tugas agama

17

Click here to load reader

Upload: rara-muuztmuuztmuccu

Post on 12-Dec-2014

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Agama

Tugas Pendidikan Agama:

“HUBUNGAN AGAMA DENGAN MANUSIA”

Di susun oleh : Kelompok 6

1. MAYANG SARI

2. NADIRAH

3. NURUL ADE SEPTIANY

4. ZIKRIANI SETIARINI

5. SITI HAJAR

AKADEMI KEBIDANAN GRAHA ANANDA

TAHUN AJARAN 2012/2013KATA PENGANTAR

2

Page 2: Tugas Agama

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Illahi Rabi yang telah mengizinkan

dan memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini yang berjudul “HUBUNGAN MANUSIA DENGAN

AGAMA”. Tak lupa shalawat dan salam kita curahkan kepada junjunan besar

Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Agama

Islam. Dalam makalah ini dibahas tentang Keluarga adalah jiwa masyarakat,

sejahtera atau tidaknya suatu bangsa, kemajuan atau keterbelakangannya,

pintar atau bodohnya adalah cerminan dari keadaan keluarga yang hidup pada

masyarakat atau bangsa tersebut.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan dari berbagai

pihak, penulisan karya tulis ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Sehingga

dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat :

1.   Dosen mata kuliah Agama Islam, SARFAN S.Fil.I

2.   Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan serta doanya demi

terselesaikannya makalah ini.

3.  Rekan-rekan di kelas 1D serta sahabat-sahabatku yang telah bersedia

memberikan dukungan serta pengorbanan demi terselesaikannya makalah ini.

4.   Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca pada umumnya dalam memajukan pendidikan. Semoga

Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, amin.

Mamboro, September 2012

Penulis

i.i

DAFTAR ISI

2

Page 3: Tugas Agama

KATA PENGANTAR .............................................................i.i DAFTAR ISI.............................................................................i.ii

BAB I PENDAHULUANA.Latar belakang..................................................................... 1B.Rumusan masalah................................................................ 1C,Tujuan penulisan................................................................. 1D.Metode penulisan................................................................. 2E.Sistematika penulisan.......................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN.A.Pengertian agama..................................................................1B.Konsepsi agama......................................................................C.Hubungan manusia dan agama............................................D.Agama sebagai petunjuk sosial.............................................

BAB IIIPENUTUPA.Kesimpulan...........................................................................i.B.Saran......................................................................................

i.iiBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

2

Page 4: Tugas Agama

Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memilki

potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur) potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri makan/minum, seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi takwa seseorang lemah, karena tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku manusia dalam hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi fujurnya yang bersifat instinktif atau implusif (seperti berjinah, membunuh, mencuri, minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main judi). Agar hawa nafsu itu terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

B. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini

adalah “Hubungan Manusia Dengan Agama”.Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :1. Pengertian Agama2. Konsepsi Agama3. Hubungan Agama Dan Manusia4. Agama Sebagai Petunjuk Tata Sosial

C. Tujuan PenulisanPada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu

tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama.Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :1. Untuk mengetahui pengertian agama2. Untuk mengetahui Konsepsi agama3. Untuk mengetahui Hubungan agama dengan manusia4. Untuk mengetahui bahwa agama adalah pedoman tata sosial manusia

D. Metode PenulisanDalam proses penyusunan makalah ini menggunakan motede heuristic.

Metode yaitu proses pencarian dan pengumpulan sumber-sumber dalam melakukan kegiatan penelitian. Metode ini dipilih karena pada hakekatnya sesuai dengan

kegiatan penyusunan dan penulisan yang hendak dilakukan. Selain itu, penyusunan juga menggunakan studi literatur sebagai teknik pendekatan dalam proses penyusunannya.

2

Page 5: Tugas Agama

E. Sestimatika Penulisan Sistematika penyusunan makalah ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yang selanjutnya dijabarkan sebagai berikut :Bagaian kesatu adalah pendahuluan. Dalam bagian ini penyusun memeparkan beberapa Pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan permasalah utama. Pada bagian pendahuluan ini di paparkan tentang latar belakang masalah batasan, dan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, metode penulisan dan sistematika penulisan makalah.Bagian Kedua yaitu pembahasan. Pada bagian ini merupakan bagaian utama yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah. Penyususn berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber/bahan.Bagian ketiga yaitu Kesimpulan. Pada Kesempatan ini penyusun berusaha untuk mengemukakan terhadap semua permasalahan-permasalahan yang dikemukakan oleh penyusun dalam perumusan masalah.

