113321618-laporan-iodoform.pdf

Upload: lidya-purwasih

Post on 18-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Kepustakaan

    o Wertheim E, 1953. A Laboratory Guide for Organic Chemistry. 3rd edition page 51-52. London : University of Arkansas.

    o Buku Diktat dan petunjuk praktikum kimia organik

    I.2. Dasar Teori

    Iodoform termasuk senyawa haloform selain kloroform dan bromoform. Haloform

    dapat terbentuk bila halogen direaksikan dengan senyawa metil keton. Sehingga halogenasi a

    dapat digunakan sebagai dasar uji iodoform untuk senyawa-senyawa metil keton.

    Iodoform adalah senyawa organoiodine dengan formula C H I 3. Sebuah kuning

    pucat, kristal, zat volatile, memiliki bau tajam (dalam teks-teks kimia yang lebih tua, bau ini

    kadang-kadang disebut sebagai bau rumah sakit) dan, analog dengan kloroform , rasa manis.

    Hal ini kadang-kadang digunakan sebagai disinfektan .

    Iodoform pertama kali dibuat oleh Georges Serrulas tahun 1822 dan rumus

    molekul yang telah diidentifikasi oleh Jean-Baptiste Dumas pada tahun 1834. Hal ini

    disintesis dalam reaksi haloform oleh reaksi yodium dan natrium hidroksida dengan salah

    satu dari empat jenis senyawa organik: (i) metil keton : CH 3 COR, asetaldehida (CH 3 CHO),

    etanol (CH 3 CH 2 OH), dan sekunder tertentu alkohol (CH 3 CHROH, dimana R adalah

    gugus alkil atau aril).

    1

  • Reaksi yodium dan dasar dengan metil keton sangat handal, bahwa "uji iodoform"

    (munculnya endapan kuning) digunakan untuk menyelidiki adanya metil keton. Hal ini juga

    terjadi bila pengujian untuk alkohol sekunder (metil alkohol).

    Beberapa reagen (misalnya Hidrogen iodida ) mengkonversi iodoform untuk

    diiodomethane . Juga konversi karbon dioksida mungkin: Iodoform bereaksi dengan air perak

    nitrat untuk menghasilkan karbon monoksida , yang dioksidasi dengan campuran asam sulfat

    dan pentaoksida yodium .Bila diperlakukan dengan unsur perak bubuk iodoform berkurang,

    menghasilkan asetilena . Setelah pemanasan iodoform terurai menjadi menghasilkan yodium

    diatomik, gas hidrogen iodida, dan karbon.

    Senyawa menemukan menggunakan skala kecil sebagai disinfektan. Sekitar awal

    abad ke-20 ini digunakan dalam pengobatan sebagai antiseptik penyembuhan dan rias untuk

    menyembuhkan luka dan luka, meskipun penggunaan ini sekarang digantikan oleh atasan

    antiseptik . Ini adalah bahan aktif dalam serbuk banyak telinga untuk anjing dan kucing ,

    untuk mencegah infeksi dan memfasilitasi penghapusan rambut telinga, bersama dengan seng

    oksida dan asam propanoic

    Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat secara mengkristalkan kembali dari

    cairan pelarut atau campuran pelarut, melarutkan kristal dalam pelarut panas atau campuran

    pelarut yang kemudian didinginkan secara perlahan hingga kristal dapat mulai terbentuk.

    2

  • Proses rekristalisasi terdiri dari :

    1. Melarutkan zat yang belum murni dalam pelarut yang cocok pada atau dekat titik

    didihnya.

    2. Menyaring larutan panas dari partikel-partikel / kotoran-kotoran / bahn yang tidak

    larut

    3. Pendiaman larutan panas menjadi dingin, sehingga terbentuk kristal.

    4. Pemisahan kristal dari larutan induk

    5. Pengeringan.

    3

  • BAB II

    TUJUAN PRAKTIKUM

    II.1. Tujuan Praktikum Iodoform :

    Memahami reaksi haloform

    Memahami cara rekristalisasi dengan pelarut etanol dan air

    Mendapatkan kristal iodoform yang berwarna kuning

    II.2. Tujuan Rekristalisasi :

