1 bab i 2 pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 kuat...

13
1 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam dikenal kaidah muamalah yang merupakan kaidah hukum atas hubungan antara manusia, yang di dalamnya termasuk hubungan perdagangan dalam arti yang luas. Pada dasarnya sejarah perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan, asuransi, dan pasar modal merupakan suatu proses sejarah yang sangat panjang. Seiring dengan perkembangan zaman, sebuah kemudahan dalam hal menjamin kehidupan dimasa yang akan datang dibutuhkan masyarakat, hal ini disebabkan karena manusia tidak akan pernah lepas dari risiko dalam menjalankan setiap aktivitasnya. Risiko merupakan ketidaktentuan (uncertaity) yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Risiko tidak dapat dihilangkan, namun dapat diminimalisir untuk menghindari kerugian yang lebih besar lagi, salah satu cara untuk meminimalisir risiko adalah dengan mengikuti asuransi. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim, sangat diperlukan lembaga asuransi yang dijalankan sesuai dengan syariat Islam. Atas dasar itulah maka lahir Asuransi Syariah yang keberadaannya mampu menarik minat masyarakat akan perlindungan terhadap risiko. Asuransi syariah di Indonesia mulai berdiri pada tahun 1994, tepatnya tanggal 25 Agustus 1994. itandai dengan berdirinya salah satu Asuransi syariah yaitu Asuransi Syariah Takaful yang diprakarsai oleh Tim Pembentuk Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dipelopori oleh Ikatan Cendikiawan Muslim

Upload: others

Post on 22-Sep-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1

1 BAB I

2 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Islam dikenal kaidah muamalah yang merupakan kaidah hukum

atas hubungan antara manusia, yang di dalamnya termasuk hubungan

perdagangan dalam arti yang luas. Pada dasarnya sejarah perkembangan industri

keuangan syariah yang meliputi perbankan, asuransi, dan pasar modal merupakan

suatu proses sejarah yang sangat panjang. Seiring dengan perkembangan zaman,

sebuah kemudahan dalam hal menjamin kehidupan dimasa yang akan datang

dibutuhkan masyarakat, hal ini disebabkan karena manusia tidak akan pernah

lepas dari risiko dalam menjalankan setiap aktivitasnya. Risiko merupakan

ketidaktentuan (uncertaity) yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Risiko

tidak dapat dihilangkan, namun dapat diminimalisir untuk menghindari kerugian

yang lebih besar lagi, salah satu cara untuk meminimalisir risiko adalah dengan

mengikuti asuransi. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim,

sangat diperlukan lembaga asuransi yang dijalankan sesuai dengan syariat Islam.

Atas dasar itulah maka lahir Asuransi Syariah yang keberadaannya mampu

menarik minat masyarakat akan perlindungan terhadap risiko.

Asuransi syariah di Indonesia mulai berdiri pada tahun 1994, tepatnya

tanggal 25 Agustus 1994. itandai dengan berdirinya salah satu Asuransi syariah

yaitu Asuransi Syariah Takaful yang diprakarsai oleh Tim Pembentuk Asuransi

Takaful Indonesia (TEPATI) yang dipelopori oleh Ikatan Cendikiawan Muslim

Page 2: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2

Indonesia (ICMI) melalui yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia,

PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, dan beberapa

pengusaha muslim Indonesia. Nilai-nilai syariah yang termuat dalam Al-Qur’an

dan Al-Sunnah, serta berdasakan surat keputusan Nomor: Kep.-

385/KMK.017/1994 yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan, asuransi

syariah mulai beroperasi secara resmi. Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun

1992 pasal 1 tentang usaha perasuransian, Asuransi atau pertanggungan adalah

perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk

memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau

kehilangan. Keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum pada

pihak ketiga yang mungkin ada diderita tertanggung, yang timbul dari suatu

peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang

didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2015 jumlah

Asuransi Umum Unit Syariah sekarang telah mencapai 25 Perusahaan, Asuransi

Umum Full syariah berjumlah 3 perusahaan, Asuransi Jiwa unit syariah berjumlah

19 perusahaan, lima perusahaan asuransi jiwa full syariah, dan 3 perusahaan

reasuransi unit syariah.1 Asuransi syariah di Indonesia lebih dikenal dengan istilah

