tugas 3 merancang tebal perkerasan lentur

10
Diketahui : Jalan tipe = 4/2 D, dengan lebar lajur = 3,5 m CESA = 3086064,05 lss/lajur rencana/umur rencana CBRsegmen = 8 % Umur Rencana= 15 tahun Jawab : Menentukan nilai parameter yang akan digunakan untuk merancang tebal perkerasan lentur : Indeks Permukaan Awal (IP 0 ) dan Akhir (IP t ) Indeks Permukaan merupakan kinerja struktur perkerasan jalan untuk menerima beban dan melayani arus lalu lintas secara empiris. Tabel Indeks Permukaan pada awal umur rencana (IP 0 ) Jenis Lapis Permukaan IP 0 Laston > 4 3,9 – 3,5 Lasbutag 3,9 – 3,5 3,4 – 3,0 Lapen 3,4 – 3,0 2.9 – 2,5 Sesuai tabel diatas, untuk mendapatkan kerataan serta kekohan pada lapis permukaan jalan maka dipilih jenis lapis permukaan yaitu Laston dengan IP 0 = 4. Tabel Indeks Permukaan pada akhir umur rencana (IP t ) Fungsi Jalan Lokal Kolektor Arteri Tol

Upload: ryan-agustian-rahmatulloh

Post on 24-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

perkerasan jalan, teknik sipil

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 3 Merancang Tebal Perkerasan Lentur

Diketahui :

Jalan tipe = 4/2 D, dengan lebar lajur = 3,5 m

CESA = 3086064,05 lss/lajur rencana/umur rencana

CBRsegmen = 8 %

Umur Rencana= 15 tahun

Jawab :

Menentukan nilai parameter yang akan digunakan untuk merancang tebal perkerasan

lentur :

Indeks Permukaan Awal (IP 0) dan Akhir (IPt)

Indeks Permukaan merupakan kinerja struktur perkerasan jalan untuk menerima

beban dan melayani arus lalu lintas secara empiris.

Tabel Indeks Permukaan pada awal umur rencana (IP0)

Jenis Lapis Permukaan IP0

Laston > 4

3,9 – 3,5

Lasbutag 3,9 – 3,5

3,4 – 3,0

Lapen 3,4 – 3,0

2.9 – 2,5

Sesuai tabel diatas, untuk mendapatkan kerataan serta kekohan pada lapis

permukaan jalan maka dipilih jenis lapis permukaan yaitu Laston dengan IP0 = 4.

Tabel Indeks Permukaan pada akhir umur rencana (IPt)

Fungsi Jalan

Lokal Kolektor Arteri Tol

1 - 1,5 1,5 1,5 – 2 -

1,5 1,5 – 2 2 -

1,5 - 2 2 2 – 2,5 -

- 2 – 2,5 2,5 2,5

Sesuai tabel diatas, karena tipe jalan 4/2 D dan lebar jalan yaitu 14 m maka

dipilih fungsi jalan Arteri dengan IPt = 2,5.

Reliabilitas (R), Standar Deviasi Keseluruhan (S 0), dan Simpangan Baku (ZR)

Page 2: Tugas 3 Merancang Tebal Perkerasan Lentur

Reliabilitas (R) yaitu tingkat probabilitas bahwa struktur perkerasan mampu

melayani arus lalu lintas selama umur rencana sesuai dengan proses penurunan kinerja

struktur perkerasan.

Standar Deviasi Keseluruhan (S0) yang merupakan keseluruhan dari distribusi

normal sehubungan dengan kesalahan yang terjadi pada perkiraan lalu lintas dan kinerja

perkerasan.

Tabel nilai reliabilitas sesuai fungsi jalan

Fungsi JalanRekomendasi tingkat Reliabilitas

Urban Rural

Tol 85 – 99,9 80 – 99,9

Arteri 80 – 99 75 – 95

Kolektor 80 – 95 75 – 95

Lokal 50 - 80 50 – 80

Sesuai tabel diatas, karena fungsi jalan merupakan Arteri dan tingkat reliabilitas

Urban maka dipilih nilai R = 90%.

S0 = 0,4 ~ 0,5 (dipilih S0 = 0,5)

Tabel nilai reliabilitas, dan Zr

R (%) Zr

50 0

60 -0,253

70 -0,524

75 -0,674

80 -0,841

90 -1,282

99,9 -3,09

Sesuai tabel diatas, karena R = 90% maka simpangan baku normal Zr = -1,282.

Lintas Ekivalen Selama Umur Rencana (W 18)

W18 = CESA = 3086064,05 lss/lajur rencana/umur rencana

SN1 Surface AC D1

Page 3: Tugas 3 Merancang Tebal Perkerasan Lentur

SN2 Base Course CBR = 100% D2

Subgrade CBR = 8%

Modulus Resilient (M R)

Yaitu sebagai parameter penunjuk daya dukung lapis tanah dasar atau subgrade,

menggantikan CBR yang selama ini digunakan.

Rumus : MR = 1500 (CBR), MR dalam psi untuk CBR < 10%

MR = 2555 (CBR)0,64, MR dalam psi untuk CBR > 10%

Maka,

MR1 = 2555 (CBR)0,64 = 2555 (100)0,64 = 48684,52 psi

MR2 = 1500 (CBR) = 1500 (8) = 12000 psi

Koefisien Drainase (m)

Yaitu pengaruh kualitas drainase dalam proses perencanaan tebal lapisan

perkerasan. Nilai koefisien drainase untuk lapis pondasi diambil m2 = 1.

