04. paparan wamenperin
DESCRIPTION
04. paparan wamenperinTRANSCRIPT
-
PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMPUT LAUT DAN KEMARITIMAN
SERTA LANGKAH-LANGKAHNYA
OLEH:ALEX RETRAUBUN
WAKIL MENTERI PERINDUSTRIAN
-
!"# !"#$
%
&
%
!!
-
!"# #
"$
% &
"&
&" &
& &
"$ ' $
(
SEAWEED TREE
-
''
Dibutuhkan bambu, tali dan perahu
-
(##(
)
-
2,5 m
2,5 m
2,5 m
Pemasangan dan Pengikat Tali ris pada metode lepas dasar
Pemasangan Tali Rentang
2,5 m
2,5 m2,5 m
30 cm
2,5 m Pemasangan Tali Rentang Metode Lepas Das
-
metode Long Line
metode Long LineBudidaya Rumput lautEucheuma cottonii
-
GOSEPA - KE WS
-
GOSEPA
-
Proyeksi Usaha Per Kelompok
ASUMSIHarga-Harga Jual
Harga Bibit (Ton) Rp 2,000,000.00 Rumput Laut Kering (Ton) Rp 10,000,000.00
Biaya-BiayaBiaya Produksi (per Ton) Per Bulan
Biaya Sewa Bagan (Per Ton) (363,344.47) Biaya Sewa Bagan per bulan dibagi estimasi kapasitas produksi basah maksimal PER BULAN
Upah Buruh Tanam per masa tanam per Ton (103,519.67)
Upah Buruh Panen per masa Panen Per Ton (103,519.67)
Biaya Pengeringan (434.93)
Biaya Pengemasan (156,332.40) Biaya Transportasi Per Trip per Ton (85,527.70) Bibit (100,000.00) Biaya Bibit per kg
Total Biaya Produksi per Ton (Rupiah) (912,678.84)
Upah buruh per orang Rp.1.000,000,- x 20 Buruh dibagi estimasi kapasitas produksi basah maksimal per bulan Upah buruh per orang Rp.1.000,000,- x 20 Buruh dibagi estimasi kapasitas produksi basah maksimal per bulan Estimasi Biaya Pengeringan per Ton dengan menggunakan mesin pengering
Estimasi Biaya Transportasi per Ton per Trip:
Rp2,000.00
-
Proyeksi Usaha Per KelompokProduksi BAGAN
Kapasitas Produksi Basah Maximum per Bulan (Basah) 193,20 TonJumlah Tali per GOSEPA 8.050 TaliJumlah Titik Per Tali 12 TitikTotal Titik 96.600 TitikBerat bibit per titik 0,10 KgJumlah Bibit Yang Diperlukan tahap I 9,66 TonRatio Pertumbuhan Bibit ke Panen (30 Hari) 20 Estimasi Hasil Panen Per Bulan 193,20 TonEstimasi % Gagal/ Loss in Production RL Basah 15%Net Hasil Panen 164,22 TonNet Hasil Panen setelah dikurangi Bibit 154,56 Ton% RL Kering dari RL Basah 23%Estimasi Hasil Panen Kering per bulan 35,55 TonEstimasi % Gagal/ Loss in Production RL Kering 15%Net Produksi RL Kering 30,22 TonEstimasi Harga Jual RL Kering per TON 10.000.000 RupiahEstimasi Pendapatan per bulan - RL Kering 100% 302.164.800 RupiahEstimasi Total Biaya Produksi Kering -55% (167.513.074) RupiahEstimasi Gross Profit (Per Panen) 100% 134.651.726 RupiahEstimasi Gross Profit Per Bulan 89.767.817,24 Rupiah
-
1. Rumput Laut E. cottoniiBahan baku karagenan
!!! !!!
