uji efektivitas sinbiotik secara in vitro terhadap ...repository.ub.ac.id/5154/1/zaenal...

71
UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN-VITRO TERHADAP PERKEMBANGAN BAKTERI NON PATOGEN DAN DAYA HAMBAT BAKTERI PATOGEN SKRIPSI Oleh : Zaenal Abidin NIM. 135050100111188 PROGRAM STUDI PETERNAKAN MINAT NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA

IN-VITRO TERHADAP PERKEMBANGAN

BAKTERI NON PATOGEN DAN DAYA

HAMBAT BAKTERI PATOGEN

SKRIPSI

Oleh :

Zaenal Abidin

NIM. 135050100111188

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

MINAT NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA

IN-VITRO TERHADAP PERKEMBANGAN

BAKTERI NON PATOGEN DAN DAYA

HAMBAT BAKTERI PATOGEN

SKRIPSI

Oleh :

Zaenal Abidin

NIM. 135050100111188

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

MINAT NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

i

Page 4: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

ii

Page 5: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Ponorogo pada tanggal 20 Januari

1995 sebagai putra kedua Bapak Muhadi Anwar dan Ibu

Siti Fadilah. Tahun 2004 penulis lulus pendidikan tingkat

dasar di SD negeri Ngunut Babadan Ponorogo, 2010 lulus

SMP Negeri 6 Ponorogo dan tahun 2013 lulus pendidikan

menengah atas di SMK Al-Inabah Ponorogo. Penulis

lolos ujian masuk perguruan tinggi melalui jalur SBM

PTN tahun 2013 dan diterima sebagai mahasiswa Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya.

Pada bulan Mei tahun 2016 Penulis mengikuti

sebuah event kompetis di Kuala Lumpur Malaysia dalam

event Internasional AYIE (Asian Young Inventor

Exhibition) dan mendapatkan predikat gold medal dan 2

penghargaan dari dua negara Jepang dan Iran. Selanjutnya

pada bulan September 2016 penulis terpilih menjadi

Kontingen PIMNAS 29 di Institut Pertanian Bogor tahun

2016 melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)

bidang Kewirausahaan dengan perolehan medali

perunggu pada kategori poster dan gelar produk. Penulis

bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Kelompok Ilmiah Mahasiswa (KIM) pada tahun 2013 dan

menjabat sebagai Sekertaris Manager PRD (Public

Relation Departement) periode 2015 dan periode 2016

akhir. Selain itu, penulis melaksanakan kegiatan Praktek

Kerja Lapang (PKL) di PT. Japfa Comfeed Unit Indonesia

Tbk, Hacthery Tengaran pada tahun 2016. Pada bulan

Maret 2017 penulis mendapatkan apresiasi oleh instansi

perusahaan bidang peternakan Charoen Pokphand sebagai

Best Student dan berkesempatan mengunjungi perusahaan

Page 6: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

iv

cabang Pokphan di Thailand. Karya tulis yang telah

dibuat antara lain adalah NEO-FIT Usaha Suplemen

Bioaktif Pengganti Antibiotik dan Antioksidan untuk

Peternakan Ayam Pedaging Berbasis Tanaman Herbal

(tahun 2014), NEO-HERBALIZE Usaha Suplemen

Bioaktif Pengganti Antibiotik dan Antioksidan untuk

Peternakan Ayam Pedaging Berbasis Tanaman Herbal

(tahun 2015), NEO-PROB Probiotik untuk Unggas (tahun

2016).

Page 7: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang

Maha Kuasa atas rahmat, nikmat dan hidayah-Nya

sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Strata satu (S-1) Sarjana

Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

juga mengcapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Muhadi Anwar dan Ibu Siti Fadilah,

atas doa dan dukungannya baik secara moril

maupun materiil.

2. Dr.Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc., Pembimbing

Utama dan Dr. M. Halim Natsir, S.Pt, MP.,

Pembimbing pendamping.

3. Prof.Dr.Sc.Agr.Ir. Suyadi, MS. Dekan

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

4. Dr.Ir. Sri Minarti, MP., Ketua Jurusan, dan

Dr.Ir. Imam Thohari, MP., Sekertaris Jurusan

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

5. Dr. Agus Susilo, S.Pt, MP., Ketua Program

Studi Fakultas Peternakan yang telah banyak

membina kelancaran proses studi.

6. Dr.Ir. Mashudi, M.Agr.Sc, ketua bagian

Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya.

7. Dosen Penguji yang telah memberikan

banyak masukan dan saran saat ujian.

Page 8: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

vi

8. Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan

Tinggi, yang memberikan pendanaan untuk

penelitian.

9. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya Malang,

sebagai penyedia sarana tempat penelitian.

10. Laboratorium Biokimia Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya Malang, sebagai

penyedia sarana tempat penelitian.

11. Saudara dan kawan-kawanku yang merelakan

waktu dalam membantu menyelesaikan

laporan penelitian ini, serta

12. Semua pihak yang turut membantu sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap agar tulisan ini dapat memberikan

manfaat bagi yang membacanya dalam konteks

pengembangan ilmu pengetahuan.

Malang, 22 Mei 2017

Penulis

Page 9: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

vii

IN-VITRO SINBIOTIC EFFECTIVENESS TEST

ON NON PATHOGENIC POTENTIAL AND

RESISTANCE OF PATHOGENIC BACTERIA

Zaenal Abidin1)

, Osfar Sjofjan2)

, M. Halim Natsir2)

1)Student of Animal Nutrition and Feed Department, Faculty of Animal

Husbandry, BrawijayaUniversity 2)Lecturer of Animal Nutrition and Feed Department, Faculty of

Animal Husbandry, Brawijaya University

Email: [email protected]

ABSTRACT

A research to find the antibacterial potential use

of fitobiotic herbs combined probiotic lactic acid

Gradually against bacterial growth and bacterial count.

The material was Bacterial growth medium suspended by

bacteria Salmonella, Escherichia coli, and BAL.

Experiments were performed using in vitro experimental

methods. Anti-bacterial effectiveness test was performed

on one sample and treatment of Salmonella bacteria

suspension, Escherisia coli, and BAL which were

incubated for 24 hours. The observed variable was the

area of inhibit zone and total bacterial count. The results

showed sinbiotic able to suppress the growth of

pathogenic bacteria with Salmonella inhibition zone 0,415

cm, and Escherichia coli 1,067 cm, and has no effect on

the growth of non-pathogenic bacteria BAL with a

resistance area of 0.150 cm. Furthermore the total count

of effective bacterial amount is at 10-3

dilution with a total

bacteria of 7.9 x 105.

Keywords ; Turmeric extract, BAL, antibacterial, TPC

Page 10: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

viii

Page 11: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

ix

UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA

IN-VITRO TERHADAP PERKEMBANGAN

BAKTERI NON PATOGEN DAN DAYA HAMBAT

BAKTERI PATOGEN

Zaenal Abidin1)

, Osfar Sjofjan2)

, dan M. Halim Natsir2)

1) Mahasiswa Minat Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya 2) Dosen Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

RINGKASAN

Pengendalian dan pemberatasan penyakit menjadi

masalah utama dalam usaha peternakan unggas. Masih

tingginya angka mortalitas serta banyaknya jenis penyakit

yang menyerang peternakan unggas menyebabkan

peternak selalu menggantungkan pada antibiotik sintetik

yang dapat meninggalkan residu kimia berbahaya.

Tanaman obat asli Indonesia berpotensi digunakan

sebagai bahan pakan tambahan (feed additive). Selain

menggunakan tanaman herbal, ditambahkan juga Bakteri

Asam Laktat (BAL) yang merupakan mikroorganisme

non patogen yang bermanfaat bagi saluran pencernaan

dan tubuh ternak unggas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

efektivitas Sinbiotik secara in-vitro terhadap potensi non

patogen (BAL) dan daya hambat terhadap bakteri patogen

(Salmonella dan Escherichia coli) pada feed additive

ayam pedaging. Hasil penelitian diharapkan mampu

menjadi sumber informasi mengenai penggunaan tanaman

Page 12: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

x

herbal dan BAL dalam meningkatkan produktivitas dan

juga kualitas daging ayam pedaging secara efektif dan

efisien dibandingkan dengan aditif pakan sintetis.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah true

experimental laboratories dan rancangan yang digunakan

adalah post test only group design. Pengujian efektivitas

anti bakteri dilakukan pada satu sampel dan perlakuan

suspensi bakteri Salmonella, Escherisia coli, dan BAL

yang diinkubasi selama 24 jam. Selanjutnya adalah

penghitungan total bakteri (BAL) dalam produk sinbiotik

pada beberapa pengenceran. Metode yang digunakkan

adalah penelitian diskriptif kualitatif. Variabel yang

diamati adalah luas zona hambat dan total penghitungan

bakteri.

Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa penambahan

sinbiotik mampu memberikan pengaruh dalam menekqan

terhadap aktifitas pertumbuhan bakteri patogen

(Salmonella dan Escherichia coli) dan tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri non patogen (BAL) dalam

produk. Selanjutnya penghitungan total bakteri pada

berbagai pengenceran.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa produk Sinbiotik mampu menekan pertumbuhan

bakteri patogen dengan luas zona hambat Salmonella

0,415 cm, dan Escherichia coli 1,067 cm, serta tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri non patogen

BAL dengan luas hambatan 0,150 cm. Selanjutnya total

jumlah yang efektif adalah pada pengenceran 10-3

dengan

total bakteri 7,9 x105.

