penggunaan bahan penunda kematangan (kalium …repository.ub.ac.id/3598/1/laporan skripsi...

102
PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM PERMANGANAT, ZEOLIT, DAN ARANG AKTIF) PADA PENYIMPANAN BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L.) SKRIPSI Oleh: Lestari Sitinjak 125100200111021 JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM PERMANGANAT, ZEOLIT, DAN ARANG AKTIF)

PADA PENYIMPANAN BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L.)

SKRIPSI

Oleh:

Lestari Sitinjak

125100200111021

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

PENGGUNAAN BAHAN PENYERAP ETILEN (KALIUMPERMANGANAT, ZEOLIT, DAN ARANG AKTIF) PADA

PENYIMPANAN BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L.)

Oleh:

Lestari Sitinjak

NIM 125100200111021

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Teknologi Pertanian

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir : Penggunaan Bahan PenundaKematangan (Kalium Permanganat,Zeolit, dan Arang Aktif) PadaPenyimpanan Buah Tomat(Solanum lycopersicum L.)

Nama Mahasiswa : Lestari SitinjakNIM : 125100200111021Jurusan : Keteknikan PertanianFakultas : Teknologi Pertanian

Pembimbing Pertama,

Dr.Ir.Anang Lastriyanto M.SiNIP 19621001 99002 1 00 1

Tanggal Persetujuan:

..................................

Pembimbing Kedua,

Dr.Ir.Sandra Malin Sutan, MPNIP 19631231 199303 1 021

Tanggal Persetujuan:

..................................

Page 4: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir : Penggunaan Bahan PenundaKematangan (Kalium Permanganat,Zeolit, dan Arang Aktif) PadaPenyimpanan Buah Tomat(Solanum lycopersicum L.)

Nama Mahasiswa : Lestari SitinjakNIM : 125100200111021Jurusan : Keteknikan PertanianFakultas : Teknologi Pertanian

Dosen Penguji,

Prof.Dr.Ir. Sumardi Hadi Sumarlan MSNIP 19540112 198002 1 002Tanggal Lulus Tugas Akhir.............................................

Ketua Jurusan,

La Choviya Hawa STP,MP,Ph.DNIP 196808151 99003 1 008Tanggal Lulus Tugas Akhir..............................................

Page 5: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segalarahmat dan berkatnya, hingga penyusun dapat menyelesaikan tugasakhir ini.

Tugas akhir ini berjudul “Penggunaan Bahan PenundaKematangan (Kalium Permanganat, Zeolit, dan Arang Aktif) PadaPenyimpanan Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.). Penyusunantugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelarSarjana Teknologi Pertanian.

Pada Kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasihyang sebesar-besarnya kepada :1. Dr.Ir.Anang Lastriyanto M.Si dan Dr.Ir.Sandra Malin Sutan MP,selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan,ilmu, dan pengetahuan kepada penyusun.2. La Choviya Hawa STP, MP, Ph.D, selaku Ketua Jurusan KeteknikanPertanian.3. Prof.Dr.Ir. Sumardi Hadi Sumarlan MS, selaku dosen penguji atassegala saran dan masukannya.4. J. Sitinjak (Alm.) dan D. Marpaung yang selalu mendoakan danmeberikan dukungan dan semangat selama ini. 5. Teman-teman Kelas B Keteknikan Pertanian yang selalu memberisemangat,dukungan, dan bantuan kepada penyusun. 6. Teman-teman IMPALA UB yang selalu memberikan semangat,dukungan dan bantuan kepada penyusun.

Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, referensi danpengalaman, penyusun mengharapkan saran dan masukan sehinggakedepannya tugas akhir ini dapat menjadi lebih baik.

Akhirnya harapan penyusun semoga tugas akhir ini dapatbermanfaat bagi penyusun maupun semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 26 Juli 2017Penyusun,

Lestari Sitinjak

5

Page 6: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

DAFTAR SIMBOL x

I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Batasan Masalah 3

1.6 Hipotesis 3

6

Page 7: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

II TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Tomat 4

2.1.1 Fisiologi Buah Tomat 4

2.1.2 Manfaat dan Nilai Gizi Tomat 7

2.2 Penyimpanan 10

2.2.1 Faktor Penting dalam Penyimpanan ............. 10

2.3 Bahan Pengemas 13

2.3.1 Polyethylen 17

2.3.2 Polypropilena 19

2.4 Laju Respirasi dan Produksi Etilen yang Tinggi ..... 20

2.5 Perubahan Fisik Buah Selama Pematangan,

Penuaan dan Penyimpanan 24

2.6 Pengawetan Buah Segar 29

2.6.1 Pendinginan 29

2.6.2 Pengemasan dengan Polietilen (PE)

29

2.6.3 Pelapisan Buah dengan Emulsi Lilin

29

7

Page 8: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

2.6.4 Penggunaan Kalium Permanganat (KMnO4)

31

2.7 Bahan Penyera Etilen 31

2.7.1 Kalium Permanganat (KMnO4) 31

2.7.2 Zeolit 32

32

2.7.3 Karbon Aktif 34

2.8 Parameter Mutu 35

III METODE PENELITIAN 36

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 36

3.2 Alat dan Bahan 36

3.2.1 Alat 36

3.2.2 Bahan 37

3.3 Metode Penelitian 37

3.4 Pelaksanaan Penelitian 39

3.4.1 Persiapan Sampel Untuk Perlakuan

39

3.4.2 Pembuatan Bahan Penyerap Etilen dan

Pengemasan Sampel 39

8

Page 9: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

3.4.3 Diagram Alir Penelitian 40

3.4.4 Parameter Penelitian 41

3.5 Pengamatan 42

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 44

4.1 Analisa Karakteristik Buah Tomat 44

4.1.1 Kadar Air 44

4.1.2 Susut Bobot 47

4.1.3 Tekstur 50

4.1.4 Kandungan O2 53

4.1.5 Laju Respirasi 55

4.1.6 Uji Organoleptik 56

V KESIMPULAN DAN SARAN 60

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

LAMPIRAN 70

9

Page 10: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

2.1 Kandungan Nilai Nutrisi 100 gram tomat 9

2.2 Laju Respirasi dan Produksi CO2 Dalam Udara Normal

Dan 3% O2 24

3.1 Kombinasi Perlakuan 38

10

Page 11: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

2.1 Polyetilen 18

2.2 Polypropilena 20

2.3 Kalium Permanganat 32

2.4 Zeolit 33

2.5 Karbon Aktif 35

3.1 Penyimpanan Buah Tomat Untuk Pengukuran

Laju Respirasi 43

4.1 Kadar Air Buah Tomat 44

4.2 Susut Bobot Buah Tomat Selama Penyimpanan

Pada Suhu Ruang 48

4.3 Tekstur Buah Tomat Selama Penyimpanan ............. 50

4.4 Kandungan O2 Pada Buah Tomat Selama

Penyimpanan 53

4.5 Laju Respirasi Buah Tomat 55

4.6 Skor Kesukaan Warna Kulit Buah Tomat 56

4.7 Skor Kesukaan Aroma Buah Tomat 57

4.8 Skor Kesukaan Tekstur Buah Tomat 58

11

Page 12: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1 Prosedur Kerja 70

2 Kadar Air 72

3 Susut Bobot 74

4 Tekstur 76

5 Kadar O2 78

6 Data Perhitungan Laju Respirasi (mlO2/Kg.Jam) .... 79

7 Data Pengamatan Kadar Air (%) 80

8 Data Pengamatan Susut Bobot (%) 81

9 Data Pengamatan Tekstur (Kg/Cm2) 82

10 Data Pengamatan Kadar O2 (%) 83

11 Kuisioner Organoleptik 84

12 Dokumentasi Penelitian 85

12

Page 13: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

DAFTAR SIMBOL

SIMBOL

m = massa (gr)

KA = Kadar Air (%)

BM = Berat Molekul (O2=32)

ρ = Berat Jenis (Kg/Liter)

R = Laju Respirasi (ml/Kg.Jam)

V = Volume Ruang Simpan (ml)

C = Konsentrasi gas O2 (%)

T = Suhu Penyimpanan (OC)

t = Waktu Penyimpanan (hari, minggu, bulan)

13

Page 14: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Buah-buahan merupakan sumber utama vitamin

khususnya vitamin A, B, C dan mineral serta serat gizi (dietary

fiber). Disamping itu buah-buahan juga mengandung protein

dan karbohidrat sehingga dibutuhkan dalam menu makanan

sehari-hari. Oleh karenanya buah-buahan merupakan

komoditas pertanian yang berpotensi besar untu dikembangkan.

Ketersediaan buah, teknik penanganan pasca panen,

sistem distribusi dan pengendalian mutu buah juga menjadi

permasalahan yang dihadapi oleh produsen. Mutu buah

berangsur-angsur turun sejalan dengan transpirasi, respirasi,

dan perubahan fisik yang terjadi. Perubahan tekstur, susut berat

dan kadar air akan berubah selama proses penyimpanan. Hal

ini dikarenakan paparan gas etilen yang dapat menurunkan

mutu, umur simpan buah, dan meningkatkan laju respirasi buah

sehingga mempercepat pembusukan buah.

Karena itu, metode pasca panen yang mudah, murah,

tepat guna dan efektif perlu diupayakan untuk mengurangi

kerugian karena kehilangan hasil dan mutu akan tetap terjaga

samapi ke tangan konsumen. Berbagai upaya dilakukan untuk

menghambat proses pematangan dan mempertahankan

kualitas buah. Salah satunya usaha untuk memperpanjang umur

simpan tomat adalah mengurangi paparan etilen menggunakan

14

Page 15: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

bahan penyerap berupa kalium permanganat (KMnO4) yang

dapat mengoksidasi etilen. Penggunaan KMnO4 mampu

menyerap gas etilen yang keluar dari jaringan buah.

Dengan banyaknya permintaan terhadap tomat tanpa

mengurangi mutu buah, penelitian ini dilakukan untuk

mempelajari pengaruh jenis penyerap etilen terhadap umur

simpan tomat dengan parameter yang diamati adalah laju

respirasi, susut berat, kadar air, tekstur dan uji organoleptik

(warna, aroma, tekstur). Kemudian untuk mengetahui perlakuan

terbaik yang dapat memperpanjang umur simpan buah tomat,

jenis penyerap etilen yang digunakan antara lain kalium

permanganat (KmnO4), zeolit, dan karbon aktif yang diamati

pada suhu ruang (±25oC) sampai buah tidak diterima oleh

konsumen.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh penambahan KMnO4, zeolite

dan karbon aktif pada mutu tomat?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan KMnO4,

zeolite dan karbon aktif pada mutu tomat.

15

Page 16: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

I.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu alternatif dalam upaya

penyimpanan tomat untuk mempertahankan

kesegarannya.

2. Diharapkan dapat membantu produsen dalam usaha

penyimpanan tomat.

3. Dapat membantu kondisi buah selama penyimpanan.

I.5 Batasan Masalah

1. Tidak mengukur etilen

2. Tidak membuat model persamaan penyimpanan

I.6 Hipotesis

Penambahan bahan penyerap etilen dapat

meningkatkan daya simpan dan mempertahankan

kualitas tomat.

16

Page 17: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tomat

II.1.1 Fisiologi Buah Tomat

Tomat adalah salah satu diantara produk hortikultura

yang mempunyai beragam manfaat, yaitu dimanfaatkan dalam

bentuk segar sebagai sayur, buah dan olahan berupa makanan,

minuman dan berkhasiat sebagai obat. Buah tomat banyak

mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh

karena itu tomat menjadi komoditas sayur yang utama.

Walaupun termasuk dalam komersial yang bernilai ekonomi

tinggi tomat mudah rusak dan berumur simpan

Sejarah tomat dimulai dari daratan Amerika Latin, lebih

tepatnya disekitar Peru, Equador. Dari daerah ini tanaman tomat

mulai menyebar keseluruh bagian daerah tropis Amerika. Tidak

lama kemudian orang Meksiko mulai membudayakan tanaman

ini (Trisnawati dan Setiawan, 2002). Tanaman tomat telah

tersebar didaerah pegunungan Indonesia sejak tahun 1811.

Daerah penanamannya mencapai 800 hektar yang tersebar di

berbagai wilayah, terutama dataran tinggi (Istiyastuti dan

Yanuharso, 1996).

Penggunaan tomat sebagai bahan baku makanan

secara besar-besaran mulai dilakukan di Eropa, terutama

17

Page 18: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

dijadikan bumbu masak. Sampai sekarag, pendayagunaan

tanaman tomat telah meluas, dijadikan bahan baku industri

makanan dan minuman, pada mulanya tomat dikenal sebagai

tanaman liar beracun yang tidak banyak manfaatnya (Rukmana,

1994).

