tesis diajukan kepada magister psikologi untuk memenuhi...

111
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Temperamen Anak terhadap Kecerdasan Emosi Anak Usia Sekolah TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Sains (M. Si) Oleh: Arni Mabruria, S. Pd. I NIM: 2110070000010 FAKULTAS PSIKOLOGI PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Temperamen Anak

terhadap Kecerdasan Emosi Anak Usia Sekolah

TESIS

Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Magister Sains (M. Si)

Oleh:

Arni Mabruria, S. Pd. I

NIM: 2110070000010

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

Page 2: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

ii

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Temperamen Anak

terhadap Kecerdasan Emosi Anak Usia Sekolah

TESIS

Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Magister Sains (M. Si)

Oleh:

Arni Mabruria, S. Pd. I

NIM: 2110070000010

Dibawah Bimbingan

Pembimbing

Dr. Risatianti Kolopaking, M. Psi.

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

Page 3: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Temperamen Anak

terhadap Kecerdasan Emosi Anak Usia Sekolah” telah diajukan dalam sidang

munaqosyah Magister Sains Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal Juni 2013. Tesis ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains (M. Si).

Jakarta, Juni 2013

Sidang Munaqosyah

Dekan/Ketua Pembantu Dekan/Sekretaris

Jahja Umar, Ph. D Dra. Fadhilah Suralaga, M. Si

NIP. 130 885 522 NIP. 19561223 198303 2 001

Anggota:

Dr. Risatianti Kolopaking, M. Psi.

Page 4: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Arni Mabruria, S. Pd. I

NIM : 2110070000010

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

Orangtua dan Temperamen Anak terhadap Kecerdasan Emosi Anak Usia

Sekolah” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan

tindakan plagiat dalam penyusunan tesis tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang

ada dalam penyusunan tesis ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya

dalam tesis. Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai

dengan undang-undang jika ternyata tesis ini secara prinsip merupakan plagiat

atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, Juni 2013

Yang menyatakan,

Arni Mabruria, S. Pd. I

Page 5: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

v

Motto & Persembahan

Motto : ” Kesuksesan yang diraih bukan seberapa besar kelebihan yang ada pada

dirimu, tetapi seberapa cerdas atau kreatifnya kamu mengolah,

menggunakan dan menempatkan kelebihan tersebut. Sehingga dapat

bermanfaat bagi dirimu sendiri & orang lain”.

Persembahan : Ku persembahkan skripsi ini untuk orang-orang tersayang yang

tempatnya dihatiku takkan pernah tergantikan karena mereka aku bisa

seperti sekarang.

Ayahanda tersayang yang telah mendidikku untuk menjadi seseorang

yang tegar serta kelak berbakti kepada orang tua, nusa, bangsa, dan

agama.

Ibunda sebagai orang yang sangat aku sayangi yang telah memberikan

kasih sayangnya kepadaku dari kecil hingga dewasa dan yang terus

berdo’a untuk keselamatan dan keberhasilan anak-anaknya.

Saudariku tersayang Amrina Rosyada dan Rini Aulia serta keluarga

besarku yang selalu memberi motivasi dan senantiasa berdo’a untukku.

Suamiku yang ku sayangi dan menjadi teman sejatiku dalam

menemani dan jalani hidup suka dan duka bersamaku sampai

kapanpun tiada henti, serta senantiasa memberi inspirasi dan support

hingga aku dapat tetap tegar dan sabar dalam menjalani semuanya.

Anandaku buah hati dan kebanggaanku yang tersayang.

Page 6: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

vi

ABSTRAK

A) Magister Sains Psikologi

B) Juni 2013

C) Arni Mabruria, S. Pd. I

D) Pengaruh pola asuh orang tua dan temperamen anak terhadap kecerdasan

emosi anak usia sekolah

E) xv + 71 Halaman + 23 Lampiran

F) Pola asuh orang tua dan temperamen anak memiliki peran penting dalam

meningkatkan kecerdasan emosi anak usia sekolah. Peran tersebut pada

penelitian sebelumnya masih dibuktikan secara terpisah dan belum ada yang

mencoba melihat pengaruh tersebut secara bersama. Untuk itu, penelitian ini

secara umum bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh bersama

pola asuh orang tua dan temperamen anak terhadap kecerdasan emosi anak

usia sekolah. Responden penelitian ini berjumlah 126 pasangan anak dan

ibunya, dimana anak-anak yang diteliti tersebut berusia antara 10-12 tahun.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan teknik non probability sampling. Instrumen penelitian ini ialah

skala kecerdasan emosi dari Emotional Intelligence Questionnaire Child

Short Form (TEIQue-CSF), skala pola asuh dari Parental Authority

Questionnaire (PAQ), dan skala temperamen dari School-Age Temperament

Inventory (SATI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua dan temperamen anak

terhadap kecerdasan emosi anak, namun ada kecenderungan yang

menunjukkan arah positif yang paling dominan pada pola asuh authoritative

dan temperamen energy. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan

agar meninjau faktor-faktor lain yang lebih dominan dapat mempengaruhi

kecerdasan emosi seperti usia, kondisi fisik dan kesehatan, jenis kelamin, IQ,

interaksi dengan guru dan teman sebaya, perbedaan etnis, tingkat ekonomi

serta pendidikan orang tua.

G) Kata kunci : Kecerdasan Emosi, Pola Asuh Orang Tua, Temperamen Anak.

H) 53 buku + 47 artikel ilmiah

Page 7: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

vii

ABSTRACT

A) Master of Science in Psychology

B) June 2013 C) Arni Mabruria, S. Pd. I

D) The influence of parenting and child temperament on emotional

intelligence of school-age children. E) xv + 71 Pages + 23 Appendixes F) Parenting and child temperament have an important role in improving the

emotional intelligence of school-age children. The role, in previous study,

was demonstrated separately and no one had tried to see the effect of such

parenting and child temperament in one occasion. For this reason, this

research generally aims to measure how much the influence of parenting

and child temperament on the emotional intelligence of school-age

children. The respondents of this research are totally 126 consisting of

children and their mothers, of whom the children are aged between 10-12

years. The sampling technique used in this research is non-probability

sampling technique. The instrument of this research is the emotional

intelligence scale of Emotional Intelligence Questionnaire Child Short

Form (TEIQue-CSF), parenting scale of Parental Authority

Questionnaire (PAQ), and the temperament scales of School-Age

Temperament Inventory (SATI). The result of this research shows that

there is no significant relationship between parenting and child

temperament on children's emotional intelligence, but there is a trend that

shows positive direction which is the most dominant on the authoritative

parenting and temperament of energy. For future studies, I suggested that

other more dominant factors affecting emotional intelligence such as age,

physical condition and health, gender, IQ, interaction with teachers and

peers, ethnic differences, economic and educational level of the parents

are examined carefully. G) Keywords: Emotional Intelligence, Parenting, Child Temperament.

H) 53 books + 47 scientific articles

Page 8: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

viii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam penulis ucapkan kehadirat Allah SWT sang

pemberi inspirasi dan kesabaran, senandung shalawat dan salam atas junjungan

umat Islam Nabi besar Muhammad SAW, akhirnya penulisan tesis ini dapat

diselesaikan. Hal ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak, baik bantuan moral

maupun spiritual.

Untuk itu, melalui tulisan ini perlu disampaikan rasa terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak yang telah turut membantu

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan ini disampaikan kepada :

1. Seluruh pihak Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan Magister

Sains Psikologi Jakarta. Mulai dari Dekan kami, bapak Jahja Umar, yang

mmeberikan kami kepercayaan besar untuk menyusun tesis dengan standar

yang amat baik ini hingga seluruh jajaran dekanat tercinta, dosen-dosen yang

telah mewariskan ilmu yang amat bermanfaat bagi kami, serta tidak lupa pula

staf-staf akademik yang senantiasa kami buat repot.

2. Ibu Risatianti Kolopaking selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan

waktu dan mencurahkan tenaga serta pemikirannya dalam penyusunan dan

penyelesaian tesis ini.

3. Kepala Sekolah beserta dewan guru dan karyawan SDIT Darul Muttaqin

Parung Bogor yang telah memberikan izin penelitian dan informasi yang

dibutuhkan selama penelitian.

Page 9: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

ix

4. Keluarga tercinta: Ayahanda (Ariffurrahman, S.Ag), ibunda (Rohisun),

suamiku (Abdullah Fikri), anandaku (Faqih Alwaizh), serta adinda (Amrina

Rosyada dan Rini Aulia) yang telah memberikan doa dan motivasi dalam

penyelesaian tesis ini.

5. Sahabat-sahabat Magister Sains Psikologi angkatan 2010, serta rekan-rekan

mahasiswa/i seperjuangan lainnya.

Semoga bantuan tersebut akan menjadi amal shaleh dan dapat diterima

Allah SWT, sebagai bekal dan mendapatkan pahala di sisi-Nya. Amin Ya Rabbal

Alamin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang

bersifat membangun dan konstruktif demi penyempurnaan tesis ini.

Jakarta, Juni 2013

Penyusun,

Arni Mabruria, S. Pd. I

Page 10: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii

PERNYATAAN ................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT .......................................................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... i x

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1-7

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Batasan Masalah ............................................................................. 4

1.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 7

Page 11: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

xi

BAB 2 LANDASAN TEORI ..................................................................... 8-28

2.1 Kecerdasan Emosi .......................................................................... 8

2.1.1 Defenisi Kecerdasan Emosi ................................................... 8

2.1.2 Aspek-aspek Kecerdasan Emosi ............................................ 11

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ......... 12

2.1.4 Pengukuran Kecerdasan Emosi ............................................. 15

2.2 Pola Asuh ......................................................................................... 15

2.2.1 Defenisi Pola Asuh ................................................................ 15

2.2.2 Aspek-aspek Pola Asuh .......................................................... 17

2.2.3 Dimensi Pola Asuh ................................................................ 18

2.2.4 Faktor faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh ....................... 19

2.2.5 Pengukuran Pola Asuh ........................................................... 22

2.3 Temperamen .................................................................................... 22

2.3.1 Defenisi Temperamen ............................................................. 22

2.3.1 Klasifikasi Temperamen ......................................................... 24

2.3.3 Dimensi Temperamen ............................................................. 24

2.3.4 Pengukuran Temperamen ....................................................... 25

2.4 Kerangka Berpikir .......................................................................... 25

2.5 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 28

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................... 29-59

3.1 Populasi dan Sampel ....................................................................... 29

3.2 Variabel Penelitian .......................................................................... 29

3.3 Uji Validitas Instrumen ................................................................... 35

Page 12: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

xii

3.3.1 Uji Validitas Konstruk Skala Kecerdasan Emosi ................... 37

3.3.2 Uji Validitas Konstruk Skala Pola Asuh ................................. 40

3.3.3 Uji Validitas Konstruk Skala Temperamen ............................ 47

3.4 Prosedur Penelitian ....................................................................... 55

3.5 Metode Analisis Data .................................................................... 56

BAB 4 HASIL PENELITIAN .....................................................................60-66

4.1 Karakteristik Sampel Penelitian .................................................... 60

4.2 Uji Hipotesis Penelitian ................................................................. 61

4.2.1 Analisis Regresi Berganda ...................................................... 61

4.2.2 Pengujian Proporsi Varians IV ................................................ 63

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .................................. 67-71

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 67

5.2 Diskusi .......................................................................................... 68

5.3 Saran ............................................................................................. 71

5.3.1 Saran Teoritis ........................................................................... 71

5.3.2 Saran Praktis ............................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rincian Defenisi Operasional Variabel ....................................... 30

Tabel 3.2 Penjelasan Aspek dan Item Skala Kecerdasan Emosi ................. 32

Tabel 3.3 Penjelasan Aspek dan Item Skala Pola Asuh ............................... 33

Tabel 3.4 Penjelasan Aspek dan Item Skala Temperamen .......................... 34

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Kecerdasan Emosi ....................................... 39

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Authoritarian ............................................... 41

Tabel 3.7 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Authoritarian ..... 42

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Permissive ................................................... 44

Tabel 3.9 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Permissive ......... 44

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Authoritative ............................................. 46

Tabel 3. 11 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Authoritative .... 46

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Negative Reactivity ................................... 48

Tabel 3.13 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran NR .................... 48

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Task Persistence ........................................ 50

Tabel 3.15 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran TP .................... 50

Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Approach ................................................... 52

Tabel 3.17 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Approach ......... 52

Tabel 3.18 Muatan Faktor Item Energy ....................................................... 54

Tabel 3.19 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Energy ............. 54

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Penelitian ................................................... 60

Tabel 4.2 R Square ....................................................................................... 61

Tabel 4.3 ANOVA Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ....................... 62

Tabel 4.4 Koefisien Regresi ......................................................................... 63

Tabel 4.5 Kontribusi Proporsi Varians IV terhadap DV .............................. 64

Page 14: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian .................................................... 27

Gambar 3.1 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik KE .................................. 38

Gambar 3.2 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Authoritarian ................. 41

Gambar 3.3 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Permissive ...................... 43

Gambar 3.4 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Authoritative ................... 45

Gambar 3.5 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik NR ................................... 47

Gambar 3.6 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik TP ................................... 49

Gambar 3.7 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Approach ........................ 51

Gambar 3.8 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Energy ............................ 53

Gambar 3.9 Skema Hipotesis Penelitian ....................................................... 56

Page 15: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A Kuesioner Try Out .................................................................................... 1

B Kuesioner Field Test ................................................................................. 8

B1 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Kecerdasan Emosi ........................ 15

B2 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Pola Asuh ..................................... 16

B3 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Temperamen ................................. 19

C Hasil Statistik Uji Kontribusi Varians IV terhadap DV ............................ 23

Page 16: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN TEMPERAMEN ANAK

TERHADAP KECERDASAN EMOSI ANAK USIA SEKOLAH

TESIS

Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Magister Sains (M. Si)

Oleh:

Arni Mabruria, S. Pd. I

NIM: 2110070000010

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

Page 17: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kajian dan perhatian terhadap pembangunan sumberdaya manusia yang

berkualitas menghantarkan kepada kajian yang lebih spesifik yaitu faktor yang

berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pertumbuhan

anak yang optimal dapat menciptakan manusia yang berkualitas. Keberhasilan

perkembangan anak ditentukan oleh beberapa aspek yaitu fisik, kognitif, afektif,

emosi, serta aspek sosial. Menurut Calhoun dan Acocella (1990), kemampuan dan

bakat seorang anak muncul bukan hanya ditentukan oleh faktor bawaan saja tetapi

juga ditentukan oleh stimulasi sejak dini, makanan yang cukup bergizi, kesehatan

yang baik, hubungan orang tua yang harmonis, dan pendidikan yang cukup serta

lingkungan yang menunjang.

Anak pada masa school-age tidak hanya mampu memahami dan

merespon perasaan mereka sendiri tetapi mereka juga sudah mampu

memahami apa yang dirasakan oleh orang lain. Menurut Papalia dkk, (2007)

pada usia 8-10 tahun, anak sudah mampu mengintegrasikan rangkaian emosi

positif dan negatif. Anak dapat memahami bahwa dirinya memiliki dua

perasaan yang saling bertolak belakang pada saat yang bersamaan. Pada usia

11 tahun, anak sudah mampu mendeskripsikan perasaan yang dirasakannya,

dan kemampuan tersebut menurut Salovey dan Mayer (1990) merupakan

kecerdasan emosi. Dengan demikian perkembangan emosional anak sekolah

mencapai taraf penyesuaian tingkah laku dengan apa yang diharapkan oleh

lingkungannya.

Page 18: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

2

Namun fenomena yang terjadi saat ini, secara emosional anak usia sekolah

(10-12 tahun) cenderung mengalami gangguan psikologis seperti bersifat agresif,

manja, memiliki perasaan cemas, mudah iri dan merasa tersaingi oleh teman

sebaya serta sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial disekitarnya. Hal

tersebut dikhawatirkan berlanjut sampai tahapan perkembangan anak selanjutnya,

karena tidak berhenti pada satu tahap tertentu, namun mengikuti terus sampai

anak menjadi dewasa. Jika ini terjadi, maka anak akan mengalami stagnasi dalam

pertumbuhan dan perkembangannya.

Kecerdasan emosi bukan merupakan hasil sesaat melainkan hasil stimulasi

sejak dini yang berkaitan dengan sosialisasi atau pengasuhan dalam keluarga. Pola

p e n g asuhan orang tua dalam keluarga sangat penting, karena orang tua sebagai

pembentuk kepribadian anak. Pola asuh yang keliru dapat menjadikan anak

bermasalah (Gottman & DeClaire, 1997).

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sikap, pengasuhan dan

kondisi orang tua baik secara langsung maupun tidak langsung akan

mempengaruhi kemampuan pengendalian emosi anak. Eisenberg (1986)

menemukan bahwa perilaku emosional orang tua berpengaruh pada perilaku

pengendalian diri anak. Hasil penelitian Collins dan Kuczaj (1991) yang

menunjukkan bahwa pola asuh orang tua (parenting style) memiliki pengaruh

yang besar terhadap perkembangan anak.

Penelitian lain yang dilakukan Shields (1991) menunjukkan bahwa anak-

anak yang diperlakukan tidak baik (maltreated) menunjukkan perilaku sulit

menyesuaikan diri (maladaptive) daripada anak-anak yang diperlakukan dengan

baik. Perilaku maladaptive tersebut adalah ketidakmampuan mengendalikan

Page 19: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

3

amarah dan tidak mau berteman sedangkan perilaku yang adaptive adalah

perilaku prososial dan suka berteman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

perlakuan orang tua pada anak mempengaruhi perilaku adaptasi anak.

