tugas 3 fa
DESCRIPTION
Metalografi, pengujian komposisi kimia, sampel, check listTRANSCRIPT
Home Work 3 Analisa Kerusakan (Failure Analysis) Program Pascasarjana Teknik Metalurgi dan Material
Dedi Hermawan
(2012/1206311193)
1. Jelaskan tujuan pengujian metalografi pada FA suatu material serta jelaskan pula
tahapan dalam “preparasi & pengujian” metalografi!
Dalam melakukan FA, metalografi seringkali dilakukan dengan tujuan :
- memberikan informasi tentang kualitas/mutu material atau komponen yang
rusak. Dari metalografi dapat dilihat apakah terdapat berbagai cacat/defect
material seperti :
o kotoran (inclusion)
o segregasi mikrostruktur
o dekarburisasi
o HT yang salah
o Un-tempered martensite
o Korosi batas butir dan lainnya
- struktur daerah patahan atau komponen yang rusak. Hal ini untuk melihat
apakah struktur yang ada telah sesuai dengan spesifikasi awal atau yang
diinginkan.
Secara umum tahapan dalam “preparasi & pengujian” metalografi adalah sebagai
berikut:
1. Cutting, yaitu mengetahui prosedur proses pemotongan sampel dan
menetukan teknik pemotongan yang tepat dalam pengambilan sampel
metalografi sehingga didapat benda uji yang representatif.
2. Mounting, yaitu menempatkan sampel pada suatu media, untuk
memudahkan penanganan sampel yang berukuran kecil dan tidak beraturan
tanpa merusak sampel.
3. Grinding, yaitu meratakan dan menghaluskan permukaan sampel dengan
cara menggosokkan sampel pada kain abrasif atau ampelas.
4. Pemolesan (Polishing), yaitu mendapatkan permukaan sampel yang halus dan
mengkilat seperti kaca tanpa menggores, sehingga diperoleh permukaan
sampel yang halus bebas goresan dan mengkilap seperti cermin,
menghilangkan ketidakteraturan sampel hingga orde 0,01 µm.
5. Etsa, yaitu mengamati dan mengidentifikasi detil struktur logam dengan
bantuan mikroskop optik setelah terlebih dahulu dilakukan proses etsa pada
sampel, mengetahui perbedaan antara etsa kimia dengan elektro etsa serat
aplikasinya.
2. Jelaskan maksud dari pengujian komposisi kimia dan perlatana apa saja yang
digunakan untuk pengujian tersebut.
Analisa kimia dalam FA sanagt penting untuk dilakukan karena dapat memberikan
informasi tentang komposisi bahan dasar (base metal), unsur (inklusi ataupun fasa)
secara mikro serta dapat mengetahui hasil korosi (endapan/kerak) pada komponen
atau material yang mengalami kegagalan. Berbagai informasi yang diperoleh
tersebut sangat berguna untuk mnegetahui apakah misalnya komponen yang gagal
memiliki komposisi yang dipersyaratkan, apakah terdapat cacat dalam material
ataukah korosi yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan sehingga
menyebabkan kegagalan material.
Sesuai dengan tujuan yang diinginkan, peralatan yang digunakan dalam analisa
komposisi kimia terdiri dari tiga jenis yaitu :
- Analisa komposisi bahan dasar menggunakan Spektrometer
- Analisa komposiis senyawa secara mikro menggunakan Energy Dispersive
Spectrometry (EDS)
- Analisa hasil korosi (endapan/kerak) menggunakan alat X-ray DIffraction
3. Jika saudara dihadapkan pada suatu kerusakan komponen (tabung boiler) yang
pecah dalam arah longitudinal. Jelaskan jumlah sampel yang harus diambil untuk
pengujian metalografi. Mengapa Saudara ambil sampel sebanyak itu, Jelaskan?
