tinjauan pustaka obgyn
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
1/24
Tinjauan Pustaka
Neonatus Kurang Bulan, Sesuai Usia
Kehamilan dengan Ikterik
Edwinda Desy Ratu
102010229
5 Juni 2013
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email:[email protected]
Pendahuluan
Proses kelahiran bayi merupakan keajaiban. Dalam beberapa saat, janin yang keriput dan
basah, berubah menjadi bayi yang hidup bebas. Transisi dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin merupakan hal yang vital. Janin harus dapat menghindarkan diri dari
potensi kerusakan yang terjadi saat kelahiran, beradaptasi secara fisiologis untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, dan setelah kelahiran, menghindarkan diri
dari bahaya lingkungan seperti hipotermia dan infeksi, karena dia masih rentan terhadapbahaya tersebut. Periode intrapartum dan neonatal awal merupakan masa yang amat
berbahaya bagi bayi yang mengalami hipoksia atau malnutrisi intrauterin, lahir preterm, dan
mempunyai kelainan kongenitas mayor.1
Anamnesis
Anamnesis yang digunakan untuk skenario 15 adalah allo anamnesis. Allo anamnesis
adalah salah satu anamnesis untuk memperoleh data subjektif pasien, di mana informasi
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
2/24
yang dicatat mencakup identitas dan keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara dari
keluarga, seperti orang tua dan dari tenaga kesehatan.2
Anamnesis harus dilakukan secara teliti, teratur, dan lengkap karena sebagian besar
data yang diperlukan diperoleh dari anamnesis untuk menegakkan diagnosis. Untuk bayi
prematur, hal-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis yaitu :
Riwayat kehamilan ibu yaitu kesehatan ibu saat kehamilan, pernah sakit atau tidak,makan obat-obatan, atau tetanus toxoid.
Riwayat kelahiran, yaitu :o Tanggal lahir,o Tempat lahir,o Ditolong oleh siapa,o Cara kelahiran,o Kehamilan ganda,o Keadaan segera setelah lahir, pasca lahir, hari-hari pertama kehidupan,o Masa kehamilan,o Berat badan dan panjang badan lahir (apakah sesuai dengan masa kehamilan,
kurang atau besar) Riwayat pertumbuhan, yaitu kurva berat badan dan panjang badan terhadap umur. Riwayat perkembangan, yaitu patokan perkembangan pada bidang motor kasar,
motor halus, dan sosial-personal.
Riwayat imunisasi Riwayat makanan Riwayat penyakit yang pernah diderita Riwayat keluarga Corak reproduksi ibu Data perumahan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Rutin pada Bayi Baru Lahir
Ukuran dan Usia Gestasi
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
3/24
Penting untuk memperkirakan usia gestasi janin dan membandingkan ukuran tubuh bayi
dengan rentang normal untuk usia gestasi.
Usia gestasi dapat diperkirakan lewat berbagai cara. Riwayat ibu akan memberi satu
taksiran, tetapi mungkin salah jika ibu memiliki pola menstruasi yang tidak teratur sebelum
konsepsi. Gestasi juga dapat dinilai dari gambaran fisik bayi, yaitu kulit, genitalia eksterna,
telinga, payudara, serta dari perilaku nonmuskular. Bayi dengan usia gestasi kurang dari 38
minggu dianggap preterm (prematur). Bayi matur (term) memiliki usia gestasi 38-42 minggu,
dan bayi dengan usia gestasi lebih dari 42 minggu disebut postterm (postmature).
Berat, lingkar kepala, dan panjang kepala ke tumit hendaknya ditentukan dan dicatat.
Lingkat kepala diukur pada diameter oksipital ke frontal terbesar. Panjang diukur dari
puncak kepala (verteks) sampai lutut dengan tungkai bayi dalam keadaan ekstensi penuh.
Pengukuran ini kemudian dibandingkan untuk gestasi terhadap grafik pertumbuhan
optimum, sesuai untuk populasi spesifik, harus digunakan bila tersedia.
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk memastikan bahwa transisi ke
kehidupan ekstranutrien telah berlangsung mulus dan tidak terdapat kelainan mayor.
Pemerisaan medis yang komprehensif dalam 24 jam setelah lahir, yaitu pemeriksaan rutin
pada bayu lahir harus dilakukan. Tujuannya adalah untuk:
Mendeteksi setiap kelainan suatu anomali kongenital yang signifikan terjadi saat lahirpada usia 10-20 kasus per 1000 kelahiran hidup.
Mengkonfirmasi dan atau mempertimbangkan penatalaksanaan lebih lanjut untuksetiap kelainan yang terdeteksi sebelum lahir.
Mempertimbangkan masalah potensial yang terkait dengan riwayat kehamilan maternalatau gangguan familial.
Memungkinkan orang tua untuk bertanya tentang apapun dan meningkatkan perhatiankepada bayi mereka.
Menentukan apakah terdapat perhatian khusus oleh pengasuh mengenai perawatanbayi setelah pulang.
Memberikan promosi kesehatan, khususnya pencegahan sindrom kematian bayimendadak (studden infant death syndrome,SIDS).
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
4/24
Persiapan
Catatan:
Periksa catatan atenatal, kelahiran, dan persalinan maternal.
Peralatan:
Meteran pengukur Stetoskop OftalmoskopLingkungan:
Ruangan yang bersih. Privasi, dengan pencahayaan yang sesuai. Periksa bayi pada ranjang dengan alas yang kaku. Jika mungkin kedua orangtua ikut menyaksikan. Selalu cuci tangan dan bersihkan stetoskop sebelum setiap pemeriksaan.Bayi
Bayi harus telanjang selama pemeriksaan berlangsung sehingga semua bagian tubuhdapat terlihat.
