1 bab i 2 pendahuluan a. latar belakang masalahdigilib.uinsgd.ac.id/20126/4/4_bab1.pdf · 2 kuat...
TRANSCRIPT
1
1 BAB I
2 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Islam dikenal kaidah muamalah yang merupakan kaidah hukum
atas hubungan antara manusia, yang di dalamnya termasuk hubungan
perdagangan dalam arti yang luas. Pada dasarnya sejarah perkembangan industri
keuangan syariah yang meliputi perbankan, asuransi, dan pasar modal merupakan
suatu proses sejarah yang sangat panjang. Seiring dengan perkembangan zaman,
sebuah kemudahan dalam hal menjamin kehidupan dimasa yang akan datang
dibutuhkan masyarakat, hal ini disebabkan karena manusia tidak akan pernah
lepas dari risiko dalam menjalankan setiap aktivitasnya. Risiko merupakan
ketidaktentuan (uncertaity) yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Risiko
tidak dapat dihilangkan, namun dapat diminimalisir untuk menghindari kerugian
yang lebih besar lagi, salah satu cara untuk meminimalisir risiko adalah dengan
mengikuti asuransi. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim,
sangat diperlukan lembaga asuransi yang dijalankan sesuai dengan syariat Islam.
Atas dasar itulah maka lahir Asuransi Syariah yang keberadaannya mampu
menarik minat masyarakat akan perlindungan terhadap risiko.
Asuransi syariah di Indonesia mulai berdiri pada tahun 1994, tepatnya
tanggal 25 Agustus 1994. itandai dengan berdirinya salah satu Asuransi syariah
yaitu Asuransi Syariah Takaful yang diprakarsai oleh Tim Pembentuk Asuransi
Takaful Indonesia (TEPATI) yang dipelopori oleh Ikatan Cendikiawan Muslim
2
Indonesia (ICMI) melalui yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia,
PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, dan beberapa
pengusaha muslim Indonesia. Nilai-nilai syariah yang termuat dalam Al-Qur’an
dan Al-Sunnah, serta berdasakan surat keputusan Nomor: Kep.-
385/KMK.017/1994 yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan, asuransi
syariah mulai beroperasi secara resmi. Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun
1992 pasal 1 tentang usaha perasuransian, Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan. Keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum pada
pihak ketiga yang mungkin ada diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2015 jumlah
Asuransi Umum Unit Syariah sekarang telah mencapai 25 Perusahaan, Asuransi
Umum Full syariah berjumlah 3 perusahaan, Asuransi Jiwa unit syariah berjumlah
19 perusahaan, lima perusahaan asuransi jiwa full syariah, dan 3 perusahaan
reasuransi unit syariah.1 Asuransi syariah di Indonesia lebih dikenal dengan istilah
takaful yang berarti saling menanggung atau menanggung bersama. Dalam
pengertian muamalah, takaful mengandung arti saling menanggung resiko
1Otoritas Jasa Keuangan (2015), “Daftar Perusahaan Asuransi Umum, Jiwa dan
Reasuransi dengan Prinsip Syariah” dipublikasikan dalam
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Daftar-Perusahaan-Asuransi-Umum,-Jiwa-dan-Reasuransi-dengan-Prinsip-Syariah.aspx diakses tanggal 29 April 2018
pkl. 20.02
diantara sesama manusia, sedangkan pengertian asuransi syariah menurut Fatwa
Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor. 21/DSN-MUI/3/2012 tentang Asuransi
Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabbaru’ yang
memberikan pola pegembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai syariah. Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud
adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian),riba, zhulm
(penganiayaan), risywah (suap),barang haram dan maksiat.2
Ditinjau berdasarkan jenis risiko yang ditanggungnya, asuransi syariah
