

penelitian, pengembangan, perencanaan sistem produksi,

supply/penawaran bahan-bahan, sistem informasi, pembinaan dan

pengembangan keterampilan kerja dan entrepreneur, peralatan produksi

dan kebijakan pemerintah untuk menyediakan prasarana dan iklim

industri yang baik.

Penerapan teknologi terdiri dari: 3 (tiga) macam yaitu: teknologi

maju, adaptif, protektif.

(a).Teknologi maju yaitu:suatu teknologi yang dipersiapkan untuk

menghadapi persoalan yang besar bagi suatu bangsa dalam

perkembangan di masa depan, contoh: teknologi menyangkut sumber

energi, mineral, nuklir, angkasa, lautan dan udara.

b).Teknologi adaptif yaitu:teknologi bersumber pada penelitian dan

pengembangan teknologi di negara maju yang disesuaikan dengan

perimbangan keadaan masyarakat agar dapat dimanfaatkan sebaiknya

untuk pemecahan masalah konkrit seperti: di bidang pangan, pemukiman,

96

pemeliharaan tanah, perkembangan industri. Ukuran utama untuk proses

adaptasi dalam pengembangan teknologi ialah agar cocok dengan

perimbangan: (1).Penyerapan tenaga kerja, (2).Penggunaan bahan dalam

negeri, (3).Neraca pembayaran luar negeri.

c).Teknologi Protektif yaitu: suatu teknologi untuk memelihara,

melindungi dan mengamankan ekonologi dan lingkungan hidup masa

depan meliputi: konservasi, restorasi dan regenerasi SDA dan unsure

pokoknya adalah: peningkatan kelestarian, memulihkan kesuburan tanah

yang tandus, memanfaatkan tanah alang-alang menjadi tanah garapan

(Prayitno, 1986:88).

Ada 3 (tiga) gelombang perubahan teknologi yaitu: 1).Gelombang

pertama (800 before Christ – 1700), 2).Gelombang kedua (1700 – 1770),

3).Gelombang ketiga (1970-2000).

(1).Gelombang pertama (800 BC – 1700): belum ada revolusi industri

ditandai ada penerapan teknologi pertanian dan bercirikan adalah

penggunaan energi disimpan oleh alam (binatang, hutan, matahari, angin

dan air).

(2).Gelombang kedua (1700-1970) yaitu: masa revolusi industri dimulai

penemuan mesin uap berkembang teknologi elektronis tingkat tinggi dan

berdasarkan teknologi industri berkembang pesat, seperti: industri batu

bara, tekstil, kereta api, mobil, kimia, dan lain-lain dan ada produksi

masa serta ada pemisah antara produsen dan konsumen.

(3).Gelombang ketiga (1970-2000) ditandai ada kemajuan teknologi

dibidang:

a). Komunikasi dan pengolahan data, b).Penerbangan dan aplikasi

teknologi angkasa luar, c).Energi alternatif dan energi yang dapat

diperbaharui, d). Genetik dan bio-teknologi pada umumnya dengan

mikro elektoronik serta komputer sebagai teknologi intinya.

(2).ALIH TEKNOLOGI DAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

Teknologi tepat guna adalah teknologi sederhana yang mudah

dipahami dan dipraktekkan disebut: teknologi madya dan berbasis

produksi, menyerap tenaga kerja, dan mempertimbangkan masalah

sosial.

Strategi pembangunan dengan kebijaksanaan industrialisasi di

negara sedang berkembang menghadapi kelebihan tenaga kerja

sebenarnya menghadapi 2 (dua) masalah penting yaitu: 1).penggunaan

teknologi yang baru untuk memaksimalkan output, 2).penggunaan

teknologi memaksimalkan penyerapan tenaga kerja. Bagi negara sedang

97

berkembang menghadapi kelebihan tenaga kerja lebih baik menggunakan

teknologi tepat guna yaitu: teknologi mudah diserap dan digunakan.

Alasan menurut Hadi Prayitno (1986:4-94):

(1).Teknologi tepat guna (sederhana) lebih mudah dipahami atau

dipraktekkan oleh masyarakat berada dalam tingkat kebudayaan

teknologi rendah.

(2).Peralatan murah dan memberikan kemungkinan skala produksi

rendah.

(3).Peralatan tua atau peralatan bekas mencakup teknologi

sederhana, kini mudah diperoleh dari negara industry harga

murah.

(4).Teknologi madya (menengah) bersifat padat karya membuka

kesempatan kerja luas.

(5).Segi kemasyarakatan teknologi menengah tidak bersifat

deskruktif, sehingga kepincangan sosial dapat dihindarkan atau

diminimalkan.

Teknologi tepat guna merupakan alternatif terbaik bagi negara

sedang berkembang karena berdasarkan: basis produksi, tersedia tenaga

kerja, luas pasaran serta pertimbangan sosial ekonomi lainnya.

Alih teknologi adalah suatu proses pemindahan teknologi

menyangkut bidang teknis maupun non-teknis, suatu proses yang tidak

dapat diselesaikan sepihak saja. Suatu tindakan tepat bagi negara sedang

berkembang dalam memilih teknologi tepat guna cara alih teknologi

diikuti adaptasi dan inovasi sesuai kondisi penerima membawa perbaikan

dalam kegiatan ekonomi.

(2). SUMBERDAYA MANUSIA DAN PENGEMBANGAN

DALAM PEMBANGUNAN

Penduduk berfungsi sebagai faktor produksi dan sumberdyaa

menciptakan dan mengembangkan teknologi, serta sebagai

pengorganisasi faktor produksi. Pertambahan penduduk yang cepat

muncul maka makin menambah rumit dalam usaha pembangunan di

negara sedang berkembang, karena pihak perkembangan penduduk cepat

akan menambah jumlah tenaga kerja cepat, dilain pihak negara sedang

berkembang mempunyai kemampuan sangat terbatas untuk menciptakan

kesempatan kerja baru, mengakibatkan timbul pengangguran serius baik

di kota maupun di desa dan masalah urbanisasi.

Open unemployment/ pengangguran terbuka yaitu: tenaga kerja

sepenuhnya menganggur dan disguised unemployment/ pengangguran

terbuka yaitu: pengangguran tersembunyi dan underemployment /

98

pengangguran: penggunaan tenaga kerja rendah dari jam kerja yang

normal merupakan masalah universal dihadapi negara sedang

berkembang, permasalahan kependudukan menimbulkan keadaan sulit

usaha negara sedang berkembang untuk mempercepat proses

pembangunan ekonomi yaitu: memperlambat tingkat pertumbuhan

pendapatan nasional.

Perbedaan besar antar tingkat pertumbuhan pendapatan nasional:

tingkat pertumbuhan produksi domestik (domestic product) dan tingkat

pertambahan pendapatan per kapita merupakan bukti umum disebabkan

berlaku tingkat perkembangan penduduk pesat.

Ahli ekonomi dan para perencana pembangunan bahwa

pengurangan laju pertambahan penduduk merupakan langkah penting

dan mendesak dilakukan untuk mempercepat laju pembangunan

ekonomi, dimana kebijaksanaan kependudukan dan pelaksanaan program

keluarga berencana yang baik memberi efek terhadap keinginan untuk

memperkecil jumlah keluarga, usaha penciptaan lapangan kerja

pendidikan, kesehatan bagi kelompok miskin dinegara sedang

berkembang membantu ekonomi dan substansial dan nyat terhadap

motivasi untuk memperkecil jumlah keluarga.

Unsur penting dalam kegiatan ekonomi dan usaha untuk

membangun suatu perekonomian adalah jumlah penduduk besar, bila

dibina dan memiliki keterampilan tinggi. Penduduk merupakan sumber

tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan perusahaan dan tenaga usahawan

diperlukan untuk menciptakan kegiatan ekonomi, mengakibatkan

penduduk merupakan faktor produksi, sumberdaya yang menciptakan

dan mengembangkan teknologi dan mengorganisir penggunaan berbagai

faktor produksi. Kemampuan suatu masyarakat dalam mengembangkan

teknologi dan menggunakan faktor produksi lain dengan efisien

tergantung taraf kemahiran dan pengetahuan masyarakat, dan taraf

pendidikan masyarakat merupakan satu faktor penting menentukan

kemampuan penduduk suatu negara, menyebabkan masalah pendidikan

diperhatikan analisis pembangunan ekonomi.

(3).PERSOALAN SUMBERDAYA MANUSIA DAN

PENDEKATAN

Negara sedang berkembang pada umumnya memiliki persoalan

SDM kompleks meliputi: 1).Kualitas rendah, 2).Penawaran tenaga kerja

yang melebihi permintaan, 3).Banyaknya lulusan sekolah yang

menganggur, 4).Surplus tenaga kerja tidak terdidik.

(1) Kualitas SDM

99

Umumnya sangat rendah dan kurang mobil dan dilihat dari

tingkat produktiitas tenaga kerja (productivity per man hour) bidang

produksi dan distribusi maupun dibidang penelitian ilmiah lain dan

umum kurang mobil dan tidak memiliki keterampilan, kecakapan dan

semangat kerja tinggi, karena rendah tingkat pendidikan dan siap bekerja

lapangan kerja kurang inovatif, bekerja sebagai pekerja (worker) dan

bukan employers dan pola pendidikan mempersiapkan lulusan kreatif dan

inisiatif untuk menciptakan para pengusaha (employers) harus diperluas.

(2).Penawaran tenaga kerja yang melebihi permintaan tenaga kerja

Supply of labor melebihi demand of labor merupakan masalah

dalam mengembangkan SDM, rendah tingkat investasi dan rendah

kualitas SDM merupakan penyebab rendah permintaan tenaga kerja dan

tingkat investasi tinggi, tapi tingkat permintaan tenaga kerja lokal tetap

rendah, karena dibutuhkan untuk investasi tertentu adalah tenaga kerja

memiliki kualifikasi tertentu. Sektor modern: tingkat teknologi tinggi,

maka dibutuhkan tenaga kerja menguasai teknologi. Negara sedang

berkembang tenaga kerja kurang, sehingga tidak jarang untuk

mendatangkan tenaga kerja asing dengan jenjang tingkat upah mencolok

dan tenaga kerja lokal kurang bersaing di bursa kerja nasional maupun

internasional, mengakibatkan tenaga kerja lokal tidak terserap. Jadi,

penawaran /supply tenaga kerja melebihi permintaan/demand tenaga

kerja menimbulkan jenis pengangguran (unemployment and

underemployment) dan rendah tingkat upah.

(3).Tingginya lulusan sekolah yang menganggur

Dimana, semakin tinggi lulusan sekolah yang menganggur pada

negara sedang berkembang disebabkan oleh kurang proyeksi pendidikan

dan proyeksi lapangan pekerjaan dan kebanyakan lembaga pendidikan

hanya menghasilkan lulusan kurang marketable. Kebanyakan lembaga

pendidikan di negara sedang berkembang hanya menghasilkan worker

(pekerja) bukan employers (entrepreneur).

(4).Surplus tenaga kerja tidak terdidik

Umumnya adalah melek huruf dan berpikir tradisional dan sulit

disalurkan pada lapangan kerja yang diperlukan.

Ada 4 (empat) pendekatan untuk mengatasi persoalan SDM yaitu:

1).Pendekatan koefisien input tetap (the fixed input-coeficient approach)

yaitu: suatu pendekatan mengutamakan koefisien tingkat pendidikan

yang diperlukan oleh setiap sektor berdasarkan tingkat pendidikan

diperlukan.

2).Pendekatan elastisitas (the infinite price-elasticity of demand

approach) yaitu: pendekatan menggambarkan berapa banyak orang yang

100

berpendidikan dan berketrampilan khusu dapat menghasilkan (produktif)

tapi tingkat upah yang rendah.

3).Pendekatan linear programming (linear programming approach)

yaitu: pendekatan mengutamakan perhitungan tingkat pendidikan dan

keterampilan diperlukan oleh setiap sektor, estimasi produtivitas

keterampilan dan pendidikan setiap sektor, proyeksi output di masa akan

datang, apakah memaksimumkan GNP atau tidak?

4).Pendekatan tingkat pengembalian pendidikan atau pendekatan manfaat

(the return to education approach) yaitu: estimasi tingkat pengembalian

(return) setiap tipe investasi pendidikan dan tingkat skill dan pendidikan

menguntungkan yang diperlukan.

Tingkat pendidikan masyarakat tinggi dapat membantu

mempercepat pembangunan ekonomi. Faktor yang menyebabkan perlu

mengembangkan tingkat pendidikan didalam usaha untuk membangun

perekonomian adalah: pertama, pendidikan tinggi memperluas

pengetahuan masyarakat dan mempertinggi rasionalitas pengetahuan,

kedua, pendidikan mungkin masyarakat mempelajari pengetahuan teknik

diperlukan untuk memimpin dan menjalankan perusahaan modern,

ketiga, pengetahuan baik diperoleh dari pendidikan dapat perangsang

untuk menciptakan pembaharuan dalam bidang teknik, ekonomi dan

aspek kehidupan masyarakat lainnya.

Jadi, tingkat pendidikan tinggi akan menjamin perbaikan terus

berlangsung dalam tingkat teknologi digunakan masyarakat.

Negara maju tingkat pendidikan pesat dapat mendorong kemajuan

teknologi pesat dan lahir tenaga professional dibidang teknologi dan

berkembang teknologi mutahir merupakan bukti empiris dari kemajuan

di bidang pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan masyarakat

dan perkembangan teknologi berpacu untuk mempertahankan tingkat

pertumbuhan ada. Sebaliknya negara sedang berkembang tingkat

pendidikan tidak tinggi dan tinggi angka buta huruf. Kepentingan relatif

dan menghadapi masalah pendidikan bersifat kuantitatif yaitu: kurang

tenaga kependidikan menghadapi masalah pendidikan bersifat kualitatif

yaitu mutu pendidikan rendah dan dinegara sedang berkembang rendah

daripada negara maju. Jadi mutu pendidikan rendah bukan berarti

merosot mutu pendidikan, tapi tingkat kemajuan pendidikan tidak

mampu mengejar kemajuan teknologi negara sudah maju.

Hia Mynt, “the economics of development countries”(1965)

dimana kegagalan missal dan penurunan umum standar akademis

cenderung menurunkan efisiensi para sarjana dan sarjana yang

diperkerjakan pada sektor swasta dan sektor negara dan tidak

101

memberikan harapan bagi pembentukan kepemimpinan dinamis bagi

pembangunan ekonomi. Karena tidak ada perencanaan tenaga kerja dan

pendidikan siap pakai, maka permintaan terhadap tenaga kerja tidak

sanggup memenuhinya. Cepat atau lambat dalam pengembangan

pendidikan negara sedang berkembang menghadapi problema eksplosif

berkenan ketidakpuasan dan frustasi problem pengangguran sarjana

(Jhingan, 1988; 527).

Sadono Sukirno mengemukakan faktor menimbulkan keadaan

tingkat mutu pendidikan di negara sedang berkembang rendah yaitu:

(1).Mutu pendidikan yang rendah disebabkan karena kekurangan biaya

yang dapat disediakan, (2).Kurangnya buku teks yang sesuai dengan

kepentingan dan keadaan negara bersangkutan digunakan dan

didatangkan dari negara barat mempunyai dasar analisis serta struktur

belum pasti digunakan dinegara sedang berkembang, sehingga buku barat

sukar dipraktekkan bagi kepentingan kehidupan sehari-hari,

(3).Kurangnya fasilitas dan gaji rendah mengurangi gairah para pengajar

dan para mahasiswa dengan sebaiknya dan fasilitas perpusatakaan

dilengkapi buku teks yang relevan, laboratorium dan alat teknis untuk

melakukan percobaan keadaan sangat kurang (Sukirno, 1985:199-200).

Gaji rendah memperburuk keadaan karena para

pengajar/guru/dosen terpaksa harus mencari tambahan pendapatan

dengan bekerja di bidang lain, dan mengurangi waktu disediakan untuk

menyempurnakan kandungan pelajaran yang diberikan. Masalah

kuantitatif adalah masalah ketidaksesuaian diantara corak pendidikan

diberikan corak pendidikan sebenarnya harus diberikan atau diperlukan

di negara sedang berkembang. Sebagian besar penduduk negara dunia

ketiga adalah terlibat langsung dalam kegiatan pertanian dan didesa,

maka pembangunan pedesaan tidak boleh dilihat perpektif luas.

Philip H.Coombs seorang tipologi ekonomi pendidikan mencakup

4 (empat) kelompok: 1).Pendidikan dasar atau umum: pendidikan dasar,

baca tulis, hitung dan pengetahuan elementer tentang sains dan

lingkungan hidup oleh SD, SMP, SMU umum ingin dicapai;

2).Pendidikan Kesejahteraan Keluarga: terutama untuk mendalami

pengetahuan, keterampilan, dan sikap berguna untuk memperbaiki

kualitas kehidupan keluarga, termasuk kesehatan dan nutrisi, rumah sehat

dan perawatan anak, membangun rumah dan perbaikan, keluarga

berencana, dan sebagainya; 3).Pendidikan Kesejahteraan Masyarakat:

untuk memperkuat lembaga kemasyarakatan baik lokal maupun nasional,

koperasi, proyek kemasyarakatan; 4). Pendidikan Keterampilan Kerja

untuk mengembangkan pengetahuan dan kecakapan khusus berkaitan

102

dengan aktivitas ekonomi dan bermanfaat bagi usaha membina

kehidupan.

Program pendidikan yang efektif dan diatur dengan baik serta

cocok untuk semua pekerjaan adalah sangat diperlukan untuk menunjang

pembangunan pedesaan.

Philip H.Coombs and Manzoor Ahmad, “Attacking Rural

Proverty”; “How Non-Formal Education Can Help”, John Hopkins

University Press. 1974, hal.15:Kelompok Pekerja dan Kebutuhan

Pengajaran

A.ORANG TERLIBAT LANGSUNG DI DALAM PERTANIAN

Kelompok pekerjaan: 1.Petani komersial, 2.Keluarga petani

subsisten dan semi subsisten, 3.Buruh tani:

Tipe Kebutuhan Pengajaran:

(a).Perencanaan dan manajemen tanah, pengambilan keputusan

yang rasional, pencatatan, perputaran biaya dan pendapatan,

penggunaan kredit;

(b).Aplikasi masukan baru, varietas bibit, praktik pengolahan

pertanian lebih baik;

(c).Penyimpangan, prosesing dan cadangan pangan;

(d).Keterampilan tambahan mengenai pemeliharaan dan

peningkatan lahan, pekerjaan sambilan untuk memperoleh

penghasilan tambahan;

(e).Pengetahuan tentang pelayanan pemerintah, kebijaksanaan,

program dan target pemerintah,

(f).Pengetahuan dan keterampilan mengenai kesejahteraan

keluarga,seperti:kesehatan, perawatan anak dan keluarga

berencana;

(g).Keahlian masyarakat (contoh: pengetahuan mengenai koperasi,

tentang fungsi pemerintah daerah dan pusat).

B.ORANG AKTIVITAS DI LUAR BIDANG PERTANIAN

Kelompok pekerjaan:

1).Pengecer dan pedagang besar sarana produksi pertanian.

2).Pembayaran jasa reparasi dan pemeliharaan.

3).Pengolahan dan penyimpanan komoditi pertanian.

4).Penyalur jasa perbankan dan perkreditan.

5).Tukang bangunan dan lainnya.

6).Penyalur suku cadang dan jasa.

7).Manufaktur.

103

Tipe kebutuhan pengajaran:

(a).Pengetahuan teknis yang dapat diterapkan di bidang pengadaan

dan jasa.

(b).Pengawasan kualitas/mutu barang konsumsi dan lainnya.

(c).Pengetahuan teknis tentang barang yang dikelolanya agar dapat

memberikan penjelasan kepada pelanggan carapenggunaan dan

cara pemeliharaan, dan sebagainya.

(d).Kecakapan manajemen (perencanaan, pembuatan catatan, dan

penghitungan biaya, perbaikan perbekalan, analisis pasar dan

metoda penjualan, hubungan dengan pelanggan dan karyawan,

pengetahuan mengenai jasa pemerintah, peraturan, perpajakan

dan perkreditan).

C. ORANG BERGERAK DI BIDANG JASA UMUM:

ADMINISTRATOR DESA, PERENCANAAN DAN PARA

AHLI TEKNIS

Kelompok pekerjaan:

1).Administrator pemerintah, perencanaan dan analis diberbagai

bidang.

2).Manajer, perencana, teknis I dan para pembimbing di bidang

jasa pemerintah tertentu (contoh: pertanian, transportasi,

irigasi, kesehatan, industri kecil, pendidikan dan jasa keluarga,

pemerintah daerah dan sebagainya).

3).Manajer koperasi dan asosiasi petani lainnya.

4).Manajer dan personil jasa lainnya.

Tipe kebutuhan pengajaran:

(a).Keterampilan di bidang admintrasi perencanaan,pelaksanaan,

arus informasi, aktivitas promosi;

(b).Keterampilan teknis dan manajemen mengenai spesialisasi

tertentu;

(c).Kepemimpinan dalam menggerakkan komunitas dan kegiatan

kolektif, kerja sama staf dan dukungan dari eselon.

PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PERSEDIAAN TENAGA

KERJA YANG TAK HABIS

Negara yang memiliki tenaga kerja yang tak habis-habis

pemindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor lain tidak akan

mengurangi output di sektor.

Dilihat struktur negara sedang berkembang memiliki jumlah

pendudk tidak seimbang jika dibandingkan dengan modal dan kekayaan

104

alam tersedia, mengakibatkan kegiatan ekonomi di negara berkembang

mempunyai produktivitas tenaga kerja kecil atau nol atau negatif.

Lewis proses pembangunan dalam perekonomian menghadapi

kelebihan tenaga kerja menganalisa dalam 3 (tiga) aspek yaitu:

(1).Analisis mengenai corak proses pertumbuhan ekonomi,

(2).Analisis mengenai faktor utama yang mungkin tingkat

penanaman modal menjadi bertambah tinggi dalam proses

pembangunan,

(3).Analisis mengenai faktor yang menyebabkan proses pembangunan

ekonomi tidak berlaku.

Model teori Lewis sektor ekonomi terdiri dari 2 (dua) sektor:

(a).Sektor subsistensi pedesaan tradisional ditandai produktivitas rendah

atau nol dan surplus tenaga kerja, (b).Sektor industry perkotaan modern

produktivitas tinggi dan tenaga kerja dari sektor subsistensi pedesaan

pindah secara bertahap dan surplus tenaga kerja negara sedang

berkembang tahun 1950 dan 1960.

Analisa masalah proses pembangunan Lewis menggunakan

asumsi digunakan teori Klasik diantaranya:(1).Para pengusaha selalu

berusaha memaksimumkan keuntungan, (2).Keuntungan maksimum akan

tercapai apabila tingkat produksi riil = tingkat produksi (marginal

product), (3).Selama penawaran tenaga kerja melebihi dari apa yang

diperlukan, maka tingkat upah tidak akan mengalami perubahan.

Analisis faktor penanaman modal tinggi selama proses

pembangunan menyebabkan faktor tingkat tabungan makin besar selama

proses pembangunan: sektor tradisional- sektor subsisten- sektor

pertanian-sektor modern dan faktor menyebabkan tingkat upah: kenaikan

tingkat upah akan mengurangi keuntungan di sektor modern dan

menurunkan kemampuan pengusaha untuk menanamkan modal.

Kelemahan teori Lewis diantaranya:

(1).Keuntungan diperoleh di sektor modern Lewis mempunyai

hubungan proporsional dengan kesempatan kerja dan banyak

keuntungan di sektor modern yang diinvestasikan dalam bentuk

peralatan yang menghemat tenaga kerja,

(2).Lewis ada surplus tenaga kerja di pedesaan dan pekerjaan di

daerah perkotaan dan kenyataan menunjukkan dikota banyak

pengangguran,sedangkan di pedesaan surplus tenaga kerja

sedikit,

(3).Pengupahan riil yang konstan di daerah pedesaan sampai

pengadaan tenaga kerja habis, ternyata bertentangan dengan apa

yang dialami oleh negara sedang berkembang dimana tendensi

105

kenaikan upah berjalan terus (MP.Todaro, 1983: 350-351).

C.PENUTUP

Rangkuman

Setiap masyarakat dan negara manapun, mengenai

SDA/sumberdaya alam, SDM/sumberdaya manusia, dan kemajuan

teknologi merupakan unsure penting dalam mempercepat lajunya

pembangunan ekonomi. Asal saja sumber-sumber tersebut diolah dan

dimanfaatkan sebaik mungkin. Sumberdaya manusia, sumberdaya alam

dan kemajuan teknologi yang sangat pesat, sumberdaya alam yang

berlimpah disertai dengan kemampuan manusia sebagai pengelola dan

pelaksana pembangunan yang tangguh akan mempercepat lajunya

pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan memudahkan negara

sedang berkembang bangkit secara ekonomi, karena sumberdaya

berguna, maka kegiatan ekonomi harus dibina dan diarahkan secara riil

dan sumberdaya yang akan menciptakan teknologi dan mengorganisasi

faktor-faktor produksi. Unsur pendidikan masyarakat sangat strategis

dalam mengupayakan sumberdaya manusia yang tidak terbatas.

1.Kegiatan Perkuliahan

a.Kegiatan Dosen:

1).Dengan metode ceramah bervariasi menjelaskan materi

topik / pokok bahasan 5.

2).Mengarahkan presentase dan diskusi.

3).Memberi dan menagih penugasan individu untuk tugas 5.

b.Kegiatan Mahasiswa:

1).Memperhatikan dan mengkaji penjelasan materi topik 5.

2).Melaksanakan diskusi dan presentase.

3).Menyelesaikan dan menyerahkan tugas kelompok dan

individu 5.

2. Evaluasi

a. Jenis Evaluasi :Pre test dan post test, serta partisipasi

kegiatan pembelajaran.

b.Alat Evaluasi :Tes tertulis, bahan hasil penemuan materi

pokok bahasan 5.

c. Materi Evaluasi:

1).Jelaskan konsep teknologi dan 3 pembagian penggolongan

aplikasi teknologi teknologi menurut sifatnya (teknologi

maju, adaptif, protektif)?

2).Jelaskan 3 pembagian gelombang analisis perubahan dan

106

pembaharuan teknologi di dunia menurut sejarahnya

menurut Alvin Tofler dalam buku: “The Third Wafe”?

3).Bagaimana konsep alih teknologi dan teknologi tepat guna

dan apa alasan tenologi tepat guna menurut Hadi Prayitno

(1964:4)?

4).Jelaskan konsep penduduk dan bagaimana pengembangan

dalam pembangunan ?

5).Jelaskan persoalan SDM dan bagaimana 4 pendekatan

untuk mengatasi persoalan SDM?

6).Faktor-faktor apa saja yang timbul keadaan tingkat mutu

pendidikan di negara sedang berkembang rendah menurut

Sadono Sukirno?

7).Apa saja peranan pendidikan di negara berkembang ?

8).Faktor apa yang menyebabkan mutu pendidikan rendah di

negara berkembang ?

9).Apa saja tipologi pendidikan yang cocok untuk negara

sedang berkembang?

10).Jelaskan pembagian kelompok pekerjaan dan tipe

kebutuhan pengajaran/pendidikan di negara berkembang

dan negara maju menurut Philip H.Coombs dan Manzoor

Ahmad dalam buku: “Attacking Rural Poverty”;“How Non-

Formal Education Can Help”?

11).Sebutkan 3 asumsi dari teori Klasik dalam menganalisis

masalah proses pembangunan Arthur Lewis ?

12).Apa saja 3 aspek analisis A.Lewis mengenai proses

pembangunan dalam perekonomian yang menghadapi

kelebihan tenaga kerja?

13).Kelemahan apa saja teori A. Lewis mengenai pembangunan

nasional dengan persediaan tenaga kerja yang tak habis-

habis?

14).Bagaimana fungsi pendidikan bagi sumberdaya manusia?

15).Alasan apa sajakah yang Saudara dapat mengemukakan

mengenai besarnya jumlah anak putus sekolah di negara

berkembang? Apakah yang harus Saudara lakukan untuk

mengatasinya?

16).Sebenarnya apa saja perbedaan pokok antara pendidikan

Formal dan non-formal?Berikan contoh masing-masing

Pendidikan- tidak pendidikan?

17).Sering dikatakan bahwa sistem pendidikan dibanyak negara

Dunia ketiga, terutama di daerah pedesaan, tidak cocok

107

dengan kebutuhan pembangunan ekonomi dan sosial yang

sebenarnya. Apakah analisa Saudara atau tidak dengan

pernyataan ini? Jelaskan alasan-alasannya?

18).Jelaskan mengapa “biaya” dan “manfaat” relatif dari

pendidikan tinggi di negara berkembang lebih tinggi

daripada yang ada di negara maju?

19).Sebenarnya apa yang menjadi analisa Saudara atas

diberikan subsidi bagi pendidikan tinggi dibanyak negara

berkembang? Menurut pendapat Saudara, apakah analisa

bisa diterima bila ditinjau dari sudut pandangan ekonomi?

Jelaskan analisisnya?

20).Apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi pendidikan?

Menurut pendapat Saudara, sejauh manakah perencanaan

pendidikan dan pengambilan kebijakannya harus didasarkan

berbagai pertimbangan dan pengambilan kebijakannya harus

didasarkan berbagai pertimbangan ekonomi? Jelaskan dan

berikan contoh aktual maupun hipotesis?

21).Apakah saja hubungan antara sistem pendidikan, pasar

tenaga kerja, dan penentu penyerapan tenaga kerja di

negara sedang berkembang? Jelaskan mengenai proses yang

lambat laun menjadikan bidang pendidikan hanya sebagai

suatu tempat pelarian sehubungan dengan sulit memperoleh

pekerjaan di sektor modern?

22).Perbedaan antara segenap biaya dan manfaat pendidikan

berskala individual dari skala sosial. Faktor ekonomi apa

saja yang mengakibatkan melebarnya perbedaan penilaian

secara sosial dan individu atas segala biaya dan manfaat

pendidikan? Haruskah pemerintah turun tangan mengatasi

perbedaan melalui penerapan serangkaian kebijakan

pendidikan dan kebijakan ekonomi secara khusus?

Jelaskan pendapat Saudara?

23).Apakah pendidikan mampu mempercepat pertumbuhan

ekonomi? Mengapa?

24).Apakah sisitem pendidikan yang terdapat di negara dunia

ketiga dewasa ini cenderung untuk memperbaiki,

memperparah, atau tidak memberikan pengaruh sama

sekali terhadap ketimpangan dan kemiskinan? Jelaskan

analisa Saudara, disertai referensi kondisi aktual suatu

negara dunia ketiga ?

25).Apakah pendidikan turut merangsang terjadi arus migrasi

108

secara besar-besaran dari daerah pedesaan ke kota?

26).Apakah pendidikan bagi kaum wanita cenderung menurun

fertilitasnya?

27).Apakah sistem pendidikan yang terdapat diberbagai

negara berkembang benar-benar mampu memberikan

andil berarti bagi upaya meningkatkan pembangunan

daerah pedesaan? Jelaskan?

28).Faktor apa saja yang mendorong terjadi migrasi

internasional di kalangan tenaga professional yang

berpendidikan tinggi dari negara berkembang ke negara

maju?

29).Sebutkan faktor internal dan eksternal dan bagaimana

cara kebijakan dari pemerintah dapat mempengaruhi dan

menjadikan sistem pendidikan lebih bermakna serta

bermanfaat secara positif bagi upaya pembangunan secara

keseluruhan?

30).Mengapa kesehatan dan pendidikan terkait sangat erat

dengan tantangan pembangunan yang harus dibangun?

31).Tantangan dalam bidang kesehatan dan pendidikan

apakah yang paling besar pada saat ini? Mengapa sangat

sulit dipecahkan?

32).Faktor apa sajakah menentukan baik tidak serta adil tidak

sebuah sistem kesehatan? Sistem pendidikan yang

bagaimana?

33).Konsekuensi apa sajakah yang dapat terjadi dari bias

gender dalam kesehatan dan pendidikan?

34).Apakah yang disebut sebagai pendekatan modal manusia

dalam bidang kesehatan dan pendidikan? Menurut

Saudara, apa sajakah kekuatan dan kelemahan penting?

35).Strategi apa sajakah yang digunakan untuk mengatasi

masalah buruh anak-anak? Apa sajakah kekuatan dan

kelemahan dari strateginya?

36).Apakah hubungan antara kesehatan dan pendidikan di 1

(satu) sisi, dengan produktivitas dan pendapatan di sisi

yang lain?

37).Apa sajakah yang dapat dilakukan pemerintah untuk

membuat sistem kesehatan yang adil?

109

BAB VI

PERANAN PERDAGANGAN DALAM PEMBANGUNAN DAN

MASALAH HUBUNGAN INTERNASIONAL BAGI NEGARA

SEDANG BERKEMBANG

A. PENDAHULUAN

Materi pembelajaran pada bab VI ini secara umum bertujuan

memberikan pemahaman tentang peranan perdagangan dalam

pembangunan dan masalah hubungan internasional bagi negara sedang

berkembang. Secara khusus, setelah mempelajari materi bab VI ini,

diharapkan mahasiswa dapat: 1). Menjelaskan peranan perdagangan

dalam pembangunan, 2).Menyebutkan neraca pembayaran dan

kebijaksanaan perdagangan luar negeri, 3). Menjelaskan

interdepedensi global dan tata ekonomi dunia baru.

B. PENYAJIAN MATERI

PERANAN PERDAGANGAN DALAM PEMBANGUNAN

Keuntungan dari perdagangan internasional adalah adanya

kenaikan produksi dan konsumsi barang dan jasa serta keuntungan dari

kenaikan produksi dan konsumsi disebut: “doktrin vent for surplus”.

Menurut ahli ekonomi David Ricardo dan John Stuart Mill menganggap

perdagangan internasional sebagai mesin pertumbuhan ekonomi (engine

of growth) konsep dan pandangan tetap berlaku hingga dewasa ini.

*Bagaimana perdagangan internasional mempengaruhi tingkat,

struktur dan sifat-sifat atau karakter pertumbuhan ekonomi negara

sedang berkembang?

*Dalam kondisi yang bagaimana perdagangan internasional mampu

menolongnegara sedang berkembang mencapai sasaran

pembangunan ekonomi?

Adam Smith adalah ahli ekonomi klasik pertama mengemukakan

tentang kemungkinan diperoleh keuntungan (gain from trade) dari

perdagangan internasional berupa: kenaikan produksi dan konsumsi

barang dan jasa dimana ada perdagangan luar negeri suatu negara dapat

menaikkan produksi barang tidak dapat dijual dalam negeri, tapi masih

laku di luarnegeri, sehingga terjadi ekspor impor antar suatu negara dan

terjadi perluasan pasar terjadi mendorong sektor produktif untuk

menggunakan teknik produksi tinggi yang diimpor dari luar negeri

sehingga perluasan pasar sebagai akibat keuntungan dari perdagangan

luar negeri Adam Smit disebut: “teori doctrin vent for surplus” kemudian

diterapkan di negara sedang berkembang sarjana ekonomi Burma Hla

110

Myint dimana terbuka pasar dunia dapat memberi kesempatan kepada

negara agraris untuk memanfaatkan sumberdaya yang dahulu

“underemployed” agar menghasilkan output ekspor ke luar negeri.

Doctrin productivity adalah kenaikan produksi akibat adanya perluasan

pasar yang mendorong perbaikan teknologi dan spesialisasi sehingga

produktivitas meningkat. John Stuart Mill menganggap bahwa

perdagangan luar negeri dan hubungan ekonomi dengan negara lain dapat

mempertinggi tingkat produktivitas kegiatan produksi dan faktor yang

menyebabkan perdagangan luar negeri menciptakan produksi karena

adanya perluasan pasar dan mendorong perbaikan teknologi dan

mempertinggi spesialisasi dan efisiensi dengan mengadakan inovasinya

serta timbul keuntungan kenaikan tingkat produksi sebagai akibat ada

hubungan ekonomi luarnegeri.

Sumbangan perdagangan luarnegeri terhadap pembangunan

ekonomi adalah:1).memperluas pasar,2). Mempertinggi tingkat

teknologi, 3).menaikkan produksi barang yang masih laku diluar negeri.

Masalah yang dihadapi dalam perdagangan luar negeri meliputi:

1).hambatan kenaikan volume ekspor karena adanya persaingan,

2).penurunan term of trade barang primer, 3).terjadi fluktuasi barang

primer. Jadi, pemerintah menggalakkan diversifikasi ekspor dimana

dilakukan untuk menstabilkan pendapatan ekspor dan memperbaiki

neraca pembayaran internasional.

NERACA PEMBAYARAN DAN KEBIJAKSANAAN EKONOMI

LUAR NEGERI

Neraca pembayaran menyangkut 2 (dua) arus aliran sumberdaya

yaitu: arus dana investasi asing dan arus sumberdana pemerintah berupa

bantuan luar negeri.

Dua arus aliran sumberdaya keuangan neraca pembayaran

penting yaitu: (1).Arus dana investasi asing dan sumber dana lainnya dan

masuk melalui sarana modern perusahaan multinasional (Multinational

Cooperation), (2).Arus sumberdaya pemerintah berupa bantuan luar

negeri, baik bilateral maupun multilateral.

3(tiga) komponen penting dalam neraca pembayaran suatu negara

yaitu:(1).Komponen rekening arus (Current Account) merupakan arus

barang dan jasa dalam bentuk ekspor dan impor suatu negera dalam

1(satu) tahun dan menganalisis pengaruh kebijaksanaan komersial

dibidang perdagangan komoditi, (2).Rekening modal (Capital Account)

adalah merekam volume investasi swasta asing, grant dan pinjaman luar

negeri pemerintah suatu negara maupun badan moneter negara donor

111

lainnya, (3).Rekening konstan (Cash Account) memperlihatkan neraca

konstan (cadangan luar negeri dan tagihan jangka pendek).

Dewasa ini abad 21 negara dunia ketiga memiliki jumlah utang

dan beban bunga menunjukkan jumlah sangat besar melebihi pemasukan

moneter pemerintah seperti: di Amerika Latin dan negara di Asia

merupakan negara peminjam banyak jumlah utangnya dan negara sedang

berkembang memiliki DSR/debt service ratio melebih ambang batas

ditetapkan IMF/international monetary fund yaitu 20 % dimana : “bila

DSR suatu negara diatas 35 %, maka suatu negara dinyatakan bahaya

secara ekonomi”.

Untuk menghadapi neraca pembayaran defisit dapat dilakukan:

(1).memperbaiki rekening konstan, (2).meningkatkan penanaman modal

asing, (3).Kebijakan outward dan inward, (4).adanya pembaharuan tata

ekonomi dunia baru.

Hipotesis menggambarkan neraca pembayaran defisit sebagai

berikut: menghadapi proyeksi neraca pembayaran defisit pada rekening

koran dan modal negara sedang berkembang memiliki kebijaksanaan

ekonomi luar negeri (dewasa ini) sebagai berikut:

A. Alternatif Pertama yaitu: memperbaiki rekening arus

Untuk memperbaiki koran dilakukan Export Drive atau

mengurangi impor dilakukan peningkatan ekspor produk primer atau

produk sekunder, sedangkan untuk mengurangi impor ditempuh

kebijaksanaan substitusi impor yaitu: proteksi dan mendorong industri

dalam negeri untuk memproduksi barang yang impor atau mengadakan

pembatasan kuota impor. Kebijaksanaan lain ditempuh untuk mencapai

kedua sasaran secara simultan dan sekaligus yaitu: merubah kurs atau

nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap valuta asing, melalui uang

asing, maka nilai mata uang asing akan naik dan turun, mengakibatkan

harga barang dalam negeri dilihat dari luarnegeri murah dan merangsang

para turis asing untuk membeli barang produk dalam negeri, sedangkan

dalam negeri harga barang luar negeri mahal membatasi para importir

untuk mendatangkan barang produk luar negeri, sehingga gabungan

akibat devaluasi secara tidak langsung akan memperbaiki neraca

rekening koran.

B.Alternatif Kedua: memperbaiki posisi neraca rekening modal,

dilakukan caranya meningkatkan penanaman modal asing yang langsung

produktif maupun bantuan luar negeri yang proporsi lebih keil (yaitu

dalam bentuk grant), sehingga penanaman modal swasta asing harus

selektif mungkin jangan sampai mendorong mengalir keuntungan keluar

negeri.

112

C.Alternatif Ketiga: kebijaksanaan Outward dan Inward

Streeten (1973:1-10): kebijaksanaan outward looking tidak hanya

mendorong perdagangan bebas, tapi mengalihkan modal, buruh pekerja,

perusahaan dan teknologi akan membuka pintu bagi masuknya

Multinasional Company (MNC)serta sistem komunikasi antar bangsa

secara bebas. Sebaliknya, pandangan kedalam (inward looking)lebih baik

model pembangunan sendiri dan untuk menentukan nasib negara sendiri

sesuai “resources endowment” negeri.

Dalam pendekatan filosofis mengenai pembangunan secara

khusus strategi perdagangan komoditi 4 tahapan (Todaro, 1985:262):

1) Primer Outward Looking Policies yaitu: meningkatkan ekspor

(outward) bahan mentah dan pertanian.

2) Secondary Outward Looking Polices yaitu:peningkatan ekspor

manufaktur.

3) Primary Inward Looking Policies yaitu: industri ditujukan untuk

swasembada pangan dan bahan pokok.

4) Inward Looking Policies yaitu: swasembada di bidang manufaktur

melalui sustitusi impor.

D.PERLU PEMBAHARUAN DARI NEGARA MAJU

Todaro (1985:297) ada 4 (empat) bidang kebijaksanaan

perdagangan dan ekonomi negara maju penting artinya terhadap

perdagangan luarnegeri negara sedang berkembang di masa akan datang

yaitu: 1). Rintangan tarif dan non-tarif terhadap ekspor dari negara Less

Developed Countries, 2).Insentif ekspor negara maju, 3).Bantuan

penyesuaian (Adjustment Assistance) untuk buruh yang dipecat, karena

ekspor LDC (Less Developed Countries)murah biaya produksi karena

menggunakan sistem padat karya, 4). Pengaruh umum kebijaksanaan

ekonomi dalam negeri negara kaya terhadap perekonomian negara dunia

ketiga.

INTERDEPEDENSI GLOBAL DAN TATA EKONOMI DUNIA

BARU

Perekonomian dunia semakin kompleks konsistensi antara negara

kaya dan miskin secara gradual menjadi suatu sistem sosial internasional

interdepedensi. Ketergantungan negara sedang berkembang kepada “rest

of the world” khusus ekspor produk primer mengakibatkan tidak

fleksibel struktur ekonomi negara berkembang dan makin rawan dalam

menghadapi situasi pasar internasional sulit diramalkan. Gabungan antara

ketergantungan kepada perdagangan dunia kurang menguntungkan dan

113

tawar menawar (bargaining) lemah dan terbatas menyebabkan posisi

perekonomian negara sedang berkembang secara lokal sangat rawan dan

gampang terpengaruh oleh kebijaksanaan ekonomi dalam dan luar negeri

khusus dibuat oleh negara kaya, sehingga ketergantungan membatasi

kemampuan negara sedang berkembang untuk memanipulasi variabel

ekonomi dalam negeri seperti:tabungan, investasi, harga komoditi dan

employment.

Ada 4 (empat) rintangan kebijakan ekonomi negara maju yang

menghambat negara sedang berkembang yaitu: 1).perdagangan dunia,

2).bantuan luar negeri, 3).bantuan swasta asing, 4).inflasi dunia.

Sehubungan konteks perdagangan tidak adil antara negara kaya

dan miskin, berarti: adanya dukungan sumberdaya (resource

endowments) tidak adil cenderung diperkuat oleh perdagangan.

Menyebarnya “increasing returns” berpengaruh perusahaan

multinasional (mulinational company) secara mencolok serta

kemampuan untuk memanipulasikan “term of international trade” dan

pola produksi dan permintaan dunia serta gabungan antara menurun

“term of trade” menimbulkan defisit perdagangan yang kronis dan semua

interdepedensi membuat negara sedang berkembang terperangkap (lock

in) dalam ketidakadilan negara (nation state), dimana kawasan “kutub

pertumbuhan“ (growth pole) akan makin kaya, sebaliknya negara sedang

berkembang tetap ketinggalan dibelakang.

Rintangan kebijaksanaan ekonomi negara maju meliputi: 4 bidang

yaitu: 1).perdagangan dunia, 2).bantuan luar negeri, 3).bantuan swasta

asing, 4).inflasi dunia berhubungan dampak negatif kebijaksanaan

ekonomi makro negara maju.

Inflasi menjadi berlipat ganda oleh kenyataan negara maju dalam

usaha mengendalikan inflasi menempuh kebijaksanaan langsung dan

tidak langsung merugikan kesejahteraan ekonomi negara miskin dan

kontrol tarif dan non tarif terhadap impor, pemotongan bantuan finansial

dan teknik luar negeri serta kebijaksanaan penghematan ekonomi dunia

memantul perekonomian negara sedang berkembang tidak menentu.

Persoalan sangat pelik timbul setelah negara kaya sangat tergantung

kepada energi dunia ketiga. Era baru merupakan jaman serba langka

merangsang ada revisi besar didalam sistem ekonomi internasional di

negara dunia ketiga oleh rapat khusus sidang umum PBB tahun 1874

menghasilkan deklarasi controversial mengenai dibentuk “Tata Ekonomi

Internasional Baru”. “Orde Ekonomi Dunia Baru didasarkan kepada

prinsip bahwa” masing-masing negara dan masing-masing aspirasi

pembangunan berhubungan dunia kesatu, kedua, ketiga dapat

114

dihilangkan dan berubah menjadi satu: ONE WORLD, bersamaan karena

mempunyai tujuan ekonomi sama, dipimpin oleh prinsip kedamaian,

persaudaraan dan saling menghormati.

C.PENUTUP

Rangkuman

Perdagangan dan pembangunan ekonomi dalam teori ekonomi

pembangunan adalah perdagangan menjadi suatu kekuatan yang

pendorong penting bagi kelancaran pembangunan serta terciptanya

pertumbuhan ekonomi secara cepat dan dibuktikan oleh pengalaman

sejumlah negara berkembang sudah berhasil sebagai kekuatan industri

baru, seperti:Brasil, Taiwan, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Chili,

Singapura dan Cina. Dimana, akses ke pasar negara maju (suatu faktor

penting bagi promosi bagi peningkatan pendayagunaan segenap

sumberdaya atau faktor produksi tenaga kerja dan modal di negara Dunia

Ketiga sebelumnya tidak dimanfaatkan secara optimal. Peningkatan

pendapatan devisa (foreign-exchange earnings) melalui perbaikan kinerja

ekspor penting bagi negara berkembang dalam rangka menyediakan dana

dan tenaga yang dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah sumberdaya

fisik dan financial sangat langka. Selama perdagangan membuka peluang

bagi tercipta atau terlaksananya transaksi ekonomi yang menguntungkan,

maka selama perdagangan luarnegeri yang menguntungkan, maka selama

perdagangan luarnegeri bisa menjadi faktor positif yang mendorong

pertumbuhan ekonomi agregat, seperti:oleh teori tradisional.

Pertumbuhan output nasionl secara pesat ternyata hanya memberi

dampak kecil bagi pembangunan secara keseluruhan. Strategi

pertumbuhan bertumpu pada ekspor, terutama jika menikmati sebagian

besar hasil adalah pihak asing hanya mengacaukan struktur ekonomi

domestik dan membawa kearah yang salah (karena tidak melayani

kebutuhan masyarakat lokal), tapi mengabadikan dualistik internal dan

eksternal serta karakter inegaliter (tidak adil, hanya menguntungkan

kelompok tertentu) dari pertumbuhan ekonomi. Jadi, perdagangan bebas

bisa melipatgandakan pendapatan ekspor, memperbesar tingkat output

nasional, tapi belum tentu perdagangan merupakan strategi yang

tepat dan benar-benar mampu mengembang misi pembangunan ekonomi

dan sosial yang hakiki, tergantung pada karakter sektor ekspor sendiri,

pola distribusi atas segenap hasil/keuntungannya, serta kadar

keterkaitannya dengan sektor lainnya dalam perekonomian secara

keseluruhannya.

115

Aspek distribusi: keuntungan tidak adil dari perdagangan

internasional adalah negara kaya dan bagian yang diterima oleh negara

miskin bukan kecil, melainkan kecil daripada seharunya terima.

Domestik di masing-masing negara berkembang dan diuntungkan oleh

perdagangan tidak masyarakat luas, tapi hanya perusahaan asing dan

kalangan elit. Hal ini merupakan penyimpangan dan hakekat segenap

ketimpangan merupakan cerminan dari tata institusional, sosial dan

ekonomi serba tidak egaliter di dalam sistem global, dimana negara kaya

dan perusahaan multinasional menguasai sejumlah besar sumberdaya

dunia dan menyimpulkan teori perdagangan tradisional yang menonjol

kemampuan perdagangan bebas untuk memeratakan pendapatan ternyata

hanya diatas kertas, dan belum terwujud dalam kenyataan. Oleh karena

itu perdagangan bebas dengan pendidikan yang tinggi, cenderung untuk

melanggengkan berbagai bentuk ketimpangan /kesenjangan yang ada.

Skala internasional, dampak yang ditimbulkan banyak bersifat negatif,

karena tidak terkontrol dan tidak ada suatu pemerintah supranasional

mampu bertindak secara efektif untuk mengawasi, mengatasi, dan

membatasi efek yang merusak seperti: pemerintahan nasional yang

mampu, tidak teoritis, untuk mengendalikan dampak negatif perdagangan

terhdap pola distribusi kesejahteraan domestik, misalnya: melalui pajak

hasil digunakan untuk membiayai program pembangunan bagi

penduduk/wilayah kurang beruntung ada ada faktor khas seperti: prinsip

hasil semakin meningkat (increasing returns), distribusi kepemilikan

asset ekonomi dan kekuasaan internasional tidak merata, terus meningkat

peranan dan pengaruh perusahaan multinasional praktek kolusi

(berlangsung terang-terangan) antara aparat pemerintah berkuasa dengan

pihak perusahaan raksasa, serta penggabungan kekuatan pemerintahan

negara maju dan perusahaan dalam rangka memanipulasi harga

internasional, tingkat penawaran atau produksi, dan pola permintaan

penting, tidak luput dari pengamatan teori perdagangan tradisional dan

menyimpulkan negara dunia ketiga dari kegiatan perdagangan

internasional dengan negara maju tidak adil karena kecil daripada negara

berkembang.

Syarat dan kondisi dipenuhi agar perdagangan internasional

membagi negara dunia ketiga dalam memenuhi segenap aspirasi

pembangunannya adalah: kemampuan negara berkembang sendiri

(kelompok) untuk mengusahakan konsesi dagang yang menguntungkan

dari negara maju, terutama dalam bentuk penghapusan (tidak

pengurangan) berbagai macam hambatan perdagangan tarif maupun non

tarif selama menghalangi masuk produk ekspor (khusus produk

116

manufaktur padat karya) negara berkembang ke pasar negara maju,

tercapai kesepakatan Uruguay Round/ Putaran Uruguay, perdagangan

multilateral dibawah perjanjian umum mengenai tarif dan perdagangan

(GATT/ General Aggrement On Tarif And Trade) dihargai suatu upaya

mengurangi berbagai kendala perdagangan antarnegara secara serentak

dan terkoordinasikan dan negara berkembang mampu memanfaatkan

segenap sumberdaya langka secara efisien memanfaatkan segenap

sumberdaya berlimpah secara maksimum (tenaga kerja belum terserap

secara memadai) akan menentukan sejauh mana rakyat negara yang

bersangkutan mendapat keuntungan bagi penerimaan ekspor dan tingkat

keterkaitan antara sektor ekspor dengan sektor ekonomi lain sangat

berpengaruh contoh: sektor pertanian skala kecil mampu mengekspor

akan meningkatkan permintaan terhadap produk domestik, contoh:

permintaan terhadap peralatan rumbah tangga buatan dalam negeri dan

pendapatan ekspor dari sektor manufaktur padat modal biasa digunakan

untuk membeli produk impor yang mahal buatan negara yang kaya dan

semua tergantung pada sebaik apa negara berkembang (terutama pihak

pemerintahnya) dapat mengawasi, mempengaruhi dan mengenalikan

sepak terjang perusahaan asing swasta dan kemampuan negara untuk

menjamin pembagian keuntungan yang adil kepada seluruh lapisan

masyarakat penting.

Negara berkembang terbatas sumberdaya dan ukuran pasar tidak

mandiri, tapi peluang untuk mempertahankan kelangsungan hidup (untuk

mendapat bahan pangan cukup) tergantung pada pasokan dari luar negeri,

tidak ada pilihan untuk berusaha berdagang guna memperoleh devisa

untuk membeli bahan kebutuhan pokok dan sumberdaya dari luar negeri,

ketidakadilan dan penyimpangan terhadap kepentingan pembangunan

negara berkembang dalam jangka panjang, sistem ekonomi internasional

sebagai kesempatan untuk mendapat sumberdaya modal dan teknologi

yang langka dan dibutuhkan sangat dipengaruhi oleh karakter proses

pembangunan dari suatu negara berkembang dan keuntungan jangka

panjang dari hubungan perdagangan diantara sesame negara berkembang

melalui pembentukan kerangka blok perdagangan regional (regional

trading blocs)seperti: Pasar Bersama Eropa (Uni Eropa/UE), hal –hal

mengenai penawaran suatu prospek lebih baik bagi tercipta strategi

pembangunan yang seimbang dan terdiversifikasi, dibandingkan standar

hubungan dagang tidak seimbang antara negara berkembang secara

individual negara maju dan kaya sumber mineral dan bahan mentah,

terutama berhasil menciptakan suatu posisi tawar menawar (bargaing

position) tangguh dalam menghadapi kelompok negara maju dan

117

perusahaan multinasional menjadi konsumen produk, contoh: negara

anggota OPEC, perdagangan internasional sudah dan merupakan sumber

utama pendapatan devisa guna membiayai segenap program dan usaha

pembangunan negara Indonesia.

Negara dunia ketiga memadukan tercipta perdagangan bebas

antarnegara secara individual dan peningkatan kerjasama negara

berkembang sebagai suatu kelompok untuk mempromosikan suatu

kemandirian kolektif (collective self-reliance):negara berkembang

berhasil mencapai kemakmuran dalam kerangka perdagangan global

yang ada (negara industri baru), tapi dirugikan banyak dan banyak

perekonomian bergantung pada negara maju. Fakta ada ketimpangan

mencolok dalam kekuatan dan kemakmuran internasional, sebagai

kebijakan perdagangan bebas dan pemerataan pola distribusi keuntungan

perdagangan internasional tinggal kertas dan karena selalu dirusak oleh

kelompok negara kaya dan perusahaan multinasional kuat mengejar

kepentingan bisnis dan nasional sendiri, sehingga negara dunia ketiga

bersikap selektif dalam menjalin hubungan ekonomi dengan negara maju

dan diupayakan ekspansi ekspor memperhatikan kewaspadaan agar tidak

terperangkap dalam kontrak dagang/investasi kontrol terhadap

perdagangan dan setiap peluang perdangangan menguntungkan pihak

luar dan negara berkembang berusaha memperbesar peranan dan pangsa

pasar dalam perdagangan dunia serta menjalin dan memperkokoh

kerangka kerjasama ekonomi dengan negara berkembang terinspirasi dari

kepentingang bersama dan negara dunia ketiga memiliki sumberdaya

untuk mengatasi keterbatasan daya serap pasar untuk mewujudkna

aspirasi pembangunan dan pola perdagangan dunia tidak adil, di

dominasi teknologi asing, ketidaksempurnaan pasar, kemampuan untuk

mempengaruhi kekuatan tawar menawar di pasar luas dan mendapat

persetujuan dengan pihak investor dan eksportir asing dan

merealisasikan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama

perdagangan di dunia dan persaingan politik antar kawasan batas negara

yang terpisah dan tidak merata untuk memperoleh keuntungan riil

potensial dari spesialisasi dan perdagangan sendiri dengan

meminimumkan dampak hambatan pembangunan merupakan hasil dari

sistem perdagangan dan ekonomi dunia saat ini didominasi negara kaya

dan perusahaan multinasional kuat dan untuk mendapat keuntungan dari

perdagangan internasional.

118

C.PENUTUP

1.Kegiatan Perkuliahan

a.Kegiatan Dosen:

1).Dengan metode ceramah bervariasi menjelaskan materi

topik / pokok bahasan 6.

2).Mengarahkan presentase dan diskusi.

3).Memberi dan menagih penugasan individu untuk tugas 6.

b.Kegiatan Mahasiswa:

1).Memperhatikan dan mengkaji penjelasan materi topik 6.

2).Melaksanakan diskusi dan presentase.

3).Menyelesaikan dan menyerahkan tugas kelompok dan

individu 6.

2. Evaluasi

a. Jenis Evaluasi :Pre test dan post test, serta partisipasi

kegiatan pembelajaran.

b.Alat Evaluasi :Tes tertulis, bahan hasil penemuan materi

pokok bahasan 6.

c. Materi Evaluasi:

1).Bagaimana perdagangan internasional mempengaruhi

tingkat, struktur dan sifat-sifat atau karakter pertumbuhan

ekonomi negara sedang berkembang?

2).Dalam kondisi yang bagaimana perdagangan internasional

mampu menolong negara sedang berkembang mencapai

sasaran pembangunan ekonomi?

119

BAB VII

TINDAKAN DOMESTIK DAN UPAYA INTERNASIONALISME

DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI

A.PENDAHULUAN

Materi pembelajaran pada bab VII ini secara umum bertujuan

memberikan pemahaman mengenai tindakan domestik dan upaya

internasionalisme dan kebijaksanaan pembangunan ekonomi. Secara

khusus, setelah mempelajari materi bab VII ini, diharapkan mahasiswa

dapat: menjelaskan tindakan domestik pembangunan ekonomi di

dunia:1).menjelaskan pembentukan modal dalam pembangunan ekonomi,

2).menggambarkan konsep pengangguran tersembunyi sebagai potensi

tabungan dalam pembangunan ekonomi,3).menjelaskan manfaat peranan

pertanian didalam pembangunan ekonoi,4).menjelaskan kebijaksanaan

moneter dan fiskal dalam pembangunan ekonomi, 5).menggambarkan

konsep keuangan defisit sebagai piranti pembangunan ekonomi,

6).menjelaskan kebijaksanaan harga dalam pembangunan ekonomi,

7).menggambarkan pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan

ekonomi, 8). Menjelaskan pembentukan modal manusia, 9).menjelaskan

kewiraswastaan dalam pembangunan ekonomi, 10).menjelaskan peranan

pemerintah dalam pembangunan ekonomi; dan upaya internasionalisme

pembangunan ekonomi di dunia; 11).menjelaskan peranan perdagangan

luarnegeri dalam pembangunan ekonomi, 12).menggambarkan

kebijaksanaan perdagangan dalam pembangunan ekonomi,

13).menjelaskan peranan modal asing dalam pembangunan ekonomi dan

2 jurang model bantuan luar negeri di dunia, 14).menjelaskan penanaman

modal asing swasta di dunia, 15). Penanaman modal asing negara; serta

kebijaksanaan pembangunan ekonomi di dunia: 16).menggambarkan

peranan analisis ekonomi dalam perumusan kebijaksanaan pembangunan,

17).menjelaskan proses multiplier di negara sedang berkembang,

18).menggambarkan tindakan domestik dibidang moneter dan fiskal,

19). Menjelaskan inflasi dalam pembangunan ekonomi di dunia.

B. PENYAJIAN MATERI

TINDAKAN DOMESTIK PEMBANGUNAN EKONOMI DI

DUNIA

(1) PEMBENTUKAN MODAL DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

120

Capital Formation (pembentukan modal) sebagai penentu utama

pertumbuhan ekonomi dan masyarakat mempergunakan seluruh aktivitas

produktif untuk kebutuhan dan keinginan konsumsi dan barang modal

seperti: perkakas dan alat-alat, mesin dan fasilitas angkutan, pabrik dan

perlengkapan segala macam bentuk modal nyata dapat meningkatkan

manfaat upaya produktif dan pengalihan sebagian sumberdaya sekarang

ada pada masyarakat ketujuan untuk meningkatkan persediaan barang

modal sehingga perluasan output dapat dikonsumsi masa depan.

Nurkse menyangkut pemupukan modal material dan

mengabaikan modal manusia dan menurut Dr. Singer, pembentukan

modal terdiri dari barang yang muncul seperti: pabrik, alat-alat dan

mesin, maupun barang tidak muncul seperti: pendidikan bermutu tinggi,

kesehatan, tradisi ilmiah dan penelitian. Menurut Kuznet,pembentukan

modal domestik tidak hanya mencakup biaya untuk konstruksi, peralatan

dan persediaan dalam negeri, tapi pengeluaran lain, kecuali pengeluaran

diperlukan untuk mempertahankan output pada tingkat yang ada,

mencakup pembiyaaan untuk pendidikan, rekreasi dan barang mewah

memberikan kesejahteraan dan produktivitas lebih pada individu dan

semua pengeluaran masyarakat berfungsi untuk meningkatkan moral

penduduk yang bekerja dan pembentukan modal meliputi: modal

material dan modal manusia.

