tesis_irwan suprayitno 0706308162_ - kajian penerimaan sistem insw.pdf
TRANSCRIPT
-
UNIVERSITAS INDONESIA
KAJIAN PENERIMAAN SISTEM INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW)
TESIS
IRWAN SUPRAYITNO 0706308162
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA DESEMBER 2009
-
UNIVERSITAS INDONESIA
KAJIAN PENERIMAAN SISTEM INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW)
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Teknologi Informasi
IRWAN SUPRAYITNO 0706308162
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA DESEMBER 2009
-
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah dinyatakan dengan benar.
Nama : IRWAN SUPRAYITNO
NPM : 0706308162
Tandatangan :
Tanggal :
-
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh, Nama : IRWAN SUPRAYITNO NPM : 0706308162
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul Tesis : Kajian Penerimaan Sistem Indonesia National Single Window (INSW)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Ir. Dana Indra Sensuse, MLIS, PhD ( )
Penguji : Prof, Dr, Ir. Aniati Murni Arymurthy, M.Sc
( )
Penguji : Dr. Ir. Eko Kuswardono Budiardjo, M.Sc
( )
Ditetapkan di
: Jakarta
Tanggal :
-
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
limpahan rahmat dan petunjuk dari-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tesis yang berjudul Kajian Penerimaan Sistem Indonesia National Single
Window. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister
Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang baik secara langsung maupun
tak langsung telah memberikan bantuan dan dukungan selama penyusunan tesis
ini, antara lain:
1. Bapak Ir. Dana Indra Sensuse, MLIS, Ph.D yang telah memberikan
kesabarannya dalam membimbing penulis dalam mengerjakan tesis ini.
2. Ibu Prof, Dr, Ir. Aniati Murni Arymurthy, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Eko
Kuswardono Budiardjo, M.Sc selaku penguji dalam sidang tesis ini.
3. Bapak Susiwijono, Bapak Muwasiq M. Noor, Bapak Yan Inderayana, Sdri.
Dewi Sinta Marina dan seluruh rekan-rekan di Tim Teknis Pembangunan
Sistem Indonesia National Single Window yang telah banyak memberikan
masukan dan saran selama penyusunan tesis ini.
4. Seluruh dosen dan staf administrasi, perpustakaan yang telah memberikan
ilmu, dukungan dan kemudahan kepada penulis dalam pengumpulan
referensi.
5. Keluarga tercinta, orang tua, istri dan anak-anak yang banyak berkorban
sehingga penulis mudah menjalani masa-masa kuliah dan penulisan tesis ini.
6. Elsy Rahajeng dan rekan-rekan mahasiswa MTI UI seangkatan serta para
sahabat yang banyak memberikan semangat dan bertukar pendapat selama
penyusunan tesis ini.
-
ii
7. Seluruh pengguna sistem INSW yang telah bersedia menjadi responden dan
mengisi kuisioner yang disampaikan penulis.
Akhirnya penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini dapat
berguna bagi semua pihak yang berkepentingan dan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu di masa mendatang.
Jakarta, 5 Januari 2010
Penulis
-
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Irwan Suprayitno NPM : 0706308162 Departemen : Magister Teknologi Informasi Fakultas : Fakultas Ilmu Komputer Jenis Karya : Tesis Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya saya yang berjudul:
Kajian Penerimaan Sistem Indonesia National Single Window (INSW) Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 5 Januari 2010
Yang menyatakan, Irwan Suprayitno
-
Universitas Indonesia iv
ABSTRAK
Nama : Irwan Suprayitno Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul : Kajian Penerimaan Sistem Indonesia National Single Window
(INSW)
Sistem Indonesia National Single Window (INSW) merupakan salah satu
flagship pemerintah untuk mendukung kelancaran proses arus dokumen dan arus
barang ekspor dan impor di dalam negeri. Sistem ini mempunyai 3 konsep dasar
yaitu: single submission of data and information, single and synchronous
processing of data and information dan single decision-making for customs
release and clearance of cargoes. Kedepan, dalam skala regional sistem INSW
diharapkan mampu mendukung percepatan pengurusan arus barang dan arus
dokumen kepabeanan di lingkup ASEAN yang dikenal dengan Asean Single
Window (ASW).
Penelitian ini dianggap penting oleh penulis sebab digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat penerimaan pengguna sistem yang terdiri atas
importir dan PPJK terhadap sistem INSW saat ini. Pada penelitian ini, penulis
menggunakan model persamaan struktural (Structural Equation Modeling).
Pengumpulan data menggunakan metode random sampling dengan melibatkan
192 responden dari kalangan importir dan PPJK yang berada di wilayah Jakarta
dan sekitarnya. Variabel laten dalam penelitian terdiri atas Content, Organization,
Technology, Service Quality, User Satisfaction dan Commitment. Variabel-
variabel tersebut digunakan untuk meneliti 5 hipotesis yang diajukan oleh penulis.
Hasil dari penelitian ini adalah diterimanya variabel laten eksogen
Organization dan Service Quality yang mempengaruhi User Satisfaction dan
Commitment pengguna sistem INSW.
Kata kunci: structural equation modelling, user acceptance model, insw
ix+102 halaman; 8 gambar; 20 tabel; 13 lampiran Daftar Pustaka: 5 (1963 2009)
-
Universitas Indonesia v
ABSTRACT
Name : Irwan Suprayitno Study Program : Masters in Information Technology Title : Study on Acceptance of Indonesia National Single Window
(INSW) System
Indonesia National Single Window (INSW) system is one of the
governments flagship to support smooth process flow and document flow of
export and import goods in Indonesia. This system has 3 basic concept: single
submission of data and information, single and synchronous processing of data
and information, and single decision-making for customs release and clearance of
cargoes. Looking ahead, at the regional level INSW system is expected to support
the acceleration of current goods and customs documents process in ASEAN
which is known as the Asean Single Window (ASW).
Author consider the importance of this research because of the assumption
on how to know far the level of user acceptance of a system consisting of
importers and customs broker nowadays. In this study, author used Structural
Equation Modeling (SEM). Data collection is through using random sampling
method involving 192 respondents from among importers and customs broker
located in Jakarta and surrounding areas. Latent variables in this study consist of
Content, Organization, Technology, Service Quality, User Satisfaction and
Commitment are used to examine 5 hypotheses proposed by author.
The results of this study is the acceptance of exogenous latent variables
Service Quality and Organization that affect User Satisfaction and Commitment
of INSW system users.
Keywords: structural equation modeling, user acceptance model, insw ix + 102 pages, 8 figures; 20 tables; 13 attachments Bibliography: 5 (1963 - 2009)
-
Universitas Indonesia vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i ABSTRAK ............................................................................................................. iv ABSTRACT............................................................................................................ v DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 2 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 2 1.4 Hipotesis Penelitian......................................................................... 3 1.5 Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 4 1.6 Signifikansi Penelitian .................................................................... 4 1.7 Sistematika Penulisan ..................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................... 7
2.1 Definisi Sistem Single Window...................................................... 7 2.2 Model-model Sistem Single Window ............................................. 8 2.3 Manfaat Penerapan Sistem Single Window.................................. 10 2.4 Kunci Keberhasilan Penerapan Sistem Single Window ............... 12 2.5 Kendala Penerapan Sistem Single Window.................................. 16 2.6 Penelitian yang Telah Dilakukan Sebelumnya ............................. 17 2.7 Portal Sistem Indonesia National Single Window........................ 18 2.8 Fungsi dan Fasilitas Portal INSW................................................. 19 2.9 Konstruksi Penelitian .................................................................... 20
2.8.1 Content .............................................................................. 21 2.8.2 Organization...................................................................... 21 2.8.3 Technology........................................................................ 22 2.8.4 Service Quality.................................................................. 22 2.8.5 User Satisfaction ............................................................... 23 2.8.6 Commitment...................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 24
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 25 3.2 Pembuatan Kuisioner .................................................................... 26 3.3 Pengumpulan Data ........................................................................ 26 3.4 Analisa Data dan Pengujian Hipotesis .......................................... 27
3.4.1 Definisi Structural Equation Modelling ........................... 27 3.4.2 Keuntungan Menggunakan SEM ...................................... 28 3.4.3 Variabel-Variabel dalam SEM.......................................... 29 3.4.4 Model-Model dalam SEM ................................................ 30
-
Universitas Indonesia vii
3.4.5 Kesalahan-kesalahan dalam SEM..................................... 32 3.4.6 Prosedur Structural Equation Modelling .......................... 33
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 51
4.1 Spesifikasi Model.......................................................................... 51 4.1.1 Mengembangkan Model Secara Konseptual..................... 51 4.1.2 Menyusun Diagram Jalur .................................................. 53 4.1.3 Menerjemahkan Diagram Jalur Menjadi Persamaan ........ 54
4.2 Identifikasi Model ......................................................................... 54 4.3 Estimasi ......................................................................................... 56 4.4 Analisis Model Awal .................................................................... 57
4.4.1 Uji Kecocokan (Testing Fit).............................................. 58 4.4.2 Pengujian Hipotesis........................................................... 71
4.5 Pembahasan Model Awal.............................................................. 73 4.6 Analisis Model Respesifikasi........................................................ 74
4.6.1 Mengevaluasi Kecocokan Model Keseluruhan................. 77 4.6.2 Mengevaluasi Kecocokan Model Pengukuran.................. 80 4.6.3 Mengevaluasi Kecocokan Model Struktural..................... 86
