bab 1 fa driyorejo fixs.doc
TRANSCRIPT
BAB 1 PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG1.2. PENGERTIAN DASAR
1.2.1. PENGERTIAN UMUM1.2.2. KEDUDUKAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
1.3. DASAR HUKUM PENYUSUNAN1.4. MAKSUD, TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT
1.4.1. MAKSUD1.4.2. TUJUAN1.4.3. SASARAN1.4.4. MANFAAT
1.5. RUANG LINGKUP PERENCANAAN1.5.1. RUANG LINGKUP WILAYAH 1.5.2. RUANG LINGKUP JANGKA WAKTU PERENCANAAN1.5.3. RUANG LINGKUP KEGIATAN1.5.4. RUANG LINGKUP MATERI
1.6. PENDEKATAN PENYUSUNAN1.6.1. PRINSIP DASAR PENYUSUNAN 1.6.2. AZAS PENYUSUNAN 1.6.3. PENDEKATAN PERENCANAAN1.6.4. METODE PERENCANAAN
1.7. SISTEMATIKA PENYUSUNAN
1.1. LATAR BELAKANGDalam kurun waktu tertentu, suatu kawasan yang memiliki potensi akan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan baik secara lambat (evolutif) ataupun cepat (revolutif). Pertumbuhan dan
perkembangan itu dapat muncul dengan sendirinya sesuai dengan kebutuhan yang ada, namun
dapat juga direncanakan sesuai dengan keinginan yang dikehendaki (pemerintah, swasta/investor
atau masyarakat). Pertumbuhan dan perkembangan suatu kawasan ditandai dengan meluasnya
kawasan-kawasan terbangun yang merupakan dampak dari meningkatnya kebutuhan ruang.
Kabupaten Gresik merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang berdasarkan struktur
keruangan masuk dalam pengembangan “Gerbangkertosusila Plus”. Dalam perkembangannya
kabupaten ini mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan industri
yang sebagian berlokasi di Kabupaten Gresik. Untuk mengantisipasi dan mengendalikan
perkembangan penggunaan lahan ikutan dari kegiatan industri yang berkembang seperti
permukiman, perdagangan, pergudangan yang cenderung terkonsentrasi disepanjang jalan arteri
primer maupun untuk mengantisipasi perkembangan dan pertumbuhan yang mungkin terjadi di
beberapa kecamatan yang menjadi simpul pertumbuhan di Kabupaten Gresik salah satunya adalah
Kecamatan Driyorejo, maka Pemerintah Kabupaten Gresik telah melakukan berbagai upaya
pengendalian dalam bentuk Rencana Tata Ruang, diantaranya adalah Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Gresik maupun Rencana Umum Tata Ruang Kota untuk masing-
masing Ibukota Kecamatan.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
menyebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten menjadi pedoman untuk
penyusunan rencana rinci tata ruang di kabupaten. Kemudian bila dilihat dari hirarki perencanaan,
Rencana Rinci Tata Ruang berada di bawah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten.
Sedangkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan bagian dari Rencana Rinci Tata
Ruang yang menjadi dasar bagi penyusunan peraturan zonasi.
Mengingat Kabupaten Gresik memiliki pertumbuhan yang pesat tidak menutup kemungkinan
pertumbuhan tersebut akan diikuti juga oleh kecamatan-kecamatan yang berada di dalamnya
terutama kecamatan-kecamatan yang mempunyai potensi lebih maupun memiliki letak dan posisi
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 1KECAMATAN DRIYOREJO
strategis, terutama yang berbatasan dengan kota Surabaya dan dilewati oleh jaringan jalan arteri
seperti Kecamatan Driyorejo. Selain itu, Kecamatan Driyorejo merupakan kecamatan yang pernah
ditetapkan sebagai salah satu pengembangan Kota Baru di Jawa Timur pada Tahun 1984. Dengan
kondisi tersebut, Kecamatan Driyorejo sebenarnya mempunyai prospek yang cukup baik untuk
berkembang menjadi sebuah kota mandiri.
Untuk dapat mewujudkan efisiensi pemanfaatan ruang sebagai tempat kegiatan ekonomi dan
sosial budaya, maka Kecamatan Driyorejo tersebut perlu dikelola secara optimal melalui penataan
ruang.
Berdasarkan kondisi tersebut, salah satu pertimbangan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten
Gresik adalah dengan melakukan PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
KECAMATAN DRIYOREJO, mengingat kecamatan ini merupakan salah satu simpul pertumbuhan
untuk Kota Gresik khususnya di sektor industri.
