tiga doa malaikat jibril yang diamini rasulullaah saw. web viewsiapa yang tidak membuat rencana, ......

37
10 BENTUK HUBUNGAN & INTERAKSI MALAIKAT DENGAN ORANG BERIMAN admin wahdah Februari 25, 2016 453 Views 3 SHARES Facebook Twitter 10 BENTUK HUBUNGAN & INTERAKSI MALAIKAT DENGAN ORANG BERIMAN 1 MENCINTAI ORANG-ORANG BERIMAN BERIMAN Malaikat mencintai orang-orang beriman yang dicintai Allah. Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang hal ini sebagaimana dalam Shahihain; “Sesungguhnya Allah, bila mencintai seorang hamba Dia menyeru Jibril (seraya berkata), Sesungguhnya Allah mencinta Fulan, maka cintailah dia, lalu malaikat Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru di langit, Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia, lalu penduduk langit mencintainya dan ditetapkan bahwa ia diterima di bumi”. (HR. Bukhari dan Muslim). 2 MEMBANTU ORANG-ORANG BERIMAN Bantuan Malaikat terhadap orang beriman ada yang berupa do’a dan istighfar untuk mereka dan ada pula berupa penyampaian kabar gembira serta bantaun menghadapi musuh dalam perang. Bantuan Malakat berupa shalawat, do’a, istighfar, dan pertolongan di medan perang akan disebutkan tersendiri. Di sini hanya akan disebutkan bantuan Malaikat pada orang beriman pada saat ajalnya tiba, sebagaimana dalam surah Fushilat ayat 30- 32; َ ّ ن َ ن ي ذ َ ّ ل وُ ل ا َ ق اَ نُ ّ بَ رُ َ ّ َ ّ مُ ث وُ م اَ قَ تْ س ُ لَ ّ ز َ نَ * تَ * تُ م هْ يَ لَ عُ ة َ ك 3 اَ لَ مْ ل اَ ّ لَ 3 وُ ف اَ خَ ت اَ لَ و و ُ نَ زْ حَ ت وُ ز شْ بَ 3 َ و ة َ ّ نَ جْ ل ا ي تَ ّ ل ْ مُ ت نُ كَ ونُ ذ َ وعُ ن[ ٤١:٣ ٠ ] ُ نْ جَ تْ مُ كُ 3 اوَ ن لْ وَ 3 ي ف اة َ يَ جْ ل اَ نْ X بُ ّ ذل ي فَ و ةَ ز خ[ اْ ل ْ مُ كَ لَ و اَ ه يِ ف اَ م ي هَ يْ شَ بْ مُ كُ سُ ف نَ 3 ْ مُ كَ لَ و اَ ه يِ ف اَ مَ ونُ عَ ّ ذ َ [ ٤١:٣١ ] اً لُ X زُ نْ ن ّ مٍ ور ُ فَ غٍ م ت حَ ّ ر[ ٤١: ٣٢ ] Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:”Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs.Fushilat:30-32). Selain itu, Malaikat juga menjaga orang beriman dari ganggun setan dan jin sebagaimana dalam surah Ar-Ra’d ayat 11; ُ ة َ لٌ ات َ ن ّ فَ عُ م ن ّ م نْ x يَ ت ة ْ يَ ذَ ْ ن مَ و ة فْ لَ خُ ة َ ويُ ظَ فْ حَ تْ ن م ز ْ مَ 3 َ ّ [ ١٣:١١ ] Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (QS. Ar-Ra’d:11). Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata tentang tafsir ayat tersebut, “Malaikat-malaikat yang menjaga manusia dari arah depan dan belakang. Jika takdir Allah (berupa musibah) datang mereka menyingkir dari manusia tersebut”. (Tafsir Ibn Katsir). Penjagaan tersebut juga berlaku saat seseorang sedang tertidur. “Malaikat menjaga manusia saat tidur dan terjaganya dari gangguan jin dan manusia serta binatang berbahaya”, kata Mujahid rahimahullah. 3 BERSHALAWAT KEPADA ORANG BERIMAN Allah Ta’ala berfirman tentang shalawat Malaikat terhadap orang-orang beriman dalam surah Al-Ahzab ayat 43: َ وُ ه ي ذَ ّ ل ي ّ لَ صُ يْ مُ كْ نَ لَ عُ هُ نَ ك 3 اَ لَ مَ و مُ كَ خ زْ حُ ي لَ ن ّ م اتَ مُ لُ ّ لظ ىَ ل ورُ ّ ن ل َ انَ كَ وَ نx ي ن مْ 3 وُ مْ ل ا اً م ي حَ ر[ ٣٣:٤٣ ] Dialah yang bershalawat kepadamu dan malaikat-Nya, supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Qs. Al-Ahzab:43). Menurut Imam Ibn Katsir rahimahullah, makna shalawat Malaikat dalam ayat di atas adalah do’a dan istifgfar bagi manusia (beriman). Oleh karena makna shalawat adalah do’a dan istighfar Malaikat atas orang beriman, maka penyebutan tentang orang beriman yang di-shalawat[i] dan di-istighfar-kan oleh Malaikat digabungkan di sini. Diantara golongan manusia beriman yang mendapatkan shalawat dari Malaikat adalah; (1). Orang Yang mengajarkan Kebaikan kepada Orang Lain, (2, 3).

Upload: truongnhan

Post on 30-Jan-2018

320 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

10 BENTUK HUBUNGAN & INTERAKSI MALAIKAT DENGAN ORANG BERIMANadmin wahdah Februari 25, 2016 453 Views 3 SHARES Facebook Twitter 10 BENTUK HUBUNGAN & INTERAKSI MALAIKAT DENGAN ORANG BERIMAN 1 MENCINTAI ORANG-ORANG BERIMAN BERIMAN Malaikat mencintai orang-orang beriman yang dicintai Allah. Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang hal ini sebagaimana dalam Shahihain; “Sesungguhnya Allah, bila mencintai seorang hamba Dia menyeru Jibril (seraya berkata), Sesungguhnya Allah mencinta Fulan, maka cintailah dia, lalu malaikat Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru di langit, Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia, lalu penduduk langit mencintainya dan ditetapkan bahwa ia diterima di bumi”. (HR. Bukhari dan Muslim). 2 MEMBANTU ORANG-ORANG BERIMAN Bantuan Malaikat terhadap orang beriman ada yang berupa do’a dan istighfar untuk mereka dan ada pula berupa penyampaian kabar gembira serta bantaun menghadapi musuh dalam perang. Bantuan Malakat berupa shalawat, do’a, istighfar, dan pertolongan di medan perang akan disebutkan tersendiri. Di sini hanya akan disebutkan bantuan Malaikat pada orang beriman pada saat ajalnya tiba, sebagaimana dalam surah Fushilat ayat 30-32; ن� ذ�ين إ نا قالوا ال ه رب ثم الل

ل استقاموا �كة عليه�م تتنز روا تحزنوا وال تخافوا أال المالئ ة� وأبش� �الجن �ي ب ت ]توعدون كنتم ال نحن[٤١:٣٠ �ياؤكم رة� وف�ي الدنيا الحياة� ف�ي أول نزال<[٤١:٣١ ]تدعون ما ف�يها ولكم أنفسكم تشته�ي ما ف�يها ولكم اآلخ�

غفور من ح�يم ]ر ٤١:٣٢] Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:”Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs.Fushilat:30-32). Selain itu, Malaikat juga menjaga orang beriman dari ganggun setan dan jin sebagaimana dalam surah Ar-Ra’d ayat 11; وم�ن يديه� بين� من معقبات له

ه� أمر� م�ن يحفظونه خلف�ه� ] الل … ١٣:١١] Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (QS. Ar-Ra’d:11). Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata tentang tafsir ayat tersebut, “Malaikat-malaikat yang menjaga manusia dari arah depan dan belakang. Jika takdir Allah (berupa musibah) datang mereka menyingkir dari manusia tersebut”. (Tafsir Ibn Katsir). Penjagaan tersebut juga berlaku saat seseorang sedang tertidur. “Malaikat menjaga manusia saat tidur dan terjaganya dari gangguan jin dan manusia serta binatang berbahaya”, kata Mujahid rahimahullah. 3 BERSHALAWAT KEPADA ORANG BERIMAN Allah Ta’ala berfirman tentang shalawat Malaikat terhadap orang-orang beriman dalam surah Al-Ahzab ayat 43: �كته عليكم يصلي الذ�ي هو �يخر�جكم ومالئ �لى الظلمات� من ل ور� إ الن

�ين وكان �المؤم�ن [٣٣:٤٣ ]رح�يم<ا ب Dialah yang bershalawat kepadamu dan malaikat-Nya, supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Qs. Al-Ahzab:43). Menurut Imam Ibn Katsir rahimahullah, makna shalawat Malaikat dalam ayat di atas adalah do’a dan istifgfar bagi manusia (beriman). Oleh karena makna shalawat adalah do’a dan istighfar Malaikat atas orang beriman, maka penyebutan tentang orang beriman yang di-shalawat[i] dan di-istighfar-kan oleh Malaikat digabungkan di sini. Diantara golongan manusia beriman yang mendapatkan shalawat dari Malaikat adalah; (1). Orang Yang mengajarkan Kebaikan kepada Orang Lain, (2, 3). Mendatangi Masjid Untuk Shalat dan Menampati Shaf Pertama, (4). Orang Yang Duduk di Masjid Menunggu Shalat Berikutnya, (5). Orang Yang Menyempurnakan Shaf Yang Renggang, (6). Orang-orang Yang Makan Sahur, (7). Orang Yang Bersahalawat Kepada Nabi , (8). Orang Yang Menjenguk Orang Sakit, (9). Orang Puasa Ketika Ada Orang Lain (yang tidak Puasa) Makan dihadapannya. Adapun dalil dari kesembilan poin tersebut beserta penjelasannya insya Allah pada tulisan berikutnya. 4 DO’A MALAIKAT TERHADAP ORANG BERIMAN Pada dasarnya do’a Malaikat terhadap orang beriman merupakan bagian dari makna shalawat Malaikat, sebagaimana telah disebutkan di atas. Namun di sini tetap dicantumkan karena yang dicantumkan pada poin nomor 3 di atas do’a Malaikat kepada orang beriman yang disampaikan oleh Nabi dengan kata “shalawat”; yushallun. Dalam hadits lain terdapat kabar bahwa Malaikat mendoakan orang beriman, namun tidak diungkapkan dengan kata yushalluun seperti di atas. Sehingga pada bagian ini dicantumkan khusus do’a Malaikat yang tidak menggunakan kata yushallun (mereka bershalawat). Do’a Saat Manusia melintasi Shirath Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelasan tentang syafa’at, lalu beliau bersabda; “Sesungguhnya manusia diletakkan di jembatan neraka Jahannam yang di atasnya terdapat duri dan pengait yang hendak mengait manusia. Dan di kedua sisinya ada Malaikat yang berakta; Ya Allah, selamatkanlah Fulan, selamatkanlah Fulan”. (HR. Ahmad). Orang yang berinfaq Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Tidaklah datang suatu hari para hamba Allah memasuki waktu pagi, melainkan dua Malaikat akan turun. Salah satu Malaikat tadi berkata, “Ya Allah, berikanlah rezki kepada orang yang berinfaq”. Dan satunya lagi berkata, “Ya Allah berikanlah kenistaan bagi orang yang pelit”. (terj. HR. Bukhari). 5 MENGAMINKAN DO’A ORANG BERIMAN Selain mendoakan orang beriman seperti disebutkan di atas, Malaikat juga mengaminkan do’a orang beriman. Orang yang diaminkan do’anya oleh Malaikat adalah; (1). Orang Yang Mendoakan Saudaranya Sesama Muslim Abu Darda radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Tidaklah seorang Muslim berdo’a secara diam-diam untuk saudaranya, kecuali Malaikat akan berkata, ‘Dan bagimu juga’.” (terj. HR. Muslim, no. 2732). (2). Do’a Orang Yang Menjenguk Saudaranya Yang Sakit Atau Meninggal Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Jika kalian menjenguk orang sakit atau (melayat) orang meninggal, maka ucapkanlah do’a yang baik. Karena Malaikat mengaminkan apa yang

Page 2: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

kalian ucapkan”. (terj. HR. Muslim, no.919). 6 ISTIGHFAR MALAIKAT TERHADAP ORANG BERIMAN Malaikat juga meng-istighfar-kan orang-orang beriman, sebagaimana diterangkan dalam surah Ghafir ayat 7-9 dan Asy Syura ayat 5: ذ�ين حون حوله ومن العرش يحم�لون ال �حمد� يسب ه�م ب �ه� ويؤم�نون رب ذ�ين ويستغف�رون ب �ل نا آمنوا ل رب

عت حمة< شيء كل وس� ذ�ين فاغف�ر وع�لم<ا ر �ل بعوا تابوا ل �يلك وات � عذاب وق�ه�م سب نا[٤٠:٧ ]الجح�يم وأدخ�لهم رب ات� �ي عدن جن ت هم ال �ه�م م�ن صلح ومن وعدت ه�م آبائ �ه�م وأزواج� ات ي ك وذر �ن وق�ه�م[٤٠:٨ ]الحك�يم العز�يز أنت إ