Komponen tabung yang pecah dalam arah longitudinal dapat dilihat pada gambar
berikut :
Dalam kasus seperti diatas maka yang perlu dilakukan adalah diambil sampel pada
bagian yang failure dan kemudian dilakukan uji kekerasan dan metalografi. Untuk uji
kekerasan dan metalografi, pengujian dapat dilakukan pada lima titik seperti pada
gambar diatas.
Hal ini untuk mendapatkan pandangan atau informasi menyeluruh terkait kondisi
bagian yang failure.
4. Jelaskan cara terbaik dalam pengambilan kesimpulan dari data-data pengujian
yang diperoleh? Apakah “check-list of question” dapat membenatu untuk
pengambilan kesimpulan tersebut? Jelaskan “check-list” tersebut!
Secara umum, Pengambilan kesimpulan FA harus dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
- Mengumpulkan berbagai informasi awal yang terkait
- Melakukan analisis dan pengujain yang mendukung dan terkait failure
- Membandingkan dan analisa terhadap semua data yang diperoleh yaitu data
awal dan failure, data analisis dan pengujian
- Diskusi yang dilakukan oleh berbagai pakar dari berbagai bidang keilmuan
terkait, karena biasanya suatu failure mencakup berbagai ilmu yang terkait
seperti misalnya fisika, kimia, metalurgi, proses manufaktur, desain analisis,
fracture mechanics dan lainnya
- Pengambilan kesimpulan dan rekomendasi hasil diskusi dengan tujuan failure
yang sama tidak akan terjadi lagi di kemudian hari.
“Check-list of question” dapat digunakn untuk membantu dalam pengambilan
kesimpulan. Hal ini dikarenakn dengan “Check-list of question” akan dapat
diketahuui perkiraan akar penyebab terjadinya suatu failure.
Check list ini adalah suatu daftar pertanyaan yang diajukan pada suatu permasalahan
yang terjadi, dimana yang ingin diketahui adalah akar penyebab utama
permasalahan tersebut.
5. Buatlah Fish-bond diagram (RCFA) untuk study case 1 (terlampir) dan lengkapi
form dari “studi case 1”.
Fish-bond diagram (RCFA) untuk study case 1 adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Fish bone
PIPA BOILER
PECAH
KESALAHAN DESAIN
Material tidak sesuai
Pemodelan tidak tepat
Dimensi tidak tepat
KESALAHAN OPERASI
Parameter operasi tidak sesuai
Perawatan tidak benar
Pemaksaan operasi
KESALAHAN OPERATOR
Operator kurang terlatih
Operator lalai
KESALAHAN MANUFAKTUR
Kesalahan pemilihan proses
Kesalahan assesmbly
Cacat manufaktur
KERUSAKAN MATERIAL
Material yang sudah lama
Material tak sesuai spektek
Pengoperasian yang melewati batas
HT yang kurang sesuai
850
50
9 200
Martensit Bainit
Martensit
Bainite
Bainite
Tidak ada data mikrostruktur
Lebih besar dari 3000 oC/menit
1500 oC/menit
45
0
22,5
= 50 MPa
= 45 mm
= 5 mm
9
200
Not failure
Pendahuluan
Pipa air boiler yang digunakan untuk membangkitkan uap di instalasi kimia
mengalami suatu kebocoran. Pipa tersebut normalnya beroperasi pada tekanan 50
bar ( 5 MPa) dan suhu air 264 oC. Dimensi dari pipa baja tersebut adalah panjang 10
m, OD 100 mm dan ketebalan 5 mm serta memiliki komposisi Fe-0.18%C, 0.45%Mn
dan 0.20% Si.
Permasalahan bermula ketika beberapa pipa panas menjadi overheated dan
kemudian menggembung. Ketika pengoperasian instalasi dilanjutkan terjadi failure
sehingga isi dari boiler keluar kelingkungan.
Data-data, gambar skematik tabung boiler, diagram, serta hasil pengujian
ditampilkan pada bagian sebelumnya.
