tinjauan pustaka obgyn

Upload: edwinda-desy-ratu

Post on 14-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    1/24

    Tinjauan Pustaka

    Neonatus Kurang Bulan, Sesuai Usia

    Kehamilan dengan Ikterik

    Edwinda Desy Ratu

    102010229

    5 Juni 2013

    Mahasiswa Fakultas Kedokteran

    Universitas Kristen Krida Wacana

    Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510

    Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

    Email:[email protected]

    Pendahuluan

    Proses kelahiran bayi merupakan keajaiban. Dalam beberapa saat, janin yang keriput dan

    basah, berubah menjadi bayi yang hidup bebas. Transisi dari kehidupan intrauterin ke

    kehidupan ekstrauterin merupakan hal yang vital. Janin harus dapat menghindarkan diri dari

    potensi kerusakan yang terjadi saat kelahiran, beradaptasi secara fisiologis untuk

    menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, dan setelah kelahiran, menghindarkan diri

    dari bahaya lingkungan seperti hipotermia dan infeksi, karena dia masih rentan terhadapbahaya tersebut. Periode intrapartum dan neonatal awal merupakan masa yang amat

    berbahaya bagi bayi yang mengalami hipoksia atau malnutrisi intrauterin, lahir preterm, dan

    mempunyai kelainan kongenitas mayor.1

    Anamnesis

    Anamnesis yang digunakan untuk skenario 15 adalah allo anamnesis. Allo anamnesis

    adalah salah satu anamnesis untuk memperoleh data subjektif pasien, di mana informasi

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    2/24

    yang dicatat mencakup identitas dan keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara dari

    keluarga, seperti orang tua dan dari tenaga kesehatan.2

    Anamnesis harus dilakukan secara teliti, teratur, dan lengkap karena sebagian besar

    data yang diperlukan diperoleh dari anamnesis untuk menegakkan diagnosis. Untuk bayi

    prematur, hal-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis yaitu :

    Riwayat kehamilan ibu yaitu kesehatan ibu saat kehamilan, pernah sakit atau tidak,makan obat-obatan, atau tetanus toxoid.

    Riwayat kelahiran, yaitu :o Tanggal lahir,o Tempat lahir,o Ditolong oleh siapa,o Cara kelahiran,o Kehamilan ganda,o Keadaan segera setelah lahir, pasca lahir, hari-hari pertama kehidupan,o Masa kehamilan,o Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa kehamilan,

    kurang atau besar) Riwayat pertumbuhan, yaitu kurva berat badan dan panjang badan terhadap umur. Riwayat perkembangan, yaitu patokan perkembangan pada bidang motor kasar,

    motor halus, dan sosial-personal.

    Riwayat imunisasi Riwayat makanan Riwayat penyakit yang pernah diderita Riwayat keluarga Corak reproduksi ibu Data perumahan

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan Rutin pada Bayi Baru Lahir

    Ukuran dan Usia Gestasi

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    3/24

    Penting untuk memperkirakan usia gestasi janin dan membandingkan ukuran tubuh bayi

    dengan rentang normal untuk usia gestasi.

    Usia gestasi dapat diperkirakan lewat berbagai cara. Riwayat ibu akan memberi satu

    taksiran, tetapi mungkin salah jika ibu memiliki pola menstruasi yang tidak teratur sebelum

    konsepsi. Gestasi juga dapat dinilai dari gambaran fisik bayi, yaitu kulit, genitalia eksterna,

    telinga, payudara, serta dari perilaku nonmuskular. Bayi dengan usia gestasi kurang dari 38

    minggu dianggap preterm (prematur). Bayi matur (term) memiliki usia gestasi 38-42 minggu,

    dan bayi dengan usia gestasi lebih dari 42 minggu disebut postterm (postmature).

    Berat, lingkar kepala, dan panjang kepala ke tumit hendaknya ditentukan dan dicatat.

    Lingkat kepala diukur pada diameter oksipital ke frontal terbesar. Panjang diukur dari

    puncak kepala (verteks) sampai lutut dengan tungkai bayi dalam keadaan ekstensi penuh.

    Pengukuran ini kemudian dibandingkan untuk gestasi terhadap grafik pertumbuhan

    optimum, sesuai untuk populasi spesifik, harus digunakan bila tersedia.

    Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk memastikan bahwa transisi ke

    kehidupan ekstranutrien telah berlangsung mulus dan tidak terdapat kelainan mayor.

    Pemerisaan medis yang komprehensif dalam 24 jam setelah lahir, yaitu pemeriksaan rutin

    pada bayu lahir harus dilakukan. Tujuannya adalah untuk:

    Mendeteksi setiap kelainan suatu anomali kongenital yang signifikan terjadi saat lahirpada usia 10-20 kasus per 1000 kelahiran hidup.

    Mengkonfirmasi dan atau mempertimbangkan penatalaksanaan lebih lanjut untuksetiap kelainan yang terdeteksi sebelum lahir.

    Mempertimbangkan masalah potensial yang terkait dengan riwayat kehamilan maternalatau gangguan familial.

    Memungkinkan orang tua untuk bertanya tentang apapun dan meningkatkan perhatiankepada bayi mereka.

    Menentukan apakah terdapat perhatian khusus oleh pengasuh mengenai perawatanbayi setelah pulang.

    Memberikan promosi kesehatan, khususnya pencegahan sindrom kematian bayimendadak (studden infant death syndrome,SIDS).

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    4/24

    Persiapan

    Catatan:

    Periksa catatan atenatal, kelahiran, dan persalinan maternal.

