12831325 pemikiran sosiologi ibnu khaldun dan karl marx sebuah per banding an

Upload: iznina-ghazali

Post on 19-Jul-2015

293 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMIKIRAN SOSIOLOGI IBNU KHALDUN DAN KARL MARX (SEBUAH PERBANDINGAN) OLEH: Luthfi Yansyah El Sanusy

I. PEMIKIRAN IBNU KHALDUN A. Riwayat Ibnu Khaldun Abd al-Rahman ibn Khaldun lahir di Tunis pada awal Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332. seperti halnya kebiasaan pada waktu itu, ayahnya adalah guru pertamanya, dan mempelajari bahasa pada sejumlah guru, yang terpenting ialah Abu Abdillah Muhammad ibn al-Arabi al-Hashayiri dan abu abdillah Muhammad ibn Bahr, ia mempelajari Fiqh, dan ilmu ilmu lainnya seperti Filsafat, Teologi, Logika, ilmu alam, Matematika, Astronomi.1 Setelah berusia 20 tahun ia beralih kedalam kencah politik, yang penuh pergolakan yang mewarnai Maghrib ketika itu, dan diangkat menjadi anggota majlis ilmu pengetahuan dan menjabat kitabah di maghrib oleh Abu Inan yang menjadi raja pada waktu itu, karena kedekatan antara keduanya. Lalu ia pindah ke kota kairo, dan mengajar di masjid Al-azhar, karena ia pandai dalam mendekati penguasa, maka ia diangkat menjadi pengajar di perguruan al-Qamhiah, dan kemudian diangkat menjadi hakim agung mahzab malikiyah, dan ia memangku jabatan ini sebanyak tiga kali sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di kairo Ibnu Khaldun meninggal dunia pada usia tujuh puluh empat tahun, selama 24 tahun dimesir ia merivisi karya besarnya al-ibar, dan memperluas penjelasannya, maka bila diklasifikasikan, fase kehidupannya terbagi dalam 4 fase yaitu :2 1. Fase studi hingga berusia 20 tahun, dan ia lalui di tunis 2. Fase berpolitik, yang berlangsung selama 20 tahun1 2

Dr.zainab al-Khudari, op cit., h10 op cit., h 20

1

3. Fase pemikiran dan kontemplasi di benteng Ibn Salamah, dan berlangsung 4 tahun saja 4. Fase dalam mengajar dan peradilan, yaitu ketika di Tunis maupun di Kairo, dan ini ia lakukan sampai meninggal dunia B. Karya karya Ibnu Khaldun : a. Kitab itibar wa diwan al-Mubtada b. Al-Muqaddimah c. Al-Tarif bi Ibnu Khaldun wa rihlatu gharban wa syarqan d. Lubab al-Muhashshal fi Ushuluddin e. Syifa al syail li Tahdzib al Masail C. Sosiologi Ibnu Khaldun Mengapa sebagian besar peneliti mendudukannya sebagai ahli sosiologi ? karena ditemukannya muqaddimah pada abad ke19 dan diterjemahkan kedalam bahasa eropa, yang ketika itu sedang menggandrungi sosiologi, maka perhatian sejumlah ilmuan barat terarah kepada segi segi yang sama antara masalah yang diutarakan dan dibahas mereka dan masalah yang dikemukakan Ibnu Khaldun. Sebagaimana diketahui bahwa ia adalah pengasas sosiologi, karena dalam berbagai kitabnya, yang terutama dalam muqaddimahnya ia mengkaji realitas realitas al-umranal-basyari atau keadaan kemasyarakatan manusia, yang mana keadaan tersebut dinamakan fenomene fenomena sosial, dan inilah yang merupakan objek pembahasan sosiologi. Sebagaimana perkataannya dalam muqaddimah3 Ketahuilah bahwa sejarah adalah catatan tentang masyarakat ummah manusia atau kebudayaan dunia, tentang perubahan perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu, seperti keprimitifan, keramahtamahan, dan solidaritas kelompok; tentang revolusi revolusi dan pemberontakan pemberontakan oleh sekelompok masyarakat melawan sekelompok masyarakat yang lain, yang berakibat3