ئات� ي ئات� تق� ومن الس ي �ذ الس يومئ مته فقد �ك رح� �يم الفوز هو وذل ]العظ ٤٠:٩] (Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar“. (Qs. Ghafir:7-9) كة� حون والمالئ �حمد� يسب ه�م ب األرض� ف�ي ل�من ويستغف�رون رب “. . . dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi”, (Qs. Asy Syura: 5). Dalam ayat di atas dikabarkan bahwa Malaikat meng-istighfar-kan penduduk bumi yang beriman. Diantara yang dimohon ampunkan oleh Malaikat seperti disebutkan dalam surah Ghafir adalah orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Nya Allah. Selain itu, yang juga dimohonkan ampun oleh Malaikat adalah orang yang duduk di masjid setelah shalat sembari menunggu masuknya waktu shalat berikutnya. Rasul bersabda tentang hal ini; “Seorang hamba masih dihitung dalam shalat selama ia berada di tempat shalatnya dan Malaikat mengatakan (mendoakannya); Allahummaghfir lahu Allahummarhamhu; Ya Allah, ampunilah dia, ya Allah rahmatilah dia, hingga ia beranjak atau berhadats”. (terj. HR. Muslim). 7 MALAIKAT MENGHADIRI MAJELIS ILMU Allah memiliki Malaikat yang khusus berkeliling di bumi menyampaikan salam kepada ummat nabi Muhammad (HR. Nasai & Ibn Hibban), dan menghadiri majelis ilmu, sebagaimana diterangkan dalam hadits yang panjang, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah memiliki Malaikat yang berkeliling di jalan-jalan mencari ahli dzikir (majelis ilmu). Jika menemukan kaum yang berdzikir kepada Allah, mereka saling memanggil, ‘Kemarilah menuju apa yang kalian cari’. Lalu mereka bersusun-susun hingga ke langit dunia. Kemudian Rabb mereka bertanya, dan Dia lebih tahu apa yang mereka kerjakan. Malaikat menjawab, ‘mereka bertasbih kepada-Mu, bertakbir, bertahmid dan memuji kepasa-Mu. . . . “. (terj. HR. Bukhari). Dalam hadits lain riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “. . . Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari Rumah-rumah Allah (masjid) untuk membaca kitabullah dan saling mengajar diantara mereka (tadaarus), melainkan sakinah (ketentraman) turun kepada mereka, para Malaikat mengitari mereka, dan Allah menyebut-nyebut (menyanjung) mereka dihadapan para Malaikat yang berada di sisi-Nya. . . “. (terj. HR. Muslim, no. 2699). 8 MENCATAT ORANG YANG HADIR SHALAT JUM’AT Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Apabila telah tiba hari Jum’at, pada setiap pintu masjid ada Malaikat yang mencatat orang yang paling awal masuk masjid kemudian orang-orang selanjutnya. Lalu ketika Imam telah duduk di atas mimbar, mereka menutup catatannya lalu mendengarkan dzikir (khutbah)”. (terj. HR. Bukhari). 9 MENGHADIRI SHALAT SUBUH DAN SHALAT ASHAR Imam Bukhari dan Muslim rahimahumallah meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Para Malaikait di malam hari dan siang hari saling bergantian datang menemui kalian. Mereka berkumpul pada shalat subuh dan shalat asar . . .”. (terj. HR. Bukhari & Muslim, Ini merupakan lafadz Imam Muslim). Kehadiran mereka pada dua waktu shalat tersebut turut membawa berkah bagi kaum Muslimin yang mengerjakan shalat secara berjama’ah. Sebab mereka turut shalat bersama orang beriman yang sedang shalat berjama’ah. “Bila ucapan amin (ta’min) seseorang (pada akhir bacaan al-Fatihah dalam shalat Jahriyah) bertepatan dengan ta’min nya Malaikat, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”, sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim. Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika imam mengucapkan Sami’allahu Liman hamidahu, maka ucapkanlah Allahumma Rabbana lakalhamdu, karena siapa yang perkataan –Rabbana wa lakal hamdu-nya berbarengan dengan ucapannya Malaikat, maka diampuni dosanya yang telah lalu”. (terj. HR. Muslim). 10 BERPERANG BERSAMA ORANG-ORANG BERIMAN Termasuk bentuk hubungan interaktif Malaikat dengan orang beriman adalah penguatan (ta’yid) dan pertongan Malaikat terhadap orang beriman di medan perang. Yakni para Malaikat berperang bersama kaum Muslimin dalam menghadapi orang kafir. Sebagaimana terjadi pada peperangan yang diikuti Nabi bersama para sahabat. Seperti diabadikan Allah dalam surah al-Anfal ayat 12; ذ� ك يوح�ي إ �لى رب إ

�كة� ي المالئ توا معكم أن ذ�ين فثب ذ�ين قلوب� ف�ي سألق�ي آمنوا ال عب كفروا ال األعناق� فوق فاضر�بوا الر ]بنان كل م�نهم واضر�بوا ٨:١٢] (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya

Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (Qs. Al-Anfal:12). (Sym). Wallahu a’lam,

Sumber Tulisan: http://wahdah.or.id/10-bentuk-hubungan-interaksi-malaikat-dengan-orang-beriman/

Page 3: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Tiga Doa MalaikatOleh Suparlan *)

Betapa banyak amalan kecil menjadi besar karena niat dan betapa banyak pula amalan besar menjadi kecil pahalanya karena niat(Abdullah bin Mubarak)

Hendaknya kita mengukur ilmu bukan dari tumpukan buku yang kita habiskan. Bukan dari tumpukan naskah yang kita hasilkan. Bukan juga dari penatnya mulut dalam diskusi tak putus yang kita jalani.. Tapi dari amal yang keluar dari setiap desah napas kita(Ibnu Qayyim Al Jauziah)

Orang yang cerdas ialah orang yang takwa. Orang yang dungu ialah orang yang durhaka. Orang yang dusta ialah orang yang khianat. Orang yang benar ialah orang yang dipercaya(Khalifah Abu Bakar RA)

Segala sesuatu yang akan kita lakukan memerlukan persiapan atau rencana yang matang. Dalam bahasa manajemen kita mengenall motto yang sungguh sangat indah, yaitu “Who don’t make a plan, he make a fail”. Siapa yang tidak membuat rencana, ia akan membuat kegagalan. Untuk tidak gagal dalam menggapai hikmah puasa Ramadhan, maka kita juga memerlukan persiapan atau perencanaan. Demikianlah juga yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Persiapan Ramadhan biasanya dilakukan Nabi Muhammad SAW sejak dua bulan sebelum Ramadhan. Itulah sebagian yang harus kita teladani dari beliau terkait dengan kewajiban untuk melaksanakan puasa Ramadhan. Beberapa persiapan yang biasanya dilakukan oleh kebanyakan kaum muslimin adalah mulai membiasakan puasa sunah, seperti puasa Senin dan Kamis. Kalau sudah dibiasakan puasa seperti itu, maka puasa Ramadhan insyaallah akan dapat kita laksanakan dengan lancar.

Terkait dengan persiapan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini, diceritakan pada suatu hari Jum’at, sebelum memulai kutbah Jum’at, Nabi Muhammad SAW terdengar mengucapkan tiga kali amin. Selesai shalat Jum’at, sahabat Usman bin Affan menanyakan tentang ucaman tiga kali amin tersebut. “Wahai Rasulullah, mengapa Nabi mengucapkan amin pada awal kutbah Jum’at tadi?, tanya sahabat Usman kepada Nabi. Dengan senyum tersungging di bibir beliau, Nabi Muhammad kemudian menjelaskan.

“Wahai sahabatku, tadi Malaikat Jibril telah berdo’a kepada Allah SWT sebagai berikut:

“Ya Allah, janganlah menerima do’a siapa yang ketika memasuki bulan puasa Ramadhan dalam kondisi sebagai berikut:

(1) anak yang masih durhaka terhadap orangtuanya,

(2) suami dan istri yang masih tidak bertegur sama antara keduanya; (

3), saudara yang tidak saling bersilaruahmi di antara mereka”.

“Ketiga do’a Malaikat Jibril kepada Allah tersebut saya amini tiga kali”, demikian sabda Rasulullah SAW kepada para sahabat beliau.

Jikalau kita perhatikan dengan sungguh-sungguh tentang tiga do’a Malaikat Jibril tersebut, maka kita dapat memahami bahwa sesungguhna bulan Ramadhan memang benar-benar menjadi bulan penuh rahmat untuk membangun akhlak manusia. Dengan kata lain, puasa Ramadhan memang memiliki nilai-nilai kemanudiaan yang sangat agung dalam kehidupan manusia.

Pertama, Ramadhan membangun hubungan ayah/ibu dan anak-anaknya. Anak yang sholeh dibangun melalui ibadah puasa Ramadhan. Bahkan, keluarga harmonis pada gilirannya juga harus dibangun melalui pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan. Allah berfirman kepada umat-Nya dalam Al Quran agar dapat melindungi keluarganya dari kobaran api neraka. Kasih sayang di antara anggota keluarga harus dibangun, sebagai dasar modal untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Nilai ibadah yang akan diperoleh melalui puasa Ramadhan hanyalah NOL BESAR, jika semua anggota keluarga tidak hidup dalam suasana yang harmonis.

Kedua, Ramadhan membangun komunikasi antara suami dan istri. Sebelum pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan, antara suami dan istri pasti juga harus hidup dalam suasana yang harmonis. Masalah yang mungkin saja terjadi antara suami dan istri harus segera dapat diselesaikan secara tuntas ketika akan memasuki puasa Ramadhan. Kalau

Page 4: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

tidak, maka akibatnya doa-doa kita tidak akan dikabulkan oleh Allah SWT. Dengan kata lain, nilai puasa kita hanya NOL BESAR juga, jika antara suami dan istri tidak harmonis ketika memasuki bulan Ramadhan.Ketiga, Ramadhan membangun hubungan harmonis sesama saudara, baik saudara biologis maupun saudara sosiologis. Adik, kakak, saudara sepupu dalam keluarga batih (extended family) adalah sesaudara keturunan. Selain itu, juga termasuk kategori sebagai saudara adalah tetangga, hatta tetangga itu tidak dalam satu agama. Tentu saja, sesama muslim adalah sesaudara. Lebih dari itu, saudara juga kita kenal dengan saudara sebangsa dan setanah air. Jika memasuki bulan Ramadhan kita masih memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan sesama saudara tersebut, maka nilai puasa Ramadhan yang akan kita peroleh sesungguhnya hanyalah NOL BESAR saja.

Sungguh, tiga do’a Malaikat Jibril yang diaminkan oleh Rasulullah tersebut adalah satu persiapan atau perencanaan yang maha penting yang harus kita amalkan sebelum masuk ke bulan suci Ramadhan. Mudah-mudahan kita dapat mengamalkan dengan sepenuh hati, agar kita dapat memperoleh makna yang optimal dari puasa yang kita laksanakan, yakni menjadi manusia yang taqwa. Amin.Bandung, 31 Agustus 2008.

Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw.30 Agustus 2011 pukul 20:00

Banyak beredar hadits yang disandarkan kepada Rasulullaah saw. yang menyatakan bahwa itu adalah doa Jibril yang diamini oleh beliau. Hadits tersebut seputar meminta maaf ketika memasuki Ramadhan. Namun ternyata hadits itu palsu. Bunyi hadits palsu tersebut adalah:

Do’a Malaikat Jibril Menjelang Ramadhan: Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

* Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)

* Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri

* Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya

Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali.

Hadits tentang doa malaikat Jibril yang benar adalah sebagai berikut:

Dari Abi Hurairah Ra, Rasulullah naik ke atas mimbar, kemudian beliau berkata :

"Amin..amin. .amin..".

Kemudian ditanyakan (para sahabat), kepada beliau :

"Wahai Rasulullah, saat Engkau naik ke atas mimbar, Engkau sampai mengatakan Amin (3x) (ada apakah gerangan?)"

Kemudian Rasulullah memberikan keterangan sbb:

"Jibril telah datang kepadaku dengan mengatakan : "Barang siapa yang telah datang kepadanya bulan Ramadhan(puasa) , kemudian dia tidak mendapatkan pengAMPUNan (pada bulan Ramadhan tersebut), maka ia dimasukkan kedalam api neraka, dan Allah jauh dari dirinya, maka katakanlah :Amin" Kemudian aku meng aminkannya.

"Dan barang siapa yang mendapatkan orang tuanya (ketika keduanya masih hidup), atau salah satu diantara kedua orang tuanya masih hidup, sementara (dia mampu berbuat baik untuk kedua atau salah satu diantara keduanya), kemudian dia tak mau berbuat baik kepada keduanya, atau salah satu diantara keduanya (yang masih hidup tadi), kemudian mati, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka, dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka aku katakan :Amin"

"Dan barang siapa yang dimana namaku disebutkan (didepannya) , kemudian dia tak memberikan shalawat kepadaku, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka katakanlah (wahai Muhammad SAW) (amin), maka aku katakan "Amin"

(H.R Ibnu Hibban didalam kitab shahihnya 3:188).

Page 5: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Orang-Orang Yang Dikabulkan Do’anya

Oleh:Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih

Banyak orang yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan untuk berdoa, padahal boleh jadi seseorang itu tergolong yang mustajab doanya tetapi kesempatan baik itu banyak disia-siakan. Maka seharusnya setiap muslim memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdoa sebanyak mungkin baik memohon sesuatu yang berhubungan dengan dunia atau akhirat.

Diantara Orang-Orang Yang Doanya Mustajab.

1. Doa Seorang Muslim Terhadap Saudaranya Dari Tempat Yang JauhDari Abu Darda’ bahwa dia berkata bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

عبد م�ن ما �م يه� يدعو مسل �خ� �ظهر� أل الغيب� ب �ال �ل الملك قال إ �ه� الموك �م�ثل� ولك آم�ين ب ب“Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : “Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan”. [Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir bab Fadli Doa fi Dahril Ghalib].

Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan seorang muslim mendoakan saudaranya dari tempat yang jauh, jika seandainya dia mendoakan sejumlah atau sekelompok umat Islam, maka tetap mendapatkan keutamaan tersebut. Oleh sebab itu sebagian ulama salaf tatkala berdoa untuk diri sendiri dia menyertakan saudaranya dalam doa tersebut, karena disamping terkabul dia akan mendapatkan sesuatu semisalnya. [Syarh Shahih Muslim karya Imam An-Nawawi 17/49]

Dari Shafwan bin Abdullah bahwa dia berkata : Saya tiba di negeri Syam lalu saya menemui Abu Darda’ di rumahnya, tetapi saya hanya bertemu dengan Ummu Darda’ dan dia berkata : Apakah kamu ingin menunaikan haji tahun ini ? Saya menjawab : Ya. Dia berkata : Doakanlah kebaikan untuk kami karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.