1.2. PENGERTIAN DASAR
1.2.1. PENGERTIAN UMUMPengertian-pengertian dasar yang dipergunakan dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Driyorejo, berpedoman pada pasal 1 (satu) Undang-Undang No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, dimana yang dimaksud dengan:
a. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mkhluk lain hidup,
melakaukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
b. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang
c. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional
d. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya
e. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang
f. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang
g. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayannya
h. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang
i. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang
j. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis veserta segenap unsur terkait yang
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional
k. Sistem Wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan
pada tingkat wilayah
l. Sistem Internal Perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat internal perkotaan
m. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan budidaya
n. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan
o. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan
sumber daya buatan
p. Kawasan Pedesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
q. Kawasan Perkotaan adalah wlayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian degan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
r. Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam
1.2.2. KEDUDUKAN RDTRSesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 6 Ayat 2,
bahwa penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah propinsi, dan penataan ruang
wilayah kabupaten/kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer. Mengingat rencana tata
ruang merupakan matra keruangan dari rencana pembangunan daerah dan bagian dari
pembangunan nasional, setiap tingkatan tata ruang mempunyai hubungan keterkaitan satu sama
lain serta dijaga konsistensinya baik dari segi substansi maupun operasionalisasinya. Secara garis
besar hierarki tata ruang sebagaimana uraian berikut maupun Tabel 1.1.
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 2KECAMATAN DRIYOREJO
a. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional adalah strategi dan arahan kebijaksanaan
pemanfaatan ruang Wilayah Negara yang menjadi pedoman pemanfaatan ruang dalam
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional, dalam rangka mewujudkan
keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangnan perkembangan antarwilayah provinsi dan
keserasian antarsektor. RTRW Nasional disusun pada tingkat ketelitian peta skala 1 :
1.000.000 dengan jangka waktu perencanaan selama 20 tahun dan ditinjau kembali 1 (satu)
kali dalam 5 tahun.
b. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi merupakan pedoman untuk pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi, serta strategi dan arahan
kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah provinsi dalam mewujudkan keterpaduan,
keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar kabupaten/kota serta keserasian
antarsektor. RTRW Provinsi disusun pada tingkat ketelitian peta skala 1 : 250.000 dengan
jangka waktu perencanaan selama 20 tahun dan ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 tahun.
c. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten adalah rencana tata ruang wilayah
administrasi kabupaten yang memuat tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang kabupaten
dengan tingkat ketelitian peta skala minimal 1 : 100.000 dengan kurun waktu perencanaan
selama 20 tahun dan ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 tahun.
d. Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan aplikasi rencana tata ruang, maka Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten dijabarkan dalam Rencana Tata Ruang yang lebih rinci,
yaitu:
1. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan adalah rencana tata ruang yang menggambarkan
rencana zoning/blok peruntukan lahan, struktur tata ruang kawasan, sistem prasarana dan
sarana kawasan serta persyaratan teknik pengembangan kawasan dan program
pengembangan kawasan. Tingkat kedalaman rencana detail tata ruang kawasan adalah :
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan dengan luas sampai 500 ha,
menggunakan peta skala 1 : 2.000.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan dengan luas > 500 – 5.000 ha,
menggunakan peta skala 1 : 5.000.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan dengan luas > 5.000 – 20.000 ha,
menggunakan peta skala 1 : 10.000.
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan dengan luas > 20.000 ha, menggunakan
peta skala 1 : 25.000.
Sedangkan jangka waktu berlakunya RDTR kawasan adalah 20 (dua puluh) tahun.
2. Rencana Teknik Ruang Kawasan berisikan rumusan tentang rencana tapak pemanfaatan
ruang kawasan; pra rencana teknik jaringan utilitas yang berisikan arahan letak dan
penampang air bersih, air hujan, air limbah, gas, listrik, telepon dan sampah; pra rencana
teknik jaringan jalan berisikan arahan letak dan penampang jaringan jalan; pra rencana
teknik bangunan gedung berisikan arahan letak, penampang dan arsitektur lingkungan
bangunan dan gedung; pra rencana teknik bukan bangunan gedung.
Tabel 1.1.
MUATAN DAN KEGUNAAN RENCANA TATA RUANG
No Rencana Muatan Kegunaan
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
1. Arahan penanganan kawasan lindung
2. Arahan pemanfaatan kawasan budidaya
3. Arahan jaringan prasarana nasional
4. Arahan sistem perkotaan5. Arahan lokasi kawasan
andalan/tertentu
1. Acuan untuk penyusunan program sektor pusat
2. Acuan perumusan kebijakan penataan ruang nasional
3. Acuan penyusunan rencana tata ruang wilayah
4. Acuan penyusunan rencana tata ruang sektor
2. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
1. Arahan penanganan kawasan lindung (Provinsi)
2. Arahan pemanfaatan kawasan budidaya (Provinsi)
3. Arahan jaringan prasarana nasional (Provinsi)
4. Arahan sistem perkotaan (Provinsi)
5. Arahan lokasi kawasan andalan/tertentu (Provinsi)
1. Acuan untuk penyusunan program sektor di Provinsi
2. Acuan perumusan kebijakan penataan ruang Provinsi
3. Acuan penyusunan rencana tata ruang wilayah Provinsi
4. Acuan penyusunan rencana tata ruang sektor Provinsi
3. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK)
1. Arahan penanganan kawasan lindung (kabupaten/kota)
2. Arahan pemanfaatan kawasan budidaya (kabupaten/kota)
3. Arahan jaringan prasarana nasional (kabupaten/kota)
4. Arahan sistem perkotaan (kabupaten/kota)
5. Arahan lokasi kawasan andalan/tertentu (kabupaten/kota)
1. Acuan untuk penyusunan program sektor di kabupaten/ kota
2. Acuan perumusan kebijakan penataan ruang kabupaten
3. Acuan penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
4. Acuan penyusunan rencana tata ruang sektor kabupaten/kota
4. Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan(RDTRK, RTRK)
1. Penetapan lokasi kawasan permukiman
2. Arahan blok peruntukan di dalam kawasan
3. Penetapan lokasi jaringan prasarana
4. Penetapan pusat-pusat pelayanan
5. Arahan bentuk bangunan (kepadatan, ketinggian)
1. Instrumen untuk pengendalian perkembangan kawasan
2. Acuan penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan
3. Acuan penyusunan program dan Manajemen kawasan
Gambar 1.1.
