tesis_irwan suprayitno 0706308162_ - kajian penerimaan sistem insw.pdf

Upload: heather-banks

Post on 12-Oct-2015

211 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    KAJIAN PENERIMAAN SISTEM INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW)

    TESIS

    IRWAN SUPRAYITNO 0706308162

    FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI

    JAKARTA DESEMBER 2009

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    KAJIAN PENERIMAAN SISTEM INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW)

    TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Magister Teknologi Informasi

    IRWAN SUPRAYITNO 0706308162

    FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI

    JAKARTA DESEMBER 2009

  • HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri

    dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

    telah dinyatakan dengan benar.

    Nama : IRWAN SUPRAYITNO

    NPM : 0706308162

    Tandatangan :

    Tanggal :

  • HALAMAN PENGESAHAN

    Tesis ini diajukan oleh, Nama : IRWAN SUPRAYITNO NPM : 0706308162

    Program Studi : Magister Teknologi Informasi

    Judul Tesis : Kajian Penerimaan Sistem Indonesia National Single Window (INSW)

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.

    DEWAN PENGUJI

    Pembimbing : Ir. Dana Indra Sensuse, MLIS, PhD ( )

    Penguji : Prof, Dr, Ir. Aniati Murni Arymurthy, M.Sc

    ( )

    Penguji : Dr. Ir. Eko Kuswardono Budiardjo, M.Sc

    ( )

    Ditetapkan di

    : Jakarta

    Tanggal :

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

    limpahan rahmat dan petunjuk dari-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

    tesis yang berjudul Kajian Penerimaan Sistem Indonesia National Single

    Window. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

    untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister

    Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

    Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

    dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi

    penulis untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

    kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang baik secara langsung maupun

    tak langsung telah memberikan bantuan dan dukungan selama penyusunan tesis

    ini, antara lain:

    1. Bapak Ir. Dana Indra Sensuse, MLIS, Ph.D yang telah memberikan

    kesabarannya dalam membimbing penulis dalam mengerjakan tesis ini.

    2. Ibu Prof, Dr, Ir. Aniati Murni Arymurthy, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Eko

    Kuswardono Budiardjo, M.Sc selaku penguji dalam sidang tesis ini.

    3. Bapak Susiwijono, Bapak Muwasiq M. Noor, Bapak Yan Inderayana, Sdri.

    Dewi Sinta Marina dan seluruh rekan-rekan di Tim Teknis Pembangunan

    Sistem Indonesia National Single Window yang telah banyak memberikan

    masukan dan saran selama penyusunan tesis ini.

    4. Seluruh dosen dan staf administrasi, perpustakaan yang telah memberikan

    ilmu, dukungan dan kemudahan kepada penulis dalam pengumpulan

    referensi.

    5. Keluarga tercinta, orang tua, istri dan anak-anak yang banyak berkorban

    sehingga penulis mudah menjalani masa-masa kuliah dan penulisan tesis ini.

    6. Elsy Rahajeng dan rekan-rekan mahasiswa MTI UI seangkatan serta para

    sahabat yang banyak memberikan semangat dan bertukar pendapat selama

    penyusunan tesis ini.

  • ii

    7. Seluruh pengguna sistem INSW yang telah bersedia menjadi responden dan

    mengisi kuisioner yang disampaikan penulis.

    Akhirnya penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

    segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini dapat

    berguna bagi semua pihak yang berkepentingan dan bermanfaat bagi

    pengembangan ilmu di masa mendatang.

    Jakarta, 5 Januari 2010

    Penulis

  • iii

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Irwan Suprayitno NPM : 0706308162 Departemen : Magister Teknologi Informasi Fakultas : Fakultas Ilmu Komputer Jenis Karya : Tesis Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya saya yang berjudul:

    Kajian Penerimaan Sistem Indonesia National Single Window (INSW) Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 5 Januari 2010

    Yang menyatakan, Irwan Suprayitno

  • Universitas Indonesia iv

    ABSTRAK

    Nama : Irwan Suprayitno Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul : Kajian Penerimaan Sistem Indonesia National Single Window

    (INSW)

    Sistem Indonesia National Single Window (INSW) merupakan salah satu

    flagship pemerintah untuk mendukung kelancaran proses arus dokumen dan arus

    barang ekspor dan impor di dalam negeri. Sistem ini mempunyai 3 konsep dasar

    yaitu: single submission of data and information, single and synchronous

    processing of data and information dan single decision-making for customs

    release and clearance of cargoes. Kedepan, dalam skala regional sistem INSW

    diharapkan mampu mendukung percepatan pengurusan arus barang dan arus

    dokumen kepabeanan di lingkup ASEAN yang dikenal dengan Asean Single

    Window (ASW).

    Penelitian ini dianggap penting oleh penulis sebab digunakan untuk

    mengetahui sejauh mana tingkat penerimaan pengguna sistem yang terdiri atas

    importir dan PPJK terhadap sistem INSW saat ini. Pada penelitian ini, penulis

    menggunakan model persamaan struktural (Structural Equation Modeling).

    Pengumpulan data menggunakan metode random sampling dengan melibatkan

    192 responden dari kalangan importir dan PPJK yang berada di wilayah Jakarta

    dan sekitarnya. Variabel laten dalam penelitian terdiri atas Content, Organization,

    Technology, Service Quality, User Satisfaction dan Commitment. Variabel-

    variabel tersebut digunakan untuk meneliti 5 hipotesis yang diajukan oleh penulis.

    Hasil dari penelitian ini adalah diterimanya variabel laten eksogen

    Organization dan Service Quality yang mempengaruhi User Satisfaction dan

    Commitment pengguna sistem INSW.

    Kata kunci: structural equation modelling, user acceptance model, insw

    ix+102 halaman; 8 gambar; 20 tabel; 13 lampiran Daftar Pustaka: 5 (1963 2009)

  • Universitas Indonesia v

    ABSTRACT

    Name : Irwan Suprayitno Study Program : Masters in Information Technology Title : Study on Acceptance of Indonesia National Single Window

    (INSW) System

    Indonesia National Single Window (INSW) system is one of the

    governments flagship to support smooth process flow and document flow of

    export and import goods in Indonesia. This system has 3 basic concept: single

    submission of data and information, single and synchronous processing of data

    and information, and single decision-making for customs release and clearance of

    cargoes. Looking ahead, at the regional level INSW system is expected to support

    the acceleration of current goods and customs documents process in ASEAN

    which is known as the Asean Single Window (ASW).

    Author consider the importance of this research because of the assumption

    on how to know far the level of user acceptance of a system consisting of

    importers and customs broker nowadays. In this study, author used Structural

    Equation Modeling (SEM). Data collection is through using random sampling

    method involving 192 respondents from among importers and customs broker

    located in Jakarta and surrounding areas. Latent variables in this study consist of

    Content, Organization, Technology, Service Quality, User Satisfaction and

    Commitment are used to examine 5 hypotheses proposed by author.

    The results of this study is the acceptance of exogenous latent variables

    Service Quality and Organization that affect User Satisfaction and Commitment

    of INSW system users.

    Keywords: structural equation modeling, user acceptance model, insw ix + 102 pages, 8 figures; 20 tables; 13 attachments Bibliography: 5 (1963 - 2009)

  • Universitas Indonesia vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. i ABSTRAK ............................................................................................................. iv ABSTRACT............................................................................................................ v DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 2 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 2 1.4 Hipotesis Penelitian......................................................................... 3 1.5 Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 4 1.6 Signifikansi Penelitian .................................................................... 4 1.7 Sistematika Penulisan ..................................................................... 5

    BAB II LANDASAN TEORI............................................................................... 7

    2.1 Definisi Sistem Single Window...................................................... 7 2.2 Model-model Sistem Single Window ............................................. 8 2.3 Manfaat Penerapan Sistem Single Window.................................. 10 2.4 Kunci Keberhasilan Penerapan Sistem Single Window ............... 12 2.5 Kendala Penerapan Sistem Single Window.................................. 16 2.6 Penelitian yang Telah Dilakukan Sebelumnya ............................. 17 2.7 Portal Sistem Indonesia National Single Window........................ 18 2.8 Fungsi dan Fasilitas Portal INSW................................................. 19 2.9 Konstruksi Penelitian .................................................................... 20

    2.8.1 Content .............................................................................. 21 2.8.2 Organization...................................................................... 21 2.8.3 Technology........................................................................ 22 2.8.4 Service Quality.................................................................. 22 2.8.5 User Satisfaction ............................................................... 23 2.8.6 Commitment...................................................................... 23

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 24

    3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 25 3.2 Pembuatan Kuisioner .................................................................... 26 3.3 Pengumpulan Data ........................................................................ 26 3.4 Analisa Data dan Pengujian Hipotesis .......................................... 27

    3.4.1 Definisi Structural Equation Modelling ........................... 27 3.4.2 Keuntungan Menggunakan SEM ...................................... 28 3.4.3 Variabel-Variabel dalam SEM.......................................... 29 3.4.4 Model-Model dalam SEM ................................................ 30

  • Universitas Indonesia vii

    3.4.5 Kesalahan-kesalahan dalam SEM..................................... 32 3.4.6 Prosedur Structural Equation Modelling .......................... 33

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 51

    4.1 Spesifikasi Model.......................................................................... 51 4.1.1 Mengembangkan Model Secara Konseptual..................... 51 4.1.2 Menyusun Diagram Jalur .................................................. 53 4.1.3 Menerjemahkan Diagram Jalur Menjadi Persamaan ........ 54

    4.2 Identifikasi Model ......................................................................... 54 4.3 Estimasi ......................................................................................... 56 4.4 Analisis Model Awal .................................................................... 57

    4.4.1 Uji Kecocokan (Testing Fit).............................................. 58 4.4.2 Pengujian Hipotesis........................................................... 71

    4.5 Pembahasan Model Awal.............................................................. 73 4.6 Analisis Model Respesifikasi........................................................ 74

    4.6.1 Mengevaluasi Kecocokan Model Keseluruhan................. 77 4.6.2 Mengevaluasi Kecocokan Model Pengukuran.................. 80 4.6.3 Mengevaluasi Kecocokan Model Struktural..................... 86

    4.7 Pengujian Hipotesis....................................................................... 89 4.8 Pembahasan Model Respesifikasi ................................................. 90

    4.8.1 Variabel indikator yang lemah .......................................... 90 4.8.2 Content tidak berpengaruh terhadap Commitment ............ 92 4.8.3 Organization mempengaruhi User Satisfaction................ 92 4.8.4 Technology tidak mempengaruhi User Satisfaction ......... 93 4.8.5 Service Quality mempengaruhi User Satisfaction ............ 93 4.8.6 User Satisfaction mempengaruhi Commitment................. 93 4.8.7 Model Hasil Penelitian...................................................... 94