� المرء� دعوة �م خ�يه� المسل �ظهر� أل� مستجابة، الغيب� ب ند ه� ع� ل ملك رأس� ما موك خ�يه� دعا كل �خير، أل� الملك قال بل �ه� الموك �م�ثل ولك آم�ين: ب ب

“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang tidak ada di hadapannya terkabulkan dan disaksikan oleh malaikat yang ditugaskan kepadanya, tatkala dia berdoa untuk saudaranya, maka malaikat yang di tugaskan kepadanya mengucapkan : Amiin da bagimu seperti yang kau doakan”. Shafwan berkata : “Lalu saya keluar menuju pasar dan bertemu dengan Abu Darda’, beliau juga mengutarakan seperti itu dan dia meriwayatkannya dari Nabi. [Shahih Muslim, kitab Dzikir wa Doa bab Fadlud Doa Lil Muslimin fi Dahril Ghaib 8/86-87]

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa jika seorang muslim mendoakan saudaranya kebaikan dari tempat yang jauh dan tanpa diketahui oleh saudara tersebut, maka doa tersebut akan dikabulkan, sebab doa seperti itu lebih berbobot dan ikhlas karena jauh dari riya dan sum’ah serta berharap imbalan sehingga lebih diterima oleh Allah. [Mir’atul Mafatih 7/349-350]

Catatan.Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata bahwa Imam Karmani menukil dari Al-Qafary bahwa ucapan doa seorang : “Ya Allah ampunilah dosa semua kaum muslimin” adalah doa terhadap sesuatu yang mustahil sebab pelaku dosa besar mungkin masuk Neraka dan masuk Neraka bertolak belakang dengan permohonan pengampunan, bisa saja pelaku dosa besar di doakan, sebab yang mustahil adalah mendoakan pelaku dosa besar yang kekal di Neraka, selagi masih bisa keluar karena syafaat atau dimaafkan, maka itu termasuk pengampunan secara keseluruhan.

Ucapan orang di atas bertentangan dengan doa Nabi Nuh ‘Alaihis Salam dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

�دي ل�ي اغف�ر رب �وال �من ول �ي دخل ول <ا بيت �ين مؤم�ن �لمؤم�ن والمؤم�نات� ول“Ya Rabb! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang-orang mukmin yang masuk ke rumahku dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan”. [Nuh/71: 28].

Page 6: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Dan juga bertentangan dengan doa Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

نا �دي ل�ي اغف�ر رب �وال �ين ول �لمؤم�ن الح�ساب يقوم يوم ول“Ya Rabbi, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab”. [Ibrahim/14 : 41]

Serta Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga diperintahkan seperti itu yang terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ه فاعلم �له ال أن �ال إ ه إ �ك واستغف�ر الل �ذنب �ين ل �لمؤم�ن والمؤم�نات� ول“Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan”. [Muhammad/47 : 19]

Yang jelas permohonan dengan lafazh umum tidak mengharuskan permohonan untuk setiap orang secara kolektif. Mungkin yang dimaksud oleh Al-Qafary bahwa mendoakan kaum muslimin secara kolektif dilarang bila seorang yang berdoa menginginkan keseluruhan tanpa pengecualian dan bukan pelarangan terhadap syariat doanya. [Fathul Bari 11/202]

2. Orang yang Memperbanyak Berdoa Pada Saat Lapang Dan BahagiaDari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

ه من ه يستج�ب أن سر له الل ند �د� ع� دائ خاء� ف�ى الدعاء فيكثر والكرب� الش الر“Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang”. [Sunan At-Tirmidzi, kitab Da’awaat bab Da’watil Muslim Mustajabah 12/274. Hakim dalam Mustadrak. Dishahihkan oleh Imam Dzahabi 1/544. Dan di hasankan oleh Al-Albani No. 2693].

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa makna hadits di atas adalah hendaknya seseorang memperbanyak doa pada saat sehat, kecukupan dan selamat dari cobaan, sebab ciri seorang mukmin adalah selalu dalam keadaan siaga

sebelum membidikkan panah. Maka sangat baik jika seorang mukmin selalu berdoa kepada Allah sebelum datang bencana berbeda dengan orang kafir dan zhalim sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

�ذا �نسان مس وإ ه دعا ضر اإل <ا رب �يب �ليه� من �ذا ثم إ �عمة< خوله إ ي م�نه ن �ليه� يدعو كان ما نس� قبل م�ن إ“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya ; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu”. [Az-Zumar/39 : 8].

Dan firman Allah.

�ذا �نسان مس وإ �ه� دعانا الضر اإل �جنب �م<ا أو قاع�د<ا أو ل ه عنه كشفنا فلما قائ �لى يدعنا لم كأن مر ضر ضر إ ه مس

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya”. [Yunus/ : 12]. [Mir’atul Mafatih 7/360]

Wahai orang yang ingin dikabulkan doanya, perbanyaklah berdoa pada waktu lapang agar doa Anda dikabulkan pada saat lapang dan sempit.

3. Orang Yang TeraniayaDari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

ق� �ت � دعوة ا ه المظلوم �ن ه� بين ليس فإ ح�جاب الل“Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. [Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38]

Page 7: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Dari Abu Hurairah bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah bersabda.

� دعوة �ن مستجابة المظلوم ا كان وإ ه� على ففجوره فاج�ر< نفس�“Doanya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia seorang durhaka, maka kedurhakaannya akan kembali kepada diri sendiri”. [Musnad Ahmad 2/367. Dihasankan sanadnya oleh Mundziri dalam Targhib 3/87 dan Haitsami dalam Majma’ Zawaid 10/151, dan Imam ‘Ajluni No. 1302]

4.5. Doa Orang Tua Terhadap Anaknya Dan Doa Seorang Musafir.Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.

مستجابات دعوات ثالث � دعوة ف�يه�ن شك ال �د� ودعوة المساف�ر� ودعوة المظلوم ولد�ه� على الوال“Tiga orang yang doanya pasti terkabulkan ; doa orang yang teraniyaya; doa seorang musafir dan doa orang tua terhadap anaknya”. [Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Do’a bi Dhahril Ghaib 2/89. Sunan At-Tirmidzi, kitab Al-Bir bab Doaul Walidain 8/98-99. Sunan Ibnu Majah, kitab Doa 2/348 No. 3908. Musnad Ahmad 2/478. Dihasankan Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 596]

6. Doa Orang Yang Sedang PuasaDari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda.

�د� دعوة الترد دعوات ثالث � ودعوة الوال �م المساف�ر� ودعوة الصائ“Tiga doa yang tidak ditolak ; doa orang tua terhadap anaknya ; doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir”. [Sunan Baihaqi, kitab Shalat Istisqa bab Istihbab Siyam Lil Istisqa’ 3/345. Dishahihkan oelh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 1797].

7. Doa Orang Dalam Keadaan Terpaksa.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

�ذا المضطر يج�يب أمن وء ويكش�ف دعاه إ �له األرض� خلفاء ويجعلكم الس ه� مع أإ �يال< الل رون ما قل تذك“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu menginga(Nya)”. [An-Naml/27 : 62]

Imam As-Syaukani berkata bahwa ayat diatas menjelaskan betapa manusia sangat membutuhkan Allah dalam segala hal terlebih orang yang dalam keadaan terpaksa yang tidak mempunyai daya dan upaya. Sebagian ulama

berpendapat bahwa yang dimaksud dengan orang terpaksa adalah orang-orang yang berdosa dan sebagian yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud terpaksa adalah orang-orang yang hidup dalam kekurangan, kesempitan atau sakit, sehingga harus mengadu kepada Allah. Dan huruf lam dalam kalimat Al-Mudhthar untuk menjelaskan jenis bukan istighraq (keseluruhan). Maka boleh jadi ada sebagian orang yang berdoa dalam keadaan terpaksa tidak

dikabulkan dikarenakan adanya penghalang yang menghalangi terkabulnya doa tersebut. Jika tidak ada penghalang, maka Allah telah menjamin bahwa doa orang dalam keadaan terpaksa pasti dikabulkan. Yang menjadi alasan doa tersebut dikabulkan karena kondisi terpaksa bisa mendorong seseorang untuk ikhlas berdoa dan tidak meminta

kepada selain-Nya. Allah telah mengabulkan doa orang-orang yang ikhlas berdoa meskipun dari orang kafir, sebagaimana firman Allah.

ركم الذ�ي هو ى والبحر� البر ف�ي يسي �ذا حت �ه�م وجرين الفلك� ف�ي كنتم إ �ر�يح ب بة ب �ها وفر�حوا طي ر�يح جاءتها ب وا مكان كل م�ن الموج وجاءهم عاص�ف هم وظن �ه�م أح�يط أن ه دعوا ب �ن الدين له مخل�ص�ين الل م�ن أنجيتنا لئ

�ر�ين م�ن لنكونن هذ�ه� اك الش“Sehingga tatkala kamu di dalam bahtera, dan meluncurkan bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan keta’atan kepada-Nya semata-mata’. (Mereka berkata) : ‘Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”. [Yunus/10 : 22]

Page 8: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Dan Allah berfirman dalam ayat lain

�لى نجاهم فلما �ذا البر إ يشر�كون هم إ“Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Alla)”. [Al-Ankabut/29: 65].

Dari ayat di atas Allah mengabulkan doa mereka, padahal Allah tahu bahwa mereka pasti akan kembali kepada kesyirikan. [Fathul Qadir 4/146-147]

Imam Ibnu Katsir berkata bahwa Imam Hafizh Ibnu ‘Asakir mengisahkan seorang yang bernama Abu Bakar Muhammad bin Daud Ad-Dainuri yang terkenal dengan kezuhudannya. Orang tersebut berkata : “Saya menyewakan kuda tunggangan dari Damaskus ke negeri Zabidany, pada satu ketika ada seorang menyewa kuda saya dan meminta untuk melewati jalan yang tidak pernah saya kenal sebelumnya”, Dia berkata : “Ambillah jalan ini karena lebih dekat”. Saya bertanya : “Bolehkah saya memilih jalan ini”, Dia berkata : “Bahkan jalan ini lebih dekat”. Akhirnya kami berdua menempuh jalan itu sehingga kami sampai pada suatu tempat yang angker dan jurangnya yang sangat curam yang di dalamnya terdapat banyak mayat. Orang tersebut berkata : “Peganglah kepala kudamu, saya akan turun”. Setelah dia turun dan menyingsingkan baju lalu menghunuskan golok bermaksud ingin membunuh saya, lalu saya melarikan diri darinya, akan tetapi dia mampu mengejarku. Saya katakan kepadanya : “Ambillah kudaku dan semua yang ada padanya”. Dia berkata : “Kuda itu sudah milikku, tetapi aku ingin membunuhmu”. Saya mencoba menasehati agar dia takut kepada Allah dan siksaan-Nya tetapi ternyata dia seorang yang tidak mudah menerima nasehat, akhirnya saya menyerahkan diri kepadanya.

Saya berkata kepadanya : “Apakah anda mengizinkan saya untuk shalat?” Dia berkata : “Cepat shalatlah!” Lalu saya beranjak untuk shalat akan tetapi badan saya gemetar sehingga saya tidak mampu membaca ayat Al-Qur’an sedikitpun dan hanya berdiri kebingungan. Dia berkata : “cepat selesaikan shalatmu!”, maka setelah itu seakan-akan Allah membukakan mulut saya dengan suatu ayat yang berbunyi.

�ذا المضطر يج�يب أمن وء ويكش�ف دعاه إ الس“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan”. [An-Naml : 62]

Tidak terduga muncul dari mulut bukit seorang satria datang ke arah kami dengan menggemgam tombak di tangannya, lalu melempar tombak tersebut ke arah orang tadi dan tombak pun mengenai jantungnya lalu seketika itu orang tersebut langsung mati terkapar. Setelah itu, maka saya memegang erat-erat satria tersebut dan saya bertanya : “Demi Allah siapakah engkau sebenarnya?” Dia mejawab : “Saya adalah utusan Dzat Yang Maha Mengabulkan permohonan orang-orang yang dalam keadaan terpaksa tatkala dia berdoa dan menghilangkan segala malapetaka”. Kemudian saya mengambil kuda dan semua harta lalu pulang dalam keadaan selamat. [Tafsir Ibnu Katsir 3/370-371]

[Disalin dari buku Jahalatun nas fid du’a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 168-174, terbitan Darul Haq, penerjemah Zaenal Abidin, Lc]

Berdo’a dengan Lisan yang Tidak Pernah Berdosa Posted on January 24, 2016 by zulfiakmal

Suatu kali Umar bin Khattab RA minta izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk pergi menunaikan ibadah umrah, lalu Rasulullah berpesan kepada beliau, “Wahai saudaraku, jangan lupa menyertakan kami dalam do’a-do’amu”. Umar berkata: “Kalimat yang diucapkan Rasulullah itu lebih membahagiakan bagiku dari pada aku mendapatkan seluruh dunia”. (HR. Abu Daud)

Umar bin Khattab mengisahkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan, “Sesungguhnya akan datang kepada kalian seorang laki-laki dari Yaman yang bernama Uwais. Tidak ada yang ia tinggalkan di Yaman selain ibunya. Sebelumnya ia menderita penyakit yang membuat badannya putih. Kemudian ia berdo’a kepada Allah supaya disembuhkan, lalu Allahpun menyembuhkannya kecuali tersisa di tubuhnya sebesar dinar atau dirham. Siapa yang bertemu dengannya di antara kalian maka mintalah ia supaya memohonkan ampun kepada Allah buat kalian”. (HR. Muslim)

Page 9: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Ibnu Abdil Bar meriwayatkan bahwa suatu kali Abu Daud berada di sebuah kapal. Tiba-tiba ia mendengar orang bersin di pinggir pantai dan orang itu mengucapkan “Alhamdulillah.” Langsung saja beliau menyewa sebuah sekoci seharga satu dirham hingga beliau sampai ke dekat orang yang bersin tersebut, lalu ia menjawab dengan mengucapakan “Yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu).” Setelah itu ia kembali ke kapal. Tentu saja hal itu mengundang pertanyaan penumpang yang lain. Beliau menjawab, “Boleh jadi ia seorang yang do’anya mustajab”. Di malam harinya ketika seluruh penumpang kapal sudah tidur kedengaran suara berucap, “Sesungguhnya Abu Daud sudah membeli surga dari Allah seharga satu dirham”.

Dari tiga riwayat di atas kita mendapatkan suatu pelajaran penting bahwa kita dianjurkan supaya minta dido’akan oleh orang lain. Barangkali ada di antara mereka yang do’anya mustajab di sisi Allah, sekalipun dalam pandangan zhahir kita orang itu bukan siapa-siapa. Apalagi bila orang tersebut ada tanda-tanda keshalehan pada dirinya.