Penting pembentukan mdal /pengumpulan modal dipandang

sebagai satu faktor dan utama dalam pembangunan ekonomi. Nurkse,

lingkaran setan kemiskinan di negara terbelakang digunting melalui

pembentukan modal, mengakibatkan: rendah tingkat pendapatan di

negara terbelakang, maka permintaan, produksi dan investasi

rendah/kurang, sehingga menyebabkan kurang dibidang barang modal

diatasi melalui pembentukan modal, melalui persediaan mesin, alat-alat

dan perlengkapan meningkat,skala produksi meluas, overhead ekonomi

dan sosial tercipta, pembentukan modal membawa pemanfaatan penuh

sumber yang ada dan dimana pembentukan modal menghasilkan

kenaikan besar output nasional, pendapatan dan pekerjaan dan masalah

inflasi dan neraca pembayaran, membuat perekonomian bebas dari beban

utang luar negeri.

Tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah untuk membangun

peralatan modal dalam skala cukup meningkat produktivitas dibidang

pertanian, pertambangan, perkebunan dan industri. Modal diperlukan

untuk mendirikan sekolah, rumah sakit, jalan raya, jalan kereta api, dan

sebagainya. Hakikat pembangunan ekonomi adalah penciptaan modal

overhead sosial dan ekonomi, apabila laju pembentukan modal didalam

121

negeri cepat yaitu bial baigan dari pendapatan atau output masyarakat

dari pada hanya sedikit dipergunakan untuk konsumsi dan sisa ditabung

dan diinvestasikan dalam peralatan modal. Menurut Lewis masalah

pokok dalam teori pembangunan ekonomi adalah proses peningkatan

tabungan dan investasi nasional dari 4-5 % menjadi 12%-15% dari

pendapatan nasional.

Investasi dalam peralatan modal meningkatakan produksi, tapi

kesempatan kerja sehingga pembentukan modal menghasilkan kemajuan

teknik menunjang tercapai ekonomi produksi skala luas dan

meningkatkan spesialisasi dan pembentukan modal memberikan mesin,

alat dan perlengkapan bagi tenaga kerja makin meningkat dan

menguntungkan buruhnya serta menciptakan perluasan pasar untuk

membantu menghindari ketidaksempurnaan pasar melalui penciptaan

modal overhead sosial ekonomi, jadi, pemisahan lingkaran setan:

kemiskinan dari sisi penawaran dan permintaan dan pembentukan modal

membuat pembangunan ekonomi menjadi ada dan penduduk meningkat.

Negara terbelakang penduduk padat kenaikan output per kapita

berhubungan rasio modal buruh dan negara meningkatkan rasio modal

buruh terpaksa menghadapi 2 masalah yaitu: pertama, rasio modal buruh

jatuh akibat naik penduduk sehingga diperlukan investasi netto besar

untuk mengatasi kemerosotan rasio modal buruhnya, kedua, waktu

penduduk meningkat pesat menjadi sulit untuk mendapat tabungan cukup

untuk memperoleh sejumlah investasi yang diperlukan, menyebabkan

rendah pendapatan per kapita membuat kecenderungan marginal saving

di negara rendah dan salah satu masalah mempertinggi laju pembentukan

modal dan neraca pembayaran sebab ekspor barang primer dan

mengimpor barang manufaktur dan barang modal serta laju pembentukan

modal cepat maka lambat laun mengurangi kebutuhan akan modal asing

dan beban tekanan inflasioner negara sedang berkembang ditiadakan

dengan meningkat pembentukan modal mempengaruhi kesejahteraan

ekonomi suatu bangsa dan kenaikan laju pembentukan modal maka akan

menaikkan tingkat pendapatan nasional tergantung kenaikan laju

pembentukan modal merupakan jalan kelur/solusi utama dari masalah

rumit negara terbelakang dan kunci utama menuju pembangunan

ekonomi.

SEBAB RENDAHNYA LAJU PEMBENTUKAN MODAL

Alasan pokok rendah tingkat pembentukan modal di negara

terbelakang sebagai berikut: 1).Pendapatan rendah, 2).Produktivitas

rendah,3).Alasan kependudukan,4).Kekurangan wiraswasta, 5).Kurang

122

Overhead Ekonomi,6).Kurang peralatan modal, 7).Ketimpangan dalam

distribusi pendapatan,8).Pasar sempit, 9).Kekurangan lembaga keuangan,

10).Keterbelakangan ekonomi, 11).Keterbelakangan teknologi,

12).Anggaran defisit, 13).Kenaikan pajak, 14).Demonstration Effect:

setiap orang terdorong untuk meniru gaya hidup tetangga makmur,

disebabkan oleh film asing, majalah asing, kunjungan ke luarnegeri

mengakibatkan kenaikan pendapatan dibelajakan lebih besar konsumsi

barang mewah dan tabungan statis dan tidak atau laju pembentukan

modal gagal meningkat.

SUMBER TABUNGAN

Negara terbelakang laju tabungan sukarela pribadi sangat rendah,

karena rendah tingkat pendapatan dan tinggi kecenderungan berkonsumsi

dan petani pendapatan sama dan menabung lebih banyak daripada buruh

bekerja di kota dan kelas penerima upah/gaji :kelas menengah merupakan

sumber tabungan dan tabungan bisnis dan tabungan perusahaan dalam

bentuk keuntungan didistribusikan dan tidak didistribusikan.

Permasalahan pengerahan tabungan swasta domestik mempunyai

2 (dua) sifat ganda yaitu: pertama, masalah meningkatkan tabungan

bisnis, dan mempermudah penggunaan tabungan secara efektif, kedua,

masalah merangsang individu agar menabung lebih banyak dan

membiarkan tabungan digunakan untuk membiayai investasi mendorong

pertumbuhan ekonomi. Salah satu ciri pertumbuhan ekonomi adalah naik

sumbangan pemerintah di dalam pendapatan nasional: negara

terbelakang: < 5% dan dan negara industry: > 10 %.

SUMBER PEMBENTUKAN MODAL

Proses pembentukan modal menyangkut 3 langkah yaitu:

1).Meningkatkan volume tabungan nyata, 2).Mengerahkan tabungan

melalui lembaga kredit dan keuangan,3).Menginvestasikan tabungan.

Masalah pembentukan modal di negara terbelakang menjadi 2

kali lipat yaitu:1).Bagaimana meningkatkan kecenderungan menabung

penduduk kelompok berpendatan rendah, 2).Bagaimana mempergunakan

tabungan uang bagi pembentukan modal.

Sumber pembentukan modal digolongkan 2:

1).Domestik: a).kenaikan pendapatan nasional, b).pengurangan konsumsi,

c).penggalakan tabungan, d).pendirian lembaga keuangan,

e).mengerahkan simpanan emas, f).mengabadikan kepincangan

pendapatan, g).meningkatkan keuntungan, h).langkah fiskal dan moneter,

i).memanfaatkan tenaga penganggur tersembunyi.

123

2).Eksternal: a).modal asing, b).pembatasan impor barang konsumsi,

c).terms of trade yang berat sebelah.

(a).Sumber Domestik

Sumber domestik pembentukan modal sebagai berikut:

1).kenaikan pendapatan nasional,2).penggalakan tabungan, 3).pendirian

lembaga keuangan, 4).tabungan desa, 5).simpanan emas,

6).mempertahankan kepincangan pendapatan,7).peningkatan keuntungan,

Sumbangan keuntungan nasional dalam pendapatan nasional

dapat dinaikkan dengan memperluas sektor kapitalis dalam

perekonomian adalah:1).beberapa perlindungan hukum harus diberikan

kepada investor swasta dari bahaya kemusnahan, 2).teknik pinjam

meminjam oleh perusahaan swasta harus diubah dalam rangka

memperkecil resiko kehilangan modal dan bank industry dan lembaga

khusus lain seperti: lembaga mendapatkan sumber keuangan dari

pemerintah, perusahaan pembangunan dan trust investasi harus

didirikan,3).sektor kapitalis dapat berkembang dengan cepat apabila

iklim investasi sangat menguntungkan dan kenaikan produktivitas

menghasilkan keuntungan dan meningkat karena persediaan buruh dan

upah rendah, kemajuan teknologi, perluasan pasar, penemuan geografis

dan perluasan overhead sosial, dimana semakin cepat berkembang

kesempatan untuk investasi produktif, maka akan semakin cepat

keuntungan berkembang dan semakin besar pembentukan modal,

4).inflasi rendah meningkatkan keuntungan dibandingkan pendapatan

lain, dimana keuntungan naik, investasi naik, laju pembentukan modal

naik dan keuntungan meningkat, tidak ada inflasi karena perubahan

teknologi dan kelembagaan dan keuntungan dinaikan dengan memberi

subsidi, potongan pajak, penyediaan cukup bahan mentah dan peralatan

modal, pembatasan impor barang kompetitif, pengendalian upah dan

serikat buruh dan pembelian barang industry oleh pemerintah, tapi

tindakan menciptakan invested interest dan membawa mal distribusi

sumber dalam perekonomian, 5).tindakan fiskal berupa:anggaran surplus

melalui peningkatan pajak, pengurangan pengeluaran pemerintah,

perluasan sektor ekspor, meningkat uang dengan pinjaman masyarakat,

pembelanjaan defisit, pemerintah menaikkan tabungan dengan

menyelenggaran BUMN efisien sehingga memperoleh keuntungan lebih

besar,dan pemerintah mengembangkan kebijaksanaan tabungan jangka

panjang orientasi pertumbuhan ekonomi sehingga tabungan akan naik

dan pembangunan memasuki tahap tinggal landas dan pajak merupakan

salah satu alat utama untuk mengurangi konsumsi swasta dan

mengalihakan sumber kepada pemerintah terselenggara investasi

124

produktif dan pajak mendorong pembentukan modal melalui 2 cara:

a).mengalihkan sumber swasta kepada negara untuk dipergunakan dalam

saluran diinginkan, b).menyediakan rangsangan kepada sektor swasta.

Dimana, menimbulkan 2 permasalahan pajak: a).berapa banyak pajak

harus dinaikkan, b).bagaimana pajak harus dialokasikan. Pajak ada 2:

1).pajak langsung dan 2).pajak tidak langsung. Pinjaman publik

merupakan alat penting untuk mengalihakn sumber dari bidang tidak

produktif ke produktif dan ruang lingkup pinjaman adalah: rendah tingkat

pendapatan, tabungan, tinggi kecenderungan konsumsi dan untuk

membuat pinjaman publik berhasil dilakukan kampanye bersama melalui

penerangan dan pendidikan sosial, didirikan jaringan badan tingkat

menengah dalam bentuk: bank tabungan, bank komersial, perusahaan

asuransi, trust, lembaga jaminan sosial, bursa saham terorganisasi.

Nurkse menyarankan tabungan paksa: apabila pinjaman dari masyarakat

secara sukarela tidak berhasil.

9).Inflasi merupakan kebijaksanaan potensial sebagai pajak

tersembunyi/tidak kelihatan, dimana: “bila harga naik, maka kenaikan

harga akan mengurangi konsumsi dan mengalihkan sumber dari

konsumsi uang ke investasi”, maka pemerintah menciptakan iflasi

melalui jalan: menerbitkan uang kertas lebih banyak keperedaran, untuk

memenuhi keperluannya dan inflasi meningkatkan tabungan, tapi

mengorbankan standar kehidupan masyarakat diman menaikkan harga

dan biaya, arinya mengurangi ekspor ke pasar dunia dan inflasi sebagai

suatu metode pembentukan modal dan membawa banyak kerugian

daripada keuntungan, kecuali bila pemerintah mengambil langkah

penangkal.

10). Keuntungan Badan Usaha Negara: menerima dana dari pasar bebas

dalam bentuk modal bersih (equity capital) dan utang obligasi (bonded

debt) menerima langsung dari pemerintah dan mendapat pinjaman dari

luar neger berkolaborasi perusahaan asing sebagai modal kerja dan

membantu mengorganisasi pasar uang dan modal dalam mengerahkan

tabungan domestik bagi pembentukan modal.

11).Pemanfaatan pengangguran tersembunyi: menurut Nurkse, salah satu

sumber penting pembentukan modal tabungan potensial tersembunyi

didalam pengangguran di pedesaan negara terbelakang padat penduduk

dan proyek padat modal seperti: irigasi, jalan raya pembangunan, gedung

dan sebagainya dan pekerja baru dilengkapi alat sederhana melalui

reorganisasi pertanian, alat diimpor dan alat sendiri sehingga proyek

investasi bila sudah selesai maka akan meningkatkan output dan

pendapatan dikenai pajak dan dipergunakan untuk investasi jauh.

125

(b).Sumber Ekternal: 1).Bantuan luar negeri, 2).Pembatasan impor,

3).Terms Of Trade yang menguntungkan.

Kesimpulan pembentukan modal merupakan faktor penentu penting

dalam pembangunan ekonomi, tapi terlalu naïf bila pembangunan

ekonomi sebagai masalah pembentukan modal tidak memperhatikan

faktor politik, sosial, budaya, teknologi dan wiraswasta.

2).menggambarkan konsep pengangguran tersembunyi sebagai potensi

tabungan dalam pembangunan ekonomi,

PENGANGGURAN TERSEMBUNYI SEBAGAI POTENSI

TABUNGAN

Rossenstein-Rodan, artikel konsep pengangguran tersembunyi

dalam teori keterbelakangan : “Problems Of Industrialization Of Eastern

And South Eastern Europe”, dan Ragnar Nurkse: arti sempit dengan

teknik dan sumber produktif tertentu, produktivitas marginal buruh di

sektor pertanian negara terbelakang adalah nol dan untuk mengalihakn

kelebihan tenaga buruh dari sektor pertanian tanpa mengurangi output

total pertanian. Profesor A.K.Sen, tidak sependapat dengan penafsiran

pengangguran tersembunyi, diman: “jika produktivitas marginal buruh

pada jajaran luas adalah nol, maka mengapa sama sekali dipergunakan

buruh? Kerancuan timbul akibat: ketidakmampuan membedakan antara

tenaga dan jam kerja.

Nurkse membagi masalah pengerahan pengangguran

tersembunyi sebagai potensi tabungan 2 (dua) bagian adalah: pertama,

bagaimana memberi makan kelebihan penduduk yang dialihkan

keberbagai proyek modal, kedua, bagaimana menyediakan peralatan

kerja kepada pekerja baru.

Hambatan timbul kebocoran tertentu dalam dana makanan

tersedia untuk pembentukan modal: a).para pekerja yang baru

diperkerjakan mulai mengkonsumsi makanan lebih banyak dibandingkan

konsumsi dahulu di daerah pertanian, b).para petani yang tertinggal di

daerah pertanian sendiri mulai mengkonsumsi makanan lebih banyak dari

sebelum, c).masalah beban biaya angkut bahan makanan dari daerah

pertanian ke proyek modal.

KESULITAN KONSEP PENGANGGURAN TERSEMBUNYI

SEBAGAI POTENSI TABUNGAN

1).Kecenderungan berkonsumsi tidak konstan, 2).Masalah pengumpulan

dan pembagian surplus, 3).Surplus barang yang dapat dipasarkan tidak

meningkat, 4).Sulit mengerahkan pengangguran tersembunyi,

126

5).Mustahil mendapatkan pekerjaan tanpa pembayaran upah, 6).Hanya

berhasil dinegara totaliter, 7).Masalah inflasi dan neraca pembayaran,

8).Buruh tidak terdidik tidak mungkin menaikkan output modal tetap,

9).Asumsi tidak realistis tentang netralitas teknologi, 10).Dampak

pertambahan penduduk pada pembentukan modal, 11).Tidak dapat

diterapkan pada kegiatan produktif langsung, 12).Kemerosotan produksi,

13). 20-30% surplus tenaga kerja sama tidak tepat dan menyesatkan.

AM Khusro ada 3 metode :pengangguran tersembunyi sebagai

potensi tabungan adalah: 1).para pekerja agak menganggur

/underemployed, 2).para pekerja setengah penganggur/time lag,

3).masalah menjembatani jurang antara pekerjaan (pembayaran upah)

dan produk. Inti permasalahannya adalah: organisasi dilapangan dan

pembahasan proyek dilihat dari segi efisiensi.

3).menjelaskan manfaat peranan pertanian di dalam pembangunan

ekonoi,

PERANAN PERTANIAN DI DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan

ekonomi terletak dalam hal: (1).menyediakan surplus pangan makin

besar kepada penduduk meningkat, (2).meningkatkan permintaan akan

produk industri dan mendorong permintaan akan produk industri dan

mendorong keharusan diperluas sektor sekunder dan tersier,

3).menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang modal

bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus-menerus,

4).meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah,

5).memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan.

Kuznet laju pembentukan modal reinvestasi disebut kontribusi

produk sektor pertanian memperbesar hal: (1).pertumbuhan output neto

total perekonomian, (2).pertumbuhan output per kapita.

Johnston dan Mellor: “peningkatan produktivitas sektor pertanian

merupakan kombinasi antara penurunan input, maka penurunan harga

hasil pertanian dan peningkatan penerimaan pertanian”. Jalan keluar:

menstabilikan harga produk pertanian dan “ peralihan dari suatu

tingkatan tabungan dan pendapatan menyebabkan stagnasi ketingkatan

laju perekonomian tertentu tak dapat tercapai kecuali bila pertanian dapat

memberikan sumbangan bersih cuku pkepada pembentukan modal di

sektor negara sedang berkembang”, dan kenaikan pendapatan daerah

pedesaan sebagai akibat: surplus hasil pertanian cenderung memperbaiki

127

kesejahteraan daerah pedesaan dan surplus hasil pertanian makin

meningkat mempunyai dampak meningkat standar kehidupan sebagian

besar rakyat pedesaan.

MASALAH SURPLUS YANG DAPAT DIPASARKAN

Adalah masalah pengalokasian investasi secara sektoral antara

industry dan pertanian didalam suatu perekonomian sedang berkembang.

Menurut Maurice Dobb, “ada alasan untuk menduga surplus pertanian

yang dapat dipasarkan berperan penting di negara terbelakang didalam

menentukan batas laju industrialisasi dicapai”,sehingga perekonomian

negara terbelakang umum berorientasi pertanian, tingkat produktivitas,

pendapatan, tabungan dan investasi rendah. Peningkatan pendapatan

bersih kontan para petani dapat dimobilisasi untuk pembentukan modal

melalui 2 (dua) cara: 1).Mengalihakn produk pertanian dari sektor

pertanian sehingga menghasilkan surplus dapat dipasarkan, 2). Memaksa

penduduk pertanian untuk menabung lebih. Gejala pihak pola konsumsi

para petani harus mengalami perubahan sebagai sumber pembiayaan bagi

industri: a).Ekspansi sektor barang konsumsi atas beban sektor barang

modal, b).Ekspansi sektor swasta atas beban sektor publik. Cara lain

menyedot surplus barnag dapat dipasar bagi kepentingan pembangunan

adalah: merangsang petani mengusahakan industry agro-industri sendieri

dan membuka lapangan kerja kepada penganggur tersembunyi penduduk

pedesaan, asumsi: fasilitas pendidikan, latihan tersedia didalam agro-

industri termasuk mesin dan perlengkapan.

(2).Tabungan Wajib: pajak 80%-90% dan meminta para petani untuk

membayar kewajiban kepada negara untuk pajak, penerimaan tanah, tarif

air minum, input beli, sebagian bentuk natura.

Langkah tindakan untuk mengubah “terms of trade” antara

barang manufaktur dan hasil pertanian dilakukan:

(1).Jika tingkatan harga pada umumnya naik, maka harga produk

pertanian harus dicegah dari kenaikan sepadan dengan harga

barang manufaktur melalui mekanisme pengendalian harga biasa,

(2).Barang perkotaan, secara aktual/potensial menjadi sasaran

konsumsi penduduk desa, dapat dikenakan pajak (mekanisme

fiskal),

(3).Proteksi terhadap industry dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan tingkat harga barang manufaktur dalam negeri,

sambil membiarkan harga hasil pertanian = harga tingkat dunia,

(4).Melalui perusahaan negara yang memperdagangkan barang

manufaktur masuk konsumsi penduduk desa.

128

KESULITAN

Hambatan penerapan kebijaksanaan pengumpulan surplus :

(1).Suatu perekonomian sulit untuk menentukan jumlah sebenarnya

surplus yang dapat dipasarkan (sadar harga),

(2).Menghimpun surplus hasil pertanian melalui pajak langsung

merupakan masalah sulit negara terbelakang dimana

penghindaran pajak besar,karena pendapatan pertanian sulit

untuk dihitung dan tergantung kejujuran dan efisiensi pihak

administrasi.

(3).Masalah politik jauh ruwet proses penyedotan surplus pertanian.

(4).Ketidaktegasan negara dan kelemahan struktur pajak menjadi

penghalang bagi penghimpunan surplus pertanian.

Kesimpulan kenyataan di negara terbelakang dimana pertanian

mencakup 40%-60% dari pendapatan nasional, laju pertumbuhan

ekonomi yang berkesinambungan tidak dapat dicapai dan dipertahankan,

kecuali apabila tercipta surplus pertanian dikumpul sebagai sarana

pembentukan modal.

4).menjelaskan kebijaksanaan moneter dan fiskal dalam

pembangunan ekonomi,

KEBIJAKSANAAN MONETER DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI MAKNA DAN ARTI PENTING

Kebijaksanaan moneter mengacu pada kebijaksanaan otorita

moneter suatu negara menyangkut masalah moneter berkenaan dengan:

(a).Pengendalian lembaga keuangan, (b).Penjualan dan pembelian secara

aktif kertas berharga oleh otorita moneter sebagai ikhtisar sengaja untuk

mempengaruhi perubahan keadaan uang, c).pembelian dan penjualann

secara pasif kertas berharga (paper assets) timbul dari usaha

mempertahankan struktur sukubunga tertentu, stabilitas harga saham,

untuk memenuhi kewajiban dan komitmen tertentu lainnya.

CIRI UTAMA KEBIJAKSANAAN MONETER

(1).Pendirian dan perluasan lembaga keuangan, (2).Kebijaksanaan suku

bunga yang cocok, (3).Manajemen utang, (4).Perimbangan tepat antara

penawaran dan permintaan uang, (5).Pengendalian kredit,

J.D.Sethl kebijaksanaan moneter berfungsi untuk:

(1).Mendapatkan dan untuk mengambil manfaat dari struktur tingkat

suku bunga sesuai, (2).Meraih perimbahgan yang tepat antara permintaan

dan penawaran uang, (3).Menyediakan fasilitas kredit yang tepat bagi

perekonomian sedang berkembang dan menghentikan perkembangan

129

tidak wajar dan penyaluran kredit kepada para pengguna sesuai investasi

yang direncanakan sebelumnya,(4).Pendirian, pelaksanaan dan perluasan

lembaga keuangan, (5).Manajemen utang.

Sukses operasi pasar terbutka tergantung pada: (a).Keberadaan

pasar efekt yang terorganisasi baik, (b).Pemeliharaan rasio cadangan kas

tetap oleh bank komersial, (c).Ketidakadaan fasilitas re-diskonto dari

bank sentral.

Metode pengendalian kredit kuantitatif dan kualitatif adalah:

(a).pengendalian langsung terhadap pabrik dan perlengkapan,

(b).pengendalian pengeluaran modal,(c).pajak diskrimintatif,

(d).pengendalian atas impor dan ekspor dilakukan, tapi pengendalian

fisik secara langsung atas pasar komoditi dilakukan untuk mensukseskan

kebijaksanaan pengendalian umumnya.

Kesimpulan:.Baljit Singh: “pembangunan fasilitas perbankan dan

lembaga tabungan, reorganisasi kredit pertanian dan industry, integrasi

dan penyempurnaan pasar uang, pertumbuhan bakn sentral yang mantap,

menutup pasar bebas emas dan perak, penggantian penimbunan dan

diatas segalanya reformasi mata uang merupakan hal mendesak

diperlukan, hanya bila kekuarangan diperbaiki, maka aparatur moneter

negara terbelakang berperan efektif dalam membantuk konstruksi dan

pembangunan, namun jika gagal maka akan berjalan lamban dan terpaksa

berhenti mengganti sistem perekonomian dengan perencaaan dan

realokasi secara menyeluruh sumber melalui pengawasan langsung

negara.

KEBIJAKSANAAN FISKAL DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI CIRI-CIRI

Kebijaksanaan Fiskal berarti: penggunaan pajak, pinjaman

masyarkat, pengeluaran masyarakat oleh pemerintah untuk tujuan:

“stabilisasi pembangunan” dan bertujuan untuk menggalakkan

pembangunan.

Analisa J.M.Keynes kebijaksanaan fiskal diterapkan dinegara

maju untuk menstabilkan laju pertumbuhan ekonomi dan konteks

perekonomian negara terbelakang peranan kebijaksanaan fiskal adalah

untuk memacu laju pembentukan modal, dirancang sebagai piranti

pembangunan ekonomi dan tindaka moneter dipergunakan untuk

mengurangi tabungan dan meningkatkan kecenderungan mengkonsumsi,

diperlukan mengekang kecenderungan mengkonsumsi dalam

meningkatakan kecenderungan menabung.

130

Nurkse memandang rasio tabungan marginal negara yaitu

kecenderungan marginal menabung, sebagai penentu penting

pertumbuhan ditingkatkan dengan pengeluaran pemerintah dalam

penciptaan overhead ekonomi dan sosial dan lembaga perkreditan dan

perbankan dan didalam mendirikan industry baru dan membantu

menaikkan output, lapangan pekerjaan, pendapatan negeri dan arus

tabungan sukarela didalam negara terbelakang kecil untuk menjembatani

tabungan wajib, perpajakan merupakan instrument bermanfaat dan pajak

merupakan instrumen fiskal penting dan berguna untuk mengurangi

konsumsi swasta dan mentransfer sumber terlantar untuk pembentukan

modal oleh pemerintah. Menurut laporan PBB mengenai “Taxes and

Fiscal Policy”: kebijaksanaan fiskal dibebani tugas utama untuk merebut

tabungan dalam jumlah yang cukup, dari negara terbelakang rendah,

untuk membiayai program pembangunan ekonomi dan menyiapkan arena

bagi kegiatan investasi publik hebat dan negara terbelakang dimana laju

pembentukan modal teraih secara efektif oleh kebijaksanaan moneter

sebagai akibat pasar modal dan uang kurang berkembang, maka

kebijaksanaan fiskal digunakan sebagai penunjang alternatif dan berperan

penting dalam renana pembangunan suatu keseimbangan dicapai baik arti

riil maupun uang dan rencana fisik harus disesuaikan dengan rencana

keuangan dan penerapan rencana keuangan dan pencapaian perimbangan

dalam arti riil dan keuangan jelas banyak tergantung pada tindakan fiskal.

TUJUAN KEBIJAKSANAAN FISKAL

(1).Untuk meningkatakan laju investasi, (2).Untuk mendorong investasi

optimal secara sosial, (3).Untuk meningkatkan kesempatan kerja,

(4).Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan

internasional, (5).Untuk menanggulangi inflasi, (6).Untuk meningkatkan

dan meredistribusikan pendapatan nasional.

Keberhasilan kebijaksanaan fiskal dalam mencapai tujuan adalah:

(1).Jumlah penerimaan negara dapat ditingkatkan, (2).Jumlah dan arah

pengeluaran negara. Sarana fiskal penting dipergunakan oleh pemerintah

untuk meningkatkan sumber ialah: surplus anggaran, pajak, pinjaman

dari masyarakat dan bank dan membawa arah pertumbuhan ekonomi dan

stabilitas ekonomi.

PAJAK SEBAGAI PIRANTI PALING EFEKTIF

KEBIJAKSANAAN FISKAL

Pentingnya perpajakan ialah negara mengambil langkah

menggerakkan tabungan, dan tindakan investasi merupakan gerakan

131

pemerintah, swasta, campuran. Economic Bulletin For Asia And The Far

East: “Perpajakan oleh karena tetap merupakan satu instrument keuangan

untuk mengurangi konsumsi dan investasi perorangan dan mengalihkan

sumber kepada pemerintah bagi pembangunan ekonomi.

Tujuan meningkatkan pembangunan ekonomi suatu negara pajak:

(1).Untuk membatasi konsumsi dan mentransfer sumber dari konsumsi

ke investasi, (2).Untuk meningkatkan dorongan menabung dan menanam

modal, (3).Untuk mentransfer sumber dari tangan masyarakat ke tangan

pemerintah sehingga mungkin ada investasi pemerintah, (4).Untuk

memodifikasi pola investasi, (5).Untuk mengurangi ketimpangan

ekonomi,(6).Untuk memobilisasi surplus ekonomi.

PENTING PAJAK

Peranan perpajakan didalam pembangunan ekonomi:

(1).Perpajakan merupajan piranti penting dalam mengekang permintaan

makin meningkat terhadap barang konsumsi ditimbulkan oleh proses

pembangunan, (2).Perpajakan untuk mendapatkan penerimaan lebih

besar dan perangsang untuk menabung dan melakukan investasi,

(3).Negara terbelakang: pajak merupakan cara paling efisien untuk

mentransfer sumber kepada pemerintah digunakan produksif,

(4).Perpajakan harus memperbaiki pola investasi di dalam perekonomian,

(5).Salah satu tujuan penting perpajakan adalah untuk mengurangi jurang

perpedaan pendapatan si kaya dan si miskin, (6).Perpajakan harus

memobilisasi surplus ekonomi untuk pembangunan dan secara terus

menerus memperbesar surplus.

PERANAN PINJAMAN PUBLIK DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

Pinjaman dari masyarakat menjadi sumber penting lain dalam

membentuk modal. Tindakan tertetnu untuk memperbesar jangkauan

pinjaman publik dengan membuat pinjaman menarik dan menyedot

tabungan kecil dimana: (1).pemerintah harus menghalangi tabungan

mengalir kejalur tidak produktif seperti: emas, intan berlian, real estate

dan benda mewah dan masyarakat didorong untuk gairah menabung dan

dilakukan melalui pendidikan, penerimaan, dan ajakan, (2).harus ada

jaringan badan perantara untuk menarik tabungan dari masyarakat dan

pendirian bank tabungan, bank komersial, perusahaan asuransi, trust,

lembaga jaminan sosaila dan sebagainya, dapat mendorong orang untuk

banyak menabung, (3).harus didirikan bursa saham terorganisasi baik,

(4).sukses program peminjaman dari masyarakat tergantung seberapa

132

kuat kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas pemerintah di bidang

politik dan keuangan dan tingkat pendapatan nyata meningkat dan

ketidaktakutan inflasi menyebabkan peminjaman pemerintah berhasil dan

pemerintah memilih pinjaman wajib sebagai cara mobilisasi sumber bagi

pembentukan modal dank arena individu tidak hanya memiliki, maka ada

alasan untuk pinjaman wajib sebagai alternatif pajak dan pinjaman wajib

sebagai pengganti pajak dianggap sebagai metode tabungan wajib dalam

bentuk dan hakikatnya.

PERANAN PENGELUARAN NEGARA DIDALAM

PEMBANGUNAN EKONOMI

(1).Peranan belanja negara dalam pembangunan ekonomi terletak dalam:

peningkatan laju pertumbuhan perekonomian, penyediaan kesempatan

kerja, peningkatan pendapatan dan standar kehidupan, penurunan

kesenjangan pendapatan dan kemakmuran, dalam mendorong inisiatif

dan usaha swasta dan mewujudkan keseimbangan regional di dalam

perekonomian.

(2).Pengeluaran negara untuk pendirian industri berat dan barang pokok

pada tahap awal meningkatakan laju pertumbuhan ekonomi, dan

overhead sosial dan ekonomi memberikan kesempatan kerja, menaikkan

pendapatan dan meningkatkan kapasitas perekonomian. (3).Pengeluaran

negara untuk overhead sosial dan ekonomi memberikan kesempatan

kerja, menaikkan pendapatan dan meningkatkan pekerjaan umum seperti:

pembangunan jalan raya, kereta api, proyek pembangkit tenaga, terusan

dan sebagainya, pekerjaan memberi kesempatan kerja kepada jutaan

penganggur seperti: penyeidaan membantu meningkatkan produksi,

perdagangan dan usaha bisnis serta pengeluaran negara untuk overhead

soaial seperti: pendidikan, kesehatan masyarakat, perumahan murah dan

sebagainya membuat rakyat sehat dan efisien dan negara menciptakan

“keterampilan penting” diperlukan pembangunan melalui investasi modal

manusia.

(4).Pengeluaran negara membantu memperbaiki alokasi sumber kearah

jalur yang diinginkan.

Jadi, pengeluaran negara merupakan salah satu piranti untuk memacu

pembangunan ekonomi.

5).menggambarkan konsep keuangan defisit sebagai piranti

pembangunan ekonomi

133

KEUANGAN DEFISIT SEBAGAI PIRANTI PEMBANGUNAN

EKONOMI

MAKNA

Deficit Financing/keuangan defisit sebagai: setiap pengeluaran

negara yang melebih penerimaan. Negara maju keuangan defisit

digunakan untuk menggambarkan suatu selisih pembelanjaan yang

sengaja diciptakan antara penerimaan dan pengeluaran negara, metode

pembelanjaan dengan jenis pinjaman mengakibatkan tambahan netto

pada pengeluaran nasional/agregat dan pengeluaran pemerintah dibiayai

dari masyarakat dimasukkan di dalam keuangan defisit. Metode lain

keuangan defisit melalui “pencetakan uang /created money dan sebagai

cara menembus jalan buntu melalui tabungan paksa / wajib dan pinjaman

dari masyarakat semata-mata berarti pengalihan sumber yang ada untuk

pembentukan modal. Keuangan defisit diberlakukan pada pengeluaran

dibiayai oleh sarana tertentu cenderung meningkatkan biaya total negara

bersangkutan.

Rao, investasi melibatkan pengeluaran nasional atau keduanya,

dan pengeluaran investasi melibatkan keuangan defisit. Menurut The

Indian Planning Commision, istilah keuangan defisit digunakan untuk

tambahan langsung pengeluaran nasional bruto melalui anggaran,

terlepas apakah defisit pada penerimaan atau perkiraan modal (capital

account).

Hakikat kebijaksanaan keuangan defisit terletak pada belanja

pemerintah melebihi pemasukan dan diterima dalam bentuk pajak,

keuntungan perusahaan negara, pinjaman dari masyarakat dana dan

deposito, dan sumber lain dan pihak pemerintah menutup defisit dengan

memperkecil saldo yang direncanakan atau meminjam dari sistem

perbankan (terutama dari bank sentral dan menciptakan uang). Keuangan

defisit mencakup: (a).penarikan neraca kas yang lalu oleh pemerintah,

(b).pinjaman dari bank sentral, (c).penerbitan mata uang baru oleh

pemerintah.

PERANAN KEUANGAN DEFISIT

(1).Keuangan defisit merupakan metode mujarab bagi peningkatan

pembangunan ekonomi di negara terbelakang dan bersifat investasi

swasta besar akibat faktor sosail, ekonomi dan kelembagaan dan

tanggung jawab memperbesar laju investasi netto berpindah ke

pemerintah dan sumber untuk membiayai investasi negara pemerintah

menempuh metode keuangan defisit,

134

(2).Keuangan defisit digunakan untuk mengembangakan overhead sosial

dan ekonomi seperti: pembangunan jalan raya, jalan kereta api, proyek

tenaga, sekolah, rumah sakit dan sebagainya.

(3).Keungan defisti cara: meningkatkan pendapatan uang dapat

memperbesar tabungan masyarakat.

(4).Keuangan defisit selalu berdampak ekspansioner.

Tahapan pembangunan mendapat momentum, laju inflasi di

dalam perekonomian terpacu cepat menghendaki dosis tambahan jumlah

uang :

(1).Dengan naiknya investasi secara terus menerus keseluruhan produk

fisik lebih besar daripada sebelumnya sehingga memerlukna kenaikan

persediaan uang untuk tujuan transaksi dalam jumlah yang sama,

(2).Perekonomian berkembang sektor non-uang secara perlahan berubah

menjadi sektor uang sehingga permintaan uang meningkat,

(3).Proses pembangunan ekonomi berkesinambungan menghasilkan

peningkatan pendapatan dan meningkatkan permintaan keseimbangan

saldo kas (cash balance) di pihak masyarakat,

(4).Hal surplus impor sebagai akibat naiknya bantuan luar negeri,

permintaan akan uang tetap lebih besar, maka melalui keuangan defisit

pemerintah memenuhi semua permintaan uang menigkat dan

kebijaksanaan keuangan defisit merupakan piranti penting dan mujarab

bagi pembentukan modal.

AKIBAT BURUK KEUANGAN DEFISIT

Alasan mengapa bahaya kenaikan harga bersifat inflasi lebih

besar dalam hal keuangan defisit:

(1).Pertambahan mata uang mengandung kemungkinan perluasan jumlah

uang beredar dengan besar melalui perluasan kredit,

(2).Ketiadaan hasil langsung dalam hal ketiadaan penawaran barang dan

jasa timbul dari pengeluaran pemerintah kepada masyarakat,

memperkecil kemungkinan menyedot pendapatan tambhan tercipta

melalui pengeluaran tambahan,

(3).Ketiadaan surat berharaga yang dapat dijual dan tujuan mengapa

pengeluaran pemerintah dilakukan dan memperkecil kesempatan

menyedot pendapatan tambahan tercipta melalui pengeluaran tambahan,

(4).Kemungkinan besar timbul kegagalan dalam meningkatkan

produktivitas bersama investasi pemerintah tanpa ada administrasi negara

yang kompeten dan jujur mengakibatkan output tidak berhasil meningkat

dan mengimbangi daya beli tambahan tercipta oleh pengeluaran

135

tambahan, karena keuangan defisit selalu mengandung kemungkinan

inflasi dilakukan demi pembangunan.

AMBANG BAHAYA KEUANGAN DEFISIT

Kebijaksanaan keuangan defisit menghasilkan pembentukan

modal tanpa menimbulkan kenaikan harga inflasioner adalah:

(1).Laju pertumbuhan ekonomi, (2).Pertumbuhan sektor uang,

(3).Kenaikan pinjaman dan pajak, (4).Pengendalian upah dan harga,

(5).Penciptaan surplus impor, (6).Peningkatan penawaran barang,

(7).Kenaiakan dalam modal saham, laba tidak dibagi dan surplus

anggaran, (8).Semangat untuk berkorban.

Kesimpulan keuangan defisit dalam pembangunan ekonomi

dimana penggunaan keuangan defisit bagi pembangunan ekonomi: mirip

api jika tidak dikendalikan maka akan menjadi malapetaka, sedangkan

jika dikendalikan memberikan terang dan kehangatan dan sebagian besar

tergantung pada seberapa jauh berhati-hati dalam

menggunakannya.(6).menjelaskan kebijaksanaan harga dalam

pembangunan ekonomi, \

KEBIJAKSANAAN HARGA DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

HAKIKAT KEBIJAKSANAAN HARGA

Kenaikan harga merupakan hal dari proses pembangunan yaitu:

perencanaan pembangunan, ketidakseimbangan antara permintaan dan

penawaran barang dan faktor penting dan permintaan barang dan jasa

meningkat sebagai akibat meningkat investasi dalam skala luas dan

muncul pendapatan uang dan pengeluaran membengkak dibidang

administrasi, non-pembangunan, pertahanan serta tekanan penduduk

mendorong lanjut permintaan dan penawaran ada tidak memenuhi

permintaan meningkat karena kebanyakan investasi di negara terbelakang

dilakukan proyek kematangan memerlukan tempo panjang dan teknologi

terbelakang, keahlian rendah, ketidaksempurnaan pasar, berbagai

hambatan lain membataasi penawaran barang konsumsi dan kesenjangan

permintaan dan penawaran menyebabkan harga naik.

TUJUAN KEBIJAKSANAAN HARGA

Menyangkut upaya menguasai harga, mempertahankan kestabilan

harga pada tingkat tertentu, dan gerakan harga barang dan jasa secara

umum maupun relatif. Dimana,(1).Untuk menciptakan keseimbangan

antara permintaan barang dan jasa,(2).Untuk menciptakan fleksibilitas

136

harga,(3).Untuk menstabilkan harga barang konsumsi,(4).2 segi

kebijaksanaan harga,(5).Kebijaksanaan harga barang pertanian,

(6).Kebijaksanaan harga barang konsumsi,(7).Kebijaksanaan harga bahan

baku industri,(8).Kebijaksanaan harga dalam hubungan dengan

perusahaan,(9).Hubungan antara kebijaksanaan harga dan upah. Jadi,

kebijaksanaan harga dapat menghindarkan jalinan yang berbelit-belit

antara biaya dan harga dan upah melalui interaksi keuangan defisit.

7).menggambarkan pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan

ekonomi

PERTUMBUHAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

(1).PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK PADA

PEMBANGUNAN EKONOMI

Adam Smith, buku: “Wealth Of Nations”,dimana: “Buruh tahunan

setiap bangsa merupakan kekayaan yang mulanya memasok bangsa

dengan segala kenyamanan hidup yang diperlukan. Malthus dan Ricardo

mencanangkan tanda bahaya mengenai:dampak pertumbuhan penduduk

pada perekonomian, khawatir terbukti tak berdasarkan karena

pertumbuhan penduduk di Eropa Barat mempercepat prose

industrialisasi. Pertumbuhan penduduk membantu ekonomi negara

karena sudah makmur, punya modal melimpah sedangkan buruh kurang

dan kenyataan kenaikan jumlah penduduk menghasilkan kenaikan GNP

tinggi dibandingkan proporsional.

Pertumbuhan penduduk cepat memperberat tekanan pada lahan

dan menyebabkan pengangguran dan penyediaan pangan banyak dan

kebutuhan untuk menyediakan prasarana kepada rakyat mengalihkan

pengeluaran negara dari aktiva produktif dan penyediaan fasilitas

pendidikan dan sosial makin sulit terpenuhi dan tekanan penduduk

menimbulkan masalah pada neraca pembayaran, pangan,barang

konsumen,bahan mentah,peralatan modal diperlukan untuk diimpor

untuk memenuhi permintaan penduduk makin membengkak dan

kegagalan permintaan meningkat bertambah memperberat tekanan

inflasioner dimana pertumbuhan penduduk makin menekan pendapatan

per kapita, maka akan menurunkan standar kehidupan dan menurunkan

tingkat pembentukan modal. (1).Penduduk dan pendapatan

perkapita:ada 3 cara pengaruh pertumbuhan penduduk pada pendapatan

per kapita biasa tidak menguntungkan:(a).memperberat beban penduduk

pada lahan,(b).menaikkan biaya barang konsumsi dan(3).merosot

akumulasi modal, karena tambah anggota keluarga maka biaya

meningkat dan mempengaruhi buruk makin parah, bila prosentase anak-

137

anak pada keseluruhan penduduk tinggi, dimana setiap kenaikan output

nasional diikuti oleh jumlah konsumen makin besar dan harapan hidup

pendek, artinya: jumlah anak menjadi tanggungan keluarga lebih besar

daripada jumlah menghasilkan pendapatan per kapita rendah dan

berdampak pertumbuhan penduduk menurunkan pendapatan per kapita.

(2).Penduduk dan standar kehidupan: pendapatan per kapita, maka faktor

mempengaruhi pendapatan per kapita dalam hubungan dengan

pertumbuhan penduduk mempengaruhi standar kehidupan.

Hirschman bahwa :”tekanan penduduk pada standar kehidupan

akan melahirkan tekanan balik melahirkan kegiatan yang dirancang

untuk mempertahankan/memperbaiki standar kehidupan sehingga

kemampuan penduduk diri sendiri menjadi baik.

Colin Clar bahwa pertumbuhan penduduk membawa kesulitasn

ekonomi bagi masyarakat yang hidup dengan metode tradisional, tapi

tenaga kuat masyarakat mampu mengubah metodenya dan jangka

panjang beralih masyarakat maju dan produktif, sehingga tekanan

penduduk menyebabkan menurunkan standar kehidupan akan mendorong

rakyat bekerja keras untuk memperbaiki standar kehidupan dan

menurunkan standar kehidupan.

(3).Penduduk dan pembangunan pertanian: mata pencaharian dan

tekanan penduduk pada lahan meningkat karena penawaran lahan tidak

elastis menambah pengangguran tersembunyi dan mengurangi

produktivitas per kapita jauh rendah mengurangi kecenderungan untuk

menabung dan menginvestasi, mengakibatkan pemakaian teknik lebih

baik dan perbaikan lain lahan kecil dan pembentukan modal pertanian

menyedihkan dan perekonomian terhenti pada tingkat perekonomian

pangan (subsisten) dan masalah menyiapkan pangan bagi penduduk

makin membengkak bertambah gawat karena persediaan bahan makanan

terbatas dan kekuarangan bahan makanan diimpor sehingga

menimbulkan kesulitan neraca pembayaran dan pertumbuhan penduduk

memperlambat pembangunan pertanian dan menciptakan.

(4).Penduduk dan lapangan kerja: penduduk dengan cepat

menjerumuskan perekonomian pengangguran kekurangan lapangan

kerja, karena penduduk meningkat proporsi pekerja pada penduduk total

naik, karena ketiadaan sumber pelengkap dan untuk tidak

mengembangkan lapangan pekerjaan, mengakibatkan tenaga buruh,

pengangguran dan kurang lapangan kerja meningkat. Dimana,penduduk

meningkat cepat mengurangi pendapatan, tabungan dan investasi, karena

pembentukan modal lambat dan kesempatan kerja kurang dan meningkat

pengangguran. Apabila tenaga buruh dibandingkan lahan meningkat,

138

sumber modal dan lainnya, faktor komplemen tersedia per pekerja

merosot dan akibat pengangguran dan pekerjaan meningkat. Negara

terbelakang ditimpa bencana pengangguran terus menumpuk akibat

penduduk meningkat cepat, cenderung memperbesar jumlah

pengangguran dibandingkan kenaikan jumlah tenaga buruh sebenarnya.

Pemecahan meningkat kesempatan kerja dengan jumlah pengangguran

tapi mengendalikan penduduk aktif melalui program keluarga berencana.

(5).Penduduk dan Overhead Sosial: penduduk cepat memerlukan

investasi besar dibidang overhead sosial dan pengalihan sumber dari

aktiva produktif dengan segera, karena kurang sumber negara tidak

menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, pengobatan, transportasi

dan perumahan kepada keseluruhan penduduk dan kepadatan penduduk

mengakibatkan kualitas pelayanan menurun dimana: “jumlah penduduk

semakin besar mengurangi kualitas diri manusia sebagai agen produktif

dan kenaikan jumlah penduduk usia sekolah dan jumlah tenaga buruh

ikut memperberat beban penyediaan fasilitas pendidikan dan latihan, dan

memperlambat perbaikan/laju kenaikan penduduk cepat memperburuk

problem perbaikan kesehatan penduduk”, semua perlu investasi besar.

(6).Penduduk dan Tenaga Buruh: tenaga buruh didalam suatu

perekonomian adalah rasio antara penduduk bekerja dengan penduduk

total, asumsi 50 tahun sebagai harapan hidup rata-rata di negara

terbelakang, tenaga buruh pokok adalah penduduk kelompok usia 15-50

tahun dan selama tahap peralihan demografis tingkat kelahiran

meningkat dan tingkat kematian menurun, akibat sebagian terbesar

penduduk berada pada kelompok usia rendah 1-15 tahun dan sebagian

kelompok usia tenaga buruh dan ada anak dewasa didalam tenaga buruh

mengandung makna orang berpartisipasi pekerjaan produktif sebenarnya

sedikit, dan bila angka kelahiran mulai menurun, tenaga buruh tersedia

bagi pekerjaan produktif dalam jangka pendek tetap sama, sebaliknya

jumlah anak-anak menjadi turun dan pendapatan nasional meningkat

karena jumlah konsumen menurun. Sesudah tahap peralihan

kependudukan dilalui dapat menurunkan tingkat kesuburan berarti angka

kelahiran tinggi dan angka kematian rendah, tenaga buruh tidak

meningkat, berarti tambahan kelompok usia rendah lebih besar

dibandingkan kelompok usia kerja, jadi tenaga buruh meningkat bersama

naik jumlah penduduk.

(7).Penduduk dan pembentukan modal: pertumbuhan penduduk

memperlambat pembentukan modal, dimana “bila penduduk meningkat,

maka pendapatan per kapita menurun” dan pendapatan sama orang

terpaksa memberi makan kepada anak-anak banyak, berarti: bagian

139

terbesar pendapatan terpakai untuk pengeluaran konsumsi dan tabungan

rendah menjadi semakin rendah, mengakibatkan tingkat investasi

semakin rendah. Kenaikan penduduk akan menyebabkan pengalihan

investasi modal dari kegiatan produktif langsung pada modal overhead

sosial. Penduduk meningkat cepat memerlukan penyediaan fasilitas dasar

banyak dalam bentuk sekolah, jalan raya, rumah sakit, air, dan

sebagainya tidak menambah produk nasional langsung dan segera, akibat

laju pertumbuhan perekonomian rendah. Keuntungan modal

diinvestasikan pada kegiatan langsung produktif adalah tinggi

dibandingkan modal overhead sosial dan pengaliharn sumber pemerintah

dari manfaat produktif kepada manfaat sekarang untuk memenuhi

kebutuhan rakyat mendesak, karena merugikan pembentukan modal.

Tabungan negara dan pembentukan modal turun sebagai akibat dari

penduduk tumbuh cepat. “Bila pendapatan turun dan pengeluaran

konsumsi meningkat, maka sulit bagi pemerintah untuk memungut pajak

dari rakyat. Pembebasan pajak tertentu terpaksa diberikan, akibat

pendapatan negara turun sehingga mengurangi investasi dan

pembentukan modal,kecuali bila pemerintah mengambil langkah

alternatif lain”.

Bila penduduk meningkat cepat konsumsi domestik atas barang

diekspor meningkat dan surplus barang diekspor menurun, sisi untuk

memenuhi permintaan penduduk makin meningkat diperlukan bahan

makanan/barang konsumen lain banyak, menyebabkan kenaikan impor.

Kemerosotan ekspor dan kenaikan impor akan mengakibatkan

kemerosotan posisi neraca pembayaran. Pembayaran terpaksa

mengurangi pemasukan barang modal, berpengaruh buruk pada program

investasi, mengakibatkan memperlambat pembentukan modal dan akhir

penduduk tumbuh cepat dengan tingkat pembentukan modal rendah

menghasilkan tingkat teknologi rendah dan penduduk meningkat cepat

menurun pendapatan, tabungan dan investasi, memaksa rakyat

menggunakan teknologi tingkat rendah memperlambat pembentukan

modal.

Kesimpulan: penduduk meningkat cepat akan memperlambat

seluruh usaha pembangunan di negara terbelakang, kecuali bila diikuti

laju pembentukan modal dan kemajuan teknologi tinggi, tapi faktor netral

tidak ada dan akibat ledakan penduduk mengakibatkan produktivitas

pertanian merosot, pendapatan per kapita rendah, standar kehidupan

rendah, pengangguran dan tingkat pembentukan modal rendah.

140

(2).TEORI PERALIHAN KEPENDUDUKAN

Didasarkan pada kecenderungan penduduk sebenarnya di negara

maju di dunia terdapat 3 (tiga) tahap pertumbuhan penduduk berbeda:

Tahap pertama, angka kelahiran dan angka kematian tinggi dan laju

pertumbuhan penduduk rendah.

Tahap kedua, angka kelahiran tetap stabil tapi angka kematian turun

cepat, akibat laju pertumbuhan penduduk meningkat pesat.

Tahap ketiga, angka kelahiran mulai menurun dan = angka kematian dan

laju pertumbuhan penduduk rendah.

C.P.Blaker ada 5 (lima) tahapan teori peralihan kependudukan

yaitu: (1).Fase stasioner tinggi ditandai oleh angka fertilitas dan

mortalitas tinggi, (2).Fase pengembangan awal ditandai oleh fertilitas

tinggi dan mortalitas tinggi tapi menurun, (3).Fase pengembangan akhir:

fertilitas menurun tapi mortalitas menurun cepat, (4).Fase stasioner

rendah dan fertilitas rendah yang berimbang dengan mortalitas yang

rendah, (5). Fase penurunan dengan mortalitas rendah, fertilitas rendah

dan tinggi kematian daripada kelahiran.

Kesimpulan pertumbuhan penduduk pembangunan ekonomi

adalah teori transisi demografik adalah teori pertumbuhan penduduk

diterima dan tidak menekan pada penawaran bahan makanan seperti teori

Malthus, tidak mengembangkan harapan pesimis terhadap pertumbuhan

penduduk dan teori optimum meletakkan tekanan ekslusif pada kenaikan

pendapatan per kapita bagi pertumbuhan penduduk dan mengabaikan

faktor lain berpengaruh. Teori transisi demografik mengungguli semua

teori penduduk ada karena dilandaskan kecenderungan pertumbuhan

penduduk sebenarnya di negara maju Eropa dan 2 tahap : 1).negara maju,

2).negara terbelakang dan negara sedang berkembang.

8).menjelaskan pembentukan modal manusia

PEMBENTUKAN MODAL MANUSIA

PENGERTIAN Pembentukan modal manusia adalah “proses memperoleh dan

meningkatkan jumlah orang mempunyai keahlian, pendidikan dan

pengalaman menentukan bagi pembangunan ekonomi dan politik suatu

negara. Dimana, pembentukan modal manusia karena dihubungkan

investasi manusia dan pengembangan sebagai sumber kreatif dan

produktif.

Schultz buku “Investment In Human Capital”(1961) ada 5 (lima)

cara pengembangan sumberdaya manusia: (1).Fasilitas dan pelayanan

kesehatan umum mencakup semua pengeluaran mempengaruhi harapan

141

hidup, kekuatan dan stamina, tenaga serta vitalitas rakyat, (2).Latihan

jabatan, termasuk magang model lama yang diorganisasikan oleh

perusahaan,(3).Pendidikan yang diorganisasikan secara formal pada

tingkat dasar, menengah, tinggi, (4).Program studi bagi orang dewasa

tidak diorganisasikan oleh perusahaan termasuk program ekstension

khusus pertanian, (5).Migrasi perorangan dan keluarga untuk

menyesuaikan diri dengan kesempatan kerja selalu berubah. Dimasukkan

bantuan teknis, keahlian dan konsultan.

Pengertian luas investasi modal manusia berarti: pengeluaran di

bidang pelayanan kesehatan, pendidikan dan sosial umum; pengertian

sempit investassi modal manusia berarti: pengeluaran dibidang

pendidikan dan latihan dan diukur dibandingkan pengeluaran untuk

pelayanan masyarakat.

ARTI PENTING

Gagasan investasi modal manusia adalah baru, dimana proses

pertumbuhan ekonomi lazim menekan arti penting: akumulasi modal

fisik dan pertumbuhan persediaan modal nyata sampat batas tertentu

tergantung pembentukan modal manusia yaitu: “proses peningkatan

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seluruh rakyat suatu

negara”.

Studi diadakan Schultz, Harbison, Dension, Kendrick, Moses

Abramovits, Becker, Mary Bowman, Kuznets dan kelompok ahli ekonomi

menyatakan bahwa salah satu dari beberapa faktor penting menyebabkan

pertumbuhan cepat perekonomian Amerika adalah pembiyaan

pendidikan meningkat, menunjukkan bahwa dolar diinvestasikan

pendidikan membawa kenaikan besar pada pendapatan nasional

dibandingkan dolar dipergunakan untuk bendungan, jalan raya, pabrik,

barang modal nyata lainnya.

Galbraith, “sebagian besar pertumbuhan industry diperoleh

sekarang bukan diperoleh dari investasi modal lebih besar, tapi dari

investasi manusia’. Adam Smith dan Veblen menekan penting modal

manusia didalam produksi, yaitu: stok modal tetap negara dan

memasukkan “kemampuan seluruh penduduk diperoleh dan bermanfaat”

dan Veblen bahwa: “pengetahuan dan keterampilan teknologi merupakan

peralatan immaterial/asset tidak nyata masyarakat, tidak modal fisik tidak

dimanfaatkan produktif, karena ekonom langka investasi modal manusia

merupakan penyebab lamban pertumbuhan negara terbelakang, tanpa

mengembangkan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan dan

menaikkan tingkat keterampilan dan efisiensi fisik rakyat, maka

142

produktivitas modal fiskal merosot. 2 macam problema tenaga kerja

negara terbelakang yaitu: kurang keterampilan kritis dibutuhkan bagi

sektor industry dan mempunyai tenaga buruh surplus dan ada buruh

surplus dalam batas tertentu merupakan akibat langka keterampilan kritis,

karena berkaitan satu sama lain.

Tujuan pembentukan modal manusia: menciptakan keterampilan

diperlukan manusia sebagai suatu sumber produktif dan memberi

pekerjaan menguntungkan.

Kebutuhan investasi pembentukan modal manusia didalam

perekonomian jelas fakta bahwa impor modal fisik secara besar ternyata

tidak mampu mempercepat laju pertumbuhan, karena sumber manusia

terbelakang. Pertumbuhan ekonomi terjadi melalui modal konvensional

meski tenaga buruh ada kurang terampil dan kurang pengetahuan, tapi

laju pertumbuhan ekonomi terbatas tanpa ada faktor modal manusia

“diperlukan untuk menyiapkan tenaga pemerintah makin penting, untuk

memperkenalkan sistem baru penggunaan lahan dan metode baru

pertanian, untuk membangun peralatan baru komunikasi, untuk

melaksanakan industry aliansi dan untuk membangun sistem pendidikan.

Jadi, pembaharuan/proses perubahan dari masyarakat statis atau

tradisional, memerlukan sejumlah besar modal manusia strategis.

Modal fisik produktif, bila negara mempunyai modal manusia

memadai dan negara terbelakang penuh semangat melaksanakan program

pembangunan jalan raya, bendungan, pusat tenaga, pabrik industry ringan

dan berat, rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi dan kegiatan lain

berkaitan perencanaan pembangunan dan dibutuhkan insinyur, teknisi,

pengawasan teknis, tenaga pengelola dan tenaga administratif, ilmuwan,

sekretaris, juru steno dan sebagainya. Apabila berbagai macam modal

manusia tidak memadai jumlah, maka modal fisik tidak dapat

dimanfaatkan produktif, mengakibatkan mesin menjadi cepat rusak dan

tak terpakai, bahan dan komponen terbuang dan kualitas produksi turun.

Jef Rens bahwa:“di negara mencoba mempercepat pembangunan

ekonomi, bahwa pabrik modern dirancang oleh insinyur kelas satu

menggunakan metode dan mesin mutakhir dari negara industry maju, tapi

volume dan kualitas output sering tidak memuaskan, karena hal

manajemen dan pekerja tidak cukup terlatih dan kurang pengalaman.

Negara terbelakng mengimpor modal fisik bagi pembangunan, tapi tidak

mampu manfaat sepenuhnya karena kekurangan “kemampuan kritis”

diperlukan unutk pengoperasian. Pengetahuan dan keterampilan teknis

datang bersama modal asing, tapi tidak cukup untuk memenuhi aneka

macam keperluan ekonomi. Jadi, pertumbuhan modal manusia tidak

143

sejalan tingkat modal fisik merupakan penyebab rendah daya serap

(absorpsi) modal fisik, karena kebutuhan investasi modal manusia

penting.

Negara terbelakang ditandai oleh keterbelakangan ekonomi

berwujud dalam “efisiensi buruh rendah, faktor tidak mobil, spesialisasi

terbatasi pekerjaan dan perdagangan, nilai kebiasaan kurang siap (adat

istiadat) dan kewiraswastaaan serta lembaga sosial tradisional

mengurangi rangsang bagi perubahan ekonomi. Pertumbuhan

pengetahuan rendah ternyata merupakan kendala utama kemajuan.

Kualitas ekonomi penduduk tetap rendah bila tidak diketahui sumber apa

yang tersedia, teknik produksi alternatif apa yang mungkin, keterampilan

apa yang diperlukan, kondisi dan peluang pasar, dan lembaga yang dapat

dibentuk guna menunjang usaha ekonomi dan rasionalitas ekonomi”.

Untuk mengubah keterbelakangan ekonomi dan membangkitkan

kemampuan dan motivasi untuk maju, maka adalah penting untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan rakyat. Kenyataan tanpa

perbaikan kualitas faktor manusia tidak ada kemajuan.

Schultz, buku:“Reflection On Investment In Man” (1962):

“keadaan pendidikan, latihan dalam jabatan, kemajuan kesehatan dan

informasi luas mengenai perekonomian” dan kesimpulan Profesor Ajit

Dasgupta bahwa: “ teori investasi optimum berkenaan alokasi sumber

dari waktu ke waktu: sumber yang dialokasikan pada pendidikan

membantu meningkatkan kapasitas produktif sehingga menaikkan output

dan konsumsi di masa datang, karena pilihan berhubungan pendidikan

atau jenis prasarana sosial lainnya merupakan bagian dari teori

investasi”: “Economic Theory And The Developing Countries”, (1974).

PROBLEM PEMBENTUKAN MODAL MANUSIA

Problema konsep pembentukan modal manusia dalam konteks

investasi di bidang pendidikan:

(a).Berapa banyak persediaan total modal manusia diperlukan?

(b).Pada tahapan pembangunan mana paling banyak diperlukan?