    Peralatan:

    Meteran pengukur Stetoskop OftalmoskopLingkungan:

    Ruangan yang bersih. Privasi, dengan pencahayaan yang sesuai. Periksa bayi pada ranjang dengan alas yang kaku. Jika mungkin kedua orangtua ikut menyaksikan. Selalu cuci tangan dan bersihkan stetoskop sebelum setiap pemeriksaan.Bayi

    Bayi harus telanjang selama pemeriksaan berlangsung sehingga semua bagian tubuhdapat terlihat.

    Diperlukan keadaan bayi yang nyaman dan relaks untuk pemeriksaan yang sukses.Pemeriksaan dilakukan sesuai kesempatan, yaitu pemeriksaan mata ketika terbuka, jantung

    ketika tenang, panggil dilakukan terakhir. Namun demikian, pemeriksaan harus dilakukan

    secara lengkap.

    Berikut ini adalah pemeriksaan yang merupakan pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir,

    antara lain:

    Mata : periksa dengan oftalmoskop untuk melihat refleks merah.

    Plethora atau pucat : jika dicurigai, periksa hematokrit. Telinga : letak rendah, malformasi atau tanda/ lubang

    periaurikular.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    5/24

    Tangan : periksa jari tambahan, garis tangan palmar. Ikterus : jika terjadi dalam 24 jam pertama, perlu pemeriksaan

    lebihlanjut. Jantung : auskultasi. Denyut jantung normal110-160

    kali/menit

    namun dapat menurun sampai 80 kali/menitselama tidur. Murmur jantung.

    Punggung & Tulang belakang : periksa dari atas sampai bawah. Kerutan sakraldi

    Bawahgaris celah natal umum dijumpai danjinak. Jika terletak proksimal dari celah natal

    maka memerlukan ultrasonografi untuk

    mengidentifikasi jika terddapat jalur ke medula

    spinalis, walaupun jarang. Periksa punggung

    untuk pertumbuhan rambut, pembengkakan,

    nervus, atau lesi lain di atas tulang belakang

    yang dapat menunjukkan kelainan vertebra

    atau medula spinalis, misalnya spina bifida

    okulta atau penyatuan medula. Jika ditemukan

    maka rencanakan ultrasonografi, dan MRI

    mungkin diperlukan.

    Nadi femoralis : menurun pada koarktasio aorta. Jika dicurigaimaka

    periksalah dengan mengukur tekanan darah dikeempat ekstremitas. Perbedaan > 15 mmHg

    dianggap signifikan. Menguat pada duktus

    arteriosus paten.

    Tonus otot : amati pergerakan keempat ekstremitas. Rasakanketika

    menggendong (jaga kepala ketika mengangkatbayi). Pada posisi telungkup, bayi aterm (cukup

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    6/24

    bulan) akan mengangkat kepalanya ke posisi

    horizontal.

    Tampilan umum, postur, : apakah normal ? pergerakan Fontanel dan struktur : terasa normal tengkorak Wajah : setiap gambaran dismorfik misalnya trisomi 21

    (sindrom down). Langit-langit/palatum : inspeksi dan palpasi untuk mengidentifikasi

    celah

    langit-langit. Sianosis Lidah : jika ragu periksa saturasi oksigen dengan oksimeter

    nadi. Pernapasan dan pergerakan : amati adanya gawat napas. Peningkatan laju dinding dada pernapasan, napas cuping hidung, grunting (napas

    berbunyi), retraksi dada (sternal daninterkostal).

    Abdomen : hati normal 1-2 cm di bawah tepi kosta, ujunglimpa

    dan ginjal kiri mungkin dapat teraba. Setiapmasa periksa lebih lanjut dengan

    ultrasonografi.

    Panggul : periksa displasia perkembangan panggul. Genitalia : periksa testis di dalam skrotum dan penis

    normal pada

    bayi laki-laki serta anatomi normal pada bayiperempuan.

    Anus : periksa patensi. Kaki : periksa talipes.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    7/24

    Gambar 2.1 Pemeriksaan Rutin pada Bayi Baru Lahir

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    8/24

    Refleks Primitif

    Menggenggam tangan dan kaki sejak lahir hingga usia 4 bulan Moro refleks kejut sejak lahir hingga usia 4 bulan

    angkat bayi dengan menyangga kepala, dan biarkan kepala terjatuh beberapa

    sentimeter. Bayi akan tampak terkejut, melemparkan tangan ke luar dan kemudian

    meletakkannya kembali di badannya.

    Asymmetric tonic neck reflex (ATNR) sejak lahir hingga usia 7 bulanSaat menggelengkan kepala ke salah satu sisi, tangan dan kaki ipsilateralnya akan

    bergerak ke luar.

    Refleks menghisap (rooting) sejak lahirSaat menyentuh sekitar wajah bayi, ia akan berputar, membuka mulutnya seolah-olah

    akan menghisap jari.

    Adanya refleks Moro dan ATNR yang persisten adalah abnormal, dan dapat menjadi indikasi

    adanya palsi serebral.1-3

    Pemeriksaan Penunjang

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran fisik dan usia kehamilan.

    Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada bayi prematur:

    - rontgen dada untuk melihat kematangan paru-paru,

    - analisa gas darah,

    - kadar gula darah,

    - kadar kalsium darah,

    - kadar bilirubin.