4.7 Pengujian Hipotesis....................................................................... 89 4.8 Pembahasan Model Respesifikasi ................................................. 90
4.8.1 Variabel indikator yang lemah .......................................... 90 4.8.2 Content tidak berpengaruh terhadap Commitment ............ 92 4.8.3 Organization mempengaruhi User Satisfaction................ 92 4.8.4 Technology tidak mempengaruhi User Satisfaction ......... 93 4.8.5 Service Quality mempengaruhi User Satisfaction ............ 93 4.8.6 User Satisfaction mempengaruhi Commitment................. 93 4.8.7 Model Hasil Penelitian...................................................... 94
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 95
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 95 5.2 Saran.............................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................L-1
Lampiran 1 - Kuisioner Penelitian ........................................................L-1 Lampiran 2 Matrik Kovarians............................................................L-3 Lampiran 3 Spesifikasi Parameter .....................................................L-4 Lampiran 4 Program SIMPLIS ..........................................................L-6 Lampiran 5 Keluaran Lisrel Analisis Model......................................L-8 Lampiran 6 Completely Standarized Solution..................................L-10 Lampiran 7 Ukuran Model Fit Sebelum Modifikasi........................L-12 Lampiran 8 Indeks Modifikasi .........................................................L-13 Lampiran 9 Keluaran Lisrel Analisis Model Respesifikasi .............L-14 Lampiran 10 Ukuran Model Fit Sesudah Modifikasi ......................L-16 Lampiran 11 Completely Standarized Solution Setelah Modifikasi L-17 Lampiran 12 Distribusi Data............................................................L-19 Lampiran 13 Notasi Lisrel ...............................................................L-22
-
Universitas Indonesia viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Hipotesis Penelitian.............................................................. 3 Gambar 3.1 Diagram Metodologi Penelitian ........................................................ 24 Gambar 4.1 Diagram jalur pada penelitian ini. ..................................................... 53 Gambar 4.2 Nilai muatan faktor (SLF) keluaran Lisrel........................................ 63 Gambar 4.3 Nilai t pada keluaran Lisrel ............................................................... 64 Gambar 4.4 Nilai muatan faktor (SLF) output Lisrel setelah modifikasi ............. 81 Gambar 4.5 Nilai t pada output Lisrel setelah modifikasi .................................... 81 Gambar 4.6 Model Hasil Penelitian Ini................................................................. 94
-
Universitas Indonesia ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Ukuran kecocokan absolut ............................................................... 44 Tabel 3.2 Ukuran kecocokan inkremental........................................................ 45 Tabel 3.3 Ukuran kecocokan parsimoni........................................................... 46 Tabel 4.1 Variabel Laten Eksogen dan Indikatornya....................................... 52 Tabel 4.2 Variabel Laten Endogen dan Indikatornya ...................................... 52 Tabel 4.3 Tabel Hasil Estimasi ........................................................................ 59 Tabel 4.4 Tabel Validitas ................................................................................. 64 Tabel 4.5 Tabel Kesalahan Pengukuran........................................................... 66 Tabel 4.6 Reliabilitas Model ............................................................................ 68 Tabel 4.7 Tabel nilai-t dari koefisien ............................................................... 69 Tabel 4.8 Tabel ringkasan Square Multiple Correlation (R2).......................... 70 Tabel 4.9 Indeks Modifikasi Variabel Teramati .............................................. 76 Tabel 4.10 Tabel Perbandingan Hasil Estimasi ................................................. 78 Tabel 4.11 Tabel Hasil Estimasi ........................................................................ 79 Tabel 4.12 Tabel Validitas Setelah Modifikasi.................................................. 82 Tabel 4.13 Tabel Kesalahan Pengukuran Model Respesifikasi ......................... 83 Tabel 4.14 Reliabilitas Model ............................................................................ 86 Tabel 4.15 Tabel nilai-t dari koefisien ............................................................... 87 Tabel 4.16 Tabel ringkasan Square Multiple Correlation (R2).......................... 88 Tabel 4.17 Evaluasi koefisien model struktural terhadap kaitannya dengan
hipotesis ........................................................................................... 90
-
Universitas Indonesia
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Indonesia National Single Window merupakan sebuah sistem layanan
publik terintegrasi, yang menyediakan fasilitas pengajuan dan pemrosesan
informasi standar secara elektronik, guna menyelesaikan semua proses kegiatan
dalam penanganan lalulintas barang ekspor, impor dan transit untuk meningkatkan
daya saing nasional. Implementasinya didasarkan pada dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Secara eksternal, pengembangan sistem INSW didasarkan pada kesepakatan
regional ASEAN. Beberapa kesepakatan yang melatarbelakangi diantaranya:
kesepakatan pemimpin negara anggota ASEAN dalam Declaration of ASEAN
Concord II (Bali Concord II) tanggal 7 Oktober 2003. Tindak lanjut dari
pertemuan tersebut, pada tanggal 9 Desember 2005 disepakati ASEAN Agreement
to Establish and Implement The ASEAN Single Window oleh para Menteri
Ekonomi ASEAN.
Sistem INSW telah diimplementasikan secara bertahap sejak akhir tahun 2007
pada komunitas kepabeanan (importir dan PPJK). Sistem pada pengguna tersebut
tidak mengalami perubahan proses bisnis maupun infrastruktur yang signifikan
dengan sistem sebelumnya yaitu sistem pertukaran data elektronik (PDE).
Importir dan PPJK masih menggunakan aplikasi yang sama dengan sebelumnya.
Perubahannya terletak pada penambahan sistem Smart Engine yang menjembatani
antara sistem PDE dan keterhubungan instansi pemberi ijin yang lain.
Sejak diterapkannya sistem INSW, maka intitusi pemberi ijin dalam kaitan
proses ekspor dan impor dituntut untuk berperan aktif didalamnya. Jika
sebelumnya bukti fisik (hardcopy) perijinan digunakan untuk sebagai acuan
proses validasi pengeluaran barang impor, maka saat ini petugas Bea dan Cukai
menggunakan data elektronik yang dikirimkan oleh instansi perijinan ke portal
INSW.
-
Universitas Indonesia
2
Partisipasi aktif dari semua pengguna sangat dibutuhkan dalam implementasi
sistem INSW ini. Kenyataannya, sampai saat ini penerimaan sistem ini oleh
pengguna belum masih rendah. Rendahnya peran serta aktif dari pengguna sistem
ditengarai merupakan salah satu kendala saat sistem ini akan diimplementasikan
secara penuh (mandatori).
1.2 Identifikasi Masalah
Terkait dengan penerimaan implementasi sistem Indonesia National Single
Window (INSW) oleh pengguna yang terlibat, penulis mengidentifikasi adanya
beberapa permasalahan yang menjadi dasar untuk melakukan penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana model penerimaan sistem yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam pentahapan mandatori sistem Indonesia National Single
Window.
2. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan sistem
Indonesia National Single Window agar dapat diketahui permasalahan-
permasalahan dalam proses implementasi sistem menuju tahapan mandatori
sistem tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguji penerimaan (user satisfaction dan commitment) sistem INSW oleh
pengguna.
2. Membuat model yang komprehensif dan meneliti hubungan antar variabel
serta memprediksi tingkat penerimaan sistem INSW pada pengguna.
3. Memberikan saran dan masukan bagi pengembangan sistem INSW agar dapat
dirasakan manfaatnya bagi pengguna terkait dengan tingkat penerimaan sistem
yang telah diuji.
-
Universitas Indonesia
3
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap
suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji
secara empiris. Pernyataan atau dugaan tersebut disebut proposisi (Hasan, 2004).
Hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini merupakan hasil analisa
pengaruh antar variabel guna mengetahui sejauh mana penerimaan pengguna
dalam hal ini adalah komunitas kepabeanan yang terdiri dari importir dan
perusahaan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) yang terlibat dalam sistem
Indonesia National Single Window. Hipotesis-hipotesis ini kemudian dianalisis
lebih lanjut, apakah akan diterima ataupun ditolak.
Hipotesis-hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Content
Organization
Technology
ServiceQuality
Commitment
User Satisfaction
H1 (Muylee et. al, 2007)
H3 (Muylee et. al, 2007)
H4 (DeLone and McLean, 2003)
H5 (Muylee et. al, 2007)
Credibility,Currentness,RelevanceSufficiency
Design,Interactivity,Navigation,Readability,speed
Progresiveness,reliability
Assurance,Empathy,responsiveness
Recommendation,loyality
Repeat visit,Satisfy,Expectations
H2 (Muylee et. al, 2007)
Gambar 1.1 Diagram Hipotesis Penelitian
H1: Content (C) berpengaruh terhadap Commitment (CM) (Muylee et. al, 2007)
H2: Organization (O) berpengaruh terhadap User Satisfaction of NSW (US)
(Muylee et. al, 2007)
H3: Technology (T) berpengaruh terhadap User Satisfaction of NSW (US)
(Muylee et. al, 2007)
-
Universitas Indonesia
4
H4: Service Quality (SQ) berpengaruh terhadap User Satisfaction of NSW (US)
(DeLone and McLean, 2003)
H5: User Satisfaction of NSW (US) berpengaruh terhadap Commitment (CM)
(Muylee et. al, 2007)
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup pada pembahasan mengenai
bagaimana model penerimaan sistem INSW yang sesuai bagi pengguna serta
melakukan pengajuan terhadap faktor faktor yang saling berpengaruh dalam
penerapan sistem INSW bagi pengguna.
1.6 Signifikansi Penelitian
Pembangunan dan penerapan sistem National Single Window di Indonesia
dilakukan dalam rangka memenuhi dua kepentingan sekaligus, yaitu kepentingan
yang bersifat eksternal yaitu terkait dengan pemenuhan komitmen dalam kerangka
kerjasama di tingkat regional ASEAN dan kepentingan yang bersifat internal yaitu
dalam rangka memenuhi tuntutan kepentingan nasional serta mengatasi berbagai
permasalahan di dalam negeri terkait kegiatan ekspor dan impor barang.
Sistem National Single Window di Indonesia dibentuk dengan
mengintegrasikan sistem dari pihak-pihak yang terkait, meliputi instansi penerbit
ijin, kepabeanan dan cukai, agen pengangkutan, perusahaan pergudangan serta
entitas eksportir dan importir yang merupakan pengguna dalam kategori trader.
Mengingat sedemikian kompleksnya sistem yang harus dikembangkan,
penggunaan teknologi informasi menjadi satu-satunya pilihan yang tak dapat
terelakkan lagi.
