makalah malaikat

31
MALAIKAT I. PENGERTIAN IMAN KEPADA MALAIKAT Secara etimologis kata malaikah (dalam bahasa indonesia disebut malaikat) adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari mashdar al-alukah artinya ar-risalah (misi atau pesan). Yang membawa misi atau pesan disebut ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat al quran malaikat juga disebut dengan rusul (utusan-utusan), misalnya pada surat hud ayat 69. Berapa bentuk jamak lain dari malak adalah mala-ik. Dalam bahasa indonesia kata malaikat dipakai untuk bentuk tunggal. Bentuk jamaknya menjadi para malaikat atau malaikat-malaikat. Secara terminologis malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu. Malaikat adalah suatu alam yang halus, termasuk hal- hal ghaib, tidak dapat dicapai oleh pancaindera. Jadi mereka itu tidak termasuk dalam golongan makhluk yang wujud jasmaniahnya dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan. Mereka hidup dalam suatu alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan ini, oleh sebab itu tidak dapat dicapai oleh pandangan kita. Yang mengetahui perihal keadaan mereka itu dan hakikat yang sebenarnya adalah Allah Ta’ala sendiri.

Upload: rinirhyn

Post on 27-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

makalah studi islam

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Malaikat

MALAIKAT

I. PENGERTIAN IMAN KEPADA MALAIKAT

Secara etimologis kata malaikah (dalam bahasa indonesia disebut malaikat)

adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari mashdar al-alukah artinya ar-risalah

(misi atau pesan). Yang membawa misi atau pesan disebut ar-rasul (utusan). Dalam

beberapa ayat al quran malaikat juga disebut dengan rusul (utusan-utusan), misalnya

pada surat hud ayat 69. Berapa bentuk jamak lain dari malak adalah mala-ik. Dalam

bahasa indonesia kata malaikat dipakai untuk bentuk tunggal. Bentuk jamaknya

menjadi para malaikat atau malaikat-malaikat. Secara terminologis malaikat adalah

makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat-

sifat tertentu.

Malaikat adalah suatu alam yang halus, termasuk hal-hal ghaib, tidak dapat

dicapai oleh pancaindera. Jadi mereka itu tidak termasuk dalam golongan makhluk

yang wujud jasmaniahnya dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan.

Mereka hidup dalam suatu alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang

kita saksikan ini, oleh sebab itu tidak dapat dicapai oleh pandangan kita. Yang

mengetahui perihal keadaan mereka itu dan hakikat yang sebenarnya adalah Allah

Ta’ala sendiri.

Malaikat itu disucikan dari kesyahwatan-kesyahwatan hayawaniah, terhindar

sama sekali dari keinginan-keinginan hawa nafsu, terjauh dari perbuatan-perbuatan

dosa dan salah. Mereka itu tidak seperti manusia yang suka makan, minum, tidur,

berjenis lelaki atau wanita. Jadi mereka itu memang mempunyai suatu alam yang

tersendiri, berdiri dalam bidangnya sendiri, bebas menurut hal-ihwalnya sendiri, tidak

dihinggapi oleh sifat yang biasa diterapkan terhadap manusia, misalnya hubungannya

dengan kebendaan, juga mereka itu mempunyai kekuasaan dapat menjelma dalam

rupa manusia atau lain-lain bentuk yang dapat dicapai oleh rasa dan penglihatan. Hal

ini jelas sekali sebagaimana kedatangannya jibril a.s ke tempat sayidah maryam yang

Page 2: Makalah Malaikat

saat itu ia menjelmakan dirinya dalam bentuk dan rupa manusia, sebagaimana yang

disebutkan dalam Al quran :

“Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan

diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir

(yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami[901] kepadanya,

maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” (Q.S

Maryam 16-17)

Allah SWT menciptakan malaikat itu dari pada nur (cahaya), sebagaimana dia

diciptakan nabi adam a.s dari pada tanah liat, juga sebagaimana menciptakan jin dari

pada api.

Muslim meriwayatkan sebuah hadist dari ‘Aisyah r.a, bahwa Rasulullah saw

bersabda :

“Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan adam

diciptakan dari apa yang telah diterangkan padamu semua” (R. muslim)

Tempat kediaman malaikat itu ada di langit, tetapi mereka itu dapat pula turun

dari langit itu dengan perintah Allah ta’ala. Imam ahmad dan bukhari meriwayatkan

dari ibnu abbas r.a bahwa rasulullah saw. Bertanya kepada jibril a.s, sabdanya :

“Apakah yang menghalang-halangi tuan jika kalau berziarah kepada kami, lebih

banyak lagi dari yang biasa tuan lakukan? Jibril a.s lalu menyampaikan ayat yang

artinya : Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu.

Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di

belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu

lupa.”(Q.S Maryam 64)

Allah Ta’ala menciptakan malaikat itu lebih dahulu dari pada menciptakan

manusia. Sebelum itu Allah Ta’ala memang telah memberitahukan kepada seluruh

malaikat bahwa manusia itu hendak diciptakan untuk dijadikan sebagai khalifah di

atas permukaan bumi ini, sebagaimana firmanNya :

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa

Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih

Page 3: Makalah Malaikat

dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya

Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS baqarah 30)

Sebagai makhluk gaib wujud malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba,

dicium dan dirasakan oleh manusia, atau dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh

pancaindra, kecuali jika malaikat menampilkan diri dalam rupa tertentu seperti rupa

manusia. Dalam beberapa ayat dan hadits disebutkan beberapa peristiwa malaikat

menjelma menjadi manusia seperti dalam surat hud ayat 69-70 yang artinya

“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang

kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira , mereka mengucapkan “selamat”.

Ibrahim menjawab “selamat”. Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan

daging sapi yang di panggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak

menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka dan merasa takut kepada

mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah

(malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum luth.”

Dalam suatu hadits riwayat muslim disebutkan bahwa malaikat jibri pernah

datang dalam rupa manusia menemui Rasulullah SAW, disaksikan oleh sahabat-

sahabat beliau , antara lain umar bin khatab dan menanyakan tetentang islam, iman,

ihsan dan sa’ah (kiamat). Setelah malaikat itu pergi barulah Rasullah SAW bertanya

kepada umar.”Ya umar, tahukah anda siapa yang bertanya tadi. Umar

menjawab;“Allah dan Rasul-Nya yang lebih tau .” lalu Rasullah bersabda :

“sesumgguhnya ia adalah malaikat jibril yang datang mengajarkan ad-diin kepada

kalian.” (HR. Muslim).

Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan seperti

manusia, tidak berjenis laki-laki dan perempuan dan tidak berkeluarga. Hidup dalam

alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan ini.yang

mengetahui hakekat wujud malaikat hanyalah Allah SWT.

Beriman kepada Malaikat adalah percaya bahwa Allah itu mempunyai

makhluk yang dinamai “Malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada-Nya dan

senantiasa taat menjalankan tugas yang dibebankan dengan sebaik-baiknya.

Page 4: Makalah Malaikat

Malaikat termasuk makhluk Tuhan yang gaib, karena itu kita wajib percaya

adanya, meskipun kita tidak dapat mengetahui hakikatnya. Di sekeliling kita, bahkan

pada diri kita sendiri masih terdapat banyak hal yang kita yakini adanya, tetapi kita

tidak dapat mengetahui hakikatnya dan tidak dapat membuktikan zatnya, misalnya

nyawa kita sendiri dan sebagainya.

Tentang perlu adanya Malaikat itu ditentukan oleh Allah sendiri, yang

sebenarnya Ia sedikit pun tidak membutuhkan adanya mereka itu, seperti halnya Ia

tidak membutuhkan adanya kita manusia ini.

II. SIFAT-SIFAT MALAIKAT

Malaikat adalah makhluk Tuhan yang gaib, maka kita hanya wajib percaya

keterangan-keterangan tentang Malaikat ini yang berasal dari sumber yang otentik

yakni wahyu yang berupa al-Qur’an dan hadits

Mengenai malaikat, al-Qur’an tidak menjelaskan asal terjadinya, tetapi Nabi

menerangkan bahwa malaikat terjadi dari cahaya(nur/light), sabda Nabi

“Malaikat dijadikan dari cahaya, jin dijadikan dari api dan adam dijadikan dari

sesuatu yang telah diterangkan oleh Allah sendiri.” (Hadits riwayat muslim dari

aisyah)

Karena malaikat terjadi dari cahaya , maka berarti Malaikat itu immaterial

being (bukan makhluk yang berupa material). Karena malaikat tidak dapat dilihat oleh

mata manusia dalam bentuk aslinya. Jibril pernah menjelma manusia pada waktu ia

diutus oleh Allah untuk memberi tahu pada Maryam , bahwa Allah akan

menganugerahi kepadanya seorang anak laki-laki yang baik, ialah Nabi isa a.s. yakni

dalam al qur’an surat Maryam ayat 17-22

Jibril juga pernah datang menemui Nabi dan menyamar sebagai seorang laki-

laki dengan berpakaian putih sekali dan berambut yang amat hitam. Ia bertanya

kepada Nabi tentang Iman, Islam dan Ihsan. Dan setiap pertanyaanya selesai dijawab

oleh Nabi, maka langsung ia membenarkan jawaban nabi. Kemudian setelah jibril

pergi, nabi bertanya kepada umar (salah seorang sahabat yang hadir pada waktu itu),

Page 5: Makalah Malaikat

“Hai umar, siapakah orang yang bertanya tadi?” jawab umar, “Allah dan Rasul-Nya

adalah yang lebih tau.”