Dr. Zainab al-Khudari. Op cit., 69

2

timbulnya kekuasaan kekuasaan baru dengan berbagai macam peringkatnya; tentang macam macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya maupun dalam bermacam macam cabang ilmu pengetahuan dan keahlian dan pada umumnya tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat kerena watak masyarakat itu sendiri.) Adapun metode yang ia gunakan dalam mengkaji fenomena fenomena sosial adalah metoda yang ilmiah, karena dalam mengkaji bidang ini (fenomena) sosial ia selalu bertanya mengapa dan ia jawab pertanyaan ini dengan ungkapan ungkapan yang dimulai dengan sebabnya ialah atau hal ini terjadi karena, pertanyaan itulah yang membentuk sosiologi dan metode yang digunakan adalah bercorak experimental, dan yang lebih fenomenal adalah perkataan N.Schmidt, dalam karyanya Ibnu Khaldun : Historian, Sosiologist, and Philosopher ia adalah seorang pemikir seperti halnya Comte, Thomas Mann, dan Spencer, ia mengemukakan sosiologi yang lebih maju sampai kebatas yang tidak dapat dicapai Comte sendiri pada penggal pertama ke19, andaikata para pemikir yang telah menyusun kembali sosiologi menelaah muqaddimah Ibnu Khaldun dan menimba kenyataan kenyataan yang telah ia singkapkan dan jalan yang telah ditemukan si jenius arab itu pada masa jauh sebelum mereka, niscaya mereka akan mempu mengemukakan ilmu baru ini lebih cepat.4 D. Ekonomi dalam pandangan Ibnu Khaldun Sebagaimana kita ketahui bahwa fokus kajian Ibnu Khaldun adalah manusia5 maka ia berpendapat bahwa antara satu fenomena sosial dengan fenomena lainnya saling berkaitan, dan fenomena ekonomi memainkan peranan yang penting dalam perkembangan kebudayaan dan mempunyai dampak yang besar atas eksistensi negara dan juga ia memandang faktor ekonomi sebagai faktor yang terpenting dalam pergerakan sejarah.4 5

Dr. Zainab al-khudari, op cit., 75 Umar Chapra, The future of economics, SEBI 2001., h 151

3

Ibnu Khaldun telah mengkhususkan di dalam muqoddimahnya dalam bab ke lima dalam kajian Penghidupan dengan berbagai segi pendapatan dan kegiatan ekonomis, dia juga mengkhususkan dalam kajian aspek-aspek ekonomis, seperti perkataan Muhammad Hilmi Murad dalam simposium tentang ibnu Kholdun mengatakan, bahwa Ibnu Kholdun adalah pengasas ilmu ekonomi karena karyakaryanya yang berbentuk ilmiyah dibandingkan para pemikir Yunani dan Romawi yang hanya memasukkan masalah ekonomi dalam kajian hukum dan moral. Ibnu Kholdun bukan hanya seorang perintis di bidang ilmu ekonomi tetapi juga pendapat-pendapatnya terdapat dalam ekonomi sosial yang menarik sekali karena ia telah menyadari adanya dampak besar faktor-faktor ekonomi terhadap kehidupan sosial dan politik sebagaimana pendapatnya : Perbedaan sosial diantara masyarakat timbul karena perbedaan aspek kegiatan produksi mereka dan pendapatnya yang lain yang terdapat dalam muqaddimah yang menerangkan pentingnya aspek ekonomi sebagai berikut Perbedaan keadaan berbagai generasi timbul karena perbedaan pendapatan dalam penghidupan mereka. Tolong menolong yang dilakukan masyarakat desa dimaksudkan untuk menghasilkan keperluan hidup yang mula-mula mereka lakukan adalah hal-hal yang primer, baru kemudian hal-hal yang sekunder. Di antara mereka ada yang mencurahkan tenaganya dalam pertanian, penyebaran benih-benih tumbuh-tumbuhan dan becocok tanam. Sebagian yang lain memelihara ternak seperti domba, lembu, kambing, lebah dan ulat sutra, dengan tujuan untuk mendayagunakan hasilnya. Maka jelaslah pendsapat Ibnu Kholdun dalam hal ini bahwa aspek ekonomilah yang menentukan watak kehidupan sosial dan faktor ekonomi berperan penting dalam menginterpretasikan sejarah. Diantara hukum hukum yang mengendalikan perkembangan ekonomi menurut Ibnu Khaldun adalah : 1. Hukum pembagian kerja Dimana bahwa manusia sebagai individu, mengakui akan kelemahannya dan harus bekerja sama dalam menanggung beban hidupnya, maka jelaslah bahwa faktor