    Menghilangkan kotoran yang dihasilkan selama reaksi baik mekanis maupun

    fisis

    Mendapatkan kristal yang bagus

    4

  • Bab III

    ALAT & BAHAN

    1. Bahan :

    Iodium 5 g

    Aseton 5 g ( 6 ml )

    NaOH 3,2 g

    Etanol

    2. Alat :

    5

  • Labu Erlenmeyer

    Gelas Ukur

    Beaker Glass

    Kaca Arloji

    Labu Hisap

    Corong Gelas

    Corong Buchner

    Pipet

    Magnetic Bar

    Hot Plate ( magnetic stirrer )

    Oven

    Bab IV

    PROSEDUR KERJA

    1. Cara Kerja

    a. Buat NaOH 1,6 N dengan cara: timbang NaOH 3,2 gram larutkan dalam

    10 ml aquadem lalu tambahkan aquadem hingga 50 ml ( diencerkan ),

    tunggu hingga dingin.

    b. Timbang iodine 5 gram dikaca arloji.6

  • c. Masukkan 6 ml aseton dalam labu erlenmeyer ditambah 5 ml aquadem

    ditambah iodine 5 gram, goyang-goyang sampai larut.

    d. Masukkan larutan NaOH kedalam labu erlenmeyer sedikit demi sedikit

    sambil digoyang-goyang sampai iodium habis bereaksi (warna coklat

    hilang), segera tambahkan aquades 125 ml, kemudian disaring dengan

    corong buchner.

    e. Rekristalisasi dengan etanol panas :

    Panaskan etanol dalam labu erlenmeyer di magnetic stirrer.

    Masukkan iodoform ke dalam labu erlenmeyer+magnetic bar.

    Masukkan etanol yang panas tadi ke dalam labu erlenmeyer yang

    berisi iodoform sedikit demi sedikit sambil dipanaskan dan diaduk

    dengan bantuan magnetic stirrer sampai larut.

    Bila ada kotoran disaring panas,lalu dinginkan.

    Setelah dingin tambahkan air 12,5 ml aquadem dan kocok kuat

    sampai endapan iodoform sempurna lalu saring dengan corong

    buchner dan labu hisap.

    Cuci kristal dengan beberapa tetes etanol dingin.

    f. Keringkan kristal iodoform dalam oven.

    g. Timbang kristal, masukkan wadah dan beri etiket

    2. Mekanisme Reaksi

    7

  • 3. Skema Kerja

    8

    Masukkan aceton 6 ml dalam Erlenmeyer + aquadem 5 ml Timbang iodium 5 gram

  • 9Timbang NaOH 3,2 gram kemudian larutkan kedalam 10 ml aquadem dan encerkan sampai 50 ml

    Iodium ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam labu erlenmeyer

    ( sumbat, kocok)

    Tambahkan NaOH sedikit demi sedikit sampai warna coklat hilang lalu segera tambahkan air 125 ml

    Disaring dengan corong buchner dan labu hisap

    Kristal iodoform dalam erlenmeyer ditambah dengan etanol mendidih sedikit demi sedikit, dipanaskan di atas magnetic stirrer sampai semua kristal larut

    Dinginkan lalu tambahkan air 12,5 ml, kocok

    Disaring dengan corong buchner kemudian dicuci

    dengan beberapa tetes etanol dingin

  • 4. Gambar pemasangan alat

    Aseton 6 ml

    Air 5 ml iodine 5 g

    saring

    Rekristalisasi

    10

    Dikeringkan di oven

    Timbang hasil dan tentukan titik lelehnya kemudian masukkan wadah dan beri etiket

    + NaOH 1,6 N

    Sedikit demi sedikit

    ad warna coklat hilang SEGERA + air 125 ml

    Pompa hisap

    1

    2

    Timbang hasil

    Titik leleh 1200C

    Hasil teoritis 2,58 g

  • keringkan saring

    + 12,5 ml air, kocok

    BAB V

    HASIL PERCOBAAN

    Hasil teoritis : 2,58 gram

    Hasil percobaan : 1,45 gram

    Presentasi hasil : 1.45 gram/2,58 gram X 100 %

    = 56,20 %

    11

    Dinginkan 15 menit

  • BAB VI

    PEMBAHASAN

    Reaksi iodoform adalah reaksi haloform yang merupakan suatu reaksi yang spesifik

    untuk gugus metil keton ( syarat terjadinya reaksi iodoform yaitu adanya gugus metil keton ).