Hasil Analisis
Dari berbagai data yang ada, seperti data operasi, pengamatan visual pipa failure, uji
kekerasan, mikrostruktur, diagram CCT, data stress rupture dan lainnya dapat
ditabulasikan sebagai berikut :
- Data operasi mengiformasikan bahwa pengoperasian boiler masih dalam batas
yang diperbolehkan.
- Informasi awal menyebutkan bahwa beberapa pipa mengalami overheat dan
menggembung sebelum terjadi kegagalan. Meskipun demikian operasi fasilitas
tetap dilakukan sampai terjadi kegagalan pipa dan isi boiler terbuang ke
lingkungan.
- Hasil pengujian kekerasan menunjukan bahwa telah terjadi perubahan kekerasan
pada pipa boiler jika dibandingkan dengan hasil pengujian pipa cadangan. Bahkan
pada bagian yang failure nilai kekersan telah meningkat hampir 3kali nilai
kekersan awal. Hal ini memberikan informasi telah terjadi perubahan struktur
pada pipa tersebut.
- Pegujian mikrostruktur pada bagian A, B dan C memberikan hasil yang berbeda
dimana bagian A terdiri dari banyak martensit dan bainit sedangan pada bagian B
dan C memiliki mikrostruktur yang hampir mirip yaitu bainit dan ferit. Hal ini
sesuai dan menegaskan bahwa pengujian kekerasan telah sesuai dengan hasil uji
mikrostruktur dimana struktur martensit memiliki nila kekerasan yang jauh lebih
tinggi dibandingkan jenis struktur lainnya. Hanya saja yang menjadi pertanyaan
berikutnya adalah bahwa mikrostruktur martensit hanya dapat terjadi pada
kondisi pendinginan yang cepat dan suhu yang lebih tinggi dari suhu operasi yang
ada. Meskipun tidak diperoleh informasi mengenai miksrostruktur bagian pipa
cadangan, dapat dipastikan bahwa strukturnya adalah ferit yang sesuai dengan
tingkat uji kekerasan yang tidak begitu tinggi.
- Dari diagram fasa Fe-C dapat dilihat bahwa pada suhu pengoperasian instalasi
yang sebesar 264 oC masih jauh dibawah suhu A3 yaitu 850 oC untuk komposisi
tabung yang ada (0,18 %C). Hal ini memberikan informasi bahwa seharusnya
tidak terjadi perubahan fasa pipa boiler apabila pengoperasain dilakukan sesuai
suhu yang ditetapkan.
- Data tekanan operasi sebesar 50 MPa, melalui perhitungan akan menghasilkan
σhoop sebesar 45 MPa dan σaxial sebesar 22.5 MPa. Hal ini memberikan informasi
bahwa tekanan operasi masih dalam batas yang pengoperasian instalasi.
- Diagram stress-rupture menunjukan bahwa pada tekanan operasi sebesar 50
MPa akan memberikan waktu failure yaang berbeda-beda tergantung pada suhu
operasi instalasi. Pada suhu 900 oC dietahui pada diagram bahwa pipa akan
failure pada menit ke 9, pada suhu 850 oC pipa akan failure pada menit ke 200
dan pada suhu 800 oC pipa tidak akan mengalami failure karena suhu yang ada
masih berada di bawah suhu A3.
Dari berbagai data yang diperoleh di atas terdapat beberapa kontradiksi antara yang
satu dan lainnya dan dapat dilakukan analisis sebagai berikut :
- Pengoperasian masih dibawah suhu A3 dimana seharusnya tidak terjadi
perubahan struktur pipa boiler. Hal ini bertentangan dengan dengan hasil uji
kekerasan dan mikrostruktur yang memberikan informasi bahwa telah terjadi
perubahan struktur pada pipa yang failure yang ditegaskan melalui uji kekersan.
Hal ini memberikan indikasi bahwa mungkin telah terjadi peningkatan suhu
operasi pada bagian pipa yang failure sehingga mengakibatkan perubahan
struktur dan nilai kekerasan bagian pipa yang failure tersebut.