Penggunaan teknologi informasi di Indonesia saat ini masih terkendala
beberapa hal, diantaranya infrastruktur, budaya kerja dan sumber daya manusia
yang masih belum memadai. Adanya beberapa kendala tersebut, banyak hal yang
perlu disiasati agar sebuah sistem informasi dapat diterima dengan baik oleh
pengguna. Oleh karena itu, penulis menganggap penelitian ini perlu dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana sistem National Single Window dapat diterima
-
Universitas Indonesia
5
oleh pengguna. Disamping itu, penulis juga ingin mengetahui faktor-faktor apa
saja yang berkontribusi terhadap tingkat penerimaan sistem National Single
Window di Indonesia sehingga lebih lanjut dapat memberikan saran dan masukan
bagi tahapan implementasi sistem INSW dimasa mendatang.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini disusun mulai dari pendahuluan,
landasan teori, analisa dan pembahasan serta kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis menguraikan tentang latar belakang dipilihnya sistem
Indonesia National Single Window di Indonesia sebagai obyek penelitian,
melakukan identifikasi permasalahan yang ada, ruang lingkup dan tujuan
penelitian, mengajukan beberapa hipotesis terkait penelitian yang dilakukan.
Disamping itu, penulis juga memaparkan perlunya penelitian dilakukan serta
diakhiri dengan penjelasan sistematika penyusunan laporan penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini, penulis memaparkan teori-teori berkaitan dengan obyek
penelitian dalam tesis ini, yaitu penerapan sistem National Single Window di
Indonesia. Penulis juga akan memaparkan tentang hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya untuk sistem yang sejenis.
Landasan teori dimulai dengan penjelasan umum definisi Sistem Single
Window, model-model Sistem Single Window yang telah diterapkan oleh
beberapa negara, manfaat, kunci keberhasilan serta kendala dari penerapan sistem
tersebut. Kemudian penulis juga akan menguraikan secara singkat tentang
website/portal sistem Indonesia National Single Window yang merupakan
antarmuka sistem itu sendiri, fungsi dan fitur-fitur yang ditawarkannya kepada
pengguna. Beberapa usulan konstruksi penelitian juga akan dipaparkan pada
bagian ini.
-
Universitas Indonesia
6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang metode dan tahapan-tahapan
penelitian. Tahapan-tahapan penelitian ini meliputi pemilihan populasi dan sampel
penelitian, pembuatan kuisioner yang berdasarkan konstruksi penelitian yang
diajukan pada bab sebelumnya, pengumpulan data dan selanjutnya melakukan
analisa data-data tersebut.
Penulis juga akan mengelompokan beberapa variabel penelitian menjadi
variabel yang bersifat variabel laten endogen dan variabel laten eksogen.
Kemudian akan diuraikan cara penyelesaian masalahnya serta teknik analisa yang
penulis ambil dalam menyelesaikan masalah tersebut.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Paba bab analisa dan pembahasan, penulis akan membuat analisis model
persamaan struktural (SEM). Pembahasan dilanjutkan dengan menguji hipotesis-
hipotesis yang telah dibangun pada bab-bab sebelumnya dengan menggunakan
software Lisrel.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran saran yang menurut
penulis penting sebagai wadah untuk dapat memberi masukan pada
pengembangan sistem National Single Window selanjutnya dalam rangka untuk
meningkatkan pelayanannya terhadap pengguna.
-
Universitas Indonesia
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Sistem Single Window
Sesuai dengan Agreement to establish and Implement The ASEAN Single
Window (ASW) (2006) dan sebagaimana dijelaskan pada Protocol to Establish
and Implement The ASEAN Single Window, pengertian dari sistem National
Single Window adalah suatu sistem yang memungkinkan:
a. Single submission of data and information
Fitur ini memungkinkan pengguna melakukan pengajuan dokumen dalam
rangka proses ekspor dan impor sekali saja untuk beberapa instansi yang
memerlukan proses pengawasan.
b. Single and Synchronous processing of data and information
Fungsi yang memungkinkan proses data dan informasi secara tunggal bagi
instansi/lembaga penerbit perijinan dalam kaitannya dengan proses cargo
clearance.
c. Single Decision-making for customs release and clearance of cargoes
Single decision making dapat diartikan sebagai satu titik untuk memberikan
keputusan yang sama dari beragam instansi pembuat keputusan dalam rangka
proses sistem cargo clearance.
Dalam skala nasional terdapat 5 area yang harus melakukan koordinasi proses
data dan informasi untuk tercapainya percepatan cargo clearance. Fokus utama
dalam sistem Single Window adalah transaksi antara Administrasi Pabean dan
lembaga-lembaga pemerintahan, serta pelaku usaha (misalnya importir, eksportir,
operator transportasi, pengusaha pengurusan jasa kepabeanan, forwarders, entitas
perbankan komersial dan lembaga keuangan, asuransi, dan sejenisnya), dan
penyelesaian prosedur oleh instansi yang berwenang di masing-masing area
(manajemen perdagangan, pajak dan lain-lain).
-
Universitas Indonesia
8
Bidang pengolahan informasi ini dalam NSW adalah:
a. Kepabeanan (customs)
b. Instansi penerbit perijinan (other government agencies)
c. Perbankan dan asuransi
d. Komunitas transportasi
e. Komunitas perdagangan (misalnya: importir, eksportir)
f. Koneksi ASEAN/Internasional
2.2 Model-model Sistem Single Window
Walaupun terdapat banyak pendekatan yang diusulkan untuk mendirikan
Single Window, tiga model dasar telah diajukan dan direview oleh UN/CEFACT
International Trade Procedures Working Group (ITPWG/TBG15) dari berbagai
sistem yang sedang dikembangkan. Sebelum mempertimbangkan model ini,
penting untuk menunjukkan bahwa:
a. Meskipun praktek bisnis dan perdagangan telah menjadi sesuatu yang
common untuk semua negara, tetapi masing-masing negara juga memiliki
sendiri persyaratan dan kondisi yang unik.
b. Sebuah sistem Single Window harus mewakili kerjasama yang erat antara
semua yang pihak yang terlibat, instansi pemerintah dan komunitas
perdagangan;
c. Sebuah sistem Single Window tidak selalu memiliki implikasi terhadap
penggunaan teknologi tinggi (teknologi informasi dan komunikasi), meskipun
seringkali fasilitasi/pelayanan dapat lebih ditingkatkan jika pemerintah
mengidentifikasi dan mengadopsi TIK yang relevan untuk sistem Single
Window.
Berdasarkan dokumen UN/CEFACT, Recommendations No. 33 (2005)
terdapat tiga model dasar dari sistem Single Window, yaitu:
a. Single Authority (otoritas tunggal), terdapat satu titik utama yang menerima
informasi, baik di atas kertas atau elektronik, menyebarkan informasi tersebut
kepada semua pejabat-pejabat pemerintah yang relevan, dan melakukan
-
Universitas Indonesia
9
koordinasi untuk mencegah halangan dalam rantai logistik. Sebagai contoh, di
Swedia Single Window, Bea Cukai melakukan tugas atas nama beberapa
pihak berwenang yang dipilih (terutama untuk Administrasi Pajak Nasional
(PPN impor), Biro Pusat Statistik Swedia (statistik perdagangan), Dewan
Pertanian dan National Board of Trade (perijinan impor)).
b. A Single Automated System (system otomasi tunggal) untuk pengumpulan dan
penyebaran informasi (baik publik atau swasta) yang mengintegrasikan secara
elektronik dengan pengumpulan, pemanfatan, dan penyebaran (dan
penyimpanan) data yang berkaitan dengan perdagangan yang melintasi
perbatasan. Sebagai contoh, Amerika Serikat telah membentuk sebuah
program yang memungkinkan para pedagang untuk menyerahkan data standar
hanya sekali dan sistem akan melakukan proses dan mendistribusikan data ke
instansi yang mempunyai kepentingan dalam transaksi. Terdapat beberapa
kemungkinan dari system seperti ini:
- Integrated System, data diproses dalam sebuah sistem terpusat
- Interfaced System (desentralisasi), data diproses oleh berbagai jenis
system internal dari beberapa instansi, kemudian dikirimkan ke portal
pusat untuk diproses.
- Perpaduan antara Integrated System dan Interfaced System
c. An automated Information Transaction System (otomasi sistem pertukaran
informasi), dimana seorang pengguna jasa (trader) dapat mengajukan ke
beberapa instansi penerbit perijinan untuk selanjutnya menggunakan
pertukaran informasi data tersebut diproses dan disetujui dalam sebuah
aplikasi tunggal. Dalam pendekatan ini, informasi persetujuan ditransmisikan
secara elektronik dari pejabat-pejabat pemerintah yang berwenang kepada
trader. Sistem seperti ini digunakan di Singapura dan Mauritius. Selain itu,
dalam sistem di Singapura, biaya, pajak dan kewajiban dihitung secara
otomatis dan dipotong dari rekening bank pengguna jasa. Saat membangun
sistem seperti ini, pertimbangan harus lebih diberikan kepada penggunaan
-
Universitas Indonesia
10
seperangkat data master, yang terdiri dari identitas tertentu, yang dapat
diidentifikasi dan divalidasi di muka untuk semua transaksi yang relevan.
2.3 Manfaat Penerapan Sistem Single Window
Secara konsep yang tertuang dalam Recomendations No. 33 (2005), sistem
Single Window dapat menyederhanakan dan memfasilitasi hingga batas tertentu
proses penyediaan dan berbagi informasi yang diperlukan dalam rangka
memenuhi peraturan yang terkait dengan persyaratan perdagangan untuk
pengguna jasa (eksportir/importir) dan instansi yang berwenang. Penggunaan
sistem seperti ini mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari pengawasan
dan dapat mengurangi biaya baik bagi pengguna jasa (importir/eksportir) maupun
pemerintah karena penggunaan sumber daya yang lebih baik.
a. Manfaat bagi Pemerintah Sistem Single Window dapat menciptakan kombinasi yang lebih baik dari
sistem dan proses di pemerintahan, sementara pada saat yang sama mampu
memberika fasilitasi yang lebih baik bagi operasional dan komunikasi di
pemerintahan dengan komunitas bisnis. Sebagai contoh, sebagai pengguna
jasa, importir akan mengirimkan semua informasi serta dokumen-dokumen
yang diperlukan, sistem yang lebih efektif akan dapat dibentuk dengan lebih
cepat dan lebih akurat serta melakukan validasi dan distribusi informasi ini
kepada semua instansi pemerintah terkait. Hal ini juga akan menghasilkan
koordinasi dan kerjasama yang lebih baik antara pejabat-pejabat pemerintah
yang terlibat dalam kegiatan yang terkait dengan perdagangan.
