warta paulus 91 _ 29 juni 2013 _ edisi hut gsp ke 24
DESCRIPTION
Media Informasi Umat Gereja Katolik Paroki Santo Paulus - Sendangguwo - SemarangTRANSCRIPT
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
1
oleh : Ch. Slamet Kitri (anggota DP - GSP)
Tepat 24 tahun yang lalu, pada hari Rabu Pa
hing 28 juni 1989 , gereja kita telah diberkati oleh
Rm. Ch. Purwawidyana Pr, selaku romo VikJen
KAS. Beliau mewakili Bapa Uskup Agung Mgr.
Kardinal Darmaatmaja, SJ yang pada saat itu se
dang audiensi ke Tahta Suci. Sehari kemudian,
pada hari Kamis Pon, 29 Juni 1989, bertepatan dengan Hari Raya St. Petrus
dan St. Paulus Rasul, gereja baru ini dipakai untuk pentahbisan 2 orang Imam
baru dari Misionaris Keluarga Kudus. Sebuah paket 3 peristiwa yang penuh
makna ..... (dan dengan “kesepakatan tak tertulis”, tanggal 29 Juni, kita
rayakan sebagai hari Ulang tahun Gereja dan paroki kita). Lalu pertanyaan
hari ini, bagaimana 3 peristiwa 24 tahun lalu, meng “inspirasi” umat GSP.... ?
Berhenti sejenak..
Karunia Bapa di surga yang diberikan sama rata, sama persis untuk setiap
umat, setiap keluarga dan setiap komunitas, adalah waktu. Suka tak suka, hari-
hari selalu berjalan, waktu selalu maju, hari selalu bergulir 24 jam. Tugas kita
adalah me-manajemen-i waktu sebaik-baiknya, termasuk momen hari ulang ta
hun.
Ulang tahun gereja adalah peluang mengajak umat, untuk menghentikan ba
rang sejenak jam waktu paroki kita. Sejenak untuk bersyukur, sejenak meng
evaluasi prestasi berparoki dan sejenak memandang cita-cita dan impian ke
depan. Mengacu pada 3 peristiwa 1989 tadi, mari kali ini kita bicara dari 3 sisi :
(1) Gereja dan sarana prasarana. (2) tahbisan: bagaimana benih-benih Imam?
(3) semangat “Paulus” di paguyuban paroki dan umat.
Syukur.
Tahun ini kita rayakan HUT tri-windu, angka signifikan menurut “etungan
jowo”. Jadi kita pantas lebih ber-HUT hari ini. Kita harus bersyukur telah di
karuniai:
• Gereja paroki yang besar, dengan 5 gereja wilayah, dan 3 gereja di antaranya
ULANG TAHUN ke 24
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
2
telah mempunyai jadwal misa tetap.
• Kegiatan liturgis berjalan baik, paroki dilayani oleh 5 orang romo, ada yang
sepuh ada yang muda. Kebanggaan tersendiri, bahwa pastor kepala paroki
adalah umat paroki kita pula.
• Paguyuban paroki berjalan, komunikasi interaksi antar umat dan paroki , ling
kungan kampung setempat damai. Penganggaran keuangan cukup balans.
Kita bersyukur, puji Tuhan, keadaan happy-happy saja.
Menengok kebelakang .
Bangunan Gereja Paroki sudah berusia 24 tahun, pastoran sudah 21 tahun,
sudah kusam, masanya untuk di”make-up”. Panti Imam, yang dulunya “da
rurat” ternyata dipakai sampai saat ini. Umat yang makin meluber keluar ge
reja, setiap misa (meski telah didukung oleh gereja YMY Plamongan -2009-
dan gereja Teresia Tlogosari -2007-). Apakah ini karena kapasitas seat gereja
nya yang kurang, ekstra ‘sumuk’ atau umat yang tak merasa perlu dekat dengan
ekaristi, ya ?
Tanah gereja, yang dulunya (1989) sekitar 6.500 m2, dengan telah terbeli
nya tanah di depan gereja dan pinjaman YSS (2010), plus eks susteran (2011)
kini telah menjadi seluas 14.000 m2. Luas nian. Tantangannya, sudah tergarap
kah lahan seluas itu?. Tentang jalan, siapa tahu, doa impian kita terjawab di
ulang tahun ini , jangan-jangan kita mulai punya jalan akses langsung, 2 way
traffic, ke jalan Majapahit. Kita percaya kekuatan doa, dan mari kita mulai real
isasi patungan urunan dana buat jalan impian ini….. ayo cepat !!.
Umat yang pada 1989 sekitar 6.000 jiwa, telah berkembang menjadi sekitar
11.000 jiwa. Hasil sensus terakhir, warga kita cuma sekitar 8.000-an. Nggak
terjadi apa-apa, koreksi bagus, bukti hasil kerja tim data saja....
Dengan jumlah lingkungan sebanyak 67, terbagi dalam 14 wilayah, bayangkan
jika semua mampu aktif minta misa bulanan, bisa mabuk kelelahan romo-romo
kita. Tapi nggak apa-apa, guyon .....Menurut catatan 2009, panggilan menjadi
Imam dan calon Imam , Bruder dan Suster sekitar 13 orang. Catatan terakhir
(dari sr. Rini) ada 2 Imam, 4 Suster, 4 Frater dan 4 seminaris. Bruder belum
ada, ayo siapa mau mengisi ....?
Gereja YMY dan TA, telah menyiapkan diri dengan benih2 unggul Dewan
Paroki, profisiat.......PPDP kita yang terakhir (2006), masih operasional,
mungkin sudah perlu disesuaikan dengan dinamika paroki. Terima kasih, be
berapa wajah OMK telah nongol di Dewan Paroki 2011-2014. Prestasinya
bagus, perlu lebih banyak OMK lagi, untuk menerima tongkat estafet pengurus
paroki akhir tahun ini.
Melihat kedepan
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
3
Mari kita berandai-andai, apakah
yang kita inginkan untuk paroki kita
hing ga 10 tahun ke depan.
1. Kita mimpikan gedung gereja yang
sejuk dan sumilir, gua Maria yang
ter buka, hening, kemudian ruang
adorasi. Jalan yang lebar dan hala-
man taman hijau yang rindang.
Tentang konsep ‘gereja kampung’
masih relevan atau tidak? Berani-
kah kita buat bangunan gereja baru,
yang lebih luas? Sementa ra gedung
lama alih fungsi untuk “gawe”, ser-
baguna, wadah untuk ibu-ibu,
OMK plus umat untuk berinteraksi.
2. Panggilan iman, apa yang bisa kita
sumbangkan? Mana Bruder
Sendangguwo?. Kerabat MSF dan
kerabat lain mengapa tidak? Jangan
lupa, bagaimana dukungan doa dan
perhatian untuk para Imam kita
wujudkan?
3. Semangat sebagai “Paulusian”,
rasul pewarta untuk segala bangsa,
tentang paroki yang benar-benar
paguyuban kaum beriman, calon
paroki Plamong an, atau paroki
‘anak’ lainnya. Tentang peran
OMK, kaderisasi pengurus paroki
(2014), pemberdayaan lingkungan
dan wilayah. Juga kerinduan umat, punya panti pertemuan.
Mari kita bersama bermimpi. Lalu kita inventaris mimpi kita, kita pilah-
pilah mana yang kebutuhan, mana yang keinginan, mana yang sekedar ikut-
ikutan. Sampaikan gagasan, lewat para ketua lingkungan, ketua bidang, romo
paroki atau langsung ke bidang lit-bang. (Lalu kita akan duduk bersama,
merumuskan road map paroki kita, bayangan profil paroki ke depan, kegiatan-
kegiatannya, lalu kita terjemahkan dalam ran cangan kompleks gereja kita.
Mungkin ini yang populer disebut masterplan, dan ini pasti perlu ada).
Dan ......selamat ulang tahun saudaraku terkasih. �
DAFTAR ISI
� Ulang Tahun ke 24 1
� Menjadi Orangtua yang Smart .... 5
� Surat dari Romo Paroki 8
� Serba-serbi Kegiatan Bulan Mei
di Lingkungan 10
� Prodiakon Paroki dan Komuni Suci 17
� Renungkanlah …. 20
� Santa Klara dari Asisi 22
� Pernik-pernik di Bulan Maria 23
� Safari Bina Iman 25
� Selamatkan Bumi dengan Lubang Resapan Biopori 27
• Paus Fransiskus 29
� Aja Cedhak Kebo Gupak 31
� Ngudo Roso, Mo Semar 33
� Pelatihan Daur Ulang .... 38
� Mengenali Gereja, Katedral dan
Basilika 39
� Kencana Katon Wingka 44
� Novena Maria la Salette 46
• Dari Bilik Redaksi 47
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
4
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
5
Pada tanggal 21 April 2013 ber
tempat di Bangsal Pastoran Paroki
Santo Paulus Sendangguwo, yang ber
tepatan dengan peringatan Hari Ibu
Kartini, Tim Kerja Ibu-ibu Paroki
menyelenggarakan bincang-bincang
pendidikan iman anak bersama Romo
Hubertus Hartono MSF dari
Provinsialat MSF. Acara bincang –
bincang yang dihadiri Ibu dan Bapak
tersebut dibagi dalam dua sesi, ber
langsung hangat dan disertai canda
tawa di antara peserta.
Acara diawali dengan doa dan me
nyanyikan lagu ”Di sini Senang” dan
”Ibu Kartini”. Romo H. Hartono
MSF, pun selaku narasumber, juga
mengajak peserta menyanyikan lagu
”Dalam Yesus Kita Bersaudara”.
Dipaparkan oleh beliau bahwa ke
luarga mempunyai segi misioner,
yaitu keluarga kita di panggil oleh
Tuhan untuk menjadi garam dan
terang.
Dari hasil bincang-bincang tersebut
dapat dirangkum beberapa hal, antara
lain:
Keluarga Katolik Sejati.
Keluarga Kristiani mempunyai tugas
yang mulia: laki-laki yang menikah
akan meninggalkan keluarganya
untuk bersatu dengan istrinya, mem
punyai makna bahwa laki-laki yang
akan menikah merupakan pribadi
yang merdeka, dan mereka mem
punyai rasa cinta untuk membentuk
ikatan yang suci.
Tugas bapak terhadap anaknya :
• Memberi nama kepada anaknya.
• Mempersembahkan anak sulungnya
kepada Tuhan dengan dibaptis.
• Menyunatkan anak (?)
• Bertanggungjawab atas pertumbuh
MENJADI ORANGTUA
YANG SMART DAN BERDAYA PIKAT
DALAM MENGEMBAN RAHMAT
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
6
an spiritual anak kepada Tuhan.
• Memberi keteladanan di hadapan
anak dengan tidak melakukan pe
langgaran.
• Mengajarkan kepada anak jalan ke
bijaksanaan.
• Menghukum anaknya jika bersalah.
• Bertanggungjawab atas pernikahan
anaknya dengan segala tanggung
jawabnya.
Beberapa kewajiban istri terhadap
suaminya :
• Bekerjasama dengan suami ter
utama mengemban tugas dari Allah,
beranak cucu.
• Jika suami berbuat salah, maka istri
perlu menegur.
• Ikut bekerja dan memelihara cipta
an, bekerja melalui karya tangan
untuk membantu suami.
• Menjamin hubungan afektif dengan
suami.
• Gambaran istri idaman nampak da
lam Kitab Amsal 31: 10 – 31.
Kewajiban Ibu kepada anaknya,
antara lain:
• Memberi makan, menyusui
• Memberi pakaian.
• Melindungi dan menjaga anak.
Hakekat Perkawinan
Perkawinan merupakan kesepakatan
janji antara seorang pria dan wanita
untuk membentuk kebersamaan dalam
seluruh hidup mereka. Karena obyek
nya adalah kebersamaan seluruh
hidup, maka berakibat timbulnya hak
atas kebersamaan seluruh hidup se
bagai pasangan suami-istri.
Konsensus / Kesepakatan Pasutri
1. Verus : Perkawinan harus sung
guh-sungguh dari hatinya, bukan
pura -pura.
2. Plenus : Perkawinan harus de
ngan ketulusan hati dan dengan
sepenuh hati dan apa adanya.
3. Liber : Perkawinan dilakukan
dengan pribadi yang bebas, tidak
terikat dengan siapapun.
Tujuan Perkawinan
1. Kesejahteraan suami istri.
2. Prokerasi ( memperoleh
keturunan ).
3. Pendidikan anak secara Katolik.
Realita dalam keluarga
1. Kurangnya nyala api cinta pasutri
seperti awal pernikahan ( skema 7
hari, 7 bulan dan 7 tahun ).