    BAB V PENUTUP.............................................................................................. 95

    5.1 Kesimpulan ................................................................................... 95 5.2 Saran.............................................................................................. 97

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................L-1

    Lampiran 1 - Kuisioner Penelitian ........................................................L-1 Lampiran 2 Matrik Kovarians............................................................L-3 Lampiran 3 Spesifikasi Parameter .....................................................L-4 Lampiran 4 Program SIMPLIS ..........................................................L-6 Lampiran 5 Keluaran Lisrel Analisis Model......................................L-8 Lampiran 6 Completely Standarized Solution..................................L-10 Lampiran 7 Ukuran Model Fit Sebelum Modifikasi........................L-12 Lampiran 8 Indeks Modifikasi .........................................................L-13 Lampiran 9 Keluaran Lisrel Analisis Model Respesifikasi .............L-14 Lampiran 10 Ukuran Model Fit Sesudah Modifikasi ......................L-16 Lampiran 11 Completely Standarized Solution Setelah Modifikasi L-17 Lampiran 12 Distribusi Data............................................................L-19 Lampiran 13 Notasi Lisrel ...............................................................L-22

  • Universitas Indonesia viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Diagram Hipotesis Penelitian.............................................................. 3 Gambar 3.1 Diagram Metodologi Penelitian ........................................................ 24 Gambar 4.1 Diagram jalur pada penelitian ini. ..................................................... 53 Gambar 4.2 Nilai muatan faktor (SLF) keluaran Lisrel........................................ 63 Gambar 4.3 Nilai t pada keluaran Lisrel ............................................................... 64 Gambar 4.4 Nilai muatan faktor (SLF) output Lisrel setelah modifikasi ............. 81 Gambar 4.5 Nilai t pada output Lisrel setelah modifikasi .................................... 81 Gambar 4.6 Model Hasil Penelitian Ini................................................................. 94

  • Universitas Indonesia ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Ukuran kecocokan absolut ............................................................... 44 Tabel 3.2 Ukuran kecocokan inkremental........................................................ 45 Tabel 3.3 Ukuran kecocokan parsimoni........................................................... 46 Tabel 4.1 Variabel Laten Eksogen dan Indikatornya....................................... 52 Tabel 4.2 Variabel Laten Endogen dan Indikatornya ...................................... 52 Tabel 4.3 Tabel Hasil Estimasi ........................................................................ 59 Tabel 4.4 Tabel Validitas ................................................................................. 64 Tabel 4.5 Tabel Kesalahan Pengukuran........................................................... 66 Tabel 4.6 Reliabilitas Model ............................................................................ 68 Tabel 4.7 Tabel nilai-t dari koefisien ............................................................... 69 Tabel 4.8 Tabel ringkasan Square Multiple Correlation (R2).......................... 70 Tabel 4.9 Indeks Modifikasi Variabel Teramati .............................................. 76 Tabel 4.10 Tabel Perbandingan Hasil Estimasi ................................................. 78 Tabel 4.11 Tabel Hasil Estimasi ........................................................................ 79 Tabel 4.12 Tabel Validitas Setelah Modifikasi.................................................. 82 Tabel 4.13 Tabel Kesalahan Pengukuran Model Respesifikasi ......................... 83 Tabel 4.14 Reliabilitas Model ............................................................................ 86 Tabel 4.15 Tabel nilai-t dari koefisien ............................................................... 87 Tabel 4.16 Tabel ringkasan Square Multiple Correlation (R2).......................... 88 Tabel 4.17 Evaluasi koefisien model struktural terhadap kaitannya dengan

    hipotesis ........................................................................................... 90

  • Universitas Indonesia

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sistem Indonesia National Single Window merupakan sebuah sistem layanan

    publik terintegrasi, yang menyediakan fasilitas pengajuan dan pemrosesan

    informasi standar secara elektronik, guna menyelesaikan semua proses kegiatan

    dalam penanganan lalulintas barang ekspor, impor dan transit untuk meningkatkan

    daya saing nasional. Implementasinya didasarkan pada dua faktor yaitu faktor

    internal dan faktor eksternal.

    Secara eksternal, pengembangan sistem INSW didasarkan pada kesepakatan

    regional ASEAN. Beberapa kesepakatan yang melatarbelakangi diantaranya:

    kesepakatan pemimpin negara anggota ASEAN dalam Declaration of ASEAN

    Concord II (Bali Concord II) tanggal 7 Oktober 2003. Tindak lanjut dari

    pertemuan tersebut, pada tanggal 9 Desember 2005 disepakati ASEAN Agreement

    to Establish and Implement The ASEAN Single Window oleh para Menteri

    Ekonomi ASEAN.

    Sistem INSW telah diimplementasikan secara bertahap sejak akhir tahun 2007

    pada komunitas kepabeanan (importir dan PPJK). Sistem pada pengguna tersebut

    tidak mengalami perubahan proses bisnis maupun infrastruktur yang signifikan

    dengan sistem sebelumnya yaitu sistem pertukaran data elektronik (PDE).

    Importir dan PPJK masih menggunakan aplikasi yang sama dengan sebelumnya.

    Perubahannya terletak pada penambahan sistem Smart Engine yang menjembatani

    antara sistem PDE dan keterhubungan instansi pemberi ijin yang lain.

    Sejak diterapkannya sistem INSW, maka intitusi pemberi ijin dalam kaitan

    proses ekspor dan impor dituntut untuk berperan aktif didalamnya. Jika

    sebelumnya bukti fisik (hardcopy) perijinan digunakan untuk sebagai acuan

    proses validasi pengeluaran barang impor, maka saat ini petugas Bea dan Cukai

    menggunakan data elektronik yang dikirimkan oleh instansi perijinan ke portal

    INSW.

  • Universitas Indonesia

    2

    Partisipasi aktif dari semua pengguna sangat dibutuhkan dalam implementasi

    sistem INSW ini. Kenyataannya, sampai saat ini penerimaan sistem ini oleh

    pengguna belum masih rendah. Rendahnya peran serta aktif dari pengguna sistem

    ditengarai merupakan salah satu kendala saat sistem ini akan diimplementasikan

    secara penuh (mandatori).

    1.2 Identifikasi Masalah

    Terkait dengan penerimaan implementasi sistem Indonesia National Single

    Window (INSW) oleh pengguna yang terlibat, penulis mengidentifikasi adanya

    beberapa permasalahan yang menjadi dasar untuk melakukan penelitian ini, yaitu:

    1. Bagaimana model penerimaan sistem yang dapat dijadikan bahan

    pertimbangan dalam pentahapan mandatori sistem Indonesia National Single

    Window.

    2. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan sistem

    Indonesia National Single Window agar dapat diketahui permasalahan-

    permasalahan dalam proses implementasi sistem menuju tahapan mandatori

    sistem tersebut.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Menguji penerimaan (user satisfaction dan commitment) sistem INSW oleh

    pengguna.

    2. Membuat model yang komprehensif dan meneliti hubungan antar variabel

    serta memprediksi tingkat penerimaan sistem INSW pada pengguna.

    3. Memberikan saran dan masukan bagi pengembangan sistem INSW agar dapat

    dirasakan manfaatnya bagi pengguna terkait dengan tingkat penerimaan sistem

    yang telah diuji.

  • Universitas Indonesia

    3

    1.4 Hipotesis Penelitian

    Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap

    suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji

    secara empiris. Pernyataan atau dugaan tersebut disebut proposisi (Hasan, 2004).

    Hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini merupakan hasil analisa

    pengaruh antar variabel guna mengetahui sejauh mana penerimaan pengguna

    dalam hal ini adalah komunitas kepabeanan yang terdiri dari importir dan

    perusahaan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) yang terlibat dalam sistem

    Indonesia National Single Window. Hipotesis-hipotesis ini kemudian dianalisis

    lebih lanjut, apakah akan diterima ataupun ditolak.

    Hipotesis-hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    Content

    Organization

    Technology

    ServiceQuality

    Commitment

    User Satisfaction

    H1 (Muylee et. al, 2007)

    H3 (Muylee et. al, 2007)

    H4 (DeLone and McLean, 2003)

    H5 (Muylee et. al, 2007)

    Credibility,Currentness,RelevanceSufficiency

    Design,Interactivity,Navigation,Readability,speed

    Progresiveness,reliability

    Assurance,Empathy,responsiveness

    Recommendation,loyality

    Repeat visit,Satisfy,Expectations

    H2 (Muylee et. al, 2007)

    Gambar 1.1 Diagram Hipotesis Penelitian

    H1: Content (C) berpengaruh terhadap Commitment (CM) (Muylee et. al, 2007)

    H2: Organization (O) berpengaruh terhadap User Satisfaction of NSW (US)

    (Muylee et. al, 2007)

    H3: Technology (T) berpengaruh terhadap User Satisfaction of NSW (US)

    (Muylee et. al, 2007)

  • Universitas Indonesia

    4

    H4: Service Quality (SQ) berpengaruh terhadap User Satisfaction of NSW (US)

    (DeLone and McLean, 2003)

    H5: User Satisfaction of NSW (US) berpengaruh terhadap Commitment (CM)

    (Muylee et. al, 2007)

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup pada pembahasan mengenai

    bagaimana model penerimaan sistem INSW yang sesuai bagi pengguna serta

    melakukan pengajuan terhadap faktor faktor yang saling berpengaruh dalam

    penerapan sistem INSW bagi pengguna.

    1.6 Signifikansi Penelitian

    Pembangunan dan penerapan sistem National Single Window di Indonesia

    dilakukan dalam rangka memenuhi dua kepentingan sekaligus, yaitu kepentingan

    yang bersifat eksternal yaitu terkait dengan pemenuhan komitmen dalam kerangka

    kerjasama di tingkat regional ASEAN dan kepentingan yang bersifat internal yaitu

    dalam rangka memenuhi tuntutan kepentingan nasional serta mengatasi berbagai

    permasalahan di dalam negeri terkait kegiatan ekspor dan impor barang.

    Sistem National Single Window di Indonesia dibentuk dengan

    mengintegrasikan sistem dari pihak-pihak yang terkait, meliputi instansi penerbit

    ijin, kepabeanan dan cukai, agen pengangkutan, perusahaan pergudangan serta

    entitas eksportir dan importir yang merupakan pengguna dalam kategori trader.