Hasil penelitian Chang (2006) di Cina menunjukkan bahwa perlakuan

kasar dari orang tua berpengaruh secara langsung atau tidak langsung pada

pengendalian emosi anak dan mempengaruhi agresivitas anak di sekolah (dalam

Sarwono, 2007).

Dari beberapa hasil penelitian menun jukkan bahwa perlakuan atau pola

asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya berpengaruh besar terhadap

kecerdasan emosi anak.

Faktor lainnya yang mempengaruhi kecerdasan emosi anak ialah

kepribadian. Perkembangan kepribadian seseorang meliputi beberapa aspek, baik

aspek alami genetis (nature) maupun aspek bimbingan lingkungan (nurture).

Aspek kepribadian yang bersifat alamiah (genetic) lebih pada sistem kerja

susunan saraf otak yang akan menghasilkan kecenderungan-kecenderungan

temperamen dan hasrat (dorongan) hormonal (Goleman, 2003).

Menurut Santrock (2009) temperamen adalah gaya prilaku dan cara khas

pemberian respons seseorang. Beberapa variasi temperamen anak antara lain ada

siswa yang aktif, sedangkan yang lainnya tenang, dan ada siswa yang memberikan

respons hangat untuk orang-orang, sedangkan yang lainnya cerewet dan resah.

Para ilmuwan yang mempelajari temperamen berusaha mencari cara-cara

terbaik untuk mengklasifikasikan temperamen (Saucier & Simonds, 2006; Shiner,

2006). Klasifikasi yang paling terkenal dikemukakan oleh Alexander Chess dan

Stella Thomas (Chess & Thomas, 1977; Thomas & Chess, 1991) yang

Page 20: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

4

menyebutkan bahwa ada tiga gaya dasar atau kelompok temperamen yaitu: anak

bertemperamen mudah, anak bertemperamen sulit, anak bertemperamen lambat.

Temperamen yang sulit atau temperamen yang mencerminkan kurangnya

pengendalian, bisa memberikan banyak masalah untuk seorang siswa. Dalam

sebuah studi, para remaja yang memiliki temperamen yang sulit mengalami

insiden penyalagunaan narkoba dan peristiwa yang penuh dengan tekanan yang

luar biasa tinggi (Tubman & Windle, 1995). Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa temperamen merupakan faktor internal yang dapat

mempengaruhi kecerdasan emosi anak.

Berangkat dari fenomena di lapangan dan beberapa hasil penelitian di atas,

untuk itu peneliti ingin mengkaji dalam kaitannya satu dengan yang lain antara

pola asuh orang tua dan temperamen anak dengan kecerdasan emosi anak secara

bersama.

1.2 Batasan Masalah

1.2.1. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan mengenali dorongan pribadi

dan lingkungan sosial dimana individu berada. Sehingga mampu

mengakomodasinya dengan tindakan yang efektif (Goleman, 2002; Salovey &

Mayer, 1990; Cooper & Sawaf, 2002).

Kecerdasan emosi anak usia sekolah (10-12 tahun) dalam penelitian ini

diukur menggunakan alat ukur Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Child

Short Form yang dibuat oleh Mavroveli (2002) terdiri dari 36 item pernyataan

(Petrides, Sangareau, Furnham, & Fredericson, 2006).

Page 21: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

5

1.2.2. Pola Asuh

Menurut Baumrind (1971) pola asuh orang tua dinyatakan sebagai

sebuah cara bagaimana orang tua menanggapi kebutuhan dan tuntutan anak, serta

cara mereka mendisiplinkan anak. Pola pengasuhan orang tua dibagi menjadi tiga

yaitu authoritarian, permissive, dan authoritative (Baumrind, 1971).

Secara operasional pola asuh orang tua diukur dengan melihat skor

Parental Authority Questionnaire yang dibuat oleh Buri (1991) yang terdiri dari

30 item pernyataan (Altobello, Hupp, Reitman, & Rhode, 2002).

1.2.3. Temperamen

Secara konseptual temperamen anak dinyatakan sebagai karakteristik

individu anak dalam merespon, mendekati dan bereaksi terhadap orang dan situasi

(Allport, 1937; Santrock, 2009; Chaplin, 1995; Corsini, 2002).

Secara operasional temperamen anak usia sekolah diukur dengan melihat

skor School-Age Temprament Inventory yang dibuat oleh McClowry (1995) yang

terdiri dari 38 item pernyataan meliputi aspek negative reactivity, task persistence,

approach, dan energy (McClowry, Halverson, & Sanson, 2003).

1. 3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian dapat dirinci ke dalam beberapa

pertanyaan berikut:

1. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasan emosi anak?

2. Bagaimana pengaruh temperamen anak terhadap kecerdasan emosi anak?

Page 22: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

6

3. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua dan temperamen anak terhadap

kecerdasan emosi anak?

4. Seberapa besar pengaruh pola asuh orang tua dan temperamen anak terhadap

kecerdasan emosi anak?

1. 4 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur pengaruh pola

asuh orang tua dan temperamen anak terhadap kecerdasan emosi anak usia

sekolah.

Adapun tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengukur pengaruh pola asuh orang tua authoritarian terhadap

kecerdasan emosi anak.

2. Untuk mengukur pengaruh pola asuh orang tua permissive terhadap

kecerdasan emosi anak.

3. Untuk mengukur pengaruh pola asuh orang tua authoritative terhadap

kecerdasan emosi anak.

4. Untuk mengukur pengaruh temperamen negative reactivity terhadap

kecerdasan emosi anak.

5. Untuk mengukur pengaruh temperamen task persistence terhadap kecerdasan

emosi anak.

6. Untuk mengukur pengaruh temperamen approach terhadap kecerdasan emosi

anak.

7. Untuk mengukur pengaruh temperamen energy terhadap kecerdasan emosi

anak.

Page 23: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

7

1. 5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah:

1. Dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi mahasiswa psikologi dan dapat memperkaya wawasan serta

hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai

pentingnya pola asuh yang dilakukan oleh orang tua dalam mengembangkan

kecerdasan emosi anak.

2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu

memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah

dan guru dalam upaya membimbing dan melatih serta memotivasi anak untuk

mengembangkan tingkat kecerdasan emosional yang dimilikinya.

1. 6 Sistematika Penulisan

Bab 1 : Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika

penelitian.

Bab 2 : Landasan teori meliputi sub bab kecerdasan emosi, sub bab yang

menjadi model analisis, dan kerangka berpikir serta hipotesis.

Bab 3 : Metode Penelitian meliputi partisipan penelitian, metode pengumpulan

data, uji instrument, metode analisa data, dan uji validitas.

Bab 4 : Hasil penelitian meliputi karakteristik partisipan, deskripsi data

penelitian, uji hipotesis penelitian, dan pengujian proporsi varians IV.

Bab 5 : Penutup meliputi kesimpulan, diskusi, dan saran.

Page 24: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kecerdasan Emosi

2.1.1 Definisi Kecerdasan Emosi

Menurut Goleman (2002) kecerdasan emosional merupakan kemampuan

seseorang mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,

mengenali emosi dan membina hubungan dengan orang lain. Teori senada oleh

Howard Gardner (1983) mengemukakan bahwa terdapat lima pokok utama

dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola

emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu

merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat

menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.

Salovey dan Mayer (1990) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau

perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah

semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan

tindakan.

Menurut Bar-On (dalam Stein & Book, 2002) kecerdasan emosi

merupakan kemampuan, kompetensi dan kecakapan non-kognitif yang

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil mengatasi tuntutan dan

tekanan lingkungan. Jadi kecerdasan emosi ialah kemampuan seseorang

untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang

lain di sekitarnya

Page 25: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

9

Penelitian terdahulu, konstruk teori kecerdasan emosi terbagi dalam tiga

model (Banchard & Hakstian, 2004; Goldenberg, Matheson, & Matler, 2006;

Livingstone, Foster, & Smither, 2002; Pike, Hills & MacLennan, 2002),

diantaranya:

a. Model Kemampuan (Ability EI Model)

Model kemampuan berfokus pada kemampuan kognitif yang berkaitan

dengan emosi, maka dari itu kecerdasan emosi dipandang sebagai

kemampuan yang termanifestasikan dalam tingkah laku adaptif. Ahli yang

mengembangkan model ini ialah Salovey dan Mayer (1990), menurut mereka

kecerdasan emosi terbagi dalam empat kemampuan, diantaranya:

1. Mendeteksi emosi (perceiving emotions)

2. Menggunakan emosi (using emotions)

3. Memahami emosi (understanding emotions)

4. Mengendalikan emosi (managing emotions)

b. Model Karakter (Trait EI Model)

Model ini berfokus pada kaitan karakter kepribadian dan emosi, maka dari itu

kecerdasan emosi dipandang sebagai persepsi individu mengenai kemampuan

emosinya (emotional ability). Ahli yang mengembangkan model ini ialah

Petrides, Furnham, dan Mavroveli (2000; 2001; 2003), menurut mereka

kecerdasan emosi terbagi dalam empat faktor, yaitu:

1. Kesehatan (well being)

2. Kontrol diri (self control)

3. Emosionalitas (emotionality)

4. Sosiabilitas (sociability).

Page 26: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

10

c. Model Kombinasi (Mixed Model of EI)

Model ini dikatakan sebagai model kombinasi, karena merupakan gabungan

dari dua model diatas. Kecerdasan emosi dalam model ini dipandang sebagai

serangkaian kecakapan dan keterampilan yang dapat mempengaruhi performa

dalam memimpin (leadership performance). Ahli yang mengembangkan

model ini adalah Goleman (1995; 1997), menurutnya kecerdasan emosi

terbagi dalam empat konstruk, diantaranya:

1. Kesadaran diri (self awareness)

2. Pengaturan diri (self management)

3. Kesadaran sosial (social awareness)

4. Pengaturan hubungan (relation management).

Berdasarkan uraian diatas dan fokus penelitian ialah karakter kepribadian

dan emosi, maka model yang digunakan dalam penelitian ini ialah model karakter

(trait EI model).

2.1.2 Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Menurut Mavroveli, Petrides, Shove dan Whitehead (2008) aspek

kecerdasan emosi untuk anak, diantaranya:

1. Adaptability: kemampuan anak dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosial disekitarnya.

2. Affective disposition: frekuensi dan intensitas emosi yang mereka alami.

3. Emotion expression: bagaimana mereka dapat mengekspresikan emosi

mereka

Page 27: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

11

4. Emotion perception: seberapa akurat mereka mengidentifikasi mereka

sendiri dan emosi orang lain.

5. Emotion regulation: seberapa baik mereka dapat mengontrol emosi

mereka.

6. Low impulsivity: bagaimana efektif mereka dapat mengendalikan diri.

7. Peer relations: kualitas hubungan mereka dengan teman sekelas

8. Self - esteem: persepsi diri mereka - layak.

9. Self motivation: bagaimana mereka motivasi diri mereka.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

Menurut Goleman (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keceradasan emosional meliputi: (1) Faktor yang bersifat bawaan Genetik. Faktor

yang bersifat bawaan genetik misalnya temperamen. Temperamen atau pola emosi

bawaan lahir dapat dirubah sampai tingkat tertentu melalui pengalaman, terutama

pengalaman pada masa kanak-kanak, dimana anak diberi kesempatan untuk

menghadapi sendiri masalah yang ada, kemudian dibimbing menangani

kekecewaannya sendiri dan mengendalikan dorongan hatinya dan berlatih empati.

(2) Faktor yang berasal dari lingkungan Kehidupan keluarga merupakan sekolah

pertama kita untuk mempelajari emosi, dalam lingkungan yang akrab ini kita

belajar begaimana merasakan perasaan kita sendiri dan bagaimana orang lain

menanggapi perasaan kita, bagaimana berfikir tentang perasaan ini dan pilihan-

pilihan apa yang kita miliki untuk bereaksi, serta bagaimana membaca dan

mengungkap harapan dan rasa takut. Sedangkan menurut Dinkmeyer (1965)

faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi anak adalah faktor kondisi

Page 28: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

12

fisik dan kesehatan, tingkat intelegensi, lingkungan sosial, dan keluarga.

Menurut Le Dove (dalam Goleman, 1997) mengemukakan bahwa

terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang

antara lain:

1. Fisik. Secara fisik bagian yang paling menentukan atau paling berpengaruh

terhadap kecerdasan emosi seseorang adalah anatomi saraf emosinya.

a. Korteks. Konteks berperan penting dalam memahami sesuatu secara

mendalam, menganalisis mengapa mengalami perasaan tertentu dan

selanjutnya berbuat sesuatu untuk mengatasinya. Konteks khusus

lobus prefrontal, dapat bertindak sebagai saklar peredam yang

memberi arti terhadap situasi emosi sebelum berbuat sesuatu.

b. Sistem limbic. Bagian ini sering disebut sebagai emosi otak yang

letaknya jauh didalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung

jawab atas pengaturan emosi dan implus. Sistem limbic meliputi

hippocampus, tempat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dan

tempat disimpannya emosi. Selain itu ada amygdala yang dipandang

sebagai pusat pengendalian emosi pada otak.

2. Psikis. Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga

dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

berbagai faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi, diantaranya: (1) faktor

internal yaitu fisik (korteks dan sistem limbik), dan psikis (intelligence dan

genetik), (2) faktor eksternal meliputi lingkungan formal, informal, dan

nonformal (Goleman, 2001; Dinkmeyer, 1965).

Page 29: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

13

2.1.4 Pengukuran Kecerdasan Emosi

Trait Emotional Intelligence Questionnaire merupakan bagian integral

dari program penelitian akademik, dan instrumen pengukuran ilmiah secara

khusus terhadap kecerdasan emosional model trait (Mavroveli & Petrides, 2002).

Adapun jenis instrument dari TEIQue sebagai berikut: usia 8-12 tahun (TEIQue-

CF dan TEIQue-CSF), usia 12-17 tahun (TEIQue-SF, TEIQue-AF, TEIQue-ASF),

dan usia 17 tahun ke atas (TEIQue v. 1.50, TEIQue-360, TEIQue-360S).

(www.psychometriclab.com)

Untuk mengukur variabel kecerdasan emosi anak usia SD (10-12 tahun)

dalam penelitian ini menggunakan instrument pengukuran Trait Emotional

Intelligence Questionnaire-Child Short Form yang dicetus oleh Mavroveli (2002),

yang terdiri dari 36 item pernyataan.

2. 2 Pola Asuh

2.2.1 Definisi Pola Asuh

Secara umum, pola pendekatan dan interaksi orang-tua dengan anak dalam

pengelolaan pendidikan keluarga, lazim disebut pola asuh keluarga (Dantes,

1992). Pola asuh menurut Darling (1999) adalah aktivitas kompleks yang

melibatkan banyak perilaku spesifik yang bekerja secara individual dan bersama-

sama untuk mempengaruhi anak. Menurut Harrington dan Whifing (dalam

Zahrah, 2004) pola asuh adalah interaksi antara pengasuh dan anak, yang meliputi

pemeliharaan, menanamkan kepercayaan, cara bergaul.

Tarmudji (2001) mengatakan pola asuh orang tua adalah interaksi antara

orang tua dengan anaknya selama mengadakan pengasuhan. Menurut Brooks

Page 30: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

14

(dalam Lazzarini, 2000) pola asuh adalah proses yang didalamnya terdapat unsur

melindungi, dan mengarahkan anak selama masa berkembangannya. Sedangkan

menurut Huxley (2002) pola asuh merupakan cara di mana orangtua

menyampaikan / menetapkan kepercayaan mereka tentang bagaimana menjadi

orangtua yang baik atau buruk. Jadi, pola interaksi antara orangtua dengan anak

dalam sebuah keluarga untuk mengajar, membimbing dan mendidik dengan suatu

tujuan tertentu dinamakan pola asuh atau gaya pengasuhan (parenting style).

2.2.2 Aspek-aspek Pola Asuh

Menurut Baumrind (dalam Berk, 1994) membedakan pola asuh menjadi :

a. Authoritarian

Pengasuhan yang otoriter ialah suatu gaya membatasi dan menghukum yang

menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua. Orang tua yang

otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang

besar kepada anak-anak untuk berbicara (bermusyawarah). Pengasuhan yang

otoriter diasosiasikan dengan inkompetensi sosial (Santrock, 1995).

Orangtua yang bergaya authoritarian meyakini bahwa seorang anak akan

menerima dengan baik setiap perkataan atau setiap perintah orangtuanya,

setiap anak harus melaksanakan tingkah laku yang dipandang baik oleh

orangtuanya (Baumrind, 1967).

Gaya pengasuhan orangtua yang demikian sangat berpotensi menimbulkan

konflik dan perlawanan seorang anak, terutama saat anak sudah menginjak

masa remaja, atau sebaliknya akan menimbulkan sikap ketergantungan

seorang remaja terhadap orangtuanya (Rice, 1996), anak akan kehilangan

Page 31: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

15

aktivitas kreatifnya, dan akan tumbuh menjadi anak yang tidak efektif dalam

kehidupan dan interaksinya dengan lingkungan sosial (Santrock, 1995), anak

cenderung akan mengucilkan dirinya, kurang berani dalam menghadapi

tantangan tugas dan tidak merasa bahagia.

b. Authoritative

Orang tua memiliki batasan dan harapan yang jelas terhadap tingkah laku

anak, mereka berusaha untuk menyediakan paduan dengan menggunakan

alasan dan aturan dengan reward dan punishment yang berhubungan dengan

tingkah laku anak secara jelas. Orang tua sangat menyadari tanggung jawab

mereka sebagai figur yang otoritas, tetapi mereka juga tanggap terhadap

kebutuhan dan kemampuan anak. Pola asuh ini dapat menjadikan sebuah

keluarga hangat, penuh penerimaan, mau saling mendengar, peka terhadap

kebutuhan anak, mendorong anak untuk berperan serta dalam mengambil

keputusan di dalam keluarga.