Koefisien Kekuatan Relatif (a)

Koefisien kekuatan relatif (a) dari masing-masing bahan dan kegunaannya

sebagai lapis permukaan, pondasi, pondasi bawah ditentukan secara korelasi sesuai nilai

Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan (untuk bahan yang di stabilisasi

dengan semen atau kapur), atau CBR (untuk bahan lapis pondasi bawah).

Tabel koefisien kekuatan relatif (a)

Koefisien Kekuatan Relatif

Kekuatan Bahan

Jenis Bahana1 a2 a3 MS(kg)

Kt(kg/cm)

CBR %

0,40

0,35

0,32

0,30

----

----

744590454340

----

----

LASTON

0,3 - - 744 - -

Page 4: Tugas 3 Merancang Tebal Perkerasan Lentur

50,32

0,28

0,26

---

---

590454340

---

---

LASBUTAG

0,30

0,26

0,25

0,20

----

----

340340

--

----

----

HRAMACADAM

LAPEN (MEKANIS)LAPEN (MANUAL)

---

0,280,260,24

---

590454340

---

---

LASTON ATAS

--

0,230,19

--

--

--

--

LAPEN (MEKANIS)LAPEN (MANUAL)

--

0,150,13

--

--

--

--

Stab tanah dengan semen

--

0,150,13

--

--

2218

--

Stab dengan kapur

--

    ----

0,140,130,12

---

---

0,130,120,11

------

------

1008060705030

Batu pecah (Kelas A)

Batu pecah (Kelas B)

Batu pecah (Kelas C)

Sirtu/pitrun (Kelas A)

Sirtu/pitrun (Kelas B)

Sirtu/pitrun (Kelas C)

- - 0,10 - - 20 Tanah Lempung Kepasiran

Sesuai tabel diatas maka didapat :

- Lapis permukaan/surface

a1 = 0,35 (Laston)

Page 5: Tugas 3 Merancang Tebal Perkerasan Lentur

- Lapis pondasi/base

a2 = 0,14 (Batu pecah kelas A)

Merancang tebal perkerasan lentur :

Data nilai – nilai parameter yang didapat :

IP0 = 4 MR1 = 48684,52 psi

IPt = 2,5 MR3 = 12000 psi

R = 90% a1 = 0,35

S0 = 0,5 a2 = 0,14

ZR = -1,282 m2 = 1

W18 = 3086064,05 lss/LR/UR

Struktural Number (SN)

SN yaitu angka yang menunjukan jumlah tebal lapis perkerasan yang telah

disetarakan kemampuannya sebagai bagian pewujud kinerja perkerasan jalan.

Rumus yang digunakan untuk mencari SN dengan asumsi :

Log (W18) = ZR x S0 + 9,36 x log (SN + 1) – 0,2 +

log [ ∆ PSI4,2−1,5

]

0,4+1094

(SN+1)5,19

+ 2,32 x log (MR) - 8,07

Dimana : W18 = CESA

ZR = simpangan baku normal

S0 = deviasi standar keseluruhan

SN = struktural standar (inci)

PSI = IP0 - IPt = 4 – 2,5 = 1,5

Page 6: Tugas 3 Merancang Tebal Perkerasan Lentur

MR = modulus resilient tanah dasar (psi)

- SN1

Asumsi : SN1 = 2,1 inci

Log (3086064,05) = -1,282 x 0,5 + 9,36 x log (2,1 + 1) – 0,2 +

log [ 1,54,2−1,5

]

0,4+1094

(2,1+1)5,19

+ 2,32 x log (48684,32) - 8,07

6,489 = 6,489 (asumsi benar)

Jadi, SN1 = 2,1 inci

- SN2

Asumsi : SN2 = 3,67 inci

Log (3086064,05) = -1,282 x 0,5 + 9,36 x log (3,67 + 1) – 0,2 +

log [ 1,54,2−1,5

]

0,4+1094

(3,67+1)5,19

+ 2,32 x log (12000) - 8,07

6,489 = 6,485 (asumsi benar)

Jadi, SN2 = 3,67 inci

Tebal Minimum Setiap Lapisan (D*)

- Lapis permukaan/surface

D*1 = SN1

a1 =

2,10,35

= 6 inci = 15,24 cm

SN*1 = a1 x D*1

= 0,35 x 6 = 2,1 inci

SN*1 SN1

2,1 inci 2,1 inci

- Lapis pondasi/base

Page 7: Tugas 3 Merancang Tebal Perkerasan Lentur

D*2 = SN2

– SN∗¿1

a2 x m2

¿ = 3,67−2,10,14 x 1

= 11,214 inci 11,5 inci = 29,21

cm

SN*2 = SN*1 + a2 x m2 x D*2

= 2,1 + (0,14 x 1 x 11,5) = 3,71 inci

SN*2 SN2

3,71 inci 3,67 inci

Penampang melintang tebal perkerasan

Laston = 6 inci = 15,24 cm

Batu pecah (CBR 100) = 11,5 inci = 29,21 cm

15,24 cm LASTON

29,21 cm Batu Pecah kelas A

(CBR 100)

Page 8: Tugas 3 Merancang Tebal Perkerasan Lentur

Tanah Dasar (CBR 8)

Sumber : Pedoman Desain Perkerasan Jalan Lentur No.002/P/BM/2011