2. Memudarnya tradisi keluarga yang
baik dalam keluarga.
Membangun Habitus Baru dengan
Lima T
Time ( waktu )
Menggunakan waktu secara
optimal untuk dapat berkumpul
dengan keluarga.
Telling ( cerita )
Saat berkumpul dengan keluarga
gunakan untuk menceritakan ke
giatan yang dilakukan anggota
keluarganya. Jangan sampai tidak
tahu keadaan dan kegiatan
pasangannya. Banyak orang tua
yang tidak punya hati yaitu meng
anggap sesuatu tidak penting dan
tidak mau mendengar cerita / keluh
an anggota keluarga yang lain.
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
7
Gereja Santo Paulus kini juga memiliki sarana informasi dunia maya
berupa Blog. Kunjungi gsp-sendangguwo.blogspot.com dan jadi pengunjung setia kami.
Teaching ( pengajaran )
Suatu pernyampaian informasi
tanpa suatu nilai-nilai yang berarti
juga tidak ada artinya, maka perlu
disampaikan pengajaran nilai-nilai
yang baik.
Training ( kesaksian )
Apa yang didapat perlu
dipraktekkan. Kebaikan tidak
hanya terletak pada nilainya tetapi
perlu tindakannya.
Togetherness ( kebersamaan )
Keterlibatan dan kebersamaam
keluarga sangat penting dan saling
melengkapi. Segala sesuatu dapat
dihadapi apabila semua anggota
keluarga bekerjasama dengan baik
sebagai satu tim.
Untuk membangun hubungan yang
baik, gunakan kata-kata yang :
• membangun : sebaiknya ..............
• menyemangati : aku yakin kamu
bisa ............
• optimis : kegagalan itu bisa
diperbaiki .............
• positif : semua berjalan dengan
baik ............
• penuh kasih : I love you ...........
Tujuh Aturan Emas Perkawinan
dan Keluarga
1. Pastikan anda memiliki waktu ber
sama dan bersuka citalah bersama.
2. Teruskan berbicara dan tetap men
dengarkan satu sama lain.
3. Pelajari cara pasangan / anak anda
merasa dicintai.
4. Diskusikan perbedaan dalam
keluarga dan berdoa bersama.
5. Berlatih untuk saling mengampuni.
6. Hormatilah orang tuamu meskipun
kadang-kadang kita tidak cocok
dengan mereka.
7. Jangan mengabaikan keintiman
hubungan yang mesra.
Dalam pertemuan yang berlangsung
hingga siang hari ini, peserta juga
disuguhi hiburan dari video yang
sangat menyegarkan sehingga
membuat mereka betah untuk tetap
berada di ruangan. Dan peserta pun
pulang dengan penuh semangat untuk
menapaki hari esok yang lebih cerah.
Semoga pengalaman ini akan
memberi semangat hidup bagi kita
dan seluruh keluarga kita. �
Pius Koesdyantoro
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
8
Bapak / Ibu / Saudara-ri terkasih serta dikasihi
Tuhan Yesus Kristus. Tampaknya, waktu berjalan
begitu cepat. Tanpa terasa, kita kembali merayakan
hari ulang tahun paroki. Perayaan ini dalam rangka 24
tahun gereja kita.
Membaca sejarah singkat Gereja Katolik
Santo Paulus Sendangguwo, sesungguhnya gereja se
bagai persekutuan umat beriman di wilayah ini sudah
tumbuh dan berkembang lama sebelum dibangunnya gereja sebagai tempat
peribadatan yang selama ini kita rayakan sebagai hari ulang tahun gereja. Pe
rayaan ulang tahun di paroki kita adalah perayaan ulang tahun gereja (sebagai
bangunan), dan sekaligus merayakan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus,
dengan Santo Paulus sebagai pelindung gereja kita.
Menjadi pertanyaan refleksi bagi kita bersama: Apakah yang sudah selama
ini kita laksanakan untuk kemajuan dan perkembangan paroki kita tercinta?
Apakah jiwa dan semangat Santo Paulus sebagai pelindung paroki, sungguh
sudah mengakar dan mendasari setiap gerak langkah hidup sebagai orang ber
iman dalam bermisi dan mewartakan Tuhan Yesus yang bangkit dan mulia?
Ada seorang buta dan seorang pincang kebetulan sampai pada suatu sudut
jalan pada saat yang sama. Orang buta itu meminta si pincang untuk mem
bimbingnya agar dapat melewati kesulitannya. Orang picang itu berkata,”
Bagaimana mungkin saya dapat melakukannya, sebab saya tidak dapat ber
jalan sendiri. Tetapi bila engkau mau menggendong saya, saya dapat meng
ingatkan engkau akan segala sesuatu di jalan, mataku menjadi matamu, dan
kakimu menjadi kakiku.” Orang buta itu menjawab, “ Oh, dengan senang hati,
saya bersedia. Mari kita saling melayani.” Dengan demikian, si buta itu meng
gendong saudaranya yang pincang dan mereka berjalan dengan rasa senang
dan aman.
Bapak / Ibu / Saudara-ri yang terkasih, mungkin semua seolah terkesan
biasa-biasa saja, dan mengalir seperti air…. Dan tidak ada yang ‘tampak’ se
cara signifikan. Tapi mungkin juga ada yang sungguh sangat istimewa dan
membuat kita bangga sebagai umat bahwa kita ada dan tinggal di paroki ter
cinta ini, dalam berbagai peran, melalui tugas, dalam karya dan khususnya
melalui pelayanan kita di paroki. Dan pasti ini bukan secara kebetulan, tetapi
karena anugerah Allah yang kita tanggapi dengan bebas dan penuh sukacita.
Surat dari Romo Paroki
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
9
Maka “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus
Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan
pelayanan ini kepadaku” (1 Tim 1 : 12).
Namun apalah arti syukur kita kalau ternyata kita hanya memikirkan diri
dan kepentingannya sendiri, serta bergerak menurut “keyakinannya” masing-
masing? “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar.
Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah me
melihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (Efesus 4:2-3)
Sebagai sebuah paroki, kita bersyukur atas perkembangan umat. Kita tahu
bahwa paroki kita berkembang dengan cukup pesat dalam jumlah umat. Hal ini
dapat diketahui dari beberapa kapel di wilayah, lingkungan, selain di gereja
pusat.
Dalam hal ini, begitu pentingnya paroki memiliki master plan. Master plan
ini terdiri dari penataan bangunan dan lingkungan areal sekitar gereja, pemeta
an wilayah dan lingkungan, dan penguatan visi-misi paroki. Untuk mewujud
kan sebuah master plan yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pe
ngembangan paroki masa mendatang, sangat diperlukan keterlibatan tokoh
umat, para ahli di bidang masing-masing, orang muda katolik, dan umat pada
umumnya. Dan pada tahun 2013 ini juga merupakan akhir dari masa jabatan
pengurus dewan, wilayah, dan lingkungan, maka sudah saatnya muncul kader-
kader baru yang sangat peduli, mempunyai hati dan ‘cerdas’ untuk semakin
mampu mengembangkan paroki ini menjadi lebih relevan dan signifikan dalam
menjawab tantangan zaman ini.
Semoga peringatan 24 tahun gereja kita, dan 21 tahun paroki kita menjadi
saat untuk bangkit menjadi gereja yang semakin bermakna dan menjadi
berkat bagi umat dan masyarakat sekitar kita.
Selamat Ulang Tahun Gereja Santo Paulus Sendangguwo ke-24 �
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
10
Serba-serbi kegiatan bulan Mei
di Lingkungan
Lingkungan St. Yusup - Liman Mukti
Bulan Mei, disamping umat Katolik pada umumnya mengadakan Doa
Rosario selama satu bulan penuh, juga merupakan Bulan Katekese Liturgi
(BKL), yang pada tahun 2013 ini mengambil tema “ Mendalami Liturgi seba-
gai Pangkal Tolak Pembaruan Gereja “.
Umat Lingkungan Santo Yusup Liman Mukti / Wilayah G, tidak ketinggal
an juga melaksanakannya penuh dalam satu bulan ( 31 hari ), yang pelaksana
annya dilakukan dari rumah ke rumah umat lingkungan. Yang istimewa pula
pada bulan Mei tahun ini, setelah merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan,
Kamis 9 Mei, kita diajak pula untuk
ikut serta dalam Novena Roh Kudus
selama 9 kali yang dimulai tanggal 10
Mei sampai 18 Mei.
Apa arti dari Novena Roh Kudus
itu sendiri? Apa tujuan Novena Roh
Kudus? Novena Roh Kudus diadakan
untuk merayakan kedatangan Roh
Kudus, bukan untuk menunggu ke-
datangan Roh Kudus. Karena sebenar
nya Roh Kudus sudah datang dalam
diri kita ketika kita menerima pembaptisan. Untuk itu Novena ini diharapkan
dapat menumbuhkan lagi semangat Roh Kudus yang kita terima.
Mungkin saja kita selama ini kurang memperhatikan panggilan Roh Kudus
dalam hidup kita. Panggilan Roh Kudus yang ada dalam diri kita sering kali ter
tutup oleh hawa nafsu kita. Hal yang paling mudah adalah ketika kita diajak
untuk ikut berpartisipasi dalam Novena ini, kita mengungkapkan 1001 macam
alasan untuk menghindar. Entah belum pulang kerja, macet di jalan atau
bahkan dengan bangganya mengutarakan kata malas atau lelah di depan
umum. (Semoga saja umat di lingkungan-lingkungan tidak ada yang seperti
ini).
Mengikuti Novena memang merupakan sebuah kebebasan. Hal yang sama
pula ketika kita dihadapkan dengan ingin agama apa yang akan kita yakini.
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
11
Ketika kita memilih Katolik sebagai
agama kita, maka segala risiko sebagai
seorang Katolik akan kita terima,
'Panggul Salib bersama Yesus'.
Jadi masihkah kita malas untuk ikut
serta dalam kegiatan Gereja dan ling-
kungan? Yesus saja rela menanggung
dosa kita, sudah selayaknya kita mem-
bantunya memikul salib kita sendiri
dan memuliakan-Nya dengan ikut No-
vena ini. Amin �
Dominicus Slamet Parjono,
Ketua Lingkungan St. Yusup-Liman Mukti.
Ziarah ke Ganjuran
Setelah satu bulan penuh umat lingkungan Ignatius 2 dan Ignatius 5,
wilayah D 1 berdevosi kepada Bunda Maria, bulan Mei yang lalu, maka kegiat
an dilanjutkan dengan berziarah ke Ganjuran, Bantul, Yogyakarta pada hari
Minggu, 2 Juni 2013.
Tepat pukul 06.00 WIB rombongan berangkat menggunakan Bis Sido Ru-
kun, dengan jumlah peserta 46 orang dewasa ditambah 3 anak, yang sebelum-
nya didahului dengan doa agar selamat dalam perjalanan. Dalam perjalanan,
kami mengisi waktu luang dengan berdoa Rosario bersama.
Pukul 10.00 WIB rombongan sampai di Ganjuran dan pada pukul 10.30
diselenggarakan misa, dipimpin oleh Romo Yulius M, Pr yang berangkat ber
sama kami dari Semarang. Selesai misa, masing-masing peserta berkesempatan
berdoa pribadi di Candi Hati Kudus Yesus. Setelah istirahat dan makan siang
bersama, pukul 13.30 rombongan melanjutkan perjalanan ke Malioboro untuk
jalan-jalan, rekreasi hingga pukul 17.30.
Dalam perjalanan kembali ke Semarang, singgah sejenak di Tempel, Sleman
untuk makan malam dan sekedar membeli oleh-oleh, dan selama perjalanan
diisi dengan kuis berhadiah yang dipandu Bp. Peter, Adapun materi kuis pada
umumnya sekitar isi dari Kitab Suci. Acara ini cukup meriah, juga hadiah cu-
kup banyak, sumbangan dari beberapa donatur.
Pukul 23.00 kami sampai di lingkungan dan kegiatan diakhiri dengan doa
syukur kepada Tuhan yang telah memberi kelancaran dalam perjalanan dan
selamat dapat kembali ke rumah masing-masing dengan hati gembira.
Demikian sekilas kenangan perjalanan kami ziarah ke Ganjuran, semoga
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
12
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
13
dapat lebih mempertebal iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Tak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada Ketua Lingkungan Ignatius 2 dan Ignatius 5 yang
telah membawa kami berziarah, dan juga kepada Panitia Penyelenggara yang
telah melayani dengan sebaik-baiknya.