(c).Seberapa besar laju akumulasi modal manusia?

(d).Jenis pendidikan apa yang harus diberikan, sejauh mana dan

kapan?

(e). Bagaimana hasil dari investasi pendidikan harus diukur?

Problema utama pembentukan modal di negara terbelakang

adalah:

(a).Penduduk yang tumbuh dengan pesat, (b).Pengangguran yang

meningkat di sektor perekonomian modern dan meluasnya pengangguran

144

pada pertanian tradisional, (c).langkah tenaga manusia dengan

keterampilan dan pengetahuan kritis diperlukan bagi pembangunan

nasional efektif, (d).organisasi dan lembaga tidak memadai dan

terbelakang untuk memobilisasi usaha manusia,

108

(e).kurang rangsangan bagi orang untuk melibatkan diri pada kegiatan

tertentu penting bagi pembangunan nasional.

KRITERIA INVESTASI PADA MODAL MANUSIA

Ahli ekonomi menyarankan kriteria investasi pada modal manusia

sebagai berikut:

(1) KRITERIA TINGKAT PENGEMBALIAN; kriteria biaya hasil

tentang Evaluasi Proyek: Profesor G.M. Meier, buku: “Leading

Issues In Economic Development” (1976) berpandangan

bahwa”setiap analisa biaya hasil mengenai hasil panen (returns) dari

pendidikan harus menghubungkan/mencakup interaksi antara

pendidikan dengan perekonomian, dengan perhatian utama pada

pendidikan sebagai suatu investasi, peranan penting pendidikan

pedesaan di dalam perekonomian sedang berkembang, dan saling

ketergantungan antara pendidikan, kebutuhan tenaga kerja, dan

pembangunan”.

Dimana, pendidikan sebagai suatu investasi mempunyai 2 komponen

yaitu: a).komponen konsumsi masa depan, b).komponen penghasilan

masa depan. Dimana, investasi dibidang keterampilan dan

pengetahuan menaikkan penghasilan masa depan, sementar kepuasan

diperoleh dari pendidikan merupakan komponen konsumsi.

Menurut Schultz sebagai “ suatu komponen konsumsi yang

bersifat tetap, maka pendidikan merupakan sumber kegunaan masa

depan yang sama tidak masuk dalam pendapatan nasional yang

terukur”. Jadi, dalam menghitung pengembalian investasi di bidang

pendidikan, komponen penghasilan masa depan betul diperhatikan

dan metode dipakai didasarkan pada perbandingan antara penghasilan

hidup rata-rata orang berpendidikan orang kurang berpendidikan

bekerja dengan profesi sama.

KESULITAN PEMBENTUKAN MODAL MANUSIA

(1).Hanya mengukur keuntungan material langsung dan tidak langsung

akan diperoleh negara dari perbaikan pada tingkat masyarakat,

145

(2).Apa yang diperoleh rakyat tidak semata-mata karena pendidikan

universitas, tapi hasil kemampuan alami, pengalaman, status sosial,

koneksi familik, latihan kerja, dan lain-lain,

(3).Mengukur tingkat pengembalian investasi swasta di bidang

pendidikan menggambarkan perbedaan produktivitas, upaya kolektif

kelompok (dokter, pekerja tangan, guru, ahli teknik melalui serikat

buruh) dan faktor lain mengubah penghasilan perekonomian, tingkat

pengembalian swasta tidak dapat dievaluasi dimana biaya

penyelenggaraan sekolah tidak berarti, seperti: sekolah guru

diselenggarakan tanpa biaya di banyak dusun,

(4).Pengembalian dari investasi dalam menciptakan keterampilan dan

pengetahuan tidak menaikkan pendapatan individu bersangkutan, tapi

kapasitas produktif total perekonomian,

(5).Eckaus bahwa harga buruh berpendidikan yang dipakai dalam

penghitungan tingkat pengembalian menggambarkan kelangkaan

relatif faktor terkait, tapi sebagian besar biaya investasi pendidikan

didukung oleh pemerintah, harga buruh berpendidikan tidak

menggambarkan kelangkaan input faktor ditentukan dalam pasar

bersaing, dan standar ini tidak dapat memberikan informasi mengenai

“berapa banyak” dan pendidikan tambahan “macam apa” yang

diperlukan bagi pembangunan ekonomi,

(6). Bowen, kesulitan terkait didalam mengidentifikasikan perbedaan

penghasilan dengan perbedaan produktivitas memaksa orang sedikit

hati-hati dalam mengambil kesimpulan yang umum mengenai

pengaruh pendidikan pada output nasional,

(2) KRITERIA SUMBANGAN PENDIDIKAN PADA

PENDAPATAN NASIONAL BRUTO

Investasi di bidang pendidikan ditentukan oleh sumbangan dalam

menaikkan pendapatan nasional bruto atau pembentukan modal fisik

dalam 1 periode.

Penilaian: realistis dibandingkan perkiraan pengembalian

pendidikan karena mengukur dampak investasi pendidikan pada

perekonomian, didasarkan pada biaya alternatif pendidikan berarti

pendapatan siswa yang hilang selama di sekolah, akademi dan

universitas dan biaya yang dikeluarkan pda pendidikan formal setelah

memperhitungkan biaya penyusutan.

(3). KRITERIA FAKTOR RESIDUAL

146

Menurut Solow, Kendrick, Denison, Jorgenson, Griliches, Kuznet

dan ahli ekonomi lain sudah mencoba: “mengukur seberapa besar

proporsi kenaikan produk nasional bruto dalam satu periode,

dihubungkan input modal dan buruh dapat diukur, dan seberapa

proporsi kenaikan pendapatan nasional bruto berasal dari faktor lain,

dikelompokkan sebagai: “residual”, terpenting faktor residual adalah:

pendidikan, penelitian, latihan, skala ekonomi dan faktor lain

mempengaruhi produktivitas manusia.

Kritik kriteria faktor residual pembentukan modal manusia

adalah:

(1).Faktor residual dipakai dalam pengertian luas mencakup faktor

beraneka ragam, seperti: ekonomi skala, perubahan teknis,

pendidikan, penelitian dan latihan.

(2).Faktor residual mencakup perbaikan pada asset modal

berhubungan perbaikan pada keterampilan dan pengetahuan

manusia,

(3).Jorgenson dan Griliches dalam studi residual dihubungkan

oleh Denison kepada:“kemajuan dalam pengetahuan” tidak

seberapa besar.Kenyataan bahwa residual kecil tanda

sumbangan investasi pada pertumbuhan ekonomi sebagian

besar diimbangi oleh penghasilan investasi swasta (private

returns to investment),

(4).Tidak ada residual , hanya koreksi kesalahan menyeluruh pada

modal buruh, hlarga dan sebagainya dan penyesuaian turun

sampai 0,1 % per tahun.

(5).Kriteria residual didasarkan pada fungsi produksi ditandai:

skala hasil (returns to scale) konstan, kenyataan ekonomi maju

tergantung skala hasil yang meningkat dan pertumbuhan

output banyak disebabkan oleh kenaikan input fisik dan

kurang pada kenaikan “ faktor residual”,

(6).Sumbangan modal terhadap pertumbuhan ekonomi yang

berkurang diperhitungkan didalam kriteria residual, dimana “ jika sumber

dipergunakan untuk kemajuan pengetahuan sebagai investasi dan

persediaan modal mencakup jenis investasi, maka laju pertumbuhan

banyak berhubungan kenaikan persediaan modal dan sedikit hasil

kenaikan di bidang pengetahuan, keterampilan, latihan dan lain-lain

masuk kategori residual tidak cukup mendapat dukungan dari ahli

ekonomi.

Kesimpulan: kesulitan terkandung dalam masalah investasi pada

modal manusia, sekarang sepenuhnya diakui bahwa pertumbuhan

147

negara terbelakang terhambat bukan karena kekurangan modal fisik,

tapi karena kekurangan keterampilan dan pengetahuan kritis

membatasi kapasitas perekonomian menyerap persediaan modal fisik

yang tersedia, karena pembentukan modal manusia dianggap penting

dibandingkan pembentukan modal material.

9).menjelaskan kewiraswastaan dalam pembangunan ekonomi

KEWIRASWASTAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

Entrepreneur atau wiraswasta atau pengusaha (Perancis) berarti

pemimpin music atau pertunjukkan lain dan ilmu ekonomi seorang

pengusaha berarti: seorang pemimpin ekonomi yang mempunyai

kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil

memperkenalkan mata dagangan baru, teknik baru, sumber pemasukan

baru, dan merangkum pabrik, peralatan, manajemen, dan tenaga buruh

yang diperlukan serta mengorganisasikan kedalam suatu teknik

pengoperasian perusahaan dan apapun bentuk tatanan ekonomi dan

politik negara kewiraswastaaan merupakan faktor penting bagi

pembangunan ekonomi.

Negara sosialis: negara bertindak sebagai pengusaha dan negara

terbelakang: pengusaha swasta kurang berani mengambil risiko usaha

baru, masyarakat kapitalis maju : pengusaha swasta memainkan peranan

penting dalam pembangunan ekonomi.

Fungsi seorang pengusaha ahli ekonomi mengalami bervariasi

:pengambil risiko dan ketidakpastian dan koordinasi sumber produktif

dan menurut Schumpeter adalah pemrakarsa penemuan baru, tapi ahli

lain penyedia modal.

Williamson dan Buttrick, pengusaha adalah: tokoh dari setiap

usaha bisnis, karena tanpa roda perindustrian didalam perekonomian

tidak dapat bergerak.

Yale Brozen, dalam jangka panjang pengusaha swasta adalah

unsur yang amat diperlukan dalam pembangunan ekonomi.

Kualitas pengusaha yang berpendidikan tinggi, terlatih dan

terampil atau buta huruf memiliki keahlian tinggi sebagai berikut:

(a).Enerjik, banyak akal, siap siaga terhadap peluang baru, mampu

menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dan mau

menanggung resiko dalam perubahan dan perkembangan,

(b).Memperkenalkan perubahan teknologi dan memperbaiki kualitas

produknya,

(c).Mengembangkan skala operasi

148

dan melakukan persekutuan, mengejar dan menginvestasikan kembali

labanya.

Fritz Redlich, buku: “The Business Leader In Theory And

Reality” (1948) :peranan pengusaha dibagi menjadi : kapitalis, manajer,

dan pengusaha. Dimana, pengusaha menyediakan dana dan sumber

lainnya, mengawasi dan mengkoordinasikan sumber produktif, serta

merencanakan, mengadakan pembaharuan dan mengambil keputusan

pokok. Perusahaan kecil berfungsi melaksanakan pengusaha sendiri dan

kekayaan menjadi satu dengan perusahaan yang terbuka terhadap resiko

bisnis dan berperan sepenuhnya secara terus menerus dalam proses

produktif sebenarnya.

Hoselitz, ciri utama pengusaha industry kecil tidak terletak pada

kesukaannya berpetualang maupun motivasi untuk menghasilkan laba,

tapi kemampuan memimpin orang lain dalam usaha bersama dan

kecenderungan mengadakan penemuan baru dan tahap awal

industrialisasi, melimpahnya penemuan baru adalah karena bersifat dasar

teknologi perlu peran serta langsung dan segera dari pihak pengusaha.

Perusahaan modern kewiraswataan diberikan kepada berbagai orang

dimana pemegang saham perusahaan adalah para kapitalis, berfungsi

untuk pengelolaan dilakukan oleh sejumlah orang ahli di bidang masing-

masing seperti: manajer penjualan, pembelian, produksi, personil dan

sebagainya dan dilaksanakan ketua dewan direksi mengambil keputusan

pokok melalui konsultasi dan persetujuan. Perusahaan umum di negara

terbelakang dikendalikan dan dikelola oleh negara dan modal disediakan

oleh pemerintah dan manajer untuk berbagai departemen diambil dari

berbagai bidang: spesialisasi dan keputusan usaha diambil oleh manajer

dan pihak penguasa.

FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERTUMBUHAN

KEWIRASWASTAAN

(1).Kewiraswastaan terhalang oleh sistem sosial menolak peluang

kemampuan kreatif dan kekuatanm adat istiadat, kekakuan status dan

kecurigaan pada gagasan baru dan hasrat intelektual bersama

menciptakan suasana tidak cocok bagi percobaan dan penemuan baru.

(2).Negara terbelakang sikap tradisional tidak menunjang pemanfaatan

penuh sumberdaya manusia dan rakyat dikelompokkan tidak menurut

kemampuan dalam melakukan pekerjaan tertentu, tapi oleh seks, kasta,

suku dan keluarga, dan sistem nilai budaya di negara miskin tidak

mengutamakan prestasi ekonomi.

149

(3).Ekonomi tipe ketimpangan sangat besar didalam distribusi

pendapatan dan kekayaan menghalangi pertumbuhan kewiraswastaan,

hanya 3–5% rakyat berada dipuncak piramida pendapatan yang mau

menabung yaitu pedagang dan tuan tanah tidak suka mengambil risiko

pada usaha bisnis bara, tapi suka investasi di bidang tidak produktif

seperti: pemupukan emas, perhiasan, batu mulia, inventaris pajangan,

rumah mewah, spekulasi, dan sebagainya, tapi pengusaha dan pedagang

memperdagangkan barang konsumen bertindak sebagai lintah darat dan

agen real estate.

(4).Pengusaha bergerak dibidang pembuatan beberapa barang konsumen,

dibidang perkebunan dan pertambangan menjadi monopolistic dan

kwasi-monopolistik dan mengadakan hubungan pribadi dan politik

dengan pejabat pemerintah, menikmati kedudukan istimewa, dan

menerima perlakuan istimewa dibidang keuangan, perpajakan, ekspor,

impor, dan sebagainya dan memulai industry baru dan mendirikan

kerajaan bisnis individu. Perusahaan bisnis besar seperti: merintangi

pertumbuhan kewiraswastaan baru di dalam negara dan kekurangan

fasilitas prasarana sehingga menambah risiko dan ketidakpastian usaha

dan sarana transportasi dan komunikasi tidak memadai, persediaan

tenaga mahal dan tidak teratur, persediaan bahan mentah tidak cukup,

buruh tidak terlatih, pasar modal dan uang tidak berkembang baik, dan

sebagainya.

(5).Keterbelakangan teknologi merupakan penghambat berkembang

kewiraswataan dinegara terbelakang dan mengurangi output per orang

dan produknya berada dibawah kualitas standar, negara tidak mempunyai

keterampilan teknis dan modal yang diperlukan untuk mengembangkan

teknik bersifat menaikkan output dan menyerap buruh dan bergantung

teknik padat modal impor tidak sesuai kekayaan faktor setempat.

Hoselitz bahwa hambatan ekonomi, sosial, dan administrative memaksa

rakyat di negara bersangkutan menjatuhkan pilihan pada teknik kuno

daripada teknik menaikkan output dalam buku: “ Problems Of Adopting

And Coummunicating Modern Techniques To Less Developed

Areas”(1954).

Schumpeter, Harry Wallich berpendapat: “orang hamper tidak

dapat mengatakan bahwa: “inovasi merupakan ciri khas utama negara

kurang berkembang dan proses baik proses asimilasi dan

mengorganisasikan industry baru di suatu negara kurang berkembang

merupakan suatu seni inisiatif berusaha, tapi berbeda proses inovasi yang

sebenarnya dan pengusaha tidak dapat memainkan peranan utama karena

berbagai hambatan ekonomi, sosial dan administratif”.

150

UPAYA MENDORONG KEWIRASWASTAAN

Kewiraswastaan hakikat merupakan gejala sosial ekonomi,

dimana masa lalu pengusaha muncul dari kelas khusus, seperti: di

Inggris, Amerika Serikat dan Turki para pengusaha sebagian besar

berasal dari para pedagang, muncul perusahaan kecil di Perancis karena

pola keluarga, di Jepang peranan pengusaha dipegang oleh samurai

membangun industry dan menjaga kebutuhan struktur sosial melalui

kebijaksanaan usahawan muda penuh semangat /mengambil keluarga

melalui perkawinan dalam buku: “M.J. Heryin, “Economic Growth Of

Brazil, India and Japan”, (1956) suntingan dari S.Kuznets.

Penemuan Hoselitz:tokoh pendiri industri pertama di Inggris,

Perancis, Jerman: orang keterampilan mekanik dibanding orang

keterampilan perdagangan dan keuangan dan orang datang dari golongan

pekerja tangan, buruh, administrator rendah dan pengrajin. Usahawan

pertama adalah bekerja tangan, berinovasi di bidang teknologi, sebagian

besar datang dari kelas rendah dan tidak mempunyai apa-apa.

Profesor Myrdal dalam Asian Drama menunjukkan masyarakat

Asia kekurangan kewiraswastaan bukan karena kurang uang/bahan

mentah, tapi karena kekurangan orang memiliki sikap dan pandangan

tepat dan orang Jepang cukup memiliki sikap terbukti dari hasil produksi

di bidang industry dan orang Cina dan India meninggalkan rumah untuk

mencari nasib lebih baik di awal abad XX membentuk diri menjadi

“pengusaha imigran” di Malaysia, Singapura, Indonesia, Burma, Hindia

Barat dan Afrika Timur.

W.W.Rostow menunjukkan apapun menjadi motivasi pendorong

untuk melakukan tindakan kepengusahaan konstruktif, maka semakin

nyata bahwa: “motivasi sangat beragam dari satu masyarakat ke

masyarakat lain dan motivasi jarang tidak mengandung sifat material”.

B.Hoselitz: problema utama negara terbelakang adalah bagaimana

menciptakan iklim kewiraswastaan dan penciptaan iklim pihak

tergantung pada pendirian lembaga sosial secara objektif mungkin

kebebasan berusaha bagi individu, dan pihak lain tergantung kematangan

dan pengembangan kepribadian berorientasi pada produktivitas,

pekerjaan, kreativitas kreatif.

Perwujudan dari syarat pertama (1) tergantung tindakan politik

mencakup modifikasi lembaga sosial, perlindungan hak milik secara

efisien, penegakan hukum dan ketertiban di dalam negeri, dan perlu

pendirian lembaga keuangan, mengumpulkan tabungan dan menyalurkan

diperlukan lembaga keuangan seperti: bank tabungan, bank investasi dan

rangkaian broker, dealer, bank dagang terdiri atas: pasar modal dan uang,

151

pemerintah menerapkan kebijaksanaan moneter dan fiskal mendorong

pertumbuhan kewiraswastaan.

Kelangkaan berbagai macam tenaga terampil seperti: pekerja

ilmuwan, teknisi, manajer, administrator, dan sebagainya merupakan

persoalan sulit perkembangan kewiraswastaan di negara terbelakang,

memerlukan ada lembaga ilmiah, teknologi, manajerial, penelitian dan

latihan. Manajemen dan kewiraswastaaan merupakan 2 hal berbeda di

sektor swasta maupun di sektor negara, tapi personil ilmiah, teknis dan

manajerial penting bagi keberhasilan kewiraswastaan, penyediaan modal

overhead ekonomi negara membantu mengembangkan teknologi tepat

guna di bidang sesuai kekayaan faktor negara. Negara terbelakang

memanfaatkan sumber ilmu pengetahuan di bidang teknologi negara

maju dan menyesuaikan serta menerapkan teknik dengan daya serap

sosial, ekonomis dan teknis setempat.

Fasilitas untuk membiayai teknik dan penyediaan bahan mentah

serta pasar luas lanjut akan meningkatkan jumlah pengusaha. Pendirian

semua lembaga sosial, ekonomi, teknologi akan mendorong bakat

potensial kewiraswastaan kearah benar. Jumlah wiraswasta di negara

terbelakang tergantung seperangkat lembaga tertentu, tapi perkembangan

kepribadian dan motivasi memacu pertumbuhannnya.

Mc Cleland dalam: “The Achieving Society”: teori didasarkan

pada penelitian bahwa kewiraswastaaan tergantung pada motivasi,

kebutuhan untuk prestasi, kesadaran untuk mengerjakan dan mendapat

sesuatu, dimana n-Ach atau n-prestasi adalah cirri kepribadian stabil dan

berakar pengalaman masa kanak-kanak dan variasi tingkgat n-Ach

berkaitan cerita dalam buku teks kanak-kanak, dan diketahui n-Ach di

Amerika Serikat 80 atau 90 tahun lalu sangat tinggi, dan di Rusia dan

Cina, di Meksiko dan Nigeria menaik, menghubungkan n-Ach hipotesa:

pembaharuan ideologi paham Protestan di Eropa dan Amerika, semangat

ideology komunis di Rusia dan Cina, jiwa nasionalisme negara

berkembang. N-Ach merupakan faktor penting bagi pertumbuhan

kewiraswastaan, tapi negara terbelakang 15-20 tahun untuk

mengembangkan diantara anak-anak melalui buku teks. Mc Cleland

bersama David Winter mengadakan percobaan di kota Kakinada Andhra

Pradesh di India bahwa uang maupun kasta atau kepercayaan tradisional

bagian penting di dalam faktor n-Ach dalam kebangkitan kewiraswastaan

muncul orang dilatih di Lembaga Latihan Pengembangan Industri Kecil

di Hyderabad tahun 1964-1965 dalam program motivasi selama 2

minggu menunjukkan tingkah laku kewiraswastaan aktif.

152

Kesimpulan: motivasi, kemampuan dan lingkungan sesuai faktor

menunjang pertumbuhan kewiraswastaan karena motivasi dan

kemampuan merupakan problema sosiologis jangka panjang, maka untuk

menumbuhkan kewiraswastaan negara terbelakang perlu diciptakan iklim

sosial, politik dan ekonomi sesuai.

10).menjelaskan peranan pemerintah dalam pembangunan ekonomi;

PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

Saat ini secara universal diketahui bahwa dalam mengatasi sifat

kaku di negara terbelakang, maka pemerintah memegang peranan positif

dan problema negara terbelakang adalah mekanisme bebas kekuatan

ekonomi dan perusahaan swasta tidak mampu menyelesaikan masalah

karena alam modern dan tindakan pemerintah diperlukan bagi

pembangunan ekonomi dan negara keluar dari titik mati stagnasi

diperlukan ada pembaharuan rasio-ekonomi secara cepat.

Tahap peranan pemerintah dalam pembangunan ekonomi

adalah:investasi dilakukan di bidang meningkatkan ekonomi eksternal

mengarah penciptaan overhead sosial dan ekonomi seperti: tenaga,

transportas, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya, dan perusahaan

swasta tidak tertarik melaksanakan kegiatan karena resiko besar dan

keuntungan kecil, timbul kebutuhan untuk menyeimbangkan

pertumbuhan berbagai sektor perekonomian sehingga penawaran sesuai

permintaan, karena pengawasan dan pengaturan oleh negara, menjadi

penting dalam mencapai keseimbangan pertumbuhan dan keseimbangan

memerlukan pengawasan atas produksi, distribusi dan konsumsi

komoditi. Pemerintah harus merencanakan pengawasan fisik dan langkah

fiskal dan moneter untuk mengurangi ketidakseimbangan ekonomi dan

sosial mengancam negara terbelakang.

G.Myrdal, “Economic Theory And Underdeveloped Regions”

Bahwa “mengatasi perbedaan sosial dan menciptakan situasi psikologis,

ideologis, sosial dan politik menguntungkan bagi pembangunan ekonomi

merupakan tugas terpenting pemerintah”.

Lewis, ruang lingkup tindakan pemerintah luas dan menyeluruh

mencakup: “penyelenggaraan pelayanan umum, menentukan sikap,

membentuk lembaga ekonomi, menentukan penggunakan sumber,

menentukan distribusi pendapatan, mengendalikan jumlah uang,

mengendalikan fluktuasi, menjamin pekerjaan penuh dan menentukan

laju investasi”.

153

1.PERUBAHAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Langkah pembangunan ekonomi adalah usaha mengubah sikap

sosial budaya masyarakat di negara terbelakang, ciri-ciri: mempunyai

trasdisi budaya dan religious tidak menunjang pembangunan ekonomi

dan kerangka kelembagaan tidak mendorong tingkah laku individualistic

rasional, semangat persaingan usaha. Revolusi sosial: bila pembangunan

ekonomi ingin tetap berlanjut, maka sikap sosial, nilai dan pranata

berakar pada keluarga bersama, kasta, kekeluargaan dan kepercayaan

religious berubah. Proses perubahan evolusioner: bila tidak,

ketidakpuasan, frustasi, ketidaktenteraman dan kekerasan mencuat dan

merintangi pertumbuhan ekonomi.

Francis Hsu, Williamson dan Buttrick bagi Eropa perubahan

memakan waktu 10 abad atau lebih untuk menghasilkan suatu orientasi

kehidupan individualistic membawa ekonomi 200 tahun lalu, dan jangka

waktu pendek muncul tidak menghasilkan orientasi sama, dalam

hitungan tahun atau dasawarsa.

Bauer dan Yamey menunjukkan bahwa masyarakat mencoba

melembagakannya tergesa-gesa menghasilkan “apatisme atau revolusi”,

tergantung pada cara bagaimana proses pertumbuhan dan perubahan

digerakkan, bagaimana kecepatan proses dan seberapa jauh menembus

semua sektor perekonomian dan suatu pembangunan pelan tapi mantap

kurang menciptakan ketegangan politik, sosial dan ekonomi; upaya paksa

derap pembangunan cepat secara ekonomis akan sia-sia, karena

perubahan personil dan sosial belum terwujud perubahan diperlukan

guna mungkin masyarakat atau individu mengadakan pembangunan

diperlukan, agar masyarakat/individu memperoleh keuntungna dan

menunjang pembangunan.

Perubahan ekonomi disebabkan oleh perubahan kelembagaan dan

pembentukan modal meningkat sebagai akibat dari perubahan teknologi

menyebabkan perubahan kelembagaan, sebaliknya perubahan

kelembagaan disebabkan faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi seperti:

perubahan gagasan religious atau kerangka politik menyebabkan

perubahan kelembagaan. Jadi, hubungan sebab akibat antara perubahan

ekonomi dan lembaga dan perubahan berdiri sendiri dan faktor

kelembagaan meningkatkan pertumbu han ekonomi sepanjang

mengaitkan usaha imbalan, pembagian kerja jauh, perluasan perdagangan

dan kebebasan untuk memperoleh peluang ekonomi. Perubahan bermula

dari lembaga sosial, rakyat akan memperoleh kesempatan baru

melanjutkan perubahan lembaga, tapi sebab fundamental perubahan pada

situasi sulit, contoh: sukar menyatakan apakah pertumbuhan kesempatan

154

ekonomi menyebabkan Reformasi dan Kontra Reformasi di Eropa Barat

atau apakah perubahan pikiranrReligius mungkin rakyat memperoleh

kesempatan besar untuk maju (W.A.Lewis).

Kesempatan baru terjadi melalui cara: “penemuan baru

menciptakan komoditi baru atau mengurangi biaya produksi komoditi

lama, jalan baru, rute pelayaran baru atau perbaikan lain dibidang

komunikasi membuka kesempatan baru bagi perdagangan dan

perang/inflasi menciptakan permintaan baru, orang asing datang ke

negeri membawa perdagangan baru, menginvestasikan kerja baru dan

kesempatan baru membawa perubahan di bidang kelembagaan dan

berjalan berangsur dan jelas dan dimulai oleh para innovator, orang baru

berusaha memutuskan hubungan masa lampau dan mengubah kerangka

kelembagaan lama kedalam bentuk baru.

Inovator terdiri dari orang kota, menghadapi dan melawan segala

kekuatan politik dan sosial dan menyediakan kesempatan luas dan baru

di bidang ekonomi berhasil mengubah kepercayaan dan lembaga lama

dan hubungan orang asing menjadi alat dalam meruntuhkan model

masyarakat mapan dan seperti di India pembangunan jalan kereta api,

penyebaran pendidikan barat dan pendirian pusat industry abad ke-19

membantu melepaskan ikatan sosial dan keluarga dan sikap baru sosial

rasional menimbulkan gerakan popular bagi kemerdekaan politik negara,

pemerintah peranan penting dalam menentukan kerangka kelembagaan

dan pemerintah berbuat banyak dengan mengadakan pembaharuan adat

istiadat sosial dan ketaatan religious, sistem pemakaian tanah dan bidang

pendidikan dan memprakarsai pertumbuhan ekonomi dengan membuat

peraturan perundang-undangan, memberi pelayanan kepentingan umum

baik, membantu perkembangan industrI baru, dan sebagainya.

(2).PERUBAHAN ORGANISASI

Perubahan organisasi berperanan penting dalam pembangunan

ekonomi mencakup: pengembangan pasar dan organisasi pasar buruh dan

negara terbelakang perubahan dilakukan pemerintah dan membangun

sarana transportasi dan komunikasi untuk mengembangkan pasar, karena

perusahaan swasta tidak mampu melaksanakan kegiatannya dan

organisasi dan pembangunan lembaga keuangan untuk membantu

pertumbuhan pertanian dan industry dilakukan oleh pemerintah dan

lembaga keuangan berupa: koperasi, bank hipotik, bank industry,

perusahaan investasi dan keuangan dan sebagainya.

Organisasi pasar buruh termasuk fungsi pemerintah dan pasar

buruh terorganisasi akan meningkatkan produktivitas buruh dan

155

pemerintah membantu mengorganisasi buruh dengan membentuk serikat

buruh dan menetapkan jam kerja, pembayaraan upah, mengadakan

mekanisme penyelesaian perselisihan perburuhan, mengadakan langkah

keamanan masyarakat, dan sebagainya dan peraturan perundang-

undangan untuk menjalin hubungan baik antara majikan dan buruh dan

efisiensi buruh meningkat, produksi menaik dan biaya menurun.

Negara terbelakang sebagian besar buruh tidak mobil, mayoritas

rakyat tinggal di wilayah pedesaan dan bergerak di bidang pertanian

jangka waktu terbatas, sehingga sebenarnya setengah penganggur atau

penganggur tersembunyi, karena kurang informasi, tidak mengetahui ada

kesempatan kerja di kota dan pusat industry dan pemerintah membantu

dalam mendapatkan pekerjaan dengan membuka pusat informasi di

wilayah pedesaan dan pertukaran pekerja di kota dan cara pemerintah

membantu mobilitas buruh.

Jika pembangunan maka buruh bergerak dari wilayah pedesaan

ke wilayah perkotaan, muncul masalah urbanisasi perlu diatasi oleh

pemerintah dan permasalahan menyangkut perumahan, persediaan air

minum, listrik, daerah kumuh, transportasi, dan sebagainya dan

penyediaan pelayanan seperti: pembangunan wilayah pemukiman,

sekolah, universitas, rumah sakit, taman, transportasi kota, air minum,

penyediaan listrik, dan sebagainya termasuk dalam cakupan fungsi

pemerintah.

(3).OVERHEAD SOSIAL DAN EKONOMI

Negara terbelakang termasuk dalam kegiatan pemerintah dan

kebutuhan bagi pelayanan dasar seperti: jalan kereta api, transportasi

darat, telekomunikasi, gas, listrik, alat irigasi, dan sebagainya penting

bagi pembangunan masa depan dan pembangunan perlu investasi besar

melampaui kemampuan perusahaan swasta negara dan investasi dibidang

pekerjaan umum mengandung risiko tingig dan keuntungan baru muncul

setelah melalui masa panjang dank arena tanggung jawab pemerintah

untuk menyediakan keperluan umum.

Pemerintah harus menyusun rencana bagi pembangunan

pelayanan penting atas dasar prioritas bahwa: jika kebutuhan mendesak

adalah untuk menyediakan fasilitas irigasi, dipenuhi memusatkan diri

pada fasilitas irigasi kecil dibanding membentuk sungai besar dan

penyediaan pelayanan kepentingan umum berarti: dimiliki dan

dioperasikan oleh pemerintah dan menyetujui rencana proyek tertentu

dan memberikan biaya dan fasilitas konstruksi lain kepada suatu

perusahaan swasta mendirikan dan memilikinya, tapi pelaksanaannya

156

diatur oleh pemerintah, sebenarnya pemilikan dan pengoperasian suatu

usaha oleh pemerintah atau perusahaan swasta tergantung sifat dan

kepentingan. Contoh: di India, pembangunan sarana transportasi dan

komunikasi termasuk dalam kegiatan pemerintah dan jalan kereta api,

lintas udara dan komunikasi dimiliki dan dioperasikan pemerintah dan

pemilikan transportasi darat ada di tangan sektor negara dan swasta dan

menjalankan bus tidak memerlukan banyak pengeluaran dan hasil cepat

dibandingkan kereta api.

Pendidikan: pembangunan ekonomi didukung pendidikan.

Myrdal bahwa “untuk memulai program pembangunan nasional sambil

membiarkan sebagian besar penduduk tetap buta huruf kelihatan bagi

saya akan menjadi sia-sia”. Bagi pembangunan ekonomi, kualitas buruh

penting dan pekerja tidak terampil, bekerja dengan jam kerja panjang,

akan memperoleh pendapatan per kapita rendah dan buta huruf dan

tenaga tidak terlatih tidak dapat diharapkan untuk menjalankan dan

memelihara mesin canggih. Investasi produktivitas ditingkatkan melalui

pendidikan umum pemerintah dapat meningkatkan persediaan buruh

efektif dan kapasitas produktif bangsa. Program pendidikan bersifat luas

dan beranekaragam dan pendidikan primer disediakan agar setiap anak

usia sekolah menjalani wajib belajar. Materi bagi universitas dan

memberi fasilitas pendidikan luas, diperlukan dibuka sekolah menengah

banyak dan waktu lembaga latihan diperlukan untuk memberi pengajaran

kepada ahli mesin, montir listrik, tukang, perawat, guru, penyuluh

pertanian dan sebagainya dan pendidikan tinggi dan lembaga penelitian

didirikan untuk mencetak dan meningkatkan jumlah dokter,

administrator, insinyur dan semua jenis personil terlatih.

G.O.I. buku: “Third Five Year Plan” bahwa “program pendidikan

didasarkan pada usaha menjalin kesatuan bangsa pada umumnya dan

untuk memanfaatkan energy rakyat dan membangun bangsa dan

sumberdaya manusia di seluruh negeri” dan investasi di bidang luas dan

beraneka ragam seperti: dibidang pendidikan hanya dilakukan oleh atau

melalui inisiatif pemerintah. Investasi pada modal manusia bersifat

produktif dan negara terbelakang membutuhkan ahli industri dan

pertanian, dokter, insinyur, guru, administrator dan sebagainya, makin

memperlancar arus barang dan jasa sehingga mempercepat derap

pembangunan, masalah pengadaan fasilitas pendidikan batas kemampuan

suatu negara terbelakang karena terbatas dana dan dana dibagi secara adil

atas dasar perioritas dan ahli ekonomi berbeda pendapat mengenai

masalah perioritas dan pendidikan merupakan suatu investasi secara

langsung meningkatkan produktivitas.

157

Uang digunakan untuk pendidikan dan latihan para dokter, guru,

insinyur atau administrator sesungguhnya merupakan suatu investasi

modal sama dengan pembangunan suatu waduk, tapi penggunaan uang

untuk gerakan pemberantasan buta huruf dalam rangak mendidik petani

tidak secara langsung produktif oleh Lewis mengemukakan bahwa:

“bagian pendidikan karena bukan merupakan investasi yang

mendatangkan untung adalah sama derajat dengan barang konsumsi lain

seperti: pakainan, rumah, gramophone, karena membantu petani, tukang

cukur, pembantu rumah tangga “untuk banyak menikmati sesuatu (guru,

surat kabar)atau untuk memahami sesuatu baik”.

Galbraith menganggap investasi dalam mendidik masa sama

produktifnya dan menolong petani dan pekerja dari kebutahurufan

merupakan tujuan tersendiri, merupakan langkah pertama diperlukan

bagi setiap bentuk kemajuan pertanian, dimana di dunia tidak ada

seorang petani buta huruf tapi maju, dan pendidikan suatu bentuk

investasi sangat produktif dan disimpulkan bahwa “apakah suatu hal

merupakan jasa konsumsi dan sumber modal produktif bagi masyarakat

tidak mengurangi arti penting investasi, tapi makin mempertinggi arti

penting” karena tanggung jawab pemerintah untuk memprakarsai

program jangka panjang pengembangan dan pembaharuan pendidikan

secara luas merentang mulai dari gerakan pembebasan buta huruf sampai

tingkat universitas, sehingga semua cabang kehidupan nasional

pendidikan titik pusat pembangunan negara.

Kesehatan masyarakat dan keluarga berencana: dimana

pemerintah melakukan langkah positif adalah kesehatan masyarakat

dimana untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas buruh, kesehatan

rakyat makin diperbaiki dan langkah kesehatan masyarakat meliputi:

(a).perbaikan sanitasi lingkungan diwilayah pedesaan maupun perkotaan,

(b).pembuangan air kotor dan menggenang, (c).pembenahan daerah

kumuh, (d).perumahan baik, (e).penyediaan air bersih, (f).fasilitas

pembuangan kotoran baik, (g).pengawasan penyakit menular,

(h).penyediaan pelayanan medis dan kesehatan khusus kesejahteraan ibu

dan andak, (i).pendidikan kesehatan dan keluarga berendana, (j).latihan

petugas medis dan kesehatan, (k).usaha terencanan pihak penguasa

negara.

2 alasan langkah kesehatan masyarakat mempunyai arti penting

bagi negara terbelakang adalah: pertama, langkah membantu proses

pembangunan dengan menambah produktivitas dan efisiensi buruh,

kedua, mengurangi angka kematian langkah menaikkan laju

pertumbuhan penduduk, sehingga memaksa pemerintah untuk

158

mengadakan program keluarga berencana dan akselerasi pembangunan,

tapi semua usaha pemerintah akan sia-sia, bila pertumbuhan jumlah

penduduk tidak diawasi, karena angka kematian di negara terbelakang

menurun, maka resep adalah menurunkan angka kelahiran dari 40 per

1000 berlaku di negara terbelakang sebesar 20 per 1000 dimana

kebutuhan untuk mempercepat laju pembangunan makin besar, tapi

untuk meningkatkan pendapatan per kapita dan untuk memperbaiki

standar hidup, laju pertambahan penduduk diawasi dan program keluarga

berencana mendapat prioritas utama.

Stephen Enke memperhitungkan bahwa:“nilai konsumsi netto

masa hidup bayi baru lahir di negara terbelakang adalah kira-kira 125

dollar sesudah dipotong produksi masa hidup akan datang dan US $ 125

dipotong produksi masa hidup akan datang merupkan nilai negatif dan

beban ekonomi bagi negara terbelakang padat penduduk.

Keluarga berencana adalah pengurangan angka kelahiran secara

terencana ,seperti di India: negara terbelakang pertama melaksanakan

program KB pada tingkat pemerintahan dan kenyataan menunjukkan

pengendalian penduduk dapat dicapai melalui penurunan angka kelahiran

ke tingkat keperluan perekonomian nasional, dicapai melalui

pelaksanaan KB dalam skala luas oleh rakyat dan pemberian bimbingan

dan pelayanan diperlukan didasarkan metode ekonomi, tidak berbahaya,

efisien dan diterima dan pembatasan keluarga atau jarang anak perlu dan

diinginkan dalam menjamin kesehatan ibu agar merawat serta

membesarkan anak lebih baik, karena langkah diarahkan tujuan bagian

dari program kesehatan masyarakat. Rencana Lima Tahun Ketiga

menekan bahwa “tujuan menstabilkan pertumbuhan penduduk dalam

jangka waktu layak merupakan titik pusat pembangunan terencanan

sendiri, menyangkut pendidikan secara intensif, penyediaan fasilitas dan

nasihat dalam skala luas dan popular kepada setiap masyarakat pedesaan

dan perkotaan serta keluarga berencana dilaksanakan sebagai program

pembangunan utama, sebagai suatu gerakan nasional mencerminkan

sikap dasar menuju kehidupan baik bagi individu, keluarga dan

masyarakat.

Program KB menyangkut:

(1).Pendidikan masyarakat mengenai keluarga berencana mencakup

pendidikan seks, nasihat perkawinan dan bimbingan anak-anak dan

media berupa organisasi sosial, film, radio dan media cetak,

(2).Pelayanan KB diselenggarakan dalam skala besar dan pelayanan KB

diintegrasikan pelayanan media dan kesehatan biasa dan klinik KB

dibuka di wiilayah pedesaan, industry dan pemukiman lain dan harus ada

159

unit mobil untuk masalah KB, bantuan organisasi sukarela diterima,

pusat KB memberi alat kontrasepsi melakukan vasektormi gratis dan

disubsidi oleh pemerintah.

(3).Pendidikan dan pemeliharaan jaringan luas pusat latihan para petugas,

(4).Program penelitian luas dalam masalah biologi, kedokteran dan

kependudukan, seperti: di India program meliputi; (a).pengembangan

studi genetic manusia, (b).studi mengenai fisiologi dan reproduksi,

(c).pengembangan alat kontrasepsi lokal efektif, (d).pengembangan alat

kontrasepsi oral sesuai, (e).menindaklanjuti kasus sterilisasi pria dan

wanita, serta memeriksa dampaknya, (5).alat kontrasepsi harus dibuat

didalam negeri sehingga penyediaan tidak terlambat dan alat sederhana,

murah dan aman, (6).biaya pencegahan kelahiran di negara terbelakang

menurut Dr. Stephen Enke: US 125, karena ada 2 cara yaitu:

(a).pemerintah harus memberi bonus kepada instri tidak hamil,

(b).menawarkan bonus bagi suami dengan 2 anak persetujuan istri

menyerahkan diri untuk divasektomi cuma-cuma, seperti: negara

terbelakang dimana rakyat miskin, sistem bounus menjadi rangsang baik

bagi masyarakat dan di India: menyerahkan uang kontan sebesar Rs 100

dan cuti 1 minggu atas tanggungan negara/perusahaan kepada orang

yang menjalani vasektomi dan menurut Dr.Enke menerapkan sistem

bounis kepada wanita menggunakan alat kontrasepsi intra-uterine

(IUDC) atau IUD, bagi pembatasan kelahiran 10 atau 15 tahun,

(7).tekanan diletakkan usaha menyingkirkan hambatan sosial pembatasan

kelahiran dengan menaikkan batas usia kawin, mendidik wanita dan

memberi kesempatan kerja luas di daerah pinggiran kota.

Kesimpulan menurut Lewis bahwa: “orang harus meletakkan

semua bahan kedalam kue, yakin pemimpin masyarakat bahaya suatu

tingkat kelahiran tinggi, sehingga sanksi religious dan tahu berbalik

melawan, menaikkan standar hidup dan pendidikan secara cepat,

sehingga wanita memperoleh keyakinan untuk mempunyai anak sedikit,

membuat propaganda luas tentang teknik pembatasan kelahiran dan

tindakan diperlukan pada semua bidang secara serentak.

(4).PEMBANGUNAN PERTANIAN

Pertanian adalah mata pencaharian utama di negara terbelakang

dan menyumbang lebih dari ½ bagian pendapatan nasional dan contoh: di

India: 70% penduduk pertanian, 50 % dari pendapatan nasional, sebab

utama:rendah produktivitas pertanian per are, alasan rendah hasil adalah:

luas pemilikan tanah tidak ekonomi, fragmentasi pemilikan lahan, sistem

pengolahan tanah kurang baik ditandai sewa tinggi, pengolahan tanah

160

tidak aman, kurang fasilitas kredit memadai, utang, tidak ada fasilitas

irigasi dan ketergantungan turun hujan, penggunaan metode produksi

using, tekanan penduduk berlebihan pada tanah. Negara terbelakang

petani miskin, buta aksara dan bodoh, tidak mengenal organisasi dan

tidak mempunyai motivasi cukup untuk melakukan perbaikan lahan,

cara hidup diatur kebiasaan dan tradisi, menjadi tugas pemerintah

mengadakan perbaikan lahan, menyiapkan rencana pembangunan

pertanian, keberhasilan suatu rencana tergantung seberapa jauh

produktivitas pertanian ditingkatkan dan kenaikan produksi pertanian

adalah penting untuk memenuhi bahan mentah keperluan industry, untuk

mencapai swasembada pangan, untuk mengendalikan harga, untuk

memperbesar sumber bagi kelangsungan pembangunan dan untuk

memanfaatkan efektif sumber tenaga kerja yang kurang dimanfaatkan

dan tidak dimanfaatkan dalam perekonomian.

Shariman Narayan dalam buku:“Trend In Indian

Planning”:mengelompokkan unsur utama dalam persiapan rencana

produksi pertanian di tingkat desa: (1).Pemanfaatan penuh fasilitas

irigasi, termasuk pemeliharaan saluran sawah keadaan baik bagi para

pengguna, reparasi dan pemeliharaan bangunan irigasi masyarakat,

(2).Peningkatan daerah dapat panen berkali lipat, (3).perbanyakan benih

unggul untuk desa dan distribusi kepada para petani, (4).penyediaan

pupuk, (5).program pupuk buatan dan pupuk hijau, (6).penerapan praktek

pertanian yang baik, contoh: konservasi tanah, pertanian tanah kering,

pembuangan air, reklamasi lahan, perlindungan tanaman, dan sebagainya,

(7).program pembangunan irigasi kecil akan dilaksanakan di desa melalui

partisipasi masyarakat maupun dasar individu, (8).program pengenalan

alat pertanian yang baik, (9).program peningkatan sayur mayor dan

buahan, (10).progam pembangunan peternakan, perikanan produk susu,

(11).peternakan hewan contoh: penyediaan sapi pejantanan, pendidikan

pusat inseminasi buatan dan pengebirian sapi dan sebagainya,

(12).program pengembangan padang rumput dan hutan kayu bakar

didesa.

Keberhasilan program produksi desa tergantung pada sejauh

mana petani tergabung dalam koperasi dan aparat pemerintah efisien

dalam memenuhi persyaratan diminta ahli pertanian saat tepat atau harus

ada hubungan dekat antara pemerintah dan masyarakat desa melalui

lembaga: Organisasi Pembangunan Masyarakat, terbukti di negara

Amerika Serikat dan India dan program pembangunan masyarakat

bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui

pemakaian teknik pengolahan baik, benih baik, pupuk dan penerapan

161

praktek pertanian baik dan diperlukan ada perbaikan irigasi, komunikasi

jalan, kesehatan dan pelayanan sanitasi diwilayah pedesaan dan

pengembangan industry desa “jenis agro” dan produk pertanian,

peternakan serta produk susu, bertujuan untuk menghasilkan perubahan

dalam sikap mental rakyat pedesaan untuk melawan 5 raksasa: penyakit,

kelaparan, kebodohan, kemelaratan dan pengangguran mencekap negara

terbelakang.

Keberhasilan program pembangunan pertanian tergantung pada

tindakan land reform dilaksanakan oleh pemerintah, bertujuan utama:

Komisi Perencanaan India, ada 2 cara: (1).Untuk menyingkirkan

hambatan yang merintangi peningkatan produktivitas pertanian yang

timbul dari strukutur agrarian diwarisi dari masa lampau bertujuan:

membantu menciptakan kondisi bagi mempercepat perkembangan

ekonomi pertanian dengan tingkat efisiensi dan produktivitas tinggi,

(2).menghapuskan semua unsur penghisapan dan ketidakadailan sosial

didalam sistem agrarian, untuk memberi rasa aman bagi petani dan

menjamin persamaan derajat dan kesempatan kepada semua lapisan

penduduk perdesaan.

Langkah land reform mencakup: (1).penghapusan calo,

(2).jaminan masa sewa bagi petani penyewa, (3).hak untuk membeli

tanah yang ditanami penyewa, (4).ganti rugi atas perbaikan permanen

dilakukan pada lahan oleh petani penyewa, (5).membatasi uang sewa

dikenakan oleh para pemilik tanah, (6).penetapan pagu pemilikan

pertanian, (7).konsolidasi pemilikan.

Kesimpulan: pembangunan ekonomi berkesinambungan fluktuasi

tidak baik pada harga produk pertanian harus dihindarkan dan stabilitas

dalam batas tertentu dipertahankan dan harga rendah, karena harga

rendah tidak merangsang produksi, karena harga layak bagi produk

pertanian ditetapkan dan dijamin oleh pemerintah.

(5).PEMBANGUNAN INDUSTRI

Negara terbelakang: sumber alam belum tergali atau kurang digali

dan tetap dibawah pemerintahan penjajah, sumberalam tidak kenal

eksploitasi bagi pihak asing menjajah, karena bertentangan kepentingan

nasional, bila setelah merdeka pengembangan sumberalam berada

perusahaan swasta dikuasai asing dan pemerintah mempunyai tanggung

jawab untuk menasionalisasi pertambangan, perkebunan, dan sebagainya,

mensurvei sumber alam, mengambil kebijaksanaan tepat bagi eksploitasi

dan pengembangan dan mendirikan industri demi pemanfaatan

menguntungkan atas sumber ekonomi. Sektor swasta terutama

162

bergerak di bidang pembuatan barang konsumsi untuk konsumsi

domestik, untuk mempercepata laju pembangunan ekonomi, pendirian

industri dasar dan kunci seperti: besi, baja, alat listrik berat, kimia berat,

pupuk, alat mesin dan penting, industri memerlukan investasi besar dan

memerlukan masa persiapan lama, sehingga perusahaan swasta tidak mau

masuk dan tugas pemerintah untuk memulai industri seperti: gula,

pakaian, sebagainya membutuhkan rasionalisasi karena industry umum

beroperasi mesin, teknik sudah using dan tua, sisi lain untuk

mempercepat pembangunan ekonomi diperlukan promosi eksporda

industry substitusi impor dan industri terpusat di kota besar, sementara

daerah pedalaman tetap terbelakang dan tanpa industry.

Cara mengatasi masalah pemerintah mempunyai tugas untuk

merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan industri tepat sehingga

memberi dorongan seperlunya bagi pengembangan industri rakyat,

industri skala besar dan kecil. Pemerintah menerapkan kebijaksanaan

desentralisasi industry sehingga industry disebar ke seluruh wilayah

sehingga industry disebar ke seluruh wilayah sesuai kekayaan faktor dan

penerapan kebijaksanaan pendirian pusat industry di dan sekitar kota

kecil untuk membantu mengembangkan sumber setempat dan memberi

kesempatan kerja besar.

Pemerintah membantu pertumbbuhan industry swasta dengan

mengimpor bahan mentah, peralatan modal, mesin dan keterampilan

teknis. Usaha membantu perusahaan swasta dalam mendiriikan industri

pemerintah menyediakan fasilitas seperti: biaya murah, potongan pajak,

tenaga, air, transportasi, komunikasi, tanah murah untuk membangun

pabrik, dan sebagainya dan pemerintah membantu pembangunan wilayah

terbelakang mulai perusahaan negara sendiri dan mendorong perusahaan

swasta untuk mendirikan industri, memberi fasilitas dan konsesi.

(6).KEBIJAKSANAAN MONETER DAN FISKAL

Pemeritnah membantu pembangunan ekonomi melalui

kebijaksanaan

moneter dan fiskal, melalui pemerintah mampu menyingkirkan hambatan

ekonomi, kelembagaan dan sosial dinegara terbelakang.

Kebijaksanaan moneter berperanan penting dalam

hal:mempercepata pembangunan dengan mempengaruhi biaya dan

tersedia kredit, mengendalikan inflasi, menjaga keseimbangan neraca

pembayaran, melalui Bank Sentral Negara yaitu: mengendalikan kredit,

memperluas fasilitas perbankan menciptakan lembaga keuangan,

mengembangkan pinjaman pemerintah dan mengelola utang negara, dan

163

menetapakan suku bunga dalam rangka mendorong tabungan dan

investasi.

Kebijaksanaan fiskal pemerintah: mencoba memperbaiki

ketimpangan pendapatan dan kesejahteraan melebar bersama

pembangunan dan memperluas pasar internal, mengurangi impor tidak

penting, meniadakan tekanan inflasioner, merangsang berbagai jenis

proyek pembangunan diinginkan dan dilakukan pemerintah menerapkan

kebijaksanaan tepat dibidang perpajakan, anggaran pendapatan, belanja

dan pinjaman negara.

(7).PENINGKATAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Negara terbelakgn orientasi perdagangan luar negeri, tapi nilai

dan kuantitas kecil dan terutama ekspor produk primer, seperti: mineral,

bahan mentah, produk pertanian, sebaliknya mengimpor barang

konsumsi manufaktur dan barang modal, karena barang mahal

dibandingkan barang nilai impor tingnggi disbanding nilai ekspor,

menimbulkan persoalan neraca pembayaran dan devisa dipecahkan

(diatasi) oleh pemerintah.

Pemerintah mengatasi persoalan mengadakan promosi ekspor dan

kebijaksanaan substitusi impor, membantu para eksportir dengan

mengimpor bahan mentah dan peralatan modal, diperlukan bagi produski

barang diekspor, tepat waktu, menghapuskan hambatan ekspor,

memberikan kredit, asuransi dan fasilitas angkutan kepada eksportir dan

mengekang pertumbuhan konsumsi domestik melalui tindakan fiskal atau

tindakan langsung, pemerintah dapat memberikan rangsang pajak,

mengadakan persetujuan dagang bilateral dengan negara lain dan

berperan serta pada pameran dagang di luar negeri untuk pemasarn

barang ekspor.

Langkah penting dilakukan pemerintah adalah: mendorong

industri substitusi impor, bertujuan: pemerintah mengenakan pajak

impor, kuota, biaya (pajak) tambahan, dan sistem kurs berganda sebagai

alat pelindung harga, pembebasan pajak dan subsidi dipakai untuk

mengurangi biaya pada industri substitusi impor.

Bantuan luar negeri pemerintah mencoba mengatasi kesulitan

neraca pembayaran, dimana mengimpor langsung barang modal,

komponen (suku cadang), bahan mentah, minyak, keterampilan teknik,

dan sebagainya, dari negara lain atau melalui badan internasional. Jadi,

besar pasar bagi barang dalam negeri melalui perdagangan luar negeri,

pemerintah mampu menaikkan pendapatan, investasi dan tingkat

pekerjaan perekonomiannya.

164

UPAYA INTERNASIONALISME PEMBANGUNAN EKONOMI

(1). Peranan perdagangan luar negeri dalam pembangunan ekonomi;

(2). Kebijaksanaan perdagangan pembangunan ekonomi;

(3). Peranan modal asing (PMA) dalam pembangunan ekonomi “2

Jurang”Model Bantuan Luar Negeri;

(4). PMA Swasta;

(5). PMA Negara.

(1) PERANAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI DALAM

PEMBANGUNAN EKONOMI

PENGANTAR

Peranan perdagangan luar negeri dalam pembangunan ekonomi

menonjol, dimana ahli ekonomi klasik dan neo-klasik penting

perdagangan internasional dalam pembangunan suatu negara, sebagai

mesin pertumbuhan, sebaliknya historis perdagangan luar negeri

menyebabkan kesenjangan internasional, negara kaya menjadi kaya

dengan merugikan negara miskin, karena negara terbelakang terpaksa

mengorbankan manfaat timbula dari spesialisasi internasional, tapi

menerapkan kebijaksanaan substitusi impor dan industrialisasi terencana,

memperluas output untuk konsumsi dalam negeri, dicapai 1 tingkat

pembangunan tinggi:1).bagaimana perdagangan internasional menopang

pembanguan ekonomi dan 2).seberapa jahu menghambat pembangunan

negara terbelakang.

PENTING PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Perdagangan luar negeri arti penting bagi negara terbelakang,

berarti: perlu membangun, pengetahuan dan pengalaman mungkin

pembangunan serta memberikan sarana untuk melaksanakannya.

Menurut Haberler berpendapat: “kesimpulan umum adalah perdagangan

internasional telah memberikan sumbangan luar biasa bagi pembangunan

negar kurang berkembang di abad ke 19 dan 20 dan diharapkan

sumbangan sama di masa datang dan perdagangan bebas dengan sedikit

perbaikan atau penyimpangan tidak mendasar/marjinal adalah

kebijaksanaan terbaik dilihar dari sudut pembangunan ekonomi.

MANFAAT LANGSUNG

Bila suatu negara khusus dirip pada produksi barang tertentu

sebagai akibat perdagangan luar negeri dan pembagian kerja,

mengekspor komoditi produksi murah untuk dipertukarkan dengan apa

yang dihasilkan negara lain dengan biaya rendah, dan dari perdagangan

165

luar negeri, maka negara memperoleh keuntungan dan pendapatan

nasional naik, menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi,

tingkat output tinggi lingkaran setan kemiskinan dipatahakan dan

pembanguanan ekonomi ditingkatkan. Negara terbelakang memiliki

pasar domestik kecil tidak mampun menyerap output ada, menyebabkan

rendah dorongan untuk berinvestasi, pasar kecil disebabkan oleh rendah

pendapatan per kapita dan daya beli. Perdagangan internasional

memperluas pasar dan merangsang investasi, pendapatan, tabungan

melalui alokasi sumberdaya efisien dan negara terbelakang khusus

produksi 1 atau 2 komoditi bahan makanan, dilakukan upaya ekspor,

upaya meluas pasar dan sumber yang ada digunakan produktif dan

alokasi sumber efisien berdasarkan fungsi produksi tertentu, adalah

keuntungan langsung dari perdagangan luar negeri: John Stuart Mill.

J.R.Hicks, “Essays In World Economics” (1959): perluasan pasar

menghasilkan sejumlah ekonomi internal dan eksternal dan karena

mengurangi biaya produksi dan perdagangan luar negeri membantu

mengalihkan sektor pangan (subsisten) ke sekotr uang karena pasar bagi

produk pertanian meningkat dan pendapatan serta standar kehidupan

kaum tani meningkat, keuntungan langsung dari perdagangan

internasional.

MANFAAT TIDAK LANGSUNG

J.S.Mill ada manfaat dinamis tidak langsung timbul dari

perdagangan luar negeri: meluas pasar dan cakupan spesialisasi,

perdagangan internasional mendorong banyak pemakaian mesin,

mendorong penemuan dan pembaharuan, meningkatkan produktivitas

buruh, menurunkan biaya, membawa kearah pembangunan ekonomi.

G.Haberler: perdagangan luar negeri kepada rakyat produk baru dan

menarik, mendorong untuk bekerja giat menabung dan menghimpun

modal bagi pemuasan atas keinginan baru, pemasukan modal luar negeri

dan membangkitkan gagasan baru, kemampuan teknis, keterampilan,

bakat manajer dan kewiraswastaan, mendorong persaingan sehat,

mencegah monopoli tidak efisien. Manfaat tidak langsung perdagangan

luar negeri bagi negara terbelakang: (1).Perdagangan luar negeri

membantu mempertukarkan barang mempunyai kemampuan

pertumbuhan rendah dengan barang luar negeri mempunyai kemampuan

pertumbuhan tinggi yaitu: komoditi bahan makanan negara terbelakang

ditukar mesin, barang modal, bahan mentah, produk setengah jadi

diperlukan untuk pembangunan ekonomi, karena kekurangan barang

modal dan bahan, maka untuk mempercepat langkah pembangunan dapat

166

mengimpor negara maju, mendirikan overhead sosial dan ekonomi dan

kegiatan langsung produktif. Jadi, A.K.Cairncross: ekspor lebih besar

memperluas volume impor alat perlengkapan dibiayai tanpa

membahayakan neraca pembayaran dan tingkat kebebasan lebih tinggi

membuat mudah untuk merencanakan investasi domestik bagi

pembangunan.

(2).Perdagangan luar negeri mempunyai “pengaruh mendidik”, dimana

negara terbelakang kurang keterampilan penting tertentu merupakan

rintangan lebih besar bagi pembangunan daripada kekurangan barang

modal. Haberler, perdagangan luar negeri dapat mengatasi kelemahan

karena perdagangan luar negeri adalah sarana dan wahana untuk

menyebarluaskan pengetahuan teknis, pemasukan gagasan, keterampilan,

bakat manajer,kewiraswastaan dan pemasukan gagasan, kemampuan dan

keterampilan merupakan perangsang kuat bagi kemajuan teknologi,

memberi kesempatan untuk belajar dari keberhasilan maupun dari

kegagalan negara maju. Dimana, perdagangan luar negeri membantu

memacu pembangunan negara miskin karena peminjaman

gagasan,keterampilan, kemampuan tertentu dari negara berkembang dan

menerapkan sesuai kekayaan faktor setempat, seperti hasil efek mendidik

perdagangan luar negeri adalah kecepatan pembangunan AS, Jepang,

Soviet Rusia.