4

utama yang membuat manusia mampu dalam menanggung kehidupan sosial adalah kerja sama ekonomis. Dan kerja sama ini sendiri diperlukan karena adanya pembagian kerja, sebagaimana yang diutarakan Imam ali R.A Ketergantungan barbagai macam kelas dalam masyarakat, ini menunjukan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi suatu kelompok masyarakat merupakan kunci keberhasilan ekonomi kelompok lainnya.6 2. Teori nilai Sebagaimana yang dikemukkan dalam muqaddimahnya dengan salah satu judulnya Bahwa realitas rezeki dan pendapatan dan uraian tentang keduanya serta pendapatan adalah nilai kerja manusia: Oleh karena itu keuntungan hanya dapat diperoleh dengan usaha dan kerja. Ini jelas sekali dalam industri industri dimana faktor kerja jelas kelihatan. Demikian halnya penghasilan yang diperoleh dari pertambangan, pertanian atau peternakan, karena kalau tidak ada kerja dan usaha maka tidak akan ada hasil keuntungan 3. Teori Harga Yang mengendalikan harga menurut Ibnu Khaldun adalah penawaran dan permintaan, jadi bilamana permintaan meningkat, harga pun akan meningkat pula. Dan jika permintaan menurun maka harga pun akan menurun pula, dan ia mengkhususkan hal ini dalan sebuah pasal tentang harga di kota. 4. Faktor faktor produksi Apakah yang menjadi faktor faktor produksi menurut Ibnu Khaldun?, faktor faktor produksi yang selalu ada adalah alam, pekerjaan, dan modal yang terbentuk dari dua faktor sebelumnya, dan urutan ketiga dari faktor ini selalu berubah rubah dari masa kemasa.

6

Adiwarman Karim, pemikiran ekonomi islam, IIT, 2001., h 77

5

2. PEMIKIRAN KARL MARX A. Riwayat Marx Mark dilahirkan di Trier Jerman di daerah Rhain pada tahun 1818 ayahnya dan Ibunya berasal dari keluarga Rabbi Yahudi tetapi ayahnya memperoleh pendidikan sekular dan mencapai kehidupan Borjuis sebagai seorang pengacara, dan kemudian dalam kehidupan marx menekankan bahwa kepercayaan agama tidak memberikan pengaruh paling penting terhadap perilaku tetapi sebaliknya kepercayaan agama mencerminkan faktor-faktor sosial ekonomi yang mendasar.7 Dia mempelajari hukum selama satu tahun di Universitas Bonn pada usia 18 tahun dan kemudian pindah ke Universitas Berlin dan karena disana ia banyak berhubungan dengan kelompok Hegelian muda maka beberapa unsur dasar sosialnya mulai dibentuk, setelah menyelesaikan desertasi doktornya di Universitas yag sama ia menjadi pemimpin redaksi surat kabar bernama Rheinishe Zeitung yang merupakan surat kabar borjuis liberal yang baru, dimana dalam surat kabar itu mencerminkan oposisi kabar ini. Akhirnya setelah mendapat tekanan karena surat kabar yang dipimpinnya ia pindah ke Paris, dan ia terlibat dalam gerakan radikal yang mana masa itu Paris merupakan pusat liberalisme dan radikalisme sosial dan intelektual yang penting di Eropa, dan ia bertemu dengan Friedrich Engels yang menjadi kawan kerjanya sampai meninggal dan Marx mendapat banyak bantuan dari Engels berupa informasi langsung mengenai gaya hidup langsung borjuis dan proletariat karena Engels adalah seorang pengusaha yang sukses (borjuis). Pada tahun 1845 Marx diusir oleh pemerintah Paris karena tulisan-tulisan Marx yang berbau sosialis kemudian ia pindah menuju Brussel dan tenggelam dalam kegiatan-kegiatan sosialis internasional, pada tahun 1846 Marx dan Engels menuju Inggris dalam mengikuti komunis league yang menghasilkan manifesto komunis7