Semakin banyak seseorang mendekatkan diri kepada Allah dan menjauh dari dosa, besar harapan Allah akan mengabulkan do’anya. Dan bila satu do’a saja terkabul untuk kita, tidak akan bisa ternilai harganya dengan kekayaan dunia apapun.

Untuk itu kita butuh lisan-lisan yang tidak berdosa, hati yang tidak pernah bermaksiat, dan anggota tubuh yang tidak pernah bersalah untuk mendo’akan kita. Semoga impian tertinggi kita masuk ke dalam surga dikabulkan Allah.

Karena kasih dan sayangnya Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman ternyata jalan untuk itu sudah Dia sediakan. Allah menyiapkan hamba-hamba-Nya yang terpelihara dari dosa untuk mendo’akan kita. Di dalam surat

Ghafir ayat 7-9 Allah berfirman:

ذ�ين حون حوله ومن العرش يحم�لون ال �حمد� يسب ه�م ب �ه� ويؤم�نون رب ذ�ين ويستغف�رون ب �ل نا آمنوا ل عت رب وس� ذ�ين فاغف�ر وع�لم<ا رحمة< شيء كل �ل بعوا تابوا ل �يلك وات � عذاب وق�ه�م سب نا. الجح�يم ات� وأدخ�لهم رب عدن جن �ي ت �ه�م م�ن صلح ومن وعدتهم ال ه�م آبائ �ه�م وأزواج� ات ي ك وذر �ن ئات� وق�ه�م. الحك�يم العز�يز أنت إ ي تق� ومن الس

ئات� ي �ذ الس يومئ مته فقد �ك رح� �يم الفوز هو وذل العظ(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,

ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,

dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.”

Inilah mereka malaikat-malaikat ‘Arsy Allah yang selalu mendo’akan orang-orang yang beriman supaya diampuni Allah segala dosanya, diselamatkan dari azab neraka dan dimasukkan ke dalam surga bersama ibu-bapak dan anak cucu keturunan mereka yang baik-baik.

Tapi perlu diperhatikan bahwa do’a malaikat itu bukanlah sesuatu yang gratis begitu saja. Dia hanya ditujukan kepada orang yang memenuhi syarat. Dan syaratnya itu adalah:1. beriman kepada Allah,2. bertaubat dari dosa-dosa dan3. mengikuti jalan Allah.

Bila tiga syarat ini terpenuhi, insyaallah do’a para malaikat ‘Arsy akan berlaku kepada kita. Alangkah indahnya bila nanti di akhirat kita selamat dari api neraka dan berkumpul dengan seluruh orang yang kita cintai berkat do’a malaikat-malaikat ini.

Berangkali amal ibadah dan kebaikan yang kita lakukan waktu hidup di dunia ini belum mencukupi untuk memasukkan kita ke dalam surga, besar harapan do’a-do’a malaikat yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang disuruhkan bisa menyelamatkan kita. Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa dengan cara yang disampaikan ayat di atas.

Page 10: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang dido’akan oleh para malaikat dan qabulkanlah do’a mereka untuk kami.

Do’a dan Shalawat Malaikat Kepada Orang yang Duduk Menunggu dan Setelah Melaksanakan Shalat

Oleh Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur IlahiDi antara orang yang berbahagia dengan permohonan ampun dan do’a para Malaikat adalah seorang hamba yang duduk di

masjid untuk menunggu shalat dalam keadaan berwudhu’.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الة ينتظر قعد ما أحدكم له اغفر اللهم :المالئكة له تدعو يحدث لم ما صالة في الص ارحمه اللهم ."

“Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para Malaikat akan mendo’akannya: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia.’” [1]

Imam Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkan hadits ini dalam kitab Shahiihnya dan memberinya judul: “Bab Keutamaan Duduk di Masjid dalam Rangka Menunggu Shalat, Shalawat Malaikat dan Do’a Malaikat kepadanya, Selama Ia Tidak Mengganggu Orang

Lain dan Selama Wudhu’nya Tidak Batal.” [2]

Allaahu Akbar! Sungguh sebuah amal yang sangat mudah dilakukan, tetapi pahalanya sangatlah besar. Seseorang duduk dalam keadaan berwudhu’ untuk menunggu datangnya waktu shalat, maka seakan-akan ia berada dalam shalat dan para Malaikat

mendo’akannya agar ia mendapatkan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kasih sayang-Nya.

Ya Allah, janganlah Engkau menghalangi kami, saudara-saudara kami, juga anak-anak kami dari amal yang sangat mulia dan penuh keberkahan ini. Kabulkanlah, wahai Rabb Yang Mahaagung lagi Mahamulia.

Para ulama Salaf kita sangat gigih melakukan amal yang sangat mulia ini, dan di antara yang menunjukkan hal tersebut adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ibnul Mubarak, dari ‘Atha' bin as-Sa-ib, beliau berkata: “Kami datang kepada Abu

‘Abdirrahman as-Sulami -ia adalah ‘Abdullah bin Hubaib- yang menunggu wafatnya di masjid. Lalu kami berkata: ‘Alangkah baiknya jika engkau pindah ke tempat tidur, karena di sana autsar (lebih nyaman).’”

Al-Husain -salah satu perawi- berkata, “Autsar maknanya adalah lebih nyaman.”

Beliau berkata: “Fulan meriwayatkan kepadaku, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الة ينتظر مصاله في دام ما صالة في أحدكم يزال ال الص .‘Senantiasa salah seorang di antara kalian mendapatkan pahala shalat selama ia berada di masjid tempat ia shalat untuk menunggu shalat.’” [3]

Di dalam riwayat Ibnu Sa’ad disebutkan: “Para Malaikat berkata: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia.’”

Beliau (Abu ‘Abdirrahman as-Sulami) berkata: “Aku ingin mati ketika aku berada di dalam masjid.” [4]

Ya Allah, sayangilah hamba-Mu ini, dan jadikanlah kami sebagai orang yang menempuh jalan yang telah ditempuhnya. Kabulkanlah ya Allah, wahai Yang Mahahidup lagi Mahaberdiri sendiri.

Keutamaan lain yang akan didapat oleh orang yang duduk menunggu shalat -dengan keutamaan Allah Subhanahu wa Ta’ala-, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan kabar gembira bahwasanya orang yang berdo’a di antara waktu adzan dan iqamat, niscaya do’anya itu tidak akan ditolak. Para Imam (yaitu Imam Ahmad, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Ibnu

Page 11: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Hibban dan Imam Dhi-ya-uddin al-Maqdisi) meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فادعوا واإلقامة، األذان بين يرد ال الدعاء إن .‘Sesungguhnya do’a (yang dipanjatkan) di antara adzan dan iqamat tidak akan pernah ditolak, karena itu berdo’alah.’” [5]

Imam Ibnu Khuzaimah membuat bab pada hadits ini dengan judul: “Bab Dianjurkannya Berdo’a Antara Adzan dan Iqamat dengan Harapan bahwa

Do’anya Tersebut Tidak Ditolak.”

Ya Allah, jadikanlah do’a tersebut sebagai karunia-Mu yang besar kepada kami. Kabulkanlah semua permohonan kami, wahai Rabb semesta alam.

[Disalin dari buku Man Tushallii ‘alaihimul Malaa-ikatu wa Man Tal‘anuhum, Penulis Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi, Judul dalam Bahasa Indonesia: Orang-Orang Yang Di Do'akan Malaikat, Penerjemah Beni Sarbeni, Pustaka Ibnu Katsir]

_______Footnote

[1]. Shahiih Muslim, kitab al-Masaajid wa Mawaadhi’ush Shalaah bab Fadhlu Shalaatil Jamaa’ah wa Intizhaarish Shalaah (I/460 no. 469 (276)).

[2]. Shahiih Ibni Khuzaimah, kitab al-Imaamah fish Shalaah (II/ 376).[3]. Kitab az-Zuhd, bab Fadhlul Masyi' ilash Shalaah wal Juluus fil Masjid Dzaalika, no. 420, hal. 141-142.

[4]. Ath-Thabaqaatul Kubra (VI/174-175).[5]. Al-Musnad (XXI/247 no. 13668 cet. Mu-assasah ar-Risalah), dengan lafazh dari beliau. Diriwayatkan pula oleh Ibnu

Khuzaimah dalam kitab ash-Shalaah (I/222 no. 427), al-Ihsaan fii Taqriibi Shahiih Ibni Hibban kitab ash-Shalaah bab al-Adzan (IV/593-594 no. 1696), al-Ahaadiits al-Mukhtaarah, bagian Musnad Anas bin Malik z (IV/392-393 no. 1562). Syaikh Syu’aib al-

Arna-uth dan rekan-rekannya berkata dalam catatan pinggir kitab al-Musnad (XXI/247): “Sanadnya shahih.”

Shalawat Para Malaikat Bagi Orang Yang Duduk Di Masjid Setelah Melaksanakan ShalatOleh Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi

Di antara orang-orang yang berbahagia dengan shalawat para Malaikat kepada mereka adalah orang-orang yang tetap duduk di masjid setelah melaksanakan shalat.

Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah:

1. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اغفر اللهم: يحدث لم ما فيه صلى الذي مصاله في دام ما أحدكم على تصلي المالئكة ارحمه اللهم له .

‘Para Malaikat akan selalu bershalawat kepada salah seorang di antara kalian selama ia berada di masjid dimana ia melakukan shalat, hal ini selama ia wudhu’nya belum batal [1], (para Malaikat) berkata: ‘Ya Allah, ampunilah ia, ya Allah,

sayangilah ia.’”[2]

2. Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan pula dari Abu ‘Abdirrahman, ia berkata: “Aku mendengar ‘Ali berkata: ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الة بعد مصاله في جلس إذا العبد إن اللهم: عليه وصالتهم المالئكة، عليه صلت الص الة ينتظر جلس وإن. ارحمه اللهم له اغفر :عليه وصالتهم المالئكة عليه صلت الص

ارحمه اللهم له اغفر اللهم .‘Sesungguhnya jika seorang hamba duduk di masjid setelah melaksanakan shalat, maka para Malaikat akan bershalawat

untuknya, dan shalawat mereka kepadanya adalah dengan berkata: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia.’ Jika ia duduk untuk menunggu shalat, maka para Malaikat akan bershalawat kepadanya, shalawat mereka kepadanya adalah

dengan berdo’a: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia.’” [3]

Page 12: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

3. Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Atha' bin as-Sa-ib, ia berkata: “Aku mendatangi ‘Abdurrahman as-Sulami, pada waktu itu beliau telah melakukan shalat Fajar dan sedang duduk di dalam majelis, aku berkata kepadanya: ‘Seandainya engkau pergi

ke tempat tidur, tentu hal tersebut akan lebih baik bagimu.’ Beliau berkata: ‘Aku mendengar ‘Ali berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اغفر اللهم: عليه وصالتهم المالئكة عليه صلت مصاله في جلس ثم الفجر صلى من الة ينتظر ومن ارحمه، اللهم له، اغفر اللهم: عليه وصالتهم المالئكة عليه صلت الص

ارحمه اللهم له، ."Barangsiapa yang melakukan shalat Fajar, lalu ia duduk di masjid, maka para Malaikat akan bershalawat kepadanya, dan shalawat mereka kepadanya adalah dengan berdo’a: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia.’ Dan jika ia duduk untuk menunggu shalat, maka para Malaikat akan bershalawat kepadanya, shalawat mereka kepadanya adalah dengan berdo’a: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia.’” [4]

Syaikh Ahmad ‘Abdurrahman al-Banna memberikan bab pada hadits di atas dengan judul: “Bab Keutamaan Duduknya Orang yang Telah Melaksanakan Shalat di Masjid.” [5]

Beliau rahimahullah menta'liq (memberikan komentar) terhadap apa-apa yang berhubungan dengan bab ini, beliau berkata: “Hadits dalam bab ini menunjukkan bahwa orang yang telah melaksanakan shalat dianjurkan untuk duduk di tempat shalatnya untuk menunggu shalat yang berikutnya. Hal itu jika ia tidak sibuk dengan urusan dunia yang sangat diperlukan atau melaksanakan sebagian dzikir, karena para Malaikat mendo’akannya agar mendapatkan ampunan dan rahmat selama ia berada pada tempat shalatnya selama wudhu’nya belum batal, sebagaimana diterangkan di dalam hadits-hadits lainnya.” [6]

Lalu beliau mengisyaratkan sebuah pertanyaan dan dijawab oleh beliau sendiri. Beliau berkata: “Jika ada yang bertanya: ‘Apakah hal ini umum untuk semua shalat atau khusus untuk shalat Shubuh saja seperti yang tampak di dalam hadits?’ Maka menurutku hal ini umum pada setiap shalat dengan dalil semua hadits yang telah kami sebutkan dengan redaksi yang umum untuk semua shalat. Sedangkan menyebutkan waktu Shubuh dan ‘Isya' hanyalah sebuah penekanan agar diperhatikan, ini adalah sebuah ungkapan umum setelah ungkapan khusus sebagaimana yang terungkap di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

لوات على حافظوا الة الص قانتين لله وقوموا الوسطى والص‘Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat Wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.’

[Al-Baqarah: 238]

Wallaahu a’lam.” [7]

Kesimpulannya, bahwa di antara orang yang dido’akan oleh para Malaikat adalah orang-orang yang tetap duduk di masjid selama wudhu’nya tidak batal.

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk dari golongan mereka dengan keutamaan-Nya. Aamiin yaa Dzal Jalaali wal Ikraam.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa tetap duduk di masjid setelah shalat adalah termasuk amal-amal yang menjadi bahan pembicaraan di kalangan para Malaikat, tegasnya mereka semua ingin membawa amalan tersebut

ke langit, dan hal ini merupakan amal-amal yang dapat menghapuskan dosa. Barangsiapa yang melakukannya, niscaya ia akan hidup dengan baik dan wafat dengan baik, ia akan dibersihkan dari kesalahan bagaikan seorang anak yang baru dilahirkan oleh

ibunya.

