tugaslagi (printt)

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Demam Berdarah dengue adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia sedangkan manifestasi klinis dan infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan demam berdarah dengue (Sylvana F, 2009). Dengue adalah penyakit daerah tropis dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari. Penyakit demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia hal ini tampak dari kenyataan seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue. Sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularanya sudah tersebar luas di perumahan- perumahan penduduk. Walaupun angka kesakitan penyakit ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun sebaliknya angka kematian cenderung menurun , karena semakin dini penderita mendapat penanganan oleh petugas kesehatan

Upload: andri-roukmana

Post on 01-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dvdsssasdsv

TRANSCRIPT

Page 1: tugasLAGI (PRINTT)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Demam Berdarah dengue adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit

akibat infeksi dengan virus dengue pada manusia sedangkan manifestasi klinis

dan infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan demam berdarah

dengue (Sylvana F, 2009).

Dengue adalah penyakit daerah tropis dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes

Aegypti, nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari.

Penyakit demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan di Indonesia hal

ini tampak dari kenyataan seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk

terjangkit penyakit demam berdarah dengue. Sebab baik virus penyebab maupun

nyamuk penularanya sudah tersebar luas di perumahan-perumahan penduduk.

Walaupun angka kesakitan penyakit ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun

sebaliknya angka kematian cenderung menurun , karena semakin dini penderita

mendapat penanganan oleh petugas kesehatan yang ada di daerah – daerah.

Demam berdarah dengue penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan

gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua

hari pertama (Susatyo, 2009).

1.2. Tujuan

1. Mengetahui tentang Demam Berdarah

2. Mengetahui cara pemeriksaan lab pada penyakit Demam Berdarah

3. Mengetahui cara penanggulangan Demam Berdarah

Page 2: tugasLAGI (PRINTT)

1.3. Manfaat

Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai penyakit demam

berdarah, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kepustakaan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.

Page 3: tugasLAGI (PRINTT)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demam Berdarah

2.1.1 Pengertian

Demam Berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus

Dengue, yang masuk kedalam peredaran darah manusia lewat gigitan nyamuk dari

jenis Aedes, yaitu Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit demam berdarah

ini sering ditemukan didaerah tropis dan suptropis diseluruh belahan dunia.

Demam berdarah akan mewabah pada saat udara lembab, terutama disaat musim

hujan seperti sekarang ini. Dan parahnya lagi jika sistem imun sudah terbentuk

akibat infeksi pertama justru akan menyababkan kemunculan gejala penyakit

demam berdarah yang lebih parah saat terinfeksi untuk yang kedua kalinya

(Wiradharma, 1999).

Demam berdarah dengue (dengue henorrhagic fever, DHF), adalah suatu

penyakit trombositopenia infeksius akut yang parah, sering bersifat fatal, penyakit

febril yang disebabkan virus dengue. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang

ditandai hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan

tubuh, abnormalitas hemostasis, dan pada kasus yang parah, terjadi suatu sindrom

renjatan kehilangan protein masif (dengue shock syndrome), yang dipikirkan

sebagai suatu proses imunopatologik (Mashoedi, 2007)

Page 4: tugasLAGI (PRINTT)

2.1.2 Penularan

Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan

manusia. Virus dengue sebagai penyebab munculnya gejala demam berdarah

hanya dapat ditularkan melalui nyamuk. Penyakit ini termasuk kedalam kelompok

arthropod borne diseases. Virus dengue berukuran 35 – 45nm. Virus ini dapat

terus tumbuh dan berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk. Terdapat tiga

faktor yang memegang peran pada penularan infeksi dengue, yaitu manusia, virus,

dan vektor perantara. Virus dengue masuk kedalam tubuh nyamuk pada saat

menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, kemudian virus dengue

ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus yang infeksius. Virus dengue berada dalam darah selama 4 -7 hari

mulai 1 -2 hari sebelum demam (masa inkubasi instrinsik). Penularan virus

dengue ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk), sebelum

menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya

(probosis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus

dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. Hanya nyamuk Aedes aegypti

betina yang dapat menularkan virus dengue dan menyebabkan danya gejala

demam berdarah (Fahmi, 2006).

Page 5: tugasLAGI (PRINTT)

Gambar 1.1 Siklus Penularan

2.1.3. Pencegahan

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian

vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara

lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu:

2.1.3.1 Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain

dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,

modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,

dan perbaikan desain rumah. PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik

atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak dapat berkembang biak.

Pada dasarnya PSN ini dapat dilakukan dengan menguras bak mandi dan tempat-

tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali. Ini dilakukan atas

Page 6: tugasLAGI (PRINTT)

dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk

adalah 7-10 hari.

Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan

tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-

tempat tersebut, dan mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung

setidaknya seminggu sekali.

Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas

terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk,

seperti sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik.

Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dengan

menggunakan tanah. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta

membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-

sampah dari daun (Widiyanto, 2007).

2.1.3.2 Biologis

Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan nyamuk

dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. seperti memelihara

ikan cupang pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri Bt H-14.

2.1.3.3 Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta

pembasmian nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan kimia.

Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan/fogging dengan

menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk mengurangi

kemungkinan penularan Aides aegypti sampai batas tertentu dan memberikan

Page 7: tugasLAGI (PRINTT)

bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air,

vas bunga, kolam dan lain-lain (Wiguna, 2014).

Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD

adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut dengan

istilah 3M plus yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras bak

mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali serta

menimbun sampah-sampah dan lubang-lubang pohon yang berpotensi sebagai

tempat perkembangan jentik-jentik nyamuk. Selain itu juga dapat dilakukan

dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik

nyamuk, menur larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, memasang kelabu,

menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk,

memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan

kondisi setempat. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan tindakan

untuk memutus mata rantai perkembangan nyamuk (Sutrisno, 2005). Tindakan

PSN terdiri atas beberapa kegiatan antara lain:

3M adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan

menghindari gigitan nyamuk Demam Berdarah dengan cara:

1. Menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi,

tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain-lain

seminggu sekali.

2. Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong,

drum, dan lain-lain.

Page 8: tugasLAGI (PRINTT)

3. Mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah yang

dapat menampung air hujan (Kalyanamitra, 2012).

Gambar 1.2 Pencegahan Demam Berdarah.

2.2. Pemeriksaan laboratorium pada Demam Berdarah

Demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan problem kesehatan di

dunia, dimana tidak saja mengenai anak-anak namun juga penderita dewasa, yang

bahkan pada beberapa kasus diakhiri dengan tidak tertolongnya jiwa

penderita.Untuk mengantisipasi agar diagnosis DBD dapat ditegakkan dengan

segera, diperlukan pemahaman imunopatogenesis penyakit DBD, pemeriksaan

laboratorium yang tepat dan interpretasi yang didapat dari hasil laboratorium

untuk melengkapi gejala klinis yang ada. Permasalahan sering timbul akibat dari

miskomunikasi klinisi dengan fihak laboratorium, baik dokter spesialis patologi

Page 9: tugasLAGI (PRINTT)

klinik, analis, teknisi dan pasien, di samping tahapan praanalitik, analitik dan

pascaanalitik.

Penegakkan diagnosis DBD masih menggunakan kriteria WHO, 1997,

yaitu kriteria klinis dan laboratoris berupa trombositopenia kurang dari 100.000/ul

atau peningkatan hematokrit ≥ 20%. Hal yang tak kalah penting adalah

memahami kelemahan pemeriksaan laboratorium tersebut. Pemeriksaan

hemoglobin, leukosit, hitung jenis, hapusan darah tepi maupun enzim hati seperti

SGOT dan SGPT, juga diperlukan untuk memberi informasi lebih terhadap

penunjang diagnosis DBD.

Pemeriksaan serologis berupa IgM dan IgG antidengue sangat diperlukan

untuk membedakan demam yang diakibatkan virus dengue ataukah demam oleh

sebab lain (demam tifoid, influenza, malaria, hepatitis dan lain-lain).Saat ini sudah

ada tes yang dapat mendiagnosis  DBD dalam waktu demam 8 hari pertama yaitu

antigen virus dengue yang disebut dengan antigen NS1. Keuntungan mendeteksi

antigen NS1 yaitu untuk mengetahui adanya infeksi dengue pada penderita

tersebut pada fase awal demam, tanpa perlu menunggu terbentuknya antibodi.

Pemeriksaan IgM dan IgG antidengue juga diperlukan untuk membedakan apakah

infeksi tersebut pertama kali/ primer atau infeksi sekunder/tersier/berikutnya. Hal

ini penting untuk penatalaksanaan manajemen terapi di samping epidemiologi,

karena pada infeksi sekunder keadaan dapat menjadi lebih berat (DBD/SSD=

Sindrom Syok Dengue).

Page 10: tugasLAGI (PRINTT)

Pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui serotipe DEN1,2,3,4 dari virus

dengue saat ini banyak dilakukan dengan metode molekuler yaitu RT-PCR

(Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction ) (Aryati, 2009).

Gambar 1.3 Alat Pemeriksaan Demam Berdarah.

Page 11: tugasLAGI (PRINTT)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sylvana, F. 2009. Demam Berdarah Dengue. Universitas Wijaya Kusuma,

Surabaya.

2. Susatyo. 2009. Demam Berdarah (Demam Dengue).

3. Wiradharma. 1999. Diagnosis Cepat Demam Berdarah Dengue. Jurnal

Kedokteran Trisakti Jakarta.univmed.org.

4. Mashoedi. 2007. Hubungan antara distribusi serotipe virus dengue dari isolat

nyamuk aedes spesies dg tingkat endemisitas demam berdarah dengue.

Jurnal epidemiologi. eprints.undip.ac.id.

5. M Fahmi. 2006. Penyakit emam berarah dengue. Universitas Diponegoro

Semarang. eprints.undip.ac.id.

6. Widiyanto T. 2007. Kajian manajemen lingkungan terhadap kejadian demam

berdarah. Universitas Diponegoro Semarang.eprints.undip.ac.id.

7. Wiguna, C. 2014. Pencegahan Demam Berdarah Melalui Metode

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

8. Sutrisno. 2005. Pengaruh Pelatihan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam

Berdarah Dengue terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Anak di

Sekolah. Universitas Diponegoro Semarang.

9. Kalyanamitra. 2012. Demam berdarah gejala penularan dan pengobatan.

Jakarta.

10. Aryati. 2009. Pemeriksaan Laboratorium pada Demam Berdarah. Universitas

Airlangga, Surabaya.