Anak dengan pola asuh ini berkompeten secara sosial, enerjik, bersahabat,

ceria, memiliki keingintahuan yang besar, dapat mengontrol diri, memiliki

harga diri yang tinggi, serta memiliki prestasi yang tinggi.

c. Permissive

Pola-pola perlakuan orangtua saat berinteraksi dengan anaknya dengan

memberikan kelonggaran atau kebebasan kepada anaknya tanpa kontrol atau

pengawasan yang ketat merupakan bentuk atau gaya pengasuhan yang

permissive. Tipe pengasuhan ini diasosiasikan dengan inkompetensi sosial,

khususnya kurangnya kendali diri (Santrock 1995)

Page 32: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

16

Ketika anak-anaknya melanggar suatu peraturan di dalam keluarga, orangtua

yang permissive jarang menghukum anak-anaknya, bahkan cenderung

berusaha untuk mencari pembenaran terhadap tingkah laku anaknya yang

melanggar suatu peraturan tersebut. Orangtua yang seperti demikian

umumnya membiarkan anaknya (terutama anak remajanya) untuk

menentukan tingkah lakunya sendiri, mereka tidak menggunakan kekuasaan

atau wewenangnya sebagai orangtua dengan tegas saat mengasuh dan

membesarkan anak remajanya (Baumrind, 1967). Gaya pengasuhan demikian

dipilih oleh orangtua yang permissive karena mereka menganggap bahwa

anak harus memiliki kebebasannya sendiri secara luas, bukan harus dikontrol

oleh orang dewasa (Baumrind, 1967). Kontrol atau pengendalian yang ketat

terhadap anak menurut pandangan orangtua yang permissive adalah sebuah

pelanggaran terhadap kebebasan yang dapat menganggu perkembangan

seorang remaja (Steinberg, 1993)

Menurut Baumrind (1967) anak yang berada dalam pengasuhan orangtua

yang permissive sangat tidak matang dalam berbagai aspek psikososial.

Mereka sulit mengendalikan desakan hati (impulsive), tidak patuh, dan

menentang apabila diminta untuk mengerjakan sesuatu yang bertentangan

dengan keinginan-keinginan sesaatnya. Mereka juga terlalu menuntut, sangat

tergantung pada orang lain, kurang gigih dalam mengerjakan tugas-tugas,

tidak tekun dalam belajar di sekolah. Tingkah laku sosial remaja ini kurang

matang, kadang-kadang menunjukkan tingkah laku agresif, pengendalian

dirinya amat jelek, dan tidak mampu mengarahkan diri dan tidak bertanggung

jawab (Santrock, 1995).

Page 33: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

17

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh

Menurut Gunarso (1986) dalam mengasuh dan mendidik anak sikap orang

tua dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: pengalaman masa lalu yang

berhubungan erat dengan pola asuh ataupun sikap orang tua mereka, tipe

kepribadian orang tua, nilai-nilai yang dianut orang tua, kehidupan perkawinan

orang tua dan alasan orang tua mempunyai anak. Mindel (dalam R. Walker,

1992) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua

diantaranya: budaya setempat, ideologi yang berkembang dalam diri orang tua,

norma etis, orientasi religius, status ekonomi, gaya hidup, bakat dan kemampuan

orang tua. Sedangkam menurut Musen (1994) beberapa hal yang mempengaruhi

gaya pengasuhan orang tua antara lain: lingkungan tempat tinggal, kultur budaya,

dan status sosial ekonomi.

Menurut Hurlock (1995) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

pola asuh orang tua, yaitu karakteristik orang tua yang berupa :

1. Kepribadian orang tua

Setiap orang berbeda dalam tingkat energi, kesabaran, intelegensi, sikap

dan kematangannya. Karakteristik tersebut akan mempengaruhi

kemampuan orang tua untuk memenuhi tuntutan peran sebagai orang tua

dan bagaimana tingkat sensifitas orang tua terhadap kebutuhan anak-

anaknya.

2. Keyakinan

Keyakinan yang dimiliki orang tua mengenai pengasuhan akan

mempengaruhi nilai dari pola asuh dan akan mempengaruhi tingkah

lakunya dalam mengasuh anak-anaknya.

Page 34: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

18

3. Persamaan dengan pola asuh yang diterima orang tua

Bila orang tua merasa bahwa orang tua mereka dahulu berhasil

menerapkan pola asuhnya pada anak dengan baik, maka mereka akan

menggunakan teknik serupa dalam mengasuh anak bila mereka merasa

pola asuh yang digunakan orang tua mereka tidak tepat, maka orang tua

akan beralih ke teknik pola asuh yang lain.

4. Penyesuaian dengan cara disetujui kelompok

Orang tua yang baru memiliki anak atau yang lebih muda dan kurang

berpengalaman lebih dipengaruhi oleh apa yang dianggap anggota

kelompok (bisa berupa keluarga besar, masyarakat) merupakan cara

terbaik dalam mendidik anak.

5. Usia orang tua

Orang tua yang berusia muda cenderung lebih authoritative dan

permissive bila dibandingkan dengan orang tua yang berusia tua.

6. Pendidikan orang tua

Orang tua yang telah mendapatkan pendidikan yang tinggi, dan mengikuti

kursus dalam mengasuh anak lebih menggunakan teknik pengasuhan

authoritative dibandingkan dengan orang tua yang tidak mendapatkan

pendidikan dan pelatihan dalam mengasuh anak.

7. Jenis kelamin

Ibu pada umumnya lebih mengerti anak dan mereka cenderung kurang

authoritarian bila dibandingkan dengan bapak.

Page 35: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

19

8. Status sosial ekonomi

Orang tua dari kelas menengah dan rendah cenderung lebih keras,

mamaksa dan kurang toleran dibandingkan dengan orang tua dari kelas

atas.

9. Konsep mengenai peran orang tua dewasa

Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional cenderung lebih

authoritarian dibanding orang tua yang menganut konsep modern.

10. Jenis kelamin anak

Orang tua umumnya lebih keras terhadap anak perempuan daripada anak

laki-laki.

11. Usia anak

Usia anak dapat mempengaruhi tugas-tugas pengasuhan dan harapan orang

tua.

12. Temperamen

Pola asuh yang diterapkan orang tua akan sangat mempengaruhi

temperamen seorang anak. Anak yang menarik dan dapat beradaptasi akan

berbeda pengasuhannya dibandingkan dengan anak yang cerewet dan

kaku.

13. Kemampuan anak

Orang tua akan membedakan perlakuan yang akan diberikan untuk anak

yang berbakat dengan anak yang memiliki masalah dalam

perkembangannya.

Page 36: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

20

14. Situasi

Anak yang mengalami rasa takut dan kecemasan biasanya tidak diberi

hukuman oleh orang tua. Tetapi sebaliknya, jika anak menentang dan

berperilaku agresif kemungkinan orang tua akan mengasuh dengan pola

outhoritative.

Dari beberapa pemaparan para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua ada yang bersifat internal

seperti : pengalaman masa lalu, kepribadian orang tua, pendidikan orang tua,

bakat dan kemampuan orang tua dll, dan bersifat eksternal seperti : lingkungan

setempat, budaya setempat, status ekonomi dll.f

2.2.4 Pengukuran Pola Asuh

Penelitian ini menggunakan pengukuran Parental Authority Questionnaire

yang dikembangkan oleh Buri (1991). PAQ ini dirancang sebagai instrumen

pengukuran terhadap pola asuh oleh Baumrind terdiri dari 30 item pernyataan

meliputi 10 pernyataan aspek authoritarian, 10 pernyataan aspek permissive, dan

10 pernyataan authoritative.

2.3 Temperamen

2.3.1 Definisi Temperamen

Temperamen didefinisikan sebagai gaya perilaku dan cara khas pemberian

respon seseorang. Temperamen bukan saja cara anak mendekati dan bereaksi

terhadap dunia luar tetapi juga cara mereka meregulasi fungsi mental dan

emosional (Santrock, 2009).

Page 37: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

21

Menurut Allport (1937) temperamen adalah gejala karakteristik daripada

sifat emosi individu, termasuk juga mudah-tidaknya terkena rangsangan emosi,

kekuatan serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala

cara daripada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini bergantung pada

faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan.

Menurut Chaplin (1995) temperamen adalah totalitas terorganisir dari

kecenderungan-kecenderungan psikofisik individu untuk mereaksi dengan satu

cara tertentu. LaHaye (1999) mengemukakan temperamen adalah kombinasi

pembawaan yang diwarisi dari orang tua dan tanpa sadar mempengaruhi tingkah

laku manusia. Sedangkan menurut Corsini (2002) temperamen didefinisikan

sebagai pola dasar dari reaksi-reaksi individu yang meliputi karakteristik-

karakteristik seperti tingkat energy umum, perubahan emosi, dan intensitas serta

tempo dari respon-respon.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

temperamen merupakan gaya perilaku dan cara khas pemberian respon seseorang

yang merupakan bawaan sejak lahir.

2.3.2 Dimensi Temperamen Anak

McClowry (1995), mengemukakan secara umum empat dimensi temperamen,

diantaranya:

1. Negative reactivity. Dimensi ini menggambarkan pengaruh intensitas dan frekuensi

ekspresi negatif anak, dimana pada dimensi ini anak cenderung beraksi secara

negatif dan sering mengeluh dan rewel, terlibat dalam rutinitas harian yang

tidak teratur, serta sulit beradaptasi dengan pengalaman baru.

Page 38: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

22

2. Task persistence. Ketekunan tugas disini ialah tingkat self-direction anak terhadap

penyelesaian tugas dan tanggungjawabnya.

3. Approach. Pada dimensi ini melihat sejauhmana anak dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan sosialnya disekitarnya.

4. Energy (aktivitas motorik anak). Anak pada dimensi ini umumnya berada

dalam suasana hati yang positif, dengan cepat membentuk rutinitas tetap

dimasa kecil, dan dengan mudah beradaptasi dengan pengalaman baru,

berkegiatan aktif serta kreatif dalam mengembangkan imajinasinya.

2.3.3 Pengukuran Temperamen Anak

Penelitian ini menggunakan skala baku School-Age Temperament Inventory

(SATI) yang dikembangkan oleh McClowry (1995) untuk mengukur variabel

temperamen anak, terdiri dari 38 item pernyataan meliputi aspek negative

reactivity, task persistence, approach, dan energy.

2.4 Kerangka Berpikir

Emotional self-regulation berkembang pesat pada masa school-age

seiring dengan berkembangnya berbagai cara yang digunakan oleh anak untuk

mengatasi situasi-situasi yang memunculkan perasaan emosional. Anak pada

masa school-age tidak hanya mampu memahami dan merespon perasaan

mereka sendiri tetapi mereka juga sudah mampu memahami apa yang

dirasakan oleh orang lain.

Menurut Papalia dkk, (2007) pada usia 8-10 tahun, anak sudah mampu

mengintegrasikan rangkaian emosi positif dan negatif. Anak dapat memahami

Page 39: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

23

bahwa dirinya memiliki dua perasaan yang saling bertolak belakang pada saat

yang bersamaan. Pada usia 11 tahun, anak sudah mampu mendeskripsikan

perasaan yang dirasakannya, dan kemampuan tersebut menurut Salovey dan

Mayer (1990) merupakan kecerdasan emosi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi, diantaranya: (1)

faktor internal yaitu fisik (korteks dan sistem limbik), dan psikis (intelligence dan

genetik), (2) faktor eksternal meliputi lingkungan formal, informal, dan

nonformal (Goleman, 2001; Dinkmeyer, 1965).

Salah satu faktor eksternal yang dapat berpengaruh besar terhadap

perkembangan emosi anak ialah pola asuh orang tua. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa pola asuh orang tua memiliki pengaruh

yang besar terhadap perkembangan anak (Collins & Kuczaj, 1991). Selain itu

ada berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa pola asuh yang diterapkan

oleh orang tua yakni dengan disiplin yang keras atau pemahaman yang

empatik, dengan ketidakpedulian atau kehangatan, dan sebagainya dapat

berakibat mendalam dan permanen bagi kehidupan emosional anak (Goleman,

1995).

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi anak ialah

kepribadian (internal). Perkembangan kepribadian seseorang meliputi beberapa

aspek, baik aspek alami genetis (nature) maupun aspek bimbingan lingkungan

(nurture). Aspek kepribadian yang bersifat alamiah (genetic) lebih pada system

kerja susunan saraf otak yang akan menghasilkan kecenderungan-kecenderungan

temperamen dan hasrat (dorongan) hormonal.

Page 40: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

24

Temperamen didefinisikan sebagai karakteristik seseorang, cara mendasar

biologis untuk mendekati atau bereaksi terhadap orang dan situasi (Santrock,

2009). Seorang anak tidak melakukan tindakan yang sama untuk semua situasi.

Temperamen bukan saja cara anak mendekati dan bereaksi terhadap dunia luar

tetapi juga cara mereka meregulasi fungsi mental dan emosional.

2. 5 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua authoritarian

terhadap kecerdasan emosi anak.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua permissive

terhadap kecerdasan emosi anak.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua authoritative

terhadap kecerdasan emosi anak.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan dari temperamen negative reactivity

terhadap kecerdasan emosi anak.

5. Terdapat pengaruh yang signifikan dari temperamen task persistence terhadap

kecerdasan emosi anak.

6. Terdapat pengaruh yang signifikan dari temperamen approach terhadap

kecerdasan emosi anak.

7. Terdapat pengaruh yang signifikan dari temperamen energy terhadap

kecerdasan emosi anak.

Page 41: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

25

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang populasi dan sampel, variabel penelitian,

defenisi operasional variabel, instrumen pengumpulan data, uji validitas

instrumen, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

3. 1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini ialah pasangan siswa Sekolah Dasar dan

ibunya di wilayah Bogor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada

penelitian ini adalah menggunakan teknik non probability sampling. Kriteria

sampel anak yang harus dipenuhi ialah siswa Sekolah Dasar berusia 10-12 tahun,

sehat jasmani dan rohani, dan memiliki orang tua lengkap dan tinggal di rumah.

Kemudian kriteria sampel ibu yang dapat menjadi responden penelitian ini ialah

ibu kandung dari sampel anak, sehat jasmani dan rohani, dan tinggal di rumah.

3. 2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

kecerdasan emosi, pola asuh orang tua, dan temperamen anak. Dan yang menjadi

Dependent Variable (DV) dalam penelitian ini ialah kecerdasan emosi, sedangkan

variabel lainnya merupakan Independent Variable (IV).

Page 42: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

26

Adapun rincian definisi operasional variabel dapat dijelaskan pada tabel

3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rincian Definisi Operasional Variabel

Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional Aspek-aspek Alat Ukur

Kecerdasan

Emosi (Y)

Kemampuan

anak

mengenali

dorongan

pribadinya dan

lingkungan

sosialnya serta

mengakomoda

sinya dengan

tindakan yang

efektif

1. Adaptability: seberapa baik

mereka beradaptasi dengan

situasi dan orang baru.

2. Affective disposition: frekuensi

dan intensitas emosi yang mereka

alami.

3. Emotion expression: bagaimana

mereka dapat mengekspresikan

emosi mereka

4. Emotion perception: seberapa

akurat mereka mengidentifikasi

mereka sendiri dan emosi orang

lain.

5. Emotion regulation: seberapa

baik mereka dapat mengontrol

emosi mereka.

6. Low impulsivity: bagaimana

efektif mereka dapat

mengendalikan diri.

7. Peer relations: kualitas hubungan

mereka dengan teman sekelas

8. Self esteem: persepsi diri mereka-

layak.

9. Self motivation: motivasi diri

TEIQue-CSF

(Trait

Emotional

Intelligence

Questionnaire

Child Short

Form)

Mavroveli dan

Petrides

(2002)

Pola Asuh

Orangtua

(X1)

cara orang tua

menanggapi

kebutuhan dan

tuntutan anak,

serta cara

mereka

mendisiplinka

n anak.

a. Authoritarian: orang tua berlaku

sangat ketat dan mengontrol anak

dengan mengajarkan standar dan

tingkah laku.

b. Permissive: orang tua cenderung

mendorong anak untuk bersikap

otonomi, mendidik anak

berdasarkan logika dan memberi

kebebasan pada anak untuk

menentukan tingkah laku dan

kegiatannya.

c. Authoritative: orang tua memiliki

PAQ

(Parental

Authority

Questionnaire)

Buri (1991)

Page 43: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

27

batasan dan harapan yang jelas

terhadap tingkah laku anak,

menyediakan paduan dengan

menggunakan alasan dan aturan

dengan reward dan punishment

yang berhubungan dengan

tingkah laku anak secara jelas,

menyadari tanggung jawab

sebagai figur yang otoritas, tetapi

juga tanggap terhadap kebutuhan

dan kemampuan anak.

Temperamen

Anak (X2)

Gaya perilaku

anak dan cara

khas

pemberian

respon anak

yang

merupakan

bawaan sejak

lahir

1. Negative reactivity menggambarkan

pengaruh intensitas dan frekuensi

ekspresi negatif anak.

2. Task persistence meliputi tingkat self-

direction anak terhadap penyelesaian

tugas dan tanggungjawabnya.

3. Approach/withdrawal merupakan

respon awal anak terhadap situasi dan

orang-orang baru.

4. Energy merupakan aktivitas motorik

anak.

SATI

(School-age

Temperament

Inventory)

McClowry

(1995)

Berdasarkan rincian defenisi operasional variabel pada tabel 3.1 diatas,

maka defenisi operasional variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi ialah kemampuan anak mengenali dorongan pribadinya

dan lingkungan sosialnya serta bagaimana anak mengakomodasinya dengan

tindakan yang efektif.