Buah tomat saat muda berwarna hijau, setelah tua

berwarna merah mengkilat. Bentuk buah tomat beragam yaitu:

bulat, lonjong, oval dan meruncing. Diameter buah antara 2-15

cm, tergantung varietasnya. Jumlah ruang dalam tomat ada

yang hanya dua dan ada yang beruang delapan.

Buah tomat saat muda hingga masak fisiologi

mengalami tiga periode pertumbuhan. Periode pertama adalah

perkembangan ovari yang telah dibuahi hingga berat buah

mencapai sekitar 10% dari berat buah maksimal. Periode ini

berlangsung antar 2-3 minggu. Periode kedua adalah

perkembangan buah hingga berat buah mencapai maksimal.

Periode ketiga adalah proses pemasaka buah hingga terjadi

perubahan warna dari hijau menjadi kuning (sekitar 2 minggu)

dan akhirmya menjadi merah (3-5 minggu). Biji tomat berbentuk

pipih, berbulu dan berwarna putih kekuningan dan coklat muda.

Panjangnya 3-5 mm dan lebarnya 2-4 mm. biji saling melekat,

diselimuti daging buah, dan tersusun berkelompok dengan

dibatasi daging buah. Jumlah biji setiap buahnya bervariasi,

tergantung pada varietas dan lingkungan, maksimum 200 biji

per buah. Umumnya biji digunakan untuk bahan perbanyakan

18

Page 19: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

tanaman. Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5-10 hari (Redaksi

Agromedia, 2007).

Tanaman tomat dapat tumbuh dalam musim hujan

maupun pada musim kemarau, namun dalam musim yang

basah tidak akan terjamin. Jika iklim basah akan membentuk

tanaman yang rimbun, tetapi bunganya berkurang, dan di

daerah pegunungan akan timbul penyakit yang dapat

menimbulkna akibat yang fatal bagi pertumbuhannya. Musim

kemarau yang terik dengan angina yang kencang akan

menghambat pertumbuhan bunga. Walaupun tomat tahan

terhadap kekeringan, namun tidak berarti tomat dapat tumbuh

subur dalam keadaan yang kering tanpa pengairan. Oleh karena

itu, baik didataran tinggi maupun didataran rendah dalam musim

kemarau, tomat memerlukan penyiraman dan pengairan demi

kelangsungan hidup dan produksinya (Rismunandar, 2001).

Suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih

tomat adalah 25-300C. sementara itu, suhu ideal untuk

pertumbuhan tanaman tomat adalah 24-280C. Jika suhu terlalu

rendah pertumbuhan tanaman akan terhambat. Demikian juga

pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang

kurang sempurna. Kelembaban relatif yang diperlukan untuk

pertumbuhan tanaman tomat adalah 80%. Waktu musim hujan,

kelembaban akan meningkat sehingga resiko terserang bakteri

dan cendawan cenderung tinggi. Karena itu, jarak tanam perlu

19

Page 20: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

diperlebar dan areal pertanamannya perlu dibebaskan dari

segala jenis gulma (Wiryanta, 2004).

Tanaman tomat pada fase vegetative memerlukan curah

hujan yang cukup. Sebaliknya pada fase generatif memerlukan

curah hujan yang sedikit. Curah hujan yang tinggi pada fase

pemasakan buah dapat menyebabkan daya tumbuh yang lebih

rendah. Curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman

tomat berkisar antara 750-1250 mm/tahun. Curah hujan tidak

menjadi faktor penghambat dalam penangkaran benih tomat,

dimusim kemarau jika kebutuhan air dapat dicukupi dengan air

irigasi (Pitojo, 2005).

Untuk pertumbuhannya yang baik, tanaman tomat

membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman (pH) antara

5-6, tanah sedikit mengandung pasir, serta pengairan yang

teratur dan cukup mulai tanam sampai waktu tanaman mulai

dapat dipanen (Tugiyono, 2001).

II.1.2 Manfaat dan Nilai Gizi Tomat

Tomat sebagai salah satu komoditas pertanian sangat

bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral

yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat

mengandung zat pembangun jaringan tubuh manusia dari zat

yang dapat meningkatkan energy untuk beraktivitas. Zat-zat

tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak dan kalori (Cahyona,

20

Page 21: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

1998). Kandungan dan komposisi gizi buah tomat terdapat

dalam Tabel 2.1.

Sebagai sumber vitamin, buah tomat sangat baik untuk

mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti

sariawan karena kekurangan vitamin C; xerophalmia pada mata

akibat kekurangan vitamin A; beri-beri, radang syaraf, lemahnya

otot-otot, dermatitis, bibir menjadi merah dan radang lidah akibat

kekurangan vitamin B. sebagai sumber mineral, buah tomat

dapat bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gizi (zat kapur

dan fosfor), sedangkan zat besi (Fe) yang terkandung didalam

buah tomat dapat berfungsi untuk pembentukan sel darah

merah atau hemoglobin. Buah tomat juga mengandung serat

yang berfungsi memperlancar proses pencernaan makanan

didalam perut, membantu memudahkan buang kotoran. Selain

itu tomat mengandung zat potassium yang sangat bermanfaat

untuk pemulihan gejala tekanan darah tinggi (Cahyona, 1998).

21

Page 22: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Tabel 2.1 kandungan nilai nutrisi 100 gram tomat

InformasiGizi

Macam TomatBuahMuda

Buah Masak SariBuah1) 2)

Energi (Kal) 23,00 20,00 19,00 15,00Protein (gr) 2 1,00 1,00 1Lemak (gr) 0,70 0,30 0,20 0,20Karbohidrat

(gr)2,30 4,20 4,10 3,50

Serat (gr) - - 0,80 -Abu (gr) - - 0,60 -

Calsium (mg) 5,00 5,00 18,00 7,00Fosfor (mg) 27,00 27,00 18,00 0,40

Zat Besi (mg) 0,50 0,50 0,80 0,40Natrium (mg) - - 4,00 -Kalium (mg) - - 266,00 -

Vitamin A(S.I)

320,00 1500,00 735,00 600,00

Vitamin B1(mg)

0,07 0,06 0,06 0,05

Vitamin B2(mg)

- - 0,04 -

22

Page 23: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Vitamin C(mg)

30,00 40,00 0,60 10,00

Niacin (mg) - - 29,00 -Air (gr) 9300 94,00 - 94,00

Sumber :1) Direktorat Gizi DepKes R.I (1981), 2) Food and Nutrition

Research Centre – Hand Book No.1 Manila (1964) dalam

Rukmana (1994).

II.2 Penyimpanan

II.2.1 Faktor Penting dalam Penyimpanan

Penyimpanan komoditi panenan hortikultura dapat

berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan yaitu dapat

memperpanjang masa kesegaran komoditi bersangkutan, maka

dalam penyimpanan diperlukan pengetahuan terhadap

beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan

penyimpanan tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi suhu,

kelembapan udara, komposisi atmosfir (udara), dan kualitas

bahan yang disimpan (Santoso Bambang, 2004):

1. Suhu

Suhu dalam penyimpanan seharusnya

dipertahankan agar tidak terjadi kenaikan dan

penurunan. Biasanya dalam penyimpanan dingin, suhu

dipertahankan berkisar antara 1oC sampai dengan 2oC.

penyimpanan yang mendekati titik beku mungkin saja

diperlukan interval suhu yang lebih sempit. Suhu di

bawah optimum akan menyebabkan pembekuan atau

23

Page 24: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

terjadinya chilling injury, sedangkan suhu di atas

optimum akan menyebabkan umur simpan menjadi lebih

singkat. Fluktuasi suhu yang luas dapat terjadi bilamana

dalam penyimpanan terjadi kondensasi yang ditandai

adanya air pada permukaan komoditi simpanan. Kondosi

ini juga menandakan bahwa telah tejadi kehilangan air

yang cepat pada komoditi bersangkutan.

Persyaratan suhu penyimpanan untuk berbagai

jenis komoditi sangat berlainan satu dengan lainnya.

Suhu yang lebih rendah dari suhu optimum biasanya aka

dapat mengakibatkan terjadinya pengembunan pada

permukaan komoditi. Bilamana hai ini terjadi, maka

dapat menyebabkan pengkeriputan dan berkurangnya

kualitas akibat cepatnya proses penuaan.

2. Kelembaban

Untuk kebanyakan komoditi yang mudah rusak,

kelembaban relatif dalam penyimpanan sebaiknya

dipertahankan pada kisaran 90 sampai 95%.

Kelembaban di bawah kisaran tersebut akan

menyebabkan kehilangan kelembaban komoditi. Kondisi

ini tidak diinginkan karena merugikan. Kelembaban yang

mendekati 100% kemungkinan akan terjadi pertumbuhan

mikroorganisme lebih cepat dan juga menyebabkan

permukaan komoditi pecah-pecah.

24

Page 25: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Komoditi hortikultura setelah panen yang

diletakkan dalam udara terbuka akan mengalami

keseimbangan kadar air bahan dengan kelembaba

udara di sekitarnya. Kadar air dalam keadaan seimbang

ini disebut kadar air keseimbangan atau Equilibrium

Moisture Content. Setiap kelembaban relatif atau

kelembaban nisbi atau sering disingkat sebagai RH,

dalam suatu ruangan penyimpanan menghasilkan kadar

air seimbang tertentu untuk suatu komoditi simpanan.

Seperti diketahui bahwa kebanyakan buah-

buahan dan sayuran maupun bunga potong

mengandung air berkisar antara 85 sampai 90 persen

berat keseluruhan bahan. Komoditi tersebut akan

mengalami kehilangan air secara terus menerus seiring

dengan berjalannya waktu setelah panen. Kehilangan air

yang berlebihan mengakibatkan komoditi akan layu,

kisut/keriput, liat, dan tidak beraroma maupun berasa

yang menarik.

3. Komposisi atmosfir

Komposisi udara atau atmosfir tempat atau

ruangan penyimpanan sebaiknya dikendalikan agar

komoditi yang disimpan tidak menghasilkan maupun

mengonsumsi gas. Jenis gas yang tidak dikehendaki

berada dalam konsentrasi yang tinggi dapat dibuang

25

Page 26: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

atau dikurangi dengan cara menyerapnya menggunakan

air atau kapur. Etilen dan senyawa volatile lainnya dapat

dibuang dari ruang simpan dengan menggunakan

KMnO4, katalisator oksidasi atau cahaya UV. Oksigen

dapat dibuang dengan menggunakan proses

pembakaran atau penyaringan molekuler.

4. Kualitas Bahan

Agar penyimpanan memberikan arti bagi upaya

memperpanjang masa kesegaran, maka hendaknya

sayuran, buah-buahan maupun bunga potong yang akan

disimpan terbebas dari luka atau lecet maupun

kerusakan lainnya. Kerusakan tersebut dapat

menyebabkan kehilangan air. Buah-buah yang telah

memar dalam penyimpanannya akan mengalami susut

bobot hingga empat kali lebih besar bila dibandingkan

buah-buah yang utuh dan baik. Komoditi-komoditi

terdebut juga sebaiknya dalam kondisi tingkat

kemtangan optimal, jangan yang terlalu muda

(immature) mauoun tua (over ripe).

II.3 Bahan Pengemas

Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua

macam wadah, yaitu wadah utama atau wadah langsung

26

Page 27: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

berhubungan dengan bahan pangan dan wadah kedua atau

wadah tidak langsung berhubungan dengan bahan pangan.

Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak

terjadi reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna,

flavour dan perubahan lainnya. selain itu, wadah utama

biasanya diperlukan syarat-syarat tertentu bergantung pada

jenis makanannya, misalnya melindungi makanan dari

kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemaknya,

mencegah masuknya bau dan gas, melindungi makanan dari

sinar matahri, tahan terhadap tekanan atau benturan dan

transparan (Winarno, 1983).

Pengemasan komoditi hortikultura adalah suatu usaha

menempatkan komoditi segar dalam suatu wadah yang

memenuhi syarat sehingga mutunya tetap atau hanya

mengalami sedikit penurunan pada saat diterima oleh

konsumen akhir dengan nilai pasar yang tetap tinggi. Dengan

pengemasan, komoditi dapat dilindungi dari kerusakan,

benturan mekanis, fisik, kimia dan mikrobiologis selama

pengangkutan, penyimpanan dan pemasaran (Sacharow dan

Griffin, 1980).