Page 13: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xi

DAFTAR ISI

Isi Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................ i

RIWAYAT HIDUP ....................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................... iv

ABSTRACT ..................................................................... v

RINGKASAN ................................................................ vi

DAFTAR ISI ................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................... xix

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL ................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................... 3

1.3. Tujuan Penelitian .................................. 3

1.4. Manfaat Penelitian ................................. 3

1.5. Kerangka Pikir Penelitian ...................... 3

1.6. Hipotesis ................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kunyit ..................................... 7

2.2. Bakteri Escherichia coli ........................ 10

2.3. Bakteri Asam Laktat ............................. 12

2.3.1 Laktobacillus plantarum .............. 13

2.3.2 Laktobacillus brevis ..................... 13

2.3.3 Biffidobacterum longum .............. 13

Page 14: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xii

2.3.4 Leuconostoc mesenteroides .......... 14

2.4. Bakteri Salmonella ................................. 15

2.5. Uji Daya Hambat ................................... 17

2.4.1 Persiapan Suspensi Bakteri .......... 17

2.4.2 Papper Disk .................................. 18

2.4.3 Zona Hampat ................................ 19

2.6. Penghitungan Jumlah Baketi (TPC) ....... 19

2.6.1 Pertumbuhan Baketri .................... 19

2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Baketri .................. 20

2.6.3 Fase Lag (Adaptasi) ..................... 21

2.6.4 Fase Log (Eksponensial) .............. 22

2.6.5 Fase Stasioner ............................... 22

2.6.6 Fase Death (Kematian) .............. 22

BAB III MATERI DAN METODE

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................. 25

3.2. Materi Penelitian .................................... 25

3.2.1. Bahan Uji..................................... 25

3.2.2. Bakteri Uji ................................... 25

3.2.3. Media Uji..................................... 26

3.2.4. Peralatan Uji ................................ 26

3.3. Prosedur Pengambilan Sampel............... 26

3.4. Metode Penelitian .................................. 27

3.4.1. Uji Daya Hambat ......................... 27

3.4.2. Pemeriksaan Jumlah Bakteri ....... 27

3.5. Prosedur Analisis ................................... 29

3.5.1 Luas Zona Hambat ....................... 29

3.5.2 Penghitungan Jumlah Bakteri ....... 29

3.6. Batasan Istilah ..................................... 30

Page 15: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Efek Perlakuan terhadap Daya Hambat Bakteri

Salmonella ......................................................... 33

4.2. Efek Perlakuan terhadap Daya Hambat Bakteri

Eschrichia coli ................................................... 36

4.4. Efek Perlakuan terhadap Daya Hambat Bakteri

Bakteri Asam Laktat (BAL) .............................. 38

4.4. Jumlah Total Bakteri Asam Laktat dalam Produk

Sinbiotik Ayam Pedaging .................................. 40

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ......................................................... 43

5.2. Saran ................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ................................................... 45

LAMPIRAN .................................................................. 51

Page 16: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xiv

Page 17: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi Kimia dalam Rimpang Kunyit per 100

gram bahan ........................................................... 9

2. Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan

Baketeri .............................................................. 19

3. Pengaruh Pemberian Sinbiotik terhadap Daya

Hambat Bakteri Patogen dan Non Patogen secara

In-Vitro ............................................................... 33

4. Jumlah Bakteri Asam Laktat dalam Produk

Sinbiotik (Cfu/ml) .............................................. 40

Page 18: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xvi

Page 19: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................ 5

2. Tanaman Kunyit .......................................................... 7

3. Rimpang Kunyit .......................................................... 8

4. Escherichia coli dalam Perbesaran 1000x ................. 10

5. Salmonella ................................................................. 15

6. Hasil Uji Daya Hamabat ........................................... 18

7. Kurva pertumbuhan mikroorganisme ........................ 23

8. Diagram Alir Pembuatan Produk Sinbiotik ............... 25

9. Sekema Metode Hitung Cawan (TPC) ..................... 28

Page 20: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xviii

Page 21: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Dokumentasi Proses penelitian .......................... 51

2. Dokumentasi Hasil Uji Daya Hambat ................ 51

3. Dokumentasi Hasil Uji TPC ............................... 52

4. Penghitungan jumlah Bakteri Asam Laktat ....... 52

5. Penghitungan Luas Zona Hambat Bakteri ......... 53

6. Dokumentasi Pencarian Bahan dan Proses

Produksi .............................................................. 53

7. Bukti Pendaftaran Hak Patan ............................. 55

8. Surat Perjanjian Kerjasama Mitra ...................... 56

9. Sertifikat Penghargaan Pekan Ilmiah Mahasiswa

Nasional (PIMNAS) ........................................... 57

Page 22: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xx

Page 23: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

xxi

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

oC = Derajat celcius

± = Kurang lebih

< = Kurang dari

> = Lebih dari

% = Persen

AGP = Antibiotic Growth Promotor

BAL = Bakteri Asam Laktat

BB = Bobot Badan

cm = Sentimeter

cfu = Colony Forming Unit

dkk = Dan kawan-kawan

DOC = Day Old Chicken

et al = et alia/ et alii

FAO = Food and Agriculture Organization

g = Gram

KHM = Koofisien Hambat Minimal

kg = Kilogram

Kkal = Kilo kalori

LK = Lemak Kasar

mg = Miligram

ml = Mililiter

PBB = Pertambahan Bobot Badan

P = Probability

PK = Protein Kasar

pH = Power of Hidrogen

v/v = volume per volume

Page 24: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ayam pedaging atau broiler merupakan salahsatu sumber

protein hewani utama yang bisa dikembangkan di Indonesia.

Perkembangan peternakan ayam pedaging dikategorikan

sangat cepat. Menurut data statistik Dinas Peternakan tahun

2016 populasi ayam pedaging di Jawa Timur mencapai

196.393.653, dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring

permintaan akan daging ayam untuk memenuhi kebutuan

masyarakat. Ayam pedanging atau broiler termasuk jenis ras

ayam yang paling unggul dalam memproduksi daging dari

pada jenis ras ayam yang lainya. Masalah yang sedang

dihadapi peternak saat ini adalah penyakit pada ayam yang

mampu menurunkan daya tahan tubuh, konsumsi pakan dan

bobot badan. Salah satu penyebab ayam mudah terserang

penyakit adalah populasi bakteri menguntungkan di saluran

pencernaan lebih sedikit dari pada bakteri merugikan, dan

sangat berpengaruh terhadap pendapatan peternak.

Pakan tambahan (feed additive) adalah suatu bahan yang

dicampurkan dalam pakan utama ayam yang diharapkan

mampu meningkatkan produktifitas, kesehatan dan keadaan

gizi ternak. Penggunaan pakan tambahan yang terjadi di

masyarakat saat ini adalah berupa antibiotik kimia yang

berbahaya bila digunakan jangka waktu lama. FAO (Food and

Agriculture Organization) telah melarang penggunaan

antibiotik pada ternak, dikarenakan residu kimia pada produk

yang dihasilkan oleh ternak ayam akan membahayakan para

konsumen, yang akhirnya meningkatkan prevalensi kasus

penyakit infeksi yang resistan terhadap antibiotik pada

Page 25: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

2

manusia. Bahan additive yang digunakan lebih aman jika

menggunakan pada bahan-bahan herbal alami yang tidak

membahayakan kesehatan ternak dan manusia yang

mengkonsumsi hasil peternakan.

Tanaman herbal telah sejak dahulu dikenal oleh

masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Ribuan jenis

tanaman herbal dapat ditemukan di Indonesia yang berpotensi

digunakan sebagai feed additive, salah satunya adalah tanaman

kunyit (Curcuma domestica. Val). Joe (2004) menyebutkan

kunyit mengandung senyawa aktif yaitu kurkumin yang

berperan seba gai antibakteri dan antioksidan yang sangat

efektif mengurangi efek samping penggunaan bahan kimia

dalam produk peternakan. Penelitian Ananggia dan Murnah

(2007), menunjukkan kurkumin yang terdapat dalam tanaman

kunyit digunakan sebagai penghambat bakteri Escherichia coli

dan Salmonella sp dalam saluran pencernakan ayam.

Penambahan Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan

mikroorganisme non patogen yang bermanfaat bagi saluran

pencernaan untuk meningkatkan efisiensi nutrisi pakan.

Potensi besar yang dimiliki tanaman herbal ini membuka

peluang untuk dapat dikombinasikan menjadi produk

sinbiotik sebgai aditif pakan alami yang bebas residu dan

memiliki aktivitas daya hambat terhadap bakteri patogen

Escherichia coli dan Salmonella sp serta memperbanyak

populasi mikroorganisme yang menguntungkan seperti

Bakteri Asam Laktat (BAL). Penulis tertarik untuk meneliti

potensi sinbiotik yang dapat diaplikasikan untuk ayam

pedaging sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi

permasalahan feed additive kimia yang membahayakan.

Page 26: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

3

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat permasalahan

pokok yang dapat diidentifikasikan yaitu bagaimana efektifitas

pemberian campuran sari kunyit (Curcuma domestica Val.)

dengan Bakteri Asam Laktat (BAL) terhadap daya hambat

bakteri patogen (Escherichia coli dan Salmonella sp) serta

bakteri non patogen (BAL) dalam saluran pencernaan ayam.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan

penelitian ini, antara lain :

1. Mengetahui efektifitas daya hambat Sinbiotik terhadap

bakteri patogen non patogen

2. Mengetahui jumlah bakteri non patogen Bakteri Asam

Laktat (BAL) dalam produk Sinbiotik ayam pedaging.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini

adalah dapat menghasilkan produk pakan tambahan (feed

additive) yang organik atau ramah lingkungan dan menjaga

kestabilan bakteri menguntungkan dan menekan pertumbuhan

bakeri merugikan di dalam saluran pencernaan ayam

pedaging. Hasil penelitian ini juga diharapkan akan dapat

memberikan sumbangan inovatif bagi perkembangan ilmu

nutrisi ternak unggas, terutama untuk ayam pedaging dan

dapat menciptakan peluang usaha di bidang peternakan.

1.5 Kerangka Pikir Penelitian

Pengendalian dan pemberatasan penyakit menjadi

masalah utama dalam usaha peternakan unggas, selain

mempengaruhi keuntungan juga mencegah terjadinya

Page 27: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

4

zoonosis. Salah satunya dampaknya dimana kerugian

ekonomis yang disebabkan penyakit, setiap tahunnya rata–

rata mencapai 9 milyar rupiah. Tingginya angka mortalitas

serta banyaknya jenis penyakit yang menyerang peternakan

unggas menyebabkan peternak selalu menggantungkan pada

antibiotik sintetik. Antibiotik tersebut digunakan sebagai

growth promotor sehingga dapat meningkatkan efisiensi pakan

(feed efficiency) dan reproduksi ternak. Selain harga obat

cukup mahal, pemberian yang berlebihan pada ternak unggas,

dikhawatirkan terjadi residu antibiotik dalam produk yang

dihasilkan dan menjadi racun bagi konsumen. Selain itu

mikroorganisme yang ada dalam tubuh manusia maupun

ternak terutama bakteri-bakteri patogen seperti Salmonella sp

dan Eschericia coli dapat menjadi resisten terhadap antibiotik

tertentu.