BAB IIHUBUNGAN MANUSIA DAN AGAMA

2

Page 6: Tugas Agama

A. Pengertian Agama Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu : religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan berulang-ulang. Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti : hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan, dan pembalasan. Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut (Moh. Syafaat, 1965). Dari sudut sosiologi, Emile Durkheim (Ali Syari’ati, 1985 : 81) mengartikan agama sebagai suatu kumpulan keayakinan warisan nenek moyang dan perasaan-perasaan pribadi, suatu peniruan terhadap modus-modus, ritual-ritual, aturan-aturan, konvensi-konvensi dan praktek-praktek secara sosial telah mantap selama genarasi demi generasi.Sedangkan menurut M. Natsir agama merupakan suatu kepercayaan dan cara hidup yang mengandung faktor-faktor antara lain :a. Percaya kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup.b. Percaya kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rosulnya.c. Percaya dengan adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia.d. Percaya dengan hubungan ini dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari.e. Percaya bahwa dengan matinya seseorang, hidup rohnya tidak berakhir.f. Percaya dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan dengan Tuhan.g. Percaya kepada keridhoan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini.Sementara agama islam dapat diartikan sebagai wahyu Allah yang diturunkan melalui para Rosul-Nya sebagai pedoman hidup manusia di dunia yang berisi Peraturan perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia ini dan di akhirat kelak.

B. Konsepsi Agama Dalam Al-Qur’an Surat Al-Bakoroh 208, Allah berfirman :

ومبين عد لكم انه الشيطن خطوت والتتبعوا كافة السلم فى امنواادخلوا الدين يايهاArtinya : Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu kedalam islam secara utuh,

keseluruhan (jangan sebagian-sebagaian) dan jangan kamu mengikuti langkah setan, sesunggungnya setan itu musuh yang nyata bagimu.Kekaffahan beragama itu telah di contohkan oleh Rosulullah sebagai uswah hasanah bagi umat islam dalam berbagai aktifitas kehidupannya, dari mulai masalah-masalah

2

Page 7: Tugas Agama

sederhana (seperti adab masuk WC) samapi kepada masalah-masalah komplek (mengurus Negara). Beliu telah menampilkan wujud islam itu dalam sikap dan prilakunya dimanapun dan kapanpun beliu adalah orang yang paling utama dan sempurna dalam mengamalkan ibadah mahdlah (habluminallah) dan ghair mahdlah (hablumminanas). Meskipun beliau sudah mendapat jaminan maghfiroh (ampunan dari dosa-dosa) dan masuk surga, tetapi justru beliau semakin meningkatkan amal ibadahnya yang wajib dan sunah seperti shalat tahajud, zdikir, dan beristigfar. Begitupun dalam berinteraksi sosial dengan sesama manusia beliu menampilkan sosok pribadi yang sangat agung dan mulia. Kita sebagai umat islam belum semuanya beruswah kepada Rasulullah secara sungguh-sungguh, karena mungkin kekurang pahaman kita akan nilai-nilai islam atau karena sudah terkontaminasi oleh nilai, pendapat, atau idiologi lain yang bersebrangan dengan nilai-nilai islam itu sendiri yang di contohkan oleh Rasulullah SAW.Diantara umat islam masih banyak yang menampilkan sikap dan prilakunya yang tidak selaras, sesuai dengan nila-nilai islam sebagai agama yang dianutnya. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan kejadian atau peristiwa baik yang kita lihat sendiri atau melalui media masa mengenai contoh-contoh ketidak konsistenan (tidak istikomah) orang islam dalam mempedomani islam sebagai agamanya.

