vitamin larut air

6
Vitamin – vitamin Yang Larut Air Ke dalam kelompok vitamin – vitamin yang larut air dan tidak larut dalam minyak dan zat – zat pelarut lemak ialah, vitamin C dan vitamin – vitamin B kompleks. Vitamin –vitamin B kompleks biasanya terdapat bersama – sama di dalam bahan makanan tertentu yang sama, ialah sayuran dan biji – bijian. Di dalam pil yang disebut B- kompleks terdapat 11 jenis vitamin : thiamin, riboflavin, niacin, pyridoxin, biotin, PABA, inositol, asam pantothenat, asam folat, cholin, dan vitamin B12. Sebagian besar anggota-anggota vitamin B- kompleks diketahui berfungsi di dalam ko-enzim. Vitamin C dapat larut di dalam air dan tidak dapat larut di dalam minyak dan zat-zat pelarut lemak, tetapi merupakan kelas tersendiri, tidak satu kelompok dengan vitamin B-kompleks . Fungsi vitamin C di dalam proses metabolisme belum jelas, berbeda dengan fungsi sebagian besar vitamin anggota kelompok B-kompleks. 1. Vitamin C (Asam Askorbat) Vitamin C berbentuk kristal putih, merupakan suatu asam organik dan terasa asam, tetapi tidak berbau. Dalam larutan, vitamin C mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen dari udara, tetapi lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal kering. a. Fungsi Vitamin C Fungsi vitamin C di dalam tubuh bersangkutan dengan sifat alamiahnya sebagai antioksidan. Meskipun mekanismenya yang tepat belum diketahui, tetapi tampaknya vitamin C berperan serta di dalam banyak proses metabolisme yang berlangsung di dalam jaringan tubuh. Fungsi fisiologis yang telah diketahui memerlukan vitamin C ialah :

Upload: hilarious-cloth

Post on 18-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Vitamin vitamin Yang Larut AirKe dalam kelompok vitamin vitamin yang larut air dan tidak larut dalam minyak dan zat zat pelarut lemak ialah, vitamin C dan vitamin vitamin B kompleks. Vitamin vitamin B kompleks biasanya terdapat bersama sama di dalam bahan makanan tertentu yang sama, ialah sayuran dan biji bijian. Di dalam pil yang disebut B-kompleks terdapat 11 jenis vitamin : thiamin, riboflavin, niacin, pyridoxin, biotin, PABA, inositol, asam pantothenat, asam folat, cholin, dan vitamin B12. Sebagian besar anggota-anggota vitamin B-kompleks diketahui berfungsi di dalam ko-enzim.Vitamin C dapat larut di dalam air dan tidak dapat larut di dalam minyak dan zat-zat pelarut lemak, tetapi merupakan kelas tersendiri, tidak satu kelompok dengan vitamin B-kompleks . Fungsi vitamin C di dalam proses metabolisme belum jelas, berbeda dengan fungsi sebagian besar vitamin anggota kelompok B-kompleks.1. Vitamin C (Asam Askorbat)Vitamin C berbentuk kristal putih, merupakan suatu asam organik dan terasa asam, tetapi tidak berbau. Dalam larutan, vitamin C mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen dari udara, tetapi lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal kering.a. Fungsi Vitamin CFungsi vitamin C di dalam tubuh bersangkutan dengan sifat alamiahnya sebagai antioksidan. Meskipun mekanismenya yang tepat belum diketahui, tetapi tampaknya vitamin C berperan serta di dalam banyak proses metabolisme yang berlangsung di dalam jaringan tubuh.

Fungsi fisiologis yang telah diketahui memerlukan vitamin C ialah : Kesehatan substansi matrix jaringan ikat Integritas epithel melalui kesehatan zat perekat antar sel Mekanisme immunitas dalam rangka daya tahan tubuh terhadap berbagai serangan penyakit dan toksin Kesehatan epithel pembuluh darah Penurunan kadar kolesterol, dan Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi-geligi

b. Metabolisme Vitamin CSumber vitamin C di dalam bahan makanan terutama buah-buahan segar dan dengan kadarYang lebih rendah terdapat juga di dalam sayuran segar. Di dalam buah, vitamin C terdapat dengan konsentrasi tinggi di bagian kulit buah, agak lebih rendah terdapat di dalam daging buah dan lebih rendah lagi di dalam bijinya.

Bila jaringan tubuh ada dalam kondisi jenuh oleh vitamin C maka dari dosis yang diberikan parenteral, sebagian besar akan diekskresikan di dalam urine, sebaliknya bila suplai vitamin ini di dalam jaringan tidak mencukupi, maka sebagian besar dari dosis vitamin C yang diberikan akan diretensi di dalam tubuh dan sedikit sekali yang diekskresikan di dalam urine.

Marmot, primata dan manusia tidak mempunyai kesanggupan untuk mensintesa vitamin C, sehingga harus mendapatkannya dari luar tubuh dalam bentuk makanan atau bentuk pengobatan.

Vitamin C dapat dioksidasi secara reversibel menjadi dehydrovitamin C dan katabolisme lebih lanjut menghasilkan asam oksalat. Vitamin C juga tersebar di dalam berbagai jaringan; dalam urutan konsentr asi yang semakin menurun ialah: jaringan retina, pituilary gland, corpus luteum, adrenal cortex, thymus, hati, otak, testes, ovarium dan sebagainya. Kadar vitamin C di dalam jaringan tubuh dan di dalam darah yang dianggap normal ialah 0,8-10 mg%, tanpa disertai ekskresi dari dosis percobaan yang meningkat. Di dalam Buffy coat kadarnya adalah 24,2 mg%.