takaful yang berarti saling menanggung atau menanggung bersama. Dalam

pengertian muamalah, takaful mengandung arti saling menanggung resiko

1Otoritas Jasa Keuangan (2015), “Daftar Perusahaan Asuransi Umum, Jiwa dan

Reasuransi dengan Prinsip Syariah” dipublikasikan dalam

https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Daftar-Perusahaan-Asuransi-Umum,-Jiwa-dan-Reasuransi-dengan-Prinsip-Syariah.aspx diakses tanggal 29 April 2018

pkl. 20.02

Page 3: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

diantara sesama manusia, sedangkan pengertian asuransi syariah menurut Fatwa

Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor. 21/DSN-MUI/3/2012 tentang Asuransi

Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah

orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabbaru’ yang

memberikan pola pegembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad

(perikatan) yang sesuai syariah. Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud

adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian),riba, zhulm

(penganiayaan), risywah (suap),barang haram dan maksiat.2

Ditinjau berdasarkan jenis risiko yang ditanggungnya, asuransi syariah

dibedakan menjadi dua yaitu takaful keluarga (asuransi jiwa) dan takaful umum

(asuransi kerugian) Takaful keluarga merupakan bentuk takaful yang memberikan

perlindungan dalam menghadapi kematian dan kecelakaan atas diri peserta

takaful. Sedangkan takaful umum adalah bentuk takaful yang memberi

perlindungan dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta milik peserta

takaful.3 Takaful kerugian memiliki konsep tolong menolong atau saling

melindungi dalam kebenaran. Bentuk tolong menolong ini diwujudkan dalam

dana kebajikan (dana tabbaru’) sebesar yang ditetapkan.4 Dana tabbaru’ adalah

uang yang disediakan atau sengaja dikumpulkan untuk suatu maksud, derma,

sedekah, pemberian, atau hadiah.5 Dengan kata lain dana tabbaru’ adalah dana

hibah yang dikumpulkan oleh peserta sebagai dana tolong menolong (dana

2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, Februari 2009), hlm.52 3Muh. Fudhail Rahman, Asuransi dalam persoejtif hukum islam. (AL-‘adalah vol. X No.1

2011) 4 Syakir Muhammad Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan sistem

operasional.(Jakarta: Gema Insani 2004), hlm. 225 5 Hassan Noel Arifin

Page 4: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

kebajikan) untuk membantu peserta yang sedang mendapatkan musibah. Dalam

konteks akad dalam asuransi syariah, tabbaru’ bermaksud memberikan dana

kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara sesama,

apabila ada diantanranya yang mendapat musibah. Dana tabbaru’ tersebut berasal

dari kontribusi peserta asuransi. Kontribusi (al-musahamah) dalam perjanjian

takaful adalah pertimbangan keuangan (al-iwad) dari bagian peserta yang

merupakan kewajiban yang muncul dari perjanjian antara peserta dan tanggung

jawab bagi perusahaan asuransi untuk mengelolanya dengan baik.6 Kontribusi

yang telah dibayarkan oleh peserta asuransi akan menjadi tanggung jawab bagi

perusahaan asuransi untuk mengelolanya dengan baik. Menurut PSAK

(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), kontribusi adalah jumlah bruto yang

menjadi kewajiban peserta untuk porsi risiko dan ujroh.7 Adapun definisi lain

menyatakan bahwa kontribusi adalah kerjasama mutual dimana tiap-tiap peserta

memberikan kontribusi dana kepada suatu perusahaan dan perusahaan tersebut

hendak menerima kompensasi atas kontribusinya tersebut berdasarkan besarnya

premi yang diberikan.8

Perusahaan asuransi syariah melaksanakan kegiatan investasi yang sesuai

dengan syariat islam, untuk mengelola dan tabarru’ peserta. Perusahaan asuransi

syariah akan memperoleh keuntungan dari hasil investasinya, hasil investasi

tersebut kemudian dimasukan dalam rekening dana tabbaru’. Perusahaan asuransi

syariah hanya boleh menginvestasikan dananya pada lembaga yang bergerak

6Ibid,hlm.246

7 Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan Np.108

8 Syakir Muhammad Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan sistem

operasional.(Jakarta: Gema Insani 2004),hlm.246

Page 5: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah contohnya seperti bank syariah, BPRS,