"!"! #$!#$!%% $!&' $!&'
(!(! )*!!)*!!%%)+!!&')+!!&'
Besarnya nilai tambah pengolahan rumput laut sesuai dengan tingkat teknologi yang diterapkan
-
Jenis Rendemen (%) Harga/kg (Rp)Sargassum (mentah) Kering petani 2.500Na-Alginat- Food Grade 30 200.000- Industrial 30 150.000
),),
--
"!!!"!!!
%% *!*! (!!!!(!!!!
%%.. *!*! !!!! !!!!
3. Rumput Laut Gracillaria(Bahan baku agar-agar)
-
AGAROFITGracilaria, Gelidium
KARAGINOFIT
AGAR KERTAS
Teknologi terapan Teknologi tinggi Teknologi formulasi
KARAGINOFITEucheuma, Hypnea
ALGINOFITTurbinaria, Sargassum
Petani, pengolah/
masyarakat
ATC
ATA
-
!"#$#%&'()*
!#+!*"
,&'*)#"
-.",-&
,&'*)#"
%*+-)"/
-
SUPLAI YANG LUMINTUA. Produk dalam jumlah besarProyeksi Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama, 2009 - 2014
2009-20144.780.100 5.376.200 6.847.500 9.415.700 13.020.800 16.891.000 29 353
12 27 38 38 301 Rumput laut 2.574.000 2.672.800 3.504.200 5.100.000 7.500.000 10.000.000 32 3892 Catfish 332.600 495.600 749.000 1.146.000 1.777.000 2.783.000
Satuan : ton
No. Rincian 2010 2011 2012 2013 2014Kenaikan rata-rata
Jumlah
Kenaikan 2009 ke 2014 (%)
2009*
2 Catfish 332.600 495.600 749.000 1.146.000 1.777.000 2.783.000- Patin 132.600 225.000 383.000 651.000 1.107.000 1.883.000 70 1.420- Lele 200.000 270.600 366.000 495.000 670.000 900.000 35 450
3 Nila 378.300 491.800 639.300 850.000 1.105.000 1.242.900 27 3294 Bandeng 291.300 349.600 419.000 503.400 604.000 700.000 19 2405 Udang 348.100 400.300 460.000 529.000 608.000 699.000 15 201
- Udang windu 123.100 125.300 130.000 139.000 158.000 199.000 10 162- Udang vaname 225.000 275.000 330.000 390.000 450.000 500.000 17 222
6 Mas 254.400 267.100 280.400 300.000 325.000 350.000 7 1387 Gurame 38.500 40.300 42.300 44.400 46.600 48.900 5 1278 Kakap 4.600 5.000 5.500 6.500 7.500 8.500 13 1859 Kerapu 5.300 7.000 9.000 11.000 15.000 20.000 31 37710 Lainnya 553.000 646.700 738.800 925.400 1.032.700 1.038.700 14 188
22
-
(Ton) (US$ 000)
USA 701 6 12
China 575 1 531
Neg.Asia 408 4 061
Korea 360 861
China 104 639
Total 6270 5942
Indonesia 570 380
Share 9.09 6.40
(Ton) (US$ 000)Kanada 369 4 112
Meksiko 124 1 525
Jerman 88 1 384Inggris 85 1 009
Jepang 76 1 014 944
Total 24,997 65,890
Indonesia 6899 4918
Inggris (Ton) (US$ 000)Cyprus 732 220
USA 453 1 741
Ireland 309 948
Korea 71 496
Jepang 58 269Total UE 27 42327 69620
Indsia 9376 21238
Share 22.15 30.51Share 27.60 7.46
China (Ton) (US$ 000)Japan 23 486 68 583N.Asia 7 510 23 769
Rusia 5 125 5 865
Korea 1 901 4 505
Ukraine 637 697
Total 79541 47243Indonesia 23318 11180
Share 29.32 23.66
(Ton) (US$ 000)
Total 309,034 485,465
Ind'sia 102,415 124,359 Share 33.14 25.62
-
2/17/20102/17/2010 24
-
Potential Areas for Seaweed Industry in Indonesia (E. cottonii )
Nangroe Aceh Darussalam104.000 Ha
Sumatera Utara20.000 Ha
Kalimantan Barat15.520 Ha
Sulawesi Utara5.600 Ha
