paparan taskap_fabian_final

79
OPTIMALISASI PERAN INVESTASI ASING DI INDONESIA GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PEMBANGUNAN NASIONAL FABIAN BUDDY PASCOAL, S.H., LL.M. PAPARAN TASKAP PPRA LV LEMHANNAS RI OPTIMALISASI PERAN INVESTASI ASING DI INDONESIA OPTIMALISASI PERAN INVESTASI ASING DI INDONESIA GUNA GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA DALAM RANGKA PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBANGUNAN NASIONAL FABIAN BUDDY PASCOAL, S.H., LL.M. PAPARAN TASKAP PPRA LV LEMHANNAS RI Jakarta, 27 Oktober 2016

Upload: fabian-buddy-pascoal

Post on 13-Apr-2017

91 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

OPTIMALISASI PERAN INVESTASI ASING DI INDONESIA

GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKATDALAM RANGKA

PEMBANGUNAN NASIONAL

FABIAN BUDDY PASCOAL, S.H., LL.M.

PAPARAN TASKAP PPRA LV LEMHANNAS RI

OPTIMALISASI PERAN INVESTASI ASING DI OPTIMALISASI PERAN INVESTASI ASING DI INDONESIAINDONESIA

GUNA GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKATMENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DALAM RANGKA DALAM RANGKA PEMBANGUNAN NASIONALPEMBANGUNAN NASIONAL

FABIAN BUDDY PASCOAL, S.H., LL.M.PAPARAN TASKAP PPRA LV LEMHANNAS RI

Jakarta, 27 Oktober 2016

OPTIMALISASI PERAN INVESTASI ASING DI INDONESIAGUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DALAM RANGKA PEMBANGUNAN NASIONAL

PEMBANGUNAN NASIONALTERCAPAI

PENINGKATANKESEJAHTERAAN

MASYARAKATTERWUJUD

PERAN INVESTASIASING DI

INDONESIAYANG

DIHARAPKAN

PERAN INVESTASIASING DI

INDONESIASAAT INI

LANDASAN PEMIKIRAN

PELUANG & KENDALA

OPTIMALISASI PERAN INVESTASI ASING DI INDONESIAGUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DALAM RANGKA PEMBANGUNAN NASIONAL

BANGNASTERCAPAI

PENINGKATANKESEJAHTERAAN

MASYARAKATTERWUJUD

OPTIMALISASI PERAN

INVESTASI ASING YANGDIHARAPKAN

PERAN INVESTASI ASING

SAAT INI

FEED BACK

TATA URUTTATA URUT

PENDAHULUAP1 PENDAHULUAN

INDONESIA MEMPUNYAI POTENSI BESAR

BAGI INVESTASI ASING

Presiden Jokowi menyampaikan sambutan sebagai pembicara kunci (keynote speaker) pada sesi pertama pertemuan G7, 27 Mei 2016 di Jepang

Sumber: http://setkab.go.id/presiden-jokowi-indonesia-siap-jadi-motor-terciptanya-asia-yang-damai-dan-sejahtera/

Indikator Ekonomi Yang Indikator Ekonomi Yang KuatKuat

PERAN INVESTASI ASING

POTRET FAKTA

IDR 545,4 T

IDR 463,1 T

17,8%

IDR 307,0 T IDR 156,1 T (US$ 14.5 B)

IDR 365,9 T

IDR 179,5 T (US$ 14.3 B)

19,2% 15,0%

0,3%

1.435.7111.430.846

1.430.8461.435.711

0,3%

19,2%

IDR 307,0 T(US$ 28.5 B)

IDR 365,9T (US$ 29.4 B)

Realisasi InvestasiJan – Des

Penanaman Modal Asing

Penyerapan Tenaga Kerja

Penanaman Modal Dalam Negeri

naik

naik

naik

naik

Realisasi Investasi 2015 (sumber: BKPM)

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia

14

NO. INDIKATOR 2016

Negara Indonesia

Singapura

Malaysia

Thailand Brunei Vietnam Filipina

Peringkat 109 1 18 49 84 90 103

1 Memulai Usaha (Starting a business) 173 10 14 96 74 119 165

2Perizinan terkait Pendirian Bangunan (Dealing with construction permit)

107 1 15 39 21 12 99

3 Pendaftaran Properti (Registering property) 131 17 38 57 148 58 112

4 Penyambungan Listrik (Getting electricity) 46 6 13 11 68 18 19

5 Pembayaran Pajak (Paying taxes) 148 5 31 70 16 168 126

6 Perdagangan Lintas Negara (Trading across boders) 105 41 49 56 121 99 95

7 Akses Perkreditan (Getting credit) 70 19 28 97 79 28 109

8Perlindungan terhadap Investor Minoritas (Protecting minority investor)