    APGAR

    Skor Apgar atau nilai Apgar adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali

    pada tahun 1952 oleh seorang ahli anestesiologi, Dr. Virginia Apgar, sebagai sebuah metode

    sederhana untuk segera cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir dan sekaligus

    mengenali adanya tanda-tanda darurat yang memerlukan adanya tindakan segera terhadap

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    9/24

    bayi baru lahir. Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield

    membuat akronim dari kata APGAR, yaitu Activity (aktivitas), Pulse (nadi), Grimace (mimik),

    Appearance (tampilan kasat mata), dan Respiration (pernapasan).3

    Tes ini biasanya diberikan kepada bayi sebanyak dua kali, yaitu pada menit pertama

    setelah lahir dan dilakukan kembali pada menit ke-5 setelah lahir. Hal-hal yang dinilai

    adalah:

    Tabel 1. Skor APGAR3

    Penilaian 0 1 2

    Appearance (warna

    kulit)

    Seluruh tubuh bayi

    berwarna kebiru-

    biruan atau pucat

    Warna kulit tubuh

    normal, tetapi

    tangan dan kaki

    berwarna kebiruan

    Warna kulit seluruh

    tubuh normal

    Pulse (denyut

    jantung)

    Tidak ada denyut

    jantung

    Denyut jantung

    kurang dari 100 kali

    per menit

    Denyut jantung

    lebih atau di atas

    100 kali per menit

    Grimace (respon

    refleks)

    Tidak ada respon

    terhadap stimulasi

    Wajah meringis saat

    distimulasi

    Meringis, menarik,

    batuk, atau bersin

    saat distimulasi

    Activity (tonus otot)Lemah, tidak ada

    gerakan

    Lengan dan kaki

    dalam keadaan

    fleksi dengan sedikit

    gerakan

    Bergerak aktif dan

    spontan

    Respiration

    (pernapasan)Tidak bernapas

    Menangis lemah,

    seperti merintih,

    pernapasan lambat

    dan tidak teratur

    Menangis kuat,

    pernapasan baik

    dan teratur

    Bayi dengan hasil total 7 atau lebih pada menit pertama setelah lahir, secara umum

    berada pada keadaan sehat. Bukan berarti skor yang rendah menunjukkan bahwa bayi

    tersebut tidak sehat atau tidak normal. Hasil yang rendah dalam penilaian itu, menunjukkan

    bahwa anak Anda membutuhkan tindakan yang sifatnya segera, seperti

    menyedot/mengeluarkan cairan dari saluran pernapasan atau pemberian oksigen untuk

    membantu pernapasan, tindakan tersebut dapat memberikan perbaikan keadaan bayi

    secara umum.

    Pada menit ke-5 setelah lahir, penilaian kembali dilakukan, dan jika skor bayi Anda

    tidak naik hingga nilai 7 atau lebih dan pertimbangan lainnya dari keadaan bayi maka dokter

    dan perawat akan melanjutkan tindakan medis yang perlu untuk dilakukan, pemantauan

    intensif dan penilaian ini diteruskan setiap 5 menit sampai normal atau sampai 20 menit.

    Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya maka ada risiko bahwa anak tersebut

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    10/24

    dapat mengalami kerusakan syarafjangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan

    akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan

    cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera

    dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.

    Beberapa bayi yang lahir dengan masalah pada organ jantung dan paru-paru akan

    membutuhkan tindakan medis lanjutan, sedangkan yang lain hanya membutuhkan waktu

    yang lebih lama untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan luar.

    Jika Apgar menunjukan skor 7-10 berarti bayi normal. Skor yang agak rendah yaitu 4-6

    berarti bayi memerlukan tindakan segera, dan tindakan yang lebih intensif dilakukan pada

    bayi dengan skor 0-3.

    Grafik Lubchenco

    Gambar 3.1 Grafik Lubchenco

    http://id.wikipedia.org/wiki/Neurologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerusakan_otak&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerusakan_otak&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Neurologi
  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    11/24

    Working Diagnosis

    Bayi berusia 34 minggu mengalami kelahiran cukup bulan, sesuai usia kehamilan (NKB-SMK),

    BBLR, dan ikterus fisiologis.

    Etiologi

    Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. Lima belas persen dari

    kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari 1

    janin).

    Faktor resiko yang mungkin berperan dalam terjadinya persalinan prematur adalah:

    - Kehamilan usia muda (usia ibu kurang dari 18 tahun)- Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur- Golongan sosial-ekonomi rendah- Keadaan gizi yang kurang- Penyalahgunaan obat.- Masalah pada ibu biasanya berupa:- Riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya- Kadar alfa-fetoprotein tinggi pada trimester kedua yang penyebabnya tidak

    diketahui

    - Penyakit atau infeksi yang tidak diobati (misalnya infeksi saluran kemih atau infeksiselaput ketuban)

    - Kelainan pada rahim atau leher rahim- Ketuban pecah sebelum waktunya- Plasenta previa.- Pre-eklamsi (suatu keadaan yang bisa terjadi pada trimester kedua kehamilan, yang

    ditandai dengan tekanan darah tinggi, adanya protein dalam air kemih dan

    pembengkakan tungkai)

    - Diabetes mellitus- Penyakit jantung.

    Manifestasi Klinis

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    12/24

    Riwayat kelahiran dan kehamilan

    Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan prematur merupakan penyebab kematian

    neonatal yang tinggi yaitu sebesar 30,3%. Neonatal dengan BBLR beresiko mengalami

    kematian 6,5 kali lebih besar daripada bayi yang lahir dengan berat badan normal.

    2

    BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak di masa yang akan

    datang. Dampak dari bayi lahir dengan berat badan rendah ini adalah pertumbuhannya akan

    lambat, kecenderungan memiliki penampilan intelektual yang lebih rendah daripada bayi

    yang berat lahirnya normal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik

    pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang

    tinggi.

    Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat kurang

    dari 2500 gram atau kurang dari 5,5 pon. Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi

    yang dilahirkan makin tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Berdasarkan batas timbulnya

    permasalahan pada derajat prematuritas, dapat digolongkan:2

    a. Bayi yang sangat prematur, dengan masa gestasi 24 30 minggub.Bayi dengan derajat prematur sedang, yaitu masa gestasi 31 36 mingguc. Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu

    sampai 42 minggu (259 sampai 293 hari).

    d.Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu ataulebih (294 hari atau lebih

    Dengan pengertian seperti di atas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

    a. Prematuritas murniMasa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan

    berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang

    bulan-sesuai untuk masa kehamilan.

    b.DismaturitasBayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk

    masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin

    dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kejadian BBLR, antara lain:2

    1.