C. Hubungan Agama Dan Manusia Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi nilai-nilai keimanannya.Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan film-film yang berbau porno.2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar aurat. 3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru berprilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama.4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan kepentingan kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak menguntungkan

bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan bahkan dapat

2

Page 8: Tugas Agama

memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri. Dan hubungan manusia dengan agama juga terdiri dari :

1. Fitrah terhadap agama Kenyataan ditemukanya berbagai macam agama dalam masyarakat sejak dahulu hingga kini membuktikan bahwa sistem keyakina adalah tabiat yang merata pada manusia. Tabiat ini telah ada sejak manusia lahir sehingga tak ada pertentangan sedikit pun dari seseorang yang tumbuh dewasa dalam sebuah sistem kehidupan. Dimensi pahala dan dosa serta hari pembalasan terdapat pada hampir semua agama yang ada di dunia. Dimensi ini secara luas diterima manusia bahkan dalam cara berpikir modern sekalipun.Pahanm meterialisme yang menggap materi sebagai hakikat yang abadi di alam ini justru tidak mendapat tempat di dunia modern. Bertrand Russel menyatakan bahwa Teori Relativitas telah menjebol pengertian tradisional mengenai subtansi lebih dahsyat dari argumen filosofi mana pun. Materi bagi pengertian sehari-hari adalah sesuatu yang bertahan dalam waktu dan bergerak dalam ruang. Tetapi bagi ilmu alam, relativitas pandangan tersebut tak dapat lagi di benarkan. Sebongkah materi tidak lagi merupakan sebuah benda yang tetap dengan keadaan yang bermacam-macam tetapi merupakan suatu sistem peristiwa yang saling berhungan.

2. Pencarian manusia terhadap Agama Akal yang sempurna akan senantiasa menuntut kepuasan berpikir. Oleh karena itu pencarian manusia terhadap kebenaran agama tak pernah lepas dari muka bumi ini. Penyimpangan dari sebuah ajaran agama dalam sejarah kehidupan manusia dapat diketahui pada akhirnya oleh pemenuhan kepuasan berpikir manusia yang hidup kemudian. Nabi Ibrahima a.s. dikisahkan sangat tidak puas menyaksikan bagaimana manusia mempertuhankan benda-benda mati di alam ini seperti matahari,bulan dan

bintang. Demikian pula Nabi Muhammad saw. pada akhirnya memerlukan tahannus karena jiwanya tak dapat menerima aturan hidup yang dikembangkan masyarakat Quraisy di Mekah yang mengaku masih menyembah Tuhan Ibrahim.

Seiring dengan sifat-sifat mendasar pada diri manusia itu Alquran dalam sebagaian besar ayat-ayatNya menantang kemampuan berfikir manusia untuk

menemukan kebenaran yang sejati sebagaimana yang di bawa dalam ajaran islam. Akibat adanya proses berfikir ini, baik itu merupakan sebuah kemajuan atau kemunduran, terjadilah perpindahan (transformasi) agama dalam kehidupan manusia.

3. Konsintensi keagamaan

2

Page 9: Tugas Agama

Manusia diciptakan dengan hati nurani yang sepenuhnya mampu mengatakan realitas secara benar dan apa adanya. Namun manusia juga memiliki keterampilan kejiwaan lain yang dapat menutupi apa-apa yang terlintas dalam hati nuraninya, yaitu sifat berpura-pura. Meskipun demikian seseorang berpura-pura hanya dalam situasi tertentu yang sifatnya temporal dan aksidental. Tiada keberpura-puraan yang permanen dan esensial. Sikap konsisten seseorang terhadap agamanya terletak pada pengakuan hati nuraninya terhadap agama yang di peluknya. Diantara langkah-langkahnya adalah:

a. Pengenalan Seseorang harus mengenal dengan jelas agama yang dipeluknya sehingga bisa

Menbedakanya dengan agama yang lainb. Pengertian

Ajaran agama yang dipeluk pasti memiliki landasan yang kuat, tempat dari mana seharusnya kita memandang. Mengapa suatu ajaran diajarkan, apa faedahnya untuk kehidupan pribadi dan masyarakat, apa yang akan terjadi jika manusia meninggalkan ajaran tersebut dan lain-lainnya adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya akan mengantarkan kita kepada sebuah pengertian. Seseorang yang mengerti ajaran agamanya akan dengan mudah mempertahankannya dari upaya-upaya pengacauan dari orang lain. Ia juga dapat menyiarkan ajaran agamanya dengan baik dan bergairah.

c. PenghayatanPenghayatan terhadap suatu ajaran agama lebih tinggi nilainya dari pada

sekedar pengertian. Ajaran yang hidup pada jiwa dan menjadi sebuah kecenderungan yang instingtif mencerminkan tumbuhnya sebuah kesatuan yang tak terpisahkan antara agama dan kehidupan. Interaksi seseorang terhadap ajaran agamanya pada fase ini tidak sekedar dengan pikirannya tetapi lebih jauh masuk ke relung-relung hatinya. Dengan penghayatan yang mendalam seseorang dapat mengamalkan ajaran agamanya, melahirkan keyakinan atau keimanan yang mendorongnya untuk melaksanakan agama dengan tulus ikhlas.