Tuhan memberkati. �
L. Sudibyo, Lingkungan St. Ignatius 2
Rosario Keliling
Bulan Mei yang lalu, devosi kepada Bunda Maria dengan doa Rosario Ke-
liling di lingkunganku berlangsung sebulan penuh, kecuali setiap Rabu untuk
latihan koor. Oleh Ketua Lingkungan, Jadwal Rosario dibuat seminggu sebe-
lum bulan Mei tiba, setelah melakukan pendaftaran umat yang berkenan ketem-
patan, dan diedarkan ke umat beberapa hari sebelum putaran pertama dimulai.
lbadat dimulai pukul 19.30 WIB. Setelah Ketua Lingkungan selaku peman
du menyampaikan kata pengantar dan membagi tugas, menyusul kemudian nya
nyian pembuka, doa, bacaan, renungan, diteruskan dengan doa Rosario, doa
umat, serta doa penutup. Acara selanjutnya adalah ramah-tamah diselingi de
ngan pengumuman atau informasi lainnya yang dipandang perlu. Tak lupa,hasil
kolekte pun diberitahukan.
Jumlah umat yang hadir rata-rata mencapai 20 orang, namun pada waktu
pembukaan, penutupan, atau ada ujub khusus, jumlahnya dapat mencapai lebih
dari 30 orang. Umat mengikuti jalannya ibadat dengan tertib, khusyuk dalam
doa, menyimak bacaan dan renungan yang disampaikan dengan serius. Pada
saat ramah-tamah, suasana berganti tampak akrab, guyub, menggembirakan.
Demikian sekilas pandang kegiatan doa Rosario Keliling di lingkunganku,
Lingkungan Santo Markus, Wilayah C. Semoga ke depan, lingkungan dengan
jumlah keluarga yang mencapai 80 KK ini bisa berkembang lebih baik. �
Yulius Khrisna-Ponclok Indah Smg.
GSP Sendangguwo masuk Lingkungan St. Monika 3 Lhoo….
Suatu sore ada seorang umat bertanya kepada koster Gereja Santo Paulus
Sendangguwo, ”Mas, mau ke mana ?”. Sang koster yang pada saat itu sedang
membawa tas kecil warna putih bergambar Pater Pendiri MSF, menjawab se-
ketika, ”Saya mau pergi ke doa Rosario lingkungan”. Mendengar jawaban itu,
sang umat seketika kembali bertanya untuk kedua kalinya, ”Apa? Kamu mau
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
14
ke doa Rosario lingkungan? Memang kamu punya lingkungan?”, sambil sang
umat tersebut tertawa agak keras ….(haaaaahahhahaa...bunyi tawanya…).
Dengan penuh ketenangan karena sudah dipenuhi oleh Roh Kudus
(he..he..he..), maka sang koster yang sabar itu pun hanya tersenyum saja.Tetapi
rupanya dengan senyuman itu justru membuat sang umat tertarik untuk ber-
tanya untuk ketiga kalinya, seperti Santo Petrus dulu yang juga tiga kali me
nyangkal Tuhan Yesus(..he..he). Kata sang umat, ”Memang lingkungan mana
yang mau mengakuimu menjadi salah satu umatnya?.” Karena sudah tiga kali
umat tersebut bertanya dan pertanyaan ketiga pun bunyinya agak ketus, maka
sang koster pun menjelaskan seperti berikut ; ...Secara geografis, Gereja St.
Paulus Sendangguwo terletak di RT 02 / RW 05 Kelurahan Kalicari, Kecamat
an Pedurungan. Kemudian jika kita lihat dari segi teritorial gereja, maka masuk
ke dalam wilayah C1– Lingkungan Santa Monika 3, yakni sekitar jalan Mu-
wardi sampai perumahan BPD 2 yang menuju Pondok Indah, yang dipimpin
oleh Bapak Handoyo sebagai Ketua Lingkungan. Hingga saat ini jumlah umat
Lingkungan St. Monika yang terdaftar ada sekitar 47 Kepala Keluarga.
Mendengar penjelasan sang koster maka umat tersebut pun manthuk-
manthuk..sambil berkata, ”Ooooo, begitu to mas, kalau begitu sugeng tindak
nggih mas, jangan lupa bawa pulang snacknya ya (he..he..he..he..).”
Maka bertolak dari pengalaman inilah penulis tertarik mensharingkan peng
alaman ini kepada seluruh umat gereja St. Paulus Sendangguwo ini sebagai
sekedar informasi. Penulis juga melihat bahwa Lingkungan St. Monika 3 ada
lah lingkungan yang mempunyai semangat untuk mengikuti kegiatan yang ber-
sifat menggereja, misalnya saja pada bulan Rosario kemarin, setiap malam cu-
kup banyak umat yang menghadirinya. Bahkan lingkungan ini sudah membuat
agenda kegiatan untuk satu tahun, diantaranya BKSN ( Bulan Kitab Suci Na-
sional), Jumat Kliwonan dan sebagainya. Harapan kita tentu seluruh lingkung
an di Paroki Sendangguwo ini memiliki semangat minimal sama dengan Ling-
kungan St. Monika 3, sehingga kelak kita menjadi umat yang tangguh dalam
iman dan tulus dalam melayani seperti yang dicita-citakan oleh Gereja. �
Ignatius Martin Sitepu
Ziarah dan Bakti Sosial Lingkungan St. Fransiskus Xaverius
Dalam rangka memperingati bulan Mei sebagai Bulan Maria, umat Ling-
kungan St. Fransiskus Xaverius, Wilayah A melaksanakan kegiatan ziarah ke
Temanggung dan Wonosobo serta Bakti Sosial ke Panti Asuhan ‘Pangreksa
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
15
Dalem Betlehem’ Temanggung pada hari Minggu, 19 Mei 2013.
Sekitar pukul 05.30 umat lingkungan mulai berkumpul di Jl. Badak VIII, di
depan Alfamart. Peserta ziarah, termasuk 9 orang dari lingkungan tetangga, ber
jumlah 46 orang yang terdiri dari bapak, ibu, mudika dan anak-anak. Kami
menggunakan 2 bus kecil, berhubung jalan menuju salah satu tujuan kami ma-
sih sempit. Setelah persiapan seluruhnya selesai, pukul 06.20 kami berangkat
ke Temanggung, diawali dengan doa, dan dilanjutkan dengan doa rosario ber-
sama di masing-masing bus.
Tujuan pertama adalah Rawaseneng. Rawaseneng merupakan biara Trappist
pria pertama di Indonesia, yang nama resminya ‘Pertapaan Santa Maria Rawa-
seneng, terletak sekitar 14 km di sebelah utara kota Temanggung. Ini meru-
pakan pertapaan Katolik dari Ordo Cisterciensis Strictioris Obsevantiae
(OCSO), lebih dikenal dengan sebutan Ordo Trappist. Pukul 09.30 sampailah
kami di Biara St. Dominikus, Rawaseneng. Menurut rencana, kami akan meng
ikuti misa di Kapel biara pukul 10.00, namun batal berhubung Romo yang se-
harusnya memimpin misa masuk RS Elisabeth Semarang. Kegiatan diisi de
ngan berkeliling sekitar biara dipandu oleh Frater Blasius. Kami mengunjungi
Gua Maria untuk berdoa pribadi, ke makam Romo pendiri pertapaan, makam
Romo pribumi pertama yaitu Romo FX. Satiman dan beberapa Romo dan
Bruder Trappist, serta ke peternakan sapi yang ada di sana.
11.15 kami melanjutkan perjalanan ke Panti Asuhan ‘Pangreksa Dalem
Betlehem’, Temanggung. Pukul 12.00 kami tiba di Panti Asuhan dan disambut
dengan ramah oleh Suster Yudith, semua anak dan pendampingnya yang ada di
sana. Acara diawali dengan doa oleh Bp. FX Sudama, sambutan dari Bp. AM
Teguh Santoso selaku Ketua Lingkungan, yang mengucapkan terimakasih atas
penerimaan dari keluarga besar Panti Asuhan. Bp. FX Kasiman selaku wakil
umat, menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Keluarga Panti Asuhan.
Bantuan berupa alat tulis dan sembako. Suster Yudith selaku tuan rumah,
dalam sambutannya mengucapkan selamat datang, dan terimakasih atas kun-
jungan juga bantuan yang diberikan kepada Panti Asuhan. Suster juga meng
harapkan agar kami dapat membeli oleh-oleh yang dibuat Keluarga ‘Betlehem’
yang artinya ‘Rumah Roti’.
Acara berikutnya yang dipandu Kristina Erika dan Elisabet Apriani adalah
menyanyi bersama dan permainan "zip zap" dan "kupikir-pikir" yang diikuti
oleh anak-anak Panti yang berjumlah 85 orang, mudika juga anak-anak dari
rombongan. Acara yang paling menggembirakan ini sungguh mengesan, apa
lagi bisa makan siang bersama dengan mereka, yang tentu jarang kami alami.
Acara ditutup dengan doa oleh Bpk. FX Sudama. Kemudian para mudika yang
diwakili oleh Hani, Lia, Rika, Anik, Sylvia, Mercy, Andre menyerahkan bing-
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
16
kisan alat tulis kepada anak-
anak panti. Setelah selesai,
kami foto bersama yang
didokumentasikan oleh Mas
Ganes, dilanjutkan ber kun-
jung ke kamar-kamar panti .
Kami juga membeli oleh-
oleh, produk dari "Rumah
Roti". Kami sebenarnya
ingin tinggal lebih lama
lagi, karena kami me rasa
krasan dan dianggap seba-
gai keluarga. Namun karena masih ada satu obyek ziarah yang perlu kami kun-
jungi, akhirnya pada pukul 14.30 kami mohon pamit untuk melanjutkan per-
jalanan ke daerah Wonosobo.
‘Taro Anggro’. Taman rohani ini terletak di Kec. Kertek, Kab. Wonosobo,
berada 200 m dari arah Wonosobo ke desa Anggrunggondok dan sebelum jem-
batan dari arah Parakan Temanggung. Taro Anggro ini didirikan atas prakarsa
Rm. Steph Sumpana, MSC; diberkati oleh Mgr. J Sunaka, SJ , Uskup Pur-
wokerto dan di resmikan oleh H. Kholiq Arif, Bupati Wonosobo pada Sabtu,
12 Juni 2010. Acara di sini diisi dengan Doa Jalan Salib, doa pribadi di Gua
Maria St. Petronela, Ruang Adorasi, dan kunjungan ke Taman dan patung Tu-
han Yesus. Pukul 18.00 kami meninggalkan Taro Anggro, mampir dulu di
suatu rumah besar untuk mengisi bensin (alias makan malam) bagi penumpang
2 bus ziarah tersebut.
Sekitar pukul 22.00 sampailah kami dengan selamat di lokasi awal keberang
katan, di depan Alfamart jalan Badak. Proficiat untuk seluruh Panitia Ziarah
dan Remaja Lingkungan St. Fransiskus Xaverius yang diketuai oleh Mbak
Unik. Karena berkat Tuhan, kerja keras dan kerjasama yang baik dari seluruh
umat lingkungan, acara ini dapat berlangsung dengan selamat, lancar dan suk-
ses. Walaupun ada kekurangan, namun peserta ziarah merasa senang dan puas.
Lewat acara ini, semoga kita dapat semakin lebih dekat dengan Bunda Maria
dan Tuhan Yesus sendiri, dapat mewujudkan kepedulian kita kepada sesama
yang membutuhkan, memupuk sikap kebersamaan, kekompakan antara para
orangtua dan remaja. Sampai berjumpa lagi dalam acara berikutnya. Tuhan
memberkati kita semua. Amin..!! �
Priska Yohanita
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
17
Prodiakon Paroki
dan Komuni Suci Sejak tahun 1966, di Keuskupan Agung Semarang,
seperti juga di tempat-tempat
lain terjadi penambahan jum-
lah umat yang cukup men-
colok dibanding dengan tahun-
tahun sebelumnya. Salah satu
akibat dari pertumbuhan umat
ini semakin terasa adanya ke-
kurangan jumlah imam. Sebe-
lum jumlah umat membengkak
pun kekurangan imam sudah terjadi, dan sangat dirasakan dalam kegiatan per
ibadatan / liturgi, terutama perayaan Ekaristi pada hari Minggu, kekurangan
imam ini amat terasa, terlebih dalam membagikan komuni suci.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Justinus Kardinal Darmajuwana,
Uskup Agung Semarang pada waktu itu, memohon kepada Roma (Propagan
da Fide, Konggregasi untuk Penyebaran Iman) agar Uskup Agung Sema-
rang diperkenankan menunjuk beberapa pelayan awam yang dirasa pantas un-
tuk membantu imam dalam membagi Tubuh Kristus baik di dalam maupun di
luar perayaan Ekaristi. Dan ternyata permohonan itu ditanggapi secara positif.