Al-Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ahuma, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Page 13: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

المنام، في: قال أحسبه،: قال صورة أحسن في وتعالى تبارك ربي الليلة أتاني د يا: فقال يده فوضع: قال ال،: قلت: قال األعلى؟ المأل يختصم فيم تدري هل محم

، بين بردها وجدت حتى كتفي بين ماوات في ما فعلمت نحري، في: قال أو ثديي الس د، يا: قال األرض، في وما قال نعم،: قلت األعلى، المأل يختصم فيم تدري هل محم ارات الكفارات في لوات بعد المساجد في المكث والكف إلى األقدام على والمشي الص

من وكان بخير ومات بخير عاش ذلك فعل ومن المكاره في الوضوء وإسباغ الجماعات ه ولدته كيوم خطيئته أم ."

‘Malam tadi Rabb-ku datang kepadaku dalam bentuk yang paling indah, aku menyangkan bahwa itu terjadi di dalam mimpi. Kemudian Dia berfirman kepadaku, ‘Wahai Muhammad, apakah engkau tahu apa yang menjadi bahan pembicaraan para

Malaikat [8]?’ Aku menjawab, ‘Aku tidak tahu.’ Lalu Allah meletakkan tangan-Nya di antara kedua pundakku, sehingga aku merasakan dingin di dada atau di dekat tenggorokan, maka aku tahu apa yang ada di langit dan bumi. Allah berfirman, ‘Wahai

Muhammad, tahukah engkau apa yang menjadi bahan pembicaraan para Malaikat?’ Aku menjawab, ‘Ya, aku tahu. Mereka membicarakan al-kafarat.’ Al-kafarat itu adalah berdiam di masjid setelah shalat, melangkahkan kaki menuju shalat

berjama’ah, dan menyempurnakan wudhu’ dalam keadaan yang sangat dingin. Barangsiapa yang melakukannya, maka ia akan hidup dengan baik dan wafat dengan baik pula, ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari di mana ia dilahirkan

dari (rahim) ibunya.” [9]

Allaahu Akbar! Sungguh sangat agung pahala orang-orang yang melakukan tiga amalan seperti itu. Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang menjaga amalan ini, aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

Pantas kiranya jika kita mengungkapkan dua pertanyaan tentang tetap duduk di masjid setelah shalat dengan berusaha untuk menjawab masing-masing pertanyaan tersebut -dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala- yaitu:

Pertama: Apakah untuk mendapatkan shalawat dari para Malaikat disyaratkan untuk berdiam di masjid, tempat ia melaksanakan shalat, atau ia mendapatkannya walaupun ia pindah ke masjid yang lainnya?

Untuk menjawab pertanyaan ini saya akan membawakan apa yang diungkapkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dan al-‘Allamah al-‘Aini ketika mereka berdua menjelaskan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مصاله في دام ما عليه تصلى المالئكة تزل لم صلى فإذا .“Maka jika seseorang melaksanakan shalat, senantiasa para Malaikat bershalawat kepadanya selama ia berada di masjid.”

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Makna dari mushalla adalah sebuah tempat yang biasa digunakan untuk shalat dalam bentuk sebuah masjid. Dan aku mengira bahwa redaksi ini melihat kepada suatu kebiasaan, artinya seandainya seseorang pindah ke masjid lain dan terus dengan niatnya semula untuk menunggu shalat, maka ia tetap mendapatkan pahala yang dijanjikan baginya.” [10]

Al-‘Allamah al-‘Aini berkata: “Kata ه dengan mim yang didhammahkan- adalah sebuah tempat yang digunakan untuk- مصالmelaksanakan shalat. Aku mengira redaksi ini melihat kepada suatu kebiasaan. Artinya, seandainya seseorang pindah ke masjid lain dan terus dengan niatnya semula untuk menunggu shalat, maka ia tetap mendapatkan pahala yang dijanjikan untuknya.”[11]

Kedua: Apakah para wanita yang biasa duduk di tempat shalatnya di rumah mendapatkan pahala yang ditetapkan bagi kaum lelaki yang duduk di masjid, yaitu shalawat dari para Malaikat?

Saya jawab: Diharapkan -dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala- bahwa mereka juga mendapatkan pahala yang telah ditetapkan, karena mereka semua tidak diwajibkan untuk datang ke masjid, bahkan shalat di rumah mereka lebih utama daripada shalat di masjid. Oleh karena itu, duduk di tempat shalat mereka di rumah tentu akan lebih baik daripada duduk di masjid. Wallaahu Ta’aalaa a’lamu bish shawaab.

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baaz rahimahullah telah menjawab pertanyaan yang sama dengan pertanyaan tersebut:

Pertanyaan: Apakah berdiam di rumah setelah shalat Shubuh untuk membaca al-Qur-an sampai matahari terbit, lalu ia melaksanakan shalat sunnah Syuruq dua rakaat sama pahalanya dengan berdiam di masjid?

Jawaban: Ini adalah sebuah amalan yang sangat agung dan memiliki pahala yang sangat banyak. Akan tetapi, zhahir hadits yang

Page 14: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

menyebutkan hal tersebut mengandung makna bahwa pahalanya tidak akan didapatkan kecuali oleh orang yang melakukannya di dalam masjid.

Akan tetapi jika seseorang melakukan shalat Shubuh di rumahnya karena sakit atau karena takut, lalu ia duduk di tempat shalatnya untuk berdzikir kepada Allah dan membaca al-Qur-an sampai matahari terbit, setelah itu ia melaksanakan shalat sunnah Syuruq dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana yang diterangkan dalam hadits. Karena dalam keadaan tersebut ia memiliki udzur sehingga melaksanakan shalat di rumah.

Demikian pula yang dilakukan oleh seorang wanita yang duduk di tempat shalatnya setelah melaksanakan shalat Shubuh untuk berdzikir dan membaca al-Qur-an sampai matahari terbit, lalu ia melaksanakan shalat sunnah dua rakaat, maka sesungguhnya ia akan mendapatkan pahala yang sama sebagaimana yang diungkapkan dalam hadits tentangnya.

Baca Artikel Sebelumnya:

1. Keutamaan Mendatangi dan Berjalan Kaki ke Masjid 2. Amalan Ketika Datang Panggilan Shalat Jama’ah 3. 12 Golongan yang di Doakan Malaikat 4. Waktu-Waktu yang Mustajab untuk berDo'a

[Disalin dari buku Man Tushallii ‘alaihimul Malaa-ikatu wa Man Tal‘anuhum, Penulis Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi, Judul dalam Bahasa Indonesia: Orang-Orang Yang Di Do'aka Malaikat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]

Sumber:http://almanhaj.or.id/

_______

يحذ�ث لم ما .[1] maknanya, selama wudhu’nya belum batal. (Mir-qaatul Mafaatiih II/408).[2]. Al-Musnad (XVI/32 no. 8106). Syaikh Ahmad Syakir berkata, “Ini adalah hadits yang shahih.” (Catatan pinggir ki-tab al-

Musnad XVI/32).[3]. Al-Musnad (II/292 no. 1218). Syaikh Ahmad Syakir menghasankan sanadnya, lihat catatan pinggir kitab al-Musnad (XVI/32).

[4]. Al-Musnad (II/305-306 no. 1250). Syaikh Ahmad Syakir menghasankan sanadnya, lihat catatan pinggir kitab al-Musnad (II/305). Syaikh Syu’aib al-Arnauth dan kawan-kawannya berkata, “Hadits ini hasan li ghairihi. Di dalam pembahasan ini ada

sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (no. 659) dan Imam Muslim (no. 649) dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dengan redaksi:

:تقول يحدث لم ما فيه صلى الذي مصاله في دام ما أحدكم على تصلي المالئكة ارحمه اللهم له اغفر اللهم .

“Para Malaikat akan selalu bershalawat kepada salah seorang di antara kalian selama ia tetap berada di dalam masjid, selama wudhu’nya belum batal. Dan para Malaikat mengucapkan: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia.’” (Catatan pinggir kitab al-Musnad II/407-408, cet. Mu-assasah ar-Risalah).

Syaikh Ahmad ‘Abdurrahman al-Banna berkata: “Hadits tentang bab ini memiliki banyak sekali penguat yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari dan Muslim.” (Buluughul Amaani IV/53)

[5]. Al-Fat-hur Rabbani fii Tartiib Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal (IV/ 52).[6]. Buluughul Amaani (IV/53).[7]. Buluughul Aamani (IV/53).[8]. Maknanya, para Malaikat yang dekat, mereka adalah para tokoh dari kalangan Malaikat yang memenuhi majelis-majelis sebagai sebuah pengagungan, mereka disifati dengan al-A’la karena tempat mereka yang tinggi atau karena kedudukan mereka di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Lihat kitab Tuhfatul Ahwaadzi IV/173)[9]. Jaami’ at-Tirmidzi bab Tafsiir al-Qur-aan ‘an Rasulillah Shallallahu ‘alaihi wa sallam surat Shaad (IV/173-174 no. 3233 dengan diringkas). Syaikh al-Albani berkata: “Hadits ini shahih.” (Shahiih Sunan at-Tirmidzi II/ 98 dan Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib I/194)[10]. Fat-hul Baari (II/136).[11]. ‘Umdatul Qaari' (V/ 167).

Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw.30 Agustus 2011 pukul 20:00

Page 15: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Banyak beredar hadits yang disandarkan kepada Rasulullaah saw. yang menyatakan bahwa itu adalah doa Jibril yang diamini oleh beliau. Hadits tersebut seputar meminta maaf ketika memasuki Ramadhan. Namun ternyata hadits itu palsu. Bunyi hadits palsu tersebut adalah:

Do’a Malaikat Jibril Menjelang Ramadhan: Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

* Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)

* Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri

* Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya

Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali.

Hadits tentang doa malaikat Jibril yang benar adalah sebagai berikut:

Dari Abi Hurairah Ra, Rasulullah naik ke atas mimbar, kemudian beliau berkata :

"Amin..amin. .amin..".

Kemudian ditanyakan (para sahabat), kepada beliau :

"Wahai Rasulullah, saat Engkau naik ke atas mimbar, Engkau sampai mengatakan Amin (3x) (ada apakah gerangan?)"

Kemudian Rasulullah memberikan keterangan sbb:

"Jibril telah datang kepadaku dengan mengatakan : "Barang siapa yang telah datang kepadanya bulan Ramadhan(puasa) , kemudian dia tidak mendapatkan pengAMPUNan (pada bulan Ramadhan tersebut), maka ia dimasukkan kedalam api neraka, dan Allah jauh dari dirinya, maka katakanlah :Amin" Kemudian aku meng aminkannya.

"Dan barang siapa yang mendapatkan orang tuanya (ketika keduanya masih hidup), atau salah satu diantara kedua orang tuanya masih hidup, sementara (dia mampu berbuat baik untuk kedua atau salah satu diantara keduanya), kemudian dia tak mau berbuat baik kepada keduanya, atau salah satu diantara keduanya (yang masih hidup tadi), kemudian mati, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka, dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka aku katakan :Amin"

"Dan barang siapa yang dimana namaku disebutkan (didepannya) , kemudian dia tak memberikan shalawat kepadaku, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka katakanlah (wahai Muhammad SAW) (amin), maka aku katakan "Amin"

(H.R Ibnu Hibban didalam kitab shahihnya 3:188).

Menjelang Ramadhan, banyak beredar hadits yang disandarkan kepada Rasulullaah saw. yang menyatakan bahwa itu adalah doa Jibril yang diamini oleh beliau. Hadits tersebut seputar meminta maaf ketika memasuki Ramadhan. Namun ternyata hadits itu palsu. Bunyi hadits palsu tersebut adalah:

Do’a Malaikat Jibril Menjelang Ramadhan: Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada) Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya

Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali.

Page 16: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Sekali lagi, hadits dengan isi di atas adalah hadits palsu, tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadits. Bahkan, sepertinya baru muncul di era internet ini. Jadi, berhati-hatilah sebelum menyebarkan share dari teman-teman Anda di media sosial!

Hadits tentang doa malaikat Jibril yang shahih dan termuat di dalam kitab hadits adalah seputar pentingnya ibadah Ramadhan, shalawat kepada Nabi, dan berbakti kepada orang tua. Selengkapnya, hadits yang ada riwayatnya adalah sebagai berikut:

Hadits Doa Jibril 1:

Dari Ka’ab bin Ujrah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Mendekatlah kalian ke mimbar!”

Lalu kami pun mendekati mimbar itu. Ketika Rasulullah menaiki tangga mimbar yang pertama, beliau berkata, “Amin.” Ketika beliau menaiki tangga yang kedua, beliau pun berkata, “Amin.” Ketika beliau menaiki tangga yang ketiga, beliau pun berkata, “Amin.”

Setelah Rasulullah saw. turun dari mimbar, kami pun berkata,

“Ya Rasulullah, sungguh kami telah mendengar dari engkau pada hari ini, sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya.”

Rasulullah saw. bersabda, “Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril muncul di hadapanku dan berkata,

“Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan yang penuh berkah, tetapi tidak memperoleh keampunan.” Maka aku berkata, “Amin”

Ketika aku menaiki tangga yang kedua, Jibril berkata,

“Celakalah orang yang apabila namamu disebutkan, dia tidak bersalawat ke atasmu.” Aku pun berkata, Amin.’

Ketika aku melangkah ke tangga ketiga, Jibril berkata,

“Celakalah orang yang mendapati ibu bapaknya yang telah tua, atau salah satu dari keduanya, tetapi keduanya tidak menyebabkan orang itu masuk surga.” Akupun berkata, Amin :” (HR. Hakim)

Hadits Doa Jibril 2:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

: فقال ! ؟ هذا تصنع كنت ما الله يارسول له فقيل آمين آمين آمين : فقال المنبر رقي سلم و عليه الله صلى الله رسول أن : جبريل لي قال : فقلت له يغفر فلم رمضان دخل بعد أو عبد أنف الله أرغم : قال ثم آمين و أدرك بعد أو عبد أنف رغم

آمين : فقلت عليك يصل فلم عنده ذكرت بعد أو عبد أنف رغم : قال ثم آمين : فقلت الجنة يدخله لم أحدهما أو الديه

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin.””

Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Mundziri.

Hadits Doa Jibril 3:

Dari Abi Hurairah Ra, Rasulullah naik ke atas mimbar, kemudian beliau berkata :

“Aamiin… Aamiin… Aamiin…”.

Kemudian ditanyakan (para sahabat), kepada beliau :

Page 17: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

“Wahai Rasulullah, saat engkau naik ke atas mimbar, engkau sampai mengatakan Aamiin (3x) (ada apakah gerangan?)”