Sifat sifat istimewa malaikat

Para malaikat tidaklah makan tidak pula minum. Tidak menikah, dan tidak

pula berketurunan.

“Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata, “Silahkan anda makan.”

(Q.S.Adz-Dzariat:27)

“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang

aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata,

“Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah yang diutus kepada kaum Luth.”(QS

Huud: 70)

Diriwayatkan dari Said bin Musayyib, beliau menyatakan bahwa para malaikat

itu bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, tidak menikah

dan tidak berketurunan.

Malaikat juga mendengar, melihat, dan berbicara.

Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa para malaikat itu berdialog

dengan Allah SWT. Dalilnya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para

Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”

Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa

bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman yang

artinya, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS al-

Baqarah: 30)

Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat berbicara kepada Allah dan Allah

pun mengajak bicara dengan mereka. Para malaikat mendengar firman Allah dan hal

tersebut menyebabkan mereka pingsan.

Page 6: Makalah Malaikat

“Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah

diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan

dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?”

Mereka menjawab, “Yang benar,” dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”

(QS Saba’: 23)

Malaikat juga berbicara dengan manusia baik pada saat dalam rupa aslinya

atau pun ketika berwujud manusia. Ketika dalam wujud manusia, maka orang yang

diajak bicara oleh malaikat pun bisa menyaksikan rupa malaikat tersebut sebagaimana

dalam hadits Jibril. Terkadang pula Nabi bisa melihat malaikat, namun para shahabat

yang berada di sekelilingnya tidak bisa melihatnya. Diantara dalil hal tersebut adalah

saat Nabi berkata kepada isterinya Aisyah, “Ini Malaikat Jibril, dia mengucapkan

salam untukmu. Aisyah pun mengatakan engkau bisa melihat apa yang tidak bisa kami

lihat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Malaikat pun berbicara dengan sesamanya, sebagaimana firman Allah dalam

QS Saba’ ayat 23 Pada saat menjelaskan ayat tersebut Aisyah mengatakan,

“Sesungguhnya para malaikat turun ke awan, lalu menceritakan ketetapan yang sudah

ditetapkan di langit.” Pembicaraan mereka ini kemudian dicuri oleh jin lalu

disampaikan kepada para dukun.

Para Malaikat Tidak Pernah Merasa Capek dan Bosan

“Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya”(QS al-

Anbiya: 20)

“Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka yang di sisi Tuhanmu bertasbih

kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.” (QS Fushilat:

38)

Karakter Kejiwaan Para Malaikat Terjaga dari maksiat

Allah menciptakan para malaikat dan memberikan tugas besar untuk mereka.

Oleh karena itu malaikat ma’shum (terjaga) dari tindak maksiat, sehingga tatanan alam

semesta ini tidak mengalami ketimpangan. Allah berfirman yang artinya:

Page 7: Makalah Malaikat

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

(QS at-Tahrim: 6)

“Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka

mengerjakan perintah-perintahNya..” (QS al-Anbiya” : 27)

Ada sebagian orang yang kebingungan mengenai kemakshuman para malaikat

jika dihubungkan dengan surat al-Anbiya: 29, “Dan barangsiapa di antara mereka,

mengatakan: “Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah”, maka orang

itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan

kepada orang-orang zalim.” Jawaban tentang hal ini sebagaimana yang disampaikan

Syaikh Syinqiti dalam tafsirnya. Beliau mengatakan, “Meskipun para malaikat adalah

makhluk yang mulia dan memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, akan tetapi

seandainya ada seorang malaikat yang mengaku sebagai ilah selain Allah tentu akan

Allah siksa dengan api neraka. Kita semua mengetahui bahwasanya pengandaian itu

mungkin terjadi dan adapula pengandaian yang tidak mungkin terjadi. Ayat yang

semisal ini yang berisikan pengandaian yang tidak mungkin terjadi adalah dalam surat

az-Zumar 65 yang artinya, “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan

kepada yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan , niscaya akan hapuslah

amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”

Kita semua sudah mengetahui bahwasanya para nabi itu terjaga dari melakukan

kemusyrikkan. Ayat-ayat di atas (QS al-Anbiya 29 dan al-Zumar 65) dan ayat-ayat

yang semakna, semuanya menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang

berhak untuk disembah dan tidak boleh disekutukan. Disamping itu satu jenis ibadah

pun tidak boleh diberikan kepada selain Allah, meskipun kepada malaikat yang sangat

dekat dengan Alah, tidak pula seorang nabi sekaligus rasul.” Ada juga orang yang

kebingungan tentang kemakshuman malaikat jika dikaitkan dengan keengganan iblis

untuk bersujud kepada Adam. Hal ini sebenarnya tidak perlu dibingungkan mengingat

iblis bukanlah malaikat menurut pendapat yang benar. Ada juga yang meneruskan hal

ini dengan Harut dan Marut yang mengajarkan sihir kepada banyak orang. Hal ini

sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan jika kita menyadari bahwasanya apa yang

Page 8: Makalah Malaikat

dilakukan oleh Harut dan Marut itu atas perintah Allah sebagai cobaan dan ujian bagi

manusia.