Tanaman kunyit dapat dengan mudah ditemui di

Indonesia. Kunyit atau Curcuma domestica Val. ini sudah

dikenal sejak dulu sebagai obat. Pemanfaatan kunyit sebagai

tanaman obat karena mempunyai senyawa aktif kurkumin dan

minyak atsiri yang bersifat anti radang dan anti mikroba dalam

penggunaanya. Selain menggunakan tanaman kunyit

penambahan Bakteri Asam Laktat dirasa mampu dalam

meningkatkan produktivitas ayam pedaging.

Kandungan kurkumin yang berperan sebagai antibakteri

dan antioksidan yang sangat efektif menekan perkembangan

bakteri patogen Escherichia coli dan Salmonella sp, serta

mengoptimal populasi bakteri menguntungkan dalam saluran

pencernaan. Sehingga kecernaan pakan menjadi optimal untuk

meningkatkan produksi dari ayam pedaging.

Page 28: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

5

Tanaman herbal ini mempunyai potensi besar untuk

dijadikan sebagai produk fitobiotik berbahan dasar kunyit

pengganti feed additive kimia untuk kesehatn ternak ayam

pedaging sekaligus mengurangi efek samping penggunaan

bahan kimia dalam produk peternakan. Pola kerangka pikir

pembuatan artikel ilmiah ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Peternak ayam pedaging masih banyak

yang menggunakan feed additive sintetis

untuk meningkatkan produksi ternaknya

Kunyit (Curcuma domestica

VAL.) mengandung

senyawa aktif kurkumin dan

minyak atsiri.

Bakteri Asam Laktat (BAL)

mampu meningkatkan efisiensi

nutrisi pakan dalam organ

pencernaan ayam pedaging.

Dicampur

Minyak atsiri menekan jumlah bakteri patogen dan meningkatkan populasi

bakteri non patogen, termasuk BAL. (Hyden 2000)

Populasi bakteri patogen

menurun

Populasi Bakteri Asam Laktat

(BAL) meningkat dan

meningkatkan kesehatan.

Page 29: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

6

1.6. Hipotesis

Penambahan Sinbiotik dapat menghambat pertumbuhan

bakteri patogen Escherichia coli dan Salmonella sp dalam

saluran pencernaan ayam, dan perkembangan non patogen

BAL sebagai efisiensi nutrisi pakan dalam pencernaan ayam

pedaging.

Page 30: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kunyit

Kunyit sudah dikenal sejak berabad abad oleh

masyarakat di Indonesia. Pemanfaatan tanaman kunyit

masyarakat biasanya sebagai bumbu berbagai masakan

tradisional. Selain sebagai bumbu tanaman kunyit

dimanfaatkan sebagai tanaman obat (Rukmana, 1995).

Tanaman yang memiliki nama latin Curcuma domestica

VAL, merupakan tanaman jenis herbal yang yang mempunyai

tinggi hampir mencapai 1 meter dan berbatang pendek dan

tumbuh baik di indonesia. Tanaman herbal ini dapat tumbuh

didataran rendah maupun dataran tinggi. Pertumbuhannya

didukung oleh tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan

2.000-4.000 mm per tahun, dan di tempat yang sedikit

terlindung (Sumiati dan Adnyana, 2004 dalam Sihombing

2007). Persebaran tanaman kunyit tumbuh hampir di seluruh

wilayah, di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,

Maluku, lrian, dan lain-lain. Selain di Indonesia, kunyit juga

banyak ditanam di Malaysia, Thailand, Cina, India, dan

Vietnam. Gambar 01 menunjukkan penampakan tanaman

kunyit.

Gambar 2. Tanaman kunyit (Curcuma domestica Val.)

(Renyambar, 2015)

Page 31: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

8

Kunyit biasanya dipanen pada umur berkisar 7-9 bulan

setelah penanaman, yang ditandai dengan batang tumbuhan

mulai layu atau mengering. Kunyit yang baru dipanen

biasanya memiliki kadar air sekitar 90% (Sumangat 1994).

Kunyit memiliki akar atau utama yang terletak di dasar batang,

berbentuk lonjong, dan berukuran sekitar 5 x 2.5 cm. Akar

utama membentuk rimpang yang sangat banyak jumlahnya

pada sisi-sisinya. Bagian luar rimpang berwarna jingga

kecoklat-coklatan, sedangkan di bagian dalamnya berwarna

jingga terang atau kuning. Setiap Rimpang memiliki rasa yang

agak getir dan berbau khas. Gambar 3 menunjukkan

penampakan rimpang kunyit.

Gambar 3. Rimpang kunyit

(National Geographic Indonesia, 2015)

Komposisi kimia pada rimpang kunyit berbeda-beda

setiap daerah asal pertumbuhan dan perlakuan pasca panen

Rimpang kunyit yang tua biasanya mengandung pati, protein,

selulosa, beberapa mineral, kurkuminoid, dan minyak atsiri.

Komponen yang paling banyak pada kunyit adalah pati yang

berkisar 40-50% (Farel, 1990). Tabel 1 menunjukkan

kandungan kimia dalam rimpang kunyit per 100 gram bahan.

Page 32: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

9

Tabel 1. Komposisi kimia dalam rimpang kunyit per 100

gram bahan.

Komponen Satuan Kunyit

Kuning Kunyit Putih

Energi Kkal 1480 699

Air gr 11.4 6.0

Protein gr 7.8 8.5

Lemak gr 9.9 8.9

Karbohidrat gr 64.9 39.0

Serat gr 6.7 -

Abu gr 6.0 -

Kalsium gr 182 2.0

Fosfor mg 268 260

Natrium mg - 30

Kaliun mr - 200

Besi mg 41 -

Thiamin mg 5

5

5

0,09

Riboflavin mg 0,19

Niacin mg -

Asam

nikotinat

mg - -

Asam

askorbat

mg 26 50

Vitamin A IU - -

Sumber: Farel (1990), dan Winarto (2003)

Kunyit dimanfaatkan dimanfaatkan sebagai obat oleh

masyakat karena didalam kunyit mengandung senyawa anti

mikroba. Senyawa antimikrobia yang terdapat pada kunyit

adalah senyawa fenolik. Senyawa fenolik seperti fenol,

gingerol, zingeberen, halogen, etiloksidadan glutaraldehida.

Senyawa fenolik mempunyai cara kerja dengan mendenaturasi

protein dan merusak membran sel (Demark dan Batzing, 1987

Page 33: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

10

dalam Pandiangan, 2011). Aktivitas antimikroba oleh kunyit

dikarenakan adanya senyawa-senyawa bioaktif seperti fenol,

flavonoid dan tannin yang terkandung di dalam kunyit

putih (Pujimulyani 2010 dalam John 2016).

Potensi dari tanaman herbal ini bisa dijadikan sebagai

obat atau suplemen bagi kesehatan untuk manusia atau hewan.

Menurut Rahmawati (2011), tanaman kunyit bisa dijadikan

sebagai feed additive pada pakan ternak ayam pedaging.

Kandungan senyawa anti mikroba mampu melindungi

pencernaan ayam dari bakteri merugikan seperti Escherichia

coli dan Salmonella sp serta mengoptimal populasi bakteri

menguntungkan dalam saluran pencernaan. Sehingga

kecernaan pakan menjadi optimal untuk meningkatkan

produksi dari ayam pedaging.

2.2. Bakteri Escherichia coli

Escherichia coli adalah bakteri yang termasuk menjadi

anggota mikro flora normal pada usus manusia atau hewan.

Bakteri ini mempunyai bentuk fisik seperti batang dan pendek

(coccobacillus) dengan ukuran 0,4-0,7 µm. Bakteri

Escherichia coli termasuk kedalam keluarga

Enterobacteriaceae yang memiliki sifat mikro aerofilik

(Huang, 2011).

Gambar 4. Escherichia coli dalam perbesaran 1000x

(Brooks et al., 2013)

Page 34: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

11

Escherichia coli biasa dikembang pada media agar

MacConkey. Koloni bakteri ini berbentuk sirkular, konveks,

dan halus dengan tepi yang tegas. Bakteri ini melakukan

kegiatan fermentasi glukosa, dan disertai produksi gas,

katalase positif, oksidase negatif, dan mereduksi nitrat menjadi

nitrit. Bakteri Escherichia coli menunjukkan respon positif

pada tes dekarboksilase, dan menghasilkan gas dari glukosa

(Brooks et al., 2013).

Klasifikasi ilmiah Escherichia coli adalah sebagai berikut:

Domain : Bakteri

Kerajaan : Eubacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gammaproteobacteria

Order : Enterobacteriales

Keluarga : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Spesies : Escherichia coli

Escherichia coli tergolong ke dalam bakteri gram negatif.

Bakteri gram negatif memiliki selubung sel yang terdiri atas

membran dalam, lapisan tunggal peptidoglikan, dan

membran luar. Selubung sel yang hanya terdiri dari lapisan

tunggal peptidoglikan tidak tahan terhadap alkohol, sehingga

pada saat dilakukan pembilasan dengan alkohol (pada

pewarnaan gram), warna yang lapisan peptidoglikan yang

dicat dengan kristal violet akan luntur, dan hanya

mempertahankan tinta safranin yang diberika setelah

pembilasan dengan alkohol. Hal ini memberikan warna merah

muda pada bakteri gram negatif (Jawetz et al., 2012)

Page 35: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

12

Escherichia coli termasuk bakteri terbanyak di dalam

saluran pencernaan ternak termasuk ternak unggas dengan

jumlah 2,8 x 106 cfu/g (Hakim 2014). Menurut Wirawan

(2007), keberadaan bakteri Escherichia coli dalam saluran

pencernaan ayam pedaging menyebabkan penurunan konsumsi

ransum broiler selama pemeliharan. Escherichia coli dalam

usus dapat yang diakibatkan infeksi yang membuat kerusakan

permukaan dan menyebabkan pencernaan zat makanan kurang

sempurna. Hal ini juga aka sangat berpengaruh pada tingkat

produksi daging dan percepatan pertumbuhan ayam pedaging.