    Mengingat sedemikian kompleksnya sistem yang harus dikembangkan,

    penggunaan teknologi informasi menjadi satu-satunya pilihan yang tak dapat

    terelakkan lagi.

    Penggunaan teknologi informasi di Indonesia saat ini masih terkendala

    beberapa hal, diantaranya infrastruktur, budaya kerja dan sumber daya manusia

    yang masih belum memadai. Adanya beberapa kendala tersebut, banyak hal yang

    perlu disiasati agar sebuah sistem informasi dapat diterima dengan baik oleh

    pengguna. Oleh karena itu, penulis menganggap penelitian ini perlu dilakukan

    untuk mengetahui sejauh mana sistem National Single Window dapat diterima

  • Universitas Indonesia

    5

    oleh pengguna. Disamping itu, penulis juga ingin mengetahui faktor-faktor apa

    saja yang berkontribusi terhadap tingkat penerimaan sistem National Single

    Window di Indonesia sehingga lebih lanjut dapat memberikan saran dan masukan

    bagi tahapan implementasi sistem INSW dimasa mendatang.

    1.7 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan pada penelitian ini disusun mulai dari pendahuluan,

    landasan teori, analisa dan pembahasan serta kesimpulan dan saran.

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini, penulis menguraikan tentang latar belakang dipilihnya sistem

    Indonesia National Single Window di Indonesia sebagai obyek penelitian,

    melakukan identifikasi permasalahan yang ada, ruang lingkup dan tujuan

    penelitian, mengajukan beberapa hipotesis terkait penelitian yang dilakukan.

    Disamping itu, penulis juga memaparkan perlunya penelitian dilakukan serta

    diakhiri dengan penjelasan sistematika penyusunan laporan penelitian ini.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Pada bab ini, penulis memaparkan teori-teori berkaitan dengan obyek

    penelitian dalam tesis ini, yaitu penerapan sistem National Single Window di

    Indonesia. Penulis juga akan memaparkan tentang hasil-hasil penelitian yang telah

    dilakukan sebelumnya untuk sistem yang sejenis.

    Landasan teori dimulai dengan penjelasan umum definisi Sistem Single

    Window, model-model Sistem Single Window yang telah diterapkan oleh

    beberapa negara, manfaat, kunci keberhasilan serta kendala dari penerapan sistem

    tersebut. Kemudian penulis juga akan menguraikan secara singkat tentang

    website/portal sistem Indonesia National Single Window yang merupakan

    antarmuka sistem itu sendiri, fungsi dan fitur-fitur yang ditawarkannya kepada

    pengguna. Beberapa usulan konstruksi penelitian juga akan dipaparkan pada

    bagian ini.

  • Universitas Indonesia

    6

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang metode dan tahapan-tahapan

    penelitian. Tahapan-tahapan penelitian ini meliputi pemilihan populasi dan sampel

    penelitian, pembuatan kuisioner yang berdasarkan konstruksi penelitian yang

    diajukan pada bab sebelumnya, pengumpulan data dan selanjutnya melakukan

    analisa data-data tersebut.

    Penulis juga akan mengelompokan beberapa variabel penelitian menjadi

    variabel yang bersifat variabel laten endogen dan variabel laten eksogen.

    Kemudian akan diuraikan cara penyelesaian masalahnya serta teknik analisa yang

    penulis ambil dalam menyelesaikan masalah tersebut.

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Paba bab analisa dan pembahasan, penulis akan membuat analisis model

    persamaan struktural (SEM). Pembahasan dilanjutkan dengan menguji hipotesis-

    hipotesis yang telah dibangun pada bab-bab sebelumnya dengan menggunakan

    software Lisrel.

    BAB V PENUTUP

    Pada bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran saran yang menurut

    penulis penting sebagai wadah untuk dapat memberi masukan pada

    pengembangan sistem National Single Window selanjutnya dalam rangka untuk

    meningkatkan pelayanannya terhadap pengguna.

  • Universitas Indonesia

    7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Definisi Sistem Single Window

    Sesuai dengan Agreement to establish and Implement The ASEAN Single

    Window (ASW) (2006) dan sebagaimana dijelaskan pada Protocol to Establish

    and Implement The ASEAN Single Window, pengertian dari sistem National

    Single Window adalah suatu sistem yang memungkinkan:

    a. Single submission of data and information

    Fitur ini memungkinkan pengguna melakukan pengajuan dokumen dalam

    rangka proses ekspor dan impor sekali saja untuk beberapa instansi yang

    memerlukan proses pengawasan.

    b. Single and Synchronous processing of data and information

    Fungsi yang memungkinkan proses data dan informasi secara tunggal bagi

    instansi/lembaga penerbit perijinan dalam kaitannya dengan proses cargo

    clearance.

    c. Single Decision-making for customs release and clearance of cargoes

    Single decision making dapat diartikan sebagai satu titik untuk memberikan

    keputusan yang sama dari beragam instansi pembuat keputusan dalam rangka

    proses sistem cargo clearance.

    Dalam skala nasional terdapat 5 area yang harus melakukan koordinasi proses

    data dan informasi untuk tercapainya percepatan cargo clearance. Fokus utama

    dalam sistem Single Window adalah transaksi antara Administrasi Pabean dan

    lembaga-lembaga pemerintahan, serta pelaku usaha (misalnya importir, eksportir,

    operator transportasi, pengusaha pengurusan jasa kepabeanan, forwarders, entitas

    perbankan komersial dan lembaga keuangan, asuransi, dan sejenisnya), dan

    penyelesaian prosedur oleh instansi yang berwenang di masing-masing area

    (manajemen perdagangan, pajak dan lain-lain).

  • Universitas Indonesia

    8

    Bidang pengolahan informasi ini dalam NSW adalah:

    a. Kepabeanan (customs)

    b. Instansi penerbit perijinan (other government agencies)

    c. Perbankan dan asuransi

    d. Komunitas transportasi

    e. Komunitas perdagangan (misalnya: importir, eksportir)

    f. Koneksi ASEAN/Internasional

    2.2 Model-model Sistem Single Window

    Walaupun terdapat banyak pendekatan yang diusulkan untuk mendirikan

    Single Window, tiga model dasar telah diajukan dan direview oleh UN/CEFACT

    International Trade Procedures Working Group (ITPWG/TBG15) dari berbagai

    sistem yang sedang dikembangkan. Sebelum mempertimbangkan model ini,

    penting untuk menunjukkan bahwa:

    a. Meskipun praktek bisnis dan perdagangan telah menjadi sesuatu yang

    common untuk semua negara, tetapi masing-masing negara juga memiliki

    sendiri persyaratan dan kondisi yang unik.

    b. Sebuah sistem Single Window harus mewakili kerjasama yang erat antara

    semua yang pihak yang terlibat, instansi pemerintah dan komunitas

    perdagangan;

    c. Sebuah sistem Single Window tidak selalu memiliki implikasi terhadap

    penggunaan teknologi tinggi (teknologi informasi dan komunikasi), meskipun

    seringkali fasilitasi/pelayanan dapat lebih ditingkatkan jika pemerintah

    mengidentifikasi dan mengadopsi TIK yang relevan untuk sistem Single

    Window.

    Berdasarkan dokumen UN/CEFACT, Recommendations No. 33 (2005)

    terdapat tiga model dasar dari sistem Single Window, yaitu:

    a. Single Authority (otoritas tunggal), terdapat satu titik utama yang menerima

    informasi, baik di atas kertas atau elektronik, menyebarkan informasi tersebut

    kepada semua pejabat-pejabat pemerintah yang relevan, dan melakukan

  • Universitas Indonesia

    9

    koordinasi untuk mencegah halangan dalam rantai logistik. Sebagai contoh, di

    Swedia Single Window, Bea Cukai melakukan tugas atas nama beberapa

    pihak berwenang yang dipilih (terutama untuk Administrasi Pajak Nasional

    (PPN impor), Biro Pusat Statistik Swedia (statistik perdagangan), Dewan

    Pertanian dan National Board of Trade (perijinan impor)).

    b. A Single Automated System (system otomasi tunggal) untuk pengumpulan dan

    penyebaran informasi (baik publik atau swasta) yang mengintegrasikan secara

    elektronik dengan pengumpulan, pemanfatan, dan penyebaran (dan

    penyimpanan) data yang berkaitan dengan perdagangan yang melintasi

    perbatasan. Sebagai contoh, Amerika Serikat telah membentuk sebuah

    program yang memungkinkan para pedagang untuk menyerahkan data standar

    hanya sekali dan sistem akan melakukan proses dan mendistribusikan data ke

    instansi yang mempunyai kepentingan dalam transaksi. Terdapat beberapa

    kemungkinan dari system seperti ini:

    - Integrated System, data diproses dalam sebuah sistem terpusat

    - Interfaced System (desentralisasi), data diproses oleh berbagai jenis

    system internal dari beberapa instansi, kemudian dikirimkan ke portal

    pusat untuk diproses.

    - Perpaduan antara Integrated System dan Interfaced System

    c. An automated Information Transaction System (otomasi sistem pertukaran

    informasi), dimana seorang pengguna jasa (trader) dapat mengajukan ke

    beberapa instansi penerbit perijinan untuk selanjutnya menggunakan

    pertukaran informasi data tersebut diproses dan disetujui dalam sebuah

    aplikasi tunggal. Dalam pendekatan ini, informasi persetujuan ditransmisikan

    secara elektronik dari pejabat-pejabat pemerintah yang berwenang kepada

    trader. Sistem seperti ini digunakan di Singapura dan Mauritius. Selain itu,

    dalam sistem di Singapura, biaya, pajak dan kewajiban dihitung secara

    otomatis dan dipotong dari rekening bank pengguna jasa. Saat membangun

    sistem seperti ini, pertimbangan harus lebih diberikan kepada penggunaan

  • Universitas Indonesia

    10

    seperangkat data master, yang terdiri dari identitas tertentu, yang dapat

    diidentifikasi dan divalidasi di muka untuk semua transaksi yang relevan.