Sulawesi Tengah106.000 Ha
Gorontalo2.850 Ha
Maluku206.000 Ha
Kepulauan Riau37.635 Ha
Nusa Tenggara Barat22.270 Ha
Bali1.151 Ha
Nusa Tenggara Timur100.086 Ha
Jawa Timur16.420 Ha
Sulawesi Selatan250.000 Ha
106.000 Ha
Sulawesi Tenggara83.000 Ha
Papua501.000 Ha
-
Indonesias position inthe world of seaweed the world of seaweed
commerce
-
80
100
120
140K tons
Overview of Seaweed in the Worldand Indonesia Seaweed Prospects
0
20
40
60
80
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
SEAPlant.netFoundation
-
Cultivated seaweeds in commerce
global production is about1.2 M dry tons/yr
tropical RAGS productionis almost 25% of the total290 K dry tons/yr
Undaria 8%
Gracilaria 5% Eucheuma 2% Other 1%
15%Other
Laminaria 56%
Porphyra
11%
Kappaphycus 17%
Based on FAO and SEAPlant.net data
35%
50%Indonesia
Philippines
-
Cultivated tropical seaweeds are now thedominant carrageenan raw material
100
150
200K MT RAW DRIED SEAWEED
0
50
100
tropical
temperate
-
RP & RI VOLUMES AS K MT RAW DRY SEAWEED
80
100
120
INDONESIA160
140ESTIMATED TONS PRODUCED IN INDONESIAIF DOMESTIC GRACILARIA PRODUCTIONIS ADDED TO NET TONNAGE EXPORTED
0
20
40
60
80
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
PHILIPPINES
TONS GROSS EXPORTSTONS NET EXPORTS
-
Demand projection for tropical carrageenophytesthrough solid value chains
250,000300,000350,000400,000
past production projected production
IndonesiaPhilippinesOther
need to double
050,000
100,000150,000200,000
Other double production during the next 5 years
Where can this seaweed come from?
-
Supply growth will come from the Coral Triangle
with Indonesia playing a leading role
-
Tropical seashores within 10% latitude
IndianOcean
West AfricaPacific Oceania 3% East Africa
SolomonIslands
7%Papua
Philippines15%
Timor Leste 1%
5%3%
4%
GLOBAL CORAL TRIANGLE 6
WHERE KAPPAPHYCUS GROWS BEST
Coral Triangle71%
LatinAmerica 14%
Ocean
seacoastwithin 10o
N/S latitude118,043 KM
Indonesia65%
Malaysia6%
PapuaNew Guinea
6%
15%
seacoastwithin 10o
N/S latitude83,556 KM
3%
-
Coral Triangle demographics
Brunei380 K
-
1 1. E. Philippines
Seasonal w/ typhoon risk
3
22. Sulu Sea
3. Sulawesi Sea & Makassar Strait
Generally seasonal
6. N.E. Sulawesi
Generally good all year
4
4. Halmahera8. Papua
OK but few data
9. Bismarck
Unknown
Sea Farming Conditions
no typhoons Seasonality & diseases minimal
Law and order prevail
Seaweed farmswork bestwhere:
Coral Triangle eco-regions
A
A. Java Sea
6
5
75. Banda Sea
7. Lesser Sunda+ Madura
8
B
48. Papua
B. Solomon Islands
11
9
10
9. Bismarck Sea
10. Milne Bay
11. S.E. PNG
prevail Farmers have property rights Infrastructure & shipping facilities are adequate Business essentials are available & applicable
Ecoregions defined after TNC and WWF
-
PETA HARGA RUMPUT LAUT DI INDONESIA PER MEI 2008
PARIGI MOUTONG, SULTENGPEMBUDIDAYA : Rp. 4.500,-PENGUMPUL : Rp.6.700,-