Diperlukan keadaan bayi yang nyaman dan relaks untuk pemeriksaan yang sukses.Pemeriksaan dilakukan sesuai kesempatan, yaitu pemeriksaan mata ketika terbuka, jantung
ketika tenang, panggil dilakukan terakhir. Namun demikian, pemeriksaan harus dilakukan
secara lengkap.
Berikut ini adalah pemeriksaan yang merupakan pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir,
antara lain:
Mata : periksa dengan oftalmoskop untuk melihat refleks merah.
Plethora atau pucat : jika dicurigai, periksa hematokrit. Telinga : letak rendah, malformasi atau tanda/ lubang
periaurikular.
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
5/24
Tangan : periksa jari tambahan, garis tangan palmar. Ikterus : jika terjadi dalam 24 jam pertama, perlu pemeriksaan
lebihlanjut. Jantung : auskultasi. Denyut jantung normal110-160
kali/menit
namun dapat menurun sampai 80 kali/menitselama tidur. Murmur jantung.
Punggung & Tulang belakang : periksa dari atas sampai bawah. Kerutan sakraldi
Bawahgaris celah natal umum dijumpai danjinak. Jika terletak proksimal dari celah natal
maka memerlukan ultrasonografi untuk
mengidentifikasi jika terddapat jalur ke medula
spinalis, walaupun jarang. Periksa punggung
untuk pertumbuhan rambut, pembengkakan,
nervus, atau lesi lain di atas tulang belakang
yang dapat menunjukkan kelainan vertebra
atau medula spinalis, misalnya spina bifida
okulta atau penyatuan medula. Jika ditemukan
maka rencanakan ultrasonografi, dan MRI
mungkin diperlukan.
Nadi femoralis : menurun pada koarktasio aorta. Jika dicurigaimaka
periksalah dengan mengukur tekanan darah dikeempat ekstremitas. Perbedaan > 15 mmHg
dianggap signifikan. Menguat pada duktus
arteriosus paten.
Tonus otot : amati pergerakan keempat ekstremitas. Rasakanketika
menggendong (jaga kepala ketika mengangkatbayi). Pada posisi telungkup, bayi aterm (cukup
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
6/24
bulan) akan mengangkat kepalanya ke posisi
horizontal.
Tampilan umum, postur, : apakah normal ? pergerakan Fontanel dan struktur : terasa normal tengkorak Wajah : setiap gambaran dismorfik misalnya trisomi 21
(sindrom down). Langit-langit/palatum : inspeksi dan palpasi untuk mengidentifikasi
celah
langit-langit. Sianosis Lidah : jika ragu periksa saturasi oksigen dengan oksimeter
nadi. Pernapasan dan pergerakan : amati adanya gawat napas. Peningkatan laju dinding dada pernapasan, napas cuping hidung, grunting (napas
berbunyi), retraksi dada (sternal daninterkostal).
Abdomen : hati normal 1-2 cm di bawah tepi kosta, ujunglimpa
dan ginjal kiri mungkin dapat teraba. Setiapmasa periksa lebih lanjut dengan
ultrasonografi.
Panggul : periksa displasia perkembangan panggul. Genitalia : periksa testis di dalam skrotum dan penis
normal pada
bayi laki-laki serta anatomi normal pada bayiperempuan.
Anus : periksa patensi. Kaki : periksa talipes.
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
7/24
Gambar 2.1 Pemeriksaan Rutin pada Bayi Baru Lahir
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
8/24
Refleks Primitif
Menggenggam tangan dan kaki sejak lahir hingga usia 4 bulan Moro refleks kejut sejak lahir hingga usia 4 bulan
angkat bayi dengan menyangga kepala, dan biarkan kepala terjatuh beberapa
sentimeter. Bayi akan tampak terkejut, melemparkan tangan ke luar dan kemudian
meletakkannya kembali di badannya.
Asymmetric tonic neck reflex (ATNR) sejak lahir hingga usia 7 bulanSaat menggelengkan kepala ke salah satu sisi, tangan dan kaki ipsilateralnya akan
bergerak ke luar.
Refleks menghisap (rooting) sejak lahirSaat menyentuh sekitar wajah bayi, ia akan berputar, membuka mulutnya seolah-olah
akan menghisap jari.
Adanya refleks Moro dan ATNR yang persisten adalah abnormal, dan dapat menjadi indikasi
adanya palsi serebral.1-3
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran fisik dan usia kehamilan.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada bayi prematur:
- rontgen dada untuk melihat kematangan paru-paru,
- analisa gas darah,
- kadar gula darah,
- kadar kalsium darah,
- kadar bilirubin.