dibedakan menjadi dua yaitu takaful keluarga (asuransi jiwa) dan takaful umum
(asuransi kerugian) Takaful keluarga merupakan bentuk takaful yang memberikan
perlindungan dalam menghadapi kematian dan kecelakaan atas diri peserta
takaful. Sedangkan takaful umum adalah bentuk takaful yang memberi
perlindungan dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta milik peserta
takaful.3 Takaful kerugian memiliki konsep tolong menolong atau saling
melindungi dalam kebenaran. Bentuk tolong menolong ini diwujudkan dalam
dana kebajikan (dana tabbaru’) sebesar yang ditetapkan.4 Dana tabbaru’ adalah
uang yang disediakan atau sengaja dikumpulkan untuk suatu maksud, derma,
sedekah, pemberian, atau hadiah.5 Dengan kata lain dana tabbaru’ adalah dana
hibah yang dikumpulkan oleh peserta sebagai dana tolong menolong (dana
2 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, Februari 2009), hlm.52 3Muh. Fudhail Rahman, Asuransi dalam persoejtif hukum islam. (AL-‘adalah vol. X No.1
2011) 4 Syakir Muhammad Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan sistem
operasional.(Jakarta: Gema Insani 2004), hlm. 225 5 Hassan Noel Arifin
kebajikan) untuk membantu peserta yang sedang mendapatkan musibah. Dalam
konteks akad dalam asuransi syariah, tabbaru’ bermaksud memberikan dana
kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara sesama,
apabila ada diantanranya yang mendapat musibah. Dana tabbaru’ tersebut berasal
dari kontribusi peserta asuransi. Kontribusi (al-musahamah) dalam perjanjian
takaful adalah pertimbangan keuangan (al-iwad) dari bagian peserta yang
merupakan kewajiban yang muncul dari perjanjian antara peserta dan tanggung
jawab bagi perusahaan asuransi untuk mengelolanya dengan baik.6 Kontribusi
yang telah dibayarkan oleh peserta asuransi akan menjadi tanggung jawab bagi
perusahaan asuransi untuk mengelolanya dengan baik. Menurut PSAK
(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), kontribusi adalah jumlah bruto yang
menjadi kewajiban peserta untuk porsi risiko dan ujroh.7 Adapun definisi lain
menyatakan bahwa kontribusi adalah kerjasama mutual dimana tiap-tiap peserta
memberikan kontribusi dana kepada suatu perusahaan dan perusahaan tersebut
hendak menerima kompensasi atas kontribusinya tersebut berdasarkan besarnya
premi yang diberikan.8
Perusahaan asuransi syariah melaksanakan kegiatan investasi yang sesuai
dengan syariat islam, untuk mengelola dan tabarru’ peserta. Perusahaan asuransi
syariah akan memperoleh keuntungan dari hasil investasinya, hasil investasi
tersebut kemudian dimasukan dalam rekening dana tabbaru’. Perusahaan asuransi
syariah hanya boleh menginvestasikan dananya pada lembaga yang bergerak
6Ibid,hlm.246
7 Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan Np.108
8 Syakir Muhammad Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan sistem
operasional.(Jakarta: Gema Insani 2004),hlm.246
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah contohnya seperti bank syariah, BPRS,
Obligasi syariah, dan kegiatan lainnya. Surplus underwrting berasal dari dana
tabbaru’ setelah dikurangi dengan biaya reasuransi dan klaim. Sehingga ketika
perusahaan mengalami peningkatan hasil investasi maka cadangan dana tabbaru’
semakin meningkat dan pada saat dana tabbaru’ lebih besar dari beban asuransi
maka akan terjadi surplus underwriting. Jadi, pada saat hasil investasi naik, maka
nilai surplus underwriting juga naik.9
Perusahaan asuransi syariah tidak terlepas dari fungsi manajemen
underwriting dalam proses operasionalnya. Underwriting adalah proses
menyeleksi risiko dan mengklasifikasikannya sesuai dengan tingkat yang dapat
ditanggung oleh perusahaan. Dalam hal ini, risiko yang muncul merupakan klaim.