Teknik pengelolaan risiko pengawasan dan penegakan hukum juga dapat
ditingkatkan melalui fasilitas Single Window dengan mengumpulkan semua
data dalam cara yang sistematis, sehingga prosedur perdagangan lebih aman
dan efisien. Lebih lanjut, pelaksanaan sistem pembayaran dalam Single
Window yang cepat dan akurat mampu menjamin pembayaran kepada
-
Universitas Indonesia
11
pejabat-pejabat pemerintah dan lembaga untuk tugas-tugas yang diperlukan.
Sebuah sistem Single Window juga menyediakan informasi up-to-date
mengenai prosedural hukum, tarif dan persyaratan dan akan mengurangi
kesalahan yang tak disengaja dan meningkatkan kepatuhan komunitas bisnis.
Di samping itu, koleksi dan koordinasi dari informasi serta dokumentasi
perdagangan melalui Single Window akan mengurangi penggunaan
sumberdaya manusia dan sumber daya keuangan, memungkinkan pemerintah
untuk kembali mengerahkan sumber daya yang sebelumnya digunakan untuk
tugas-tugas administrasi kepada bidang-bidang lain yang lebih besar dan
penting.
Beberapa manfaat bagi pemerintah yang menerapkan sistem Single Window
dapat disimpulkan sebagai berikut.
Penyebaran sumber daya yang lebih efektif dan efisien.
Ketepatan (dan juga peningkatan) hasil penerimaan negara
Meningkatkan kepatuhan pedagang, importir dan eksportir terhadap
aturan-aturan perijinan dan kepabeanan.
Peningkatan keamanan
Peningkatan integritas dan transparansi
b. Manfaat Bagi Pengguna jasa
Manfaat utama bagi masyarakat perdagangan adalah bahwa sebuah Single
Window dapat menyediakan satu entry point untuk penyerahan informasi dan
dokumentasi yang diperlukan kepada semua lembaga pemerintah yang terlibat
dalam kegiatan dan prosedur ekspor, impor atau transit.
Saat sistem Single Window diterapkan, ia memungkinkan pemerintah untuk
memproses pengiriman informasi, dokumen dan biaya, lebih baik, cepat dan
lebih akurat, sehingga pengusaha mendapatkan manfaat dari percepatan
cargo-clearance dan cargo-release itu, memungkinkan mempercepat rantai
-
Universitas Indonesia
12
pasokan (supply chains). Disamping itu, peningkatan transparansi dan
prediktabilitas dapat mengurangi potensi perilaku korup dari sektor publik dan
swasta.
Jika Single Window berfungsi sebagai satu titik pusat akses informasi terbaru
mengenai aturan perdagangan saat ini, peraturan dan persyaratan kepatuhan,
ini akan menurunkan biaya transaksi administrasi perdagangan dan
mendorong kepatuhan komunitas bisnis yang lebih besar.
Beberapa manfaat bagi pengguna jasa dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Pemotongan biaya melalui pengurangan waktu keterlambatan proses.
- Faster clearance dan release
- Aplikasi dapat mudah diprediksi dan jelas secara aturan (kepastian hukum).
- Penggunaan sumber daya yang lebih efektif dan efisien.
- Peningkatan transparansi
2.4 Kunci Keberhasilan Penerapan Sistem Single Window
Keberhasilan pengenalan dan pelaksanaan konsep Single Window,
berdasarkan dokumen UNECE- UN/CEFACT (2005) bergantung pada beberapa
pra-kondisi dan faktor-faktor keberhasilan yang berbeda antara satu negara
dengan negara yang lain. Beberapa faktor keberhasilan tersebut antara lain;
a. Komitmen bersama Adanya kemauan politik yang kuat baik oleh pemerintah dan maupun
komunitas bisnis untuk menerapkan Single Window adalah salah satu faktor
yang paling penting untuk meraih keberhasilan. Pencapaian ini membutuhkan
kemauan politik yang tepat penyebarluasan informasi yang jelas dan tidak
memihak pada tujuan tertentu, dampak yang ditimbulkan, manfaat dan
kemungkinan hambatan dalam pembentukan Single Window. Ketersediaan
sumber daya untuk membangun Single Window sering langsung berhubungan
dengan tingkat kemauan politik dan komitmen terhadap proyek (UN/CEFACT,
2006)
-
Universitas Indonesia
13
Ditingkat regional ASEAN, hal ini telah diwujudkan dengan disepakatinya
Declaration ASEAN Concord II (Bali Concord II). Sedangkan pada tingkat
nasional, komitmen pemerintah ini ditandai dengan membentuk Tim
Persiapan NSW melalui Keputusan Menko Perekonomian nomor
22/M.EKON/03/2006 dan dituangkan dalam program pengembangan sistem
NSW pada kebijakan dan instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2006 dan
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 (Tim Persiapan NSW, 2007)
b. Lead Agency yang kuat Terkait dengan adanya komitmen bersama, maka diperlukan satu
organisasi/kelembagaan yang memiliki sumberdaya, kepemimpinan yang baik
dan lintas sektoral serta mampu melihat setiap tahapan pengembangan.
Organisasi ini harus memiliki dukungan politik yang sesuai, otoritas hukum,
manusia dan sumber daya keuangan, dan hubungan dengan masyarakat bisnis.
Selain itu, adalah penting untuk memiliki individu yang kuat dalam organisasi
yang akan menjadi project champion.
c. Kemitraan antara pemerintah dengan komunitas perdagangan Sistem Single Window merupakan sebuah model praktis bagi kerjasama
antara lembaga perijinan pemerintah serta antara pemerintah dan komunitas
perdagangan. Hal ini menghadirkan kesempatan yang baik bagi sebuah
kemitraan publik-swasta dalam pembentukan dan pengoperasian sistem.
Dampaknya, perwakilan dari semua masyarakat dan badan-badan sektor
swasta yang relevan harus diundang untuk berpartisipasi dalam
pengembangan sistem sejak dari awal yang mencakup partisipasi dalam semua
tahap proyek, dari awal tujuan proyek pengembangan, analisis situasi, dan
desain proyek. Keberhasilan utama dari sistem Single Window akan sangat
bergantung pada keterlibatan, komitmen dan kesiapan masing-masing pihak
tersebut, untuk memastikan bahwa sistem akan menjadi fitur yang melengkapi
proses bisnis mereka.
-
Universitas Indonesia
14
d. Menetapkan batasan proyek dan obyektif dengan jelas Seperti halnya proyek yang lain, kejelasan menetapkan tujuan dan sasaran
untuk sistem Single Window akan membantu memandu proyek melalui
berbagai tahap pembangunan. Hal ini harus didasarkan pada analisis yang
hati-hati kebutuhan, aspirasi dan sumber daya dari stakeholder kunci, dan juga
pada infrastruktur dan pendekatan arus perdagangan dalam penyampaian
informasi yang berhubungan dengan pemerintah. Seperti yang dinyatakan
sebelumnya, analisis ini harus melibatkan semua stakeholder dari kedua pihak
yaitu pemerintahan dan komunitas perdagangan. Sebuah sistem Single
Window umumnya harus dianggap sebagai bagian dari strategi keseluruhan
negara untuk meningkatkan fasilitasi perdagangan.
e. Kemudahan antarmuka dan aksesibilitas Kemudahan akses juga merupakan faktor kunci bagi keberhasilan statu proyek
Single Window. Petunjuk dan pedoman operasi yang komprehensif harus
dibuat untuk pengguna. Helpdesk dan layanan dukungan pengguna, termasuk
pelatihan, harus ditetapkan, terutama pada fase awal pelaksanaan proyek. Help
Desk dapat menjadi alat yang berguna untuk mengumpulkan umpan balik
informasi terhadap kesulitan dan hambatan dalam sistem. Informasi ini dapat
menjadi hal yang berharga dalam pengembangan lebih lanjut.
Hal yang sangat penting lainnya, menyangkut masalah kemudahan akses
adalah peranan kapasitas ICT termasuk didalamnya adalah infrastruktur
teknologi informasi disuatu wilayah.
f. Penggunakan standarisasi dan rekomendasi Pelaksanaan sistem Single Window umumnya memerlukan harmonisasi dan
keselarasan antara dokumen-dokumen dan data set perdagangan yang relevan.
Untuk memastikan kompatibilitas dengan sistem dan aplikasi internasional
lainnya, dokumen-dokumen dan data model harus didasarkan pada standar dan
rekomendasi internasional. Hal ini berlaku juga bahkan jika sistem Single
-
Universitas Indonesia
15
Window dirancang untuk beroperasi tanpa menggunakan komunikasi data
elektronik (PDE).
Setiap kali pertukaran data elektronik terlibat, harmonisasi, penyederhanaan
dan standarisasi dari semua data yang digunakan dalam perdagangan
internasional merupakan persyaratan penting demi kelancaran pengoperasian
secara otomatis sistem Single Window. Harmonisasi data yang digunakan
dapat menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pelaksanaan Single Window
secara.
g. Identifikasi kemungkinan hambatan Terdapat kemungkinan bahwa semua pihak yang terlibat, baik dalam
pemerintahan dan/atau komunitas perdagangan mungkin tidak menyambut
pelaksanaan Single Window dengan baik. Dalam kasus ini, perhatian khusus
harus diidentifikasi dan ditangani sedini mungkin dalam proyek.
Mengidentifikasi hambatan harus dipertimbangkan secara individual, dengan
mempertimbangkan situasi dan kebutuhan lokal. Jelas, biaya bisa menjadi
kendala utama, tetapi ini harus diseimbangkan dengan manfaat masa depan.