borjuis

terhadap

sisa-sisa

sistem

Aristokratis

Feodal

kuno

dan

memperjuangkan gerakan-gerakan petani yang miskin ia menjadi pemimpin surat

Doyle Paul jhonson, op cit., h 122

6

yang diterbitkan pada tahun 1847, pada tahun 1848 ia kembali ke Paris, dan pindah kembali ke London (ingggris) pada tahun 1849, ia menarik diri dari kegiatan Revolusioner dan beralih ke kegiatan riset yang lebih rinci tentang peran sistem kapitalis, pada tahun 1864 ia kembali terlibat dalam kegiatan politik, bergabung dengan The International sebuah gerakan buruh International serta mencurahkan perhatian dengan gerakan ini selama beberapa tahun, sampai akhirnya terjadipwrpecahan dalam gerakan ini pada tahun 1876, kegagalan dalam gerakan revolusioner membuat ia ambruk dan wafat pada tahun 1883.8 B. Pemikiran Ekonomi Marx Materialisme Marx dan penekanannya pada sektor ekonomi menyebabkan pemikirannya sejalan dengan pemikiran ekonomi lainnya seperti Adam Smith, dan David Ricardo, dimana ia memuji premis dasar mereka yang menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan sumber seluruh kekayaan, dan atas dasar inilah ia merumuskan teori nilai tenaga kerj, dimana ia mengatakan bahwa Keuntungan kapitalis menjadi basis eksploitasi tenaga kerja9. Kapitalis melakukan muslihat sederhana dengan membayar upah tanaga kerja kurang dari selayaknya yang mereka terima, karena mereka menerima upah kurang dari nilai barang yang sebenarnya mereka hasilkan dalam suatu periode bekerja, dan nilai surpus ini, disimpan dan diinvestasikan kembali oleh kapitalis, yang merupakan basis dari seluruh sistem kapitalis. Marx juga juga melukiskan eksploitasi kapitalis terhadap kaum buruh, dan ia melihat bahwa ini adalah sebagai unsur kejahatan kapitalisme, maka ia bertekad untuk mengadakan perubahan yang radikal, yaitu perubahan dari kapitalis kepada sosialis. Inti seluruh teori Marx adalah proposisi bahwa kelangsungan hidup manusia serta pemenuhan kebutuhannya bergantung pada kegiatan produktif dimana secara aktif orang terlibat dalam mengubah lingkungan alamnya. Namun kegiatan produktif8 9

George Ritzer-Doglas J.Godman, Toeri Sosilogi Modern, Kreasindo, Jakarta, 2004., h 32 op cit., h31