Klaim adalah poses pengajuan oleh peseta asuransi untuk mendapatkan uang
pertanggungan setelah peserta melaksanakan seluruh kewajibannya kepada
perusahaan asuransi berupa penyelesaian pembayarn premi. Dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor. 108 menjelaskan beberapa
pernyataan tentang akuntansi transaksi asuransi syariah, diantaranya: (1)
Kontribusi dari peserta diakui sebagai bagian dari dana tabbaru’ dalam dana
peserta, (2) Dana tabbaru’ juga dibentuk dari hasil investasi. Hasil investasi dana
tabbaru’ seluruhnya menjadi penambah dana tabbaru´; atau sebagian menjadi
penamabah dana tabbaru’ dan sebagian lainnya untuk entitas pengelola sesuai
dengan akad yang disepakati, dan (3) Pembayaran manfaat asuransi atau klaim
berasal dari dana peserta kolektif (dana tabbaru’) dimana risiko ditanggung secara
9Syakir Muhammad Sula, Asuransi Syariah (Life and General); Konsep dan sistem
operasional.(Jakarta: Gema Insani 2004), hlm.249
bersama antara peserta asuransi. Surplus underwriting pada perusahaan asuransi
umum syariah berasal dari dana tabbaru’ peserta.10
PT. Asuransi Sinar Mas Syariah merupakan salah satu asuransi umum unit
syariah dari asuransi sinar mas. Berikut adalah fluktuasi antara hasil investasi,
kontribusi dan Surplus Underwriting pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah.
Periode triwulan tahun 2015-2018.
Tabel 1.1
Hasil Investasi, Kontribusi, dan Surplus UnderwritingDana Tabbaru’ PT.
Asuransi Sinar Mas Syariah Periode Triwulan Tahun 2015-2018
(dalam jutaan rupiah)
Triwulan
Hasil Investasi
Kontribusi
Surplus Underwriting
(Rp) (Rp) (Rp)
5.945 91.756 (1.316)
2015 I 1.764 ↓ 46.443 ↓ 727 ↑
II 3.221 ↑ 67.031 ↑ 3.846 ↑
III 3.997 ↑ 85.544 ↑ 4.680 ↑
IV 6.150 ↑ 106.058 ↑ 5.540 ↑
2016 I 2.754,02 ↓ 51.638,71 ↓ 8.797,67 ↑
II 5.896,43 ↑ 73.108,21 ↑ 9.541 ↑
III 9.994 ↑ 88.874 ↑ 11.668 ↑
IV 11.644,10 ↑ 104.746,93 ↑ 10.398,50 ↓
2017 I 3.529,83 ↓ 51.968,91 ↓ 719,2 ↓
II 5.807,71 ↑ 71.906,47 ↑ 891,59 ↑
III 10.157,71 ↑ 54.255,30 ↓ (2.413,31) ↓
IV 13.571,54 ↑ 64.992,83 ↑ 348,41 ↑
2018 I 2.154,48 ↓ 30.446,53 ↓ 1.821,78 ↑
II (1.019,41) ↓ 41.587,85 ↑ 1.387,58 ↓
III (1.185,59) ↓ 52.959,46 ↑ (225,98) ↓
IV 3.686,04 ↑ 84.999,82 ↑ 5.130,34 ↑
Sumber: Annual Report PT. Asuransi Sinar Mas Syariah priode triwulan 2015-2017, www.sinarmas.co.id, (Data diolah Tahun 2018)
10
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Jakarta: Kencana Pranada
Media Group 2009), hlm. 282
Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah
pada tahun 2015 periode sebelum triwulan I menunjukan angka sebesar Rp. 5.945
pada hasil investasi dan Rp. 91.756 pada kontribusi sedangkan pada periode
triwulan I hasil investasi menunjukan angka sebesar Rp. 1.764 dan kontribusi
menunjukan angka Rp. 46.443, angka ini menunjukan bahwa hasil investasi dan
kontibusi mengalami penurunan sedangkan surplus underwriting mengalami
peningkatan, ditunjukan dengan nominal sebelum triwulan I adalah Rp. (1.316)
dan pada periode triwulan I Rp. 727. Pada triwulan ke 1 tahun 2016 hasil investasi
dan kontribusi mengalami penurunan tetapi surplus underwriting mengalami
kenaikan, hal ini ditunjukan dengan angka pada hasil investasi periode 2015
triwulan IV Rp. 6.150 sedangkan pada tahun 2016 Triwulan 1 RP. 2.754,02 ini
menunjukan penuruan, Kontribusi periode 2015 triwulan IV Rp. 106.058
sedangkan pada tahun 2016 Triwulan 1 RP. 51.683,71 inipun menunjukan
penurunan, dan pada surplus underwriting pada periode 2015 triwulan IV
menunjukan angka Rp. 5.540 dan periode 2016 triwulan 1 Rp. 8.797,67 hal ini
menunjukan kenaikan.