    2.3 Manfaat Penerapan Sistem Single Window

    Secara konsep yang tertuang dalam Recomendations No. 33 (2005), sistem

    Single Window dapat menyederhanakan dan memfasilitasi hingga batas tertentu

    proses penyediaan dan berbagi informasi yang diperlukan dalam rangka

    memenuhi peraturan yang terkait dengan persyaratan perdagangan untuk

    pengguna jasa (eksportir/importir) dan instansi yang berwenang. Penggunaan

    sistem seperti ini mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari pengawasan

    dan dapat mengurangi biaya baik bagi pengguna jasa (importir/eksportir) maupun

    pemerintah karena penggunaan sumber daya yang lebih baik.

    a. Manfaat bagi Pemerintah Sistem Single Window dapat menciptakan kombinasi yang lebih baik dari

    sistem dan proses di pemerintahan, sementara pada saat yang sama mampu

    memberika fasilitasi yang lebih baik bagi operasional dan komunikasi di

    pemerintahan dengan komunitas bisnis. Sebagai contoh, sebagai pengguna

    jasa, importir akan mengirimkan semua informasi serta dokumen-dokumen

    yang diperlukan, sistem yang lebih efektif akan dapat dibentuk dengan lebih

    cepat dan lebih akurat serta melakukan validasi dan distribusi informasi ini

    kepada semua instansi pemerintah terkait. Hal ini juga akan menghasilkan

    koordinasi dan kerjasama yang lebih baik antara pejabat-pejabat pemerintah

    yang terlibat dalam kegiatan yang terkait dengan perdagangan.

    Teknik pengelolaan risiko pengawasan dan penegakan hukum juga dapat

    ditingkatkan melalui fasilitas Single Window dengan mengumpulkan semua

    data dalam cara yang sistematis, sehingga prosedur perdagangan lebih aman

    dan efisien. Lebih lanjut, pelaksanaan sistem pembayaran dalam Single

    Window yang cepat dan akurat mampu menjamin pembayaran kepada

  • Universitas Indonesia

    11

    pejabat-pejabat pemerintah dan lembaga untuk tugas-tugas yang diperlukan.

    Sebuah sistem Single Window juga menyediakan informasi up-to-date

    mengenai prosedural hukum, tarif dan persyaratan dan akan mengurangi

    kesalahan yang tak disengaja dan meningkatkan kepatuhan komunitas bisnis.

    Di samping itu, koleksi dan koordinasi dari informasi serta dokumentasi

    perdagangan melalui Single Window akan mengurangi penggunaan

    sumberdaya manusia dan sumber daya keuangan, memungkinkan pemerintah

    untuk kembali mengerahkan sumber daya yang sebelumnya digunakan untuk

    tugas-tugas administrasi kepada bidang-bidang lain yang lebih besar dan

    penting.

    Beberapa manfaat bagi pemerintah yang menerapkan sistem Single Window

    dapat disimpulkan sebagai berikut.

    Penyebaran sumber daya yang lebih efektif dan efisien.

    Ketepatan (dan juga peningkatan) hasil penerimaan negara

    Meningkatkan kepatuhan pedagang, importir dan eksportir terhadap

    aturan-aturan perijinan dan kepabeanan.

    Peningkatan keamanan

    Peningkatan integritas dan transparansi

    b. Manfaat Bagi Pengguna jasa

    Manfaat utama bagi masyarakat perdagangan adalah bahwa sebuah Single

    Window dapat menyediakan satu entry point untuk penyerahan informasi dan

    dokumentasi yang diperlukan kepada semua lembaga pemerintah yang terlibat

    dalam kegiatan dan prosedur ekspor, impor atau transit.

    Saat sistem Single Window diterapkan, ia memungkinkan pemerintah untuk

    memproses pengiriman informasi, dokumen dan biaya, lebih baik, cepat dan

    lebih akurat, sehingga pengusaha mendapatkan manfaat dari percepatan

    cargo-clearance dan cargo-release itu, memungkinkan mempercepat rantai

  • Universitas Indonesia

    12

    pasokan (supply chains). Disamping itu, peningkatan transparansi dan

    prediktabilitas dapat mengurangi potensi perilaku korup dari sektor publik dan

    swasta.

    Jika Single Window berfungsi sebagai satu titik pusat akses informasi terbaru

    mengenai aturan perdagangan saat ini, peraturan dan persyaratan kepatuhan,

    ini akan menurunkan biaya transaksi administrasi perdagangan dan

    mendorong kepatuhan komunitas bisnis yang lebih besar.

    Beberapa manfaat bagi pengguna jasa dapat disimpulkan sebagai berikut.

    - Pemotongan biaya melalui pengurangan waktu keterlambatan proses.

    - Faster clearance dan release

    - Aplikasi dapat mudah diprediksi dan jelas secara aturan (kepastian hukum).

    - Penggunaan sumber daya yang lebih efektif dan efisien.

    - Peningkatan transparansi

    2.4 Kunci Keberhasilan Penerapan Sistem Single Window

    Keberhasilan pengenalan dan pelaksanaan konsep Single Window,

    berdasarkan dokumen UNECE- UN/CEFACT (2005) bergantung pada beberapa

    pra-kondisi dan faktor-faktor keberhasilan yang berbeda antara satu negara

    dengan negara yang lain. Beberapa faktor keberhasilan tersebut antara lain;

    a. Komitmen bersama Adanya kemauan politik yang kuat baik oleh pemerintah dan maupun

    komunitas bisnis untuk menerapkan Single Window adalah salah satu faktor

    yang paling penting untuk meraih keberhasilan. Pencapaian ini membutuhkan

    kemauan politik yang tepat penyebarluasan informasi yang jelas dan tidak

    memihak pada tujuan tertentu, dampak yang ditimbulkan, manfaat dan

    kemungkinan hambatan dalam pembentukan Single Window. Ketersediaan

    sumber daya untuk membangun Single Window sering langsung berhubungan

    dengan tingkat kemauan politik dan komitmen terhadap proyek (UN/CEFACT,

    2006)

  • Universitas Indonesia

    13

    Ditingkat regional ASEAN, hal ini telah diwujudkan dengan disepakatinya

    Declaration ASEAN Concord II (Bali Concord II). Sedangkan pada tingkat

    nasional, komitmen pemerintah ini ditandai dengan membentuk Tim

    Persiapan NSW melalui Keputusan Menko Perekonomian nomor

    22/M.EKON/03/2006 dan dituangkan dalam program pengembangan sistem

    NSW pada kebijakan dan instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2006 dan

    Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 (Tim Persiapan NSW, 2007)

    b. Lead Agency yang kuat Terkait dengan adanya komitmen bersama, maka diperlukan satu

    organisasi/kelembagaan yang memiliki sumberdaya, kepemimpinan yang baik

    dan lintas sektoral serta mampu melihat setiap tahapan pengembangan.

    Organisasi ini harus memiliki dukungan politik yang sesuai, otoritas hukum,

    manusia dan sumber daya keuangan, dan hubungan dengan masyarakat bisnis.

    Selain itu, adalah penting untuk memiliki individu yang kuat dalam organisasi

    yang akan menjadi project champion.

    c. Kemitraan antara pemerintah dengan komunitas perdagangan Sistem Single Window merupakan sebuah model praktis bagi kerjasama

    antara lembaga perijinan pemerintah serta antara pemerintah dan komunitas

    perdagangan. Hal ini menghadirkan kesempatan yang baik bagi sebuah

    kemitraan publik-swasta dalam pembentukan dan pengoperasian sistem.

    Dampaknya, perwakilan dari semua masyarakat dan badan-badan sektor

    swasta yang relevan harus diundang untuk berpartisipasi dalam

    pengembangan sistem sejak dari awal yang mencakup partisipasi dalam semua

    tahap proyek, dari awal tujuan proyek pengembangan, analisis situasi, dan

    desain proyek. Keberhasilan utama dari sistem Single Window akan sangat

    bergantung pada keterlibatan, komitmen dan kesiapan masing-masing pihak

    tersebut, untuk memastikan bahwa sistem akan menjadi fitur yang melengkapi

    proses bisnis mereka.

  • Universitas Indonesia

    14

    d. Menetapkan batasan proyek dan obyektif dengan jelas Seperti halnya proyek yang lain, kejelasan menetapkan tujuan dan sasaran

    untuk sistem Single Window akan membantu memandu proyek melalui

    berbagai tahap pembangunan. Hal ini harus didasarkan pada analisis yang

    hati-hati kebutuhan, aspirasi dan sumber daya dari stakeholder kunci, dan juga

    pada infrastruktur dan pendekatan arus perdagangan dalam penyampaian

    informasi yang berhubungan dengan pemerintah. Seperti yang dinyatakan

    sebelumnya, analisis ini harus melibatkan semua stakeholder dari kedua pihak

    yaitu pemerintahan dan komunitas perdagangan. Sebuah sistem Single

    Window umumnya harus dianggap sebagai bagian dari strategi keseluruhan

    negara untuk meningkatkan fasilitasi perdagangan.

    e. Kemudahan antarmuka dan aksesibilitas Kemudahan akses juga merupakan faktor kunci bagi keberhasilan statu proyek

    Single Window. Petunjuk dan pedoman operasi yang komprehensif harus

    dibuat untuk pengguna. Helpdesk dan layanan dukungan pengguna, termasuk

    pelatihan, harus ditetapkan, terutama pada fase awal pelaksanaan proyek. Help

    Desk dapat menjadi alat yang berguna untuk mengumpulkan umpan balik

    informasi terhadap kesulitan dan hambatan dalam sistem. Informasi ini dapat

    menjadi hal yang berharga dalam pengembangan lebih lanjut.

    Hal yang sangat penting lainnya, menyangkut masalah kemudahan akses

    adalah peranan kapasitas ICT termasuk didalamnya adalah infrastruktur

    teknologi informasi disuatu wilayah.

    f. Penggunakan standarisasi dan rekomendasi Pelaksanaan sistem Single Window umumnya memerlukan harmonisasi dan

    keselarasan antara dokumen-dokumen dan data set perdagangan yang relevan.

    Untuk memastikan kompatibilitas dengan sistem dan aplikasi internasional

    lainnya, dokumen-dokumen dan data model harus didasarkan pada standar dan

    rekomendasi internasional. Hal ini berlaku juga bahkan jika sistem Single

  • Universitas Indonesia

    15

    Window dirancang untuk beroperasi tanpa menggunakan komunikasi data

    elektronik (PDE).

    Setiap kali pertukaran data elektronik terlibat, harmonisasi, penyederhanaan

    dan standarisasi dari semua data yang digunakan dalam perdagangan

    internasional merupakan persyaratan penting demi kelancaran pengoperasian

    secara otomatis sistem Single Window. Harmonisasi data yang digunakan

    dapat menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pelaksanaan Single Window

    secara.

    g. Identifikasi kemungkinan hambatan Terdapat kemungkinan bahwa semua pihak yang terlibat, baik dalam

    pemerintahan dan/atau komunitas perdagangan mungkin tidak menyambut

    pelaksanaan Single Window dengan baik. Dalam kasus ini, perhatian khusus

    harus diidentifikasi dan ditangani sedini mungkin dalam proyek.

