uji resistensi tanaman

12
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TUMBUHAN DASAR (PTN 212) Uji Resistensi Tanaman Disusun oleh : Agus Fitriani Tambun A34070002 Aminudi A34070006 Andrixinata B A34070016 Van Basten Tambunan A34070019 Erika Rosminim A34070022 Fitriani Br. Milala A34070025 DOSEN PENGAJAR: Dr.Ir. Nina Maryana, M.Si. Dra. Dewi Sartiami, M.Si. DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

Upload: andrixinata-b

Post on 23-Jun-2015

792 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Resistensi Tanaman

LAPORAN PRAKTIKUMILMU HAMA TUMBUHAN DASAR (PTN 212)

Uji Resistensi Tanaman

Disusun oleh :

Agus Fitriani Tambun A34070002Aminudi A34070006Andrixinata B A34070016Van Basten Tambunan A34070019Erika Rosminim A34070022Fitriani Br. Milala A34070025

DOSEN PENGAJAR:Dr.Ir. Nina Maryana, M.Si.Dra. Dewi Sartiami, M.Si.

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMANFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2009

Page 2: Uji Resistensi Tanaman

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada pertanaman padi, sebetulnya banyak sekali organisme terutama

serangga yang menjadi hama dan vektor penyakit. Namun, yang paling umum

menimbulkan kerusakan secara besar adalah wereng coklat dan ulat penggerek

batang padi. Olah karena itu, banyak sekali vrietas-varietas padi yang disesuaikan

untuk tahan terhadap hama-hama tersebut. Meskipun hingga saat ini, belum ada

varietas padi yang tahan terhadap ulat penggerek, namun sudah banyak varietas

padi yang tahan terhadap wereng coklat. Dalam pengendalian wereng coklat,

penggunaan varietas tahan merupakan teknik yang cukup banyak digunakan

petani.

Resistensi pada tanaman sangat berkaitan erat dengan respon tanaman

terhadap serangan hama dan keterkaitan hama terhadap tanaman. Interaksi antara

serangga dan tanaman meliputi aspek serangga, aspek tanaman, dan adanya

mekanisme antara keduanya. Serangga memilih tanaman sebagai inang dengan

proses-proses yaitu penemuan habitat inang, penemuan inang, pengenalan inang,

penerimaan inang, dan kesesuaian inang. Aspek tanaman akan sangat

mempengaruhi sifat morfologi tanaman dan sifat fisiologi tanaman.

Mekanisme resistensi tanaman akibat respon tanaman terhadap hama dapat

dikategorikan menjadi tiga, yaitu antisenosis merupakan karakteristik pada

tanaman yang membuatnya tidak menarik bagi serangga, antibiosis merupakan

adanya pengaruh buruk dari tanaman terhadap biologi hama yang memakannya

sehingga dapat mengakibatkan kematian larva atau pupa, pertumbuhan

terhambat, serta keperidian menurun, dan toleran merupakan kemampuan

tanaman menghasilkan panen yang normal walaupun terdapat serangan hama.

Page 3: Uji Resistensi Tanaman

Tujuan

Praktikum kali ini bertujuan untuk melihat tingkat ketahanan berbagai

varietas padi terhadap serangan wereng cokelat. Selain itu dari praktikum ini

dapat diketahui tingkat adaptasi wereng cokelat terhadap berbagai varietas padi.

Page 4: Uji Resistensi Tanaman

BAHAN DAN METODE

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 6 ekor wereng cokelat

(Nilavarpata lugens, HEM: Diaspididae) instar 4, tanah, air untuk menyiram, dan

padi dari berbagai varietas yaitu IR 64, TN 1, dan varietas membrano. Selain itu

digunakan juga berbagai alat yaitu aspirator untuk menangkap/ menghisap

wereng, wadah tempat menanam, dan kurungan.