Adanya pengemasan dapat membantu untuk mencegah

atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan. Menurut

Brody (1972) kerusakan terjadi karena pengaruh lingkungan luar

dan pengaruh kemasan yang digunakan. Faktor – faktor yang

mempengaruhi kerusakan bahan pangan sehubungan dengan

27

Page 28: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

kemasan yang digunakan menurut Winarno dan Jenie (1982)

dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu golongan

pertama kerusakan ditentukan oleh sifat alamiah dari produk

dan tidak dapat dicegah dengan pengemasan, misalnya

perubahan kimia, biokimia, fisik serta mikrobiologi; sedangkan

golongan kedua, kerusakan yang ditentukan oleh lingkungan

dan hampir seluruhnya dapat dikontrol dengan kemasan yang

dapat digunakan, misalnya kerusakan mekanis, perubahan

kadar air bahan, absorpsi dan interaksi dengan oksigen.

Berbagai jenis bahan digunakan untuk keperluan kemasan,

diantaranya adalah bahan-bahan dari logam, kayu, gelas,

kertas, dan papan.

Fungsi utama suatu bahan pengemas antara lain harus

dapat mempertahankan suatu produk agar bersih dan

memberikan perlindungan pada bahan pangan dengan

kerusakan fisik, air, mikroba dan sebagainya. Oleh karena itu,

pengemasan harus berfungsi secara benar, efisien dan

ekonomis (Bukle et al., 1987). Keuntungan yang diperoleh dari

pengemasan antara lain: melindungi mutu, memberi

perlindungan terhadap kerusakan mekanik, kehilangan air,

memungkinkan penggunaan udara termodifikasi yang

menguntungkan dan memberikan pelayanan serta motivasi

penjualan. Dalam kemasan harus diperhitungkan faktor-faktor

yang mempengaruhi umur simpan dari bahan makanan itu

meliputi keadaan ilmiah, ukuran, kondisi penyimpanan dan

permeabilitas bahan pengemas.28

Page 29: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Persyaratan dan spesifikasi wadah atau pembungkus

berbeda menurut jenis, bahan hasil industri dan tujuan

utamanya. Umunya ditujukan untuk menghindari kerusakan

yang disebabkan oleh mikroba, fisik, kimia, biokimia,

perpindahan uap air dan gas, sinar ultraviolet dan suhu.

Kemasan harus ekonomis, mampu menekan ongkos produksi,

mudah dikerjakan secara nasional, tidak mudah bocor dan

mudah dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi

(Syarief dan Hariyadi, 1994).

Kemasan plastik menempati bagian yang sangat penting

dalam industri pengemasan. Kelebihan plastik dari bahan-bahan

kemasan lainnya, antara lain: harganya relatif murah, dapat

dibentuk berbagai rupa, warna dan bentuk relatif lebih disukai

konsumen dan mengurangi biaya transportasi. Namun plastik

mempunyai kelemahan yaitu umumnya tidak tahan temperatur

tinggi (Susanto dan Budi, 1994).

Menurut Robertson (1993), plastik film dikategorikan

sebagai stertch film yang kemampuan direntangkan sebesar

30%. Sifat-sifat penting stretch film meliputi kemampuan untuk

dapat direntangkan atau diperpanjang tanpa mengubah bentuk

bahan yang dikemas dan harganya murah. Plastik ini secara

luas digunakan di supermarket untuk mengemas daging dan

produk-produk segar (buah dan sayur-sayuran).

Penggunaan plastik sebagai bahan pengemas dapat

melindungi dan mengawetkan buah-buahan selama29

Page 30: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

penyimpanan terjadi perubahan konsentrasi O2 akan menurun

dan konsentrasi CO2 akan meningkat, sebagi akibat kegiatan

respirasi. Kemasan yang cocok untuk penyimpanan buah

adalah PE (polietilen) dan PP (polipropilen) karena

kerapatannya rendah, kuat, kedap air, tahan terhadap bahan-

bahan kimia dan murah (Day, 2000).

II.3.1 Polyethylen

Pollietilen merupakan film yang lunak, transparan, dan

fleksibel, mempunyai kekuatan benturan serta kekuatan sobek

yang baik. Dengan pemanasan akan menjadi lunak dan

mencair pada suhu 110oC. Berdasarkan sifat permeabilitasnya

yang rendah serta sifat-sifat mekaniknya yang baik, polietilen

mempunyai ketebalan 0,001 sampai 0,01 inchi, yang banyak

digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang

thermoplastik, polietilen mudah dibuat kantung dengan derajat

kerapatan yang baik (Sacharow dan Griffin, 1980).

Konversi etilen menjadi polietilen (PE) secara komersial

semula dilakukan dengan tekanan tinggi, namun ditemukan cara

tanpa tekanan tinggi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai

berikut:

n (CH2 = CH2) (-CH2-CH2-)n

etilen polimerisasi polietilen

30

Page 31: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Polietilen dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari

gas etilen yang diperoleh dari hasil samping dari industri minyak

dan batubara. Proses polimerisasi yang dilakukan ada dua

macam, yakni pertama dengan polimerisasi yang dijalankan

dalam bejana bertekanan tinggi (1000-3000 atm) menghasilkan

molekul makro dengan banyak percabangan yakni campuran

dari rantai lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dalam

bejana bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan molekul

makro berantai lurus dan tersusun paralel (Nurminah, 2002).

Gambar 2.1 Polyetilen

Polietillen, unsur atom-atom karbonnya bergabung

melalui ikatan kovalen yang kuat. Antara rantai satu dengan

yang lain dihubungkan oleh ikatan Vander Waals yang sifatnya

jauh lebih lemah sehingga memberikan efek plastis. Terdapat

dua jenis poietilen yaitu Polietilen Densitas Rendah (PEDR)

dihasilkan dari proses polimerisasi pada tekanan tinggi. Bahan31

Page 32: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

ini bersifat kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan

permukaannya terasa agak berlemak. Di bawah temperatur

60oC sangat resisten terhadap sebagian besar senyawa kimia.

Di atas temperatur tersebut polimer ini menjadi larut dalam

pelarut karbon dan hidrokarbon klorida. Daya proteksinya

tehdapat uap air baik, tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain

seperti oksigen. Titik lunaknya rendah, sehingga tidak tahan

untuk proses sterilisasi dengan uap panas dan bila ada

senyawa kimia yang ersifat polar akan mengalami stress

cracking (retak oleh tekanan) (Sulchan, 2007).

Jenis polietilen lain adalah Polietilen Densitas Tinggi

(PEDT) yang dihasilkan dengan polimerisasi pada tekanan dan

temperatur rendah (50-75oC) memakai katalisator Zeglier,

mempunyai sifat lebih kaku, lebih keras, kurang tembus cahaya

dan kurang teras berlemak (Sulchan, 2007).

II.3.2 Polypropilena

Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat

penggunaanya juga serupa (Brody, 1972). Polipropilen lebih

kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,

ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu

tinggi dan cukup mengkilap (Winarno, 1983). Monomer

polipropilen diperoleh dengan pemecahan secara thermal

naphtha (distalasi minyak kasar) etilen, propylen da homologues

yang lebih tinggi dipisahkan dengan distilasi pada temperatur

32

Page 33: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

rendah. Dengan menggunakan kalatis Natta-Ziegler

polypropilen dapat diperoleh dari propilen (Bierley, et al., 1988).

Polipropilen termasuk kelompok olefin, bersifat lebih

keras dan titik lunaknya lebih tinggi daripada PEDT, lebih kenyal

tetapi mempunyai daya tahan terhadap kejutan lebih rendah.

Tidak mengalami stress cracking oleh perubahan kondisi

lingkungan, tahan terhadap sebagian besar senyawa kimia

kecuali pelarut aromatik dan hidrokarbon klorida dalam keadaan

panas, serta sifat permeabilitasnya terletak antara PEDR dan

PEDT (Sulchan, 2007).

Gambar 2.2 Polypropilena

II.4 Laju Respirasi dan Produksi Etilen yang Tinggi

Respirasi adalah proses pemecahan komponen organik

(zat hidrat arang, lemak dan protein) menjadi produk yang lebih

33

Page 34: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

sederhana dan energi. Aktivitas ini ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan energi sel agar tetap hidup. Berdasarkan polanya,

proses respirasi dan produksi etilen selama pendewasaan dan

pematangan produk nabati dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

klimaterik dan non-klimaterik. Komoditi dengan laju respirasi

tinggi akan menunjukkan kecenderungan lebih cepat rusak.

Menurunkan laju respirasi sampai batas minimal pemenuhan

kebutuhan energi sel tanpa menimbulkan fermentasi akan dapat

memperpanjang umur ekonomis produk nabati. Manipulasi

faktor ini dapat dilakukan dengan teknik pelapisan (coating),

penyimpanan pada suhu rendah, atau memodifikasi atmosfir

rung penyimpan (Harianingsih, 2010).

Proses respirasi merupakan kegiatan metabolisme yang

penting, karena selama proses respirasi terjadi perubahan

secara fisik, kimia dan biologi pada produk segar yang

disimpan. Laju respirasi dapat digunakan sebagai ukuran

aktivitas fisiologis buah (Wills, et al., 1988) sedangkan Kader

(2003), menambahkan bahwa akibat proses respirasi akan

terjadi susut bobot, pengurangan kualitas ras terutama

kemanisan, terjadi peningkatan terhadap kerusakan dan

percepatan penuaan.

Transpirasi merupakan proses kehilangan air yang

terjadi pada suatu komoditi karena adanya perbedaan tekanan

uap air antara bahan dengan lingkungan tempat komoditi

disimpan. Buah-buahan segar mempunyai ruang antar sel.

Udara pada ruang antar sel dijenuhkan oleh air dan mempunyai

34

Page 35: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

RH relatif tinggi, yaitu 75-95% dibandingkan RH kondisi

sekitarnya. Pada kondisi atmosfer normal, perbedaan tersebut

air berpindah dari buah segar keluar melalui permukaan luar

komoditi. Transpirasi berlebihan akan menyebabkan

kenampakan buah kurang menarik, susut berat, keriput dan

kehilangan kesegaran yang tentunya akan mengakibatkan dari

komoditi tersebut (Pantastico, 1993).

Buah dan sayuran mengalami tahap-tahap pertumbuhan

yang meliputi : pembelahan sel, pembesaran sel, pendewasaan

sel (maturation), pematangan (ripening), senescene, dan

pembusukan (deterioration). Yang dimaksud dengan senescene

adalah keadaan dimana buah, sayuran dan daun sudah mulai

layu karena keaktifan pernapasannya sangat berkurang

kemudian rontok. Selama proses pertumbuhan dikeluarkan gas-

gas hasil metabolisme. Disamping CO2 da H2O yang jumlahnya

sekitar 90% dari seluruh gas yang diproduksi, juga dihasilkan

gas lainnya. Dari semua gas-gas yang ada, khususnya yang

terpenting bagi proses pematangan buah-buahan adalah etilen

(C2H4). Etilen merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang

dapat dihasilkan oleh jaringan tanaman pada waktu-waktu

tertentu pada suhu kamar etilen berbentuk gas. Etilen

digolongkan sebagai hormon tanaman yang aktif dalam proses

pematangan. Aktivitas etilen dalam pematangan akan menurun

dengan menurunya suhu (Winarno, 1983).

Setelah dipanen, stroberi masih terus melakukan

respirasi dan metabolisme, karena itulah komoditi tersebut

35

Page 36: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

dianggap masih hidup. Selama proses respirasi dan

metabolisme berlangsung, buah akan memerlukan CO2 dan air

serta etilen, serta mengkonsumsi oksigen yang ada

disekitarnya. Terakumulasinya gas etilen dalam ruang

penyimpanan akan mengakibatkan timbulnya rasa pahit atau

pengerasan pada buah, seperti pada asparagus. Hal ini

dikarenakan adanya akumulasi zat fenol dan terjadinya proses

pembuatan lignin. Etilen (C2H4) dapat mengakibatkan terjadinya

pengerasan ubi jalar atau pembusukan di bagian dalam buah

(Harianingsih, 2010).

Sebelum etilen dapat mempengaruhi komoditi, molekul

oksigen harus mengikat atau bereaksi dengan etilen. Bila kadar

oksigen baik 3%, pengikatan etilen akan turun sebanyak 50%.

Karbon dioksida (CO2) tidak secara langsung mempengaruhi

sintesa etilen, tetapi lebih bersifat antagonis terhadap etilen.

Secara struktural, CO2 serupa dengan etilen, sehingga akan

bersaing memperebutkan tempat yang seharusnya ditempati

oleh etilen (Harianingsih, 2010).

Pengukuran laju respirasi bisa berdasarkan kehilangan

berat kering, konsumsi O2, produksi CO2, dan kehilangan energi

(Susanto dan Budi, 1994). Menurut Wills et al., (1988),

penelitian tentang etilen pada proses pemasukan buah dapat

dilakukan dengan pendekatan melalui teknik kromatografi gas

untuk mengukur etilen dalam jumlah yang rendah. Ini

memungkinkan untuk mengukur banyak sedikitnya etilen seperti

0,001 1/1 dalam 1 ml sampel gas.