    Mengidentifikasi hambatan harus dipertimbangkan secara individual, dengan

    mempertimbangkan situasi dan kebutuhan lokal. Jelas, biaya bisa menjadi

    kendala utama, tetapi ini harus diseimbangkan dengan manfaat masa depan.

    Masalah hukum (legalitas) juga merupakan masalah potensi hambatan penting

    lainnya.

    h. Strategi komunikasi Menetapkan mekanisme yang tepat untuk menjaga kemutakhiran informasi

    bagi semua pemangku kepentingan agar selalu selaras pada tujuan, sasaran,

    dan kemajuan sistem. Disamping itu juga penting kiranya untuk menciptakan

    kepercayaan dan menghindari kesalahpahaman yang dapat mengarah pada

    kehancuran sebuah proyek yang bagus sekalipun. Dalam konteks ini, adalah

    sangat penting untuk menangani harapan baik setiap stakeholder yang

    terlibat.

  • Universitas Indonesia

    16

    2.5 Kendala Penerapan Sistem Single Window

    Berdasarkan dokumen cetak biru (blueprint) sistem Indonesia National Single

    Window, Tim Persiapan INSW (2007) telah melakukan identifikasi terhadap

    beberapa-beberapa potensi kendala dalam penerapan Sistem Single Window di

    Indonesia.

    Beberapa kendala itu disebutkan sebagai berikut:

    a) Masih ada ego sektoral di masing-masing instansi terkait, yang lebih

    mengutamakan masalah otoritas dan kewenangan masing-masing daripada

    memandang sebagai suatu proses keseluruhan untuk kepentingan nasional.

    b) Masih ada keengganan untuk menyesuaikan dengan sistem yang

    dipersyaratkan oleh sistem NSW, sehingga akan menyulitkan integrasi dan

    kolaborasi sistem antar instansi terkait.

    c) Infrastruktur jaringan yang belum memadai, baik dari sisi ketersediaan

    maupun kelayakan jaringan, sehingga mempengaruhi strategi pengembangan

    dan implementasi.

    d) Masih banyak instansi yang melakukan pelayanan secara manual sehingga

    menyulitkan penggabungan kedalam sistem NSW.

    e) Sebagian besar instansi yang sudah mempunyai inhouse-system menggunakan

    standar data dan informasi sendiri-sendiri, sehingga diperlukan harmonisasi

    dan proses konversi data sesuai yang dipersyaratkan sistem NSW.

    f) Masih terdapat ketidakjelasan kewenangan dan mekanisme perijinan atas

    suatu komoditi impor/ekspor tertentu, sehingga menyulitkan pembakuan alur

    bisnis proses didalam sistem NSW.

  • Universitas Indonesia

    17

    2.6 Penelitian yang Telah Dilakukan Sebelumnya

    e-Government merupakan penggunaan teknologi informasi dalam rangka

    untuk meningkatkan akses dan penyampaian informasi dan pelayanan pemerintah

    kepada masyarakat serta untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan/atau

    kualitas operasional pemerintah (Wiktionary.org).

    Choudrie et. al (2004) menjelaskan bahwa implikasi e-Government di tingkat

    yang paling luas adalah terciptanya pemerintah yang lebih baik dengan

    memungkinkan hasil-hasil kebijakan yang lebih baik, layanan berkualitas tinggi,

    keterlibatan yang lebih besar dengan warga dan dengan meningkatkan output

    utama lainnya. Ada banyak manfaat yang cukup besar dari inisiatif e-Government

    termasuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi waktu yang digunakan pada

    tugas-tugas manual, cepat memberikan tanggapan secara online, dan peningkatan

    daya saing organisasi dalam organisasi sektor publik (Yttersad dan Watson 1996).

    Selain itu, membantu dalam membangun dan memperkuat kepercayaan antara

    pemerintah dan masyarakat. Oleh karena manfaat e-Government menjadi jelas,

    jumlah proyek e-Government di seluruh dunia telah meningkat sejak tahun 1996

    dari 3 sampai lebih dari 500 inisiatif nasional (Al-Kibsi et al. 2001).

    Namun demikian, upaya menumbuhkan komitmen pengguna dalam

    memanfaatkan layanan yang diberikan bukan suatu pekerjaan yang mudah. Tidak

    sedikit pemerintah melakukan upaya pemaksaan kepada pengguna untuk

    memanfaatkan layanan yang dibuat dalam bentuk mandatori sistem. Oleh karena

    itu, pemerintah perlu mengupayakan suatu strategi yang baik untuk agar sistem

    informasi yang dibangun diterima oleh pengguna dan berhasil dengan baik.

    Penelitian yang dilakukan oleh Linders (2006) menunjukan untuk mencapai

    suatu kondisi keberhasilan implementasi mandatori sistem informasi dibutuhkan

    konstruk persepsi manfaat (Perceived Usefulness) dan persepsi kemudahan

    penggunaan (Perceived Ease Of Use) sehingga mampu berpengaruh terhadap

    sikap (Attitude) pengguna yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap

    keberhasilan (IS Success) implementasi sistem informasi itu sendiri.

  • Universitas Indonesia

    18

    Jika berbicara penerimaan pengguna tentang layanan sistem informasi dan

    komunikasi yang diberikan oleh pemerintah merupakan sesuatu yang sangat

    menarik. Meskipun pada dasarnya layanan yang diberikan bersifat bebas biaya,

    namun tingkat kepuasan dan komitmen pengguna tidak dapat diraih secara

    maksimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Taiwan pada tahun 2006

    menunjukan bahwa hanya 36,79% dari responden survei telah menggunakan

    layanan elektronis (e-services) dan di antara ini hanya 44,38% yang puas dengan

    layanan e-government. Secara khusus, sebagian besar pengguna bisnis tidak puas

    dengan layanan e-government karena kurangnya interoperabilitas antara sistem

    informasi pemerintah (Chen & Chien, 2009).

    Saat ini layanan-layanan e-Government banyak yang berformat sebuah situs

    web. Menurut Muylee (2007), pengukuran kesuksesan sebuah situs web terdiri

    atas kondisi kepercayaan terhadap pemilik situs tersebut (Trust In Owner Site),

    kepuasaan pengguna (Satisfaction) dan komitmen pengguna. Tercapainya sebuah

    kondisi kepuasan pengguna (Satisfaction) menurut Muylee dibutuhkan suatu

    kondisi yang menyenangkan (Pleasure) pada saat akses ke layanan tersebut.

    Kondisi kepuasan pengguna inilah yang akhirnya berpengaruh terhadap komitmen

    pengguna dalam memanfaatkan layanan yang diberikan pada sebuah situs web.

    2.7 Portal Sistem Indonesia National Single Window

    Portal INSW merupakan salah satu bentuk layanan e-Government yang

    diberikan oleh pemerintah kepada stakeholder dalam rangka untuk

    mengakomodasi adanya kebutuhan proses customs release dan clearance of

    cargoes yang melibatkan banyak instansi yang memungkinkan terjadinya

    pertukaran data dan informasi dimana masing-masing instansi yang terlibat

    menyediakan dan mengakses informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan cetak biru

    INSW, Portal INSW merupakan sebuah sistem untuk melakukan integrasi

    informasi dengan memadukan alur proses informasi terkait antar sistem internal

    dari stakeholder yang terlibat secara otomatis.

  • Universitas Indonesia

    19

    Beberapa sistem yang terkait adalah:

    Sistem kepabeanan

    Sistem perijinan

    Sistem kepelabuhanan/kebandaraudaraan

    Sistem-sistem lain yang terkait.

    Portal INSW dalam operasionalnya dikelola oleh pemerintah beralamatkan di

    http://www.insw.go.id. Secara umum fungsi portal INSW terdiri dari 2 lapisan

    utama, yaitu:

    Penyampaian informasi (portal informasi), dimana semua informasi terkait

    dengan penerapan sistem dan layanan sistem INSW di Indonesia

    dipublikasikan. Portal informasi ini tidak membutuhkan hak akses.

    Portal layanan sistem INSW, berisi layanan untuk mengakses informasi lebih

    lanjut terkait dengan layanan customs releases dan clearance of cargoes dan

    sistem pelayanan perijinan di instansi terkait (related government agencies)

    2.8 Fungsi dan Fasilitas Portal INSW

    Terkait dengan integrasi informasi antar sistem internal secara otomatis

    tersebut maka fungsi-fungsi sistem dan fasilitas yang ada di Portal NSW yang

    disediakan adalah:

    a. Sebagai media untuk pertukaran data dan informasi (mediator) antar entitas

    atau sistem-sistem yang berkaitan dengan proses customs release and

    clearance of cargo.

    b. Sebagai translator data dan informasi antar entitas atau sistem-sistem yang

    berkaitan dengan proses customs release and clearance of cargoes, dimana

    fasilitas ini harus mampu menterjemahkan dan mengubah format

    (reformatting) data dan informasi ke dalam format yang dimengerti sistem

    NSW serta harus mampu memetakan data dan informasi ke dalam format

    database yang telah ada.

    c. Menyediakan workflow manager yang berfungsi mengatur manajemen data

    dan informasi untuk mengontrol pengajuan, pengambilan, pengubahan status,

  • Universitas Indonesia

    20

    pentahapan pengerjaan sampai dengan pemberian respon. Fasilitas ini juga

    berfungsi sebagai routing dokumen kepada sistem inhouse dimasing-masing

    entitas melalui berbagai protokol komunikasi dan format dokumen.

    d. Menyediakan fasilitas yang digunakan untuk melakukan pelacakan (track and

    trace) terhadap suatu dokumen. Fasilitas ini memungkinkan user melihat

    status dan tahapan penanganan dokumen masuk dan keluar dari suatu entitas

    ke entitas lain. Fasilitas ini harus mampu menyimpan historikal dokumen dari

    setiap proses dan subproses.

    e. Menyediakan fasilitas yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi

    dengan sistem global yaitu sistem ASEAN Single Window (ASW).

    f. Menyedikan mekanisme pengamanan jaringan dan enkripsi data dalam rangka

    pengamanan transaksi elektronik yang terjadi dalam portal NSW.

    g. Menyediakan sistem pelaporan dan statistik yang dibutuhkan entitas NSW

    terkait.

    Pengembangan portal NSW tidak meliputi pengembangan aplikasi inhouse di

    masing masing instansi terkait, yang menjadi tanggung jawab dari instansi yang

    bersangkutan. Portal NSW hanya menyediakan interface, translator atau

    exchange module untuk melakukan komunikasi data dan informasi antara portal

    NSW dengan aplikasi inhouse instansi terkait. Masing-masing instansi

    bertanggungjawab untuk menjamin bahwa aplikasi inhouse dapat menerima,

    memproses dan mengirimkan informasi ke dan dari interface Portal NSW.