88 1 4 36 134 112 155

9 Penegakan Kontrak (Enforcing contract) 170 1 44 57 131 74 140

10Penyelesaian Perkara

Kepailitan (Resolving insolvency)

77 27 45 49 98 123 53

Peringkat Indonesia

Survei Ease of Doing Business (EoDB 2016) dari 189 negara

POKOK PERMASALAHAN:

peran investasi asing di Indonesia belum optimal sehingga kesejahteraan masyarakat masih rendah dan pada

akhirnya dapat mempengaruhi pembangunan nasional.

Oleh karena itu, diperlukan sebuah konsepsi yang tepat untuk memperbaiki kondisi tersebut

PENDAHULUAP2 LANDASAN PEMIKIRAN

PROKLAMASI KEMERDEKAAN

TEORI EKONOMI PEMBANGUNAN TEORI PEMBENTUKAN MODAL

INVESTASI TEORI EKONOMI PASAR

(LIBERALISME) TEORI PERAN NEGARA DALAM

EKONOMI (SOSIALISME) 17

LANDASAN

HISTORIS

LANDASAN

OPERASIONAL

LANDASAN TEORI

LANDASAN FILOSOFIS

LANDASAN

KONSEPTUAL UU NO 13 TH 2003 : KETENAGAKERJAAN

UU NO 25 TH 2007 : PENANAMAN MODAL UU NO 17 TH 2007 : RPJPN 2005-2025 UU NO 25 TH 2009 : PELAYANAN PUBLIK PP NO 2 TH 2015 : RPJMN 2015-2019 INPRES NO 4 TH 2015 : PTSP PUSAT DI BKPM

L. IDIIL : PANCASILA L. KONSTITUSIONAL : UUD’45

L. VISIONAL : WANUS L. KONSEPSIONAL : TANNAS

PENDAHULUAP3 KONDISI PERAN PMA SAAT INI

19

FAKTA TAHUN 2015: FAKTA TAHUN 2015: BANYAK INVESTOR TIDAK REALISASIKAN

KOMITMEN INVESTASI

1.852triliun rupiah

 Komitmen

investasi 2015

45% (yoy)45% (yoy) 

Pertumbuhan Komitmen

investasi 2015

545,4triliun rupiah

Realisasi investasi 2015

17,8% (yoy)17,8% (yoy) 

Pertumbuhan Realisasi

investasi 2015

Kontribusi investasi terhadap PDB

Triwulan 1/2015

Triwulan 2/2015

Triwulan 1/2016

Triwulan 2/2016

Investasi 32,85 32,53 33,15 32,45

POSTUR APBN

Sumber: ttp://www.klinikpajak.co.id/berita+detail/?id=berita+pajak+-+harga+minyak+naik%2C+pemerintah+cuma+pangkas+belanja+rp+12%2C8+triliun

Perlambatan investasi TW II-2016 thd TW I-2016

swasta belum cukup percaya diri untuk melakukan belanja => keengganan untuk melakukan realisasi atas komitmen penanaman modalnya

peran dan manfaat PMA menjadi tidak optimal

Tingkat Pertumbuhan Investasi  Triwulan I-

2016 Terhadap Triwulan IV-2015

Triwulan II-2016 Terhadap Triwulan I-2016

Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan I-2015

Triwulan II-2016 Terhadap Triwulan II-2015

Investasi

-5,75 2,55 5,57 5,06

RENDAHNYA KAPASITAS RENDAHNYA KAPASITAS KELEMBAGAANKELEMBAGAAN

TATA KELOLA PERKOTAAN

Sumber ilustrasi: http://www.kabaranyar.com/2016/03/ini-jawaban-cerdas-dari-menteri-susi.html

Sumber ilustrtasi: http://www.silet.co.id/2016/04/dituding-wapres-jk-bikin-susah-rakyat.html

RENDAHNYA KAPASITAS RENDAHNYA KAPASITAS KELEMBAGAANKELEMBAGAAN

TATA KELOLA PERKOTAAN

RENDAHNYA KAPASITAS RENDAHNYA KAPASITAS KELEMBAGAANKELEMBAGAAN

Kepala daerah yang tersangkut kasus hukum:• hingga 2010 206 • 2011 40• 2012 41 • 2013 23• 2014 56 

(Cat: Indonesia punya 34 gubernur, 414 bupati dan 97 walikota)

RENDAHNYA KAPASITAS RENDAHNYA KAPASITAS KELEMBAGAANKELEMBAGAAN

Men PAN-RB:

“Kemampuan lebih dari 60% pegawai hanya sebatas administratif.