36

Page 37: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Tabel 2.2 Laju respirasi dan produksi co2 dalam udara normal dan 3%

O2

Komoditi Laju Respirasi Produk CO2 (ml/kg.jam) LajuRespirasipada 10oC

Udara Normal 3% O2

0oC 10oC 20oC 0oC 10oC 20oCBawangPutih

2 4 5 1 2 2 Rendah <10

Kubis 2 4 11 1 3 6Tomat 3 8 17 2 3 7Kentang - 12 17 - - - Sedang 10

– 20Mangga - 15 26 - - -Anggur 4 11 20 5 7 9Asparagus 14 34 72 13 24 42 Tinggi 20 –

40 Blackberry 11 33 88 8 27 71Strawberry 8 28 72 6 24 49

Sumber : Parry (1993)

II.5 Perubahan Fisik Buah Selama Pematangan, Penuaan

dan Penyimpanan

Perubahan kuantitatif sebagian besar hasil pertanian

dipanen sebelum masak. Komoditi diperlakukan dalam keadaan

belum masak selama penyimpanan, namun masih memiliki

kemampuan untuk memasukui tahapan proses pemasakan

dalam kurun waktu tertentu, dengan berkembang selama

penyimpanan. Perlakuan penyimpanan dapat berbeda antara

komoditas satu dengan yang lainnya, namun pada umumnya

penyimpanan dapat dimulai bila buah memiliki ukuran

maksimum ataupun sudah rontok dengan sendirinya (Zakar Abu

dan Zainal, 2004).

37

Page 38: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Perubahan fisik selama proses penyimpanan antara lain

perubahan susut berat, tekstur, dan kadar air masing-masing

penjelasannya sebagai berikut :

1. Susut berat

Menurut Muchtadi (1992), kehilangan berat sayuran

dan buah-buahan selama proses penyimpanan disebabkan

terutama oleh kehilangan air melalui proses transpirasi.

Kehilangan air selama penyimpanan tidak hanya menurunkan

berat tetapi juga dapat menurunkan mutu dan menimbulkan

kerusakan, selain itu tekstur bahan akan menjadi jelek sehingga

kurang menarik. Faktor-faktor yang mempengaruhi susut berat

antara lain suhu, luas permukaan dan keutuhan buah.

Kehilangan berat yang lebih besar akan terjadi pada suhu yang

lebih tinggi.

2. Kadar air

Kadar air mempengaruhi daya simpan buah, kerena

mikroba akan tumbuh baik pada batasan kadar air tertentu.

Kebutuhan mikroba terhadap air dinyatakan dengan istilah

water activity (aw). Water activity mempunyai hubungan yang

erat dengan RH yang merupakan perbandingan antara tekanan

uap air di udara dengan tekanan uap air jenuh pada suatu suhu

yang sama. Kelembapan di sekitar bahan akan mempengaruhi

kadar air komoditi tersebut. Bahan pangan yang kadar airnya

38

Page 39: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

rendah akan menyerap air dari udara sekitarnya (Susanto dan

Budi, 1994).

Selama proses penyimpanan buah dan sayuran

mengalami pengurangan kadar air. Sayur dan buah-buahan

mempunyai RH yang tinggi, yaitu 80-90% tergantung jenis

kultivar dan jenisnya. Buah–buahan dan sayuran terus

mengalami kehilangan air setelah pemanenan. Kehilangan

kadar air yang berlebihan akan menyebabkan bahan menjadi

layu dan kisut sehingga mutu bahan akan menurun (Anggrahini

dan Hadiwiyoto, 1988).

Menurut Sudarmadji, dkk (1989), kadar air dari suatu

bahan atau makanan dapat dihitung dengan persamaan :

(1)

3. Perubahan Warna

Perubahan warna adalah perubahan yang paling

menonjol, pada waktu pematangan, terjadi sintesa pigmen

tertentu, seperti karotenoid dan flavonoid disamping terjadinya

perombakan klorofil (Apandi, 1984).

4. Perubahan Tekstur

Zat-zat pektin terutama dilekatkan dalam dinding sel

dan lamela tengah dan berfungsi sebagai bahan perekat. Zat-

zat itu merupakan derivat asam poligalakturonat dan terdapat

39

Page 40: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

dalam bentuk protopektin, asam-asam pektinat, pektin dan

asam pektat. Jumlah zat-zat pektat bertambah selama

perkembangan buah. Pada waktu buah menjadi matang,

kandungan pektat dan pektinat yang larut meningkat,

sedangkan jumlah zat-zat pektat seluruhnya menurun. Selama

pematangan buah, terjadi 2 proses pada zat-zat pektin :

depolimerisasi (pemendekan rantai) dan de-esterifikasi

(penghilangan gugus metil dari polimernya). Dengan perubahan

pektin, ketegaran buah berkurang (Pantastico, 1993).

Selama penyimpanan terjadi degradasi pektat, lignin,

selulosa dan hemiselulosa oleh aktivitas enzim pektin metil

esterase dan poligalakturonase dalam proses pematangan buah

sehingga terjadi perubahan tekstur dari keras menjadi lunak

(Kartasapoetra, 1994).

Salah satu bentuk penilaian bahwa suatu produk

pertanian masih layak simpan untuk dikonsumsi adalah ketika

tekstur buah masih cukup keras. Pada penyimpanan dengan

suhu ruang, buah cepat menjadi lunak. Penurunan tingkat

kekerasan ini terjadi akibat proses pematangan sehingga

komposisi dinding sel berubah menyebabkan menurunnya

tekanan turfor sel dan kekerasan buah menurun. Perubahan

kekerasan ini dapat dijadikan indikator tingkat kematangan buah

(Hartanto dan Sianturi, 2008).

5. Perubahan Karbohidrat

40

Page 41: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Perubahan komponen kimia terbesar dalam

pematangan adalah perubahan karbohidrat yang menyebabkan

perubahan rasa dan tekstur buah. Semakin matang buah,

semakin tinggi kadar gula. Karena gula merupakan zat yang

dominan dalam bahan padat yang terlarut pada buah maka

tingkat kematangan sring ditentukan dengan soluble solid

(Purba dan Sitinjak, 1987).

6. Perubahan Vitamin C

Kandungan asam askorbat (vitamin C) akan

mengalami penurunan selama penyimpanan terutama pada

suhu penyimpanan yang tinggi. Kandungan asam askorbat

setelah penyimpanan kira-kira setengah sampai dua per tiga

dari waktu panen. Hal ini disebabkan asam askorbat mudah

teroksidasi, misalnya oleh enzim asam askorbat oksidase yang

terdapat dalam jaringan tanaman (Pantastico, 1993).

7. Perubahan Asam-Asam Organik

Keasaman (total asam) buah sebelum dipanen tinggi,

karena adanya asam sitrat, asam malat, asam tartarat, asam

oksalat dan asam laktat. Asam-asam organik ini dapat

dipandang sebagai energi tambahan untuk buah dan oleh

karenanya diperkirakan banyak menurun selama aktivitas

metabolisme (Sitinjak, et al., 1993).

41

Page 42: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Tingkat kematangan buah sering ditunjukkan oleh

rasio gula dan asam. Buah yang telah matang, kandungan

gulanya mengalami kenaikan dan kadar asamnya menurun

sehingga rasio gula/asam akan mengalami perubahan yang

drastis. Hal ini berlaku bagi komoditi klimaterik, sedangkan pada

produk non klimaterik perubahan rasio gula/asam tidak

menunjukkan keteraturan pola (Winarno dan Aman, 1981).

II.6 Pengawetan Buah Segar

Usaha yang dapat dilakukan untuk memperlambat

pematangan buah dan sayur adalah memperlambat respirasi

dan menangkap gas etilen yang terbentuk. Beberapa cara yang

dapat diterapkan antara lain pendinginan, pembungkusan

dengan polietilen dan penambahan bahan kimia (Kristianingrum,

2007):

II.6.1 Pendinginan

Penyimpanan di bawah suhu 15oC dan diatas titik

beku bahan dikenal sebagai penyimpanan dingin (chilling

storage). Penyimpanan buah-buahan dan sayur-sayuran

memerlukan temperatur yang optimum untuk

mempertahankan mutu dan kesegaran. Temperatur

optimum dapat menyebabkan kerusakan karena

pendinginan (chilling injury).

42

Page 43: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

II.6.2 Pengemasan dengan Polietilen (PE)

Kehilangan air dapat dikurangi dengan jalan

memberi pembungkus pada bahan yang akan didinginkan.

Salah satu jenis pembungkus yang cukup baik digunakan

adalah pembungkus dari bahan plastik.

II.6.3 Pelapisan Buah dengan Emulsi Lilin

Cara pembuatan emulsi lilin adalah sebagai berikut;

a. Lilin dipanaskan sampai mencair pada suhu 90-

95oC.

b. Masukkan asam oleat sedikit demi sedikit dan

perlahan-lahan sambil diaduk (bila menggunakan

stirrer kecepatan 20-100 rpm).

c. Tambahkan trietanolamine, dan suhu tetap

dipertahankan.

d. Tambahkan air (tidak sadah) yang sudah

didihkan (90-95oC) dengan perlahan-lahan sambil

terus diaduk.

e. Dinginkan dengan cepat menggunakan air

mengalir

Untuk mendapatkan emulsi lilin dengan konsentrasi yang

diinginkan dilakukan pengenceran dengan air (tidak sadah).

43

Page 44: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Untuk pemakaiannya sebaiknya digunakan emulsi lilin yang

masih segar. Buah dan sayur yang sudah ditiriskan

masukkan ke dalam keranjang kawat kemudian celupkan ke

dalam emulsi lilin (konsentrasi 6 dan 12 %) sampai

semuanya terendam selama 30-60 detik. Angkat dan tiriskan

pada rak penirisan dengan dihembus udara kering agar

pelapisannya merata pada seluruh permukaan kulit dan

tidak lengket. Simpan pada suhu ruang dan dalam lemari es.

II.6.4 Penggunaan Kalium Permanganat (KMnO4)

Penggunaan KMnO4 dianggap mempunyai potensi

yang paling besar karena KMnO4 bersifat tidak menguap

sehingga dapat disimpan berdekatan dengan buah tanpa

menimbulkan kerusakan buah. Dari hasil penelitian di

Malaysia ternyata buah Mas memerlukan zat penyerap

etilen dan perlu disimpan dalam unit pendingin agar tahan

tetap hijau sampai 6 minggu.

II.7 Bahan Penyerap Etilen

Penyerap yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kalium permanganat (KMnO4), zeolit dan karbon aktif yang

dimasukkan ke dalam pembungkus.

II.7.1 Kalium Permanganat (KMnO4)

44

Page 45: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Kalium permanganat mengoksidasi etilen menjadi

etilen menjadi etanol dan asetat, dan didalam proses ini terjadi

perubahan warna KMnO4 dari warna ungu menjadi coklat yang

menandakan proses penyerapan etilen. Pada aplikasinya,

KMnO4 bersifat racun (Coles, et al., 2003).

Kalium permanganat merupakan senyawa yang

dapat berperan sebagai oksidator yang kuat. Senyawa ini

mudah sekali bereaksi dengan cara apa saja, tergantung

seberapa besar pH larutannya. Kekuatan oksidator dari kalium

permanganat bergantung pada keadaan pH larutannya ketika

bereaksi. Faktor penyebab keragaman dari reaksi kimia

senyawa ini adalah karena perbedaan valensi dari unsur Mn

(mangan) mulai dari 1-7 yang hampir semuanya stabil kecuali 1

dan 5.

Adapun sifat dan karakteristik dari KMnO4 adalah

sebagai berikut : 1) Kristal berwarna ungu jelas atau hampir

gelap; 2) Larut 16 bagian dalam air pada suhu 20oC dan

membentuk larutan ungu; 3) Berat jenis 2,703 g/cc; 4) Berat

molekul 158; 5) KMnO4 merupakan bahan pengoksidasi dan

bahan antiseptik; 6) KMnO4 mudah rusak bila terkena cahaya

matahari langsung, yakni akan terbentuk MnO2 yang

mengendap. Karena itu, KMnO4 harus disimpan dalam botol

yang tidak tembus cahaya (Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri, 1998)

45

Page 46: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Gambar 2.3 Kalium Permanganat

II.7.2 Zeolit

Saat ini, banyak produsen kemasan film muncul di

pasaran memadukan kemampuan mineral tanah untuk

menyerap etilen dan menghasilkan pancaran anti mikroba. Ada

beberapa jenis mineral aktif yaitu tanah liat, batu apung, zeolit,

koral, keramik dan batu oya dari Jepang. Mineral-mineral ini

dicampurkan atau disimpan ke dalam kemasan film yang

digunakan untuk mengemas produk segar (Day, 2000).