2.3. Bakteri Asam Laktat (BAL)

Bakteri asam laktat adalah kumpulan dari beberapa

kelompok bakteri gram positif yang memiliki kesamaan

karakteristik secara morfologi, metabolik, dan fisiologis.

Golongan bakteri ini termasuk jenis bakteri tidak berspora, sel

berbentuk bulat atau batang dan memproduksi asam laktat

sebagai hasil akhir proses kegiatan fermentasi dengan

karbohidrat (Axelsson, 2004).

Berdasarkan senyawa yang dihasilkan dari proses

fermentasi gula, BAL dibagi menjadi dua kelompok yaitu

BAL homofermentatif dan BAL heterofermentatif. Proses

homofermentatif menghasilkan produk akhir hanya asam

laktat melalui jalur glikolisis. Proses heterofermentatif

menghasilkan produk akhir sampingan seperti etanol, asetat,

dan CO2 selain asam laktat melalui jalur 6-fosfoglukonat atau

fosfoketolase (Axelsson, 2004).

Page 36: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

13

2.3.1. Lactobacillus plantarum

Lactobacillus plantarum termasuk dalam salah satu

spesies Lactobacillus yang sering ditemui pada makannan dan

sayuran. Bakteri ini merupakan bakteri asam laktat yang

utama dan akhir pada proses fermentasi sayuran. Hal

tersebut dikarenakan bakteri ini memiliki perbedaaan

metabolisme dan toleran terhadap kondisi pH rendah.

Lactobacillus plantarum berbentuk batang lurus dengan

kisaran lebar 0,9-1,2 µm dan panjang 3-8 µm, berukuran

tunggal atau membentuk rantai pendek serta merupakan

Gram positif (Li, 2004).

2.3.2. Lactobacillus brevis

Bakteri ini berbentuk batang dengan ujung membulat

atau basil, berukuran diameter sekitar 0,7-1,0 dan panjang 2,0-

4,0 µm, menyendiri dan atau dalam bentuk rantai pendek.

Bakteri jenis ini didapat melaluio isolasi dari susu, keju,

sauerkraut, pakan ternak, kotoran sapi, feses, dan saluran usus

manusia dan tikus (Hammes dan Vogel, 1995). Optimal

tumbuh pada suhu sekitar 30°C dalam keadaan aerob dan

pada kondisi pH rendah yaitu 4,0-5,0 (Sakamoto, et al., 2001)

2.3.3. Bifidobacterium longum

Bakteri dari genus Bifidobacterium pertama kali

ditemukan pada tahun 1899 dari bayi sehat yang minum

ASI oleh Tissier dari Institut Pasteur di negara Prancis.

Bakteri mempunyai sifat anaerobik, gram-positif, tidak

membentuk spora, batang pleomorfik, dan dulunya

dinamakan Bacillus bifidus communis. Namanya

menunjukkan cabang morfologi dari bakteri, bifidus

merupakan bahasa Latin yang berarti membelah menjadi dua

Page 37: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

14

bagian. Terakhir, bakteri ini dijadikan satu tempat bersama

genus Lactobacillus sebagai L. bifidus. Di tahun 1960-an,

bakteri ini diterima sebagai genus tersendiri dan

diklasifikasikan sebagai Bifidobacterium. Selain dari sifat-

sifat yang telah disebutkan sebelumnya, karakteristik fenotip

utama dari Bifidobacterium adalah memproduksi asam laktat

dan asetat sebagai produk utama dari fermentasi glukosa.

Bifidobacterium longum merupakan salah satu dari sekitar tiga

puluh spesies bifidobakteria yang berasal dari manusia dan

merupakan mikroflora usus manusia (Ishibashi et al., 1997).

2.3.4. Leuconostoc mesenteroides

Bakteri ini bersifat heterofermentatif. Pada kondisi

mikroaerofilik, glukosa diubah menjadi asam D-laktat, etanol,

dan CO2 dalam jumlah molar yang sama. Semua genus

Leuconostoc adalah fakultatif anaerob. Suhu optimum

pertumbuhan adalah antara 20-30°C dan suhu minimum

pertumbuhan adalah 5°C, dan mempunyai waktu generasi

yang pendek dan pertumbuhan yang baik diperoleh dalam 24

jam inkubasi pada suhu 30°C. Pertumbuhan L. mesenteroides

berhenti ketika pH mencapai 5,4-5,7 (Foucaud, et al., 1997).

Spesies ini mampu memfermentasi glukosa, fruktosa,

dan laktosa serta membentuk dekstran dari sukrosa.

Leuconostoc mesenteroides merupakan bakteri yang tumbuh

dominan pada tahap awal proses fermentasi pikel dan produk

fermentasi sayuran lainnya. Pada habitat alaminya,

Leuconostochanya ada dalam persentase yang kecil dari

mikroflora mesofilik yang umumnya terdiri atas

homofermentatif laktobasili, laktokoki, pediokoki. Dalam

proses fermentasi pertumbuhan Leuconostoc spp. didominasi

Page 38: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

15

oleh BAL lainnya. (Foucaud, et al., 1997). Dalam saluran

pencernakan bakteri asam laktat (BAL) juga ditemukan,

terutama pada hewan ternak ayam. BAL ini harus tetap terjaga

jumlah dan populasinya, agar jumlah bakteri patogen dapt

ditekan populasinya, (Foucaud, et al., 1997).BAL bisa

dijadikan sebagai prebiotik pada pakan ternak, yang nantinya

dikonsumsi bisa memberikan pengaruh positif terhadap

fisiologi dan kesehatan.

2.4. Bakteri Salmonella sp.

Bakteri Salmonella sp pertama kali ditemukan tahun

1885 pada tubuh babi oleh Theobald Smith (yang terkenal

akan hasilnya pada anafilaksis), namun Salmonella dinamai

dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika.

Taksonomi dari Salmonella sp adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Bacteria

Filum : Proteobakteria

Kelas : Gamma Proteobakteria

Ordo : Enterobakteriales

Famili : Enterobakteriaceae

Genus : Salmonella

Spesies : S. enterica dan S. bongori

(Sumber: D’aoust, 2001)

Gambar 5. Salmonella sp

(Masita, 2015)

Page 39: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

16

Salmonella sp. merupakan bakteri batang lurus, Gram

negatif, tidak berspora, dan bergerak dengan flagel peritrik

kecuali Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum

(Jawet’z, dkk, 2005). Bakteri ini bersifat fakultatif

anaerob yang dapat tumbuh pada suhu dengan kisaran 5–

45°C dengan suhu optimum 35–37°C dan akan mati pada pH

di bawah 4,1. Salmonella tidak tahan terhadap kadar garam

tinggi danakan mati jika berada pada media dengan kadar

garam di atas 9%. Salmonella berbentuk bacillus dan berupa

rantai filamen panjang ketika berada pada suhu ekstrim yaitu

4-8°C atau pada suhu 45°C dengan kondisi pH 4.4 atau 9.4.

Panjang rata-rata Salmonella 2-5 μm dengan lebar 0.8 –

1.5 μm (Jay et all., 2005). Ciri-ciri lainnya yaitu

berkembang biak dengan cara membelah diri, mudah

tumbuh pada medium sederhana, resisten terhadap bahan

kimia tertentu (misal, brilian hijau, natrium tetrationat,

natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri enterik lain,

oleh karena itu senyawa–senyawa tersebut berguna untuk

inokulasi isolat Salmonella dari feses pada medium, serta

struktur sel bakteri Salmonella terdiri dari inti (nukleus),

sitoplasma, dan dinding sel. Karena dinding sel bakteri ini

bersifat Gram negatif, maka memiliki struktur kimia yang

berbeda dengan bakteri Gram positif (Pratiwi, 2011).

Salmonella sp merupakan bakteri yang tidak mampu

memfermentasikan laktosa, sukrosa atau salicin, katalase

positif, oksidase negatif dan manitol untuk memproduksi

asam atau gas. Salmonella tidak dapat dibedakan dengan

Escherichia coli jika dilihat dengan mikroskop ataupun

dengan menumbuhkannya pada media yang mengandung

nutrien umum. Salmonella dapat tumbuh optimum pada

Page 40: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

17

media pertumbuhan yang sesuai dan memproduksi koloni

yang tampak oleh mata dalam jangka waktu 24 jam pada

suhu 37°C. Salmonella sensitif terhadap panas dan tidak

tahan pada suhu lebih dari 70OC dan pasteurisasi pada suhu

71,1oC selama 15 menit (Cox et al, 2000). Salmonella sp

mampu memfermentasi glukosa dan monosakarida lainnya

dengan menghasilkan gas, lalu menggunakan sitrat sebagai

satu-satunya sumber karbon disaat genus lainnya

membutuhkan sumber karbon kompleks sebagai sumber

nutrisinya. Beberapa Salmonella kecuali S. typhi

memproduksi gas selama proses fermentasi. Salmonella

mampu mengubah nitrat menjadi nitrit dan tidak

membutuhkan NaCl untuk pertumbuhannya. (Henes, 2003

dalam Saptarini, 2009).

2.5. Uji Daya Hambat Bakteri (Disc Diffusion)

Prinsip disc diffusion test telah digunakan di

laboratorium mikrobiologi selama lebih dari 70 tahun.

Alexander Fleming menggunakan varian dari teknik ini

ketika bekerja dengan penisilin pada 1950-an. Pada saat

itu, ada banyak prosedur berbeda yang digunakan. Bauer,

Kirby, Sherris, dan Turck menguji semua variabel digunakan

dalam prosedur, seperti media, suhu, dan nkedalaman agar.

Pada tahun 1966, mereka menerbitkan hasil dari penelitian

nmereka yang akhirnya menjadi panduan yang digunakan

saat ini (Coyle, 2005).

2.5.1 Persiapan Bakteri

Ada dua metode untuk persiapan inokulum yaitu

suspensi koloni langsung dan pertumbuhan fase log.

Hanya metode suspensi koloni langsung yang akan

Page 41: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

18

memberikan hasil akurat untuk beberapa organisme. Untuk

kedua metode, kekeruhan suspensi uji harusdistandarisasi

dengan standar 0,5 McFarland (sekitar 1,5 x 108 CFU/ml).

Suspensi yang disesuaikan harus digunakan sebagai

inokulum dalamwaktu 15 menit.