Yang mempunyai kompetensi yang dibutuhkan, tidak sampai 40%.”

Temukan dan cabut 3.143 Perda yang hambat pertumbuhan ekonomi daerah, perpanjang jalur birokrasi, dan hambat investasi dan kemudahan berusaha.

Temukan 42.000 aturan di bawah UU yang masih berlaku

REGULASI & PERIJINAN YG BELUM REGULASI & PERIJINAN YG BELUM TERTATATERTATA

“Mereka (investor) hitung izin itu hampir 2.000 izin. Lembarnya (dokumen) bisa mencapai 20.000 lembar. Kalau dari pusat diurutkan sampai ke daerah,” kata Jokowi

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia 28Source: World Economic Forum

NegaraPeringkat

2009-2010

2010- 2011

2011- 2012

2012-2013

2013-2014

2014-2015

2015-2016

Swiss 1 1 1 1 1 1 1Singapore 3 3 2 2 2 2 2US 2 4 5 7 5 3 3Japan 8 6 9 10 9 6 5Malaysia 24 26 21 25 24 20 18China 29 27 26 29 29 28 28Thailand 36 38 39 38 37 31 32Indonesia 54 44 46 50 38 34 37Russia 63 63 66 67 64 53 45India 49 51 56 59 60 71 55Vietnam 75 59 65 75 70 68 56Philippines 87 85 75 65 59 52 47Brazil 56 58 53 48 56 57 75Jumlah Negara

131 139 140 144 148 144 140

Global Competitiveness Index 2015-2016

DAYA SAING GLOBAL YANG MASIH DAYA SAING GLOBAL YANG MASIH RENDAHRENDAH

PROSES TRI-PARTI PENETAPAN PROSES TRI-PARTI PENETAPAN UPAH MINIMUM YG BELUM UPAH MINIMUM YG BELUM

SEIMBANGSEIMBANG

(sumber ilustrasi : http://nasional.kontan.co.id/news/kspi-upah-buruh-indonesia-terendah-di-asia)

PELAYANAN INVESTASI DI DAERAH PELAYANAN INVESTASI DI DAERAH YANG BELUM MEMENUHI HARAPANYANG BELUM MEMENUHI HARAPAN

KURANGNYA INFRASTRUKTURKURANGNYA INFRASTRUKTUR

INDEKS DAYA SAING INFRASTRUKTUR INDONESIA(sumber: The Global Competitiveness Report 2015-2016 - World Economic

Forums)

Tahun Peringkat

2010 – 2011 902011 – 2012 822012 - 2013 922013 - 2014 82

2014 - 2015 562015 - 2016 62

KETIMPANGAN KAWASAN BARAT KETIMPANGAN KAWASAN BARAT DAN KAWASAN TIMURDAN KAWASAN TIMUR

TOTAL REALISASI INVESTASI PMDN/PMA KAWASAN BARAT INDONESIA

DAN KAWASAN TIMUR INDONESIA

NO URAIAN 2013 % 2014 % 2015 %(Rp. Milyar) (Rp. Milyar) (Rp. Milyar)

1 Indonesia Bagian Barat

250,910,469.70

83.47

281,722,050.30

85.90

318,968,017.52 87.1

2

2Indonesia Bagian Timur

49,688,843.00

16.53

46,244,275.80

14.10

47,160,948.34 12.8

8

TOTAL 300,599,312.70

100.00

327,966,326.10

100.00

366,128,965.86

100.00

IMPLIKASIIMPLIKASI

IMPLIKASI PERAN PMA IMPLIKASI PERAN PMA TERHADAP KESEJAHTERAAN TERHADAP KESEJAHTERAAN

MASYARAKATMASYARAKAT

IMPLIKASI KESEJAHTERAAN IMPLIKASI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP MASYARAKAT TERHADAP

PEMBANGUNAN NASIONALPEMBANGUNAN NASIONAL

Masyarakat yang tidak sejahtera akan menjadi beban pembangunan nasional.