Pada praktikum ini dilakukan metode dengan meletakkan 6 ekor wereng

cokelat pada tiap varietas tiap kurungan. Pertama, sediakan padi berumur 3

minggu yang ditanam pada wadah yang tersedia dari ketiga varietas yang berbeda

yaitu IR 64, TN 1, dan Membrano. Kemudian hisap sebanyak 6 ekor wereng

cokelat instar 4 dengan menggunakan aspirator, jangan sampai tertelan dan

usahakan ukuran keempatnya sama. Letakkan wereng-wereng tersebut pada tiap

rumpun padi pada tiap wadah. Kemudian kurung dengan kurungan.

Lakukan pengamatan selama 6 hari, lihat varietas yang paling lama

bertahan. Selain itu, lihat juga jumlah wereng setiap 3 hari sekali. Catat jumlah

wereng yang bertambah ataupun jumlah wereng yang mati. Maka akan diketahui

varietas yang paling tahan terhadap wereng cokelat dan di varietas mana wereng

cokelat dapat hidup.

Page 5: Uji Resistensi Tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel hasil pengamatan

Tanggal Keadaan IR64 Keadaan TN1 Keadaan

Membramo

20 Mei 2009 6 (sehat) 6(sehat) 6 (sehat)

27 Mei 2009 6 (mulai kering) (seluruhnya mati)

Padi mati (hopperburn)

5 (sehat)

02 Juni 2009 8 (mulai kering) Mati 4 wereng, Tanaman

tetap sehat

Tanaman resisten memiliki mekanisme tertentu dalam mempertahankan

dirinya dari gangguan. Mekanisme pertahanan tersebut diantaranya adalah

ketidaksukaan (non preferences) yang kemudian oleh Kogan dan Ortman (1978),

istilah tersebut diganti dengan antixenotis atau menolak kehadiran serangga pada

tanaman. Bentuk mekanisme resistensi antixenotis dibagi dalam dua kelompok,

yaitu: antixenotis kimiawi, menolak kerana adanya senyawa allelokimia, misalnya

kumbang mentimun Diabratica undecimpuntata menyenangi mentimun yang

memiliki kandungan kukurbitasin (suatu zat atraktan dan penggairah makanan)

dan antixenotis fisik, menolak karena adanya struktur atau morfologik tanaman,

misalnya Conomorpha cramerella tidak menyukai meletakkan telurnya pada buah

kakao yang licin (halus) jika dibandingkan dengan buah kakao yang kasar.

Kemudian antibiotis yaitu semua pengaruh fisiologis pada serangga yang

merugikan dan bersifat sementara atau yang tetap, yang merupakan akibat dari

serangga yang makan dan mencerna jaringan atau cairan tanaman tertentu. Gejala-

gejala akibat antibiotis pada serangga diantaranya, adalah: kematian larva atau

pradewasa, pengurangan laju pertumbuhan, peningkatan mortalitas pupa,

ketidakberhasilan dewasa keluar dari pupa, imago tidak normal dan fekunditas

serta fertilitas rendah, masa hidup serangga berkurang, terjadi malformasi

morfologik, kegagalan mengumpulkan cadangan makanan dan kegagalan

hibernasi, perilaku gelisah dan abnormalitas lainnya. Menurut Kogan dan Ortman

Page 6: Uji Resistensi Tanaman

(1978) gejala-gejala abnormal tersebut terjadi diakibatkan oleh beberapa hal,

antara lain: adanya metabolit toksik pada jaringan tanaman seperti alkaloid,

glukosid dan quinon, tidak ada atau kurang tersedianya unsur nutrisi utama bagi

serangga, ketidakseimbangan perbandingan unsur-unsur nutrisi yang tersedia,

adanya antimetabolit yang menghalangi ketersediaan beberapa unsur nutrisi bagi

serangga, dan adanya enzim-enzim yang mampu menghalangi proses pencernaan

makanan dan pemanfaatan unsur nutrisi oleh serangga. Contoh beberapa kasus

antibiotis, antara lain: kandungan gosipol pada untuk ketahanan Heliothis,

pengurangan kadar asparagin pada varietas yang tahan terhadap wereng coklat

padi, kandungan DIMBOA (glucoside) pada jagung untuk ketahanan terhadap

penggerek batang jagung (Ostrinia sp).