Gambar 6. Hasil Uji Daya Hambat

2.5.2 Papper disk

Papper disk ditempatkan dalam 15 menit setelah

menginokulasi MHA plate. Disc dapat ditaruh satu persatu

atau secara bersama-sama dengan alat multichannel disc

dispenser. Disc ditaruh pada setiap bagian MHA yang telah

dibagi. Inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

Page 42: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

19

2.5.3 Zona Hambat

Zona hambat diperiksa dengan teliti tidak ada koloni.

Wadah dipegangbeberapa inchi dari alas gelap. Diameter zona

hambat diukur dengan jangka sorong atau penggaris.

Tabel 2. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan

bakteri

Diameter zona

bening

Kategori hambatan

pertumbuhan

> 20 mm

10 – 20 mm

5 – 10 mm

< 5 mm

Sangat kuat

Kuat

Sedang

Lemah

Sumber (Lathifah, 2005)

2.6. Penghitungan Jumlah Bakteri (TPC)

2.6.1 Pertumbuhan Bakteri

Menurut Tortora et al. (1998) yang dimaksud

pertumbuhan adalah pertambahan jumlah bakteri, bukan

pertambahan ukuran sel. Proses perbanyakan diri ini disebut

dengan pembelahan biner. Bahan inti memperbanyak diri

dan membagi menjadi dua bagian yang terpisah dan

kemudian sel membagi diri, menghasilkan dua buah sel anak

dengan ukuran yang sama. Pada saat perbanyakan bahan inti

ukuran dan massa sel yang asli (sel induk) bertambah, dan

secepatnya membagi dalam dua sel (sel anak) (Garbutt

1997). Waktu yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membelah

ini disebut waktu generasi, dan sangat bervariasi tergantung

dari spesies dan kondisi pertumbuhan (Fardiaz 1989). Pada

kondisi optimal, hampir semua bakteri memperbanyak diri

dengan pembelahan biner sekali setiap 20 menit.

Page 43: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

20

Menurut Garbutt (1997), mengamati pertumbuhan

populasi mikrorganisme lebih mudah dilakukan

daripada pertumbuhan individu sel mikroorganisme, hal

ini karena ukuran sel mikroorganisme yang sangat kecil.

Laju pertumbuhan sel mikroorganisme yang berbiak

dengan pembelahan biner bersifat logaritmik atau

eksponensial.

2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Bakteri yang sedang tumbuh, jumlah selnya akan

meningkat dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat

dan akibat pertumbuhan tersebut akan terbentuk koloni, serta

pertumbuhan bakteri tersebut dapat diukur atau dihitung.

Be1rbagai faktor sangat menentukan apakah suatu kelompok

mikroba yang terdapat di dalam suatu lingkungan dapat

tumbuh subur, tetap dorman atau mati Menurut Hasyimi

(2010), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri

sebagai berikut:

a. Suhu mempengaruhi laju pertumbuhan, mempengaruhi

jumlah total pertumbuhan, merubah proses-proses

metabolik tertentu serta morfologi (bentuk luar) sel.

Kisaran suhu bagi mikroba terbagi 3 tahap yaitu suhu

minimum, suhu maksimum dan suhu optimum. Suhu

pertumbuhan optimum adalah suhu inkubasi yang

memungkinkan pertumbuhan tercepat selama periode

waktu yang singkat, yaitu antara 12 s/d 24 jam (Hasyimi

2010).

b. pH optimum bagi pertumbuhan bakteri berkisar antara

6,5-7,5. Beberapa spesies bakteri ada yang mempunyai

pH minimum 0,5 dan pH maksimumnya 9,5. Pergeseran

pH dalam suatu medium dapat terjadi sedemikian besar,

Page 44: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

21

karena akibat adanya senyawa-senyawa asam atau basa

selama pertumbuhan. Pergeseran ini dapat dicegah

dengan menggunakan larutan penyangga yang disebut

Buffer (Hasyimi 2010). c. Waktu Jika bakteri menemukan kondisi yang cocok,

pertumbuhan dan reproduksi terlaksana. Bakteri

berkembang biak dengan membelah diri. Dari satu sel

tunggal menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi

delapan dan seterusnya. Dalam lingkungan dan suhu yang

cocok, bakteri membelah diri setiap 20-30 menit. Dalam

kondisi yang mereka sukai itu, maka dalam 8 jam satu sel

bakteri telah berkembang menjadi 17 juta sel dan menjadi

satu milyar dalam 10 jam (Hasyimi 2010).

2.6.3 Fase Lag (Adaptasi)

Kurun waktu ini merupakan penyesuaian bakteri

dalam lingkungan yang baru. Pada fase ini tidak ada

pertambahan jumlah sel, melainkan peningkatan ukuran sel.

Waktu yang dibutuhkan fase adaptasi ini tergantung kondisi

lingkungan mikroorganisme tersebut sebelum diinokulasikan,

terjadi pemisahan secara fisik. Kromosom menempel pada

dinding sel Suatu sekat terbentuk untuk memisahkan

sitoplasma untuk dua sel Selaput dan dinding sel baru

terbentuk menghasilkan dua sel yang lengkap DNA membelah

diri menjadi dua kromosom pengait kromosom membelah

kromosom terpisah pengait kromosom kromosom dinding sel

keseluruhan proses menghabiskan waktu sekitar 30 menit

Page 45: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

22

2.6.4 Fase Log (Eksponensial)

Pada fase ini sel memperbanyak diri secara cepat untuk

beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Dalam kondisi

pertumbuhan yang optimum, sel membelah dalam jumlah

yang luar biasa dalam waktu yang singkat. Laju pertumbuhan

selama fase logaritmik ini ditentukan oleh beberapa faktor

seperti suhu inkubasi, aktivitas air dan pH media

penanaman (Garbutt 1997).

2.6.5 Fase Stasioner (Pertumbuhan Statis)

Dalam fase ini kecepatan tumbuh dan kecepatan

mati sama, sehingga jumlah sel akan konstan. Menurut

Garbutt (1997), jumlah populasi akan berhenti tumbuh

karena suatu hal, atau kombinasi dari beberapa penyebab

berikut:

a. Zat penting dalam media yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan telah habis.

b. Perubahan pH akibat metabolisme sel akan

menghambatpertumbuhan.

c. Bahan beracun yang dihasilkan oleh metabolisme sel.

d. Kekurangan oksigen bagi organisme aerobik.

2.6.6 Fase Death (Kematian)

Fase ini merupakan kebalikan dari fase logaritmik

pertumbuhan. Jumlah sel menurun terus sampai didapatkan

jumlah sel yang konstan untuk eberapa waktu. Menurut

Garbutt (1997), kematian ini dapat diakibatkan oleh

beberapa penyebab berikut:

a. Sel kehabisan energi (organisme menghabiskan energi

cadangannya dan kelaparan)

Page 46: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

23

b. Perubahan pH dalam media penanaman merusak sel

organisme dan menyebabkan kematian sel

c. Akumulasi bahan beracun hasil proses metabolisme.

Gambar 7. Kurva pertumbuhan mikroorganisme

(Garbutt, 1997)

Pedoman penghitungan jumlah bakteri:

1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang

mengandung jumlah koloni antara 25 sampai 250.

2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu

merupakan suatu kumpulan koloni yang besar yang

jumlah koloni yang diragukandapat dihitung sebagai satu

koloni.

3. Suatu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai

suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.

4. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua, yaitu

angka pertama di depan koma dan angka ke dua

dibelakang koma. Jika angka ketiga ≥5 maka ia harus

dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka yang ke

dua.

5. Jika semua pengenceran yang dipupuk menghasilkan

angka kurang dari 25 koloni per cawan petri, maka

Page 47: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

24

hitunglah jumlah koloni pada pengenceran terendah.

Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 25 dikalikan

dengan besarnya pengenceran dan cantumkan jumlah

sesungguhnya di dalam tanda kurung.

6. Jika semua pengenceran yang dipupuk menghasilkan

angka lebih dari 250 koloni per cawan petri, hanya

koloni pada pengenceran tertinggi yang dihitung hasilnya

dilaporkan sebagai lebih besar dari 250 dikalikan

besarnya pengenceran dan jumlah sesungguhnya

dilaporkan di dalam tanda kurung.

7. Jika terdapat dua cawan dari dua tingkat pengenceran

menghasilkan jumlah koloni antara 25-250 dan

perbandingan antara hasil pengenceran tertinggi dan 19

terendah < 2,0 maka dilaporkan rata-rata jumlah

kedua cawan petri tersebut dengan memperhitungkan

pengencerannya. Jika perbandingan keduanya >2,0 maka

dilaporkan hasil dari pengenceran terkecil (dengan

memperhitungkan pengencerannya).

8. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) setiap

pengenceran, data yang diambilharus dari kedua cawan

tersebut, tidak boleh diambil salah satu, meskipun

salah satu cawan tidak menghasilkan 25-250 koloni.

9. Jika pada pengenceran yang terendah menghasilkan

angka 0, misal 0 x 101maka hasilnya dilaporkan

sebagai est < 101 di dalam tanda kurung.

Page 48: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

25

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian uji daya hambat bakteri dan TPC dilaksanakan

di Laboratorium Hama Penyakit Tanaman, Fakultas

Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini

dilaksanakan selama 1 bulan.

3.2. Materi Penelitian

3.2.1 Bahan Uji

Pembuatan mix Tanaman Herbal dengan Bakteri Asam

Laktat (BAL) dilakukan melalui alur yang dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 8. Diagram Alir Pembuatan Sinbiotik

3.2.2 Bakteri Uji

Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Tanaman herbal kunyit

Dicuci hingga bersih lalu ditiriskan

Digiling hingga halus

kemudian disaring

Ditambahkan molasses

Ditambahkan mikroba

asam laktat

Diaduk dan difermentasikan selama

4-7 hari

Siap diujikan di

laboratorium

Page 49: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

26

bakteri gram negatif (-) yaitu Escherichia coli dan Salmonella

sp dan bakteri gram positif (+) Bakteri Asam Laktat (BAL)

yang didapatkan dari Laboratorium Bakteri Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya.

3.2.3 Media Uji

Media yang digunakan pada penelitian ini adalah TPA

(Total Plate Agar). sebagai media dilakukannya uji daya

hambat bakteri. Selain itu juga akan dilakukan penghitungan

jumlah bakteri gram positif Bakteri Asam Laktat (BAL) juga

dengan menggunakan media dari TPA (Total Plate Agar).