POKOK-POKOK POKOK-POKOK PERSOALAN PERSOALAN

OPTIMALISASI OPTIMALISASI PERAN PMAPERAN PMA

RENDAHNYA KAPASITAS RENDAHNYA KAPASITAS KELEMBAGAANKELEMBAGAAN

LEGISLASI BELUM EFEKTIF

BELUM MEMADAINYA IKLIM BELUM MEMADAINYA IKLIM INVESTASI ASINGINVESTASI ASING

PENDAHULUAP4 PERKEMBANGAN LINGSTRA

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN GLOBALGLOBAL

Sumber ilustrasi: https://www.researchgate.net/figure/263045210_fig1_Figure-1-Boeing-787-Global-Work-Breakdown-Structure13

Sumber ilustrasi: http://defence.pk/threads/indonesia-military-news-discussion-thread.229571/page-491

Sumber ilustrasi: http://www.bidnessetc.com/35363-crude-oil-price-drops-on-supply-glut-concerns/Sumber ilustrasi: http://www.businessinsider.sg/what-is-tpp-

2016-9/

Sumber ilustrasi: https://www.theguardian.com/business/live/2016/jun/24/global-markets-ftse-pound-uk-leave-eu-brexit-live-updates

Sumber ilustrasi: http://themiddleeastandislam.blogspot.co.id/2013/02/art-of-arab-spring.html

Sumber ilustrasi: https://racanaunwahas.blogspot.co.id/2014/10/pemuda-mea-antara-peluang-dan-ancaman.html

Sumber ilustrasi: Paparan Materi TaNas, M. Nasir, Lemhannas RI, 2016

keunggulan komparatif Indonesia dapat menjadi daya saing Indonesia dalam merangkul dan memanfaatkan globalisasi;

gejolak-gejolak di kawasan Eropa-Amerika, akan makin mendorong pergeseran pusat ekonomi dunia ke depan ke kawasan Asia Pasifik;

proses transisi di Tiongkok membentuk tren perdagangan jasa yang diperkirakan terus meningkat;

harga produk manufaktur dalam tren meningkat; hal ini tentunya menjadi alasan penting bagi Indonesia untuk segera menggeser struktur ekspor;

implementasi MEA; posisi geografi Indonesia di titik silang perdagangan

dunia memberi Indonesia daya tarik, daya tawar dan daya saing bagi investasi asing;

populasi penduduk Indonesia yang besar merupakan pasar potensial bagi investasi asing;

ideologi Pancasila yang terbuka memberi kondisi kondusif bagi investasi asing;

perkembangan politik Indonesia yang makin matang akan lebih memberi kepastian berusaha;

ke-13 paket ekonomi yang telah dihasilkan pemerintah;

keragaman sosial budaya Indonesia; dan TNI dan Polri yang mendukung pemeliharaan

keamanan dan stablitas nasional.

kondisi defisit APBN-P 2016 yang membatasi belanja pemerintah, terutama dalam pengadaan maupun peningkatan kualitas infrastruktur;

iklim investasi Indonesia yang masih belum optimal; daya saing Indonesia yang masih lebih banyak

berbasis komoditas SKA; kelembagaan pemerintahan, yang masih diwarnai ego

sektoral; dan regulasi yang belum sepenuhnya memberi kepastian

dan kemudahan berinvestasi.

PENDAHULUAP5 KONDISI PERAN INVESTASI ASING YANG DIHARAPKAN

KEUANGANKEUANGAN dana segar sumber devisa pajak fluktuasi bunga bank & valas hemat devisa

PERSAINGANPERSAINGAN

akses bahan baku & perusahaan asing lainnya

pasar domestik dan internasional baru

ciptakan permintaan alat2 produksi dlm negeri

perkuat struktur ekonomi nasional

tingkatkan daya saing industri ekspor, dan bangkitkan industri lokal;

perlindungan polkam wilayah; gulirkan gerak pembangunan tarik investasi asing lain

TEKNOLOGITEKNOLOGI bawa teknologi lebih tinggi rangsang litbang teknologi lokal perkenalkan best practices bawa pengetahuan pemasaran

produk kelola SKA optimal dgn perhatikan

lingk.hidup

TENAGA KERJATENAGA KERJA perkenalkan pola manajemen baru lapangan kerja tenaga kerja lokal dptkan

penghasilan lebih baik, dan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan baru

karir di luar negeri

PEMBERDAYAAN PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA LOKALPELAKU USAHA LOKAL

utk taat pada DNI, partner lokal dptkan kesempatan tumbuh bersama pihak asing, sebagai pemegang saham lokal atau pemasok

PEMERATAAN PEMERATAAN PEMBANGUNANPEMBANGUNAN

buka wilayah baru, wilayah perbatasan, daerah tertinggal dan daerah terpencil

bawa efek berganda ke wilayah dan daerah tersebut;

bangun konektivitas wilayah; kurangi kesenjangan antar daerah seimbangkan kawasan