Untuk mengukur kecerdasan emosi anak usia 10-12 tahun dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan skala baku Trait Emotional Intelligence

Questionnaire-Child Short Form oleh Mavroveli (2002), yang terdiri dari 36 item

pernyataan meliputi 9 aspek kecerdasan emosi anak model trait (adaptability,

Page 44: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

28

affective disposition, emotion expression, emotion perception, emotion regulation,

low implusivity, peer relations, self esteem, dan self motivation) yang skor

penilaiannya menggunakan skala Likert (5) Sangat Setuju, (4) Setuju, (3) Netral,

(2) Tidak Setuju, (1) Sangat Tidak Setuju. Adapun blueprint dari alat ukur yang

digunakan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Penjelasan Aspek dan Item Skala Kecerdasan Emosi (TEIQue-CSF)

NO Aspek No. Item

Jumlah

1 Adaptability 2, 3*, 8, 11, 28, 30

* 6

2 Affective Disposition 6, 9, 12, 18, 33

5

3 Emotion Expression 7, 20, 29*, 32

4

4 Emotion Perception 14, 16, 34 3

5 Emotion Regulation 13*, 26, 27

*, 36 4

6 Low Implusivity 15, 21*, 24

*, 35 4

7 Peer Relations 10, 31 2

8 Self Esteem 4, 17, 22, 23*, 25 5

9 Self Motivation 1, 5, 19 3

Keterangan: tanda * ini menunjukkan item unfavourable

2. Pola Asuh

Pola asuh merupakan cara bagaimana orang tua menanggapi kebutuhan

dan tuntutan anak, cara mereka mendisiplinkan anak, dan dampak yang diberikan

bagi perkembangan anak. Terdapat tiga aspek yang dikur yaitu:

a. Authoritarian (skor tinggi pada aspek ini menunjukkan individu yang

memiliki tipe pola asuh orang tua yang berlaku sangat ketat dan mengontrol

anak dengan mengajarkan standar dan tingkah laku).

b. Permissive (skor tinggi pada aspek ini menunjukkan individu yang memiliki

tipe pola asuh orang tua yang cenderung mendorong anak untuk bersikap

Page 45: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

29

otonomi, mendidik anak berdasarkan logika dan memberi kebebasan pada

anak untuk menentukan tingkah laku dan kegiatannya).

c. Authoritative (skor tinggi pada aspek ini menunjukkan individu yang

memiliki tipe pola asuh orang tua yang memiliki batasan dan harapan yang

jelas terhadap tingkah laku anak, berusaha untuk menyediakan paduan

dengan menggunakan alasan dan aturan dengan reward dan punishment yang

berhubungan dengan tingkah laku anak secara jelas, dan menyadari tanggung

jawab sebagai figur yang otoritas, tetapi mereka juga tanggap terhadap

kebutuhan dan kemampuan anak).

Untuk mengukur pola asuh orang tua dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan skala baku Parental Authority Questionnaire yang dikembangkan

oleh Buri (1991). PAQ ini dirancang sebagai instrumen pengukuran terhadap pola

asuh oleh Baumrind terdiri dari 30 item pernyataan meliputi 10 pernyataan aspek

authoritarian, 10 pernyataan aspek permissive, dan 10 pernyataan authoritative.

Skor penilaiannya menggunakan skala Likert. Adapun blueprint dari alat ukur

yang digunakan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Penjelasan Aspek dan Item Skala Pola Asuh Orang Tua (PAQ)

NO Aspek No. Item

Jumlah

1 Authoritarian 1, 2, 3, 7, 8, 9, 12, 16, 17*, 28

* 10

2 Permissive 6, 10, 11, 13*, 14

*, 19

*, 20, 23, 24, 30 10

3 Authoritative 4, 5, 15, 18, 21*, 22, 25, 26, 27, 29 10

Keterangan: tanda * = item unfavourable

Page 46: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

30

3. Temperamen

Temperamen adalah karakteristik individu anak dalam merespon,

mendekati dan bereaksi terhadap orang dan situasi. Terdapat empat aspek

temperamen yang dikur yaitu:

1. Negative reactivity (skor tinggi pada aspek ini menunjukkan individu yang

memiliki pengaruh intensitas dan frekuensi ekspresi negatif).

2. Task persistence (skor tinggi pada aspek ini menunjukkan individu yang

memiliki tingkat self-direction yang tinggi terhadap penyelesaian tugas dan

tanggungjawabnya).

3. Approach/withdrawal (skor tinggi pada aspek ini menunjukkan individu yang

memiliki respon awal yang baik terhadap situasi dan orang-orang baru).

4. Energy (skor tinggi menunjukkan bahwa individu memiliki aktivitas motorik).

Untuk mengukur temperamen anak dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan skala baku School-Age Temperament Inventory yang dicetus oleh

McClowry (1995) yang terdiri dari 38 item pernyataan. Ibu sebagai responden

dalam melaporkan dari temperamen anaknya. Skor penilaiannya menggunakan

skala Likert. Adapun blueprint dari alat ukur yang digunakan dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4

Penjelasan Aspek dan Item Skala Temperamen Anak (SATI)

NO Aspek No. Item

Jumlah

1 NR 2, 14, 17, 20, 23, 29*, 32, 33, 37 9

2 TP 6*, 8

*, 10

*, 11

*, 15

*, 16, 18

*, 22, 25

*, 26

*, 30

*, 36

* 12

3 Approach 1, 3, 5, 7, 9*, 12

*, 21

*, 27, 31

*, 34

*, 38

* 11

4 Energy 4, 13, 19, 24, 28, 35 6

Keterangan: tanda * = item unfavourable

Page 47: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

31

3. 3 Uji Validitas Instrumen

Dalam penelitian ini validitas konstruk dari setiap instrumen diuji dengan

Confirmatory Factor Analysis (CFA). Adapun yang dimaksud dengan CFA

adalah bagian dari analisis faktor yang digunakan untuk menguji sejauhmana

masing-masing item valid di dalam mengukur apa yang ingin diukur.

Jadi, berbeda dengan Exploratory Factor Analysis (EFA) yang digunakan

ketika seseorang ingin menentukan ada berapa faktor yang ingin diukur

(ekstraksi) dan menentukan item mana mengukur faktor yang mana (rotasi).

Sedangkan pada CFA peneliti yang menetapkanada berapa faktor dan menetapkan

item mana yang dirancang untuk mengukur faktor yang mana. Oleh karena itu

pada CFA kegiatannya ialah menguji hipotesis sesuai dengan penetapan

banyaknya faktor maupun struktur faktor tersebut.

Dalam penelitian ini yang diuji adalah sebuah model unidimensional (satu

faktor) dan jika ternyata model ini fit dengan data maka dapat dilakukan uji

hipotesis apakah masing-masing item signifikan di dalam mengukur apa yang

ingin diukur. Untuk menguji hal ini peneliti menggunakan software Lisrel

(Joreskog & Sorbom, 1999). Caranya terdiri dari tiga langkah, yaitu:

1. Menguji apakah hanya satu faktor saja yang menyebabkan item-item saling

berkorelasi (hipotesis unidimensionalitas item).

Hipotesis ini diuji dengan chi-square. Untuk memutuskan apakah memang

tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dengan

matriks korelasi yang dihitung menurut teori/model. Jika hasil chi-square

tidak signifikan (p>0.05), maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa

“tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dan

Page 48: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

32

model” tidak ditolak yang artinya item yang diuji mengukur satu faktor saja

(unidimensional). Sedangkan jika nilai chi-square signifikan (p<0.05) maka

hipotesis nihil tersebut ditolak yang artinya item-item yang diuji ternyata

mengukur lebih dari satu faktor (multidimensional). Dalam keadaan demikian

maka peneliti melakukan modifikasi terhadap model dengan cara

memperbolehkan item-item saling berkorelasi tetapi dengan tetap menjaga

bahwa item hanya mengukur satu faktor (unidimensional). Jika sudah

diperoleh model yang fit (tetapi tetap unidimensional) maka dilakukan

langkah selanjutnya.

2. Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui item

mana yang menjadi sumber tidak fit, yaitu:

a. Melakukan uji signifikansi terhadap koefisien muatan faktor dari masing-

masing item dengan menggunakan t-test. Jika nilai t yang diperoleh pada

sebuah item tidak signifikan (t<1.96), maka item tersebut akan didrop

karena dianggap tidak signifikan sumbangannya terhadap pengukuran

yang sedang dilakukan.

b. Melihat arah dari koefisien muatan faktor (factor loading). Jika suatu item

memiliki muatan negatif, maka item tersebut didrop karena tidak sesuai

pengukuran (berarti semakin tinggi nilai pada item tersebut semakin

rendah nilai pada faktor yang diukur).

c. Sebagai kriteria tambahan (optional) dapat dilihat juga banyaknya korelasi

partial antar kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan pengukuran pada

suatu item yang berkorelasi dengan kesalahan pengukuran pada item lain.

Page 49: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

33

Jika pada suatu item terdapat terlalu banyak korelasi seperti ini (lebih dari

tiga), maka item tersebut juga kan didrop. Alasannya adalah karena item

yang demikian selain mengukur apa yang ingin diukur juga mengukur hal

lain (multidimensional item).

3. Menghitung faktor skor

Jika langkah-langkah diatas telah dilakukan, maka diperoleh item-item

yang valid untuk mengukur apa yang ingin diukur. Item-item inilah yang

kemudian diolah untuk mendapatkan faktor skor pada setiap skala. Dengan

demikian perbedaan kemampuan masing-masing item dalam mengukur apa yang

ingin diukur ikut menentukan dalam menghitung faktor skor (true score). True

score inilah yang akan dianalisis dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan row score/skor mentah

(hasil menjumlahkan skor item). Oleh karena itu sebenarnya tidak diperlukan

informasi tentang reliabilitas masing-masing alat ukur (misalnya, cronbach alpha)

karena true score itu realiabilitasnya sama dengan satu (100%).

Untuk kemudahan dalam penafsiran hasil analisis maka peneliti

mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi

T score yang memiliki mean=50 dan standar deviasi (SD)=10 sehingga tidak ada

responden yang mendapat skor negatif. Adapun rumus T score sebagai berikut:

Tscore = (10 x skor faktor) + 50

3. 3. 1 Uji Validitas Konstruk Skala Kecerdasan Emosi

Pada skala kecerdasan emosi terdapat 36 item telah diuji validitas. Dari

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,

dengan Chi-Square = 1139.27, df = 594, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.86.

Page 50: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

34

Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu dengan yang lainnya,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 636.17, df = 585, P-Value =

0.07028, RMSEA = 0.026. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value>0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kecerdasan emosi, maka diperoleh

model fit seperti gambar 3.1 dibawah ini:

Gambar 3.1 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Kecerdasan Emosi

Page 51: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

35

Selanjutnya, peneliti menguji hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item dengan melihat nilai t untuk melihat apakah signifikansi item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur dan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak.

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Kecerdasan Emosi

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

1 0.10 0.14 0.75 X

2 0.84 0.12 6.88 V

3 0.57 0.13 4.40 V

4 -0.95 0.12 -8.07 X

5 -0.84 0.12 -6.91 X

6 0.78 0.12 6.32 V

7 0.40 0.13 3.02 V

8 0.75 0.12 6.01 V

9 0.38 0.13 2.82 V

10 0.66 0.13 5.18 V

11 0.12 0.14 0.85 X

12 0.29 0.13 2.19 V

13 0.37 0.13 2.76 V

14 -0.31 0.13 -2.34 X

15 0.14 0.14 1.05 X

16 0.29 0.13 2.14 V

17 0.40 0.13 3.01 V

18 -0.39 0.13 -2.92 X

19 0.12 0.14 0.91 X

20 0.95 0.12 8.03 V

21 0.16 0.14 1.20 X

22 0.88 0.12 7.25 V

23 0.38 0.13 2.88 V

24 0.09 0.14 0.69 X

25 0.20 0.13 1.45 X

26 0.28 0.13 2.08 V

27 0.22 0.13 1.64 X

28 0.24 0.13 1.76 X

29 0.82 0.12 6.69 V

30 0.37 0.13 2.78 V

31 0.25 0.13 1.86 X

32 0.38 0.13 2.89 V

33 0.87 0.12 7.16 V

34 0.47 0.13 3.60 V

35 0.50 0.13 3.82 V

36 0.22 0.13 1.62 X

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Page 52: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

36

Berdasarkan tabel 3.5 diatas, dapat kita lihat bahwa item nomor 1, 11, 15,

19, 21, 24, 25, 27, 28, 31 dan 36 tidak signifikan (t<1.96) dan item nomor 4, 5, 14,

dan 18 memiliki koefisien bermuatan negatif. Dengan demikian item-item

tersebut akan didrop (tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor).

Pada model ini hanya terdapat 9 item yang memiliki kesalahan

pengukuran kerena berkorelasi dengan item lainnya, yaitu hanya item nomor 9,

12, 13, 15, 18, 21, 27, 30, dan 34 hanya berkorelasi pada satu item, sementara

item yang lain tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran. Artinya item

tersebut hanya mengukur apa yang hendak diukur. Dengan demikian secara

keseluruhan tidak ada item yang akan didrop, yang artinya semua item akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3. 3. 2 Uji Validitas Konstruk Skala Pola Asuh

1. Authoritarian

Pada skala pola asuh authoritarian terdapat 10 item. Peneliti telah menguji

validitas terhadap skala ini. Peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur pola asuh authoritarian. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-Square = 215.90, df = 35, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.203. Oleh sebab

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu dengan yang lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 33.77, df = 24, P-Value = 0.08882,

RMSEA = 0.057. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value>0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) bahwa

Page 53: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

37

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu pola asuh authoritarian, maka

diperoleh model fit seperti gambar 3.2 dibawah ini:

Gambar 3.2 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Authoritarian

Selanjutnya, peneliti menguji hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item dengan melihat nilai t untuk melihat apakah signifikansi item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur dan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak.

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Authoritarian

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

1 0.74 0.08 9.51 V

2 0.60 0.08 7.60 V

3 -0.21 0.07 -3.03 X

4 0.39 0.07 5.17 V

5 0.39 0.10 4.03 V

6 0.36 0.08 4.80 V

7 0.45 0.08 5.85 V

8 1.12 0.06 17.91 V

9 0.10 0.07 1.48 X

10 0.40 0.10 3.93 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Page 54: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

38

Berdasarkan tabel 3.6 diatas, dapat kita lihat bahwa hanya item nomor 9

tidak signifikan (t<1.96) dan item nomor 3 memiliki koefisien bermuatan negatif.

Dengan demikian item nomor 3 dan 9 akan didrop (tidak akan dianalisis dalam

perhitungan skor faktor).

Tabel 3.7

Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Item Authoritarian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1

2 1

3 1

4 1

5 1

6 V V 1

7 V V V 1

8 V 1

9 V 1

10 V V V 1

Keterangan: tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada model ini terdapat lima item yang memiliki kesalahan pengukuran

kerena berkorelasi dengan item lainnya, yaitu item nomor 6, 7, 8, 9 dan 10 itupun

berkorelasi dengan item lain tidak lebih dari tiga, sementara item yang lain tidak

memiliki korelasi kesalahan pengukuran. Dengan demikian secara keseluruhan

tidak ada item yang akan didrop, yang artinya semua item akan dianalisis dalam

perhitungan skor faktor.

1. Permissive

Pada skala pola asuh permissive terdapat 10 item. Peneliti telah menguji

validitas terhadap skala ini. Peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur pola asuh permissive. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Page 55: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

39

Chi-Square = 233.69, df = 35, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.213. Oleh sebab

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu dengan yang lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 36.10, df = 26, P-Value = 0.08990,

RMSEA = 0.056. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value>0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu pola asuh permissive, maka

diperoleh model fit seperti gambar 3.3 dibawah ini:

Gambar 3.3 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Permissive

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 berikut:

Page 56: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

40

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Permissive

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

1 0.64 0.11 6.02 V

2 0.51 0.10 4.95 V

3 -0.12 0.11 -1.07 X

4 0.55 0.11 4.95 V

5 0.39 0.11 3.45 V

6 0.49 0.11 4.56 V

7 0.60 0.11 5.34 V

8 0.44 0.11 4.14 V

9 0.53 0.10 5.22 V

10 0.01 0.11 0.07 X

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8 diatas, dapat kita lihat bahwa hanya item nomor 10

tidak signifikan (t<1.96) dan item nomor 3 memiliki koefisien bermuatan negatif.

Dengan demikian item nomor 3 dan 10 akan didrop (tidak akan dianalisis dalam

perhitungan skor faktor).

Tabel 3.9

Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Item Permissive

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1

2 1

3 1

4 V 1

5 V 1

6 V 1

7 V V V 1

8 V V 1

9 V 1

10 1

Keterangan: tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada model ini hanya terdapat enam item yang memiliki kesalahan

pengukuran kerena berkorelasi dengan item lainnya, yaitu item nomor 4, 5, 6, 7, 8

Page 57: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

41

dan 9 itupun hanya berkorelasi tidak lebih dari tiga. Dengan demikian secara

keseluruhan tidak ada item yang akan didrop, yang artinya semua item akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3. Authoritative

Pada skala pola asuh authoritative terdapat 10 item. Peneliti menguji

apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

pola asuh authoritative. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 332.67, df = 35, P-Value =

0.00000, RMSEA = 0.261. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu dengan yang lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 34.06, df = 23, P-Value = 0.06425, RMSEA = 0.062. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value>0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu pola

asuh authoritative, maka diperoleh model fit seperti gambar 3.4 dibawah ini:

Gambar 3.4 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Authoritative

Page 58: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

42

Selanjutnya, peneliti menguji hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item dengan melihat nilai t untuk melihat apakah signifikansi item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur dan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak.