GORONTALOPEMBUDIDAYA : Rp. 5.800,-PENGUMPUL : Rp.6.300,-
PANGKEP, SULSELPEMBUDIDAYA : Rp.6.000-7000,-PENGUMPUL : Rp.8.000,-
RAJA AMPAT, PAPUAPEMBUDIDAYA : Rp. 1.500-2.000,-PENGUMPUL : Rp.2.500-3.000,-
MORO-KARIMUN, KEP. RIAUPEMBUDIDAYA : Rp.4.000-4.500,-PENGUMPUL : Rp.6.000,-
PALOPO, SULSELPEMBUDIDAYA : Rp. 6.300,-PENGUMPUL : Rp. 6.800,-
DOMPU, NTBPEMBUDIDAYA : Rp. 6.700,-PENGUMPUL : Rp.8.000,-
SUMENEP, JATIMPEMBUDIDAYA : Rp. 8.000,-PENGUMPUL : Rp.11.000,- AMBON, MALUKU
PEMBUDIDAYA : Rp. 5.200,-PENGUMPUL : Rp.6.000,-
KUPANG, NTTPEMBUDIDAYA : Rp. 7.800,-PENGUMPUL : Rp.9.000,-
SERUI, PAPUAPEMBUDIDAYA : Rp. 3.000,-PENGUMPUL : Rp.4.000,-
NUSA PENIDA,BALIPEMBUDIDAYA : Rp. 5.900,-PENGUMPUL : Rp.6.300,-
Sumber : Dit. UI, Minggu ke 2, Mei 2008
-
!
"#
EU-RI Trade Support Programme Component IV -MMAF. Nov. 2007Documentation and Implementation of Food Safety Managment Systems L 6.1 -
"#
!
$ %&'&
-
()
* &+&!,
* &
* +!- * ./
EU-RI Trade Support Programme Component IV -MMAF. Nov. 2007Documentation and Implementation of Food Safety Managment Systems L 6.1 -
* +!- * ./
-
, &
0 &
, &&1
&
EU-RI Trade Support Programme Component IV -MMAF. Nov. 2007Documentation and Implementation of Food Safety Managment Systems L 6.1 -
&
, &
& &
, &
&
&1
, 1&
-
Membuat Roadmap pengembanganindustri pengolahan rumput lautindustri pengolahan rumput laut
Mengukuhkan sebagai industri prioritasmelalui kepmenteri
Membangun industri pd titik tertentu ygbahan baku tersedia
Direplikasikan pada titik yang lain
-
+)
!! !! " "
))""
-
MENGAPA KLASTER? Membangun tataniaga rumput laut dari hulu sampai
hilir, untuk menuju Produk Perikanan Prima. Menghasilkan rumput laut sebagai bahan baku Industri
pengolahan yang mempunyai kualitas berdaya saing pengolahan yang mempunyai kualitas berdaya saing tinggi dalam jumlah yang cukup.
Membantu daerah dalam menentukan produk unggulan.
Mensejahterakan masyarakat pesisir
-
*
#
&
+,
+
43
+
-./$,
0+&
-
.
1
-
0
'&!, !"
#$
0
45
0
%
% &'($" %
$)#
-
ZONE I
Usaha PembenihanRumput Laut
Sarana Produksi Budidaya Rumput Laut
Pembudidaya
KOPERASIZONE II
+#
ZONE III
Industri Pengolahan
Industri Lokal EXPORTJasa Pendukung :PerbankanRisetInstansi PemerintahTransportasiQuality Assesment
-
Meningkatkan profitPenghela
Kualitas produk terjaminKuantitas dan kualitas bahan
Industri2
Bertambahnya pendapatan Kesejahteraan naik
Produksi meningkatHarga stabil
Petani1
PrioritasisasiEkspektasiStake holderNo
PAD meningkatKewibawaan aparat meningkat
Lapangan kerja betambahPemda3
Kesejahteraan meningkatKeamanan terjamin
Kebutuhan masyarakatterpenuhiFasilitas umum terjamin
Pemerintah4
perekonomian rakyatbaku sesuai kebutuhanPasar dikuasai
-
%*+
+,+-./+01/+/// +
+,/2+3-.+-// $45 61/+622+6//+///
0
0
%*+,+-3,+///+///$45 -/+6+17/+///+///
8
8
0
+6+17/+///+///
%*%+,292,!$45 ,//+,1903!