J.S.Mill: ditengah keadaan tanpa perbaikan manusia seperti saat ini,

hamper tidak ada tepat untuk menggambarkan penting arti menempatkan

orang untuk berhubungan dengan orang lain berbeda, cara berpikir, cara

tindak berbeda dengan kenal sebelumnya dan komunikasi selalu terjadi

dan khusus merupakan salah satu sumber utama kemajuaan, dalam buku:

“Principles Of Political Economy”, jilid II, Buku III:

(1).Perdagangan luar negeri membantu mempertukarkan barang

mempunyai kemampuan pertumbuhan rendah dengan barang luar negeri

mempunyai kemampuan pertumbuhan tinggi dan komoditi bahan

makanan negara terbelakang ditukar mesin, barang modal, bahan mentah

dan produk setengah jadi diperlukan untuk pembangunan ekonomi,

karena kekurangan barang modal dan bahan, maka untuk mempercepat

langkah pembangunan dapat mengimpor dari negara maju, mendirikan

overhead sosial dan ekonomi dan kegiatan langsung produktif. Jadi,

ekspor lebih besar memperluas volume impor alat perlengkapan dibiayai

tanpa membahayakan neraca pembayaran dan tingkat kebebasan lebih

tinggi membuat mudah untuk merencanakan investasi domestik bagi

pembangunan (A.K.Cairncross); (2).Perdagangan luar negeri mempunyai

“pengaruh mendidik” dan negara terbelakang kurang keterampilan

167

penting tertentu, merupakan rintangan besar bagi pembangunan daripada

kurang akan barang modal. Menurut Haberler perdagangan luar negeri

mengatasi kelemahan karena sarana dan wahana menyebarluaskan

pengetahuan teknis, pemasukan gagasan, keterampilan, bakat manajer,

kewiraswastaan dan pemasukan gagasan, kemampuan dan keterampilan

merupakan perangsang kuat bagi kemajuan teknologi, memberi

kesempatan untuk belajar dari keberhasilan maupun kegagalan negara

maju dan perdagangan luar negeri membantu pembangunan negara

miskin karena peminjaman gagasan, keterampilan dan kemampuan

tertentu dari negara berkembang dan menerapkan sesuai kekayaan faktor

setempat, kecepatan pembangunan AS, Jepang, Soviet. John Stuart Mill:

ditengah keadaan tanpa perbaikan manusia saat ini, hamper tidak ada

ungkapan tepat untuk menggambarkan penting arti menempatkan orang

untuk hubungan orang lain berbeda dengan cara berpikir dan tindak

berbeda kenal sebelumnya dan komunikasi selalu terjadi dan khusus abad

ini merupakan salah satu dari sumber utama kemajuan, buku “Principles

Of Political Economy”.

(4).Perdagangan luar negeri memberi dasar bagi pemasukan modal luar

negeri ke negara terbelakang, dimana “jika tidak ada perdagangan luar

negeri, maka modal luar negeri tidak akan mengalir dari negara kaya ke

negara miskin” dan volume modal luar negeri tergantung faktor lain,

pada volume perdagangan dan “semakin besar volume perdagangan,

maka semakin besar kemungkinan suatu negara dapat membayar kembali

dengan mudah suku bunga dan pokok pinjaman”, mudah mendapat

modal luar negeri untuk industry peningkatan ekspor daripada untuk

substitusi impor dan industri keperluan umum, negara pengimpor

penggunaan modal asing untuk substitusi impor, industry keperluan

umum dan industry impor, industri keperluan umum dan industri

manufaktur bermanfaat untuk ekspor dan modal luar ngeri membantu

menambah lapangan kerja, output dan pendapatan, tapi mempermulus

neraca pembayaran dan tekanan inflasi, menghasilkan mesin,

perlengkapan, pengetahuan, keterampilan, gagasan dan latihan bagi

tenaga pribumi. J.S.Mill: modal luar negeri menciptakan peningkatan

produksi tidak tergantung secara ekslusif pada sifat hemat atau penduduk

sendiri, memberi teladan dan membangkitkan gagasan baru dan

mematahkan rantai kebiasaan, jika tidak memperbaiki keadaan nyata

penduduk, perdagangan luar negeri menawarkan kepada masyarakat

keinginan baru, ambisi dan pemikiran tinggi bagi masa depan.

(4). Perdagangan luar negeri menguntungkan negara terbelakang, secara

tidak langsung, karena meningkatkan persaingan sehat dan

168

mengendalikan monopoli tidak efisien dan persaingan sehat perlu bagi

pengembangan sektor ekspor ekonomi dan perlu untuk mengendalikan

monopoli eksploitatif tidak efisien lazim dilakukan dengan alasan

proteksi industry baru, manfaat statis disebabkan oleh alokasi sumber

efisien berdasarkan fungsi produksi tertentu maka perdagangan luar

negeri memberi keuntungan dan mengubah fungsi produksi ada dan

mendorong keatas dan keluar.

PANDANGAN YANG BERLAWANAN

Analisa doktrin biaya komparatif dikritik ahli ekonomi seperti:

Prebisch, Singer, Myrdal,bahwa secara historis: menurut R.Prebisch,

“The Economic Development Of Latin America And Its Principal

Problems“, (1950) dan H.W.Singer buku “The Distribution Of Gains

Between Investing And Borrowing Countries“, American Economic

Review, Mei 1950; G.Myrdal, buku: “An International Economy”,

(1950): perdagangan luar negeri memperlambat pembangunan negara

terbelakang.

Myrdal, “akibat wajar perdagangan bebasa antara 2 negara

dimana industri, proses kumulatif pemiskinan dan stagnasi negara

belakangan”. 3 kiat (argument)dalam menyokong pandangan bahwa

perdagangan internasional menghambat pembangunan: (1).dampak

negatif pergerakan modal internasional, (2).demonstration effect

internasional merugikan, (3).kemerosotan sekuler imbangan perdagangan

barang (commodity terms of trade).

Faktor peranan perdagangan luar negeri dalam pembangunan

ekonomi adalah: (1).Gerakan modal dari negara kaya ke negara miskin

mengarah pada model pembangunan tidak seimbang, dan investasi luar

negeri menghasilkan produksi barang primer merugikan produk domestik

dan sektor ekspor adalah sektor padat modal dengan koefisien tetap yang

tidak mampu menyerap banyak tenaga kerja dan sisi sektor domestik

adalah sektor padat karya dengan koefisien variabel terlupakan dan

terbelakang dan investasi rendah dan tidak dapat memperluas dan

menciptakan kesempatan kerja luas, sebaliknya menimbulkan

pengangguran tak kentara dan pertambangan dan perkebunan dimiliki

pihak asing menghisap buruh pribumi dengan pembayaran upah rendah

melalui pembelian monopsonistik, dan invesstasi luar negeri mengarah

pada pengurasan sumber domestik dalam bentuk keuntungan dan bunga

mengalir ke negara pemberi modal.

Kritikan :tidak berdasar bahwa tidak ada bukti empiris

menunjukkan pembangunan sektor ekspor telah merugikan sektor

169

domestik dan investasi asing tidak sejalan investasi domestik, tapi pasar

domestik kecil dan kurang faktor kerja sama memadai negara terbelakang

mendorong investor luar negeri untuk menanam modal di sektor ekspor.

Nurkse dimana: “pertumbuhan yang tidak mantap, melalui

perdagangan luar negeri, lebih baik daripada tidak ada pertumbuhan

sama sekali”. Jawaban pokok kritik lain mengenai perdagangan luar

negeri: “modal luar negeri ditanam di bidang ekspor menghasilkan

tambahan permintaan tenaga kerja setempat, meningkat upah, pembelian

pada pasar setempat, sumber baru pajak, hal konsesi pertambangan,

membuahkan rencana bagi hasil menguntungkan dan semua keuntungan

membantu meningkatkan perluasan ekonomi domestik menurut

R.Nurkse, buku: “Trade Theory And Development Policy”, dalam H.S.

Ellis dalam “Economic Development In Latin America”,

(1961);(2).Dituduhkan bahwa berlangsung demonstration effect

internasional, melalui perdagangan luar negeri, berdampak negatif

terhadap pembentukan modal di negara terbelakang, pandangan tidak

benar dan sebagian besar terbelakang sektor perkotaan adalah kecil dan

mengimpor bahan makanan dan produk primer, demonstration effect

tidak berpengaruh,

Kritik: pengaruh faktor demonstration terlalu dibesarkan: usaha

menyamai standar kehidupan tinggi dan barang konsumen mewah

berfungsi sebagai: pendorong untuk meningkat usaha dan produktivitas

negara terbelakang, mendorong perkembangan usaha jasa dalam hal

menyediakan barang mewah, mendatangkan pengaruh sehat dalam

merangsang inisiatif, datang pengaruh sehat dalam merangsang inisiatif

dan kegiatan usaha setempat dan pengaruh pemakaian standar konsumsi

barat menguntungkan sektor pangan (subsisten), dan pemasukan susu,

telur, sayuran dan buah dalam menu makanan mendorong para produsen

pertanian untuk memproduk barang lebih banyak, sebagai tambahan

produksi bahan pangan dan penambahan produksi mendorong

penggunaan banyak modal dan perbaikan dalam produksi pertanian susu

dan ternak, menambah lapangan kerja, pendapatan dan menyebabkan

akumulasi modal lanjut dan perekonomian pangan dialihkan secara

berangsur-angsur kepada ekonomi pertukaran, pemerintah didorong

untuk menyediakan banyak fasilitas dalam bentuk sarana lebih baik di

bidang transportasi, komunikasi, irigasi, tenaga dan sebagainya, terdapat

kecenderungan pihak rakyat untuk pindah dari desa ke kota guna mencari

kerja pada bidang sekunder dan jasa memproduksi jasa dan barang

konsumsi baru dan peniruan metode produksi maju lanjut membantu

meningkatkan tingkat akumulasi modal pada negara terbelakang.

170

Pemerintah negara mendorong penyebaran teknik yang baik seperti:

proses produksi baja L-D pengenalan jagung hibrida usia pendek,

gandum Meksiko, metode penanaman padi Jepang, bibit unggul dan

pupuk, dan sebagainya, karena tidak seluruh benar untuk demonstration

effect internasional merintangi kecenderungan menabung dan

pembentukan modal pada negara terbelakang dan kenyataan meniru

model investasi dan konsumsi negara maju telah mampu mempercepat

langkah kemajuan ekonomi.

(3).Prebisch: ada suatu kemerosotan sekuler dalam “terms of trade”

negara terbelakang, bahwa dari 70 tahun negara terbelakang mengalami

gangguan serius lantaran kapasitas impor terus merosot dan

memperlemah kemampuan industri produk primer ada untuk menopang

pertumbuhan penduduk menggagalkan alih kemajuan teknik, upaya

masing-masing negara untuk meningkatkan produktivitas industri primer

pada kemerosotan terms of trade, pengangguran dan ketidakseimbangan

neraca pembayaran, memperlambat laju pembentukan modal dan

pertumbuhan ekonomi, jadi, didalam kemerosotan sekuler “terms of

trade”, pengangguran dan ketidakseimbangan neraca pembayaran,

memperlambat laju pembentukan modal dan pertumbuhan ekonomi, jadi

didalam kemerosotan sekuler terms of trade negara terbelakang terjadi

semacam pengalihan pendapatan dari negara miskin ke negara kaya dan

keuntungan dari perdagangan luar negeri banyak menglir ke negara maju

merugikan negara miskin berarti: mengurangi tingkat pendapatan nyata

dan kemampuan pembangunan, Kritik: hanya rekaan belakan dan tidak

dilandaskan data akhir dan dimulai setiap negara terbelakang bergantung

ekspor produk primer,produksi negara sebagian kecil dari keseluruhan

ekspor.

GATT, negara terbelakang hanya mengimpor 1/3 dari

kebutuhan total konsumsi barang manufaktur dn proporsi kini menurun

dan sisa 2/3 produksi sendiri didalam negeri dan barang konsumsi

manufaktur hamper tidak mencapai 10 % dari total impor dan ekspor

terdiri dari tekstil, mesin ringan, peralatan mesin, baja, aneka barang

konsumsi manufaktru. Menurut Cairncross bahwa barang seperti: minyak

tanah, minuman tekstil, serat, logam dasar, gula, bahan minyak, lemak

dan karet mewakili hamper ¾ % dari total ekspor produk primer negara

terbelakang dan kurang daripada 40% ekspor produk primer berasal dari

negara maju dan saham negara terbelakang di dunia perdagangan untuk

barang meningkat dari 43 ke 64%, merosot terms of trade negara

terbelakang karena kurang permintaan dunia, tekanan inflasi mendorong

171

tinggi biaya dan harga, karena defisit eksternal besar menjadi

penghambat bagi ekspor.

Kesimpulan: tidak benar bahwa perdagangan internasional

berperan sebagai mekanisme ketimpangan internasional dan

memperlambat pembangunan negara terbelakang, sebaliknya

perdagangan luar negeri berfungsi sebagai mesin pertumbuhan.

Cairncross adalah benar waktu mengatakan: “pada 1 ½ abad lampau

pertumbuhan perdagangan internasional selalu membuka kesempatan

baru bagi spesialisasi dan pembangunan negara terlibat didalamnya dan

kesempatan khusus terbuka bagi negara penghasil barang primer di luar

negeri, masih dalam proses kemapanan, karena perdagangan

menggunakan sumber alam belum tergali dan membebaskan diri dari

keterbatasan pasar domestik.

CATATAN PADA TESIS PREBISCH-SINGER

Menyatakan kemerosotan jangka panjang dalam imbangan

dagang (terms of trade) merupakan faktor penting menghambat

pertumbuhan negara terbelakang dan negara pinggiran (negara

terbelakang)dan negara pusat (negara maju) telah bergeser untuk

keuntungan negara ada unsur monopolistik produk dan pasar faktor

manfaat kemajuan teknologi dalam bentuk peningkatan pendapatan

faktor, sebaliknya negara keuntungan dalam produktiitas ditelan oleh

kemerosotan harga.

Asumsi Prebisch bahwa kemampuan mengimpor/ imbangan

pendapatan (income terms of trade) merupakan faktor penentu

pertumbuhan ekonomi negara terbelakang dan terms of trade merupakan

sarana penting bagi penyaluran keuntungan produktivitas dari negara

pusat ke negara pinggiran, pendirian adalah dalam pertumbuhan organic

perekonomian dunia selama 7 tahun terakhir, negara pinggiran/penghasil

barang primer gagal memetik keuntungan dari pertumbuhan ekonomi

dunia dihasilkan oleh negara pusat merosot dan menurut F.A.Mehta

dalam buku: “The Effects Of Adverse Income Terms Of Trade On The

Secular Growth Of Underdeveloped Countries “, Indian Economic

Journal, Januari 1957.

R.Prebisch, buku: “The Economic Development Of Latin

America And Some Of Its Problems” (1949): atas dasar imbangan dagang

negara Inggris dengan negara miskin dan antara tahun 1870 dan 1930 ada

kecenderungan menurun jangka panjang pada harga produk primer relatif

terhadap harga produk primer relatif terhadap harga produk manufaktur

dan sebab perubahan harga produk adalah: di negara pendapatan

172

pengusaha dan faktor produktif, relatif meningkat banyak daripada

produktivitas, sebaliknya di negara pinggiran kenaikan pendapatan lebih

sedikit daripada kenaikan di bidang produktivitas, dan sementara negara

pusat meneguk seluruh manfaat perkembangan teknologi industry,

negara pinggiran tidak dan gagal mengambil manfaat produktivitas dari

negara maju, tapi dalam mempertahankan produtivitas sendiri karena

tekanan penduduk, keterbelakangan teknologi dan pokok karena ekonomi

didominasi oleh siklus kegiatan industri di negara industry.

H.W.Singer,buku:“The Distribution Of Gains Between Investing

And Borrowign Countries”, American Economic Review, Mei (1950):

pembukaan negara terbelakang untuk perdagangan luar negeri dan

investasi menghambat pembangunan karena maksud dan tujuan investasi

adalah untuk membuka sumber bahan makanan baru bagi rakyat dan bagi

mesin negara industry dan spesialisasi negara terbelakang pada ekspor

bahan makanan dan bahan mentah untuk negara industry, sebagian besar

akibat investasi oleh negara belakangan, tidak menguntungkan negara

terbelakang karena 3 (tiga) sebab sebagai berikut: (1).Negara investor

memperoleh bagian lebih besar dari efek multiplikasi kumulatif investasi

asing dalam bentuk mengair keuntungna lebih besar ke negara asal;

(2).Spesialisasi mengalihkan negara terbelakang ke jenis kegiatan kurang

tumbuh kemajuan teknologi ekonomi eksternal dan internal,

(3).Memperburuk imbangan dagang (terms of trade) negara terbelakang.

Kritik: ahli ekonomi mengkritik dengan tajam teori kemerosotan sekuler

Prebisch-Singer, baik argumen statik maupun analitis: 1).Tesis secara

keseluruhan didasarkan pada “kebalikan” dari indeks tahunan imbangan

dagang negara Inggris. 5 keberatan untuk menentang indeks imbangan

dagang: (a).Tidak memperhitungkan perubahan mutu produk dan

kemungkinan produk baru, membawa bias terhadap produk primer

dianggap tidak berubah mutu dan menguntungkan produk industri mutu

dan peringkat semakin baik; (b).Mengabaikan unsur jasa: imbangan

dagang Inggris harga impor dilakukan c.i.f. dengan harga ekspor dengan

f.o.b. sehingga biaya transpor cakup didalam harga impor tapi tidak

tercakup dalam harga ekspor;(c).Tesis adalah suatu perampakan

(generalisasi) didasarkan imbangan dagang Inggris tidak mewakili negara

industri lain; (d).Imbangan dagang Inggris sebagai wakil negara industri

dan indeks harga impor merupakan suatu “mixed bag” menyembunyikan

berbagai trend harga bahan makanan, mineral, bahan mentah.

(e).Imbangan dagang antara barang produk primer dan manufaktur tidak

sama antara negara terbelakang dan negara maju. (f).Tidak benar

praduga bahwa harga berbagai produk primer seperti: bahan makanan,

173

mineral, bahan mentah bergerak bersama-sama. Negara terbelakang

mengekspor beraneka macam produk primer, karena mengelompokkan

bersama demi kepentingan tesis tidak benar.

Haberler:“Dapatkah seseorang mengatakan bahwa: perubahan

imbangan dagang jangka panjang adalah sama untuk (a).Eksportir hasil

pertanian:(Argentina, Uruguay),(b).Negara pertambangan

(Bolivia),(c).Eksportir kopi (Brazil),(d).Eksportir minyak (Venezuela).

(2).Tesis kemerosotan jangka panjang oleh Kindleberger, Ellsworth,

Morgan, Haberler, Lipsey belum dibuktikan kebenaran berdasar

penelitian modern. Buku: “The Terms Of Trade, A Europe Case Study”

(1956); “The Terms Of Trade Between Primary Producing And Industrial

Countries”, “Inter American Economic Affairs “, Summer (1956);

T.Morgan, buku: “The Long Run Terms Of Trade Between Agricultural

And Manufacturing”, dan Econometrica (1957); G.Haberler,

“International Trade And Economic Development” (1959); dan

R.E.Lipsey, buku: “Price And Quantity Trends In The Foreign Trade Of

The US” (1963). Lipsey menyimpulkan studi: 2 keyakinan dianut luas

mengenai net-barter terms of trade tidak mendapat konfirmasi data di

Amerika Serikat yaitu: (a).telah terjadi perbaikan jangka panjang

mendasar imbangan dagang negara maju, termasuk Amerika Serikat;

(b).telah terjadi kemerosotan jangka panjang menonjol pada imbangan

dagang produk primer bila dibandingkan produk manufaktur, meski ada

goncangan besar sangat besar pada imbangan dagang Amerika Serikat

tahun 1879, tapi tidak ada trend jangka panjang terjadi dan tingkat rata-

rata imbangan dagang Amerika Serikat PD II = sebelum PD I.

(3).Adalah tidak benar menyamaratakan bahwa semua negara

terbelakang mengekspor produk primer dan semua negara maju

mengekspor manufaktur, sebab banyak negara terbelakang seperti: India

mengekspor manufaktur dan negara maju seperti: Australia dan Denmark

mengekspor produk primer.

(4).Unsur monopolistik pada negara industry mengangkangi keuntungan

kemajuan teknologi sendiri dan merugikan produsen produk primer di

negara terbelakang belum didukung bukti empiris.

(5).Anggapan bekerja hukum Engel cenderung mengurangi secara

sekuler permintaan negara industri akan produk primer terlalu dilebihkan

karena hukum berlaku untuk bahan makanan dan tidak untuk bahan

mentah dan harga relatif tergantung tidak hanya pada permintaan tapi

syarat penawaran mengalami perubahan besar dalam jangka panjang.

174

(6).Fredie Mehta, buku: “The Effects Of Adverse Income Terms Of Trade

On The Secular Growth Of Underdeveloped Countries” dan dalam

Indian Economic Journal, Januari 1957: imbangan dagang

bukan faktor penentu pembangunan ekonomi penting, meski keuntungan

produktivitas tidak beralih ke negara terbelakang dalam bentuk produk

manufaktur harga rendah, tapi beralih kepada dalam bentuk perbaikan

produk, penemuan produk, diversifikasi produk dan negara terbelakang

sebenarnya keuntungan dari investasi luar negeri.

(7).Adalah tidak layak mengambil kesimpulan dari kondisi tahun 1870 –

1930 terdapat kemerosotan sekuler imbangan dagang negara

terbelakang sebagai akibat menurunnya permintaan dunia bai produk

primer dan tahun 1870 telah terjadi perubahan besar dibidang metode

produksi dan transportasi, produksi, perdagangan dunia, pada populasi

dunia dan standar kehidupan, karena tidak menilai pengaruh imbangan

perdagangan.

(8).Sebagai suatu langkah kebijaksanaan, menurut Prebisch

menganjurkan proteksi, dan Singer menyarankan: pemanfaatan

modal asing secara lebih baik dan tidak ada bantahan terhadap

saranSinger, tapi anjuran Prebisch dikritik secara tajam.

Myrdal: menyangsikan apakah negara terbelakang mempunyai cukup

kekuatan monopoli atau monopsoni untuk memperbaiki imbangan

dagang melalui pengenaan pajak ekspor atau impor, dan jika mempunyai

kerjasama monopolistik, keuntungan bersifat sementara karena dapat

ditiadakan tindakan balasan/perubahan didalam nilai elastisitas

permintaan dan penawaran dan lemah karena tidak menekankan arti

penting promosi ekspor, substitusi impor dan tindakan moneter dan fiskal

untuk memperbaiki terms of trade.

KEBIJAKSANAAN PERDAGANGAN DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

PENGANTAR

Kebijaksanaan perdagangan sebagai: kebijaksanaan yang dapat

menopang percepatan laju pembangunan ekonomi dengan:

(a).Memungkinkan negara terbelakang memperoleh bagian lebih besar

dari manfaat perdagangan, (b).Meningkatkan laju pembentukan modal,

(c).Meningkatkan industrialisasi, (d).Menjaga keseimbangan neraca

pembayaran.

(1). Argumen terms of trade,

(2). Argumen rasio tabungan,

(3).Argumen investasi asing,

175

(4).Argumen industri (the infant industry argument),

(5). Argumen ekonomi eksternal,

(6). Argumen redistribusi faktor (factor redistribution argument),

(7).Argumen neraca pembayaran (the balance of payments

argument).

Langkah untuk mengatasi kesulitan neraca pembayaran

adalah:(1).Peningkatan ekspor: (a).Prasyarat penting bagi pemenuhan

rencana ekspor adalah realisasi sasaran produksi yang ditetapkan di

sektor pertanian,pertambangan dan industri, (b).Pengendalian

pertumbuhan konsumsi domestik komoditi melalui tindakan fiskal atau

langkah lain dalam rangka menciptakan surplus ekspor yang memadai,

(c).Pemeliharaan stabilitas harga informal yang layak, (d).Modernisasi

industri berorientasi ekspor, (e).Tepat waktu mengimpor bahan mentah

dan peralatan modal yang dibutuhkan untuk produksi barang dapat

diekspor dan menyediakan barang yang dibutuhkan harga subsidi,

(f).Pengendoran/penghapusan pembatasan ekspor atas barang dapat

diekspor, (g).Penyediaan fasilitas kredit, asuransi, angkutan bagi

eksportir, contoh: di India: fasilitas kredit bagi eksportir diberikan oleh

The Reserve Bank Of India, The State Bank Of India, The Refinance

Corporation, Export Insurance Corportation mengasuransikan semua

resiko ekspor, memberikan jaminan pada bak atas nama eksportir untuk

fasilitas kredit, memberikan fasilitas kredit tambahan untuk peningkatan

ekspor, The Indian Railways: memberi fasilitas angkutan khusus dan

murah, (h).Kelonggaran pajak bagi eksportir memakai bahan mentah,

barang setengah jadi dan komponen eks-impor pada perusahaan pembuat

barang dapat dieskpor, (i).Stabilisasi harga barang yang dapat diekspor,

(j).Penerapan dan pelaksanaan pengawasan mutu dan pemeriksaan wajib

sebelum pengapalan bagi berbagai komoditi dapat diekpor, seperti: di

India: The Export Inspection Council, (k).Pendirian lembaga penelitian

perdagangan bagi pengumpulan dan penyebaran informasi kepentingan

eksportir dan perusahaan impor asing, (l). Pendirian perusahaan dagang

untuk mewakili kepentingan bisnis eksportir di negara lain mempunyai

cabang di pusat penting dunia, (m).Promosi dan partisipasi di dalam

pameran dagang dan industry diluar negeri dan mengadakan publikasi

dagang untuk tujuan peningkatan ekspor, (n).Mendirikan Badan

Koordinasi Ekspor bagi barang ekspor utama, seperti: di India ada 18

badan Promosi Ekspor: menjalankan fungsi penasihat dan eksekutif dan

didirikan untuk menjamin kerjasama aktif antara para penanam modal,

produsen dan eksportir upaya negara menggalakkan peningkatan ekspor,

diantara:membuka pusat regional ditempat penting di India dan luar

176

negeri, (o).Pengikatan persetujuan dagang bilateral dengan negara maju,

(p).Kerjasama antaranegara sedang berkembang di bidang perdagangan

luar negeri.

(2).Substitusi Impor:strategi adalah mengurangi impor barang konsumsi

dan memproduksi sendiri di dalam negeri. Myrdal: keadaan bahaya di

bidang devisa memberikan alasan untuk

mengarahkan investasi dibidang industry kepada produksi komoditi yang

menggantikan barang impor.

4 faktor pendorong industrialisasi substitusi impor adalah:

(a).kesulitan neraca pembayaran, (b). perang, (c).pertumbuhan

pendapatan yang lamban, (d).kebijaksanaan pembangunan berencana.

Langkah diambil 2 motivasi adalah: bea impor, kuota dan biaya

tambahan impor/biaya tambahan pertukaran, kurs multiple (multiple

exchange rate) sebagai peralatan proteksi biaya,pembebasan pajak dan

substitusi dipakai untuk mengurangi biaya pada industry pesaing impor.

O.Hirschman, buku : “The Political Economy Of Import Substituting

Industrialiazation In Latin America”, QJE, Februari (1968): negara

mengimpor pabrik pengolah, perakit dan pencampur dan menolak barang

konsumsi sudah jadi sebelum diimpor dan dilanjutkan sampai tahap

produksi tinggi-pada barang setengah jadi dan mesin melalui backward

linkage effect”.

Dalih substitusi impor: didasarkan pada alasan bahwa secara

historis perdagangan berjalan sebagai suatu mekanisme ketimpangan

internasional tidak menguntungkan negara terbelakang, karena alasan

bagi penerapan strategi industrialisasi melalui substitusi impor tujuan

untuk cukup keperluan sendiri dalam jangka panjang dan menghemat

devisa melalui penggantian barang impor dengan produksi dalam negeri.

Menurut H.B.Chenery: pengalaman negara maju diambil untuk

mendukung substitusi impor dan sejarah negara: tidak hanya peranan

output industry meningkat karena pembangunan, tapi pertumbuhan

industry atas dasar substitusi impor memberikan andil besar dalam

keseluruhan kenaikan produksi industri dan 1 argumen penting dari

kebijaksanaan substitusi impor adalah: menghindari ketidaktentuan dan

risiko terkandung usaha mencari pasar bagi industry substitusi impor,

karena impor dihentikan, pasar untuk industri baru suadah ada dan

terjamin.

Permintaan suatu negara sedang berkembang akan impor barang

industry bertambah cepat disbanding permintaan luar negeri untuk

barang ekspor dan negara ekspor barang primer permintaan seret dank

arena negara tidak mampu mengimpor barang industry dalam jumlah

177

memadai, sebagai tukaran barang ekspor dan timbul kebutuhan untuk

memproduksi barang industry didalam negeri sendiri guna memenuhi

permintaan domestik. Industrialisasi substitusi impor memperbesar

tingkat tabungan dan investasi domestik dan negara menggunakan alat

bersifat membatasi seperti: tarif, lisensi, kuota, dan lain-lain untuk

memproteksi industry substitusi impor dari persaingan asing, produsen

bisa menaikkan harga barang dana memperoleh laba tinggi dan jika laba

ditabung dan diinvestasi pembangunan akan memperoleh kemajuan pesat

dan proteksi terhadap industry substitusi impor akan mengubah

imbangan dagang sektor tidak diproteksi dan mengubah distribusi

pendapatan sehingga mendorong tabungan dan investasi didalam

perekonomian.

Kesempatan kerja (employment): industrialisasi substitusi impor

pertlu untuk menyediakan pekerjaan menarik bagi tenaga kerja setengah

menganggur ada, guna menyerap surplus tenaga kerja meningkat akibat

bertambah produktivitas pertanian melalui penggunaan teknik mutakhir

menghemat tenaga kerja dan untuk mengatasi pertumbuhan angkatan

kerja sebagai akibat pertumbuhan penduduk.

Dukungan industrialisasi substitusi impor dari sudut

kesejahteraan ekonomi negara terbelakang dalam jangka panjang:

substitusi impor dilaksanakan melalui investasi asing langsung dalam

jumlah besar, negara memperoleh keuntungan dalam bentuk

keterampilan dan teknik industry mutakhir dan berpartisipasi langsung

dalam keterampilan teknologi mutakhir negara maju, berarti: berada pada

posisi untuk mempercepat laju akumulasi modal. Tujuan akhir

industrialisasi melalui substitusi impor adalah 2 segi: (a).untuk mencapai

swasembaga produksi barang konsumsi sudah jadi,barang setengah jadi,

mesin; (b).mengekspor barang ke negara sedang berkembang dan negara

maju.

ALASAN MENENTANG SUBSTITUSI IMPOR

S.Maccario, “Protectionism And Industrialization In Latin

America”, Economic Bulletin For Latin America, Maret (1965):

kebijaksanaan substitusi impor dilaksanakan sampai diluar batas

ekonomi, akibat muncul penyimpangan pada struktur perekonomian

negara bersangkutan dan perkembangan kegiatan efisien dan produktif

terkena pengaruh buruk sampai merusak kemungkinan ekspor. Argumen

menentang substitusi impor adalah: tujuan pokok diarahkan pada

penghematan devisa ternyata telah gagal menghasilkan tabungan riil,

menyebabkan pemborosan devisa dan industry substitusi impor: kurang

178

bahan mentah, barang setengah jadi dan peralatan modal, sehingga

kebutuhan akan barang impor untuk besar daripada sebaliknya. Jadi,

tabungan devisa langsung kecil dibandingkan pengeluaran devisa tidak

langsung pada input dan barang modal dibutuhkan untuk industry

substitusi impor dan mengarh pemborosan karena nilai barang diganti

produksi domestik.

Chenery: mendukung industrialisasi melalui substitusi impor:

kenaikan produksi industry terjadi melalui pertumbuhan impor, impor

bahan mentah, barang setengah jadi, peralatan modal membantu

pendirian industry domestik di suatu negara terbelakang, kenyataan:

impor membantu pemanfaatan sumber tenaga kerja setengah menganggur

produktif, dalam menciptakan permintaan dan mendorong kegiatan

kewiraswastaan dalam perekonomian, impor membuka jalan bagi

pendirian industry substitusi impor menciptakan suatu dasar bagi

industri. Argumen industrialisasi substitusi impor adalah untuk

permintaan domestik akan barang industry cara: menghentikan impor

berarti mengabaikan kebutuhan impor lebih besar. Hirschmann:bagian

terbesar industry baru di negara sedang berkembang berada disektor

barang konsumsi, dan arena industri dilaksanakan sesuai proses sudah

dipahami, atas dasar imput dan mesin diimpor, industrialisasi melalui

subsitusi impor menjadi masalah urutan/pentahapan ketat.

Konsekuensi kecenderungan substitusi impor yang menciptakan

permintaan impor:(1).Meningkatkan ketergantungan ekonomi pada

impor dibanding menurun, (2).Perekonomian tidak mampu mengimpor

bahan mentah, peralatan modal dan suku cadang karena kekurangan

devisa atau tidak cukup untuk dialokasikan kepada bahan dan suku

cadang impor, timbul kelebihan kapasitas manufaktur mengakibatkan:

kemacetan kerja, pengangguran, jatuh pendapatan, (3).Substitusi impor

cenderung mengubah distribusi pendapatan menguntungkan sektor

perkotaan dan kelompok berpendapatan tinggi, pola pengeluaran khas

mengandung komponen impor tinggi cenderung meningkat permintaan

impor jauh, jadi bia substitusi impor diperluas sehingga mencakup

jajaran barang luas, maka permintaan impor akan makin melonjank

akibat berpengaruh buruk pada perekonomian.

John Power (1966), “Import Substitution As An Industrialization

Strategy”, Philippines Economic Journal, Jilid V,No.2, 1966: substitusi

impor barang konsumsi sudah jadi cenderung menurun daripada

menaikkan tabungan dan investasi domestik dan penekanan produksi

barang konsumsi untuk kepentingan domestik cenderung menaikkan

konsumsi dan mengabaikan ekspor dan substitusi impor berhubungan

179

keterbelakangan, kebijaksanaan seperti: membawa pengaruh buruk pada

efisiensi teknis dan ekonomis, sehingga mengurangi pendapatan, labag

dan tabungan, karena untuk memperbesar tingkat pendapatan nasional,

tabungan dan investasi bagi pertumbuhan selanjutnya dan investasi lebih

baik dilakukan dibidang barang modal dan disektor ekspor daripada di

sektor barang konsumsi.

Substitusi impor memperbesar output di sektor manufacturing

tapi tidak dapat menciptakan lapangan kerja bagi angkatan kerja makin

bertambah. Penggunaan strategi substitusi impor sebagai sarana untuk

mencapai swasembada di bidang produksi industri membawa kearah

misalokasi sumberdaya dan pengaruh jelek terhadap produktivitas

industri. V.V. Desai, “Import Substitution And Growth Of Consumer

Industrialies”, Economic And Political Weekly, 15 Maret 1969”: tujuan

swasembaga memberi impor substitusi baik bagi perekonomian, akibat

sejumlah besar sumberdaya dihabiskan untuk produksi barang sebagai

barang konsumsi berprioritas rendah dan pertumbuhan produksi tidak

esensial mencapai Rs 800 tahun 1954-1955 dan 1963-1964, akibat pada

tidak memadai perencanaan struktur industry dan kurang perkiraan

sistematis kebutuhan devisa pada rencana substitusi impor, akibat

kebutuhan akan devisa tinggi daripada tersedia, sehingga memaksa

industry operasi dibawah kapasitas dan kesimpulan: investasi besaran

salah arah didalam industri prioritas rendah dan membutuhkan devisa

besar, semakin jauh dari tujuan swasembaga di sektor industry dicapai

melalui substitusi impor.

Raul Prebisch,“Towards A New Trade Policy For Development”

(1964): proteksionisme berlebihan pada pereknomian secara umum

menutup pasar nasional dari persaingan luar negeri, lemah dan merusak

semangat untuk memperbaiki mutu barang, menurun biaya. Biaya

produksi tinggi merupakan penyebab proteksi berlebihan, pengaruh

buruk struktur industri karena proteksionisme lebih mendorong pendirian

unit kecil tidak ekonomis, melemahkan rangsangan untuk teknik

mutakhir dan memperlambat kenaikan produktivitas. Tercipta lingkaran

setan hal ekspor barang manufaktur,ekspor menghadapi kesulitasn besar

karena biaya internal tinggi karena ekspor memperluas pasar sedikit,

industrialisasi substitusi impor gagal meningkatkan ekspor negara sedang

berkembang.

Kesimpulan substitusi impor sudah gagal menghemat devisa dan

barang konsumsi tidak berhasil meningkatkan pendapatan riil, tabungan,

investasi, gagal membawa perekonomian tujuan swasembaga didalam

produksi industry, tidak berhasil dalam menciptakan cukup lapangan

180

kerja guna menyerap angkatan kerja bertambah, tapi tidak menghasilkan

memajukan sektor ekspor. Negara India mendirikan industry manufaktur

dengan peralatan dan mesin canggih sudah mencapai kemajuan penting

dibidang substitusi impor dan tepat dasar kuat berdikari dibidang rencana

investasi dan kemampuan pertahanan di masa depan dan prestasi

mencolok industry dasar seperti: besi, baja, minyak mentah, barang-

barang, pupuk, kimia berat, aluminium, aneka macam mesin, sejumlah

barang konsumsi tahan lama seperti: kipas angin, mesin jahit.

PROMOSI EKSPOR VERSUSU SUBSTITUSI IMPOR

Tujuan: mengatasi kesulitan neraca pembayaran. Kelemahan

kebijaksanaan substitusi impor adalah: menghemat devisa, tapi

meningkatkan permintaan akan mesin, suku cadang, peralatan eks-impor,

proteksi keterlaluian pendirian unit tidak efisien dengan produk biaya

produksi tinggi tidak efisien dengan produk penghalang bagi

pertumbuhan substitusi impor, diperlukan kebijaksanaan peningkatan

ekspor, tapi “substitusi impor dapat menjadi 1 alat efektif asal saja dapat

dilaksanakan tanpa mendirikan industry terlalu diproteksi, tidak efisien

dan berbiaya tinggi dan sisi perekonomian tekanan pengembangan

ekspor menciptakan kondisi menguntungkan bagi produksi efisien,

karena pertumbuhan ekspor terus menerus, melibatkan persaingan

internasional, membutuhkan biaya besar dan kesadaran akan mutu tinggi

dan bertujuan negara sedang berkembang 2 bagian: (a).negara tidak

mengalami tekanan penduduk gawat, (b).negara berpenduduk padat.

Negara penduduk padat seperti: India harus barang manufaktur

untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor,karena pasar bagi barang

ekspor tradisional India, seperti: the, goni, tekstil katun mengalami

stagnasi/perkembangan lamban dan alasan lain: persaingan keras negara

sedang berkembang: katun dan negara maju: mobil, sekuter, tape

recorder, AC, kulkas, TV, kamera, dan lain-lain. Ekspor barang non-

tradisional ke negara maju oleh rintangan proteksi kuat diatasi negara

sedang berkembang dan menurut R.Harrod, “Economic Development

And Asia Regional Cooperation”, Pakistan Development Review, Spring,

1962: apapun kebijaksanaan dari negara mapan, maka negara sedang

berkembang harus berusaha memperluas output manufaktur dapat

diekspor pada harga bersaing sehingga mampu mengatasi rintangan

proteksi negara mapan. Argumen pendirian industri mesin dan barang

setengah jadi serentak tergantung skala ekonomi, berarti: industrialisasi

melalui substitusi impor dengan cara intensif. Jadi, untuk mengatasi

kesulitasn neraca pembayaran dan untuk mempercepat langkah

181

pembangunan suartu negara sedang berkembang seperti: India

menggabungkan kebijaksanaan pengembangan ekspor substitusi impor

intensif. Kesimpulan: pengaturan perdagangan luar negeri merupakan

prinsip dasar dari kebijaksanaan perdagangan, karena tanpa suatu

pengaturan ketat, suatu negara terbelakang tidak mulai pembangunan

ekonomi dan proteksi menaikkan tingkat pembentukan modal,

mengembangkan industrialisasi dan menggeser ketidakseimbangan

neraca pembayaran, tapi apakah negara terbelakang harus mengikuti

kebijaksanaan perdagangan restriktif atau kebijaksanaan perdagangan

liberal. Menurut Myrdal: pembatasan impor beberapa komoditi kepada

lain dan umum kepada barang dibutuhkan bagi pembangunan ekonomi

dan pembatasan impor dan subsidi ekspor tidak mengurangi jumlah

keseluruhan perdagangan dunia dan menjauhkan perdagangan luar

negeri dan negara terbelakang mempunyai dasar rasional untuk negara

maju liberalisasi perdagangan secara sepihak dan pedagang bebas kokoh,

tapi tetap mempertahankan hak sendiri untuk memberikan subsidi ekspor

dan membatasi impor dan kuat melawan setiap orang logika tidak

konsisten.

Meier dan Baldwin: kebijaksanaan perdagangan bersifat proteksi

akan mengganggu pola optimum perdagangan dunia dan mengarah

praktek produktif tidak ekonomis dan merintangi arus modal asing, sisi

kebijaksanaan perdagangan liberal menjadi kekuatan penting dalam

menentukan tingkat suatu negara akan membangun. Jadi, suatu negara

terbelakang tidak memanfaatkan keuntungan dari perdagangan

internasional hanya akan mengabadikan kemiskinan, didasarkan praduga

penerapan kebijaksanaan protektif dirancang mengarah pemanfaatan

penuh sumber daya yang menganggur sehingga mengembangkan dan

menganekaragaman perekonomian, menuju pengembangan perdagangan

luar negeri.

Jika negara terbelakang memilih antara pembangunan ekonomi

dan perdagangan luar negeri, maka memilih dan kebijaksanaan

perdagangan mudah untuk mempercepat pembangunan ekonomi.

Nurkse: Jika masalah merangsang kesempatan kerja, maka penghentian

impor merupakan metode sederhana dan masalah: mengumpulkan pajak

bagi pendapatan pemerintah, tarif tidak sulit untuk diberlakukan dan

sudah sangat popular di negara kurang berkembang, bila proteksi

diperlukan bagi industri baru berdiri (infant industries) dan pembatasan

impor adalah mudah peningkatan dana untuk membayar subsidi langsung

kepada industri diproteksi.

182

Kebijaksanaan perdagangan adalah kebijakan sedikit

menghadapi tantangan dalam persoalan, tapi bukan kebijakan

efektif/layak. Kebijaksanaan perdagangan adalah mudah mengendalikan

permintaan konsumen domestik melalui langkah-langkah kebijaksanaan

fiskal, tapi tidak menyentuh permasalahan dan terbaik dilakukan pada

akar permasalahan tidak terpecahkan.

PERANAN MODAL ASING DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

PENGANTAR

Bangsa maju tahap awal pembangunan banyak tergantung pada

modal asing dan abad ke 17 dan 18 Inggris meminjam modal dari

Belanda dan pertumbuhan Amerika cepat karena persediaan tenaga

manusia dan uang besar dari Eropa abad ke-19 dan di Rusia: penyediaan

modal, secara liberal selama 1890-1914 dari Eropa Barat, pembangunan

ekonomi Rusia merupakan kebijakan lanjutan dari Revolusi Oktober,

tapi lepas landas awal tahun sebelum PD I. Secara umum bangsa Eropa

Barat, termasuk Inggris sedikit menerima modal asing bagi pembangunan

selama lepas landas, tapi tidak benar dan sebenarnya memeras bantuan

paksa dari negara jajahan.

ARTI PENTING MODAL ASING

Ciri negara terbelakang adalah: modal kurang atau tabungan

rendah dan investasi rendah, persediaan modal kecil, laju pembentukan

modal uang rendah. Rata-rata investasi kotor hanya: 5 % - 6 % dari

pendapatan nasional kotor, di negara maju antara: 15 %- 20%. Laju

tabungan rendah: pertumbuhan penduduk cepat dengan laju 2%-2,5% per

tahun: investasi proyek modal baru. Sebenarnya laju tabungan ada, tidak

menutup penyusutan modal dan untuk mengganti peralatan modal ada

dan usaha mobilisasi tabungan domestik melalui perpajakan dan

pinjaman masyarakat tidak cukup untuk menaikkan laju pembentukan

modal ada melalui investasi.

Langkah menyebabkan: merosot standar konsumsi, membuat

rakyat semakin menderita, impor modal asing membantu mengurangi

kekurangan tabungan domestrik melalui pemasukan peralatan modal dan

bahan mentah dan menaikkan laju tabungan marjinal dan laju

pembentukan modal. Tabungan rendah dan investasi rendah

mencerminkan: kurang modal, negara terbelakang mengalami

keterbelakangan teknologi pada biaya rata-rata produksi tinggi dan

produktivitas buruh dan modal rendah, karena tenaga buruh tidak

183

terampil dan using peralatan modal, hal penting: keterbelakangan pada

rasio output modal tinggi yaitu: untuk membuat 1 unit output diperlukan

modal banyak dan penggunaan modal asing tidak mengatasi kekurangan

modal, tapi keterbelakangan teknologi. Bersama modal uang dan fisik,

modal asing membawa, keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman

organisasi, informasi pasar, teknik produksi maju, pembaharuan produk,

dan lain-lain, melatih tenaga kerja setempat keahlian baru merupakan

percepatan pembangunan ekonomi.

Negara terbelakang sangat kurang modal overhead ekonomi

langsung diperlukna untuk mudah investasi dan infrastruktur diperlukan

bagi pembangunan adalah : proyek jalan kereta api, jalan raya, kanal,

sumber tenaga, karena investasi modal besar dan mempunyai masa

persiapan panjang, negara tidak mampu melaksanakan tanpa bantuan

modal asing. Modal asing mendirikan pabrik baja, alat mesin, pabrik

elektrik berat dan kimia, dan lain-lain, penggunaan modal asing suatu

industry mendorong perusahaan setempat dengan mengurangi biaya

industri lain mengarah perluasan mata rantai industri hubungan lain dan

membantu industry ekonomi dan perusahaan swasta di negara

terbelakang melakukan usaha mengandung resiko, seperti: penggarapan

sumber alam belum dimanfaatkan dan penggarapan daerah baru dan

modal asing menanggung semua resiko dan kerugian timbul tahap

perintisan dan modal asing membuka daerah baru, memanfaatkan sumber

baru, membantu lipat ganda sumber alam dan menghilangkan

ketidakseimbangan kawasan.

Pengadaan prasarana negara, pendirian industri baru,

pemanfaatan sumber baru, pembukaaan daerah baru maka akan

meningkatkan kesempatan kerja dalam perekonomian. Jadi, pengimporan

modal menciptakan banyak pekerjaan di sektor perkotaan, menimbulkan

perpindahan surplus tenaga kerja dari sektor pedesaan ke perkotaan dan

tekanan penduduk pada tanah pertanian berkurang dan pengangguran

terselubung dihilangkan adalah keuntungan sosial diperoleh modal asing

menunjukkan modal asing menaikkan tingkat produktivitas, pendapatan

dan pekerjaan nasional mengarah pada upah riil buruh makin tinggi,

menurun harga bagi konsumen dan naik standar kehidupan, dimana”bila

masuk modal asing tenaga kerja setempat menjadi terampil, maka

produktivitas marjinal dan keseluruhan upah riil tenaga buruh dan bila

industri baru diawali dengan mengimpor teknologi, manajemen, mesin,

peralatan tingkat tinggi, maka tersedia barang baru dan bermutu dalam

jumlah besar bagi konsumen dengan harga rendah”.

184

Jika investor asing investasi modal, maka berbagai industri

dan proyek suatu negara terbelakang menerima keuntungan dan hal

tertentu dan royalti dikenakan pajak pemerintah negara pengimpor

modal. Jadi, pajak keuntungan investor asing dan royalty diterima maka

pendapatan pemerintah bertambah dan tekanan inflasi suatu negara

berkembang adalah ada ketidakseimbangan antara permintaan dan

penawaran barang domestik, permulaan program investasi negara dalam

jumlah besar dan dampak meningkat cepat permintaan atas barang dan

jasa dibandingkan penawaran, diman mengarah pada tekanan inflasi

makin berat karena ada kekakuan struktur menghambat peningkatan

bahan makanan dan barang konsumsi lain kedalam negeri, modal asing

membantu minimum tekanan inflasi dan tidak langsung: pemasukan

barang konsumen melalui bantuan asing menaikkan tingkat konsumsi

akan mempertinggi efisiensi produktif masyarakat.

Modal asing mengatasi kesulitan neraca pembayaran dialami oleh

suatu negara terbelakang dalam proses pembangunan: diperlukan impor

barang modal, komponen, bahan mentah, kecakapan teknik, dan lain-lain,

dan keperluan impor akan bahan makanan meningkat secara cepat karena

tekanan penduduk, tapi ekspor kenegara maju menjadi terhenti/

mempunyai kecenderungan menurun. Kesenjangan antara impor dan

ekspor menimbulkan kesulitan neraca pembayaran, melalui modal asing

negara terbelakang memenuhi semua keperluan impor dan saat sama

menghindar kesulitan neraca pembayaran dan ada kebutuhan untuk

menambah devisa untuk membayar utang luar negeri dan menimbulkan

masalah neraca pembayaran diselesaikan mengimpor modal.

Kesimpulan: pemasukan modal asing diperlukan untuk mempercepat

pembangunan ekonomi dan membantu dalam industrialisasi dalam

membantu modal overhead ekonomi dan menciptakan kesempatan kerja

luas dan modal asing tidak hanya membawa uang dan mesin, tapi

keterampilan teknik dan membuka daerah terpencil dan menggarap

sumber baru belum dimanfaatkan dan resiko dan kerugian pada tahap

perintisan ditanggung modal asing mendorong pengusaha setempat untuk

bekerjasama perusahaan asing dan meniadakan problem neraca

pembayaran dan menurunkan tekanan inflasi dan modal asing membantu

modernisasi masyarakat dan memperkuat sektor negara maupun swasta

dan penggunaan modal asing untuk mempercepat pembangunan ekonomi

negera terbelakang.

185

JENIS INVESTASI ASING

Modal asing masuk suatu negara dalam bentuk modal swasta dan

modal negara. Modal asing swasta mengambil bentuk investasi langsung

dan tidak langsung.

(1).Investasi Langsung berarti: perusahaan dari negara penanam modal

secara de facto dan de jure melakukan pengawasan atas asset (aktiva)

yang ditanam di negara pengimpor modal dengan cara investasi dan

investasi langsung bentuknya adalah: (a).pembentukan suatu cabang

perusahaan di negara pengimpor modal, (b).pembentukan suatu

perusahaan dalam mana perusahaan dari negara penanam modal

memiliki mayoritas saham, (c).pembentukan suatu perusahaan di negara

pengimpor dibiayai oleh perusahaan terletak di negara penanam modal,

(d).mendirikan suatu korporasi di negara penanam modal untuk secara

khusus beroperasi di negara lain, (e).menaruh asset (aktiva) tetap di

negara lain oleh perusahaan nasional dari negara penanam modal.

(2).Investasi Tidak Langsung sebagai: investasi portofolio atau rentier

sebagian besar terdiri dari: penguasaan atas saham dapat dipindahkan

(dikeluarkan/ dijamin oleh pemerintah negara pengimpor modal), atas

saham/ surat utang oleh warga negara dari beberapa negara lain dan

penguasa saham tidak = hak untuk mengendalikan perusahaan dan

berkembang investasi tidak langsung multilateral, sehingga warga negara

dari negara membeli surat obligasi International Bank For

Reconstruction And Development (IBRD): diambangkan biaya suatu

proyek khusus di negara terbelakang.

Modal Asing Negara (MAN) terdiri dari: (a).Pinjaman keras

bilateral yaitu: pemberian pinjaman oleh pemerintah Inggris dalam

bentuk poundsterling kepada pemerintah India,(b).Pinjaman lunak

bilateral yaitu: penjualan bahan makanan dan produk perkebunan lain

kepada India oleh Amerika Serikat berdasarkan PL 480, (c).Pinjaman

multilateral yaitu: sumbangan kepada Aid India Club, Colombo Plan, dan

lain-lain, oleh negara anggota dan termasuk: pinjaman disediakan badan

PBB seperti: IBRD:The International Bank For Reconstruction And

Development , IFC: International Finance Corporation, IDA:

International Development Association, SUNFED: Special United

Nations Fund For Economic Development, UNDP: United Nations

Development Program, dan lain-lain.

BANTUAN BERSYARAT VERSUS BANTUAN TIDAK

BERSYARAT

186

Perbedaan bantuan bersyarat dan bantuan tidak bersyarat adalah:

1).Bantuan Bersyarat karena sumber, proyek dan komoditi atau kedua

karena proyek dan sumber dan menjadi bantuan bersyarat ganda dan

2).Bantuan Tidak Bersyarat: suatu bantuan untuk tujuan umum dan

sebagai bantuan program/non-proyek.

(1).Bantuan Bersyarat: karena sumber dilaksanakan oleh pemerintah

Amerika Serikat dalam pemberian bantuan berdasarkan pinjaman PL 480

dan Exim Bank oleh Inggris dan Republik Federal Jerman dan program

bantuan Amerika Serikat harus India dan negara lain untuk

membelanjakan bantuan dimaksud pada barang dan jasa Amerika Serikat

dan semua kredit otomatis dihubungkan ekspor Amerika Serikat dan

setiap penyimpangan dari “syarat karena sumber” berarti: penghentian

bantuan dan metode arus bantuan sebagai bagian dari keseluruhan

perjanjian dagang oleh negara sosialis, termasuk biaya komoditi dan

proyek tertentu dimana negara donor menikmati keuntungan tertentu

didalam menawarkan barang tertentu dan praktek dilaksanakan Republik

Federal Jerman: (J.Bhagwati dan R.S.Eckaus,(ed.), “The Tying Aid”

dalam Foreign Aid). Diperkirakan bahwa bantuan bersyarat karena

sumber naik biaya proyek lebih 30 % pada negara penerima bantuan dan

bantuan bersyarat: ganda ganda menaikkan biaya pengadaan bantuan

tinggi dan fakta: negara penerima bantuan harus membayar mahal

dibanding harga pasaran dunia sebagai syarat kepada negara donor dan

pembayaran akan tinggi jika penawaran dari Amerika, negara penerima

bantuan dipaksa mendapat mesin, suku cadang, bahan mentah, dan lain-

lain menggunakan kapal dari negara donor, cenderung mengurangi nilai

riil bantuan.

Bantuan Bersyarat: karena sumber mengganggu alokasi sumber

investasi negara penerima bantuan dan program pembangunan bias

terhadap proyek banyak mempunyai komponen eks-impor tertentu

ditentukan didalam syarat bantuan bersyarat, karena sumber membatasi

pilihan teknologi dipakai proyek investasi dan memaksa negara penerima

modal untuk memakai teknik padat modal tinggi/proyek tidak cocok bagi

suatu perekonomian surplus tenaga buruh.

Bantuan Proyek didefinisikan sebagai: “bantuan pembayaran

dihubungkan pada investasi modal di suatu kegiatan produktif terpisah”

menurut Alan Carlin, “Projects Versus Programme Aid From The Donor

Is Viewpoint”, Economic Journal, Maret 1967 dan seluruh bantuan

Soviet kepada India termasuk dan pendekatan proyek terhadap bantuan

mempunyai sejumlah keuntungan dari pandangan negara donor maupun

negara penerima: (a).ada pengawasan langsung oleh negara penerima

187

dalam pemilihan proyek dalam hal tertentu, (2).ada kesempatan luas

untuk mempengaruhi proyek, dalam perencanaan maupun pelaksanaan

dibiayai oleh negara donor, (3).ada alasan kuat untuk mempengaruhi

kebijaksanaan negara penerima bantuan di sektor perekonomian dibiayai

bantuan proyek, (4).ada rangsangan untuk memperbaiki kuantitas dan

kualitas proyek, (5).ada kesempatan lebih baik untuk mempublikasikan

program bantuan negara donor, (6).terbuka semakin luas informasi

mengenai sektor perekonomian negara penerima bantuan tempat proyek

dibiayai, (7).kurang pengaruh buruk pada neraca pembayaran negara

donor jika bantuan proyek digabung dengan syarat karena sumber.

Kelemahan bantuan proyek: (1).tidak bermanfaat bagi negara

penerima bantuan, jika menghadapi kesulitan dalam mempertahankan

impor, setiap upaya untuk menggunakan pengaruh mikro atau proyek

oleh negara donor akan membuat bantuan kurang menarik bagi penerima

bantuan, (2).menimbulkan friksi birokratis antar pemerintah ditimbulkan

ada pengawasan dalam perumusan dan pelaksanaan proyek,

(3).dihubungkan proyek tertentu mengganggu perioritas investasi negera

penerima bantuan harus menunda proyek lain sama penting, (4).

Dihubungkan penggunaan mesin tertentu, peralan dan lain-lain

menyebabkan kurang dimanfaatkan sumber domestik seperti: tenaga

kerja karena menimbulkan bias terhadap proyek padat impor (I.M.D. dan

J.M.Clifford, “International Aid” (1965), (5).karena sumber, bantuan

proyek menaikkan biaya riil pinjaman pada negara penerima bantuan bila

negara harus membeli mesin dan suku cadang dari negara pemberi

bantuan dengan harga tinggi.

Jagdish Bahagwati: kenaikan mencapai 1/5 dari keseluruhan

bantuan bersyarat dan hal tertentu perbedaan harga mencapai 100% atau

lebih.

(2).Bantuan Tidak Bersyarat: didefinisikan Carlin sebagai: “bantuan

yang pembayaran dihubungkan pada pengeluaran negara penerima

bantuan pada berbagai macam mata anggaran yang benar-benar

didasarkan pada keseluruhan kebutuhan dan rencana pembangunan

negara daripada didasarkan pada suatu proyek tertentu”. Contoh: India

menerima bantuan non-proyek dari Inggris dan Republik Federal Jerman

dalam bentuk bantuan neraca pembayaran, bantuan penyelesaian utang

dan untuk pengimporan bahan mentah, komponen dan suku cadang.

Bantuan bersyarat sesuai program pembangunan dibidang

pertanian, industry, angkutan, prasarana lainnya. Bantuan program:

menurunkan biaya riil bantuan bila negara penerima bantuan membeli

keperluarn dengan bersaing dari pasaran dunia dan tidak ada bentrokan

188

birokratis antar pemerintah seperti: bantuan bersyarat dan negara

penerima bantuan menggunakan teknologi tepat sesuai kekayaan faktor

dan mengalokasikan sumber dengan cara baik daripada berdasarkan

bantuan bersyarat.

Singer: bantuan program menjadi popular diantara negara

penerima bantuan daripada bantuan proyek, sebagai suatu keuntungan

dari bantuan program karena negara penerima bantuan untuk berusaha

keras dalam rangka memperoleh bantuan, memperlancar hubungan

antara pemberi bantuan dengan penerima bantuan, merupakan salah satu

tujuan dari bantuan dan bantuan dihubungkan proyek tertentu merupakan

suatu rangsangan bagi negara penerima bantuan untuk memikirkan

pembangunan dalam arti proyek nyata.

Pembangunan adalah kenyataan banyak pengeluaran dikategori

sebagai uang/konsumsi dekat artinya: pembangunan dibandingkan

pengeluaran dikategorikan sebagai:“proyek/pengeluaran modal”.

Bantuan program dan bantuan anggaran tahunan jelas disukai apabila

negara donor sependapat dengan negara penerima bantuan di masalah

kebijaksanaan dan prioritas pembangunan”(H.W.Singer, “External Aid:

For Plans Or Projects?”, Economic Journal, September 1965”).

“DUA JURANG” MODEL BANTUAN LUAR NEGERI : HOLLIS

CHENERY

Hollis Chenery: pendekatan “2 jurang” pada pembangunan

ekonomi, dasar pemikiran: “jurang tabungan dan jurang

devisa”merupakan 2 kendala terpisah dan independen pencapaian target

tingkat pertumbuhan di negara kurang maju dan bantuan luar negeri

sebagai suatu cara untuk menutup 2 jurang dalam rangka mencapai laju

pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan”. Perhitungan lebar jurang: suatu

target pertumbuhan ekonomi ditetapkan bersama rasio modal output

tertentu, dimana jurang tabungan timbul “apabila laju tabungan domestik

kecil daripada investasi diperlukan untuk mencapai target”, dalam

H.Chenery dan A.Stent, “Foreign Assitant And Economic Development”,

AER, Jilid 56, September 1956; H.Chenery dan M.Bruno, “Development

Alternatives In An Open Economy”, EJ, Jilid 72, Maret 1962; H.Chenery

dan I.Adelman, “Foreign Aid And Economic Development”, RES, Jilid

48, Februati 1966”.

Contoh: “jika laju pertumbuhan pendapatan riil nasional adalah 6

% per tahun, dan rasio modal output: 3:1, maka perekonomian harus

menabung 18 % dari pendapatan nasional untuk mencapai target

pertumbuhan ekonomi.

189

Formula: Harrod: Gw = s / Cr. Bila hanya 12 % tabungan

dimobilisasikan didalam negeri, jurang tabungan menjadi 6 % dari

pendapatan nasional dan perekonomian mencapai target laju

pertumbuhan ekonomi dengan menutup jurang tabungan dengan bantuan

luar negeri dan hubungan ditetapkan antara kebutuhan devisa ditargetkan

dan pendapatan neto ekspor dimana: “jika pendapatan ekspor netto lebih

kecil daripada kebutuhan devisa, muncul jurang devisa ditutup bantuan

luar negeri”.

Formula perhitungan pendapatan nasional: E – Y = I – S = M – X

= F.

Dimana: E = pengeluaran nasional, Y = output dan pendapatan nasional,

I = investasi, X = ekspor, F = arus masuk modal netto.

(I – S) = jurang tabungan domestik; (M – X) = jurang devisa.

Ex-Post = sama untuk sembarang periode perhitungan dan Ex-Ante =

berbeda dalam jangka panjang ekspor dan impor adalah orang berbeda,

sehingga selama proses perencanaan, rencana para penabung, investor,

importir dan eksportir berbeda.