    Faktor Ibu

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    13/24

    Karakteristik sosial demografi ibu (umur kurang dari 17 tahun dan umur lebihdari 34 tahun, status sosial ekonomi yang kurang, status perkawinan yang tidah

    sah, tingkat pendidikan yang rendah). Umur yang terlalu muda atau kurang

    dari 17 tahun dan umur yang terlalu lanjut lebih dari 34 tahun merupakan

    kehamilan resiko tinggi. Disebabkan belum matangnya organ reproduksi untuk

    hamil (endometrium belum sempurna) pada usia dibawah 17 tahun sedangkan

    pada umur diatas 35 tahun endometrium yang kurang subur serta

    memperbesar kemungkinan untuk menderita kelainan kongenital, sehingga

    dapat berakibat terhadap kesehatan ibu maupun perkembangan dan

    pertumbuhan janin dan beresiko untuk mengalami kelahiran prematur. Angka

    kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia kurang dari 20 tahun.

    Faktor sosial ekonomi, budaya berhubungan dengan tingkat pendidikan,

    pekerjaan ibu, ekonomi keluarga. Pendidikan secara tidak langsung akan

    mempengaruhi hasil suatu kehamilan khususnya terhadap kejadian bayi

    dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dikaitkan dengan pengetahuan ibu

    dalam memelihara kondisi kehamilan serta upaya mendapatkan pelayanan dan

    pemeriksaan kesehatan selama kehamilan.

    Ekonomi keluarga dapat menunjukkan gambaran kemampuan keluarga dalam

    memenuhi kebutuhan gizi ibu selama hamil yang berperan dalam

    pertumbuhan janin. Keadaan sosial ekonomi sangat berperan terhadap

    timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial

    ekonomi rendah. Hal ini disebabkan keadaan gizi yang kurang baik dan periksa

    hamil.

    Risiko medis ibu sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR (paritas,berat badan dan tinggi badan, pernah melahirkan BBLR, jarak kelahiran). Bila

    berat badan kurang dari 40 kg dan tinggi badan ibu kurang dari 145 cm, cacat

    bawaan, pernah melahirkan BBLR, abortus spontan dan faktor genetik. Paritas

    adalah jumlah anak yang dikandung dan dilahirkan oleh ibu. Paritas yang

    beresiko melahirkan BBLR adalah paritas nol yaitu bila ibu pertama kali hamil

    dan paritas lebih dari empat. Hal ini dapat berpengaruh pada kehamilan

    berikutnya karena kondisi rahim ibu belum pulih jika untuk hamil kembali.

    Semakin kecil jarak antara dua kelahiran semakin besar resiko melahirkan

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    14/24

    BBLR. Kejadian tersebut disebabkan oleh komplikasi perdarahan antepartum,

    partus prematur dan anemia berat. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun

    meningkatkan risiko melahirkan BBLR 2,04 kali lebih besar daripada jarak

    kelahiran lebih dari 2 tahun.

    Status kesehatan reproduksi ibu berisiko terhadap BBLR (status gizi ibu, infeksidan penyakit selama kehamilan, riwayat kehamilan dan komplikasi kehamilan).

    Bayi berat lahir rendah terjadi apabila ibu mengalami gangguan/komplikasi

    selama kehamilan seperti hiperemesis gravidarum yaitu komplikasi mual dan

    muntah pada hamil muda bila terjadi secara terus menerus dapat

    menyebabkan dehidrasi dan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai

    untuk keperluan energi, perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya

    kadar estrogen. Hiperemesis yang terus menerus dapat menyebabkan

    kekurangan asupan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin.

    Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya perdarahan

    antepartum, trauma fisik dan psikologis, diabetes mellitus dan penyakit infeksi

    menjadi salah satu penyebab BBLR karena janin tumbuh lambat atau

    memperpendek usia kehamilan ibu. Penyakit infeksi akut antara lain

    disebabkan oleh masuknya mikroorganisme patogen dalam tubuh kemudian

    dapat menyebabkan timbulnya tanda-tanda atau gejala penyakit.

    Mikroorganisme penyebab infeksi dapat berupa bakteri, protozoa, jamur dan

    virus (rubella, toksoplasma). Hal tersebut dapat menyebabkan kelainan dan

    penularan kongenital pada bayi sehingga bayi yang dilahirkan prematur.

    Patogenesis kejadian BBLR juga diakibatkan oleh penyakit TB paru, malaria,

    penyakit non infeksi seperti penyakit jantung, asma dan kurang gizi (KKP)

    karena status gizi yang buruk. Penyakit-penyakit tersebut dapat mengganggu

    proses fisiologis metabolisme dan pertukaran gas pada janin berakibat

    terjadinya partus prematur sehingga beresiko BBLR. Anemia pada ibu hamil

    adalah suatu keadaan yang menunjukkan kadar haemoglobin (Hb) di dalam

    darah lebih rendah dari nilai normal yaitu 11 g/100 ml. Kehamilan memerlukan

    tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan

    membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Pengaruh anemia terhadapkehamilan yaitu dapat terjadi abortus, persalinan prematur, perdarahan

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    15/24

    antepartum. Adanya penyakit selama hamil meningkatkan risiko 6 kali lebih

    besar untuk terjadi BBLR dibandingkan tidak ada penyakit. Ibu hamil yang

    menderita edema tungkai dan anemia mempunyai resiko 18 kali lebih besar

    untuk terjadi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai gangguan

    selama kehamilan. Faktor resiko lain yang berkembang seperti stress, faktor

    fisik dan psikososial. Kondisi kejiwaan ibu juga sangat berpengaruh kepada

    janin. Oleh sebab itu keadaan mental ibu selama kehamilan juga harus dijaga

    dan diperhatikan, antara lain dengan cara memberikan motivasi kepada ibu

    selama pemeriksaan kehamilan. Dukungan psikologis dan perhatian akan

    berdampak terhadap pola kehidupan sosial pada wanita hamil, sehingga

    wanita hamil merasa nyaman dan dapat menjaga emosional selama

    kehamilannya. Gangguan emosional dapat mengganggu kesehatan ibu dan

    janin yang dikandungnya serta menghambat asuhan neonatal pascapersalinan.