3.2.4 Peralatan Uji

Peralatan yang digunakan ialah peralatan uji

antibakteri seperti cawan petri, ose, tabung reaksi, rak

tabung reaksi, erlenmeyer, inkubator, timbangan analitik,

mikropipet 1 ml, autoklaf, waterbath dan magnetic stirrer,

dan jangka sorong yang telah disediakan di Laboratorium

Bakteri Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

3.3. Prosedur Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

produk hasil fermentasi selama 5 bulan. Sampel produk

diambil dari jerigen fermentasi sebayak 25 ml kedalam botol

berukuran 25 ml disimpan dalam suhu ruangan (±27.50C),

selanjutnya dibawa ke Laboratorium untuk diuji kekuatan

dayahambat dan jumlah total bakteri. Kegiatan pengambilan

sampel ini dilakukan secara aseptis untuk meminimalkan

kontaminasi.

Page 50: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

27

3.4. Metode Penelitian

3.4.1 Uji Daya Hambat ( Metode dish diffusion

Kirby Bauer)

Media PCA yang sudah dipadatkan ke dalam cawan

petri kemudian dimasukkan 100 L suspensi bakteri yang

sudah disamakan dengan standart Mc. Farland 0,5 (108

CFU/mL) dan diratakan dengan spread glass didiamkan

selama 5-10 menit agar suspensi bakteri dapat meresap.

Setelah suspensi kering media diletakkan disk papper yang

telah diberi konsentrasi produk 100% v/v. Kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada temperatur 37oC tanpa dibalik.

3.4.2 Pemeriksaan Jumlah Total Bakteri (TPC

ISO 4833)

Pemeriksaan jumlah total bakteri dalam penelitian ini

menggunakan metode hitungan cawan (Total Plate Count).

Prinsip metode hitungan cawan adalah jika satu sel bakteri

ditumbuhkan ada media agar, maka akan tumbuh menjadi satu

koloni yang tampak oleh mata. Pemeriksaan jumlah total

bakteri dilakukan dengan pengenceran desimal 10-2

, 10-3

,

10-4

, 10-5

.

Pengenceran desimal 10-1

dilakukan dengan cara

memindahkan 1 ml sampel susu ke dalam tabung reaksi yang

berisi 9 ml larutan Aquades. Kemudian tabung reaksi

dihomogenkan dengan menggunakan tube shaker. Kemudian

dengan menggunakan pipet 1 ml yang berbeda, pengenceran

10-2

dilakukan dengan memindahkan 1 ml larutan pengenceran

10-1

ke dalam 9 ml larutan Aquades. Sehingga didapatkan

pengenceran desimal 10-2

kemudian dihomogenkan.

Selanjutnya, pengenceran dilakukan dengan cara yang sama

untuk memperoleh pengenceran 10-3

dan 10-4

.

Page 51: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

28

Setelah pengenceran selesai dilakukan, kemudian

dilakukan penanaman. Dalam pemeriksaan jumlah bakteri ini,

pemupukan dilakukan dari pengenceran desimal 10-1

sampai

pengenceran desimal 10-4

. Penanaman dilakukan dengan cara

memasukkan 1 ml masing-masing pengenceran ke dalam

cawan petri steril yang telah diberi label sebelumnya, yang

disesuaikan dengan angka pengenceran. Masing-masing

cawan petri tersebut dituangkan 10-15 ml PCA (suhu 40-

45oC). Setelah itu dihomogenkan isinya secara perlahan

(perhatikan jangan sampai cairan tersebut keluar dari cawan

petri) dan didiamkan pada suhu ruangan agar memadat.

Setelah memadat, diinkubasi pada suhu 35-37oC, selama 24

jam.

15-20 ml agar PCA dituangkan sebelum larutan sample

dimasukkan kedalam cawan petri

Gambar 9. Skema metode hitungan cawan

(TPC)

Page 52: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

29

3.5. Prosedur Analisis

3.5.1. Luas Zona Hambat (Disk Diffusion)

Data luas zona hambat bakteri dapat diketahui setelah

melakukan uji daya hambat selama di laboratorium. Data

diambil dan dihitung setelah 1 (satu) hari dengan cara

menggunakan alat Jangka sorong, dengan mengukur diameter

zona bening pada cawan petri. Penentuan luas zona bening

ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

3.5.2. Penghitungan Jumlah Bakteri (TPC)

Pengamatan dan penghitungan jumlah bakteri dilakukan

setelah 24 jam masa inkubasi. Penghitungan bakteri dilakukan

dengan melakukan enghitungan jumlah koloni yang tumbuh.

Penghitungan jumlah koloni ini menggunakan manual.

Penghitungan jumlah bakteri dilakukan pada semua

koloni yang tumbuh dalam setiap cawan petri. Jumlah mikroba

per ml dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Page 53: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

30

3.6. Batasan Istilah

1. Feed Additive : Suatu bahan yang tidak termasuk

dalam zat pakan yang dicampurkan

dalam pakan dengan jumlah sedikit.

2. Fitobiotik : Aditif pakan yang berasal dari bahan

tanaman murni

3. Simbiotik : Kombinasi Fitobiotik dan Probiotik

4. Daya hambat : Kemampuan suatu zat untuk

menghambat petumbuhan bakteri

5. Total Plate

Cout

: Menumbuhkan sel mikroorganisme

yang masih hidup pada media agar

6. Kurkumin : Senyawa aktif yang ditemukan pada

kunyit berupa polifenol.

7. Kurkuminoid : Senyawa turunan dari kurkumin.

8. Antibiotik : zat yang dihasilkan oleh mikroba

terutama fungi dan bakteri tanah,

yang dapat menghambat atau

membasmi mikroba jenis lain

9. Minyak Atsiri : Minyak esensial yang ditemukan

dalam tanaman kunyit dan dersifat

aromatik dan antibakteri

10. Fenol : Komponen utama pada anstiseptik

Page 54: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian efektifitas pemberian sari kunyit

terhadap daya hambat bakteri patogen dan non patogen pada

feed additive ayam pedaging disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh Pemberian sari kunyit terhadap daya

hambat bakteri patogen dan non patogen pada feed

additive ayam pedaging

Konsentrasi Salmonella sp Escherichia coli BAL

100% 4,15 mm 10,67 mm 1,50 mm

4.1. Pengaruh Perlakuan Terhadap daya hambat Bakteri

Salmonella pada Sinbiotik.

Berdasarkan pengujian daya hambat tanaman herbal

terhadap bakteri salmonella dalam feed additive ayam

pedaging hasil pengamatan disajikan dalam tabel 3.

Penggunaan tanaman herbal pada konsentrasi 100%

menunjukkan daya hambat lemah atau bakteri resisten, dengan

luas zona hambat 4,15 mm. Sesuai dengan pendapat Lathifah

(2008) bahwa respon hambatan bakteri dikategorikan menjadi

4 yaitu diameter zona bening >20 mm menunjukkan respon

hambatan pertumbuhan sangat kuat; zona bening 10-20 mm

menunjukkan respon hambatan kuat; zona bening 5-10 mm

menunjukkan respon hambatan sedang; dan diameter zona

bening < 5 mm menunjukkan respon hambatan pertumbuhan

lemah (Tabel. 2). Hal ini karena kandungan zat aktif kurkumin

Page 55: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

32

dalam produk feed additive mampu menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella. Kurkumin merupakan suatu

senyawa fenolik yang akan berinteraksi dengan dinding

bakteri, yang selanjutnya akan terserap dan penetrasi ke dalam

sel dari bakteri, sehingga menyebabkan denaturasi protein

akibatnya akan melisiskan membran bakteri. Sedangkan

menurut Permata dan Imam (2008) golongan flavonoid yang

terkandung di dalam tanaman herbal termasuk tanaman

kunyit dapat merusak dinding sel bakteri sehingga

komponen utama dari sel keluar dan menyebabkan kematian

sel bakteri serta menghambat pembentukan protein sel.

Perbedaan struktur dinding sel menentukan aktivitas anti

bakteri, Salmonella termasuk dalam bakteri gram negatif.

Menurut Jewetz dkk (2005), bahwa Bakteri gram negatif

lebih banyak mengandung lipid, sedikit peptigoglikan,

membran luar berupa bilayer (berfungsi sebagai pertahanan

selektif senyawa-senyawa yang keluar atau masuk sel dan

menyebabkan efek toksik). Membran luar terdiri dari

fosfolipid (lapisan dalam), dan lipopolisakarida (lapisan luar)

tersusun atas lipid A, yang bersifat nonpolar. Sedangkan

menurut Jamili (2014), Struktur dinding sel bakteri Gram

negatif lebih kompleks dibanding struktur diding sel

bakteri Gram positif. Bakteri Gram negatif memiliki

dinding sel yang terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan luar,

lapisan tengah dan lapisan dalam. Sedangkan bakteri gram

positif hanya memiliki sebuah lapisan tunggal pada dinding

selnya. Struktur dinding sel bakteri Gram negatif yang

relatif kompleks tersebut menyebabkan antibiotik lebih sulit

masuk ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk bekerja.

Untuk menunjukkan kerja antibiotik pada bakteri Gram

Page 56: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

33

negatif, antibiotik pertama-tama harus menembus membran

terluar selubung bakteri secara difusi pasif melalui saluran

yang terbentuk oleh pori protein. Setelah menembus

membran terluar, kinerja antibiotik tersebut masuk melalui

dinding sel melewati ruang periplasma dan mencapai sasaran,

yaitu enzim serin protease yang terdapat pada membran

terdalam (sitoplasma). Enzim inilah yang bertanggug jawab

terhadap biosintesis dinding sel. Sehingga didapatkan hasil

bahwa bakteri gram negatif (Salmonella) resisten terhadap

antimikroba pada produk feed additive.