Investasi ex-ante = direncanakan adalah berhubungan target laju

pertumbuhan ekonomi, dimana: “bila target tinggi, maka investasi akan

tinggi,tapi tabungan domestik bergantung pada tingkat dan distribusi

pendapatan didalam masyarakat.

Impor Ex-Ante meliputi input diimpor diperlukan bagi pembangunan dan

dipengaruhi oleh besar pendapatan nasional dan distribusi pendapatan

diantara sektor negara dan perekonomian.

Ekspor secara Eksogen: ditentukan oleh harga dunia dan oleh harga

dunia dan oleh kuantitas berubah karena musim/keadaan alam.

Asumsi independen, maka besar jurang tabungan dan jurang devisa tidak

sama dalam pengertian ex-ante, asumsi bahwa: tabungan dan devisa tidak

dapat didistribusikan satu sama lain dan negara tidak dapat

menstransformasi tabungan potensial ke ekspor.

Saran Chenery: pembatasan pada pola konsumsi, distribusi pendapatan,

tingkat dan pertumbuhan pekerjaan dan perubahan pada nilai tukar dan

langkah memperlambat pertumbuhan.

Ahli ekonomi mempunyai pandangan bila harga bersifat fleksibel,

maka kekakuan tidak ada, dimana: “jika sumber dialokasikan secara

optimal, maka hanya akan terdapat kendala pada pertumbuhan dan

karena hanya terdapat jurang tabungan pada perekonomian. “Jika

diterapkan kebijaksanaan nilai tukar atau kebijaksanaan harga tepat,

maka sumber akan bergerak menghilangkan perbedaan antara efek

pertumbuhan impor dan tabungan domestik, karena menghilangkan

190

perbedaan pada jurang ex-ante dan “jika jurang devisa bersifat

dominan, maka disebabkan oleh kebijaksanaan harga tidak tepat

mengakibatkan alokasi sumber”, asumsi: seluruh barang modal diimpor

dan hanya barang konsumen diproduksi di dalam negeri model 2 jurang

bahwa: kekakuan struktural mengandung makna: (a).substitusi tidak

mungkin terjadi antara barang modal yang diimpor dan faktor domestik

dalam produksi, (b).substitusi tidak mungkin terjadi antara berbagai

barang konsumen di dalam konsumsi.

Bantuan luar negeri diperlukan untuk menutup jurang ditentukan

oleh jurang dominan dalam bilangan waktu tertentu, dimana: “jika jurang

tabungan lebih besar daripada jurang devisa, maka perekonomian berada

kendala tabungan”, sisi “jika jurang devisa lebih besar daripada jurang

tabungan, maka perekonomian berada pada kendala devisa”. Bantuan

luar negeri dapat menolong dalam meniadakan kendala tabungan melalui

pemasukan modal, dan jangka panjang: jumlah bantuan luar negeri

diperlukan akan menyamakan perbedaan antara kenaikan pada investasi

dan kenaikan pada tabungan dihasilkan oleh pendapatan meningkat” dan

bila jurang tabungan lenyap/habis maka target laju pertumbuhan ekonomi

akan dipertahankan. Jika kendala devisa bersifat dominan/ mencekam

negara kurang maju pada bilangan waktu tertentu, maka bantuan luar

negeri akan membantu mengatasi modal asing dan negara melancarkan

proyek investasi baru dengan mengimpor modal dan barang setengah jadi

dan bantuan teknik. Jangka panjang bantuan luar negeri diperlukan:

menyamakan perbedaan antara kenaikan impor dan ekspor dan jurang

devisa lenyap, bila ekspor naik ke tingkat menutup impor diperlukan bagi

target laju pertumbuhan perekonomian, sehingga terutama mendominasi

negara kurang maju : Chenery dan Stroley mengemukakan data empiris

menunjukkan negara pertama harus menghilangkan kendala tabungan

dominan dan kendala devisa dalam pelaksanan pembangunan dan

sebenarnya membagi negara mempunyai kendala tabungan dan devisa

menjadi 2 kategori terpisah.

PENILAIAN KRITIS 2 JURANG MODEL BANTUAN LUAR

NEGERI

Asumsi restriktif tertentu sehingga penerapan untuk pencapaian

target laju pertumbuhan di negara kurang maju terbatas dan

memperkirakan bahwa: “kenaikan tabungan domestidk tdiak dapat

dimanfaatkan sebagai pengganti (substitusi) devisa diperlukan untuk

mempertahankan investasi bagi target laju pertumbuhan”, asumsi: negara

tidak dapat melaksanakan kebijaksanaan promosi ekspor dan substitusi

191

impor dan ada kekakuan struktrual dan mustahil substitusi antara

berbagai jenis barang dan dimana: “jika jurang devisa lebih lebar

daripada jurang tabungan, maka potensi tabungan domestik tidak akan

dipakai untuk memproduksi barang modal maupun ekspor dan tidak

realistis dan tidak didukung oleh bukti empiris.

Kritik: negara kurang maju dengan kendala tabungan dominan

tidak memerlukan bantuan luar negeri dan jurang tabungan dominan

mengandung arti: negara berjalan dalam keadaan tingkat pekerjaan

penuh, karena tidak menggunakan devisa untuk mengimpor barang

modal bagi tujuan investasi karena sumber domestik terpakai

sepenuhnya, karena ada pekerjaan penuh, maka investasi dibidang barang

modal melalui impor akan mengakibatkan inflasi.

Analisa 2 jurang merupakan pendekatan agregatif menganggap

semua jenis investasi modal sebagai homogen, tidak realistis karena

keperluarn modal negara terbelakang untuk kebutuhan khas dan

menerima bantuan luar negeri dalam bentuk proyek dan sektoral dan

bersifat mekanistis dan bantuan luar negeri tidak sepenuhnya diharapkan

untuk jangka panjang dan pembangunan mengalami kekakuan struktural

hilang dan perekonomian domestik berubah sehingga menyeimbangkan 2

jurang dan kebijaksanaan domestik ditujukan pada substitusi impor dan

promosi ekspor menentukan jumlah dan jenis keperluan bantuan negara

kurang maju, bantuan menolong dalam menghilangkan kekakuan dan

menghasilkan transformasi struktural perekonomian, jadi model 2 jurang

sangat mekanistis yaitu menitikberatkan upaya menutup jurang dibanding

transformasi perekonomian melalui bantuan luar negeri dan analisa 2

jurang kadang merupakan perkiraan untuk menghitung keperluarn

bantuan luar negeri negara kurang maju dan kesulitan menetapkan

keperluan impor dan menetapkan jumlah investasi, persyaratan, dan

tabungan domestik potensial diperlukan serta penghasilan devisa

diharapkan dan merupakan metode mentah untuk memperkirakan

keperluarn bantuan luar negeri negara kurang maju.

BIAYA DAN HASIL (COST AND BENEFIT )DARI BANTUAN

Bantuan luar negeri mengalir dari negara donor dalam bentuk

hibah, pinjaman, bantuan teknis, sumbangan dalam bentuk nature, dan

sebagainya, kepada negara penerima merupakan biaya riil (1) dan hasil

(keuntungna) bagi (2). Menurut John Pincus, “Economic Aid And

International Cost-Sharing”, 1965, dan “Cost And Benefits Of Aid: An

Empirical Analysis”, UNCTAD, 1967”:mengukur dana biaya riil arus

modal bagi eksportir modal sebagai pendapatan yang dikorbankan

192

sebagai akibat dari pengeluaran modal, ada alternatif lain penggunaan

modal sama dan keuntungan riil bagi importir modal diukur: kenaikan

marginal netto pendaptan sebagai akibat dari penanaman modal yang

diterima, jika dibandingkan melakukan investasi = modal dari sumber

alternatif”, pengukuran arus modal dari negara maju ke negara kurang

maju: konsep “padanan hibah”adalah: sejenis pemberian dari negara

maju kepada negara kurang maju dimana tidak perlu membayar bunga/

melakukan pembayaran kembali dan pinjaman diberikan kepada negara

maju dengan syarat: lunak, seperti: suku bunga rendah, periode bebas

pajak, periode pembayaran kembali panjang mengandung unsur

kelonggaran di bandingkan persyaratan pasar komersial dan = hibat.

Unsur kelonggaran/padanan hibah adalah perbedaan antara jumlah

pinjaman dan nilai sekarang pembayaran kembali didiskonto berdasar

sukubunga pasar jangka panjang negara donor dan biaya riil pinjaman

bantuan bagi donor adalah perbedaan antara nilai sekarang dari

pembayaran kembali akan datang didiskonto berdasar sukubunga pasar

jangka panjang negara donor dan besar pinjaman. Karena nilai sekarang

pinjaman bantuan tergantung beban sukubunga dibandingkan tingkat

penghasilan diperoleh negara donor: “bila jumlah sama di investasikan di

dalam negeri dan periode pembayaran kembali pinjaman bantuan” dan

“bila tingkat bunga pinjaman = tingkat penghasilan di negara donor,

maka padanan hibah adalah nol dan pinjaman berarti tanpa biaya bagi si

pemberi pinjaman”. “Jika tingkat penghasilan di negara donor lebih

tinggi dibandingkan tingkat bunga pinjaman, maka biaya riil pinjaman

akan tinggi bagi si pemberi pinjaman”, sebaliknya “ jika tingkat bunga

pinjaman lebih tinggi daripada tingkat penghasilan biaya riil akan

rendah bagi si pemberi pinjaman akan memperoleh keuntungan dengan

meminjamkan”.

Keuntungan riil dari pinjaman bantuan bagi si penerima berbeda

biaya riil bagi negara donor, dan keuntungan riil dari suatu pinjaman

akan bergantung: pada tingkat penghasilan (tingkat diskonto) di negara

penerima dibandingkan sukubunga dikenakan oleh negera donor dan

“jika tingkat penghasilan untuk pinjaman di negara penerima adalah

tinggi dibandingkan sukubunga pinjaman bantuan, keuntungan riil suatu

pinjaman bagi si peminjam akan besar, dan sebaliknya”. Tergantung

tingkat penghasilan dan sukubunga pinjaman, biaya riil, keuntungan riil

pinjaman bantuan tergantung pada periode bebas pajak dan periode

pembayaran kembali. “Jika tingkat penghasilan tinggi dibandingkan

tingkat bunga pinjaman di negara pemberi pinjaman dan periode bebas

pajak dan periode pengembalian panjang, biaya riil bagi donor akan

193

tinggi, dan sebaliknya”. Sisi “jika tingkat penghasilan pada negara

penerima tinggi dibandingkan tingkat bunga pinjaman dan periode bebas

pajak dan periode pembayaran kembali lebih lama, maka keuntungan riil

bagi donor akan lebih besar, dan sebaliknya”.

Kesulitan untuk menghitung biaya riil bantuan bila bantuan

bersyarat dan bentuk sumbangan berbentuk natura, dimana: “jika negara

donor mengikat bantuan dengan minta negara penerima untuk impor dari

negara donor, padanan hibah akan berkurang bagi si penerima”. Dimana,

biaya riil bagi negara donor, maka rendah karena masuk barang dengan

harga tinggi dibandingkan harga pasar dunia, karena padanan hibah

dalam turun, keuntungan riil bagi si penerima bantuan bersyarat turun.

“Bila si negara donor memberi bantuan dalam bentuk sumbangan bentuk

natura, seperti: surplus komoditi pertanian dinilai dengan harga tinggi

dibandingkan harga pasar dunia. Sebaliknya, terjadi “bila bantuan tidak

bersyarat dan barang dinilai dengan harga pasar dunia”, karena

menghitung biaya riil bantuan luar negeri bagi negara donor dalam

perekonomian pekerjaan penuh menurut John Pincus masuk jumlah:

(1).Hibah termasuk bantuan teknik, berdasarkan nilai nominal,

(2).Pinjaman yang dinilai dari perbedaan antara jumlah pinjaman dan

nilai saat ini di diskonto berdasar sukubunga pasar, (3).Sumbangan dalam

bentuk natura dinilai dengan harga pasar dunia, (4).Penjualan

barang/pinjaman yang dapat dibayar kembali dengan mata uang negara

penerima dinilai sebagai hibah, setelah memperhatikan dana sebenarnya

dikeluarkan oleh donor di negara penerima.

Analisa penghitungan biaya riil bagi negara donor didasarkan

asumsi tertentu:

(1).Asumsi sumber digunkana sepenuhnya di negara donor, dalam hal

sumber kurang digunakan bantuan menggunakan bantuan mengandung

biaya riil, bila sumber kurang dipergunakan bantuan mengandung biaya

riil bila sumber digeser dari proyek domestik aktual kepada bantuan luar

negeri. “Jika proyek domestik belum dilaksanakan sepenuhnya, maka

bantuan tidak mengandung biaya riil,

(2).Analisa asumsi bahwa: “harga dan jasa dibawah bantuan bersyarat

dinilai berdasarkan harga pasar dunia,

(3).Padanan hibah untuk setiap tahun diukur tanpa mengurangkan

pembayaran utang dan bunga dari pinjaman terdahulu.

Analisa diterapkan pada keuntungan riil arus masuk modal bagi

penerima, dimana: “semakin tinggi padanan hibah bagi si penerima,

maka akan semakin besar keuntungan riil baginya, dan padanan hibah

tinggi jika syarat bantuan lunak”. “Jika sebagian besar porsi bantuan

194

tidak bersyarat, maka semakin besar keuntungna riil negara penerima”,

keadaan seperti: jumlah nominal arus masuk modal sama menyebabkan

kenaikan keuntungan riil. Jika syarat bantuan dibuat lunak dan pengaruh

buruk bantuan bersyarat dikurangi, maka keuntungan riil pemasukan

modal bagi negara penerima dapat semakin mendekati nilai nominal

pemasukan modal.

Keuntungan riil bantuan diukur seperti: biaya riil, tapi nial

berbeda karena alasan-alasan sebagai berikut: (1).Sukubungan diskonto

biasa berbeda di negara donor dan negara penerima, dimana: “jika tingkat

diskonto di negara penerima rendah dibandingkan dinegara donor, maka

hibah bagi penerima adalah rendah dibandingkan donor”; (2).Dinegara

menerapkan pengendalian devisa, tingkat diskonto harus dibayar oleh

negara penerima akan menyamai tingkat di pasar obligasi internasional,

dimana: “bila mata uang negara donor dinilai tinggi, maka tingkat

diskonto negara penerima dinaikkan,

(3).Bantuan bersyarat akan menurunkan padanan hibah, bila negara

donor menetapkan harga barang dan jasa tinggi dibandingkan harga

dunia, mengakibatkan perbedaan antara perkiraan biaya bagi negara

donor dan perkiraan keuntungan si penerima mengenai padanan hibah;

(4).Sulit untuk menghitung keuntungan dari investasi swasta, khusus efek

bantuan teknik dan alih teknologi bermanfaat pada negara penerima

dicengkam oleh kesulitan teknis dan semua pertimbangan membawa

perbedaan antara keuntungan riil bantuan bagi negara penerima dengan

biaya riil bagi negara donor dan mengurangi estimasi padangan hibah

bagi si penerima dan si pemberi.

IMPLIKASI DUA (2) JURANG MODEL BANTUAN LUAR

NEGERI

Analisa biaya-keuntungan bantuan luar negeri menghasilkan

implikasi kebijaksanaan tertentu: syarat bantuan lunak menaikkan biaya

riil bagi negara donor dan bantuan bersyarat menurunkan biaya riil pada

donor dimana waktu sama bantuan bersyarat menaikkan beban

pembayaran kembali bagi penerima dan mengurangi keuntungan riil

bantuan, karena negara kurang maju penerima bantuan sejauh mungkin

menekan bantuan tak bersyarat. Dimana, negara maju meringankan

syarat bantuan kepada negara kurang maju dimana:harus mengatur

bantuan sehingga padanan hibah per unit nilai bantuan meningkat

dibandingkan turun dan dimana:”semakin kuat dariadanya kenyataan

bahwa sejumlah negara kurang maju mempunyai kewajiban utang

(pokok dan bunga)

195

sangat tinggi dan menemui kesulitan untuk membayar kembali utang

menumpuk, dan beban utang di negara berlomba dengan mutlak

memperoleh devisa, sehingga berpengaruh buruk pada tabungan

domestik, investasi dan pembangunan karena negara maju harus naik

padanan hibah setiap dolar bantuan luar negeri diberikan kepada negara

kurang maju.

PENANAMAN MODAL ASING SWASTA

SIFAT

Nurkse: peralihan abad 1920-an kebanyakan modal asing swasta

mengalir dalam bentuk investasi tidak langsung dari Eropa ke negara

terbelakang, berbentuk investasi langsung dibidang produksi ekspor,

sedangkan bidang manufaktur tidak banyak. PD II: lebih dari separuh

investasi swasta merupakan investasi langsung terpusat pada: eksploitasi

bahan mentah seperti: besi, minyak, mangan, boksit, tembaga, energy

listrik, dan sebagainya. Dimana, manufaktur tetap kurang diminati dan

baru saat perekonomian lepas landas, investasi langsung menyerbu

perusahaan manufaktur, menyebabkan mengapa investasi langsung pada

perusahaan manufaktur mengalir ke negara industry belum maju dan

mempunyai pasar domestik luas. Jadi, pola lama mapan, modal asing

bergairah memenuhi produksi primer untuk ekspor berlanjut sekarang.

KELEBIHAN INVESTASI LANGSUNG

Kesukaan investasi langsung dibandingkan investasi portofolio

tahun terakhir berhubungan kelebihan tertentu dimiliki oleh investasi

langsung adalah:(a).Investasi asing langsung mengenal manfaat ilmu,

teknologi, organisasi mutakhir ke negara terbelakang, (b).Giliran

mendorong perusahaan lokal untuk menginvestasikan sendiri lebih

banyak pada industry pendukung atau bekerja sama perusahaan asing,

kenyataan perusahaan asing mendorong perusahaan lokal 2 cara:

(a).secara langsung: membantu perkembangan perusahaan lokal dengan

tenaga manusia, uang, bahan serta memberi latihan dan pengalaman

kepada para personil, (b).tidak langsung: menciptakan permintaan bagi

jasa tambahan (seperti: agen transportasi, latihan) bagi perusahaan asing

swasta tidak ekonomis ditangan sendiri, (c).investasi langsung

mempunyai keuntungan tambahan melebihi investasi portofolio dalah hal

negara terbelakang memperoleh: jumlah modal lebih besar, dimana

sebagian laba dari investasi langsung umum ditanamkan ke

pengembangan, modernisasi atau pembangunan industri terkait,

(d).investasi asing swasta disalurkan pada penggunaan logis dan

196

produktif, karena menambah kapasitas produksi negara peminjam modal,

(e).investasi langsung: kemungkinan pelarian modal dari negara

peminjam kurng dan karena beban neraca pembayaran kecil selama

depresi karena investasi langsung, seperti: obligasi dibayar dengan

deviden dihubungkan laba, (f).tahap awal pembangunan investasi asing

langsung meringankan beban neraca pembayaran negara terbelakang,

karena tenggang waktu antara pengoperasian perusahaan bisnis baru dan

perolehan laba adalah lama, produksi laba kecil dan perolehan laba dari

investasi langsung kurang membawa tekanan pada neraca pembayaran

dibandingkan investasi portofolio, (g).investasi asing langsung mengalir

ke sektor pertanian dan industry pengolahan memproduksi barang primer

untuk ekspor, membantu meringankan posisi neraca pembayaran negara

terbelakang dan negara berkembang seperti: India: investasi langsung

akibat neraca pembayaran karena membantu memproduksi barang

manufaktur, hanya pasar domestik dan luar negeri, (h).investasi langsung

mengalir ke negara sedang berkembang mendorong pengusaha untuk

menanam modal di negara terbelakang lain dan contoh: di India:investasi

di Nepal,Uganda, Etiopia, Kenya:meminjam dari luar negeri.

Ditinjau dari sudut sukubunga investasi portofolio baik daripada

investasi langsung karena tidak perlu biaya besar, dan pengusaha lokal

akan memiliki banyak untuk mengawasi penggunaan, rasa tanggung

jawab lebih besar untuk meletakkan dana pada saluran mendatangkan

hasil dan investasi portofolio kehilangan makna, bila dibandingkan

investasi langsung.

HAMBATAN PADA INVESTASI ASING SWASTA

Faktor menghambat investasi asing swasta di negara terbelakang :

faktor ekonomi, politik, hukum, budaya adalah (1).Kecilnya pasar

domestik menyebabkan: ROR/Rate Of Return pada modal rendah,

(2).Kekurangan fasilitas dasar, seperti: transportasi, tenaga, keperluan

umum lain, sistem perbankan dan kredit, buruh terampil, (3).pembatasan

pada pembayaran laba, repartiasi modal,atau khawatir akan penolakan

semua, (4).ancaman pengambilalihan, nasionalisasi,pemilikan oleh

negara, reservasi jenis industri tertentu bagi perusahaan domestik

(investor khusus nasionalisasi atau pengambilalihan perusahaan asing di

sejumlah negara Afrika, Asia Barat, Amerika Latin dan Asia Tenggara),

(5).pengaturan perusahaan asing secara ketat untuk tujuan nasional

menetapkan pagu penghasilan, dengan diskriminasi pajak laba,

mewajibakan perusahaan asing untuk melatih dan memperkerjakan

sejumlah tertentu buruh lokal tidak pada posisi biasa, tapi posisi eselon

197

tinggi, (6).pengendalian devisa ketat dan khusus ruwet dan kelambatan

administratif berhubungan pengendalian alat tukar, (7).khawatir

diskriminasi pada pengadilan lokal karena perbedaan konsepsi hukum,

(8).ketidakstabilan politik dan ekonomi, “perang dingin” dan cenderung

sosialis di negara terbelakang menyebabkan ketidakmenentu dan

kekurangyakinan pihak investor asing negara kapitalis.

Akibat: modal asing menjadi “malu” dan tidak mau masuk ke negara

terbelakang.

PEMBENARAN PMA SWASTA

PMA mengarah pada pengurasan SDA negara pengimpor modal

dalam rangka menguntunkan dan memperkaya negara induk dan

investasi asing langsung hanya masuk industry pengolahan mengabaika

industry dasar, berat, pembangunan ekonomi berat sebelah. Lewis:

“khawatir tetap ada dan merupakan salah satu alasan terkuat mengapa

negara kurang maju melaksanakan kebijaksanaan yang sangat hati-hati

terhadap modal asing dan menginginkan agar PBB menciptakan lembaga

untuk pengalihan modal, sehingga tidak tergantung penerimaan modal

dari salah satu negara adikuasa”.

LANGKAH UNTUK MENDORONG INVESTASI ASING

SWASTA (10) (1).Stabilitas politik dan keamanan harta dan jiwa di negara peminjam

modal adalah tercipta iklim menguntungkan bagi pemasukan investasi,

masalah: diluar bidang ahli ekonomi, tapi penyedaian fasilitas asuransi

jiwa dan kekayaan bagi orang asing membantu dan pemerintah dari

negara meminjam modal harus mendirikan perusahaan asuransi milik

sendiri, pemerintah pemberi pinjaman memberi jaminan, asuransi risiko

dari investasi asing disetujui,

(2).Pemerintah negara terbelakang memberi informasi kepada perusahaan

asing mengenai ruang lingkup kesempatan informasi melalui konsultan

dagang di negara maju dan seperti: Pusat Investasi di India: para negara

terbelakang di negara maju atau Juni 1960 3 tujuan pokok

(a).mengumupulkan data perundang-undangan dan data ekonomi

keuangan dasar diperlukan oleh investor asing berkenan pendirian

industry di India, untuk mempersiapkan penelitian pasar tentang peluang

investasi di India, (b).berfungsi sebagai penengah antara investor asing

dan India dalam hubunga, (c).memberi panduan kepada investor asing

potensial dalam memperoleh izin dan fasilitas lain dari berbagai

departemen pemerintah di India, (c).pemerintah negara peminjam modal

198

menurnkan biaya produksi perusahaan asing menyediakan fasilitas dasar

memadai (contoh: transportasi, tenaga, pekerjaan umum,dan sebagainya)

di dalam negeri, perlu usaha investasi terus menerus oleh pihak penguasa

negara bersangkutan, kelangkaan buruh lokal terlatih diatasi

mengembangkan fasilitas pendidikan teknik, (d).Jika negara terbelakanga

menarik modal asing swasta, maka memberi fasilitas bagi pengalihan

laba, deviden, bunga, pinjaman pokok memperhatikan posisi neraca

pembayaran sendiri dan negara peminjam modal harus memberi jaminan

pengalihan/lebih baik negara peminjam dan memberi pinjaman

mengadakan perjanjian bilateral untuk mengatur syarat pengalihan modal

dan penghasilan,

(e).Persoalan utama bagi seorang kapitalis adalah keamanan modal,

karena untuk menarik modal asing, maka pemerintah negara terbelakang

memberi jaminan tertentu, ada nasionalisasi perusahaan asing selama

periode tertentu dan ada nasionalisasi akan membayar ganti rugi wajar,

cukup, disetujui sebelum pengambilalihan dilaksanakan serta dialihkan

ke negara asal dengan nilai tukar berlaku hari dilakukan nasionalisasi dan

tidak ada persetujuan, diselesaikan melalui arbitrase dan persoalan

arbitrase adalah tidak ada negara berdauat bersedia menerima keputusan

bertentangan dengan kepentingannya dan jalan terbaik bagi negara

pemberi pinjaman adalah: mengadakan perjanjian bilateral dengan negara

peminjam mengenai prinsip berkenan keamanan dan status perusahaan

swasta beroperasi di negara terbelakang,

(f).Rangsangan pajak mempunyai daya tarik kuat bagi pengusaha bisnis

baik negara pengimpor maupun negara pengekspor modal memberi

kelonggaran pajak, tapi praktek penerimaan pajak tinggi dan kemampuan

menyerap pajak tinggi, kemampuan menyerap kerugian dalam

penerimaan timbul.

Rangsangan pajak oleh negara pemberi pinjaman

berupa:(1).sistem kredit pajak ditemui diKanada, Amerika Serikat,

Inggris, (2).Perjanjian bilateral antara pemerintah negara pemberi

pinjaman dan negara peminjam untuk menghapuskan pajak ganda,

(3).Penghapusan semua pajak atas pendapatan bisnis diperoleh di luar

negeri, (4).Izin untuk meniadakan biaya investasi modal asing sebagai

pengeluaran perusahaan.

Negara pengimpor modal mengambil langkah perpajakan

tertentu, yaitu:(1).pembebasan pajak bagi perusahaan asing selama

periode tertentu sesudah investasi awal, (2).rabat pembangunan pada

investasi modal baru, (3).rabat pada laba tidak dibagi, (4).kelonggaran

penyusutan tambahan pada investasi baru.

199

(g).Sistem usaha patungan (joint venture) merupakan pendorong bagi

pemasukan modal ke negara terbelakang, dilakukan disektor swasta dan

sektor negara dimana investor asing bekerjasama investor

lokal/pemerintah dan pihak asing menyumbang: pemberian modal bersih,

keterampilan teknis, peralatan modal dan mesin dan proses usaha kepada

mitra usaha lokal dan menyediakan fasilitas latihan ke buruh lokal: Asia,

Afrika, Amerika Latin.

(h).Suatu negara dimana perusahaan lokal tidak bisa maju tapi

permintaan akan produk luar negeri meningkat dan menempuh

kebijaksanaan perluasan yang dialihkan,

(i).Meier dan Baldwin: untuk meningkatkan arus masuk modal lebih

besar memberi pembebasan bea masuk bagi pabrik dan peralatan serba

bahan mentah diperlukan oleh industry asing baru,memberi hak ekslusif

periode tertentu, membantu perusahaan asing informasi, nasihat dalam

masalah hukum, penerimaan pegawai, pemilihan tempat, peningkatan

modal dan problem lainnya.

(j).Negara pengimpor modal berlaku kebijaksanaan sama terhadap

investasi asing dan terhadap investasi domestik, pajak sama baik pihak

asing maupun mitra usaha nasional dan perlakuan sama di hukum bagi

perlindungan jiwa dan hak atas kekayaan dan kepentingan, tidak ada

pembatasan penerimaan personil administratif dan teknis dan pemilihan

manajer, tidak dilakukan pembatasan imigrasi personil teknis perushaan

asing, kecuali untuk keamanan nasional, sisi diberi perlakuan baik, tapi

diwajibkan bagi perusahaan asing untuk melatih buruh lokal.

Terlalu banyak menggantungkan nasib perlindungan dan

rangsangan bentuk peraturan investasi, jaminan, kewajiban perjanjian

dan tindakan fiskal atau langkah legislatif tidak mendorong arus investasi

asing swasta, fakta: pengalaman dan kuntungan ekonomi nyata

menguntungkan pribadi investor dapat meratakan jalan bagi arus deras

masuk modal asing swasa dan apa yang diperlukan sebenarnya adalah:

“waktu dan kekeluargaan yang semakin erat melalui persahabatan”.

PENANAMAN MODAL ASING (PMA) NEGARA

ARTI PENTING

Investasi asing negara untuk mempercepata pembangunan

ekonomi adalah: penting dibandingkan modal asing swasta. Investasi

asing swasta tidak mau terlibat masalah: pengeluaran sosial seperti:

bidang pendidikan, kesehatan masyarakt, program medis, latihan

teknis,penelitian, dan sebagainya. Investasi asing swasta syarat: ada jasa

pelayanan umum pokok dinegara terbelakang dan perlu jumlah dan

200

resiko besar dimana modal swasta tidak akan mampu melaksanakan,

karena investasi proyek berbuah rendah dan lambat berbuah dilakukan

dasar pinjaman negara sesuai program pembangunan. Bantuan asing

mengalir ke negara terbelakang bentuk: pinjaman, bantuan, hibah dari

berbagai organisasi pemerintah dan internasional.

LEMBAGA PEMERINTAH

BADAN REGIONAL DAN ORGANISASI DUNIA

Sumbangan multilateral diberikan melalui badan regional tertentu

seperti: Komisi Ekonomi untuk Amerika Latin, Komisi Ekonomi untuk

Asia dan Timur Jauh, Komisi Ekonomi untuk Afreika (PBB), Colombo

Plan, Organisasi Negara Amerika, Bank pembangunan Inter-Amerika

(IDB), Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Eropa,

MEE/Masyarakat Ekonomi Eropa, Air India Club, dan sebagainya.

FAKTOR YANG MENENTUKAN JUMLAH BANTUAN LUAR

NEGERI BAGI PEMBANGUNAN EKONOMI: (1).Tersedia dana, (2).Daya serap negara penerima, (3).Tersedia sumber-

sumber: SDM dan SDA kurang memadai, (4).Kemampuan negara

penerima untuk membayar kembali: langsung, karena beban pembayaran

pinjaman menjadi penghambat bagi negara terbelakang untuk mengambil

pinjaman dalam jumlah besar, (5).Kemauan dan usaha si negara

penerima untuk membangun dan menurut Nurkse bahwa modal

sebenarnya dibuat didalam negeri dan peranan modal asing adalah

sebagai sarana efektif untuk memobilisasi keinginan suatu negara.

BANTUAN ATAU PERDAGANGAN

GeraldM.Meier:“Leading Issues In Economic Development”

mengamati seksama bahwa:“arus modal asing dari negara maju kepada

negara kurang maju tidak pernah meningkat, dan problem pelunasan

utang luar negeri menjadi semakin memberat, karena surplus impor

ditunjang modal asing merosot secara mencolok pada tahun ini, dan

pengalihan sumber diluar impor didasarkan pada ekspor menjadi relatif

tidak penting bagi sebagian besar negara kurang maju dan selama

kendala devisa tidak diatasi maka negara kurang maju tidak akan dapat

memenuhi kebutuhan impor bagi program pembangunan, akibat: negara

kurang maju terpaksa menempuh salah satu atau gabungan dari

kebijaksanaan: mengurangi laju pembangunan negara, mengganti impor,

mengembangkan ekspor, memperbaiki imbangan perdagangan (terms of

trade),merangsang arus bantuan asing lebih besar’. Tapi kebijaksanaan

201

utama perdagangan dan bukan bantuan hanya berhasil jika tabungan

domestik meningkat sama tinggi dengan kenaikan peneriaman ekspor.

Perdagangan akan mengganti peranan bantuan bila penerimaan ekspor

menaikkan pendapatan nasional sehingga tabungan meningkat dan

perdagangan membantu dalam mengalihkan sumber riil untuk investasi

bila negara kurang maju mampu menetapkan harga tinggi atas ekspor ke

negara maju dibawah perjanjian perdagangan preferensi dan mampu

menggunakan penerimaan ekspor untuk pembentukan modal tapi tidaka

ada negara maju berseida membeli pada harga tinggi daripada pasar

dunia, jadi menstabilkan tingkat harga di negara sedang berkembang dan

perdagangan dengan mulus mengganti bantuan luar negeri, dan bantuan

perdagangan karena untuk jangka waktu lama akan mengembangkan

perdagangan melalui bantuan.

KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI

(1). PERANAN ANALISIS EKONOMI DALAM PERUMUSAN

KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN

(2). PROSES MULTIPLIER DI NEGARA SEDANG

BERKEMBANG

(3). TINDAKAN DOMESTIK DI BIDANG MONETER DAN

FISKAL

(4). INFLASI DALAM PEMBANGUNAN

(1).PERANAN ANALISIS EKONOMI DALAM PERUMUSAN

KEBIJAKSANAN PEMBANGUNAN

Teori ekonomi sekarang diajarkan negara sedang berkembang

umum merupakan teori ekonomi konvensional (teori ekonomi

barat),yaitu; teori ekonomi mempunyai karakteristik institusional dan

struktur negera industri telah maju. Perbedaan negara maju dan negara

berkembang adalah: keadaan ekonomi dan problem ekonomi dan tingkat

pertumbuhan penduduk, tingkat teknologi, tingkat kualitas tenaga kerja,

orientasi setiap sektor.

Teori ekonomi secara garis besar dibagi 3 (tiga) kategori yaitu:

(1).Teori Ekonomi Mikro:fokus pada perilaku individu dalam kegiatan

mengkonsumsi dan memproduksi dan dibedakan 3 (tiga) bagian

yaitu:(a).Teori Harga, (b).Teori Produksi, (c).Teori Distribusi;

(2).Teori Ekonomi Makro: keadaan ekonomi secara agregat

(keseluruhan), meliputi: konsumsi, tabungan,investasi, pasar uang, pasar

tenaga kerja, anggaran pemerintah.

202

Ekonomi Internasional: berkaitan dengan kegiatan ekonomi antar

negara, prinsipnya merupakan gabungan antara ekononmi mikro dan

makro. Persoalan dasar mengenai: apa, berapa banyak yang harus

diproduksi, yang dibahas dalam ekonomi mikro ditentukan oleh:

persetujuan bersama antara konsumen-konsumen digambarkan kurva

permintaan pasar masing-masing pasar dan jasa, sedangkan produsen

bertindak sebagai: pemenuhan dan pelayan konsumen yang memiliki

motivasi ingin meningkatkan keuntungan dan titik tolak analisisnya

memiliki motivasi ingin meningkatkan keuntungan dan titik tolak

analisisnya adalah: anggapan setiap perilaku dalam perekonomian akan

bertindak secara rasional dan ekonomis. Prinsip ekonomi akan berlaku,

dari pihak konsumen akan berusaha membeli sebanyaknya barang

dengan sejumlah anggaran tertentu. Pihak produsen akan berusaha

memproduksi barang dan menjual kepada konsumen dengan harapan

persoalan yang dihadapi, bersaing secara sempurna, keadaan kemampuan

individu untuk merubah harga, baik harga barang masukan input,

maupun harga output, oleh Adam Smit sebagai hasil dari kegiatan tangan

ajaib kapitalisme, tapi konsep ideal tidak pernah/jarang terjadi dalam

kehidupan nyata, dimana: hasil tangan ajaib /the invisible hand:negara

sedang berkembang tidak sejahtera seluruh masyarakat, tapi berada dan

menekan kebawah sebagian besar penduduk.

Dalam Ekonomi Makro:variabel ekonomi dan lembaga ditinjau

melalui keseimbangan kompetitif yaitu: keseimbangan antara permintaan

aggregate dengan penawaran aggregate akan menunjukkan tinggi rendah

luaran (output) nasional, maka akan semakin tinggi permintaan

aggregate, maka akan semakin tinggi tingkat pengerjaan (employment)

dan akan makin tinggi tingkat harga.

Keseimbangan antara permintaan aggregate dengan penawaran

aggregate akan menentukan tinggi rendahnya output nasional

keseimbangan.

Dimana, apabila permintaan sangat tinggi, maka semua pengusaha akan

menambah produksi, akan mempertinggi pendapatan nasional dan tingkat

kesempatan kerja dan permintaan terus menerus bertambah pada

penciptaan kesempatan kerja penuh. Apabilia permintaan masyarakat

terus bertambah, sehingga permintaan melebihi kemampuan

perekonomian untuk memproduksi barang dan jasa sehinggan

menyebabkan inflasi.

J.M.Keynes: berusaha untuk mempengaruhi jalan perekonomian

melalui manipulasi permintaan aggregate, dan keadaan: kelesuan

ekonomi (resesi) pemerintah dapat memperbesar pengeluaran pemerintah

203

(G/government expenditure), menurunkan pajak (T/taxes) sehingga

lapangan kerja semakin penawaran aggregate melebihi kapasitas

produksi nasional sebagai penawaran aggrete, maka terjadi inflasi.

Keadaan pemerintah dapat menurun pengeluaran dan menaikkan pajak.

Tercapai keseimbangan antara demand aggregate dengan supply

aggregate, terjadi pendapatan nasional keseimbangan, disertai

keseimbangan pasar tenaga kerja.

Menurut sifat pengeluaran masyarakat (demand aggregate)

dibedakan 4 golongan: (1).Pengeluaran Rumah Tangga untuk Konsumsi

(C/Consumption Household), (2).Pengeluaran Investasi oleh Para

Pengusaha (I/Investment), (3).Pengeluaran Pemerintah Untuk Membeli

Barang dan Jasa (G/Governement Expenditure),

(4).Pengeluaran dari /Pendapatan dari Perdagangan Internasional (X

(Ekspor) – M (Impor).

Perubahan terjadi pada golongan pengeluaran tertentu akan

berpengaruh pada besar pendapatan nasional keseimbangan

menimbulkan perubahan golongan pengeluaran dan seterusnya, dan

pendapatan nasional akan bertambah menjadi beberapa kali lipat dan

untuk mengetahui besar pertambahan pendapatan nasional menimbulkan

oleh pertambahan pengeluaran semula disebut: “proses multiplier”.

Koefisien Multiplier dihitung rumus sebagai berikut:

MPCK

1

1

Pertambahan pendapatan nasional dihitung:

XGIMPC

Y

1

1

Karena:

kMPC

1

1, maka: XGIky

Dimana:

Y = Perubahan pendapatan nasional yang ditimbulkan oleh perubahan

variabel pengeluaran.

k = Koefisien Multiplier

MPC Marginal Propencity To Consume (Kecenderungan/Hasrat

Untuk Mengkonsumsi)

I = Perubahan Pengeluaran Untuk Investasi

G = Perubahan Pengeluaran Pemerintah

M = Perubahan Pengeluaran Untuk Impor

204

(AD) = Demand Aggregate adalah:keseluruhan yang terdiri dari

permintaan efektif untuk barang konsumsi (C), barang investasi (I), dan

pengeluaran pemerintah (G).

Menurut konsep multiplier pengeluaran pemerintah yang

bertambah akan menambah pendapatan masyarakat, dimana pendapatan

bertambah akan memperbesar kegiatan ekonomi dan tingkat kesempatan

kerja adalah teori umum John Maynard Keynes terkenal: penghasilan dan

determinasi pekerjaan. Persamaan sebagai berikut:

Pendapatan dan pengeluaran nasional (Y)ditentukan oleh tingkat Demand

Aggregat (Z), dimana:

(Z) = C+I + G atau Y = C+I+G.

Tingkat output nasional berhubungan dengan tingkat pekerjaan nasional

(N)dinyatakan dalam suatu Fungsi Produksi Nasional, umpanya: Y = f

(N,K,t), dimana: fn > 0 dan f’n <0.

Untuk suatu tingkat teknologi tertentu (t), dan persediaan tanah dan

modal tetap (K), jumlah output nasional (PNK Riil) akan berhubungan

unik dengan tingkat pengerjaan employment yaitu: tingkat pengerjaan

tinggi (Y) berhubungan dengan tingkat pengerjaan tinggi (N), tapi suatu

masyarakat tertentu jumlah pengerjaan dibatasi oleh jumlah angkatan

kerja yang aktif, maka terdapat beberapa tingkat pendapatan nasional

maksimum yaitu: waktu full employment (tingkat pengerjaan umum).

Tingkat pendapatan nasional pada waktu full (N) disebut: Output

Potential ditulis: Yf. Dimana: tingkat Yf semua tergantung pada Demand

Aggregatif (C+I+G). Karena bila konsumsi dan investasi sudah

ditetapkan tingkat pendapatan nasional yang ada, caranya:agar

permintaan aggregatif bisa ditingkatkan bagi pemerintah adalah:

meningkatkan jumlah pengeluaran (Government Expenditure/ G) yaitu:

dari G ke G’. Defisit anggaran belanja pemerintah diperlukan untuk

mengisi “gap”diantara: PNK potensial dengan PNK Riil, meningkatkan

tingkat output nasional dan konsekuensi mengurangi pengangguran.

Teori Keynes untuk mengurangi pengangguran tanpa inflasi ialah

dengan memanipulasi demand aggregate (DA): DA= C+I+G. Atau

meningkatkan total aggregate demand melalui peningkatan langsung

pengeluaran pemerintah atau melalui kebijaksanaan pemerintah tidak

langsung akan mendorong investasi swasta lebih banyak (contoh:

menurunkan tingkat bunga atas pinjaman, tax allowance, subsidi),

dimana pengangguran dan mengendor perekonomian, maka supply

barang dan jasa akan berpengaruh secara otomatis terhadap demand yang

tinggi dan menciptakan kondisi untuk memperbanyak income pada

tingkat employment banyak.

205

Fungsi pemerintah dalam perekonomian adalah: berusaha untuk

menciptakan kesempatan kerja penuh tanpa inflasi dan 2 alat

kebijaksanaan pemerintah dalam perekonomian adalah: (1).Untuk

menyesuaikan tingkat pengeluaran sehingga keseluruhan pengeluaran

dalam perekonomian akan mencapai/mendekati tingkat pendapatan

nasional pada tingkat full employment, (2).Untuk mempengaruhi tingkat

penanaman modal, ekspor, impor,dan pengeluaran rumah tangga,

sehingga tingkat pengeluaran secara aggregate ditambah pengeluaran

pemerintah akan menjamin full employment. Besarnya pengeluaran

pemerintah (G) yang diperlukan tergantung pada: selisih pendapatan

yang berhasil dicapai dengan tingkat pendapatan dalam full employment

dan besar multiplier tergantung pada: hasrat mengkonsumsi tambahan

(MPC/marginal propencity to consume) atau besar multiplier tergantung

pada MPC.

(2).PROSES MULTIPLIER DI NEGARA SEDANG

BERKEMBANG

Multiplier adalah: peningkatan pendapatan yang berlipat ganda

akibat adanya pertambahan investasi (I) atau konsumsi (C), dan

pembelanjaan pemerintah (G).

Proses multiplier di negara sedang berkembang tidak berjalan

semestinya karena: kemampuan perekonomian dalam berproduksi sangat

terbatas dan masih tradisional.

Konsep Analisis Makro:apabila suatu perekonomian menghadapi

pengangguran, maka harus dilakukan pertambahan dalam pengeluaran

masyarakat (C), dan besar pertambahan dalam pengeluaran dilakukan

supaya full employment tergantung pada MPC dan jurang diantara

pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh dan pendapatan

nasional sekarang dicapai, sehingga “semakin tinggi MPC, maka akan

makin besar Multiplier”, artinya:semakin sedikit pertambahan

pengeluaran diperlukan untuk menciptakan sejumlah pertambahan dalam

pendapatan nasional dan untuk mencapai full employment.

Negara sedang berkembang umumnya merupakan negara

memiliki MPC tinggi, dimana”apabila proses multiplier berjalan mulus,

maka usaha untuk selalu mencapai pendapatan nasional keseimbangan

pada pengerjaan penuh akan dilakukan dengan mudah dan cepat, karena

koefisien multiplier kecil, bila dibandingkan negara maju”. Kenyataan

berbeda, dimana”bila pemerintah negara sedang berkembang menambah

pengeluaran dengan tujuan: menghilangkan pengangguran, menimbulkan

inflasi, sehingga negara sedang berkembang memiliki tingkat inflasi

206

tinggi diikuti tingkat pengangguran tinggi, disebabkan oleh 2(dua) faktor

yaitu: (1).Kemampuan perekonomian untuk menambah produksi sangat

terbatas bila dibandingkan negara maju, (2).Corak kegiatan ekonomi di

negara sedang berkembang sangat berbeda dengan negara sudah maju.

Negara sedang berkembang sektor tradisional: menguasai

sebagian besar kegiatan ekonomi, terjadi permintaan dan mampu

menaikkan produksi cepat, karena mempunyai alat-alat produksi dan skill

terbatas, sehingga produktivitas terbatas dan mutu produksi rendah

dibanding mutu produksi dari negara maju. Oleh karena itu, kemampuan

sektor tradisional untuk memperbesar tingkat produksi sangat terbatas,

maka bila pertambahan pengeluaran masyarakat terlalu besar,

sedangkan kemampuan sektor tradisional untuk memenuhi permintaan

sangat terbatas terjadi:kenaikan harga.

Daya beli besar, akibat terjadi persaingan bertambah diantara

pembeli untuk mendapatkan barang dan jasa, maka akan menaikkan

harga barang.Pertambahan dalam pengeluaran pemerintah meliputi:

kenaikan permintaan atas barang impor, menimbulkan masalah neraca

pembayaran karena impor lebih besar barang impor, dan “bila kenaikan

harga di sektor impor menjalar ke seluruh perekonomian, maka

perekonomian akan dilanda inflasi dan sektor perusahaan bersifat

responsive terhadap rangsangan terjadi dipasar, menambah kemampuan

sektor produksi untuk memenuhi kenaikan permintaan terdapat dipasar

dari masa ke masa.

Reaksi di negara sedang berkembang menyebabkan: ada kurang

modal, skill dan tenaga terdidik, sektor pertanian kurang responsif,

menyebabkan harga hasil pertanian tidak stabil bila dibandingkan harga

barang industri, tenaga kerja di sektor pertanian mempunyai kemampuan

sangat terbatas, bila dibandingkan sektor pengusaha sektor modern.

Kesimpulan apabila analisis ekonomi makro digunakan untuk

menganalisis keadaan kegiatan ekonomi di negara sedang berkembang

dan sebagai landasan untuk merumuskan kebijaksanaan ekonomi di

negara yang bersangkutan, maka harus berhati-hati.

(3).TINDAKAN DOMESTIK DI BIDANG MONETER DAN

FISKAL

Kebijaksanaan ekonomi makro dapat disesuaikan dengan keadaan

di negara sedang berkembang adalah:Kebijaksanaan Fiskal dan

Kebijaksanaan Moneter.

(1).Kebijaksanaan Fiskal: kebijaksanaan pemerintah dalam

pengeluaran dan pendapatannya dengan bertujuan untuk: menciptakan

207

kesempatan kerja tinggi tanpa inflasi. Atau kebijaksanaan Fiskal adalah

kebijaksanaan pemerintah dalam mempengaruhi permintaan dan

pengeluaran APBN untuk menciptakan kesempatan kerja tanpa inflasi.

Tujuan adalah: mengusahakan agar keseluruhan pengeluaran masyarakat

dapat mencapai atau mendekati tingkat produksi maksimum atau

pendapatan nasional pada tingkat kesempatan kerja penuh (kapasitas

penuh), keadaan dimana seluruh pengeluaran dalam suatu perekonomian

adalah lebih besar daripada kesanggupan maksimum perekonomian

untuk memproduksi barang, maka inflasi berlaku.

Cara untuk menghidari terjadi kenaikan harga, tingkat

pengeluaran masyarakat diturunkan (Sukirno, 1985: 264-265), dimana

ada 3 instrumen kebijaksanaan fiskal yaitu: (1).Menaikkan pajak rumah

tangga, (2).Mengurangi pengeluaran pemerintah fiskal (fiscal incentive)

pada pengusaha tertentu,

(3).Memberi rangsangan fiskal (Fiscal Incentive):pada pengusaha

tertentu.

Pertama, kenaikan pajak rumah tangga menyebabkan jumlah pendapatan

dapat dibelanjakan masyarakat berkurang, sehingga menyebabkan

penurunan konsumsi masyarakat dan pajak merupakan instrumen efektfi

dari segala kebijaksanaan fiskal untuk mengurangi konsumsi swasta dan

mengalihkan sumber-sumber kepada pemerintah terselenggara investasi

produktif. Perpajakan mendorong pembentukan modal melalui 2 cara:

(a).mengalihkan sumber swasta kepada negara untuk digunakan dalam

saluran produktif yang diinginkan, (b).dengan menyediakan rangsangan

pada sektor swasta untuk menaikkan produksi (Jhingan, 1988: 480).

J.Chelliah: dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi

suatu negara pajak digunakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

(1).Untuk membatasi konsumsi dan mentransfer sumber dari

konsumsi ke investasi,

(2).Untuk meningkatkan dorongan menabung dan menanam modal,

(3).Untuk mentransfer sumber-sumber dari tangan masyarakat ke

tangan pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi

pemerintah,

(4).Untuk memodifikasikan pola investasi,

(5).Untuk mengurangi ketimpangan ekonomi,

(6).Untuk memobilisasi surplus ekonomi (J.Chelliah, “Fiscal Policy In

Underdeveloped Countries: 55).

Kedua,mengurangi pengeluaran pemerintah:akan menurunkan

pengeluaran masyarakat, mengurangi tekanan inflasi, dimana: “jika

keseluruhan pengeluaran pemerintah dilakukan dalam perekonomian

208

maka akan lebih kecil daripada kemampuan maksimum untuk

memproduksi barang, maka masalah timbul adalah deflasi atau

pengangguran”.

Langkah dijalankan untuk mengatasi masalah pengangguran

dengan kebijaksanaan fiskal bagi negara sedang berkembang: akibat

timbul beda negara maju: negara berkembang masalah pengangguran

tidak dapat diatasi dengan cara: menurunkan tingkat pajak dikenakan

pada masyarakat dan menaikkan pengeluaran pemerintah dan jumlah

tenaga kerja berlebihan dibanding faktor produksi lain, karena tambahan

pengeluaran pemerintah besar penananman modal para pengusaha dan

kenaikan pengeluaran konsumsi rumah tangga (C+I+G) sebagai akibat:

penurunan pajak tidak akan menaikkan kegiatan ekonomi dan mengatasi

masalah pengangguran, tapi sebaliknya menaikkan harga; negara maju:

sering pemerintah harus menjalankan kebijaksanaan belanja defisit untuk

mengatasi masalah pengangguran, dan mengatasi inflasi timbul sebagai

akibat dari tercapai tingkat kesempatan kerja tinggi dan terobosan untuk

mempercepat perkembangan industry dan pemerintah memberi

rangsangan fiskal, seperti: (a).pemberian pembebasan pajak sementara

(tax holiday), (b).pembebasan atas pajak impor untuk barang modal

didatangkan dari luar negeri.

Kesimpulan: cara mengatasi keadaan inflasi di negara sedang

berkembang dengan jalan: menurunkan pengeluaran dan menaikkan

pajak akan memperburuk masalah pengangguran dan memperlambat

proses pembentukan modal untuk pembangunan dan pengeluaran

pemerintah dan kenaikan pajak akan menurunkan laju pembangunan;

sektor industry tidak tertarik untuk memperluas usaha, cenderung batas

rencana penanaman modal, akibat: pertumbuhan ekonomi jadi lambat

dan jumlah pengangguran bertambah besar, sedangkan inflasi dihadapi

jangka pendek belum dapat diatasi, dan pengurangan pemerintah dapat

mengurangi laju inflasi.

Kebijaksanaan fiskal tradisional tidak menciptakan hasil sama

efektif dengan negara maju, apabila kebijaksanaan fiskal dilaksanakan

untuk mempercepat proses pembangunan, maka peranan dalam usaha

pembangunan dilakukan antara lain:

(1).Kebijaksanaan fiskal harus dijalankan dengan konservatif (hati-hati),

yaitu: selalu menjaga pengeluaran dan penerimaan dalam keadaan

seimbang dan menghindari pengeluaran berlebihan,

(2).Kebijaksanaan fiskal digunakan untuk mempengaruhi sumberdaya

ekonomi, dan pembelajaran pemerintah di satu sektor menggalakkan

209

penanaman modal di sektornya, sedangkan pajak tinggi dikenakan 1

sektor akan menurunkan gairah pengusaha untuk memperluas usahanya.

Fiscal Incentive/ kebijaksanaan fiskal: digunakan untuk

mempengaruhi sumberdaya dalam perekonomian dengan memberikan

rangsangan fiskal kepada para pengusaha tertentu, contoh: memberi

modal dengan syarat ringan, pembebasan sementara pajak,

mengurangi/membebaskan pajak impor modal dan bahan baku dan

memacu pembentukan modal.

Jhingan, 1988:471: “konteks perekonomian negara terbelakang

negara terbelakang peranan kebijaksanaan fiskal adalah: untuk memacu

laju pembentukan modal, sebagai : piranti pembangunan ekonomi adalah:

(1).Meningkatkan laju investasi:tujuan untuk memacu dan

meningkatakan laju investasi disektor swasta dan sektor negara dapat

dicapai dengan cara: mengendalikan konsumsi baik aktua maupun

potensial dan meningkatkan rasio tabungan marjinal. “Peningkatan laju

investasi, maka pemerintah menerapkan kebijaksanaan investasi di

sektor publik, sehingga dapat mendorong investasi di sektor swasta”.

Negara sedang berkembang:modal asing kurang cukup, maka pengobatan

menurut Nurkse adalah: meningkatkan rasio tabungan incremental

melalui: keuangan negara, pajak, pinjaman wajib (Nurkse, 142-143).

Tripathy: “Public Finance In Underdeveloped Countries”: ada 6

(enam) metode diterapkan yaitu (1).Kontrol Fisik Langsung,

(2).Peningkatan Tarif Pajak Ada, (3).Penerapan Pajak Baru, (4).Surplus

Dari Perusahaan Negara, (5).Pinjaman Pemerintah Yang Tidak Bersifat

Inflasioner, (6).Keuangan Defisit (Jhingan, 1988: 474).

(2).Meningkatkan kesempatan kerja:maka pengeluaran pemerintah

diarahkan kepada penyediaan overhead sosial dan ekonomi dan jangka

panjang (long run) pengeluaran akan menciptakan lapangan kerja dan

menaikkan efisiensi produktivitas ekonomi,

(3).Untuk mendorong investasi optimal secara sosial:kebijaksanaan fiskal

harus mendorong investasi ke jalur overhead social and economy

diinginkan masyarakat secara optimal, seperti: investasi di bidang

transportasi, perhubungan, pengembangan tenaga dan investasi dibidang

pendidikan, kesehatan masyarakat dan fasilitas latihan teknik untuk

overhead social. Investasi menghasilkan ekonomi eksternal: memperluas

pasar,meningkatkan produktivitas dan eksternal, memperluas

pasar,meningkatkan produktivitas dan eksternal, memperluas pasar,

meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi,

(4).Untuk meningkatkan stabilitas ditengah ketidakstabilan ekonomi

internasional: dimana negara sedang berkembang umum mudah

210

digoncang oleh siklus ekonomi internasional karena sifat perekonomian

sendiri, mengekspor produk primer dan mengimpor barang modal dan

terms of trade negara menjadi buruk, pendapatan devisa merosot, hutang

luar negeri semakin membengkak sebagai akibat: konjungtur moneter

internasional, karena ulah kebijaksanaan ekonomi makro negara maju.

Dalam mengurangi kegoncangan ekonomi dan mengurangi

dampak fluktuasi siklus internasional masa: boom, ditetapkan pajak

ekspor dan impor. Dimana, pajak eskpor: menyedot winfall profit (rejeki

nomplok)timbul dari: kenaikan harga di pasar dunia, bea impor: dapat

menghambat daya beli barang mewah dan konsumsi.Masa resesi: di

pasar dunia penerimaan ekspor sangat merosot dan barang ekspor

terpukul keras, situasi pemerintah harus menyelenggarakan banyak

pekerjaan umum melalui: anggaran defisit, tapi jangka pendek: suntikan

menaikkan daya beli cenderung menaikkan harga karena sifat penawaran

inelastis, karena dalam mengurangi dampak siklus internasional

diperlukan suatu kebijaksanaan fiskal: kontra-siklus melalui anggaran

defisit masa depresi dan anggaran surplus masa inflasi, tapi

kebijaksanaan fiskal dilengkapi tindakan moneter tepat (Jhingan,

1988:477).

Laporan PBB mengenai “Method Of Findancing In

Underdeveloped Countries”memiliki 4 tujuan kebijaksanaan fiskal:

(a).Untuk meluruskan kembali ketimpangan berlebihan dalam distribusi

pendapatan dan kesejahteraan cara: memperluas pasar dalam negeri dan

mengurangi impor kurang perlu,

(b).Menanggulangi inflasi timbul dalam pembangunan ekonomi,

(c).Memberikan rangsangan kepada jenis proyek pembangunan

diinginkan dan membantu mendorong pembangunan kearah diinginkan,

(d).Meningkatkan jumlah tabungan total tersedia untuk pembangunan

ekonomi.

Kesimpulan: kebijaksanaan fiskal bagi negara maju adalah: untuk

menstabilkan perekonomian dan analisis J.M.Keynes: tindakan moneter

dipergunakan untuk mengurangi tabungan dan meningkatkan

kecenderungan konsumsi, sebaliknya negara sedang

berkembang/terbelakang: karena kecenderungan konsumsi tinggi dan

menabung rendah, maka kebijaksanaan fiskal diperlukan untuk

mengekang kecenderungan konsumsi dalam meningkatkan

kecenderungan menabung tercapai pembentukan modal bagi investasi,

sehingga kebijaksanaan fiskal berperanan dinamis dan berfungsi sebagai:

instrumen untuk menggalakkan pembangunan ekonomi, khusus sebagai

211

alat untuk: (a).Mempertinggi penggunaan sumber daya, (b).Sebagai alat

untuk memperbesar penanaman modal.

KEBIJAKSANAAN MONETER

Yaitu: kebijaksanaan pemerintah untuk mempengaruhi jalannya

perekonomian dengan cara:mempengaruhi penawaran uang dalam

masyarakat, cara: mempengaruhi tingkat bungan.

4(empat) Jenis Kebijaksanaan Moneter, yaitu:

(1).Reserve Ratio Policy : Merubah Cadangan Minimum Bank

Komersial;

(2).Politic Disconto : Merubah Tingkat Bunga;

(3).Credit Selective Control : Selektif Kredit Kontrol;

(4).Open Market Operation: Operasi Pasar Terbuka.

(1).Reserve Ratio Policy: merubah cadangan minimum bank

komersial: instrument penting untuk mempengaruhi permintaan dan

penawaran uang, dimana: ketidakseimbangan tercermin dalam tingkat

harga dan kurang persediaan uang akan menghambat pertumbuhan

ekonomi, sedangkan kelebihan akan uang mengakibatkan inflasi, karena

bank sentral harus mengatur cadangan bank komersial, sehingga tingkat

harga tercegah dari kenaikan dan tanpa berpengaruh buruk pada investasi

dan produksi.

(2).Politic Disconto:kebijaksanaan bank sentral untuk

mempengaruhi tingkat suku bunga, dimana: “suku bunga tinggi akan

merupakan hambatan bagi pertumbuhan investasi swasta maupun

publik”, sebaliknya “suku bunga rendah merupakan syarat penting untuk

mendorong investasi swasta dibidang pertanian dan industri, terutama

bagi pengusaha dan industry kecil”. Kebijaksanaan suku bunga rendah

(kebijaksanaan uang murah), yaitu: kebijaksanaan untuk menyediakan

pinjaman publik secara murah dan menjaga pelayanan uang publik yang

tetap rendah”. Kebijaksanaan uang murah, maka akan menarik investasi

asing: tapi kelemahan merangsang pinjaman untuk tujuan: spekulatif dan

konsumtif dan menghadapi pembiayaan investor produktif dan untuk

mencegah mengalir sumber ke jalur spekulatif, maka bank sentral harus

mengambil suku bunga diskriminatif, yaitu: mengenakan suku bunga

tinggi pada pinjaman tidak produktif dan mengenakan suku bunga rendah

pada pinjaman produktif.

(3).Credit Selective Control:kebijaksanaan moneter untuk

mempengaruhi pola investasi dan produksi,bertujuan utama untuk

mengendalikan tekanan inflasioner timbul didalam proses pembangunan

(a).pengendalian kredit secara kualitatif: efektif daripada

212

tindakan;(b).pengendalian kredit kuantitatif: mempengaruhi alokasi

kredit dan pola investasi.

Negara sedang berkembang suatu kecenderungan kuat untuk

menanam modal pada sektor non-produktif daripada sektor produktif.