Ijin yang diminta, diberikan secara “ad experimentum” (untuk percobaan) se-
lama 1 tahun. Kalau memang hal ini dirasa perlu dan bisa berjalan dengan baik
bisa diperpanjang. Karena tugas membagi Tubuh Kristus itu memang menjadi
tugas Imam dan Diakon, maka para awam yang kemudian dipilih dan mau
menjadi ‘pelayan Tubuh Kristus’ ini diberi nama Diakon Awam. Romo
Blasius Pudjarahardja, Pr (Uskup Ketapang pada waktu itu) dalam ceramahnya
di Yogyakarta, 16 Juli 1970, antara lain mengatakan; Diakon Awam adalah
awam yang menerima tugas dari uskup, bukan ex potestate ordis atau jurisdic-
tionis (dari kuasa tahbis atau hukum), tetapi dari anugerah istimewa melalui
ropaganda Fide, dikuasakan untuk :
1. Menerimakan / menyampaikan Tubuh Kristus pada waktu Liturgi Ekaris
ti, Liturgi Sabda dan orang sakit.
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
18
2. Dan disamping itu memimpin ibadat non Sakramental dan tanpa mem-
berikan berkat.
Inilah kiranya pengertian siapa dan apa tugas para ‘Diakon Awam’ pada waktu
itu. Kemudian terjadi masalah yang muncul sekitar ‘Diakon Awam’ ini. Misal-
nya ada umat yang merasa kurang puas menerima komuni dari ‘Diakon Awam’
atau dalam beribadat hanya dipimpin oleh ‘Diakon Awam’, bahkan soal nama
‘Diakon Awam’ sendiri juga banyak yang mempertanyakan. Oleh karena itu
pada akhir tahun 1983, nama ‘Diakon Awam’ diganti dengan nama ‘Diakon
Paroki’, (Surat Alexander Djajasiswaya Pr, Vikaris Kapitularis KAS kepada
para Romo Paroki di Wilayah KAS, tertanggal 22 Desember 1982).
Banyak pihak merasa bahwa istilah ‘Diakon Awam’ itu kurang tepat. Di
lingkungan Gereja Katolik istilah ‘Diakon’ dikenakan bagi seseorang yang te-
lah ditahbiskan menjadi Diakon, dan dengan tahbisannya itu dia bukan lagi se
orang awam. Dia sudah termasuk dalam kelompok klerus, padahal yang disebut
‘Diakon Awam’ itu memang tetaplah seorang awam. Dengan istilah ‘Diakon
Paroki’, kecuali kata awam, kemudian dihilangkan, tugas-tugas mereka pun di
rinci secara lebih jelas. Mereka memang bukan ‘diakon tertahbis’, tetapi di-
harapkan bisa menjalankan sebagian tugas yang sebenarnya menjadi tugas Dia-
kon tahbisan. Kalau Diakon tahbisan ini bersifat kekal dan universal, maka
‘Diakon Paroki’ ini menjalankan tugasnya secara sementara (3 tahun, meski
pun dapat diperpanjang atau diperpendek), dan hanya untuk lingkup paroki ter-
tentu, tidak untuk setiap tempat. Tugas yang diberikan kepada Diakon Paroki
ini kurang lebih sama dengan yang dulu diberikan kepada ‘Diakon Awam’,
yaitu: membantu Imam memberikan Tubuh Kristus dalam perayaan
Ekaristi maupun di luar perayaan Ekaristi, misalnya perayaan Sabda pada
hari Minggu di Stasi / Wilayah, untuk orang sakit, untuk mereka yang ada di
penjara, dsb. serta melaksanakan tugas memimpin ibadat yang diberikan oleh
pastor paroki.
Pada tahun 1985, istilah
‘Diakon Paroki’ diganti men
jadi ‘Prodiakon Paroki’
hingga sekarang ini. Maka
dalam suratnya, Romo Ign
Wignyasumarta, MSF,
(Sekretaris KAS waktu itu,
sekarang pastor paroki kita),
tertanggal 7 Agustus 1985
yang ditujukan kepada para
Romo paroki se-wilayah
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
19
KAS, para pelayan awam ini secara resmi diberi nama ‘Prodiakon Paroki’.
Keputusan ini merupakan hasil rapat konsul KAS pada 6 Agustus 1985 di
Girisonta. Istilah ‘Prodiakon Paroki’ ini dipilih untuk menghindari istilah
‘Diakon’ yang semestinya diberikan pada seorang yang ditahbiskan dan dengan
demikian seorang Diakon bukan awam lagi. Meskipun demikian jelas bahwa
prodiakon paroki ini dipilih untuk menjalankan sebagian tugas ‘Diakon tahbis
an’. Prodiakon Paroki ini diangkat oleh Uskup atas usulan Pastor Paroki. Jabat
an Prodiakon Paroki ini tetap bersifat sementara, dalam arti melaksanakan tu-
gas selama 3 tahun (bisa diperpanjang atau diperpendek) dan hanya berlaku
selama orang yang bersangkutan tetap tinggal di paroki di mana ia ditugaskan.
Oleh karena itu keberadaan ‘Prodiakon Paroki’ diakui oleh Gereja dan se-
cara sah menjalankan tugas membagikan Komuni Suci, yang sebenarnya men-
jadi tugas Imam atau Diakon tertahbis. Apabila ada pendapat di sekitar kita
yang mengatakan: “menerima Komuni Suci dari tangan prodiakon itu ti-
dak sah”, maka pendapat tersebut patut kita pertanyakan pula, karena tidak
sejalan dengan ketentuan, aturan yang sudah ditetapkan oleh hirarki Gereja Ka-
tolik, melecehkan penugasan dari Bapa Uskup dan hanya akan menyesatkan
umat lain.
Komuni Suci tetaplah Komuni Suci, sepanjang kita mengimaninya teguh
sebagai Tubuh Kristus sendiri. Prodiakon, walau tidak terpandang, banyak ke-
kurangan, namun telah rela melayani, membantu para Imam dalam menerima
kan Sakramen Maha Kudus. Mereka dipilih oleh umat dan ditugaskan oleh
Uskup.
(tak ada orang di dunia ini yang sempurna, orang yang berdosa adalah orang
yang menganggap dirinya tidak berdosa, dan memandang orang lain penuh
dengan kekurangan.) �
“Ekaristi adalah rahasia hariku. Ia memberikan kekuatan dan makna bagi semua aktivitas pelayananku demi Gereja dan seluruh dunia….. Biarkan Yesus dalam Sakramen Mahakudus berbicara ke dalam hatimu. Ialah yang merupakan jawaban kehidupan yang sebenarnya, yang sedang kamu cari. Ia tinggal di sini bersama kita : Ia adalah Allah beserta kita. Carilah Ia tanpa lelah, sambut lah Ia tanpa keraguan, cintailah Ia tanpa henti : sekarang, besok, dan selamanya. ” – Paus Yohanes Paulus II
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
20
“Orang-orang
sering datang ke
Misa karena me
reka memiliki ke
butuhan untuk di
hadirkan di hadap
an Allah. Ini tidak
salah. Tapi prior
itasnya adalah adorasi, pujian, syukur,
dan penebusan, bukan diri kita dan
apa yang kita butuhkan. Bahkan lebih
salah lagi bila orang-orang datang
Misa untuk menikmati musik, meng
agumi pengkhotbah, untuk menunjuk
kan talentanya, atau untuk berhadapan
dalam kekaguman dan afirmasi timbal
balik antara imam dan umat. Bila kita
mengijinkan Ekaristi Kudus memberi
kan kekuatan agungnya dalam panggil
an dan misi Kristen kita, kita harus
belajar untuk melihatnya, pertama dan
terutama sebagai tindakan pe
nyembahan yang diarahkan kepada
Allah" � Kardinal Francis Arinze
“Ada kurang
dari 100 orang di
dunia yang benar
-benar membenci
Gereja Katolik,
namun ada jutaan
o r a n g y a n g
membenci apa
yang mereka mengerti secara salah
sebagai Gereja Katolik “ �
Venerable Fulton John Sheen
“Allah telah menciptakanku
untuk melakukan suatu pelayanan
yang pasti bagi-
Nya; Ia telah
mempercayakan
suatu pekerjaan
kepadaku yang
t i d a k i a
p e r c a y a k a n
kepada yang
lain. Aku memiliki misi ku sendiri –
Aku mungkin tidak per nah
mengetahuinya dalam hidup ini, tapi
aku akan diberitahu tentang itu se
lanjutnya…Aku memiliki bagian
dalam karya agung; Aku adalah mata
rantai dalam rantai, sebuah ikatan
hubungan di antara pribadi-pribadi" �
Beato John Henry Newmann
“Perbaharuilah
imanmu dengan
menghadiri Misa
Kudus. Jagalah
pikiranmu tetap
terpusat pada mis
teri yang dising
kapkan di hadap
an kita. Dalam mata pikiranmu,
pindahkanlah dirimu ke Kalvari dan
renungkanlah Kurban yang mem
persembahkan diri-Nya kepada Ke
adilan Ilahi, yang membayar harga
penebusanmu” � Padre Pio
Kardinal
Francis Arinze
Renungkanlah
Venerable
Fulton John Sheen
Beato
John Henry
Newmann
Padre Pio
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
21
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
22
Santa Klara dari Asisi ( 1194-1253 )
Santa Klara dilahirkan di Asisi pada tanggal 16 Juli 1194. Dia adalah anak perempuan tertua
dari sebuah keluarga bangsawan. Sekalipun ke-
hidupannya serba ada dan berkelimpahan, namun
Klara kecil tidak menyukai gaya hidup orang
kaya.
Pada tanggal 20 Maret 1212, dalam usia 18
tahun, Klara meninggalkan rumah tanpa izin dari
orangtuanya dan masuk biara. St. Fransiskus dari
Asisi dan muridnya menemui Klara dengan
membawa lilin yang bercahaya di tangannya.
Lalu, Klara meletakkan jubahnya yang mahal dan St. Fransiskus memotong
rambutnya serta memberikan jubah yang kasar dan kerudung yang tebal. Di
sinilah Klara berjanji pada dirinya untuk melayani Yesus Kristus. Ketika kedua
orangtuanya menemukannya, ayahnya ingin membawanya pulang secara keras,
namun Klara pun tetap bersikeras untuk tidak kembali ke rumahnya.
Klara pertama kali bergabung dengan Ordo Benediktin, lalu bersama orang-
orang yang ingin lari dari dunia bergabung dan mendirikan sebuah Ordo Klaris
Miskin yang tinggalnya berdampingan dengan Kapel San Damiano. St. Klara
adalah pendiri Ordo Klaris Miskin dan ia menjadi Abbis pertama di San
Damiano.
Pada tahun 1234 ketika pasukan Frederick II menghancurkan lembah
Spoletto, para tentara menyerang Asisi. Mereka mendaki tembok-tembok San
Damiano saat malam dan menyebarkan teror di antara masyarakat. Klara bang
kit dari tempat tidurnya dengan tenang dan mengambil sibori dari kapel kecil
yang berdampingan dengan kamarnya dan maju menghadapi para penyerbu
dengan membuka jendela yang berlawanan dengan mereka yang berada di
tangga. Lalu, Klara mengangkat tinggi-tinggi Sakramen Mahakudus dan para
serdadu yang masuk ke biara menjadi silau karena pancaran Sakramen Maha-
kudus sehingga mereka lari.
St. Klara meninggal di Asisi pada tanggal 11 Agustus 1253. la dikanonisasi
di Roma pada tanggal 26 September 1255 oleh Paus Alexander IV. Baru pada
tanggal 23 September 1850, peti jenazahnya digali dan dibuka. Daging dan
pakaiannya sudah menjadi debu, namun kerangkanya sungguh masih utuh.
Saat ini tulangnya disimpan di ruangan bawah tanah di Santa Chiara, Italia. �
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
23
Pernik-pernik di Bulan Maria. Milli : Hallo Centi, apa kabar? Kok muram? Lapar ya, atau pusing kepala?
Centi : Kok tahu aku lagi pusing! Memang, aku lagi pusing. Soalnya, aku tadi malam
setelah selesai nyanyian penutup, aku ditegur oleh pemimpin doa, mengenai
intonasi doaku. Katanya, intonasiku beda dengan yang dibawakan pendaras
yang lain. Aku heran, padahal dari 35 orang pendaras yang lain juga tidak
ada yang sama! Kok hanya aku yang ditegur, oh nasibku….
Milli : Pada bagian yang mana? Maksud saya pada “alinea” mana?
Centi : Alinea pertama. Itu lho alinea pertama, Salam Maria penuh rahmat, Tu-
han sertamu
Milli : Lalu apa yang ada di benak tumpulmu?