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Authoritative

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

1 0.41 0.08 4.93 V

2 0.35 0.10 3.65 V

3 0.30 0.10 2.95 V

4 0.57 0.10 5.83 V

5 0.80 0.11 7.51 V

6 0.35 0.09 3.89 V

7 0.70 0.11 6.60 V

8 0.56 0.10 5.62 V

9 0.53 0.09 5.99 V

10 0.22 0.08 2.95 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10 diatas, dapat kita lihat bahwa tidak terdapat item

yang tidak signifikan (t<1.96). Selanjutnya melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang

muatan faktornya negatif.

Tabel 3.11

Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Item Authoritative

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1

2 1

3 V 1

4 1

5 1

6 V 1

7 V V V 1

8 V V V 1

9 V 1

10 V 1

Keterangan: tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Page 59: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

43

Pada model ini hanya terdapat enam item yang memiliki kesalahan

pengukuran kerena berkorelasi dengan item lainnya, yaitu item nomor 3, 6, 7, 8,

9, dan 10 itupun berkorelasi tidak lebih tiga item. Dengan demikian secara

keseluruhan tidak ada item yang akan didrop, yang artinya semua item akan

dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3. 3. 3 Uji Validitas Konstruk Skala Temperamen

1. Negative Reactivity

Pada skala negative reactivity terdapat 9 item. Peneliti menguji apakah 9

item yang ada bersifat unidimensional. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 108.32, df = 27,

P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.155. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu dengan yang lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 28.39, df = 19, P-Value = 0.07622, RMSEA = 0.063. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-Value>0.05 (tidak signifikan), yang artinya

unidimensional bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu negative

reactivity, maka diperoleh model fit seperti gambar 3.5 dibawah ini:

Gambar 3.5 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Negative Reactivity

Page 60: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

44

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Negative Reactivity

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

1 0.77 0.10 7.81 V

2 0.08 0.10 0.86 X

3 0.12 0.10 1.17 X

4 0.47 0.10 4.50 V

5 0.36 0.10 3.66 V

6 0.33 0.12 2.74 V

7 0.52 0.09 5.63 V

8 0.02 0.10 0.24 X

9 0.43 0.10 4.25 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.12 diatas, dapat kita lihat bahwa item nomor 2, 3 dan

8 tidak signifikan (t<1.96). Artinya item tersebut akan didrop dan tidak diikut

sertakan dalam analisis uji hipotesis.

Tabel 3.13

Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Item Negative Reactivity

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1

2 1

3 1

4 1

5 V 1

6 V V 1

7 1

8 V V 1

9 V V V 1

Keterangan: tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Page 61: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

45

Pada model ini terdapat empat item yang memiliki kesalahan pengukuran

kerena berkorelasi dengan item lainnya, yaitu item nomor 5, 6, 8, dan 9 itupun

berkorelasi tidak lebih dari tiga item. Sementara item yang lain tidak memiliki

korelasi kesalahan pengukuran. Maka seluruh item dianalisis dalam perhitungan

skor faktor.

2. Task Persistence

Pada skala task persistence terdapat 12 item. Peneliti menguji apakah 12

item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur task

persistence. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,

ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 244.26, df = 54, P-Value = 0.00000,

RMSEA = 0.168. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

dengan yang lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 51.99, df =

37, P-Value = 0.05194, RMSEA = 0.057. Nilai Chi-Square menghasilkan P-

Value>0.05 (tidak signifikan), maka diperoleh model fit dibawah ini:

Gambar 3.6 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Task Persistence

Page 62: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

46

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item.

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Task Persistence

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

1 0.88 0.10 4.99 V

2 0.14 0.07 2.14 V

3 0.22 0.07 2.99 V

4 0.10 0.07 1.53 X

5 0.22 0.08 2.67 V

6 -0.31 0.08 -4.12 X

7 0.87 0.11 8.14 V

8 0.15 0.07 2.20 V

9 0.25 0.08 3.28 V

10 -0.25 0.08 -3.27 X

11 0.65 0.09 6.95 V

12 0.22 0.09 2.43 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.14 diatas, dapat kita lihat bahwa item nomor 4 tidak

signifikan (t<1.96) dan item nomor 6 dan 10 memiliki koefisien bermuatan

negatif. Artinya item tersebut akan didrop dan tidak diikut sertakan dalam analisis

uji hipotesis.

Tabel 3.15 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Item TP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1

2 1

3 1

4 1

5 V V 1

6 1

7 V 1

8 V V V 1

9 V V V 1

10 V V 1

11 V 1

12 V V V 1

Keterangan: tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Page 63: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

47

Pada model ini terdapat 7 item yang memiliki kesalahan pengukuran yang

berkorelasi dengan item lainnya yaitu item 5, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 itupun

berkorelasi tidak lebih dari tiga item. Dengan demikian seluruh item dianalisis

dalam perhitungan skor faktor.

3. Approach

Pada skala approach terdapat 11 item. Peneliti menguji apakah 11 item

yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur approach. Dari

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,

dengan Chi-Square = 190.08, df = 44, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.163. Oleh

sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu dengan yang lainnya,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 45.81, df = 32, P-Value =

0.05406, RMSEA = 0.059. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value>0.05 (tidak

signifikan), yang artinya unidimensional bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu approach, maka diperoleh model fit seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.7 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Approach

Page 64: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

48

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.16 berikut:

Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Approach

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

1 0.49 0.09 5.58 V

2 0.68 0.08 8.81 V

3 0.93 0.07 12.46 V

4 0.67 0.08 8.68 V

5 0.58 0.09 6.27 V

6 0.00 0.08 0.30 X

7 0.25 0.08 3.15 V

8 0.33 0.08 4.22 V

9 0.48 0.08 6.06 V

10 -0.10 0.08 -1.21 X

11 0.61 0.09 6.82 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.16 diatas, bahwa item nomor 6 tidak signifikan

(t<1.96) dan item nomor 10 memiliki koefisien bermuatan negatif. Artinya item

tersebut akan didrop dan tidak diikut sertakan dalam analisis uji hipotesis.

Tabel 3.17 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Item Approach

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 1

2 1

3 1

4 1

5 V V 1

6 V 1

7 V 1

8 V 1

9 V V V 1

10 V 1

11 V V 1

Keterangan: tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Page 65: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

49

Pada model ini terdapat kesalahan pengukuran kerena berkorelasi dengan

item lainnya, yaitu item nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 itupun berkorelasi dengan

item lain tidak lebih dari tiga. Dengan demikian secara keseluruhan tidak ada item

yang akan didrop, yang artinya semua item akan dianalisis dalam perhitungan

skor faktor.

3. Energy

Pada skala energy terdapat 6 item. Peneliti menguji apakah 6 item yang

ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur energy. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-Square = 22.75, df = 9, P-Value = 0.00679, RMSEA = 0.111. Oleh sebab itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu dengan yang lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 12.96, df = 8, P-Value = 0.11334,

RMSEA = 0.070. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value>0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu energy, maka diperoleh model fit

seperti gambar 3.8 dibawah ini:

Gambar 3.8 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Energy

Page 66: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

50

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.18 berikut:

Tabel 3.18 Muatan Faktor Item Energy

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

1 0.69 0.10 6.90 V

2 0.57 0.10 5.43 V

3 0.35 0.10 3.42 V

4 0.48 0.10 4.81 V

5 0.52 0.10 5.24 V

6 0.67 0.10 6.81 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.18 diatas, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua

item signifikan kerena t>1.96. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang

muatan faktornya negatif.

Tabel 3.19 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Item Energy

1 2 3 4 5 6

1 1

2 V 1

3 1

4 1

5 1

6 1

Keterangan: tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item

Pada model ini hanya item nomor 2 yang memiliki korelasi kesalahan

pengukuran dengan item lainnya. Dengan demikian secara keseluruhan tidak ada

item yang akan didrop, yang artinya semua item akan dianalisis dalam

perhitungan skor faktor.

Page 67: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

51

3. 4 Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur penelitian yang akan dilakukan antara lain:

1. Tahap Persiapan

a. Perumusan masalah yang akan diteliti

b. Menentukan variabel yang akan diteliti

c. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang tepat

mengenai variabel penelitian

d. Menentukan subjek penelitian

e. Mempersiapkan alat pengumpulan data dengan menggunakan dan

menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian

f. Mempersiapkan segala hal yang menyangkut perizinan

2. Tahap Uji Coba Alat Ukur

a. Melakukan uji coba terhadap alat ukur

b. Memilih item-item dari skala yang valid dan reliabel

c. Memilih dan menyusun kembali item-item yang valid dan reliabel

untuk dijadikan alat ukur yang siap pakai dalam penelitian ini

3. Tahap Pelaksanaan

a. Menentukan jumlah sampel penelitian

b. Memberikan penjelasan tujuan penelitian dan meminta kesediaan

responden untuk mengisi angket/kuesioner dalam penelitian dan

melakukan pengambilan data

Page 68: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

52

4. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan skoring terhadap skala hasil jawaban responden

b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh dan membuat

tabel data

c. Menganalisis data menggunakan teknik analisis data untuk menguji

hipotesis

d. Membuat laporan hasil, kesimpulan dan saran

3.5 Metode Analisis Data

Skema hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

POLA ASUH

TEMPERAMEN

Gambar 3.9 Skema Hipotesis Penelitian

Authoritarian

Permissive

Authoritative

Task Persistence

Negative Reactivity

Kecerdasan

Emosi

Approach

Energy

Page 69: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

53

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode

analisis regresi berganda (multiple regression analysis) yaitu suatu metode untuk

menguji signifikan tidaknya pengaruh dari sekumpulan variabel bebas (IV)

terhadap satu variabel terikat (DV). Berikut ini persamaan regresi yang digunakan

dalam penelitian ini.

Y = a+b1+X1+b2+X2+b3+X3+b4+X4+b5+X5+b6+X6+b7+X7+e

Dengan keterangan:

Y : kecerdasan emosi

a : intercept

b : koefisien regresi

X1 : authoritarian

X2 : permissive

X3 : authoritative

X4 : negative reactivity

X5 : task persistence

X6 : approach

X7 : energy

e : residu, yang dalam hal ini ialah seluruh IV selain 7 IV dalam penelitian ini

yang mempengaruhi kecerdasan emosi anak namun tidak diteliti.

Adapun data yang dianalisis dengan persamaan di atas ialah hasil

pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini true

score ialah skor faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS 19.0

dengan menggunakan item-item yang valid. Dengan demikian maka tidak perlu

lagi dilaporkan reliabilitasnya. Tujuan true score ialah agar koefisien regresi tidak

Page 70: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

54

mengalami attenuasi atau under estimated (yaitu koefisien regresi yang terhitung

lebih rendah dari seharusnya sehingga tidak signifikan). True score inilah yang

kemudian akan diteliti dengan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis

penelitian yang dibahas pada BAB 2.

Dalam analisis regresi berganda,besarnya persentase/proporsi varians

kecerdasan emosi yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang diteliti

bisa diukur dengan menggunakan R2, dimana:

R2 =

=

Adapun jumlah kuadrat regresi bisa diperoleh jika semua koefisien regresi

telah dihitung. Rumus untuk menghitung jumlah kuadrat regresi ialah:

SSreg = ∑ ̅ ∑ + ∑ + . . . . + ∑ , dimana:

= a + bx

∑ = ∑ - ̅) (y - ̅

Dan rumus untuk menghitung jumlah kuadrat y total ialah:

SSy = ∑ ̅ 2

R2 diuji

signifikan atau tidaknya dengan F tes. Rumus F tes ialah:

F =

, dimana:

SSres = ∑ ̅ 2 = ∑ = ∑ ̅ 2

n = banyaknya sampel

k = banyaknya IV dengan df = k dan n – k – 1

Jika R2 signifikan (P<0.05) berarti besarnya proporsi varians Y yang

dipengaruhi oleh kedua faktor (pola asuh orangtua dan temperamen anak) secara

keseluruhan ialah signifikan.

Page 71: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

55

Jika terbukti R2 signifikan maka peneliti akan menguji variabel mana dari

7 IV yang signifikan. Dalam hal ini peneliti menguji signifikan atau tidaknya

koefisien regresi (b) dengan t-test. Dimana rumusnya:

=

, dengan:

= koefisien regresi variabel yang ke-i

= standar deviasi sampling dari koefisien regresi yang ke-i

Jika memiliki skor t > 1.96 maka koefisien regresi variabel tersebut

dinyatakan signifikan, sebaliknya jika t < 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan

tidak signifikan (dalam taraf signifikan 0.05 atau 5%).

Selain itu sebagai tambahan peneliti juga akan menghitung dan menguji

proporsi/persentase varians yang merupakan sumbangan/pengaruh dari masing-

masing IV. Untuk itu peneliti melakukan analisis terhadap perubahan R2 mulai

dari satu IV, kemudian dua IV dan seterusnya hingga 7 IV. Semua perhitungan ini

dilakukan dengan software SPSS.

Page 72: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

56

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang telah

dilakukan. Pembahasan meliputi karakteristik sampel dan uji hipotesis penelitian.

4. 1 Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 126 pasangan anak usia 10-12

tahun dan ibunya., sehat jasmani dan rohani, serta memiliki orang tua lengkap dan

tinggal di rumah. Selanjutnya karakteristik sampel dalam penelitian ini akan

dijelaskan pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel

Penelitian Karakteristik

Sampel N = 126

n(%)

Anak Usia

10 51(40)

11 60(48)

12 15(12)

Jenis Kelamin

Laki-laki 66(52)

Perempuan 60(48)

Kelas

V 62(49)

VI 64(51)

Ibu Usia

Dewasa Awal 1(0.8)

Dewasa Madya 117(92.9)

Dewasa Akhir 8(6.3)

Pendidikan

SLTP 2(1.6)

SLTA 77(61.1)

≥ Diploma 47(37.3)

Status Pekerjaan

Bekerja 37(29.4)

Tidak Bekerja 89(70.6) Usia dewasa awal 19-30 tahun, madya 31-45 tahun, dan akhir 46-60 tahun

Page 73: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

57

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa pada penelitian ini

48% sampel anak berusia 11 tahun, dan 52% berjenis kelamin laki-laki. Dan

sampel ibu 92.9% berada pada tahapan usia dewasa madya 31-45 tahun, 61.1%

berlatar belakang pendidikan SLTA, dan 70.6% tidak bekerja.

4. 2 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi mengenai data penelitian yang akan dijelaskan pada tabel 4.2

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian

Variabel Penelitian Sampel N = 126

n(%)

Kecerdasan Emosi

Tinggi 23(18.3)

Sedang 87(69)

Rendah 16(12.7)

Pola Asuh

Authoritarian 46(36.4)

Permissive 29(23.1)

Authoritative 51(40.5)

Temperamen

Tinggi 22(17.5)

Sedang 80(63.5)

Rendah 24(19)

Seperti terlihat pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa pada

penelitian ini 69% sampel anak memiliki tingkat kecerdasan emosi pada kategori

sedang, dan 63.5% sampel anak memiliki temperamen pada kategori sedang, serta

sampel ibu 40.5% menerapkan pola asuh authoritative terhadap anaknya.

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

Pada tahapan ini peneliti akan menguji hipotesis menggunakan teknik

analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS 17.0.

Page 74: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

58

4.3.1 Analisis Regresi Berganda

Seperti yang telah dijelaskan pada BAB 3, dalam regresi terdapat hal yang

dilihat yaitu melihat apakah IV berpengaruh signifikan terhadap DV, kedua

melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians DV yang

dijelaskan oleh IV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien

regresi dari masing-masing IV.

Dari hasil analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 17.0 diperoleh

R square dengan nilai seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3 R Square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .256a .066 0.10 9.72439

a. Predictors: (Constant), Energy, Task Persistence, Permissive, Approach,

Negative Reactivity, Authoritarian, Authoritative.

Dari tabel 4.3 diatas dapat kita lihat bahwa perolehan R Square sebesar

0.066. Artinya, sebesar 6.6% bervariasi kecerdasan emosi anak dipengaruhi oleh

semua IV dalam penelitian ini, sedangkan sisanya 93.4% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian ini. Kemudian peneliti melakukan uji F untuk

menganalisis pengaruh dari keseluruhan IV terhadap kecerdasan emosi anak.

Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 ANOVA Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 784.793 7 112.113 1.186 .316a

Residual 11158.517 118 94.564

Total 11943.310 125

a. Predictors: (Constant): Energy, Task Persistence, Permissive, Approach,

Negative Reactivity, Authoritarian, Authoritative.

b. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi

Page 75: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

59

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom

paling kanan ialah 0.316 atau p=0.316 dengan nilai p>0.05, maka hipotesis nihil

yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh IV terhadap

kecerdasan emosi diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan dari pola

asuh orang tua dan temperamen anak terhadap kecerdasan emosi anak.

Kemudian peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing IV. Jika

nilai t>1.96, maka koefisien regresi tersebut signifikan terhadap kecerdasan emosi

anak. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing IV terhadap

kecerdasan emosi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 47.942 8.297 5.778 .000

Authoritarian .100 .171 .093 .584 .561

Permissive -.077 .183 -.070 -.421 .675

Authoritative .235 .150 .237 1.565 .120

Negative Reactivity -.005 .160 -.004 -.032 .974

Task Persistence -.115 .097 -.117 -1.178 .241

Approach -.148 .113 -.135 -1.312 .192

Energy .051 .168 .046 .303 .762

a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosi, sig*<0.05

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui persamaan regresi berikut:

Kecerdasan Emosi = 47.942 + 0.100 X1 Authoritarian - 0.077 X2 Permissive +

0.235 X3 Authoritative - 0.005 X4 Negative Reactivity - 0.115 X5 Task

Persistence - 0.148 X6 Approach + 0.051 X7 Energy.