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 3KECAMATAN DRIYOREJO
PENJABARAN RENCANA ALOKASI PEMANFAATAN RUANG RTRW
ke dalam RENCANA YANG LEBIH RINCI
1.3. DASAR HUKUM PENYUSUNAN Dasar hukum Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Driyorejo adalah :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3034).
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan
(Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2831).
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air.
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi.
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984
Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274).
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1985
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299).
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419).
8. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469).
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699).
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
12. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan.
13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725).
14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Sungai.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta
Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Kegiatan Penataan Ruang.
16. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 No. 143).
17. Keputusan Presiden Republik Indonesua Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah
Bagi Pembangunan Kawasan Industri.
18. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Peremajaan Pembinaan
Kawasan Kumuh yang berada di atas Tanah Negara.
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.7 Tahun 1986 tentang Penetapan Batas Wilayah Kota di
Seluruh Indonesia.
20. Peraturan Menteri Pekerjaan umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai,
Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai.
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang di Daerah.
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta
Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah.
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 4KECAMATAN DRIYOREJO
Batas Pantai
Permukiman
Telaga / Pengisi Air
Industri Polutan
Fasilitas Umum
Perdagangan dan Jasa
Makam
Jalur Hijau / RTH
Tambak
Hutan Bakau
Industri non Polutan (INP)
Housing Area
Sungai
Rel KA
Jalan Lingkungan
Jalan Lokal Sekunder
Jalan Kolektor Sekunder
Batas Wilayah Perencanaan
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Batas Desa
Jalan Lokal Primer
Jalan Arteri Primer
Jalan Tol
Jalan Kolektor Primer
Kantor Desa
Kantor Kecamatan Lama
Normalisasi Saluran
Campuran(Perdagangan dan Jasa & Fasilitas Umum)
Rencana Pengembangan Kantor KecamatanC1
C1
KAB. LAMONGAN
KEC. DUDUKSAMPEYAN
KEC. KEBOMAS
KEC. GRESIK
KEC. MANYAR
KEC. BUNGAH
KEC. GLAGAH
DESA PENGANDEN
DESA SUKOMULYO
DESA PONGANGAN
DESA BANJARSARI
DESA TEBALO
DESA SUCI
DESA YOSOWILANGUN
DESA ROOMO
DESA BETOYOKAUMAN
DESA TANGGULREJO
DESA SUMBERREJO
DESA BETOYOGUCI
DESA BETOYOKAUMAN DESA BANYUWANGI
DESA LERAN
DESA MOROBAKUNG
DESA PEJANGGANAN
DESA NGAMPEL
DESA SEMBAYAT DESA KARANGREJO
DESA GUMENO
DESA MANYAREJO
DESAMANYAR SIDORUKUN
DESA MANYARSIDOMUKTI
DESA MANYARSIDORUKUN
DESA MANYAREJO
DESA MANYAREJO
PELABUHAN JETTY
INDUSTRIKIMIA
ANEKA INDUSTRI
GUDANGINDUSTRI KECIL
INDUSTRIKIMIA
INDUSTRILOGAM
INDUSTRILOGAM
GUDANG
ANEKA INDUSTRI
INDUSTRI KECIL
ANEKA INDUSTRI
ANEKA INDUSTRIANEKA
INDUSTRI
ANEKA INDUSTRI
ANEKA INDUSTRI
T
T
Terminal
RTRWP JAWA TIMUR RTRWK GRESIK
RDTR
23. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kota.
24. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1993 tentang Tata Cara Pemberian Ijin
Mendirikan Bangunan Bagi Perusahaan yang Berlokasi di Dalam Kawasan Industri.
25. Keputusan Menteri Kimpraswil, Nomor 327/KPTS/M/2002, Lampiran III tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Lampiran IV tentang Pedoman
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
26. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
di Wilayah Perkotaan.
27. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1989 tentang Pengaturan dan Pengendalian
secara Proporsional Pembangunan Rumah Tinggal di Wilayah Perkotaan.
28. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 15 Tahun 1986 tentang Irigasi
di Jawa Timur;
29. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Tahun 2005-2020;
30. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 20 Tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Gresik Tahun 2004 – 2014.
31. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 156 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gresik Tahun 2006 – 2010.
32. Surat Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 460-1594 Tanggal 5
Juni 1996 tentang Pencegahan Konversi Tanah Sawah Irigasi Teknis Menjadi Tanah Kering.
33. Surat Ketua Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Nomor 6047/MK/10/1994
Tanggal 27 Oktober 1994 tentang Efisiensi Pemanfaatan Lahan Bagi Pembangunan Industri.
1.4. MAKSUD, TUJUAN, SASARAN DAN
MANFAAT
1.4.1. MAKSUDMaksud Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Driyorejo adalah diperolehnya suatu
perencanaan tata ruang yang terpadu, serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan serta
berdaya guna sesuai dengan fungsi dan manfaatnya
Untuk mencapai itu semua, maka ketepatan prediksi dari perencanaan kedepan yang didasarkan
atas data pertumbuhan serta kecenderungan perkembangan menjadi hal yang utama. Pengaturan
pemanfaatan dari rencana tersebut harus tertuang dalam berbagai regulasi dan konsistensi dalam
pengetrapannya.
1.4.2. TUJUAN1. Memberikan arahan lokasi bagi pemanfaatan ruang untuk kegiatan pembangunan dalam
rangka mendukung tercapainya fungsi kawasan yang optimal.
Dari tujuan tersebut jelas menunjukan bahwa RDTR ini sebagai alat pengendali dalam
pembangunan fisik yang memerlukan ruang/tanah sebagai pengembangannya. Untuk bisa
menjadi pengendali maka RDTR harus mempunyai kekuatan hukum dan legitimasi yang kuat
tidak hanya pada aparat penegak hukum tetapi juga masyarakat dalam arti luas. Permohonan
pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan RDTR sudah seharusnya ditolak, disamping juga
rencana-rencana sektoral dari pemerintah harus mengacu pada rencana ini. Penegakan
hukum dengan sanksi sangat diperlukan demi menjaga wibawa dari rencana itu sendiri. Pada
akhirnya bila memang rencana ini diimplementasikan dengan konsekuen maka tujuan untuk
mencapai fungsi kawasan yang optimal bukan suatu yang mustahil.
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah sebagai pengaruh dari
perkembangan kawasan.
Ada korelasi langsung antara RTR ini dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu
ketika kawasan itu mempunyai kepastian hukum terhadap fungsi kawasan maka akan menjadi
menarik bagi investasi oleh masyarakat. Misalnya pengembangan kawasan perumahan atau
industri sangat menantikan adanya kemantapan dalam alokasi ruangnya. Hal lainnya yang
memiliki hubungan dengan peningkatan ekonomi yaitu ketika suatu kawasan semakin tertata
maka tingkat kesehatan dan kualitas lingkungan akan membaik juga. Dengan kualitas
lingkungan yang baik maka kondisi sosial juga akan tertata yang pada akhirnya aspek ekonomi
masyarakat juga membaik.
3. Memudahkan dalam pengawasan, pengendalian dan pengelolaan lingkungan dengan
penataan kawasan sesuai dengan zona kegiatan (peruntukan lahan) yang dikembangkan.
Sebagaimana diketahui bahwa yang terpenting dari suatu rencana adalah bagaimana dalam
pemanfaatannya dan bagaimana pengendalian pemanfaatan tersebut. Sesungguhnya suatu
perencanaan ruang telah memperhitungkan keseimbangan lingkungan, oleh karenanya bila
suatu rencana dapat dikontrol pemanfaatannya dengan baik maka dampak-dampak lingkungan
yang tidak menguntungkan tentunya terlimitasi.
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 5KECAMATAN DRIYOREJO
1.4.3. SASARAN1. Terciptanya kawasan yang memenuhi syarat tata ruang dan tata lingkungan serta terpadu
dengan kawasan lainnya.
Kawasan yang memenuhi syarat tata ruang adalah kawasan yang direncanakan dengan
pendekatan teknis planologis berdasar pada kaidah-kaidah perencanaan yang ada. Disamping
itu juga berpedoman pada standar-standar lingkungan yang ideal yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
2. Meningkatkan daya tarik kawasan sebagai upaya pengembangan kawasan melalui penataan
ruang serta penyediaan sarana dan prasarana kawasan yang memadai, sehingga diharapkan
investasi di kawaan tersebut juga akan meningkat.
Untuk memperoleh kawasan yang memiliki daya tarik maka sarana dan prasarana lingkungan
juga harus tersedia, disamping itu aspek gangguan lingkungan juga mesti diperhatikan.
Disinilah kunci ketertarikan dari investor ataupun masyarakat untuk berinvestasi di kawasan
tersebut.