APGAR
Skor Apgar atau nilai Apgar adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1952 oleh seorang ahli anestesiologi, Dr. Virginia Apgar, sebagai sebuah metode
sederhana untuk segera cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir dan sekaligus
mengenali adanya tanda-tanda darurat yang memerlukan adanya tindakan segera terhadap
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
9/24
bayi baru lahir. Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield
membuat akronim dari kata APGAR, yaitu Activity (aktivitas), Pulse (nadi), Grimace (mimik),
Appearance (tampilan kasat mata), dan Respiration (pernapasan).3
Tes ini biasanya diberikan kepada bayi sebanyak dua kali, yaitu pada menit pertama
setelah lahir dan dilakukan kembali pada menit ke-5 setelah lahir. Hal-hal yang dinilai
adalah:
Tabel 1. Skor APGAR3
Penilaian 0 1 2
Appearance (warna
kulit)
Seluruh tubuh bayi
berwarna kebiru-
biruan atau pucat
Warna kulit tubuh
normal, tetapi
tangan dan kaki
berwarna kebiruan
Warna kulit seluruh
tubuh normal
Pulse (denyut
jantung)
Tidak ada denyut
jantung
Denyut jantung
kurang dari 100 kali
per menit
Denyut jantung
lebih atau di atas
100 kali per menit
Grimace (respon
refleks)
Tidak ada respon
terhadap stimulasi
Wajah meringis saat
distimulasi
Meringis, menarik,
batuk, atau bersin
saat distimulasi
Activity (tonus otot)Lemah, tidak ada
gerakan
Lengan dan kaki
dalam keadaan
fleksi dengan sedikit
gerakan
Bergerak aktif dan
spontan
Respiration
(pernapasan)Tidak bernapas
Menangis lemah,
seperti merintih,
pernapasan lambat
dan tidak teratur
Menangis kuat,
pernapasan baik
dan teratur
Bayi dengan hasil total 7 atau lebih pada menit pertama setelah lahir, secara umum
berada pada keadaan sehat. Bukan berarti skor yang rendah menunjukkan bahwa bayi
tersebut tidak sehat atau tidak normal. Hasil yang rendah dalam penilaian itu, menunjukkan
bahwa anak Anda membutuhkan tindakan yang sifatnya segera, seperti
menyedot/mengeluarkan cairan dari saluran pernapasan atau pemberian oksigen untuk
membantu pernapasan, tindakan tersebut dapat memberikan perbaikan keadaan bayi
secara umum.
Pada menit ke-5 setelah lahir, penilaian kembali dilakukan, dan jika skor bayi Anda
tidak naik hingga nilai 7 atau lebih dan pertimbangan lainnya dari keadaan bayi maka dokter
dan perawat akan melanjutkan tindakan medis yang perlu untuk dilakukan, pemantauan
intensif dan penilaian ini diteruskan setiap 5 menit sampai normal atau sampai 20 menit.
Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya maka ada risiko bahwa anak tersebut
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
10/24
dapat mengalami kerusakan syarafjangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan
akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan
cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera
dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
Beberapa bayi yang lahir dengan masalah pada organ jantung dan paru-paru akan
membutuhkan tindakan medis lanjutan, sedangkan yang lain hanya membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan luar.
Jika Apgar menunjukan skor 7-10 berarti bayi normal. Skor yang agak rendah yaitu 4-6
berarti bayi memerlukan tindakan segera, dan tindakan yang lebih intensif dilakukan pada
bayi dengan skor 0-3.
Grafik Lubchenco
Gambar 3.1 Grafik Lubchenco
http://id.wikipedia.org/wiki/Neurologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerusakan_otak&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerusakan_otak&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Neurologi -
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
11/24
Working Diagnosis
Bayi berusia 34 minggu mengalami kelahiran cukup bulan, sesuai usia kehamilan (NKB-SMK),
BBLR, dan ikterus fisiologis.
Etiologi
Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. Lima belas persen dari
kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari 1
janin).
Faktor resiko yang mungkin berperan dalam terjadinya persalinan prematur adalah:
- Kehamilan usia muda (usia ibu kurang dari 18 tahun)- Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur- Golongan sosial-ekonomi rendah- Keadaan gizi yang kurang- Penyalahgunaan obat.- Masalah pada ibu biasanya berupa:- Riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya- Kadar alfa-fetoprotein tinggi pada trimester kedua yang penyebabnya tidak
diketahui
- Penyakit atau infeksi yang tidak diobati (misalnya infeksi saluran kemih atau infeksiselaput ketuban)
- Kelainan pada rahim atau leher rahim- Ketuban pecah sebelum waktunya- Plasenta previa.- Pre-eklamsi (suatu keadaan yang bisa terjadi pada trimester kedua kehamilan, yang
ditandai dengan tekanan darah tinggi, adanya protein dalam air kemih dan
pembengkakan tungkai)
- Diabetes mellitus- Penyakit jantung.
Manifestasi Klinis
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
12/24
Riwayat kelahiran dan kehamilan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan prematur merupakan penyebab kematian
neonatal yang tinggi yaitu sebesar 30,3%. Neonatal dengan BBLR beresiko mengalami
kematian 6,5 kali lebih besar daripada bayi yang lahir dengan berat badan normal.
2
BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak di masa yang akan
datang. Dampak dari bayi lahir dengan berat badan rendah ini adalah pertumbuhannya akan
lambat, kecenderungan memiliki penampilan intelektual yang lebih rendah daripada bayi
yang berat lahirnya normal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik
pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang
tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat kurang
dari 2500 gram atau kurang dari 5,5 pon. Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi
yang dilahirkan makin tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Berdasarkan batas timbulnya
permasalahan pada derajat prematuritas, dapat digolongkan:2
a. Bayi yang sangat prematur, dengan masa gestasi 24 30 minggub.Bayi dengan derajat prematur sedang, yaitu masa gestasi 31 36 mingguc. Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai 42 minggu (259 sampai 293 hari).
d.Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu ataulebih (294 hari atau lebih
Dengan pengertian seperti di atas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
a. Prematuritas murniMasa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang
bulan-sesuai untuk masa kehamilan.
b.DismaturitasBayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin
dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kejadian BBLR, antara lain:2
1.