Agar peran-peran di atas dapat optimal, diharapkan adanya

kondisi-kondisi, a.l.:

KAPASITAS KELEMBAGAAN BERKUALITASKAPASITAS KELEMBAGAAN BERKUALITAS

STRUKTUR LEMBAGA : struktur organisasi, kapasitas tata laksana, budaya kerja, anggaran, sarana dan prasarana, dan standar pelayanan

PERSONEL LEMBAGA : integritas dan kompetensi

KULTUR LEMBAGA : sinergitas kelembagaan

ADANYA REGULASI YANG EFEKTIF YG DITANDAI OLEH ADANYA REGULASI YANG EFEKTIF YG DITANDAI OLEH PERIJINAN BERKEPASTIAN, BERKEADILAN & BERMANFAAT, PERIJINAN BERKEPASTIAN, BERKEADILAN & BERMANFAAT, DAN OTORITAS PENGELOLA LEGISLASI PERIJINAN DAN OTORITAS PENGELOLA LEGISLASI PERIJINAN INVESTASIINVESTASI

DAFTAR NEGATIF INVESTASI : satu-satunya rujukan pengaturan persentase saham PMA, sesuai dgn peraturan2 sektoral, dan dinamis

PERATURAN-PERATURAN DAERAH: tidak menghambat investasi

PROSES PERIJINAN YANG SINGKAT DAN CEPAT

ADANYA IKLIM INVESTASI YANG BERPARADIGMA ADANYA IKLIM INVESTASI YANG BERPARADIGMA NASIONALNASIONAL

PERSAINGAN USAHA DOMESTIK YANG SEHAT

PEMERINTAH MAMPU MENJAGA KESEIMBANGAN KEPENTINGAN PENGUSAHA DAN PEKERJA DALAM HAL PENETAPAN UPAH MINIMUMKOMUNIKASI YG EFEKTIF ANTARA PEMERINTAH DAN PELAKU USAHA

INFRASTRUKTUR KONEKTIVITAS WILAYAH KBI DAN KTI MENUJU KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL ANTAR WILAYAHPEMERINTAH DAERAH YANG BERSIH DAN INOVATIF DLM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK, KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN DAYA SAING DAERAH

KONTRIBUSIKONTRIBUSI

EKSPOR EKSPOR (18,8%)(18,8%)

KONSUMSI KONSUMSI DOMESTIK DOMESTIK (55,23%)(55,23%)

INVESTASIINVESTASI(32,45%)(32,45%)

PERTUMBUHAN EKONOMI

Sumber: Berita Resmi Statistik yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan 2-2016

PENGELUARAPENGELUARAN N PEMERINTAH PEMERINTAH (9,44%)(9,44%)

KONTRIBUSI OPTIMALISASI INVESTASI ASING KONTRIBUSI OPTIMALISASI INVESTASI ASING TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKATTERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

INVESTASIINVESTASI PERTUMBUHAN EKONOMI

KESEMPATAN KESEMPATAN KERJAKERJA

PENDAPATANPENDAPATAN

KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN MASYARAKATMASYARAKAT

KONTRIBUSI OPTIMALISASI INVESTASI ASING KONTRIBUSI OPTIMALISASI INVESTASI ASING TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKATTERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

KONTRIBUSI KESEJAHTERAAN MASYARAKATKONTRIBUSI KESEJAHTERAAN MASYARAKATTERHADAP PEMBANGUNAN NASIONALTERHADAP PEMBANGUNAN NASIONAL

Masyarakat yang sejahtera Masyarakat yang sejahtera merupakan pilar pembangunan merupakan pilar pembangunan nasionalnasional

Sumber ilustrasi: http://achmadrezafadillah.blogspot.co.id/2012/02/lima-pilar-pembangunan-nasional.html