3. Terciptanya suatu pengembangan kawasan yang dapat meningkatkan pendapatan.
Dengan tingginya investasi di kawasan tersebut otomatis akan meningkatkan pendapatan
pemerintah daerah tersebut.
4. Meningkatkan peran serta semua lapisan masyarakat dalam kegiatan pengembangan
kawasan dan pengelolaan lingkungan
Peran serta masyarakat tetap diperlukan sebagaimana amanat yang diminta pemerintah dan
ini telah diatur dalam regulasi tersendiri tentang tata cara keterlibatan masyarakat.
1.4.4. MANFAATManfaat Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang adalah :
1. Sebagai pedoman untuk memberikan advis planning
Dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat yang akan melakukan investasi baik
rumah/perumahan, industri dan lainnya umumnya ditanyakan tentang rencana peruntukan
lahannya sebelum sampai pada perijinan. Disinilah fungsi RDTR sebagai pedoman dan arahan
perencanaan untuk pembangunan baik yang dilaksanakan oleh masyarakat maupun oleh
pemerintah itu sendiri.
2. Sebagai pedoman untuk memberikan arahan dalam pengaturan bangunan.
Bangunan perkotaan pada dasarnya memerlukan pengaturan. Pengaturan ini dimaksudkan
untuk memberikan kenyamanan dan keserasian lingkungan itu sendiri. Pengaturan bangunan
ini biasanya menjadi lampiran dalam peraturan tentang ijin bangunan yang dikeluarkan
pemerintah daerah. Umumnya dikenal dengan Building Codes.
3. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Teknik Ruang Kawasan.
Sebagai suatu perencanaan yang berjenjang maka RDTRK ini masih perlu ditindak lanjuti
dengan perencanaan yang lebih rinci yang biasanya disebut dengan RTRK dengan skala
1:1000. Dimana dengan RTRK ini perpetakan penggunaan lahan akan nampak jelas.
4. Sebagai pedoman dalam Penyusunan Program Pembangunan.
Dalam penyusunan RPJM maupun RPJP Daerah spatial planning akan dipakai sebagai
konsideran hukum dan referensi agar program pembangunan terpadu. karena pada dasarnya
baik RPJM maupun RDTRK adalah rencana jangka panjang daerah hanya pada aspek yang
dibahas saja yang overlapping.
1.5. RUANG LINGKUP PERENCANAAN
1.5.1RUANG LINGKUP WILAYAH Lingkup wilayah perencanaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Driyorejo
mencakup seluruh wilayah Kecamatan Driyorejo yang terdiri dari 16 desa dengan seluas 5.129,72
ha.
1.5.2. RUANG LINGKUP JANGKA WAKTU
PERENCANAANSebagaimana diungkapkan sebelumnya, bahwa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan luas
5.000 – 20.000 ha, menggunakan peta skala 1 : 10.000. Sedangkan jangka waktu perencanaan
adalah 20 tahun.
1.5.3. RUANG LINGKUP KEGIATAN1. KEGIATAN PERSIAPAN, adalah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan
administrasi maupun teknis. Termasuk dalam kegiatan ini adalah proses pelelangan,
penetapan konsultan pelaksana pekerjaan serta koordinasi dan sinkronisasi persiapan
pelaksanaan pekerjaan.
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 6KECAMATAN DRIYOREJO
2. KEGIATAN PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN, adalah kegiatan yang merupakan
tahapan awal yang harus dilakukan konsultan sebagai persiapan, sebelum pelaksanaan
survey dan pengumpulan data dilakukan. Dengan laporan pendahuluan ini diharapkan dapat
diketahui secara jelas konsep/kerangka dasar kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Kecamatan Driyorejo, mulai tahap input, proses sampai output yang dihasilkan serta
rekomendasi dan tahapan pelaksanaannya
3. KEGIATAN SURVEY, adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi
yang terkait dengan wilayah perencanaan baik data yang didapat dari instansi yang terkait
khususnya data-data sekunder serta data yang didapat dari hasil survey lapangan adalah data-
data primer yang didapat dari lapangan
4. KEGIATAN PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA, adalah kegiatan yang dilakukan setelah
hasil survey dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan tabulasi dan menyusun
data dan informasi yang didapat dari hasil survey. Data yang ditabulasikan dan disusun
diantaranya adalah :
a. Data kebijaksanaan pembangunan wilayah (RPJMD, kebijaksanaan sektor, RTRWP,
RTRWK dan data lainnya)
b. Peta Dasar dan Tematik (peta dasar dan batas administrasi, peta dan data penggunaan
lahan, hidrologi, topografi, morfologi, geologi/sumberdaya mineral, jenis tanah, kawasan
rawan bencana alam)
c. Data kependudukan/demografi (jumlah penduduk, kepadatan, pertumbuhan, lapangan
pekerjaan, agama, pendidikan dll)
d. Data karakteristik ekonomi