Centi : Begini lho. Orang mengartikan suatu kata kan harus melihat kata atau kali-
mat berikutnya, atau sebelumnya. Kalau tidak begitu akan menimbulkan
multi tafsir. Berpengaruh pada intonasi. Soalnya ada yang berpendapat bah
wa pada kata awal doa Salam Maria, salamnya Maria lah yang penuh rah-
mat, bukan Maria-nya. Pendapat ini didasarkan atas salam yang diucapkan
Maria pada waktu bertemu dengan Elizabeth yang menyebabkan anak di
kandungan Elizabeth melonjak girang. Salamnya hebat.
Milli : Teruskan!
Centi : Ya jadi yang disertai Tuhan ya salamnya Maria, kalau disambungkan dengan
kata-kata selanjutnya
Milli : Salahkah itu?
Centi : Aku tak mau men”justice” pendapat itu
Milli : Hebat kau,seperti lawyer di ILC. Ada pendapat yang lain?
Centi : Ada. Katanya pada doa Salam Maria bahasa Inggris diawali dengan “Heil
Mary”,padanan dari Salam Maria. Jadi “salam”, “heil” adalah sapaan. Maka
sapaan tersebut sepadan dengan: Hallo, Wahai, Hai, Sayangku, Ibu, Bunda
ku dll. Katanya lebih lanjut; misalnya “Hallo Maria (yang) penuh rahmat,
Tuhan sertamu” ini akan lebih menjelaskan kalau yang penuh rahmat adalah
Maria, selaras dengan siapa yang terpuji diantara wanita dan siapa yang
“buah tubuhnya Yesus” pada kalimat-kalimat berikutnya.
Milli : Lalu menurut kamu sendiri?
Centi : Nah atas dasar pengertian seperti tersebut, intonasi pendarasanku tidak
berterima.
Milli : Ah kamu seperti yang di tivi saja bilang tidak berterima, seperti pak An-
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
24
ton Muliono Alm. Ada lagi yang unik?
Centi : Ya ada lah! Ada yang mendaraskan seperti orang baca koran, lurus,
monoton, lupa kalau berdoa itu hakekatnya berbicara dengan kepada siapa
doa itu diucapkan. Ada yang pas kena giliran “mbowo”, suaranya lembut
seperti berdoa sendiri di dalam kamar, sehingga daun telingaku harus ku-
tarik tinggi-tinggi keatas agar dapat mendengarnya. Macam-macam lah.
Milli : Ada lagi yang menmbuatmu pusing?
Centi : Ada yang berkata Salam Maria penuh rahmat tidak ada tanda koma-nya.
Padahal di buku lain aku temukan ada tanda baca koma-nya. Aku heran
juga, hampir semua orang kalau mendaraskan doa Bapa Kami bisa sama
nada mau pun
penggalan kata-
katanya. Kalau doa
Salam Maria kok
bervariasi. Aku
jadi perpendapat
bahwa yang mem-
buat / menterje-
mahkan doa Salam
Maria ke dalam
bahasa Indonesia
pada jaman dulu
itu agaknya tidak
menyadari bahwa
kata “salam” di awal doa itu menimbulkan berbagai pendapat atau pengerti
an yang berbeda.
Milli : Ah sudahlah terima saja. Ayo kita masuk, itu Kak Desi, Kak Deca sudah
datang. Nanti kalau ada kesempatan, kita minta pencerahan dari Pak Un-
tung. Kalau beliau mau memberi pendapat!
Centi : Ya lah, aku terima, tapi kau juga harus tahu, terima teguran itu kan ya ti-
dak enak, apalagi yang menegur juga belum tentu benar! Oke, nanti kita
cari Pak Untung.
(Dialog berhenti di sini sebab pertemuan segera dimulai, semua HP di “silent”) ÷
Ignatius Sumaryoto,
Tlogosari, Semarang
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
25
Safari Bina Iman
Pilar pertama program visioner
yaitu keintiman iman dan Tahun
Iman. Tahun Iman yang telah di
canangkan oleh Paus Benediktus XVI
dimulai 11 Oktober 2012 – 24 Novem
ber 2013, dan tanggapan sederhana
Paroki St. Paulus Sendangguwo ada
lah mengajak umat untuk melaksana
kan gerakan eklesial di lingkungan /
wilayah. Tujuannya mengajak umat
untuk mensyukuri iman, mengajak
umat mempelajari isi muatan fun
damental dari iman kepercayaan, me
ningkatkan dan mengintensifkan
renungan dan perayaan iman, supaya
bergairah dalam memberi kesaksian
iman secara publik, dan dapat me
neladan tokoh-tokoh yang telah ter
bukti dalam penghayatan dan kesaksi
an iman.
Berdasarkan hal tersebut maka
Paroki St. Paulus Sendangguwo me
netapkan program kerja visioner,
salah satunya adalah Safari Bina Iman
yang (akan) dilaksanakan di beberapa
wilayah selama tahun 2013. Tema
yang dipilih oleh Paroki adalah
“Belajar dari Pengalaman Iman Abra
ham“. Dan imam yang mengajar
dalam Safari Bina Iman adalah Rm.
Antonius Kustiyanto, MSF.
Waktu dan tempat kegiatan :
19 April 2013
Kapel St. Petrus, Medoho
17 Mei 2013
Kapel St. Theresia Avila, Tlogosari
12 Juli 2013
Bangsal Gereja St. Paulus Sendang
guwo
11 Oktober 2013
Kapel Yesus Maria Yosep (YMY),
Plamongan Indah
8 November 2013
Kapel St. Maria Goretti, Plamongan
Hijau
Alasan menggunakan kapel-kapel
yang berada di Paroki St. Paulus Sen
dangguwo yaitu jika berpusat di Gere
ja tidak akan menjangkau umat yang
jarang terlibat di Gereja, dan tentunya
peserta yang hadir ya hanya itu-itu
saja. Jika terjun langsung ke lingkung
an, tenaga pengajarnya yang tentu sa
ngat kurang, dan di lingkungan sudah
banyak melakukan pertemuan / ibadat
gerejawi seperti APP, BKL, BKSN,
ASG, Adven. Dengan ide yang sangat
baik datang dari Rm. Kus, kenapa kita
tidak safari dari kapel ke kapel saja,
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
26
selain dapat mengenal kapel-
kapel yang berada di Paroki
St. Paulus Sen dangguwo,
juga dapat mengumpulkan
umat yang berada di wilayah
-wilayah kapel tersebut
tidak saja untuk ibadat /Misa
tetapi untuk belajar bersama
ten tang ajaran iman Gereja,
mengenal iman tokoh-tokoh
Gereja, dsb.
Safari Bina Iman sudah
dilaksana kan dua kali yaitu
di Kapel St. Petrus Medoho, yang
hadir 42 orang dan di Kapel St.
Theresia Avilla Tlogosari, yang hadir
35 orang. Kegiatan ini bisa terlaksana
karena dukungan para ketua wilayah,
para ketua lingkungan, pengurus
kapel dan seluruh umat yang
menanggapi undangan ketua lingkung
an. Pembelajaran berlangsung tepat
waktu yaitu pkl. 19.00 – 21.00, umat
yang hadir diwajibkan membawa
Alkitab. Dalam proses pembelajaran,
imam menjelaskan dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh semua
kalangan dari anak-anak, remaja,
kaum muda maupun dewasa.
Semoga pertemuan ketiga sampai
kelima akan semakin banyak umat
yang hadir, bukan karena paksaan te
tapi karena kesadaran akan kebutuh
an untuk lebih lagi mengisi diri dan
meningkatkan iman lewat pembelajar
an ajaran-ajaran iman Gereja, agar
kita dapat menangkal pendangkalan
iman, karena kehidupan beriman tidak
hanya sebatas tindak ritual.
Semangat dan Berkah Dalem. ÷
Nona Theresia Distress Retang
Anda ingin menambah wawasan tentang Ajaran Gereja Katolik yang benar? Ingin meningkatkan keimanan anda?
Silakan baca
Katekismus Gereja Katolik (KGK) dan
Kompendium KGK di
gsp-sendangguwo.blogspot.com
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
27
Selamatkan Bumi dengan Lubang Resapan Biopori Upaya sederhana Umat Katolik dalam pelestarian alam.
“Selamatkan bumi dengan Lubang Resapan Biopori adalah suatu langkah sederhana, sebagai wujud partisipasi dari siapa pun yang mencintai bumi un-
tuk memelihara keutuhan ciptaan (integrity of creation). Bila langkah ini men-
jadi gerakan bersama diharapkan langkah ini menjadi bagian solusi masalah
besar dewasa ini. Salam, doa ‘n Berkah Dalem.” demikian sapaan Mgr. Johan
nes Maria Pujasumarta, Pr dalam laman blognya: http://pujasumar
ta.blogspot.com/2008/01/slamatkan-bumi-dengan-bor-lrb.html. Sapaan yang di
unggah pada Minggu, 27 Januari 2008 tersebut senantiasa terngiang bagi umat,
khususnya di Lingkungan Yoao Baptista. Sejak tahun itu, rasan-rasan untuk
membuat lubang-lubang tanah, biopori, selalu menjadi harapan menunggu ka-
pan bisa direalisasikan.
Akhirnya, lima tahun kemudian, tepatnya pada setelah rangkaian perayaan
Natal 2012, di triwulan pertama tahun 2013, gerakan membuat biopori dilaku
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
28
kan di rumah-rumah umat Lingkungan Yoao Baptista.
Dengan bantuan teknis dari Bp. Al. Sujud, yang telah membuat puluhan bio
pori di lingkungan SDK Sang Timur Semarang, setiap hari Minggu dikerjakan
4 – 5 lubang biopori di satu-dua rumah umat. Pada bulan Mei ini, yang bertepat
an dengan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi, ada 3 rumah yang sudah
dibuat lubang bioporinya, yaitu rumah keluarga M A Moerniningsih Soeparlan,
5 lubang, rumah keluarga M B Sri Umiasih 2 lubang dan rumah keluarga Ma-
miek Nurhadi, 4 lubang.
Upaya sederhana yang dilakukan oleh umat lingkungan ini ternyata dilirik
juga oleh warga lain di RT sekitar umat. Terbukti dengan adanya permintaan
kepada ketua lingkungan, Bp. F X Agus Suhardianto dari RT 03 / RW 01 Kelu-
rahan Tlogosari Wetan untuk memberi contoh bagaimana pembuatan biopori di
rumah-rumah warga lain.
Puji Tuhan, bahwa hal sederhana dalam upaya mencintai lingkungan dan
melestarikan keutuhan ciptaan, yang dilakukan oleh umat di lingkungan, men-
jadi berkat juga bagi warga di wilayah tempat tinggal umat. �
Andang Prasetya
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
29
mengenal sosok
PAUS FRANSISKUS Jorge Mario Bergoglio lahir di Buenos Aires,
17 Desember 1936. Dia anak pertama dari lima ber-
saudara yang lahir dari keluarga seorang pegawai ke
reta api keturunan Italia. Bergoglio muda belajar di
seminari di Villa Devoto dan kemudian masuk Seri-
kat Yesus tahun 1958 pada usia 21 tahun. Setelah
mendapat gelar di bidang filsafat dari Colegio
Maximo San Jose Miguel, Bergoglio kemudian
mengajar literatur dan psikologi di Colegio de la Immaculada di Santa Fe dan
Colegio del Salvador di Buenos Aires. Ditahbiskan menjadi imam 13 Desem-
ber 1969, kemudian menjadi pembimbing novis dan dosen teologi. Bergoglio
memulai tugas kegembalaan pada 1973. Berkat prestasi dan kepiawaiannya, Or
do Yesuit kemudian menunjuknya menjadi Provinsial Serikat Yesus di Argen-
tina hingga tahun 1979. Pada 1980 Bergoglio menjadi Rektor Seminari San
Miguel hingga 1986. Bergoglio juga menyandang gelar master di bidang ilmu
kimia dari Universitas Buenos Aires. Gelar doktor diselesaikannya di Jerman.
Beliau di angkat menjadi uskup pada tahun 1998 menggantikan Kardinal Anto-
nio Quarracino sebagai Uskup Agung Buenos Aires.
Jorge Mario Bergoglio dikenal sebagai seorang gembala yang rendah hati,
dan memiliki komitmen tinggi terhadap keadilan sosial. Cara hidupnya yang
sederhana membuatnya sangat dikenal. Dia memilih tinggal di sebuah aparte-
men kecil, ketimbang di kediaman resmi keuskupan yang megah. Bapa Jorge,
demikian ia disapa umatnya di Buenos Aires, lebih memilih naik kendaraan
umum dari pada mobil pribadi dan seringkali mengunjungi orang miskin. Dan,
sebagaimana diberitakan, ia memasak sendiri makanannya. Kotbah Bergoglio
sering menjadi berita utama media di Argentina. Kotbah-kotbahnya sering me-
nekankan pentingnya menangani problem sosial kemasyarakatan. Hal ini se-
cara tidak langsung mengkritik pemerintah Argentina yang tidak memperhati-
kan orang-orang pinggiran.