Berilmu

Allah berfirman, “Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami

ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya

Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .” (QS al-Baqarah: 32)

Allah juga membebani para malaikat dengan berbagai tugas di langit dan di bumi.

Oleh karena itu tentu mereka memiliki ilmu berkenaan dengan tugas yang diberikan

kepada mereka. Allah berfirman, “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada yang

mengawasi, yang mulia dan mencatat ,” (QS al-Infithar: 10-11)

Bershaf Di Sisi Allah

“Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf . Dan sesungguhnya kami

benar-benar bertasbih .” (QS as-Shaffat: 165-166)

Nabi bersabda, “Tidakkah kalian bershaf sebagaimana para malaikat

membuat barisan di sisi Rabbnya?” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah,

bagaimanakah shaf yang dibuat oleh para malaikat di sisi Rabbnya? Nabi bersabda,

“Mereka menyempurnakan dan merapatkan shaf” (HR Muslim)

Safarah, Kiram, dan Bararah

Allah berfirman, “Di tangan para penulis, yang mulia lagi berbakti.” (QS

Abasa: 15-16)

Yang dimaksud safarah adalah penghubung antara Allah dan para rasul serta

para nabi Secara bahasa safarah berarti memperbaiki. Sehingga para malaikat

dijadikan sebagaimana duta yang memperbaiki keadaan suatu kaum pada saat mereka

turun membawa wahyu Allah dan menyampaikannya. Sedangkan yang dimaksud

kiram adalah ciri fisik mereka yang bagus mulia dan terpuji. Sedangkan yang

dimaksud dengan bararah adalah akhlak dan perbuatan para malaikat itu suci dan

Page 9: Makalah Malaikat

sempurna.

Dari Aisyah Rasulullah bersabda, “Permisalan orang yang pandai membaca al-Quran

adalah bersama para malaikat yang safarah, kiram, dan bararah.” (HR Bukhari dan

Muslim)

Memiliki rasa takut kepada Allah

“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, para malaikat karena takut

kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa

yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah

Tuhan yang maha keras siksa-Nya.” (QS ar-Ra’du: 13)

“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan

manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS al-Mukmin: 57)

Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu’jam Ausath dengan sanad yang hasan dari

Jabir. Rasulullah bersabda, “Pada saat malam Isra’ Mi’raj aku melewati Mala’ A’la

(para malaikat) sedangkan Jibril bagaikan tikar karpet yang usang karena demikian

takut kepada Allah

Merasa Malu

Nabi bersabda mengenai Utsman, “Tidakkah aku merasa malu terhadap

seseorang (Utsman) yang para malaikat merasa malu terhadapnya. (HR Bukhari).

Sifat sifat istimewa Jibril

a. Ia adalah utusan Allah yang terhormat

b. Ia mempunyai kekuatan luar biasa , sehingga ia mampu mengangkat tinggi-

tinggi perkampungan kaum Luth dan sekaligus membalikkannya serta

menghempaskan ke bumi, sehingga perkampungan Luth beserta penghuninya

hancur binasa

Page 10: Makalah Malaikat

c. Ia mempunyai kedudukan tinggi disisi Allah. Hal ini terbukti dengan disebutnya

jibril sebagai unsur kedua sesudah Allah, sebagaimana tersebut dalam surah at-

tahrim ayat 4

d. “ maka sesungguhnya Allah adalah penolongnya (nabi) dan jibril dan orang-

orang mukmin yang baik. Dan selain dari itu para malaikat adalah penolongnya

pula.”

e. Ia ditaati di alam malaikat, karena ia adalah permukaanya

f. Ia adalah terpercaya sebagai penyampai wahyu Allah kepada semua Nabi dan

rosul-Nya

III. KEDUDUKAN DAN TUGAS MALAIKAT

Jumlah malaikat sangat banyak, tidak bisa diperkirakan. Sesama mereka juga

ada perbedaan dan tingkatan-tingkatan, baik dalam kejadian maupun dalam tugas,

pangkat dan kedudukan. Dalam surat Fathir ayat 1 disebutkan bahwa ada Malaikat

yang bersayap dua, tiga dan empat:

“Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi. Yang menjadikan Malaikat sebagai

utusan-utusan yang mempunyai sayap dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada

ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala

sesuatu.” (Q.S Fathir 35:1).

Dalam suatu hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah

melihat Jibril bersayap enam ratus:

“Rasulullah SAW melihat Jibril ‘alaihis salam bersayap enam ratus.” (HR.Muslim)

Perbedaan jumlah sayap tersebut bisa saja berarti perbedaan kedudukan,

pangkat atau perbedaan kemampuan dan kecepatan dalam menjalankan tugas.