Zeolit terdapat secara alami didaerah batuan

sedimen di sekitar gunung api atau mengendap sebagai batuan

sedimen, pada bagian tanah jenis basalt didaerah sumber air

panas (hot spring). Komposisi kimia zeolit alam ini banyak

tergantung pada kondisi hidrotermal lingkungan lokal, seperti

suhu, tekanan uap air setempat dan komposisi air tanah lokasi

kejadiannya. Secara umum zeolit biasanya ditulis dengan rumus

kimia oksida atau berdasarkan satuan sel kristal sebagai berikut

:

M2nO.Al2O3.xSiO2.yH2O

46

Page 47: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Keterangan :

M = kation alkali atau alkali tanah

n = valensi logam alkali

x = bilangan tertentu (2 s/d 10)

y = bilangan tetentu (2 s/d 7)

(Las dan Husen, 2002)

Gambar 2.4 Zeolit

II.7.3 Karbon Aktif

Aktivasi karbon bertujuan untuk memperbesar luas

permukaan arang dengan membuka pori-pori yang tertutup,

sehingga memperbesar kapasitas penyerapan. Pori-pori

dalam arang biasanya diisi oleh tar, hidrokarbon dan zat-zat

organik lainnya yang terdiri dari fixed carbon, abu, air

persenyawaan yang mengandung nitrogen dan sulfur

(Ketaren, 1986).

47

Page 48: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Karbon aktif, atau sering juga disebut dengan arang

aktif, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas

permukaan yang sangat besar. Hal ini dapat dicapai

dengan mengaktifkan karbon tersebur. Dari satu gram

karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki

luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2 (didapat dari

pengukuran gas). Pengaktifan bertujuan untuk memperluas

permukaannya saja, dan meningkatkan kemampuan

penyerapan karbon aktif itu sendiri (Wikipedia, 2008b).

Karbon aktif dengan berbagai katalis logam juga

secara efektif menyerap etilen. Karbon aktif telah banyak

digunakan untuk menghilangkan etilen pada gudang

penyimpanan buah-buahan dan sayur-sayuran dan juga

diproduksi dalam kemasan sachet yang dimasukkan ke

dalam kantongan pengemas atau kota kayu pada

penyimpanan hasil pertanian (Abeles, et al, 2002).

Gambar 2.5 Karbon Aktif

48

Page 49: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

II.8 Parameter Mutu

Mutu pangan merupakan sifat atau faktor pada produk

pangan yang membedakan tingkat pemuas produk itu bagi

pembeli atau konsumen. Unsur mutu dapat dibagi menjadi tiga,

yaitu sifat mutu, parameter mutu, dan faktor mutu. Parameter

mutu adalah gabungan dari dua atau lebih sifat mutu yang

menjadi suatu ukuran. Sedangkan faktor mutu adalah sesuatu

yang berkaitan dengan produk tetapi tidak bisa diukur dan

dianalisa oleh peralatan apapun juga. Pendugaan umur simpan

buah segar dapat menjadi suatu parameter dalam menganalisa

penurunan mutu. Menurut Syarief dan Hariyadi (1993),

parameter yang dapat digunakan antara lain kekerasan, warna,

kandungan gula, total asam, asam askorbat, total mikroba, skor

cita rasa dan sebagainya.

49

Page 50: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

III. METODE PENELITIAN

III.1Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik

Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Jurusan Keteknikan

Pertanian Universitas Brawijaya yang dilaksanakan pada bulan

Januari 2017.

III.2Alat dan Bahan

III.2.1Alat

1. Toples sebagai tempat bahan untuk mengukur

laju respirasi.

2. Timbangan digital untuk mengukur berat buah

tomat.

3. Tekstur Analyzer untuk mengukur tekstur buah

tomat.

4. Sterofoam tanpa tutup sebagai bahan pengemas.

5. Plastik polyethylen untuk menutup kemasan

sterofoam.

6. Kertas kasa sebagai kemasan penyerap etilen.

7. Oven untuk mengukur kadar air buah tomat.

8. Wadah aluminium sebagai wadah buah tomat

selama disimpan di oven.

9. Keranjang sebagai wadah buah tomat ketika

dibersihkan.

50

Page 51: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

III.2.2Bahan

1. Buah tomat dengan tingkat kematangan yang

sama sebagai bahan yang akan diuji dari petani

kota Batu.

2. KMnO4, zeolit dan karbon aktif sebagai pneyerap

etilen

III.3Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah

Rancangan Acak Kelompok. Faktor yang digunakan dalam

penelitian merupakan jenis penyerap etilen yaitu KMn04, zeolite,

dan arang aktif. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian

adalah tomat disimpan pada sterofoam tanpa penyerap etilen

sebagi kontrol, buah tomat disimpan pada kemasan sterofoam

dengan penambahan KMnO4, buah tomat disimpan pada

kemasan sterofoam dengan penambahan arang aktif, buah

tomat disimpan pada kemasan sterofoam dengan penambahan

zeolite. Setiap unit percobaan disimpan dalam suhu ruang (25-

27oC). Buah tomat yang sudah dibersihkan dan disortasi

sebanyak 7 buah, dimasukkan ke dalam masing-masing

kemasan sterofoam. Kemudian kemasan ini disimpan pada

suhu ruang. Penelitian dilakukan sampai buah tidak diterima

konsumen dan pengamatan dilakukan setiap hari.

51

Page 52: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Pengamatan selama penelitian dilakukan secara

destruktif, yaitu buah yang sudah diuji tidak disimpan kembali

untuk pengamatan pada hari berikutnya kecuali pada

pengamatan laju respirasi dan susut bobot. Sehingga untuk

pengamatan berikutnya disiapkan buah tomat lain. Kemudian

untuk uji organoleptik (aroma dan warna) dilakukan dengan

menggunakan kemampuan indrawi manusia untuk melakukan

penelitian terhadap mutu bahan yang diujikan. Pengujian ini

dilakukan setiap hari terhadap aroma, dan warna pada buah

tomat yang disimpan. Panelis yang dilibatkan menggunakan

skala penilaian yang terdiri dari nilai 7 dan 7 pernyataan, yaitu 1

= sangat tidak menyukai, 2 = tidak menyukai, 3 = agak tidak

menyukai, 4 = netral/biasa, 5 = agak menyukai, 6 = menyukai

dan 7 = sangat menyukai.Tabel 3.1 menunjukkan kombinasi

perlakuan antara jenis penyerap etilen dan lama penyimpanan

buah tomat selama penelitian.

Tabel 3.1 Kombinasi Perlakuan

PenyerapEtilen (A)

Pengamatan Hari Ke- (B)1 2 3 4 5 6 7

KMnO4 (1) A1B1 A1B2 A1B3 A1B4 A1B5 A1B6 A1B7Zeolit (2) A2B1 A2B2 A2B3 A2B4 A2B5 A2B6 A2B7Karbon Aktif (3) A3B1 A3B2 A3B3 A3B4 A3B5 A3B6 A3B7Kontrol (4) A4B1 A4B2 A4B3 A4B4 A4B5 A4B6 A4B7

III.4Pelaksanaan Penelitian

III.4.1 Persiapan Sampel Untuk Perlakuan

Tahapan persiapan perlakuan terhadap sampel buah

tomat yaitu:

52

Page 53: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

1. Buah tomat dipilih dengan ukuran dan

kematangan yang kurang lebih sama.

2. Buah tomat dicuci bersih menggunakan air.

3. Buah tomat ditiriskan.

III.4.2 Pembuatan Bahan Penyerap Etilen dan

Pengemasan Sampel

Ukuran partikel zeolit dan arang aktif terlebih dahulu

diseragamkan dengan cara menyaring pada saringan 80 Mesh.

Kemudian masing-masing penyerap etilen ditimbang

menggunakan timbangan digital sebanyak 75 gr dan dikemas

dalam kertas kasa kemudian dimasukkan ke dalam masing-

masing kemasan. Buah tomat terlebih dahulu disortasi dan

ditimbang berat awalnya kemudian dimasukkan ke dalam

kemasan sterofoam dan ditutup menggunakan polyetilen yang

masing-masing kemasan sudah diberi kemasan sachet

penyerap etilen. Kemudian diamati selama 7 hari. Untuk

mengukur laju respirasi, buah yang dipetik disortasi terlebih

dahulu dan ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam toples

yang tertutup rapat sehingga udara luar tidak dapat masuk.

Kemudian selama satu jam oksigen dan karbondioksida dihitung

dengan mengambil kedua gas tersebut di dalam selang

menggunakan jarum suntik. Kedua gas tersebut diinjeksikan ke

dalam kromatografi gas untuk dihitung kandungan masing-

masing gas.

53

Page 54: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

III.4.3 Diagram Alir Penelitian

54

Page 55: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

III.4.4 Parameter Penelitian

55

Page 56: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Pada penelitian parameter teknis yang diukur

adalah:

- Kadar air (%)

- Tekstur (mm.gr/dtk)

- Susut berat (%)

- Laju respirasi (ml.CO2/jam.kg)

- Total padatan terlarut (briks)

- Uji organoleptik (rasa, aroma, dan warna)

III.5Pengamatan

Pengamatan dan pengukuran dilakukan terhadap

tekstur, susut bobot komoditi yang disimpan, warna, rasa,

aroma, total padatan terlarut dan analisa perlakuan terbaik.

Prosedurnya sebagai berikut :

1. Tekstur

Tekstur bahan diukur menggunakan Texture

Analyzer. Pengukuran tingkat kekerasan dilakukan

dengan meletakkan bahan yang akan diukur tingkat

kekerasannya tepat dibawah jarum penusuk (probe)

Texture Analyzer yang berdiameter 0,2 mm. kemudian

dilakukan penusukan pada bahan uji. Nilai kekerasan

buah dinyatakan dengan satuan g/mm2.

2. Susut Berat

56

Page 57: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Susut berat buah tomat dapat diamati dengan

menimbang tomat menggunakan timbangan digital

selama penyimpanan. Susut berat buah tomat didapat

dari selisih berat buah tomat selama penyimpanan.

(2)

3. Laju Respirasi

Pengukuran laju respirasi pada buah tomat

dilakukan dengan menghitung volume tabung yang

akan digunakan sebagai wadah tomat, kemudian

menimbang buah tomat yang akan diamati. Sebelum

memasukkan buah tomat ke dalam tabung, tutup

tabung diberikan lubang sebagai tempat selang selama

pengamatan terlebih dahulu. Masukkan tomat ke dalam

tabung yang sudah disediakan dan menutup rapat

tabung. Tutup tabung yang sudah berlubang ditutupi

dengan lilin terlebih dahulu. Ukur komposisi udara

normal pada tabung. Setelah penyimpanan selama 24

jam masukkan selang ke dalam tabung selama 1 jam

untuk memperoleh konsentrasi CO2 dan O2 dalam

tabung. Setelah memperoleh konsentrasi CO2 dan O2

selang ditarik, tutup tabung yang berlubang ditutupi

menggunakan lilin kembali. Pengamatan ini dilakukan

selama penyimpanan dengan metode yang sama dan

57

Page 58: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

bahan yang sama. Untuk menghitung laju respirasi

dapat menggunakan rumus :

(3)

Gambar 3.1 Penyimpanan buah tomat untuk pengukuran

laju respirasi

58

Page 59: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisa Karakteristik Buah Tomat

Buah tomat yang telah disimpan pada suhu ruang dengan

masing-masing kemasan, dilakukan pengujian terhadap

beberapa parameter meliputi susut bobot, tekstur, kadar air, laju

respirasi dan uji organoleptik. Berikut merupakan pembahasan

dari masing-masing parameter.

IV.1.1 Kadar Air

Dari hasil penelitian penyimpanan buah tomat

didapatkan bahwa kadar air masing-masing perlakuan

mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar

4.1.

Gambar 4.1. Kadar air buah tomat

Gambar 4.1 menunjukkan kadar air yang terdapat

dalam buah tomat selama penyimpanan. Pengukuran kadar

air tomat pada perlakuan kontrol hanya dilakukan sampai

hari ketiga, hal ini dikarenakan buah tomat telah mengalami

kerusakan (kisut). Sedangkan buah tomat yang diberi

perlakuan, pengukuran dilakukan selama 7 hari. Pada

perlakuan kalium permanganat dapat dilihat bahwa

59

Page 60: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

penurunan kadar air buah tomat tidak drastis namun

konstan. Hal yang sama juga terjadi pada perlakuan karbon

aktif dan zeolit. Berdasarkan Lampiran 3 dapat dilihat

bahwa terdapat 5 data hilang pada penelitian. Hal ini

disebabkan adanya perbedaan mutu buah ketika awal

pengemasan. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Ika

(2016) bahwa faktor-faktor penyebab umum hilangnya data

adalah perlakuan yang tidak tepat, kerusakan pada obyek

percobaan, dan data tidak logis.