Bergoglio dikukuhkan sebagai kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada
tahun 2001. Sebagai kardinal, ia pernah mengemban beberapa fungsi adminis-
tratif di Vatikan, antara lain Kongregasi Iman, Kongregasi Liturgi dan Sakra-
men, Kongregasi Hidup Religius, dan beberapa tugas lain. Kemudian ia men-
jadi anggota Komisi Amerika Latin dan Dewan Keluarga.
Bergoglio dikenal sebagai seorang Kardinal yang lantang mengkritik gereja.
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
30
Menurutnya, kini banyak pemimpin gereja melupakan bahwa Yesus Kristus
bergaul dengan penderita kusta dan makan dengan para pelacur. "Yesus meng
ajarkan kita cara lain. Keluarlah. Keluarlah dan bagikan kesaksian Anda, ke-
luarlah dan berinteraksi dengan saudara Anda, pergi keluar dan berbagi, pergi
keluar dan jadilah firman dalam tubuh serta semangat kita," kata Bergoglio di
Argentina tahun lalu. Selain mengkritik gereja, Bergoglio juga lantang meng
kritik beberapa kebijakan pemerintah Argentina. Ia secara terang-terangan
mengkritik kebijakan Presiden Cristina Kirchner terkait perkawinan sejenis
(gay) dan penggunaan alat kontrasepsi. Meski menentang perkawinan sejenis,
Bergoglio mengajak umatnya agar tetap menghormati pribadi kaum homosek-
sual. Yang mengesankan dari Kardinal yang rendah hati ini adalah ketika me
ngunjungi sebuah tempat perawatan pasien penderita HIV/AIDS tahun 2001, ia
mencuci dan mencium kaki 12 orang penderita HIV/AIDS.
Dalam konklaf yang berlansung 12-13 Maret 2013, Kardinal Jorge Mario
Bergoglio terpilih menjadi menjadi Paus yang ke 266. Nama yang ia pilih ada
lah Fransiskus (mengacu nama Fransiskus dari Asisi), nama yang melambang-
kan kemiskinan, kerendahan hati, kesederhanaan, dan pembangunan kembali
gereja. �
Hilarius Teguh
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
31
Aja Cedhak Kebo Gupak y.eric soewarno – kortimja HAK
Tumrape bebrayan urip ing Jawa, ana paribasan “aja cedhak kebo gupak”.
Iku dudu bebasan sing aeng. Mesthine kita wis padha tau krungu lan ngerti sing
dikarepake. Kebo gupak, kebo sing lagi gedabigan ana lendhut. Wis mesthi,
yen kita cedhaki, bakal kecipratan lendhute. Dadi melu kotor lan reged.
Biasane paribasan iki dicakake para sepuh kang paring pitutur lan pepeling
marang para kanoman. Ing pangajab mageri para kanoman aja nganti kepencut
cedhak lan srawung karo pawongan sing mrusal lan fasik. Yakuwi pawongan
sing senajan percaya marang Gusti kang Maha Tunggal, nanging sapari-polahe
tansah nerak angger-anggere Gusti. Gawe dredah, tumindak dursila, nerak
angger-anggere bebrayan, nerak angger-anggere negara. Wose pepeling: aja sra
wung karo wong-wong pandosa, mundhak kecipratan salah lan dosane.
Mundhak kembet, melu dadi urusane pulisi, gedhene bisa-bisa melu mlebu
pakunjaran.
Paribasan iki jumbuh karo surasane layang Santo Paulus: “kekancan kang
ala ngrusak pakulinan becik” (bad companions ruin good character) (1Kor
15:33). Uga jumbuh karo ayat pambuka Kitab Mazmur sing aweh pitutur,
pepeling, lan panjurung: “minulya pawongan kang ora srawung, ora ngom
byongi, ora nyengkuyung tumindake para fasik lan para pandosa” (Mzm 1:1).
Jalaran tumindake para fasik lan pandosa iku tumuju marang katiwasan (Mzm
1:6).
Nanging geneya Gusti Yesus malah cedhak lan srawung karo pawongan
pandosa? Kapara malah mbelani? Kaya nalikane mampir bareng murid-muride
ing omahe Zakeus alias Lewi lurahe juru pajeg ing Yeriko, lan nampa pasugat
an gedhen (Luk 19:6, Mat 9:10, Mrk 2:15). Kabeh wong Yahudi sing meruhi,
nesu lan nutuh :“Dheweke sanja
mertamu ing omahe wong pan
dosa!”(Luk 19:7), ”Ngapa koq
Gurumu kembul mangan bareng
karo para juru pajeg lan pando
sa?” (Mat 9:11, Mrk 2:16).
Tumrape adat bebrayan Yahudi,
sanja mertamu menyang omahe
wong pandosa, apa maneh nganti
kumpul mangan bareng, padha karo
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
32
melu tumindak dosa. Gusti Yesus mbelani, ngesthi marang dhawuhing Hyang
Rama: “Putraning Manungsa mara kanggo nggoleki lan nylametake wong-
wong sing mrusal”(Luk 19:10). ”Aku mara ora kanggone wong-wong sing
mursid, nanging Aku mara kanggone wong-wong pan dosa” (Mat 9:13,Mrk
2:17, Luk 5:32). Dudu pawongan kang sehat sing mbutuh ake tabib, nanging
pawongan sing nandhang lara (Mat 9:12, Mrk 2:17).
Kanthi mangkono, apa Gusti Yesus ateges ora paham marang ayat Mazmur
mau? Wis mesthi yen pana. Wiwit yuswa-Ne nembe 12 tahun, Gusti Yesus wis
gawe gawoke Yusuf-Maria lan para alim-ulama, nalikane tinemu lagi ngaji
karo ahli-ahli Kitab kuwi ing Bait Allah Yerusalem (Luk 2:46-48). Gusti Yesus
sengaja srawung karo wong-wong pandosa jalaran nuhoni dhawuhing Hyang
Rama, minangka Utusan (Misionaris) -Sang Juru Wilujeng- hamilujengaken
para pandosa lan kabeh titahing Gusti.
Dogma Gereja paring piwulang, yen Gusti Yesus iku Sejatinging Allah kang
manunggal Sejatining Manungsa. Sejatining Allah ora bakal kentir melu dosa.
Sejatining Manungsa, ateges Gusti Yesus uga condhong marang kanepsoning
manungsa, marang tumindak dosa. Nanging Gusti Yesus kalis ing dosa jalaran
dayaning puasa (Mat 4:1-11, Mrk 1:12-13, Luk 4:1-13), kang manunggal
dayaning pandonga sing dilakoni kanthi sampurna (Mat 17:21, Mrk 9:29).
Pandonga-Ne kang sampurna, nalikane konjuk ing taman Getsemani: “Dhuh
Kanjeng Rama, bilih saged, mugi keparenga tuwung punika kapundhut.
Nanging sanes pikajeng Kawula, namung pikajeng Panjenengan Dalem
ingkang dumadi” (Mat 26:39,42; Mrk 14:26, Luk 22:42).
Yen Gusti Yesus srawung karo pawongan sing klebu “kebo gupak”, apa kita
minangka pandherekE -minangka umat Kristiani-, uga kudu niru? Nerak
paribasan “Aja cedhak kebo gupak”?. Nyumanggakake !. Waton “sangu” iman
kang kukuh. ÷
Engkau berkata, ’MisaEngkau berkata, ’MisaEngkau berkata, ’MisaEngkau berkata, ’Misa----nya lama’, nya lama’, nya lama’, nya lama’, maka aku menjawab, ’karena maka aku menjawab, ’karena maka aku menjawab, ’karena maka aku menjawab, ’karena cintamu terlalu singkat’cintamu terlalu singkat’cintamu terlalu singkat’cintamu terlalu singkat’ St. Josemaria Escriva St. Josemaria Escriva St. Josemaria Escriva St. Josemaria Escriva
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
33
NGUDO ROSO (Mo Semar)
Gareng : E, lha gandrik, si Irung mbangir, adiku si
Kantong Bolong kok dingaren mendengus
neng Pastoran? Baya ana apa, dimas Petruk
koq sajak serius nyawang kono nyawang kene
thingak-thinguk kaya bocah ilang? Lagi ngapa
to Truk kowe kuwi sabenere?
Petruk : Lho, kang Gareng ki piye, wis matane kero, lakune kecincalan ke
cincak-kecincik, kaya ora percaya marang sing murbeng dumadi,
paring sikil loro kuwi supaya mlaku sing jejek. Iki lho ana geber
pengumuman jelang pesta Perak Gereja S. Paulus yang perlu kita
baca.
Gareng : Wo cah gemblung, ditekoki apik-apik koq saurane nyengir ora
enak nong kuping. Bukan karena mata kero atau jalanku kecincal
an, tapi saya itu heran koq kamu melototi geber, kaya wong kami
tenggenggen ngono to Truk. E, jebul lagi maca pariwara to?!
Petruk : Lha ya to kang, Iki wacanan dhewe. Iki lho ana pengumuman
Agenda jelang Pesta Perak Paroki Santo Paulus : 17 Maret 2013
ana Seminar sehari Koor. Pada tg 29 Juni 2013 ada Parade Koor
Pesta Nama antar Koor Lingkungan / Wilayah dalam Misa Syukur.
Lalu mulai 7 Juli 2013 sampai Juli 2014 ada Lomba Koor Liturgi
tiap Minggu Misa kedua. We lha dalah malah ana Festival Koor
separoki antar kelompok Koor di Paroki pada tg 23 Juni 2014
barang gilo..
Gareng : Woo layakna matamu celingukan mlotot sana mlotot sini! Jadi
baru membaca macam-macam agenda jelang Pesta Perak Gereja
S. Paulus to! Lha njur peranmu apa sebagai anggota Koor, apa wis
mulai latihan Koor kanggo lomba?
Petruk : So pasti to kang! Nadyan suaraku gembret kaya blek borot, wis
samestine ndukung nyengkuyung kanca-kanca Koor ben duwe gai
rah latihan. Jarene ketimbang kangka2 karo tangga, sing dha
ngrokokan lan mben bengi teler mabuk-mabukan, ya piguna ngom
byongi kegiatan Gereja.
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
34
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
35
Gareng : Bener kuwi Truk, apa maneh grejane dhewe kuwi meh merayakan
Yubile Pesta Perak, samestine umat padha cancut taliwondo gre
get nggone ngudi ngupayakake Paroki dadi Gereja yang hidup dan
punya daya tarik untuk masyarakat sekitar.
Petruk : Hukumnya wajib to kang, sebagai kaum muda Paroki S. Paulus ge
nerasi penerus wajib ngerahake tenaga mbagun Gereja dengan se
mangat yang diteladankan dan diwariskan oleh Santo Pelindung
nya.
Gareng : Wah hebat tenan saiki kowe Truk saplok dadi aktivis gereja! Ora
mung dadi juru parkir minggon, ning ya aktif nong Koor barang.
Petruk : Lha wis piye maneh to kang, bandha utawa rajakaya ora duwe,
duwene ming suwara, ketimbang nggedobos ngaya wara, aluwung
ngidung nyanyi muji Gusti.
Gareng : O ya Truk..., Mo Semar wingi koq ngudoroso : ”Wis meh selawe
tahun ultah greja, koq dalane mlebu greja isih umpek-umpekan,
ciut, sempit. Wah yen pas Hari raya, ampun, ruwet-bundhet,
macet-cet. Sing arep mlebu dha rebutan karo sing arep metu.”
Semar : Hayo, ana apa anak-anakku Nolo Gareng, Petruk si Kantong Bo
long, pada ngrasani wong tuwo ya? Sejak tadi Mo Semar nguping
koq nyebut jenenge Mo Semar barang.
Petruk : Nggak apa koq Mo, kang Gareng cuma rerasan ngudorasane Mo
Semar soal jalan masuk greja sing ciut sempit kuwi.
Gareng : Ya nuwun sewu wae Mo, anak-anakmu iki lagi ngomong2 soal jelang
Pesta Perak Greja, terus nyangkut soal jalan sempit yang sudah
hampir 25 th koq tak ada perubahan.
Semar : O kuwi to anak-anakku sing dadi underaning rembug. Mo Semar
memang lagi prihatin, mumet mikir solusine koq misih gelap !?