Pengendalian kredit secara selektif adalah tepat karena dapat

mengendalikan tindakan spekulatif dan berhasil dalam mengendalikan

“inflasi seksional”, serta mengurangi permintaan impor dan penggunaan

rasio cadangan variabel sebagai: metode pengendali kredit efektif

daripada umum cadangan kas lebih besar dan bank sentral dapat

mengecek perluasan melalui caranya : untuk menaikkan rasio cadangan

wajib.

(4).Open Market Operation: Operasi Pasar Terbuka: sukses

operasi pasar terbuka tergantung pada: (a).Keberadaan pasar efek yang

terorganisir baik, (b).Pemeliharaan rasio cadangan kas tetap oleh bank

komersial, (c).Ketiadaan fasilitas rediskonto dari bank sentral.

Negara sedang berkembang open market operation:tidak bekerja

efektif, karena pasar efek amat kecil dan tidak berkembang, disebabkan

tingkat suku bunga obligasi pemerintah rendah, dan suka menyimpan

cadangan dalam bentuk likuid seperti: emas, valuta asing, uang kontan.

Kebijaksanaan moneter berperanan penting dalam: mendorong

perkembangan ekonomi terutama untuk menanggulangi inflasi dan

mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran internasional.

Dimana, keadaan resesi dan tingkat pengangguran tinggi,maka pihak

pemerintah harus berusaha mempertinggi penawaran uang dalam

masyarakat yaitu:mengurangi tingkat cadangan minimum, menaikkan

tingkat bunga/menjual surat berharga kepada masyarakat.

Faktor menimbulkan kebijaksanaan moneter bagi negara sedang

berkembang mempunyai kemampuan teratas dalam mempengaruhi

perubahan penawaran uang dan pengeluaran masyarakat:

(a).Bank komersial umum mempunyai cadangan berlebihan, sehingga

perubahan pada tingkat cadangan minimum tidak akan banyak

mempengaruhi kegiatan untuk meminjamkna uang kepada para

pengusaha dan masyarakat.

(b).Jumlah cadangan berlebihan dimiliki bank komersial mengakibatkan

jarang meminjam uang ke bank sentral, dan perubahan tingkat bunga

pinjaman dari bank sentral tidak banyak pengaruh terhadap kegiatan bank

komersial.

(c).Keadaan pasar uang dan pasar modal masih belum sempurna,

mengakibatkan operasi pasar terbuka tidak dapat dijalankan efektif

karena masyarakat belum banyak menjualbelikan surat berharga.

213

(d).Sistem bank belum berkembang, hanya sebagian kecil masyarakat

hubungan bank, dan kebijaksanaan moneter hanya sebagian kecil

mempengaruhi kegiatan perekonomian.

Sebagian besar penawaran uang di negara sedang berkembang

merupakan penawaran uang tunai, akibat kebijaksanaan moneter

bertujuan untuk: mempengaruhi penawaran uang diciptakan oleh sistem

perbankan, tapi mempengaruhi penawaran uang tunai dalam masyarakat.

“Semakin banyak penduduk dan makin tinggi penawaran uang harus

ditambah dari waktu ke waktu”. Masa inflasi:penawaran uang dikurangi

yaitu: menarik uang dari masyarakat sehingga akan menurun

pengeluaran”, caranya: menaikkan tingkat bunga kepada penyimpan

deposito berjangka dan langkah dapat mengurangi pengeluaran rumah

tangga dan membantu menyediakan dana untuk digunakan dalam

menanam modal.

Tugas kebijaksanaan moneter di negara sedang berkembang

umum berat daripada negara maju dan faktor penyebabnya antara lain:

(1).Tugas untuk menciptakan penawaran uang cukup, sehingga

pertambahan selaras dengan jalan:pembangunan, memerlukan disiplin

kuat dikalangan penguasa moneter dan pihak pemerintah dan kekurangan

modal dan terbatas pendapatan pemerintah mendorong pemerintah untuk

meminjam uang dari bank sentral, keadaan menimbulkan inflasi, karena

penawaran uang melebihi penawaran barang.

(2).Bank sentral dinegara sedang berkembang harus teliti dan berhati-hati

mengawasi penerimaan valuta asing dan mengawasi kegiatan dalam

sektor luar negeri (ekspor impor) karena mudah menimbulkan inflasi.

(3).Membantu mempercepat proses pembangunan dengan

cara:mengembangkan badan keuangan, untuk mempertinggi

pembentukan modal dan umum di negara sedang berkembang

menitikberatkan pemberian pinjaman pada sektor perdagangan, karena

menguntungkan dan resiko rendah, sedangkan sektor pertanian dan

industri, kurang mendapat fasilitas pinjaman karena resiko tinggi. Oleh

sebab itu, untuk menjamin mengalir uang tabungan ke sektor pertanian

dan industri diperlukan perhatian khusus oleh pemerintah melalui bank

sentral.

INFLASI DALAM PEMBANGUNAN

Salah satu resiko paling besar dengan melalui kebijaksanaan

moneter dan fiskal agresif adalah: inflasi. Inflasi adalah: kenaikan harga-

harga secara umum. Jika pemerintah memperluas perluasan

kredit/pembelanjaan, maka harga akan naik dan mempengaruhi stabilitas.

214

Kenaikan tingkat harga umum disebut: inflasi dan laju inflasi akan

semakin cepat apabila masyarakat semakin tidak percaya terhadap nilai

tukar uang, sehingga untuk membelanjakan setiap pendapatan yang

diterima dan terjadi: “increasing demand”: harga naik, maka laba

diperoleh pengusaha semakin besar, pasar ramai, produksi terjual, para

pengusaha akan memperbesar produksi, permintaan tenaga kerja naik,

dan pembangunan lancar”,tapi “bila tingkat inflasi tinggi, maka

mengakibatkan modal/dana diinvestasikan menjurus pada spekulatif

(lapangan kerja tidak bertambah), produksi nasional tidak bertambah.

Kebijaksanaan investasi diarahkan pada sektor produktif, supaya output

nasional bertambah, lapangan kerja semakin luas dan tingkat inflasi

diperkecil. Jadi, jika inflasi terlalu tinggi akan menghambat

pembangunan ekonomi, setiap pembangunan ekonomi baru akan

terlaksana diikuti oleh inflasi, mengapa? Karena disebabkan dalam

pembangunan ekonomi,modal,dan diinvestasikan kepada beraneka

macam pabrik, dan sebagainya besar, sedangkan antara pembangunan

pabrik hingga berproduksi mempunyai tenggang waktu dan tegasnya

investasi dilakukan, tapi produksi belum dihasilkan.

3 (tiga) jenis inflasi dilihat dari penyebabnya yaitu:

(1).Demand Full Inflation:adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya

kenaikan dalam permintaan, dimana: “apabila permintaan meningkat

lebih cepat daripada penawaran output nyata, dan harga naik akibat tidak

sesuai permintaan penawaran,

(2).Cost Pusth Inflation adalah inflasi akibat adanya dorongan kenaikan

balas jasa (biaya), terjadi: “bila harga terdorong naik (tanpa permintaan),

akibat permintaan kenaikan balas jasa dari segolongan masyarakat,

(3).Structural Inflation:”jika kesulitan secara fisik dalam produksi tidak

dapat memenuhi permintaan dan inflasi dapat menaikkan ratio investasi.

Diantara para perencana pembangunan terdapat: suatu

pertentangan pendapat tentang inflasi dan pertentangan pendapat dikenal

sebagai “The Monetaris-Structural Controversi”/Perbedaaan Diantara

Golongan Monetaris Dan Strukturalis adalah: inflasi yang disebabkan

oleh kesulitan dalam fisik produksi tidak dapat memenuhi permintaan.

Golongan monetaris:inflasi disebabkan oleh ekspansi moneter

yaitu:kelebihan penawaran uang dan permintaan aggregate masyarakat,

sesuai teori konvensional yaitu:”apabila permintaan terus bertambah,

sedangkan kapasitas untuk memproduksi barang sudah mencapai tingkat

maksimum berarti: penawaran tidak ditambah, maka infalsi terjadi dan

keinginan untuk mempercepat laju pembangunan sudah mendorong

negara sedang berkembang melaksanakan ekspansi moneter berlebihan

215

dan terutama ditujukan untuk membiayai anggaran belanja defisit

pemerintah.

Golongan monetaris tidak menyetujui kebijaksanaan dilaksanakan

dan menyarankan agar kebijaksanaan mempercepat pembangunan bukan

ekspansi moneter, dengan pengaliran pemerintah dan para pengusaha,

jadi kebijaksnaan defisit dalam anggaran pemerintah dan mengadakan

perubahan sistem perpajakan.

Golongan monetaris berpendapat bahwa:inflasi di negara sedang

berkembang disebabkan oleh kelemahan dalam struktur ekonomi.

Golongan strukturalis: dalam masyarakat tidak ada ekspansi moneter,

inflasi terjadi dan sumber inflasi bukan sebagai: akibat ekspansi moneter,

tapi karena umum sistem perekonomian negara sedang berkembang tidak

sanggup memenuhi tambahan permintaan berlaku sebagai akibat

perubahan dalam struktur masyarakat dan perkembangan ekonomi.

Dalam menghadapi inflasi golongan strukturalis: tidak setuju dengan

kebijaksanaan diusulkan kaum monetaris yaitu: pemerintah harus

mengekang dirinya dari menciptakan ekspansi moneter dari anggaran

belanja defisit dan kebijaksanaan moneter longgar.

Menurut golongan monetaris: kebijaksanaan pembangunan tidak

boleh dijalankan ekspansi moneter berlebihan, karena memperburuk

inflasi dan menghambat pembangunan ekonomi. Moneter structural

controversy adalah: perbedaan pandangan antara golongan moneter dan

strukturalis tentang penyebab inflasi.

Golongan strukturalis: kebijaksanaan diusulkan golongan

monetaris tidak dapat menciptakan dana diperlukan untuk meningkatkan

penanaman modal dan sebab akan menghambat laju pembangunan dan

memperburuk masalah pengangguran. Structural Inflation adalah:inflasi

yang disebabkan oleh kesulitan dalam fisik produksi tidak dapat

memenuhi permintaan.

Kesimpulan kebijaksanaan pembangunan ekonomi adalah: teori

ekonomi konvensional diajarkan pada negara sedang berkembang

ternyata terbatas relevansi jika digunakan untuk menganalisis keadaan

kegiatan ekonomi dan sebagai landasan untuk merumuskan

kebijaksanaan ekonomi di negara sedang berkembang. Proses tangan

ajaib dan prose multiplier tidak berjalan baik, disebabkan teori ini

mempunyai struktur dasar analisa berbeda jika diterapkan dinegara

sedang berkembang, sebab perlu memilih kebijaksanaan tepat diadakan

penyesuaian yaitu berupa: kebijaksanaan moneter dan fiskal dan pihak

pemerintah dapat mengendalikan inflasi dan setiap pembangunan

ekonomi baru akan terlaksana, bila diikuti oleh inflasi dan asal inflasi

216

tidak melebihi daya beli konsumen dan inflasi tinggi justru akan

menghambat pembangunan.

C.PENUTUP

Rangkuman

5 (lima) pertanyaan dasar mengenai perdagangan dan

pembangunan adalah; 1).Bagaimana pengaruh perdagangan internasional

terhadap kecepatan, struktur dan karakter pertumbuhan ekonomi di

negara berkembang?; 2).Bagaimana cara perdagangan internasional

mengubah distribusi pendapatan dan kekayaan dalam suatu negara dan

antara satu (1) negara dengan negara lainnya? Apakah perdagangan

merupakan suatu kekuatan yang cenderung menciptakan pemerataan

kesenjangan domestik dan internasional atau sebaliknya, cenderung

memperparah ketimpangan yang sudah ada? Bagaimana segenap

keuntungan maupun kerugian daripada perdagangan di distribusikan?

Siapa sajakah kondisi atau syarat yang harus dipenuhi agar perdagangan

internasional dapat membantu negara berkembang dalam mencapai

tujuan pembangunan nasionalnya?; 4). Bisakah negara berkembang

menentukan sendiri seberapa banyak mereka/ masyarakat berdagang baik

di negara berkembang dan negara maju?; 5).Pemerintahan negara

berkembang menerapkan suatu kebijakan berorientasi keluar (yakni:

pendukung menerapkan suatu kebijakan menambah transfer modal,

sumberdaya manusia, ide-ide dan teknologi dari luar), atau rangkaian

kebijakan yang berorientasi kedalam (menerapkan proteksionisme dalam

rangka memupuk kemandirian), atau harus berusaha untuk

mengkombinasikan keduanya (contoh: dalam bentuk pengembangan dan

perlembagaan kerjasama ekonomi regional) agar tercapai hasil yang

optimal? Apa sajakah argument/analisa yang mendukung dan yang

menentang masing-masing alternatif perdagangan bagi pembangunan

ekonomi? 2 (dua) pemikiran pokok teori kelimpahan faktor produksi

sebagai berikut: 1). setiap jenis produk/komoditi yang berbeda

membutuhkan aneka faktor produksi dalam proporsi yang berbeda,

contoh: produk pertanian membutuhkan faktor produksi tenaga kerja

dalam proporsi per unit modal besar daripada produk manufaktur,

sebaliknya produk manufaktur banyak memerlukan waktu kerja mesin

(modal) per pekerja daripada sebagian besar komoditi pertanian, dan

produk pertanian membutuhkan tenaga kerja (bersifat padat karya).

Proporsi atas faktor produksi benar digunakan untuk menghasilkan setiap

jenis produk akan ditentukan oleh harga relatif dan model kelimpahan

faktor produksi mengasumsikan bahwa ada 2 (dua) jenis produk yaitu:

217

a).padat modal, b).padat karya. Dimana, intensitas faktor produksi

digunakan untuk suatu jenis produks selalu sama, tidak peduli dimana

produk dibuat, contoh: produk primer akan menyerap banyak tenaga

kerja daripada modal, baik negara maju dan negara sedang berkembang;

2).produk manufaktur: akan menyerap banyak modal daripada tenaga

kerja.

2).Setiap negara memiliki kelimpahan faktor produksi yang berlainan

(tenaga kerja yang terampil, spesialisasi aneka produk berlainan tenaga

kerja yang terampil, spesialisasi aneka produk bersifat modal, contoh:

mobil, pesawat terbang, peralatan komunikasi canggih, computer

(modeer dan teknologi maju dikategori sebagai modal terbatas pada dana

financial dibandingkan padat karya) dan mengekspor sebagian produk,

diganti mengimpor komoditi padat tanah (memerlukan bahan lahan,

contoh: produk kayu) atau padat tenaga kerja, contoh: aneka hasil

pangan dan bahan mentah, mineral dari negara kaya akan faktor produksi

tanah dan tenaga kerja), dimana teori peranan bidang perdangan dan

pembangunan secara langsung dan tidak langsung sudah mendorong

negara berkembang untuk memfokuskan pengembangan aneka komoditi

primer padat tanah dan padat karya sebagai andalan ekspor, dimana

secara luas bahwa melalui konsentrasi produksi dan pengembangan

ekspor di sektor komoditi primer ditukarkan dengan produk manufaktur

(negara maju), maka negara berkembang berpeluang untuk

mengembangkan perekonomian serta keuntungan maksimat dari

hubungan perdagangan internasional dengan negara maju. Doktrin

perdagangan bebas mampu melayani kepentingan politik negara barat

dalam menjajah wilayah negara dunia ketiga penyedia bahan mentah bagi

ekspansi industri dan pasar pelemparan produk manufakturnya.

Mekanisme menyalurkan keuntungan perdagangan dan negara

lain menurut kelimpahan faktor oleh pendekatan klasik biaya tenaga

kerja dan beroperasi pada kurva kemungkinan produksi (

production possibility frontier): kurva peningkatan biaya oportunitas

berbentuk cembung ditentukan kondisi permintaan domestik dimana

terdapat pada negara dunia ketiga dan negara maju.

Teori perdagangan dan pembangunan dalam argument tradisional

adalah: 1).perdagangan merupakan faktor penting dalam merangsang

pertumbuhan ekonomi di setiap negara, 2).perdagangan cenderung

meningkatkan pemerataaan atas distribusi pendapatan dan kesejahteraan

dalam lingkup domestik maupun internasional, 3).perdagangan dapat

membantu semua negara dalam menjalankan usaha pembangunan

melalui promosi serta pengutamaan sektor ekonomi mengenai

218

keunggulan komparatif berupa ketersediaan faktor produksi tertentu

dalam jumlah yang melimpah, keunggulan efisiensi/produktivitas tenaga

kerja, perdagangan dapat membantu semua negara dalam mengambil

keuntungan dari skala ekonomi dimiliki, 4).jika perdagangan dunia yang

bebas tercipta, maka harga dan biaya produksi internasional akan mampu

berfungsi sebagai suatu determinan pokok mengenai seberapa banyak

sebuah negara harus berdagang dalam rangka memaksimalkan

kesejahteraan nasionalnya dan setiap negara akan bertindak sesuai

prinsip keunggulan komparatif, tidak akan mencoba mengganggu

beroperasi mekanisme pasar bebasa, 5).untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan umum, dimana setiap negara

perlu merumuskan dan menerapkan kebijaksanaan internasional

berorientasi keluar dan contoh: kemandirian berdasarkan isolasi yang

penuh dan sebagian, tetap secara ekonomi rendah nilai daripada

partisipasi kedalam perdagangan dunia bebas tanpa pembatasan atau

hambatan apapun.

4 (empat) kategori strategi promosi ekspor berorientasi keluar

versus strategi substitusi impor orientasi kedalam sebagai berikut:

1).kebijakan berorientasi keluar bagi barang primer (mendorong ekspor

atas produk pertanian dan bahan mentah umum), 2).kebijakan orientasi

keluar bagi barang sekunder (peningkatan ekspor produk industri

manufaktur), 3).kebijakan orientasi kedalam bagi berbagai macam

produk primer (contoh: kebijakan utama swasembaga di bidang

pertanian), 4).kebijakan berorientasi kedalam bagai orang barang

sekunder (yakni: mengutamakan swasembada dalam pemenuhan

kebutuhan akan barang industri manufaktru melalui substitusi impor).

D.Penutup

Kegiatan Perkuliahan

1.Kegiatan Dosen:

a.Dengan metode ceramah bervariasi menjelaskan materi topik 7.

b.Mengarahkan presentase dan diskusi.

c.Memberi dan menagih penugasan individu (untuk tugas 7).

2.Kegiatan Mahasiswa:

a.Memperhatikan dan mengkaji penjelasan materi topik 7.

b.Melaksanakan diskusi dan presentase.

c.Menyelesaikan dan menyerahkan tugas kelompok dan individu

7.

Evaluasi:

1.Jenis Evaluasi: Pre test dan post test, serta partisipasi kegiatan

pembelajaran 7.

219

2.Alat Evaluasi: Tes tertulis, bahan hasil penemuan materi pokok

bahasan 7.

3.Materi Evaluasi:

1.(a).Mengapa konsep-konsep dan prinsip-prinsip teori ekonomi

konvensional sangat sulit diterapkan

Sepenuhnya di negara berkembang?

(b).Apa saja peranan analisis ekonomi dalam perumusan

kebijaksanaan pembangunan di negarasedang berkembang?

2. J.M.Keynes mengemukakan suatu resep mujarab untuk

mempengaruhi jalannya perekonomian agar mencapai

perekonomian pada keseimbangan penuh. Jelaskan resep apa

saja?

3.Ada 2 (dua) kebijaksanaan makro bagi negara sedang

berkembang yang dapat diadakan penyesuaian untuk

mempengaruhi jalannnya perekonomian tanpa inflasi.Sebutkan

dan jelaskan?

4.Mengapa proses multiplier di negara sedang berkembang tidak

berjalan sepenuhnya?

5.Jelaskan mengapa kebijaksanaan moneter yang diterapkan di

negara sedang berkembang memiliki kemampuan yang terbatas

dalam mempengaruhi permintaan dan penawaran uang?

6.Antara golongan monetaris dan golongan strukturalis terdapat

pandangan yang berbeda (monetary-structuralis-controvercy)

mengenai akibat ekspansi moneter. Jelaskan pandangan

golongan?

7.Jelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

a.Kebijaksanaan Fiskal Kontra Siklus?,

b.Multiplier?,

c..Akselerasi Pembangunan?,

d.Demand Full Inflation?,

e.Cost Push Inflation?,

f.Structural Inflation?.

220

BAB VIII

MASALAH PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN EKONOMI

A.PENDAHULUAN

I.PERENCANAAN

1.Ilmu Perencanaan

2.Keperluan Akan Perencanaan

3.Arti Dan Fungsi Perencanaan

4.Perencanaan Di Berbagai Negara

5.Berbagai Macam Perencanaan

6.Derajat Peranan Pemerintah Terhadap Perkembangan Sosial Ekonomi

7.Dari Perencanaan Ekonomi Ke Perencanaan Pembangunan

8.Pengalaman Perencanaan Di Indonesia

B.PENYAJIAN MATERI

I.PERENCANAAN

(1). ILMU PERENCANAAN

Perencanaan Pembangunan diarahkan 4 hal:(1).latar belakang

falsafah kemasyarakatan yang mendorong adanya perencanaan,

(2).ajaran meliputi: prinsip dan cara bersifat umum perencanaan,

(3).bersifat teknik makro dan mikro dari perencanaan, bersifat analisa

kuantitatif, (4).pembahasan:substansi rencana dan kasus perencanaan.

Dalam rangka perencanaan sesungguhnya yaitu: perumusan

kebijaksanaan, usaha pemupukan modal dan penyusunan program

investasi diberbagai sektor dengan mempertimbangkan aspek regional,

pengembangan dan pembinaan institusional, disiplin lai terutama ilmu

ekonomi, tapi ilmu sosial campur berkembang berorientasi kebijaksanaan

(policy oriented) dan secara khusu untuk mendukung perencanaan

pembangunan. Kekurangan dan kelemahan data, statistik dan informasi

serta lemah penguasaan teknik perencanaan menyebabkan perlu

penggunaan cara pemikiran logika tinggi nilai (common sense)dalam

pengambilan dan perumusan kebijaksanaan dan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan khusus menyangkut perumusan kebijaksanaan

dasar, pemilihan alternatif cara dan arah pembangunan berlangsung

dalam proses politik.

Perencanaan pembangunan suatu usaha sebagai:refleksi dari

peranan pemerintah dalam mendorong gerak pembangunan kearah

tertentu, proses atau usaha pembangunan berencana adalah: proses atau

221

usaha pembangunan berencana adalah:proses usaha masyarakat luas

karena perencanaan pembangunan harus dilihat dalam konteks dinamik

proses pembnagunan dari sesuatu masyarakat bangsa.

ILMU PERENCANAAN

Dilihat dari segi perkembangan ilmu maka perencanaan ekonomi

sebagai satu cabang daripada ilmu ekonomi. Ilmu Ekonomi menelaah

tentang pemenuhan kebutuhan ekonomis dengan sumber sifat langkah

dan Adam Smith, buku: “An Inquiry Into The Nature And Causes Of The

Wealth Of Nation”:dalil pertumbuhan ekonomi tidak perlu diatur oleh

pemerintah, karena ada invisible hand. Perkembangan penting kearah

ilmu perencanaan ekonomi dimulai analisa ekonomi makro dipelopori:

John Maynard Keynes:secara makro peranan dalam perkembangan

ekonomi variabel seperti: tingkat pendapatan, tingkat tabungan, tingkat

konsumsi dan tingkat investasi.

Perkembangan ilmu ekonomi mazhab Klasik tokohnya adalah:

T.R.Malthus dan D.Ricardo dan mazhab Neo-Klasik: peralatan analisa

penawaran dan permintaan dikembangkan oleh: A.Marshall, diikuti

mashab Klasik: Karl Marx. Peranan pemerintah menggunakan peralatan

analisa melakukna perumusan kebijaksanaan mempengaruhi:

pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dan “hanya sekedar

mempengaruhi” karena intensi utama bukan suatu usaha pertumbuhan

ekonomi mantap, tapi peralatan analisa makro berguna dalam menelaah

perkembangan ekonomi. Mazhab Neo-Keynesian: masalah pertumbuhan

atau pembangunan ekonomi.

Gagasan ekonomi berencana atau usaha campur tangan

pemerintah untuk memperbaiki ekonomi dan pertumbuhan ekonomi oleh:

Walther Rathenau: pertumbuhan ekonomi adalah negara baru

berkembang, maka peralatan analisa ekonomi makro J.M.Keynes:

dipakai untuk menelaah masalah pembangunan.

Ilmu Ekonomi Pembangunan:menurut Djojohadikusumo: teori

ekonomi pembangunan terdapat berbagai kecendeungan pemikiran

pembangunan ekonomi dengan penawaran tenaga kerja tidak terbatas

W.A.Lewis: analisa dari Gustaf Ranis dan John Fei dan pendekatan

T.R.Malthus dan cara pendekatan historis dari W.W.Rostow.

Berkembang peralatan analisa ekonomi untuk menelaah kegiatan

usaha ekonomi bersifat mikro, contoh: badan usaha/proyek dan ekonomi

secara nasional ditelaah dalam ekonomi makro membantu banyak

ekonomi pembangunan dan menelaah masalah mikro disebut:Ekonomi

Mikro. Peralatan analisa ekonomi makro dalam ekonomi pembangunan

222

dan ekonomi mikro berkembagn kearah orientasi ekonomi dan

berkembang ekonomi perencanaan dan bersifat makro maupun mikro.

Ilmu statistic dan ekonometri berkembang mendukung dan

perkembangan teknik seperti: operations research dan linear

programming membantu perkembangan peralatan analisa ekonomi untuk

menanggapi masalah kegiatan usaha ekonomi.

Analisa ekonomi untuk perumusan kebijaksanaan ekonomi dalam

rangka pertumbuhan/pembangunan ekonomi, maka perencanaan

ekonomi masuk:unsure tata cara perencanaan, teknik dan mekanisme.

Dalam perkembangan berbagai aspek non-ekonomi masuk wilayah

peralatan analisa perencanaan ekonomi, contoh: keserasian antara

perencanaan ekonomi dan sosial.

Kenyataan dalam proses pembangunan suatu masyarakat dan

bangsa diperlukan hubungan mendukung dari pertumbuhan berbagai

bidang, dimana perencanaan ekonomi untuk keberhasilan mendapat

bantuan perencanaan dan perkembangan bidang sosial dan non-ekonomi

serasri karena berkembang cenderung proses perkembangan dan

pembangunan dilihat dari segi multi-disiplin. Penelaahan cukup

mendalam tentang perencanaan pembangunan di Indonesia oleh Widjojo

Nitisastro dan Mohammad Hatta pelopor usaha pembangunan berencana

di Indonesia menyampaikan:dalam perencanaan ekonomi sebagai:

peralatan analisa dibagi: perencanaan ekonomi mikro, perencanaan

ekonomi sektoral, perencanaan ekonomi mikro, perencanaan proyek.

Ilmu statistik, demografi dan ekonometrika mendukung perencanaan

ekonomi, kecuali dikembangkan perencanaan bidang non ekonomi

berhubungan dan mempunyai implikasi ekonomi. Dalam perencanaan

ekonomi makro dikembangkan berbagai model pertumbuhan didukung

oleh teknik perencanaan makro dan di bidang perencanaan sektoral

berkembang dan didukung oleh: ekonomi pertanian, ekonomi

industri,dan lain-lain dan teknik penetapan sasaran sektoral.

Perencanaan Pembangunan merupakan suatu kegiatan ilmu yang

multidisipliner dan berbagai ilmu pengetahuan terus berkembang untuk

menelaah gejala maupun kecenderungan serta motivasi pertumbuhan

masyarakat dan kemampuan peralatan analisa masing-masing.

Bidang perencanaan pembanguna terutama mengenai teknik buku

Bank Dunia:Charles R.Blitzer (et.al), “Economy Wide Models And

Development Planning”, World Bank, Oxford University Press, 1975.

Re-identifikasi daripada masalah pokok pertumbuhan

ekonomi/pertumbuhan masyarakat umum dewasa ini:masalah lingkungan

hidup, keterbatasan sumber ekonomi, maka akan makin mendesak

223

kesejahteraan hidup the 40 % bottom dari penduduk, saling

ketergantungan antara negara intens dan berbagai krisis melanda dunia

sebagai akibat: inter-relasi kurang serasi dari variabel sosial ekonoi

menimbulkan pikiran prihatin, gagasan mengenai pertumbuhan ekonomi

diarahkan:pemerataan, kesempatan kerja, peningkatan kemampunan

sendiri (self reliance), masa depan manusia dan tekanan usaha

permasalahan ditujukan kepada: peningkatan dan kesengsaraan manusia

dalam bumi makin terbatas.

(2).KEPERLUAN AKAN PERENCANAAN

Masyarakat sosialisme dan intervensionisme bahwa: arah

pembangunan masyarakat baik dilakukan melalui suatu pengarahan dan

campurtangan pemerintah. Dasar alasan latarbelakang karena ada

pengarahan dan campurtangan pemerintah, maka perkembangan

masyarakat tidak didasarkan pada (1).Penggunaan sumber pembangunan

secara efisien dan efektif, (2).Keperluan mendobrak kearah perubahan

struktural ekonomi dan sosial masyarakat,(3).Penting: arah

perkembangan untuk kepentingan keadilan sosial, contoh: perencanaan

de etatisme dilakukan Indonesia:akhir tahun 1966.

Perencanaan dilihat segi suatu alat/cara untuk mencapai tujuan

lebih baik mendapat alasan kuat untuk melakukan perencanaan:

(1).Dengan ada perencanaan diharapkan terdapat suatu pengarahan

kegiatan, ada pedoman bagi pelaksanaan kegiatan ditujukan kepada

pencapaian tujuan pembangunan,

(2).Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan

(forecasting)terhadap hal masa pelaksanaan akan dilalui,perkiraan

dilakukan mengenai potensi dan prospek perkembangan, tapi hambatan

dan risiko dihadapi dan perencanan mengusahakan supaya ketidakpastian

dapat dibatasi sedikit,

(3).Perencanaan memberi kesempatan untuk memilih berbagai alternatif

tentang cara terbaik (the best alternative)/kesempatan untuk memilih

kombinasi cara terbaik (the best combination),

(4).Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala perioritas dan

memilih urutan dari segi penting suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan

usahanya,

(5).Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur/standar

untuk mengadakan pengawasan/evaluasi (control/evaluation),

Segi ekonomi, maka perencanaan dasar alasannya adalah:

(1).Penggunaan dan alokasi sumber pembangunan yang terbatas

adanya secara lebih efisien dan efektif, diusahakan dihindari

224

keborosan dan suatu usaha untuk mencapai output/hasil secara

maksimal daripada penggunaan resources/sumber tersedia,

(2).Perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi

secara terus menerus meningkat,

(3).Stabilitas ekonomi, menghadapi siklus konjungtur.

Mengapa dilakukan perencanaan ekonomi dan tidak diserahkan

sepenuhnya kepada ekonomi pasar? Hal sebagai berikut (Arthur

Lewis):karena:(1).Perlu penanggulangan terhadap in-stabilitas

ekonomi/terdapat fluktuasi konjungtur;(2).Ekonomi pasar dapat

menghasilkan distribusi pendapatan kurang adil, (3).Mekanisme pasar

dapat mempunyai kekurangan dalam soal hubungan upah,(4).Keborosan

ekonomi pasar, (5).Perencanaan ekonomi sering dilakukan untuk

menanggapi perubahan besar.

Alasan bagi negara baru berkembang antara lain:

(1).Keyakinan ideologi politik,seperti: menganut falsafah masyarakat

sosialistis,

(2).Belum sempurna atau lemah mekanisme pasar, mengakibatkan

kepincangan dalam mekanisme pasar, misalnya:dalam hubungan

harga (price relationship)tidak mendorong perkembangan

ekonomi sehat,

(3).Perubahan struktur ekonomi:agraris/ ekstraktif antara lain: in-

fleksibilitas supply serta daya absorpsi kesempatan kerja

terbatas,

(4).Tingkat investasi rendah, disebabkan oleh tingkat pendapatan

rendah, umum tingkat tabungan menyebabkan tingkat investasi

rendah dan investasi merupakan variabel pokok dalam pembinaan

modal dan pertumbuhan ekonomi,

(5).Belum berkembang kemampuan wirausaha (entrepreneur),

kenyataan peranan kegiatan produktif dalam masyarakat tidak dapat

banyak diserahkan kepada sektor kegiatan usaha swasta dan kelompok

penting sampai seorng pengarang bahwa ada negara cepat maju karena

terdapat kelompok wirausaha kurat dalam masyarakat,

(6).Teknologi masih lemah dan teknologi merupakan variabel pentinga

lain dalam proses pembangunan.

Perencanaan dilakukan di negara baru berkembang karena

keperluan untuk menerima bantuan luar negeri dan negara donor tertarik

untuk memberi bantuan kepada negara menggunakan bantuan dalam

suatu program usaha secara berencana.

Hamzah Merghani, “Action Under Planning”, Paper,

(1972):”Another impetus for planning has been the encouragement by

225

aid giving countries and organizations for recipients of aid to subject

their development efforts to the discipline of planning. Economic

development plans thus embody the developing countries hopes of

economic progress and serve as instruments of attracting external

assistance”.

(3).ARTI DAN FUNGSI PERENCANAAN

Arti dan fungsi perencanaan rumusan tentang perencanaan yang

diharapkan:

(a).Perencanaan dalam arti seluas-luasnya adalah: suatu proses

mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang akan dilakunan untuk

mencapai sesuatu tujuan tertentu, karena hakekatnya terdapat

pada tiap jenis usaha manusia;(b).Perencanaan adalah suatu cara

bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output)dengan

sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif;(c).Perencanaan

adalah:penentuan tujuan yang akan dicapai/akan dilakukan,

bagaimana,bilamana dan oleh siapa;(d).Albert Waterston: “Development

Planning, Lessons Of Experience”,John Hopkins Prss, Baltimore.

Maryland, 1965: perencanaan pembangunan adalah:”melihat ke depan

dengan mengambil pilihan berbagai alternatif dari kegiatan untuk

mencapai tujuan masa depan dengan terus mengikuti agar supaya

pelaksanaannnya tidak menyimpang dari tujuan”.

(f).Perencanaan Pembangunan adalah: suatu pengarahan penggunaan

sumber pembangunan (termasuk sumber ekonomi) yang terbatas adanya,

untuk mencapai tujuan keadaan sosial ekonomi yang baik secara efisien

dan efektif.

Tujuan pengertian perencanaan berhubungan erat perumusan

kebijaksanaan (policy formulation):”Planning For Economic

Development”, United Nations, 1963: “A plan provide guidelines for

policy through the translation of these general objectives into physical

targets and specific tools for particular economic and social activities”.

Tinbergen: pengertian Kebijaksanaan Pembangungan

(Development Policy)luas daripada Perencanaan (Plans). Usaha

berencana dilakukan melalui peran pemerintah umum termasuk kategori

1 sedangkan 2 berarti: suatu program investasi terdiri dari proyek.

Gunnar Myrdal:”National Economic Planning In

Underdeveloped Countries, Excerpt Of Charter 7: “Economic Theory

And Underdeveloped Regions”, London, May, 1957:”they should each

and all have a national economic development policy. Indeed it is also

226

universally urged that each of them should have an overall, integrated

national plan”.

Rencana pembangunan rumus:

“The plan is a programme for the strategy of a national government in

applying a system of state interference with the play of the market forces,

thereby conditioning them in such a way as to give an upward push to the

social process”.

Albert Waterston menyebut: “planning as an organized,

intelligent attempt to select the best available alternatives to achieve

specific goals”.

Charles A.Merriam:”The National Resources Planning Board”

dalam Gregory B.Calloway (ed).Planning For A America,

1941:”Planning is an organized effort to utilize social intelligence in the

determination of national policies. It is based upon fundamental facts

regarding resources, carefully assembled and thoroughly analized; upon

a look around and the various factors which must be bought together in

order to avoid clashing of policies or lack of unity in general direction;

upon a look forward and look backward. Considering our resources and

trends as carefully as possible, and considering the emerging problems,

planners look forward to the determination of long time policies”.

Widjojo:”Analisa Ekonomi Dan Perencanaan Pembangunan”,

Pidato pada upacara pengukuhan jabatan gurubesar tetap dalam Ilmu

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesi di Jakarta pada

tanggal 10 Agustus 1963: salah satu kegiatan penting dalam suatu usaha

pembangunan berencana adalah perencanaan pembangunan.

Mohammad Hatta: “Ekonomi Berencana”(Gunung Agung,

Jakarta, 1971, hal:7-8): “yang dituju dengan ekonomi berencana atau

“planning”ialah mengadakan suatu perekonomian nasional yang diatur,

yang direncanakan tujuannya dan jalannya”, dan “tujuan daripada

rencana ekonomi ialah: melaksanakan supaya produksi disesuaikan

dengan keperluan sosial, supaya kemiskinan rakyat dilenyapkan atau

kemakmuran rakyat ditumbuhkan”.

Widjojo Nitisastro adalah: “Perencanaan ini pada asasnya berkisar

kepada 2(dua) hal:

(1).Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan konkrit yang hendak

dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai yang dimiliki

masyarakat,

(2).Pilihan diantara cara alternatif yang efisien serta rasional guna

mencapai tujuan untuk penentuan tujuan meliputi: jangka waktu tertentu

227

maupun bagi pemilihan cara-cara diperlukan ukuran atau kriteria tertentu

lebih dahulu harus dipilih.

Pengambilan keputusan mengenai pilihan alternatif yang

berkenaan dengan kesediaan untuk mengendalikan tingkat konsumsi

pada waktu kini guna memungkinakan pertambahan produksi serta

konsumsi dalam masa kemudian, pilihan terdapat keharusan untuk

memilih pola investasi, pola pembagian pendapatan, pola perkembangan

institusional, dan berbagai macam pilihan lain.

3 (lima) hal pokok didalam perencanaan atau perencanaan

pembangunan:

(1).Permasalahan pembangunan suatu negara/masyarakat yang

dihubungkan sumber pembangunan dapat diusahakan, dalam sumberdaya

ekonomi dan sumberdaya lainnya,(2).Tujuan serta sasaran rencana yang

ingin dicapai,(3).Kebijaksanaan dan cara untuk mencapai tujuan dan

sasaran rencana dengan melihat penggunaan sumber dan pemilihan

alternatif yang terbaik, (4).Penterjemahan dalam program atau kegiatan

usaha yang konkrit, (5).Jangka waktu pencapaian tujuan.

Mengenai pemilihan tujuan dan sasaran rencana maupun

kebijaksanaan dan cara mencapai tergantung dari:preferensi berdasar

nilai sosial dan politik masyarakat bangsa tertentu. Dalam penetapan

tujuan dan terutama dalam cara pencapaian tujuan pembangunan ada 3

unsur penting daripada perencanaan yang meminta perhatian adalah:

(1).Perlu koordinasi, (2).Konsistensi antara berbagai variabel sosial

ekonomi suatu masyarakat, (3).Penetapan skala perioritas.

Mohammad Hatta: perencanaan memerlukan “pengetahuan yang

tepat tentang persangkutpautan masalah”. Menurut Widjojo Nitisastro:

dalam metodologi perencanaan pengertian inti tentang kait berkaitnya

masalah dalam suatu kerangka umum yang saling berhubungan sosial

ekonomi, mempengaruhi variabel lain dalam kerangka umum secara

sederhana dan kerangka hubungan merupakan sistem disederhanakan

tentu diusahakan tanpa mengorbankan ciri-ciri yang sama.

Variabel Endogen:variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi

oleh variabel lain.

Variabel Eksogen:variabel yang tidak dipengaruh oleh variabel

endogen.

Policy Instruments/Policy Variables: variabel yang dapat dipakai

untuk mempengaruhi keadaan oleh perencana/pengambil keputusan.

Pengetahuan yang tepat tentang sangkutpaut masalah: dasar

daripada perencanaan:

228

“Gejala itu hanya dapat dimengeri apabila dilihat sebagai: suatu

resultante daripada bekerja sekumpulan faktor berbeda macam serta

intensitasnya dan diri masing-masing merupkan resultante daripada

pengaruh timbal balik dengan faktor lain, jadi suatu pengertian hanya

akan diperoleh apabila persoalan dilihat dari konteks keseluruhan

daripada inter relasi yang kompleks”.

“Suatu syarat yang harus dipenuhi agar perekonomian yang bersangkutan

dapat bergerak menuju kearah pertumbuhan ialah: adanya suatu serangan

bersamaan terhadap segala variabel merupakan determinan produksi

karena suatu usaha hanya dikonsentrasikan terhadap salah satu

determinan saja hanya akan membawa akibat lokal dalam waktu pendek

akan dicairkan oleh pengaruh variabel lain”

“Usaha pembangunan hanya akan berhasil apabila merupakan usaha

yang cukup besar dan meliputi segala bidang yang memegang peranan

strategis”.

Jan Tinbergen sebagai berikut: “The Design Of Development,

The Economic Development Institute (IBRD)” , 1958, hal.9: “To assure

consistency and to avoid large scale waste and disorganization, cara

should be taken that the component parts of the program form a coherent

and coordinated whole. It is the purpose of general programming to see

to this coherence and coordination”.

Gambaran kerangka hubungan berbagai variabel yang

disederhanakan tidak akan tercakup semua variabel, hal-hal: “dilain

pihak kalau semua faktor hendak dicakup dalam analisa, maka biasa hal

terlampau kompleks dan variabel yang ikut mempunyai pengaruh kepada

pertumbuhan ekonomi banyak, sehingga sulit bagi kita untuk

mendapatkan suatu oersicht”. Hal pokok perencanaan: hasrat dan

motivasi untuk membanguna daripada masyarakat dan derajat kesediaan

berkorban untuk mencapai tujuan pembangunannya.

(4).PERENCANAAN DI BERBAGAI NEGARA

(a).Perencanaan Ekonomi/Perencanaan Pembangunan umum dilakukan

oleh masyarakat menganut falsah negara/masyarakat berasas

Sosialisme:negara dilaksanakan suatu perencanaan terpusat secara ketat

(centralized rigid planning), negara di Rusia:perencanaan awal abad ke-

20 cukup berhasil, dan penarik kegiatan usaha perencanaan

ekonomi/pembangunan di banyak negara baru berkembang setelah

memperoleh kemerdekaan, perencanaan ketat terpusat awal

pembangunan alat cukup efektif, keadaan masyarakat bertambah

kompleks banyak menimbulkan kesulitan karena dilakukan

229

pelonggaran/desentralisasi dalam perencanaan ekonomi/pembangunan di

Yugoslavia.

(b).Perencanaan ekonomi dilakukan di negara industri maju dengan

sektor swasta kuat, yaitu:dinegara dimana berlaku mekanisme pasar dan

harga secara leluasa dan masyarakat ekonomi berdasarkan kekuatan

ekonomi pasar mendapat fluktuasi konjungtur dan melakukan

perencanaan anti siklus (anticyclical planning):mengusakan stabilitas

karena ada fluktuasi dan keadaan harga naik dan upah, ongkos, maka

pemerintah melakukan kontraksi moneter. Keadaan depresi/resesi

pemerintah dapat melonggarkan supply uang melalui tingkat bunga

rendah dan proyek kegiatan pekerjaan umum, pokok kebijaksanaan dan

program dilakukan untuk mengusahakan stabilisasi ekonomi, usaha sadar

untuk pembangunan banyak diserahkan kepada kekuatan di dalam

masyarakat sendiri, bekerja invisible hand mekanisme pasar.

(c).Negara suatu perencanaan terpusat atau negara baru berkembang

sudah maju perlatan statistik dilaksanakan perencanaan

perspektif:menurut Alvin Mayne, “Perspective Planning In India”,April

11, 1957.Dimana, perencanaan mengadakan tinjauan jangka jauh,

proyeksi kecenderungan berdasar variabel ekonomi yang ada seperti:

perkembangan penduduk, teknologi, kegiatan ekonomi terutama

menyangkut: tabungan, konsumsi, investasi, dan lain-lain. Studi

kecenderungan ini, maka kegiatan dan kelakuan unit ekonomi dalam

masyarakat dapat menyesuaikan sendiri langkahnya.

(d).Banyak negara maju melakukan perencanaan pembangunan, dilandasi

oleh dasar pikiran negara memerlukan pertumbuhan secara terus

menerus, perkembangan ingin mengoreksi kelemahan ekonomi pasar,

kecuali untuk menunjang sektor ekonomi dan wilayah daerah kurang

berkembang, rencana bersifat indikatif menyediakan suatu kerangka

menyeluruh bagi penelaahan perkembangan ekonomi nasional. Contoh:

di Perancis.

W.Birmingham and A.G.Ford, eds, “Planning And Growth In

Rich And Poor Countries”, George Allen and Unwin Ltd, New York,

1965:”Because with economic growth as an economic objective of high

priority in every nation, planning has become as essential exercise for

eery government wether it be of a country with an advanced economy or

of one which is the least developed of the underdeveloped”.

(e).Dinegara baru berkembang dilakukan perencanaan

ekonomi/pembangunan dilakukan adalah:

(1).Perencanaan Proyek demi Proyek (Project By Project Approach):

menurut Albert Waterson, “Development Planning, Lesson Of

230

Experience” The John Hopkins Press, Baltimore, Maryland, 1965.

Adalah: perencanaan dan pelaksanaan proyek demi proyek di sektor

publik dan hubungan antara proyek bisa ada hubungan bisa tidak dan

perencanaan proyek tidak dilandasi/didasari suatu kerangka dasar

(unified concept)/kebijaksanaan bersifat menyatukan.

(2).Perencanaan Sektoral:perencanaan kebijaksanaan dan kegiatan usaha

untuk perkembangan suatu sektor kegiatan ekonomi tertentu. Adalah:

perencanaan bidang pertaninan/usaha industrialisasi, diusahakan

peningkatan produksi pangan dan umum menyangkut sektor publik dan

kurang memberi perhatian terhadap kaitan dan implikasi dengan sektor

lain.

(3).Perencanaan Investasi: menyeluruh sektor publik (Integrated Public

Investmen Planning). Dimana, perencananaan investasi sektor publik

terdiri dari berbagai proyek dan proyek dilandasi suatu kerangka dasar

dan kebijaksanaan menyatukan disektor publik, dilakukan perkiraan

tentang sumber pembiayaan pemerintah dimaksudkan untuk

dipergunakan bagi investasi sektor publik dan berusaha mempengaruhi

perkembangan sektor publik.

(4).Perencanaan Komprehensif meliputi: sektor pemerintah dan sektor

masyarakat. disebut sebagai: Perencanaan menyeluruh meliputi: seluruh

kehidupan bidang politik, ekonomi, sosial, budaya. Kenyaatan suatu

negara menganut perencanaan komprehensif atau perencanaan investasi

menyeluruh sektor publik dilakukan suatu perencanaan proyek demi

proyek.

(f).Perencanaan di negara baru berkembang dengan pola dan gaya

etatisme, serba negara dan cara perencanaan terpusat, diselenggarakan

pola dan sistem ekonomi campuran. Perencanaan

dilakukan melalui penggunaan mekanisme pasar/harga, melalui

kebijaksanaan perencanaan menjadi indikatif.

(g).Pengalaman perencanaan negara baru berkembang di Asia, Douglas

Paauw: 4 klasifikasi perencanaan di Asia (1).Perencanaan pembangunan

cukup maju (cara perencanaan),misalnya: diIndia,(2).golongan the small

effective planners, menggunakan policies efektif terhadah sektor swasta,

di Malaysia, Taiwan,(3).The free enterprice equivators

yaitu:menyerahkan kepada kekuatan pasar dan tidak ada perencanaan

sesungguhnya seperti: di Philipinan, (4).The doctrinaire nationalists

sebenarnya suatu sistem perencanaan etatisme:dilakukan di Ceylon,

Birma, Indonesia:penilaian sampai 1965 (menurut Douglas S.Paauw,

“Development Planning In Asia, Centre For Development Planning,”,

National Planning Association, 1965.

231

(5).BERBAGAI MACAM PERENCANAAN

Berbagai macam rencana dengan cara klasifikasi berlainan:

(A).Klasifikasi 1 adalah: macam-macam rencana yang sering

dilaksanakan oleh negara umumnya.(1).Rencana di waktu perang: Albert

Waterson, “Development Planning Lessons Of Eperience”, The John

Hopkins Press, Baltimore, Maryland, 1965(2). Perencanan Anti

Siklus,(3). Perencanaan Perspektif (4). Perencanaan Proyek Demi Proyek

(5).Perencanaan Investor Sektor Publik, (6).Perencanaan

Komprehensif,(7).Perencanaan Regional Secara Fisik adalah: suatu

perencanaan tata ruang/tata tanah (landuse planning)adalah suatu

perencanaan mengusahakan kemanfaatan fungsional secara optimum dari

tata ruang/tata tanah dan mengusahakan keseimbangan ekologis. Contoh

perencanaan adalah: (a).Perencanaan Kota, (b).Perencanaan Wilayah

(Area Development), (c).Perencanaan Daerah Transmigrasi/Daerah

Pemukiman Baru (Resettlement), (d).Perencanaan Wilayah:aliran sungai

secara serbaguna (multipurpose water resources development plan).

(8).Perencanaan Pembangunan: rencana investasi sektor publik, rencana

komprehensif dimasukkan dan perencanaan regional bersifat:sosial

ekonomi artinya:suatu perencanaan regional mempunyai tujuan

perkembangan sosial ekonomi suatu daerah.Banyak negara yang

mempunyai rencana komprehensif menyerasikan rencana pada tingkat

menyeluruh (aggregate),sektor, proyek.

(B).Klasifikasi perencanaan dari segi ketat/kurang ketat perlu

(imperative)/kurang perlu suatu rencana:

(1).Planning By Perspective: perencanaan hanya memberikan

gambaran tentang prospek perkembangan keadaan masa depan,

kemungkinan perkembangan masa depan, rencana ini

merupakan suatu studi proyeksi keadaan.

(2).Planning By Inducement disebut: Planning Through The

Market:bersifat mendorong/mempengaruhi melalui berbagai

kebijaksanaan serta penggunaan mekanisme pasar kegiatan

sosial ekonomi masyarakat, contoh di Indonesia: kebijaksanaan

harga beras yaitu:penetapan floor dan ceiling price, dilakukan

suatu operasi pasar oleh badan logistik disebut: perencanaan

indikatif (indicative planning).

(3).Planning By Direction: ketat, ada tujuan jelas dan tegas,

pelaksanaan ketat untuk mencapai tujuan dan pengarahan secara

sadar, oleh G.M.Heal sebagai Planning In A Command

Economy dimana: pemerintah dapat memberikan binding

232

directives mengenai rencana konsumsi dan produksi kepada

semua konsumen dan produsen dalam ekonomi.

(4).Complete Control Planning:perencanaan diliputi segi kehidupan

luas dengan menetapkan secara tegas pola investasi, produksi,

distribusi dan konsumsi dan diusahakan penetapan

sasaran jelas dengan menggunakan sistem indeks atau metode

neraca, contoh: di Rusia (W.Arthur Lewis: ”The Principles Of

Economic Planning”, Public Affairs Press, Washington DC, 1951 ).

(C).Klasifikasi perencanaan dari segi luas/kurang luas wilayah diliputi

oleh suatu rencana:

(1).Perencanaan Kota adalah: suatu perencanaan meliputi

suatu wilayah kota.

(2).Perencanaan Regional meliputi: suatu wilayah luas, atau

suatu daerah administrative tertentu tapi meliputi:

beberapa daerah administrative atau suatu wilayah kini

sedang dikembangkan pemikiran disebut: Wilayah

Pembangunan.

(3).Perencanaan Sektor Publik: Wilayah Seluruh Negara,

(4).Perencanaan Nasional: sektor publik/pemerintah maupun

sektor masyarakat.

(5).Perencanan Wilayah Antar Negara: MEE/Masyarakat

Ekonomi Eropa.

(D).Klasifikasi perencanaan dari segi jangka waktu rencana:

(1).Panjang, (2).Menengah, (3).Pendek.

(E).Klasifikasi perencanaan komprehensif dilihat dari segi perumusan:

diusahakan penyerasian antara perencaan:(1).Menyeluruh

(Aggregate), (2).Sektoral, (3).Proyek;

1).Forward Planning/Planning From Above:penyusunan rencana

menyeluruh (aggregate) dan membagi (disaggregates) dalam

rencana sektor dan rencana proyek,

2).Backward Planning/Planning From Below:rencana kegiatan

investasi pemerintah maupun non-pemerintah disusun lebih dulu

dan baru diserasikan dengan kerangka makro.

(Albert Waterston, “Development Planning Lessons Of

Experinces”, The John Hopkins Press,

Baltimore, Maryland, 1965).

(6).DERAJAT PERANAN PEMERINTAH TERHADAP

PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

233

Dilakukan oleh pemerintah dalam berbagai macam tingkat

peranan (derajat campur tangan) untuk menggerakkan kegiatan

perekonomian masyarakat.

Irving Sverdlow tentang tingkat peranan pemerintah sebagai

berikut:

(a).Operation/pelaksanaan operasi sendiri oleh pemerintah: kegiatan

sosial ekonomi, contoh: pembuatan jalan, pembangunan pabrik,

pengurusan langsung produksi dan distribusi listrik, pembangunan dan

pembangunan dan operasi rumah sakit, dan lain-lain,

(b).Direct Control/pengendalian secara langsung: peranan pemerintah

diberikan dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat melalui

pengendalian secara langsung, misalnya: dilakukan melaluipemberian

izin,penentuan kuota, tariff, dan lain-lain guna menggerakkan kegaitan

masyarakat danpabrik tekstil misalnya: didirikan oleh masyarakat tapi

harus melalui izin dan perusahaan angkutan umum tarif ditentukan oleh

pemerintah,

(c).Indirect Control/pengendalian secara tidak langsung: melakukan

campur tangan dalam rangka mengarahkan kegiatan sosial ekonomi

masyarakat melalui penggunaan berbagai ketentuan, kriteria merupakan

aturan dan kondisi (rules and conditions)dilaksanakan dan ditaati dan

campur tangan peranan pemerintah ringan karena kegiatan sosial

ekonomi masyarakat tertentu beroperasi tidak mendapat izin lebih

dahulu,contoh: pembangunan sekolah/perguruan tinggi.

(d).Direct Influence/pemenuhan secara langsung: pemerintah melakukan

peranan dengan mempengaruhi secara langsung/memberikan prayojana

(motivasi) supaya masyarakat melakukan kegiatan sosial ekonomi

tertentu, contoh:pemengaruhan supaya masyarakat gemar menabung,

cara: pemberian perangsang tertentu dan program KB, dorongan

masyarakat golongan ekonomi lemah membentuk koperasi sebagai

wahan sosial ekonominya.

(e).Indirect Influence/pemengaruhan secara tidak langsung: peranan

pemerintah ringan dalam mengarahkan kegiatan sosial ekonomi

masyarakat, cara: memberi informasi/penerangan sehingga orang

bersedia mengikuti kehendak/petunjuk pemerintah, contoh: pemberian

informasi pasaran untuk barang ekspor. Klasifikasi 1 disebut:sebagai

pemilikan dan pengusahaan sendiri oleh pemerintah.

Klasifikasi Direct dan Indirect Control disebut: peran pengaturan

(regulatory)daripada pemerintah.

Badan Pengaturan (Regulatory Agencies):badan yang mengatur sifat

action laden departments dan klarifikasi pemengaruhan secara langsung

234

dan tak langsung sebagai: peran melalui kebijaksanaan dan penyuluhan

(bimbingan).

Dalam rencana ketat (rigid) terdapat peranan pemerintah bersifat

pemengaruhan secara langsung maupun tidak langsung, sebaliknya

perencanaan sifat longgar terdapat operasi maupun pengendalian secara

langsung. Dimana, negara perencanaan ketat (rigid),maka banyak

kegiatan dilakukan cara operasi dan pengendalian langsung contoh:

Eropa Timur oleh pemerintah/negara, sebaliknya di negara perencanaan

longgar dipabrik senjata dilaksanakan oleh perusahaan swasta.

Pemilihan derajat peranan pemerintah dipengaruhi oleh sikap

etatisme suatu negara dalam peran diri sebagai pendorong pembangunan

(agent of development),sebaliknya didorong sikap masyarakat memberi

hak dan keleluasaan besar kepada sektor swasta. Cara langsung

dilakukan pemerintah sebagai hal sementara menunggu sektor swasta

bertambah kuat, pemerintah menyerahkan pelaksanaan sektor swasta.

Derajat peranan pemerintah pada macam rencana

dilakukan:planning by perspective, planning by inducement, planning by

direction dan complete control planning(ringan-ketat). Umum peranan

pemerintah dalam rangka usaha perkembangan sosial ekonomi

masyarakat banyak negara bertambah besar, karena luas persoalan

ditanggapi dan memerlukan peranan pemerintah, cara langsung adalah

baik. Keterbatasan birokrasi pemerintah, kompleksitas ekonomi

masyarakat, memberikan kecenderungan untuk menggunakan

mekanisme pasar harga dalam perencanaan, mempengaruhi pilihan

tentang derajat peranan dilakukan pemerintah dalam kegiatan dan

perkembangan sosial ekonomi.

“The state can use different forms of planning to achieve the same

purposes; planning by direction is much inferior to planning by

inducement”.

(7).DARI PERENCANAAN EKONOMI KE PERENCANAAN

PEMBANGUNAN

Sebelum tahun 1965 tulisan maupun uraian dibidang perencanaan

umum adalah perencanaan ekonomi, buku: Arthur Lewis, Edward Mead,

buku:United Nations, E.S.Mason tentang Prinsip-Prinsip Dan Teknik-

Teknik Perencanaan Di Bidang Ekonomi. Tahun 1965 keatas

berkembang kecenderungan tulisan dan pembahasan perencanaan

ekonomi:perencanaan pembangunan. Arthur Lewis tahun 1965, buku:

“Development Planning”dan buku dasar utama lain ditulis: Albert

Waterston, berjudul: “Development Planning, Lessons Of Experience”.

235

Perkembangan kecenderungan dari perencaan ekonomi ke

perencanaan pembangunan antara lain disebabkan karena alasan-alasan

sebagai berikut:

(a).Dalam usaha pelaksanaan pembangunan terasa bahwa perencanaan

ekonomi menghasilkan berbagai kemajuan ekonomi,serta diukur melalui

berbagai indikator ekonomi belum dapat memberikan gambaran bahwa

usaha pembangunan berjalan sehat, wajar, diberbagai bidang saling

mendukung.

Pembangunan memerlukan indikator (petunjuk) atau ukuran

yang lain menunjukkan: sampai

berapa jauh tingkat pembangunan sosial ekonomi berlangsung.

“The group agreed that as a measure of development or welfare, the

national product, as conventionally defined, suffers from serious

dificiencies. Some of these deficiencies are partly made good by the

addition of complementary goals and indicators such as those related

to income distribution, nutrition and housing. Major dificiencies

remain, however, and until they have been remedied, national

products growth should only be used with great caution as an

indicator of progress, and then always in connexion with

complementary goals”(Ecafe, Conference Of Asian Economic

Planners, “Report Of The Expert Group On Criteria, Machinery And

A Detailed Scheme For Periodic Performance Evaluation During

The Second Development Decade”, Bangkok, 22 November – 1

December 1971).

Pokok masalah adalah:karena makin lama pembangunan diberbagai

bidang, politik ekonomi-sosial-budaya saling berkaitan dan

mendukung.

(b).Dasar alasan keberhasilan pembangunan ekonomi didukung oleh

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dibidang lain, contoh:

bidang pertanian:pembangunan kesediaan para petani untuk

menggunakan alat maju serta cara berekonomi baik, bidang industri:

dibantu dengan perencanaan pembangunan dibidang pendidikan dan

latihan dan dalam perencanaan aspek kuantitatif khususdibidang

ekonomi, tapi aspek kualitatif banyak dibidang sosial budaya dan

variabel non-ekonomi berperan besar dalam menentukan laju

pertumbuhan ekonomi,

(c).Orientasi didukung oleh adanya perencanaan mendukung suatu usaha

pembangunan secara berencana, mengusahakan keterlibatan aktif

masyarakat berarti; suatu proses usaha pendewasaan masyarakat untuk

dapat maju dan berkembang atas oto-aktivitas dan swakaryanya, dan

236

pendekatan bersifat pendekatan kebudayaan dan sosial: (Suhadi

mangkusuwondo dalam karangan: “Faktor-

Faktor Non Ekonomi Dalam Penentuan Sasaran

Pembangunan”,Paper 14 Oktober 1971, mengemukakan bahwa: dalam

usaha pembangunan berencana terdapat 2 (dua) macam pendekatan:

(a).Pendekatan Kultural:mempunyai persamaan dengan pendekatan

Nation-Building dan cara berbeda, (b).Pendekatan Ekonomis, oleh

Roeslan Abdulgani dalam “The Lessons Of Indonesia

Is Experience In Planning”, United Asia, Vol.12 No.5, 1960).

Pengalaman banyak negara perencanaan ditujukan untuk perubahan

struktural mendalam dalam masyarakat, bertujuan untuk perencanaan

adalah pembinaan dan pembangunan bangs (nation building: Albert

Waterston).