Berdasarkan analisis sidik ragam ANOVA pada

Lampiran 2 menunjukkan bahwa penyimpanan buah tomat

dengan menambahkan kalium permanganat, zeolit dan

karbon aktif tidak berpengaruh nyata yang artinya bahwa

dengan penambahan bahan penyerap etilen pada kemasan

buah tomat tidak memberikan pengaruh nyata terhadap

kadar air buah tomat selama penyimpanan. Hal ini

dikarenakan proses transpirasi terhadap perlakuan buah

tomat relatif sama.

Dari Gambar 4.1 dapat kita lihat bahwa selama

penyimpanan kadar air buah tomat semakin menurun. Hal

ini dikarenakan terjadinya transpirasi selama penyimpanan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Christianti (1992) bahwa

selama penyimpanan kadar air cenderung menurun,

penurunan kadar air selama penyimpanan disebabkan oleh

transpirasi, yaitu proses keluarnya air dari buah. Sedangkan

terjadinya peningkatan kadar air mungkin disebabkan oleh60

Page 61: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

kegiatan respirasi yang lebih dominan. Hal yang sama juga

dinyatakan oleh Budi dan Susanto (1994) bahwa selama

proses penyimpanan buah dan sayuran mengalami

penurunan kadar air yang disebabkan oleh transpirasi, yaitu

proses keluarnya air dari buah. Bahan pangan yang kadar

airnya rendah akan menyerap air dari udara sekitarnya.

Pada Gambar 4.1 menjelaskan bahwa buah tomat

yang diberi perlakuan dengan penambahan KMnO4, zeolit,

dan karbon aktif juga mengalami penurunan kadar air

namun tidak setajam perlakuan kontrol. Kemudian pada

pertengahan masa simpan, kadar airnya mengalami

fluktuatif, dan pada masa akhir penyimpanannya mengalami

penurunan kembali. Dari grafik tersebut dapat diketahui

bahwa dengan perlakuan karbon aktif, zeolit dan kalium

permanganat sebanyak 75 gr didapatkan nilai kadar air yang

cukup stabil pada awal penyimpanan hingga akhir

penyimpanan.

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa dengan

adanya penambahan kalium permanganat, zeolit dan karbon

aktif dapat mempertahankan kadar air bahan, dimana kadar

air buah nilainya berkurang sedikit (± 0,809 %). Hal ini

diduga karena adanya pemberian bahan penghambat etilen

yang akan menyebabkan respirasi buah tomat terhambat

sehingga buah lebih sedikit mengeluarkan air, buah yang

61

Page 62: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

diberi perlakuan (kalium permanganat, zeolit dan karbon

aktif) juga lebih segar.

Febrianto (2009) menyatakan bahwa perubahan

kadar air buah pisang barangan yang diberikan perlakuan

penambahan kalium permanganat, zeolit dan arang aktif

memiliki kadar air yang perubahannya tidak terlalu tinggi, hal

ini dikarenakan adanya bahan penyerap etilen yang

dimasukkan ke dalam kemasan selama penyimpanan

sehingga dapat mengurangi laju respirasi dan transmisi uap

air. Sedangkan untuk perlakuan kontrol memiliki perubahan

kadar air terbesar.

IV.1.2Susut Bobot

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa susut bobot

buah tomat mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari

Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Susut bobot buah tomat selama

penyimpanan pada suhu ruang

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa

semakin lama penyimpanan buah tomat maka persentase

susut bobot buah tomat semakin tinggi. Susut bobot buah

tomat disebabkan oleh terjadinya kehilangan air pada buah

yang ditandai dengan berkurangnya kadar air seperti

Gambar 4.1.

62

Page 63: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Hasil analisa sidik ragam ANOVA pada Lampiran 3

menunjukkan bahwa dengan memberikan perlakuan

penambahan bahan penyerap etilen terhadap kemasan

buah tomat selama penyimpanan berpengaruh nyata

terhadap susut bobot yang artinya dengan penambahan

bahan penyerap etilen pada kemasan buah tomat dapat

menurunkan susut bobot selama penyimpanan. Dari hasil

rataan dapat diketahui untuk susut bobot terbaik (susut

bobot terkecil) dengan perlakuan penambahan kalium

permanganat (KmnO4), sedangkan yang terburuk adalah

pada perlakuan tanpa penyerap etilen (kontrol). Berdasarkan

uji lanjut BNT 5% terhadap perlakuan buah tomat

didapatkan hasil yang berbeda nyata, dimana perlakuan

kontrol dan kalium permanganat memiliki notasi a, perlakuan

zeolit memiliki notasi ab sedangkan perlakuan karbon aktif

memiliki notasi b. Rata-rata susut bobot dapat dilihat bahwa

yang memiliki nilai paling rendah adalah kalium

permanganat dan yang paling besar adalah kontrol.

Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa susut bobot paling

kecil terdapat pada perlakuan kalium permanganat, hal ini

disebabkan kalium permanganat dapat mengurangi proses

respirasi dan transpirasi. Buah yang disimpan dalam suhu

ruang dan tanpa perlakuan proses respirasi dan transpirasi

akan berlangsung lebih cepat. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Muchtadi (1992) bahwa kehilangan air akibat

63

Page 64: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

tingginya transpirasi menyebabkan kehilangan bobot dan

jaringan buah terjadi pengkerutan. Hal ini sesuai dengan

penelitian terdahulu Febrianto (2009) bahwa susut bobot

terkecil pada buah pisang barangan yang diberikan bahan

penyerap etilen adalah 3 % yaitu pada perlakuan kalium

permanganat.

Berdasarkan Gambar 4.2 penambahan bahan

penyerap etilen pada kemasan buah tomat selama

penyimpanan memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan buah tomat tanpa penyerap etilen

(kontrol). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan

Febrianto (2009) Kalium permanganat (KmnO4) dapat

mengoksidasi etilen, sehingga dapat menekan laju respirasi

buah, yang mengakibatkan proses penguapan air terhambat

dari dalam buah, dan penurunan berat pisang dapat

diperkecil. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Wills et al.

(1981), yang menyatakan bahwa etilen dapat dihancurkan

oleh KMnO4 sebagai oksidator yang kuat.

IV.1.3 Tekstur

64

Page 65: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan,

dihasilkan grafik tekstur jambu biji yang dapat dilihat pada

Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Tekstur buah tomat selama

penyimpanan

Dari Gambar 4.3 hasil pengamatan selama

penyimpanan dapat dilihat bahwa buah tomat yang diuji

memiliki tekstur buah yang berbeda-beda. Semakin lama

buah tomat disimpan maka tekstur buah semakin menurun.

Pada akhir masa simpan tekstur buah tomat yang tertinggi

adalah perlakuan karbon aktif, dan semua perlakuan

memiliki nilai tekstur lebih tinggi dibandingkan kontrol. Hal ini

disebabkan dengan pemberian perlakuan (kalium

permanganat, zeolit dan karbon aktif) dapat menghambat

terjadinya perombakan protopektin menjadi pektin dan

degradasi lignin, selulosa dan hemiselulosa oleh aktivitas

enzim pektin metil esterase dan poligalakturonase dalam

proses pematangan buah, sehingga terjadi perubahan

tekstur dari keras menjadi lunak.

Berdasarkan analisa sidik ragam One Way ANOVA

tekstur buah tomat pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa

dengan penambahan bahan penyerap etilen kedalam

kemasan buah tomat selama penyimpanan memberikan

pengaruh nyata terhadap tekstur buah tomat. Pada hasil

tersebut dapat diketahui dengan perlakuan penambahan

65

Page 66: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

bahan penyerap etilen buah tomat dapat mempertahankan

nilai tekstur yang lebih baik hal ini dibuktikan dengan

perlakuan penambahan karbon aktif yang dapat

mempertahankan nilai teksturnya. Berdasarkan uji lanjut

BNT 5%, didapatkan bahwa pemberian perlakuan penunda

kematangan memberikan pengaruh nyata terhadap

penyimpanan buah tomat. Hal ini dapat dilihat pada

Lampiran 4, dimana semua perlakuan memiliki notasi a

kecuali perlakuan karbon aktif yang memiliki notasi b. Jika

dilihat dari rata-rata, pada perlakuan karbon aktif memiliki

nilai tekstur lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hal

ini disebabkan karena karbon aktif dapat menghambat

perubahan protopektin menjadi pektin sehingga buah tomat

tetap segar.

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa

kekerasan buah tomat mengalami penurunan seiring

lamanya penyimpanan. Penurunan nilai kekerasan pada

buah tomat disebabkan oleh melunaknya daging buah

tomat. Saputra (1994) dan Pantastico (1986) menyatakan

bahwa ketegaran buah berkurang karena adanya perubahan

protopektin yang tidak larut dalam air menjadi pektin yang

larut dalam air akibat aktifitas enzim pektinase dan

poligalaktrunose sehingga buah menjadi lunak dan

menurunnya kekerasan.

66

Page 67: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Adanya pengemasan juga turut mempengaruhi

kekerasan buah tomat. Pada penyimpanan buah tomat

dilakukan pengemasan menggunakan sterofoam dan ditutup

dengan plastik polietilen. Manan (1985) menyatakan bahwa

kantong plastik dapat menghambat kontak langsung dengan

oksigen serta mempertinggi konsentrasi karbondioksida

(CO2), sehingga kecepatan respirasi dan pemasakan buah

terhambat.

IV.1.4 Kandungan O2

Pada penelitian ini dilakukan pengujian konsentrasi

O2 selama masa simpan untuk mengetahui respirasi yang

terjadi pada buah tomat. Hasil pengukuran disajikan dalam

bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Kandungan O2 pada buah tomat selama

penyimpanan

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa selama

penyimpanan kadar O2 buah tomat mengalami penurunan.

Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa selama

penyimpanan kandungan O2 paling rendah terdapat pada

perlakuan kontrol (tanpa penambahan bahan penyerap

etilen) sedangkan kandungan O2 paling besar terdapat pada

perlakuan penambahan kalium permanganat. Dari Gambar

4.4 dapat dilihat bahwa jenis penyerap etilen memberikan

pengaruh berbeda terhadap konsentrasi oksigen buah

tomat. Buah tomat yang diberi perlakuan KMnO4 memiliki

67

Page 68: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

laju respirasi lebih rendah daripada jenis penyerap etilen

lainnya sehingga penggunaan O2 dalam proses respirasi

juga lebih sedikit. Hal inilah yang menyebabkan konsentrasi

O2 didalam kemasan lebih tinggi. Zeolit dan arang aktif

merupakan adsorben gas termasuk juga gas O2 dan etilen

sehingga konsentrasi O2 menjadi lebih rendah.

Berdasarkan analisis One Way ANOVA diperoleh

bahwa dengan penambahan bahan penyerap etilen tidak

berpengaruh nyata terhadap kandungan O2 buah tomat. Hal

ini dapat disebabkan bahwa proses respirasi pada buah

tomat baik yang diberi perlakuan ataupun kontrol relatif

sama.

Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa lama

penyimpanan memberikan pengaruh berbeda terhadap

konsentrasi oksigen buah tomat. Semakin lama

penyimpanan maka konsentrasi oksigen semakin menurun.

Hal ini disebabkan karena dalam penyimpanan masih terjadi

proses respirasi dan dalam proses respirasi dibutuhkan

oksigen dan menghasilkan karbondioksida. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Irtwange (2006) bahwa respirasi adalah

suatu proses penguraian bahan organik menjadi molekul

yang lebih sederhana. Proses ini membutuhkan O2 dan

menghasilkan CO2 dan selama proses respirasi terjadi

penurunan cadangan makan dalam buah, juga penurunan

kualitas rasa.

IV.1.5 Laju Respirasi

68

Page 69: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Berdasarkan data konsentrasi O2 yang diperoleh

dari hasil pengamatan, dihitung laju konsumsi O2 selama

proses penyimpanan berlangsung, sehingga diperoleh hasil

pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Laju Respirasi Buah Tomat

Pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa selama

penyimpanan laju konsumsi O2 mengalami penurunan.

Perlakuan karbon aktif merupakan perlakuan laju konsumsi

O2 tertinggi dan perlakuan kontrol merupakan laju konsumsi

O2 terendah. Sehingga berdasarkan variasi perlakuan yang

dilakuakn dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa

semakin rendah konsentrasi O2 dalam ruang penyimpanan

maka laju konsumsi O2 pada buah juga semakin rendah.

IV.1.6 Uji Organoleptik

Berikut merupakan hasil pengujian hedonik terhadap

tekstur, aroma dan warna buah tomat selama penyimpanan.