7

itu mempunyai akibat yang paradoks dan ironis, karena begitu individu mencurahkan tenaga kreatifnya itu dalam kegiatan produktif, maka produk dari kegiatan ini memiliki sifat sebagai benda obyektif yang terlepas dari manusia yang membuatnya Dalam berbagai tulisannya ia mengemukakan bahwa struktur ekonomi masyarakat (yaitu, alat-alat produksi dan hubungan-hubungan sosial dalam produksi) merupakan dasar yang sebenarnya. Semua institusi sosial lainnya didirikan atas dasar ini dan menyesuaikan diri kurang lebih dengan tuntutan-tuntutan dan persyaratanpersyaratan yang terdapat dalam struktur ekonomi, dia juga berulang-ulang menekankan ketergantungan politik pada struktur ekonomi ini, dan juga berlaku pada keluarga, pendidikan, agama, dan institusi sosial lainnya. Sama halnya dengan kebudayaan masyarakat, termasuk standar-standar moralitasnya, kepercayaankepercayaan agama sistem-sistem filsafat, ideologi politik, dan pola seni serta kretivitas sastra, juga mencerminkan pengalaman hidup yang riil dari orang-orang dalam hubungan-hubungan ekonomi mereka.10 Selain menegasakan bahwa ekonomi merupakan dasar masyarakat, tidak hendak mengatakan bahwa hanya ekonomi saja yang secara deterministik mempengaruhi segi-segi lain kehidupan masyarakat, juga semua proses sosial dalam institusi-institusi lainnya atau semua aspek kebudayaan tidak hanya dapat dijelaskan sebagai akibat keniscayaan ekonomi. C. Teori Sosiologi Marx Secara garis besarnya, Marx menawarkan sebuah teori tentang masyarakat kapitalis berdasarkan citranya mengenai sifat dasar manusia. Marx yakin bahwa manusia pada dasarnya produktif, artinya untuk bertahan hidup manusia perlu bekerja di dalam dan dengan alam, dengan bekerja seperti itu maka menghasilkan makanan, pakaian, peralatan perumahan, dan kebutuhan lainnya yang memungkinkan mereka hidup. Produktivitas mereka bersifat alamiah, yang memungkinkan mereka mewujudkan dorongan kreatif mendasar yang mereka milik, dan dorongan ini10

Doyle Paul Jhonson., op cit., h 134

8

diwujudkan bersama sama dengan orang lain, dengan kata lain bahwa manusia pada hakikatnya adalah mahluk sosia, mereka perlu bekerja sama untuk menghasilkan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk hidup.11 Dalam perjalanan sejarah, proses alamiah ini dihancurkan, mula mula oleh kondisi peralatan masyarakat primitif dan kemudian oleh berbagai tatanan struktural yang diciptakan oleh masyarakat selama perjalanan sejarah, dan penghancuran ini terjadi paling parah di dalam struktur masyarakat kapitalis (penghancuran proses produktif alamiah mencapai titik puncaknya dalam kapitalisme.

B A B III ANALISA PERBANDINGAN ANTARA IBNU KHALDUN DAN MARX Sebagaimana kita ketahui dalam suatu analisa perbandingan maka ada dua hal yang pasti akan ditemukan yaitu adanya persamaan dan perbedaan maka dalam hal ini penulis akan menguraikan persamaan dan perbedaan dari beberapa pokok pokok teori sosoilogi ekonomi Ibnu Khaldun dan Karl marx. Adapun persamaan persamaan teori sosiologi dan ekonomi antara keduanya adalah : 1. Manusia adalah makhluk sosial

11

George Ritzer-Douglas j.Goodman., op cit 31

9

Dalam Muqaddimah Ibnu Khaldun ia mengatakan bahwa Perkumpulan manusia adalah hal yang penting12, atau dalam hal ini Ibnu Khaldun mengutarakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang sangat membutuhkan antara satu dan lainnya. Begitupun apa yang diutarakan oleh Karl marx bahwa manusia bergantung pada kehidupan produktif dimana yang ada ketergantungan antara yang satu dan lainnya, dalam mempertahankan hidupnya. 2. Teori nilai Keduannya pun sama dalam mengutarakan teori nilai bahwa nilai sesutu adalah terletak pada kerja manusia yang dicurahkan padanya, atau dengan kata lain bahwa substansi nilai adalah kerja, marx mengungkapkan bahwa kuantitas kerja atau waktu kerja primer dalam suatu masyarakat untuk menghasilkan sesuatu sajalah yang menentukan kuantitas nilai 3. Strata dalam industri Ibnu Khaldun dan Karl Marx sama menerangkan bahwa adanya strata yang terdapat dalam industri, sedang hal ini menurut Ibnu Khaldun adalah sunnatullah (auliya badukum badon), (warozaqna badokum fauqo badin)13 yaitu adanya hukum sunnatullah yang yang terdapat dalam hal ini, dengan tujuan adanya tolong menolong antara strata yang tinggi dan yang rendah. 4. Hukum pembagian kerja Dalam hal ini juga terdapat persamaan antara Ibnu Khaldun dan karl Marx dimana ke duanya sangat mengingatkan akan pentingnya kehidupan sosial dimana manusia hidupnya. Sedang perbedaan perbedaan yang terdapat diantara keduanya adalah :12 13

pasti akan membutuhkan yang lain dalam rangka mempertahankan

Abdurrahman Ibn khaldun, Muqaddimah, tabaah muhammad mustafa, mesir, h 41 Abdurrahman Ibnu Khaldun, op cit, h. 390