(d).PBB: kebijaksanaan dan program ekonomi bertujuan: mencapai hasil

sifat ekonomi, tapi tidak dapat disangkat kebijaksanaan dan program

ekonomi secara langsung atau tidak akan mempunyaipengaruh dan hasil

yang bersifat sosial, dan sebaliknya.

Pembangunan jalan menuju desa terpencil mempunyai potensi

ekonomi akan menaikkan tingkat perkembangan ekonomi desa,tapi

mungkin anak daerah bersekoloah maju. Program KB karena

pelaksanaan bersifat medis dan sosial dimasukkan dalam bidang sosial,

tapi dasar alasan dan pengaruh adalah benar bersifat ekonomi.

“It was used not to advocate equal allocation of resources between

economic and social sectors of development nor the simultaneous

development of all sectors, but rather to stress the need for some

optimum relationship between and within social and economic sectors,

and for carefull studies of their mutual support and incompatabilities so

that their effect on growth either singly or in combination could be

produced”.

Merupakan bagian dari kecenderungan dalam perencanaan pendekatan

Integratif (Integrated Approach/Unified Approach). Perkembangan

dewasa ini diterima dalam perencanaan, sehingga perencanaan ekonomi

berkembang menjadi perencanaan pembangunan.

“A major conceptual advance in development strategies is to view social

and economic development as a single, unifying process involving

consideration of both social and economic aspects and aimed at the

achievement of overall integrated development objectives”.

Ahli terhadap pelaksanaan dasawarsa pembangunan pertama dari PBB,

mempunyai alasan sebagai berikut:

237

(a).Ternyata pembangunan ekonomi merupakan sektor mempunyai daya

dongkrak (leverage effect)terbesar, dimana: masa lalu bidang ekonomi

merupakan kenyataan keterbelakangan banyak negara baru berkembang,

dan pihak ukuran perbandingan kemajuan antara negara terutama bersifat

ekonomi, dimana pembangunan ekonomi pencapaian pembangunan

dibidang lain mudah diusahakan,

(b).Prinsip dan teknik perencanaan ekonomi berkembang paling maju

dalam peralatan analisa, disebabkan karena perencanaan ekonomi mudah

dihitung (quantifyable), dalam perencanaan ekonomi mudah

mengidentifikasikan keterbatasan dan kemungkinannya,

(c).Indikator pembangunan dalam bidang ekonomi mudah

dikembangkan, karena ukuran mudah dihitung,

(d).Masih relatif lemah peralatan analisa ilmu sosial dalam menunjang

perkembangan sosial ekonomi, atau lemah orientasi kebijaksanaan ilmu

sosial dan lemah indikator pembangunan dibidang sosial budaya dan

sekarang sedang giat diusahakan peningkatan peranannya untuk social

engineering (menurut Selo Sumardjan, “Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam

Pembangunan”, Pidato Ilmiah Pada Upacara Dies Natalis ke XXII UI, 12

Februari 1972).

Diselenggarakan suatu “International Simposium On The Social Sciences

And Their Role In Development”(Paris, 21 October 1969).

II. PERENCANAAN PEMBANGUNAN UMUM

A.PENDAHULUAN

II. UMUM: PERENCANAAN PEMBANGUNAN

1.Proses Pembangunan Secara Berencana

2.Ciri Dan Tujuan Perencanaan Pembangunan

3.Kelemahan Perencanaan Pembangunan

4.Proses Perencanaan Pembangunan

5.Unsur Pokok Dalam Perencanaan Pembangunan

6.Jangka Waktu Rencana Pembangunan

B.PENYAJIAN MATERI

(1).PROSES PEMBANGUNAN SECARA BERENCANA

Pembangunan ekonomi dan politik, masyarakat bangsa

diklasifikasi secara historis kedalam 3 kategori:(1).masyarakat bersifat

tradisional, (2).masyarakat bersifat peralihan (transitional),

(3).masyarakat maju (modern).

Dalam proses/usaha perubahan sosial (societal change) berarti:

suatu proses dan usaha pembangunan, pokok hal: suatu usaha perubahan

238

dan pembangunan dari suatu keadaan dan kondisi kemasyarakatan

tertentu kepada suatu keadaan dan kondisi kemasyarakatan yang

dianggap lebih baik (diinginkan). Kekuatan pembaharuan dalam

masyarakat oleh Milton J.Esman Autonomous Energies:”The Politics Of

Development Administration”, dalam John D.Montgomery (et.al),

“Approaches To Development:Politics, Administration And Change”,

Mc.Graw Hill Book Company, 1966, hal:73”.

“The frequent occurrence of serious social tensions and social conflict

often accompanies the early stages of industrialization, urbanization, and

modernization. In the first place, the break up of the traditional kinship

and tribal groups that are characteristic of low income countries

produces tensions, both personal and social, between primary loyalities

to the small community and the new, broader loyalties demanded by the

modern nation-state”(W.Arthur Lewsi, “Developing Planning”. The

Essentials Of Economic Policy, Harper And Row, New York, 1966).

Kemerdekaan suatu bangsa meningkat perasaan persamaan

sebagai warga masyarakat dan bangsa dan menjadi beban warga berat

bagi elite pemerintahan untuk memimpin, mengarahkan dan membina

kegiatan mendorong proses pembangunan dan dipikirkan cara

pengembangan kekuatan pembaharuan didalam masyarakat sendiri, tapi

beba daripada elite pemerintah,karena penting bila elite pemerintah

sendiri menjadi unsure pembaharu dan usaha pembaharauan dan

pembangunan tergantung dari sekelompok kecil unsur pembaharu dan

peranan penentu adalah kepemimpinan nasional.

Bagaimana orientasi dan komitment terhadap usaha

pembangunan secara berencana dan kesediaan menggunakan prinsip

ekonomi dan administrasi serta peralatan analisa ilmu yang

dikembangkan dalam rangka perumusan kebijaksanaannya?

“The impact of the political situation upon economic growth is

illustrated by the fact that, without a strong leadership commitment to

economic development, no viable economic plan could have been

adapted, and the necessary pre-plan steps would not have been

taken”(Irma Adelman and Cynthia Taft Morris, “Economic Growth And

Social Equity In Developing Countries”, Standford University Press,

Stanford, California, 1973, hal.33).

Umum pembangunan nasional banyak negara baru berkembang

ditekankan pada pembangunan ekonomi, disebabkan oleh karena

keterbelakangan ekonomi, pembangunan dibidang mendukung

pembaharuan dalam bidang kehidupan lain daripada masyarakat,

pembangunan ekonomi menjamin unutk suatu proses pembangunan

239

nasional stabil dan kontinu, kemajuan kesejahteraan ekonomi,

ketidakadilan ekonomi, tidak mencerminkan kemajuan dan kualitas

hidup suatu masyarakat dan dewasa ini dikembangkan pendekatan

integral/unified.

Peranan pemerintah dilaksanakan atas dasar cara untuk

berencana, dimana perencanaan dipakai sebagai:suatu alat untuk

mencapai tujuan perubahan masyarakat lebih baik dan bersifat campur

tangan pemerintah ketat dalam rangka kegiatan ekonomi bangsa tapi

perencanan memberi keleluasaan cukup besar terhadap sektor swasta dan

pola pembangunan bersifat serba negara yaitu dalam sistem ekonomi

sosialis (tradisional) disebut:sistem ekonomi yang dipimpin secara sentral

dan peranan pemerintah dilaksanakan luas melalui cara perencanaan

untuk pembangunan ekonomi dan perubahan masyarakat dilakukan arah

dan kegiatan pembangunan diserahkan terutama kepada kekuatan dalam

masyarakat sendiri serta berjalan mekanisme pasar dan harga dan

peranan pemerintah dalam bentuk perencaaan umumnya hanya menjaga

keseimbangan dan kestabilan dan usaha pembangunan daerah

terbelaknag dan studi perspektif jangka panjang dan perencanan

dilakukan suatu pola pembnagunan perekonomian campuran dan peranan

pemerintah melalui perencanan sadar bersifat pengarahan pertumbuhan

dan pembangunan, tapi leluasa bagi sektor swasta/masyarakat untuk

melakukna kegiatan pembangunan, kecuali perencanaan digunakan

mekanisme harga dan pasar dan peranan pemerintah berusaha

menyempurnakan struktur pasa yang pincang dan hubungan harga tidak

wajar dan kenyataan pembangunan secara berencana dirasakan sebagai

suatu kebutuan masyarakat belum atau baru berkembang, ditelaah

berbagai kondisi masyarakat terutam keadaan keterbelakangan dan ciri

keterbelakangan dibidang sosial:sifat masyarakat tradisional terikat pada

nilai asli (primordial) memelihara tetap apa yang ada dan tidak memberi

peluang cukup untuk ada perubahan serta tumbuh kekuatan pembaharuan

dalam masyarakat dari feodalisme dan kolonialisme masa lampau dan

kelompok elit politik terbentuk masa lepas kolonialisme dilihat dari sifat

penerus/preservasi cirri dari tradisi dan feodalisme menjadi pendorong

pembaharuan/pembangunan dan membina pembaharuan melalui

penempaan identitas suatu bangsa berniat untuk maju, dan kesatuan

bangsa, ada ideologi politik bangsa, dasar pendidikan, orientasi masa

depan, pengolahan sumber ekonomi dan tempat dunia antar bangsa.

Lingkaran tak berujung pangkal adalah: kurang serta parah dalam

modal dan keterampilan, kurang modal untuk investasi disebabkan

karena tabungan masyarakat rendah, akibat pendapatan rendah,

240

produktivitas rendah, akibat kurang modal, kurang modal untuk investasi

menyebabkan tidak dapat diusahakan pertumbuhan ekonomi,

keterbatasan investasi dipengaruhi oleh kurang perangsang investasi

dalam bentuk kurang permintaan efektif atau tenaga beli rendah,

disebabkan karena rendah pendapatan, kecuali dipengaruh struktur pasar

pincang dan kurang prasarana sosial ekonomi (social overhead capital)

dan pola struktur ekonoi masyarakat agraris dan kelemahan konjungtur

peka terhadap keadaan perkembangan ekonomi dunia dan struktur

colonial, sektor modern perusahaan dikuasai modal, kepentingan asing

dan sektor tradisional terdiri dari pertanian rakyat dan pola

perkembangan renggang laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat

kesejahteraan masing-masing sektor di Indonesia. Dimana, perluasan

lapangan kerja karena kurang investasi terbatas, kecuali penduduk pesat

laju pertumbuhan penduduk masyarakat, penyerapan penduduk tidak

merata, tingkat urbanisasi tinggi “burden of dependency”:besar dan laju

pertumbuhan dari golongan penduduk usia kerja dan terdapat

pengangguran terselubung tinggi dan dunia usaha lemah karena kurang

wirausaha (entrepreneurship), diakibatkan karena semangat tradisional,

warisan kolonialisme, semangat etatisme, sosialisme tradisional banyak

pengaruh tahap permulaan perkembangan negara merdeka, kecuali

kurang perangsang untuk motivasi perkembangan. Hambatan utama

adalah ketidakstabilan sebagai akibat mencari identitas bangsa dan suatu

ideology nasional, kecuali karena disebabkan karena pertarungan politik

dilandasi pengelompokkan kekuatan politik (pribadi), bukan atas dasar

program pembaharuan/pembangunan).

(2).CIRI-CIRI DAN TUJUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Tujuan pembangunan (Development Objectives) dan ciri

pembangunan:

(a).Perencanaan pembangunan adalah usaha dicerminkan dalam rencana

untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi tetap (steady social

economic growth):dalam usaha peningkatan produksi nasional, berupa

tingkat laju pertumbuhan ekonomi positif diusahan tetap dalam jangka

waktu panjang.

(b).Usaha dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan per kapita,

kelanjutan dan ekonomi positif yaitu setelah dikurangi laju pertumbuhan

penduduk menunjukkan kenaikkan pendapatan per kapita.

(c).Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi, disebabkan

karena umum negara baru berkembang struktur ekonominya ke agraris

mengakibatkan terdapat kelemahan konjungtural, diusahakan ada

241

keseimbangan struktur ekonomi keseimbangan antara sumbangan sektor

agrarian terhadap produksi nasional dengan sumbangan sektor lain

terutama industri terhadap produksi nasional disebut: produksi nasional

disebut usaha difersifikasi nasional.

(d).Perluasan kesempatan kerja, kecuali usaha menanggulangi ada

pengangguran kentara di negara baru berkembang, upaya: perluasan

kesempatan kerja untuk menampung masuk golongan usia kerja dalam

kehidupan ekonomi merupakan suatu tantangan berat dalam usaha

perencanaan pembangunan.

(e).Usaha pemerataan pembangunan disebut:distributive

justice:pemerataan pembangunan ke pemerataan pendapatan antara

golongan dalam masyarakat dan pemerataan pembangunan antara daerah

dalam negara dan pemerataan adalah memikul beban

pembangunan,bertanggung jawab atas tujuan,cara dan pelaksanaan

pembangunan serta manfat pembangunan dan tujuan pembangunan

berusaha menumbuhkan rasa keadilan bentuk keadilan sosial (social

justice), termasuk pengayoman hukum, kesempatan pendidikan,

kebebasan pendapat bertanggungjawab, kehidupan spiritual, dan lain-

lain.

(f).Ada usaha pembinaan lembaga ekonomi masyarakat menunjang

kegiatan pembangunan terdapat lemah institusional,lemah mekanisme

pasar/harga sendiri dan lembaga ekonomi masyarakat dikembangkan

seperti:koperasi,lembaga keuangan,kamar dagang,para konsultan,dan

lain-lain.

(g).Usaha kemampuan membangun secara bertahap didasarkan

kemampuan nasional, pembangunan bantuan luar negeri sebagai

komponen kebuuthan bagi investasi diperlukan untuk membangun

(resource gap) dan peningkatan kemampuan membangun dihitung dari

segi modal,pengalihan keterampilan,transfer teknologi.

(h).Terdapat usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi, usaha

perencanaan anti siklus.

(i).Tujuan pembangunan jangka panjang, contoh: perubahan struktural

perlembagaan masyarakat, pla pemilihan dan pengusahaan faktor

produksi berdasarkan orientasi keadilan sosial dan peningkatan

kemampuan nasional, pembangunan bangsa (nation building)dan

pembangunan/peningkatan kualitas hidup manusia.

Merupakan peranan daripada pemerintah sebagai pendorong

pembangunan (agent of development)bagi banyak negara baru

berkembang.

242

(3).KELEMAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NEGARA

BARU BERKEMBANG

(a).Perencanaan ekonomi/perencanaan pembangunan dinegara baru

berkembang merupakan dokumen politik mengenal cita-cita

pembangunan dikehendaki, tapi untuk mencapai tujuan pembangunan

tertentu dan perencanaan pembangunan tidak berkaitan perencanaan

dengan pelaksanaan, kekuatan dan kepentingan politik ada dalam

masyarakat, maka rencana diterima politis, kehilangan cirri utama

sebagai rencana yaitu:konsekuensi dan sistem perioritas,

(b).Dirumuskan suatu rencana teknis cukup baik, kelemahan: kurang

mendapat dukungan politik diperlukan dan kurang terdapat kestabilan

politik pelaksanan rencana kontinu, pemerintahan silih berganti

mengakibatkan pelaksanaan rencana,perencanaan silih berganti rencana

cukup dukungan politik, waktu pematangan sehingga terlibat aparatur

pemerintah, masyarakat dalam pelaksanaan,

(c).Terdapat kurang hubungan antara penyusunan rencana dan para

penyusun dengan pelaksanaan rencana dan para pelaksana, menyebabkan

rencana kurang feasible(kurang dapat dilaksanakan teknis), disebabkan

karena para perencana terlalu banyak bekerja “dibelakang meja” atau

kurang kuat kedudukan suatu badan perencana dalam hubungan badan

operasional dimana kelemahan hubungan antara perencanaan dan

kebijaksanaan anggaran serta moneter,contoh:Edward Mason:kelemahan

Rencana pembangunan lima tahun 1956-1960:pembentukan organisasi

dan administrasi perencanaan sebagai proses dilakukan banyak

badan/lembaga pemerintahan dan jaringan keserasian dan kerjasama

dalam pembentukan kebijaksanaan dan perumusan program

pembangunan.

(d).Bidang pilihan berbagai alternatif merupakan:”trade

offs”:menguntungkan bagi 1, tapi merugikan bagi yang lain,

contoh:pilihan antara peningkatan laju pertumbuhan ekonomi cepat

melalui pemakaian teknologi maju, usaha realisasi keadilan/pemerataan

pembangunan terutama dibidang perluasan kesempatan kerja dan

kemajuan untuk menampung semua tujuan baik dalam waktu sama, tidak

dapat mencapai semuannya dan kecuali kesepakatan

(reconciliation)antara berbagai tujuan pembangunan, memperkirakan

(mengakses)kemampuan rencana berdasar sumber secara nyata.

(e).Kurang data statistik,informasi, hasil riset dan survai untuk mendasari

suatu perencanaan baik, diperlukan untuk menyusun proyeksi,perkiraan,

proyek pembangunan:feasibility study.

243

(f).Kurang penguasaan terhadap teknik perencanaan,disebabkan kurang

tenaga terdidik dalam bidang dan penguasaan teknik perlu pengetahuan

spesialisasi, seperti:negara baru berkembang tergantung penyediaan

tenaga ahli asing dari Bank Dunia, Development Advisory Service:

rencana kerangka makro/rencana dan hubungan unsur/variabel ekonomi

hubungan serta implikasi satu sama lain, kecuali diperlukan perencanaan

sektoral dan regional, kesulitan karena sukar pilihan penggunaan teknik

serasi, misalnya:teknik perencanaan menyeluruh untuk negara baru

berkembang di Asia timbul kontroversi antara tipe Harrod-Domar atau

J.M.Keynes.

(g).Usaha perumusan suatu rencana:antara perencanaan dan pelaksanaan,

tergantung keadaan dan proses politik berlaku suatu masyarakat tertentu.

(h).Masalah kemampuan administrasi pemerintah untuk melaksanakan

rencana pembangunan, seperti: Arthur Lewis dan Albert

Waterston:administrasi dan politik merupakan hambatan utama

pelaksanaan perencanaan pembangunan dan bidang administrasi

pemerintah dilakukan suatu reform administrasi maupun pembinaan

administrasi untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan.

“The secret of successful planning lies more in sensible politics and good

public administration” (W.Arthur Lewis, “Development Planning. The

Essentials Of Economic Policy. Harper And Row, New Yorks, 1966).

(4).PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Perencanaan berarti kegiatan penyusunan rencana atau suatu

proses kegiatan usaha yang terus menerus dan menyeluruh dari

penyusunan suatu rencana, penyusunana program kegiatan, pelaksanaan

serta pengawasan dan evaluasi pelaksanaan disebut pengendalian (suatu

rencana sebagai alat untuk pencapaian tujuan antara lain dalam Saul

M.Katz,“A System Approach To Development Administration”, 1965).

Tahap dalam proses perencanaan sebagai berikut:

(a).Penyusun Rencana terdiri dari unsur: (1).Tinjauan Keadaan/Review:

berupa tinjauan sebelum mulai sesuatu rencana (review before take off)

atau tinjauan pelaksanaan rencana sebelum (review of

performance),diusahakan dilakukan,diidentifikasi masalah pokok

(masih)dihadapi, seberapa jauh kemajuan sudah dicapai untuk menjamin

kontinuitas kegiatan usaha, hambatan ada, potensi serta prospek

dikembangkan;

244

(2).Perkiraan keadaan masa dilalui rencana disebut: forecasting:

diperlukan data statistik, hasil penelitian dan teknik proyeksi dan

mekanisme informasi untuk perspektif masa depan;

(3).Penetapan tujuan rencana (plan objective)dan pemilihan cara

pencapaian tujuan rencana, nilai politik,sosial masyarakat berperan

penting,teknis didasarkan tinjauan keadaan dan masa dilaluirencana dan

luas asas konsistensi dan perioritas, dilakukan penyusunan kerangka

menyeluruh/kerangka makro dan implikasi hubungan antara berbagai

variabel,parameter bidang ekonomi dan sosial menyeluruh;

(4).Identifikasi kebijaksanaan/kegiatan usaha dilakukan dalam rencana

didukung program pembangunan, operasional rencana kegiatan usaha

dilakukan pemilihan alternatif terbaik,dilakukan pemilihan alternatif

terbaik, berdasar opportunity cost dan skala perioritas dan bagiproyek

pembangunan identifikasi didukung oleh feasibility studies dan survai

pendahuluan dan penyusunan kebijaksanaan dan program pembangunan

dilakukan sektoral dilakukan sasaran sektoral;

(5).Persetujan rencana, bertingkat dari bidang: teknis, masuk wilayah

proses politik, diusahakanPenyerasian dengan perencanaan pembiayaan

umum daripada program perencanaan dilakukan.

(b). Penyusunan Program Rencana

Dilakukan perumusan terperinci mengenai tujuan/sasaran dalam

jangka waktu tertentu, suatu perincian jadwal kegiatan, jumlah dan

jadwal pembiayaan serta penentuan lembaga/kerjasama antara lembaga

yang melakukan program pembnagunan dan masing-masing

pembangunan sebagai bagian atau tidak dari pada program dahulu, sering

dipakai suatu program kegiatan dan pembiayaan konkrit daripada

program atau proyek pembangunan dalam project plan dituang project

form menjadi alat rencana, alat pembiayaan, alat pelaksanaan dan alat

evaluasi rencana penting dan pengesahan rencana dan dibantu

penyusunan suatu flow chart, operation plan/ network plan.

(d).Pengawasan atas pelaksanaan rencana, bertujuan:

(1).Mengusahakan supaya pelaksanaan rencana berjalan sesuai rencana,

(2).Bila terdapat penyimpangan, maka diketahui seberapa jauh

penyimpangan dan apa sebabnya, (3).Dilakukan tindakan korektif

terhadap ada penyimpangan. Diperlukan sistem monitoring

mengusahakan pelaporan dan feedback baik daripada pelaksanaan

rencana.

(e).Evaluasi membantu kegiatan pengawasan, dilakukan evaluasi/tinjauan

berjalan secara terus menerusdisebut: Concurrent Review, dilakukan

sebagai pendukung tahap penyusunan rencana yaitu:situasi sebelum

245

rencana dimulai dan evaluasi tentang pelaksanaan rencana sebelumnya

dan dilakukanperbaikan terhadap perencanaan selanjut atau penyesuaian

diperlukan dalam pelaksanaan-pelaksanaan perencanaan sendiri. Proses

perencanaan pembangunan untuk dilakukan forwar maupun backward

planning oleh Arthur Lewis.

Proses Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembangunan adalah:

(1).Informasi untuk perencanaan (statistik, penelitian, dan lain-lain).

(2).Identifikasi masalah pembangunan.

(3).Analisa dan pembentukan kebijaksanaan.

(4).Rencana makro.

(5).Perkiraan sumber-sumber pembangunan (terutama sumber

pembiayaan).

(6).Perencanaan sektoral.

(7).Perencanaan regional.

(8).Perencanaan dan penganggaran.

(9).Aktivasi rencana, program pelaksanaan.

(10).Manajemen pelaksanaan,fungsi pengaturan pemerintah.

(11).Kebijaksanaan stabilisasi.

(12).Komunikasi dukungan pembangunan.

(13).Pengendalian pelaksanaan.

(14).Pengawasan.

(15).Tinjauan pelaksanaan.

(16).Perkiraan perkembangan jangka jauh.

(5).UNSUR POKOK DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

(a).Kebijaksanaan dasar/strategi dasar rencana pembangunan disebut:

tujuan,arah dan prioritas pembangunan, meliputi sasaran pembangunan.

Merupakan dasar daripada seluruh rencana, dituangkan dalam unsur

pokok perencanaan pembangunan lainnya. Hal penting penetapan tujuan

rencana (development objectives/plan objectives).

Hal perumusan tujuan perencanaan sebagai berikut:

(1).Perumusan tujuan perencanaan/pembangunan merupakan

komponen pertama daripada suaturencana pembangunan merupakan

prasyarat bagi penentuan strategi baik untuk menggunakan sumber

pembangunan kepada alokasi keperluan investasi menunjang alokasi

keperluan investasi menunjang pencapaian tujuan pembangunan.

(2).Perumusan/penetapan tujuan perencanaan/pembangunan tergantung

dari: (a).Preferensi nasional/pilihan nasional didasarkan kondisi serta

nilai dianut dibidang politik, sosial dan ekonomi masyarakat

246

bersangkutan,(b).Tingkat perkembangan pembangunan (stage of

development) : negara sosialis dan negara demokrasi liberal.

(3).Dalam pemilihan dan penentuan tujuan rencana/pembangunan

terdapat kelemahan yaitu ada tujuan saling bersaing,contoh: tujuan

menaikkan pendapatan nasional dengan tujuan pembagia pendapatan

merata:sektor industri dengan teknologi tinggi bersaing tujuan untuk

meningkatkan/memperluas kesempatan kerja dan tujuan kualitatif dan

kuantitatif.

(4).Penetapan tujuan rencana/pembangunan umum perlu merupakan

suatu putusan politik, tujuan:perencanaan/pembangunan nasional

merupakan hasil pendapat/penyatuan pendapat politik ekonomi dan sosial

dalam masyarakat, perumusan melalui perhitungan berbagai alternatif

tentang prioritas, sumber, kemungkinan dicapai, direncanakan oleh para

perencana.

(5).Perkembangan ini terdapat suatu kecenderungan untuk

(a).memperluas tujuan rencana/pembangunan, menyangkut bidang

ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan/keamanan. Tujuan

pembangunan adalah pembangunan manusia sendiri artinya:peningkatan

kualitas hidup manusia material maupun spiritual dan pendekatan

operasional.

(b).Ada kerangka rencana, disebut: kerangka makro rencana,

dihubungkan berbagai variabel pembangunan (ekonomi)serta implikasi

hubungan.

(c).Perkiraan sumber pembangunan pembiayaan merupakan keterbatasan

strategis dalam usaha pembangunan dan diperkirakan saksama.

(d).Kerangka kebijaksanaan konsisten:dirumuskan dan dilaksanakan

serasi dan konsisten antara lain: kebijaksanaan fiskal, penganggaran,

moneter, harga, sektor lain,pembangunan daerah.

(e).Program investasi dilakukan sektoral:bidangpertanian,industri,

pertambangan, pendidikan,perumahan, dan lain-lain dan penyusunana

program investasi secara sektoral dilakukan penyusunan sasaran rencana

(Plan Targets/Development Targets),diperlukan perencanaan operasional

cara: merencanakan program investasi sampai komponen unit kegiatan

usaha terkecilyaitu proyek pembangunan dan dalam penyusunan program

investasi dan sasaran rencana pertimbangan ekonomi dan pembangunan

diserasikan dengan biaya wajar. 3 pertimbangan penting diperhatikan

yaitu: (1).Konsistensi dan saling mendukung antara program dan proyek

investasi, (2).Penetapan skala prioritas secara tajam, (3).Lebih menjamin

proses pertumbuhan.

247

(f).Administrasi pembangunan: pelaksanaan dan diperlukan suatu

administrasi negara mendukung usaha perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan dan perencanaan penyempurnaan administrasi negara dan

pembinaan sistem administrasi untuk mendukung perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan direncanakan sebagai bagian integral dari

rencana pembangunan sendiri, usaha termasuk penelaahan terhadap

mekanisme dan kelembagaan perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan (planning machinery) disebut:Administrasi Pembangunan.

(6). STATUS FORMAL RENCANA

3 pola status formal adalah;

(a).Negara perencanaan pembangunan dilakukan pembahasan serta

disahkan melalui suatu keputusan lembaga perwakilan rakyat dan

penyusunan dilakukan badan perencanaan bersifat teknis.

Suatu rencana pembangunan mempunyai kekuatan hukum tinggi,

karena mempunyai sanksi kuat disebut suatu sistem obligatory: negara

sosialis.

Kebaikan dari pola sistem obligatory adalah: (1).Rencana bersifat

representatif, memberi peluang mewakili/mencerminkan aspirasi

kepentingan berbagai golongan dalam masyarakat, (2).Dengan ada dasar

hukum melalui suatu lembaga perwakilan, maka terdapat ada dukungan

(commitment) masyarakat, (3).Terdapat kontinuitas, karena merubah

sulit, dilakukan melalui suatu keputusan lembaga perwakilan (undang-

undang).

Kelemahan rencana formal berencana melalui keputusan lembaga

perwakilan rakyat dan badan perencanaan bersifat teknis:

(1).Merangkum kepentingan dan pendapat banyak pihak,maka bersifat

kompromi/kombinasi, mengurangi tingkat konsistensi dan terdapat

pertentangan antara bahagiannya.

(2).Terlalu tiggi dasar hukum suatu rencana mengakibatkan kurang

fleksibilitas, perlu bagi perencanaan pembangunan negara baru

berkembang, sebab karena kelakuan kehidupan ekonomi mempunyai

derajat ketidakpastian dan ketidakterdugaan cukup besar,seperti: di

Indonesia Repelita 1956-1960 dan RPNSB/Rencana Pembangunan

Nasional Semesta 1961-1968 mendapat status formal TAP

No.II/MPRS/1960 dan penyusunan RPNSB oleh Depernas terdiri dari

golongan politik,fungsional masyarakat Indonesia.

(b).Rencana pembangunan suatu kebijaksanaan pemerintah

saja:peraturan pemerintah atau keputusanpimpinan pemerintahan

(Keputusan Presiden).

248

Kebaikan adalah:(1).Kebijaksanaan pemerintah sifat operasional

dasar atas kepastian pelaksanaan tinggi (technical feasibility), digunakan

ahli perencana sehingga teknis baik dan konsisten tinggi, (2).Luwes

(flexible) sebagai keputusan/kebijaksanaan pemerintah,maka rencana

disesuaikan situasi dan kondisi dalam perkembangan pelaksanaan

rencana.

Kelemahan:(1).Relatif kurang representatif karena tidak melalui

pembahasan berbagai pihak secara aktif dalam proses pengambilan

keputusan, (2).Relatif kurang mendapat dukungan dari masyarakat,

karena tidak melalui keputusan lembaga perwakilan,(3).Sebagai campur

tangan terlalu besar dari pemerintah: Indonesia

REPELITA I:KEPPRES No.319 Tahun 1968.

(c).Garis besar atau kebijaksanaan dasar suatu rencana pembangunan

disetujui/ditetapkan lembaga perwakilan,sedangkan kebijaksanaan dan

program pembangunan:keputusan pemerintah dan pola untuk

menampung berbagai kekuatan/kebaikan dari pola 1 dan 2 serta untuk

mengurangi kelemahan pola 1 dan 2 sesuai komitmen dan dukungan

cukup tinggi dan kebijaksanaan pelaksanaan disusun secara teknis dan

luwes dan Ketetapan MPR No.IV Tahun 1973: dituang REPELITA

II:KEPPRES No. 11 Tahun 1974 dalam APBN: UUD 1945 sebagai suatu

tata cara pemerintahan demokratis.

(7).JANGKA WAKTU RENCANA

3 pola yaitu:

(a).Rencana Jangka Panjang (Long Term Plan): jangka waktu 10 tahun

keatas. Sifat 2 macam: (1).Sifat studi perkiraan/proyeksi keadaan masa

depan jangka waktu panjang: variabel ekonomi maupun kondisi lain

dalam masyarakat:perencanaan perspektif, dilakukan bila terdapat

peralatan analisa cukup, data statistik serta informasi lain lengkap serta

kelakuan kehidupan ekonomi pasti dan negara maju:Belanda,

Cekoslavakia, (2).Perencanan mencapai tujuan

perkembangan dalam masyarakat bersifat fundamental dan struktural

jangka panjang, di Malaysia, Indonesia GBHN.

(b).Perencanaan pembangunan jangka menengah (Medium Term

Plan):jangka waktu antara 3-8 tahun, dilaksanakan oleh negara, sebab

antara lain (1).Cukup waktu untuk memperhitungkan tingkat

pematangan (gestation)pelaksanaan pembangunan berbagai program dan

proyek,

(c).Cukup waktu untuk memperkirakan pemupukan sumber serta usaha

meningkatkan sumber pembiayaan pembangunan.

249

(3).Disesuaikan periode pemerintahan/periode lembaga perwakilan,

misalnya: jangka waktu Presiden,

(4).Disesuaikan perjanjian internasional, misalnya:Eropa Barat:Rencana

Marshall. Rencana jangka menengah:5 tahun terdiri dari: 2 dan 3 tahun

dan sifat terperinci dan indikatif.

(c).Rencana Jangka Pendek (Short Term Plan):jangka waktu ½ sampai 2

tahun. Ada 2 macam rencana yaitu: (1). ½ atau 1 atau 2 tahun: untuk

menanggulangi keadaan bersifat mendesak, contoh:keadaan habis perang

situasi labil, penanggulangan krisis ekonomi, bencana alam

Indonesia:bentuk Program Stabilisasi dan Rehabilitasi 1967-1969:untuk

menanggulangi keadaan yang parah,terutama mengendalikan hyper

inflation akhir tahun 1966, (2).Rencana Tahunan (Annual Plan):jangka

menengah, konkrit, spesifik, operasional disebut: Perencanaan

Operasional Tahunan (Annual Operational Plan), di negara berkembang.

Contoh: Indonesia: GBHN TAP MPR NO.IV Tahun 1973, dituangkan

REPELITA II, KEPPRES No.11 Tahun 1974:operasional rencana

tahunan yaitu: APBN.

III. KEBIJAKSANAAN DAN PROGRAM :PERENCANAAN

PEMBANGUNAN

A.PENDAHULUAN

1.Tinjauan Keadaan, Permasalahan Dan Potensi Pembangunan

2.Kebijaksanaan Dasar Pembangunan

3.Rencana Menyeluruh Dan Kerangka Makro

4.Kerangka Kebijaksanaan Konsisten

5.Sumber Pembiayaan Pembangunan

6.Program Investasi Sektoral Dan Sasaran Rencana

7.Perencanaan Sektor Non Ekonomi

8.Perencanaan Sektor Usaha Swasta

9.Perencanaan Regional

10.Penyerasian Rencana Dalam Rangka Kerjasama Internasional

11.Statistik Dan Penelitian Untuk Perencanaan

12.Tinjauan Kebijaksanaan Dan Program

B.PENYAJIAN MATERI

(1).TINJAUAN KEADAAN, PERMASALAHAN DAN POTENSI

PEMBANGUNAN

Bidang ekonomi mengenai faktor produksi mengenai: penduduk,

tenaga kerja:pokok sumberdaya manusia, termasuk: jumlah dan struktur

penduduk serta perkembangan,penyebaran penduduk, tersedia tenaga

250

kerja keterampilan dan aspek keterampilan umum, produktivitas

kerja,tingkat pengangguran atau tidak kentara,aspek khusus

seperti:penyebaran tenaga berketrampilan per daerah.

Bidang modal; sifat,tingkat,struktur dan arah daripada

tabungan,konsumsi dan investasi, yaitu: pembentukan modal, dana valuta

asing, ekspor dan impor,neraca pembayaran luar negeri umum dan

perkembangan.

Sumberdaya material: sumber alam dan peralatan dasar penting

seperti: prasarana fisik.

Bidang sosial:tingkat dan kualitas pendidikan,

kesehatan,perumahan, produktivitas kerja.

Tinjauan kemampuan aparatur pemerintah terutama dalam usaha

mendukung kegiatan pembangunan, tabungan dan investasi. Aspek

kemampuan kegiatan masyarakat/sektor swasta sendiri dan aspek politik,

kebudayaa,keamanan dan proses perencanaan melakukan identifikasi

permasalahan pokok sebagai keterbatasan utama (basic constraints) dan

hambatan dalam usaha pembangunan berencana,permasalahan dilihat

menyeluruh lebih dulu, sektoral,regional dan kebutuhan dan kepentingan

masyarakat dan dasar bagi perumusan kebijaksanaan pembangunan.

Contoh:penduduk; tingkat kelahiran penduduk berdasarkan 15-20 tahun,

terdapat tekanan kesempatan kerja adalah keadaan masalah,kebutuhan

usaha perluasan kesempatan kerja menonjol dan kegiatan tinjauan

keadaan,masalah dan potensi pembangunan perlu bahan statisk dan hasil

penelitian, analisa ekonomi, sosial dan dikembangkan secara

multidisipliner dan potensi sumber alam,tenaga kerja, letak geografis,

perkembangan kegiatan ekonomi internasional dan pelaksanaan

pembangunan dan tinjauan tahunan dan usaha potensi pekerjaan

proyeksi/forecasting jangka pendek dan menengah sesuai penetapan

tujuan dan cara pencapaian pasti (Sumitro Djojohadikusumo, “Indonesia

Dalam Perkembangan Dunia Kini Dan Masa Datang”, LP3ES, 1976).

(2).KEBIJAKSANAAN DASAR PEMBANGUNAN

(a).Kondisi sosial-ekonomi masyarakat,potensi, permasalahan dan

kemungkinan,

(b).Masalah pilihan antara berbagai alternatif fundamental.

Implisit pemerataan pendapatan dan keadilan sosial politik kritik

tajam. Tujuan kebijaksanaan pembangunan dilakukan mengenai interksi

dari partisipasi dan pertumbuhan ekonomi,partisipasi politik dan keadilan

sosial/pemerataan pendapatan, perombakan struktural dalam pola

pemilikan faktor produksi, transformasi dasar sosial, institusional dan

251

politik peningkatan keadilan ekonomi,sosial dan politik menyangkut

perluasan kesempatan sama bagi masyarakat seperti: peningkatan SDM,

pengembangan wirausaha, kebijaksanaan khusus pemerataan

pembangunan, usaha perluasan kesempatan kerja bersifat padat karya,

landreform, dan lain-lain sebagai prasyarat dasar suatu pertumbuhan kuat

pembangunan masyarakat, perusahaan negara dan pembinaan koperasi.

Reorientasi kebijaksanaan dasar pembangunan diarahkan kepada

masalah pemerataan pembangunan terutama peningkatan hidup dari

40% golongan berpenghasilan rendah masyarakat bangsa:

“Redistribution With Growth” Montek S.Ahluwalia tentang : Pola

Inequality sebagai berikut; “Apabila 40% bottom terdahulu

mendapatkan 25 % dari jumlah seluruh penerimaan masyarakat, maka

keadaan pembagian pendapatan dianggap cukup baik”. “Apabila

kurang lebih 16 % keadaan sedang, dan jika 9 sampai 12,5 % sudah

dianggap suatu tingkat keadilan jelek”, kriteria tentang kemelaratan

absolut (absolute poverty)yaitu: tingkat pendapatan per kapita sebesar

US $ 50 sampai US $75 dan diarahkan untuk menanggulangi masalah

pemerataan pendapatan dalam keseluruhannya.

Keadaan lain:tingkat tabungan masyarakat suatu waktu, sektor

produksi dan kemungkinan pengembangan terhadap pemupukan

produksi nasional dan kemampuan aparatur negara dan tingkat

pendidikan masyarakat dan tersedia data statistik dan hasil

penelitian:penetapan kebijaksanaan dasar pembangunan.

Analisa ekonomi dan sosial tentang keadaan masyarakat bangsa

periode tertentu dan kondisi permasalahan potensi dan kemungkinan

usaha pembangunan berencana dan kebijaksanaa dasar pembangunan

di Indonesia khusus cara pembangunan bidang ekonomi Pasal 33

UUD 1945:

(1).Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan,

(2).Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hayat hidup orang banyak dikuasai oleh negara,

(3).Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya

dikuasai oleh negara dan digunakan untuk kemakmuran rakyat

sebesar-besarnya.

Penjelsan Pasal 33 UUD 1945: “Tercantum dasar demokrasi

ekonomi, produksi, dikerjakan oleh semua,untuk semua dibawah

pimpinan atau pemilikan anggota masyarakat dan kemakmuran

masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang, sebab

252

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas usaha

kekeluargaan.

Kebijaksanaan dasar tujuan pembangunan dirumuskan terarah

dalam GBHN dan landsan kebijaksanaan dasar Repelita II (1).Tujuan

nasional rumusan:Pembukaan UUD 1945, (2).Tujuan pembangunan

nasional:masyarakat adil dan makmur,merata spiritual dan material

berdasarkan Pancasila, (3).Sebagai orientasi mencapai tujuan

pembangunan nasional dirumuskan arah pembangunan jangka

panjang:utuh dalam pembangunan seluruh masyarakat Indonesia dan

manusia seutuhnya: keselarasan, keserasian,keseimbangan antara

kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah dan masyarakat seluruh

meliputi: dimensi antara golongan masyarakat, antara masyarakat

berbagai daerah seluruh daerah negara,masyarakat generasi sekarang dan

generasi mendatang, (4).Pembangunan jangka panjang dilakukan secara

bertahap dengan sasaran tercipta landasan kuat untuk tumbuh dan

berkembang atas kekuatan sendiri, (5).Titik berat pembangunan

diletakkan pada pembangunan ekonomi, bertahap dilakukan perioritas

pembangunan sebagai berikut:(a).Repelita I:sektor pertanian dan industri

mendukung sektor pertanian, (b).Repelita II:sektor pertanian dengan

meningkat industri mengolah bahan mentah menjadi bahan baku,

(c).Repelita III:sektor pertanian dengan meningkat industri mengolah

bahan baku menjadi barang jadi, (d).Repelita IV:sektor pertanian dengan

meningkat industri menghasilkan mesin industri baik berat maupun

ringan yang terus dikembangkan dalam Repelita

selanjutnya;(6).Pembangunan diluar bidang ekonomi dilaksanakan

seirama dan serasi dengan kemajuan dicapai dalam bidang ekonomi,

(7).Dalam pelaksanaan pembangunan diberi perhatian terhadap orientasi

keadilan, pemerataan pembangunan, perluasan lapangan kerja,partisipasi

masyarakat,(8).Tata penyelenggaraan pembangunan didasarkan pada

demokrasi ekonomi, berperan aktif dalam kegiatan pembangunan dan

pemerintah wajib memberi pengarahan dan bimbingan serta menciptakan

iklim sehat, (9).Usaha pembangunan tetap diusahakan suatu stabilitas

dinamis.

Tujuan dan tema pokok Repelita II adalah:pertumbuhan

ekonomi,perluasan kesempatan kerja, pemerataan pembangunandan

partisipasi aktif masyarakat. Perincian sebagai berikut:

(1).(a).Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh

rakyat;(b).Meletakkan landasan kuat untuk tahap pembangunan berikut;

(2).Perioritas adalah:pembangunan ekonomi titik berat pembangunan

sektor pertanian dan peningkatan industri yang mengolah bahan mentah

253

menjadi bahan baku, (3).Pembangunan dibidang lain (sosial)tetap

dikembangkan dan menunjang pembangunan ekonomi dan kemajuan

ekonomi membantu kesempatan besar untuk memecahkan berbagai

masalah sosial, (4).Menggarap dalam masalah sejak semula disadari

belum akan terpecahkan dalam Repelita I: (a).Perluasan kesempatan

kerja, (b).Perluasan kesempatan berusaha, (c).Pembangian kembali hasil

pembangunan secara merata, (d).Usaha perbaikan struktur pasar pincang,

(e).Peningkatan laju perkembangan ekonomi didaerah,

(f).Transmigrasi,(g).Peningkatan partisipasi rakyat dalam pembangunan

melalui koperasi, (h).Perhatian besar masalah pendidikan dan sosial,

(i).Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah; (5).Motivasi dan

pengembangan iklim sosial menuju partisipasi seluruh masyarakat dalam

pembangunan, (6).Memelihara stabilisasi nasional.

(3). RENCANA MENYELURUH (AGGREGATE) DAN

KERANGKA MAKRO

Kerangka makro rencana/kerangka rencana adalah suatu

gambaran menyeluruh daripada hubungan variabel ekonomi menentukan

keseimbangan antara sumberdaya dan kebutuhan investasi untuk

mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Variabel ekonomi

adalah:penerimaan dalam negeri, tabungan pemerintah, tabungan

masyarakat,tabungan dalam negeri, ekspor,impor, neraca pembayaran

luar negeri, investasi, investasi masing-masing sektor ekonomi,laju

pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur ekonomi dalam

perkembangan produksi nasional.

(1).Kerangka rencana didasarkan atas suatu model ekonomi makro

bersifat matematis dan makro diperlukan perhitungan statistic ekonomi

nasional baik, (2).Kelakuan ekonomi banyak derajat ketidakterdugaan:

penyusunan untuk perencanaan pembangunan.

Model Harrod-Domar:model input output Leontief: model

menghubungkan pertambahan pendapatan nasional dengan pembentukan

modal: MPS = marginal propencity of saving dan ICOR= incremental

capital output ratio. Tingkat pembangunan ekonomi (rate of economic

development)= G.

Hubungan antara pembentukan modal (capital formation) = (S), laju

pertumbuhan penduduk = rate of population change = (r), COR = (k) =

capital output ratio: G = S/ k – r.

Alasan bagi perubahan COR adalah: teori Harrod dan Domar

sama-sama mengasumsikan bahwa: koefisien kapital adalah stabil dan

kelangkaan modal di Indonesia dan output per unit modal baru adalah

254

sangat tinggi dan ekonomi maju dan rasio modal buruh meningkat

ketingkat tinggi dan jumlah modal per unit output tinggi dan apabila

produksi dalam pereknomian maju pada jasa dan kurang barang,maka

Capital Output Ratio (COR) = Rasio Modal Output serta kenaikan besar

dalam output dialami akibat rehabilitasi. Dimana, perbaikan

jalan,jembatan dan irigasi dan akibat kenaikan output besar, dengan input

modal baru kecil.

Pertumbuhan produksi terdapat perkembangan dalam teori

Harrod-Domar:pertumbuhan produksi tergantung kepada 1 faktor

produksi saja : Y = delta K, dimana:Y = pendapatan nasional, K = modal

= kapital.

Model Neo-Klasik:koefisien modal (delta) variabel tergantung

dari teknologi dan rasio antara tenaga kerja dan modal, rumus: Y = A

(L/K) bK.; dimana L= labor=tenaga kerja, A=parameter teknologi, b =

elastisitas produksi dari tenaga kerja.

Pertumbuhan ekonomi rumus: Y= Gt + aGk + bG1. Dimana: Gt =

tingkat kenaikan perubahan teknologi, Gk = tingkat pertambahan modal,

G1 = tingkat penyediaan tenaga kerja, a = elastisitas produksi dari modal.

Widjojo Nitisastro model ekonomi tentang pertumbuhan ekonomi

adalah: “Disamping faktor produksi yang tradisional yakni: modal,

kekayaan alam dan tenaga kerja, maka ada 2 faktor lain yang tidak kecil

pengaruhnya terhadap tinggi rendahnya tingkat produksi, yakni: faktor

teknologi dan sosial politik-kultural.Jadi menunjukkan hubungan antara

tingkat produksi di 1 pihak dan 5 variabel lain secara eksplisit kecepatan

pertumbuhan produksi dan kecepatan pertumbuhan produksi, bukan

ekonomi saja”.

Model pembangunan komprehensif dan lengkap digunkan

dalam:programming adalah inter-industry input-output system, berdasar

allocation of resources antara berbagai sektor ekonomi sehingga terdapat

suatu perencanaan investasi efisien dan input output system

disebut:economic linkages antar industri dan tabel input output lengkap

dalam penggunaan kesamaan data berbagai variabel memberikan

kerangka koordinasi perencanaan dalam aspek kuantitatif teknis.

(4).KERANGKA KEBIJAKSANAN YANG KONSISTEN

Development Policies/kebijaksanaan pembangunan:

pembangunan konsisten dan development objective dan strategy:alat

mencapai tujuan pembangunan untuk mengarahkan,membina dan

mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat sesuai dengan tujuan,

arah dan cara yang dikehendaki dalam rencana. Kebijaksanaan

255

pembangunan mencerminkan dan mendukung pencapaian tujuan

pembangunan, strategi dasar, skala prioritas rencana pembangunan serta

alat pendorong arah, kegiatan dan stabilitas pembangunan dan

keterbatasan modal, peranan kebijaksanaan pembangunan menjadi alat

utama dan dirumuskan dan dilaksanakan untuk: (a).meningkatkan

produksi nasional,(b).pemeratanaan pembangunan, (c). mobilisasi dana

pembangunan, (d).pembinaan potensi nasional, (e).mengusahakan

stabilitas,(f).usaha untuk mengarahkan dan menggairahkan

perkembangan kegiatan disektor swasta dan memperluas keterlibatan

masyarakat dalam kegiatan usaha pembangunan,(g).perencanaan

menggunakaan mekanisme pasar/harga (planning through the market),

(h).digunakan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan

pembangunan dalam masyakat,(i).menciptakan iklim menggairahkan

bagi kegiatan masyarakat.

Kebijaksanaan pembangunan dipakai: kebijaksanaan fiskal dan

penganggaran (budget),perkreditan, moneter seperti: kebijaksanaan

perpajakan, suku bunga kredit, nilai tukar devisa (exchange

rate),penyediaan uang (money supply),transfer pendapatan dan subsidi,

harga, penanaman modal, perpajakan, tenaga kerja (manpower policy),

kebijaksanaan manajemen penduduk (population policy), sektoral, antar

sektor dan regional.

(5).SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Meliputi: (1).Sumber Ekonomi dan (2).Sumber Lain.

(1).Sumber Ekonomi terdiri dari: (a).faktor produksi potensial, terdiri

dari: sumber tenaga kerja dan keterampilan/keahlian,(b).sumber daya

alam dan material.

(2).Sumber Lain: semangat dan kesediaan membangaun,adaptasi

terhadap teknolgi,perubahan nilai dan sikap masyarakat kondusif bagi

pembangunan. Khusus negara baru berkembang:sumber pembangunan

langka dan keterbatasan (constraint)pembangunan adalah modal dan

keterampilan: mendorong pembangunan disebabkan data dan penguasaan

manipulatif terhadap sumberdaya lain lembah dan proses perencanaan

pembanguan dan sumber pembiayaan pembangunan: dasar utama

pelaksanaan rencana pembangunan dasar utama bagi pelaksanaan

rencana pembangunan dilakukan menjadi dasar bagi perumusan

kebijaksanaan, program investasi dan penetapan sasaran rencana

pembangunan.

256

Sumber pembiayaan pembangunan umum dibagi atas (a).sumber

penerimaan dalam negeri khusus tersedia tabungan pemerintah,

(b).tabungan masyarakat, (c).sumber dana dari luar negeri.

(6).PROGRAM INVESTASI SEKTORAL DAN SASARAN

RENCANA

Disektor pertanian dan pengembangan industri atau sektor

prasarana luas (social overhead capital):sektor ekonomi dan non

ekonomi dilakukan pendekatan integratif, diperlukan pertimbangan dasar

pilihan mengenai peran pemerintah terhadap sektor swasta dan

pembagian kerja antara sektor pemerintah dan sektor swasta (Rencana

sebagian/partial plan-Rencana Terpadu/Integrated Public Investment

Plan-Rencana Sektoral (Sectoral Plan).

Rumus komponen sumbangan masing-masing sektor terhadap

produksi nasional adalah: hubungan dengan perkiraan laju pertumbuhan

ekonomi:kerangka dasar dalam bentuk rumusan:

gT = g1 v1 + g2 v2 + gn vn ; dimana; gT = pertumbuhan total, g1,g2,gn

= target pertumbuhan dari masing-masing sektor; v1,v2, vn = bagian dari

produksi total yang dihasilkan oleh masing-masing sektor dalam tahun

dasar yang dipilih.

(7).PERENCANAAN SEKTOR NON EKONOMI

Meliputi: (a).Tahap penentuan tujuan dan sasaran pembangunan,

(b).Tahap waktu memilih,

(c).Tahap operasional pelaksanaan pembangunan. Pola dan orientasi

politik, kekuatan politik masyarakat diusahakan kondusif bagi

pembangunan dan menjamin stabilitas untuk tingkat kematangan usaha

pembangunan, sarana hukum dikembangkan untuk pelaksanaan kegiatan

dan perkembangan ekonomi dan nilai spiritual bangsa dan agama,

seperti:pendorong untuk kemajuan dan kemanfaatan sertap penahan

untuk kekurangan manfaat dan penyelewengan. Perubahan nilai hidup

dan sikap masyarakat, pertimbangan dalam perencanaan dilakukan

melalui:sistem dan isi pendidikan, komunikasi sosial, sikap teladan

unsure pembaharu, penghayaatan agama dalam nilai hidup kondusif

untuk pembangunan dan insentif ekonomi dan masalah mentalitas dalam

pembangunan (Koentjaraningrat:”Rintangan Mental Dalam

Pembangunan Ekonomi Di Indonesia”, Bhratara, Jakarta , 1969;

Kebudayaan, Mentalitet Dan Pembangunan”, Jakarta, 1974).

Bidang ekonomi, non ekonomi, politik, sosial, dan analisa

manfaat dan ongkos (Cost And Benefit Analysis), Pendekatan Permintaan

257

Sosial (Social Demand Approach),Pendekatan Keperluan Tenaga Kerja

(Manpower Approach),Pendekatan Efektivitas Ongkos (Cost

Effectiveness Approach), Perumusan Indikator Sosial, Evaluation Of

Social Development Programmes.

Menurut Makaminan Makagiansar: 3 variabel dalam perencanaan

pendidikan yaitu: (a).Sikap (behavior), (b).Lingkungan (Environment)

dan (c).Skenario Masa Depan (Future Scenario).

(8).PERENCANAAN SEKTOR USAHA SWASTA

Perencanaan pembangunan bersifat komprehensif dilakukan

cara:pengendalian langsung dan terpusat negara dan masyarakat ekonomi

campuran berjalan mekanisme pasar/harga.

Hal perencanaan sektor usaha swasta adalah(a).Penelitian berbagai

potensi pembangunan, survey sumber alam, kegiatan usaha dan survey

pasar menjadi sarana informatif kegiatan usaha produktif sektor swasta,

(b).Penyediaan dan pembangunan social overhead capital seperti: jalan,

komunikasi umum, tenaga listrik, dan lain-lain, (c).Penyediaan program

pendidikan dan latihan, khusus sektor prioritas dan pendidikan teknik dan

management, (d).Penyediaan sarana hukum untuk kegiatan ekonomi,

contoh: bidang hukum, peraturan menyangkut: perusahaan,penanaman

modal, saham,transaksi usaha, dan lain-lain, tanah:izin seksama,

pengarahan dan ketertiban, (e).Pembianaan prasarana dan sarana

institusional lembaga ekonomi/keuangan seperti:perbankan, asuransi,

financial corporation, development corporation, program perkreditan

khusus:bidang pertanian rakyat, bantuan pemasaran, pembianan

konsultan, pengawasan, notariat; (f).Kebijaksanaan penanaman modal

sistem perangsang sebagai: pengarahan,badan investasi, tata cara

penanaman modal yang baik, dan lain-lain, (g).Pembinaan wirausaha

(entrepreneur):domestik berketrampilan dan inovatif, (h).Pembinaan

infant industries:industri baru ingin dikembangkan dan pemerintah

bertindak sebagai pionir dalam penciptaan lapangan usaha baru/sarana

industrial estates, export zone, dan lain-lain, (i).Kebijaksanaan fiskal

dilakukan sebagai:leverage (daya angkat)bagi insentif kegiatan usaha

swasta, contoh: bidang tarif pajak perseroan, tax holiday, dan lain-lain

dan kebijaksanaan perkreditan dan suku bunga:kebijaksanaan moneter,

(j).Kebijaksanaan bersifat proteksi dan subsidi:lemah

pembinaan,(k).Program pendidikan dan latihan serta kebijaksanaan

penyuluhan diusahkan unit kegiatan usaha ekonomi swasta berjalan dasar

asas ekonomi niaga sehat, efisien serta memperhatikan economics of

scale antara lain: merger/penggabungan, (l).Kebijaksanaan dibidang

258

tenaga kerja dan perburuhan:misalnya:syarat perburuhan, upah dan lain-

lain menunjang industrial peace.

Negara berkembang: pembinaan koperasi dan golongan ekonomi

lemah dan saran pembinaan (Djunaedi Hadisumarto: sarana fasilitas,

permodalan, perlindungan/proteksi, hubungan perburuhan,

pengembangan sikap pengusaha, pembinaan organisasi pengusaha, iklim

usaha dikembangkan oleh adminstrasi pemerintah.

Pembinaan dan peranan wiraswasta (entrepreneurship):tujuan

untuk merubah struktur sosial ekonomi masyarakat dilakukan pembinaan

perlembagaan ekonomi, keuangan masyarakat, melelui pemberian

proteksi dan efficiency lost (kerugian efisiensi) dibayar oleh konsumen

dan cara pengendalian izin oleh pemerintah, saran untuk perencanaan

melalui penelitian sikap golongan masyarakat terhadap kegiatan usaha

ekonomi bersifat mengandung resiko, pembinaan prasarana iklim usaha,

peta dagang, menunjang usaha merger dan joint venture,pembinaan

jangka panjang.

(9)PERENCANAAN REGIONAL

Konsiderasi regional dalam perencanaan pembangunan

diusahakan bahan mengenai kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dari

daerah dan menelaah benar kebutuhan obyektif pembangunan didaerah

(real needs):perencanaan sektoral masing-masing daerah diusahakan

penyusunan monografi daerah, tinjauan potensi maupun permasalahan

pembangunan di daerah. Menurut Gunnar Myrdal: (a).Back Wash Effect:

menaikkan tenaga dan modal diperlukan kepada tempat mulai dibangu,

sehingga daerah lain sekitar daerah menjadi mundur dan terbelakang,

(b).Spread Effects:perluasan aktivitas dari pusat pembangunan ekonomi

ke daerah lain.

Perencanaan regional lengkap dan menunjang perencanaan

pembangunan nasional dan bentuk mudah dilaksanakan adalah

perencanaan daerah administratif atau otonom sesuai sistem politik dan

pemerintah negara tertentu meliputi:berbagai aspek kehidupan

pembangunan masyarakat daerah meliputi:aspek kehidupana

pembangunan masyarakat daerah meliputi:kegiatan usaha pemerintah

pusat maupun daerah ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan sosial

ekonomi daerah dan masyarakat dan kesulitan:perencanaan dasar wilyaha

pembangunan fungsi regional tertentu dalam kerangka pembangunan

nasional, dibidang fungsi maritime dan aquaculture (produksi

berhubungan dengan air).

259

Di Indonesia dikembangkan pemikiran mengenai 10 wilayah

pembangunan dan 4 wilayah pembangunan utama dihubungkan konsep

kutu perkembangan (growth poles/growth center concept).

Dasar alasan program bantuan adalah: (1).Spreading Effect,

(2).Compensatory Programme, (3).Matching Principle, (4).Keterlibatan

masyarakat daerah dengan perluasan kesempatan kerja serta peningkatan

pendapatan, (5).Peningkatan kemampuan dalam perencanaan karena

bersifat desentralisasi bertahap melalui pemberian pedoman penggunaan

dan dalam program community development programs. Perencanaan

Regional adalah:perencanaan kota, wilayah, pemukiman

(settlement):pemukiman penduduk karena transmigrasi/pembukaan

tanah, wilayah aliran sungai serbaguna dan mengandung hal unsur

ekonomi, sosial, fisik lingkungan dan wilayah

pembangunan:perencanaan daerah perkotaan (urban) dan daerah

pedesaan (rural),ditingkatkan potensi daerah dalam proses

pembangunan.

(10).PENYERASIAN RENCANA DALAM RANGKA

KERJASAMA INTERNASIONAL

3 hal penyerasian rencana dalam rangka kerjasama internasional

adalah:

(1).Berbagai kenyataan dan perkembangan ekonomi suatu negara dalam

hubungan dengan dunia luar,(2).Penyerasian dalam rencana karena

adanya persetujuan dalam rangka kerjasama internasional atau regional,

(3).Penyerasian rencana secara internasional atau regional dalam rangka

menyempurnakan tata kerjasama internasional sendiri.

(11).STATISTIK DAN PENELITIAN UNTUK PERENCANAAN

(1).Menilai dan mengetahui keadaan sewaktu titik tolak pelaksanaan

rencana,(2).Menyusun perkiraan dan proyeksi masa depan,khusus masa

pelaksanaan rencana,(3).Data bagi perencanaan sektoral maupun

menyeluruh, proyek dan data statistik diikuti dan dinilai perkembangan

pelaksanaan rencana.

Data statistik dasar bagi perencanaan pembangunan berkisar pada

data pendapatan nasional (National Accounts)termasuk data tentang

tabungan, investasi, angka perbandingan antara pemakaian modal dan

buruh:capital labour ratio; antara modal dan hasil produksi:capital

output ratio.Dimana, data dasar dipakai dalam memperkirakan tingkat

kenaikan pendapantan nasional/laju pertumbuhan ekonomi dan penduduk

260

serta tingkat pertumbuhan, maka diperhitungkan kenaikan pendapatan

per kapita, dan diperinci menurut sektor, daerah dan industri.

(12).TINJAUAN KEBIJAKSANAAN DAN PROGRAM

Bersifat umum/menyeluruh menekan penelaahan aspek strategis

dalam perkembangan pembangunan: impact: perngaruh/ hasil suatu

kebijaksanaan dan program berisfat concurrent (terus menerus) melalui

monitoring program atau proyek aspek mikro perkembangan kegiatan

(fisik, pembiayaan) dari program dan proyek pembangunan.