PENDAHULUAP6 KONSEPSI PERAN INVESTASI ASING DI INDONESIA

KEBIJAKANKEBIJAKAN

MEMPERKUAT EKOSISTEM YANG KONDUSIF BAGI

INVESTASI ASING DI INDONESIA MELALUI KELEMBAGAAN

LEGISLASIIKLIM INVESTASI

EKOSISTEM INVESTASIEKOSISTEM INVESTASI

STRATEGISTRATEGI

STRATEGI 1MENINGKATKAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

PEMERINTAHAN

STRATEGI 2MEWUJUDKAN EFEKTIVITAS DAN KEMANFAATAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

STRATEGI 3MEWUJUDKAN IKLIM INVESTASI ASING DI

INDONESIA YANG BERPARADIGMA NASIONAL

STRATEGI 1MENINGKATKAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

PEMERINTAHAN STRUKTUR KELEMBAGAAN1)K/L dan pemda lakukan evaluasi, analisa dan penataan struktur organisasi menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran;2)K/L dan pemda membenahi mekanisme kerja dan metode serta hubungan kerja antar unit organisasi;3)K/L dan pemda merumuskan budaya organisasi dan penanaman budaya organisasi pada setiap individu; 4)K/L dan pemda menguatkan dan memantapkan metode pengalokasian anggaran;5)K/L dan pemda lakukan menyediakan sarana dan prasarana sesai standar; 6)K/L dan pemda lakukan membuat prosedur kerja dan penerapan metode kerja modern berbasis iptek;7)K/L dan pemda lakukan meminimalkan pengaruh negatip elit politik atau kelompok kepentingan;8)Kementerian PAN-RB memanfaatkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elekronik (SPBE) yang terintegrasi, untuk peningkatan pelayanan publik, termasuk dalam rangka perijinan usaha penanaman modal

UPAYA-UPAYA

PERSONALIA KELEMBAGAAN9)Kemen PAN-RB dan pemda melaksanakan amanat UU NRI No.5 Tahun 2014 tentang ASN dalam proses rekrutmen ASN: memberi nilai tinggi atas integritas pribadi , menggunakan Merit System, transparan, akuntabel, lembaga pemantau independen ;10)Kemen PAN-RB dan pemda melaksanakan revitalisasi dan re‐branding government untuk menarik minat angkatan muda;11)Kemen PAN-RB dan pemda melaksanakan pembinaan karier berbasis merit system dan memasukkan nilai integritas ke dalam sistem penilaian kinerja;12)K/L dan pemda meningkatkan kompetensi ASN secara terukur dan terarah;13)Kemenkeu, Kemen PAN-RB dn pemda meningkatkan kesejahteraan ASN berbasis kinerja dgn metode yang transpan dan akuntabel, serta memanfaatkan teknologi;14)lembaga-lembaga pengawasan melakukan fungsi-fungsi pengawasan pre-emptif, preventif, dan represif;15)lembaga-lembaga penegak hukum, khususnya, terkait tindak pidana korupsi melaksanakan upaya-upaya penegakan hukum.

KULTUR KELEMBAGAAN16)tiap Kemenko menerapkan metode KISSMe (Komunikasi, Integrasi, Simplikasi, Sinkronisasi, Mekanisasi) dalam proses koordinasi internal organisasi Kemenko;17)semua Kemenko saling menerapkan metode KISSMe di atas satu sama lain terkait kebijakan PMA;18)semua dan setiap Kemenko saling melakukan sinkronisasi dan koordinasi dengan BKPM dan lembaga-lembaga yang sehari-hari berada di sekitar presiden/wakil presiden dan berinteraksi langsung dengan presiden/wakil presiden;19)setiap kementerian dan lembaga pemerintah melakukan revolusi mental yakni dari birokrasi bermental priyayi (dilayani) menjadi birokrasi bermental melayani dan beretos kerja tinggi; 20)setiap kementerian dan lembaga pemerintah melakukan fokus tugas dan fungsi pada program prioritas kementerian dan lembaga terkait; 21)BKPM bekerjasama dengan Kemenko Perekonomian, Kemendagri, Lemhannas RI, pemerintah daerah terkait dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) menyelenggarakan program pendidikan khusus, baik terpusat di Jakarta dan/atau di masing-masing daerah yang menjadi daerah unggulan untuk optimalisasi PMA.

STRATEGI 2MEWUJUDKAN EFEKTIVITAS DAN KEMANFAATAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

22)Kemenko Perekonomian, BKPM dan Kemkumham melakukan telaahan mendalam atas peraturan perundangan yang dibuat pada jaman kolonial dan masih berlaku hingga kini, yang menghalangi peningkatan daya saing perekonomian Indonesia;

23)BKPM, Kemkumham dan Kemendagri secara periodik melakukan telaahan mendalam atas peraturan perundangan daerah yang masih berlaku yang mempunyai potensi menghalangi peningkatan daya saing perekonomian Indonesia;

24)BKPM dan kementerian dan lembaga terkait, melakukan telaahan mendalam atas peraturan perundangan yang menyangkut kementerian dan lembaga dimaksud yang mempunyai potensi menghalangi peningkatan daya saing perekonomian Indonesia;

25)BKPM, Kemkumham dan Kemenlu secara periodik melakukan perbandingan atas model-model legislasi negara-negara lain yang terkait investasi asing;