d. Pengabdian Seseorang yang tidak lagi memiliki ambisi pribadi dalam mengamalkan ajaran

agamanya akan dapat memasuki pengabdian yang sempurna. Kepentingan hidupnya adalah kepentingan agamanya, tujuan hidupnya adalah tujuan agamanya, dan warna jiwanya adalah warna agamanya. Orang yang memasuki fase ini bagaikan sudah tak memiliki dirinya lagi, karena demikianlah hakikat penghambatan. Fase penghambatan ini yang disebut ibadah, yaitu penyerahan diri secara total dan menyeluruh kepada Tuhannya. Penghambatan ini akan menjelmakan pengamalan cara-cara ibadah tertentu (ritual, mahdahah) adan meletakkan seluruh hidupnya di bawah pengabdian kepada Tuhannya (gair mahdah).

e. Pembelaan

2

Page 10: Tugas Agama

Apabila kecintaan seseorang terhadap agamanya telah demikian tinggi maka tak boleh ada lagi yang menghalangi laju jalannya agama. Rintangan terhadap agama adalah rintangan terhadap dirinya sendiri sehingga ia akan segera melakukan pembe-laan. Ia rela mengorbankan apa saja yang ada pada dirinya , harta benda bahkan nyawa, bagi nama baik dan keagungan agama yang diperluknya. Pembela ini yang disebut jihad,yaitu suatu sikap jiwa yang sungguh-sungguh dalam membela agamanya.

Itulah makna konsistensi keagamaan seseorang yang ditampakkan pada jalan kehidupannya. Sejarah mencatat fenomena ini dalam berbagai agama dan ideologi yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan manusia.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berhijad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka orang-orang yang benar.

D. Agama Sebagai Petunjuk Tata Sosial Rosulullah SAW bersabda : “Innamaa bu’itstu liutammima akhlaaq” Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. Yang bertanggung jawab terhadap pendidikan akhlak adalah orang tua, guru, ustad, kiai, dan para pemimpin masyarakat. Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu adanya kerja sama yang sinerji dari berbagai pihak dalam menumbuhkembangkan akhlak mulya dan menghancur leburkan faktor-faktor penyebab maraknya akhlak yang buruk.

BAB IIIPENUTUP

2

Page 11: Tugas Agama

A.KESIMPULAN Kami dapat menyimpulkan bahwa hubungn manusia dengan agama sangat erat,dimana agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia diatasnya.Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kemajuan umat islam dan bahkan dapat memporaporadakan ikatan ukwah umat islam itu sendiri.Dan hubungan manusia dengan agama juga terdiri dari:

1. Fittrah terhadap agama2. Pencarian manusia terhadap agama3. Konsintensi agama

B.SARAN

Kita harus benar-benar mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan agama dan bagi pembaca semoga makalah ini dapat di jadikan sumber referensi dan tambahan pengetahuan. Bagi penulis untuk meningkatkan kualitas dalam penulisan makalah.

Direktorat perguruan tinggi agama islam

2

Page 12: Tugas Agama

Beragam bentuk cara atau sistematika penulisan proposal, hal ini tentunya berdasarkan kebutuhan. Akan tetapi secara umum sistematika penulisan proposal meliputi : Pendahuluan Dasar Pemikiran Tujuan Tema Jenis Kegiatan Target Sasaran/Peserta Waktu dan Tempat Pelaksanaan Anggaran Dana Susunan Panitia Jadwal Kegiatan Penutup Read more at: http://gocengblog.blogspot.com/2011/11/contoh-proposal.html Copyright by gocengblog.blogspot.com Terima kasih sudah menyebarluaskan aritkel iniPendahuluan Dasar Pemikiran Tujuan Tema Jenis Kegiatan Target Sasaran/Peserta Waktu dan Tempat Pelaksanaan Anggaran Dana Susunan Panitia Jadwal Kegiatan Penutup Download Contoh Proposal Read more at: http://gocengblog.blogspot.com/2011/11/contoh-proposal.html Copyright by gocengblog.blogspot.com Terima kasih sudah menyebarluaskan aritkel ini

2