,)'/!)''12!*)-#&-,!,3!+!#!,!1'&"&!$!'+')!')
-
CLUSTER OF SEAWEED INDUSTRY IN ONE REGENCY
Cooperative/BUMP
Farming FarmingFarming
Cooperative/BUMP
FarmingFarmingFarming
/BUMP
ProcessingChip/Powder
Competetive product Dr. W.Farid Maruf
Cooperative/BUMP
/BUMP
Cooperative/BUMP
FarmingFarmingFarming FarmingFarmingFarming
-
PETA KLASTER RUMPUT LAUT
MALUKU
BATAM
KAL SEL SULAWESI UTARA
$!
SULAWESI SELATAN
BANTEN NTB (DOMPU & BIMA)
SULAWESI TENGAH
NTT (LARANTUKA)
SULAWESI BARAT
-
Total produksi :16 juta ton/ thn (pertumbuhan
9,8 % / thn ; 92% berasal dari budidaya) Produsen: Asia Pacific, China, Indonesia dan
Philippina
(##(
Produsen terbesar edible seaweeds (Phorphyra, Laminaria, Undaria & Hizikia) : China, Korsel dan Jepang
Produsen terbesar bahan hydrocolloids (Gracilaria & Euchema spp) : Philippina dan Indonesia
-
Pasarnya tumbuh lebih lambat daripada produk perikanan konsumsi
Bentuk produk yang diperdagangkan:
(##(
(
Bentuk produk yang diperdagangkan:2 RL kering sbg bahan baku industri2 Hydrocolloids (agar, carrageenan & alginat)2 Edible seaweed products: nori, wakame, kombu, dll
Ekspor dunia, RL kering & edible products(2005) : 306.000 ton, US$ 592 jutakenaikan per tahun 5,4 % (periode 2000-2005)
-
Produksi Philippina dan Indonesia menguasai 90 % dari pasokan dunia
Philippina:
(##(
3
Philippina:2 Produksi RL kering: 85.000 90.000 ton/th2 Produksi Semi Refined Carrageenan (SRC): 21.000
ton / thn (kapasitas 34.500 ton) eksportir terbesar Indonesia:2 Produksi RL kering: 60.000 -65.000 ton/thn2 Produksi SRC: < 4000 ton / thn, ekspor 2007: 1700
ton
-
Pasarnya paling dinamis Produksi dunia sekitar: 50.000 55.000 ton / thn
dalam bentuk SRC (45%) dan RC (48%), data
(##(
dalam bentuk SRC (45%) dan RC (48%), data tidak dibedakan antara kappa dgn iota carrageenan
Penggunaan mayoritas (70%) sebagai stabilizerdan thickener dlm industri makanan
-
Produksi dunia: 32.000 39.000 ton/th AS, China, Inggris, Norway, Perancis, Jepang dan Chile
(##(
Chile Penggunaan:2 67 % untuk teknik industri (tekstil, dll)2 33 % untuk industri pangan dan farmasi
Terobosan Chinaproduksi alginat murah dari Laminaria japonica 15.000 ton/th
-
Kebutuhan dunia sktr 10.000 ton/thn Mayoritas (90 %) digunakan dalam industri
pangan
(##(
4
pangan 10 % hi grade digunakan untuk laboratorium Indonesia, produsen terbesar (data FAO)
-
Impor 2006: 47.300 ton, US$ 88 juta (carrageenan 10.050 ton, alginat 5.833 ton, agar1.379 ton dan RL 30.063 ton)
(##(
1.379 ton dan RL 30.063 ton) Periode 2002-2006: dari segi volume, impor
carrageenan naik 29%, agar naik 40%, alginat 66%. Pasokan dr Asia naik, Denmark turun
Impor RL kering turun 31,5%, terendah tahun 2006
Impor SRC naik karena lebih murah sejak 80an setelah larangan impor SRC dicabut USFDA
-
Impor RL >>> krn mayoritas pabrik hydrocolloids berada di Eropa
Demand Carrageenan (Kappa: 90%, Iota: 9 %, dan Lambda: 1 %)
(##(
5
Lambda: 1 %) Carrageenan tdk tercatat khusus dan masuk dlm kode
HS: 13023900 mucilager & thickener. Impor 25.000- 27.000 ton/thn, periode 2000 -2006 naik 50% atau 8,3 % / thn. Pemasok dari luar: PHI, IND, INA & CHN.