UPAYA-UPAYA

26)Kemenko Perekonomian, BKPM, dan Kemkumham mempercepat program pembaruan hukum nasional yang berisi legislasi yang disempurnakan, diharmonisasikan dan disederhanakan;

27)Pemerintah dan DPR menyusun program legislasi nasional, khususnya legislasi yang diperlukan dalam meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia;

28)Pemerintah menetapkan BKPM sebagai otoritas pengelola legislasi perijinan investasi;

29)Kemenko Perekonomian, BKPM, dan Kemkumham melakukan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan;

30)BKPM dan kementerian dan lembaga yang mempunyai otoritas perijinan investasi senantiasa memutakhirkan website BKPM dengan peraturan perundang-undangan terkait investasi;

31)BKPM dan kementerian dan lembaga yang mempunyai otoritas perijinan investasi sebanyak mungkin menuangkan kebijakan secara tertulis dalam suatu peraturan;

32)BKPM memuat dalam, dan kemudian secara periodik memutakhirkan, website-nya tersebut di atas, petunjuk-petunjuk resmi yang bersifat umum yang pernah diberikan BKPM dari waktu ke waktu kepada berbagai pihak tertentu atas dasar permintaan untuk itu dari pihak bersangkutan mengenai suatu hal tertentu;

33)BKPM dan kementerian dan lembaga di tingkat pusat yang mempunyai otoritas perijinan investasi, melakukan sinkronisasi perijinan dari pusat ke daerah, sehingga sepanjang sudah diselesaikan di pusat, instansi pemerintah daerah terkait sudah langsung mengetahuinya dan/atau tidak lagi meminta dibuatkan perijinan serupa di tingkat daerah;

34)BKPM memantau pelaksanaan realisasi rencana investasi sebagaimana dimuat dalam ijin prinsip dari BKPM yang diberikan ke investor bersangkutan, sesuai dengan waktu yang diberikan, guna memperkecil jarak antara nilai rencana investasi yang sudah mendapatkan ijin prinsip dari BKPM, dengan nilai realisasi investasi;

35)perusahaan-perusahaan PMA bersangkutan menggunakan jasa-jasa profesi yang akan menunjang pelaksanaan investasinya, seperti konsultan hukum dan konsultan pajak;

36)Kemenkumham, Sekretariat Jenderal DPR RI, serta Sekretariat DPR Propinsi dan Kabupaten/Kota, melakukan pelatihan proses pembuatan perundang-undangan yang berkualitas bagi anggota-anggota DPR, setidaknya bagi anggota DPR yang baru;

37)Pemerintah tetap harus jeli dan selektif dalam membuka bidang-bidang yang dapat dimasuki oleh asing,;

38)BKPM memantau kepatuhan investor atas syarat dan ketentuan yang dimuat dalam perijinan investasi yang diberikan BKPM ke investor bersangkutan; dan

39)BKPM dan lembaga-lembaga penegak hukum melakukan penegakan kepatuhan atas perijinan dan hukum yang berlaku, secara terukur dan terarah.

STRATEGI 3MEWUJUDKAN IKLIM INVESTASI ASING DI

INDONESIA YANG BERPARADIGMA NASIONAL

PELAYANAN PENANAMAN MODAL 40)Kemenko Perekonomian lewat perubahan-perubahan Daftar Negatif Investasi dari waktu ke waktu, memberi kesempatan bagi penanaman modal asing untuk memasuki bidang-bidang usaha yang memberi mereka keuntungan yang wajar, namun sekaligus membawa manfaat bagi kesejahteraan masyarakat;41)Keminfokom menuntaskan peta jalan ekonomi digital (e-commerce road map) bagi pengembangan industri ekonomi digital (e-commerce);42)Kementerian Perhubungan, PT Pelabuhan Indonesia I, dan PT Pelabuhan Indonesia II mengurangi waktu inap (dwelling time) barang di pelabuhan-pelabuhan;43)BKPM dan pemerintah daerah melakukan pemangkasan, penyederhanaan, peringkasan dan percepatan proses perijinan;

UPAYA-UPAYA

44)BKPM, K/L dan pemda melaksanakan Inpres Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM (PTSP):

45)BKPM dan Kementerian PAN-RB makin mendorong daerah untuk lebih giat melakukan inovasi pelayanan publik, khususnya untuk potensi-potensi investasi yang merupakan keunikan sekaligus keunggulan daerah bersangkutan;

46)BKPM bekerjasama dengan Kemendagri, Kemeninfokom, Lemhannas RI dan pemerintah daerah bersangkutan menciptakan suatu aplikasi digital interaktif khusus yang dapat membuat pengolahan data dan memberi perkiraan hasil terkait prospek PMA di tiap daerah;