Masalah hukum (legalitas) juga merupakan masalah potensi hambatan penting
lainnya.
h. Strategi komunikasi Menetapkan mekanisme yang tepat untuk menjaga kemutakhiran informasi
bagi semua pemangku kepentingan agar selalu selaras pada tujuan, sasaran,
dan kemajuan sistem. Disamping itu juga penting kiranya untuk menciptakan
kepercayaan dan menghindari kesalahpahaman yang dapat mengarah pada
kehancuran sebuah proyek yang bagus sekalipun. Dalam konteks ini, adalah
sangat penting untuk menangani harapan baik setiap stakeholder yang
terlibat.
-
Universitas Indonesia
16
2.5 Kendala Penerapan Sistem Single Window
Berdasarkan dokumen cetak biru (blueprint) sistem Indonesia National Single
Window, Tim Persiapan INSW (2007) telah melakukan identifikasi terhadap
beberapa-beberapa potensi kendala dalam penerapan Sistem Single Window di
Indonesia.
Beberapa kendala itu disebutkan sebagai berikut:
a) Masih ada ego sektoral di masing-masing instansi terkait, yang lebih
mengutamakan masalah otoritas dan kewenangan masing-masing daripada
memandang sebagai suatu proses keseluruhan untuk kepentingan nasional.
b) Masih ada keengganan untuk menyesuaikan dengan sistem yang
dipersyaratkan oleh sistem NSW, sehingga akan menyulitkan integrasi dan
kolaborasi sistem antar instansi terkait.
c) Infrastruktur jaringan yang belum memadai, baik dari sisi ketersediaan
maupun kelayakan jaringan, sehingga mempengaruhi strategi pengembangan
dan implementasi.
d) Masih banyak instansi yang melakukan pelayanan secara manual sehingga
menyulitkan penggabungan kedalam sistem NSW.
e) Sebagian besar instansi yang sudah mempunyai inhouse-system menggunakan
standar data dan informasi sendiri-sendiri, sehingga diperlukan harmonisasi
dan proses konversi data sesuai yang dipersyaratkan sistem NSW.
f) Masih terdapat ketidakjelasan kewenangan dan mekanisme perijinan atas
suatu komoditi impor/ekspor tertentu, sehingga menyulitkan pembakuan alur
bisnis proses didalam sistem NSW.
-
Universitas Indonesia
17
2.6 Penelitian yang Telah Dilakukan Sebelumnya
e-Government merupakan penggunaan teknologi informasi dalam rangka
untuk meningkatkan akses dan penyampaian informasi dan pelayanan pemerintah
kepada masyarakat serta untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan/atau
kualitas operasional pemerintah (Wiktionary.org).
Choudrie et. al (2004) menjelaskan bahwa implikasi e-Government di tingkat
yang paling luas adalah terciptanya pemerintah yang lebih baik dengan
memungkinkan hasil-hasil kebijakan yang lebih baik, layanan berkualitas tinggi,
keterlibatan yang lebih besar dengan warga dan dengan meningkatkan output
utama lainnya. Ada banyak manfaat yang cukup besar dari inisiatif e-Government
termasuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi waktu yang digunakan pada
tugas-tugas manual, cepat memberikan tanggapan secara online, dan peningkatan
daya saing organisasi dalam organisasi sektor publik (Yttersad dan Watson 1996).
Selain itu, membantu dalam membangun dan memperkuat kepercayaan antara
pemerintah dan masyarakat. Oleh karena manfaat e-Government menjadi jelas,
jumlah proyek e-Government di seluruh dunia telah meningkat sejak tahun 1996
dari 3 sampai lebih dari 500 inisiatif nasional (Al-Kibsi et al. 2001).
Namun demikian, upaya menumbuhkan komitmen pengguna dalam
memanfaatkan layanan yang diberikan bukan suatu pekerjaan yang mudah. Tidak
sedikit pemerintah melakukan upaya pemaksaan kepada pengguna untuk
memanfaatkan layanan yang dibuat dalam bentuk mandatori sistem. Oleh karena
itu, pemerintah perlu mengupayakan suatu strategi yang baik untuk agar sistem
informasi yang dibangun diterima oleh pengguna dan berhasil dengan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Linders (2006) menunjukan untuk mencapai
suatu kondisi keberhasilan implementasi mandatori sistem informasi dibutuhkan
konstruk persepsi manfaat (Perceived Usefulness) dan persepsi kemudahan
penggunaan (Perceived Ease Of Use) sehingga mampu berpengaruh terhadap
sikap (Attitude) pengguna yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap
keberhasilan (IS Success) implementasi sistem informasi itu sendiri.
-
Universitas Indonesia
18
Jika berbicara penerimaan pengguna tentang layanan sistem informasi dan
komunikasi yang diberikan oleh pemerintah merupakan sesuatu yang sangat
menarik. Meskipun pada dasarnya layanan yang diberikan bersifat bebas biaya,
namun tingkat kepuasan dan komitmen pengguna tidak dapat diraih secara
maksimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Taiwan pada tahun 2006
menunjukan bahwa hanya 36,79% dari responden survei telah menggunakan
layanan elektronis (e-services) dan di antara ini hanya 44,38% yang puas dengan
layanan e-government. Secara khusus, sebagian besar pengguna bisnis tidak puas
dengan layanan e-government karena kurangnya interoperabilitas antara sistem
informasi pemerintah (Chen & Chien, 2009).
Saat ini layanan-layanan e-Government banyak yang berformat sebuah situs
web. Menurut Muylee (2007), pengukuran kesuksesan sebuah situs web terdiri
atas kondisi kepercayaan terhadap pemilik situs tersebut (Trust In Owner Site),
kepuasaan pengguna (Satisfaction) dan komitmen pengguna. Tercapainya sebuah
kondisi kepuasan pengguna (Satisfaction) menurut Muylee dibutuhkan suatu
kondisi yang menyenangkan (Pleasure) pada saat akses ke layanan tersebut.
Kondisi kepuasan pengguna inilah yang akhirnya berpengaruh terhadap komitmen
pengguna dalam memanfaatkan layanan yang diberikan pada sebuah situs web.
2.7 Portal Sistem Indonesia National Single Window
Portal INSW merupakan salah satu bentuk layanan e-Government yang
diberikan oleh pemerintah kepada stakeholder dalam rangka untuk
mengakomodasi adanya kebutuhan proses customs release dan clearance of
cargoes yang melibatkan banyak instansi yang memungkinkan terjadinya
pertukaran data dan informasi dimana masing-masing instansi yang terlibat
menyediakan dan mengakses informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan cetak biru
INSW, Portal INSW merupakan sebuah sistem untuk melakukan integrasi
informasi dengan memadukan alur proses informasi terkait antar sistem internal
dari stakeholder yang terlibat secara otomatis.
-
Universitas Indonesia
19
Beberapa sistem yang terkait adalah:
Sistem kepabeanan
Sistem perijinan
Sistem kepelabuhanan/kebandaraudaraan
Sistem-sistem lain yang terkait.
Portal INSW dalam operasionalnya dikelola oleh pemerintah beralamatkan di
http://www.insw.go.id. Secara umum fungsi portal INSW terdiri dari 2 lapisan
utama, yaitu:
Penyampaian informasi (portal informasi), dimana semua informasi terkait
dengan penerapan sistem dan layanan sistem INSW di Indonesia
dipublikasikan. Portal informasi ini tidak membutuhkan hak akses.
Portal layanan sistem INSW, berisi layanan untuk mengakses informasi lebih
lanjut terkait dengan layanan customs releases dan clearance of cargoes dan
sistem pelayanan perijinan di instansi terkait (related government agencies)
2.8 Fungsi dan Fasilitas Portal INSW
Terkait dengan integrasi informasi antar sistem internal secara otomatis
tersebut maka fungsi-fungsi sistem dan fasilitas yang ada di Portal NSW yang
disediakan adalah:
a. Sebagai media untuk pertukaran data dan informasi (mediator) antar entitas
atau sistem-sistem yang berkaitan dengan proses customs release and
clearance of cargo.
b. Sebagai translator data dan informasi antar entitas atau sistem-sistem yang
berkaitan dengan proses customs release and clearance of cargoes, dimana
fasilitas ini harus mampu menterjemahkan dan mengubah format
(reformatting) data dan informasi ke dalam format yang dimengerti sistem
NSW serta harus mampu memetakan data dan informasi ke dalam format
database yang telah ada.
c. Menyediakan workflow manager yang berfungsi mengatur manajemen data
dan informasi untuk mengontrol pengajuan, pengambilan, pengubahan status,
-
Universitas Indonesia
20
pentahapan pengerjaan sampai dengan pemberian respon. Fasilitas ini juga
berfungsi sebagai routing dokumen kepada sistem inhouse dimasing-masing
entitas melalui berbagai protokol komunikasi dan format dokumen.
d. Menyediakan fasilitas yang digunakan untuk melakukan pelacakan (track and
trace) terhadap suatu dokumen. Fasilitas ini memungkinkan user melihat
status dan tahapan penanganan dokumen masuk dan keluar dari suatu entitas
ke entitas lain. Fasilitas ini harus mampu menyimpan historikal dokumen dari
setiap proses dan subproses.
e. Menyediakan fasilitas yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi
dengan sistem global yaitu sistem ASEAN Single Window (ASW).
f. Menyedikan mekanisme pengamanan jaringan dan enkripsi data dalam rangka
pengamanan transaksi elektronik yang terjadi dalam portal NSW.
g. Menyediakan sistem pelaporan dan statistik yang dibutuhkan entitas NSW
terkait.
Pengembangan portal NSW tidak meliputi pengembangan aplikasi inhouse di
masing masing instansi terkait, yang menjadi tanggung jawab dari instansi yang
bersangkutan. Portal NSW hanya menyediakan interface, translator atau
exchange module untuk melakukan komunikasi data dan informasi antara portal
NSW dengan aplikasi inhouse instansi terkait. Masing-masing instansi
bertanggungjawab untuk menjamin bahwa aplikasi inhouse dapat menerima,
memproses dan mengirimkan informasi ke dan dari interface Portal NSW.