Faktor Ibu
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
13/24
Karakteristik sosial demografi ibu (umur kurang dari 17 tahun dan umur lebihdari 34 tahun, status sosial ekonomi yang kurang, status perkawinan yang tidah
sah, tingkat pendidikan yang rendah). Umur yang terlalu muda atau kurang
dari 17 tahun dan umur yang terlalu lanjut lebih dari 34 tahun merupakan
kehamilan resiko tinggi. Disebabkan belum matangnya organ reproduksi untuk
hamil (endometrium belum sempurna) pada usia dibawah 17 tahun sedangkan
pada umur diatas 35 tahun endometrium yang kurang subur serta
memperbesar kemungkinan untuk menderita kelainan kongenital, sehingga
dapat berakibat terhadap kesehatan ibu maupun perkembangan dan
pertumbuhan janin dan beresiko untuk mengalami kelahiran prematur. Angka
kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia kurang dari 20 tahun.
Faktor sosial ekonomi, budaya berhubungan dengan tingkat pendidikan,
pekerjaan ibu, ekonomi keluarga. Pendidikan secara tidak langsung akan
mempengaruhi hasil suatu kehamilan khususnya terhadap kejadian bayi
dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dikaitkan dengan pengetahuan ibu
dalam memelihara kondisi kehamilan serta upaya mendapatkan pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan selama kehamilan.
Ekonomi keluarga dapat menunjukkan gambaran kemampuan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan gizi ibu selama hamil yang berperan dalam
pertumbuhan janin. Keadaan sosial ekonomi sangat berperan terhadap
timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial
ekonomi rendah. Hal ini disebabkan keadaan gizi yang kurang baik dan periksa
hamil.
Risiko medis ibu sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR (paritas,berat badan dan tinggi badan, pernah melahirkan BBLR, jarak kelahiran). Bila
berat badan kurang dari 40 kg dan tinggi badan ibu kurang dari 145 cm, cacat
bawaan, pernah melahirkan BBLR, abortus spontan dan faktor genetik. Paritas
adalah jumlah anak yang dikandung dan dilahirkan oleh ibu. Paritas yang
beresiko melahirkan BBLR adalah paritas nol yaitu bila ibu pertama kali hamil
dan paritas lebih dari empat. Hal ini dapat berpengaruh pada kehamilan
berikutnya karena kondisi rahim ibu belum pulih jika untuk hamil kembali.
Semakin kecil jarak antara dua kelahiran semakin besar resiko melahirkan
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
14/24
BBLR. Kejadian tersebut disebabkan oleh komplikasi perdarahan antepartum,
partus prematur dan anemia berat. Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun
meningkatkan risiko melahirkan BBLR 2,04 kali lebih besar daripada jarak
kelahiran lebih dari 2 tahun.
Status kesehatan reproduksi ibu berisiko terhadap BBLR (status gizi ibu, infeksidan penyakit selama kehamilan, riwayat kehamilan dan komplikasi kehamilan).
Bayi berat lahir rendah terjadi apabila ibu mengalami gangguan/komplikasi
selama kehamilan seperti hiperemesis gravidarum yaitu komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda bila terjadi secara terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi, perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya
kadar estrogen. Hiperemesis yang terus menerus dapat menyebabkan
kekurangan asupan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin.
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, diabetes mellitus dan penyakit infeksi
menjadi salah satu penyebab BBLR karena janin tumbuh lambat atau
memperpendek usia kehamilan ibu. Penyakit infeksi akut antara lain
disebabkan oleh masuknya mikroorganisme patogen dalam tubuh kemudian
dapat menyebabkan timbulnya tanda-tanda atau gejala penyakit.
Mikroorganisme penyebab infeksi dapat berupa bakteri, protozoa, jamur dan
virus (rubella, toksoplasma). Hal tersebut dapat menyebabkan kelainan dan
penularan kongenital pada bayi sehingga bayi yang dilahirkan prematur.
Patogenesis kejadian BBLR juga diakibatkan oleh penyakit TB paru, malaria,
penyakit non infeksi seperti penyakit jantung, asma dan kurang gizi (KKP)
karena status gizi yang buruk. Penyakit-penyakit tersebut dapat mengganggu
proses fisiologis metabolisme dan pertukaran gas pada janin berakibat
terjadinya partus prematur sehingga beresiko BBLR. Anemia pada ibu hamil
adalah suatu keadaan yang menunjukkan kadar haemoglobin (Hb) di dalam
darah lebih rendah dari nilai normal yaitu 11 g/100 ml. Kehamilan memerlukan
tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Pengaruh anemia terhadapkehamilan yaitu dapat terjadi abortus, persalinan prematur, perdarahan
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
15/24
antepartum. Adanya penyakit selama hamil meningkatkan risiko 6 kali lebih
besar untuk terjadi BBLR dibandingkan tidak ada penyakit. Ibu hamil yang
menderita edema tungkai dan anemia mempunyai resiko 18 kali lebih besar
untuk terjadi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai gangguan
selama kehamilan. Faktor resiko lain yang berkembang seperti stress, faktor
fisik dan psikososial. Kondisi kejiwaan ibu juga sangat berpengaruh kepada
janin. Oleh sebab itu keadaan mental ibu selama kehamilan juga harus dijaga
dan diperhatikan, antara lain dengan cara memberikan motivasi kepada ibu
selama pemeriksaan kehamilan. Dukungan psikologis dan perhatian akan
berdampak terhadap pola kehidupan sosial pada wanita hamil, sehingga
wanita hamil merasa nyaman dan dapat menjaga emosional selama
kehamilannya. Gangguan emosional dapat mengganggu kesehatan ibu dan
janin yang dikandungnya serta menghambat asuhan neonatal pascapersalinan.