    2.9 Konstruksi Penelitian

    Konstruk adalah abstraksi fenomena atau realitas yang diamati, baik berupa

    kejadian, proses, atribut, subyek atau obyek tertentu. Pada umumnya konstruk

    merupakan konsep-konsep yang lebih abstrak dengan makna tambahan yang

    sengaja diadopsi untuk keperlian ilmiah (Sitinjak et. al, 2006).

    Pada penelitian penulis mengajukan 6 konstruk sebagai variabel laten endogen

    dan variabel laten eksogen yang kemudian akan diestimasi, dianalisa dan dibahas

    pada bab-bab selanjutnya.

  • Universitas Indonesia

    21

    2.8.1 Content

    Content merupakan salah satu konstruk yang digunakan untuk mengukur dan

    mengevaluasi suatu website. Konstruk ini diambil sebab sistem yang akan dikaji

    berupa portal website yang digunakan oleh umum. Menurut Muylle et. al, (2007),

    ukuran-ukuran yang harus dipenuhi dalam mengevaluasi content adalah

    credibility, currentness, relevance dan sufficiently.

    Credibility adalah kepercayaan pengguna suatu sistem terhadap suatu website.

    Currentness mengacu bahwa informasi yang ada dalam website tersebut selalu

    baru atau dapat dikatakan bahwa informasi yang tedapat dalam website selalu

    diperbaharui (update). Selanjutnya, relevance diartikan bahwa website tersebut

    mempunyai nilai manfaat bagi penggunanya. Terakhir, sufficiently berarti website

    tersebut memiliki informasi lengkap sesuai yang dibutuhkan oleh pengguna.

    2.8.2 Organization

    Konstruk yang kedua dalam penelitian ini lebih menitikberatkan kepada

    pengukuran struktur dan tampilan suatu website. Muylle et. al (2007) menjelaskan

    bahwa dimensi dari organization adalah navigation, readibility, speed, design, dan

    interactivity.

    Navigation yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsistensi struktural

    dalam sebuah website yang memudahkan pengguna melakukan penjelajahan

    menu dan fasilitas yang disediakan oleh website tersebut. Sedangkan, readibility

    mengacu kepada kemudahan pengguna untuk membaca teks yang ditampilkan

    dalam sebuah website. Beberapa studi menunjukan bahwa membaca langsung

    pada layar monitor bisa jadi lebih lambat dan kurang akurat.

    Dimensi yang ketiga adalah speed yang mengacu kepada waktu yang

    dibutuhkan website tersebut menampilkan informasi pada saat pengguna

    mengaksesnya. Dimensi selanjutnya dari organization adalah design yang

    mengacu kepada tampilan yang menarik dari sebuah website. Dimensi ini

    mengakibatkan sebuah efek visual pada sebuah website. Interactivity adalah akses

  • Universitas Indonesia

    22

    website secara personal yang didapat oleh pengguna. Website akan melindungi

    hak akses bagi pengguna berhak saja.

    2.8.3 Technology

    Menurut Muylle et. al. (2007), konstruk technology mengacu kepada dua

    dimensi, yaitu reliability dan progressiveness.

    Reliability mengarah kepada persepsi pengguna bahwa website telah memiliki

    fungsi-fungsi teknis yang memadai, jarang terjadi error dan jarang terjadi

    gangguan teknis yang mengganggu kinerjanya.. Sedangkan yang dimaksud bahwa

    sebuah website dikatakan progresif jika memiliki fungsi dan teknologi yang cukup

    kaya dan modern seperti kemampuan pencarian data dan pengambilan keputusan

    bagi pengguna.

    2.8.4 Service Quality

    Service Quality adalah dukungan yang diberikan oleh penyedia layanan

    terlepas apakah itu penyedia jaringan telepon, bagian teknologi informasi atau

    penyedia jaringan Internet (DeLone and McLean, 2003). Konstruk ini dirasakan

    penting karena koalitas layanan yang buruk akan berimplikasi langsung terhadap

    kepuasan pengguna dalam menggunakan layanan. Pada institusi swasta akibatnya

    akan kehilangan pelanggan.

    Dimensi dari service quality, menurut DeLone adalah assurance, emphaty dan

    responsiveness. Assurance berarti adanya kepastian bahwa pengguna telah

    memiliki pengetahuan yang memadai untuk melakukan pekerjaannya. Sedangkan

    empathy (empati) didefinisikan sebagai ketertarikan yang jauh dari lubuk hati

    seorang pengguna sistem untuk menjalankan sistemnya. Kemudian dimensi yang

    terakhir, responsiveness diartikan bahwa pengguna mendapatkan tanggapan yang

    cepat dari penyedia akan kesulitan yang dihadapi oleh pengguna.

    Yang & Sim (2009) mengemukakan bahwa terdapat 5 faktor ukuran yang

    dapat digunakan dalam kualitas pelayanan, yaitu reliability, responsiveness,

  • Universitas Indonesia

    23

    assurance, empathy dan tangibility. Dalam penelitian ini, Service Quality akan

    diamati berdasarkan 3 indikator yang telah dikuatkan pada penelitian sebelumnya.

    2.8.5 User Satisfaction

    Menurut DeLone dan McLean (2003), yang dimaksud dengan user

    satisfaction atau kepuasan pengguna adalah suatu bentuk respon emosional yang

    dirasakan oleh pengguna berdasarkan pengalamannya dalam rangka melakukan

    pencarian informasi dan menggunakan layanan-layanan sistem informasi.

    Dimensi dari user satisfaction terdiri dari repeat purchase (pembelian berulang),

    repeat visit (kunjungan berulang) dan kepuasan terhadap layanan yang diberikan.

    Namun pada penelitian ini, indikator repeat purchase dikesampingkan. Hal ini

    dikarenakan pada portal INSW tidak terjadi proses pembelian.

    Cyert and March (1963) dalam Bergesen percaya bahwa jika pengguna

    menemukan sesuai dengan yang diharapkan maka akan terbentuk user satisfaction.

    Sebaliknya, jika pengguna tidak menemukan apa yang dibutuhkannya maka dia

    akan kecewa.

    User satisfaction merupakan salah satu faktor utama yang menentukan tingkat

    keberhasilan dari sebuah penerapan sistem informasi (Bailey and Pearson 1983

    dalam Sedera and Tan 2005). Oleh karena itu konstruk ini dipilih untuk

    ditambahkan dalam penelitian ini.

    2.8.6 Commitment

    Menurut Muylle et. al (2007), komitmen diartikan sebagai loyalitas pengguna

    sistem. Pengguna mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap sistem yang

    digunakan. Ia tak segan-segan untuk merekomendasikan web site yang digunakan

    kepada orang lain agar orang lain tersebut ikut serta menggunakannya. Pengguna

    yang loyal ditandai pula dengan adanya kesediaan membayar lebih terhadap

    layanan yang sedang digunakannya. Konstruk ini penulis usulkan masuk dalam

    penelitian ini terkait pencarian usulan alternatif pembiayaan oleh pengguna

    terhadap layanan-layanan premium yang akan ditawarkan dalam sistem INSW.

  • Universitas Indonesia

    24

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bab ini penulis akan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh pada

    penelitian ini. Secara garis besar, metodologi penelitian yang dilakukan dalam

    penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

    Gambar 3.1 Diagram Metodologi Penelitian

  • Universitas Indonesia

    25

    3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

    Saat ini penggunaan portal situs web National Single Window masih belum

    merupakan sesuatu yang diwajibkan bagi pengguna. Pengguna boleh saja tidak

    memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan oleh portal meskipun hal itu

    dimaksudkan untuk membantu kegiatan bisnis mereka.

    Oleh karena itu pada penelitian ini penulis ingin mengetahui sejauh mana

    tingkat penerimaan pengguna portal Indonesia National Single Window yang

    diukur dari tingkat kepuasan yang didapatkan selama menggunakan portal

    tersebut. Subyek populasi diambil dari pengguna sistem yang terdiri dari

    komunitas kepabeanan (importir dan perusahaan pengurusan jasa kepabeanan)

    yang sering melakukan transaksi dokumen impor pada Kantor Pelayanan Bea dan

    Cukai Tanjung Priok Jakarta.

    Teknik random sampling digunakan dalam penelitian ini, yaitu dimana semua

    individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi

    kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample. Teknik ini

    dipandang sebagai teknik sampling yang baik dalam penelitian (Narbuko et. al

    2008).

    Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 192 responden yang mewakili

    perusahaannya terbagi dalam jenis perusahaan importir dan perusahaan

    pengurusan jasa kepabeanan (PPJK), dianggap sudah cukup memenuhi syarat

    karena ukuran sampel yang disarankan untuk melakukan metode estimasi

    Maximum Likelihood adalah 100 200 sampel (Ghozali & Fuad, 2005)

  • Universitas Indonesia

    26

    3.2 Pembuatan Kuisioner

    Setelah konstruk penelitian terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah

    menerjemahkan konstruk-konstruk penelitian tersebut kedalam sebuah

    pertanyaan-pertanyaan kuisioner. Kuisioner ini berisi daftar pertanyaan yang

    dibuat oleh penulis untuk mengetahui pengaruh antara konstruk (1) Content, (2)

    Organization, (3) Technology, (4) Service Quality terhadap kepuasan dan

    komitmen pengguna terhadap portal Indonesia National Single Window dari

    responden tersebut.

    Kuisioner disusun menggunakan skala Likert antara 1 7. Nilai terendah

    sampai nilai tertinggi dari skala Likert berarti (1) sangat tidak setuju, kemudian

    (2) tidak setuju, (3) kurang setuju, (4) netral, (5) agak setuju, (6) setuju dan (7)

    sangat setuju.

    Responden diharapkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner ini

    dengan benar sehingga akan didapatkan data yang akurat dengan keadaan yang

    sesungguhnya.

    3.3 Pengumpulan Data

    Setelah kuisioner selesai dibuat langkah berikutnya adalah pengumpulan data

    yang dilakukan pada bulan November 2009. Pengumpulan data dilakukan

    sebelum dilakukannya launching portal INSW tahap ke-5 yang rencananya akan

    dilaksanakan di Istana Negara oleh Bapak Presiden Republik Indonesia pada

    minggu ke-tiga bulan Januari 2010.