Mekanisme yang ketiga yaitu toleran yang merupakan respon tanaman

terhadap serangga, sehingga beberapa ahli tidak memasukannya dalam ketahanan.

Beberapa faktor yang mengakibatkan tanaman toleran terhadap serangan hama,

adalah: kekuatan tanaman secara umum, pertumbuhan kembali jaringan tanaman

yang rusak, ketegaran batang dan ketahanan terhadap rebah, produksi cabang

tambahan, pemanfaatan lebih efisien oleh serangga dan kompensasi lateral oleh

tanaman tetangganya. Misalnya, tanaman jagung yang memiliki volume perakaran

yang lebih besar lebih tahan terhadap kumbang akar jagung Diabrotica virgifera.

Pada percobaan kali ini, digunakan tiga varietas padi sebagai bahan uji

resistensi tanaman. Dari pengamatan diperoleh bahwa tanaman padi varietas

membramo merupakan varietas yang paling resisten terhadap wereng. Hal ini

terlihat dari data yang menunjukkan bahwa wereng yang dibiakkan pada varietas

membramo tidak dapat tumbuh dengan baik dimana pada minggu kedua, tanaman

tetap sehat dan satu ekor wereng mati. Pada minggu ke tiga, satu ekor wereng lagi

mati dan tanaman tetap sehat. Dalam hal ini, dapat diamati bahwa padi verietas

membramo memiliki resistensi terhadap wereng coklat (Nilavarpata lugens).

Mekanisme resistensinya adalah antibiosis, karena tanaman mengeluarkan zat

antibiotik yang bersifat toksik terhadap wereng dan menyebabkan kematian pada

wereng itu sendiri.

Page 7: Uji Resistensi Tanaman

Varietas yang ke dua adalah IR-64 yang memiliki tingkat resistensi cukup

baik atau toleran terhadap wereng coklat, dimana tanaman tidak mengalami

kerusakan yang parah. Hal ini terlihat dari data pengamatan yang menunjukkan

tanaman masih tetap hidup pada minggu ke tiga. Namun tanaman padi varietas ini

tidak mampu menekan fisiologi wereng, hal ini terlihat dari data yang

menunjukkan wereng tetap dapat berkembang biak.

Varietas ketiga adalah TN1, varietas ini dapat dikatakan rentan terhadap

wereng coklat (Nilavarpata lugens). Hal tersebut dapat teramati mulai dari

minggu pertama, dimana tnaman langsung menunjukkan gejala hopper burn atau

terbakar. Oleh karena itu pada minggu ke dua semua spesies wereng mati karena

tidak mendapatkan sumber makanan.

Page 8: Uji Resistensi Tanaman

KESIMPULAN

Wereng coklat (Nilavarpata lugens) merupakan salah satu hama yang

sangat berbahaya bagi tanaman padi. Tanaman padi varietas membramo

merupakan varietas yang resisten terhadap wereng coklat. Kemudian varietas IR-

64 merupakan varietas yang cukup tahan atau toleran terhadap wereng coklat dan

tanaman padi varietas TN1 merupakan varietas tanaman padi yang rentan

terhadap wereng coklat.

Page 9: Uji Resistensi Tanaman

DAFTAR PUSTAKA

Kogan, M. and E. F. Ortman. 1978. Antixenosis: A new Term Proposed to Define Painter’s “Non preference” Modality of Resistance. Entomol. Soc. Am. Bull. 24:175-176.

Samsudin H. 2008. Resistensi Tanaman Terhadap Serangga Hama. http://www.pertaniansehat.or.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=75. (06 Juni 2009).