Status pelayanan antenatal (frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal,tenaga kesehatan tempat periksa hamil, umur kandungan saat pertama kali
pemeriksaan kehamilan) juga dapat beresiko untuk melahirkan BBLR. Jenis
pelayanan kesehatan yang harus dilakukan oleh ibu hamil adalah pemeriksaan
kehamilan/pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal harus dilakukan,
sehingga kondisi ibu dan janin dapat dikontrol dengan baik. Ibu hamil juga
dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu
pada setiap trimester sedangkan trimester terakhir sebanyak 2 kali. Kualitas
pelayanan antenatal meliputi sifat/struktur dan jenis pelayanan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan. Dalam hal ini pelayanan antenatal yang kontinu/
kadang-kadang serta layanan antenatal yang ditujukan pada segmen
kehamilan beresiko. Kejadian BBLR 1,5 hingga 5 kali lebih tinggi pada ibu yang
jarang atau tidak melakukan pelayanan antenatal.
2. Faktor Janin: Hidraamion/polihidramnion yaitu keadaan dimana banyaknya air ketuban
melebihi 2000 cc, pada keadaan normal banyaknya air ketuban dapat
mencapai 1000 cc untuk kemudian menurun lagi setelah minggu ke 38
sehingga hanya tinggal beberapa ratus cc saja. Hidraamnion dianggap sebagai
kehamilan resiko tinggi karena dapat membahayakan ibu dan anak, pada
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
16/24
hidramnion menyebabkan uterus regang sehingga dapat menyebabkan partus
prematur. Kondisi ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda.
Kehamilan ganda/ kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada
kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Berat badan bayi yang
umumnya baru lahir pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram. Frekuensi
hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan ganda daripada
kehamilan tunggal. Pada kehamilan kembar cenderung untuk terjadinya partus
prematur.
Keadaan lain yang mungkin terjadi BBLR yaitu cacat bawaan akibat kelainankromosom (sindroma down, turner) serta cacat bawaan karena infeksi
intrauterine (menyebabkan gangguan pada bayi dalam bentuk fetal
dismaturity) sehingga janin lahir dengan berat badan yang lebih kecil atau mati
dalam kandungan, BBLR dapat terjadi akibat ketuban pecah dini yaitu
keluarnya cairan jernih dari vagina pada kehamilan lebih dari 20 minggu
sebelum proses persalinan berlangsung. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi
janin. Bila usia kehamilan belum cukup bulan, namun ketuban sudah pecah
sebelum waktunya maka hal tersebut dapat mengakibatkan kelahiran
prematur sehingga bayi yang dilahirkan beresiko untuk BBLR.
Tabel 2. Perubahan-Perubahan Maturasional Dalam Tampilan dan Perkembangan Sesuai
Usia Kehamilan
Gestasi 23-25 minggu 29-31 minggu 37-42 minggu
Berat lahir
(persentil ke-50)
Pada usia 24 minggu: Pada usia 30 minggu: Pada usia 40 minggu:
Laki-laki = 700 g Laki-laki = 1,5 kg Laki-laki = 3,55 kg
Perempuan = 620 g Perempuan = 1,4 kg Perempuan - 3,4 kg
Kulit
Sangat tipis, bergelatin Ketebalan mediumKulit tebal dan pecah-pecah
pada tangan dan kaki
Berwarna merah gelap di
seluruh tubuhMerah muda
Merah muda pucat, merah
muda di seluruh tubuh
Telinga, bibir, telapaktangan, dan telapak kaik
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
17/24
Telinga
Daun telinga lembutTerdapat kartilago pada
tepi daun telinga
Kartilago daun telinga keras
pada tepi daun telinga
Tidak ada rekoil Mulai ada rekoil Mengalami rekoil segera
Payudara Jaringan payudara tidak terabaSatu atau kedua payudaramembentuk nodul
berukuran 0,5-1,0 cm
Satu atau kedua payudaramembentuk nodul lebih
dari 1,0 cm
Genitalia
Laki-laki: Skrotum rata, testis
tidak teraba
Pria: skrotum = beberapa
rugae,
Laki-laki: skrotum = rugae,
testis = di skrotum
Perempuan: klitoris menonjol,
labia mayor terpisah jauh
testis = di kanalis
ingunalis
Perempuan: di labia minor
dan klitoris tertutup
Labia minor terpisah jauh
Perempuan = labia minor
dan klitoris sebagian
tertutup
PosturEkstensi, tidak teratur, tidak
terkoordinasi
Sedikit fleksi pada tungkai
bawah
Fleksi, pergerakan
ekstremitas halus
Penglihatan
Kelopak mata dapat tertutup
atau sebagian terbuka
Pupil bereaksi terhadap
cahaya
Melihat wajah.Mengikuti
wajah, garis melengkung
Tidak ada atau sedikit
pergerakan mata
dan kontras terang/gelap
pada semua arah
Pendengaran
Terkejut oleh suara bisingMemutar kepala dan mata
ke sumber suara
Lebih menyukai kata-katadan suara ibu
Pernapasan
Membutuhkan bantuan
pernapasan
Kadang-kadang
membutuhkan bantuan
pernapasan
Kebutuhan bantuan
pernapasan umum tidak
terjadi
Apnea belum terjadi Apnea belum terjadi Apnea jarang terjadi
Menghisap dan
menelanIsapan tidak terkoordinasi
Terkoordinasi pada usia
gestasi 34-35 minggu
Pemberian
makan
Biasanya membutuhkan TPN
(Total parenteral nutrition)
Makan lewat selang
(nasogastrik)
Pada cukup bulan,
menangis ketika lapar
Kadang-kadang
membutuhkan TPNMakan sesuai kebutuhan
Bernapas, menghisap, dan
menelan secara
terkoordinasi
Pengecapan
Bereaksi terhadap rasa
pahit
Membedakan manis, asam ,
pahit
Lebih menyukai manis
Interaksi Jarang bisa berinteraksi Membuat kontak mata danwaspada penuh
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
18/24
Mudah terbebani oleh stimulus
sensorik
Menangis Sangat pelan Keras
Siklus bangun
tidur
Status tidur intermediatStatus tidur dan bangun
sangat jelas
Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi kurang maupun
cukup bulan selama minggu pertama kehidupan yang frekuensinya pada bayi cukup bulan
dan kurang bulan berturut-turut adalah 50-60% dan 80%. Untuk kebanyakan bayi fenomena
ini ringan dan dapat membaik tanpa pengobatan. Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh
faktor tunggal tapi kombinasi dari berbagai faktor yang berhubungan dengan maturitas
fisiologis bayi baru lahir. Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada
bati baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan bilirubin dan
penurunan clearance bilirubin.