Sedangkan bagaimana bentuk sayap Malaikat tersebut tentu saja kita tidak bisa

mengetahuinya dan memang tidak perlu berusaha untuk menyelidikinya karena seperti

yang sudah dijelaskan sebelumnya Malaikat adalah makhluk ghaib (immaterial) yang

hakekatnya hanyalah Allah SWT yang mengetahuinya.

Sebagian dari Malaikat disebut nama-nama mereka dan sebagian lagi hanya

dijelaskan tugas-tugasnya saja. Ada malaikat yang bertugas di alam ruh seperti

memikul ‘Arasy, bertasbih kepada Allah SWT, memberi salam kepada ahli sorga dan

Page 11: Makalah Malaikat

menyiksa ahli neraka. Dan ada yang bertugas di alam dunia, berhubungan dengan

manusia seperti mencatat amal perbuatan manusia, mencabut nyawa, menurunkan

hujan ,menumbuhkan tanam-tanaman dan lain-lain.

Diantara nama-nama dan tugas-tugas Malaikat adalah sebagai berikut:

1. Malaikat Jibril ‘alaihis salam, bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi-Nabi

dan Rasul-Rasul.

“Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah

menurunkan Al-Qur’an kedalam hatimu dengan seizing Allah; membenarkan

kitab-kitab yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi

orang-orang yang beriman.” (Al-Baqarah 2: 97)

Nama lain dari Jibril adalah Ruh Al-Qudus (An-Nahl 16: 102), Ar-Ruh Al-Amin

(Asy-Syu’ara’ 26: 193) dan An-Namus (sebagaimana yang pernah dikatakan

oleh Waraqah bin Naufal kepada Rasulullah SAW pada permulaan kalinya

menerima wahyu).

2. Malaikat Mikail, bertugas mengatur hal-hal yang beruhubungan dengan alam

seperti melepaskan angin, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan

dan lain-lain. Nama Mikail disebut didalam surat Al-Baqarah ayat 98:

“Barang siapa yang menjadi musuh Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Jibril dan

Mikail (Mikal), maka sesungguhnya Allah adalah musuh Orang-orang kafir.”

(Al-Baqarah 2: 98).

3. Malaikat Israfil, bertugas meniup terompet dihari kiamat dan hari berbangkit

nanti. Tentang tiupan terompet itu Al-Qur’an menyebutkan:

“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah

Perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: “Jadilah, lalu terjadilah”, dan

ditangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala (terompet) ditiup. Dia

mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi

Maha Mengetahui.” (Al-An’am 6: 73)

Lihat juga Al-Kahfi 18: 99, Thaha 20: 102, An-Naml 27: 87, Yasin 36: 51, Al-

Haqah 69: 13.

Page 12: Makalah Malaikat

4. Malaikat Maut (Malakul Maut), bertugas mencabut nyawa manusia dan makhluk

hidup lainnya.

“Katakanlah: “Malaikat Maut yang diserahi untuk mencabut nyawa akan

mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan

dikembalikan.” (As-Sajdah 32: 11)

Malaikat Maut dikenal juga dengan nama Izrail.

5. Malaikat Raqib dan ‘Atid, bertugas mencatat amal perbuatan manusia.

“.. Ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk

disebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan yang

diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Raqib ‘Atid.” (Qaf 50: 17-

18)

Disamping Raqib dan ‘Atid, ada lagi Malaikat Kiraman Katibin yang bertugas

menuliskan amal perbuatan manusia:

“Dan sesungguhnya bagi kami ada yang menjaga, yaitu Malaikat-Malaikat

yang mulia lagi menulis (Kiraman Katibin). Mereka mengetahui apa yang kamu

kerjakan.” (Al-Infithar 82: 10-12).

Kemudian ada lagi Malaikat Hafazhah (penjaga atau pemelihara), yang bertugas

memelihara segala catatan amalan manusia itu.

“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya,

dan diutusnya kepadamu Malaikat-Malaikat penjaga (Hafazhah)…” (Al-An’am

6: 61).

Sebagian ulama berpendapat, malaikat Raqib dan ‘Atid, Kiraman, Katibin dan

Hafazhah itu berlain-lain. Dan ada yang mengatakan bahwa mereka berada

dalam satu kesatuan tugas dengan bidang yang berbeda-beda, ada yang

mengawasi, ada yang mencatat dan ada yang memelihara catatan itu (lihat

Pelajaran Agama Islam oleh Hamka, 1956 hal. 121-122).