    Status pelayanan antenatal (frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal,tenaga kesehatan tempat periksa hamil, umur kandungan saat pertama kali

    pemeriksaan kehamilan) juga dapat beresiko untuk melahirkan BBLR. Jenis

    pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh ibu hamil adalah pemeriksaan

    kehamilan/pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal harus dilakukan,

    sehingga kondisi ibu dan janin dapat dikontrol dengan baik. Ibu hamil juga

    dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu

    pada setiap trimester sedangkan trimester terakhir sebanyak 2 kali. Kualitas

    pelayanan antenatal meliputi sifat/struktur dan jenis pelayanan yang diberikan

    oleh tenaga kesehatan. Dalam hal ini pelayanan antenatal yang kontinu/

    kadang-kadang serta layanan antenatal yang ditujukan pada segmen

    kehamilan beresiko. Kejadian BBLR 1,5 hingga 5 kali lebih tinggi pada ibu yang

    jarang atau tidak melakukan pelayanan antenatal.

    2. Faktor Janin: Hidraamion/polihidramnion yaitu keadaan dimana banyaknya air ketuban

    melebihi 2000 cc, pada keadaan normal banyaknya air ketuban dapat

    mencapai 1000 cc untuk kemudian menurun lagi setelah minggu ke 38

    sehingga hanya tinggal beberapa ratus cc saja. Hidraamnion dianggap sebagai

    kehamilan resiko tinggi karena dapat membahayakan ibu dan anak, pada

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    16/24

    hidramnion menyebabkan uterus regang sehingga dapat menyebabkan partus

    prematur. Kondisi ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda.

    Kehamilan ganda/ kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada

    kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Berat badan bayi yang

    umumnya baru lahir pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram. Frekuensi

    hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan ganda daripada

    kehamilan tunggal. Pada kehamilan kembar cenderung untuk terjadinya partus

    prematur.

    Keadaan lain yang mungkin terjadi BBLR yaitu cacat bawaan akibat kelainankromosom (sindroma down, turner) serta cacat bawaan karena infeksi

    intrauterine (menyebabkan gangguan pada bayi dalam bentuk fetal

    dismaturity) sehingga janin lahir dengan berat badan yang lebih kecil atau mati

    dalam kandungan, BBLR dapat terjadi akibat ketuban pecah dini yaitu

    keluarnya cairan jernih dari vagina pada kehamilan lebih dari 20 minggu

    sebelum proses persalinan berlangsung. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi

    janin. Bila usia kehamilan belum cukup bulan, namun ketuban sudah pecah

    sebelum waktunya maka hal tersebut dapat mengakibatkan kelahiran

    prematur sehingga bayi yang dilahirkan beresiko untuk BBLR.

    Tabel 2. Perubahan-Perubahan Maturasional Dalam Tampilan dan Perkembangan Sesuai

    Usia Kehamilan

    Gestasi 23-25 minggu 29-31 minggu 37-42 minggu

    Berat lahir

    (persentil ke-50)

    Pada usia 24 minggu: Pada usia 30 minggu: Pada usia 40 minggu:

    Laki-laki = 700 g Laki-laki = 1,5 kg Laki-laki = 3,55 kg

    Perempuan = 620 g Perempuan = 1,4 kg Perempuan - 3,4 kg

    Kulit

    Sangat tipis, bergelatin Ketebalan mediumKulit tebal dan pecah-pecah

    pada tangan dan kaki

    Berwarna merah gelap di

    seluruh tubuhMerah muda

    Merah muda pucat, merah

    muda di seluruh tubuh

    Telinga, bibir, telapaktangan, dan telapak kaik

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    17/24

    Telinga

    Daun telinga lembutTerdapat kartilago pada

    tepi daun telinga

    Kartilago daun telinga keras

    pada tepi daun telinga

    Tidak ada rekoil Mulai ada rekoil Mengalami rekoil segera

    Payudara Jaringan payudara tidak terabaSatu atau kedua payudaramembentuk nodul

    berukuran 0,5-1,0 cm

    Satu atau kedua payudaramembentuk nodul lebih

    dari 1,0 cm

    Genitalia

    Laki-laki: Skrotum rata, testis

    tidak teraba

    Pria: skrotum = beberapa

    rugae,

    Laki-laki: skrotum = rugae,

    testis = di skrotum

    Perempuan: klitoris menonjol,

    labia mayor terpisah jauh

    testis = di kanalis

    ingunalis

    Perempuan: di labia minor

    dan klitoris tertutup

    Labia minor terpisah jauh

    Perempuan = labia minor

    dan klitoris sebagian

    tertutup

    PosturEkstensi, tidak teratur, tidak

    terkoordinasi

    Sedikit fleksi pada tungkai

    bawah

    Fleksi, pergerakan

    ekstremitas halus

    Penglihatan

    Kelopak mata dapat tertutup

    atau sebagian terbuka

    Pupil bereaksi terhadap

    cahaya

    Melihat wajah.Mengikuti

    wajah, garis melengkung

    Tidak ada atau sedikit

    pergerakan mata

    dan kontras terang/gelap

    pada semua arah

    Pendengaran

    Terkejut oleh suara bisingMemutar kepala dan mata

    ke sumber suara

    Lebih menyukai kata-katadan suara ibu

    Pernapasan

    Membutuhkan bantuan

    pernapasan

    Kadang-kadang

    membutuhkan bantuan

    pernapasan

    Kebutuhan bantuan

    pernapasan umum tidak

    terjadi

    Apnea belum terjadi Apnea belum terjadi Apnea jarang terjadi

    Menghisap dan

    menelanIsapan tidak terkoordinasi

    Terkoordinasi pada usia

    gestasi 34-35 minggu

    Pemberian

    makan

    Biasanya membutuhkan TPN

    (Total parenteral nutrition)