Pada periode triwulan 4 tahun 2106, hasil investasi dan kontribusi
mengalami kenaikan akan tetapi surplus underwriting mengalami penurunan, hal
ini ditunjukan dengan angka Rp. 9.994 pada hasil investasi di triwulan 3
sedangkan triwulan 4 Rp. 11.644,10, pada triwulan 3 kontribusi menunjukan
angka Rp. 88.874 sedangkan pada triwulan 4 menunjukan kenaikan hingga angka
Rp. 104.476,93, sedangkan surplus underwriting menunjukan angka Rp. 11.668
dan pada tiwulan 4 menunjukan angka Rp. 10.398,59. Tahun 2017 periode
triwulan ke 3 hasil investasi mengalami kenaikan dan surplus underwriting
mengalami penurunan, hal ini ditunjukan dengan nominal pada triwulan 2 ditahun
yang sama yaitu sebesar Rp. 5.807,71 sedangkan pada triwulan berikutnya
menunjukan nominal Rp. 10.157,71 sedangkan surplus Underwriting menunjukan
penurunan dengan angka Rp. 891,59 pada triwulan 2 dan Rp. (2.413,31) pada
periode ke 3 tahun 2017.
Pada tahun 2018 periode triwulan ke 1 hasil investasi dan kontribusi
mengalami penurunan, akan tetapi surplus Underwriting mengalami kenaikan,
hal ini ditunjukan dengan angka Rp. 13.571,54 untuk hasil investasi pada triwulan
4 tahun 2017 dan Rp. 64.992,83 untuk kontribusi pada periode yang sama,
sedangkan pada surplus underwriting menunjukan angka Rp. 348,41. Pada
periode berikutya terlihat ada penuran hingga menunjukan angka Rp. 2.154,48
untuk hasil investasi dan Rp.30.446,53 untuk kontribusi, sedangkan surplus
underwriting mengalami kenaikan hingga Rp. 1.821,78. Pada periode 2 tahun
2018, kontribusi mengalami kenaikan akan tetapi surplus Underwriting
mengalami penurunan, begitupun dengan peiode 3 pada tahun yang sama, hal ini
ditunjukan dengan angka Rp. 41.587,85 dan Rp. 52.959, 46 untuk kontribusi dan
Rp. 1.387,58 dan Rp. (225,98) untuk Surplus Underwriting.
Berikut ini disajikan grafik yang menunjukan fluktuasi hasil investasi,
kontribusi, dan surplus underwriting PT. Asuransi Sinar Mas Syariah periode
2015-2018 untuk memudahkan pembaca dalam melihat perkembangan hasil
investasi, kontribusi, dan surplus underwriting PT. Asuransi Sinar Mas Syariah
periode 2015-2018 .
