02 standardisasi simplisia.ppt

50
 ST ND RDIS SI SIMPLISI OLEH BURHANUDDIN TAEBE

Upload: 5h3r1y

Post on 09-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • STANDARDISASI SIMPLISIAOLEHBURHANUDDIN TAEBE

  • PENDAHULUANSIMPLISIAHEWANINABATIMINERALHERBAEKSUDATBAG.TUMBUHISI SEL SECARA SPONTAN KELUAR /ISI SEL CARATERTENTU DIKELUARKAN DARISEL/SENY. NABATILAIN DGN CARA TERTENTU DIPISAH DR TUMBUHDAN BELUM BERUPA SENYAWA KIMIA MURNI

  • NABATIHERBAEKSUDATBAG.TUMBUHPRODUK PERTANIANPRODUK FARMASI-Proses pascapanen-Preparasi sederhana

  • PRODUK FARMASICACAH DAN DIGODOKSERBUK HALUSSEDIAAN FARMASI LAINJAMU GODOKAN(INFUS,DEKOK)SEDUH, MINUMEkstraksi, separasi, pe-murnian (ekstrak, frak-si, isolat senyawa murni

  • ASPEK YANG MENPENGARUHI KANDUNGAN SENYAWA TANAMAN OBAT1. GENETIK(BIBIT)2. LINGKUNGAN(Tempat tumbuh, iklim)3. REKAYASA AGRO-NOMI (FertilizerTreatment)4. PANEN(waktu dan pascaPanen)

  • MUTU SIMPLISIADIPENGARUHI1. PROSES PANEN2. PREPARASI SIMPLISIA3. KOMPOSISIKANDUNGAN KIMIA4. KONTAMINASI5. STABILISASIBAHAN

  • TIGA KONSEP MENYUSUN PARAMETER STANDAR UMUM SIMPLISIA SEBAGAI BAHAN BAKU DAN PRODUK SIAP KONSUMSI1. SEBAGAI BAHAN FARMASI, 3 parameter umum bahan kebenaran jenis (identifikasi) kemurnian (bebas kontaminasi kimia, biologi) kestabilan (wadah, penyimpanan, transportasi)

  • 2. SEBAGAI BAHAN DAN OBAT, keamanan(safety) kemanjuran (efficacy) mutu (quality)3. SEBAGAI BAHAN MENGANDUNG BAHAN KIMIA, yang bertanggungjawab atas respon biologi, harus mempunyai spesifikasi kimia komposisi (jenis dan kadar)

    Catatan : paradigma kedokteran modern: respon biologis bahan alam pada manusia disebabkan senyawa kimia, bukan bioenergi atau spiritual

  • PARAMETER STANDAR BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL1. JUDUL/NAMA SIMPLISIA2. URAIAN3. NAMA DAERAH4. PEMERIAN, organoleptik, makroskopik dan mikroskopik5. BAKU PEMBANDING6. IDENTIFIKASI7. UJI KEMURNIAN, kadar air, kadar zat terekstraksi air dan etanol, bahan orga-nik asing, cemaran; mikroba, aflatoksin, pestisida dan logam berat

  • 8. SUSUT PENGERINGAN9. KADAR AIR10. KANDUNGAN KIMIA11. PENETAPAN KADAR12. PERINGATAN13. WADAH DAN PENYIMPANAN1. JUDUL / NAMA SIMPLISIA Nama simplisia ditulis dalam bahasa Latin + nama nasional (nama dagang) atau nama daerah yang populer Curcumae Rhizoma Rimpang Temulawak (Temulawak)

  • 2. URAIAN Definisi atau paparan tentang tanaman, bagi-an tanaman yang digunakan, nama tanaman, suku, varitas, sinonim, nama lain (kalau ada)3. NAMA DAERAH Jumlah nama daerah mengindikasikan luas penggunaan atau pengenalan simplisia tersebut4. PEMERIAN Organoleptik;warna, bau dan rasa Makroskopik; simplisia (rajangan), sifat dan keadaan fisik