    Makan lewat selang

    (nasogastrik)

    Pada cukup bulan,

    menangis ketika lapar

    Kadang-kadang

    membutuhkan TPNMakan sesuai kebutuhan

    Bernapas, menghisap, dan

    menelan secara

    terkoordinasi

    Pengecapan

    Bereaksi terhadap rasa

    pahit

    Membedakan manis, asam ,

    pahit

    Lebih menyukai manis

    Interaksi Jarang bisa berinteraksi Membuat kontak mata danwaspada penuh

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    18/24

    Mudah terbebani oleh stimulus

    sensorik

    Menangis Sangat pelan Keras

    Siklus bangun

    tidur

    Status tidur intermediatStatus tidur dan bangun

    sangat jelas

    Ikterus Fisiologis

    Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun

    cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan

    dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60% dan 80%. Untuk kebanyakan bayi fenomena

    ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan. Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh

    faktor tunggal tapi kombinasi dari berbagai faktor yang berhubungan dengan maturitas

    fisiologis bayi baru lahir. Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada

    bati baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan

    penurunan clearance bilirubin.

    Peningkatan ketersediaan bilirubin merupakan hasil dari produksi bilirubin dan early

    bilirubin yang lebih besar serta penurunan usia sel darah merah. Resirkulasi aktif bilirubin di

    enterohepatik, yang meningkatkan kadar serum bilirubin tidak terkonjugasi, disebabkan

    oleh penurunan bakteri flora normal, aktifitas -glucuronidase yang tinggi dan penurunan

    motilitas usus halus.

    Tabel . Faktor yang berhubungan dengan ikterus fisiologis.

    Dasar Penyebab

    Peningkatan bilirubin yang tersedia

    - Peningkatan produksi bilirubin

    - Peningkatan resirkulasi melaluienterohepatik shunt

    Penurunan bilirubin clearance

    - Penurunan clearance dari plasma- Penurunan metabolisme hepatik

    Peningkatan sel darah merah

    Penurunan umur sel darah merah

    Peningkatan early bilirubin

    Peningkatan aktifitas -glucuronidase

    Tidak adanya flora bakteri

    Pengeluaran mekonium yang terlambat

    Defisiensi protein karier

    Penurunan aktivitas UDPGT

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    19/24

    Pada bayi yang diberi minum lebih awal atau diberi minum lebih sering dan bayi

    dengan aspirasi mekonium atau pengeluaran mekonium lebih awal cenderung mempunyai

    insiden yang rendah untuk terjadinya ikterus fisiologis. Pada bayi yang diberi minum susu

    formula cenderung mengeluarkan bilirubin lebih banyak pada mekoniumnya selama 3 hari

    pertama kehidupan dibandingkan dengan yang mendapat ASI. Bayi yang mendapat ASI,

    kadar bilirubin cenderung lebih rendah dan defekasinya lebih sering. Bayi yang terlambat

    mengeluarkan mekonium lebih sering terjadi ikterus fisiologis.

    Pada bayi yang mendapat ASI terdapat dua bentuk neonatal jaundice yaitu iearly

    (berhubungan dengan breast feeding) dan late (berhubungan dengan ASI). Bentuk early

    onsetdiyakini berhubungan dengan proses pemberian minum. Bentuk late onset diyakini

    dipengaruhi oleh kandungan ASI ibu yang mempengaruhi proses konjugasi dan ekskresi.

    Penyebab late onsettidak diketahui, tetapi telah dihubungkan dengan adanya faktor spesifik

    dari ASI, yaitu: 2-20-pregnanediol yang mempengaruhi aktifitas UDPGT atau pelepasan

    bilirubin konjugasi dari hepatosit; peningkatan aktifitas lipoprotein lipase yang kemudian

    melepaskan asam lemak bebas ke dalam usus halus; penghambatan konjugasi akibat

    peningkatan asam lemak unsaturated; atau -glukuronidase atau adanya faktor lain yang

    mungkin menyebabkan peningkatan jalur enterohepatik.

    Penatalaksanaan

    Medica Mentosa

    Jika kemungkinan akan terjadi kelahiran prematur, biasanya diberikan obat tokolitik untuk

    menghentikan kontraksi dan kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru

    bayi.

    Makanan diberikan melalui sebuah selang yang dimasukkan ke dalam lambung bayi karena

    fungsi menghisap dan menelan pada bayi prematur masih belum matang. Pada prematur

    yang ekstrim, makanan diberikan melalui infus. Pada usia sekitar 34 minggu, bayi mulai

    disusui ASI atau susu botol.