Peningkatan ketersediaan bilirubin merupakan hasil dari produksi bilirubin dan early
bilirubin yang lebih besar serta penurunan usia sel darah merah. Resirkulasi aktif bilirubin di
enterohepatik, yang meningkatkan kadar serum bilirubin tidak terkonjugasi, disebabkan
oleh penurunan bakteri flora normal, aktifitas -glucuronidase yang tinggi dan penurunan
motilitas usus halus.
Tabel . Faktor yang berhubungan dengan ikterus fisiologis.
Dasar Penyebab
Peningkatan bilirubin yang tersedia
- Peningkatan produksi bilirubin
- Peningkatan resirkulasi melaluienterohepatik shunt
Penurunan bilirubin clearance
- Penurunan clearance dari plasma- Penurunan metabolisme hepatik
Peningkatan sel darah merah
Penurunan umur sel darah merah
Peningkatan early bilirubin
Peningkatan aktifitas -glucuronidase
Tidak adanya flora bakteri
Pengeluaran mekonium yang terlambat
Defisiensi protein karier
Penurunan aktivitas UDPGT
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
19/24
Pada bayi yang diberi minum lebih awal atau diberi minum lebih sering dan bayi
dengan aspirasi mekonium atau pengeluaran mekonium lebih awal cenderung mempunyai
insiden yang rendah untuk terjadinya ikterus fisiologis. Pada bayi yang diberi minum susu
formula cenderung mengeluarkan bilirubin lebih banyak pada mekoniumnya selama 3 hari
pertama kehidupan dibandingkan dengan yang mendapat ASI. Bayi yang mendapat ASI,
kadar bilirubin cenderung lebih rendah dan defekasinya lebih sering. Bayi yang terlambat
mengeluarkan mekonium lebih sering terjadi ikterus fisiologis.
Pada bayi yang mendapat ASI terdapat dua bentuk neonatal jaundice yaitu iearly
(berhubungan dengan breast feeding) dan late (berhubungan dengan ASI). Bentuk early
onsetdiyakini berhubungan dengan proses pemberian minum. Bentuk late onset diyakini
dipengaruhi oleh kandungan ASI ibu yang mempengaruhi proses konjugasi dan ekskresi.
Penyebab late onsettidak diketahui, tetapi telah dihubungkan dengan adanya faktor spesifik
dari ASI, yaitu: 2-20-pregnanediol yang mempengaruhi aktifitas UDPGT atau pelepasan
bilirubin konjugasi dari hepatosit; peningkatan aktifitas lipoprotein lipase yang kemudian
melepaskan asam lemak bebas ke dalam usus halus; penghambatan konjugasi akibat
peningkatan asam lemak unsaturated; atau -glukuronidase atau adanya faktor lain yang
mungkin menyebabkan peningkatan jalur enterohepatik.
Penatalaksanaan
Medica Mentosa
Jika kemungkinan akan terjadi kelahiran prematur, biasanya diberikan obat tokolitik untuk
menghentikan kontraksi dan kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru
bayi.
Makanan diberikan melalui sebuah selang yang dimasukkan ke dalam lambung bayi karena
fungsi menghisap dan menelan pada bayi prematur masih belum matang. Pada prematur
yang ekstrim, makanan diberikan melalui infus. Pada usia sekitar 34 minggu, bayi mulai
disusui ASI atau susu botol.
Bayi prematur sangat cepat kehilangan panas dan mengalami kesulitan dalam
mempertahankan suhu tubuh, sehingga mereka biasanya ditempatkan di dalam suatuinkubator. Mungkin bayi memerlukan bantuan respirator dan tambahan oksigen.