Kemudian Rasulullah memberikan keterangan sebagai berikut:

“Jibril telah datang kepadaku dengan mengatakan : “Barang siapa yang telah datang kepadanya bulan Ramadhan (puasa), kemudian dia tidak mendapatkan pengampunan (pada bulan Ramadhan tersebut), maka ia dimasukkan ke dalam api neraka dan Allah jauh dari dirinya, maka katakanlah: Aamiin”. Kemudian aku mengaminkannya.

“Dan barang siapa yang mendapatkan orang tuanya (ketika keduanya masih hidup), atau salah satu diantara kedua orang tuanya masih hidup, sementara (dia mampu berbuat baik untuk kedua atau salah satu diantara keduanya), kemudian dia tak mau berbuat baik kepada keduanya, atau salah satu diantara keduanya (yang masih hidup tadi), kemudian mati, maka Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka, dan Allah jauh dari dirinya, maka aku katakan :Amin”

“Dan barang siapa yang dimana namaku disebutkan (didepannya) , kemudian dia tak memberikan shalawat kepadaku, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka katakanlah (wahai Muhammad SAW) (amin), maka aku katakan “Amin”

(H.R Ibnu Hibban didalam kitab shahihnya 3:188).

Saya pernah menerima sms semacam ini dari salah seorang jamaah:

Doa malaikat jibril menjelang nisfu sya’ban:

“Ya Allah, abaikan puasa umat nabi Muhammad SAW, apabila sebelum ramadhan dia belum:

1. Memohon maaf kepada kedua orang tua jika keduanya masih hidup.2. Bermaafan antara suami istri3. Bermaafan dengan keluarga kerabat serta orang sekitar.”4. dst.

Jawaban:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Terkait doa semacam ini, ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan.

Pertama, kita tidak boleh berbicara atas nama jibril atau atas nama Rasulullah Muhammad ‘alaihimas shalatu was salam, kecuali berdasarkan dalil. Karena yang mereka sampaikan adalah wahyu dari Allah.

Allah berfirman tentang Jibril,

ل وما �ال نتنز �أمر� إ ك ب �ك بين وما خلفنا وما أيد�ينا بين ما له رب ك كان وما ذل ا رب ي نس�

Tidaklah Kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa. (QS. Maryam: 64)

Artinya apapun yang dilakukan Jibril, semua karena perintah Allah, dan bukan inisiatif pribadi. Termasuk doa yang beliau ucapkan.

Page 18: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Allah berfirman tentang Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam,

�ن ( ) الهوى عن� ينط�ق وما �ال هو إ يوحى وحي إ

Tidaklah dia berbicara karena hawa nafsunya ( ) Ucapannya itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm: 3 – 4)

Sehingga apapun yang beliau sabdakan terkait syariat adalah wahyu dari Allah.

Karena itu, berbicara atas nama jibril atau Nabi Muhammad ‘alaihimas shalatu was salam tanpa dalil, sama halnya dengan berbicara atas nama Allah tanpa ilmu dan itu dosa besar. Allah mensejajarkan dosa berbicara atas nama Allah tanpa ilmu dengan sederet dosa besar, seperti syirik.

ما قل �ن م إ ي حر �ثم بطن وما م�نها ظهر ما الفواح�ش رب �غير� والبغي واإل ه� تشر�كوا وأن الحق ب �الل ل لم ما ب �ه� ينز <ا ب وأن سلطان ه� على تقولوا تعلمون ال ما الل

Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-A’raf: 33).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan ancaman keras, untuk orang yang menyebarkan hadis yang lemah,

�حد�يث حدث من ه يرى وهو ب �ين أحد فهو كذ�ب أن الكاذ�ب

“Siapa yang menyampaikan satu hadis, dan dia merasa itu dusta, maka dia termasuk salah satu pendusta.” (HR. Muslim dalam Mukaddimah, 1/8).

Kedua, riwayat yang benar tentang doa Malaikat jibril adalah sebagai berikut,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

:فقال ! ؟ هذا تصنع كنت ما الله يارسول له فقيل آمين آمين آمين : فقال المنبر رقي سلم و عليه الله صلى الله رسول أن: جبريل لي قال : فقلت له يغفر فلم رمضان دخل بعد أو عبد أنف الله أرغم : قال ثم آمين و أدرك بعد أو عبد أنف رغم

آمين : فقلت عليك يصل فلم عنده ذكرت بعد أو عبد أنف رغم : قال ثم آمين : فقلت الجنة يدخله لم أحدهما أو الديه

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua), ’ maka aku berkata, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin.””

Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib, 2:114, 2:406, 2:407, dan 3:295; juga oleh Adz-Dzahabi dalam Al-Madzhab, 4:1682. Dinilai hasan oleh Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 8:142; juga oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Al-Qaulul Badi‘, no. 212; juga oleh Al-Albani di Shahih At-Targhib, no. 1679.

Jika kita perhatikan hadis shahih di atas, kita akan mendapatkan sekian banyak perbedaan antara teks hadis dengan sms ramadhan yang banyak tersebar di masyarakat.

Hadis di atas tidak menyebutkan waktu kapan kejadian itu berlangsung. Jibril berdoa 3 kali dan diaminkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada keterangan waktunya. Karena itu, siapa yang mengklaim bahwa itu terjadi menjelang ramadhan atau setelah nisfu sya’ban, maka dia harus membawakan dalil.

Doa jibril : ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’ sedikitpun beliau menyinggung agar minta maaf kepada orang tua atau suami-istri, atau kepada sesama, dst.

Memperhatikan hal ini, sejatinya apa yang disebarkan melalui sms bukan doa jibril. Malaikat jibril, sama sekali tidak pernah berdoa demikian. Beliau hanya mendoakan keburukan untuk orang yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan. Bisa jadi karena selama ramadhan, dia masih rajin bermaksiat, sehingga puasa yang dia

Page 19: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

jalankan tidak membuahkan ampunan dosa. Sebagaimana yang pernah dijelaspan pada artikel yang diterbitkan dalam bentuk buletin berikut: Puasa Tanpa Pahala – Edisi Buletin Ramadhan

Ketiga, selanjutnya kami menghimbau kepada kaum muslimin untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi agama, sebelum dia tidak memiliki sumber otentik, yang bisa dipertanggung jawabkan.

Karena berdusta atas nama Allah atau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam statusnya jauh berbeda dengan berdusta atas nama makhluk. Allah ta’ala memberikan ancaman sangat keras untuk setiap komentara tentang islam, tentang agama Allah, tanpa bukti dan tanpa dalil yang kuat. Karena berbicara tentang syariat tanpa dalil adalah sumber terjadinya kesesatan dalam agama.

Sms di atas adalah sms dusta atas nama jibril. Siapapun yang mendapatkannya, segera dihapus dan tidak disebarkan.

Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan taufiq meniti jalan kebenaran. Amin

Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)

Artikel ini didukung oleh:

Zahir Accounting. Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Anda juga dapat menjadi sponsor di video dan website dakwah di Yufid.com Network, silakan hubungi: [email protected] untuk menjadi sponsor.

DO’A JIBRIL tentang RAMADHAN, ORANG TUA dan SHALAWAT (Diaminkan oleh Rasulullah SAW)

1 Oktober 2010oleh “KATA-KATA HIKMAH” pada 10 Agustus 2010 jam 13:29

Sahabat Hikmah…Saya mendapat kiriman pesan yang berisi doa Malaikat Jibril :

Do’a Malaikat Jibril Menjelang Ramadhan: Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

* Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)* Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri* Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya

Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali.

Melihat matan (isi) hadits tersebut, hadits ini mengandung perintah untuk saling bermaafan sebelummemasuki Romadhon. Bahkan isi do’a itu adalah agar Allah mengabaikan puasa kita di bulan Romadhon jika tidak mengerjakan apa yang disitir hadits itu.

Setelah diteliti oleh ahli hadits, do’a Malaikat Jibril tersebut tidak ada asalnya, bahkan di kumpulan hadits palsu atau dlo’if pun tidak ada.

Hadits-hadits yang ada adalah:

Dari Abi Hurairah Ra, Rasulullah naik ke atas mimbar, kemudian beliau berkata :“Amin..amin. .amin..”.

Kemudian ditanyakan (para sahabat), kepada beliau :“Wahai Rasulullah, saat Engkau naik ke atas mimbar, Engkau sampai mengatakan Amin (3x) (ada apakah gerangan?)”

Page 20: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Kemudian Rasulullah memberikan keterangan sbb:“Jibril telah datang kepadaku dengan mengatakan : “Barang siapa yang telah datang kepadanya bulan Ramadhan(puasa) , kemudian dia tidak mendapatkan pengAMPUNan (pada bulan Ramadhan tersebut), maka ia dimasukkan kedalam api neraka, dan Allah jauh dari dirinya, maka katakanlah :Amin”

Kemudian aku meng aminkannya.

Dan barang siapa yang mendapatkan orang tuanya (ketika keduanya masih hidup), atau salah satu diantara kedua orang tuanya masih hidup, sementara (dia mampu berbuat baik untuk kedua atau salah satu diantara keduanya), kemudian dia tak mau berbuat baik kepada keduanya, atau salah satu diantara keduanya (yang masih hidup tadi), kemudian mati, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka, dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka aku katakan :Amin”

“Dan barang siapa yang dimana namaku disebutkan (didepannya) , kemudian dia tak memberikan shalawat kepadaku, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka dan Allah sangat jauh dari dirinya, maka katakanlah (wahai Muhammad SAW) (amin), maka aku katakan “Amin” (H.R Ibnu Hibban didalam kitab shahihnya 3:188).

Hadits-hadits yang serupa adalah:

Hadits Pertama

: فقال جبريل أتاني سمرة بن جابر عن : قل الله فأبعده النار فدخل فمات والديه أحد أدرك من ! محمد يا :فقلت آمين من و : قال آمين : فقلت آمين : قل الله فأبعده النار فأدخل له يغفر فلم فمات رمضان شهر أدرك من محمد يا : قال آمين

آمين : فقلت آمين : قل الله فأبعده النار فدخل فمات عليك يصل فلم عنده ذكرت

Dari Jabir bin Samuroh rodhiyallahu’anhu, Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Aku menjumpai Jibril, kemudian di berkata wahai Muhammad!, barangsiapa yang menjumpai salah seorang dari kedua orang tuanya kemudian ia meninggal, keudian ia dimasukkan ke neraka, Semoga Allah melaknatnya.” Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amin”. Jibril berkata,”Wahai Muhammad!, barangsiapa yang menjumpai bulan Romadhon kemudian ia meninggal, hal itu tidak menyebabkan ia diampuni dan ia dimasukkan neraka, Semoga Allah melaknatnya.” Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amin”.Jibril berkata,”Wahai Muhammad!, barangsiapa yang engkau disebutkan padanya ia tidak bersholawat kemudian meninggal dan dimasukkan ke neraka, semoga Allah melaknatnya.” Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amin”.

(Al Jami’ush Shoghir wa Ziyadatuhu 75 (1/8), Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani mengatakan, Shohih)

Hadits Kedua

هذا تصنع كنت ما الله رسول يا له قيل آمين آمين آمين فقال المنبر رقى سلم و عليه الله صلى النبي أن : هريرة أبي عن رمضان عليه دخل عبد أنف رغم قال ثم آمين قلت الجنة يدخله لم أحدهما أو أبويه أدرك عبد أنف رغم جبريل لي قال فقال

آمين فقلت عليك يصل فلم عنده ذكرت امرئ أنف رغم قال ثم آمين فقلت له يغفر لم

Dari Abu Hurairah rodhiyallahu’anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menaiki mimbar kemudian bersabda: “Amin, Amin, Amin”. Kemudian dikatakan kepada beliau, “Wahai Rosulullah, Apa (maksud) yang kami dengar ini?. Kemudian beliau bersabda: “Jibril telah mengatakan kepadaku, “Hinalah seorang hamba yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satunya (masih hdup) namun hal itu tidak membuatnya masuk surga”. Aku berkata, “Amin”. Kemudian Jibril berkata, “Hinalah seorang hamba yang ia telah memasuki bulan Romadhon namun tidak membuat (dosanya) diampuni, kemudian aku berkata, “Amin”. Kemudian Jibril berkata, “Hinalah seseorang yang (namamu) disebutkan padanya namun ia tidak mengucapkan sholawat, kemudian aku berkata, “Amin”

(Al ‘Adabul Mufrod 646 (1/225),Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani mengatakan, Hasan Shohih)

Hadits Ketiga

فقال الثانية رقى ثم آمين قال األولى الدرجة رقى فلما المنبر رقى سلم و عليه الله صلى النبي أن :الله عبد بن جابر عن جاءني األولى الدرجة رقيت لما قال مرات ثالث آمين تقول سمعناك الله رسول يا فقالوا آمين فقال الثالثة رقى ثم آمين

أدرك عبد شقي قال ثم آمين فقلت له يغفر ولم منه فانسلخ رمضان أدرك عبد شقي فقال سلم و عليه الله صلى جبريل آمين فقلت عليك يصل ولم عنده ذكرت عبد شقي قال ثم آمين فقلت الجنة يدخاله فلم أحدهما أو والديه

Dari Jabir bin ‘Abdillah rodhiyallahu’anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menaiki tangga mimbar. Ketika naik ketingkatan pertama, Beliau mengatakan “Amin”. Kemudian ketika manaiki tingkatan kedua, Beliau mengatakan

Page 21: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

“Amin”. Kemudian ketika menaiki tingkatan ketiga, Beliau mengatakan “Amin”. Kemudian para shahabat Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Rosulullah, kami mendengar anda mengatakan amin sebanyak tiga kali”.Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ketika aku menaiki tingkatan tangga pertama, (malaikat) Jibril shalallahu’alaihi wa sallam mendatangiku kemudian berkata, “Celaka seorang hamba yang ia menjumpai bulan Romadhon kemudian Romadhon itu berlalu, dan hal itu tidak membuatnya diampuni”. Kemudian aku mengatakan “Amin”. Kemudian Jibril berkata, “Celaka seorang hamba yang ia mendapati kedua orang tuanya atau salah seorang dari mereka (masih hidup) tapi hal itu tidak memasukkannya kedalam surga”. Kemudian aku mengatakan “Amin”. Kemudian Jibril berkata, “Celaka seorang hamba yang ketika(ia mendengar) aku disebut namun ia tidak bersholawat”. Kemudian aku mengatakan “Amin”.