    Bayi prematur sangat cepat kehilangan panas dan mengalami kesulitan dalam

    mempertahankan suhu tubuh, sehingga mereka biasanya ditempatkan di dalam suatuinkubator. Mungkin bayi memerlukan bantuan respirator dan tambahan oksigen.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    20/24

    Non Medica Mentosa

    Mempertahankan Suhu Normal Bayi

    Pada bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram atau umur kehamilan 36 pekan,

    perlu penambahan kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu normal. Bayi tersebut

    dapat dengan cepat mengalami hipotermi (suhu tubuh di bawah normal) dan perlu waktu

    lebih lama untuk menghangatkannya kembali. Risiko komplikasi dan kematian meningkat

    secara bermakna bila suhu lingkungannya tidak optimal. Salah satu cara untuk

    mempertahankan suhu normal bayi prematur dengan metode Kanguru Mother Care (KMC)

    atau Perawatan Bayi Lekat (PBL). Metode ini bermanfaat untuk menstabilkan suhu bayi

    dengan berat badan 2500 gram, terutama direkomendasikan untuk perawatan

    berkelanjutan bayi dengan berat badan 1800 gram. KMC adalah kontak kuli di anatara ibu

    dan bayinya secara dini, terus menerus, dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif.

    KMC bisa dimulai segera setelah bayi lahir atau setelah bayi stabil, dan dapat dilakukan di

    rumah setelah bayi boleh

    pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meski belum bisa menyusu, yaitu dengan tetap

    memberikan ASI peras menggunakan sendok. Cara melakukan KMC adalah sebagai berikut:

    Berilah bayi pakaian, popok, topi, dan kaos kaki yang sudah dihangatkan lebih dahulu

    (misal dengan cara disetrika)

    Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak dan langsung kontak ke kulit ibu dan

    pastikan kepala bayi sudah terfiksasi di dada ibu. Posisikan bayi dalam frog position

    yaitu tertekuk pada siku dan tungkai, sementara kepala dan dada bayi terletak di dada ibu

    dengan kepala bayi agak mendongak.

    Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah dengan selimut yang sudah dihangatkan

    sebelumnya. Tidak perlu baju khusus selama baju yang dikenakan sudah cukup hangat dan

    nyaman selama kontak dengan kulit ibu.

    Dapat juga menggunakan baju berukuran lebih besar dari badan ibu, kemudian bayi

    diletakkan di antara payudara ibu, baju ditangkupkan, dan ibu memakai selendang yang

    dililitkan ke perut ibu agar bayi tidak terjatuh.

    Bila baju ibu tidak cukup menyokong bayi, dapat menggunakan kain lebar yang elastik

    atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi (semacam gendongan).

    Ibu tetap dapat beraktivitas biasa selama KMC. Pada waktu tidur, posisi ibu setengah

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    21/24

    duduk atau bisa juga dengan meletakkan beberapa bantal di punggung ibu. KMC sangat

    dianjurkan karena memiliki banyak manfaat, yaitu dapat meningkatkan hubungan

    emosional antara ibu dan bayi; menstabilkan suhu tubuh, pernafasan, dan denyut jantung

    bayi; meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi; mengurangi stres pada ibu dan

    bayi; menenangkan bayi (sehingga tidak rewel).

    Pemberian Asi

    Bayi prematur perlu diberi susu lebih sering dibanding bayi cukup bulan karena mereka

    membakar kalori lebih cepat. Makin kecil tubuhnya, makin sering nutrisi perlu

    diberikan.Umumnya refleks hisap dan menelan sudah cukup baik pada bayi prematur

    dengan masa kehamilan > 34 minggu (berat lahir > 2000 gram), sehingga bayi dapat dicoba

    langsung menyusu pada ibunya. Telah dibuktikan bahwa bayi prematur lebih cepat belajar

    menetek dibanding minum dari botol. Bila refleks mengisap bayi sudah muncul, ia dapat

    langsung menetek pada ibu. Bila belum, susu diberikan dengan sendok khusus. Bayi

    prematur, disesuaikan dengan berat badannya, akan mendapatkan nutrisi secara bertahap

    tergantung kondisinya. Bila ia lahir amat kecil, bayi mendapat nutrisi bertahap mulai dari

    selang (waktu masih di Rumah Sakit) hingga akhirnya bisa menetek pada ibu. Agar ASI

    tersedia, ibu harus diajarkan cara memompa atau memerah ASI secara teratur dan yang

    paling penting adalah ibu tidak boleh stres, cukup istirahat dan makan. Ibu yang stres oleh

    karena bayi dipisahkan

    dari ibunya, dapat menghambat produksi ASI. Pada waktu pemulangan dari rumah sakit,

    sebagian besar bayi prematur membutuhkan pemberian makan paling sedikit tiap tiga jam.

    Ibu harus menyusui tiap 1,5-2 jam dalam sehari pada 24-48 jam pertama setelah pulang dari

    rumah sakit untuk memastikan produksi susu yang cukup. Setelah itu, bayi normalnya

    disususi tiap 2-3 jam atau 8-10 kali per hari. Enam sampai 8 popok basah per 24 jam

    menunjukkan asupan cairan yang cukup. Bila bayi menolak disusui, ibu harus mencoba lagi

    dalam setengah sampai satu jam. Ibu dapat mendorong bayi untuk menyusu dengan

    mengeluarkan tetes-tetes susu, mendorong puting atau memposisikan bayi. Ibu yang

    mengalami masalah menyusui dapat berkunjung ke klinik laktasi terdekat.

    Waktu Istirahat

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    22/24

    Bayi prematur tidur lebih banyak daripada bayi cukup bulan. Kendati demikian, bayi

    prematur juga bangun lebih sering dibandingkan bayi cukup bulan. Periode tidur rata-rata

    bayi prematur lebih singkat daripada bayi cukup bulan. Bayi prematur juga memerlukan

    waktu beberapa hari atau minggu untuk dapat pindah dari lingkungan NICU (Neonatal

    Intensive Care Unit) ke rumah. Mengurangi kebisingan dan meredupkan lampu secara

    bertahap terbukti dapat membantu bayi tertidur lelap. Usahakan bayi tidur telentang

    karena telah diketahui bahwa posisi telungkup berkaitan dengan meningkatnya resiko

    terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS). Hindari juga kasur yang terlalu empuk dan

    permukaan lainnya yang dapat memerangkap udara pernapasan, karena bisa juga

    meningkatkan risiko terjadinya SIDS.