Page 76: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

60

Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa:

1. Seluruh independent variable tidak signifikan dengan nilai sig.>0.05

2. IV yang memiliki arah pengaruh positif terhadap kecerdasan emosi anak

ialah pola asuh authoritarian, authoritative dan energy. Sementara IV yang

lain memiliki arah pengaruh negatif terhadap kecerdasan emosi anak ialah

pola asuh permissive, negative reactivity, task persistence dan approach.

4.3.2 Pengujian Proporsi Varians IV

Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk melihat apakah signifikan

tidaknya penambahan (incremented) proporsi varians dari masing-masing IV,

yang mana IV tersebut dianalisis secara satu persatu.

Pada tabel 4.6 kolom pertama ialah IV yang dianalsis satu persatu, kolom

kedua merupakan total penambahan varians DV dari masing-masing IV yang

dianalisis satu persatu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai murni varians DV

dari masing-masing IV yang dimasukkan satu persatu, kolom ke empat ialah

harga F hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom df ialah derajat bebas bagi IV

yang bersangkutan juga, yang terdiri dari numerator dan denumorator, kolom F

tabel ialah kolom mengenai nilai/harga IV pada tabel F dengan df dan taraf level

of significance 5% yang telah ditentukan sebelumnya, harga pada kolom inilah

yang akan dibandingkan dengan harga pada kolom F hitung. Jika harga F hitung

lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya yaitu kolom signifikan akan

dituliskan signifikan atau sebaliknya. Jika signifikan artinya bahwa penambahan

proporsi varians dari IV yang bersangkutan, dampaknya signifikan.

Page 77: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

61

Besarnya proporsi varians pada kecerdasan emosi anak dapat dilihat pada

tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Kontribusi Proporsi Varians IV terhadap DV

Independent

Variable R Square

R Square

Change F Hitung df1 df2 Signifikan

Authoritarian .007 .007 .936 1 124 .335

Permissive .035 .002 .282 1 122 .596

Authoritative .032 .025 3.158 1 123 .078

Negative

Reactivity

.036 .001 .128 1 121 .721

Task Persistence .051 .015 1.950 1 120 .165

Approach .065 .014 1.778 1 119 .185

Energy .066 .001 .092 1 118 .762

Keterangan : R Square Change = proporsi varians, sig*<0.05

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel authoritarian memberikan sumbagan/pengaruh yaitu sebesar

0.7% bagi varians simptom kecerdasan emosi anak. Pengaruhnya tidak

signifikan secara statistik dengan F hitung = 0.936, p>0.05 dan df1 = 1 dan

df2 = 124.

2. Variabel permissive memberikan sumbagan/pengaruh yaitu sebesar 0.2%

bagi varians simptom kecerdasan emosi anak. Pengaruhnya tidak

signifikan secara statistik dengan F hitung = 0.282, p>0.05 dan df1 = 1 dan

df2 =122.

3. Variabel authoritative memberikan sumbagan/pengaruh yaitu sebesar

2.5% bagi varians simptom kecerdasan emosi anak. Pengaruhnya tidak

signifikan secara statistik dengan F hitung = 3.158, p>0.05 dan df1 = 1 dan

df2 = 123.

Page 78: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

62

4. Variabel negative reactivity memberikan sumbagan/pengaruh yaitu

sebesar 0.1% bagi varians simptom kecerdasan emosi anak. Pengaruhnya

tidak signifikan secara statistik dengan F hitung = 0.128, p>0.05 dan df1 =

1 dan df2 = 121.

5. Variabel task persistence memberikan sumbagan/pengaruh sebesar 1.5%

bagi varians simptom kecerdasan emosi anak. Pengaruhnya tidak

signifikan secara statistik dengan F hitung = 1.950, p>0.05 dan df1 = 1 dan

df2 = 120.

6. Variabel approach memberikan sumbagan/pengaruh yaitu sebesar 1.4%

bagi varians simptom kecerdasan emosi anak. Pengaruhnya tidak

signifikan secara statistik dengan F hitung = 1.778, p>0.05 dan df1 = 1 dan

df2 = 119.

7. Variabel energy memberikan sumbagan/pengaruh yaitu sebesar 0.1% bagi

varians simptom kecerdasan emosi anak. Pengaruhnya tidak signifikan

secara statistik dengan F hitung = 0.092, p>0.05 dan df1 = 1 dan df2 =118.

Sebagai kesimpulan dari bagian ini ialah bahwa dari tujuh IV, yaitu pola

asuh orang tua (authoritarian, permissive, dan authoritative), dan temperamen

anak (negative reactivity, task persistence, approach, dan energy) tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kecedasan emosi anak, jika dilihat dari

besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap

dilakukan penambahan IV

(sumbangan proporsi varians yang diberikan).

Page 79: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

63

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan memuat mengenai kesimpulan, diskusi dan

saran dari hasil penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini peneliti dapat disimpulkan bahwa:

1. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua dan

temperamen anak terhadap kecerdasan emosi anak.

2. Tidak ada pengaruh yang signifikan pola asuh orang tua terhadap kecerdasan

emosi anak, namun ada yang menunjukkan arah pengaruh sebagai berikut:

Pola asuh authoritarian memiliki arah pengaruh positif terhadap

kecerdasan emosi anak.

Pola asuh permissive memiliki arah pengaruh negatif terhadap

kecerdasan emosi anak.

Pola asuh authoritative memiliki arah pengaruh positif terhadap

kecerdasan emosi anak.

3. Tidak ada pengaruh yang signifikan temperamen anak terhadap kecerdasan

emosi anak, namun ada yang menunjukkan arah pengaruh sebagai berikut:

Temperamen Negative reactivity memiliki arah pengaruh negatif

terhadap kecerdasan emosi anak.

Temperamen Task persistence memiliki arah pengaruh negatif terhadap

kecerdasan emosi anak.

Page 80: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

64

Temperamen Approach memiliki arah pengaruh negatif terhadap

kecerdasan emosi anak.

Temperamen Energy memiliki arah pengaruh positif terhadap kecerdasan

emosi anak.

5.2 Diskusi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara pola asuh orang tua dan temperamen anak terhadap kecerdasan

emosi anak. Artinya data yang dikumpulkan tidak berhasil membuktikan hipotesis

penelitian.

Beberapa kemungkinan yang menyebabkan tidak signifikannya hasil

penelitian ini, antara lain: (1) adanya variabel lain diluar penelitian yang lebih

dominan berpengaruh terhadap kecerdasan emosi seperti usia, kondisi fisik dan

kesehatan, jenis kelamin, intelligence, interaksi dengan guru dan teman sebaya,

perbedaan etnis, tingkat ekonomi serta pendidikan orang tua, dan lain sebagainya.

(2) adanya pengaruh situasi dan kondisi saat pengambilan data. Situasi dan

kondisi lingkungan di luar kelas dimana tempat partisipan mengisi kuesioner

bersuasana ramai, karena pada saat pengambilan data ada kegiatan ekstrakulikuler

yang dilaksanakan oleh anak kelas lain. Walaupun pada saat pengambilan data

peneliti didampingi langsung oleh kepala sekolah dan guru saat partisipan mengisi

kuesioner, namun mungkin saja konsentrasi partisipan dapat terganggu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara pola asuh orang tua terhadap kecerdasan emosi anak. Namun ada

yang menunjukkan memiliki arah positif pada pola asuh authoritative dan

Page 81: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

65

authoritarian. Arah pengaruh positif yang paling dominan mempengaruhi

kecerdasan emosi anak dalam penelitian ini ialah pola asuh authoritative. Artinya

semakin tinggi pola asuh authoritative yang diterapkan ibu terhadap anaknya,

maka semakin tinggi juga tingkat kecerdasan emosi yang dimiliki oleh anak. Hasil

penelitian ini sejalan dengan teori (Baumrind, 2008) bahwa orang tua yang

menerapkan pola asuh authoritative yakni lebih memprioritaskan kebutuhan dan

tuntutan anak dengan pengawasan dan pengendalian orang tua akan membentuk

karakteristik anak yang dapat mengontrol dan memahami emosi diri, anak yang

mandiri, serta memiliki hubungan sosial yang baik dengan lingkungan sekitar. Hal

ini juga sejalan dengan hasil penelitian Natalia (2010) yang menunjukkan bahwa

88,5% anak pada tipe pola asuh authoritative memiliki kemampuan memahami

emosi diri sendiri yang tinggi. Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian

Thoyibah (2004) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap authoritative

orang tua, maka semakin tinggi pula kecerdasan emosional siswa.

Selanjutnya hasil penelitian ini juga menunjukkan pola asuh permissive

memiliki arah pengaruh negatif terhadap kecerdasan emosi anak. Artinya semakin

tinggi pola asuh permissive yang diterapkan ibu terhadap anaknya, maka semakin

rendah kecerdasan emosi yang dimiliki oleh anak. Hasil penelitian sejalan dengan

penelitian Gunawan (2010) yang menunjukkan bahwa dari 10 anak yang

mendapat tipe pola asuh permissive, hanya 2 anak yang memiliki kecerdasan

emosi yang tinggi. Dengan demikian secara emosional, pola asuh permissive akan

menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsif, agresif, tidak patuh, manja,

kurang mandiri, kurang percaya diri, dan kurang matang secara sosial.

Page 82: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

66

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara temperamen anak terhadap kecerdasan emosi anak. Namun

temperamen energy memiliki arah positif terhadap kecerdasan emosi anak.

Artinya semakin aktif anak mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya,

maka semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi yang dimiliki oleh anak. Hasil ini

sejalan dengan hasil penelitian Turiel (2008) yang menunjukkan bahwa semakin

anak aktif bereksplorasi dan mengembangkan imajinasinya, maka semakin tinggi

tingkat kecerdasan emosi yang dimiliki anak. Hal ini selaras juga dengan teori

psikososial Erikson (1968) bahwa tahap usia sekolah (7-12 tahun) anak sangat

aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Mereka mengekspresikan

perilakunya secara relatif spontan, bersifat aktif dan energik, memiliki rasa ingin

tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal, bersifat eksploratif dan jiwa

petualang, kaya dengan fantasi.

Selanjutnya hasil penelitian ini juga menunjukkan arah pengaruh negatif

pada temperamen negative reactivity, task persistence, dan approach terhadap

kecerdasan emosi anak. Arah pengaruh negatif yang paling dominan

mempengaruhi kecerdasan emosi anak ialah temperamen negative reactivity.

Artinya semakin tinggi negative reactivity anak, maka semakin rendah kecerdasan

emosi yang dimiliki anak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Yusuf (2001) yang menunjukkan bahwa sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat

kuat terhadap berbagai peristiwa ataupun situasi sosial, emosinya bersifat negatif

dan temperamental.

Page 83: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

67

5.3 Saran

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan sebagai berikut:

5.3.1 Saran Teoritis

1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan meninjau faktor-faktor lain yang

lebih dominan dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seperti usia, kondisi

fisik dan kesehatan, jenis kelamin, intelligence, interaksi dengan guru dan

teman sebaya, perbedaan etnis, tingkat ekonomi serta pendidikan orang

tua.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan alat ukur sesuai

usia dan tahapan perkembangan anak, serta lingkungan sosial budaya

dimana mereka tinggal.

5.3.2 Saran Praktis

1. Perlunya pengembangan program pelatihan pola asuh bagi orang tua agar

mereka mampu meningkatkan kemampuan dalam memahami kebutuhan

dan tuntutan anak.

2. Peningkatan kecerdasan emosi bagi anak dengan pendekatan program

bermain yang edukatif untuk anak sesuai tahapan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Sehingga anak mampu bereksplorasi dalam

lingkungan, berkegiatan aktif, serta dapat mengembangkan kreativitas dan

imajinasinya.

Page 84: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

DAFTAR PUSTAKA

Ahadi, S. A., & Rothbart, M. K. (1994). Children’s temperament in the US and

China: Similarities and differences. European journal of personality, 7,

360-37.

Allport, G. W. (1937). Personality: A psychological interpretation. New York:

Holt.

Altobello, C., Hupp. S. D. A., Reitman, D., & Rhode, P.C. (2002). Development

and validation of the parental authority questionnaire revised. Journal of

psychopathology and behavioral assessmen, vol. 24, No. 2

Arikunto, S. (2007). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Banchard, K. A., & Hakstian A. R. (2004). The nature and measurement of

emotional intelligence abilities: Basic dimensions and their relationships

with other cognitive ability and personality variables. Journal of

educational and psychological measurement, 64, 437-462.

Baumrind, D. (1971). Effects of authoritative parental control on child behaviour.

Child development, 37, 887-907.

Baumrind, D. (2008). Parental authority and its effect on children. Parenting and

moral growth, spring, 2008, 1(2), The council for spiritual and ethical

education.

Bates, J. E. & Bayles, K. (1984). Objective and subjective components in mothers’

perceptions of their children from age 6 months to 3 years. Merrill-Palmer

Quarterly, 30, 111-130.

Bates, J. E. (1989). Applications of temperament concepts. In G. A. Kohnstamm,

M. K. Roth-bart, & J. E. Bates (Eds.), Temperament in childhood (pp. 321-

355). New York: Wiley.

Bates, J. E., Pettit, G. S., Dodge, K. A., & Ridge, B. (1998). Interaction of

temperamental re-sistance to control and restrictive parenting in the

development of externalizing behavior. Developmental psychology, 34,

982-995.

Bates, J. E. & Pettit, G. S. (2007). Temperament, parenting, and socialization. In

J. Grusec & P. Hastings (Eds.), Handbook of socialization (pp. 153-177).

New York: Guilford.

Berk, L. E. (1994). Child development (3rd ed). Boston: Iallyn and Bacon.

Buri, J. R. (1991). Parental authority questionnaire. Journal of personality and

social assessment, 57, 110-119.

Page 85: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

Buss, A. & Plomin, R. (1975). A temperament theory of personality development.

New York: Wiley.

Buss, A. & Plomin, R. (1984). Temperament: Early developing personality traits.

Hillsdale, NJ: Erlbaum.

Calhoun, J. F., & Acocella, J. S. (1990). Psikologi tentang penyesuaian dan

hubungan kemanusiaan. New York: Mc Graw Hill.

Chaplin, W. F. (1995). The influence of different standards on the evaluation of

pain: Implication for assessment and treatment. Behavior therapy, 26. 217-

239.

Coie, J. D., & Dodge, K.A. (1988). Multiple sources of data on social behavior

and social status in the school: A cross-age comparison. Child

development, 59, 815–829.

Collins, WA. & Kuczaj, SA. (1991). Developmental psychology: Childhood and

adolescence. New York: Macmillan.

Consuelo G. Sevilla, dkk. (2006). Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI Press.

Cooper, R.K., & Sawaf, A. (2002). Executive EQ: Emotional intelligence in

leadership and oeganisations. New York: Grosset/Putnam.

Corsini, R. J. (2002). The dictionary of psychology. New York: Brunner/Mazel.

Diamond, S. (1957). Personality and temperament. New York: Harper.

Dinkmeyer, D. C. (1965). Child development: The emerging self. Englewood

Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Eisenberg, N. (1986). Altruistic emotion, cognition, and behavior. Hillsdale, N. J:

Erlbaum.

Erikson, E. H. (1968). Identity: Youth and crisis. New York: W.W. Norton.

Frederickson, N. L., & Graham, B. (1999). Social skills and emotional

intelligence. In N. L. Frederickson, & R. J. Cameron (Eds.). Psychology in

education portfolio. Windsor: NFER-Nelson.

Frijda, N. H. (1986). The emotions. Cambridge: Cambridge University Press.

Gardner, H. (1993). Multiple intelligence. New York: Basic Books.

Page 86: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

Goldenberg, I., Matheson, K., & Mantler, J. (2006). The Assessment of emotional

intelligence: A comparison of performance-based and self-report

methodologies. Jurnal of personality assessment, vol. 86, 33-45.

Goleman, D. (1995). Emotional intelligence: Why it can matter more than IQ.

New York: Bantam.

Goleman, D. (1997). Working with emotional intelligence. London: Bloomsbury.

Goleman, D. (1999).Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. Jakata:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (2000). Emotional intelligence (terjemahan). Jakata: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Goleman, D. (2002). Working with emotional intelligence (terjemahan). Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, J. (2001). Kiat-kiat membesarkan anak yang memiliki kecerdasan

emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, J. & DeClaire J. (1997). The heart of parenting. Great Britain: Clays

Ltd, St Ives plc.

Gunarsa, S. D. (2006). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: PT

BPK Gunung Mulia.

Hurlock, E. (1995). Perkembangan anak. Jakarta: PT Aksara Pratama.

Kail, R. (2000). Speed of information processing: Developmental change and

links to intelligence. Journal of school psychology, 38, 51-61.

LaHaye (1999). Through the flames: The kids risk their lives-live behind: The

kids. New York: Harper.

Lazzarini, S. (2000). Hubungan antara emotional intelligence dan intelektual

quetion dengan prestasi belajar siswa SMU. Tesis Magister Psikologi,

Universitas Indonesia, Depok.

Livingstone, H., Foster, M. N., & Smithers, S. (2002). Emotional intelligence and

military leadership-prepared for : Canadian forces leadership institute.

Retrieved Feb 18, 2013, from www.scribd.com

Lorr, M. (1989). Models and methods for measurement of mood. In R.

Plutchik & H. Kellerman (Eds.), Emotion theory, research, and

experience (Vol. 4, pp. 37-53). San Diego, CA: Academic Press.

Mangkunegara, A. (2005). Evaluasi kinerja SDM. Bandung: PT Refika Aditama.

Page 87: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

Mavrovelli, S., & Petrides, K. V. (2002). trait emotional intelligence questionnaire child

short form. Social development, 15, 537-547.