Petruk : mBok beli tanah depan greja itu saja to Mo,
kalau jalan yang sempit itu sudah tidak mung
kin diperlebar.
Gareng : Woo, dasar Kantong Bolong, udele bolong,
otake ya mlompong. Beli tanah duite mbah
mu apa? Utange nyang Keuskupan wae du
rung lunas, koq nggagas beli tanah maneh....?
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
36
Semar : Pancen bener, Paroki nggak punya duit cukup untuk beli tanah.
Tapi Paroki punya banyak umat, bahkan lebih dari 10 ribu warga
yang di antaranya umat potensial berduit.
Gareng : Lha ya to Mo, kan pemakai jalan masuk-keluar gereja juga umat
sendiri? Seandainya para pemilik mobil dan motor rela bergotong
-royong ngiyur tiap bulan, apa tak mampu membeli tanah untuk
masuk gereja?
Petruk : Itu idee cemerlang, Mo! Perlu segera dibentuk panitia yang men
survey para pemilik kendaraan dan membuat kalkulasi berapa
uang bisa terkumpul tiap bulannya untuk pendanaan itu.
Semar : Benar, semua itu baik, perlu ada panitia resmi yang memikirkan
pengumpulan dana untuk pengadaan jalan masuk gereja. Konon
sudah ada donateur dari luar Paroki yang siap membantu dana de
ngan jumlah yang cukup besar. Tetapi bukankah selayaknya kita
umat Paroki sendiri juga bergerak mengumpulkan dana, karena
kita sendirilah yang nanti akan memakai jalan tsb.
Gareng : Tapi apa betul tanah depan greja itu bisa dibeli untuk jalan? Kata
nya pemilik tanah yang pernah mau menjual, baru saja meninggal.
Apa ahli warisnya (anak-anaknya) juga masih mau menjualnya?
Petruk : Apalagi tanah sing arep didol, jarene wis dikontrak wong kanggo
show room mobil, Mo. Wah bisa bertele-tele tenan mengko, soale
kejaba anak-anake akeh lan kabeh kudu sepakat menjual, isih
kudu mberesi karo sing ngontrak.
Semar : Mula kuwi anak-anakku, perlu ana panitia kecil sing mikirke
masalah kuwi kabeh. Kita tak boleh hanya berandai-andai dengan
omong kosong. Perlu lekas ’action’. Penanganan sing luwih intensif
perlu enggal diwiwiti, bareng-bareng karo
penggalian danane pisan. Yen perlu ora mung
tergantung tanah ngarep greja thok. Siapa tahu
tanah pojok sing lagi dibangun calon Ruko uga bisa
di survey kemungkinane. Percayalah isih akeh
bapak-bapak pe merhati sing bertekad mujudake
impian anane jalan besar masuk greja. Muga-muga
wae pas Yubile Pesta Perak Greja S. Paulus tahun
depan impian kita selama 25 th jadi kenyataan.
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
37
Gareng dan Petruk (Manthuk-manthuk terharu penuh entusias) : Impian adanya jalan besar masuk gereja nerawang semakin nyata. Itulah
hadiah terbesar dari Tuhan bagi kita umat Paroki untuk Tahun Yubile pesta
Perak Gereja, bila itu sungguh terwujud. Ayo apike padha parikan:
”Punten, margi lumebet greja, taksih sempit mekaten.
Rahayu sinten kemawon ingkeng dados talanging Gusti
paring dana kagem njembaraken margi mlebet greja.
Ing dinten Ambal Warsa punika, kepareng ngaturaken :
Dirgahayu saha mantepipun mekaten Sugeng Riyadi,
Dumateng Gereja Santo Paulus ing jalan Supriadi Sendangguwo.
Pareng sungkem, abdi dalem punakawan sakukuban,
Berkah Dalem, bagi anda semua segenap umat sekalian!”
��
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
38
RALAT IKLAN
Iklan dari CV DUA PUTRA HARAPAN, yang
dimuat pada Warta Paulus 90, Edisi Paskah 2013,
terdapat kesalahan tulis sebagai berikut:
Alamat : jl. Kauman Dalam 5 / 15, yang benar
jl.. Kauman Dalam I / 15
No. HP : 08225418013, yang benar
085 225 418 013
Atas ketidaknyamanan ini, Redaksi mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
PELATIHAN DAUR ULANG BARANG BEKAS Membuat Sampah Menjadi Berkah
Bagi banyak orang, mantra 3R dalam hubungan
nya dengan lingkungan mungkin sudah cukup famili
ar di telinga. Ya, benar. Reduce (mengurangi) – Re-
use (menggunakan kembali) – Recycle (mendaur
ulang) adalah tiga mantra yang dimaksud.
Baru-baru ini, tepatnya hari Minggu, 19 Mei
2013, di Lingkungan Yoao Baptista diselenggarakan
pelatihan bagaimana mendaur ulang barang-barang bekas tertentu menjadi se-
suatu yang menarik, dengan fasilitator Ibu Retno Widyastuti Eko Rahadi. Belas
an umat lingkungan – bapak, ibu dan remaja – bertekun mendengarkan sekali
gus mempraktekkan apa yang dicontoh kan oleh fasilitator. Berbekal gunting,
lem dan peralatan sederhana lain, puluh
an tutup galon minuman kemasan, sa-
chet minuman instan dan bekas kemasan
sabun cuci bubuk diolah menjadi berba-
gai pernak-pernik menarik.
Pelatihan mendaur ulang barang bekas
dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir
pada pukul 13.00 WIB. �
Andang Prasetya
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
39
Mengenali
GEREJA, KATEDRAL DAN BASILIKA
oleh : Arcadius S Adi
Lingkungan St Fransiskus Asisi
Wilayah Pucang Gading
Kata “gereja” berasal dari kata
Yunani “Ekklesia” yang didefinisikan
sebagai “perkumpulan” atau “orang-
orang yang dipanggil keluar.” Akar
kata dari ”gereja” bukan berhubungan
dengan gedung, namun dengan orang.
Seperti disebutkan dalam Roma 16:5:
“Salam juga kepada jemaat di rumah
mereka...”. Paulus menunjuk pada ‘ge
reja’ di rumah mereka, bukan pada ge
dung gereja, namun ‘kumpulan orang-
orang percaya’.
Tetapi dalam bahasan kali ini me
rujuk gereja dalam arti harafiah, yaitu
gedung (rumah) tempat berdoa dan
melakukan upacara agama Katolik
atau badan (organisasi) umat yang
menganut kepercayaan yang sama,
ajaran, dan tata cara ibadahnya.
Selain itu ada juga yang menyebut
gereja dengan istilah katedral. Sedang
kan katedral sendiri berasal dari baha
sa Latin ‘cathedra’, bahasa Yunani
‘kathedra’ yang artinya ‘tempat du
duk’ / kursi. Jadi katedral adalah ge
dung gereja yang di dalamnya ter
dapat tempat duduk khusus bagi
uskup. Dengan kata lain katedral ada
lah bangunan gereja, khususnya bagi
denominasi yang memiliki hirarki
episkopal, seperti Gereja Katolik, Ge
reja Anglikan, Gereja Ortodoks,
Gereja Lutheran
dan beberapa Gere
ja Metodis, yang
fungsinya sebagai
tahta uskup juga se
bagai gereja pusat
dari sebuah dioses
atau keuskupan.
Katedral adalah
gereja utama dari sebuah keuskupan,
dan katedral itu sendiri adalah juga
sebuah gereja paroki. Secara teknis,
Uskup adalah pastor kepala paroki
dari paroki katedral, dan Uskup me
nunjuk seorang rektor untuk mengatur
urusan-urusan spiritual dan duniawi
nya. Katedral melambangkan ke
dudukan dan otoritas uskup, dan
tempat di mana ia tinggal dalam wila
yah wewenangnya.
Ada beberapa variasi dalam peng
gunaan istilah "katedral", seperti dari
zaman pra-reformasi di Skotlandia
yang sekarang dimiliki oleh Gereja
Skotlandia masih tetap mempertahan
kan istilah katedral, meskipun gereja
tersebut menganut kebijakan presbiter
ian yang tidak memiliki uskup-uskup.
Hal senada terjadi di Jerman, yaitu ge
reja-gereja Protestan (sebagian besar
non-episkopal) yang bekerja sama
dalam satu wadah Gereja Injili di Jer
man, mempunyai katedral dari zaman
pra-reformasi ataupun hanya meng
cathedra
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
40
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
41
gunakan istilah katedral sebagai gelar
kehormatan belaka, bukan untuk me
nunjukkan supremasi hirarkis apa
pun. Karena katedral seringkali ber
ukuran besar dan megah, istilah kate
dral kerap digunakan secara keliru
untuk menyebut gedung Gereja mana
pun yang berukuran besar atau ber
sifat penting.
Selain ‘katedral’ ada istilah yang
lain yaitu ‘basilika’. Basilika, katedral
dan tempat ziarah adalah istilah yang
berbeda, tetapi tidak saling eksklusif.
Sebagai contoh, sebuah basilika dapat
merupakan sebuah tempat ziarah, dan
sebuah katedral dapat merupakan se
buah basilika. Sebuah katedral dapat
berupa sebuah basilika seperti Kate
dral St. Petrus dan Paulus di Keuskup
an Agung Philadelphia adalah juga
sebuah basilika.
Struktur basilika di
kembangkan oleh
orang-orang Roma
wi kuno sebagai
aula umum yang
sangat besar, yang
terletak di alun-
alun umum. Tepat
nya, basilika ada
lah sebuah bangunan jajaran genjang
dengan lebar bangunan lebih besar
dari setengah atau kurang dari
sepertiga panjangnya. Di salah satu
ujung basilika terdapat pintu masuk
dengan sebuah portico (serambi ber
atap yang ditopang kolom) dan di
ujung lainnya terdapat sebuah apsis
(ceruk dengan segi banyak atau
berbentuk setengah lingkaran, dengan
atap yang meleng
kung atau berben
tuk kubah). Terda
pat sebuah lorong
utama yang diapit
di sisi kiri dan ka
nannya oleh se
buah lorong (atau
dua, atau bahkan
tiga) dengan kolom-kolom yang
memisahkan lorong-lorong itu.Karena
langit-langit dari lorong utama lebih
tinggi dari langit-langit lorong-lorong
samping, maka sebuah clerestory
(bagian atas dinding dengan jendela-
jendela) ditambahkan di atas kolom-
kolom guna membiarkan cahaya
masuk ke dalam basilika. Ada banyak
contoh basilika kuno, terutama di
Italia.
Karena ukuran basilika, Sakramen
Mahakudus disimpan dalam sebuah
kapel di samping atau bahkan dalam
sebuah tabernakel gantung dekat altar.
Jemaat berkumpul di lorong utama,
yakni Panti Umat. Gereja-gereja basi
lika biasanya mempunyai sebuah hal
aman depan yang dikelilingi suatu
barisan kolom; ter
dapat sebuah su
mur di halaman
depan ini dimana
umat beriman da
pat membasuh ta
ngan dan bibir
mereka sebelum
masuk untuk me
rayakan Misa. Dikemudian hari,
dilakukan modifikasi-modifikasi pada
gaya Romawi yang baku itu, seperti
portico
clerestory
apsis
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
42
penambahan sa
yap, pada masa
Romanesque dan
Gothic.
Selanjutnya, isti
lah ‘basilika’ di
pergunakan un
tuk menyebut ge
reja-gereja yang
mempunyai nilai
historis dan spirit
ual yang penting. Pada umumnya,
gereja-gereja ini dibangun dengan
gaya basilika, tetapi kriteria kuncinya
adalah bahwa gereja-gereja ini
merupakan tempat-tempat yang mem
punyai nilai historis dan spiritual yang
penting. Bapa Suci secara resmi
menetapkan sebuah gereja sebagai
“basilika”. Sebab itu, ketika orang ber
bicara mengenai Basilika St. Petrus di
Roma, gelar “basilika” menunjuk
pada nilai historis dan spiritual gereja
itu sendiri dan kehormatan yang di
anugerahkan atas nya oleh paus.
Menurut tradisi, suatu basilika
mempertontonkan sebuah conopoeum
atau pavilion (serupa sebuah payung
besar) yang dibuat dari sutera merah
dan kuning berselang-seling, warna-
warna pemerintah
an kepausan, dan
dengan salib di
puncaknya. Benda
-benda tradisional
basilika lainnya
adalah clochetta
(semacam alat mu
sik yang terdiri
dari tangkai, se
buah lonceng, dan lencana basilika,
yang dipergunakan dalam prosesi)
dan cappa magna (sehelai mantol
ungu yang dikenakan oleh para kanon
(para imam pejabat basilika) dalam
upacara-upacara liturgis.