    Pengumpulan data dilakukan oleh penulis dengan pembuatan form kuisioner

    secara online. Form tersebut menggambarkan beberapa variabel amatan dalam

    skala Likert. Selanjutnya, penulis mencari data pengguna portal Sistem Indonesia

    National Single Window (INSW) yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya

    yang didapatkan dari database user melalui Tim Pelaksana Teknis. Secara

    keseluruhan data pengguna portal INSW di wilayah Jakarta dan sekitarnya

    didapatkan sejumlah 1131 pengguna. Dari sejumlah data tersebut, kemudian di

    validasi berdasarkan keaktifan dari alamat emailnya sejumlah 933 email.

  • Universitas Indonesia

    27

    Langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengirimkan email

    undangan mengisi kuisioner online yang sudah dibuat sebelumnya kepada

    pengguna tervalidasi tersebut. Data responden yang telah mengisi form kuisioner

    online hingga batas yang telah ditentukan sebanyak 192 pengguna yang terdiri

    atas 131 pengguna mewakili kategori perusahaan Importir dan 61 pengguna dalam

    kategori Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK). Data ini menurut

    penulis sudah mencukupi dan mewakili untuk dapat dianalisa dan dibahas lebih

    lanjut dalam penelitian ini.

    3.4 Analisa Data dan Pengujian Hipotesis

    Analisa data mentah yang dikumpulkan dengan cara kuisioner dilakukan

    dengan menggunakan teknik Structural Equation Modelling.

    3.4.1 Definisi Structural Equation Modelling

    Struktural Equation Modelling (SEM) adalah suatu teknik statistik yang

    digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam

    bentuk model-model sebab akibat. SEM sebenarnya merupakan teknik hibrida

    yang meliputi aspek-aspek penegasan (confirmatory) dari analisis faktor, analisis

    jalur dan regresi yang dapat dianggap sebagai kasus khusus SEM.

    Teknik Structural Equation Modelling (SEM) seperti halnya LISREL adalah

    teknis analisa data generasi kedua (Bagozzi and Fornell, 1982) yang digunakan

    untuk menguji tingkatan riset sistem informasi yang direkomendasikan sebagai

    analisa statistik berkualitas tinggi. Hal ini dapat dikatakan bahwa mereka menguji

    kesimpulan dengan statistik melalui cara yang benar (Cook and Campbell, 1979)

    Berbeda dengan teknik statistik generasi sebelumnya seperti regresi, SEM

    memungkinkan bagi peneliti untuk menjawab suatu pertanyaan riset yang saling

    berkaitan secara tunggal, sistematis dan komprehensif menggunakan pemodelan

    antara berbagai konstruk yang independen dan dependen secara simultan (Gerbing

    dan Anderson, 1988).

    Kemampuan untuk melakukan analisa secara simultan inilah yang

    membedakan dengan generasi pertama, yaitu model regresi linear, LOGIT,

  • Universitas Indonesia

    28

    ANOVA (analysis of variance) dan MANOVA (multivariate analysis of

    variance) yang hanya dapat menganalisa hanya satu lapisan dari hubungan

    diantara variabel independen dan dependen pada satu waktu (Gefen et. al, 2000)

    Model persamaan struktural (SEM) pada dasarnya memiliki dua tujuan utama

    dalam analisisnya, yaitu menentukan apakah suatu model masuk akal atau sesuai

    berdasarkan data yang dimiliki serta menguji berbagai hipotesis yang telah

    dibangun sebelumnya (Ghozali & Fuad, 2005)

    3.4.2 Keuntungan Menggunakan SEM

    Menurut Dion (2008), beberapa keuntungan menggunakan Structural

    Equation Modelling diantaranya:

    a. SEM dapat membuat perkiraan semua koefisien dalam model secara simultan.

    Sehingga dengan demikian, dapat dengan mudah melakukan penilaian arti dan

    kekuatan hubungan tertentu dalam konteks model lengkap.

    b. Pada sebuah model yang multivariat dimana banyak variabel independen

    dalam satu hubungan, model menjadi tergantung dengan hubungan yang lain.

    Regresi tidak dapat menangani ini dengan sangat baik dan memerlukan

    penggunaan regresi hirarkis.

    c. Multi-co linearitas merupakan sebuah masalah di dalam regresi ganda. Dalam

    SEM multi co-linearitas dapat dimodelkan dan dinilai. Saat menggunakan

    SEM, hubungan antara prediktor variabel dapat dimodelkan. Apakah koefisien

    antara prediktor dan variabel dependen bersifat derivatif parsial. Sehingga

    pengaruh satu prediksi lain tetap konstan ketika memperkirakan prediksi-relasi

    ketergantungan. Hal ini akan menghasilkan prediksi yang lebih valid

    tergantung pada koefisien.

    d. Saat menggunakan variabel laten dalam SEM, kesalahan pengukuran

    dihilangkan dan sehingga dengan demikian akan diperoleh koefisien yang

    lebih valid.

  • Universitas Indonesia

    29

    Selain itu, salah satu manfaat dari SEM adalah kapasitasnya untuk

    menampung uji variance (asumsinya bahwa pada variabel regresi yang diukur

    tanpa kesalahan). Peneliti dapat memodelkan error kemudian dihubungkan

    dengan variabel dependen yang diuji dan variabel laten dengan dua cara. Pilihan

    pertama adalah mengestimasi setiap variance untuk setiap error, ketika error pada

    variabel dependen nilainya 1.0 (tergantung program perangkat lunaknya). Hasil

    dari estimasi parameter menunjukkan error variance. Standarisasi istilah error dan

    mengestimasi parameter yang menghadirkan dan memuat indikator (Weston &

    Gore, 2006)

    3.4.3 Variabel-Variabel dalam SEM

    Pada saat melakukan observasi terhadap obyek penelitian (seringkali disebut

    dengan unit amatan), tentunya perlu ditentukan karakter yang akan diobservasi

    dari unit amatan yang disebut variabel. Variabel adalah karakteristik unit amatan

    yang menjadi perhatian yang nilainya dimungkinkan bervariasi antar satu unit

    amatan dengan unit amatan yang lain. Variabel merupakan jabaran dari sebuah

    konstruk yang bersifat abstrak menjadi sebuah karakter yang dapat diuji.

    Variabel-variabel pada penelitian ini dapat dibedakan menjadi variabel laten

    dan variabel teramati.

    3.4.3.1 Variabel Laten

    Variabel laten (Latent Variables) yang disingkat dengan LV adalah variabel

    yang diukur dari indikator. Prosesnya adalah paralel untuk memperoleh faktor

    pada analisis faktor (Dion, 2008). Variabel laten terdiri atas variabel laten eksogen

    dan variabel laten endogen.

    Variabel laten eksogen digambarkan oleh sebuah lingkaran atau elips dimana

    semua anak panahnya menuju keluar yaitu suatu konstruk yang bertindak sebagai

    penyebab untuk konstruk yang lain pada sebuah model diagram jalur.

    Sedangkan variabel laten endogen digambarkan dalam sebuah lingkaran atau

    elips dimana paling sedikit ada satu anak panah yang masuk menuju lingkaran

  • Universitas Indonesia

    30

    yaitu suatu konstruk yang bergantung pada variabel lain atau variabel luar yang

    paling tidak memiliki satu hubungan sebab akibat (Gefen et. al, 2000)

    Notasi matematik dari variabel laten eksogen adalah (ksi) dan variabel laten endogen ditandai dengan huruf Yunani (eta).

    Pada penelitian ini yang bertindak sebagai variabel laten eksogen adalah

    Content, Organization, Technology dan Service Quality. Sedangkan yang

    bertindak sebagai variabel laten endogen adalah User Satisfaction dan

    Commitment.

    3.4.3.2 Variabel Teramati

    Variabel teramati (observed variable) atau variabel terukur (measured

    variable, disingkat MV) adalah variabel yang dapat diamati atau dapat diukur

    secara empiris dan seringkali disebut sebagai indikator. (Wijanto, 2008). Variabel

    teramati merupakan efek atau ukuran dari variabel laten. Pada metode survei

    dengan menggunakan kuisioner, setiap pertanyaan pada kuisioner mewakili

    sebuah variabel teramati.

    Variabel teramati yang berkaitan atau merupakan efek dari variabel eksogen

    (ksi) diberi notasi matematik dengan label X, sedangkan yang berkaitan dengan variabel laten endogen (eta) diberi label Y. Diluar itu, tidak ada perbedaan fundamental diantara keduanya dan suatu ukuran dengan label X dalam satu

    model bisa diberi label Y pada model yang lain.

    Pemberian nama variabel teramati pada diagram lintasan bisa mengikuti notasi

    matematiknya (X dan Y) atau nama/kode dari pertanyaan-pertanyaan kuisioner.

    Pada penelitian ini, terdapat 19 variabel teramati yang terdiri dari 14 variabel

    dengan label X dan 5 variabel dengan label Y.

    3.4.4 Model-Model dalam SEM

    Model adalah ringkasan teori yang seringkali dinyatakan dalam formulasi

    matematika. Model menggambarkan hubungan pokok antara variabel-variabel

  • Universitas Indonesia

    31

    yang menjadi perhatian. Suatu model dikatakan baik bila mampu menjelaskan

    fenomena yang sebenarnya dengan kesalahan yang kecil. Munculnya komponen

    kesalahan merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari mengingat dalam realita

    kejadian yang sebenarnya sangat kompleks sedangkan model hanya berupaya

    menjelaskan hubungan pokoknya saja. (Sitinjak, et. al, 2006).

    Dalam SEM dikenal 3 jenis model, yaitu model struktural (structural model),

    model pengukuran (measurement model) dan model hibrid (full SEM model)

    yang merupakan gabungan model struktural dan model pengukuran.

    3.4.4.1 Model Struktural

    Model struktural menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara

    variabel-variabel laten. Hubungan-hubungan ini umumnya linier meskipun

    perluasan SEM memungkinkan untuk mengikutsertakan hubungan non-linier.

    Sebuah hubungan diantara variabel-variabel laten serupa dengan sebuah

    persamaan regresi linier diantara variabel-variabel laten tersebut. Beberapa

    persamaan regresi linier tersebut membentuk sebuah persamaan simultan variabel-

    variabel laten (Wijanto, 2008).

    Parameter yang menunjukan regresi variabel laten endogen pada variabel laten

    eksogen diberi label (gamma) sedangkan untuk regresi variabel laten endogen pada pada variabel laten endogen yang lain diberi label (beta).

    3.4.4.2 Model Pengukuran

    Pengguna SEM paling sering menghubungkan variabel laten dengan variabel-

    variabel yang teramati melalui model pengukuran yang berbentuk analisis faktor.