10

1. Dasar pemikiran Ibnu khaldun dalam menerangkan teori teori nya selalu didasarkan pada asas agama dalam hal ini Al-quran dan sunnah seperti dalam menerangkan strata sosial, dimana ini adalah sebuah sunnatullah auliya badukum bado dalam rangka tolong menolong antara golongan yang lemah dan golongan yang kuat. Sedang Marx tidak berasaskan agama dalam analisa teorinya. 2. Objek Kajian Walaupun banyak kesamaan dalam berbagai teori antara keduanya, tetapi ada perbedaan dalam objek kajian antara keduanya, dimana Ibnu Khaldun menitik beratkan objek kajianya pada manusia dalam sejarah dan perkembangannya (dari primitif sampai modern) dan analisanya banyak dipengaruhi pada masyarakat arab, sedangkan Marx menitik beratkan hanya sebatas kadaan kapitalis yang telah terjadi dimasanya, Maka dalam hal ini jelas bahwa kajian yang dilakukan Ibnu Khaldun lebih luas dibandingkan dengan Karl Marx. 3. Perbedaan dalam penyelesaian masalah Ibnu Khaldun menuntut adanya sebuah badan pengawas dalam hal sosial maupun, ekonomi yang dinamakan badan hisbah,14 maka jika ada kedholiman atau ada ketidakadilan, badan hisbahlah yang menanganinya (adanya peran pemerintah dalam menyelesaikan masalah), sedang marx dalam melihat ketidakadilan yang dilakukan kaum kapitalis maka tak lain bahwa yang harus dilakukan adalah hal radikal yang berupa konflik dan kontradiksi, karena dengan hal inilah hancurnya kapitalisme.

14

Abdurrahman Ibnu Khaldun, op cit., 225

11

B A B IV K E S I M P U LA N Dari keterangan keterangan yang telah diutarakan penulis diatas maka jelaslah ada beberapa kesimpulan dari analisa perbandingan antara teori sosiologi Karl Marx dan Ibnu Khaldun yaitu : 1. Teori teori yang diungkapkan karl Marx, pada umumnya telah diutarakan terlebih dahulu oleh Ibnu Khaldun dalam kurun waktu yang cukup jauh yaitu 5 abad sebelum masa hidup Marx. 2. Ibnu Khaldun melandaskan agama dalam analisanya, sedang marx tidak melandaskan agama dalam analisanya, bahkan menganggapnya sebagai candu bagi masyarakat, yang tidak dapat memberikan jalan keluar bagi ketidakadilan yang telah dilakukan kaum borjuis 3. Ibnu Khaldun dan Marx dalam hal ini sama sama ingin memberikan pemecahan dalam kehidupan dan masalah sosial, hanya berbeda cara dalam penyelesaiannya, dikarenakan berbeda dalam latar belakang pemikirannya.

12

Absrtaksi Pada umumnya teori Ibnu Khaldun dan marx terdapat beberapa kesamaan, tetapi ada juga perbedaannya maka inilah yang menjadi dasar dalam penulisan ini, dimana penulis ingin mengutarakan corak pemikiran keduanya, dengan metodologi qualitatif (analisa kepustakaan), dimulai dari Riwayat hidup keduanya, sampai pemikiran sosiologi ekonomi keduanya dan juga diterangkan perbedaan dan persamaan teori antara keduanya dan yang melatar belakangi teorinya, dan diakhiri dengan kesimpulan dari analisa perbandingan pemikiran antara keduanya

13