  • Mikroskopik; serbuk kering, dasar dan sifat anatomi organ tumbuhan (daun, kayu, klika, flos, biji, rimpang dll)5. BAKU PEMBANDING - Dapat berupa senyawa aktif - Senyawa lain (zat identitas sampel) - Beberapa isolat dari simplisia atau bentuk sintesisnya6. IDENTIFIKASI KROMATOGRAFI Uji pendahuluan simplisia untuk penge-nalan pendahuluan senyawa aktif/zat identitas

  • 7. UJI KEMURNIAN a. Kadar abu, menetapkan tingkat pe-ngotoran logam-logam dan silikat -Kadar abu total,logam alkali (Na,K,Li) logam alkali tanah (Ca, Ba), Logam berat (Fe, Pb, Hg, As) -Kadar larut dalam air -Kadar tidak larut asam b. Kadar zat terekstraksi, mengetahui jumlah terendah bahan kimia kandungan simplisia yang dapat terekstraksi dengan pelarut tertentu (air dan etanol)

  • c. Bahan organik asing, mengetahui ada tidaknya cemaran bahan organik asing yang biasa atau sering ditambahkan/ganti/pemalsu. Bahan organik asing merupakan bahan organik asing bersumber dari tumbuhan atau hewan yang sama/berla-inan jenis/senyawa aktif sinte-sis (diguna-kan metode AKK yang lazim), pen-cemaran bahan organik asing dalam tumbuhan hewan dinyatakan dalam % d. Cemaran mikroba, boleh ada kuman apato-gen (terbatas), tetapi tidak boleh mengandung mikroba patogen seperti ; Salmonella, Staphyl-lococcus, Streptococ-cus, Vibrio cholera, Pseu-domonas, Prote-us, Shigella dan Bacillus

  • e. Cemaran aflatoksin, persyaratan kandungan aflatoksin tidak tercantum dalam MMI, dilaku-kan dengan KLT f. Cemaran residu pestisida, WHO, klasifikasi; pestisida, rodentisida, herbisi-da, fungisida Kimia; hirdokarbon terklorinasi (pestisida), asam fenoksialkanoat terklorinasi (herbisida), pestisida organofosfor, insektisida/fungisida turunan karbonat, pestisida anorganik, pestisi-da asal bahan alam dll g. Cemaran logam berat, diperiksa berbagai metode analisis kimia atau SSA, Pb, Hg, As

  • 8. SUSUT PENGERINGAN - menjaga mutu simplisia (reaksi enzimatis, pertumbuhan m.o) - dilakukan untuk simplisia yang tidak mengan- dung minyak atsiri9. KADAR AIR - berkaitan pertumbuhan m.o dan degradasi enzim terhadap zat aktif (kadar air < 10% tidak terjadi hal ini) - MMI, merekomendasikan secara destilasi azeotropik dilakukan terhadap simplisia yang mengandung minyak atsiri

  • 10. ZAT IDENTITAS - untuk simplisia belum diketahui zat aktif, profil KLT a. penapisan fitokimia simplisia terhadap go- longan senyawa (flavonoid, steroid, alka- loida dsb), ekstraksi dengan cara sesuai b. ekstraksi/fraksinasi dengan pelarut dari nonpolar ke polar c. ekstraksi bertahap jaringan tumbuhan segar dengan pelarut keasaman/kebasa- an berbeda, ekstrak diperoleh golongan senyawa, hasil deteksi UV / semprot

  • 11. PENETAPAN KADAR Simplisia yang diketahui zat aktif, ditetapkan kadar dengan metode sesuai12. PERINGATAN, jika perlu13. WADAH DAN PENYIMPANAN Harus memenuhi beberapa kriteria, karena dapat mempengaruhi simplisia