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
20/24
Non Medica Mentosa
Mempertahankan Suhu Normal Bayi
Pada bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram atau umur kehamilan 36 pekan,
perlu penambahan kehangatan tubuh untuk mempertahankan suhu normal. Bayi tersebut
dapat dengan cepat mengalami hipotermi (suhu tubuh di bawah normal) dan perlu waktu
lebih lama untuk menghangatkannya kembali. Risiko komplikasi dan kematian meningkat
secara bermakna bila suhu lingkungannya tidak optimal. Salah satu cara untuk
mempertahankan suhu normal bayi prematur dengan metode Kanguru Mother Care (KMC)
atau Perawatan Bayi Lekat (PBL). Metode ini bermanfaat untuk menstabilkan suhu bayi
dengan berat badan 2500 gram, terutama direkomendasikan untuk perawatan
berkelanjutan bayi dengan berat badan 1800 gram. KMC adalah kontak kuli di anatara ibu
dan bayinya secara dini, terus menerus, dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif.
KMC bisa dimulai segera setelah bayi lahir atau setelah bayi stabil, dan dapat dilakukan di
rumah setelah bayi boleh
pulang. Bayi tetap bisa dirawat dengan KMC meski belum bisa menyusu, yaitu dengan tetap
memberikan ASI peras menggunakan sendok. Cara melakukan KMC adalah sebagai berikut:
Berilah bayi pakaian, popok, topi, dan kaos kaki yang sudah dihangatkan lebih dahulu
(misal dengan cara disetrika)
Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak dan langsung kontak ke kulit ibu dan
pastikan kepala bayi sudah terfiksasi di dada ibu. Posisikan bayi dalam frog position
yaitu tertekuk pada siku dan tungkai, sementara kepala dan dada bayi terletak di dada ibu
dengan kepala bayi agak mendongak.
Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah dengan selimut yang sudah dihangatkan
sebelumnya. Tidak perlu baju khusus selama baju yang dikenakan sudah cukup hangat dan
nyaman selama kontak dengan kulit ibu.
Dapat juga menggunakan baju berukuran lebih besar dari badan ibu, kemudian bayi
diletakkan di antara payudara ibu, baju ditangkupkan, dan ibu memakai selendang yang
dililitkan ke perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
Bila baju ibu tidak cukup menyokong bayi, dapat menggunakan kain lebar yang elastik
atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi (semacam gendongan).
Ibu tetap dapat beraktivitas biasa selama KMC. Pada waktu tidur, posisi ibu setengah
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
21/24
duduk atau bisa juga dengan meletakkan beberapa bantal di punggung ibu. KMC sangat
dianjurkan karena memiliki banyak manfaat, yaitu dapat meningkatkan hubungan
emosional antara ibu dan bayi; menstabilkan suhu tubuh, pernafasan, dan denyut jantung
bayi; meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi; mengurangi stres pada ibu dan
bayi; menenangkan bayi (sehingga tidak rewel).
Pemberian Asi
Bayi prematur perlu diberi susu lebih sering dibanding bayi cukup bulan karena mereka
membakar kalori lebih cepat. Makin kecil tubuhnya, makin sering nutrisi perlu
diberikan.Umumnya refleks hisap dan menelan sudah cukup baik pada bayi prematur
dengan masa kehamilan > 34 minggu (berat lahir > 2000 gram), sehingga bayi dapat dicoba
langsung menyusu pada ibunya. Telah dibuktikan bahwa bayi prematur lebih cepat belajar
menetek dibanding minum dari botol. Bila refleks mengisap bayi sudah muncul, ia dapat
langsung menetek pada ibu. Bila belum, susu diberikan dengan sendok khusus. Bayi
prematur, disesuaikan dengan berat badannya, akan mendapatkan nutrisi secara bertahap
tergantung kondisinya. Bila ia lahir amat kecil, bayi mendapat nutrisi bertahap mulai dari
selang (waktu masih di Rumah Sakit) hingga akhirnya bisa menetek pada ibu. Agar ASI
tersedia, ibu harus diajarkan cara memompa atau memerah ASI secara teratur dan yang
paling penting adalah ibu tidak boleh stres, cukup istirahat dan makan. Ibu yang stres oleh
karena bayi dipisahkan
dari ibunya, dapat menghambat produksi ASI. Pada waktu pemulangan dari rumah sakit,
sebagian besar bayi prematur membutuhkan pemberian makan paling sedikit tiap tiga jam.
Ibu harus menyusui tiap 1,5-2 jam dalam sehari pada 24-48 jam pertama setelah pulang dari
rumah sakit untuk memastikan produksi susu yang cukup. Setelah itu, bayi normalnya
disususi tiap 2-3 jam atau 8-10 kali per hari. Enam sampai 8 popok basah per 24 jam
menunjukkan asupan cairan yang cukup. Bila bayi menolak disusui, ibu harus mencoba lagi
dalam setengah sampai satu jam. Ibu dapat mendorong bayi untuk menyusu dengan
mengeluarkan tetes-tetes susu, mendorong puting atau memposisikan bayi. Ibu yang
mengalami masalah menyusui dapat berkunjung ke klinik laktasi terdekat.
Waktu Istirahat
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
22/24
Bayi prematur tidur lebih banyak daripada bayi cukup bulan. Kendati demikian, bayi
prematur juga bangun lebih sering dibandingkan bayi cukup bulan. Periode tidur rata-rata
bayi prematur lebih singkat daripada bayi cukup bulan. Bayi prematur juga memerlukan
waktu beberapa hari atau minggu untuk dapat pindah dari lingkungan NICU (Neonatal
Intensive Care Unit) ke rumah. Mengurangi kebisingan dan meredupkan lampu secara
bertahap terbukti dapat membantu bayi tertidur lelap. Usahakan bayi tidur telentang
karena telah diketahui bahwa posisi telungkup berkaitan dengan meningkatnya resiko
terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS). Hindari juga kasur yang terlalu empuk dan
permukaan lainnya yang dapat memerangkap udara pernapasan, karena bisa juga
meningkatkan risiko terjadinya SIDS.