Obligasi syariah, dan kegiatan lainnya. Surplus underwrting berasal dari dana

tabbaru’ setelah dikurangi dengan biaya reasuransi dan klaim. Sehingga ketika

perusahaan mengalami peningkatan hasil investasi maka cadangan dana tabbaru’

semakin meningkat dan pada saat dana tabbaru’ lebih besar dari beban asuransi

maka akan terjadi surplus underwriting. Jadi, pada saat hasil investasi naik, maka

nilai surplus underwriting juga naik.9

Perusahaan asuransi syariah tidak terlepas dari fungsi manajemen

underwriting dalam proses operasionalnya. Underwriting adalah proses

menyeleksi risiko dan mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat yang dapat

ditanggung oleh perusahaan. Dalam hal ini, risiko yang muncul merupakan klaim.

Klaim adalah poses pengajuan oleh peseta asuransi untuk mendapatkan uang

pertanggungan setelah peserta melaksanakan seluruh kewajibannya kepada

perusahaan asuransi berupa penyelesaian pembayarn premi. Dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor. 108 menjelaskan beberapa

pernyataan tentang akuntansi transaksi asuransi syariah, diantaranya: (1)

Kontribusi dari peserta diakui sebagai bagian dari dana tabbaru’ dalam dana

peserta, (2) Dana tabbaru’ juga dibentuk dari hasil investasi. Hasil investasi dana

tabbaru’ seluruhnya menjadi penambah dana tabbaru´; atau sebagian menjadi

penamabah dana tabbaru’ dan sebagian lainnya untuk entitas pengelola sesuai

dengan akad yang disepakati, dan (3) Pembayaran manfaat asuransi atau klaim

berasal dari dana peserta kolektif (dana tabbaru’) dimana risiko ditanggung secara

9Syakir Muhammad Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan sistem

operasional.(Jakarta: Gema Insani 2004), hlm.249

Page 6: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

bersama antara peserta asuransi. Surplus underwriting pada perusahaan asuransi

umum syariah berasal dari dana tabbaru’ peserta.10

PT. Asuransi Sinar Mas Syariah merupakan salah satu asuransi umum unit

syariah dari asuransi sinar mas. Berikut adalah fluktuasi antara hasil investasi,

kontribusi dan Surplus Underwriting pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah.

Periode triwulan tahun 2015-2018.

Tabel 1.1

Hasil Investasi, Kontribusi, dan Surplus UnderwritingDana Tabbaru’ PT.

Asuransi Sinar Mas Syariah Periode Triwulan Tahun 2015-2018

(dalam jutaan rupiah)

Triwulan

Hasil Investasi

Kontribusi

Surplus Underwriting

(Rp) (Rp) (Rp)

5.945 91.756 (1.316)

2015 I 1.764 ↓ 46.443 ↓ 727 ↑

II 3.221 ↑ 67.031 ↑ 3.846 ↑

III 3.997 ↑ 85.544 ↑ 4.680 ↑

IV 6.150 ↑ 106.058 ↑ 5.540 ↑

2016 I 2.754,02 ↓ 51.638,71 ↓ 8.797,67 ↑

II 5.896,43 ↑ 73.108,21 ↑ 9.541 ↑

III 9.994 ↑ 88.874 ↑ 11.668 ↑

IV 11.644,10 ↑ 104.746,93 ↑ 10.398,50 ↓

2017 I 3.529,83 ↓ 51.968,91 ↓ 719,2 ↓

II 5.807,71 ↑ 71.906,47 ↑ 891,59 ↑

III 10.157,71 ↑ 54.255,30 ↓ (2.413,31) ↓

IV 13.571,54 ↑ 64.992,83 ↑ 348,41 ↑

2018 I 2.154,48 ↓ 30.446,53 ↓ 1.821,78 ↑

II (1.019,41) ↓ 41.587,85 ↑ 1.387,58 ↓

III (1.185,59) ↓ 52.959,46 ↑ (225,98) ↓

IV 3.686,04 ↑ 84.999,82 ↑ 5.130,34 ↑

Sumber: Annual Report PT. Asuransi Sinar Mas Syariah priode triwulan 2015-2017, www.sinarmas.co.id, (Data diolah Tahun 2018)