- Dari CCT diagram diketahui bahwa untuk terbentuk martensit diperlukan
penurunan suhu yang sangat tinggi dan untuk memiiiki kekerasan 400 HV bahkan
harus mengalami penurunan suhu sekitar 3000oC (titik A)dan penurunan suhu
sekitar 1500oC pada titik C. Hal ini dapat diperolh akibat penurunan suhu pada
saat ledakan atau kebocoran dimana pipa akan langsung terdinginkan oleh aliran
air pendinginnya.
- Selain itu diagram stress rupture memberikan informasi bahwa pipa akan failure
jika diberikan suhu operasi sebesar minimal 850 oC dengan waktu sebesar 200
menit. Failure ini tidak akan terjadi apabila suhu operasi berada pada 264oC. Hal
ini memberikan indikasi bahwa mungkin telah terjadi peningkatan suhu operasi
melebihi 850 oC pada bagian pipa yang failure sehingga mengakibatkan pipa
menjadi rupture.
- Informasi awal menyebutkan bahwa telah terjadi overheat dan penggembungan
pada bagian pipa yang failure sebelum terjadi kebocoran pipa. Hal ini
memberikan indikasi bahwa telah terjadi peningkatan suhu operasi pada daerah
pipa bolier sehingga mengakibatkan pipa menjadi overheat dan menggembung.
- Dari berbagai referensi, pengamatan visual terhadap bagian yang rupture
memberikan gambaran serupa dari suatu failure yang biasa terjadi pada baja
karbon rendah yaitu yang disebut dengan “Short-term Overheat Failure”. Hal ini
ditunjukan secara pengamatan visual dari adanya longitudinal rupture dengan
bukaan mirip ‘fish mouth” serta adanya penggembungan secara signifikan seperti
pada gambar berikut.
Gambar 3. Contoh Failure akibat “Short-term Overheat Failure”
- Secara umum “Short-term Overheat Failure” dapat disebabkan peningkatan suhu
yang diakibatkan oleh berkurangnya aliran pendingin, tertutupnya sebagian atau
selurunya pipa, start-up yang terlalu cepat, masukan panas yang sangat besar,
berkurangnya pemindahan panas dan lainnya. Hal-hal tersebut dapat
meningkatkan suhu secara lokal pada pipa yang akhirnya mengakibatkan
perubahan struktur dan penggembungan. Hal ini sesuai dan ditegaskan dari
informasi awal yang menyebutkan bahwa telah terjadi overheat dan
penggembungan pada beberapa pipa boiler.
Kesimpulan
Dari analisis diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada bagian pipa yang
rupture telah terjadi peningkatan suhu secara signifikan (melebihi 850 oC) sehingga
mengakibatkan kondisi mikrostruktur berubah yang pada akhirnya akan mengubah
sifat-sifat dari pipa tersebut diantaranya seperti kekerasan, ductilitas dan lainnya.
Peningkatan suhu secara lokal pada pipa ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal
seperti berkurangnya aliran pendingin, tertutupnya sebagian atau selurunya pipa,
start-up yang terlalu cepat, masukan panas yang sangat besar, berkurangnya
pemindahan panas dan lainnya. Hal ini perlu diverifikasi kembali melalui
pemeriksaan dan pengujian lanjutan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Rekomendasi
Tindakan pencegahan awal dari kejadian “Short-term Overheat Failure” adalah
sebaiknya apabila terjadi penggembungan pipa, maka sebaiknya proses dihentikan
terlebih dahulu, dilakukan inspeksi terhadap pipa tersebut serta dilakukan analisis
apakah telah terjadi penutupan pipa ataukah yang lainnya sehingga menyebabkan
meningkatnya suhu pada pipa baja bagian tersebut.
Untuk kondisi perbaikan sekarang, harus dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap
sistem boiler yang ada dengan melakukan berbagai pemeriksaan dan analisis,
dengan tujuan untuk mengetahui penyebab utama terjadinya peningkatan suhu
pada pipa tersebut.