Mavrovelli, S., Petrides, K. V., Shove, C., & Whitehead ( 2008). Trait emotional

intelligence, psylogical well-being and peer-rated social competence in

adolescence. British journal of developmental psychology, 25. 263-275.

Mayer, J. D., Salovey, P., & Caruso, D. R. (2000). Models of emotional

intelligence. In R. J. Sternberg (Ed.). Handbook of human intelligence (pp.

396–492). New York: Cambridge University Press.

McClowry, S. G. (1995). The development of the school-age temperament

inventory. Mer-rill-Palmer-Quarterly.

McClowry, S. G., Halverson C. F., & Sanson, A. (2003). A re-examination of the

validity and realibility of the school-age temperament inventory. Nursing

research, vol. 52, No. 3.

McClowry, S. G., Rodriguez, E., & Koslowitz, R. (2008). Temperament-based

intervention: Re-examining goodness-of-fit. European journal of

developmental science.

McDevitt, S. C. & Carey, W. B. (1978). The measurement of temperament in 3-

to 7-year-old children. Journal of child psychology and psychiatry.

Paterson, G. & Sanson, A. (1999). The association of behavioural adjustment to

temperament, parenting and familycharacteristics among five-year-old

children. Social development, vol. 8, pp. 293-309.

Papalia, D. E., Wendkos-Olds, S. W., & Duskin-Feldman, R. D. (2007). Human

development. Boston: McGraw Hill.

Pellegrini, A. D., & Blatchford, P. (2000). The child at school: Interactions with

peers and teachers. London: Arnold.

Petrides, K. V., & Furnham, A. (2000). On the dimensional structure of emotional

intelligence. Personality and individual differences, 29, 313–320.

Petrides, K. V., & Furnham, A. (2001). Trait emotional intelligence: Psychometric

investigation with reference to established trait taxonomies. European

journal of personality, 15, 425–448.

Petrides, K. V., & Furnham, A. (2003). Trait emotional intelligence: Behavioural

validation in two studies of emotion recognition and reactivity to mood

induction. European journal of personality, 17, 39–57.

Page 88: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

Petrides, K.V., Frederickson, N., & Furnham, A. (2004). The role of trait

emotional intelligence in academic performance and deviant behavior at

school. Personality and individual differences, 36, 277–293.

Petrides, K.V., Sangareau, Y., Furnham, A., & Fredericson, N. (2006). Trait

emotional intelligence and children’s peer relation at school. Social

development, 15, 537-547.

Pike, H., Hills, A., & MacLennan, R. (2002). Emotional intelligence and military

leadership-prepared for : Canadian forces leadership institute. Retrieved

Feb 18, 2013, from www.scribd.com

Reiff, H. B., Hatzes, N. M., Bramel, M. H., & Gibbon, T. (2001). The relation of

LD and gender with emotional intelligence in college students. Journal of

learning disabilities, 34, 66–78.

Rothbart, M. K. & Bates, J. E. (1998). Temperament in W.Damon (series ed.) &

E. Eisenberg (volume ed.). Handbook of child psychology: Vol. 3. Social,

emotional and personality development (5th edn). New York: Wiley.

Saifuddin, A. (1997). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Balajar

Offset.

Saklofske, D. H., Austin, E. J., & Minski, P. S. (2003). Factor structure and

validity of a trait emotional intelligence measure. Personality and

individual differences, 34, 707–721.

Salovey, P. & Mayer, J. D. (1990). Emotional intelligence; imagination,

cognition, and personality, 9. 185-211.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak. Jilid. I. (Edisi Kesebelas). Jakarta:

Erlangga.

Santrock, J. W. (2009). Psikologi pendidikan. Jilid I. (Edisi Ketiga). Jakarta:

Salemba Humanika.

Saphiro, L. E. (1998). Mengajarkan emotional intelligence pada anak. Jakarta:

Gramedia.

Sarwono, S. W. (2007). Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh psikologi.

Jakarta: Bulan Bintang.

Saucier, G., & Simonds, J. (2006). The structure of personality and temperament.

In D.K.Mroczet & T.D Little (Eds.), Handbook of personality development

(pp. 109-128). Mahwah, N. J: Erlbaum.

Page 89: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

Shields, S. A. (1991). Gender in psychology of emotion: A selective research

review. In K. T. Strongman (Ed.). International review of studies on

emotion (vol.1) New York: Wiley.

Schlosberg, H. (1954). Three dimensions of emotion. Psychologzcal review,

61, 81-88.

Shiner, R. L. (2006). Linking childhood personality with adaptation: Evidence for

continuity and change across time into late adolescence. Journal of

personality and social psychology, 78, 310-325.

Shochib, M. (1998). Pola asuh orang tua. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sia, T. (2001). Hubungan antara IQ, EQ, dan QA dengan prestasi studi pada siswa

SMU. Jurnal anima vol.17 no.1

Stein, M. B., & Book. (2002). Clinical research and mental heart: A practical

guide. Washington: American Psychiatric Press Inc.

Strelau, J. (1983). Temperament personality activity. New York: Academic

Press.

Sujanto, A. (1993). Psikologi perkembangan. Jakarta: Aksara Baru.

Sumadi, S. (1998). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soemanto, W. (2006). Psikologi pendidikan. Cet. V. Jakarta: Rineka Cipta.

Tarmudji, H. R. (2001). Hubungan antara gaya pengasuhan orang tua dengan

tingkah laku prososial anak. Jurnal psikologi Vol.11 No.1

Thomas, A., Chess, S. & Birch, H.G. (1968). Temperament and behaviour

disorders in children. New York: University Press.

Thomas, A., & Chess, S. (1977). Temperament and development. New York:

Brunner/Mazel.

Thomas, A., & Chess, S. (1991). Behavioral individuality in early childhood.

New York: New York University Press.

Tubman, J. G., & Windle, M. (1995).Continuity of difficult temperament in

adolescence: Relations with depression, life events, family support, and

substance use across a one-year period. Journal of youth and adolescence,

24(2), 133–153.

Turner, J. S., & Helms, D. B. (1983) Exploring child behavior. New York: Holt

Rinehartand Winston.

Page 90: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

1

A1 TRY OUT

LEMBAR KESEDIAAN

Kepada yang Terhormat Bapak/Ibu,

Saya mahasiswa Magister UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini saya sedang menyusun

Tesis tentang “Pengaruh Pola Asuh Orang tua dan Temperamen Anak terhadap Kecerdasan Emosi

Anak Usia Sekolah” sebagai syarat kelulusan S2.

Dalam penelitian ini, kami memerlukan data mengenai beberapa aspek yang terkait dengan

kecerdasan emosi anak usia 10-12 tahun. Data dikumpulkan melalui kuesioner tertulis. Untuk itu

kami mohon kesediaan Anda menjadi peserta penelitian ini, dengan cara menjawab pernyataan

yang ada dalam lembar kuesioner terlampir. Dalam menjawab kuesioner mungkin Anda akan

menemukan beberapa pernyataan yang menyebabkan ketidaknyamanan psikologis yang berkaitan

dengan diri Anda yang mungkin bersifat pribadi. Namun demikian, sebagai peneliti saya

berkewajiban menjaga kerahasiaan data Anda dan hanya menggunakannya untuk kepentingan

penelitian saja.

Jika Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, kami mengharapkan Anda untuk:

1. Menanda-tangani lembar kesediaan ini pada kolom tanda tangan

2. Menjawab pernyataan-pernyataan pada lembar terlampir

3. Membaca terlebih dahulu instruksi pengisian yang tercantum pada awal setiap bagian

pernyataan yang harus dinilai sehingga jawaban yang Anda berikan sesuai dengan apa yang

diminta

4. Menjawab dengan jujur dan apa adanya, karena jawaban terbaik ialah jawaban yang

menggambarkan diri Anda, bukan pendapat umum.

5. Memastikan behwa setiap pernyataan telah dijawab sehingga tidak ada pernyataan yang

terlewati

6. Hasil penelitian ini akan sangat tergantung pada jawaban yang Anda berikan

Jika Anda memiliki pertanyaan tentang studi ini, Bapak/Ibu dapat menghubungi peneliti Arni

Mabruria melalui HP. 085764618803, yang berada dibawah bimbingan Dr. Risatianti Kolopaking,

M.Si.,Psi melalui 08128010108 di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terima kasih atas kesediaan Anda meluangkan waktu demi membantu terwujudnya proses

penelitian ini. Semoga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya, serta bagi

kesejahteraan masyarakat umumnya.

Menyetujui Hormat saya,

( ) Arni Mabruria

Hari/Tanggal: ..........................

Page 91: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

2

NO

IDENTITAS DIRI

NAMA IBU

USIA

AGAMA

PENDIDIKAN

PEKERJAAN

IINNSSTTRRUUKKSSII::

Isilah data diri anda dengan benar.

Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.

Berikanlah Skala Penilaian dengan menggunakan Skala berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Untuk setiap pernyataan di bawah ini, berilah tanda silang (X) yang paling menggambarkan

hubungan Anda dan anak Anda. Selamat menilai!

Contoh:

NO PERNYATAAN Skala Penilaian

STS TS N S SS

2 Anak saya akan marah jika tidak bisa menemukan sesuatu

yang dicarinya.

X

Artinya: Saya setuju bahwa anak saya akan marah jika tidak bisa menemukan sesuatu yang

dicarinya.

Aspek Temperamen Anak

NO PERNYATAAN Skala Penilaian

STS TS N S SS

1 Anak saya merasa nyaman tinggal di rumah.

2 Anak saya akan marah jika tidak bisa menemukan sesuatu

yang dicarinya.

3 Anak saya bermain bersama teman seusianya atau

sebayanya.

4 Anak saya termasuk anak yang aktif (tidak hanya fokus pada

satu aktivitas).

5 Anak saya tetap berbicara pelan dan tenang ketika keputusan

yang saya buat mungkin tidak disetujuinya.

6 Anak saya tidak melaksanakan tanggung jawabnya dengan

baik.

7 Anak saya mudah beradaptasi dengan orang yang baru dia

kenal.

8 Anak saya tidak menyelesaikan PR nya dengan baik.

Page 92: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

3

9 Anak saya merasa malu jika berinteraksi dengan orang yang

tidak dia kenal.

10 Anak saya akan marah jika dikoreksi atau diberi masukan

saat ia melakukan kesalahan.

11 Anak saya biasanya akan meninggalkan tugas yang tidak

dapat diselesaikannya.

12 Anak saya kelihatan grogi atau tidak nyaman di tempat baru.

13 Anak saya sering berlari ketika masuk atau keluar rumah.

14 Anak saya mudah marah/nangis terhadap kekecewaan yang

dia alami.

15 Jika anak saya gagal melakukan sesuatu, anak saya tidak

akan mencobanya lagi lain waktu.

16 Anak saya selalu ingat untuk mengerjakan PR nya.

17 Anak saya akan marah jika ada orang lain yan mengejek atau

menggodanya.

18 Anak saya tidak mau mengerjakan rutinitas rumah tangga.

19 Anak saya terburu-buru saat memasuki ruangan.

20 Anak saya akan frustasi jika mengalami kegagalan.

21 Anak saya merasa segan atau canggung saat bertemu teman

yang baru dia kenal.

22 Anak saya terbiasa menyelesaikan tugas dengan baik.

23 Anak saya akan berteriak atau membentak pada orang lain

jika sedang marah.

24 Anak saya biasanya berlari /melompat ketika naik atau turun

tangga.

25 Anak saya tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

26 Anak saya menerima dengan lapang dada ketika dikoreksi

atau diberi masukan saat ia melakukan kesalahan.

27 Anak saya menyukai tempat atau suasana baru.

28 Anak saya sering pergi kemanapun tanpa seizin saya.

29 Anak saya akan mengkritik setiap keputusan yang saya buat

tidak disetujuinya.

30 Anak saya kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya.

31 Anak saya lebih memilih bermain dengan orang yang benar-

benar sudah dia kenal.

32 Jika sedang marah anak saya bersuara keras atau

membentak.

33 Anak saya akan marah jika rencana yang telah dibuat

sebelumnya terjadi perubahan.

34 Anak saya sering menghindar saat orang yang belum ia

kenal datang ke rumah.

35 Anak saya kelihatan terburu-buru setiap melakukan sesuatu.

36 Anak saya mudah putus asa saat menemukan kegiatan yang

menurutnya sulit untuk dilakukannya.

37 Anak saya kelihatan murung pada hari-hari tertentu.

38 Anak saya merasa tidak nyaman saat berada di rumah orang

lain.

SELESAI, PASTIKAN TIDAK ADA JAWABAN YANG TERLEWATKAN

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Page 93: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

4

NO

IDENTITAS DIRI

NAMA

KELAS

USIA

JENIS KELAMIN

IINNSSTTRRUUKKSSII::

Isilah data diri anda dengan benar.

Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.

Berikanlah Skala Penilaian dengan menggunakan Skala berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Untuk setiap pernyataan di bawah ini, berilah tanda silang (X) yang paling menggambarkan

hubungan Anda dan orang tua Anda. Selamat menilai!

Contoh:

NO PERNYATAAN Skala Penilaian

STS TS N S SS

2 Saya senang berkenalan dengan orang baru. X

Artinya: Saya setuju bahwa saya senang berkenalan dengan orang baru.

1. Aspek Kecerdasan Emosi

NO PERNYATAAN Skala Penilaian

STS TS N S SS

1 Saya selalu berusaha membuat hati saya senang dan

gembira.

2 Saya senang berkenalan dengan orang baru.

3 Saya susah mulai bergaul dengan teman dan suasana baru

saat kenaikan kelas.

4 Saya percaya diri dengan diri saya.

5 Ketika saya sedih, saya berusaha membuat hati saya

menjadi senang dan gembira.

6 Saya sering merasa sedih.

Page 94: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

5

7 Jika saya menyenangi seseorang, saya akan mengatakan

langsung pada orangnya.

8 Saya tidak pili-pilih teman dalam bergaul, misalnya

miskin-kaya, pintar-bodoh, cantik-jelek, dll.

9 Saya sering merasa marah.

10 Teman-teman di sekolah senang bermain bersama saya.

11 Saya mudah menyesuaikan diri di tempat baru.

12 Saya sering tidak nyaman dengan diri saya

13 Saya seringkali tidak berpikir terlebih dahulu sebelum

saya melakukan sesuatu.

14 Saya dapat memahami perasaan orang lain.

15 Saya tidak suka memaksa diri/ngotot untuk mendapatkan

sesuatu yang saya inginkan.

16 Saya mudah memahami apa yang saya rasakan.

17 Saya dapat melakukan kawajiban saya dengan baik.

18 Saya sangat mudah marah.

19 Saya yakin bahwa saya dapat mengerjakan tugas saya

dengan baik.

20 Saya mudah menceritakan perasaan saya pada orang lain.

21 Saya tidak sabar menunggu untuk mendapatkan apa yang

saya inginkan.

22 Saya tipe anak periang.

23 Saya pamalas atau tidak giat belajar.

24 Saya khawatir dengan masa depan saya.

25 Banyak orang yang senang terhadap saya.

26 Saya berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.

27 Saya tidak dapat mengendalikan emosi saya.

28 Saya mudah mulai bergaul dengan orang-orang baru.

29 Saya tidak dapat menceritakan perasaan saya pada orang

lain.

30 Saya tidak suka mencoba hal-hal baru.

31 Saya senang berteman dengan orang lain.

32 Saya dapat menunjukkan perhatian saya pada orang lain.

33 Saya sering bingung dengan perasaan saya.

34 Saya susah memahami perasaan orang lain.

35 Jika saya gagal melakukan sesuatu, saya tidak akan

mencobanya lagi lain waktu.

36 Saya terbiasa berpikir dahulu sebelum saya berbicara.

Page 95: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

6

II. Aspek Pola Asuh Orangtua

NO PERNYATAAN Skala Penilaian

STS TS N S SS

1 Menurut ibu, anak-anak harus menyetujui setiap

kesepakatan yang telah dibuat dalam keluarga.

2 Ibu saya berpendapat bahwa saya harus mengikuti

pendapatnya demi kebaikan saya, walaupun saya tidak

menyetujui pendapatnya.

3 Setiap ibu menyuruh saya melakukan sesuatu, ibu berharap

saya langsung melakukannya tanpa bertanya apapun.

4 Jika ada peraturan yang diterapkan dalam keluarga, ibu

menjelaskan alasan dibuatnya peraturan tersebut pada saya.

5 Ibu selalu mendangarkan pendapat saya dan menjelaskan

alasannya setiap kali saya merasa ada peraturan atau

larangan dalam keluarga yang tidak masuk akal.

6 Menurut ibu, saya bebas berpendapat dan melakukan

apapun yang saya inginkan, walaupun pendapat dan

keinginan saya tidak sesuai dengan yang ibu inginkan.

7 Ibu tidak memperkenankan saya untuk bertanya apapun

mengenai keputusan/peraturan yang telah dibuatnya.

8 Ibu saya mengatur segala kegiatan dan keputusan saya

dengan pertimbangan dan disiplin.

9 Menurut ibu, saya harus dipaksa untuk berprilaku sesuai

dengan yang seharusnya anak-anak lakukan.

10 Menurut ibu, saya tidak harus menaati peraturan hanya

karena seorang yang lebih tua telah menetapkannya.

11 Saya bebas berdiskusi dengan ibu saya mengenai

pendapat/keinginan saya apabila saya merasa ada

keputusan ibu yang menurut saya tidak masuk akal.

12 Menurut ibu, orangtua yang bijaksana adalah orangtua

yang menunjukkan siapa “bos” (yang berhak memberi

keputusan) di dalam keluarga.

13 Ibu jarang memberikan saya harapan dan panduan dalam

bertingkah laku.

14 Ibu selalu membuat keputusan sesuai kesepakatan

keluarga.