Vitamin C diekskresikan terutama di dalam urine, sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil lagi di dalam keringat.Defisiensi vitamin C memberi gejala-gejala penyakit skorbut. Kerusakan terutama terjadi pada jaringan rongga mulut, pembuluh darah kapiler dan jaringan tulang.

2. Vitamin B1 (Thiamin)Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil, terhadap pemanasan pada pH asam, tetapi terurai pada suasana basa atau netral.

a. Fungsi ThiaminBentuk aktif thiamin adalah di dalam coenzim Co-carboksilase sebagai thiamin pyrophosphate atau TPP. Defisiensi thiamin memberikan gangguan pada metabolisme karbohidrat yang menghasilkan energi, sehingga mengganggu fungsi organ-organ seperti yang mendapat energinya terutama dari karbohidrat, seperti syaraf, otot dan jantung. Kehilangan refleks syaraf merupakan gejala fungsional dini pada defisiensi vitamin B1, disusul oleh kelemahan otot dan kelainan kerja jantung.

b. Metabolisme ThiaminThiamin tersebar luas di dalam berbagai jenis bahan makanan meskipun kadarnya sangat bervariasi. Bahan makanan nabati sumber thiamin terutama biji-bijian dan serealia maupun kacang-kacangan. Dalam biji serealia, thiamin terutama terdapat di dalam lapisan aleuron. Beras yang digiling bersih mengandung kurang thiamin karena sebagian air terbuang dalam lapisan aleuron di dalam dedak. Bahan makanan hewani juga merata kandungannya akan thiamin, sebagian sebagai thiamin bebas dan sebagian lagi sebagai TPP. Mikroflora usus dapat mensintesa thiamin dan tersedia untuk tubuh kita.

Thiamin mudah larut di dalam air, sehingga di dalam usus halus mudah diserap ke dalam jaringan mukosa. Di dalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena porta ke hati.

Thiamin total di dalam darah berbentuk TPP, kadarnya 10 ug% di dalam komponen selular dan 1 ug% di dalam plasma. Leucocyl mengandung TPP dalam konsentrasi tinggi, sampai 100 ug% . Jumlah-jumlah kecil TPP tersebar di dalam berbagai jaringan, tetapi tidak ada thiamin bebas yang ditimbun. Kadar thiamin total di dalam darah lengkap kurang dari 3 ug% tanpa adanya anemia, menjadi indikator bagi defisiensi thiamin. Thiamin diekskresikan di dalam urine pada keadaan normal ekskresi ini paralel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan paralel ini tidak lagi berlaku. Pada konsumsi yang adekwat ekskresi thiamin di dalam urine 100 ug/24jam; pada konsumsi kurang dari 0,6 mg sehari, ekskresi di dalam urine ini 1-10 ug/24 jam; gejala-gejala klinik defisiensi thiamin mulai nampak, bila ekskresinya di dalam urine di bawah 40 ug/24 jam.

c. Kebutuhan akan ThiaminFungsi thiamin di dalam tubuh berkaitan dengan metabolisme karbohidrat dalam menghasilkan energi. Karena itu kebutuhan tubuh akan thiamin dikaitkan dengan jumlah total energi yang dikonsumsi. Dari berbagai penelitian diperkirakan bahwa MDR untuk thiamin adalah 0,2 0,3 mg untuk setiap 1000 kalori. Setelah diperhitungkan penambahan safety margin diambil nilai RDA sebesar 0,5 mg untuk setiap 1000 kalori. Jadi anjuran kebutuhan tubuh akan thiamin adalah tergantung dari RDA untuk kalorinya.

Defisiensi thiamin memberikan gejala-gejala klinik yang disebut penyakit beri-beri. Penyakit ini terutama terdapat di antara para anggota masyarakat yang mempergunakan beras sebagai bahan makanan pokok, khususnya beras yang digiling sempurna. Bila beras digiling sempurna maka lapisan aleuron yang kaya akan thiamin terbuang sebagai dedak, sehingga bila dalam hidangan lauk- pauknya tidak mengisi kekurangan akan vitamin ini, sehingga konsumsi thiamin menjadi dibawah 0,33 mg/1000 kalori, maka timbul lah gejala-gejala defisiensi.

3. Vitamin B2 (Riboflavin)Riboflavin berbentuk kristal berwarna kuning oranye, sedikit larut di dalam air memberikan warna kuning dengan fluoresensi kehijauan. Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh cahaya biasa.

a. Fungsi RiboflavinFungsi riboflavin telah jelas diketahui sebagai komponen dalam ko-enzim, terdapat dua bentuk aktif dari riboflavin sebagai ko-enzim, ialah : Flavine adenine dinucleotide (FAD)dan Flavine MononucleotideEnzim enzim dimana keduan ko-enzim ini berperan serta termasuk kelas flavoprotein, yang bersangkutan dengan proses reduksi-oksidasi di dalam reaksi-reaksi metabolisme tubuh. FAD lebih banyak terdapat dibandingkan dengan FMN. Flavoprotein mengkatalisa proses-proses oksidasi-reduksi pyridine nucleotide NAD dan NADP.