· web viewpada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. kulit bumi dalam proses...

14
ZAMAN PRA AKSARA Zaman pra aksara adalah zaman sebelum mengenal tulisan. Zaman pra aksara dibagi menjadi dua yaitu Zaman batu dan zaman Logam. Sebelum masuk ke dalam dua zaman tersebut kita akan membahas proses terbentuknya bumi terlebih dahulu berdasarkan zaman Geologi A. Pembagian zaman berdasarkan Geologi 1. Zaman Arkaikum Zaman ini merupakan zaman tertua yang diperkirakan beruasia 2500 juta tahun. Pada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman ini diperkirakan berusia 340 juta tahun. Keadaan bumi belum setabil masih berubah-ubah. Zaman ini juga disebut zaman primer karena mulai ada tanda-tanda kehidupan. Beberapa kejadian penting yang terjadi dalam kurun waktu tersebut adalah tiga kepunahan masa utama. Kepunahan adalah total hilangnya seluruh anggota spesies atau kelompok takson yang lebih tinggi. Kepunahan massa adalah kepunahan dalam jumlah besar yang di alami spesies atau kolompok takson lebih tinggi yang tejadi dalam kurun waktu hanya beberapa juta tahun. 3. Zaman Mesozaikum 1

Upload: vannhu

Post on 15-Mar-2018

225 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: · Web viewPada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman

ZAMAN PRA AKSARA

Zaman pra aksara adalah zaman sebelum mengenal tulisan. Zaman pra aksara dibagi menjadi

dua yaitu Zaman batu dan zaman Logam. Sebelum masuk ke dalam dua zaman tersebut kita akan

membahas proses terbentuknya bumi terlebih dahulu berdasarkan zaman Geologi

A. Pembagian zaman berdasarkan Geologi

1.  Zaman Arkaikum

Zaman ini merupakan zaman tertua yang diperkirakan beruasia 2500 juta tahun. Pada zamna ini

keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada

zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan.

2. Zaman PaleozoikumZaman ini diperkirakan berusia 340 juta tahun. Keadaan bumi belum setabil masih berubah-ubah.

Zaman ini juga disebut zaman primer karena mulai ada tanda-tanda kehidupan.

Beberapa kejadian penting yang terjadi dalam kurun waktu tersebut adalah tiga kepunahan masa

utama. Kepunahan adalah total hilangnya seluruh anggota spesies atau kelompok takson yang

lebih tinggi. Kepunahan massa adalah kepunahan dalam jumlah besar yang di alami spesies

atau kolompok takson lebih tinggi yang tejadi dalam kurun waktu hanya beberapa juta tahun.

3. Zaman Mesozaikum Disebut juga disebut zaman sekunder yang diperkirakan berusia 140 juta tahun. Saat itu, mulai

muncul pohon-pohon besar dan hewan-hewan besar, seperti: Dinosaurus, Atlantasaurus,

Tyrannosaurus serta jenis burung-burung besar. Zaman ini berlangsung kurang lebih 140 juta

tahun. Iklim semakin membaik, curah hujan mulai berkurang. Sungai-sungai besar dan danau

banyak yang mengering dan berlumpur. Zaman ini disebut zaman reptil karena didominasi

perkembangan jenis reptil.

Zaman ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu

Trias : Pada masa ini terdapat kehidupan ikan, amphibi, dan reptil.

Jura : Pada masa ini terdapat kehidupan reptil dan sebangsa katak

Calcium : Pada masa ini terdapat burung-burung pertama dan tumbuhan.

1

Page 2: · Web viewPada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman

4. Zaman Neozoikum Zaman ini diperkirakan berusia sekitar 65 juta-55 juta tahun. Keadaan bumi semakin membaik,

perubahan cuaca tidak begitu besar sehingga kondisinya lebih setabil dan kehidupan

berkembang dengan pesat.

Zaman ini dibedakan atas dua zaman, yaitu:

4.1 ZAMAN TERSIER

Zaman ini ditandai berkurangnya jenis-jenis binatang besar dan telah hidup jenis-jenis binatang

menyusui, yaitu kera dan monyet. Selanjutnya mulai berkembang jenis kera manusia.

4.2 ZAMAN KWARTER

Zaman ini merupakan mesa terpenting dalam kehidupan sebab mulai muncul kehidupan

manusia purba.

Zaman terdiri atas dua bagian, yaitu:

1. Kala Pleistocen (Zaman Dilluvium)

  Masa ini berlangsung kira-kira 3.000.000 tahun-10.000 tahun yang lalu.  Keadaan alam pada

masa ini masih liar dan labil karena silih bergantinya dua zaman, yaitu Zaman Glasial dan Zaman

Interglasial. 

a. Zaman Glasial 

adalah zaman meluasnya lapisan es di Kutub Utara sehingga Eropa dan Amerika bagian utara

tertutup es. Sedangkan daerah yang jauh dari kutub terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun.

Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya permukaan bumi diberbagai tempat.

b. Zaman Interglasial

adalah zaman diantara dua zaman es. Temperatur naik hingga lapisan es di kutub utara mencair,

akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi berbagai banjir besar di berbagai tempat. Hal inI

menyebabkan banyak daratan terpisah oleh laut dan selat.