Impor Agar, 2006: 1.750 ton, US$ 27 juta. Pemasok: Indonesia, dll
Impor Alginat: cenderung turun dari segi volume. Pemasok Norway dan China
-
67
8'97
2 8'9! :(
(##(
)
2 8'9! :( !))); !( ;(
2 (
!!
(
-
Impor lebih banyak edible seaweeds Impor Agar (bentuk strip): 2 2005: 3.586 ton; 2006: 2.600 ton.
(##(
4
2 2005: 3.586 ton; 2006: 2.600 ton. 2 Pemasok: China, Korsel, Indonesia & Maroko
Impor Alginat:2 2006: 1800 ton2 Pemasok China dan Chile yang menguasai
pangsa sebesar 97 %
-
!"!# Tumbuh pesat sejalan dgn berkembangnya industri
pengolahan makanan (Thai, Msia, China & Viet Nam) Thai : impor carrageenan & thickener 2500 ton/th dari
Philippine, Inggris dan AS
(##(
4
Msia 2006: impor carrageenan 700 ton China 2006:2 Impor RL kering 75.000 ton, naik 85% selama 2002-2006 atau
21%/th. Pemasok INA 46.000 ton disusul PHI. 2 Ekspor Laminaria & edible seaweed products (nori) 27.000 ton
cenderung turun, 2 Ekspor alginat (15.000 ton) naik terus
-
$ !
Demand RL kering, Euchema spp naik terus thn 2006: 200.000 ton; 2010: 270.000 ton
NZ telah mulai menerapkan sertifikasi RL organik CAN telah mengembangkan polyculture: salmon, mussel &
RL
(##(
4(
RL Demand Carrageenan terus naik (ind pangan & kesehatan) Pasar agar food grade stabil naik sedikit
Demand Agarose naik krn biotech berkembang pesat Pasar Alginat diperkirakan tumbuh 2-3 % /thn INA & PHI mengembangkan produk snacks berbahan baku
RL Euchema spp
-
%! %"
Gracillaria oleh Pabrik Agar: Kadar air 18 %, Filth max 2%
E. Cottonii oleh Eksportir Kadar air 35 %,
Gelidium oleh Eksportir: Kadar air 15 %
Sargassum oleh Eksportir: Kadar air 35 %, Filth max 3 %
E. Spinosum oleh Eksportir Kadar air 35 %, Filth max 3 % SNI Rumput Laut Kering :
01-4441-1998
Sargassum oleh Eksportir: Kadar air 17 %
2/17/2010 63
-
!!
88.&8.88*
7!'!!=!
(##(
4
7!'!!=!
8
'
&
-
!! &
8%>
2 8?19#'9$
*%>
(##(
4
*%>
2 89$*$:
2 *:"!$
-
' ! () *
+,,- E. Cottonii
Permintaan Stabil Kecuali Sulsel, harga di Pembudidaya:2 NTB, Sulsel, Sultra : 8.000 2 NTT & Gorontalo : 7.000
E. Spinosum
(##(
44
E. SpinosumPermintaan stabil, harga di pembudidaya Gorontalo 1500 2000 (tergantung mutu)
Gracillaria spPermintaan stabil, harga di pengumpul Makassar 2500 - 3000 dan di pabrik Jawa Timur 2900 - 3000
-
. %!