  • PARAMETER EKSTRAKNON SPESIFIK1.SUSUT PENGERINGAN2.BOBOT JENIS3.KADAR AIR4.KADAR ABU5. SISA PELARUT6. SISA PESTISIDA7.CEMARAN LOGAM BERAT8. CEMARAN M.O2. SPESIFIKIDENTITASORGANOLEPTIKSENYAWA TERLARUT DALAM PELARUT TER- TENTU3.PARAMETER KANDG. KIMIAPOLA KROMATOGRAMKADAR TOTAL GOLONGAN KANDUNG- AN KIMIA3. KADAR SENYAWA KIMIA TERTENTU

  • FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA MUTU EKSTRAK1. FAKTOR BIOLOGIMutu ekstrak dipengaruhi bahan asal (budidaya = kultivar atau tumbuhan liar = wild corp) a. Identitas jenis (sps), keragaman hayati dapat dikonfirmasi dari faktor internal (genetik) b. Lokasi tempat tumbuh, faktor eksternal yaitu lingkungan (tanah, atmosfir), interaksi energi (cuaca, temperatur, cahaya), materi (air, se-nyawa organik-anorganik)

  • c. Periode panen, berkaitan dimensi waktu (proses terbentuknya senyawa kimia), kapan kadar aktif optimal (biosintesis), dikonversi, biotransformasi, biodegradasi menjadi senyawa laind. Penyimpanan, faktor eksternal (dapat dia-tur menjadi stabilitas dan kontaminasi, biotik dan abiotik)2. FAKTOR KIMIA Idem faktor biologi kaitan kandungan kimiaa. Faktor internal- Jenis senyawa aktif dalam bahan- Komposisi kualitatif senyawa aktif

  • - Komposisi kuantitatif senyawa aktif- Kadar total rata-rata senyawa aktifb. Faktor eksternal- Metode ekstraksi- Perbandingan ukuran dan alat ekstraksi- Ukuran, kekerasan, kekeringan bahan- Pelarut- Kandungan logam berat- Kandungan pestisida

  • SENYAWA KIMIA DALAM EKSTRAK1. Asli dari tumbuhan asal, ada pada tumbuhan, tidak berubah oleh preparasi simplisia, ekstraksi 2. Hasil perubahan senyawa asli, sifat fisikokimia sulit stabil3. Senyawa kontaminasi, baik sebagai polutan, aditif proses (merupakan senyawa eksogen), polusi, residu proses4. Senyawa hasil interaksi antara senyawa asli, senyawa kontaminasi dan senyawa perubahan

  • TUJUAN EKSTRAK1.Untuk senyawa bioaktif atau senyawa yang khaskhas dan diketahui sifat fisik dan kimianya

    2.Jaminan bahwa ekstrak yang diperoleh mengandung susunan senyawa bioaktif alami seperti aslinya yang terdapat dalam simplisa

    3. Permintaan konsumen agar sediaan obat tradisional lebih praktis dan baku

  • KEUNTUNGAN EKSTRAK SEBAGAI BAHAN BAKU OT1. Memiliki senyawa aktif yang lengkap seperti asli dengan kadar relatif > tinggi sehingga tercapai efek terapi2. Diperoleh volume atau berat > kecil, sehingga praktis dibuat sediaan tertentu3. Pengawasan mutu dan pembakuan/standardi-sasi serta produk akhir relatif sederhana4. Diversifikasi bentuk sediaan, misal kapsul, tablet, dragee, sediaan cair, pastiles dls5. Daya tahan pada penyimpanan optimal

  • 1. NON SPESIFIK

    1.SUSUT PENGERINGANYaitu sisa zat setelah pengeringan 1050 C, 30 (konstan, dinyatakan dalam %)Jika tidak mengandung m.a, maka kandungan airBatasan maksimum besar senyawa yang hilang pada proses pengeringan2. BOBOT JENISYaitu massa persatuan volume pada suhu ka-mar (250 C) dengan piknometer/alat lainUntuk ekstrak cair/kental (dapat dituang)Gambaran kandungan kimia terlarut

  • 3. KADAR AIRYaitu batasan minimum kandungan air dalam bahanKemurnian dan kontaminasiDitentukan ; - Titrasi : titrasi langsung titrasi tidak langsung cara Karl-Fischer - Destilasi - Metode gravimetri