    Dalam suasana basa gugus metil keton diiodnasi sampai terbentuk iodoform ( CHI3 ) yang

    padat dan berwarna kuning. Kristal iodoform berwarna kuning apabila kristal yang kita

    kehendaki berwarna ( tidak kuning ) maka harus segera disaring dengan ditambah norit

    ( carbo adsorben ) untuk menyerap kotoran-kotoran tersebut. Penambahan norit adalah

    sebanyak 0,25% - 2% dari berat seluruhnya campuran kemudian dipanaskan pada suhu 500C

    lalu selanjutnya dilakukan rekristalisasi. Karena pada suhu tersebut norit bekerja optimum

    untuk menyerap zat warna atau kotoran yang tidak kita kehendaki dalam proses reaksi untuk

    mendapatkan kristal iodium.

    Dalam percobaan kali ini gugus metil keton yang digunakan adalah aseton ( dimetil

    keton CH3-C=O-CH3 ), dalam suasana basa jika direaksikan dengan iodium akan

    membentuk iodoform. Reaksi iodoform dapat terjadi apabila ada senyawa metil karbinol

    ( CH3-OH-..) atau metil keton (CH3-C=O-...). Dalam percobaan iodoform ini dilakukan

    pengenceran aseton dengan aquadem. Hal ini disebabkan karena aseton mudah menguap

    maka dengan adanya penambahan air diharapkan dapat mencegah penguapan aseton.

    Sehingga aseton yang akan bereaksi dengan iodium tidak berkurang

    Adanya NaOH dalam reaksi iodoform ini adalah sebagai pembentuk suasana basa.

    Dalam percobaan ini setelah iodium habis bereaksi membentuk iodoform ( sudah terbentuk 12

  • kristal iodoform ) maka harus segera ditambahkan air agar kristal iodoform tidak terus

    bereaksi dengan NaOH karena dapat mempengaruhi jumlah kristal iodoform yang terbentuk

    dan untuk menyempurnakan reaksi agar kristal yang dihasilkan bagus.

    Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan terbentuknya iodoform adalah

    kurang tepatnya penambahan NaOH, penambahan NaOH yang terlalu sedikit suasananya

    akan menjadi kurang basa maka akibatnya kristal iodoform yang terbentuk sedikit atau

    penambahan yang berlebih maka kristal iodoform akan bereaksi terus menerus dengan NaOH

    ( iodoform dapat larut kedalam NaOH ).

    Setelah habis bereaksi dengan NaOH dan telah ditambah dengan air 125 ml maka

    dilakukan rekristalisasi menggunakan corong buchner dan labu hisap. Rekristalisasi adalah

    pemurnian zat padat dimana jika dalam keadaan panas zat tersebut akan larut dalam pelarut

    tertentu tetapi pada suhu kamar atau dingin maka akan terbentuk kristal. Dalam reaksi

    iodoform ini pelarut tersebut adalah etanol ( 1 bagian iodoform larut dalam 16 bagian etanol

    panas ). Etanol disini dipanaskan dengan hot plate bukan dengan api bebas dengan diberi

    corong yang tertutup kapas agar penguapan etanol dapat terkurangi. Setelah itu etanol

    ditambahkan sedikit demi sedikit ke erlenmeyer yang sudah terisi kristal iodoform sambil

    dipanaskan dan diaduk dengan bantuan magnetic stirrer., kemudian dinginkan dan tambah air

    agar kristal dapat segera terbentuk. Penambahan etanol harus sampai tepat larut. Apabila

    berlebih maka kristal iodoform akan sulit mengkristal kembali.