(##(
4
! "
#
-
!%!
Budidaya RL sbg alternatif penyelamat bagi nelayan jika harga BBM terus naik
Pasar RL & turunannya CERAH dengan:2 manajemen stock untuk RL kering2 Pengembangan industri pengolahan & larangan
(##(
45
2 Pengembangan industri pengolahan & larangan ekspor gelondongan
2 Pengutamaan penggunaan SRC & RC produksi dalam negeri
2 Mass campaign penggunaan SRC sbg sbr serat untuk pengolahan makanan sehari-hari
-
(##(
4)
-
II. KEMARITIMAN
-
POTENSI INDUSTRI
250 perusahaan (termasuk ijin industri dari daerah)
Jumlah galangan
kapal terdaftar
500.000 DWT/thn bangunan kapal baruKapasitas 500.000 DWT/thn bangunan kapal baru 9,5 juta DWT/thn pemeliharaan/reparasi
kapalKapasitas terpasang
s/d 150.000 DWT (Graving dock)Fasilitas produksi terbesar
-
3
-
AA.. PPrrooyyeekkssii IInnvveessttaassii TTaannkkeerr PPEERRTTAAMMIINNAA
PPeerrttaammiinnaa mmeemmpprrooyyeekkssiikkaann pprrooggrraamm ppeennggaaddaaaann ttaannkkeerr ((ccrruuddeeddaann pprroodduucctt)) hhiinnggggaa ttaahhuunn 22001100 sseebbaannyyaakk::
32 unit kapal
Small 1 (3500 dwt) : 4 unit Small 2 (6500 dwt) : 3 unit General Purpose (15.000 17,5.000 dwt) : 7 unit Medium Range (30.000 35.000 dwt) : 13 unit Large Range (Aframax = 35.000 s/d 80.000 dwt) : 3 unit LPG 5000 cUm : 2 unit
Sumber : Pertamina
-
BB.. PPrrooyyeekkssii KKeebbuuttuuhhaann AArrmmaaddaa AAnnggkkuuttaann BBAATTUUBBAARRAA
11)) UUnnttuukk PPLLTTUU
aa)) HHaannddyy SSiizzee // HHaannddyymmaaxx
-- 2200..000000 DDWWTT :: 22 uunniitt
-- 4400..000000 DDWWTT :: 88 uunniitt
-- 4455..000000 DDWWTT :: 1199 uunniitt
-- 5500..000000 DDWWTT :: 33 uunniitt
bb)) SSeeaa TTrraaiinn (( TTuugg && BBaarrggee )) :: 4477 sseett bb)) SSeeaa TTrraaiinn (( TTuugg && BBaarrggee )) :: 4477 sseett
-- 77..550000 DDWWTT :: 44 sseett
-- 88..000000 DDWWTT :: 2233 sseett
-- 1100..000000 DDWWTT :: 2200 sseett
22)) UUnnttuukk EEkkssppoorr
HHaannddyy SSiizzee // HHaannddyymmaaxx :: 7799 uunniitt
((2200..000000 DDWWTT ss//dd 5500..000000 DDWWTT))
Sumber : Diskusi Terbatas Depperin / PT. Bahtera Adiguna
-
4
. Kebutuhan Kapal Penunjang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Kapal Penunjang Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi yang dibiayai Cost Recovery
D. Kebutuhan Kapal Untuk ALUTSISTA TNI / POLRI Kapal Patroli Korvet Nasional Kapal Angkut Personil Kapal Angkut Personil
E. Kebutuhan Kapal Ikan (DKP) Kapal Patroli Perikanan Kapal Penangakap Ikan
-
!
" # $ % % &
-
&' ( )
* + * $+ *, - # . / 0 # * 1 $* 1 ,
/ $2 3 4 % &
-
5
-
1( 8
8 >! @ &!
#
8.8> 1( 5! ;
0 !