Grafik 1.1
PerkembanganHasil Investasi, Kontribusi Peserta, dan Surplus Underwriting
pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah. Periode triwulan tahun 2015-2017
Pada grafik di atas terlihat naik turunnya hasil investasi, kontribusi dan
surplus underwriting yang terjadi pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah periode
2015-2018. Dapat dilihat bahwa pada garis grafik hasil investasi dan surplus
underwriting mengalami pergerakan yang tidak begitu signifikan, namun pada
kontribusi mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Namun pada tahun
2018 terjadi penurunan pada kontribusi peserta yang signifikan yang kemudian
dilanjutakan dengan adanya kenaikan pada periode berikutnya.
Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu hasil investasi
dan kontribusi. Kedua variabel ini akan diteliti untuk mengetahui pengaruh
terhadap variabel dependennya. Sedangkan variabel dependen yang digunakan
adalah surplus underwriting pada PT. Asuransi Sinar Mas Syariah dengan periode
waktu pada tahun 2015-2018. Ketika asuransi syariah memperoleh surplus
underwriting, dana tersebut dapat digunakan sebagai cadangan bagi pembayaran
-20,000
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
2015 2016 2017 2018
Hasil Investasi (Rp) 5.945 Kontribusi (Rp) 91.756
Surplus Underwriting (Rp) -1.316
klaim peserta asuransi dimasa depan, atas dasar di ataslah penelitian ini menjadi
penting. Selain sebagai dana cadangan, hal ini juga dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap layanan dan jasa perusahaan asuransi syariah.
Atas dasar pemikiran tersebut penulis akan mengadakan penelitian yang berjudul
Pengaruh Hasil Investasi dan Kontribusi terhadap Surplus Underwriting Dana
Tabbaru’ PT. Asuransi Sinar Mas Syariah Periode 2015-2018.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat identifikasi masalahnya,
yaitu bahwa surplus underwriting dipengaruhi oleh hasil investasi dan klaim. Hal
ini disebabkan bahwa semakin tinggi hasil investasi maka semakin tinggi pula
surplus underwriting. begitupun dengan kontribusi peserta, semakin tinggi
kontribusi peserta maka semakin tinggi pula surplus underwriting nya. Adapun
permasalahan utama yang diangkat menjadi obyek kajian dalam penelitian ini
adalah:
1. Seberapa besar pengaruh Hasil Investasi terhadap Surplus Underwriting di
Asuransi Sinar Mas Syariah secara parsial?
2. Seberapa besar pengaruh Kontribusi Peserta terhadap Surplus Underwriting di
Asuransi Sinar Mas Syariah secara parsial?
3. Seberapa besar pengaruh Hasil Investasi dan Kontribusi terhadap Surplus
Underwriting di Asuransi Sinar Mas Syariah secara simultan?
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan perumusan masalah seperti dikemukakan sebelumnya,
penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh hasil investasi terhadap surplus underwriting di Asuransi
Sinar Mas Syariah secara parsial;
2. Mengetahui pengaruh kontribusi peserta terhadap surplus underwriting di
Asuransi Sinar Mas Syariah secara parsial;
3. Mengetahui pengaruh hasil investasi dan kontribusi peserta terhadap surplus
underwriting di Asuransi Sinar Mas Syariah secara simultan.
D. Kegunaan Penelitian
Dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah, penulis melakukan penulisan
untuk memberikan manfaat kepada para pembacanya. Seperti pada penulisan
proposal penelitian ini, penulis berharap ada manfaat yang akan di dapat oleh para
pembacanya, antara lain :
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran
keilmuan Ekonomi Islam khususnya tentang hubungan hasil investasi dan
kontribusi terhadap surplus underwriting. Penelitian ini dapat menjadi dasar
untuk memperluas wawasan bagi penulis khususnya dan umunya
memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca, selain itu juga
memberikan stimulus bagi para peneliti pemula untuk mengkaji lebih dalam
masalah yang sama atau yang serupa serta menambah wawasan kepustakaan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Di samping itu, berguna sebagai
bahan pertimbangan dan informasi bagi peneliti lain terkait dengan
penelitian ini.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam pembuatan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam
bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimalkan kinerja
perusahaan.