1. Warna Kulit Buah Tomat

Warna merupakan parameter yang

mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen terhadap

suatu produk dan merupakan salah satu parameter mutu

yang pertama dilihat langsung secara visual oleh

konsumen. Pada penelitian ini, hasil rataan keseluruhan

nilai uji tingkat kesukaan dapat dilihat pada Gambar 4.6.

69

Page 70: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Gambar 4.6 Skor kesukaan warna kulit buah tomat

Pada Gambar 4.6 nilai warna buah tomat

secara keseluruhan mengalami penurunan selama masa

simpannya. Pada akhir masa simpan panelis memberikan

nilai netral terhadap perlakuan kalium permanganat

sedangkan untuk perlakuan lainnya panelis tidak suka.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada akhir masa

simpan warna buah tomat perlakuan kalium permanganat

masih dapat diterima dengan baik oleh panelis.

2. Aroma

Pada penelitian ini dilakukan uji tingkat

kesukaan terhadap aroma buah tomat. Hasil dari uji tingkat

kesukaan dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Skor kesukaan aroma buah tomat

Pada Gambar 4.7 nilai aroma buah tomat

secara keseluruhan mengalami penurunan selama masa

simpannya. Pada akhir masa simpan panelis memberikan

nilai netral terhadap perlakuan kalium permanganat

sedangkan untuk perlakuan lainnya panelis tidak suka.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada akhir masa

70

Page 71: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

simpan aroma buah tomat perlakuan kalium permanganat

masih dapat diterima dengan baik oleh panelis.

3. Tekstur

Nilai penerimaan panelis terhadap tekstur dapat

dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Skor kesukaan tekstur buah tomat

Pada Gambar 4.8 nilai tekstur buah tomat

secara keseluruhan mengalami penurunan selama masa

simpannya. Pada akhir masa simpan panelis memberikan

nilai netral terhadap perlakuan kalium permanganat

sedangkan untuk perlakuan lainnya panelis sangat tidak

suka. Hal ini disebabkan karena semakin lama

penyimpanan, buah tomat semakin lembek dan tidak

segar yang menyebabkan panelis tidak menyukai tekstur

buah tomat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada

akhir masa simpan aroma buah tomat perlakuan kalium

permanganat masih dapat diterima dengan baik oleh

panelis. Tawali (2004) menyatakan bahwa pelunakan buah

yang terjadi selama penyimpanan disebabkan oleh sifat

permeabilitas dinding sel buah menyebabkan hilangnya

kemampuan menggelembung sel.

71

Page 72: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan penyerap

etilen pada buah tomat, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

berhasil dalam menjaga mutu buah tomat selama penyimpanan

dengan bahan penyerap etilen berupa kalium permanganat,

zeolit dan karbon aktif.

V.2 Saran

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat

saran untuk penelitian selanjutnya antara lain:

1. Penelitian ini dapat diterapkan untuk buah-buahan

yang bersifat klimaterik.

2. Kalium permanganat, zeolit, dan arang aktif dapat

digunakan untuk menjaga mutu buah-buahan selama

penyimpanan.

72

Page 73: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

DAFTAR PUSTAKA

Anggrahini , S. dan S. Hadiwiyoto. 1988. Perubahan-

Perubahan Bahan Pangan Sebelum Proses

Pematangan dan Sesudah Panen. Pangan Gizi

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Apandi, M. 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Alumni.

Bandung.

Badan penelitian dan Pengembangan Industri. 1998.

Peningkatan Kapabilitas Alat Pembuat Media Aktif dari

Kalsium Silika. Balai Industri. Medan.

Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scoot. 1988. Plastic

Materials Properties and Aplications. Cations. Chapman

and Hall Publishing. New York.

Brody. A.L. 1972. Aseptic Packaging of Foods. Food

Technology. Aug. 70-74.

Bukle, K.A, R.A. Edwards, G.H. Fleet and Wotton. 1987. Ilmu

Pangan. Terjemahan Suminar A. Universitas Gadjah

Mada. Yogyakarta.

Cahyona, B. 1998. Tomat Budidaya dan Analisis Usaha Tani.

Kanesius. Yogyakarta.

Christianti, I. 1992. Pengaruh Penyimpanan Beberapa

Varietas Jambu Biji (Psidium guajava) Dengan Teknik

73

Page 74: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Modifies Atmosphere Storage. Skripsi. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Coles, R., D. McDowell and M.J.Kirwan. 2003. Food Packaging

Technology. Blackwell Publishing. Denmark.

Day, B.P.F. 2000. Consumer Acceptability of Active and

Intelligent Packaging. Proceedings of the Active &

Intelligent Packaging conference Zeist, The Netherlands.

Febrianto, H. S., 2009. Penggunaan Bahan Penjerap Etilen

pada Penyimpanan Pisang Barangan dengan Kemasan

Atmosfir Termodifikasi Aktif. Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara. Medan.

Harianingsih. 2010. Pemanfaatan Limbah Cangkang Kepiting

Menjadi Kitosan Sebagai Bahan Pelapis (Coater) Pada

Buah Stroberi. Program Magister Teknik Kimia,

Universitas Diponegoro. Semarang

Hartanto, R. Dan C. Sianturi. 2008. Perubahan Kimia, Fisika

dan Lama Simpan Buah Pisang Muli Dalam

Penyimpanan Atmosfir Pasif. Prosiding Seminar

Nasional Sains dan Teknologi –II 2008 Universitas

Lampung. Lampung

Hartuti, N. 2006. Penanganan Segar Pada Penyimpanan

Tomat dan Pelapisan Lilin Untuk Memperpanjang

74

Page 75: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Masa Simpan. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Bandung

Ika, L. 2016. Missing Data dan Rancang Acak Kelompok

Tidak Lengkap Seimbang. Universitas Brawijaya. Malang

Irtwange, S.V. 2006. Application of Modified Atmosphere

Packaging and Related Technology in Postharvest

Handling of Fresh Fruits and Vegetables. Jurnal

Agricultural Engineering International. Vol. 4.

Istiyastuti dan Yanuharso, T. 1996. Berbudidaya Aneka

Tanaman Pangan. Trigenda Karya. Bandung

Kader, A.A. 2003. Modified and Controlled Atmosphere

Storage of Tropical Fruits. Didalam Champ. B.R. et al.

(eds). Postharvest Handling of Tropical Fruits:

Proceedings of an International Conference. Chiang Mai,

Thailand, 19-23 July 2003, ACIAR Proceeding No. 50. P.

239-249.

Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penanganan Pasca

Panen. Rineka Cipta. Jakarta.

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press.

Jakarta

Las, Thamzil dan Husen Zamroni. 2002. Penggunaan Zeolit

Dalam Bidang Industri dan Lingkungan. Pusat

75

Page 76: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif-BATAN.

Jurnal Zeolit Indonesia Vol.1 No.1. November 2002: 27-34.

Kawasan PUSPIPTEK, Serpong.

Manan, K.A. 1985. Penggunaan Kemasan Polietilen serta

Kalium Permanganat Untuk Memperpanjang Umur

Simpan Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca L).

Tesis. Program Ilmu dan Teknologi Pangan. Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta.

Muchtadi. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan uah-

Buahan. Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar

Universitas. IPB. Bogor.

Nurminah, Mimi. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan

Kemasan Plastik dan kertas Serta Pengaruhnya

Terhadap Bahan yang Dikemas. Jurusan Teknologi

Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Sumatera utara.

Medan.

Pantastico, E.R.B. 1986. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan,

dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran

Tropika dan Subtropika. Universitas Gadjah Mada Press.

Yogyakarta.

Pantastico, E.R.B. 1993. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan

dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayuran Tropika

76

Page 77: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

dan Subtropika. Terjemahan Kamariyani. UGM-Press.

Yogyakarta.

Parry, R.T. 1993. Principle and Aplications of Modified

Atmosphere Packaging of Food. Blackie Academic And

Profesional. Glasgow.

Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Kanisius. Yogyakarta.

Praghana, A.Y. 2014. Kajian Penyimpanan Buah Pisang (Cv.

Mas Kirana) Dengan Kemasan Atmosfer Termodifikasi

Aktif Menggunakan Kalium Permanganat. Tesis. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Purba, A. dan K. Sitinjak. 1987. Teknologi Pasca Panen Buah-

Buahan dan Sayuran. USU-Press. Medan.

Redaksi Agromedia. 2007. Panduan Lengkap Budidaya

Tomat. Agromedia. Jakarta.

Rismunandar. 2001. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algensindo.

Bandung.

Robertson, G.L. 1993. Food Packaging Principles and

Practice. Marcel Dekker, Inc. New York.

Rukmana, R. 1994. Tomat dan Chery. Kanisius. Yogyakarta.

77

Page 78: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Sacharow. S and R.C. Griffin. 1980. Principles of Food

Packaging. The AVI Publishing. Co. Inc. Westport.

Connecticut.

Sambeganarko, A. 2008. Pengaruh Aplikasi KMnO4, Ethylene

Block, Larutan CaCl2 dan CaO Terhadap Kualitas dan

Umur Simpan Pisang (Musa paradisiaca.L) Varietas

Raja Bulu. Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor. Bogor

Santoso, B. 2004. Kajian Teknologi Edible Coating Dari Pati

dan Aplikasinya Untuk Pengemas Primer Lempo

Durian. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol.XV. No

3: 239-244.

Saputra, K. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen.

Rineka Cipta. Jakarta

Sattriyanto, A. 2004. Pengaruh Penggunaan KMnO4 dan

Jenis Pengemas Terhadap Daya Simpan Buah Tomat.

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Jember. Jember.

Sholihati. 2004. Kajian Penggunaan Bahan Penyerap Etilen

Kalium Permanganat Untuk Memperpanjang Umur

Simpan Pisang Raja (Musa paradisiacavar Sapientum

L). Tesis. Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.

78

Page 79: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Sitinjak, K., T. Karo-Karo, S. Siahaan dan A. Purba. 1993.

Teknologi Pasca Panen Buah-Buahan dan Sayur-

Sayuran. USU-Press. Medan.

Sjaifullah dan Setyadjit. 1992. Pengaruh Ketebalan Plastik

Untuk Penyimpanan Atmosfer Termodifikasi Mangga

Cv. Arumanis dan Indramayu. J.Hort. Vol. 2 No. 1. Hlm

31-42.

Sudarmadji, S.B, Haryono dan Sukandi. 1989. Prosedur

Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian, Edisi

Ketiga. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Sulchan, M., Endang N. 2007. Keamanan Pangan Kemasan

Plastik dan Styrofoam. Program Pasca Sarjana, Prodi

Gizi Biomedik, Fakultas Kedokrean, Universitas

Diponegoro. Semarang.

Susanto dan Budi. 1994. Fisiologi dan Teknologi Pasca

Panen. Penerbit Akademika. Yogyakarta.

Syarief, R dan Hariyadi Halid. 1994. Pemodelan Pengemasan

Sistem Atmosfer Termodifikasi dan Pendugaan Masa

Simpan Buah Manggis. Lembaga Penelitian IPB. Bogor.

Tawali, A., dkk. 2004. Pengaruh Suhu Penyimpanan

Terhadap Mutu Buah-buahan Impor yang Dipasarkan

di Sulawesi Selatan. Jurusan Teknologi Pertanian

FAPERTAHUT UNHAS. Makassar.

79

Page 80: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Trisnawati, Y. dan A. I. Setiawan. 2002. Tomat :

Pembudidayaan Secara Komersial. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Tugiyono, H. 2001. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Umbara, D. 2008. Pengembangan Teknik Modified

Atmosphere Packaging Untuk Sayuran Campuran

Terolah Minimal. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Vol

60,07.

Wills, R.H.H., T.H. Lee, Graham, W.B. Mcglasson and E.G. Hall.

1988. Postharvest an Introduction to The Physiology

and Handling of Fruit and Vegetables. New South

Wales University Press. Kensington.

Wills, R.H.H., T.H. Lee, Graham, W.B. Mcglasson and E.G. Hall.

1981. Postharvest an Introduction to The Physiology

and Handling of Fruit and Vegetables. South China

Printing Co. Hongkong.

Winarno, F.G. 1983. Gizi Pangan, Teknologi dan Konsumsi.

Penerbit Gramedia. Jakarta.

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

80

Page 81: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Winarno, F.G. dan Jennie. 1982. Kerusakan Bahan Pangan

dan Cara Pencegahannya. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Winarno, F.G. dan M. A. Wirakartakusumoh 1981. Fisiologi

Lepas Panen. Sastra Hudaya. Jakarta.

Wiryanta, W.T.B. 2004. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka.

Jakarta.

Zakar, A dan Zainal. 2004. Perubahan Mutu Buah Anggur

Impor Pada Berbagai Suhu Penyimpanan. Jurnal Sains

dan Teknologi Vol.4 No.2: 72-82.

81

Page 82: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Kerja

1. Pengukuran Kadar Air

Sampel bahan ditimbang.