e. Data sosial kemasyarakatan (struktur dan kualitas sumberdaya manusia, fasilitas sosial,
norma dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan)
f. Data Sumber Daya Buatan (jumlah dan sebaran sarana/fasilitas ekonomi, fasilitas sosial,
fasilitas umum, sarana dan prasarana transportasi, pengamatan lalu lintas, data bangunan
yang mencakup KDB, KLB, GSB dan peruntukan bangunan, prasarana pengairan, sumber
air baku, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan air bersih serta jaringan drainase)
Setelah itu dilakukan tahap analisa yang intinya berisikan penilaian terhadap berbagai keadaan
yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip, pendekatan dan metode teknik analisa
perencanaan tata ruang
5. KEGIATAN PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA, adalah kegiatan yang intinya berisikan
tentang konsep pengembagan kecamatan pada masa yang akan datang yang berisikan
rencana pemanfaatan ruang, rencana struktur ruang, rencana pengembangan transportasi,
utilitas serta sistem pengendalian
6. KEGIATAN DISKUSI DAN SEMINAR, adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendiskusikan
setiap hasil laporan yang dilakukan oleh konsultan mulai dari laporan pendahuluan, laporan
fakta dan analisa serta laporan rancangan rencana (draft rencana). Diskusi ini dilakukan untuk
mendapatkan masukan dari tim teknis yang telah ditunjuk yang terdiri dari dinas/instansi
terkait. Sedangkan seminar dilakukan setelah rancangan rencana (draft rencana) yang telah
didiskusikan dengan tim teknis selanjutnya dilakukan seminar dengan mengundang dari
dinas/instansi terkait, tim teknis, masyarakat, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk
mendapatkan masukan.
7. KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA, adalah kegiatan penyempurnaan terhadap draft
rencana yang telah mendapat masukan dari hasil diskusi dan seminar
8. KEGIATAN PENYUSUNAN ALBUM PETA, adalah kegiatan penyusunan album peta yang
berisikan peta-peta kondisi eksisting dan rencana.
1.5.4. RUANG LINGKUP MATERILingkup materi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Driyorejo, yaitu :
1. Tujuan pengembangan kawasan fungsional;
2. Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang, meliputi:
a. Struktur pemanfaatan ruang, yang meliputi distribusi penduduk, struktur pelayanan kegiatan
kawasan perkotaan, sistem jaringan pergerakan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem
jaringan energi, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan;
b. Pola pemanfaatan ruang, yang meliputi pengembangan kawasan fungsional (kawasan
permukiman, perdagangan, jasa, pemerintahan, pariwisata, perindustrian) dalam blok-blok
peruntukan.
3. Pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan fungsional perkotaan meliputi:
a. Arahan kepadatan bangunan (net density/KDB) untuk setiap blok peruntukan;
b. Arahan ketinggian bangunan (maximum height/KLB) untuk setiap blok peruntukan;
c. Arahan garis sempadan bangunan untuk setiap blok peruntukan;
d. Rencana penanganan lingkungan blok peruntukan;
e. Rencana penanganan jaringan prasarana dan sarana.
4. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang kawasan fungsional perkotaan.
Dari lingkup materi yang tercantum didalam KAK tersebut diatas nampak bahwa materi tersebut
sudah memenuhi unsur-unsur keteknikan yang diminta dalam RDTRK. Jadi setiap kawasan
akan didefinisikan fungsi dan peruntukannya. Kemudian adalah bagaimana struktur dari ruang
kotanya yang meliputi distribusi penduduk, sistim jaringan infrastrukturnya serta pola
pemanfaatan ruangnya.
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 7KECAMATAN DRIYOREJO
Selanjutnya akan juga diatur pedoman pelaksanaan pembangunan atau building codes sebagai
alat pengendali perijinan dan pengaturan. Disamping itu juga diatur pedoman pengendaliannya.
1.6. PENDEKATAN PENYUSUNANSebelum membahas mengenai metode dan pendekatan yang dipergunakan dalam Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Driyorejo, perlu kiranya dipahami terlebih dahulu tentang
prinsip dasar penyusunan maupun azas-azas penataan ruang. Dengan memahami prinsip dan
azas penataan ruang diharapkan akan lebih mudah untuk menentukan metode dan pendekatan
yang dipergunaan dalam penyusunan ini.
1.6.1. PRINSIP DASAR PENYUSUNAN Dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Driyorejo, sebagai pedoman
pemanfaatan dan pengendalian ruang, terdapat beberapa prinsip dasar yang harus diterapkan.