2.9 Konstruksi Penelitian
Konstruk adalah abstraksi fenomena atau realitas yang diamati, baik berupa
kejadian, proses, atribut, subyek atau obyek tertentu. Pada umumnya konstruk
merupakan konsep-konsep yang lebih abstrak dengan makna tambahan yang
sengaja diadopsi untuk keperlian ilmiah (Sitinjak et. al, 2006).
Pada penelitian penulis mengajukan 6 konstruk sebagai variabel laten endogen
dan variabel laten eksogen yang kemudian akan diestimasi, dianalisa dan dibahas
pada bab-bab selanjutnya.
-
Universitas Indonesia
21
2.8.1 Content
Content merupakan salah satu konstruk yang digunakan untuk mengukur dan
mengevaluasi suatu website. Konstruk ini diambil sebab sistem yang akan dikaji
berupa portal website yang digunakan oleh umum. Menurut Muylle et. al, (2007),
ukuran-ukuran yang harus dipenuhi dalam mengevaluasi content adalah
credibility, currentness, relevance dan sufficiently.
Credibility adalah kepercayaan pengguna suatu sistem terhadap suatu website.
Currentness mengacu bahwa informasi yang ada dalam website tersebut selalu
baru atau dapat dikatakan bahwa informasi yang tedapat dalam website selalu
diperbaharui (update). Selanjutnya, relevance diartikan bahwa website tersebut
mempunyai nilai manfaat bagi penggunanya. Terakhir, sufficiently berarti website
tersebut memiliki informasi lengkap sesuai yang dibutuhkan oleh pengguna.
2.8.2 Organization
Konstruk yang kedua dalam penelitian ini lebih menitikberatkan kepada
pengukuran struktur dan tampilan suatu website. Muylle et. al (2007) menjelaskan
bahwa dimensi dari organization adalah navigation, readibility, speed, design, dan
interactivity.
Navigation yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsistensi struktural
dalam sebuah website yang memudahkan pengguna melakukan penjelajahan
menu dan fasilitas yang disediakan oleh website tersebut. Sedangkan, readibility
mengacu kepada kemudahan pengguna untuk membaca teks yang ditampilkan
dalam sebuah website. Beberapa studi menunjukan bahwa membaca langsung
pada layar monitor bisa jadi lebih lambat dan kurang akurat.
Dimensi yang ketiga adalah speed yang mengacu kepada waktu yang
dibutuhkan website tersebut menampilkan informasi pada saat pengguna
mengaksesnya. Dimensi selanjutnya dari organization adalah design yang
mengacu kepada tampilan yang menarik dari sebuah website. Dimensi ini
mengakibatkan sebuah efek visual pada sebuah website. Interactivity adalah akses
-
Universitas Indonesia
22
website secara personal yang didapat oleh pengguna. Website akan melindungi
hak akses bagi pengguna berhak saja.
2.8.3 Technology
Menurut Muylle et. al. (2007), konstruk technology mengacu kepada dua
dimensi, yaitu reliability dan progressiveness.
Reliability mengarah kepada persepsi pengguna bahwa website telah memiliki
fungsi-fungsi teknis yang memadai, jarang terjadi error dan jarang terjadi
gangguan teknis yang mengganggu kinerjanya.. Sedangkan yang dimaksud bahwa
sebuah website dikatakan progresif jika memiliki fungsi dan teknologi yang cukup
kaya dan modern seperti kemampuan pencarian data dan pengambilan keputusan
bagi pengguna.
2.8.4 Service Quality
Service Quality adalah dukungan yang diberikan oleh penyedia layanan
terlepas apakah itu penyedia jaringan telepon, bagian teknologi informasi atau
penyedia jaringan Internet (DeLone and McLean, 2003). Konstruk ini dirasakan
penting karena koalitas layanan yang buruk akan berimplikasi langsung terhadap
kepuasan pengguna dalam menggunakan layanan. Pada institusi swasta akibatnya
akan kehilangan pelanggan.
Dimensi dari service quality, menurut DeLone adalah assurance, emphaty dan
responsiveness. Assurance berarti adanya kepastian bahwa pengguna telah
memiliki pengetahuan yang memadai untuk melakukan pekerjaannya. Sedangkan
empathy (empati) didefinisikan sebagai ketertarikan yang jauh dari lubuk hati
seorang pengguna sistem untuk menjalankan sistemnya. Kemudian dimensi yang
terakhir, responsiveness diartikan bahwa pengguna mendapatkan tanggapan yang
cepat dari penyedia akan kesulitan yang dihadapi oleh pengguna.
Yang & Sim (2009) mengemukakan bahwa terdapat 5 faktor ukuran yang
dapat digunakan dalam kualitas pelayanan, yaitu reliability, responsiveness,
-
Universitas Indonesia
23
assurance, empathy dan tangibility. Dalam penelitian ini, Service Quality akan
diamati berdasarkan 3 indikator yang telah dikuatkan pada penelitian sebelumnya.
2.8.5 User Satisfaction
Menurut DeLone dan McLean (2003), yang dimaksud dengan user
satisfaction atau kepuasan pengguna adalah suatu bentuk respon emosional yang
dirasakan oleh pengguna berdasarkan pengalamannya dalam rangka melakukan
pencarian informasi dan menggunakan layanan-layanan sistem informasi.
Dimensi dari user satisfaction terdiri dari repeat purchase (pembelian berulang),
repeat visit (kunjungan berulang) dan kepuasan terhadap layanan yang diberikan.
Namun pada penelitian ini, indikator repeat purchase dikesampingkan. Hal ini
dikarenakan pada portal INSW tidak terjadi proses pembelian.
Cyert and March (1963) dalam Bergesen percaya bahwa jika pengguna
menemukan sesuai dengan yang diharapkan maka akan terbentuk user satisfaction.
Sebaliknya, jika pengguna tidak menemukan apa yang dibutuhkannya maka dia
akan kecewa.
User satisfaction merupakan salah satu faktor utama yang menentukan tingkat
keberhasilan dari sebuah penerapan sistem informasi (Bailey and Pearson 1983
dalam Sedera and Tan 2005). Oleh karena itu konstruk ini dipilih untuk
ditambahkan dalam penelitian ini.
2.8.6 Commitment
Menurut Muylle et. al (2007), komitmen diartikan sebagai loyalitas pengguna
sistem. Pengguna mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap sistem yang
digunakan. Ia tak segan-segan untuk merekomendasikan web site yang digunakan
kepada orang lain agar orang lain tersebut ikut serta menggunakannya. Pengguna
yang loyal ditandai pula dengan adanya kesediaan membayar lebih terhadap
layanan yang sedang digunakannya. Konstruk ini penulis usulkan masuk dalam
penelitian ini terkait pencarian usulan alternatif pembiayaan oleh pengguna
terhadap layanan-layanan premium yang akan ditawarkan dalam sistem INSW.
-
Universitas Indonesia
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh pada
penelitian ini. Secara garis besar, metodologi penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1 Diagram Metodologi Penelitian
-
Universitas Indonesia
25
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Saat ini penggunaan portal situs web National Single Window masih belum
merupakan sesuatu yang diwajibkan bagi pengguna. Pengguna boleh saja tidak
memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan oleh portal meskipun hal itu
dimaksudkan untuk membantu kegiatan bisnis mereka.
Oleh karena itu pada penelitian ini penulis ingin mengetahui sejauh mana
tingkat penerimaan pengguna portal Indonesia National Single Window yang
diukur dari tingkat kepuasan yang didapatkan selama menggunakan portal
tersebut. Subyek populasi diambil dari pengguna sistem yang terdiri dari
komunitas kepabeanan (importir dan perusahaan pengurusan jasa kepabeanan)
yang sering melakukan transaksi dokumen impor pada Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai Tanjung Priok Jakarta.
Teknik random sampling digunakan dalam penelitian ini, yaitu dimana semua
individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample. Teknik ini
dipandang sebagai teknik sampling yang baik dalam penelitian (Narbuko et. al
2008).
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 192 responden yang mewakili
perusahaannya terbagi dalam jenis perusahaan importir dan perusahaan
pengurusan jasa kepabeanan (PPJK), dianggap sudah cukup memenuhi syarat
karena ukuran sampel yang disarankan untuk melakukan metode estimasi
Maximum Likelihood adalah 100 200 sampel (Ghozali & Fuad, 2005)
-
Universitas Indonesia
26
3.2 Pembuatan Kuisioner
Setelah konstruk penelitian terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah
menerjemahkan konstruk-konstruk penelitian tersebut kedalam sebuah
pertanyaan-pertanyaan kuisioner. Kuisioner ini berisi daftar pertanyaan yang
dibuat oleh penulis untuk mengetahui pengaruh antara konstruk (1) Content, (2)
Organization, (3) Technology, (4) Service Quality terhadap kepuasan dan
komitmen pengguna terhadap portal Indonesia National Single Window dari
responden tersebut.
Kuisioner disusun menggunakan skala Likert antara 1 7. Nilai terendah
sampai nilai tertinggi dari skala Likert berarti (1) sangat tidak setuju, kemudian
(2) tidak setuju, (3) kurang setuju, (4) netral, (5) agak setuju, (6) setuju dan (7)
sangat setuju.
Responden diharapkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner ini
dengan benar sehingga akan didapatkan data yang akurat dengan keadaan yang
sesungguhnya.
3.3 Pengumpulan Data
Setelah kuisioner selesai dibuat langkah berikutnya adalah pengumpulan data
yang dilakukan pada bulan November 2009. Pengumpulan data dilakukan
sebelum dilakukannya launching portal INSW tahap ke-5 yang rencananya akan
dilaksanakan di Istana Negara oleh Bapak Presiden Republik Indonesia pada
minggu ke-tiga bulan Januari 2010.
Pengumpulan data dilakukan oleh penulis dengan pembuatan form kuisioner
secara online. Form tersebut menggambarkan beberapa variabel amatan dalam
skala Likert. Selanjutnya, penulis mencari data pengguna portal Sistem Indonesia
National Single Window (INSW) yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya
yang didapatkan dari database user melalui Tim Pelaksana Teknis. Secara
keseluruhan data pengguna portal INSW di wilayah Jakarta dan sekitarnya
didapatkan sejumlah 1131 pengguna. Dari sejumlah data tersebut, kemudian di
validasi berdasarkan keaktifan dari alamat emailnya sejumlah 933 email.