47)BKPM dan Kementerian PAN-RB menerapkan UU NRI No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dengan menetapkan standar pelayanan bagi publik, khususnya bagi para investor;

48)BKPM, Kemendagri dan pemerintah daerah mengoptimalkan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dimaksud dalam UU NRI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 11 ayat (4) ;

49)BKPM, Kemendagri, Asosiasi Pemerintah Propinsi Seluruh Indonesia (APPSI), dan Asosiasi Pemerintah Kota (APEKSI) secara periodik melakukan analisa dan evaluasi terhadap perkembangan investasi di daerah;

50)Kepolisian RI menjaga dan menjamin keamanan investasi sehingga dapat ikut mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif;

51)Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), APPSI dan APEKSI secara periodik menyelenggarakan kegiatan koordinasi dan supervisi pencegahan (korsupgah) yang diikuti oleh jajaran masing-masing pemerintah daerah terkait;

52)BKPM, KADIN, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia  (Apindo) secara periodik melakukan pembangunan jaringan perkenalan antar mereka;

KETENAGAKERJAAN53)Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Kemenakertrans), Federasi Serikat Buruh dan Asosiasi Pengusaha Indonesia  (Apindo), di tingkat pusat dan di tingkat daerah, secara periodik melakukan forum komunikasi bersama;

54)Kemenakertrans menetapkan dan menerapkan kompetensi dan integritas yang tidak mudah dipengaruhi oleh kelompok-kelompok penekan yang bermaksud hanya untuk melindungi kepentingan suatu pihak semata;

55)Terkait penetapan upah minimum regional, pemerintah daerah harus mampu mengkalkulasi secara efektif dan efisien berapa kira-kira besaran UMR (Upah Minimum Regional) secara netral tanpa mengorbankan salah satu pihak, yakni antara pihak pekerja maupun pihak pengusaha;

INFRASTRUKTUR56)Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Negara BUMN, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan pemerintah daerah mempercepat pembangunan infrastruktur konektivitas;57)Kementerian Kominfokom menuntaskan proyek infratsruktur komunikasi Palapa Ring pada tahun 2018 guna menunjang industri e-commerce yang sangat potensial dikembangkan di Indonesia; 58)Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mengadakan evaluasi dengan wakil dari keempat kementerian di atas, untuk mengikuti dengan ketat perkembangan pengadaan tanah dan kemajuan pembangunan konstruksi serta sarana dan prasarana infrastruktur di daerah bersangkutan; 59)Pemerintah melakukan sejumlah inovasi terobosan untuk percepatan pembangunan infrastruktur dalam skala besar dan segera, di tengah defisit APBN saat ini;

PEMBANGUNAN DI KAWASAN TIMUR INDONESIA (KTI)60)Pemerintah merubah politik anggaran dimana anggaran tidak lebih besar berada di kementerian dan lembaga, tetapi akan lebih banyak di daerah;61)Pemerintah mendorong percepatan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, sebagai mesin penggerak utama pertumbuhan di KTI, dengan menggali potensi dan keunggulan daerah;62)Pemerintah memfasilitasi keterkaitan antara pusat pertumbuhan wilayah dan daerah sekitarnya, melalui infrastruktur wilayah yang terintegrasi dan terhubung dengan baik dan terpadu;63)Pemerintah makin meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan Iptek penduduk KTI, dengan percepatan dan perluasan pembangunan SMK-SMK, politeknik, akademi komunitas, Balai Latihan Kerja (BLK), dan Science dan Techno Park; 64)Pemerintah melakukan percepatan peningkatan pembangunan kawasan perkotaan di KTI, untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman; dan65)Pemerintah daerah secara inovatif membangun daerahnya masing-masing sebagai pusat-pusat keunggulan. 

PENDAHULUAP7 PENUTUP

INVESTASIINVESTASIPERTUMBUHAN EKONOMI

KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN MASYARAKATMASYARAKAT

PEPEMBANGUNMBANGUNAN AN

NASIONALNASIONAL

KESIMPULANKESIMPULAN

kapasitas kelembagaan pemerintahan

peraturan perUUan yg efektif dan bermanfaat

iklim investasi asing yg berparadigma nasional

MEMPERKUAT EKOSISTEM YG KONDUSIF BAGI INVESTASI ASING DI INDONESIA

rendahnya kapasitas kelembagaan

legislasi belum efektif

belum memadainya belum memadainya iklim investasi asingiklim investasi asing

SARANSARAN