    Konsultasi pada Ahlinya

    Kelahiran bayi prematur yang lebih awal dari waktunya sering menyisakan permasalahan

    karena belum matangnya organ-organ tubuh. Untuk itu, orangtua dengan bayi prematur

    hendaknya selalu mengamati perkembangan anaknya dan sering berkonsultasi dengan

    ahlinya. Permasalahan yang biasanya muncul seperti masalah penglihatan dan

    pendengaran.

    Strabismus (juling) lebih sering ditemukan pada bayi prematur. Karena juling dapat menjadi

    tanda kelainan di dalam mata, konsultasi dengan dokter mata umumnya diperlukan. Pada

    banyak bayi berat lahir sangat rendah, juling pada usia enam minggu menghilang saat

    mencapai usia 9 bulan. Juling yang timbul saat usia 9 bulan cenderung menetap. Dianjurkan

    melakukan pemeriksaan awal pada usia 4-6 minggu, dengan follow-up tergantung hasil

    pemeriksaan awal. Masalah pendengaran yang sering muncul pada bayi prematur adalah

    ketulian, hal ini disebabkan oleh beberapa keadaan seperti hiponatremia (kadar natrium

    dalam darah yang rendah), alkalosis metabolik dan penggunaan ventilator mekanik dalam

    waktu lama. Penggunaan obat golongan aminoglikosida atau furosemide merupakan faktor

    resiko tambahan. Orang tua harus memperhatikan adanya tanda-tanda hilangnya

    pendengaran pada bayi. Respons bayi terhadap suara keras dapat diperiksa oleh dokter dan

    kemampuan mengerti dan mengekspresikan bahasa dapat dinilai dengan alat pemeriksaan

    untuk mengukur perkembangan. Konsultasi dengan ahli THT dapat dilakukan jika orang tua

    melihat tanda-tanda hilangnya pendengaran atau jika ditemukan kelainan saatpemeriksaan.

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    23/24

    Dibutuhkan Kesabaran dan Ketelatenan

    Memiliki seorang bayi yang terlahir prematur tentu membutuhkan perhatian khusus.

    Kesabaran dan ketelatenan sangat dibutuhkan untuk merawat bayi prematur,karena

    kondisinya yang berbeda dari bayi pada umumnya yang lahir cukup bulan. Kesulitan dan

    masalah seringkali muncul selama perawatan, hal ini bisa diimbangi dengan banyak mencari

    tahu tentang cara perawatan bayi prematur (salah satunya dengan banyak membaca buku)

    dan tentunya dengan banyak berkonsultasi pada ahlinya. Perhatian dan kasih sayang

    orangtua mutlak diperlukan agar bayi prematur dapat berkembang secara optimal.

    Sentuhan dan belaian bahkan terbukti secara bermakna dapat membantu mereka tumbuh

    normal seperti bayi lainnya. Semakin dini dilakukan stimulasi (rangsangan), maka hasil yang

    diperoleh juga lebih bagus. Pijat bayi bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa diterapkan

    oleh orangtua pada bayinya. Satu hal yang perlu diingat, hendaknya orangtua senantiasa

    bersyukur

    dengan kehadiran buah hatinya dan tidak berkecil hati meski bayi mereka terlahir

    prematur. Demikian penjelasan mengenai perawatan bayi prematur, semoga bisa

    diterapkan dalam merawat bayi prematur di rumah.

    Pencegahan

    Salah satu langkah terpenting dalam mencegah prematuritas adalah mulai melakukan

    pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan terus melakukan pemeriksaan selama

    kehamilan. Statistik menunjukkan bahwa perawatan kehamilan yang dini dan baik bisa

    mengurangi angka kejadian prematuritas, kecil untuk kehamilan dan angka kesakitan akibat

    persalinan dan pada masa baru lahir.

    Komplikasi

    1. Sindroma gawat pernapasan (penyakit membran hialin).2. Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat bisa menyebabkan gangguan refleks

    menghisap atau menelan, rentan terhadap terjadinya perdarahan otak atau serangan

    apneu.

    3.

    Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi pemberian makanan.4. Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia retrolental)

  • 7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn

    24/24

    5. Displasia bronkopulmoner.6. Penyakit jantung.7. Jaundice.8. Infeksi atau septikemia.9. Anemia.10.Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-ubah, bisa tinggi

    (hiperglikemia maupun rendah (hipoglikemia).

    11.Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat.12.Keterbelakangan mental dan motorik.Prognosis

    Prognosis bayi prematur ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya

    masa gestasi (makin mudah masa gestasi/ makin mudah berat bayi makin tinggi angka

    kematian), terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatus

    seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini

    selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara,

    IQ yang rendah dan gangguan lainnya

    Daftar Pustaka

    1. Meadow SR, Newell SJ. Lecture notes on paediatrics. Edisi ke-7. Jakarta: Erlangga;2004.h.59, 65.

    2. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri Rudolph. Edisi ke-20. Jakarta:EGC; 2007.h.1065-6.

    3. Lissauer T, fanaroff A. At a glance neonatology. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2009.h.46-137.

    4. David H. Dasar-dasar pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008.h.44-73.5. Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC; 2000.h.2146-7.6. Richard BE. Esensi pediatri nelson. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2010.h.754.7. Lorna D. Pemeriksaan kesehatan bayi. Jakarta: EGC; 2011.h. 9-49.8. Kosim MS, Yunanti A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A. Buku ajar neonatalogi. Jakarta: Badan

    Penerbit IDAI;2010.h.147-53.