-
Universitas Indonesia
27
Langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengirimkan email
undangan mengisi kuisioner online yang sudah dibuat sebelumnya kepada
pengguna tervalidasi tersebut. Data responden yang telah mengisi form kuisioner
online hingga batas yang telah ditentukan sebanyak 192 pengguna yang terdiri
atas 131 pengguna mewakili kategori perusahaan Importir dan 61 pengguna dalam
kategori Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK). Data ini menurut
penulis sudah mencukupi dan mewakili untuk dapat dianalisa dan dibahas lebih
lanjut dalam penelitian ini.
3.4 Analisa Data dan Pengujian Hipotesis
Analisa data mentah yang dikumpulkan dengan cara kuisioner dilakukan
dengan menggunakan teknik Structural Equation Modelling.
3.4.1 Definisi Structural Equation Modelling
Struktural Equation Modelling (SEM) adalah suatu teknik statistik yang
digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam
bentuk model-model sebab akibat. SEM sebenarnya merupakan teknik hibrida
yang meliputi aspek-aspek penegasan (confirmatory) dari analisis faktor, analisis
jalur dan regresi yang dapat dianggap sebagai kasus khusus SEM.
Teknik Structural Equation Modelling (SEM) seperti halnya LISREL adalah
teknis analisa data generasi kedua (Bagozzi and Fornell, 1982) yang digunakan
untuk menguji tingkatan riset sistem informasi yang direkomendasikan sebagai
analisa statistik berkualitas tinggi. Hal ini dapat dikatakan bahwa mereka menguji
kesimpulan dengan statistik melalui cara yang benar (Cook and Campbell, 1979)
Berbeda dengan teknik statistik generasi sebelumnya seperti regresi, SEM
memungkinkan bagi peneliti untuk menjawab suatu pertanyaan riset yang saling
berkaitan secara tunggal, sistematis dan komprehensif menggunakan pemodelan
antara berbagai konstruk yang independen dan dependen secara simultan (Gerbing
dan Anderson, 1988).
Kemampuan untuk melakukan analisa secara simultan inilah yang
membedakan dengan generasi pertama, yaitu model regresi linear, LOGIT,
-
Universitas Indonesia
28
ANOVA (analysis of variance) dan MANOVA (multivariate analysis of
variance) yang hanya dapat menganalisa hanya satu lapisan dari hubungan
diantara variabel independen dan dependen pada satu waktu (Gefen et. al, 2000)
Model persamaan struktural (SEM) pada dasarnya memiliki dua tujuan utama
dalam analisisnya, yaitu menentukan apakah suatu model masuk akal atau sesuai
berdasarkan data yang dimiliki serta menguji berbagai hipotesis yang telah
dibangun sebelumnya (Ghozali & Fuad, 2005)
3.4.2 Keuntungan Menggunakan SEM
Menurut Dion (2008), beberapa keuntungan menggunakan Structural
Equation Modelling diantaranya:
a. SEM dapat membuat perkiraan semua koefisien dalam model secara simultan.
Sehingga dengan demikian, dapat dengan mudah melakukan penilaian arti dan
kekuatan hubungan tertentu dalam konteks model lengkap.
b. Pada sebuah model yang multivariat dimana banyak variabel independen
dalam satu hubungan, model menjadi tergantung dengan hubungan yang lain.
Regresi tidak dapat menangani ini dengan sangat baik dan memerlukan
penggunaan regresi hirarkis.
c. Multi-co linearitas merupakan sebuah masalah di dalam regresi ganda. Dalam
SEM multi co-linearitas dapat dimodelkan dan dinilai. Saat menggunakan
SEM, hubungan antara prediktor variabel dapat dimodelkan. Apakah koefisien
antara prediktor dan variabel dependen bersifat derivatif parsial. Sehingga
pengaruh satu prediksi lain tetap konstan ketika memperkirakan prediksi-relasi
ketergantungan. Hal ini akan menghasilkan prediksi yang lebih valid
tergantung pada koefisien.
d. Saat menggunakan variabel laten dalam SEM, kesalahan pengukuran
dihilangkan dan sehingga dengan demikian akan diperoleh koefisien yang
lebih valid.
-
Universitas Indonesia
29
Selain itu, salah satu manfaat dari SEM adalah kapasitasnya untuk
menampung uji variance (asumsinya bahwa pada variabel regresi yang diukur
tanpa kesalahan). Peneliti dapat memodelkan error kemudian dihubungkan
dengan variabel dependen yang diuji dan variabel laten dengan dua cara. Pilihan
pertama adalah mengestimasi setiap variance untuk setiap error, ketika error pada
variabel dependen nilainya 1.0 (tergantung program perangkat lunaknya). Hasil
dari estimasi parameter menunjukkan error variance. Standarisasi istilah error dan
mengestimasi parameter yang menghadirkan dan memuat indikator (Weston &
Gore, 2006)
3.4.3 Variabel-Variabel dalam SEM
Pada saat melakukan observasi terhadap obyek penelitian (seringkali disebut
dengan unit amatan), tentunya perlu ditentukan karakter yang akan diobservasi
dari unit amatan yang disebut variabel. Variabel adalah karakteristik unit amatan
yang menjadi perhatian yang nilainya dimungkinkan bervariasi antar satu unit
amatan dengan unit amatan yang lain. Variabel merupakan jabaran dari sebuah
konstruk yang bersifat abstrak menjadi sebuah karakter yang dapat diuji.
Variabel-variabel pada penelitian ini dapat dibedakan menjadi variabel laten
dan variabel teramati.
3.4.3.1 Variabel Laten
Variabel laten (Latent Variables) yang disingkat dengan LV adalah variabel
yang diukur dari indikator. Prosesnya adalah paralel untuk memperoleh faktor
pada analisis faktor (Dion, 2008). Variabel laten terdiri atas variabel laten eksogen
dan variabel laten endogen.
Variabel laten eksogen digambarkan oleh sebuah lingkaran atau elips dimana
semua anak panahnya menuju keluar yaitu suatu konstruk yang bertindak sebagai
penyebab untuk konstruk yang lain pada sebuah model diagram jalur.
Sedangkan variabel laten endogen digambarkan dalam sebuah lingkaran atau
elips dimana paling sedikit ada satu anak panah yang masuk menuju lingkaran
-
Universitas Indonesia
30
yaitu suatu konstruk yang bergantung pada variabel lain atau variabel luar yang
paling tidak memiliki satu hubungan sebab akibat (Gefen et. al, 2000)
Notasi matematik dari variabel laten eksogen adalah (ksi) dan variabel laten endogen ditandai dengan huruf Yunani (eta).
Pada penelitian ini yang bertindak sebagai variabel laten eksogen adalah
Content, Organization, Technology dan Service Quality. Sedangkan yang
bertindak sebagai variabel laten endogen adalah User Satisfaction dan
Commitment.
3.4.3.2 Variabel Teramati
Variabel teramati (observed variable) atau variabel terukur (measured
variable, disingkat MV) adalah variabel yang dapat diamati atau dapat diukur
secara empiris dan seringkali disebut sebagai indikator. (Wijanto, 2008). Variabel
teramati merupakan efek atau ukuran dari variabel laten. Pada metode survei
dengan menggunakan kuisioner, setiap pertanyaan pada kuisioner mewakili
sebuah variabel teramati.
Variabel teramati yang berkaitan atau merupakan efek dari variabel eksogen
(ksi) diberi notasi matematik dengan label X, sedangkan yang berkaitan dengan variabel laten endogen (eta) diberi label Y. Diluar itu, tidak ada perbedaan fundamental diantara keduanya dan suatu ukuran dengan label X dalam satu
model bisa diberi label Y pada model yang lain.
Pemberian nama variabel teramati pada diagram lintasan bisa mengikuti notasi
matematiknya (X dan Y) atau nama/kode dari pertanyaan-pertanyaan kuisioner.
Pada penelitian ini, terdapat 19 variabel teramati yang terdiri dari 14 variabel
dengan label X dan 5 variabel dengan label Y.
3.4.4 Model-Model dalam SEM
Model adalah ringkasan teori yang seringkali dinyatakan dalam formulasi
matematika. Model menggambarkan hubungan pokok antara variabel-variabel
-
Universitas Indonesia
31
yang menjadi perhatian. Suatu model dikatakan baik bila mampu menjelaskan
fenomena yang sebenarnya dengan kesalahan yang kecil. Munculnya komponen
kesalahan merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari mengingat dalam realita
kejadian yang sebenarnya sangat kompleks sedangkan model hanya berupaya
menjelaskan hubungan pokoknya saja. (Sitinjak, et. al, 2006).
Dalam SEM dikenal 3 jenis model, yaitu model struktural (structural model),
model pengukuran (measurement model) dan model hibrid (full SEM model)
yang merupakan gabungan model struktural dan model pengukuran.
3.4.4.1 Model Struktural
Model struktural menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara
variabel-variabel laten. Hubungan-hubungan ini umumnya linier meskipun
perluasan SEM memungkinkan untuk mengikutsertakan hubungan non-linier.
Sebuah hubungan diantara variabel-variabel laten serupa dengan sebuah
persamaan regresi linier diantara variabel-variabel laten tersebut. Beberapa
persamaan regresi linier tersebut membentuk sebuah persamaan simultan variabel-
variabel laten (Wijanto, 2008).
Parameter yang menunjukan regresi variabel laten endogen pada variabel laten
eksogen diberi label (gamma) sedangkan untuk regresi variabel laten endogen pada pada variabel laten endogen yang lain diberi label (beta).
3.4.4.2 Model Pengukuran
Pengguna SEM paling sering menghubungkan variabel laten dengan variabel-
variabel yang teramati melalui model pengukuran yang berbentuk analisis faktor.