Prinsip dasar penyusunan adalah sebagai berikut :
1. Konsisten : dalam arti tidak bertentangan dengan kebijakan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
2. Operasional : dalam arti memenuhi tuntutan kebutuhan pengembangan dan memperhatikan
kemampuan implementasi serta lingkup kewenangan Pemerintah Daerah di
dalam pelaksanaan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
3. Mudah : dalam arti materinya mudah dipahami dan tidak rumit, sehingga tidak
mengundang intrepretasi yang keliru dalam rangka pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota
4. Utuh : dalam arti mencakup semua komponen dari materi penting yang perlu
direkomendasikan dalam suatu Rencana tata Ruang Kawasan Terpadu,
sehingga dapat mendorong berlangsungnya kegiatan pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas
5. Flexible : dalam arti tidak rigit, sehingga memberikan peluang untuk mengembangkan
visi dan kreatifitas dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
guna mengoptimalkan peluang investasi dan peran serta swasta dam
masyarakat
6. Keberpihakan: dalam arti memasukkan secara spesifik muatan-muatan kebijakan, rencana
dan program-program pengembangan bagi golongan ekonomi lemah dan juga
hak ulayat untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesenjangan sosial
ekonomi.
1.6.2. AZAS PENYUSUNAN Sesuai pasal 2 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, maka dalam Penyusunan Rencana Detail
Tata ruang Kecamatan Driyorejo, akan didasarkan pada azas-azas sebagai berikut :
1. Azas keterpaduan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai
kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah dan lintas pemangku kepentingan
(pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat)
2. Azas keserasian, keseimbangan dan keselarasan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur
ruang dan pola pemanfaatan ruang, keselarasan antara kehidupan manusia dengan
lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar daerah serta antara
kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan
3. Azas berkelanjutan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan kepentingan
generasi mendatang
4. Azas Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan
sumber daya yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang yang
berkualitas
5. Azas Keterbukaan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluas-
luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penataan
ruang
6. Azas Kebersamaan dan Kemitraan
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan
7. Azas Perlindungan dan Kepentingan Umum,
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 8KECAMATAN DRIYOREJO
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengedepankan kepentingan
masyarakat
8. Azas Kepastian Hukum dan Keadilan,
Adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan berlandaskan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan
rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan
jaminan kepastian hukum
9. Azas Akuntabilitas,
Adalah bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan, baik
prosesnya, pembiayaannya maupun hasilnya
1.6.3. PENDEKATAN PERENCANAANPendekatan perencanaan yang akan dipergunakan dalam Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Kecamatan Driyorejo, didasarkan pada kondisi Kecamatan Driyorejo umumnnya dengan
memperhatikan prinsip dasar dan azas-azas penyusunan yang dikemukakan sebelumnya.
Pendekatan perencanaan yang akan dipergunakan adalah:
1. Pendekatan Keterpaduan Perencanaan dari Bawah dan dari Atas (Top Down and Bottom
Planning)
Pendekatan ini dilakukan untuk memadukan perencanaan yang berasal dari aspirasi
masyarakat dengan perencanaan yang ditentukan oleh pemerintah. Dengan pendekatan ini
diharapkan akan terjadi keterpaduan sehingga lebih mudah untuk diimplementasikan.
2. Pendekatan Intersektoral Holistik
Pendekatan ini dimaksudkan untuk memadukan perencanaan sektoral yang ada di Kecamatan
Driyorejo, sehingga rencana yang dihasilkan dapat mengakomodir seluruh rencana sektoral
yang ada dan dapat menjadi acuan bersama
3. Pendekatan Kesesuaian spatial antar wilayah
Pendekatan ini didasarkan pada kondisi Kecamatan Driyorejo dilihat dari aspek geografis dan
fisik. Dari kondisi fisik dan geografis selanjutnya dapat diketahui daerah limitasi dan faktor-
faktor pembatas perkembangan lainnya maupun wilayah-wilayah yang sesuai untuk
dikembangkan sebagai kawasan terbangun.
4. Pendekatan Lingkungan yang Berkelanjutan
Melalui pendekatan lingkungan yang berkelanjutan diharapkan setiap kegiatan penataan ruang
justru akan meningkatkan daya dukung wilayah. Untuk itu, penetapan kawasan-kawasan
fungsional dan intensitas kegiatannya dalam Penyusunan Rencana Rencana Detail Tata
Ruang Kecamatan Driyorejo harus memperhatikan dampak yang ditimbulkannya terhadap
ekosistem wilayah dan penduduk, agar selaras dengan azas dan tujuan pembangunan yang
berkelanjutan.
5. Pendekatan Masyarakat (community approach)
Tata nilai budaya yang positif perlu diakomodasikan untuk merangsang peran serta
masyarakat yang lebih besar, sedangkan tata nilai budaya baru yang masuk perlu diupayakan
agar tidak berbenturan dengan tata nilai budaya yang sudah ada sehingga tidak menghalangi
kinerja pengembangan wilayah.
Dengan tata nilai budaya yang ada diharapkan muncul peran serta dari masyarakat.
Sebagaimana dituangkan dalam UU. No. 26 tahun 2007 sebagai pedoman pelaksanaannya,
telah dikemukakan bahwa masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam keseluruhan proses
kegiatan penataan ruang, mulai dari tahap perencanaan, pemanfaatan ruang hingga
pengendalian pemanfaatan ruang.