    Setelah disaring dengan corong buchner maka kristal iodoform di keringkan dioven

    pada suhu 400C lalu ditimbang dan dikemas serta diberi etiket. Perbedaan hasil teoritis

    dengan praktikum dapat disebabkan oleh banyak hal seperti :

    Suasana dari penanbahan NaOH yang kurang basa sehingga kristal iodoform

    yang terbentuk ikut berkurang

    Penambahan air saat sudah terbentuk iodoform tidak sesegera mungkin

    sehingga banyak iodoform yang bereaksi dengan NaOH

    Penambahan etanol panas untuk melarutkan iodoform saat proses rekristalisasi

    terlalu berlebih sehingga kristal yang terbentuk saat keadaan dingin berkurang

    Reaksi iodium dengan aseton kurang sempurna

    13

  • Karena penimbangan zat ( iodium ) yang kurang akurat,atau

    Karena penguapan dari pereaksi atau bahan yang digunakan

    ( iodium,aseton,etanol)

    Diskusi :

    1. Mengapa aseton diencerkan dengan air ?

    Jawab :

    Karena aseton bersifat mudah menguap sehingga untuk mengurangi penguapan

    ditambahkan air agar volumenya tidak berkurang saat reaksi iodoform berlangsung.

    2. Apa fungsi dari NaOH ?

    Jawab :

    Sebagai suasana basa dalam reaksi iodoform

    Sebagai nukleofil yang menyerang atom karbonil sehingga membentuk keton

    yang terhalogenasi dan ion CI3 yang tidak stabil yang segera membentuk CHI3 (iodoform)

    Sebagai oksidator, yang akan bereaksi dengan I2 membentuk NaIO lalu

    kemudian terurai menjadi NaI dan O nasen yang memiliki sifat sebagai

    oksidator yang mengubah aseton menjadi triodo aseton

    3. Apa artinya setelah iodium habis bereaksi, segera ditambahkan dengan sejumlah air ?

    Jawab :

    Iodium yang sudah habis bereaksi tersebut ditandai dengan hilangnya warna coklat

    dari larutan tersebut. Penambahan air bertujuan untuk mengurangi oksidasi iodium

    oleh cahaya.

    4. Faktor apa yang menyebabkan kegagalan terbentuknya iodoform ?

    Jawab :

    14

  • Suasananya kurang basa ( saat penambahan NaOH )

    Dikarenakan penimbangan yang tidak tepat ( kurang akurat )

    Dikarenakan reaksi antara aseton (metil keton pada aseton) dengan iodium

    kurang sempurna sehingga tidak semua reaksinya membentuk iodoform.

    5. Bagaimana pembuatan bromoform dan kloroform ?

    Jawab :

    Selain iodoform halogen lainnya adalah kloroform dan bromoform, pembuatannya

    sama seperti reaksi iodoform tetapi hanya gugus halogennya saja yang diganti

    (kloroform Cl, kalau bromoform Br)

    Mekanisme Kloroform :

    Kalau Bromoform maka gugus halogen Cl diganti dengan Br

    15

    CCl3 O

    CH3 C + CCl3

    O

    CH3-C=O

    O

    + HCCl 3 (kloroform)

  • KESIMPULAN

    Yang termasuk senyawa haloform selain Kloroform dan Bromoform adalah Iodoform.

    Syarat dari reaksi iodoform ( haloform ) adalah harus terdapat pula metil keton atau metil

    karbinol. Dalam praktikum kali ini metil keton yang digunakan adalah aseton ( dimetil keton

    CH3-C-CH3 ) gugus metil keton tersebut akan diiodinasi dalam suasana basa hingga

    terbentuk iodoform atau CHI3 yang berwarna kuning. Suasana basa tersebut didapat dengan

    penambahan NaOH tetes demi tetes hingga warna ungu kehitaman dari iodii berubah menjadi

    warna kuning yang merupakan iodoform, lalu segera diencerkan dengan air agar NaOH tidak

    terus menerus bereaksi (sebagai pengencer).

    Setelah disaring dilakukan proses rekristalisasi. Pelarut yang digunakan adalah etanol

    panas ( yang telah dididihkan di hot plate ). Kelarutan iodoform dalam etanol panas adalah 1 :

    16, penambahan etanol pun tidak boleh berlebih karena jika berlebih maka iodoform yang

    akan larut sulit mengkristal kembali dalam keadaan dingin. Setelah larut baru didinginkan

    ( direndam dengan air ) baru ditambah air 12,5 ml maka kristal yang terbentuk disaring dan

    dioven baru ditimbang untuk mengetahui presentasi hasil.

    16

    O

  • Mengetahui :

    Praktikan,

    Monica Dyah P Bunga Anistia W

    ( 1090053 ) ( 1090060 )

    17