Page 13: Makalah Malaikat

6. Malaikat Munkar dan Nakir, bertugas menanyai mayat dalam kubur tentang

siapa Tuhannya, apa agamanya dan siapa nabinya. Nama Munkar dan Nakir, ada

dalam hadits riwayat Timizi. Sedangkan dalam suatu hadits riwayat Bukhari dan

Muslim, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Al-Qaulu As-Tsabit dalam surat

Ibrahim ayat 27 adalah jawaban orang Islam terhadap pertanyaan malaikat di

dalam alam kubur. Sabda beliau:

“Seorang muslim, apabila ditanya di alam kubur, memberikan kesaksian bahwa

tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad Rasulullah, itulah maksud dari

firman Allah: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan

ucapan yang teguh (Al-Qaulu As-Tsabit) dalam kehidupan di dunia dan

akhirat…” (Ibrahim 14:27). (HR.Bukhari dan Muslim).

7. Malaikat Ridwan, bertugas menjaga sorga dan memimpin para Malaikat pelayan

sorga. Tentang Malaikat-Malaikat penjaga sorga (Khazanah) Allah berfirman:

“ Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya dibawa kedalam sorga

berombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke sorga itu sedang pintu-

pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya

(Khazanutuha): “Kesejahteraan atasmu, berbahagialah kamu, maka masukilah

sorga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. (Az-Zumar 39: 73)

Di dalam sorga Malaikat-Malaikat juga memberikan salam kepada para

penghuninya:

“… Dan Malaikat-Malaikat masuk menemui mereka dari segala pintu (sorga),

(sambil mengucapkan) :keselamatan atasmu berkat kesabaranmy…” (Ar-Rad

13: 23-24).

8. Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka dan memimpin para Malaikat

menyiksa penghuni neraka. Allah berfirman tentang ucapan penghuni neraka

kepada Malaikat Malik:

“Mereka berseru: “Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja” Dia

menjawab: “Kamu akan tetap tinggal di neraka ini” (Az-Zukhruf 43: 77)

Tentang Malaikat-Malaikat penjaga neraka Allah berfirman:

Page 14: Makalah Malaikat

“Orang-orang kafir dibawa ke neraka jahanam berombongan. Sehingga apabila

mereka sampai di neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah

kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah dating kepadamu

Rasul-Rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan

memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka

menjawab: “Benar”. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-

orang yang kafir.” (Az-zumar 39: 71)

Dalam surat Al-Mudatsir ayat 30 disebutkan penjaga dan penyiksa di neraka itu

ada 19:

“Tahukah kamu apa neraka Saqar itu? Saqar itu tidak membiarkan dan tidak

membiarkan. Neraqa Saqar adalah pembakar kulit manusia. Diatasnya ada

Sembilan belas (malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu

melainkan dari Malaikat, dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu

melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir…” (Al-Mudatsir 74: 27-

31)

9. Malaikat yang bertugas memikul ‘Arasy.

“Malaikat-Malaikat yang memikul ‘Arasy dan Malaikat yang berada di

sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya…” (Al-Mukmin 40: 7).

“Dan Malaikat-Malaikat berada di penjuru langit. Dan pada hari itu delapan.

Malaikat memikul ‘Arsy Tuhanmu.” (Al-Haqah 69: 17).

10. Malaikat yang bertugas menggerakkan hati manusia untuk berbuat kebaikan dan

kebenaran. Rasulullah Saw bersabda:

“Syaitan dapat menggerakkan hati anak Adam, demikian pula Malaikat dapat

menggerakkan hati. Bisikan Syaitan berupa godaan untuk melakukan kejahatan

dan mendustakan kebenaran. Sedangkan ajakan Malaikat berupa dorongan

untuk berbuat kebaikan dan meyakini kebenaran…” (HR Ibn Abi Hatim dan

Tirmizi).

Page 15: Makalah Malaikat

11. Malaikat yang bertugas mendoakan orang-orang yang beriman supaya diampuni

oleh Allah segala dosa-dosanya, diberi ganjaran sorga dan dijaga dari segala

keburukan dan do’a-do’a lain. Allah berfirman:

“Malaikat-Malaikat yang memikul ‘Arasy dan Malaikat yang berada di

sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya

serta meminta ampun bagi orang-orang yang beriman dengan mendo’a: “Ya

Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah

ampun kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan

peliharalah mereka dari siksa neraka yang menyala-nyala. Ya Tuhan kami,

masukanlah mereka kedalam sorga ‘adn yang Engkau janjikan kepada mereka

(nenek moyang mereka), istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua.

Sesungguhnya engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan

peliharalah mereka dari segala keburukan. Dan orang-orang yang Engkau

pelihara dari segala keburukan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau

anugerahkan rahmat kepadanya daqn itulah kemenangan yang besar.” (Al-

Mukmin 40: 7-9)

Rasulullah bersabda:

“Pada setiap pagi hari para hamba Allah disertai dua Malaikat yang berdo’a.

yang satu berdo’a: “Ya Allah, berikanlah kerusakan harta orang yang tidak

mau membelanjakan untuk kebaikan.” Yang lain berdo’a: “berikanlah ganti

pada orang yang mau membelanjakan hartanya untuk kebaikan.” (HR Muslim).