10

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Jakarta: Kencana Pranada

Media Group 2009), hlm. 282

Page 7: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah

pada tahun 2015 periode sebelum triwulan I menunjukan angka sebesar Rp. 5.945

pada hasil investasi dan Rp. 91.756 pada kontribusi sedangkan pada periode

triwulan I hasil investasi menunjukan angka sebesar Rp. 1.764 dan kontribusi

menunjukan angka Rp. 46.443, angka ini menunjukan bahwa hasil investasi dan

kontibusi mengalami penurunan sedangkan surplus underwriting mengalami

peningkatan, ditunjukan dengan nominal sebelum triwulan I adalah Rp. (1.316)

dan pada periode triwulan I Rp. 727. Pada triwulan ke 1 tahun 2016 hasil investasi

dan kontribusi mengalami penurunan tetapi surplus underwriting mengalami

kenaikan, hal ini ditunjukan dengan angka pada hasil investasi periode 2015

triwulan IV Rp. 6.150 sedangkan pada tahun 2016 Triwulan 1 RP. 2.754,02 ini

menunjukan penuruan, Kontribusi periode 2015 triwulan IV Rp. 106.058

sedangkan pada tahun 2016 Triwulan 1 RP. 51.683,71 inipun menunjukan

penurunan, dan pada surplus underwriting pada periode 2015 triwulan IV

menunjukan angka Rp. 5.540 dan periode 2016 triwulan 1 Rp. 8.797,67 hal ini

menunjukan kenaikan.

Pada periode triwulan 4 tahun 2106, hasil investasi dan kontribusi

mengalami kenaikan akan tetapi surplus underwriting mengalami penurunan, hal

ini ditunjukan dengan angka Rp. 9.994 pada hasil investasi di triwulan 3

sedangkan triwulan 4 Rp. 11.644,10, pada triwulan 3 kontribusi menunjukan

angka Rp. 88.874 sedangkan pada triwulan 4 menunjukan kenaikan hingga angka

Rp. 104.476,93, sedangkan surplus underwriting menunjukan angka Rp. 11.668

dan pada tiwulan 4 menunjukan angka Rp. 10.398,59. Tahun 2017 periode

Page 8: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

triwulan ke 3 hasil investasi mengalami kenaikan dan surplus underwriting

mengalami penurunan, hal ini ditunjukan dengan nominal pada triwulan 2 ditahun

yang sama yaitu sebesar Rp. 5.807,71 sedangkan pada triwulan berikutnya

menunjukan nominal Rp. 10.157,71 sedangkan surplus Underwriting menunjukan

penurunan dengan angka Rp. 891,59 pada triwulan 2 dan Rp. (2.413,31) pada

periode ke 3 tahun 2017.

Pada tahun 2018 periode triwulan ke 1 hasil investasi dan kontribusi

mengalami penurunan, akan tetapi surplus Underwriting mengalami kenaikan,

hal ini ditunjukan dengan angka Rp. 13.571,54 untuk hasil investasi pada triwulan

4 tahun 2017 dan Rp. 64.992,83 untuk kontribusi pada periode yang sama,

sedangkan pada surplus underwriting menunjukan angka Rp. 348,41. Pada

periode berikutya terlihat ada penuran hingga menunjukan angka Rp. 2.154,48

untuk hasil investasi dan Rp.30.446,53 untuk kontribusi, sedangkan surplus

underwriting mengalami kenaikan hingga Rp. 1.821,78. Pada periode 2 tahun

2018, kontribusi mengalami kenaikan akan tetapi surplus Underwriting

mengalami penurunan, begitupun dengan peiode 3 pada tahun yang sama, hal ini

ditunjukan dengan angka Rp. 41.587,85 dan Rp. 52.959, 46 untuk kontribusi dan

Rp. 1.387,58 dan Rp. (225,98) untuk Surplus Underwriting.

Berikut ini disajikan grafik yang menunjukan fluktuasi hasil investasi,

kontribusi, dan surplus underwriting PT. Asuransi Sinar Mas Syariah periode

2015-2018 untuk memudahkan pembaca dalam melihat perkembangan hasil

investasi, kontribusi, dan surplus underwriting PT. Asuransi Sinar Mas Syariah

periode 2015-2018 .