Zat yang terkandung dalam bahan selain yang dijelaskan

sebelumnya yang diduga juga memiliki peranan terbesar

dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji yaitu minyak

atsiri. Minyak atsiri ini diduga berperan sebagai antibakteri

dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran atau

dinding sel sehingga tidak terbentuk atau terbentuk tidak

sempurna. ditambahkan juga bahwa,minyak atsiriyang aktif

sebagai antibakteri pada umumnya mengandung gugus

fungsi hidroksil (-OH) dan karbonil. Turunan fenol

berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang

melibatkan ikatan hidrogen. Umumnya kadar rendah

terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah

dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasifenol ke

dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi

protein. Hasil penelitian juga menjelaskan pada kadar tinggi

fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel membran

mengalami lisis. Membran sel yang mengalami lisis tentunya

tidak normal lagi, sehingga mengganggu metabolisme dari

sel tersebut. Akibat terganggunya metabolisme sel itu,

pertumbuhan jadi terhambat sehingga kemungkinan besar sel

Page 57: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

34

atau bakteri uji akan mati (Parwata dan dewi, 2008 dalam

Jamili 2014).

4.2. Pengaruh Perlakuan Terhadap daya hambat Bakteri

Escherichia coli pada Sinbiotik

Berdasarkan tabel 3 yang menunjukkan luas zona hambat

pada bakteri Escherichia coli mempunyai dayahambat paling

tinggi pada produk feed additive tanaman herbal. Pada

konsentrasi 100% simbiotik tanaman herbal mampu

menghambat bakteri Escherichia coli 10,76 mm. Hal ini

menandakan bahwa kandungan zat aktif kurkumin dan minyak

astiri dalam tanaman herbal bekerja optimal dalam

menghambat bakteri jenis gram negatif jenis Escherichia coli,

dan termasuk dalam kategori hambatan bakteri paling besar

dari bakteri yang lain. Penelitian Adilla (2013) menyatakan

bahwa respon daya hamabat terhadap Escherichia coli

dikategorikan sangat kuat dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli (31,56 mm) karena melebihi standar

kategori daya hambat ≥20 mm.

Escherichia coli adalah termasuk bakteri terbanyak

populasinya di dalam saluran pencernaan ternak unggas, dan

sering menyebabkan berbagaimacam penyakit saluran

pencernaan pencernaan. Menurut Hakim (2014) populasi

bakteri Escherichia coli dalam saluran pencernaan unggas

mencapai jumlah 2,8 x 106 cfu/g. Pada beberapa kasus,

Escherichia coli adalah bakteri yang paling banyak

menimbulkan infeksi saluran cerna. Menurut Octaviani

dalam Rahmawati, (2007) Tingginya angka kejadian ini

disebabkan karena keadaan higienis makanan, minuman dan

Page 58: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

35

air yang dikonsumsi kurang baik, serta dipengaruhi oleh

higienis lingkungan sekitar.

Uji diameter daya hambat diketahui bahwa pada

konsentrasi 0% atau hanya menggunakan aquadest sebagai

kontrol tidak mengalami penghambatan sama sekali.

Sedangkan pada konsentrasi 100% mampu menghambat

walaupun dengan kategori megmambat sedang. Uji ini

bertujuan untuk mengetahui konsentrasi minimal suatu bahan

yang dapat digunakan untuk menghambat (KHM)

pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Hal ini dikarenakan

kunyit memiliki senyawa aktif kurkumin yang mempunyai

aktivitas antibakteri berspektrum luas yaitu antibakteri yang

aktif terhadap berbagai jenis bakteri gram positif dan gram

negatif, antivirus, dan penginduksi apoptosis sel

(antitumor) (Bermawie, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa

kunyit memiliki potensi yang tinggi sebagai pengganti

antibiotik.

Berdasrkan hasil pengamatan uji dayahambat tanaman

herbal dapat menghambat keberadaan bakteri patogen

Escherichia coli. Hal ini diharapkan dapat mengurangi

populasi dari mikroorganisme non patogen seperti Escherichia

coli di saluran pencernaan ayam pedaging, ditambahkan oleh

Nataamijaya (2001) zat antibakteri pada minyak atsiri dan

kurkumin kunyit terdapat gugus hidroksil fenolat, yaitu

senyawa yang menangkal bakteri merugikan (patogen) dalam

tubuh sehingga menjaga keseimbangan populasi bekteri yang

menguntungkan (non patogen).

Page 59: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

36

4.3. Pengaruh Perlakuan Terhadap daya hambat Bakteri

Asam Laktat pada Sinbiotik

Dari Table 3 diketahui bahwa zona hambat tanaman

herbal terhadap bakteri asam laktat (BAL) adalah terendah

dari bakteri yang lain yaitu 0,15 cm. Menurut Desniar (2012),

mengatakan bahwa produksi asam laktat akan meningkat

seiring dengan peningkatan masa inkubasi sehingga

menghsilkan pH yang lebih rendah yaitu pH 4, akan tetapi

BAL masih bisa tumbuh. Muller, et al,. (2002), menambahkan

bahwa peran penting BAL adalah memecah karbohidrat

sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja zat anti

mikroba, diantaranya yaitu: kandungan zat antibakteri, suhu,

konsentrasi zat anti mikroba, umur bakteri, dan sebagainya.

Pada umumnya kemampuan suatu bahan dalam

menghambatpertumbuhan bakteri sangat erat hubungannya

dengan konsentrasi zat antibakteri yang diberikan. Hal

tersebut menandakan bahwa semakin tinggi konsentrasi bahan

yang digunakan, maka daya tahan mikroba semakin rendah

(Ristiati, 2000). Konsentarasi ramuan herbal yang

digunakan untuk menguji daya hambat masing – masing

bakteri setiap perlakuan dalam penelitian ini yaitu sebanyak

0.5 mL.

Minyak atsiri dapat merusak membran sel bakteri

sehingga menyebabkan lisis yang menghambat pertumbuhan

selnya (Sarjono dan Mulyani, 2007). Rendahnya dayahambat

terhadap bakteri asam laktat (BAL) juga dipengaruh oleh

kondisi pH karena fungsi dari pemberian fitobiotik dapat

bekerja optimal untuk menurunkan pH usus halus secara

fungsional. Kondisi pH yang rendah pada usus halus nantinya

Page 60: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

37

akan menekan jumlah bakteri patogen dan meningkatkan

populasi bakteri non patogen, termasuk BAL. Menurut Hyden

(2000) fitobiotik dapat digunakan sebagai pakan tambahan

untuk meningkatkan bakteri yang menguntungkan di dalam

saluran pencernaan dengan cara menurunkan pH saluran

pencernaan. Fitobiotik mampu membantu mengontrol

mikroorganisme di dalam saluran pencernaan unggas dan

menjaga status kesehatan inang (Riyadi, 2009). Hal ini juga

didukung oleh pendapat Krismiyanto (2011) yang

menyatakan bahwa penurunan pH pada saluran pencernaan

dapat meningkatkan jumlah populasi dari BAL. Jumlah

populasi BAL yang tinggi dapat menekan jumlah bakteri

patogen yang sangat merugikan karena BAL dapat

menghasilkan senyawa antimikroba seperti asam laktat,

hydrogen peroksida, CO2, dan bakteriosin yang dapat

menekan pertumbuhan bakteri patogen dan pembusuk.

Keseimbangan populasi mikroba didalam saluran pencernaan

itik pedaging mampu mendukung pertumbuhannya. Fitobiotik

mampu meningkatkan kegiatan metabolisme dalam tubuh,

sehingga fitobiotik ini sangat potensial dimanfaatkan sebagai

aditif dalam pakan unggas (Riyadi, 2009). Dalam saluran

pencernaan ayam, mikroba terdapat hampir di sepanjang usus.

Mikroorganisme utama yang terdapat dalam tembolok, usus

halus dan ceca adalah golongan bakteri Lactobacilli yang

khusus menghasilkan asam laktat dan asam asetat. Sehingga

pH dalam tembolok ayam yang baik antara pH 4–5 akibatnya

organisme yang tidak tahan asam tidak dapat berkembang

secara normal (Astuti, F.K., W. Busono dan O. Sjofjan 2015).

Secara garis besar semua kandungan dari bahan yang

digunakan dalam uji ini memiliki sifat antibakteri bekerja

Page 61: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

38

sesuai dengan mekanisme masing-masing misalnya,

flavonoids, dan minyak atsiri yaitu bekerja membentuk

senyawa yang lebih kompleks kemudian mengganggu bahkan

merusak membran sel bakteri uji. Akibat dari terganggunya

membran sel tersebut, bakteri tidak dapat melakukan aktifitas

hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau mati.

4.4. Jumalah Total Bakteri (BAL) dalam Produk Sinbiotik

Hasil penelitian efektifitas pemberian sari kunyit terhadap

jumlah bakteri non patogen BAL pada sinbiotik disajikan pada

Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Bakteri Asam Laktat dalam produk Simbiotik

(Cfu/ml)

Bakteri Pengenceran

10-1

10-2

10-3

10-4

Asam

Laktat TBUD 16,8x10

4 7,9 x10

5 3,8x10

6

Berdarasarkan hasil uji penghitungan total koloni bakteri

dalam produk simbiotik menunjukkan bahwa pada perlakuan

pengenceran 10-1

terdapat koloni takterhitung jumlahnya, pada

pengenceran 10-3

terdapat 16,8x104cfu/ml, 10

-4 terdapat 7,9

x105, 10

-5 terdapat 3,8x10

6 cfu/ml. Terdapat perbedaan hasil

penghiungan koloni pada setiap pengenceran. Hal ini sesuai

SNI 2981 : 2009 bahwa jumlah bakteri asam laktat dapat

membantu proses pencernaan dengan konsentrasi minimal

1,0 x107 sel/ml sehingga terjadi keseimbangan populasi

mikroorganisme pada saluran pencernaan yang didominasi

oleh mikroorganisme non patogen.

Page 62: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

39

Koloni dari bakteri asam laktat paling optimal pada

pengenceran 10-2

dan 10-3

dimana keberadaan koloni bisa

terhitung dan diidentifikasi. Peningkatan koloni tersebut

diduga disebabkan beberapa hal salah satunya adalah

pengaruh keasaman dari kandungan asam organik pada

tanaman herbal yang diantaranya asam asetat, sitrat, format,

laktat, dan okasalat (Astuti 2015). Kemampuan bertahan

bakteri asam laktat terhadap asam terkait dengan kemampuan

bakteri asam laktat dalam mengatur keseimbangan pH

intraseluler, Lactobacillus merupakan bakteri asam laktat yang

paling toleran terhadap kondisi asam diantara jenisjenis bakteri

asam laktat lainnya (Axelsson, 2004).