Yang terakhir, setiap basilika mem
punyai sebuah “gerbang suci” yang
dibuka hanya pada masa ziarah khu
sus seperti yang dimaklumkan oleh
Bapa Suci. Misalnya, tahun 2000
dimaklumkan sebagai “Tahun Suci”,
dan gerbang suci St. Petrus dibuka
(juga semua gerbang suci di segenap
basilika lainnya).
Menurut tradisi, diadakan pem
bedaan juga antara basilika utama dan
basilika kecil. Tujuh basilika utama
berada di Roma: St. Petrus di Vatican,
St. Yohanes Lateran, St. Maria
Maggiore, St. Paulus di Luar Tembok,
St. Laurentius, St. Sebastianus dan
Salib Suci di Yerusalem. Keempat
basilika pertama dari tujuh basilika ter
sebut secara teknis disebut “basilika
paling utama”. Ketujuh basilika
utama ini merupakan gereja-gereja
ziarah yang penting dikunjungi apa
bila mengunjungi Roma.
Lorong gereja
Cappa magna
conopoeum
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
43
Tempat ziarah adalah sebuah gere
ja atau tempat sakral lainnya di mana
disimpan relikwi, misalnya Shrine of
St. Jude di Baltimore; atau tempat di
mana penampakan terjadi, misalnya
Shrine of Our Lady of Knock di Irlan
dia atau Shrine of Our Lady of Guada
lupe di Mexico City atau tempat di
mana suatu peristiwa iman yang ber
sejarah terjadi, misalnya Shrine of the
Our Lady of the Martyrs di Auries
ville, N.Y, di mana para misionaris
Yesuit pertama wafat dimartir. Suatu
tempat ziarah dapat juga merupakan
tempat yang ditunjuk untuk me
numbuhkembangkan suatu keyakinan
atau devosi. Sebagai contoh Basilica
Shrine of the Immaculate Conception
dibangun untuk menumbuhkembang
kan devosi kepada Bunda Maria di
Amerika Serikat, teristimewa karena
Bunda Maria adalah pelindung Ameri
ka dengan gelarnya ‘Yang Dikandung
Tanpa Dosa’. Tempat-tempat ziarah
berada di bawah wewenang uskup
setempat, dan tempat-tempat ziarah
nasional ditetapkan oleh konferensi
waligereja. �
Dari berbagai sumber:
id.wikipedia.org; www.artikata.com;
www.indocell.net; www.gotquestios.org.
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
44
KENCANA KATON WINGKA Melestarikan keutuhan ciptaan
ala Umat Lingkungan Yoao Baptista
Tumpukan koran bekas bercam-
pur dengan buku-buku bekas dan ker-
tas-kertas yang penuh coretan me-
menuhi teras depan garasi rumah Bp.
FX. Agus Suhardianto, Ketua Ling-
kungan Yoao Baptista. Sementara itu
di tepi jalan depan rumah, beberapa
karung berisi cup plastik bekas mi
numan kemasan, botol-botol plastik
bekas, kaleng-kaleng, dan berbagai
logam juga menumpuk.
Hari itu, Minggu, 5 Mei 2013. sa-
hibul bait dan beberapa umat di ling-
kungan ini dengan penuh semangat
dan kegembiraan memilih dan memi-
lah berbagai barang bekas tadi. Koran
disatukan dengan koran, kertas de
ngan kertas, kardus ditumpuk dengan
kardus, demikian juga dengan cup
plastik dan botol bekas minuman ke-
masan. Tujuannya pasti: dijual.
Sudah berjalan selama 2 tahun le-
bih, umat di Lingkungan Yoao Bap-
tista melakukan kegiatan bersih-bersih
rumah, mengumpulkan barang bekas
untuk kemudian dijual. Kegiatan ini
berawal dari sarasehan umat di mana
salah satu kesepakatannya adalah
mengupayakan penggalian dana bagi
Kas Lingkungan sekaligus meleng-
kapi berbagai kebutuhan lingkungan.
Ide ini diselaraskan dengan salah satu
pilar ARDAS yakni melestarikan keu-
tuhan ciptaan yang kemudian diterje-
mahkan dengan memanfaatkan barang
bekas sekaligus bersih-bersih rumah
umat.
‘Kencana Katon Wingka’, begitu
ungkapan peribahasa Jawa yang kira-
kira artinya adalah sesuatu yang baik,
indah dan berharga namun seringkali
tidak disukai. ‘Sesuatu’ itu salah satu
nya adalah ‘barang’ yang bahkan ada
di sekitar rumah kita: barang bekas.
Kalau melihat dari rupa dan bentuk
nya apalagi jika dalam jumlah kecil,
pasti orang akan cenderung mem-
buang saja barang-barang bekas ini.
Namun, jika kita mau mengumpulkan,
memilih dan memilahnya, ternyata
barang-barang bekas yang sepele ini
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
45
berharga sangat luar biasa.
Kegiatan pengumpulan barang be
kas ini dilakukan secara triwulanan.
Dari kegiatan itu, selama dua tahun,
rata-rata tiap triwulan bisa diperoleh
uang dari hasil penjualan mencapai
350 hingga 450 ribu rupiah. Jika di-
bandingkan dengan jumlah umat / Ke
pala Keluarga di lingkungan ini yang
berjumlah 30 KK, hasilnya sangat
menggembirakan. Ini berarti dalam
satu tahun bisa terkumpul dana antara
1,4 sampai 1,8 juta.
Dari hasil selama dua tahun lebih,
Lingkungan Yoao Baptista saat ini
dapat memiliki seperangkat sound-
system yang cukup handal, dan se
perangkat alat misa – meski belum
termasuk Piala dan Sibori. Prinsipnya,
umat di Lingkungan Yoao Baptista
mau belajar untuk melestarikan keutu-
han ciptaan melalui upaya kecil mem-
buat ‘Wingka Katon Kencana.’ �
Andang Prasetya
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
46
Novena
Maria la Salette
Dalam rangka menyambut pesta nama
santo pelindung Kongregasi MSF
pada 19 September 2013 nanti, maka
akan diselenggarakan Novena Maria
la Salette, setiap Senin sore pukul
17.30 WIB (bersamaan dengan Misa
harian Senin sore) di Gereja Santo Paulus Sendangguwo.
Jadwal Novena :
Novena ke 1 - 22 Juli 2013
Novena ke 2 - 29 Juli 2013
Novena ke 3 - 5 Agustus 2013
Novena ke 4 - 12 Agustus 2013
Novena ke 5 - 19 Agustus 2013
Novena ke 6 - 26 Agustus 2013
Novena ke 7 - 2 September 2013
Novena ke 8 - 9 September 2013
Novena ke 9 - 16 September 2013
MOHON KEHADIRAN DAN PARTISIPASI
SELURUH UMAT PAROKI.
Bidang Liturgi DP
ULANGTAHUN KE - 24 GEREJA SANTO PAULUS
GEREJA SANTO PAULUS SENDANGGUWO SEMARANG
47
Dari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik RedaksiDari Bilik Redaksi
Shalom pembaca yang budiman,
‘Selamat’...’Selamat’...sekali lagi ‘Selamat’ untuk segenap umat atas Ulang
Tahun Gereja Santo Paulus kita tercinta yang ke 24. Sebuah usia yang sudah
boleh dibilang ‘matang’ untuk ukuran hidup manusia. Jenjang usia yang di
anggap sudah mampu mandiri, dewasa dalam berpola pikir maupun berbuat,
lebih bijak, mampu mengambil keputusan-keputusan strategis untuk ke depan.
Menapaki usia triwindu ini, umat dapat berbangga hati melihat pertumbuhan
secara fisik dari Gereja kita, mulai dari penataan lahan yang semakin luas saja,
baik untuk parkir maupun lahan kosong di belakang pastoran, pengadaan gardu
jaga, beberapa portal pembatas, hingga kenyamanan saat berurusan
administratif di sekretariat dengan adanya AC dan ruang tunggu yang lebih
nyaman. Tak ketinggalan upaya pemasangan AC di dalam gedung gereja,
walau masih belum berjalan sempurna, menunggu penambahan daya listrik
yang lumayan besar.
Lalu bagaimana dengan segi rohani atau semangat kerohanian kita? Sudahkah
mengalami peningkatan? Sudah lebih dewasakah kita? Mengevaluasi beberapa
upaya yang telah dilakukan oleh para pegiat paroki, baik para pengurus dewan,
para ketua bidang, terlebih para koordinator seksi, OMK, apalagi di garis depan
yaitu para ketua wilayah dan ketua lingkungan, sudah selayaknya kita perlu
lebih prihatin dan mawas diri atas animo umat yang notabene adalah ‘kita-kita’
sendiri, yang begitu lemah, lesu, terhadap kegiatan-kegiatan gerejani baik di
gereja apalagi di lingkungan. Semangat atau partisipasi, keterlibatan umat
dalam berinteraksi dengan program gerja dapat dikatakan ‘lesu darah’. Gejala
yang sepele namun berbahaya bagi kelangsungan kehidupan gerejani kita.
Bahkan dapat menular kepada mereka yang awalnya bersemangat menjadi
ikutan ‘lesu darah’. Pernahkah terbayang dalam benak kita masing-masing, bila
suatu saat Gereja Santo Paulus Sendangguwo, Lingkungan-lingkungan dihadiri
oleh ‘zombie’, mahluk yang tampak hidup tetapi sebenarnya telah mati, yang
hanya sekedar bergerak ritmik mengikuti misa, sekedar hadir, duduk manis
mendengarkan ocehan pemandu atau ketua lingkungan dalam acara BKSN,
BKL, APP Adven dan sebagainya? Ditambah dengan ‘zombie-zombie’ kecil
yang berlarian kian kemari, berteriak-teriak sepanjang misa? Hiii.... Jadi
teringat film semacam itu. Namun happy ending-nya, saat matahari bersinar
maka kuasa gelap yang menaungi para ‘mayat hidup’ ini terhapuskan oleh
kecerahan dan kehangatan sinar mentari, menjadikan mereka benar-benar
WARTA PAULUS NO. 91 - 29 JUNI 2013
TIM KERJA KOMUNIKASI SOSIAL DEWAN PAROKI
48
WARTA PAULUS MEDIA KOMUNIKASI
PAROKI SANTO PAULUS SENDANGGUWO - SEMARANG
Pelindung Pastor Kepala Paroki
Penasehat Ketua Bidang Yan Mas Dewan Paroki
Penanggungjawab Koord. Tim Kerja KomSos
Dewan Paroki
Pemimpin Redaksi J Paryadi
Staf Redaksi Drs. St. Suripto Atmosuwito
Drs. A Mardiyono Pius Koesdyantoro
M Yunus Waas
Artistik Alf. Sungging V Suparyanto
B Riyanto
Tata Letak J Paryadi
M Yunus Waas
Distribusi Ketua - Ketua Lingkungan
Penerbit Dewan Paroki Santo Paulus
Jl. Dr. Muwardi 7, 024 - 6711509 Sendangguwo Semarang
Alamat E-mail [email protected]
Percetakan CV Rind Abadi
Edisi 91, Ulang Tahun ke 24 GSP
29 Juni 2013
Cover Depan GSP, Lomba Teater dan Menghias
Tong Sampah, Paulus Cup 2013
desain oleh : V Suparyanto
hidup, benar-benar menjadi manusia lagi.
Memang ini cerita fiksi, namun dapat menjadi
nyata dalam paroki kita. Kita dapat menjadi
mahluk semacam itu, yang hanya datang, duduk,
dengar tanpa ekspresi, ‘mati’. Beruntunglah kita
punya Roh Kudus yang diberikan kepada kita
saat baptis dahulu, namun sayang.....sinar ilahi
yang menghidupkan ini kita bungkus dengan
selimut tebal ke-egois-an kita yang berlomba
memuaskan nafsu duniawi, menelan segala
kesenangan hidup sebanyak-banyaknya, tanpa
rasa puas.
Mari kita singkirkan ‘selimut tebal’ itu, rasakan
kehangatan ‘mentari’ Roh Allah yang menguat
kan, menghidupkan kita. Sehatkan hidup kita
dengan rohani yang sehat, sehingga dalam Pesta
Perak tahun depan, Gereja Santo Paulus
Sendangguwo benar-benar berisi ‘Umat Allah
yang hidup’ bukan lagi ‘zombie’ yang ber
ekaristi dan berdevosi. Amin. �
“Di dunia ini aku tidak bisa melihat Putra
Allah yang Maha Tinggi dengan mataku
sendiri, kecuali melihat Tubuh dan Darah-
Nya yang Maha Kudus” – St. Fransiskus Asisi