Page 9: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Grafik 1.1

PerkembanganHasil Investasi, Kontribusi Peserta, dan Surplus Underwriting

pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah. Periode triwulan tahun 2015-2017

Pada grafik di atas terlihat naik turunnya hasil investasi, kontribusi dan

surplus underwriting yang terjadi pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah periode

2015-2018. Dapat dilihat bahwa pada garis grafik hasil investasi dan surplus

underwriting mengalami pergerakan yang tidak begitu signifikan, namun pada

kontribusi mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Namun pada tahun

2018 terjadi penurunan pada kontribusi peserta yang signifikan yang kemudian

dilanjutakan dengan adanya kenaikan pada periode berikutnya.

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu hasil investasi

dan kontribusi. Kedua variabel ini akan diteliti untuk mengetahui pengaruh

terhadap variabel dependennya. Sedangkan variabel dependen yang digunakan

adalah surplus underwriting pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah dengan periode

waktu pada tahun 2015-2018. Ketika asuransi syariah memperoleh surplus

underwriting, dana tersebut dapat digunakan sebagai cadangan bagi pembayaran

-20,000

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

2015 2016 2017 2018

Hasil Investasi (Rp) 5.945 Kontribusi (Rp) 91.756

Surplus Underwriting (Rp) -1.316

Page 10: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

klaim peserta asuransi dimasa depan, atas dasar di ataslah penelitian ini menjadi

penting. Selain sebagai dana cadangan, hal ini juga dapat meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap layanan dan jasa perusahaan asuransi syariah.

Atas dasar pemikiran tersebut penulis akan mengadakan penelitian yang berjudul

Pengaruh Hasil Investasi dan Kontribusi terhadap Surplus Underwriting Dana

Tabbaru’ PT. Asuransi Sinar Mas Syariah Periode 2015-2018.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat identifikasi masalahnya,

yaitu bahwa surplus underwriting dipengaruhi oleh hasil investasi dan klaim. Hal

ini disebabkan bahwa semakin tinggi hasil investasi maka semakin tinggi pula

surplus underwriting. begitupun dengan kontribusi peserta, semakin tinggi

kontribusi peserta maka semakin tinggi pula surplus underwriting nya. Adapun

permasalahan utama yang diangkat menjadi obyek kajian dalam penelitian ini

adalah:

1. Seberapa besar pengaruh Hasil Investasi terhadap Surplus Underwriting di

Asuransi Sinar Mas Syariah secara parsial?

2. Seberapa besar pengaruh Kontribusi Peserta terhadap Surplus Underwriting di

Asuransi Sinar Mas Syariah secara parsial?

3. Seberapa besar pengaruh Hasil Investasi dan Kontribusi terhadap Surplus

Underwriting di Asuransi Sinar Mas Syariah secara simultan?

Page 11: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan perumusan masalah seperti dikemukakan sebelumnya,

penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1. Mengetahui pengaruh hasil investasi terhadap surplus underwriting di Asuransi

Sinar Mas Syariah secara parsial;

2. Mengetahui pengaruh kontribusi peserta terhadap surplus underwriting di

Asuransi Sinar Mas Syariah secara parsial;

3. Mengetahui pengaruh hasil investasi dan kontribusi peserta terhadap surplus

underwriting di Asuransi Sinar Mas Syariah secara simultan.

D. Kegunaan Penelitian

Dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah, penulis melakukan penulisan

untuk memberikan manfaat kepada para pembacanya. Seperti pada penulisan

proposal penelitian ini, penulis berharap ada manfaat yang akan di dapat oleh para

pembacanya, antara lain :

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran

keilmuan Ekonomi Islam khususnya tentang hubungan hasil investasi dan

kontribusi terhadap surplus underwriting. Penelitian ini dapat menjadi dasar

untuk memperluas wawasan bagi penulis khususnya dan umunya

memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca, selain itu juga

memberikan stimulus bagi para peneliti pemula untuk mengkaji lebih dalam

masalah yang sama atau yang serupa serta menambah wawasan kepustakaan

Page 12: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Di samping itu, berguna sebagai

bahan pertimbangan dan informasi bagi peneliti lain terkait dengan

penelitian ini.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam pembuatan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam

bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimalkan kinerja

perusahaan.

Page 13: 1 BAB I 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,