#
5
#
>; ( #( )8
8%>%8
/#= 8
-
5(
-
Meningkatnya jumlah dan kemampuan industri perkapalan / galangankapal nasional yang mampu membangun kapal sampai dengan kapasitas50.000 DWT
Meningkatnya produktivitas industri perkapalan / galangan kapal nasionaldengan semakin pendeknya delivery time maupun docking days.
a.a. Jangka Menengah (2010 Jangka Menengah (2010 2014)2014)
Adanya galangan kapal nasional yang memiliki fasilitas produksi berupab.b. Jangka Panjang (2015 Jangka Panjang (2015 2025)2025)
Sasaran Pengembangan
53
Adanya galangan kapal nasional yang memiliki fasilitas produksi berupabuilding berth / graving dock yang mampu membangun kapal danmereparasi kapal/docking repair sampai dengan kapasitas 300.000 DWTutk memenuhi kebutuhan di dalam maupun luar negeri (World classindustry)
Meningkatnya kemampuan industri perkapalan/galangan kapal nasionaldalam membangun kapal untuk berbagai jenis dan ukuran seperti Korvet,Frigate, Cruise Ship, LPG Carrier dan kapal khusus lainnya
Meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan industri komponen kapalnasional untuk mampu mensupply kebutuhan komponen kapal dalamnegeri
Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Nasional (PDRKN) / National ShipDesign and Engineering Centre (NaSDEC) semakin berkembang dansemakin kuat dalam mendukung industri perkapalan/galangan kapalnasional.
-
5
!
-
5
-
54
Mengupayakan equal tax treatment bagi perusahaan pelayarandengan perusahaan galangan kapal, dengan cara membebaskanpengenaan pajak pertambahan nilai atas impor dan/ataupenyerahan jasa kena pajak tertentu kepada perusahaan galangankapal.
Membebaskan pengenaan bea masuk (0%) atas impor bahan bakudan komponen untuk pembuatan komponen kapal dalam negeri.
1) Meningkatkan Daya Saing Industri Galangan KapalDalam Negeri, antara lain dengan :
Melakukan pengaturan ketentuan impor kapal bukan baru(membatasi umur kapal dan memperhatikan kemampuan sertaruang produksi industri galangan kapal dalam negeri).
Melakukan penyempurnaan kebijakan BMDTP untuk industri kapalnasional.
-
5
Mengoptimalkan penggunaan produksi dalamnegeri melalui revisi Kepres 80/2003 danINPRES No.2 Th 2009 menjadi Undang-UndangP3DN.
2) Meningkatkan Penggunaan Produksi D/N :
Mendorong pengembangan industri komponenmelalui standardisasi kapal-kapal yangberoperasi di Indonesia.
-
Pengembangan dan Penguatan Industri Komponen Kapal Nasional
INDUSTRI KOMPONEN KAPAL (termasuk industri
bahan baku/Baja)
INDUSTRI
SOURCE OF TECHNOLOGY &
INVESTORKOREAJAPAN
EUROPEUSA
OWNERSHIPPERBANKAN,
PROGRAM PEMBANGUNAN KAPAL PEMERINTAH
(KAPAL STANDAR/STANDARDIZEDVESSEL)
SOURCE OF PROGRAMDEPHUB, DEP.ESDM, DKP
//
GALANGAN KAPALPERBANKAN,
LEMBAGA KEUANGAN BUKAN
BANK, dll
OPERATORSMANAGEMENT
INDEPENDENTSURVEYOR FORVERIFICATION
OPERATORS
-
Indonesia National Ship Design Center - NasDEC$ 8" #&'%
3$ 8
;
-
)
Mendorong pengembangan KawasanKhusus Industri Perkapalan Terpadu.
Restrukturisasi Galangan Kapal
0$8*#.A;
Restrukturisasi Galangan KapalKAWASAN LAMONGAN INTEGRATED
SHORE-BASE (LIS) SEBELAH BARAT KAWASAN INDUSTRI KAPAL
! "!