Page 63: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

40

Page 64: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

produk kombinasi fitobiotik dan probiotik Bakteri Asam

Laktat (BAL) mampu menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dan Salmonella sp serta tidak menghambat

terhadap Bakteri Asam Laktat. Populasi Bakteri Asam Laktat

(BAL) dalam produk cenderung pertumbuhan sedang yaitu

dengan konsentrasi 7,9x105. Selain itu hasil penelitian ini

membuktikan senyawa antibakteri dalam kunyit dan tanaman

herbal lain mampu mempertahankan bakteri non pathogen

seperti (BAL) yang sangat bermanfaat bagi kesehatan ternak

khususnya ternak unggas.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

penggunaan kombinasi fitobiotik dan probiotik (BAL) dalam

bentuk lain seperti tepung dalam level tertentu, terkait dengan

jumlah mikroflora dalam usus ayam pedaging.

Page 65: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

42

Page 66: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

43

DAFTAR PUSTAKA

Adila, Rahmi., Nurmiati dan A. Agustien. 2013. Uji

Antimikroba Curcuma spp. Terhadap Pertumbuhan

Candida albicans, Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli. Jurnal Biologi Universitas Andalas.

2(1) : 1-7

Ananggia S. A. dan Murnah. 2007. Profil kromatogram dan

aktivitas antibakterial ekstrak etanol rimpang

temulawak terhadap pertumbuhan Escherichia coli

in vitro. http://eprints.undip. ac.id/22669/1/Sarlin.pdf.

Diakses tanggal 14 Februari 2017.

Astuti, F.K., W. Busono dan O. Sjofjan. 2015. Pengaruh

Pemberian Probiotik Cair dalam Pakan Terhadap

Penampilan Produksi pada Ayam Pedaging. J-PAI.

Vol 6 (2) : 99-104.

Axelsson L. 2004. Lactic acid bacteria: classification and

physiology. Di dalam Salminen S, Wright SV,

Ouwehand A, editor. Lactic Acid Bacteria.

Microbiological and Functional Aspects Third edition,

Revised and Expanded. New York: Marcel Dekker,

Inc. hlm 19-68.

Bermawie, N. 2006. Mengatasi Demam Berdarah dengan

Tanaman Obat. Warta Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 28: 6-8.

Brooks, G.F., Morse, S.A., Butel, J.S., Carroll, K.C.,

Mietzner, T.A., 2013. Mikrobiologi Kedokteran Edisi

25. Jakarta: EGC

Cox NA, Berrang ME, Cason JA. 2000. Salmonella

penetration of egg shell and proliferation in broiler

Page 67: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

44

hatching eggs-a review. Poultry Science 79: 1571-

1574.

Coyle, M.B.,.2005. Manual of Antimicrobial Susceptibility

Testing, America: American Society for

Microbiology.

D’aoust, J. V. 2001. Salmonella. Di dalam: Labbe’ RG,

Garcia S, editor. Guide to Foodborne Pathogens.

New York: A John Wiley & Sons, Inc.,

Publication. hlm 163-191.

Desniar, Imam R,. Antonius S,. dan Nisa R,. M. 2012.

Senyawa Antimikroba yang Dihasilkan oleh Bakteri

Asam Laktat Asal Bekasam. Jurnal Akuatika Vol.3

(2): 135-145.

Farrell, K.T. 1990. Spices, Condiments, and Seasonings. The

AVI Publishing Company Inc. Westport, Connecticut.

Foucaud, Catherine, A. Francois, and A. Richard. 1997.

Development of a Chemically Defined Medium for the

Growth Of Leuconostoc mesenteroides. Applied and

Environmental microbiology. Vol. 63, No. 1: 301–304

Garbutt J. 1997. Essentials of Food Microbiology. London:

Arnold.

Hakim L. 2014. Studi Pengaruh Lama Pengukusan dan Kadar

Bumbu terhadap Kualitas Keripik Jamur Tiram

(Pleurotus ostreatus) dengan Metode Penggorengan

Vacum. Skripsi. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Hammes WP, dan R.,F, Vogel. 1995. Genus Lactobacillus

The. Dalam: Kayu BJB dan Holzapfel WH (eds) The

Page 68: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

45

genera Bakteri Asam Laktat,Chapman dan Hall,

London, Inggris, pp 19-54.

Huang R, Li M, Gregory R. 2011. Bacterial interactions in

dental biofilm. Virulence, 25:435-444

Hasyimi. 2010. Mikrobiologi & Parasitologi. Jakarta: Trans

Info Media.

Hyden, M. 2000. Protected Acid Additivies. Feed

International. 7: 14-16

Jamili, Arsan., M. N. Hidayat, A. Hafizah. 2014. Uji Daya

Hambat Ramuan Herbal Terhadap Pertumbuhan

Staphylococcus aureus dan Salmonella thypi. JIIP.

Volume 1 Nomor 3: 236-237.

Jawetz, Melnick, Adelberg., 2012. Jawetz, Melnick, And

Adelberg ’s medical Microbiology Edisi 25. A.

Adityaputri et al., eds., Jakarta.

Jay, J.M.M.J. Loessner, Dan D.A. Golden. 2005. Modern

Food Microbiology 7th Edition. Springer Science And

Bussiness Media Inc., USA.

Joe, B.; M. Vijaykumar and B.R. Lokesh, 2004. Biological

properties of curcumin- cellular and molecular

mechanisms of action. Critical Review in Food

Science and Nutrition 44 (2) : 97 - 112.

Krismiyanto, L. 2011. Pengaruh Sari Jeruk Nipis (Citrus

Aurantifolia) terhadap Laju Digesta dan Kecernaan

Serat Kasar pada Ayam Pelung Jantan yang Diberi

Ransum Berbasis Dedak Padi. Universitas

Diponegoro, Semarang.

Page 69: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

46

Lathifah, Q. 2008. Uji Efektifitas Ekstrak Kasar Senyawa

Antibakteri Pada Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa

bilimbi L.) dengan Variasi Pelarut. Jurusan Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam

Negeri (UIN) Malang.

Li H., Meininger C.J., Wu G. 2000. Rapid determination

of nitrite by reversed-phase high-performance liquid

chromatography. J Chromatogr B. 746: 199-207.

Muller, D. M, M. S. Carrasco, G. G. Tonarelli, A. C.

Simonetta. 2009. Characterization and Purefication of

a New Bacteriocin With a Broad Inhibitory Spectrum

Produced by Lactobacillus plantarum lp 31 Strain

Isolated from Dry-fermentagesausage. J Appl

Microbiol 106: 2031-2040

Nataamijaya A.G., dan Jarmani, S.N. 2001. Penampilan Ayam

Ras Pedaging Dengan Menambahkan Tepung

Lempuyang (Zingiber aromaticum Val.) di Dalam

Ransum dan Kemungkinan Pengembangannya.

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan

Veteriner. Puslitbang Peternakan. Bogor.

Pandiangan, M. 2011. Kajian Aktivitas Atimikrobia Ekstrak

Kunyit (Curcuma domestica val) terhadap Bakteri

Patogen. Media Unika. 20(1): 24

Permata, S., S., dan Imam A., W. 2008. Uji Aktivitas

Antibakteri Ekstrak, Fraksi dan Isolat Rimpang

Curcuma sp. terhadap Beberapa Bakteri Patogen.

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Volume 4

Nomor 3.

Pratiwi, Erni. 2011. Pemeriksaan Salmonella. Diakses di

:http://id.scribd.com/doc/54252133/tugas-bakteri2.

Diakses pada: Minggu, 18 Februari 2017

Page 70: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

47

Pujimulyani, D., S. Raharjo, Y. Marsonceo, U. Santoso.

2010. Aktivitas antioksidan dan kadar Senyawa

Fenolik pada Kunir Putih (Curcuma manga Val.)

Segar dan SetelahBlanching. Agritech, Vol. 30 (2)

Rahmawati, N., Edhy Sudjarwo dan Eko Widodo. 2013. Uji

aktivitas antibakteri ekstrak herbal terhadap bakteri

Escherichia coli. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (3):

24 - 31

Ristiati. N. P. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum.

Proyek Pengembangan sekolah menengah IBRD

Loan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Sakamoto, K., Abelardo M., Hendrik W., Van V., and Will N.

2001. Hop Resistance in the Beer Spoilage Bacterium

Lactobacillus brevisIs Mediated by the ATP-Binding

Cassette Multidrug Transporter HorA. Journal of

Bacteriology. Vol. 183, (18): 5371

Saptarini, Khrisia. 2009. Isolasi Salmonella Spp. Pada Sampel

Saging Sapi di Silayah Sogor Serta Uji Ketahanannya

Terhadap Proses Pendinginan dan Pembekuan.

Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut

Pertanian Bogor: 20

Sarjono, P. R. dan Mulyani, N. S., 2007. Aktifitas Antibakteri

Rimpang Temu Putih (Curcuma mangga Val.). Jurnal

Sains dan Matematika (JSM). Vol. 15 (2).

Sihombing, P.A., 2007. Jurnal Aplikasi Ekstrak Kunyit

(Curcuma domestica) Sebagai Bahan Pengawetr Mie

Basah. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Sumangat, D., Anggraeni, dan M.P. Laksmanahardja. 1994.

Tanaman rempahrempah. Balai Penelitian Tanaman

Page 71: UJI EFEKTIVITAS SINBIOTIK SECARA IN VITRO TERHADAP ...repository.ub.ac.id/5154/1/Zaenal Abidin.pdf · Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat, nikmat

48

Rempah dan Obat. Edisi Khusus LITTRO. Vol. X No.

2 : 94.

Sumiati, E. Dan Adnyana, 2004. Balai Penelitian Tanaman

Sayuran Lembang. Jurnal Hortikultura. v 6 (1): 17-22

Tortora GJ, Funke BR, Case CL.1998. Microbiology an

Introduction. Ed ke-6. California: The Benjamin/

Cumming Publishing.

Winarto, W. P., 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta:

Agropedia Pustaka.

Yudistira, Y., E. Widodo dan O. Sjofjan. 2015. Pengaruh

Penambahan Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa

bilimbi l.) dalam Pakan terhadap Mikroflora Usus

Ayam Petelur. J-PAI. Vol 6 (1) : 2-4