    (Wijanto, 2008)

    Model pengukuran (measurement model) adalah suatu model yang

    mengijinkan para peneliti untuk mengevaluasi seberapa baik variabel yang mereka

    kombinasikan untuk mengidentifikasikan hal-hal yang mendasar/pokok suatu

  • Universitas Indonesia

    32

    konstruk hipotesa. Model pengukuran dalam SEM memanfaatkan Confirmatory

    Factor Analysis (CFA) model. Semua asosiasi di antara variabel laten adalah

    unanalyzed association. Disamping itu dimungkinkan pula terjadinya korelasi

    antara errors (unanalyzed association) dari variabel-variabel teramati (Sitinjak et.

    al, 2006)

    3.4.5 Kesalahan-kesalahan dalam SEM

    Model persamaan struktural akan selalu memiliki variabel-variabel atau

    indikator yang tidak dapat teramati dengan sempurna. Variabel-variabel yang

    tidak dapat diamati dengan sempurna ini perlu adanya penambahan suatu

    komponen yang dapat mewakili kesalahan pengukuran dalam model persamaan

    struktural tersebut.

    Pada model persamaan struktural terdapat dua hal kesalahan yaitu kesalahan

    struktural (structural error) dan kesalahan pengukuran (measurement error).

    Berikut akan dibahas masing-masing kesalahan tersebut.

    3.4.5.1 Kesalahan Struktural

    Pada umumnya pengguna SEM tidak berharap bahwa variabel bebas dapat

    memprediksi secara sempurna variabel terikat, sehingga dalam suatu model

    biasanya ditambahkan komponen kesalahan struktural. Kesalahan struktural ini

    diberi label dengan huruf Yunani (zeta). Untuk memperoleh estimasi parameter yang konsisten, kesalahan struktural ini diasumsikan tidak berkorelasi

    dengan variabel-variabel eksogen dari model. Meskipun demikian, kesalahan

    struktural bisa dimodelkan berkorelasi dengan kesalahan struktural yang lain.

    3.4.5.2 Kesalahan Pengukuran

    Dalam SEM indikator-indikator atau variabel-variabel teramati tidak dapat

    secara sempurna mengukur variabel laten terkait. Untuk memodelkan

  • Universitas Indonesia

    33

    ketidaksempurnaan ini dilakukan penambahan komponen yang mewakili

    kesalahan pengukuran ke dalam SEM. Komponen kesalahan pengukuran yang

    berkaitan dengan variabel teramati X diberi label dengan huruf Yunani (delta), sedangkan yang berkaitan dengan varabel Y diberi label dengan huruf

    Yunani (epsilon). Kesalahan pengukuran boleh berkovari satu sama lain, meskipun demikian

    secara default mereka tidak berkovari satu sama lain. Matrik kovarian dari diberi tanda dengan huruf Yunani (theta delta) dan secara default adalah matrik diagonal. Hal ini berlaku sama untuk kesalahan pengukuran yang matrik kovariannya adalah (theta epsilon) dan merupakan matrik diagonal secara default.

    Secara konseptual, hampir semua pengukuran mempunyai komponen

    kesalahan yang terkait. Meskipun demikian, ketika sebuah variabel laten hanya

    direfleksikan/diukur oleh sebuah variabel teramati tunggal, maka estimasi nilai

    kesalahan pengukuran terkait sukar/tidak mungkin dilakukan.

    3.4.6 Prosedur Structural Equation Modelling

    Prosedur SEM secara umum akan mengandung 5 tahapan yaitu (1) model

    spesification, (2) identification, (3) estimation, (4) testing fit dan (5)

    respecification (Bollen dan Long, 1993 dalam Wijanto, 2008).

    3.4.6.1 Spesifikasi Model (model spesification)

    Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan struktural,

    sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini diformulasikan berdasarkan suatu

    teori atau penelitian sebelumnya. Selanjutnya dari teori-teori tersebut, dibuat

    sebuah hipotesis sehingga menjadi dasar untuk membuat sebuah model dan

    mengembangkannya antara variabel-variabel laten beserta indikator-indikatornya.

    Hoyle (1998) mengatakan bahwa analisis tidak akan dimulai sampai peneliti

    menspesifikasi sebuah model yang menunjukan hubungan diantara variabel-

  • Universitas Indonesia

    34

    variabel yang dianalisis. Melalui langkah-langkah dibawah ini, peneliti dapat

    memperoleh model yang diinginkan:

    a. Spesifikasikan model pengukuran Langkah awal dari spesifikasi model pengukuran adalah melakukan

    pendefinisian dari variabel-variabel laten yang ada di dalam penelitian.

    Variabel laten endogen pada penelitian ini disebut dengan ETA yang

    dinyatakan dengan huruf Yunani yaitu . Terdapat dua variabel endogen dalam penelitian ini yaitu User Satisfaction yang dinyatakan dengan 1 dan variabel endogen kedua adalah Commitment yang dinyatakan dengan 2. Selanjutnya adalah variabel laten eksogen yang dapat dibaca dengan KSI dan

    dinyatakan dengan notasi . Terdapat empat variabel laten eksogen yaitu Content yang dinyatakan dengan 1, kemudian Organization yang dinyatakan dengan 2, selanjutnya Technology yang dinyatakan dengan 3 dan variabel terakhir yaitu Service Quality yang dinyatakan dengan 4.

    Langkah selanjutnya dari proses spesifikasi model pengukuran adalah

    mendefinisikan variabel-variabel amatan dari masing-masing variabel laten

    tersebut. Pada penelitian ini, terdapat 19 variabel teramati yang terdiri dari 14

    variabel dengan label X atau label yang lain dan 5 variabel dengan label Y

    atau label yang lain. Variabel amatan merupakan pernyataan-pernyataan yang

    diajukan kepada responden yang dapat dilihat pada lampiran 1.

    Langkah berikutnya dari proses spesifikasi model pengukuran adalah

    mendefinisikan hubungan antara setiap variabel laten dengan variabel-variabel

    teramati yang terkait. Pada penelitian ini, X1, X2, X3 dan X4 merupakan

    indikator/variabel teramati dari variabel laten eksogen Content. Kemudian X5,

    X6, X7, X8 dan X9 merupakan indikator atau variabel amatan dari variabel

    laten eksogen Organization. Sedangkan X10 dan X11 merupakan variabel

    amatan dari variabel laten eksogen Technology. Selanjutnya X12, X13 dan X14

    adalah variabel amatan dari variabel laten eksogen Service Quality. Pada

    variabel laten endogen User Satisfaction yang berperan sebagai

  • Universitas Indonesia

    35

    indikator/variabel amatan adalah Y1, Y2 dan Y3. Kemudian pada variabel

    endogen Commitment yang bertindak sebagai variabel amatan adalah Y4 dan

    Y5.

    Berikut adalah persamaan dan kesalahan-kesalahan pengukuran pada variabel-

    variabel amatan yang terjadi.

    Variabel laten eksogen Content (1) X1 = X11C + 1 .............................................................. (1) X2 = X21C + 2 .............................................................. (2) X3 = X31C + 3 .............................................................. (3) X4 = X41C + 4 .............................................................. (4)

    Variabel laten eksogen Organization (2) X5 = X52 O + 5 .............................................................. (5) X6 = X62 O + 6 .............................................................. (6) X7 = X72 O + 7 .............................................................. (7) X8 = X82 O + 8 .............................................................. (8) X9 = X92 O + 9 .............................................................. (9)

    Variabel laten eksogen Technology (3) X10 = X103 T + 10 ........................................................... (10) X11 = X113 T + 11 ........................................................... (11)

    Variabel laten eksogen Service Quality (4) X12 = X124 SQ + 12 .........................................................(12) X13 = X134 SQ + 13 .........................................................(13) X14 = X144 SQ + 14 .........................................................(14)

    Variabel laten endogen User Satisfaction (1) Y1 = Y11 US + 1 ............................................................ (15) Y2 = Y21 US + 2 ............................................................ (16)

  • Universitas Indonesia

    36

    Y3 = Y31 US + 3 ............................................................ (17)

    Variabel laten endogen Commitment (2) Y4 = Y42 US + 4 ............................................................ (18) Y5 = Y52 US + 5 ............................................................ (19)

    b. Spesifikasikan model struktural Setelah melakukan spesifikasi dari model pengukuran, maka langkah

    selanjutnya adalah melakukan spesifikasi model struktural. Pada langkah ini,

    penulis melakukan pendefinisian hubungan kausal yang terjadi diantara

    variabel-variabel laten tersebut. Hubungan kausal ini diambil berdasarkan

    teori pada penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya.

    c. Gambar path diagram dari model hybrid Diagram ini merupakan kombinasi model pengukuran (measurement model)

    dan struktural (structural model). Pada tahapan ini penulis akan

    menggambarkan hipotesis yang telah dibuat dalam tahap konseptualisasi

    model sebelumnya. Menurut Weston et. al (2006), SEM itu seperti analisa

    faktor dan analisa jalur. Tujuan SEM adalah adalah suatu analisa yang

    menyediakan kesimpulan parsimonious (hemat) hubungan dengan hubungan

    yang lain diantara variabel (Kahn, 2006)

    Pembuatan diagram jalur akan memudahkan kita memahami hipotesis yang

    telah dibangun sebelumnya sehingga peneliti dapat melihat secara keseluruhan

    hipotesis yang telah dibangun juga dapat melihat secara keseluruhan hipotesis

    yang telah dibangun juga dapat melihat variabel-variabel endogen, eksogen

    serta error atau kesalahan-kesalahan pada persamaan tersebut.

    3.4.6.2 Identifikasi (identification)

    Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya

    suatu nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan

    kemungkinan tidak ada solusinya. Pada tahapan ini dimaksudkan untuk menjaga

  • Universitas Indonesia

    37

    agar model yang dispesifikasikan bukanlah model yang under-identified atau

    unidentified.

    a. Jenis-jenis Identifikasi Pada persamaan simultan terdapat tiga kemungkinan identifikasi, yaitu under-

    identified, just-identified atau over-identified.(Sitinjak, 2005)

    Under-identified model adalah model dimana jumlah paramater yang

    diestimasi lebih besar dari jumlah data yang diketahui. Pada kondisi under-

    identified model yang dispesifikasikan tidak memiliki penyelesaian yang unik.

    Sebagai gambaran sederhana dari under-identified ini adalah persamaan X + Y

    = 10, karena kita hanya memiliki 1 buah data, sedangkan nilai variabel yang

    dicari ada 2 buah, maka persamaan tersebut tidak memiliki solusi yang unik.

    Nilai X bisa banyak dan bisa diambil berapa saja, sedangkan nilai Y adalah

    10-X. Demikian j