Dalam surat Al-Ahzab ayat 43 dan hadits riwayat Tirmidzi, dijelaskan bahwa

Malaikat-Malaikat memohonkan rahmat untuk orang-orang yang beriman

umumnya dan untuk orang-orang yang mengerjakan kebaikan khususnya.

“Dialah yang memberikan rahmat kepadamu dan Malaikat-Nya (memohonkan

ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada

cahaya. Dan Dia maha Penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (Al-

Ahzab 33: 43).

Page 16: Makalah Malaikat

“Sesungguhnya Allah memberikan rahmat-Nya, dan para Malaikat dan para

penghuni langit dan bumi (memohonkan rahmat Allah) untuk orang yang

mengajarkan kebaikan.” (HR Tirmidzi).

Bahkan para Malaikat sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits lain yang

diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abudaweud dan Nasa’I ikut pula membaca

“amiin” bersama dengan orang-orang yang melakukan shalat. Pada akhir hadits

itu Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yangbacaan “amiin”nya bersamaan dengan bacaan “amiin”nya

Malaikat, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Ahmad, Abi

Dawud dan Nasa’i).

Disamping tugas-tugas yang sudah disebutkan diatas, tentu masih banyak lagi

tugas-tugas Malaikat yang lain seperti: Ikut menghadiri shalat Subuh dan ‘Ashar

(HR.Bukhari dan Muslim), menghadiri majlis-majlis dzikir (HR. Muslim),

memberikan bantuan kepada orang-orang yang beriman (Al-Anfal 8: 12), dan tugas-

tugas lain yang dapat kita ketahui baik dari Al-Qur’an maupun Hadits Rasulullah

SAW.

IV. BEBERAPA PEMAHAMAN YANG SALAH KEPADA MALAIKAT

Dikalangan bangsa persia yang menganut kepercayaan magi dan umat yahudi

ada kepercayaan bahwa harut dan marut itu adalah malaikat yang mendapat hukuman

tuhan ialah digantung badannya dengan kaki di atas dan kepala di bawah di daerah

babil (sebuah kerajaan kuno di irak), karena kedua-duanya membangkang kepada

tuhan.

Kepercayaan bangsa persia dan umat yahudi tersebut jelas bertentangan

dengan ajaran islam yang percaya sepenuhnya bahwa semua malaikat pasti ta’at

kepada Allah SWT berdasarkan pernyataan Allah sendiri dalam surat al-tahrim ayat 6

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Page 17: Makalah Malaikat

Kisah tentang harut dan marut ini diungkapkan didalam Al quran surat Al baqarah

ayat 102

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan

Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal

Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir

(mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang

diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang

keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:

"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka

mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat

menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir)

tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin

Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya

dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa

barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya

keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan

sihir, kalau mereka mengetahui.”

Mengenai harut dan marut ini di kalangan ulama islam ada beberapa pendapat

antara lain

a. Bahwa harut dan marut itu adalah benar-benar malaikat dan ta’at kepada Allah

seperti malaikat lain

b. Bahwa harut dan marut itu adalah manusia biasa bukan malaikat dan bukan

pula raja. Tetapi keduanya dipandang oleh masyarakat pada waktu itu sebagai

malaikat karena keshalehan dan ketaqwaannya atau dipandang sebagai raja,

karena pengaruh dan wibawanya sehingga kedua-duanya sangat dihormati dan

dita’ati oleh masyarakat.

Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa iblis/setan itu termasuk golongan

malaikat, bukan termasuk golongan jin. Anggapan ini adalah akibat dari kesalahan

dalam memahami atau menfsirkan firman-firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat

34

Page 18: Makalah Malaikat

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu

kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan

adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”

Dan juga firman Allah dalam surat al-hajr ayat 30-31

“Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia

enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu.”

Ayat-ayat tersebut tampaknya dapat memberikan kesan atau pengertian, bahwa

iblis itu termasuk golongan malaikat. Tetapi jelas bahwa anggapan ini salah, karena

tidak memperlihatkan hubungan dengan ayat-ayat lain atau ayat-ayat berikutnya yang

berkenaan dengan masalah iblis ini. Misalnya surat shad ayat 75-76

Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada

yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri

ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?."Iblis berkata:

"Aku lebih baik dari padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedang kandia

Engkau ciptakan dari tanah."

Ayat-ayat tersebut menerangkan dengan jelas alasan iblis tidak mau sujud

kepada adam, karena ia merasa lebih baik daripada adam, sebab ia diciptakan dari

tanah liat. Kemudian firman Allah dalam surat al-kahfi ayat 50

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah

kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan

jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan

turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah

musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang

yang zalim.”

Ayat-ayat tersebut menunjukan tegas bahwa iblis itu termasuk golongan jin.