15 Ibu selalu memberikan arahan dan panduan yang masuk

akal kepada saya.

16 Ibu saya akan sangat marah apabila saya tidak setuju

dengan pendapatnya.

17 Menurut ibu, kebanyakan masalah dalam masyarakat dapat

diselesaikan apabila orang tua tidak melarang aktivitas,

keputusan, dan keinginan anak-anaknya.

18 Ibu selalu memberitahukan harapannya mengenai

bagaimana saya harus bersikap dan berperilaku, dan

apabila saya tidak memenuhinya saya akan dihukum.

19 Menurut ibu, saya bebas berpendapat dan melakukan

apapun yang saya inginkan tanpa ada arahan darinya

20 Ibu mendengarkan pendapat saya sebagai pertimbangan

untuk mengambil kesepakatan dalam keluarga. Namun, ibu

Page 96: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

7

tidak semudah itu memutuskan sesuatu hanya karena

keinginan saya.

21 Ibu saya tidak memandang dirinya sebagai orang yang

bertanggung jawab untuk membimbing dan mengarahkan

tingkah laku saya.

22 Ibu memiliki aturan yang jelas mengenai bagaimana saya

harus berprilaku dalam keluarga, namun ibu tetap

menyesuaikan aturan tersebut dengan kebutuhan saya.

23 Ibu memberikan arahan terhadap tingkah laku dan aktivitas

saya dan ibu mengharapkan saya mengikuti arahannya.

Tetapi, ibu juga selalu bersedia mendengarkan pendapat

saya dan mendiskusikan arahan tersebut dengan saya.

24 Ibu memperbolehkan saya berpendapat tentang peraturan

dalam keluarga, dan ibu juga memperbolehkan saya untuk

memutuskan sendiri hal yang saya ingin lakukan.

25 Menurut ibu, masalah di masyarakat akan terselesaikan

apabila orang tua dapat membatasi aktivitas, keputusan,

dan keinginan anak-anaknya.

26 Jika ibu ingin meminta saya melakukan sesuatu, biasanya

ibu mengatakan langsung pada saya tujuan permintaannya.

27 Ibu memberikan arahan yang jelas terhadap tingkah laku

dan aktivitas saya, namun ibu juga mengerti ketika saya

tidak sependapat dengannya.

28 Ibu saya tidak mengatur prilaku, aktivitas, dan keinginan

saya.

29 Ibu menuntut saya untuk mematuhi perintahnya demi

menghormati tanggungjawabnya.

30 Jika ibu membuat keputusan dalam keluarga yang

menyakiti saya, ibu bersedia untuk membicarakan hal

tersebut dengan saya dan mengakui bahwa ibu telah

melakukan kesalahan.

SELESAI, PASTIKAN TIDAK ADA JAWABAN YANG TERLEWATKAN

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Page 97: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

8

B FIELD TEST

LEMBAR KESEDIAAN

Kepada yang Terhormat Bapak/Ibu,

Saya mahasiswa Magister UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini saya sedang menyusun

Tesis tentang “Pengaruh Pola Asuh Orang tua dan Temperamen Anak terhadap Kecerdasan Emosi

Anak Usia Sekolah” sebagai syarat kelulusan S2.

Dalam penelitian ini, kami memerlukan data mengenai beberapa aspek yang terkait dengan

kecerdasan emosi anak usia 10-12 tahun. Data dikumpulkan melalui kuesioner tertulis. Untuk itu

kami mohon kesediaan Anda menjadi peserta penelitian ini, dengan cara menjawab pernyataan

yang ada dalam lembar kuesioner terlampir. Dalam menjawab kuesioner mungkin Anda akan

menemukan beberapa pernyataan yang menyebabkan ketidaknyamanan psikologis yang berkaitan

dengan diri Anda yang mungkin bersifat pribadi. Namun demikian, sebagai peneliti saya

berkewajiban menjaga kerahasiaan data Anda dan hanya menggunakannya untuk kepentingan

penelitian saja.

Jika Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, kami mengharapkan Anda untuk:

1. Menanda-tangani lembar kesediaan ini pada kolom tanda tangan

2. Menjawab pernyataan-pernyataan pada lembar terlampir

3. Membaca terlebih dahulu instruksi pengisian yang tercantum pada awal setiap bagian

pernyataan yang harus dinilai sehingga jawaban yang Anda berikan sesuai dengan apa yang

diminta

4. Menjawab dengan jujur dan apa adanya, karena jawaban terbaik ialah jawaban yang

menggambarkan diri Anda, bukan pendapat umum.

5. Memastikan behwa setiap pernyataan telah dijawab sehingga tidak ada pernyataan yang

terlewati

6. Hasil penelitian ini akan sangat tergantung pada jawaban yang Anda berikan

Jika Anda memiliki pertanyaan tentang studi ini, Bapak/Ibu dapat menghubungi peneliti Arni

Mabruria melalui HP. 085764618803, yang berada dibawah bimbingan Dr. Risatianti Kolopaking,

M.Si.,Psi melalui 08128010108 di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terima kasih atas kesediaan Anda meluangkan waktu demi membantu terwujudnya proses

penelitian ini. Semoga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya, serta bagi

kesejahteraan masyarakat umumnya.

Menyetujui Hormat saya, Mengetahui,

Kepsek SDIT Darul Muttaqin

( ) Arni Mabruria Drs. Muh. Asy’ari

Hari/Tanggal: ..........................

Page 98: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

9

IDENTITAS DIRI

NAMA IBU

USIA

AGAMA

PENDIDIKAN

PEKERJAAN

INSTRUKSI:

Isilah data diri anda dengan benar

Bacalah setiap pernyataan dengan seksama

Berikanlah Skala Penilaian dengan menggunakan Skala berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Untuk setiap pernyataan di bawah ini, berilah tanda silang (X) yang paling menggambarkan

hubungan Anda dan anak Anda. Selamat menilai!

Contoh:

NO PERNYATAAN Skala Penilaian

STS TS N S SS

2 Anak saya akan marah jika tidak bisa menemukan sesuatu

yang dicarinya.

X

Artinya: Saya setuju bahwa anak saya akan marah jika tidak bisa menemukan sesuatu yang

dicarinya.

Aspek Temperamen Anak

NO PERNYATAAN Skala Penilaian

STS TS N S SS

1 Anak saya merasa nyaman tinggal di rumah

2 Anak saya akan marah jika tidak bisa menemukan sesuatu

yang dicarinya.

3 Anak saya bermain bersama teman seusianya atau sebayanya

4 Anak saya termasuk anak yang aktif (tidak hanya fokus pada

satu aktivitas).

5 Anak saya tetap berbicara pelan dan tenang ketika keputusan

yang saya buat mungkin tidak disetujuinya.

6 Anak saya tidak melaksanakan tanggung jawabnya dengan

baik

7 Anak saya mudah beradaptasi dengan orang yang baru dia

kenal

8 Anak saya tidak menyelesaikan PR nya dengan baik

Page 99: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

10

9 Anak saya merasa malu jika berinteraksi dengan orang yang

tidak dia kenal

10 Anak saya akan marah jika dikoreksi atau diberi masukan

saat ia melakukan kesalahan.

13 Anak saya sering berlari ketika masuk atau keluar rumah

15 Jika anak saya gagal melakukan sesuatu, anak saya tidak

akan mencobanya lagi lain waktu

18 Anak saya tidak mau mengerjakan rutinitas rumah tangga

19 Anak saya terburu-buru saat memasuki ruangan

20 Anak saya akan frustasi jika mengalami kegagalan

21 Anak saya merasa segan atau canggung saat bertemu teman

yang baru dia kenal

22 Anak saya terbiasa menyelesaikan tugas dengan baik

23 Anak saya akan berteriak atau membentak pada orang lain

jika sedang marah

24 Anak saya biasanya berlari /melompat ketika naik atau turun

tangga

25 Anak saya tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik

27 Anak saya menyukai tempat atau suasana baru

28 Anak saya sering pergi kemanapun tanpa seizin saya

29 Anak saya akan mengkritik setiap keputusan yang saya buat

tidak disetujuinya.

30 Anak saya kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya

31 Anak saya lebih memilih bermain dengan orang yang dia

kenal baik

32 Jika sedang marah anak saya bersuara keras atau membentak

35 Anak saya kelihatan terburu-buru setiap melakukan sesuatu

36 Anak saya mudah putus asa saat menemukan kegiatan yang

menurutnya sulit untuk dilakukannya.

37 Anak saya kelihatan murung pada hari-hari tertentu

38 Anak saya merasa tidak nyaman saat berada di rumah orang

lain

SELESAI, PASTIKAN TIDAK ADA JAWABAN YANG TERLEWATKAN

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Page 100: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

11

IDENTITAS DIRI

NAMA

KELAS

USIA

JENIS KELAMIN

INSTRUKSI:

Isilah data diri anda dengan benar

Bacalah setiap pernyataan dengan seksama

Berikanlah Skala Penilaian dengan menggunakan Skala berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Untuk setiap pernyataan di bawah ini, berilah tanda silang (X) yang paling menggambarkan

hubungan anda dan orang tua anda. Selamat menilai!

Contoh:

NO PERNYATAAN Skala Penilaian

STS TS N S SS

2 Saya senang berkenalan dengan orang baru X

Artinya: Saya setuju bahwa saya senang berkenalan dengan orang baru

I. Aspek Kecerdasan Emosi

NO PERNYATAAN Skala Penilaian

STS TS N S SS

2 Saya senang berkenalan dengan orang baru.

3 Saya susah mulai bergaul dengan teman dan suasana baru

saat kenaikan kelas

6 Saya sering merasa sedih.

7 Jika saya menyenangi seseorang, saya akan mengatakan

padanya.

8 Saya bergaul dengan semua orang.

9 Saya sering merasa marah.

10 Teman-teman di sekolah senang bermain bersama saya.

12 Saya sering tidak nyaman dengan diri saya

13 Saya seringkali tidak berpikir terlebih dahulu sebelum

saya melakukan sesuatu.

Page 101: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

12

16 Saya mudah memahami apa yang saya rasakan

17 Saya dapat melakukan kawajiban saya dengan baik

20 Saya mudah menceritakan perasaan saya pada orang lain

22 Saya tipe anak periang

23 Saya pamalas atau tidak giat belajar

26 Saya berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu

29 Saya tidak dapat menceritakan perasaan saya pada orang

lain

30 Saya tidak suka mencoba hal-hal baru

32 Saya dapat menunjukkan perhatian saya pada orang lain

33 Saya sering bingung dengan perasaan saya

34 Saya susah memahami perasaan orang lain

35 Jika saya gagal melakukan sesuatu, saya tidak akan

mencobanya lagi lain waktu

II. Aspek Pola Asuh Orangtua

NO PERNYATAAN Skala Penilaian

STS TS N S SS

1 Ibu saya berpendapat bahwa anak-anak harus menyetujui

setiap keputusan dalam keluarga sama seperti orang tua

lakukan

2 Ibu saya berpendapat bahwa saya harus mengikuti

pendapatnya demi kebaikan saya, walaupun saya tidak

menyetujui pendapatnya.

4 Jika ada peraturan yang diterapkan dalam keluarga , ibu

saya menjelaskan alasan dan kepentingan peraturan kepada

saya

5 Ibu saya selalu mendangarkan pendapat saya dan

menjelaskan alasannya setiap kali saya merasa ada

peraturan atau larangan dalam keluarga yang tidak masuk

akal

6 Ibu saya merasa bahwa saya bebas berpendapat dan

melakukan apapun yang saya inginkan, walaupun pendapat

dan keinginan saya tidak sesuai dengan apa yang ibu saya

inginkan

7 Ibu saya tidak memperkenankan saya untuk bertanya

apapun mengenai keputusan/peraturan yang telah

dibuatnya.

8 Ibu saya mengatur segala kegiatan dan keputusan saya

dengan pertimbangan dan disiplin

9 Ibu saya selalu beranggapan bahwa saya harus dpaksa

untuk berprilaku sesuai dengan apa yang seharusnya anak-

anak lakukan

10 Ibu saya tidak beranggapan bahwa saya perlu menaati

peraturan hanya karena seorang yang lebih tua telah

menetapkannya

12 Ibu saya berpendapat bahwa orangtua yang bijaksana

Page 102: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

13

adalah orangtua yang menunjukkan siapa “bos” (yang

berkuasa) di dalam keluarga

13 Ibu saya jarang memberikan saya harapan dan panduan

dalam bertingkah laku

14 Ibu saya membuat keputusan sesuai kesepakatan keluarga

15 Ibu saya memberikan arahan dan panduan yang masuk akal

kepada saya

16 Ibu saya akan sangat marah apabila saya tidak setuju

dengan pendapatnya

18 Ibu saya memberitahukan harapannya mengenai

bagaimana saya harus bersikap dan berperilaku, dan

apabila saya tidak memenuhinya saya akan dihukum

19 Ibu saya memperbolehkan saya untuk memutuskan hal-hal

untuk diri saya sendiri tanpa ada arahan darinya

20 Ibu saya mendengarkan pendapat saya sebagai

pertimbangan untuk mengambil kesepakatan dalam

keluarga. Namun, ibu tidak semudah itu memutuskan

sesuatu hanya karena keinginan saya

21 Ibu saya tidak memandang dirinya sebagai orang yang

bertanggung jawab untuk membimbing dan mengarahkan

tingkah laku saya

22 Ibu saya memiliki aturan yang jelas mengenai bagaimana

saya harus berprilaku dalam keluarga, namun ibu tetap

menyesuaikan aturan tersebut dengan kebutuhan saya

23 Ibu saya memberikan arahan terhadap tingkah laku dan

aktivitas saya dan ibu mengharapkan saya mengikuti

arahannya. Tetapi, ibu juga selalu bersedia untuk

mendengarkan pendapat saya dan mendiskusikan arahan

tersebut dengan saya

24 Ibu saya memperbolehkan saya berpendapat tentang

peraturan dalam keluarga, dan ibu juga memperbolehkan

saya untuk memutuskan sendiri hal yang saya ingin

lakukan

25 Ibu saya berpendapat bahwa masalah di masyarakat akan

terselesaikan apabila orang tua dapat membatasi aktivitas,

keputusan, dan keinginan anak-anaknya

26 Jika ibu ingin memerintah/menyuruh saya melakukan

sesuatu, biasanya ibu mengatakan langsung pada saya

tujuan perintah/suruhannya.

27 Ibu saya memberikan arahan yang jelas terhadap tingkah

laku dan aktivitas saya, namun mereka juga mengerti

ketika saya tidak sependapat dengannya.

28 Ibu saya tidak mengatur prilaku, aktivitas, dan keinginan

saya

29 Ibu saya menuntut saya untuk mematuhi perintahnya demi

menghormati kekuasaan mereka

SELESAI, PASTIKAN TIDAK ADA JAWABAN YANG TERLEWATKAN

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Page 103: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

14

B1 Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Kecerdasan Emosi

Page 104: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

15

B2 Hasil Analisis Konfirmatorik Pola Asuh

AUTHORITARIAN

Tabel Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Authoritarian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1

2 1

3 1

4 1

5 1

6 V V 1

7 V V V 1

8 V 1

9 V 1

10 V V V 1

Page 105: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

16

PERMISSIVE

Tabel Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Permissive

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1

2 1

3 1

4 V 1

5 V 1

6 V 1

7 V V V 1

8 V V 1

9 V 1

10 1

Page 106: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

17

AUTHORITATIVE

Tabel Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Authoritative

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1

2 1

3 V 1

4 1

5 1

6 V 1

7 V V V 1

8 V V V 1

9 V 1

10 V 1

Page 107: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

18

B3 Hasil Analisis Konfirmatorik Temperamen

NEGATIF REACTIVITY

Tabel Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran NR

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1

2 1

3 1

4 1

5 V 1

6 V V 1

7 1

8 V V 1

9 V V V 1

Page 108: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

19

TASK PERSISTENCE

Tabel Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Item TP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1

2 1

3 1

4 1

5 V V 1

6 1

7 V 1

8 V V V 1

9 V V V 1

10 V V 1

11 V 1

12 V V V 1

Page 109: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

20

APPROACH

Tabel Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Approach

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 1

2 1

3 1

4 1

5 V V 1

6 V 1

7 V 1

8 V 1

9 V V V 1

10 V 1

11 V V 1

Page 110: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

21

ENERGY

Tabel Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran Energy

1 2 3 4 5 6

1 1

2 V 1

3 1

4 1

5 1

6 1

Page 111: TESIS Diajukan kepada Magister Psikologi untuk memenuhi …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46342... · 2019-07-29 · Tesis yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh

22

C Hasil Statistik Uji Kontribusi Varians IV terhadap DV

Model Summary

Independent

Variable R Square

R Square

Change F Hitung df1 df2 Signifikan

Authoritarian .007 .007 .936 1 124 .335

Permissive .035 .002 .282 1 122 .596

Authoritative .032 .025 3.158 1 123 .078

Negative Reactivity .036 .001 .128 1 121 .721

Task Persistence .051 .015 1.950 1 120 .165

Approach .065 .014 1.778 1 119 .185

Energy .066 .001 .092 1 118 .762

a. Predictors: (Constant), Authoritarian

b. Predictors: (Constant), Authoritarian, Permissive

c. Predictors: (Constant), Authoritarian, Permissive, Authoritative

d. Predictors: (Constant), Authoritarian, Permissive, Authoritative, Negative Reactivity

e. Predictors: (Constant), Authoritarian, Permissive, Authoritative, Negative Reactivity, Task

Persistence

f. Predictors: (Constant), Authoritarian, Permissive, Authoritative, Negative Reactivity, Task

Persistence, Approach

g. Predictors: (Constant), Authoritarian, Permissive, Authoritative, Negative Reactivity,

Task Persistence, Approach, Energy