(al ‘Adabul Mufrod 644 (1/224)Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani mengatakan, Shohih li Ghoirihi)

Hadits lain yang memiliki lafazh serupa:

Hadits riwayat ‘Amar bin Yasir rodhiyallahu’anhu, dengan lafadz pada hadits Abu hurairah rodhiyallahu’anhu (lihat Musnad al Bazzar 1256 (4/268)).

Hadits riwayat Ka’ab bin ‘Ujzah rodhiyallahu’anhu, dengan status hadits: Shohih menurut al Hakim, dan disepakati adz Dzahabi. (lihat Al Mustadrok ‘Ala Shohihain 7256 (4/170)), Shohih dengan penguatnya menurut Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani.

Hadits riwayat Ibnu Abbas rodhiyallahu’anhu (lihat Mu’jamul Kabir 11115 (11/82)) dengan status hadits: Dho’if jiddan menurut Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani.

Hadits riwayat Malik bin Al Huwairits rodhiyallahu’anhu (lihat Mu’jamul Kabir 649 (19/291)) dengan status hadits: Shohih li Ghoirihi menurut Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani.

Hadits riwayat Anas bin Malik rodhiyallahu’anhu (lihat Mu’jam Ibnu ‘Asakir 1362 (2/143)) dengan status hadits: Shohih dengan penguatnya menurut Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani.

Sahabat Hhikmah…Memang benar, memnta maaf adalah suatu keharusan, baik kepada orang tua, suami/isteri atau kepada orang di sekitar kita. Tetapi bila sudah membuat berita bahwa Malaikat JIbril berdoa, yang disampaikan melalui lisan Nabi Muhammad shalallaahu ‘alaihi wa sallam, dan ternyata Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad shalallaahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukannya, bukankah ini sudah berdusta atas nama Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alihi wa sallam?

Oleh karena itu kita harus selalu melihat sumbernya, jangan sampai kita berdusta atas nama Rasulullah, atau membantu orang-orang yang memalsukan hadits, karena ancamannya adalah NERAKA.

Seperti yang disebutkan dalam hadits:

……….. “Man kadzaba a’laiya muta’ammidan falyatabawwa maq’adahu minannaar”.

Artinya : Dari Abi Hurairah, ia berkata. Telah bersabda Rasulullah SAW “Barang siapa yang berdusta atasku (yakni atas namaku) dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya (yakni tempat tinggalnya) di neraka”.(Hadits shahih dikeluarkan oleh Imam Bukhari (1/36) dan Muslim (1/8) dll)

Artinya : Dari Abi Hurairah, ia berkata. Telah bersabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang membuat-buat perkataan atas (nama)ku yang (sama sekali) tidak pernah aku ucapkan, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka”.(Hadits shahih dikeluarkan oleh Ibnu Majah (No. 34) dan Imam Ahmad bin Hambal (2/321))

Artinya : Dari Salamah bin Akwa, ia berkata. Aku telah mendengar Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang mengatakan atas (nama)ku apa-apa (perkataan) yang tidak pernah aku ucapkan, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka”.

(Hadits shahih riwayat Imam Bukhari (1/35) dll, hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad (4/47) dengan lafadz yang sama dengan hadits No. 1,4,5,6 & 8)

Page 22: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Na’udzubillahi min dzaalik. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk kepada kita semua dan dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan masuk ke dalam neraka. Amin

Dan ADMIN mohon maaf dan memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta’ala apabila selama inibanyak kekhilafan dan kesalahan.

“MARHABAN YAA RAMADHAN”

“SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA”

“Wallahu a’lam bish shawab”

3 Do'a Malaikat Jibril yang diAminkan NabiDari Ka'ab bin Ujrah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda,

"Mendekatlah kalian ke mimbar!" Lalu kami pun mendekati mimbar itu. Ketika Rasulullah menaiki tangga mimbar yang pertama, beliau berkata, "Amin." Ketika beliau menaiki tangga yang kedua, beliau pun berkata, "Amin." Ketika beliau menaiki tangga yang ketiga, beliau pun berkata, "Amin." Setelah Rasulullah saw. turun dari mimbar, kami pun berkata,"Ya Rasulullah, sungguh kami telah mendengar dari engkau pada hari ini, sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya."

Rasulullah saw. bersabda, "Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril muncul di hadapanku dan berkata,

"Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan yang penuh berkah, tetapi tidak memperoleh keampunan." Maka aku berkata, "Amin"

Ketika aku menaiki tangga yang kedua, Jibril berkata,

"Celakalah orang yang apabila namamu disebutkan, dia tidak bersalawat ke atasmu." Aku pun berkata, Amin.'

Ketika aku melangkah ke tangga ketiga, Jibril berkata,

"Celakalah orang yang mendapati ibu bapaknya yang telah tua, atau salah satu dari keduanya, tetapi keduanya tidak menyebabkan orang itu masuk surga." Akupun berkata, Amin :" (Hr. Hakim)

Penjelasan:

Dalam hadits di atas, Jibril a.s. mendoakan keburukan terhadap tiga perkara dan ketiga do'a tersebut diaminkan oleh Rasulullah saw.. Padahal Jibril a.s. yang merupakan malaikat terdekat dengan Allah jarang berdo'a jelek seperti itu, kemudian Rasulullah saw. mengaminkannya, maka jelaslah betapapun kerasnya do'a keburukan ini, pasti akan dikabulkan oleh Allah Swt.. Semoga Allah Swt. dengan kemurahan-Nya memberikan kita taufik untuk menghindarkan dan menjaga diri kita dari keburukan itu. Jika tidak, pasti yang terjadi adalah kebinasaan. Dari sebagian riwayat yang ada dalam kitab Durrul Mantsur diketahui bahwa Jibril a.s. berkata kepada Rasulullah saw., "Katakanlah 'Amin'." Maka Rasulullah saw. bersabda, "Amin." Dari hadits itu dapat kita ketahui betapa hal itu sangat ditekankan.

Page 23: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Orang pertama yang disebut dalam do'a jelek itu ialah orang yang melewati masa-masa bulan Ramadhan namun tidak mendapatlan ampunan, yaitu walaupun berada dalam bulan Ramadhan yang merupakan bulan penuh kebaikan dan keberkahan, namun dia tetap lalai dan berrnaksiat. Padahal pengampunan dan rahmat Allah di bulan ini turun bercurah-curah laksana hujan. Maka bagi mereka yang melewati bulan Ramadhan, namun dia terhalang mendapat pengampunan disebabkan keburukan dan dosa-dosanya, maka orang seperti itu kapan lagi akan mendapatkan pengampunan, sedang kebinasaannya tak perlu disangsikan lagi.

Cara untuk memperoleh pengampunan di bulan Ramadhan adalah setelah melaksanakan seluruh amalan bulan Ramadhan seperti puasa dan Tarawih dengan penuh perhatian, hendaklah kita sering bertaubat dan meminta ampun kepada Allah dari segala dosa.

Orang kedua yang mendapat do'a jelek adalah orang yang mendengar nama Rasulullah saw. disebutkan kepadanya, tetapi dia tidak bershalawat kepada beliau. Banyak sekali hadits-hadits yang mengandung makna seperti ini, sehingga dengan alasan itulah para ulama berpendapat bahwa kapan saja nama Rasulullah saw. disebut, maka yang mendengarnya wajib bershalawat kepada beliau. Selain hadits di atas, masih banyak hadits Rasulullah saw. yang berisi ancaman bagi orang yang disebutkan kepadanya nama Rasulullah saw., namun dia tidak bershalawat kepada beliau. Dalam sebagian hadits disebutkan bahwa orang seperti itu digolongkan sebagai orang yang celaka dan paling bakhil. Rasulullah saw. memberitahukan bahwa orang itu adalah keras hatinya, ia termasuk orang yang lupa jalan ke surga, bahkan tergolong orang yang. masuk neraka Jahanam, dan orang yang rusak agamanya. Juga diriwayatkan bahwa orang seperti itu tidak akan melihat wajah Rasulullah saw. yang mulia.

Para ulama telah mentakwilkan riwayat-riwayat seperti itu, namun siapakah yang dapat mengingkari bahwa orang yang tidak bershalawat kepada Rasulullah saw., telah nyata kerasnya ancaman bagi mereka yang akan sulit untuk menanggungnya. Mengapa tidak? Karena kebaikan Rasulullah saw. kepada umat ini lebih banyak daripada kebaikan mereka kepada diri mereka sendiri, sehingga sulit diungkapkan oleh tulisan dan perkataan. Selain itu, banyak sekali hak Rasulullah saw. yang wajib ditunaikan oleh umatnya namun mereka tidak sanggup menunaikannya, sehingga apabila ada di antara umatnya yang tidak bershalawat kepada beliau, maka mereka berhak memperoleh ancaman dan kerugian.

Sungguh banyak keutamaan membaca shalawat kepada Nabi saw. sehingga keterhalangan dari membacanya adalah merupakan kemalangan yang besar. Keutamaan apa lagi yang lebih besar daripada ini? Yaitu seseorang yang bershalawat sekali saja kepada Rasulullah saw., maka Allah Swt. akan mengirimkan rahniat kepadanya sepuluh kali. Malaikat akan berdoa untuknya, dosa-dosanya dimaathan, derajat ditinggikan, mendapatkan pahala sebesar gunung Uhud, wajib atasnya syafaat, dan masih banyak kuntungan-keuntungan lainnya.

Bershalawat kepada Rasulullah saw. juga menyebabkan datangnya keridhaan Allah, rahmat-Nya, keamanan dari kemarahan-Nya, keselamatan dari ketakutan hari Kiamat, melihat tempatnya di surga sebelum kematiannya, dan janji lainnya yang merupakan kekhususan shalawat yang telah ditetapkan. Selain itu semua, dengan membaca shalawat, seseorang akan dijauhkan dari kesempitan hidup dan kefakiran. Dengan shalawat juga akan mendatangkan taqarrub (kedekatan) kepada Allah dan Rasui-Nya, mendapatkan bantuan atas musuh-musuhnya, hatinya akan dibersihkan dari nifaq dan karat, akan dicintai oleh orang-orang, dan banyak sekali kabar gembira lainnya yang diterangkan oleh hadits-hadits tentang keutamaan shalawat.

Para ahli fiqih menerangkan, membaca shalawat sekali dalam seumur hidup adalah wajib. Pendapat ini disepakati oleh seluruh ulama madzhab. Adapun perbedaan pendapat di antara mereka adalah mengenai penyebutan nama Rasulullah saw., apakah wajib bershalawat atasnya setiap nama beliau disebutkan? Sebagian ulama berpendapat bahwa wajib bershalawat atas Rasulullah saw. setiap kali nama beliau disebutkan, tetapi menurut sebagian ulama yang lain, hal itu adalah mustahab.

Orang ketiga yang didoakan jelek oleh Jibril a.s. adalah orang yang mempunyai ibu dan bapak yang sudah tua atau salah seorang di antara keduanya, tetapi karena ia tidak berbakti kepadanya maka ia tidak memperoleh surga, padahal sebenarnya ia berhak untuk mendapatkan surga itu (seandainya ia pandai melayani dan berbakti kepadanya). Banyak sekali hadits yang menerangkan tentang hak-hak orang tua. Para alim ulama - dalam menulis hak-hak orang tua - mengatakan bahwa penting menaatinya dalam hal-hal yang mubah (boleh).

Mereka juga menulis jangan berlaku kurang sopan kepada mereka, jangan mendatangi mereka dengan kesombongan, walaupun mereka orang rnusyrik; jangan rnengeraskan suara di atas suara mereka; Jangan memanggil mereka dengan namanya; jangan mendahului mereka dalam suatu pekerjaan, beramar ma'ruf dan nahi munkar kepada mereka dengan lemah lembut, jika mereka tidak menerimanya, maka tetap berbakti kepadanya dan senantiasa berdo'a memintakan hidayah untuk mereka. Tujuan ini semua adalah menjaga rasa hormat kepada. mereka dalam segala hal.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa pintu terbaik untuk rnernasuki surga adalah ibu bapak. Jika engkau suka, peliharalah dia atau sia-siakanlah. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, "Apakah hak-hak ibu bapak?" Rasulullah saw.

Page 24: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

menjawab, "Mereka adalah jannahmu dan Jahannam-mu, Yakni keridhaan mereka akan mernbawamu ke surga, sebaliknya kemurkaan mereka akan menyeretmu ke neraka.

Selanjutnya disebutkan dalam hadits, "Apabila seorang anak yang taat melihat dengan perasaan kasih sayang dan cinta terhadap kedua ibu bapaknya, maka pahalanya adalah sama dengan haji yang maqbul (diterima).Dalam hadits lain dinyatakan "Selain dosa mempersekutukan Alloh dengan sesuatu, Alloh Mengampunisegala dosa bagi siapa yang Dia kehendaki, tetapi dosa orang yang mendurhakai ibu bapaknya, Allah akan membalasnya langsung di dunia ini sebelum ia meninggal dunia."

Dalam sebuah kisah disebutkan seorang sahabat berkata, "Ya Rasulullah, aku ingin pergi berjihad!"

Rasulullah saw. bertanya, "Apakah ibumu masih hidup?" Ia menjawab. "Ya." Kemudian Rasulullah saw. bersabda, "Layanilah ibumu itu, karena Jannahmu terletak di bawah telapak kakinya." Dalam hadits lain dikatakan, "Keridhaan Allah terletak pada keridhaan ibu bapak, dan kemurkaan Allah terletak pada kemarahan kedua ibu bapak." Masih banyak hadits dan riwayat yang menerangkan tentang keutamaan berbakti kepada orang tua dan dorongan ke arahnya.

Apabila ada seseorang yang karena kelalaiannya telah melakukan kesalahan dalam hal ini sedangkan kedua orang tuanya sudah meninggal, maka dalam syariat yang suci ini, masih ada cara menebusnya (memperbaikinya). Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa seseorang yang kedua orang tuanya telah meninggal, sedangkan dia dalam keadaan mendurhakainya, kemudian ia sering mendoakan mereka dan meminta ampunan untuk mereka, maka dengan sebab itu ia digolongkan kepada anak-anak yang berbakti. Hadits lain menyebutkan bahwa amal seseorang yang paling baik setelah kematian ayahnya adalah berlaku baik kepada teman-teman ayahnya.