Konsultasi pada Ahlinya
Kelahiran bayi prematur yang lebih awal dari waktunya sering menyisakan permasalahan
karena belum matangnya organ-organ tubuh. Untuk itu, orangtua dengan bayi prematur
hendaknya selalu mengamati perkembangan anaknya dan sering berkonsultasi dengan
ahlinya. Permasalahan yang biasanya muncul seperti masalah penglihatan dan
pendengaran.
Strabismus (juling) lebih sering ditemukan pada bayi prematur. Karena juling dapat menjadi
tanda kelainan di dalam mata, konsultasi dengan dokter mata umumnya diperlukan. Pada
banyak bayi berat lahir sangat rendah, juling pada usia enam minggu menghilang saat
mencapai usia 9 bulan. Juling yang timbul saat usia 9 bulan cenderung menetap. Dianjurkan
melakukan pemeriksaan awal pada usia 4-6 minggu, dengan follow-up tergantung hasil
pemeriksaan awal. Masalah pendengaran yang sering muncul pada bayi prematur adalah
ketulian, hal ini disebabkan oleh beberapa keadaan seperti hiponatremia (kadar natrium
dalam darah yang rendah), alkalosis metabolik dan penggunaan ventilator mekanik dalam
waktu lama. Penggunaan obat golongan aminoglikosida atau furosemide merupakan faktor
resiko tambahan. Orang tua harus memperhatikan adanya tanda-tanda hilangnya
pendengaran pada bayi. Respons bayi terhadap suara keras dapat diperiksa oleh dokter dan
kemampuan mengerti dan mengekspresikan bahasa dapat dinilai dengan alat pemeriksaan
untuk mengukur perkembangan. Konsultasi dengan ahli THT dapat dilakukan jika orang tua
melihat tanda-tanda hilangnya pendengaran atau jika ditemukan kelainan saatpemeriksaan.
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
23/24
Dibutuhkan Kesabaran dan Ketelatenan
Memiliki seorang bayi yang terlahir prematur tentu membutuhkan perhatian khusus.
Kesabaran dan ketelatenan sangat dibutuhkan untuk merawat bayi prematur,karena
kondisinya yang berbeda dari bayi pada umumnya yang lahir cukup bulan. Kesulitan dan
masalah seringkali muncul selama perawatan, hal ini bisa diimbangi dengan banyak mencari
tahu tentang cara perawatan bayi prematur (salah satunya dengan banyak membaca buku)
dan tentunya dengan banyak berkonsultasi pada ahlinya. Perhatian dan kasih sayang
orangtua mutlak diperlukan agar bayi prematur dapat berkembang secara optimal.
Sentuhan dan belaian bahkan terbukti secara bermakna dapat membantu mereka tumbuh
normal seperti bayi lainnya. Semakin dini dilakukan stimulasi (rangsangan), maka hasil yang
diperoleh juga lebih bagus. Pijat bayi bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa diterapkan
oleh orangtua pada bayinya. Satu hal yang perlu diingat, hendaknya orangtua senantiasa
bersyukur
dengan kehadiran buah hatinya dan tidak berkecil hati meski bayi mereka terlahir
prematur. Demikian penjelasan mengenai perawatan bayi prematur, semoga bisa
diterapkan dalam merawat bayi prematur di rumah.
Pencegahan
Salah satu langkah terpenting dalam mencegah prematuritas adalah mulai melakukan
pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan terus melakukan pemeriksaan selama
kehamilan. Statistik menunjukkan bahwa perawatan kehamilan yang dini dan baik bisa
mengurangi angka kejadian prematuritas, kecil untuk kehamilan dan angka kesakitan akibat
persalinan dan pada masa baru lahir.
Komplikasi
1. Sindroma gawat pernapasan (penyakit membran hialin).2. Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat bisa menyebabkan gangguan refleks
menghisap atau menelan, rentan terhadap terjadinya perdarahan otak atau serangan
apneu.
3.
Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi pemberian makanan.4. Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia retrolental)
-
7/29/2019 Tinjauan Pustaka obgyn
24/24
5. Displasia bronkopulmoner.6. Penyakit jantung.7. Jaundice.8. Infeksi atau septikemia.9. Anemia.10.Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-ubah, bisa tinggi
(hiperglikemia maupun rendah (hipoglikemia).
11.Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat.12.Keterbelakangan mental dan motorik.Prognosis
Prognosis bayi prematur ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya
masa gestasi (makin mudah masa gestasi/ makin mudah berat bayi makin tinggi angka
kematian), terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatus
seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini
selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara,
IQ yang rendah dan gangguan lainnya
Daftar Pustaka
1. Meadow SR, Newell SJ. Lecture notes on paediatrics. Edisi ke-7. Jakarta: Erlangga;2004.h.59, 65.
2. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri Rudolph. Edisi ke-20. Jakarta:EGC; 2007.h.1065-6.
3. Lissauer T, fanaroff A. At a glance neonatology. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2009.h.46-137.
4. David H. Dasar-dasar pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008.h.44-73.5. Behrman, Kliegman, Arvin, Nelson. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC; 2000.h.2146-7.6. Richard BE. Esensi pediatri nelson. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2010.h.754.7. Lorna D. Pemeriksaan kesehatan bayi. Jakarta: EGC; 2011.h. 9-49.8. Kosim MS, Yunanti A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A. Buku ajar neonatalogi. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI;2010.h.147-53.