2. Kala Holocen (Zaman Alluvium)

Dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu. Pada awal kala Holosen, sebagian besar es di kutub utara

sudah lenyap, sehingga permukaan air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah Paparan

Sunda dan Paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian

muncullah pulau-pulau di nusantara. Pada masa ini hidup manusia yang disebut Homo Sapiens

(Manusia Cerdas). Pada masa ini juga mulai muncul nenek moyang kitasekarang ini dan mulailah

terjadi perkembangan kebudayaan manusia yang pesat.

2

Page 3: · Web viewPada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman

B.PEMBAGIAN ZAMAN BATU

Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia secara dominan terbut dari

batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari kayu ataupun

bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari kayu atau tulang tersebut tidak meninggalkan bekas

sama sekali. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini

alat-alat yang dihasilkan masih sangat kasar (sederhana) karena hanya sekadar memenuhi

kebutuhan hidup saja. Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang

lalu, yaitu selama masa pleistosen (diluvium). Pada zaman paleolithikum ini, alat-alat yang

mereka hasilkan masih sangat kasar.

A.ZAMAN PALEOLITIKUM

Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia

masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata

pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Manusia

pendukung zaman ini adalah Pithecantropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus

Paleojavanicus dan Homo Soloensis. Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran sungai

Bengawan Solo. Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Kebudayaan Pacitan pada

tahun 1935, Von Koenigswald menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan.

Cara kerjanya digenggam dengan tangan. Kapak ini dikerjaan dengan cara masih sangat kasar.

Para ahli menyebut alat pada zaman Paleolithikum dengan nama chopper. Alat ini ditemukan di

Lapisan Trinil. Selain di Pacitan, alat-alat dari zaman Paleplithikum ini temukan di daerah Progo

dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan)

CIRI-CIRI ZAMAN PALEOLITHIKUM

3

Page 4: · Web viewPada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman

1. Jenis Manusia

Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman

Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus

paleojavanicus, dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.

2. Kebudayaan

Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat

dikelompokan menjadi kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong.

a. Kebudayaan Pacitan

Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan.

Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai. Kapak ini masih dikerjakan dengan

sangat kasar dan belum dihaluskan. Para ahli menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak

penetak. Selain di Pacitan alat-alat banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah),

Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Utara)

b. Kebudayaan Ngandong

Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari tanduk rusa dan

ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain itu di dekat Sangiran ditemukan

alat sangat kecil dari betuan yang amat indah. Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan banyak

ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan) yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon.

Kebudayaan Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan

tapak tangan berwarna merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang Pattae (Sulawesi Selatan)

Zaman Paleolithikum ditandai dengan kebudayan manusia yang masih sangat sederhana.

Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:

1. Hidup berpindah-pindah (Nomaden)

2. Berburu (Food Gathering)

3. Peralata masih kasar

4. Hidup berkelompok

3.Peralatan Zaman Paleolitikum

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-

alat tersebut adalah:

1. Kapak Genggam

Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat

penetak/pemotong). Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan

kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam.

Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai

menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam

berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.

2. Kapak Perimbas

Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata. Manusia

kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa

Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat

4

Page 5: · Web viewPada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman

ini paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von

Koenigswald disebut kebudayan pacitan

3. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu alat dari tulang binatang. Alat-alat dari

tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat

penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan

keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap

ikan

4. Flakes

Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk

mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari

tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan,

mengumpulkan ubi dan buah-buahan.

B. ZAMAN MESOLITHIKUM

Zaman Mesolitikum disebut juga zaman batu tengah atau zaman peralihan. Pada zaman ini

perkembangan kebudayaan manusia purba semakin pesat. Adapun cirinya sebagai berikut :

Peralatan mulai dihaluskan

Tempa tinggal mulai menetap di Gua

Sudah mengenal api

Sudah mengenal kesenian melukis di dinding Goa

Berburu dan meramu

Sudah mengenal pembagian kerja

Membuat baju dari bulu Binatang buruan

Mengenal Matrilinealisme

Membuat perhiasan dari kulit kerang dan batu

Peninggalan zaman Mesolitikum

a.  Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)

Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur

dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur.

Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput

yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu atau menjadi fosil. Kjokkenmoddinger

ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas

penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah

menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang

tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper

(kapak genggam Palaeolithikum).

b.      Pebble (kapak genggam Sumatera = Sumateralith)

5

Page 6: · Web viewPada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman

Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan

hasilnya menemukan kapak genggam. Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang

tersebut dinamakan dengan pebble/kapak genggam Sumatra (Sumatralith) sesuai dengan lokasi

penemuannya yaitu dipulau Sumatra. Bahan-bahan untuk membuat kapak tersebut berasal batu

kali yang dipecah-pecah.

c.       Hachecourt (kapak pendek)

Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi

bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.

d.      Pipisan

Selain kapak-kapak yang ditemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan pipisan (batu-batu

penggiling beserta landasannya). Batu pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan

juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah. Bahan cat merah berasal dari tanah merah.

Cat merah diperkirakan digunakan untuk keperluan religius dan untuk ilmu sihir.