  • 4. KADAR ABUYaitu dipanaskan, senyawa organik terdekstru-ksi dan menguap, sisa mineral dan senyawa anorganikGambaran kandungan mineral internal dan eks-ternal pada proses awal ekstraksiKemurnian dan kontaminasiMeliputi : kadar abu total, abu tidak larut asam

    5. SISA PELARUTYaitu kandungan sisa pelarut, dengan KGJaminan tidak ada sisa pelarut dan untuk ekstrak cair kadar pelarutnyaMetode : destilasi dan KGC

  • 6. SISA PESTISIDAYaitu menentukan kandungan sisa pestisida atau kontaminasi simplisia (bahan awal)Jaminan ekstrak tidak mengandung pestisida > dari nilai batas toksis bagi kesehatanMetode analisis multiresidu pestisida organoklor dan organofosfor sesuai Komisi Departemen Pertanian yang dimodifikasi7. CEMARAN LOGAM BERATYaitu menentukan kandungan logam berat (Hg, Pb, Cd, As dls) secara SSA atau cara lain yang lebih valid

  • 8. CEMARAN MIKROBAYaitu mengidentifikasi mikroba patogen dengan analisis mikrobiologisJaminan ekstrak tidak mengandung mikroba patogen, apatogen berbahaya bagi kesehatan9. CEMARAN KAPANG,KHAMIR, AFLATOKSINYaitu menentukan adanya jamur secara mikrobiologis dan aflatoksin secara KLTJaminan ekstrak tidak mengandung jamur melebihi batas merusak stabilitas ekstrak dan aflatoksin yang berbahaya pada kesehatan

  • SPESIFIK1. IDENTITAS a. Deskripsi tatanama : nama ekstrak (generik, paten, dagang) nama latin tumbuhan bagian tumbuhan yang digunakan nama Indonesia tumbuhan b. Senyawa identitas, petunjuk bagi ekstrak dengan metode tertentu (KLT = Rf, warna dengan penampak noda atau kromatogram)

  • 2. ORGANOLEPTIKDengan pancainderaa. Bentuk: padat, cair, kental, serbukb. Warna: kuning, hijau tua, coklat dsbc. Bau: aromatik, tidak berbau dls d. Rasa: manis, panit, kelat dls3. SENYAWA TERLARUT DALAM PELARUT TERTENTUYaitu melarutkan ekstrak dengan pelarut etanol/ air, menentukan solut (kandungan kimia), gra-vimetri

  • 3. KANDUNGAN KIMIA1. POLA KROMATOGRAMKLT KG KCKT2. KADAR TOTAL GOLONGAN KANDUNGAN KIMIA3. KADAR KIMIA TERTENTU senyawa identitassenyawa kimia utamakandungan kimia lainnyaDengan densitometer, KG, KCKT

  • PARAMETER MUTU OT

  • KETERANGAN : + = YA * = SAKARIN < 0,15 % ** = KADAR ETANOL , 1 % - = TIDAK SIKLAMAT < 2 %

  • PARAMETER MUTU OT

  • KETERANGAN : + = YA * = SAKARIN < 0,15 % ** = KADAR ETANOL , 1 % - = TIDAK SIKLAMAT < 2 %

  • PARAMETER MUTU SEDIAAN OT BENTUK CAIRAN OBAT DALAM1. VOLUME TERPINDAHKAN, memberi jaminan khasiat dan keamanan karena kadar bahan aktif seragam Prosedur : isi 20 wadah sediaan yang diuji dari batch berlainan secara rawu, tuang ke dalam gelas ukur (dikalibrasi, volume tdk > 2,5 x volume sediaan uji), diamkan 30 menit (menghilangkan gelembung), baca volume tiap wadah, tetapkan purata. Memenuhi syarat parameter jiak volume terpindahkan antara 95 105% dari volume purata yang ditetap-kan