Dari firman-firman Allah tersebut diatas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa antara

malaikat dan iblis terdapat perbedaan perbedaan pokok, antara lain ialah:

Berbeda dengan asal kejadiannya

Berbeda tentang fungsi/peranannya, sebab malaikat mendorong/mendatangkan

kebaikan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat, sedangkan iblis

Page 19: Makalah Malaikat

mendorong/mendatangkan malapetaka/celaka bagi manusia di dunia dan akhirat;

sedamgkan iblis mendorong/mendatangkan malapetaka/celakabagi manusia di

dunia dan di akhirat pula;

Berbeda tentang sifat-sifatnya, antara lain malaikat itu tidak makan, tidak minum

dan tidak kawin sedangkan iblis/setan dan jin itu makan-minum, kawin sehingga

mereka mempunyai keturunan.

V. CARA MALAIKAT JIBRIL A.S MENYAMPAIKAN WAHYU

Adapun malaikat yang bertugas untuk menyampaikan wahyu ialah jibril a.s,

sebagaimana Allah ta’ala berfirman dalam Al quran :

“Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah

menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa

(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-

orang yang beriman.” (Surat Al- Baqarah ayat 97)

jibril a.s juga diberi nama ruh Al-amin (yang terpercaya) sebagaimana firmanNYA :

“Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,

dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar

kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,” (Q.S

Asy Syu’ara ayat 192-194)

Juga diberi nama ruh kudus (yang suci), sebagaimana firmanNYA :

“Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan

benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi

petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."

(Q.S An Nahl ayat 102)

Ada pula nama lain untuk jibril a.s yaitu namus, sebagaimana yang pernah

dikatakan oleh waraqah bin naufal kepada Rasullah saw pada permulaan kalinya

menerima wahyu, yaitu Tuan telah didatangi oleh namus yang pernah diturunkan oleh

Allah kepada musa. Perihal kedatangan jibril a.s itu sendiri, adakalanya dengan

menjelma sebagai bentuk dan rupa manusia, tetapi kadang-kadang juga sebagai bunyi

nyaring dari sebuah lonceng.

Page 20: Makalah Malaikat

Iman bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah r.a bahwa harits bin hisyam r.a

bertanya kepada rasulullah saw dan berkata : ya rasulullah, bagaimanakah cara wahyu

itu datang kepada tuan “ kemudian beliau swa bersabda :

Kadang-kadang ia datang padaku bagaikan suara nyaring dari lonceng dan itulah yang

terberat bagiku. Kemudian suara itu lenyap dari pendengaranku dan aku telah

mengingat apa yang dikatakannya (sudah hafal isinya).

Tapi kadang-kadang malaikat itu menjelma sebagai seorang lelaki, kemudian ia

berkata kepadaku dan akupun lalu ingat (hafal) apa yang dikatakan

‘Aisyah r. ‘anha berkata :

,,sesungguhnya saya pernah melihat Rasullah s.a.w. ketika diturunkanya wahyu itu

padanya yakni pada suatu hari yang sangat dingin, lalu setelah selesai, keningnya

benar-benar bercucuran keringat’’.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abidunya dan Hakim dari Ibnu

Mas’ud, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda :

.. sesumgguhnya Ruh kudus membisikan pada kalbuku bahwa seseorang itu tidak akan

mati sehingga ia memperoleh cukup dari rizki yang ditentukan untuknya. Maka dari

itu takutlah kamu semua kepada Allah dan berbuat baguslah dalam mencari rizki

( jangan tamak atau melalui jalan yang tidak halal)”.

VI. MANUSIA LEBIH MULIA DARIPADA MALAIKAT

Manusia jika beriman dan taat kepada Allah SWT lebih mulia dari malaikat. Ada

beberapa alasan yang mendukung pernyataan tersebut:

1. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud (hormat) kepada

adam a.s Allah berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu

kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan

adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.“(Q.S Al Baqarah:34)

2. Malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang Al-Asma’ (nama-nama

ilmu pengetahuan), sedangkan Adam mampu, karena memang diberi ilmu oleh

Allah SWT. Allah berfirman:

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,

kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah

Page 21: Makalah Malaikat

kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang

benar!". Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui

selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya

Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksa. Allah berfirman: "Hai

Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah

diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:

"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui

rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang

kamu sembunyikan?" (Q.S Al Baqarah : 31-33)

3. Kepatuhan malaikat kepada Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab malaikat

tidak memiliki hawa nafsu, sedangkan kepatuhan manusia pada Allah SWT

melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan syaitan.

4. Manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah dipermukaan bumi.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa

Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih

dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S Al Baqarah:

30)

Page 22: Makalah Malaikat

DAFTAR PUSTAKA

Farid, ahmad. 2005. Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

Ilyas yunahar. 2007. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI

Zuhdi masjfuk zuhdi. 1993. Studi Islam Jilid I: Akidah. Jakarta: PT. Raja grafindo

persada