C. ZAMAN NEOLITHIKUM

Zaman neolitikum disebut juga zaman batu muda. Pada zaman ini gelombang protomelayu

masuk ke Nusantara melalui yunan dn membawa kebudayaan bercocok tanam.

Adapun ciri dari zaman ini adalah :

Peralatan sudah di haluskan

Tinggal menetap dirumah panggung

Sudah bercocok tanam

Mengenal sistem barter

Food production

Hidup berkelompok

Pada zaman neolithikum ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.

1. Pahat Segi Panjang

Daerah asal kebudayaan pahat segi panjang ini meliputi Tiongkok Tengah dan Selatan,

daerah Hindia Belakang sampai ke daerah sungai gangga di India, selanjutnya sebagian

besar dari Indonesia, kepulauan Philipina, Formosa, kepulauan Kuril dan Jepang.

2. Kapak Persegi

Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia.

Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya

yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak persegi tersedia dalam

berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan

beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut

dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu

sebagaimana lazimnya pahat.

Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu

api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan

6

Page 7: · Web viewPada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman

sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak jenis ini ditemukan

di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.

3. Kapak Lonjong

Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman.

Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip

menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu

bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.

Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan

yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak

persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti,

Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan

Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan

sebutan Neolithikum Papua.

4.Kapak Bahu

Kapak jenis ini hampir sama seperti kapak persegi, hanya saja di bagian yang diikatkan

pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi. Daerah

kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai

sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat.

Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi

neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah ditemukan

yaitu di Minahasa.

5. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)

Jenis perhiasan ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang-gelang dari batu

indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya.

Bahan utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi

(pengikis) menggunakan pasir. Selain gelang ditemukan juga alat-alat perhisasan lainnya

seperti kalung yang dibuat dari batu indah pula. Untuk kalung ini dipergunakan juga

batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.

6. Pakaian dari kulit kayu

Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana

yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum

perempuan. Pekerjaan tersebut disertai pula berbagai larangan atau pantangan yang harus

di taati. Sebagai contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya

ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman

neolithikum sudah berpakaian.

7

Page 8: · Web viewPada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman

7. Tembikar (Periuk belanga)

Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk

belanga terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang

ditemukan hanya berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya

berupa pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumba

banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia

Pada zaman neolitikum dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang

sangat besar dalam peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya

peradaban penghidupan food-gathering menjadi foodproducing. Pada saat orang sudah mengenal

bercocok tanam dan berternak. Pertanian yang mereka selenggarakan mula-mula bersifat primitif

dan hanya dilakukan di tanah-tanah kering saja. Pohon-pohon dari beberapa bagian hutan di

kelupak kulitnya dan kemudian dibakar. Tanah-tanah yang baru dibuka untuk pertanian semacam

itu untuk beberapa kali berturut-turut ditanami dan sesudah itu ditinggalkan.

Orang-orang Indonesia zaman neolithikum membentuk masyarakat-masyarakat dengan

pondok-pondok mereka berbentuk persegi siku-siku dan didirikan atas tiang-tiang kayu, dinding-

dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah-indah, Walaupun alat-alat mereka masih dibuat

daripada batu, tetapi alat-alat itu dibuat dengan halus, bahkan juga sudah dipoles pada kedua

belah mukanya.

D.  ZAMAN MEGALITIKUM

1.PENGERTIAN MEGALITIKUM

Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti batu. Zaman

Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini manusia sudah dapat

membuat dan meningkatkankebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. kebudayaan ini

berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah

mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu

kepercayaan terhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia

sudah mulai meningkat. Pada zaman ini hidup manusia purba juga sudah dipimpin oleh kepala

suku ( Primus Interparest)

2.KEBUDAYAAN MEGALITIKUM

Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai sekarang, karena

pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan kebudayaan megalithikum

tersebut. Contohnya seperti suku Nias.

Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan pada zaman megalitikum adalah sebagai berikut:

Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji

dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji

waruga : kubur batu yang berbentuk kubus

8

Page 9: · Web viewPada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman

kubur batu : tempat menyimpan mayat

Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung

1. Menhir

Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara

menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang

berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-

undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan),

Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir,

Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu

bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang.

Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi

Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir, maka simaklah gambar-

gambar berikut ini.

Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu

bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang.

Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai

punden berundak-undak

2. Punden Berundak-undak

Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan

fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal.

Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya

adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur.

  

3.Dolmen

Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk

pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut

tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup

rapat oleh batu.

Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut

dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat,

Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.

4. Waruga

Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman megalitikum.

Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain berupa

tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk tanah liat, benda- benda logam, pedang, tombak,

manik- manik, gelang perunggu, piring dan lain- lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan

didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu

juga atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal.

9

Page 10: · Web viewPada zamna ini keadaan bumi belum setabil dan masih panas. Kulit bumi dalam proses pembentukan dan pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan. 2. Zaman Paleozoikum Zaman

Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik- manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai

bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.

5.Peti kubur

Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat dari

lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan

alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu. Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari

Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam

kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan

besi serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui

persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat

menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya zaman batu

10