Ditempatkan dalam cawan aluminium foil.

Dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105OC

selama 24 jam kemudian dilakukan

penimbangan hingga beratnya konstan.

Kadar air dihitung menggunakan rumus :

% Kadar Air =

2. Pengukuran Susut Bobot

Bobot awal bahan ditimbang menggunakan

timbangan digital.

Bobot akhir bahan ditimbang dengan cara

melakukan penimbangan setiap 24 jam sekali

selama masa simpan yang telah ditentukan (7

hari).

Dilakukan perhitungan dengan rumus :

% Susut Bobot =

82

Page 83: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

3. Pengukuran Tekstur

Tempatkan sampel pada tabel dasar.

Ketinggian meja disesuaikan sehingga

permukaan sampel dalam 5 mm dari probe.

Pasang probe yang dipilih.

Mengatur modetes untuk Normal.

Mengatur nilai pemicu.

Mengatur tes kecepatan dan jarak.

Tekan tombol START. Berat probe akan auto

nol dan kemudian tes akan dimulai.

Catat semua hasil tes.

Lepaskan sampel dan probe dibersihkan.

4. Pengukuran O2

O2 analyzer dihubungkan pada arus listrik (stop

kontak).

Ditekan tombol on/off untuk mengaktifkan alat.

Dilakukan kalibrasi alat terlebih dahulu.

83

Page 84: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Selang dimasukkan ke dalam lubang toples dan

dipompa sampai angka display stabil.

Hasil tes dicatat.

84

Page 85: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Lampiran 2. Kadar Air

a. Tabel Data Kadar Air

Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Total

KONTROL 89,351 91,031 90,040 270,422

KALIUM PERMANGANAT 91,465 91,041 90,621 273,126

ZEOLIT 90,328 89,105 90,920 270,353

KARBON AKTIF 91,107 90,407 90,928 272,443

TOTAL 362,251 361,584 362,5101086,34

4

b. Tabel Analisis Ragam ANOVA

Sumber Keseragaman db JK KT Fhit Ftab 5%

Keseragaman 2 0.11 0.06 0.09 0.12

Galat 9 5.64 0.63

Total 11 5.75

85

Page 86: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

c. Missing Value Kadar Air

Result Variables

Result

Variable

N of

Replace

d

Missing

Values

Case

Number

of Non-

Missing

Values

N of

Valid

Cases Creating Function

First Last

1kadar_ai

r_15 1 28 28

SMEAN(

kadar_ai

r)

86

Page 87: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Lampiran 3. Susut Bobot

a. Tabel Data Susut Bobot

PERLAKUAN Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Total

KONTROL 2.043 2.197 2.054 6.296

KALIUM PERMANGANAT 4.511 4.729 3.857 13.097

ZEOLIT 6.164 8.016 5.239 19.420

KARBON AKTIF 5.281 6.536 5.453 17.271

TOTAL 18.000 21.479 16.605 56.086

b. Analisis Ragam ANOVA

Sumber Keseragaman db JK KT Fhit Ftab 5%

Keseragaman 2 3.15 1.57 0.39 0.67

Galat 9 35.61 3.95

Total 11 38.76

c. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

BNT0,05 = t0,05(galat) ×

= t0,05(9) ×

= 2,26216 ×

= 2,26216 × 1,624287651

= 3,674398552

87

Page 88: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

88

Page 89: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

d. Uji Lanjut BNT

PERLAKUAN RATA-RATA NOTASI

KONTROL 2.098 a

KMNO4 4.365 a

ZEOLIT 5.757 ab

KARBON AKTIF 6.473 b

89

Page 90: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Lampiran 4. Tekstur

a. Tabel Data Tekstur

PERLAKUAN Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan3 Total

KONTROL 0.524 0.492 0.500 1.516

KMnO4 0.461 0.541 0.472 1.474

ZEOLIT 0.482 0.507 0.575 1.564

KARBON AKTIF 0.584 0.579 0.538 1.702

TOTAL 2.052 2.119 2.085 6.256

b. Analisis Ragam ANOVA

Sumber Keseragaman db JK KT Fhit Ftab 5%

Keseragaman 20.00

1 1.631756.53

8 0.436

Galat 90.01

9 0.002

Total 110.02

0

c. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

BNT0,05 = t0,05(galat) ×

= t0,05(9) ×

= 2,26216 ×

= 2,26 × 0,032832045

= 0,07427134

90

Page 91: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

91

Page 92: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

d. Uji Lanjut BNT

PERLAKUAN RATA-RATA NOTASI

KMNO4 0.491 a

KONTROL 0.505 a

ZEOLIT 0.521 a

KARBON AKTIF 0.567 b

92

Page 93: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Lampiran 5. Kadar O2

a. Tabel Data O2

PERLAKUAN Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan3 Total

KONTROL 14.657 13.257 15.157 43.071

KMnO4 19.214 19.286 2.014 40.514

ZEOLIT 18.786 18.200 18.171 55.157

KARBON AKTIF 18.886 18.671 19.714 57.271

TOTAL 71.543 69.414 55.057 196.014

b. Analisis Ragam ANOVA

Sumber Keseragaman db JK KT Fhit Ftab 5%

Keseragaman 2 40.20320.10

1 0.780 2.512

Galat 9 231.794 25.754Total 11 271.997

93

Page 94: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Lampiran 6. Data Perhitungan Laju Respirasi (mlO2/Kg.Jam)

PERLAKUANPENGAMATAN HARI KE-

1 2 3 4 5 6 7

KONTROL 1 993.486 927.032 883.929 822.043 726.000 725.000 510.714KONTROL 2 543.956 499.632 557.463 493.103 358.594 290.438 234.940

KONTROL 3 523.973 476.289 507.612 485.612 463.043 398.524 343.820KARBON AKTIF 1 1103.873 1084.452 1048.929 1017.204 966.000 993.750 942.857KARBON AKTIF 2 624.354 597.786 582.156 575.188 566.534 552.439 558.228KARBON AKTIF 3 574.662 562.500 556.701 550.000 558.065 538.686 531.365ZEOLIT 1 1101.884 1077.320 1042.708 939.502 909.307 954.291 929.310ZEOLIT 2 608.633 598.921 601.095 605.769 530.677 506.939 481.481ZEOLIT 3 576.125 575.000 536.842 508.273 492.701 495.167 475.472KMnO4 1 1111.579 1084.452 1045.196 1022.283 1010.701 975.279 946.415KMnO4 2 592.759 582.353 574.737 563.701 560.870 510.989 478.652KMnO4 3 573.000 541.806 459.122 431.507 429.758 418.310 432.384

94

Page 95: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Lampiran 7. Data Pengamatan Kadar Air (%)

PERLAKUANPENGAMATAN HARI KE-

1 2 3 4 5 6 7

KONTROL 1 91.429 91.428 84 89.189 90.625 90.323 88.462

KONTROL 2 93.182 93.181 88.235 91.525 91.429 91.429 88.235

KONTROL 3 89.796 88.889 90.244 91.892 89.744 89.474 90.244

KARBON AKTIF 1 93.750 91.667 92.307 91.429 91.304 90.909 88.889

KARBON AKTIF 2 90.000 92.592 91.489 88.889 91.429 90.385 92.500

KARBON AKTIF 3 91.304 91.428 86.206 91.489 90.909 91.837 91.170

ZEOLIT 1 90.323 90.322 92.682 88.000 90.323 90.323 90.323

ZEOLIT 2 90.385 90.322 90.697 89.744 81.818 90.385 90.385

ZEOLIT 3 92.105 90 90.476 92.308 87.879 91.837 91.837

KMnO4 1 91.429 89.473 92.452 92.000 90.909 93.023 88.462

KMnO4 2 91.667 91.667 88 87.879 91.837 91.176 90.625

KMnO4 3 92.000 90.384 89.795 91.176 91.176 90.476 91.489

Lampiran 8. Data Pengamatan Susut Bobot (%)

95

Page 96: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

PERLAKUANPENGAMATAN HARI KE-

1 2 3 4 5 6 7

KONTROL 1 0.383 1.916 3.831 6.897 11.494 13.410 14.943

KONTROL 2 0.366 1.832 4.396 6.227 8.059 8.791 12.088

KONTROL 3 0.342 1.027 4.795 5.479 7.192 8.562 13.014

KARBON AKTIF 1 0.352 1.408 1.761 3.169 7.042 11.268 11.972

KARBON AKTIF 2 0.000 0.738 1.845 7.380 9.225 12.546 14.022

KARBON AKTIF 3 0.000 1.689 2.703 5.743 7.432 8.446 12.162

ZEOLIT 1 0.342 1.370 3.767 6.164 8.219 10.616 12.671

ZEOLIT 2 0.719 1.439 6.475 9.712 11.871 12.590 13.309

ZEOLIT 3 0.346 1.384 3.806 5.190 6.920 8.304 10.727

KMnO4 1 0.702 1.404 3.158 4.912 5.614 7.018 8.772

KMnO4 2 0.345 1.724 3.103 4.828 5.862 7.931 9.310

KMnO4 3 0.333 1.333 2.667 3.667 5.333 6.333 7.333

Lampiran 9. Data Pengamatan Tekstur (Kg/Cm2)

PERLAKUAN PENGAMATAN HARI KE-

96

Page 97: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

1 2 3 4 5 6 7KONTROL 1 0.510 0.628 0.433 0.525 0.652 0.494 0.424KONTROL 2 0.386 0.795 0.418 0.525 0.673 0.505 0.142KONTROL 3 0.553 0.559 0.546 0.583 0.470 0.706 0.084KARBON AKTIF 1 0.876 0.594 0.398 0.321 0.577 0.620 0.702KARBON AKTIF 2 0.611 0.706 0.448 0.488 0.638 0.464 0.702KARBON AKTIF 3 0.522 0.705 0.518 0.655 0.484 0.524 0.359

ZEOLIT 1 0.474 0.581 0.859 0.465 0.341 0.514 0.142

ZEOLIT 2 0.629 0.602 0.443 0.345 0.394 0.521 0.612

ZEOLIT 3 0.444 0.647 0.593 0.681 0.630 0.377 0.653

KMnO4 1 0.542 0.451 0.537 0.416 0.476 0.392 0.416

KMnO4 2 0.771 0.456 0.759 0.519 0.444 0.416 0.421

KMnO4 3 0.439 0.422 0.453 0.656 0.787 0.460 0.084

97

Page 98: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Lampiran 10. Data Pengamatan Kadar O2 (%)

PERLAKUANPENGAMATAN HARI KE-

1 2 3 4 5 6 7

KONTROL 1 17.1 15.9 15 13.9 12.1 11.6 7.8

KONTROL 2 16.5 15.1 16.6 14.3 10.2 8.1 6.5

KONTROL 3 17 15.4 16.3 15 14.2 12 10.2

KARBON AKTIF 1 19 18.6 17.8 17.2 16.1 15.9 14.4

KARBON AKTIF 2 18.8 18 17.4 17 15.8 15.1 14.7

KARBON AKTIF 3 18.9 18.5 18 17.6 17.3 16.4 16

ZEOLIT 1 19.5 19 18.2 16 15.1 15.5 14.7

ZEOLIT 2 18.8 18.5 18.3 17.5 14.8 13.8 13

ZEOLIT 3 18.5 18.4 17 15.7 15 14.8 14

KMnO4 1 19.2 18.6 17.8 17.1 16.6 15.9 15.2

KMnO4 2 19.1 18.7 18.2 17.6 17.2 15.5 14.2

KMnO4 3 19.1 18 15.1 14 13.8 13.2 13.5

98

Page 99: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Lampiran 11. Kuisioner Organoleptik

Lembar Kuisioner Uji Sifat Organoleptik

Nama :

Hari/Tanggal :

Umur :

Tanda Tangan :

Dihadapan saudara disajikan … sampel buah tomat, saudara diminta memberikan penilaian terhadap warna kulit luar tomat, tekstur dan aroma. Kisaran nilai yang diberikan adalah 1-7, semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin tinggi tingkat kesukaan.

Kode Warna Aroma Tekstur

Selang angka dan nilai kesukaan :

1. Amat sangat tidak suka

2. Sangat tidak suka

3. Tidak suka

4. Netral

5. Suka

6. Sangat suka

99

Page 100: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

7. Amat sangat suka

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

Buah Tomat Siap Dikemas

Kemasan Buah

Tomat

100

Page 101: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

Pengukuran Laju Respirasi

Buah Tomat Setelah Dioven Selama 24 Jam

101

Page 102: PENGGUNAAN BAHAN PENUNDA KEMATANGAN (KALIUM …repository.ub.ac.id/3598/1/LAPORAN SKRIPSI LESTARI... · pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buahnya yang kurang sempurna. Kelembaban

102