  • 2. VISKOSITAS, menjamin reprodusibilitas khasiat dan keamanan, karena viskositas tergantung pada konsen-trasi zat terlarut dalam sediaanDitetapkan dengan cara yang sesuai, ditetapkan isi 20 wadah secara rawu dari batch berlainanSediaan memenuhi syarat jika viskositas antara 95 105% dari viskositas purata sediaan yang ditetapkan

    3. BOBOT JENIS, berkaitan jumlah atau konsentrasi kandungan senyawa kimia, berhubungan erat repro-duksibilitas dalam aktivitas farmakodinamik.Dilakukan sekurang-kurangnya 10 x penetapan (temp=) dari batch berlainan secara rawu.Sediaan memenuhi syarat jika bobot jenis antara 90 110% dari bobot jenis purata sediaan yang ditetapkan

  • Selain parameter tersebut, juga ditetapkan :Cemaran mikrobaJumlah total bakteriJumlah total propagasi jamurBakteri patogenSenyawa identitasPengawet dan pemanis

  • PARAMETER MUTU SEDIAAN OT BENTUK SERBUK1. ANALISIS ORGANOLEPTIK, analisis dengan sensual penginderaan mata, hidung dan lidah (war-na, bau dan rasa). Mensyaratkan tidak terlihatnya cemaran jamur/kapang dengan mata telanjang, tidak ada kerusakan (busuk dan bau menyimpang dan bau khas) sediaan

    Prosedur AnalisisWarna, dengan mata telanjang selain sinar matahari jika dibutuhkan cahaya digunakan dari sumber caha-ya dengan panjang gelombang = panjang gelom-bang matahari

  • Bau, serbuk ditempak dalam gelas piala/permukaan tangan/tempat lain yang sesuai, udara terbuka di atas dihirup perlahan. Bila perlu, serbuk sediaan digosok-kan diantara ibu jari dan telunjuk, bau dicium. Bila di-ketahui mengandung bahan berbahaya, bahan dalam gelas piala ditambah air mendidih, karakteristik bau diamati melalui uap yang keluar dari mulut gelas . Dinyatakan tidak berbau, berbau lemah dan berbau kuat dan sensasi bau dinayatakan berbau aromatik, menyengat serta merangsangRasa, serbuk sediaan digerus dan dilumatkan dengan sedikit air, totolkan pada lidah dan biarkan beberpa detik. Derajat rasa manis dietapkan berdasarkan rasa sakarosa sebagai pembanding, rasa pahit ditetapkan dengan menggunakan larutan kinin klorida konsent-rasi 1 : 2000

  • 2. UKURAN PARTIKEL, menjamin reprodusibilitas khasiat dan keamanan, karena ukuran partikel ber-pengaruh pada daya larut atau disolusi zat aktifUkuran partikel serbuk ditetapkan sekurang-kurangnya 10 X pengukuran dari batch produksi berla-inan diambil secara rawu3. ANALISIS MIKROSKOPIK, untuk memperoleh ke-jelasan karakteristik internal serbuk sediaan dalam menetapkan kemurnian (terutama pemalsuan simpli-sia penyusun/pencampuran secara sengaja simplisia lain dengan bentuk dan karakteristik mikroskopiknya hampir sama/sulit dibedakan)Dilakukan dalam media air untuk butir amilum/kloral hidrat untuk karakteristik internal lain

  • 4. PENYIMPANGAN BOBOT, menjamin reprodusibili-tas khasiat dan keamanan, karena penyimpangan bobot akan berpengaruh pada dosis/takaran pemakai-an (khasiat dan keamanan)Cara penetapan : Sekurang-kurangnya 30 bungkus dipilih secara rawu, ditimbang satu persatu, analisis statistik dengan menentukan nilai purata disertai nilai simpangan baku. Syarat : Penyimpangan bobot tidak melebihi 5 % dari bobot purata dibanding nilai tertera dikemasanSelain paremeter tersebut, juga : susut pengeringan, kadar sari (larut air dan larut etanol), kandungan air, cemaran mikroba (jumlah total bakteri, jumlah total propagasi jamur, bakteri patogen), senyawa identitas, pengawet dan pemanis