Mid term review:suatu tinjauan pelaksanaan rencana

pembangunan dilakukan ditengah jangkawaktu pelaksanaannya dan

performans pelaksanaan rencana,dicek kembali apakah asumsi semula

mengenai variabel dasar dipakai dalam rencana tepat, sasaran rencana. Di

Indonesia tinjauan pelaksanaan dilakukan secara 2 kali setiap tahun

yaitu:Tinjauan Pelaksanaan Pembangunan dalam bentuk Lampiran

Pidato Kenegaraan Presiden RI dan Pelaksanaan Tahun ke dalam

Repelita pada pertengahan bulan Agustus dan Nota Keuangan

Pemerintah awal bulan Januari.

Tinjauan keadaan untuk mulai suatu rencana, pelaksanaan

rencana terus menerus/concurrent review, pengawasan, monitoring dan

evaluasi.

IV. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN EKONOMI

PEMBANGUNAN

A.PENDAHULUAN

1.Orientasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan

2.Perencanaan Operasional Tahunan

3.Hubungan Antara Perencanaan dan Anggaran Belanja Negara

4.Stabilitas Dalam Pelaksanaan Rencana Pembangunan

5.Administrasi Pembangunan

6.Perencanaan Dan Pelaksanaan Proyek Pembangunan

7.Pengawasan, Monitoring, Pelaporan Dan Evaluasi Pembangunan

8.Organisasi Perencanaan Pembangunan

9.Partisipasi Masyarakat

B.PENYAJIAN MATERI

(1).ORIENTASI PELAKSANAAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN

Implementation Orientation:

261

(a).Bila ada suatu rencana, maka rencana harus benar dilaksanakan.

Unsur prasyarat suatu rencana dilaksanakan dengan

baik:(4)(1).Dukungan/commitment dari elite politik terutama pimpinan

pemerintahan, (2).Ada stabilitas politik:kebijaksanaan dan rencana

sendiri, (3).Rencana harus technical feasible artinya secara teknis dapat

dilaksanakan, (4).Pelaksanaan tergantung daripada kapasitas administrasi

negara yang ada.

(b).Perencanaan terdapat suatu sifat/cara menjamin rencana dapat

dilaksanakan. Disain perencanaan dikembangkan: (1).Perencanaan

Rolling Plans:tiap akhir tahun pelaksanaan rencana dilakukan perubahan

serta penyesuaian kembali daripada perkiraan sasaran dan proyek untuk

rencana tahun berikut, contoh:5 tahun, dasar penyesuaian kembali adalah

hasil pelaksanaan rencana sebelumnya,perkiraan keadaan masa rencana

dilalui rencana baru dan terdapat informasi baru tidak diperoleh

sebelumnya dan rencana memerlukan perubahan bagi kemungkinan

pelaksanaan lanjut dan kelemahan adalah karena tidak ada pegangan

kepastian bagi masyarakat maupun perencana sendiri dan suatu aparatur

perencana cukup mampu untuk memikirkan kembali dan mengadakan

revisi jangka menengah cepat setiap tahun, (2).Cara rolling

plans:modifikasi bentuk perencanaan operasional tahunan (annual

operational plan) cara: perencanaan rencana tahunan merupakan

penterjemahan dalam 1 tahun konkrit, spesifik, operasional dari rencana

jangka menengah yaitu: tujuan,kebijaksanaan, prioritas, sasaran tetap

dipegang dan dinegara baru berkembang, (3).Syarat penting rencana

dapat dilaksanakan adalah perlu hubungan erat antara perencanaan

tahunan dengan penyusunan anggaran belanja negara (APBN) dan

jaminan pelaksanaan suatu rencana adalah bila kegiatan usaha dalam

bentuk program dan proyek pembangunan dimuat dalam APBN, terdapat

jaminan pembiayaan sebagai unsur pentung dalam pelaksanaan, sebab di

Indonesia, (4).Perlu direncanakan penyempurnaan administrasi negara

dan pembinaan administrasi untuk mendukung perencanaan serta

pelaksanaan pembangunan sebagai bagian integral daripada perencanaan

pembangunan menyeluruh untuk menyusun mekanisme diperlukan bagi

pelaksanaan rencana dan orientasi pada administrasi negara

disebut:Administrasi Pembangunan.\

(2).PERENCANAAN OPERASIONAL TAHUNAN

Unsur apakah yang perlu ditetapkan dalam perencanaan

operasional tahunan: (a).Kegiatan apa yang perlu dilakukan,(b).Siapa

yang melakukan kegiatan terdahulu dan tata hubungan kerja antara

262

masing-masing, (c).Jadwal waktu pelaksanaan kegiatan yang perlu

dilakukan, (d).Bentuk/hasil daripada kegiatan yang dilakukan.

Kegiatan dalam perencanaan operasional tahunan perlu dilakukan

adalah:

(1).Review:tinjauan pelaksanaan, tujuan: mengetahui secara lebih baik,

sampai kemana yang telah dapat dilaksanakan, masalah apa yang

dihadapi dan memerlukan perhatian, prospek apa yang dapat diambil

langkah kebijaksanannya; (2).Forecast:perkiraan tentang perkembangan

keadaan pada masa akan dilalui rencana, dan perkiraan dilakukan tentang

gambaran perkembangan sosial ekonomi umum, dunia internasional

mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dalam negeri, sektoral dan

regional, institusional; (3).Resources Assesment:perkiraan sumber

pembangunan, meliputi sumber SDM, sumber alam dan material serta

sumber pembiayaan pembangunan dimana bahan statistik,informasi

lemah,maka digunakan perencanaan hanya sumber pembiayaan

pembangunan; (4).Penetapan kebijaksanaan pembangunan untuk tahun

akan datang dan tiap tahun terdapat nuansa keadaan membutuhkan

perhatian suatu kebijaksanaan khusus; (5).Penyusunan program investasi

sektoral dengan pertimbangan regional dan aspek fisik pembangunan dan

aspek pembiayaan dan terdiri dari program pembangunan dan proyek

pembangunan dan disusun berdasar suatu analisa proyek dan rencana

proyek dimuat projet form di Indonesia disebtu:DIP/Daftar Isian Proyek,

tingkatan dilakukan

penyerasian antara perencanaan program dan proyek dengan perencanaan

dan penyusunan anggaran, pengarahan perkreditan dan penanaman

modal dan program sektoral didukung oleh kebijaksanaan sektoral;

(6).Implementasi program dan proyek substantif keberhasilan tergantung

tata hubungan kerja antara lembaga, tingkat perencanaan dan

pengendalian pelaksanaan; (7).Feedback (umpan balik):monitoring dan

evaluasi pelaksanaan dan mendapat informasi tentang pelaksanaan

kebijaksanaan dan program pembangunan (termasuk proyek), monitoring

melalui sistem pelaporan, hasil mendapat analisa/evaluasi, penyesuaian

dilakukan baik dan waktu.

Perencanaan operasional tahunan sempurna didasarkan

atas:penyusunan anggaran ekonomi nasional (national economic

budgeting)dan pendekatan penyusunan dilakukan Ekonometri tapi

eclectic, bila data statistic belum cukup memadai, maka cara pendekatan

ke 2 yang banyak dipakai. Perencanaan operasional tahunan

membutuhkan kerjasama serasi antara berbagai badan pemerintahan

dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dan terutama

263

dilakukna antara badan perencanaan pusat dan badan penyusunan APBN,

dan merupakan a unifying element dalam perencanaan pembangunan.

(3).HUBUNGAN ANTARA PERENCANAAN DAN ANGGARAN

BELANJA NEGARA

Tujuan adalah: apa yang direncanakan sebagai kegiatan usaha

pembangunan dapat kepastian penyediaan pembiayaannya, cara

dilakukan penilaian suatu kegiatan usaha pembangunan (program

maupun proyek) dari segi kemungkinan pembiayaan. Pihak dalam APBN

menjamin kepastian pembiayaan dan pihak perencanaan akan

memberikan perhatian terhadap keterbatasan pembiayaan, kecuali

perencanaan proyek terhadap masalah ongkos (cost conscious).

Di Indonesia:APBN:Nota Keuangan Pemerintah meliputi:

tinjauan pelaksanaan anggaran/pembangunan masa sebelumnya,

kebijaksanaan penting untuk tahun anggaran berlaku, rancangan

APBN,perkiraan perkembangan neraca pembayaran luar negeri,

pengarahan perkreditan dan pengarahan penanaman modal. Keserasian

hubungan dicerminkan tata cara perencanaan dan penyusunan anggaran,

diserasikan jadwal kegiatan perencanaan dan jadwal kegiatan

penyusunan anggaran (planning cycle dan budget cycle), berdasarkan

tahun fiskal berlaku, dan pengawasnan pelaksanaan pembangunan

memuat aspek perkembangan fisik, tapi pelaksanaan pembiayaan dan

negara berkembang APBN: dilaksanakan melalui persetujuan lembaga

legislatif, maka pelaksanaan pembangunan diberi suatu landasan hukum

kuat dan dukungan dan pengawasan daripada masyarakat.

Dalam penyerasian anggaran dengan perencanaan tahunan, maka

dilakukan 3 cara dalam penyusunan anggaran adalah: (1).Cara

penyusunan anggaran yang tradisional dimana pengeluaran diklasifikasi

sesuai obyek pengeluaran/pembelian dihubungkan badan pemerintah

yang mengeluarkan, (2).Performance Budgeting:aspek managemen

pelaksanaan kegiatan pemerintah, (3).Planning, Programming,

Budgeting System atau PPBS di Indonesia menjadi

SIPPA:pengembangan sistem penyusunan anggara berorientasi kepada:

perencanaan strategis, pertimbangan kepada pengaruhnya secara ekologis

dan jangka waktu kemuka, berdasar atas usaha pencapaian tujuan

(menurut Femont J.Lyder dan Ernest G.Miller (eds),

“Planning,Programming, Budgeting System”-A System Approach To

Management. Chicago Markkan Publishing Comp, 1967).

264

(4).STABILITAS DALAM PELAKSANAAN RENCANA

Diarahkan umum stabilitas ekonomi moneter, politik, sosial

budaya. Gejolak inflasi:untuk stabil tingkat harga terutama harga

barang/jasa strategis peningkatah harga lain, upaya melalui pengaturan

daripada arus uang dan barang dan kerangka ekonomi makro upaya

didasarkan pada usaha mendapat keseimbangan moneter.

Sumitro Djojohadikusumo: keseimbangan moneter:(X-M)+ (E-

T)+(I-S)=0. Dimana: X= ekspor, M= impor, E=pengeluaran negara

(expenditure), T= pendapatan negara berasal dari pajak (taxes), S =

tabungan (saving), O = jumlah hasil produksi dalam masyarakat (output),

Y = pendapatan nasional (pendapatan masyarakat).

Inflatoir: X > M dan Deflatoir : M > X. Dimana: X akibat arus

uang dan M akibat arus barang.

Sektor Keuangan Negara: “jika pengeluaran negara (expenditure)

melebihi pemasukan uang berasal dari pajak (taxes), maka terjadi:

tekanan inflatoir” dan “jika penerimaan negara berasal dari pajak (taxes)

melebihi pengeluaran negara, maka terjadi; tekanan deflatoir”.

“Jika investasi swasta > privat saving (tabungan masyarakat), maka

terjadi tekanan inflatoir”, dan sebaliknya “apabila privat saving >

investasi, maka terjadi tekanan deflatoir”.

(5).ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

Fungsi Administrasi Pembangunan meliputi 2 segi: (1).Usaha

penyempurnaan administrasi negara disebut pembangunan bidang

administrasi (the development of administration):dilakukan usaha

penyempurnaan dibidang organisasi dan kelembagaan,kepegawaian, tata

cara, tata laksana administrasi negara dan sarana fisik administrasi negara

disebut: penyempurnaan kembali administrasi/aparatur

negara/administrative reform; (2).pembinaan dibidang administrasi untuk

mendukung perencaan dan pelaksanaan pembangunan

disebut:administrasi untuk pembangunan (the administration for

development) dan administrasi untuk mendukung perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan (the administration of planning and plan

implementation),untuk mengembangkan dan membina perlembagaan

sosial ekonomi

masyarakat supaya kondusif bagi pembangunan dan terutama pemupukan

modal dan investasi dan perencanaan untuk memperbaiki pelaksanaan

ekonomi pasar pincang, pasar uang dan modal, lembaga perkoperasian,

dan lain-lain, usaha mengubah struktur hubungan feudal, kurang lugas

dan usaha untuk melibatakan masyarakat luas dan merata dalam kegiatan

265

produktif dan usaha pembangunan dan berhasil pembangunan tergantung

dari kegiatan usaha masyarakat yaitu:proses kesediaan dan kemampuan

pendewasaan,orientasi kemajuan dilandasi oleh kesadaran dan tanggung

jawab sebagai warganegara serta usaha administrasi pembangunan

direncanan secara menyeluruh, tapi pelaksanaan dilakukan secara

bertahap sesuai prioritas dalam mendukung usaha pembangunan

berencanan dan umum penyempurnaan, perbaikan, penertiban pekerjaan

terus menerus dan perbaikan administrasi negara efektif.

Perencanaan usaha pembangunan administrasi negara dilakukan

melalui:penelaahan kondisi administrasi aparatur negara dan waktu

tertentu, masalah pokok pembangunan dan kegiatan usaha adminstrasi

pembangunan dan proses pembangunan sehat adalah tanggapan

terhadap: “misbehavior birocrat”,khusus korupsi:menyangkut masalah

boros dalam kegiatan usaha, distorsi rules of the game wajar dan

orientasi keadilan sosial.

(6).PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK

Baik buruk suatu rencana tergangutn daripada perencanaan

proyeknya. Suatu program baik mempunyai unsur inovatif

(pembaharuan),ada suatu inisiatif baru, pendekatan eksperimental dan

aplikasi gagasan baru dan bersifat pembangunan, dimana negara

maju:hirarki administrasi terorganisasi rapi, kebutuhan program lebih

dalam badan pemerintahan ada, program dikehendaki karena sifat

kegiatan antar lembaga dan program digunakan sebagai alat untuk

pemecahan masalah. Hambatan dan kelemahan dalam masyarakat

ditanggulangi program, dukungan masyarakat, motivasi,kegairahan dan

inisiatif dan sumber pembiayaan.

Perumusan rencana investasi dilakukan sektoral mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut:

1).Tujuan yang dirumuskan secara jelas,2).Penentuan peralatan terbaik

untuk mencapai tujuan, 3).Suatu kerangka kebijaksanaan konsisten dan

proyek berkaitan untuk mencapai tujuan program seefektif mungkin,

4).Pengukuran dengan ongkos diperkirakan dan keuntungan diharapkan

akan dihasilkan program, 5).Hubungan dengan kegiatan lain dalam usaha

pembangunan dan program pembangunan lain,6).Berbagai upaya

dibidang managemen, termasuk penyediaan tenaga, pembiayaan, dan

lain-lain untuk melaksanakan programnya.

Program pembangunan terbagi atas: proyek pembangunan

dilakukan segala kegiatan pembangunan. Tahap perencanaan proyek:

(a).Perencanaan meliputi:identifikasi suatu proyek berdasar penelaahan

266

keadaan secara obyektif, hasil survey, feasibility study, analisa proyek,

persetujuan rencana proyek; (b).Penyusunan program proyek:jaringan

kegiatan kerja,jadwal waktu, rencana biaya wajar; (c).Implementasi

proyek: konstruksi, rehabilitasi, perluasan dan perbaikan serta operasi,

managemen proyek, (d).Evaluasi dan pengawasan:terus menerus, dinilai

pelaksanaan tindakan korektif dalam capai tujuan: ukuran kemajuan

sesuatu proyek (benchmarking).

Dalam perencaan proyek perlu dilakukan penilaian/evaluasi atas

dasar sebagai berikut:

(1).Evaluasi ekonomis, (2).Evaluasi teknis, (3).Evaluasi financial,

(4).Evaluasi pemasaran, (5).Evaluasi organisasi, (6).Evaluasi

managemen. Dasar prinsip time value of money.

6 kriteria oleh Mears dan Djarot Siwijatmo, “Project Evaluation

Indonesia Cases And Experiencess”, PPN, 1976”:

(1).PV atau NPV = Present Value atau Net Present Value:

tt

ttt

i

kcb

1

Jumlah PV atau NPV positif atau lebih besar dari 0 merupakan salah

satu kriteria diterima proyek.

“Makin besar nilai PV adalah makin baik,sedangkan jika nilai kecil

PV negatif maka tidak baik”.

(2).IRR = Internal Rate Of Return : Selama PV = 0.

“Jika IRR > OCC (Opportunity Cost Of Capital)”. “Jika seseorang

menabung sebagian uang di bank, maka melakukan keputusan tingkat

bungan diterima adalah lebih besar” daripada “jika ditanamkan pada

suatu aktifitas produksi”, tapi “jika tingkat keuntungan diterima dari

usaha produksi maka memberikan kemungkinan besar, maka lebih baik

menanamkan uang disimpan di bank”.

(3).NET B/C : Benefit Cost Ratio :

t

t

t

i

b

1

tt

tt

i

kc

1

Dimana: “Jika diterima suatu proyek atas dasar kriteria : jika angka

B/C sama atau lebih besar dari satu (1). “Makin besar angka 1 adalam

makin baik”.

(4).Net B/C = Benefit Cost Ratio Net:

267

t

tttt

ttt PVkcbi

kcb0

1

t

tttt

ttt PVkcbi

kcb0

1

Dimana: angka diperoleh membandingkan jumlah nilai NPV positif

dengan jumlah nilai NPV negatif selama perkiraan umur proyek dan

kriteria diterima atau tidak suatu proyek berdasarkan analisa = kriteria

Benefit / Cost.

(5).PR atau PV’/K : Profitability Ratio

tt

t

ttt

i

k

i

cb

1

1

Dimana: kriteria diterima atau tidak suatu proyek atas dasar adalah:

“jika PR sama atau lebih besar dari satu (1)”.

Proyek yang baik mempunyai angka/persentase dari kriteria

tinggi dan metode analisa (Least Cost Method):berguna untuk

membanding proyek bersifat mutually exclusive seperti:intermodal

transport dan proyek pendidikan dana yang dimiliki terbatas.

Dalam pelaksanaan proyek diperhatikan hal: managemen proyek,

hubungan antara proyek dengan badan pemerintahan, cara dan

pelaksanaan pengaturan penyediaan biaya, permasalahan kontrak

pemborongan dan pembelian, aspek teknis, perburuhan, pemenuhan

syarat pengawasan, network plan berdasar prinsip CPM (Critical Path

Method) atau teknik PERT (Programme, Evaluation and Review

Technique) membantu pelaksanaan proyek.

(7).PENGAWASAN, MONITORING,PELAPORAN DAN

EVALUASI

Pengawasan untuk mengusahakan pelaksanaan berjalan sesuai

yang direncanakan. Keberhasilan program kebijaksanan atau program

pembangunan tergantung secara serasi pelaksanaan kebijaksanaan dari

program lainnya dan kemacetan suatu kegiatan usaha, mengakibatkan

terhambat pelaksanaan pembangunan sektor luas yang lain.

Pengawasan dan koordinasi pelaksanaan rencana perlu dilakukan

secara:kontinu, periodik,didukung oleh peningkatan sistem pelaporan

dari staf pengolah yang baik.

268

Monitoring:(1).Identifikasi program dan proyek pembangunan,

(2).Mendukung usaha (penyempurnaan) perencanaan berikut dengan

menyediakan informasi tentang status perkembangan suatu

program/proyek pembangunan. Monitoring efektif dan seluruh sistem

perencanaan,penyusunan program, penganggaran dan evaluasi

pelaksanaan. Ukuran monitoring kemajuan suatu program/proyek

ditentukan oleh ukuran dipakai dalam penyusunan program rencana.

Hal diperlukan dalam kegiatan monitoring

(1).Perencanaan:analisa keadaan dan data, perumusan kebijaksanaan,

penyusunan proyek, penyusunan anggaran, pedoman pelaksanaan

rencanan dan anggaran; (2).Pengamatan dan penilaian pelaksanaan;

monitoring pelaksanaan, penilaian dan penyesuaian, review tahunan.

(8).ORGANISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

(1).Dilihat dari fungsi dilakukan, (2).Dilihat dari teknis.

(9).PARTISIPASI MASYARAKAT

(1).Pengambil kebijaksanan tertinggi, para perencana, aparatur pelaksana

operasional, tapi petani, nelayan, buruh, pedagang kecil, para pengusaha,

dan lain-lain.

(2).Keterlibatan dalam beban dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan

kegiatan pembangunan, berupa sumbangan dalam mobilisasi sumber

pembiayaan pembangunan, kegiatan produktif serasi, pengawasan sosial

atas jalan pembangunan dan arah kegiatan masyarakat mendukung

peningkatan tabungan dan investasi dan pembentukan modal dan sistem

pemungutan pajak yang adil dan merata menggerakkan kesediaan

membayar pajak adalah suatu bentuk partisipasi dalam bernegara bila

akan membangun.

(3).Keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaat pembangunan secara

berkeadilan dan bentuk kegiatan produktif melalui perluasan kesempatan

dan pembinaan tertentu: bentuk pembangunan daerah terbelakang,

kebijaksanaan dan program pembangunan merangsang keterlibatan

produktifgolongan masyarakat berpenghasilan rendah dan program

disebut: community development.

Bentuk partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan

dikembangkan tergantung dengan sistem kemasyarakatan dianut

adalah:pembinaan kegiatan usaha melalui koperasi mencakup wahana

partisipasi masyarakat dalam kegiatan membangun bersifat sosial,politik,

ekonomi dan di negara sedang berkembang adalah mendapatkan

pekerjaan.

269

Ada 2 cara dalam perencanaan pembangunan adalah:

(1).Mobilisasi kegiatan masyarakat serasi untuk kepentingan pencapaian

tujuan pembangunan.

(2).Perencanaan melalui mekanisme pasar/harga, pemerintah bertindak

sebagai unsur pembaharu, pembimbing, pengarah melalui perencanaan

pembangunan, sesuai kemampuan masyarakat terutama organisasi

masyarakat, perlembagaan ekonomi keuangan disebabkan oleh karena

proses pembangunan perlu:pembaharuan orientasi, nilai,sikap,struktur

kelembagaan dalam masyarakat kondusif untuk pembangunan dalam

pembinaan wirausaha (entrepreneur), seperti:golongan muda,

pengusaha,mahasiswa, cendekiawan, pemimpin agama, ulama,dan

sebagainya. Dimana, pembangunan berencana cukup berhasil akan

memberikan sarana perluasan keterlibatan masyarakat dalam

membangun pembangunan.

C.PENUTUP

Rangkuman

Teori ekonomi konvensional yang diajarkan negara sedang

berkembang ternyata terbatas relevansinya apabila digunakan untuk

menganalisis keadaan kegiatan ekonomi dan sebagai landasan untuk

merumuskan kebijaksanaan ekonomi di negara sedang berkembang.

Proses tangan ajaib dan proses multiplier tidak berjalan baik. Hal ini

disebabkan teori ekonomi pembangunan mempunyai struktur dasar

analisa yang berbeda apabila diterapkan di negara sedang berkembang.

Negara sedang berkembang diperlukan pemilihan kebijaksanaan

yang tepat dapat diadakan penyesuaian yaitu: berupa kebijaksanaan

moneter dan fiskal. Dengan demikian, kebijaksanaan ini pihak

pemerintah dapat mengendalikan inflasi, tapi diperlukan setiap

pembangunan ekonomi baru akan terlaksana apabila diikuti oleh inflasi.

Asal saja inflasi tidak melebihi daya beli pihak konsumen dan inflasi

tidak terlalu tinggi walaupun akan menghambat pembangunan

ekonominya.

Perencanaan ekonomi adalah suatu usaha untuk

mengkoordinasikan keputusan ekonomi untuk mengendalikan dan

mempengaruhi variabel-variabel ekonomi. Proses perencanaan ekonomi

meliputi:1).memilih tujuan, 2).menyusun target, 3).mengkoordinasikan

dan monitoring.

Beberapa prinsip perencanaan ada 10 yaitu: 1).harus ada komisi

perencanaan, 2).data statistic, 3).tujuan rencana, 4).penetapan sasaran

dalam perioritas, 5).mobilisasi sumbernya, 6).keseimbangan

270

rencana,7).administrasi yang efisien dan tidak korup,

8).kebijaksanaan pembangunan yang tepat,9).memiliki teori konsumsi

sendiri, 10).dukungan masyarakat.

Sistem ekonomi kapitalis perekonomian tidak direncanakan oleh

pihak pemerintah, tapi diserahkan pada mekanisme pasar. Dalam sistem

ekonomi sosialis, perencanaan ekonomi diatur oleh pemerintah melalui

perencanaan pusat melalui badan perencanaan pusat. Dalam ekonomi

campuran: lembaga produksi dimiliki oleh swasta dengan kontrol dan

pengendalian pemerintah.

Variabel Indogen adalah variabel yang nilainya ditentukan dari

dalam sistem ekonomi, seperti: konsumsi pendapatan nasional, tabungan,

investasi, dan sebagainya.

Model aggregate adalah model perencanaan yang

menggambarkan ekonomi sebagai keseluruhan.

Model multisektoral adalah perencanaan ekonomi yang

menghubungkan agregat ekonomi makro dalam bentuk input dan output.

Kegiatan Perkuliahan

1.Kegiatan Dosen:

a.Dengan metode ceramah bervariasi menjelaskan materi topik

8.

b.Mengarahkan presentase dan diskusi.

c.Memberi dan menagih penugasan individu (untuk tugas 8).

2.Kegiatan Mahasiswa:

a.Memperhatikan dan mengkaji penjelasan materi topik 8.

b.Melaksanakan diskusi dan presentase.

c.Menyelesaikan dan menyerahkan tugas kelompok dan individu 8.

Evaluasi:

1.Jenis Evaluasi:Pre test dan post test, serta partisipasi kegiatan

pembelajaran 8.

2.Alat Evaluasi: Tes tertulis, bahan hasil penemuan materi pokok

bahasan 8.

3.Materi Evaluasi :

1).Jelaskan konsep perencanan dan perencanaan pembangunan

secara umum?

2).Sebutkan program dan kebijaksanaan perencanaan

pembangunan?

3).Bagaimana perencanaan pembangunan dan pelaksanaan

ekonomi pembangunan?

4).Sebutkan dan jelaskan beberapa prinsip perencanaan yang

dapat digunakan oleh negara sedang berkembang menurut

271

PBB?

5).Pertimbangan apa saja yang harus diperhatikan dalam

menyusun suatu perencanaan ekonomi?

6).Mengapa perencanaan ekonomi di negara sedang berkembang

seringkali jauh dari pelaksanaan dan mengalami kegagalan?

7).Apakah perencanaan ekonomi itu hanya memperhatikan aspek

kuantitatif sajakah?

8).Jelaskan perbandingan antara perencanaan pembangunan

nasional negara Indonesia?

9).Pada sistem ekonomi campuran seperti negara Indonesia, tipe

perencanaan yang bagaimana yang paling tepat?

10).Ada beberapa manfaat yang menggunakan model dalam

perencanaan pembangunan ekonomi. Bagaimanakah

perencanaan ekonomi pembangunan yang paling tepat?

11).Pada sistem perekonomian mulisektoral, model apakah yang

paling tepat digunakan untuk menyusun perencanaan

pembangunan ekonomi tersebut?

12).Jelaskan perbedaan istilah:

a).Constraints – Restraints;

b).Incremental Capital Output Ratio (ICOR)- Capital Output

Ratio (COR)?

c).Perencanaan Sektoral – Mulitisektoral Perencanaan

Makro?

272

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Arsjad, Thee Kian Wie, Iwan Jaya Azis (editor). “Pemikiran,

Pelaksanaan, Dan Perintisan Pembangunan Ekonomi” Penerbit

PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.1992.

Anwar Arsjad, Sri-Edi Swasono, Iwan J.Azis. “Ekonomi Indonesia:

Masalah Dan Prospek Tahun 1988-1989”. Penerbit UI.Jakarta. 1988.

A.Madjid Ibrahim, “Perencanaan Regional Dalam Pembangunan

Nasional”, Prisma, No.3, April 1976.

Alan M.Strout, “Rural Dynamics”: Research On Rural Change”,

Ekonomi Dan Keuangan Indonesia, No.IV, Desember 1973.

Albert Waterston,“Development Planning. Lesson Of Experience”, John

Hopkins Press, 1965.

Alesina,Alberto,and Roberto Perotti (1994). “The Political Economy Of

Growth: A Critical Survey OF The Recent Literature”. World Bank

Economic Review, Vol.8(3).,pp.351-371.

Alesina.Alberto, and Dani Rodrik. “Distributive Politics And Economic

Growth”, Quarterly Journal Of Economics.Vol.109, pp.465-490.

Alvin Mayne, “Perspective Planning In India”, April 11, 1957.

Arestis, Phillip, and Panicos Demetriades. “Financial Development And

Economic Growth:Assesing The Evidence“, Economic Journal,

Vol.107, pp.783-799.

Bahmani-Oskooee, Mohsen,and Janardhanan Alse.“Export Growth And

Economic Growth: An Application Of Cointragration And Error-

Correction Modelling”, Journal Of Developing Areas. Vol.27.pp.535-

542.

Barli Halim, “Industri, Teknologi Dan Pembangunan” , Paper 1971.

Baldwin, Richard E. “Measurable Dynamic Gains From Trade”, Journal

Of Politival Economy; vol.100 (11).pp.162-174.1992.

Baldwin R.E.Meiyer, 1981. “Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi

Di Negara Sedang Berkembang”, Jakarta: Bina Aksara.

Bardhan, Pranab, “Corruption And Development: A Review Of The

Issues”, “Journal Of Economic Literature, Vol.35, pp.1320-1346.

Barro, Robert J. “Econmic Growth In A Cross Section Of Countries”,

Quarterly Journal Of Economics, Vol.106 (2), pp.407-433.1991.

Barro, Robert J., “Determinants Of Economic Growth”, Cambride,

Mass:MIT Press.1997.

Barro, Robert J.,and Xavier Sala-i-Martin, “Economic Growth”, New

York: Mc Graw-Hill. 1995.

273

Benjamin Higgins, “Indonesia Is Economic Stabilization And

Development”, Institute Of Pacific Relation, New York, 1957.

Bintoro Tjokroamidjojo, “Aspek Dan Program Sosial Dalam

Pembangunan Ekonomi”, paper, 1971.

Bruce Glasburner, “Economic Policy Making In Indonesia,1950-1957,

EconomicDevelopment And Cultural Change, Januari 1962.

Charles W.Anderson, Fred R.V.D. Mehden,And Crawford Young,

“Issues Of Political Development”, Prentive Hall, 1967.

Chelliah J.Fiscal. 1983.“Policy In Underdeveloped And Planning”.Vicas

Publishing.

Clair Wilcox, “The Planning And Execution Of Economic Development

In South East Asia”, Harvard University. Center For International

Affairs, 1965.

Dawson, John W. ”Institution,Investment,And Growth:New Cross-

Country And Panel Data Evidence, “ Economic Inquiry,Vol.36

(4).pp.603-619. 1998.

De Gregorio, Jose, and Pablo Guidotti. “Financial Development And

Economic Growth”. World Development. Vol.23(3). pp.433-448.

Djamasri Adenan, at.al. 1985. Materi Pokok Ekonomi Pembangunan.

Jakarta: Karunika-UT.

Djunaedi Hadisumarto, “Pembinaan Pengusaha Golongan Ekonomi

Lemah Pribumi”, Management Dan Usahawan Indonesia, Edisi 15/

1975.

Djojohadikusumo,Sumitro. Perkembangan Pemikian Ekonomi. Edisi 1

Cetakan 1.Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. 1991.

Dornbusch Rudiger, Stanley Fisher, 1984. “Macroeconomic”. New

York:Mc Graw Hill Incorporation.

Dornbusch, Rudiger, “Stabilization, Debt, And Reform”. Englewood

Cliffs, N.J.: Prentice-Hall.

Domar,Evsey D. “Capital Expansion, Rate Of Growth, And

Employment”, Econometrica, Vo.14.pp. 137-147. 1946.

Donela H.Meadows Dennis at.al.1980. “Batas-Batas Pertumbuhan”, Terj.

M.T.Zen. Jakarta: Gramedia.

Douglas S.Paauw, “Development Planning In Asia”, Centre For

Development Planning, National Planning Association. 1965

Douglas, Stratford, And Howard J.Wall, “The Revelead Cost Of

Unemployment”, Federal Reserve bank Of St. Louis Review, Vol.82

(2), pp.1-10. 2000.

Dougherty,JohnC.“AComparison Of Productivity And Economic Growth

In The G-7Countries”,Ph.D.thesis.Harvad University.

274

E.S.Mason, “Economic Planning In Underdeveloped Areas: Government

And Business”, New York, 1958.

Ecafe, Conference Of Asian Economic Planners, “Report Of The Expert

Group On Criteria, Machinery And A Detailed Scheme For Periodic

Performance Evaluation During The Second Development Decade”.

Bangkok, 22 Nor.- 1 Dec 1971.

Edwards, Sebastian, “Trade Orientation, Distortions And Growth In

Developing Countries”, Journal Of Development Economics, Vol.39

(1), pp.31-57. 1992.

Edwards, Sebastian, “Openness, Trade Liberalization, And Growth In

Developing Countries”, Journal Of Economic Literature, Vol.31(3),

pp. 1358-1393.

Edwards, Sebastian, “Openness, Productivity And Growth: What Do We

Really Know?”, Economic Journal, Vol.108(1).pp.383-398.

Ehrlich, PaulA.,.and A.H.Ehrlich, “Population, Resources,

Environment:Issues In Human Ecology”. San Fransisco: Fredman.

1970.

Eugene L.Grant. W.Grant Ireson,Richard S.Leavenworth. “Dasar-Dasar

Ekonomi Teknik”. Jilid1. PT.Rineka Cipta. Jakarta.2001.

Elliott,Kimberly Ann, “Corruption And The Global Economy”,

Washingtion, D.C.: Institute For International Economics. 1997.

Everett E.Hagen (ed), “Planning Economic Development”, Richard D.

Irwin Incorp., Homewood Illionis,1963, hal.3.

Everett E.Hagen. “The Economics Of Development”. London: Irwin.

Evenson, Robert E.,And Lakhwinder Singh, “Economic Growth,

International Technological Spillovers And Public Policy: Theory

And Empirical Evidence From Asia”, Discussion Paper No.777,

Economic Growth Center, Yale University. 1997.

Feder, Gershon, “On Exports And Economic Growth”,Journal Of

Development Economics, Vol.12., pp.59-73. 1982.

Fischer, Stanley, “The Role Of Macroeconomic Factors In Growth”,

Journal Of Monetary Economics, Vol.32.pp.485-512. 1993.

Forbes, Kristin J. “A Reassessment Of The Relationship Between

Inequality And Growth,” American Economic Review, Vol. 90 (4),

pp.869-887. 2000.

Galor, Odded, and David N.Weil, “From Malthusian Stagnation To

Modern Growth”, American Economic Review, Vol.89(2)., pp.150-

154. 1999.

Gerald M.Meier. “Leading Issues In Economic Development”.

5thEdition.Oxford University Press Incorporation. 1989.

275

Glynn, Patrick, Stephen J.Korbin, And Moises naim, “The Globalization

Of Corruption,” in Kimberly Annn Elliott, ed., “Corruption And The

Global Economy” Washington, D.C.:Institute For International

Economics. 1997.

G.M.Heal, “The Theory Of Economic Planning”,American Elsevier

Public Comp.Incorporation., New York, 1973.

Gunnar Myrdal, “National Economic Planning In Underdeveloped

Countries”,Except Of Chapter7.“Economic TheoryAnd

Underdeveloped Regions”, London, May, 1957.

Gustaf Rannis And John Fei, “Development Of The Labour Surplus

Economy” Richard D.Irwin Incorporation, 1964.

Greenwood, Jeremy, “The Third Industrial Revolution: Technology,

Productivity, And Income Inequality”, Economic Review (Cleveland

Federal Reserve Bank), Vol.35 (1). 1999.

Griliches, Zvi , “Patent Statistics As Economic Indicators:A Survey”,

Journal Of Economic Literature, Vol.28 (4)., pp. 1681-1707. 1990.

Grossman, Gene M, and Elhanan Helpman , “Trade ,Innovation, And

Growth”, American Economic Review, Vol.80 (May), pp.86-91.

1990.

Grossman, Gene M, and Elhanan Helpman, “Innovation And Growth In

The Global Economy”, Cambridge, Mass,: MIT Press. 1991.

Gwartney, James, Robert Lawson, and walter Block, “Economic

Freedom In The World 1975-1995”, Washington, D.C.: Cato

Institute. 1996.

Hasibuan Malayu SP.1987.Ekonomi Pembangunan Dan Perekonomian

Indonesia. Bandung: Armico.

Hamzah Merghani, “Action Under Planning”, paper, 1972.

Herman Hatzfeldt, “Economic Development Planning In Indonesia”, The

Ford Foundation, Bangkok,

Juen 1969.

Higgins.Benjamin, “Economic Development”, New York: Norton,

1968.

Hollis Chenery (et.al), “Redistribution With Growth”. World Bank

And The Institute Of Development Studies, Oxford University

Press, 1974.

Irma Adelman dan Cynthia Taft Morris, “Economic Growth And

Social Equity In Developing Countries”, Stanford University

Press, Stanford, California, 1973.

Jhingan.M.L. “The Economics Of Development And Planning”. New

Delhi: Vicas Publishing House Lt.

276

J.H.Boeke, “Economics And Economic Policy Of Dual Societies”,

H.D.Tjeenk Willink En Zoon NV, Haarlem, 1953.

Josef Pajestha, “The Social Dimensions Of Development”. UN Center For

Economic And Social Information, 1970, hal.7.

John Maynard Keynes, “The General Theory Of Employment, Interest

And Money “, 1936.

Jan Drenowski, “Social Indicators And Welfare Measurement:Remarks

On Methodology”, Journal Of Development Studies, Vol.VIII, No.3,

1972.

Jan Tinbergen, dalam “Development Planning”, sejarah perencanaan

berasal dari Ekonometri.

Julian Lutha, “Analisa Input-Output” penetarapannya terhadap strukutr

ekonomi Indonesia, “EkonomI Dan Keuangan Indonesia”,

Vol.XXIII, No.1, Maret 1975.

Kadarijah, “Ekonomi Perencanaan”, Lembaga Penerbit FE-UI.

Kadarijah, “Perencanaan Pembangunan Regional Yang

Komprehensif”,1971.

Kadarijah, “A Model Of Regional Economic Development In Indonesia”.

An Illustration”, paper submitted to the Graduate Faculty In The

School Of Public And International Affairs In Partial Fulfillment Of

The Requirements For The Degree Of MPIA, 1965.

Keefer, Philip, and Stephen Knack, “Why Do Not Poor Countries Catch

Up?” A Cross-National Test Of An Institutional Explanation,“

Economic Inquiry, Vol.35 (3). Pp.590-602. 1997.

Kelly, Morgan, “The Dynamics Of Smithian Growth”, Quarterly Journal

Of Economics, August, pp.939-964. 1997.

Kim, Se-Jik, And Yong Jin Kim, “Growth Gains From Trade And

Education”, IMF Working Paper WP/99/23 March. 1999.

King, Robert G.,And Ross Levine, “Finance, Enterpreneurship, And

Growth: Theory And Evidence”, Journal Of Monetary Economics,

Vol.32. pp.413-542. 1993.

King, Robert G., And Ross Levine, “Finance And Growth: Schumpeter

Migh Be Right”, Quarterly Journal Of Monetary Economics,

Vol.108, pp.718-737. 1993.

Klenow, Peter J., and Andres Rodriguez-Clare, “The Neoclassical

Revival In Growth Economics : Has It Gone Too Far? In 1997

NBER Macroeconomics Annual, Cambridge, Mass: MIT Press.

1997.

Kuznets Simon. “Modern Economic Growth. New Have: Yale

University Press. 1966.

277

Kuznets Simon. “Economic Modern Growth. Findings And Reflection.

Merican Review.1973.

Kwik Kian Gie. Pembangunan Ekonomi Dan Pemerataan. Jakarta:

LP3ES. 1983.

L.S.Bath, “Concepts,Theories And Technique Of Regional Development

Planning”, paper for ECAFE, 1973.

Lewis Arthur W. “The Theory Of Economic Growth”. London: Allen

Urwin. 1957.

Lewis Arthur. “The Principles Of Economic Planning And

Development”. London: Allen Urwin.

Lucian W. Pye, “Foreward”, dalam Leonard Binder, (et.al), “Crises And

Sequence In Political Development” Princeton University Press,

1971, ha.7.

Lucas, Robert E.,Jr.,“Models Of Business Cycles”, Oxford:Basil

Blackwell. 1987.

Lester R.Brown, “In The Human Interest. A Strategy To Stabilize World

Population”, W.W.Norton And Company Incorporation, New York,

1974.

Letiche, J.M., “Adam Smith And David Ricardo On Economic Growth”,

in Bert F.Hoselitz, ed, Theories Of Economic Growth, New York:

Free Press. 1960.

Louis J.Walinsky,“The Planning And Execution Of Economic

Development A Non Technical Guide For Policy Makers And

Administrator”, Mc.Graw-Hill Book Company Inc., 1963.

Oscar Lange, “Fundamental Of Economic Planning”, paper 23 March,

1956.

P.C.Mahalanobois,“The Approach Of Operational Research To Planning

In India”, Sankhya 16, 1961.

P.N. Rossenstein-Rodan, “Notes On The Theory Of The Big Push”.

Center For International Studies, MIT 1958, dikutif dari Waskito,

“Beberapa Masalah Dalam Perencanaan Pembangunan Di

Indonesia”, Skripsi FE UI, 1961.

Prayitno Hadi. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE - UGM.

1986.

Ranis J.C. Fei G. “Development Of Labor Surplus Economy: Theory And

Policy, Homewood, Irwin.

Richard L.Meier, “Development Planning”, Mc Graw-Hill Book

Company, 1965. Pembahasan: “The Entrepreneurial Societies”.

Rostow W.W. “The Stage Of Economic Growth: A Non Comunism

Manifesto”. London: Canbridge University Press.

278

Rostow W.W. “The Economic Of Take Off Into Self Sustained Growth”.

London:Mac Millan. 1964.

Salvatore Dominic. “Development Economic”. London: Mc Graw Hill

Incorporation. 1977.

Sayuti Hasibuan, “Memaksimumkan Pertumbuhan Pendapatan Kotor

Atau Memaksimumkan Kesempatan Kerja”, Paper 1971.

Dan Emil Salim, “Pertumbuhan Dengan Keadilan”, Prasaran pada

Konggres ISEI, 1972.

Samuelson Nordhaus. “Economics”. Singapore: Mc Graw Hill

Incorporation.1977.

Schumpeter, Joseph, “The Theory Of Economic Development”,

Cambridge, Mass: Harvard Universitay Press, 1934.

Siagian Sondang. “Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional”.

Jakarta: Gunung Agung. 1984.

Siagian Sondang. “Administrasi Pembangunan”. Jakarta: Gunung

Agung. 2000.

Schoorl.J.W. “Modernisasi:Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara

Sedang Berkembang”. Jakarta: Gramedia.

Selo Sumardjan, “Peranan Ilmu Sosial Dalam Pembangunan”, Pidato

Ilmiah pada Upacara Dies Natalis ke XXII UI, 12 Februari 1972.

Soedjatmoko, “Technology, Development And Culture”, paper, 1972,

hal.2.

Soeparman Sumahamidjaja, “Beberapa Pokok Tentan Semangat

Wiraswasta Atau Entrepreneurship”, Berita Antropologi, Tahun VII,

23 September 1975.

Soemarwoto Otto. Pembangunan Berkelanjutanan Antara Konsep Dan

Realitas. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjadjara

Bandung Guru Besar Emeritus Dalam Ceramah Umum Ulang Tahun

Ke-80 20 Februari 2006. Bandung. 2006.

Suhadi Mangkusuwondo dalam karangan “Faktor-Faktor Non Ekonomi

Dalam Penentuan Sasaran Pembangunan”, paper, 14 Oktober 1971,

mengemukakan dalam usaha pembangunan berencan terdapat 2

macampendekatan:1.P.Kultural,2.P.Ekonomis,dikemukakan Roeslan

Abdulgani dalam “The Lesson Of Indonesia Is In Planning”, Uniterd

Asia, Vol.12 No.5, 1960.

Sukirno Sadono. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah Dan Dasar

Kebijaksanaan. Jakarta: FE-UI.2005.

Sumitro Djojohadikusumo, Ekonomi Pembangunan, Pembangunan,

Jakarta, 1965.

279

Suryana, “Problematika Dan Pendekatan Eknomi Pembangunan”

Penerbit: Salemba Empat. Jakarta. 2000.

Suseno Triyanto Widodo. “Indikator Ekonomi Dasar Perhitungan

Perekonomian Indonesia”. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 1990.

Sri-Edi Swasono,“The Land Beyond, Transmigration And Development

In Indonesia”, Abstract.” Jurusana Ekonomi Pemerintahan Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 1969.

Smith, Adam. “An Inquiry Into The Nature And Causses Of The Welth

Of Nations”, Chicago: University Of Chicago Press. (1776)-1976.

Solow,Robert, “A Contribution To The Theory Of Economic Growth”,

Quarterly Journal Of Economic, Vol. 70.(1)., pp.65-94. 1956.

Thomas R. Malthus, “Essay On The Principle Of Population As Its

Affects The Future Improvement Of Society”, 1798.

Todaro, Michael P. “Pembangunan Ekonomi Di Di Dunia Ketiga” Edisi

Kedelapan. Jilid 2. Alih bahasa: Haris Munandar, Puji

A.L.; editor:Wisnu C.Kristiaji, Jakarta: Erlangga, 2003.Jilid 1

dan 2.

Malthus, Thomas, “An Essay On The Principle Of Population”, London:

Pickering.1798.

Meutia F.Swasono, “Entrepreneur Di Indonesia”, Berita Antropologi,

Tahun VII, 23 September 1975.

Meiyer H. “Economic Development Theory, History, Policy”. New York:

Mc Graw Hill. 1957.

Milton J.Esman, “The Politics Of Development Administration”,dalam

John D.Montgomery (et.al),“Approaches To Development

Administration”, dalam Joh D.Montgomery (et.el), “Approaches To

Development:Politics, Administration And Change”, Mc.Graw Hill

Book Company, 1966, hal.73.

Michael P.Todaro. “Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga” Edisi

Ketiga Jilid 1. Alih bahasa: Ir.Burhanuddin Abdullah M.A., Penerbit

Erlangga. Jakarta. 1991.

Myintz H. “Economic Of Development Countries” London: Hutchinson.

Myrdal G. “The Challenge Of World Poverty” . New York: Pantheon.

Mohammad Hatta, “Ekonomi Terpimpin”, Fasco Jakarta, 1960, hal.48-

49.

Nurkse, Ragnar. “Problems Of Capital Formation In Underdeveloped

Countries” Oxford; Basil Blachwell.

Noegroho, “Indonesia Sekitar Tahun 2000”, Archipel, Bogor, 1972.

Van Den Berg, Hendrik. “Economic Growth And Development:An

Analysis Of Our Greatest Economic Achievements And Our Most

280

Exciting Challenges. The Mc Graw-Hill Companies, Incorporation.

Singapore. 2001.

W.A. Lewis, “Economics Development With Limmited Supplies Of

Labour”, 1954.

Widjojo Nitisastro, “Analisa Ekonomi Dan Perencanaan

Pembangunan”, Pidato pengukuhan jabatan Guru Besar Tetap dalam

Ilmu Ekonomi pada FE UI, 10 Agustus 1963.

Mohammad Hatta, Ekonomi Berencana, Gunung Agung, Jakarta, 1971.

W.Isard dan John H. Camberland, (eds)., “Regional Economic

Planning”, “Techinques Of Analysis”, European Productivity

Agency Of The Organization For European Economic Corporation,

1960.

W.I.M. Poli, “Quo Vadis Teori Dan Pembangunan Ekonomi”, paper

Konggres ISEI, Ujung Padang, 7 Juli 1975.

Walter Rathenau, “Die Neue Wirtshaft”, 1917.Direkomendasikan oleh

Mohammad Hatta dalam Ekonomi Berencana,Gunung

Agung,Jakarta, 1971, hal.18.

W.Leontief, “The Structure Of The American Economy 1919-1939”,

New York, Oxford University Press, 1951.

W.W.Rostow, “The Stages Of Economic Growth”, Cambridge

University Press, 1971.

Winardi. “Pengantar Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi”. Penerbit

ALUMNI 1982.Bandung.1982.

281

SENARAI

Absorptive Capacity = kapasitas penyerapan

Absolute Poverty = kemiskinan absolut

Agency Costs = biaya kelembagaan

Agent = lembaga

Agrarian Systems = sistem agraria

Aid Failure = kegagalan bantuan

Asset Ownership = kepemilikan aset

Asymmetric Information = informasi asimetris

Average Product = produk rata-rata

Anglomeration Economies = ekonomi anglomerasi

Basic Education = pendidikan dasar

Biomass fuel = bahan bakar biomas

Big Push = dorongan besar

Birth Rate = tingkat kelahiran

Brain Drain = pengikisan intelektual

Brain Drain = pelarian sumber daya

Intelektual

Cash Crops = tanaman pangan yang mudah

dijual

Capital Accumulation = akumulasi modal

Capital Augmenting Tecnological

Progress = kemajuan teknologi

yang meningkatkan modal

Capital Saving Technological

Progress =kemjauan teknologi yang hemat

modal

Capital Stock = cadangan/stok modal

Character Of Economic Growth =karakter pertumbuhan ekonomi

Crude Birthrate = tingkat kelahiran kasar

Capital Labor Ratio = rasio modal tenaga kerja

Capital Output Ratio = rasio modal output

Capital Stock = cadangan/stok modal

Center = pusat

Clean Technologies = teknologi bersih

Closed Economy = perekonomian tertutup

Comprador groups = kelompok komprador/antek

Common Property Resources = sumberdaya milik umum

Complementarities = komplementaritas

282

Complementary Investments = Investasi Komplementer

Congestion = kemacetan

Consumer Surplus = surplus konsumen

Cordination Failure = kegagalan koordinasi

Debt For Nature Swap = pertukaran utang untuk modal

lingkungan

Death Rate = tingkat kematian

Deforestration = penggundulan hutan

Derived Demand = permintaan turunan

Desertfvication =penggurunan tanah/desertifikasi

Demographic Transition = transisi demografi

Doubling Time = kurun waktu pelipatgandaan

Developing Countries = negara-negara berkembang

Development = pembangunan

Development Economics = ilmu ekonomi pembangunan

Depedency Burden = beban ketergantungan

Developed World = dunia yang sedang berkembang

Dominance = dominasi

Deep Intervention = intervensi mendalam

Diversified Farming = pola pertanian terdiversifikasi

Disposable Income = pendapatan disposabel

Dualism = dualisme

Economic Growth = pertumbuhan ekonomi

Economic Planning = Perencanaan Ekonomi

Endegenous Growth = Pertumbuhan endogen

Environmental Accounting = perhitungan lingkungan

Environmental Capital = modal lingkungan hidup

Elasticity Of Factor Substitution = elastisitas substitusi faktor

produksi

Externality = eksternalitas

Equalization Economic And

Social = pemerataan ekonomi dan sosial

Economic Variable = variabel Ekonomi

Educational Certification = sertifikasi pendidikan

Educational Gender Gap = kesenjangan pendidikan antar

gender

Efficiency Wage = upah efisiensi

Empowermant Of Women = pemberdayaan kaum wanita

Enrollment rates = tingkat proporsi bersekolah

Expected Income = pendapatan/penghasilan yang

283

diharapkan

Family Farm = unit pertanian keluarga

Farm Yields = hasil/panen pertanian

Family Planning Programs = program keluarga berencana

Free Rider Problem = masalah penumpang gratis

Fertility Rate = tingkat kelahiran

Foreign Exchange = Devisa, Valuta Asing

Free Trade = perdagangan bebas

Factor Price Distortions = distorsi harga faktor produksi

Factor Of Production = faktor produksi

Factor Share Distribution Of

Income =distribusi pendapatan

berdasarkan sumbangan

masing-masing faktor produksi

False Paradigma Model = model paradigm palsu

Functional Distribution Of

Income =distribusi pendapatan

fungsional

Free Market = pasar bebas

Free Market Analysis = analisis pasar bebas

Foster Green Tharbecke (FGT) = Indeks Foster Green Thorbecke

Gini Coefficient = Koefisien Gini

Green Revolution = Revolusi Hijau

GDP = Gross Domestic Product/produk

domestik bruto

Globalization = globalisasi

Global Public Goods = barang publik global

Global Warming = pemanasan global

Green House Gasses = gas penyebab efek rumah kaca

GNP =gross national product/produk

nasional bruto

Harris-Todaro Model = Model Harris- Todaro

HDI =human development index/indeks

pembangunan manusia

Human Resources = sumberdaya manusia

Human Capital = modal manusia

Human immunodeficiency virus = virus penurun kekebalan

manusia

Harrod-Domar Growth = model pertumbuhan Harrod-

Domar

284

Human Capital = modal atau SDM

Induced Migration = dorongan migrasi

Infrastructure = fasilitas dasar/ infrastruktur

Informal Sector = sektor informal

Integrated Rural Development = pembangunan daerah pedesaan

yang integratif

Interlocking Factor Markets = pasar faktor produksi saling

berkaitan

Internalization = internalisasi

Human Poverty Index (HPI) = indeks kemiskinan manusia

Human Resources = sumberdaya manusia

Hiden Momentum Of Population

Growth = momentum pertumbuhan

populasi penduduk

tersembunyi

Income Per Capita = pendapatan per kapita

Income gap = kesenjangan pendapatan

Income Inequality =ketimpangan pendapatan

Incomplete Information =ketidaklengkapan informasi

Indirect Taxes = pajak tidak langsugn

Infant Mortality Rate = tingkat kematian bayi

International Poverty Line =garis kemiskinanan

internasional

Imperfect Market = ketidaksempurnaan pasar

Kuznets Curve = kurva Kuznet

Landlord = tuan tanah

Land Reform = reformasi pertanahan

Latifundio = pertanian besa

LDCs =Less Developed

Countries/Negara

Dunia Ketiga

Labor Productivity = Produktivitas Tenaga Kerja

Labor Turnover = perputaran/pergantian tenaga

kerja

Land Reform = reformasi hak pertanahan

Labor Augmenting Technological

Progress =kemajuan teknologi yang

meningkatkan tenaga kerja

Labor Saving Technological =kemajuan teknologi yang

hemat/ membatasi tenaga kerja

285

Levels Of Living = Standar Hidup

Lewis Two Sector Model = model dua sektor Lewis

LICs =Low Income Countries/ Negara

berpendapatan Rendah

Literacy = kemampuan baca tulis

Linkage = keterkaitan

Life Expectancy At Birth = usia harapan hidup

Localization Economies = ekonomi lokalisasi

Lorenz Curve = kurva Lorenz

Malnutrition = kekurangan gizi

Malthusian Population Trap = jebakan populasi Malthus

Marginal Product = produk marjinal

Marginal Cost = biaya marjinal

Marginal Net Benefit = keuntungan neto marjinal

Market Friendly Approach = pendekatan ramah terhadap

pasar

Medium Sized Farm = unit pertanian skala menengah

Minifundio = pertanian kecil

Mixed Farming = pertanian campuran

Modernization Ideals = cita-cita modernisasi

Moneylander = rentenir

MDCs =More Developed Countries/

Negara Maju

MICs =Middle Income

Countries/Negara

Berpendapatan Menengah

Microeconomic Theory Of

Fertility = teori mikroekonomi fertilitas

Mixed Economic Systems = Sistem Ekonomi Campuran

MultipleEqulibria = Ekuilibria Jamak

Mortality = tingkat kematian

Natural Increase = pertambahan alami

NICs =Newly Industrializing Countries/

Negara Industri Baru

Net International Migration = migrasi internasional neto

Neutral Technological Progress =kemajuan teknologi bersifat

Netral

Necessary Conditions = syarat perlu/penting

Neoclassical Price Incentive Model = model Neo-Klasik insentif –

harga

286

Neoclassical counterrevolution = kontrarevolusi neo-klasik

Neocolonial dependence model = model ketergantungan

neo-kolonial

New institusionalism = institusionalisme baru

New political economy approach = pendekatan ekonomi politik

Baru

New Growth Theory = Teori Pertumbuhan Baru

Non Economic Variable =Variabel Non Ekonomi

O- ring Model = model cincin – o

O- ring Production Function = fungsi produksi cincin - o

Open Economy = perekonomian terbuka

Ozone Depletion = penipisan lapisan ozon

Patterns Of Development

Analysis = analisis pola pembangunan

Pareto Improvement = perbaikan pareto

Per Capita GNP = GNP Per Kapita

Per Capita Agricultural

Production = produksi pertanian per kapita

Per capita food production = produksi pangan per kapita

Personal Distribution Of

Income =distribusi pendaptan

perseorangan

Pecuniary Externalities = eksternalitas keuangan

Periphery = pinggiran

Price Bands = kendala harga

Private Benefits Of Education = manfaat pendidikan secara

perorangan

Private Costs Of Education =biaya pendidikan secara

perorangan

Present Value = nilai sekarang

Productivity Gap = kesenjangan produktivitas

Physical Resources =Sumber Daya Fisik/ Alam

Population Poverty Cycle = siklus populasi kemiskinan

Population Pyramid = piramida penduduk

Positive Checks = pemeriksaan pengendalian

positif

Poverty Gap =kesenjangan /jurang kemiskinan

Poverty Trap = Jebakan kemiskinan

Population Tax = pajak polusi

Present Value = nilai sekarang

287

Preventive Checks = pemeriksaan pengendalian

preventif

Prisoners’ Dilemma = dilema tahanan

Private Cost = biaya perseorangan/pribadi

Primary Industrial Sector = Sektor Industri Primer

Production Function = Fungsi Produksi

Producer Surplus = surplus produsen

Progressive Income Tax = pajak pendapatan progresif

Proverty Rights = hak milik

Public Bads = penyakit publik

Public Good = barang publik

Public Choice Theory = teori pilihan publik

Public Consumption = konsumsi publik

Purchasing Power Equivalent = Kesetaraan/Kadar Daya Beli

PPP =Purchasing Power Parity/paritas

daya beli

Rate Of Population Increase =laju/tingkat pertambahan

penduduk

Redistribution Policies = kebijakan distribusi

Reproductive Choice = pilihan reproduktif

Regressive Tax = pajak regresif

Resource Endowments =KetersediaanFaktor/

SumberDaya Alam /SDA

Romer Endegenous

Growth Model =model pertumbuhan endogen

Romer

Rural Urban Migration = migrasi desa- kota

Savings Ratio = rasio tabungan

Self Sustaining Growth =pertumbuhan

berkesinambungan

Size Distribution Of Income = distribusi ukuran pendapatan

Subsidy = subsidi

Scale Neutral = skala netral

Scarcity Rent = rente kelangkaan

Secondary Industrial Sektor = Sektor Industri Sekunder

Social Benefits Of Education = manfaat sosial pendidikan

Social Costs = biaya sosial

Soil Erosion = erosi tanah

Social Costs Of Education = biaya sosial pendidikan

Social Capital = modal sosial

288

Sharecropper = buruh tani,penggarap lahan

Shifting Cultivation = perladangan berpindah

Staple Food = bahan pangan pokok

Subsistence Farming = pertanian subsisten

Sollow Neoclassical Growth = model pertumbuhan neoklasik

Sollow

Sollow Residual = residu Sollow

Stages Of Growth Model Of

Development = model tahapan pertumbuhan

Ekonomi

Structural Change Theory = teori perubahan struktural

Structural Transformation = transformasi struktural

Sufficient Condition = syarat cukup

Surplus Labor = surplus tenaga kerja

Sustainable Development = pembangunan berkelanjutan

Sustainable National Income/

Sustainable Net National Product

(NNP) = pendapatan nasional neto

berkesinambungan

Tenant Farmer = petani penyewa lahan

Transaction Costs = biaya transaksi

Todaro Migration Model = model migrasi Todaro

Technological Externalities = eksternalitas teknologi

Tertiary Industrial Sector = Sektor Industri Tersier

Total Fertility Rate = tingkat fertilitas total

Total Net Benefit = total keuntungan netto

Production Possibility Curve = kurva kemungkinan produksi

Rationality = rasionalitas

Research And Development (R&D) = penelitian dan pengembangan

Traditional Neo Classical Growth = teori pertumbuhan neo-klasik

tradisional

Technological Progress =kemajuan teknologi

Terms Of Trade = dasar-dasar/nilai pertukaran

Total Factor Productivity (TFP) = total produktivitas faktor

Underdevelopment = keterbelakangan

Urban Bias = bias perkotaan/urban

Urbanization Economies = ekonomi urbanisasi

Underdevelopment Trap = jebakan keterbelakangan

Youth Depedency Ratio = rasio ketergantungan pemuda

Wage Subsidy = subsidi upah

289

Where To Meet Dilema = dilemma dimana bertemu

World Bank = Bank Dunia

Workfare Programs = program ketenagakerjaan