(Wijanto, 2008)
Model pengukuran (measurement model) adalah suatu model yang
mengijinkan para peneliti untuk mengevaluasi seberapa baik variabel yang mereka
kombinasikan untuk mengidentifikasikan hal-hal yang mendasar/pokok suatu
-
Universitas Indonesia
32
konstruk hipotesa. Model pengukuran dalam SEM memanfaatkan Confirmatory
Factor Analysis (CFA) model. Semua asosiasi di antara variabel laten adalah
unanalyzed association. Disamping itu dimungkinkan pula terjadinya korelasi
antara errors (unanalyzed association) dari variabel-variabel teramati (Sitinjak et.
al, 2006)
3.4.5 Kesalahan-kesalahan dalam SEM
Model persamaan struktural akan selalu memiliki variabel-variabel atau
indikator yang tidak dapat teramati dengan sempurna. Variabel-variabel yang
tidak dapat diamati dengan sempurna ini perlu adanya penambahan suatu
komponen yang dapat mewakili kesalahan pengukuran dalam model persamaan
struktural tersebut.
Pada model persamaan struktural terdapat dua hal kesalahan yaitu kesalahan
struktural (structural error) dan kesalahan pengukuran (measurement error).
Berikut akan dibahas masing-masing kesalahan tersebut.
3.4.5.1 Kesalahan Struktural
Pada umumnya pengguna SEM tidak berharap bahwa variabel bebas dapat
memprediksi secara sempurna variabel terikat, sehingga dalam suatu model
biasanya ditambahkan komponen kesalahan struktural. Kesalahan struktural ini
diberi label dengan huruf Yunani (zeta). Untuk memperoleh estimasi parameter yang konsisten, kesalahan struktural ini diasumsikan tidak berkorelasi
dengan variabel-variabel eksogen dari model. Meskipun demikian, kesalahan
struktural bisa dimodelkan berkorelasi dengan kesalahan struktural yang lain.
3.4.5.2 Kesalahan Pengukuran
Dalam SEM indikator-indikator atau variabel-variabel teramati tidak dapat
secara sempurna mengukur variabel laten terkait. Untuk memodelkan
-
Universitas Indonesia
33
ketidaksempurnaan ini dilakukan penambahan komponen yang mewakili
kesalahan pengukuran ke dalam SEM. Komponen kesalahan pengukuran yang
berkaitan dengan variabel teramati X diberi label dengan huruf Yunani (delta), sedangkan yang berkaitan dengan varabel Y diberi label dengan huruf
Yunani (epsilon). Kesalahan pengukuran boleh berkovari satu sama lain, meskipun demikian
secara default mereka tidak berkovari satu sama lain. Matrik kovarian dari diberi tanda dengan huruf Yunani (theta delta) dan secara default adalah matrik diagonal. Hal ini berlaku sama untuk kesalahan pengukuran yang matrik kovariannya adalah (theta epsilon) dan merupakan matrik diagonal secara default.
Secara konseptual, hampir semua pengukuran mempunyai komponen
kesalahan yang terkait. Meskipun demikian, ketika sebuah variabel laten hanya
direfleksikan/diukur oleh sebuah variabel teramati tunggal, maka estimasi nilai
kesalahan pengukuran terkait sukar/tidak mungkin dilakukan.
3.4.6 Prosedur Structural Equation Modelling
Prosedur SEM secara umum akan mengandung 5 tahapan yaitu (1) model
spesification, (2) identification, (3) estimation, (4) testing fit dan (5)
respecification (Bollen dan Long, 1993 dalam Wijanto, 2008).
3.4.6.1 Spesifikasi Model (model spesification)
Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan struktural,
sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini diformulasikan berdasarkan suatu
teori atau penelitian sebelumnya. Selanjutnya dari teori-teori tersebut, dibuat
sebuah hipotesis sehingga menjadi dasar untuk membuat sebuah model dan
mengembangkannya antara variabel-variabel laten beserta indikator-indikatornya.
Hoyle (1998) mengatakan bahwa analisis tidak akan dimulai sampai peneliti
menspesifikasi sebuah model yang menunjukan hubungan diantara variabel-
-
Universitas Indonesia
34
variabel yang dianalisis. Melalui langkah-langkah dibawah ini, peneliti dapat
memperoleh model yang diinginkan:
a. Spesifikasikan model pengukuran Langkah awal dari spesifikasi model pengukuran adalah melakukan
pendefinisian dari variabel-variabel laten yang ada di dalam penelitian.
Variabel laten endogen pada penelitian ini disebut dengan ETA yang
dinyatakan dengan huruf Yunani yaitu . Terdapat dua variabel endogen dalam penelitian ini yaitu User Satisfaction yang dinyatakan dengan 1 dan variabel endogen kedua adalah Commitment yang dinyatakan dengan 2. Selanjutnya adalah variabel laten eksogen yang dapat dibaca dengan KSI dan
dinyatakan dengan notasi . Terdapat empat variabel laten eksogen yaitu Content yang dinyatakan dengan 1, kemudian Organization yang dinyatakan dengan 2, selanjutnya Technology yang dinyatakan dengan 3 dan variabel terakhir yaitu Service Quality yang dinyatakan dengan 4.
Langkah selanjutnya dari proses spesifikasi model pengukuran adalah
mendefinisikan variabel-variabel amatan dari masing-masing variabel laten
tersebut. Pada penelitian ini, terdapat 19 variabel teramati yang terdiri dari 14
variabel dengan label X atau label yang lain dan 5 variabel dengan label Y
atau label yang lain. Variabel amatan merupakan pernyataan-pernyataan yang
diajukan kepada responden yang dapat dilihat pada lampiran 1.
Langkah berikutnya dari proses spesifikasi model pengukuran adalah
mendefinisikan hubungan antara setiap variabel laten dengan variabel-variabel
teramati yang terkait. Pada penelitian ini, X1, X2, X3 dan X4 merupakan
indikator/variabel teramati dari variabel laten eksogen Content. Kemudian X5,
X6, X7, X8 dan X9 merupakan indikator atau variabel amatan dari variabel
laten eksogen Organization. Sedangkan X10 dan X11 merupakan variabel
amatan dari variabel laten eksogen Technology. Selanjutnya X12, X13 dan X14
adalah variabel amatan dari variabel laten eksogen Service Quality. Pada
variabel laten endogen User Satisfaction yang berperan sebagai
-
Universitas Indonesia
35
indikator/variabel amatan adalah Y1, Y2 dan Y3. Kemudian pada variabel
endogen Commitment yang bertindak sebagai variabel amatan adalah Y4 dan
Y5.
Berikut adalah persamaan dan kesalahan-kesalahan pengukuran pada variabel-
variabel amatan yang terjadi.
Variabel laten eksogen Content (1) X1 = X11C + 1 .............................................................. (1) X2 = X21C + 2 .............................................................. (2) X3 = X31C + 3 .............................................................. (3) X4 = X41C + 4 .............................................................. (4)
Variabel laten eksogen Organization (2) X5 = X52 O + 5 .............................................................. (5) X6 = X62 O + 6 .............................................................. (6) X7 = X72 O + 7 .............................................................. (7) X8 = X82 O + 8 .............................................................. (8) X9 = X92 O + 9 .............................................................. (9)
Variabel laten eksogen Technology (3) X10 = X103 T + 10 ........................................................... (10) X11 = X113 T + 11 ........................................................... (11)
Variabel laten eksogen Service Quality (4) X12 = X124 SQ + 12 .........................................................(12) X13 = X134 SQ + 13 .........................................................(13) X14 = X144 SQ + 14 .........................................................(14)
Variabel laten endogen User Satisfaction (1) Y1 = Y11 US + 1 ............................................................ (15) Y2 = Y21 US + 2 ............................................................ (16)
-
Universitas Indonesia
36
Y3 = Y31 US + 3 ............................................................ (17)
Variabel laten endogen Commitment (2) Y4 = Y42 US + 4 ............................................................ (18) Y5 = Y52 US + 5 ............................................................ (19)
b. Spesifikasikan model struktural Setelah melakukan spesifikasi dari model pengukuran, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan spesifikasi model struktural. Pada langkah ini,
penulis melakukan pendefinisian hubungan kausal yang terjadi diantara
variabel-variabel laten tersebut. Hubungan kausal ini diambil berdasarkan
teori pada penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya.
c. Gambar path diagram dari model hybrid Diagram ini merupakan kombinasi model pengukuran (measurement model)
dan struktural (structural model). Pada tahapan ini penulis akan
menggambarkan hipotesis yang telah dibuat dalam tahap konseptualisasi
model sebelumnya. Menurut Weston et. al (2006), SEM itu seperti analisa
faktor dan analisa jalur. Tujuan SEM adalah adalah suatu analisa yang
menyediakan kesimpulan parsimonious (hemat) hubungan dengan hubungan
yang lain diantara variabel (Kahn, 2006)
Pembuatan diagram jalur akan memudahkan kita memahami hipotesis yang
telah dibangun sebelumnya sehingga peneliti dapat melihat secara keseluruhan
hipotesis yang telah dibangun juga dapat melihat secara keseluruhan hipotesis
yang telah dibangun juga dapat melihat variabel-variabel endogen, eksogen
serta error atau kesalahan-kesalahan pada persamaan tersebut.
3.4.6.2 Identifikasi (identification)
Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya
suatu nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan
kemungkinan tidak ada solusinya. Pada tahapan ini dimaksudkan untuk menjaga
-
Universitas Indonesia
37
agar model yang dispesifikasikan bukanlah model yang under-identified atau
unidentified.
a. Jenis-jenis Identifikasi Pada persamaan simultan terdapat tiga kemungkinan identifikasi, yaitu under-
identified, just-identified atau over-identified.(Sitinjak, 2005)
Under-identified model adalah model dimana jumlah paramater yang
diestimasi lebih besar dari jumlah data yang diketahui. Pada kondisi under-
identified model yang dispesifikasikan tidak memiliki penyelesaian yang unik.
Sebagai gambaran sederhana dari under-identified ini adalah persamaan X + Y
= 10, karena kita hanya memiliki 1 buah data, sedangkan nilai variabel yang
dicari ada 2 buah, maka persamaan tersebut tidak memiliki solusi yang unik.
Nilai X bisa banyak dan bisa diambil berapa saja, sedangkan nilai Y adalah
10-X. Demikian j