Do‘a Jibril Alaihissallam Kepada Tiga Golongan Manusia Agar Mereka Semua Dijauhkan Dari Rahmat Allah

DO’A JIBRIL ALAIHISSALLAM KEPADA TIGA GOLONGAN MANUSIA AGAR MEREKA SEMUA DIJAUHKAN DARI RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA.

OlehDr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi

Ada tiga kelompok orang yang dido‘akan dengan kejelekan oleh Jibril dan diaminkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka itu adalah:

1.Orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dia tidak diampuni (setelah keluar darinya-pen.).2. Orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, tetapi ia masuk ke dalam Neraka.3. Orang yang disebutkan di hadapannya nama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi ia tidak bershalawat kepadanya.

Ada beberapa hadits yang menunjukkan hal tersebut, di antaranya adalah:

Pertama: Al-Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Malik bin al-Huwairits Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar, ketika beliau naik ke atas tangga, beliau berkata ‘Aamiin,’ lalu beliau naik lagi ke atas tangga (tingkat kedua) dan berkata, ‘Aamiin’ lalu beliau naik lagi ke atas tangga (tingkat ketiga) dan berkata, ‘Aamiin’ lalu beliau berkata, ‘Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad, siapa saja yang mendapati bulan Ramadhan dan dia tidak diampuni, maka Allah akan melaknatnya.’ Lalu aku (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) berkata: ‘Aamiin.’”

Jibril berkata lagi, ‘Dan siapa saja yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, lalu dia masuk ke dalam Neraka, maka Allah akan menjauhkannya dari rahmat-Nya.’ Aku katakan, ‘Aamiin.’

Page 25: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Jibril berkata lagi, ‘Siapa saja yang ketika namamu disebutkan, lalu ia tidak bershalawat kepadamu, maka Allah akan melaknatnya, katakanlah aamiin, lalu aku katakan, ‘Aamiin.’ [1]

Kedua: Al-Imam ath-Thabrani meriwayatkan dari Ka’ab bin ‘Ujrah Radhiyallahu anhu : “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari keluar menuju mimbar, ketika dia naik ke sebuah tangga, beliau berkata, ‘Aamiin.’

Lalu beliau naik lagi dan berkata, ‘Aamiin.’Lalu beliau naik lagi ke tangga yang ketiga dan berkata, ‘Aamiin.’

Ketika beliau turun dari mimbar dan selesai berkhutbah, kami berkata, ‘Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami telah mendengar sebuah perkataan darimu pada hari ini.’

Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Kalian mendengarkannya?’Mereka menjawab, ‘Benar.’

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Sesungguhnya Jibril menampakkan dirinya ketika aku sedang menaiki tangga, lalu ia berkata, ‘Rahmat Allah jauh bagi orang yang menemukan kedua orang tuanya di waktu tua atau salah satunya, lalu ia tidak memasukkannya ke dalam Surga.’ Rasulullah berkata: ‘Lalu aku berkata, ‘Aamiin.’’

Jibril berkata, ‘Rahmat Allah jauh bagi orang yang ketika namamu disebutkan tetapi ia tidak bershalawat kepadamu.’ Lalu aku berkata, ‘Aamiin.’

Jibril berkata, ‘Rahmat Allah jauh bagi orang yang menemukan Ramadhan tetapi ia tidak diam-puni.’ Lalu aku berkata, ‘Aamiin.’” [2]

Al-Imam ath-Thaibi menjelaskan sebab do‘a kepada tiga golongan ini ketika beliau menjelaskan hadits yang lainnya [3] sesungguhnya shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebuah pengagungan kepadanya. Maka, barangsiapa yang memuliakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, niscaya Allah akan memuliakannya, meninggikan derajatnya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang tidak memuliakannya, maka Allah akan menghinakannya.

Begitupula bulan Ramadhan yang merupakan bulan yang dimuliakan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ذ�ي رمضان شهر اس� هد<ى القرآن ف�يه� أنز�ل ال �لن نات ل هر م�نكم شه�د فمن والفرقان� الهدى م�ن وبي كان ومن فليصمه الش م�ن فع�دة سفر على أو مر�يض<ا ام ه ير�يد أخر أي �كم الل �كم ير�يد وال اليسر ب �تكم�لوا العسر ب روا الع�دة ول �تكب ه ول هداكم ما على الل

كم تشكرون ولعل

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, dan barang-siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” [Al-Baqarah: 185]

Maka, barangsiapa yang menemukan kesempatan untuk memuliakannya dengan melakukan qi-yaamul lail (Tarawih) dengan keikhlasan, tetapi dia tidak mengambil kesempatan itu, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghinakannya.

Memuliakan kedua orang tua berarti memuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menghubungkan berbuat baik kepada keduanya dengan bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firman-Nya:

ك وقضى �ال تعبدوا أال رب اه إ �ي �دين� إ �الوال <ا وب �حسان �ما إ �بر ع�ندك يبلغن إ �الهما أو أحدهما الك وقل تنهرهما وال أف لهما تقل فال ك كر�يم<ا قوال< لهما

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkan-lah kepada mereka perkataan yang mulia.” [Al-Israa’: 23]

Page 26: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Orang yang diberikan kesempatan untuk berbuat baik kepada keduanya, terutama di waktu tua (lanjut usia), sesungguhnya mereka berdua di rumahnya bagaikan daging di atas kayu potongan, dan tidak ada yang meladeninya kecuali ia, jika anak itu tidak menggunakan kesempatan ini, maka pantaslah jika dia dihinakan dan direndahkan kedudukannya. [4]

Semoga dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala kita tidak di-masukkan oleh-Nya ke dalam tiga golongan ini. Aamiin yaa Dzal Jalaali wal Ikraam.

[Disalin dari buku Man Tushalli ‘alaihimul Malaa-ikah wa Man Tal‘anu-hum.” Penulis Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi, Judul dalam Bahasa Indonesia: Orang-Orang yang Dilaknat Malaikat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]_______Footnote[1]. Al-Ihsan fii Taqriib Shahiih Ibni Hibban, kitab al-Bir wal Ihsan, bab Haqqul Waalidain (II/140 no. 409), al-Hafizh al-Haitsami berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh ath-Tha-brani, di dalamnya ada ‘Umran bin Aban, yang ditsiqahkan oleh Ibnu Hibban, sedangkan yang lainnya mendha’ifkan, sedangkan perawi yang lainnya tsiqah. Ibnu Hibban meriwayatkan hadits ini di dalam Shahiihnya dari jalan tersebut (Majma’uz Zawaa-id wa Manba-ul Fawaa-id X/166). Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata, “Ini adalah hadits shahih dengan yang lainnya, sedangkan sanadnya lemah.” (Hamisy al-Ihsaan fii Taqriib Shahiih Ibni Hibban II/140)[2]. Majma’uz Zawaa-id wa Manba-ul Fawaa-id kitab al-Ad’iyah bab Fii Man Dzukira j ‘indahu falam Yushalli ‘alaihi (X/166). Al-Hafizh al-Haitsami berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan perawinya tsiqah.”[3]. Yaitu sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam at-Tirmidzi dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

�رت رجل أنف رغ�م نده ذك رجل أنف ورغ�م له يغفر أن قبل انسلخ ثم رمضان عليه� دخل رجل أنف ورغ�م علي يصل فلم ع� نده أدرك �بر أبواه ع� ة يدخ�اله فلم الك الجن .

“Merugilah orang yang disebutkan namaku (nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) di hadapannya, tetapi ia tidak mau bershalawat kepadaku. Merugilah orang yang masuk Ramadhan, kemudian Ramadhan itu berlalu sebelum dosa-dosanya diampuni. Dan merugilah seorang yang mendapatkan kedua orang tuanya di waktu tua (lanjut usia), tetapi keduanya tidak dapat menyebabkannya masuk Surga.”

‘Abdurrahman (salah satu perawi) berkata: “Dan aku menyangka bahwa ia berkata, ‘Atau salah satunya.’” (Jaami’ at-Tirmidzi, bab ad-Da’awaat (X/372 no. 3545). Al-Imam at-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan gharib, dari riwayat ini.” Syaikh al-Albani berkata, “Hasan shahih.” (Shahiih Sunan at-Tirmidzi III/177). Lihat pula catatan pinggir kitab Misykaatul Mashaabiih karya Syaikh al-Albani (I/292).[4]. Lihat Syarah ath-Thaibi (III/1044).

Sumber: https://almanhaj.or.id/3302-doa-jibril-alaihissallam-kepada-tiga-golongan-manusia-agar-mereka-semua-dijauhkan-dari-rahmat-allah.html

3 doa malaikat jibril yang di amini nabi

Hadits Bermaaf-maafan sebelum RamadhanAssalamu’alaikum

Saya mau tanya bagaimana derajat hadits di bawah ini, yang biasanya dijadikan dalil untuk berma’afan sebelum puasa Ramadhan…

Ketika Rasullullah sedang berhotbah pada suatu Sholat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Aamin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Aamin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Aamin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Aamin sampai tiga kali. Ketika selesai sholat jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berhotbah, datanglah Malaikat Zibril dan berbisik, hai Rasullullah aamin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.

Do’a Malaikat Zibril itu adalah sbb:

Page 27: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut: Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada); Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri; Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya. Maka Rasullahpun mengatakan Aamin sebanyak 3 kali.

Terimakasih sebelumnya

Jawab :

Dari Ramadhan ke Ramadhan masalah ini sering sekali ditanyakan, dan hadits yang anda tanyakan, saya dapatkan dalam kitab Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ditulis oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly dan Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid.

Namun setelah saya perhatikan dengan apa yang anda tulis diatas, ternyata redaksi dan maksudnya jauh berbeda. Untuk lebih jelasnya, makna hadits tersebut bisa anda baca salinan dibawah ini.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah naik mimbar kemudian berkata : Amin, Amin, Amin” Ditanyakan kepadanya : “Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan Amin, Amin, Amin?” Beliau bersabda.

Sesungguhnya Jibril ‘Alaihis salam datang kepadaku, dia berkata : “Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan “Amin”, maka akupun mengucapkan Amin….”

[Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah 3/192 dan Ahmad 2/246 dan 254 dan Al-Baihaqi 4/204 dari jalan Abu Hurairah. Hadits ini shahih, asalnya terdapat dalam Shahih Muslim 4/1978. Dalam bab ini banyak hadits dari beberapa orang sahabat, lihatlah dalam Fadhailu Syahri Ramadhan hal.25-34 karya Ibnu Syahin]

Disalin dari Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal. 27-28, Pustaka Al-Haura.

Yang lebih lengkap lagi akan saya salinkan dari buku Birrul Walidain oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, hal. 44-45 terbitan Darul Qalam

“Artinya : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, “Amin, amin, amin”. Para sahabat bertanya. “Kenapa engkau berkata ‘Amin, amin, amin, Ya Rasulullah?”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata : ‘Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’,

Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!’, maka aku berkata : ‘Amin’.

Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi. ‘Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin”.

[Hadits Riwayat Bazzar dalam Majma'uz Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 dishahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka'ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No. 500 dari Jabir bin Abdillah)]

Dengan demikian, hadist diatas tidak ada hubungan dengan keharusan bermaafan sebelum puasa Ramadhan. Meminta maaf dan memaafkan seseorang dapat dilakukan kapan saja, dan tidak ada tuntunan syari’at harus dikumpulkan dulu dan menunggu sampai menjelang bulan Ramadhan.

Wallahu ‘alam

DO’A MALAIKAT JIBRIL YANG DIAMINI OLEH NABI MUHAMMAD SAW

Suatu ketika Rasululllah saw pada malam i’dul fitri sedang bersama para sahabatnya di masjidil Haram guna melaksanakan takbiran, seraya membaca takbir, tahmid dan tahlill. Tiba-tiba Rasul keluar dari barisan dan menepih ke arah dinding. Kemudian Rasul mengangkat tangan dan membaca “amin” sampai tiga kali.

Page 28: Tiga Doa Malaikat Jibril yang Diamini Rasulullaah saw. Web viewSiapa yang tidak membuat rencana, ... Maka banyak-banyaklah berdo’a melalui lisan para malaikat yang tidak berdosa

Setelah Rasul menyapukan kedua telapak tangan ke arah mukanya. Kemudian para sahabat menghampirinya seraya bertanya kepada Rasul, : “Ya Rasul, apa gerangan yang terjadi sehingga engkau mengangkat kedua tangan dan mengamininya sampai tiga kali.”

Rasulullah menjawab, : “Tadi saya didatangi malaikat Jibril dan memintaku untuk mengamini do’anya.” Sahabat bertanya lagi, : “Apa do’a yang dibacakan Jilril ya Rasul?” Rasul menjawab : “Kalau kalian ingin tahu do’a yang dibacakan Jibril dan diamini ku adalah :

1. Ya Allah Ya Tuhan kami janganlah diterima ibadah kaum muslimin selama bulan ramadhan apabila dia masih bersalah kepada kedua orang tuanya dan belum dimaafkan. Kemudian Rasul membaca “Amin”.

2. Ya Allah Ya Tuhan kami janganlah diterima ibadah kaum muslimin selama bulan ramadhan apabila suami istri masih berselisih dan belum saling memaafkan. Kemudian Rasul membaca “Amin”.

3. Ya Allah Ya Tuhan kami janganlah diterima ibadah kaum muslimin selama bulan ramadhan apabila dia dengan tetangga dan kerabatnya masih berselisih dan belum saling memaafkan.Kemudian Rasul membaca “Amin”.

Intisari dari kisah ini, seluruh amal ibadah kita di bulan ramadhan akan diterima apabila hubungan kita sudah baik dan saling memaafkan terhadap kesalahan kita, baik dengan orang tua kita, dengan suami atau istri kita dan tetangga serta kerabat kita.

Mafhum mukholafahnya bila hubungan kita masih berselisih dengan salah satu diantara mereka, maka ibadah kita menggantung antara bumi dan langit (dipending), belum diterima oleh Allah SW.

“Dikisahkan oleh Bukhori Muslim dari Hudzaifah dan Anas r.a”