  • PARAMETER MUTU OT BENTUK KAPSUL1. KESERAGAMAN BOBOT, jaminan bagi pengguna akan khasiat dan keamanan, karena kadar bahan aktif juga seragaman memungkinkan tercapainya reprodusibilitas khasiat dan kemananProsedur analisisKapsul keras, dua puluh kapsul diambil secara rawu, timbang satu persatu, keluarkan isi kapsul dan cang-kang+ tutup ditimbang satu persatu. Bobot netto adalah pengurangan antara kapsul + isi dengan cangkang + tutup.Syarat : bobot tiap isi kapsul berada antara 90 110% (rerata 300 mg)

  • Prosedur analisisKapsul keras, dua puluh kapsul diambil secara rawu, timbang satu persatu, isi kapsul dikeluarkan dengan membuka kapsul dengan alat pemotong bersih, kering dan tajam. Cuci kapsul dengan pelarut yang sesuai, biarkan sisah pelarut menguap selama 30, keringkan dalam eksikator, cangkang ditimbang satu persatu. Bobot netto adalah pengurangan antara kapsul + isi dengan cangkang + tutup.Syarat : bobot tiap isi kapsul berada antara 90 110% (rerata 300 mg)2. WAKTU HANCUR, jaminan bagi pengguna akan reprodusibilitas khasiat dan keamanan, karena waktu hancur berpengaruh terhadap daya larut (disolusi) zat aktifnya

  • Prosedur analisisSekurang-kurangnya 20 X pengukuran dari batch produksi berbeda diambil secara rawu, kedalam keranjang alat uji waktu hancur masukkan 1 kapsul, masukkan cakram dan alat dijalankan dengan media 0,05 M dapar cuka (2,99 g Na.asetat trihidrat dan 1,66 ml asam cuka biang + air hingga 1000 ml), suhu 36-38o C selama 45. Ambil kapsul, amati, semua kapsul harus hancur sempurnaSyarat : waktu hancur dipenuhi jika kapsul yang hancur sempurna berjumlah tidak kurang 90% dihitung terhadap jumlah kapsul yang diujiParameter lain : kadar sari (larut air dan etanol), kandu-ngan air, cemaran mikroba (jumlah total bakteri, jum-lah total propagasi jamur, bakteri patogen), senyawa patogen, pengawet dan pemanis

  • PARAMETER MUTU OT BENTUK TABLET1. KESERAGAMAN BOBOT, jaminan bagi pengguna akan khasiat dan keamanan, karena kadar bahan aktif juga seragaman memungkinkan tercapainya reprodusibilitas khasiat dan kemananProsedur analisisDua puluh tablet diambil secara rawu, timbang satu persatu, tetapkan bobot rerata.Syarat : bobot tiap tablet tidak lebih dari 2 tablet menyimpang dari bobot purata 10% ( tablet purata 80 mg), 7,5% (tablet bobot 80 250 mg) dan tidak 5% (tablet bobot purata > 250 mg)

  • 2. WAKTU HANCUR, jaminan bagi pengguna akan reprodusibilitas khasiat dan keamanan, karena waktu hancur berpengaruh terhadap daya larut (disolusi) zat aktifnyaProsedur analisisSekurang-kurangnya 20 X pengukuran dari batch produksi berbeda diambil secara rawu, kedalam keranjang alat uji waktu hancur masukkan 1 tablet, masukkan cakram dan alat dijalankan dengan media air, suhu 36-38o C selama 45. Ambil tablet, amati, semua tablet harus hancur sempurnaSyarat : waktu hancur dipenuhi jika tablet yang hancur sempurna berjumlah tidak kurang 90% dihitung terhadap jumlah tablet yang diuji

  • Persyaratan lain : kadar sari (air dan etanol), kandu-ngan air, Cemaran mikroba (jumlah total bakteri, jum-lah total propagasi jamur, bakteri patogen), senyawa identitas, pengawet dan pemanis