1.6.4. METODE PERENCANAANMetode perencanaan yang digunakan dalam Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Driyorejo didasarkan pada prinsip dan azas perencanaan serta pendekatan yang dikemukakan
sebelumnya. Secara garis besar metode perencanaan yang dipergunakan dalam Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Driyorejo dapat dilihat Bagan 1.1.
1.7. SISTEMATIKA PENYUSUNAN Sistematika Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Driyorejo, secara garis besar
dibagi menjadi 5 (lima) bab, sebagai berikut :
Bab 1. PENDAHULUAN
Bab ini pada dasarnya bersikan tentang latar belakang penyusunan, maksud, tujuan,
sasaran serta manfaat penyusunan, dasar hukum yang melandasi penyusunan, lingkup
wilayah perencanaan, lingkup kegiatan, skala dan jangka waktu perencanaan.
Bab 2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PERWILAYAHAN DALAM TATA RUANG
Bab ini berisikan tentang gambaran kebijakan pembangunan maupun kebijakan tata ruang
yang berpengaruh terhadap wilayah perencanaan,
Bab 3. GAMBARAN UMUM WILAYAH
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 9KECAMATAN DRIYOREJO
Bab ini berisikan gambaran umum Kecamatan Driyorejo baik ditinjau dari aspek
administrasi, aspek fisik, sosial, kependudukan, ekonomi maupun ketersediaan sarana
dan prasarana. Selain itu secara umum akan digambarkan permasalahan yang terjadi di
wilayah perencanaan
Bab 4. ANALISA WILAYAH PERENCANAAN
Bab ini berisikan tentang analisa wilayah perencanaan yang meliputi analisa kondisi fisik
dan kendala pengembangan, kecenderungan pengembangan, analisa kemampuan dan
kesesuaian lahan, analisa kecenderungan dan prediksi kependudukan, kebutuhan fasilitas
serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan di wilayah perencanaan
Bab 6. KONSEP PENGEMBANGAN
Bab ini berisikan konsep-konsep pengembangan yang akan diterapkan di wilayah
perencanaan disesuaikan dengan kondisi, potensi, karakteristik wilayah perencanaan.
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 1 0KECAMATAN DRIYOREJO
Bagan 1.1.
METODE PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)KECAMATAN DRIYOREJO TAHUN 2007-2027
R E N C A N A D E T A I L T A T A R U A N G ( R D T R ) 1 - 1 1KECAMATAN DRIYOREJO
Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan
Rencana Blok Pemanfaatan Ruang
Rencana pengembangan sarana dan prasarana
Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang
DATA ANALISA SINTESA RENCANA
VISI DAN MISIPengembangan wil Kab. Gresik & Kec. Driyorejo
PERUNDANG2UU No 26/2007UU No 32/2004UU No 33/2004dll
KEBIJAKSANAAN/ PROGRAM SEKTORAL
RPJP/RPMDProgram Sektoral
KONDISI EKSISTING
Kondisi FisikPenggunaan LahanKondisi PermukimanKondisi Sosial EkonomiSarana dan
Prasarana WilayahPembiayaan
STUDIRTRWPRTRWStudi lain
Potensi dan Masalah
Kemampuan tumbuh dan berkembangnya Kecamatan Driyorejo
Kedudukan Driyorejo dalam Perimbangan Wilayah
Pengaruh kebijaksanaan sektoral dan regional
Mengantisipasi & mengakomodasi program2 pembangunan
Analisa fisik dan daya dukung kawasan
Analisis sosial kependudukan budaya
Analisis keb pengembangan sarana & prasarana
Analisis fungsi dan penataan bangunan
Analisa Struktur Ruang & Pemanfaatan Lahan
Analisis ekonomi dan sektor unggulan
DISKUSI LAPDA
STANDARD /
PEDOMAN
Kemampuan dan kesesuaian lahan, daya dukung lingkungan, potensi sumber daya lainnya.
Bentuk penguasaan & penggunaan lahan
Karakteristik dan ciri ekonomi, sektor unggulan, kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi
Dampak yang mungkin timbul dari pengembangan kawasan
Kecenderungan perkembangan prasarana transportasi, keterkaitan fungsional dan ekonomi, akses lokasi2 kegiatan.
Sumber air baku pelayanan pengairanFungsi kondisi tingkat pelayanan air
bersih, limbah, drainase listrik, telepon, sampah
Penentuan fungsi kawasan sesuai dengan hasil superimpose serta penentuan kawasan yang diprioritaskan pengembangannya
Prediksi, distribusi, struktur , pertumbuhan penduduk dan budaya
Konsep dan Strategi
Pengembangan
DISKUSI DRAFT
RENCANA & SEMINAR
Indikasi Program
Strategi Pengembangan
Kawasan
Efektifitas fungsi dan peranan kecamatan Driyorejo terhadap wilayah yang lebih luas
DISKUSI DRAFT FAKTA DAN
ANALISA
ANALISA MAKRO KAWASAN
ANALISA MIKRO KAWASAN
Pedoman Pelaksanaan Pembangunan